SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
Baixar para ler offline
JAM’UL QUR’AN WA
KITABATUHU
OLEH :
Kelompok IV
Ahmad Junaid
Rahmatiah
Khusnul Khotimah
Sri Arniwati
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2012
JAM’UL QUR’AN WA
KITABATUHU
OLEH :
Kelompok IV
Ahmad Junaid
Rahmatiah
Khusnul Khotimah
Sri Arniwati
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
kehendak-Nyalah sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.Salam dan shalawat kita kirimkan kepada nabi besar Rasulullah
Muhammad SAW yang membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang
terang benderang.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Jam‟ul qur‟an wa
kitabatuhu” adalah untuk menjelaskan tentang bagaimana proses penyampaian,
pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-
Qur‟an.
Penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari
pihak-pihak lain. Oleh sebab itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Syamsul Qamar selaku dosen mata kuliah Ilmu Al Quran yang telah
memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada kami untuk membuat
makalah ini, sehingga kami lebih mengetahui bagaimana proses
penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga
menjadi mushaf al-Qur‟an.
1. Ayah dan ibu tercinta yang banyak memberikan dorongan dan
bimbingannya kepada kami, yang senang tiasa mendoakan kami dalam
keadaan sehat.
2. Teman-teman kami yang telah memberikan bantuan baik secara moral
maupun spiritual.
3. Semua pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun
tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum
seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini, bahwa
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mohan maaf atas
kekurangan dari makalah kami.
Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat membantu dalam kegiatan
belajar mengajar dan kita lebih mengetahui proses penyampaian, pencatatan,
pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur‟an. Saran dan
pendapat sangat saya harapkan demi untuk menjadikan makalah ini lebih baik
lagi.
Samata, 03 Desember 2012
PENYUSUN
KELOMPOK IV
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 2
C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian Jam’ul al-Qur’an ....................................................... 3
B. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Nabi .................................. 4
C. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Khulafa’ al-Rasyidun......... 5
D. Usaha lanjutan Pengumpulan dan Pemeliharaan Al Quran ........ 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................. 12
B. Implikasi....................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an merupakan sumber rujukan utama yang menempati posisi
sentral bagi seluruh disiplin ilmu ke Islaman. Kitab suci ini, di samping menjadi
al-huda (petunjuk), juga sebagai al-bayyinah (penjelas) serta menjadi al-furqan
(pemisah antara yang benar dan yang salah) yang diturunkan dalam kurun waktu
kurang lebih 23 tahun lamanya.
Pengumpulan dan penyusunan al-Qur‟an dalam bentuk seperti saat ini,
tidak terjadi dalam satu masa, tapi berlangsung beberapa tahun atas upaya
beberapa orang dan berbagai kelompok.
Cara lazim dalam menjaga al-Qur‟an pada masa Nabi dan Sahabat adalah
dengan hafalan ( al-jan‟ fi sudur). Hal ini selain karena masih banyak sahabat
yang buta huruf, juga karena hafalan orang Arab ketika itu terkenal kuat. Bisa
dimaklumi jika pencatatan al-Qur‟an belum merupakan alat pemeliharaan yang
handal, karena dari segi teknis, alat-alat tulis ketika itu masih sangat sederhana
dan rawan terhadap kerusakan. Bahan tempat menulis berasal dari pelepah-
pelepah kurma dan tulang-belulang yang gampang lapuk dan patah, tinta yang
mudah luntur, dan alat tulis yang sangat sederhana.
Seiring perjalanan waktu dalam sejarah, mulai diturunkannya al-Qur‟an
hingga wafatnya Rasulullah saw. sampai kepada periode Khulafa‟ al-Rasyidun,
masing-masing periode memiliki cara dan metode dalam memelihara dan
mengumpulkan al-Qur‟an.
Dari hal tersebut di atas, maka menarik untuk dikaji, khususnya aspek
sejarah dari proses pengumpulan al-Qur‟an pada masa Rasulullah saw sampai
pada masa sahabat, dan juga usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur‟an pasca
Khulafa‟ al-Rasyidun.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
penyusun mencoba mengemukakan beberapa permasalahan pokok berkaitan
dengan materi makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian Jam‟ul al-Qur‟an?
2. Bagaimana pengumpulan al-Qur‟an pada masa Nabi Muhammad saw?
3. Bagaimana pengumpulan al-Qur‟an pada masa Khulafa‟ al-Rasyidun?
4. Bagaimana usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur‟an pasca Khulafa‟ al-
Rasyidun?
C. Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian Jam‟ul Qur‟an.
2. Untuk memahami pengumpulan al-Qur‟an pada masa Nabi Muhammad
saw.
3. Untuk memahami pengumpulan al-Qur’an pada masa Khulafa‟ al-
Rasyidun.
4. Untuk memahami usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur‟an pasca Khulafa‟
al-Rasyidun.
Sementara kegunaan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Kegunaan ilmiah; mengkaji secara dalam tentang pengertian al-Qur‟an,
pencatatan dan pengumpulannya pada masa Nabi, Khulafa‟ al-Rasyidun,
dan pasca Khulafa‟ al-Rasyidun.
2. Kegunaan praktis; mempertebal keyakinan umat Islam dalam meyakini
al-Qur‟an sebagai Kitab Suci yang diturunkan dari sisi Yang Mahasuci,
sehingga tidak ada kekurangan atau kecelaan-kecelaan padanya sehingga
hal ini akan memberikan dorongan penuh keyakinan pada umat Islam
untuk mengimplementasikan tiap-tiap ajaran al-Qur‟an dalam
kehidpannya secara penuh tidak ada keraguan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jam’ul al-Qur’an
Kata al-Jam‟u berasal dari kata ”Jama‟a - Yajma‟u - Jam‟an” yang
berarti pengumpulan atau penghimpunan. Adapun makna al-Qur‟an
menurut bahasa, kata qur‟an adalah bentuk masdar (kata benda verbal) dari
qara‟a yang berarti membaca, baik membaca dengan melihat tulisan
ataupun secara menghafal. Jadi Jam‟ul Qur‟an berarti upaya mengumpulkan
al-Qur‟an yang berserakan untuk diteliti dan diselidiki.
Menurut Mardan, yang dimaksud dengan ’pengumpulan’
(pengkodifikasian) al-Qur‟an di kalangan ulama adalah salah satu dari dua
pengertian berikut :
1. Jam‟ul Qur‟an dalam arti hifz}uhu (menghafalnya dalam hati).
Inilah makna yang dimaksudkan dalam firman Allah, QS. Al-
Qiyamah, 75: 16-19 kepada Nabi. Nabi senantiasa menggerak-
gerakkan kedua bibir dan lidahnya untuk membaca al-Qur‟an,
ketika diturunkan kepadanya sebelum Jibril selesai membacakanya,
karena ingin menghafalnya.
2. Jam‟ul Qur‟an dalam arti kitabatuhu kullihi (penulisan al-Qur‟an
semuanya). Ini dimaksudkan adalah baik dengan memisah-misahkan
ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menertibkan ayat-ayat semata;
baik setiap surah ditulis dalam suatu lembaran secara terpisah,
ataupun menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya dalam lembaran-
lembaran yang terkumpul, yang menghimpun semua surah, yang
sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain.
Sebagian besar literatur yang membahas tentang ilmu-ilmu
al-Qur‟an menjelaskan bahwa Jam‟ul Qur‟an meliputi proses
penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi
hingga menjadi mushaf al-Qur‟an.
B. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Nabi
Kodifikasi atau pengumpulan al-Qur‟an telah dimulai sejak zaman
Rasulullah saw., bahkan telah dimulai sejak masa-masa awal turunnya al-
Qur‟an. Sebagaimana diketahui, al-Qur‟an diturunkan secara berangsur-
angsur, hal ini disesuaikan dengan keadaan Rasulullah dan agar lebih mudah
untuk menghafalnya baik oleh Nabi maupun para sahabat.
Pengumpulan ayat-ayat al-Qur‟an di masa Nabi saw. terbagi atas
dua kategori:
1. Pengumpulan al-Qur‟an dalam dada.
Al-Qur‟an diturunkan kepada Rasulullah saw, di mana beliau dikenal
seorang ummi (tidak dapat membaca dan menulis). Oleh karenanya setiap
ayat al-Qur‟an diturunkan, beliau hanya menghafal dan menghayatainya
agar penguasaannya terhadap al-Qur‟an persis sebagaimana aslinya. Dan
setelah itu, beliau membacakannya kepada sahabat dan ummatnya sejelas
mungkin dan memerintahkan kepada mereka untuk dapat menghafal dan
memantapkannya. Hal ini persis dengan janji Allah dalam QS. Al-Qiyamah
(75):16-19.
Para sahabat langsung menghafal al-Qur‟a>n tersebut di luar kepala setiap
kali Rasulullah saw. menyampaikan wahyu kepada mereka. Hal ini bisa
mereka lakukan dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang Arab
yang menjaga peninggalan nenek moyang mereka dengan cara hafalan.
Manna’ al-Qattan mengutip hadis dari kitab S{hahih Bukhari tentang tujuh
hafidz, melalui tiga riwayat. Mereka adalah Abdullah bin Mas’ud, Salim bin
Ma’qal, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin S|abit, Abu Zaid bin
Sakan dan Abu Darda’.
2. Pemeliharaan al-Qur‟an dengan tulisan
Walaupun Nabi Muhammad saw dan para sahabat menghafal ayat-ayat
al-Qur‟an secara keseluruhan, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu
Ilahi beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah
menginformasikan bahwa setiap ayat yang turun Rasulullah memanggil
sahabat sahabat yang dikenal pandai menulis. Rasulullah mengangkat
beberapa penulis wahyu seperti Ali, Muawiyah, Ubay bin Ka’ab dan Zaid
bin S|abit. Bila ayat turun, ia memerintahkan mereka menuliskannya dan
menunjukkan di mana tempat ayat tersebut dalam surat. Ayat- ayat al-
Qur‟an mereka tulis pada pelepah kurma, lempengan batu, kulit dan tulang
binatang.
Tulisan-tulisan al-Qur‟an pada masa Nabi tidak terkumpul dalam satu
mushaf. Biasanya yang ada di tangan seorang sahabat misalnya belum tentu
dimiliki oleh yang lainnya. Menurut para ulama, di antara sahabat yang
menghafal seluruh isi al-Qur‟an ketika Rasulullah masih hidup adalah Ali
bin Abi Thalib, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan
Abdullah bin Mas’ud.
Al–Zarqani menyebutkan dalam kitabnya Manahil al-Irfan bahwasanya
faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga al-Qur‟an tidak dibukukan pada
masa Nabi adalah sebagai berikut:
a. Sarana tulis menulis pada waktu itu sangat minim dan sangat susah
mendapatkannya.
b. Nabi senantiasa menunggu keberlanjutan wahyu karena adanya
ayat-ayat yang dinasakh setelah diturunkannya.
c. Ayat-ayat tidak diturunkan sekaligus.
d. Ayat-ayat al-Qur‟an turun pada umumnya sebagai jawaban dari
suatu pertanyaan atau kondisi masyarakat sehingga tidak turun
dalam keadaan tersusun ayatnya.
Dengan melihat penjelasan tersebut di atas, maka jelaslah bahwa sejak
zaman Rasulullah telah terjadi pengumpulan al-Qur‟an walaupun tulisan tersebut
belum dalam bentuk mushaf seperti sekarang, tetapi ini cukup menjadi bukti
bahwa sudah ada penulisan al-Qur‟an pada saat itu.
C. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Khulafa’ al-Rasyidun
1. Pengumpulan al-Qur‟an pada Masa Abu Bakar
Rasulullah saw berpulang kerahmatullah setelah beliau menyampaikan
risalah dan menyampaikan amanat serta memberi petunjuk kepada
umatnya untuk menjalankan agama yang lurus. Setelah beliau wafat,
kekhalifahan dipegang oleh Abu Bakar al-Siddiq r.a. Pada masa
pemerintahannya, ia banyak menghadapi masalah di antaranya memerangi
orang-orang yang murtad, serta memerangi pengikut Musailamah al-
Kazzab yang mengaku sebagai nabi.
Ketika terjadi perang Yamamah, banyak kalangan sahabat penghafal al-
Qur‟an dan ahli bacanya yang gugur. Jumlahnya lebih 70 orang huffadz
ternama. Melihat banyaknya penghafal al-Qur‟an yang gugur, Umar
merasa prihatin lalu beliau menemui Abu Bakar dan berkata: “Telah
banyak di antara para huffadz dan qurra‟ yang gugur dalam medan
pertempuran, aku khawatir akan gugur pula yang lainnya, sehingga hilang
apa yang tersimpan dalam dada mereka dan lenyaplah ayat-ayat al-Qur‟an
itu. Menurut pendapatku, baiklah kiranya jika engkau memerintahkan agar
al-Qur‟an dikumpulkan. Pada awalnya Abu Bakar ragu, karena hal
tersebut tidak pernah dilakukan oleh Nabi. Namun setelah dijelaskan oleh
Umar tentang nilai positifnya, ia kemudian menerima usul tersebut.
Zaid bin Tsabit adalah orang yang ditunjuk Abu Bakar untuk
mengumpulkan al-Qur‟an dalam satu mushaf. Adapun alasan penunjukan
Zaid oleh karena beliau berusia muda, berintelegensi tinggi dan
pekerjaannya di masa Nabi sebagai penulis wahyu.
Meskipun pada awalnya Zaid bin Tsabit juga ragu namun pada akhirnya ia
bersedia melaksanakan hal tersebut. Atas kesediaan Zaid bin Tsabit,
dibuatlah sebuah panitia yang diketuainya, sedang anggotanya adalah
Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan.
Dalam menjalankan tugasnya, berbagai metode dilakukan untuk
mengumpulkan al-Qur‟an. Diantaranya mengumpulkan tulisan-tulisan al-
Qur‟an dari para sahabat, mencocokkan dengan hafalan para sahabat,
ataupun menghadirkan dua orang saksi yang menyaksikan bahwa
pembawa al-Qur‟an itu telah mendengarnya dari lisan Rasulullah saw.
Zaid bin Sabit mengumpulkan al-Qur‟an dari pelepah kurma, kepingan-
kepingan batu, dan dari hafalan para penghafal, sampai akhirnya dia
mendapatkan akhir surah at-Taubah ayat 128 berada pada Abu Khuzaimah
al-Ansari, yang tidak di dapatkan pada orang lain, yang berbunyi :
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu
sendiri….” hingga akhir surah. Setelah selesai dikumpulkan, ia di tangan
Abu Bakar. Setelah ia wafat, mushaf itu berpindah kepada Umar hingga
wafatnya, kemudian ke tangan Hafsah, putri Umar. Sesudahnya, Utsman
memintanya dari Hafsah. Dengan demikian, Abu Bakar adalah orang
pertama yang mengumpulkan al-Qur‟an dalam satu mushaf. Dengan cara
seperti inilah Zaid mengumpulkan ayat-ayat dan surah-surah al-Qur‟an
dan mengumpulkannya yang sebelumnya terpisah-pisah.
Masa pengumpulan al-Qur‟an ini terlihat sangat singkat. Sebagaimana
diketahui, Abu Bakar hanya memerintah kekhalifaan Islam ketika itu
selama kurang lebih dua tahun mulai Rabi’ul Awwal 11 H sampai Jumadil
Tsani 13 H.. Sementara Zaid melalui tugasnya setelah peperangan
Yamamah (bulan ketiga tahun 12 H). Hal ini berarti bahwa waktu yang
tersisa bagi Zaid hanya 15 bulan.
Al-Zarqani mengemukakan bahwa mushaf yang disusun pada masa Abu
Bakar hanyalah penulisan urutan-urutan ayat-ayatnya saja tanpa mengurut
surah-surahnya.
Demikianlah pengumpulan al-Qur‟an pada masa kekhalifahan Abu Bakar,
yang dilakukan dengan berbagai metode dalam rangka menjaga validitas
dan keutuhan al-Qur‟an.
Para ulama’ berpendapat bahwa penamaan al-Qur‟an dengan “mushaf”
baru muncul sejak saat itu, yakni pada saat Abu Bakar mengumpulkan al-
Qur‟an. Ali bin Abi Thalib berkata, orang yang paling besar pahalanya
dalam hal mushaf ialah Abu Bakar. Semoga Allah melimpahkan rahmat-
Nya kepadanya. Dialah yang pertama mengumpulkan Kitab Allah.
Pengumpulan ini dinamakan “Pengumpulan Kedua”.
2. Pengumpulan al-Qur‟an pada Masa Utsman bin Affan
Ketika Utsman bin Affan memegang kekhalifahan, dan para sahabat
berpencar keberbagai daerah dan masing-masing membawa bacaan yang
didengarnya dari Rasulullah saw. serta di antara mereka ada yang memiliki
bacaan yang tidak dimiliki oleh lainnya, orang-orang berbeda pendapat
dalam bacaan. Setiap pembaca (qari‟) mengunggulkan bacaannya dan
menyalahkan bacaan qari‟ lainnya sehingga permasalahan tersebut
menjadi besar, perselisihanpun semakin memuncak.
Sebagaimana yang digambarkan dalam sejarah, bahwa sekembalinya
Huzaifah bin al-Yaman dari peperangan menaklukkan daerah Armenia dan
Azerbaijan, ia mengutarakan kekhawatiran kepada khalifah Usman bin
Affan tentang perbedaan bacaan al-Qur‟an di kalangan kaum muslimin.
Mihsan menggambarkan bahwa penduduk Syam memakai bacaan Ubay
bin Ka’ab, penduduk Kuffah memakai bacaan Abdullah bin Mas’ud dan
penduduk lainnya memakai bacaan Abu Musa Al-Asy’ari. Cara-cara
pembacaan al-Qur‟an yang mereka bawakan berbeda-beda sejalan dengan
perbedaan huruf yang dengan al-Qur‟an diturunkan. Apabila mereka
berkumpul pada suatu pertemuan, atau di suatu medan pertempuran,
sebagian mereka merasa heran akan adanya perbedaan qira’at itu.
Atas kejadian tersebut, Utsman kemudian bermusyawarah dengan para
sahabat mengenai apa yang harus dilakukan. Dalam musyawarah tersebut
Utsman dan para sahabat bersepakat untuk menyalin kembali Mushaf al-
Qur‟an yang ada pada tangan Hafsah untuk dijadikan rujukan apabila
terjadi perselisihan tentang cara membaca al-Qur‟an. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Usman menunjuk satu tim yang terdiri dari Zaid bin Tsabit,
Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash dan Abdul Rahman bin Haris bin
Hasyim.
Setelah kumpulan tulisan itu sampai ketangan Utsman, ia kemudian
menugaskan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-Ash dan
Abdul Rahman bin al-Harits bin Hisyam untuk menyalin shuhuf-shuhuf
tersebut kedalam beberapa mushaf. Proses penyalinan lembaran tersebut
ke dalam mushaf disertai dengan perintah Utsman bahwa apabila terdapat
perbedaan atas beberapa tulisan dalam lembaran tersebut, maka tulislah
dalam bahasa Quraisy dengan alasan bahwa al-Qur‟an diturunkan dengan
lisan (bahasa) Quraisy.
Ladjnah yang dibentuk oleh Usman itu menyelesaikan usahanya pada
tahun 25 Hijriyah, atau pada tahun 30 Hijriyah setelah delapan tahun
tampuk pemerintahan dipegang oleh Usman ibn Affan. Menurut dugaan,
besar sekali kemungkinan, bahwa pekerjaan tersebut diselesaikan antara
25 H dan 30 H itu.
Mushaf yang disusun pada masa khalifah Usman bin Affan ini lebih
lengkap jika dibandingkan dengan mushaf pada masa khalifah Abu Bakar.
Al-Zarqani menjelaskan bahwa mushaf Usmani telah dilengkapi
penulisannya selain tertib urutan ayat, juga sudah ada urutan-urutan surah.
Al-Zarkasyi menjelaskan hasil kerja tersebut berwujud empat mushaf al-
Qur‟an. Tiga diantaranya di kirim ke Syam, Kuffah dan Basrah dan satu
mushaf ditinggalkan di Madinah untuk pegangan khalifah yang kemudian
dikenal dengan al-Mushaf al-Imam. Agar persoalan silang pendapat
mengenai bacaan dapat diselesaikan dengan tuntas, maka Utsman
memerintahkan semua mushaf yang berbeda dengan hasil kerja panitia
yang empat itu dibakar. Umat pun menerima perintah itu dengan patuh,
sedang qira’at dengan enam huruf lainnya ditinggalkan. Keputusan ini
tidak salah, karena qira’at dengan tujuh huruf itu tidak wajib.
Dalam pada itu, latar belakang dibukukannya pada periode itu, karena
Utsman bin Affan melihat banyak perbedaan cara-cara membaca al-
Qur‟an. Sebagian bacaan itu bercampur dengan kesalahan; tetapi masing-
masing mempertahankan dan berpegang pada bacaannya, serta menentang
setiap orang yang menyalahi bacannya dan bahkan mereka saling
mengkafirkan. Para sahabat amat memprihatinkan kenyataan ini karena
takut kalau-kalau perbedaan itu akan menimbulkan penyimpangan dan
perubahan.
Dengan usahanya itu, Usman telah berhasil menghindarkan timbulnya
fitnah dengan mengikis sumber perselisihan serta menjaga al-Qur‟an dari
perubahan dan penyimpangan sepanjang zaman.
3. Perbedaan antara pengumpulan Abu Bakar dengan Utsman
Motif Abu Bakar adalah kekhawatiran beliau akan hilangya al-Qur‟an
karena banyaknya huffazh yang gugur dalam peperangan. Sedang motif
Utsman untuk mengmpulkan al-Qur‟an adalah karena banyak perbedaan
dalam cara-cara membaca al-Qur‟an yang disaksikannya sendiri di
daerah-daerah dan mereka saling menyalahkan satu sama lainnya. Jadi
keduanya memiliki semagat yang sama dalam hal ini meskipun cara-cara
yang ditempuh berlainan karena memang tantangan yang dihadapi
keduanya berbeda.
Pengumpulan al-Qur‟an oleh Abu Bakar ialah memindahkan semua
tulisan al-Qur‟an yang semula bertebaran pada kuli-kulit binatang, tulang-
belulang, dan pelepah kurma, kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf.
Sedang pengumpulan yang dilakukan oleh Utsman adalah menyalinnya
dalam satu bahasa (bahasa Quraisy). Dalam usahanya, Utsman telah
berhasil menghindarkan terjadinya fitnah dan mengikis sumber
perselisihan serta menjaga al-Qur‟an dari penambahan dan penyimpangan
sepanjang zaman, serta mencetaknya menjadi satu mushaf yang baku,
yang dikenal dengan nama Mushaf Utsmani.
Intinya pada periode Khulafa‟ al-Rasyidun, masalah pengumpulan teks
al-Qur‟an sudah berlangsung bahkan jauh sebelum itu yakni ketika Nabi
masih hidup meski dalam tahapan yang lebih sederhana. Periode
selanjutnya Khalifah Utsman bin Affan telah menyempurnakan tahapan
itu.
D. Usaha Lanjutan Pengumpulan dan Pemeliharaan al-Qur’an Pasca Khulafa’
al-Rasyidun
Setelah periode Khalifah Utsman, pemeliharaan al-Qur‟an di kalangan
umat Islam semakin diperketat dengan teliti dan hati-hati. Naskah-naskah al-
Qur‟an yang dikirim ke negara-negara Islam pada masa pemerintahannya, disalin
kembali oleh umat Islam dengan penuh kehati-hatian dengan tulisan yang lebih
indah dan rapi sesuai dengan perkembagan khat Arab.
Abdul Aziz bin Marwan, seorang Gubernur Mesir setelah menulis mushaf
al-Qur‟an, ia menyuruh umat Islam memeriksanya seraya berkata, “siapa yang
dapat menunjukkan barang sesuatu kesalahan dalam tulisan ini, akan diberikan
kepadanya seekor kuda dan 30 dinar.” Di antara yang mmeriksa itu ada seorang
qari‟ yang dapat menunjukkan suatu kesalahan, yaitu kata “naj’ah”, padahal yang
sebenarnya “na’jah”, QS. Al-S{had, 38:23.
Dengan adaya huruf cetak yang memahami huruf Arab, maka dapat
pulalah al-Qur‟an dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1694 M., di Kota
Hanburg Jerman. Setelah Guthenberg (1397-1468 M) berhasil menciptakan mesin
cetak dengan menggunkan huruf bergerak pada pertengahan abad ke-15 M.
Dengan demikian umat muslim bisa menikmati teknologi cetak dalam penulisan
teks al-Qur‟an pada abad ke-17 M.
Sehubungan dengan penelitian mushaf-mushaf di Indonesia, Pemerintah
Indonesia telah membentuk suatu panitia yang bernama Lajnah Pentashhih
Mushaf al-Qur‟an yang bertugas memeriksa dan mentashhih naskah-naskah al-
Qur‟an yang akan dicetak atau yang telah dicetak. Bahkan Indonesia memiliki
mushaf al-Qur‟an Pusaka yang berukuran 1 x 2 meter, yang ditulis dengan tulisan
tangan oleh para ahli khat di Indonesia, di mana penulisannya di mulai dari tahun
1958-1960.
Sekilas fakta ini sudah cukup menjadi bukti bahwa Indonesia sebagai
negara terbesar berpenduduk muslim di dunia juga memiliki perhatian dan
kepedulian yang cukup besar terhadap eksistensi al-Qur‟an sebagai Kitab Suci
dan Sumber Hukum, dan sekaligus memiliki semangat untuk menjaga dan
memelihara kemurnian dan keontentikan al-Qur‟an.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Jam‟ul Qur‟an adalah proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan
catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur‟an.
2. Bahwa pengumpulan al-Qur‟an terjadi pada tiga masa, di mana masing-
masing dilatarbelakangi oleh peristiwa yang berbeda, terkhusus latar
belakang pengumpulan al-Qur‟an dimasa Rasulullah saw. adalah untuk
menjaga kesempurnaan al-Qur‟an selama proses diturunkannya.
3. Di masa kekhalifahan Abu Bakar di latar belakangi oleh peristiwa perang
Yamamah di mana para sahabat huffadz banyak yang syahid dalam
peperangan tersebut. Dan terakhir pada masa kekhalifan Utsman, pada
masa ini terjadi perselisihan terhadap perbedaan bacaan di kalangan umat
yang berujung pada saling menyalahkan bahkan muncul pertikaian dan
pengkafiran. Olehnya itu Utsman kemudian berinisiatif untuk
mengumpulkan al-Qur‟an menjadi satu mushaf yang menjadi pegangan
bersama oleh semua umat Islam pada masa itu.
4. Setelah periode Khalifah Utsman, pemeliharaan al-Qur‟an di kalangan
umat Islam semakin diperketat dengan sangat teliti dan hati-hati. Untuk
pertama kalinya al-Qur‟an dicetak pada tahun 1694 M., di Kota Hanburg
Jerman. Pemerintah Indonesia sendiri juga memiliki perhatian dan
kepedulian yang serius dalam hal pemeliharaan mushaf al-Qur‟an.
B. Implikasi
Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman baru
terkait pengertian al-Qur‟an, pencatatan dan pengumpulannya pada masa Nabi,
Khulafa‟ al-Rasyidun, dan pasca Khulafa‟ al-Rasyidun. Pemahaman terkait
dengan hal ini perlu ditingkatkan mengingat pentingnya posisi al-Qur‟an sebagai
kitab wahyu, penuntun, dan petunjuk umat. Keyakinan yang kuat terhadapnya
akan melahirkan bentuk-bentuk pengamalan agama yang lurus tanpa cacat.
Karena al-Qur‟an diyakini sebagai kitab yang sempurna.
Keraguan-keraguan terhadap al-Qur‟an khususnya terkait pencatatan dan
pengumpulannya bisa diperkecil dengan mempelajari ilmu-ilmu yang terkait
dengan al-Qur‟an itu sendiri. „Ulum al-Qur‟an akan mengantarkan setiap
orang dalam upaya memahami al-Qur‟an secara komprehensif, dan kiranya
tema makalah ini juga diharapkan mampu mengisi bagian-bagian fungsi itu.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’rifat, Muhammad Hadi. Sejarah al-Qur‟an, terj. Thoha Musawa. Cet. II;
Jakarta: Al-Huda, 2007.
Shihab, Quraish, et. al. Sejarah dan Ulumul Qur‟an. Cet. I; Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1999.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah pornografi dan pornoaksi
Makalah pornografi dan pornoaksiMakalah pornografi dan pornoaksi
Makalah pornografi dan pornoaksi
Aba Abdillah
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Albaar Rubhasy
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Arya D Ningrat
 
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
UIN Alaluddin Makassar
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
Musyfi'ah Musyfi'ah
 

Mais procurados (20)

Makalah pornografi dan pornoaksi
Makalah pornografi dan pornoaksiMakalah pornografi dan pornoaksi
Makalah pornografi dan pornoaksi
 
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam IalamMenyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
Menyeimbangkan Iman, Ilmu dan Amal dalam Ialam
 
Data Warehousing and OLAP I
Data Warehousing and OLAP IData Warehousing and OLAP I
Data Warehousing and OLAP I
 
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi InformasiMetodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Metodologi Penelitian pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
 
Etika Islam Dalam Bisnis
Etika Islam Dalam BisnisEtika Islam Dalam Bisnis
Etika Islam Dalam Bisnis
 
Paper Politik islam dan sejarahnya
Paper Politik islam dan sejarahnyaPaper Politik islam dan sejarahnya
Paper Politik islam dan sejarahnya
 
Etika Moral dan Ahklak
Etika Moral dan Ahklak Etika Moral dan Ahklak
Etika Moral dan Ahklak
 
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKAMAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
MAKALAH AGAMA AKHLAK , MORAL DAN ETIKA
 
Makalah tentang syirik
Makalah tentang syirikMakalah tentang syirik
Makalah tentang syirik
 
Penciptaan Manusia menurut Al-QUran
Penciptaan Manusia menurut Al-QUranPenciptaan Manusia menurut Al-QUran
Penciptaan Manusia menurut Al-QUran
 
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
 
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
Makalah Ilmu Hadits (Sejarah Pekembangan Hadits)
 
Software Requirement Specification SRS
Software Requirement Specification SRSSoftware Requirement Specification SRS
Software Requirement Specification SRS
 
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis
 
metode keilmuan dakwah
 metode keilmuan dakwah metode keilmuan dakwah
metode keilmuan dakwah
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Presentasi Tesis
Presentasi TesisPresentasi Tesis
Presentasi Tesis
 
fiil,isim,huruf
fiil,isim,huruffiil,isim,huruf
fiil,isim,huruf
 
AKHLAK
AKHLAKAKHLAK
AKHLAK
 
Proses Data Mining
Proses Data MiningProses Data Mining
Proses Data Mining
 

Destaque (7)

MAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'AN
MAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'ANMAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'AN
MAKALAH PEMBUKUAN DAN PENERJEMAHAN AL-QUR'AN
 
Sejarah perkembangan tafsir di indonesia
Sejarah perkembangan tafsir di indonesiaSejarah perkembangan tafsir di indonesia
Sejarah perkembangan tafsir di indonesia
 
Sejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al QuranSejarah Kodfikas Al Quran
Sejarah Kodfikas Al Quran
 
Makalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'anMakalah ulumul qur'an
Makalah ulumul qur'an
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Utsman bin affan
Utsman bin affanUtsman bin affan
Utsman bin affan
 
Power point alquran
Power point alquranPower point alquran
Power point alquran
 

Semelhante a Makalah q

Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Nur Alfiyatur Rochmah
 
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
juniska efendi
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Akram Atjeh
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Riyan Smart
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Riyan Smart
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
juniska efendi
 

Semelhante a Makalah q (20)

Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docxStudi Pendidikan Al-Qur'an.docx
Studi Pendidikan Al-Qur'an.docx
 
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdfStudi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
Studi Pendidikan Al-Qur'an.pdf
 
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docxMAKALAH AL-QUR'AN.docx
MAKALAH AL-QUR'AN.docx
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdfUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.pdf
 
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docx
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docxUlum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docx
Ulum Al-Qur'an dan Perkembangannya.docx
 
Buku Ulumul Qur'an.pdf
Buku Ulumul Qur'an.pdfBuku Ulumul Qur'an.pdf
Buku Ulumul Qur'an.pdf
 
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’anTugas pembuatan makalah studi al qur’an
Tugas pembuatan makalah studi al qur’an
 
Makalah AIK I
Makalah AIK IMakalah AIK I
Makalah AIK I
 
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
iain lhokseumawe- makalah ulumul al-qur'an
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’anRuang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
Ruang lingkup dan pembagian ulumul qur’an
 
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
Materi Keagungan Al-Qur'an kelompok 2
 
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docxAl-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.docx
 
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdfAl-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
Al-Quran Sebagai Sumber Ilmu.pdf
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaanSejarah turun,penulisan&pemeliharaan
Sejarah turun,penulisan&pemeliharaan
 
Jam' ul quran
Jam' ul quranJam' ul quran
Jam' ul quran
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 

Último

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

Makalah q

  • 1. JAM’UL QUR’AN WA KITABATUHU OLEH : Kelompok IV Ahmad Junaid Rahmatiah Khusnul Khotimah Sri Arniwati PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR TAHUN 2012
  • 2. JAM’UL QUR’AN WA KITABATUHU OLEH : Kelompok IV Ahmad Junaid Rahmatiah Khusnul Khotimah Sri Arniwati PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR TAHUN 2012
  • 3. KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-Nyalah sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Salam dan shalawat kita kirimkan kepada nabi besar Rasulullah Muhammad SAW yang membawa kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang. Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Jam‟ul qur‟an wa kitabatuhu” adalah untuk menjelaskan tentang bagaimana proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al- Qur‟an. Penyusunan makalah ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak lain. Oleh sebab itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Syamsul Qamar selaku dosen mata kuliah Ilmu Al Quran yang telah memberikan kepercayaan dan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini, sehingga kami lebih mengetahui bagaimana proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur‟an. 1. Ayah dan ibu tercinta yang banyak memberikan dorongan dan bimbingannya kepada kami, yang senang tiasa mendoakan kami dalam keadaan sehat. 2. Teman-teman kami yang telah memberikan bantuan baik secara moral maupun spiritual. 3. Semua pihak yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penyusunan makalah ini, bahwa
  • 4. makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mohan maaf atas kekurangan dari makalah kami. Harapan kami, mudah-mudahan makalah ini dapat membantu dalam kegiatan belajar mengajar dan kita lebih mengetahui proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur‟an. Saran dan pendapat sangat saya harapkan demi untuk menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Samata, 03 Desember 2012 PENYUSUN KELOMPOK IV
  • 5. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah........................................................................ 2 C. Tujuan dan Kegunaan .................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3 A. Pengertian Jam’ul al-Qur’an ....................................................... 3 B. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Nabi .................................. 4 C. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Khulafa’ al-Rasyidun......... 5 D. Usaha lanjutan Pengumpulan dan Pemeliharaan Al Quran ........ 10 BAB III PENUTUP ....................................................................................... 11 A. Kesimpulan .................................................................................. 12 B. Implikasi....................................................................................... 12 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... v
  • 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur‟an merupakan sumber rujukan utama yang menempati posisi sentral bagi seluruh disiplin ilmu ke Islaman. Kitab suci ini, di samping menjadi al-huda (petunjuk), juga sebagai al-bayyinah (penjelas) serta menjadi al-furqan (pemisah antara yang benar dan yang salah) yang diturunkan dalam kurun waktu kurang lebih 23 tahun lamanya. Pengumpulan dan penyusunan al-Qur‟an dalam bentuk seperti saat ini, tidak terjadi dalam satu masa, tapi berlangsung beberapa tahun atas upaya beberapa orang dan berbagai kelompok. Cara lazim dalam menjaga al-Qur‟an pada masa Nabi dan Sahabat adalah dengan hafalan ( al-jan‟ fi sudur). Hal ini selain karena masih banyak sahabat yang buta huruf, juga karena hafalan orang Arab ketika itu terkenal kuat. Bisa dimaklumi jika pencatatan al-Qur‟an belum merupakan alat pemeliharaan yang handal, karena dari segi teknis, alat-alat tulis ketika itu masih sangat sederhana dan rawan terhadap kerusakan. Bahan tempat menulis berasal dari pelepah- pelepah kurma dan tulang-belulang yang gampang lapuk dan patah, tinta yang mudah luntur, dan alat tulis yang sangat sederhana. Seiring perjalanan waktu dalam sejarah, mulai diturunkannya al-Qur‟an hingga wafatnya Rasulullah saw. sampai kepada periode Khulafa‟ al-Rasyidun, masing-masing periode memiliki cara dan metode dalam memelihara dan mengumpulkan al-Qur‟an. Dari hal tersebut di atas, maka menarik untuk dikaji, khususnya aspek sejarah dari proses pengumpulan al-Qur‟an pada masa Rasulullah saw sampai pada masa sahabat, dan juga usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur‟an pasca Khulafa‟ al-Rasyidun.
  • 7. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penyusun mencoba mengemukakan beberapa permasalahan pokok berkaitan dengan materi makalah ini, yaitu: 1. Apa pengertian Jam‟ul al-Qur‟an? 2. Bagaimana pengumpulan al-Qur‟an pada masa Nabi Muhammad saw? 3. Bagaimana pengumpulan al-Qur‟an pada masa Khulafa‟ al-Rasyidun? 4. Bagaimana usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur‟an pasca Khulafa‟ al- Rasyidun? C. Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memahami pengertian Jam‟ul Qur‟an. 2. Untuk memahami pengumpulan al-Qur‟an pada masa Nabi Muhammad saw. 3. Untuk memahami pengumpulan al-Qur’an pada masa Khulafa‟ al- Rasyidun. 4. Untuk memahami usaha lanjutan pemeliharaan al-Qur‟an pasca Khulafa‟ al-Rasyidun. Sementara kegunaan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Kegunaan ilmiah; mengkaji secara dalam tentang pengertian al-Qur‟an, pencatatan dan pengumpulannya pada masa Nabi, Khulafa‟ al-Rasyidun, dan pasca Khulafa‟ al-Rasyidun. 2. Kegunaan praktis; mempertebal keyakinan umat Islam dalam meyakini al-Qur‟an sebagai Kitab Suci yang diturunkan dari sisi Yang Mahasuci, sehingga tidak ada kekurangan atau kecelaan-kecelaan padanya sehingga hal ini akan memberikan dorongan penuh keyakinan pada umat Islam untuk mengimplementasikan tiap-tiap ajaran al-Qur‟an dalam kehidpannya secara penuh tidak ada keraguan.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Jam’ul al-Qur’an Kata al-Jam‟u berasal dari kata ”Jama‟a - Yajma‟u - Jam‟an” yang berarti pengumpulan atau penghimpunan. Adapun makna al-Qur‟an menurut bahasa, kata qur‟an adalah bentuk masdar (kata benda verbal) dari qara‟a yang berarti membaca, baik membaca dengan melihat tulisan ataupun secara menghafal. Jadi Jam‟ul Qur‟an berarti upaya mengumpulkan al-Qur‟an yang berserakan untuk diteliti dan diselidiki. Menurut Mardan, yang dimaksud dengan ’pengumpulan’ (pengkodifikasian) al-Qur‟an di kalangan ulama adalah salah satu dari dua pengertian berikut : 1. Jam‟ul Qur‟an dalam arti hifz}uhu (menghafalnya dalam hati). Inilah makna yang dimaksudkan dalam firman Allah, QS. Al- Qiyamah, 75: 16-19 kepada Nabi. Nabi senantiasa menggerak- gerakkan kedua bibir dan lidahnya untuk membaca al-Qur‟an, ketika diturunkan kepadanya sebelum Jibril selesai membacakanya, karena ingin menghafalnya. 2. Jam‟ul Qur‟an dalam arti kitabatuhu kullihi (penulisan al-Qur‟an semuanya). Ini dimaksudkan adalah baik dengan memisah-misahkan ayat-ayat dan surah-surahnya, atau menertibkan ayat-ayat semata; baik setiap surah ditulis dalam suatu lembaran secara terpisah, ataupun menertibkan ayat-ayat dan surah-surahnya dalam lembaran- lembaran yang terkumpul, yang menghimpun semua surah, yang sebagiannya ditulis sesudah bagian yang lain. Sebagian besar literatur yang membahas tentang ilmu-ilmu al-Qur‟an menjelaskan bahwa Jam‟ul Qur‟an meliputi proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur‟an.
