SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
Baixar para ler offline
Viral Disease pada Ikan Tawar dan Laut

1. Viral Nervous Necrosis (VNN)
1.1. Biologi Viral Nervous Necrosis
VNN (Viral Nervous Necrosis) merupakan jenis virus dari keluarga Nodaviridae, dalam
keluarga Noraviridae terdapat dua jenis atau strain yaitu jenis Alphanodavirus dan
Betanodavirus, kedua jenis ini sangat ganas dalam menginfeksi ikan. Betanodaviruses
(family Nodarideae) adalah agen penyebab serangan viral nerveus necrosis (VNN) pada
budidaya ikan laut. Betanodaviruses adalah virus kecil, berbentuk bola, tidak punya kapsid
dengan genome yang terdiri atas dua ikatan tunggal. Nodaviruses adalah virus icosahedral
yang tidak dibungkus dengan suatu genome terdiri dari 2 RNAs13 ikatan tunggal. Piscine
nodaviruses (betanodaviruses) telah menunjukkan infeksi pada lebih dari 30 jenis ikan laut
terutama pada masa larva dan juvennil, dan infeksi yang umumnya mengakibatkan mortalitas
yang tinggi. Viral Nerveus Necrosis (VNN) adalah penyakit yang terdaftar oleh The Office
International des Epizooties (OIE), menjadi masalah utama didalam produksi perikanan laut
didunia. Identifikasi virus penyebab VNN ini adalah anggota family Nodaviridae diperoleh
dengan menyelidiki asam nukleat dan protein struktural dari larva virus Pseudocaranx
dentex.
1.2. Serangan VNN
Viral Nervous Necrosis (VNN) adalah jenis virus yang menyerang ikan kerapu pada stadia
benih. Penyakit Virus VNN ini dapat menyababkan kematian masal ikan kerapu pada stadia
larva dan benih dengan prefalensi 100%. Serangan VNN pertama kali dilaporkan terjadi di
wilayah Korea, gejala serangan VNN pertama kali dilaporkan menyerang budidaya ikan
grouper (kerapu) (Epinephelus septemfasciatus). Kematian massal pada ikan red drum
(Sciaenops ocellatus) yang dipelihara dip anti pembenihan berhubungan dengan
betanodavirus. Serangan VNN antar populasi pada budidaya ikan laut dapat terjadi dengan
transmisi secara vertikal atau secara horisontal.
1.3. Gejala Klinis serangan VNN
Gejala klinis umum VNN pada beberapa jenis ikan antara lain perilaku ikan terserang
berenang tak menentu, dan ikan mengapung dengan perut diatas disebabkan oleh
pembengkakan gelembung renang (swim bladder), warna tubuh terlihat lebih gelap dan selera
makan berkurang. Kematian (mortalitas) kumulatif mencapai 34% dan 56% selama 10
minggu. Ikan yang terkena infeksi VNN biasanya memperlihatkan keadaan gangguan saraf
yang berhubungan dengan vacuolisasi (kerusakan) kuat sistem nerves pusat dan retina. Tanda
klinis ikan yang terserang VNN yang lain adalah hilangnya selera makan, kelesuan, perilaku
renang abnormal (gerakan memutar dan menabrak kasar), pembesaran gelembung renang
pada beberapa jenis ikan, dan pewarnaan gelap. Secara histopatologi di laporkan serangan
VNN menyebabkan kerusakan sel berupa hipertrofi dan atrofi pada jaringan mata, sedangkan
pada jaringan otak ditemukan kerusakan sel berupa hipertrofi, kongesti, hemorrage, dan
vakuolasi.

Gambar 1. Serangan VNN
2. Koi herpes virus (KHV)
2.1. Biologi KHV
Koi herpesvirus merupakan virus DNA utas ganda yang memiliki 31 polipeptida dan
delapan protein glikosilat dimana 12 polipeptidanya memiliki berat molekul yang sama
dengan CHV (cyprinid herpesvirus) dan 10 polipeptidanya sama dengan CCV 10 (channel
catfish virus). KHV memiliki kapsid simetri ikosahedral dengan diameter 100 - 110 nm,
sedangkan virion matang memiliki amplop yang longgar sehingga ukuran

