SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
Baixar para ler offline
LAPORAN RESMI
ELEKTRONIKA ANALOG PRAKTIKUM Ke 2
KOMPARATOR

Disusun Oleh
NAMA

: Brian Raafiu

NRP

: 6912040039 TO 3B

TGL TES

: 9 Desember 2013

DOSEN 1

: Ir. Sustiyadi P M.T

DOSEN 2

: Ryan Yudha A S.ST

LABORATARIUM KONTROL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
TEKNIK OTOMASI
2013
LAPORAN
PRAKTIKUM KE-2
ELKA ANALOG RANGKAIAN KOMPERATOR

1.1 TIU :
1. Mahasiswa mampu membuat alat rangkaian komperator dengan IC
LM324
2. Peserta praktikum dapat mensumulasikan komeprator dengan
simulator proteus

1.2 TIK :
1. Peserta praktikum dapat membuktikan komperator secara real
2. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator
dengan hasil pada rangkaiannya
3. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator
dengan hasil pada ossiloscope
1.3 DASAR TEORI

Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi
beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat
operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi.
Untuk dapat bekerja dengan baik, penfuat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris
yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap
tanah
(ground).
Berikut
ini
adalah
simbol
dari
penguat
operasional:

Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan
yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi m`sukan yang tinggi, impedansi
keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:
1.
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ¥2.
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0
3.
Hambatan masukan (input resistance) RI = ¥
4.
Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0
5.
Lebar pita (band width) BW = ¥
6.
Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik
7.
Karakteristik tidak berubah dengan suhu
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam
kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki
karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus
memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu
tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.
Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial Op
Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya
seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah:
AVOL = Vo / Vid = - ¥
AVOL = Vo/(V1-V2) = - ¥
Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan
masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti
adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam
kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB).
Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan
pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya
sangat kecil.
Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op
Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO
= 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR
(common mode rejection) ideal.
Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam
penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga
sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi
cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu
diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan
Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai.
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua
masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam
kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kW hingga 20 MW,
tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan
balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka
hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin
besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal
yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal
masukan tidak terbebani terlalu besar.
Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang
timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan
keluaran RO Op Alp adalah = 0. Apabla hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op
Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran
yang kecil sangat diharapkan.
Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga
ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga
hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal.
Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan
keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo
tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi
dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan.
Sebagian besar Op Amp sebagian memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan
pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus
dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus
didukung kolponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja
dengan baik.
Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk
berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik,
yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah.
Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung
berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal
ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah
perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi
kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.
Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila
terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak
berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada
umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.
KOMPARATOR
Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian
memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat
dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi open-loop,
maka Op Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua
tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau
saturasi negatif (-Vsat).
Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada
satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi.
Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan
berikut adalah rangkaian komparator sederhana.
Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai
pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah
sebesar :
V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply
Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan
(-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply,
apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi
sama dengan + Vsupply.
Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika
sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp
yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan opamp dengan tipe LM324 yang banyak di pasaran.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua buah
sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan
input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan
saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Keterangan:
+Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V)
−Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V)
Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)
Vsat− = Tegangan saturasi - (V)
Vo
= Tegangan output (V)
IC LM324 merupakan IC Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai
comparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5v sampai +15v untuk +Vcc dan -5v
sampai -15v untuk –Vcc. Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai
berikut:
a.)Pin 1,7,8,14 (Output)
merupakan sinyal output
b.)Pin 2,6,9,13 (Inverting Input)
Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input
c.)Pin 3,5,10,12 (non Inverting Input)
Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input
(tidak berkebalikan)
d.)Pin 4 (+Vcc)
Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5V sampai +15V
e.)Pin 11 (-Vcc)
Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5V sampai -15V
2.1 ALAT PERCOBAAN
1.

PCB plat double layer

2.

Resistor 100Ohm , 1kOhm,

3.

Solder

4.

Timah

5.

Kabel Jumper

6.

IC LM 324

7.

TERMINAL

8.

HCL dan H2O

9.

Bor

10.