  • 9. B. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Nabi Kodifikasi atau pengumpulan al-Qur‟an telah dimulai sejak zaman Rasulullah saw., bahkan telah dimulai sejak masa-masa awal turunnya al- Qur‟an. Sebagaimana diketahui, al-Qur‟an diturunkan secara berangsur- angsur, hal ini disesuaikan dengan keadaan Rasulullah dan agar lebih mudah untuk menghafalnya baik oleh Nabi maupun para sahabat. Pengumpulan ayat-ayat al-Qur‟an di masa Nabi saw. terbagi atas dua kategori: 1. Pengumpulan al-Qur‟an dalam dada. Al-Qur‟an diturunkan kepada Rasulullah saw, di mana beliau dikenal seorang ummi (tidak dapat membaca dan menulis). Oleh karenanya setiap ayat al-Qur‟an diturunkan, beliau hanya menghafal dan menghayatainya agar penguasaannya terhadap al-Qur‟an persis sebagaimana aslinya. Dan setelah itu, beliau membacakannya kepada sahabat dan ummatnya sejelas mungkin dan memerintahkan kepada mereka untuk dapat menghafal dan memantapkannya. Hal ini persis dengan janji Allah dalam QS. Al-Qiyamah (75):16-19. Para sahabat langsung menghafal al-Qur‟a>n tersebut di luar kepala setiap kali Rasulullah saw. menyampaikan wahyu kepada mereka. Hal ini bisa mereka lakukan dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang Arab yang menjaga peninggalan nenek moyang mereka dengan cara hafalan. Manna’ al-Qattan mengutip hadis dari kitab S{hahih Bukhari tentang tujuh hafidz, melalui tiga riwayat. Mereka adalah Abdullah bin Mas’ud, Salim bin Ma’qal, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin S|abit, Abu Zaid bin Sakan dan Abu Darda’. 2. Pemeliharaan al-Qur‟an dengan tulisan Walaupun Nabi Muhammad saw dan para sahabat menghafal ayat-ayat al-Qur‟an secara keseluruhan, namun guna menjamin terpeliharanya wahyu Ilahi beliau tidak hanya mengandalkan hafalan, tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan bahwa setiap ayat yang turun Rasulullah memanggil sahabat sahabat yang dikenal pandai menulis. Rasulullah mengangkat
  • 10. beberapa penulis wahyu seperti Ali, Muawiyah, Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin S|abit. Bila ayat turun, ia memerintahkan mereka menuliskannya dan menunjukkan di mana tempat ayat tersebut dalam surat. Ayat- ayat al- Qur‟an mereka tulis pada pelepah kurma, lempengan batu, kulit dan tulang binatang. Tulisan-tulisan al-Qur‟an pada masa Nabi tidak terkumpul dalam satu mushaf. Biasanya yang ada di tangan seorang sahabat misalnya belum tentu dimiliki oleh yang lainnya. Menurut para ulama, di antara sahabat yang menghafal seluruh isi al-Qur‟an ketika Rasulullah masih hidup adalah Ali bin Abi Thalib, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Mas’ud. Al–Zarqani menyebutkan dalam kitabnya Manahil al-Irfan bahwasanya faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga al-Qur‟an tidak dibukukan pada masa Nabi adalah sebagai berikut: a. Sarana tulis menulis pada waktu itu sangat minim dan sangat susah mendapatkannya. b. Nabi senantiasa menunggu keberlanjutan wahyu karena adanya ayat-ayat yang dinasakh setelah diturunkannya. c. Ayat-ayat tidak diturunkan sekaligus. d. Ayat-ayat al-Qur‟an turun pada umumnya sebagai jawaban dari suatu pertanyaan atau kondisi masyarakat sehingga tidak turun dalam keadaan tersusun ayatnya. Dengan melihat penjelasan tersebut di atas, maka jelaslah bahwa sejak zaman Rasulullah telah terjadi pengumpulan al-Qur‟an walaupun tulisan tersebut belum dalam bentuk mushaf seperti sekarang, tetapi ini cukup menjadi bukti bahwa sudah ada penulisan al-Qur‟an pada saat itu. C. Pengumpulan al-Qur’an pada Masa Khulafa’ al-Rasyidun 1. Pengumpulan al-Qur‟an pada Masa Abu Bakar Rasulullah saw berpulang kerahmatullah setelah beliau menyampaikan risalah dan menyampaikan amanat serta memberi petunjuk kepada
  • 11. umatnya untuk menjalankan agama yang lurus. Setelah beliau wafat, kekhalifahan dipegang oleh Abu Bakar al-Siddiq r.a. Pada masa pemerintahannya, ia banyak menghadapi masalah di antaranya memerangi orang-orang yang murtad, serta memerangi pengikut Musailamah al- Kazzab yang mengaku sebagai nabi. Ketika terjadi perang Yamamah, banyak kalangan sahabat penghafal al- Qur‟an dan ahli bacanya yang gugur. Jumlahnya lebih 70 orang huffadz ternama. Melihat banyaknya penghafal al-Qur‟an yang gugur, Umar merasa prihatin lalu beliau menemui Abu Bakar dan berkata: “Telah banyak di antara para huffadz dan qurra‟ yang gugur dalam medan pertempuran, aku khawatir akan gugur pula yang lainnya, sehingga hilang apa yang tersimpan dalam dada mereka dan lenyaplah ayat-ayat al-Qur‟an itu. Menurut pendapatku, baiklah kiranya jika engkau memerintahkan agar al-Qur‟an dikumpulkan. Pada awalnya Abu Bakar ragu, karena hal tersebut tidak pernah dilakukan oleh Nabi. Namun setelah dijelaskan oleh Umar tentang nilai positifnya, ia kemudian menerima usul tersebut. Zaid bin Tsabit adalah orang yang ditunjuk Abu Bakar untuk mengumpulkan al-Qur‟an dalam satu mushaf. Adapun alasan penunjukan Zaid oleh karena beliau berusia muda, berintelegensi tinggi dan pekerjaannya di masa Nabi sebagai penulis wahyu. Meskipun pada awalnya Zaid bin Tsabit juga ragu namun pada akhirnya ia bersedia melaksanakan hal tersebut. Atas kesediaan Zaid bin Tsabit, dibuatlah sebuah panitia yang diketuainya, sedang anggotanya adalah Ubay bin Ka’ab, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan. Dalam menjalankan tugasnya, berbagai metode dilakukan untuk mengumpulkan al-Qur‟an. Diantaranya mengumpulkan tulisan-tulisan al- Qur‟an dari para sahabat, mencocokkan dengan hafalan para sahabat, ataupun menghadirkan dua orang saksi yang menyaksikan bahwa pembawa al-Qur‟an itu telah mendengarnya dari lisan Rasulullah saw. Zaid bin Sabit mengumpulkan al-Qur‟an dari pelepah kurma, kepingan- kepingan batu, dan dari hafalan para penghafal, sampai akhirnya dia
  • 12. mendapatkan akhir surah at-Taubah ayat 128 berada pada Abu Khuzaimah al-Ansari, yang tidak di dapatkan pada orang lain, yang berbunyi : “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri….” hingga akhir surah. Setelah selesai dikumpulkan, ia di tangan Abu Bakar. Setelah ia wafat, mushaf itu berpindah kepada Umar hingga wafatnya, kemudian ke tangan Hafsah, putri Umar. Sesudahnya, Utsman memintanya dari Hafsah. Dengan demikian, Abu Bakar adalah orang pertama yang mengumpulkan al-Qur‟an dalam satu mushaf. Dengan cara seperti inilah Zaid mengumpulkan ayat-ayat dan surah-surah al-Qur‟an dan mengumpulkannya yang sebelumnya terpisah-pisah. Masa pengumpulan al-Qur‟an ini terlihat sangat singkat. Sebagaimana diketahui, Abu Bakar hanya memerintah kekhalifaan Islam ketika itu selama kurang lebih dua tahun mulai Rabi’ul Awwal 11 H sampai Jumadil Tsani 13 H.. Sementara Zaid melalui tugasnya setelah peperangan Yamamah (bulan ketiga tahun 12 H). Hal ini berarti bahwa waktu yang tersisa bagi Zaid hanya 15 bulan. Al-Zarqani mengemukakan bahwa mushaf yang disusun pada masa Abu Bakar hanyalah penulisan urutan-urutan ayat-ayatnya saja tanpa mengurut surah-surahnya. Demikianlah pengumpulan al-Qur‟an pada masa kekhalifahan Abu Bakar, yang dilakukan dengan berbagai metode dalam rangka menjaga validitas dan keutuhan al-Qur‟an. Para ulama’ berpendapat bahwa penamaan al-Qur‟an dengan “mushaf” baru muncul sejak saat itu, yakni pada saat Abu Bakar mengumpulkan al- Qur‟an. Ali bin Abi Thalib berkata, orang yang paling besar pahalanya dalam hal mushaf ialah Abu Bakar. Semoga Allah melimpahkan rahmat- Nya kepadanya. Dialah yang pertama mengumpulkan Kitab Allah. Pengumpulan ini dinamakan “Pengumpulan Kedua”. 2. Pengumpulan al-Qur‟an pada Masa Utsman bin Affan Ketika Utsman bin Affan memegang kekhalifahan, dan para sahabat berpencar keberbagai daerah dan masing-masing membawa bacaan yang
  • 13. didengarnya dari Rasulullah saw. serta di antara mereka ada yang memiliki bacaan yang tidak dimiliki oleh lainnya, orang-orang berbeda pendapat dalam bacaan. Setiap pembaca (qari‟) mengunggulkan bacaannya dan menyalahkan bacaan qari‟ lainnya sehingga permasalahan tersebut menjadi besar, perselisihanpun semakin memuncak. Sebagaimana yang digambarkan dalam sejarah, bahwa sekembalinya Huzaifah bin al-Yaman dari peperangan menaklukkan daerah Armenia dan Azerbaijan, ia mengutarakan kekhawatiran kepada khalifah Usman bin Affan tentang perbedaan bacaan al-Qur‟an di kalangan kaum muslimin. Mihsan menggambarkan bahwa penduduk Syam memakai bacaan Ubay bin Ka’ab, penduduk Kuffah memakai bacaan Abdullah bin Mas’ud dan penduduk lainnya memakai bacaan Abu Musa Al-Asy’ari. Cara-cara pembacaan al-Qur‟an yang mereka bawakan berbeda-beda sejalan dengan perbedaan huruf yang dengan al-Qur‟an diturunkan. Apabila mereka berkumpul pada suatu pertemuan, atau di suatu medan pertempuran, sebagian mereka merasa heran akan adanya perbedaan qira’at itu. Atas kejadian tersebut, Utsman kemudian bermusyawarah dengan para sahabat mengenai apa yang harus dilakukan. Dalam musyawarah tersebut Utsman dan para sahabat bersepakat untuk menyalin kembali Mushaf al- Qur‟an yang ada pada tangan Hafsah untuk dijadikan rujukan apabila terjadi perselisihan tentang cara membaca al-Qur‟an. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Usman menunjuk satu tim yang terdiri dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin Ash dan Abdul Rahman bin Haris bin Hasyim. Setelah kumpulan tulisan itu sampai ketangan Utsman, ia kemudian menugaskan Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-Ash dan Abdul Rahman bin al-Harits bin Hisyam untuk menyalin shuhuf-shuhuf tersebut kedalam beberapa mushaf. Proses penyalinan lembaran tersebut ke dalam mushaf disertai dengan perintah Utsman bahwa apabila terdapat perbedaan atas beberapa tulisan dalam lembaran tersebut, maka tulislah
  • 14. dalam bahasa Quraisy dengan alasan bahwa al-Qur‟an diturunkan dengan lisan (bahasa) Quraisy. Ladjnah yang dibentuk oleh Usman itu menyelesaikan usahanya pada tahun 25 Hijriyah, atau pada tahun 30 Hijriyah setelah delapan tahun tampuk pemerintahan dipegang oleh Usman ibn Affan. Menurut dugaan, besar sekali kemungkinan, bahwa pekerjaan tersebut diselesaikan antara 25 H dan 30 H itu. Mushaf yang disusun pada masa khalifah Usman bin Affan ini lebih lengkap jika dibandingkan dengan mushaf pada masa khalifah Abu Bakar. Al-Zarqani menjelaskan bahwa mushaf Usmani telah dilengkapi penulisannya selain tertib urutan ayat, juga sudah ada urutan-urutan surah. Al-Zarkasyi menjelaskan hasil kerja tersebut berwujud empat mushaf al- Qur‟an. Tiga diantaranya di kirim ke Syam, Kuffah dan Basrah dan satu mushaf ditinggalkan di Madinah untuk pegangan khalifah yang kemudian dikenal dengan al-Mushaf al-Imam. Agar persoalan silang pendapat mengenai bacaan dapat diselesaikan dengan tuntas, maka Utsman memerintahkan semua mushaf yang berbeda dengan hasil kerja panitia yang empat itu dibakar. Umat pun menerima perintah itu dengan patuh, sedang qira’at dengan enam huruf lainnya ditinggalkan. Keputusan ini tidak salah, karena qira’at dengan tujuh huruf itu tidak wajib. Dalam pada itu, latar belakang dibukukannya pada periode itu, karena Utsman bin Affan melihat banyak perbedaan cara-cara membaca al- Qur‟an. Sebagian bacaan itu bercampur dengan kesalahan; tetapi masing- masing mempertahankan dan berpegang pada bacaannya, serta menentang setiap orang yang menyalahi bacannya dan bahkan mereka saling mengkafirkan. Para sahabat amat memprihatinkan kenyataan ini karena takut kalau-kalau perbedaan itu akan menimbulkan penyimpangan dan perubahan. Dengan usahanya itu, Usman telah berhasil menghindarkan timbulnya fitnah dengan mengikis sumber perselisihan serta menjaga al-Qur‟an dari perubahan dan penyimpangan sepanjang zaman.
  • 15. 3. Perbedaan antara pengumpulan Abu Bakar dengan Utsman Motif Abu Bakar adalah kekhawatiran beliau akan hilangya al-Qur‟an karena banyaknya huffazh yang gugur dalam peperangan. Sedang motif Utsman untuk mengmpulkan al-Qur‟an adalah karena banyak perbedaan dalam cara-cara membaca al-Qur‟an yang disaksikannya sendiri di daerah-daerah dan mereka saling menyalahkan satu sama lainnya. Jadi keduanya memiliki semagat yang sama dalam hal ini meskipun cara-cara yang ditempuh berlainan karena memang tantangan yang dihadapi keduanya berbeda. Pengumpulan al-Qur‟an oleh Abu Bakar ialah memindahkan semua tulisan al-Qur‟an yang semula bertebaran pada kuli-kulit binatang, tulang- belulang, dan pelepah kurma, kemudian dikumpulkan dalam satu mushaf. Sedang pengumpulan yang dilakukan oleh Utsman adalah menyalinnya dalam satu bahasa (bahasa Quraisy). Dalam usahanya, Utsman telah berhasil menghindarkan terjadinya fitnah dan mengikis sumber perselisihan serta menjaga al-Qur‟an dari penambahan dan penyimpangan sepanjang zaman, serta mencetaknya menjadi satu mushaf yang baku, yang dikenal dengan nama Mushaf Utsmani. Intinya pada periode Khulafa‟ al-Rasyidun, masalah pengumpulan teks al-Qur‟an sudah berlangsung bahkan jauh sebelum itu yakni ketika Nabi masih hidup meski dalam tahapan yang lebih sederhana. Periode selanjutnya Khalifah Utsman bin Affan telah menyempurnakan tahapan itu. D. Usaha Lanjutan Pengumpulan dan Pemeliharaan al-Qur’an Pasca Khulafa’ al-Rasyidun Setelah periode Khalifah Utsman, pemeliharaan al-Qur‟an di kalangan umat Islam semakin diperketat dengan teliti dan hati-hati. Naskah-naskah al- Qur‟an yang dikirim ke negara-negara Islam pada masa pemerintahannya, disalin
  • 16. kembali oleh umat Islam dengan penuh kehati-hatian dengan tulisan yang lebih indah dan rapi sesuai dengan perkembagan khat Arab. Abdul Aziz bin Marwan, seorang Gubernur Mesir setelah menulis mushaf al-Qur‟an, ia menyuruh umat Islam memeriksanya seraya berkata, “siapa yang dapat menunjukkan barang sesuatu kesalahan dalam tulisan ini, akan diberikan kepadanya seekor kuda dan 30 dinar.” Di antara yang mmeriksa itu ada seorang qari‟ yang dapat menunjukkan suatu kesalahan, yaitu kata “naj’ah”, padahal yang sebenarnya “na’jah”, QS. Al-S{had, 38:23. Dengan adaya huruf cetak yang memahami huruf Arab, maka dapat pulalah al-Qur‟an dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1694 M., di Kota Hanburg Jerman. Setelah Guthenberg (1397-1468 M) berhasil menciptakan mesin cetak dengan menggunkan huruf bergerak pada pertengahan abad ke-15 M. Dengan demikian umat muslim bisa menikmati teknologi cetak dalam penulisan teks al-Qur‟an pada abad ke-17 M. Sehubungan dengan penelitian mushaf-mushaf di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah membentuk suatu panitia yang bernama Lajnah Pentashhih Mushaf al-Qur‟an yang bertugas memeriksa dan mentashhih naskah-naskah al- Qur‟an yang akan dicetak atau yang telah dicetak. Bahkan Indonesia memiliki mushaf al-Qur‟an Pusaka yang berukuran 1 x 2 meter, yang ditulis dengan tulisan tangan oleh para ahli khat di Indonesia, di mana penulisannya di mulai dari tahun 1958-1960. Sekilas fakta ini sudah cukup menjadi bukti bahwa Indonesia sebagai negara terbesar berpenduduk muslim di dunia juga memiliki perhatian dan kepedulian yang cukup besar terhadap eksistensi al-Qur‟an sebagai Kitab Suci dan Sumber Hukum, dan sekaligus memiliki semangat untuk menjaga dan memelihara kemurnian dan keontentikan al-Qur‟an.
  • 17. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Jam‟ul Qur‟an adalah proses penyampaian, pencatatan, pengumpulan catatan dan kodifikasi hingga menjadi mushaf al-Qur‟an. 2. Bahwa pengumpulan al-Qur‟an terjadi pada tiga masa, di mana masing- masing dilatarbelakangi oleh peristiwa yang berbeda, terkhusus latar belakang pengumpulan al-Qur‟an dimasa Rasulullah saw. adalah untuk menjaga kesempurnaan al-Qur‟an selama proses diturunkannya. 3. Di masa kekhalifahan Abu Bakar di latar belakangi oleh peristiwa perang Yamamah di mana para sahabat huffadz banyak yang syahid dalam peperangan tersebut. Dan terakhir pada masa kekhalifan Utsman, pada masa ini terjadi perselisihan terhadap perbedaan bacaan di kalangan umat yang berujung pada saling menyalahkan bahkan muncul pertikaian dan pengkafiran. Olehnya itu Utsman kemudian berinisiatif untuk mengumpulkan al-Qur‟an menjadi satu mushaf yang menjadi pegangan bersama oleh semua umat Islam pada masa itu. 4. Setelah periode Khalifah Utsman, pemeliharaan al-Qur‟an di kalangan umat Islam semakin diperketat dengan sangat teliti dan hati-hati. Untuk pertama kalinya al-Qur‟an dicetak pada tahun 1694 M., di Kota Hanburg Jerman. Pemerintah Indonesia sendiri juga memiliki perhatian dan kepedulian yang serius dalam hal pemeliharaan mushaf al-Qur‟an. B. Implikasi Penulisan makalah ini diharapkan mampu memberikan pemahaman baru terkait pengertian al-Qur‟an, pencatatan dan pengumpulannya pada masa Nabi, Khulafa‟ al-Rasyidun, dan pasca Khulafa‟ al-Rasyidun. Pemahaman terkait dengan hal ini perlu ditingkatkan mengingat pentingnya posisi al-Qur‟an sebagai kitab wahyu, penuntun, dan petunjuk umat. Keyakinan yang kuat terhadapnya
  • 18. akan melahirkan bentuk-bentuk pengamalan agama yang lurus tanpa cacat. Karena al-Qur‟an diyakini sebagai kitab yang sempurna. Keraguan-keraguan terhadap al-Qur‟an khususnya terkait pencatatan dan pengumpulannya bisa diperkecil dengan mempelajari ilmu-ilmu yang terkait dengan al-Qur‟an itu sendiri. „Ulum al-Qur‟an akan mengantarkan setiap orang dalam upaya memahami al-Qur‟an secara komprehensif, dan kiranya tema makalah ini juga diharapkan mampu mengisi bagian-bagian fungsi itu.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Ma’rifat, Muhammad Hadi. Sejarah al-Qur‟an, terj. Thoha Musawa. Cet. II; Jakarta: Al-Huda, 2007. Shihab, Quraish, et. al. Sejarah dan Ulumul Qur‟an. Cet. I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.