diameternya

menjadi 170 - 230 nm. Selain itu juga terdapat benang - benang penyangga seperti struktur
tegument pada permukaan inti yang mirip dengan kelompok H erpesvirus (Pokorova et
al.2005).
Koi herpesvirus (KHV) adalah virus yang menginfeksi ikan mas dan koi dan
bersosiasi dengan kematian massal Virus ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1998
sebagai penyebab kematian massal ikan koi baik stadia juvenil maupun dewasa yang
dibudidayakan di Israel, Amerika Serikat dan Jerman. Penyebaran virus ini sudah mencapai
Eropa, Jepang, Indonesia, Afrika Selatan, Thailand, Taiwan, Cina dan Malaysia Virus KHV
masuk ke Indonesia pada tahun 2002 melalui perdagangan ikan lintas negara. Penyakit akibat
virus yang sangat menular ini telah menyebabkan kerugian finansial pada industri budidaya
ikan mas dan koi. Sejak terjangkit pertama kali di Blitar, Jawa Timur, penyakit ini telah
menyebar ke hampir semua daerah di Indonesia.
2.2. Gejala Klinis KHV
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh serangan KHV yaitu (1) produksi lendir (mucus) berlebih
sebagai respon fisiologis terhadap kehadiran patogen, selanjutnya produksi lendir menurun
drastis sehingga tubuh ikan terasa kasat; (2) insang berwarna pucat dan terdapat bercak putih
atau coklat yang sebenarnya adalah kematian sel-sel insang atau “gill necrosis”, selanjutnya
menjadi rusak, geripis pada ujung tepi insang dan akhirnya membusuk. Kerusakan ini akan
menggangu fungsi sel dan menyebabkan pendarahan (haemorage) sebagai akibat rusak dan
terputusnya saluran darah. Kerusakan sel secara terus menerus akan menyebabkan rusaknya
jaringan insang yang ditandai dengan insang memutih mencapai 80%. Untuk mengimbangi
suplai oksigen maka ikan akan meningkatkan frekwensi pergerakan operkulum. Kerusakan
dan kekurangan suplai oksigen akan menyebabkan kematian pada ikan yang terinfeksi; (3)
pendarahan (hemorrhage) di sekitar pangkal dan ujung sirip serta permukaan tubuh lainnya;
(4) sering pula ditemukan adanya kulit yang melepuh atau bahkan luka yang diikuti dengan
infeksi sekunder oleh bakteri, jamur dan parasit; (5) hati berwarna pucat, selanjutnya menjadi
rusak; (6) ginjal (anterior dan posterior) berwarna pucat.

Gambar 2. Pembusukan Pada Insang
Dari kajian histopatologi pada insang, tampak jelas bahwa virus ini mengakibatkan inflamasi
pada renal tubul ginjal dan mengakibatkan sel - sel yang terinfeksi mengalami pembentukan
badan inklusi pada inti selnya. Kajian histopatologi insang ikan yang sakit menunjukkan
bahwa terdapat sel - sel inflamasi di insang dan epitel insang mengalami hiperplasia. Kajian
dengan menggunakan indirect immunofluorescen microscopy terhadap insang, ginjal, otak
dan hati menunjukkan bahwa virus KHV terakumulasi pada insang dan ginjal
3. Iridovirus
3.1. Biologi Iridovirus
Iridovirus adalah virus hewan yang menginfeksi invertebrata dan vertebrata
poikilotermik, seperti ikan, insekta, amfibi, dan reptil (Williams, 1996). Iridovirus merupakan
virus DNA untai ganda berbentuk simetri ikosahedral, tidak semuanya beramplop, dan
mempunyai diameter 120-300 (Tidona et al., 1998). Virion iridovirus terdiri dari tiga domain
konsentris yaitu protein capsid di bagian luar, membran lipid yang mengandung subunit
protein di bagian tengah, dan core yang tersusun dari kompleks DNA-protein. Virus ini
memiliki 25-75 protein struktural dengan kisaran berat molekul 12.000-150.000 kDa. Secara
umum protein capsid iridovirus berukuran sekitar 50 kDa dan merupakan komponen
struktural utama yang jumlahnya mencapai 45% dari protein virion total. Ukuran genom
iridovirus bervariasi antara 105-212 kbp). Iridovirus mempunyai strategi replikasi yang
melibatkan stadium nuklear dan sitoplasmik, menghasilkan genom komplit dengan duplikasi
beberapa gen di ujungnya (terminal redundancy) dan ujung tersebut berbeda diantara partikel
virus yang dihasilkan (cyclic permutation). Gen penyandi protein capsid dari beberapa
iridovirus vertebrata dan invertebrata telah disekuensing dan coding region nya mempunyai
banyak kemiripan.
3.2. Gejala Klinis Infeksi Iridovirus
Ikan yang terinfeksi iridovirus nampak lemah, nafsu makan menurun, mengalami anemia
yang berat, bercak merah (ptechiae) pada insang, pembengkakan limpa, dan ginjal. Kerapu
malabar yang terinfeksi iridovirus menunjukkan gejala warna insang dan tubuh pucat,
hilangnya keseimbangan sehingga ikan diam di dasar jaring apung dan biasanya akan mati
dalam waktu satu hari setelah gejala muncul.
4. Lymphocytis Disease (LD)
4.1. Biologi Virus Lymphocytis
Lymphocytis Disease adalah salah satu penyakit yang disesbabkan oleh virus dan
telah diketahui menyerang ikan pada budidaya laut yang biasa disebut penyakit
Symphocystis. Penyakit Lymphocystis disebabkan oleh serangan virus yang termasuk famili
Iridovirus. Virus Lymphocytis berbentuk partikel berbidang banyak dengan sekitar 0,13 -
0,26 mikron. Terdiri dari inti DNA yang dibungkus oleh lapisan protein.Infeksi pada ikan
yang terserang menyebabkan tumbuhnya sel jaringan. Sel yang dikenal menyebabkan
tumbuhnya sel jaringan. Sel yang dikenal dengan nama Lymphocystis menyerupai butiran
sagu. Kelompok dari sel tersebut membentuk tumor pada kulit dan sirip. Penularan penyakit
dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung misalnya melalui air yang tercemar virus,
melalui makanan dan melalui suntikan. Tetapi tempat penularan yang utama adalah
permukaan kulit luar, termasuk insang.
Ikan kakap putih merupakan ikan yang sangat rawan terhadap serangan virus ini.
Virus ini juga terbukti sangat mudah menular dengan menggunakan air sebagai media
penularannya. Oleh karena itu, ikan yang terserang harus segera dipindahkan dan dipisahkan
dari ikan yang sehat. Pada dasarnya, penyakit yang diakibatkan virus belum dapat
ditanggulangi secara pasti. Namun demikian pencegahan dapat dilakukan dengan jalan
vaksinasi dengan obat antibiotik. Masalahnya adalah hingga saat ini, obat/vaksinasi untuk
penyakit ini belum tersedia atau sulit didapatkan di pasaran.
Virus adalah patogen yang paling kecil. Ukurannya lebih kecil dari seperduapuluh
kali besarnya bakteri. Virus menyerang mahluk hidup, berkembangbiak di dalam organisme
inang dan pada saat itulah dia akan menyebabkan kerusakan ataupun penyakit pada
organisme inang. Virus sangat tahan terhadap segala jenis obat-obatan. Oleh karena itu,
pemberantasan penyakit yang disebabkan oleh virus lebih ditekankan kepada upaya
pencegahan dan membatasi penularannya.
4.2. Gejala Klinis
Tanda-tanda klinis/patologis serangan virus ini adalah terjadinya penebalan (hypertrophy)
dari sel-sel jaringan ikat yang menimbulkan tonjolan pada daerah kulit (nodul) pada daerah
sirip atau kulit;dapat terjadi secara satu-satu atau mengelompok. Secara histopatologis di
daerah fibrocytes/sel yang terinfeksi terlihat adanya hypertrophy yang jelas dengan capsul
hyaline dan basophilic intracytoplasmic inclusions.

Gambar 3. Serangan Lymphocytis Disease
5. Channel Catfish Virus Disease (CCVD)
Channel catfish virus diseases adalah infeksi yang akut dan haemorhagik oleh virus
Herpes. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian yang tinggi, kadang-kadang mencapai
hampir 100 % pada Ictalurus punctatus yang muda. Inang alamiah yang diserang adalah
Channel catfish (Ictalurus punctatus) biasanya yang berumur kurang dari 4 bulan. Hasil
infeksi secara eksperimen menunjukkan virus ini dapat menyerang white catfish (I. catus),
blue catfish (I. furcatus), dan walking catfish (Clarias batrachus).
5.1. Gejala Klinis
Tanda-tanda klinis/patologis serangan penyakit ini yang dapat diamati antara lain
hilangnya keseimbangan tubuh, bergerak berputar-putar dan tergantung vertikal, mata
menonjol (exophthalmus), perut mengembung atau distensi. Secara patologis/histopatologis
terlihat pula adanya petekiae (perdarahan) pada sirip dan di sekitar abdomen; perdarahan
pada ginjal, kulit dan organ dalam kulit dan organ dalam; insang terlihat pucat dan
haemorhagi; adanya kenaikan sel limfoid di dalam ginjal dan nekrosis di sekitar tubular
ginjal; nekrosis terdapat pula pada hati, limpa dan alat pencernaan; haemorhagi, edema dan
nekrosis mukosal dan pelepasan sel di dalam usus.
Gambar 4. Haemoragi pada Kulit
6. