Makalah ini menguji efektivitas filter cartridge sederhana dalam meningkatkan kualitas air budidaya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa filter cartridge mampu mengurangi TSS, TOM, dan turbiditas air, dengan pengurangan yang lebih besar pada kecepatan aliran yang lebih tinggi. Filter juga mampu mengurangi populasi bakteri hingga lebih dari 85% pada kecepatan tertinggi.
1. MAKALAH
EFEKTIVITAS FILTER CARTRIDGE SEDERHANA DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS AIR MEDIA BUDIDAYA
THE EFFECTIVINESS OF THE SIMPLE CARTRIDGE FILTER IN
INCREASING WATER QUALITY
Oleh :
Nana S.S. Udi Putra, S.Hut., M.Si
Tamrin
Khairil jamal
Hasmawati
Suarni
DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR
2008
0
2. EFEKTIVITAS FILTER CARTRIDGE SEDERHANA DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS AIR MEDIA BUDIDAYA
Nana S.S.Udi Putra, Tamrin, Khairil jamal, Hasmawati, Suarni
Email: nana_ssup@yahoo.com
Balai Budidaya Air Payau Takalar
ABSTRAK
Polusi air bisa disebabkan oleh faktor fisik, kimia dan biologi. Air bisa
mengalami perubahan akibat introduksi bahan-bahan baru yang melebihi
kapasitas lingkungannya. Namun demikian polusi secara fisik bisa menjadi
jalan bagi munculnya polusi kimia dan biologi. Oleh karena itu perlu alat bantu
untuk bisa mengurangi partikel tanah dan bahan organik yang terlarut di
dalam air. Tujuan dari perekayasaan ini adalah untuk mengetahui tingkat
efektivitas hasil rancang bangun filter cartridge sederhana. Metoda yang
digunakan adalah mengukur parameter TSS, TOM, Turbidity dan populasi
bakteri sebelum dan sesudah melewati filter cartridge.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara
kecepatan arus dengan TSS, TOM, Turbidity, dan populasi bakteri.
Sedangkan keefektifan reduksinya berkorelasi positif dengan kecepatan arus.
Kemampuan reduksi populasi bakteri mencapai lebih dari 85% pada
kecepatan 2,33 dan 3.50 L/dt, dan jenis Vibrio lebih sulit direduksi dibanding
dengan jenis Aeromonas akibat ukuran yang relatif lebih kecil.
Kata kunci. Filter cartridge, TSS, TOM, Turbidity, Aeromonas, Vibrio.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan jumlah penduduk berdampak pada peningkatan polusi
pada ekosistem perairan. Dengan kata lain ketersediaan air yang layak
sebagaimana tujuan penggunaannya semakin terbatas. Begitu halnya bagi
kegiatan budidaya perikanan yang sebelumnya sangat mudah memperoleh
air yang layak untuk budidaya, saat ini kondisinya menjadi semakin sulit untuk
mendapatkannya. Polusi air bisa disebabkan oleh faktor fisik, kimia dan
biologi. Artinya air telah mengalami perubahan akibat introduksi bahan-bahan
baru yang melebihi kapasitas lingkungannya. Namun demikian polusi secara
fisik bisa menjadi jalan bagi munculnya polusi kimia dan biologi. Seperti polusi
yang bersifat fisik adalah meningkatnya padatan terlarut, sehingga
menghasilkan endapan dan warna air yang khas. Polusi secara kimia karena
masuknya bahan kimia baik langsung atau tidak langsung ke dalam
ekosistem perairan. Sedangkan polusi karena faktor biologi adalah masuknya
organisme baru secara langsung atau akibat faktor fisik atau kimia. Dengan
demikian polusi fisik mempunyai efek bagi munculnya polusi kimia dan
biologi.
1
3. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan meningkatnya
kesadaran masyarakat akan perlunya air yang layak baik bagi kehidupan
maupun dalam kegiatan budiaya ikan. Keterbatasan kualitas dan kuantitas
menginspirasi upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas air. Langkah utama
adalah menghilangkan polusi fisik yang muncul, upaya yang dilakukan adalah
dengan melakukan filterisasi secara fisik dan melakukan pengendapan.
Teknologi filter sudah berkembang maju sehingga saat ini sudah
menggunakan filter membran (fiber membrance cartridge) dengan pori-pori
sangat halus hingga mencapai 0.01 mikron sehingga mampu memfiltrasi
mikrobiologi (www.lenntech.com, 2008). Sehingga bermanfaat dalam
merduksi mikrobiologi patogen.
Semakin kecil pori filter cartridge akan semakin selektif dalam
memfiltrasi sumber-sumber polusi, namun kelemahnnya adalah semakin
rendah kualitas air akan membuat filter kartridge semakin cepat kotor dan
tersebut. Karena memang sistem ini dibuat untuk tingkat polusi yang kurang
dari 100 ppm dan bila lebih tinggi direkomendasikan untuk dilakukan
penurunan tingkat polusi terlebih dahulu. (www.lenntech.com, 2008). Agar
penggunaan sistem ini lebih mudah dalam pemeliharaaannya harus terlebih
dahulu dilakukan proses filtersisasi kasar ataupun dilakukan pengendapan,
atau dibuat sistem filter cartridge yang bisa dibongkar pasang untuk dilakukan
penggantian membran filternya secara rutin.
Saat ini teknologi filter cartridge sudah bisa kita temui dimana-mana,
sistem ini sangat bermanfaat bagi kegiatan pembenihan ataupun sistem
budidaya yang memanfaatkan sistem resirkulasi. Akan tetapi sistem ini hanya
dapat digunakan oleh pembudidaya-pembudidaya yang memiliki dana yang
cukup besar karena harga per-unitnya yang mahal dan terkadang sulit dalam
melakukan pemeliharaan seperti penggantian filter. Karena kondisi tersebut
pihak rancang bangun BBAP Takalar berinisiatif untuk bisa menyedehanakan
sistem filter dengan cara melakukan adopsi sekaligus modifikasi sistem
dengan menggunakan bahan-bahan aksesoris yang yang lebih murah dan
tersedia namun tetap menggunakan filter cartridge yang asli sehingga kualitas
air yang dihasilkan tetap sama.
1.2. Tujuan
Mengetahui kemampuan filter cartridge sederhana dalam
meningkatkan kualitas air media budidaya.
1.3. Sasaran/Target
Menghasilkan alternatif sistem filter dalam rangka meingkatkan kualitas
air media budidaya.
1.4. Dampak
Menghasilkan filter cartridge sederhana dan ekonomis dengan
kapasitas sistem yang sama dengan aslinya.
2
4. II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan perekayasaan dilakukan pada bulan Maret-April 2008, dengan
tempat kegiatan uji perekayasaan di BBAP Takalar. Analisa bakteri patogen
dilakukan di LAB UJI BBAP Takalar pada Laboratorium Kesehatan Ikan dan Analisa
fisika kimia air dilakukan di Lab Kimia Fisika Lab Uji BBAP Takalar.
2.2. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam uji perekayasaan adalah satu unit
Filter cartridge yang terdiri dari 7 buah filtermembran dan dilengkapi dengan sistem
pencucian membran. Alat pendukung lain adalah pipa air pompa air, stopwacth,
ember penampung air, tabung reaksi, petridisk, mikroskop, media agar dan air media
budidaya. Sedangkan bahan yang digunakan adalah air media.
2.3. Prosedur Kerja
2.3.1. Pembuatan Filter cartridge
Filter Cartridge dibuat dari komponen membran cartridge 5 mikron 7 buah,
pipa PVC 10 inchi i buah, pipa 1,5 inchi 1 buah, pipa 1 inchi 1 buah, lem pipa, dop
pipa 10 inchi 2 buah, kran 1.5 inchi 3 buah, sok luar dan dalam 1 inchi 2 set. Tinggi
filter yang dibuat adalah 1 meter. Inlet air dari bawah dan outlet di atas. Sistem filter
didisain dengan inlet air masuk dari permukaan bagian luar membran dan keluar dari
bagian permukaan luar dengan diameter 2 inchi. Sehingga ada akan terbentuk
tekanan balik karena air akan melakukan kompetisi sebelum mask ke dalam
membran dan keluar dari filter.
C
A
B
Gambar 1. Filter Cartridge Sederhana A. Bagian dalam B.Bagian Atas C Proses
pengujian
3
5. 2.3.2. Persiapan pengujian
Persiapan pengujian meliputi pemasangan filter cartridge yang disambung
dengan sumber air, dengan menggunakan perbedaan kekuatan pompa yang akan
menghasilkan kecepatan dan tekanan air yang berbeda. Alat-alat dan bahan yang
disiapkan adalah pompa 1 inci dengan kekuatan yang berbeda 2 buah, dan
menggunakan pompa lasngsung dari laut 1 buah. Ember 8 liter, ekstensen kabel,
stopwatch, bak penampung, pipa dan selang spiral. Serta persiapan wadah sampel
air.
2.3.3. Pengujian dan pengambilan contoh
Kegiatan pengujian dilakukan dua kali ulangan dengan setiap ulangan
dilakukan pengukuran duplo. Setiap kali pengambila sampel menggunakan 3
perlakuan kecepatan air. Contoh air uji adalah contoh sebelum diuji, dan contoh air
yang telah melewati filter cartridge.
Pengambilan contoh mengunakan wadah yang steril daan terhindar dari
kontaminasi. Parameter yang diuji adalah Total Suspended Solid (TSS), Total
Disolved Solid (TDS), Total Organic Mater (TOM), Turbidity dan Bakteri. Sehingga
pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika dan Kesehatan Ikan. Khusu untuk
pengambilan contoh air untuk uji bakteri menggunakan tabung reaksi steril yang
kemudian dilanjutkan pada proses pembiakan jenis bakteri patogen di Laboratorium
Kesehatan Ikan dan Udang BBAP Takalar.
2.4. Analisis data
Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian statistik rancangan acak
lengkap bagi tiap jenis dan sekaligus melihat signifikasi hasil filterisasi
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesetabilan kualitas air menjadi faktor penting dalam menentukan
keberhasilan budidaya. Oleh karena itu terobosan teknologi yang bisa mendukung
terus dilakukan. Filter membran seperti cartridge filter menjadi alternatif pilihan
dalam mendukung stabilnya kualitas air. Rancangan yang dibuat merupakan filter
cartridge ukuran 5 mikron sebanyak 7 buah yang disusun secara paralel. Dari
pengujian ini filter kapsul mampu menahan kecepatan air 1 liter/detik dari ketiga
kecepatan yang diujikan.
A. Kimia Fisika Air
Hasil pengujian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa parameter Total
Suspended Solid (TSS) terdapat kecenderungan menurun dengan meningkatnya
kecepatan arus. Nilai TSS menurun secara berturut-turut dari nilai awal tanpa filter
dan pakai filter dengan kecepatan 1,77 L/dt, 2,33 L/dt, dan 5,50 L/dt yakni 0.053
mg/l, 0.048 mg/l, 0.047 mg/l, dan 0.045 mg/l, namun perbedaan kecepatan arus tidak
memberikan dampak pada nilai TSS yang berbeda secara signifikan. Rendahnya
nilai reduksi diduga disebabkan oleh ukuran partikel yang terlarut di air relatif kecil
(Lechevallier & Au, 2004) disamping itu terjadi karena fraksi ukuran partikel yang
4
6. kecil (Tanner & Ongerth, 1990). Ukuran partikel yang tersaring akan lebih besar dari
5 mikron walaupun pada teknik uji filtrasi di laboatorium menggunakan filter 0,45 µm
(SNI-06-6989.3-2004, 2004).
Begitu juga kandungan nilai Total Organik Mater (TOM) terjadi penurunan
secara berturut – turut dari 89,568 mg/l, 88,100 mg/l, 87,365 mg/l dan 85,130 mg/l
mulai dari tanpa filter dan pakai filter dengan kecepatan yang berbeda, namun
kecenderungan itu tidak ada perbedaan yang signifikan. Hasil ini sangat bertolak
belakang dengan hasil yang diperoleh Lechevallier & Au, (2004) dimana terjadi
penurunan efisiensi filter bila terjadi peninkatan kecepatan air. Seharusnya terjadi
proses intersepsi dimana partikel butiran yang sedikit lebih besar bisa
masukmelewati pori akibat trkanan yang meningkat (Lechevallier & Au, 2004). Akan
tetapi proses ini tidak terjadi karena tekanan dari bagian dalam yang lebih besar.