Ossiloscope

2.2 MEODE PERCOBAAN
1. Buat rangkaian komperator pada eagle / protel atau pada yang
lainnya .
2. Sablon ke PCB double layer
3. Ecing pcb yang sudah di sablon
4. Setelah jadi masukan komponen
5. Solder dengan trik yang benar
6. Tes ke ossiloscope
3.1 RANGKAIAN
3.2 HASIL PERCOBAAN
4.1 PEMBAHASAN
Pada percobaan komperator ini mutlak alat kami berhasil pada tgl 9 desember
2013 kita dapatkan hasil pada simulasi ossiloscpe Inverting histerisis dan Non Inverting
histerisis . Ini dibuat dengan menggunakan IC LM 324. Komperator sendiri rangkaian yang
berfungsi untuk membandingakan 2 hasil ..mana yang lebih besar dan mana yang lebih
kecil.Hasil komperasi pada 2 hasil 2 tegangan dari satu saluran masukan menghasilkan tegangan
saturasi positif +Vsat dan tegangan satu rasi negative –Vsat.
Pada kesimpulannya prinsip dari komperator adalah
+Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < −Vin maka Vo = Vsat−
Dengan rangkain menggunakan mulai awal resistor 100Ohm denga 1kOhm yang dihasilkan
sempurana pada gambar yang telah diberikan . Dan fungsional Trimpot adalah untuk
menghasilkan tahanan yang berbeda sehingga membuat tegangan dapat dibandingkan

4.2

PERTANYAAN

1. Hasil perhitungan

a. Vut ?
b. Vlt ?
c. Vh ?

2. Hasil pengukuran

a. Vut ?
b. Vlt ?
c Vh ?

3. % error ?

4. Analisa dan Kesimpulan ?
4.3 JAWAB PERTANYAAN

1.)
Rangkaian komparator pada praktikum ke dua ini menggunakan histerisis, tujuan
dari histerisis ini agar sistem tidak berguncang dan output dari keluaran komparator tidak
mengalami noise (gangguan). Komparator dapat difungsikan dengan dua mode, yakni
mode invertig dan non-inverting.
KomparatorLM324 pada pembahasan awal ini digunakan dengan
mode inverting sehingga saat Vin (output sensor) > Vreferensi maka Vout ≈ GND begitu
pula dengan sebaliknya jika saat Vin (output sensor) < Vreferensi maka Vout ≈ VCC.
Berikut tegangan acuan Upper Trip Point (UTP) dan Low Trip Point (LTP) pada
rancangan komparator histerisis.
B=

R2
R1 + R2

B = 100 ohm : (1000+100)
B = 0,09

Jika Vreferensi = 2,5 volt ; Vjen = 5 volt maka:
Bila keluarannya mengalami kejenuhan positif, tegangan acuan tak membalik adalah
VUTP = Vreferensi + ( BVjen )
= 2,5 + ( 0,09 x 5 )
= 2,5 + 0,45
= 2,95 V

Bila keluarannya mengalami kejenuhan negatif, tegangan acuan tak membalik adalah
VLTP = Vreferensi – ( BVjen )
= 2,5 – ( 0,09 x 5 )
= 2,5 – 0,45
= 2,05 V
JAWAB no 2
HASIL pengukuran

Vut = 4,25 x 0,5
= 2,125V

Vlt

= 4,15 x 0,5
= 2,075 V

Persentase error
%error = (Vut perhitugan – V utpengukuran : V pengukuran ) x 100%
= [(2,95 – 2,125):2,125] x 100%
= 39,15 %
ANALISA

Dari percobaan ke dua ini dapatkan hasil pengamatan analisis dari view
ossiloscop yang menerangkan tentangtegangan histerisis. Namun pada kenyataannya percobaan
ini membutuhkan waktu yang panajang, akibat dari antri alat simulasi. Sekali tes pun alat kami
tidak mendapatkan kendala apapun. Dan dapat membca tegangan histerisis yang menampilkan
tegangan Vut maupun Vlt . dan V in maupun V out V referensi .

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
Rinanda S
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
Muhammad Dany
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Fahrul Razi
 

Mais procurados (20)

Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RC
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Rangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintuRangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintu
 
Laporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logikaLaporan Praktikum Gerbang logika
Laporan Praktikum Gerbang logika
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
Karakteristik Dioda
Karakteristik DiodaKarakteristik Dioda
Karakteristik Dioda
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema thevenin
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non inverting
 
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
 
sifat sifat sistem
sifat sifat sistemsifat sifat sistem
sifat sifat sistem
 
Gerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasiGerbang logika kombinasi
Gerbang logika kombinasi
 
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
2  dasar praktikum sinyal dgn matlab2  dasar praktikum sinyal dgn matlab
2 dasar praktikum sinyal dgn matlab
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 

Destaque

OP-AMP Configurations: Inverting and Non-Inverting
OP-AMP Configurations: Inverting and Non-InvertingOP-AMP Configurations: Inverting and Non-Inverting
OP-AMP Configurations: Inverting and Non-Inverting
Atharva Chavan
 

Destaque (11)

Rangkaian pembanding rangkaian komparator Comparator
Rangkaian pembanding rangkaian komparator ComparatorRangkaian pembanding rangkaian komparator Comparator
Rangkaian pembanding rangkaian komparator Comparator
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
Ayu purwati
Ayu purwatiAyu purwati
Ayu purwati
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)
Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)
Laporan 1 Sistem dan Signal (DFT Ms. Excel)
 
Gain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfaGain dan OP-AMP lisfa
Gain dan OP-AMP lisfa
 
Laporan Percobaan 1 (Non Inverting Amplifier)
Laporan Percobaan 1 (Non Inverting Amplifier)Laporan Percobaan 1 (Non Inverting Amplifier)
Laporan Percobaan 1 (Non Inverting Amplifier)
 
Laporan Percobaan 2 (Inverting Amplifier)
Laporan Percobaan 2 (Inverting Amplifier)Laporan Percobaan 2 (Inverting Amplifier)
Laporan Percobaan 2 (Inverting Amplifier)
 
OP-AMP Configurations: Inverting and Non-Inverting
OP-AMP Configurations: Inverting and Non-InvertingOP-AMP Configurations: Inverting and Non-Inverting
OP-AMP Configurations: Inverting and Non-Inverting
 
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrikBacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
Bacaan 2. komponen alat kontrol motor listrik
 

Semelhante a Comparator laporan

Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukur
TriaRizkiana
 
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptxPENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
SitiZahra78
 
E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5
Asraf Malik
 
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufronPenguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
kemenag
 
Operational amplifier
Operational amplifierOperational amplifier
Operational amplifier
AyuShaleha
 

Semelhante a Comparator laporan (20)

bab 4
bab 4bab 4
bab 4
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 
Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukur
 
Penguat operasional
Penguat operasionalPenguat operasional
Penguat operasional
 
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptxPENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
PENGUAT OPERASIONAL AMPLIFIER_ FISIS II.pptx
 
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
Tugas sistem non linear 04 [dwi novia prasetyo 1410501052]
 
Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)Gain dan operasional amplifier (op amp)
Gain dan operasional amplifier (op amp)
 
E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5E4141 sistem kawalan 1 unit5
E4141 sistem kawalan 1 unit5
 
Penguat dan op amp
Penguat dan op ampPenguat dan op amp
Penguat dan op amp
 
Percobaan II
Percobaan IIPercobaan II
Percobaan II
 
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufronPenguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
Penguat nirsam slamet harjono_aziz gufron
 
Operational amplifier
Operational amplifierOperational amplifier
Operational amplifier
 
operational-amplifier2012.pdf
operational-amplifier2012.pdfoperational-amplifier2012.pdf
operational-amplifier2012.pdf
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
 
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
Tugas sistem non linear 04 trisni wulansari(1410501026)
 
Amplifier &amp; op amp
Amplifier &amp; op   ampAmplifier &amp; op   amp
Amplifier &amp; op amp
 
12152511.ppt
12152511.ppt12152511.ppt
12152511.ppt
 
Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02
Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02
Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02
 
Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02
Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02
Resistordankapasitor 130331100431-phpapp02
 
Op amp
Op ampOp amp
Op amp
 

Mais de Brian Raafiu

Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Brian Raafiu
 
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Brian Raafiu
 
Diberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikut
Diberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikutDiberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikut
Diberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikut
Brian Raafiu
 
Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...
Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...
Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...
Brian Raafiu
 
Brian Raafiu Revolusi industri edited2
Brian Raafiu Revolusi industri edited2Brian Raafiu Revolusi industri edited2
Brian Raafiu Revolusi industri edited2
Brian Raafiu
 
Brian Raafiu Prakiraan jumlah produksi
Brian Raafiu Prakiraan jumlah  produksiBrian Raafiu Prakiraan jumlah  produksi
Brian Raafiu Prakiraan jumlah produksi
Brian Raafiu
 
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrikBrian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu
 
Brian Raafiu Pemilihan lokasi pabrik
Brian Raafiu Pemilihan lokasi pabrikBrian Raafiu Pemilihan lokasi pabrik
Brian Raafiu Pemilihan lokasi pabrik
Brian Raafiu
 
Brian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineering
Brian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineeringBrian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineering
Brian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineering
Brian Raafiu
 
Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu
 
Brian Raafiu Industrial & systems engineering
Brian Raafiu Industrial & systems engineeringBrian Raafiu Industrial & systems engineering
Brian Raafiu Industrial & systems engineering
Brian Raafiu
 

Mais de Brian Raafiu (20)

Monitoring solar with internet of things
Monitoring solar with internet of thingsMonitoring solar with internet of things
Monitoring solar with internet of things
 
3motorcylewindcharger 160623120206
3motorcylewindcharger 1606231202063motorcylewindcharger 160623120206
3motorcylewindcharger 160623120206
 
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
 
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
Pengembangan Sistem SCADA Android Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi Pintu ...
 
Modul Cascading Style Sheet (CSS)
Modul Cascading Style Sheet (CSS)Modul Cascading Style Sheet (CSS)
Modul Cascading Style Sheet (CSS)
 
Pendingin Minuman Otomatis
Pendingin Minuman OtomatisPendingin Minuman Otomatis
Pendingin Minuman Otomatis
 
Kotak Sampah Otomatis
Kotak Sampah OtomatisKotak Sampah Otomatis
Kotak Sampah Otomatis
 
Diberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikut
Diberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikutDiberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikut
Diberikan pasangan data input dan ouput sebagai berikut
 
Particles Swarm Optimization
Particles Swarm OptimizationParticles Swarm Optimization
Particles Swarm Optimization
 
Introduction research
Introduction researchIntroduction research
Introduction research
 
Pengembangan SCADA Internet Pada PLC Tipe Compact Untuk Aplikasi Pintu Air Be...
Pengembangan SCADA Internet Pada PLC Tipe Compact Untuk Aplikasi Pintu Air Be...Pengembangan SCADA Internet Pada PLC Tipe Compact Untuk Aplikasi Pintu Air Be...
Pengembangan SCADA Internet Pada PLC Tipe Compact Untuk Aplikasi Pintu Air Be...
 
Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...
Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...
Pengembangan Sistem SCADA Pada PLC Tipe COMPACT Untuk Aplikasi PIntu Air Otom...
 
Introduction research
Introduction researchIntroduction research
Introduction research
 
Brian Raafiu Revolusi industri edited2
Brian Raafiu Revolusi industri edited2Brian Raafiu Revolusi industri edited2
Brian Raafiu Revolusi industri edited2
 
Brian Raafiu Prakiraan jumlah produksi
Brian Raafiu Prakiraan jumlah  produksiBrian Raafiu Prakiraan jumlah  produksi
Brian Raafiu Prakiraan jumlah produksi
 
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrikBrian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
Brian Raafiu Perencanaan aliran bahan dan tata letak pabrik
 
Brian Raafiu Pemilihan lokasi pabrik
Brian Raafiu Pemilihan lokasi pabrikBrian Raafiu Pemilihan lokasi pabrik
Brian Raafiu Pemilihan lokasi pabrik
 
Brian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineering
Brian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineeringBrian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineering
Brian Raafiu Pemecahan masalah dengan pendekatan engineering
 
Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksi
 
Brian Raafiu Industrial & systems engineering
Brian Raafiu Industrial & systems engineeringBrian Raafiu Industrial & systems engineering
Brian Raafiu Industrial & systems engineering
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 

Comparator laporan

  • 1. LAPORAN RESMI ELEKTRONIKA ANALOG PRAKTIKUM Ke 2 KOMPARATOR Disusun Oleh NAMA : Brian Raafiu NRP : 6912040039 TO 3B TGL TES : 9 Desember 2013 DOSEN 1 : Ir. Sustiyadi P M.T DOSEN 2 : Ryan Yudha A S.ST LABORATARIUM KONTROL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA TEKNIK OTOMASI 2013
  • 2. LAPORAN PRAKTIKUM KE-2 ELKA ANALOG RANGKAIAN KOMPERATOR 1.1 TIU : 1. Mahasiswa mampu membuat alat rangkaian komperator dengan IC LM324 2. Peserta praktikum dapat mensumulasikan komeprator dengan simulator proteus 1.2 TIK : 1. Peserta praktikum dapat membuktikan komperator secara real 2. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator dengan hasil pada rangkaiannya 3. Peserta praktikum dapat memahami prinsip kerja komperator dengan hasil pada ossiloscope
  • 3. 1.3 DASAR TEORI Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki dua masukan dan satu keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja dengan baik, penfuat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat operasional: Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi, impedansi m`sukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal: 1. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain) AVOL = ¥2. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0 3. Hambatan masukan (input resistance) RI = ¥ 4. Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0 5. Lebar pita (band width) BW = ¥ 6. Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik 7. Karakteristik tidak berubah dengan suhu Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha untuk membuat Op Amp yang memiliki
  • 4. karakteristik mendekati kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp. Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan lingkar terbuka adalah: AVOL = Vo / Vid = - ¥ AVOL = Vo/(V1-V2) = - ¥ Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100 dB). Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal, harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp dengan CMR (common mode rejection) ideal. Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut, maka tegangan ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan tegangan koreksi pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid = 0, tegangan keluaran VO juga = 0. Apabila hal ini tercapai. Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5 kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback) diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat.
  • 5. Dalam suatu penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal masukan tidak terbebani terlalu besar. Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga hambatan keluaran RO Op Alp adalah = 0. Apabla hal ini tercapai, maka seluruh tegangan keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat, hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan. Dalam kondisi praktis harga hambatan keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun hingga mendekati kondisi ideal. Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan. Sebagian besar Op Amp sebagian memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang untuk bekerja pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus didukung kolponen eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik. Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah. Tetapi dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang melebihi kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan. Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal, karakteristiknya tidak
  • 6. berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya, karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan. KOMPARATOR Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan dua nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op Amp. Jika kedua input pada Op Amp pada kondisi open-loop, maka Op Amp akan membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau saturasi negatif (-Vsat). Sebuah rangkaian komparator pada Op Amp akan membandingkan tegangan yang masuk pada satu saluran input dengan tegangan pada saluran input lain, yang disebut tegangan referensi. Tegangan output berupa tegangan high atau low sesuai dengan perbandingan Vin dan Vref. Dan berikut adalah rangkaian komparator sederhana. Vref di hubungkan ke +V supply, kemudian R1 dan R2 digunakan sebagai pembagi tegangan, sehingg nilai tegangan yang di referensikan pada masukan + op-amp adalah sebesar : V = [R1/(R1+R2) ] * Vsupply Op-amp tersebut akan membandingkan nilai tegangan pada kedua masukannya, apabila masukan (-) lebih besar dari masukan (+) maka, keluaran op-amp akan menjadi sama dengan – Vsupply, apabila tegangan masukan (-) lebih kecil dari masukan (+) maka keluaran op-amp akan menjadi sama dengan + Vsupply. Jadi dalam hal ini jika Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi – Vsupply, jika sebaliknya, Vinput lebih besar dari V maka keluarannya akan menjadi + Vsupply. Untuk op-amp yang sesuai untuk di pakai pada rangkaian op-amp untuk komparator biasanya menggunakan opamp dengan tipe LM324 yang banyak di pasaran. Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator adalah membandingkan amplitudo dua buah sinyal, jika +Vin dan −Vin masing-masing menyatakan amplitudo sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator adalah +Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+ +Vin < −Vin maka Vo = Vsat− Keterangan: +Vin = Amplitudo sinyal input tak membalik (V) −Vin = Amplitudo sinyal input membalik (V) Vsat+ = Tegangan saturasi + (V)
  • 7. Vsat− = Tegangan saturasi - (V) Vo = Tegangan output (V) IC LM324 merupakan IC Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai comparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5v sampai +15v untuk +Vcc dan -5v sampai -15v untuk –Vcc. Adapun definisi dari masing-masing pin IC LM324 adalah sebagai berikut: a.)Pin 1,7,8,14 (Output) merupakan sinyal output b.)Pin 2,6,9,13 (Inverting Input) Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang berkebalikan dari input c.)Pin 3,5,10,12 (non Inverting Input) Semua sinyal input yang berada di pin ini akan mempunyai output yang sama dengan input (tidak berkebalikan) d.)Pin 4 (+Vcc) Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara +5V sampai +15V e.)Pin 11 (-Vcc) Pin ini dapat beroperasi pada tegangan antara -5V sampai -15V
  • 8. 2.1 ALAT PERCOBAAN 1. PCB plat double layer 2. Resistor 100Ohm , 1kOhm, 3. Solder 4. Timah 5. Kabel Jumper 6. IC LM 324 7. TERMINAL 8. HCL dan H2O 9. Bor 10. Ossiloscope 2.2 MEODE PERCOBAAN 1. Buat rangkaian komperator pada eagle / protel atau pada yang lainnya . 2. Sablon ke PCB double layer 3. Ecing pcb yang sudah di sablon 4. Setelah jadi masukan komponen 5. Solder dengan trik yang benar 6. Tes ke ossiloscope
  • 10.
  • 11.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16. 4.1 PEMBAHASAN Pada percobaan komperator ini mutlak alat kami berhasil pada tgl 9 desember 2013 kita dapatkan hasil pada simulasi ossiloscpe Inverting histerisis dan Non Inverting histerisis . Ini dibuat dengan menggunakan IC LM 324. Komperator sendiri rangkaian yang berfungsi untuk membandingakan 2 hasil ..mana yang lebih besar dan mana yang lebih kecil.Hasil komperasi pada 2 hasil 2 tegangan dari satu saluran masukan menghasilkan tegangan saturasi positif +Vsat dan tegangan satu rasi negative –Vsat. Pada kesimpulannya prinsip dari komperator adalah +Vin ≥ −Vin maka Vo = Vsat+ +Vin < −Vin maka Vo = Vsat− Dengan rangkain menggunakan mulai awal resistor 100Ohm denga 1kOhm yang dihasilkan sempurana pada gambar yang telah diberikan . Dan fungsional Trimpot adalah untuk menghasilkan tahanan yang berbeda sehingga membuat tegangan dapat dibandingkan 4.2 PERTANYAAN 1. Hasil perhitungan a. Vut ? b. Vlt ? c. Vh ? 2. Hasil pengukuran a. Vut ? b. Vlt ? c Vh ? 3. % error ? 4. Analisa dan Kesimpulan ?
  • 17. 4.3 JAWAB PERTANYAAN 1.) Rangkaian komparator pada praktikum ke dua ini menggunakan histerisis, tujuan dari histerisis ini agar sistem tidak berguncang dan output dari keluaran komparator tidak mengalami noise (gangguan). Komparator dapat difungsikan dengan dua mode, yakni mode invertig dan non-inverting. KomparatorLM324 pada pembahasan awal ini digunakan dengan mode inverting sehingga saat Vin (output sensor) > Vreferensi maka Vout ≈ GND begitu pula dengan sebaliknya jika saat Vin (output sensor) < Vreferensi maka Vout ≈ VCC. Berikut tegangan acuan Upper Trip Point (UTP) dan Low Trip Point (LTP) pada rancangan komparator histerisis. B= R2 R1 + R2 B = 100 ohm : (1000+100) B = 0,09 Jika Vreferensi = 2,5 volt ; Vjen = 5 volt maka: Bila keluarannya mengalami kejenuhan positif, tegangan acuan tak membalik adalah VUTP = Vreferensi + ( BVjen ) = 2,5 + ( 0,09 x 5 ) = 2,5 + 0,45 = 2,95 V Bila keluarannya mengalami kejenuhan negatif, tegangan acuan tak membalik adalah VLTP = Vreferensi – ( BVjen ) = 2,5 – ( 0,09 x 5 ) = 2,5 – 0,45 = 2,05 V
  • 19. HASIL pengukuran Vut = 4,25 x 0,5 = 2,125V Vlt = 4,15 x 0,5 = 2,075 V Persentase error %error = (Vut perhitugan – V utpengukuran : V pengukuran ) x 100% = [(2,95 – 2,125):2,125] x 100% = 39,15 %
  • 20. ANALISA Dari percobaan ke dua ini dapatkan hasil pengamatan analisis dari view ossiloscop yang menerangkan tentangtegangan histerisis. Namun pada kenyataannya percobaan ini membutuhkan waktu yang panajang, akibat dari antri alat simulasi. Sekali tes pun alat kami tidak mendapatkan kendala apapun. Dan dapat membca tegangan histerisis yang menampilkan tegangan Vut maupun Vlt . dan V in maupun V out V referensi .