Tabel 1. Karakterisitk fisik air sebelum dan setelah melalui cartridge filter sederhana
Kecepatan arus Total Suspended Total Organic Turbidity
(L/dt) Solid (mg/l) Mater (mg/l) (NTU)
Inisial 0.053 ± 0.020a 89.568 ± 5.480a 1.905 ± 0.783a
1.77 0.048 ± 0.018a 88.100 ± 7.590a 0.978 ± 0.493a
2.33 0.047 ± 0.014a 87.365 ± 5.735a 0.825 ± 0.537a
3.50 0.045 ± 0.016a 85.130 ± 11.134a 0.580 ± 0.144b
Kecenderungan menurun nilai TSS dan TOM dengan meningkatnya
kecepatan arus disebabkan oleh tekanan balik air yang masuk lewat filter bagian
luar. Hal ini membuat proses intersepsi tidak berjalan dengan baik karena tertahan
oleh tekanan balik air dari bagian dalam filter dengan volume yang lebih kecil
dibanding bagian luar filter (inlet). Pemanfaatan teknik aliran inlet air dari
permukaan yang lebar menuju outlet air yang kecil menyebabkan kemampuan
filterisasi meningkat dengan meningkatnya kecepatan air. Karena peningkatan
kecepatan akan meningkatkan tekanan balik yang lebih besar sehingga partikel yang
ada di dalam air akan kembali berbalik.
Hasil uji Turbidity menunjukkan adanya penurunan nilai turbidity dengan
meningkatnya kecepatan air. Ini berkorelasi dengan peningkatan jumlah bahan yang
tereduksi. Nilai turbidity menurun berturut-turut dari 1,905 NTU, 0.978 NTU, 0825
NTU, 0,580 NTU. Penurunan ini signifikan pada kecepatan 3.5 L/dt (P>0.05). Nilai
penurunan turbidity ini mendukung hasil yang diperoleh pada nilai TSS dan TOM.
Tabel 2. Kemampuan cartridge filter sederhana dalam mereduksi karakterisitk fisik
air (%)
Kecepatan Total Suspended Solid Total Organik
Turbidity (NTU)
arus (m/d) (mg/l) Mater (mg/l)
Inisial 0.000 0.000 0.000
1.77 9.430 1.639 48.661
2.33 11.320 2.460 56.693
3.50 15.094 4.955 69.554
Penurunan Total suspended solid bahan organik dan turbidity berarti terjadi
peningkatan kemampuan reduksi yang berkorelasi dengan peningkatan kecepatan
aliran air (Gambar 2 dan Tabel 2). Dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa
kemampuan cartridge filter meningkat dengan meningkatnya kecepatan air. Pada
kecepatan 1.77 L/dt kemampuan reduksi TSS sebesar 9,340 %, pada kecepatan
2.33 L/dt kemampuan reduksinya 11,320 %, dan kecepatan 3.5 L/dt kemampuan
reduksinya mencapai 15,095 %.
5
7. Sepertihalnya TSS, nilai kemampuan reduksi TOM meningkat dengan
meningkatnya kecepatan arus, yakni berturut-turut sebesar 1,639 %, 2,460%, dan
4,955%. Begituhalnya TSS dan TOM, kemampuan reduksi turbidity meningkat dari
48,661%, 56,693% dan 69,554%. Dari data kemampuan cartridge ini menunjukkan
bahwa pada kecepatan 1,77 L/dt daya reduksi TSS dan TOM rendah namun
berdampak pada tingkat reduksi turbidity yang tinggi hingga mencapai 48,661%.
Rendahnya daya reduksi disebabkan oleh kondisi air uji yang digunakan yang relatif
masih baik dan ukuran partikel yang terlarut yang kecil (Cleasby, Hilmoe,
Dimitracopoulos, 1984), namun ternyata berpengaruh pada cukup tingginya
kemampuan reduksi turbidity. Akan tetapi peningkatan tingkat reduksi turbidity terjadi
pada kecepatan yang lebih besar sebagai akibat dari peningkatan reduksi partikel.
Dengan demikian ada korelasi positif antara kecepatan air, kemampuan reduksi
TSS, TOM, dan Turbidity pada penggunaan cartridge filter sederhana dengan
pemanfaatan inlet air dari permukaan besar ke permukaan kecil.
0,054 16 90 6
TSS
0,052 14 89
Daya reduksi 5
D aya R ed u ksi T SS (100% )
D aya R ed u ksi T O M (% )
12 88
0,050
4
T O M (M g / L )
T S S (M g / L )
10 87
0,048 TOM
8 86 Daya reduksi 3
0,046
6 85
2
0,044
4 84
1
0,042 2 83
0,040 0 82 0
0 1,77 2,33 3,5 0 1,77 2,33 3,5
Kecepatan arus (L/dt) Kecepatan arus (L/dt)
2,5 80
Gambar 2. Karakteristik fisika air sebelum dan
Turbidity 70 setelah melalui kartridge filter sederhana dan
D a y a R e d u k s i T u rb id it y ( % )
2 Daya reduksi
60 kemampuan reduksinya A) TSS, B) TOM, C)
Turbidity
T u rb id it y ( N T U )
1,5 50
40
1 30
20
0,5
10
0 0
0 1,77 2,33 3,5
Kecepatan arus (L/dt)
6
8. B. Mikrobiologi
Mikrobiologi yang dimaksud adalah bakteri, dengan menggunakan parameter
Total bakteri, vibrio dan aeromonas. Data hasil uji pada Tabel 3 menunjukkan
bahwa Total bakteri tereduksi dari 1660 X 102 CFU/ml pada kondisi awal menjadi
1610 X 102 CFU/ml pada kecepatan 1,77 L/dt, 253,5 X 102 CFU/ml pada kecepatan
2,33 L/dt dan kembali tereduksi menjadi 120 X 102 CFU/ml pada kecepatan 3,5 L/dt.
Tabel 3. Populasi Bakteri setelah melalui filter cartridge (X 102 CFU/ml)
Kecepatan Bakteri
Total Bakteri Vibrio Aeromonas
arus (m/d) lainnya
Inisial 1660 39 3.5 1617.5
1.77 1610 30.5 0.5 1579
2.33 253.5 30.5 0.25 222.75
3.50 120 16.5 0.25 103.25
Khusus untuk jenis Vibrio mampu direduksi dari 39 X 102 CFU/ml menjadi
30,5 X 102 CFU/ml pada kecepatan 1,77 dan 2,33 L/dt dan kembali tereduksi kembali
menjadi 16,5 X 102 CFU/ml pada kecepatan 3,5 L/dt. Begitu juga jenis Aeromonas,
pada awalnya teridentifikasi lebih kecil yakni 3,5 X 102 CFU/ml dan tereduksi menjadi
0,5 X 102 CFU/ml pada kecepatan 1,77 L/dt dan 0,25 X 102 CFU/ml pada kecepatan
2,33 dan 3,5 L/dt. Sedangkan bakteri lainnya mirip dengan Total bakteri. Populasi
bakteri berawal dari 1617,5 X 102 CFU/ml, pada kecepatan arus 1,77 L/dt populasi
menurun menjadi 1579 X 102 CFU/ml, pada kecepatan 2,33 L/dt bakteri tereduksi
menjadi 222,75 X 102 CFU/ml dan kembali tereduksi menjadi 103,25 X 102 CFU/ml
pada kecepatan 3,50 L/dt. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat
korelasi negatif antara kecepatan air dan jumlah populasi bakteri setelah melewati
filter cartridge (Gambar 3).
Penurunan populasi bakteri ini ini bisa menunjukkan kemampuan filter
cartride dalam mereduksi populasi bakteri di dalam media budidaya. Hasil ini
dikuatkan oleh kesimpulan Lechevailler & Au, (2004) bahwa proses filtrasi
merupakan cara yang konsisten dan efektif dalam menahan mikroorganisma
patogen baik menggunakan sand filter maupun membran filter. Data Tabel 4
memperlihatkan bahwa filter cartridge bisa mereduksi populasi total bakteri sebesar
3,012 % pada kecepatan 1,77 L/dt dan meningkat drastis kemampuannya menjadi
84,729 % pada kecepatan 2,33 L/dt dan kembali meningkat menjadi 92,771 % pada
kecepatan 3,5 L/dt. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan reduksi
populasi bakteri meningkat dengan meningkatnya kecepatan air. Kemempuan
reduksi sangat nampak terlihat setelah kecepatan di atas 2,33 L/dt. Kemampuan ini
sama dengan jenis bakteri lainnya. Akan tetapi untuk jenis bakteri Vibrio sp nampak
hanya bisa dapat diresuksi sebesar 21,795% pada kecepatan 1,77 dan 2,33 L/dt,
baru meningkat menjadi 57,692 % setelah kecepatan ditingkatkan menjadi 3,5 L/dt.
Justru jenis Aeromonas justru mampu direduksi lebih dari 85 % pada kecepatan di
atas 1,77 L/dt dan meningkat menjadi 92,857 pada kecepatan 2,33 dan 3,5 L/dt. Dari
data tersebut terdapat kecenderunga positif dengan meningkatnya kecepatan arus.
Gambaran yang lebih gamlang terlihat pada Gambar 4. Gambaran tersebut
menunjukkan bahwa filter ini lebih mampu mereduksi jenis bakteri Aeromonas
dibandingkan dengan jenis Vibrio. Hal ini disebabkan oleh ukuran jenis tubuh Virio
lebih kecil dibanding dengan jenis Aeromonas dimana ukurannya berturut-turut
adalah 0,5 x 1,5 – 2,5 µm dan 0,3 – 1 x 1,3 – 3,0 µm) (Roberts, 1989)
7
9. 1800
1600 Total Bakteri
Vibrio
Pop. Bakteri (x102 CFU/ml)
1400
Aeromonas
1200 B. Lain
1000
800
600
400
200
0
Inisial 1,77 2,33 3,5
Kecepatan arus (L/dt)
Gambar 2. Populasi beberapa jenis bakteri sebelum dan sesudah melalui cartridge
filter
Tabel 4. Kemampuan filter cartridge sederhana dalam mereduksi populasi bakteri
(%)
Kecepatan arus (m/d) Total Bakteri Vibrio Aeromonas Bakteri lainnya
Inisial 0.000 0.000 0.000 0.000
1.77 3.012 21.795 85.714 2.380
2.33 84.729 21.795 92.857 86.229
3.50 92.771 57.692 92.857 93.617
100
Daya reduksi Pop. Bakteri (%)
80
60
40
20
0
Inisial 1,77 2,33 3,5
Kecepatan arus (L/dt)
Total Bakteri Vibrio Aeromonas B. Lain
Gambar 5. Kemampuan reduksi cartridge filter sederhana terhadap populasi
beberapa jenis bakteri
8
10. IV. KESIMPULAN
Filter cartridge sederhana cukup efektif dalam meningkatkan kualitas
air media budidaya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat korelasi
negatif antara kecepatan arus dengan TSS (9-15%), TOM (1-5%), Turbidity
(48,66-69,55%), dan populasi bakteri (3,01-92,77%). Sebaliknya keefektifan
reduksinya berkorelasi positif dengan kecepatan arus. Kemampuan reduksi
pada TSS (9-15%)dan TOM (1-5%) relatif rendah sedangkan turbidity cukup
tinggi (> 48 - 69%) antara Kemampuan reduksi populasi bakteri mencapai
lebih dari 85% pada kecepatan 2,33 dan 3.50 L/dt (total bakteri), dan jenis
Vibrio lebih sulit direduksi dibanding dengan jenis Aeromonas.
V. PUSTAKA
Cleasby JL, Hilmoe DJ, CJ Dimitracopoulos. 1984. Slow Sand and Direct in-
line filtration of surface water. Journal of the American Water Works
Association, 77(12):44-55.
LeChevallier, Mark W, Kwok-Keung Au. 2004. Water Treatment and Pathogen
Control. FAO. Iwa Publishing. United Kingdom.
Roberts, Ronald J. 1989. Fish Pathology. Second Edision. Bailliere Tindal.
London.
SNI 06-6989.3-2004. 2004. Cara Uji Total Padatan Terlarut. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
Tanner, SA & Ongerth JE. 1990. Evaluating the performance of slow sand
filters in Northen Idaho. Journal of American Water Works
Association, 91 (9):90-100.
Www. Lenntech.com, 2008. Cartridge Filter. Lenntech Water treatment & air
purification Holding.V. Rotterdamseweg. Netherland.
9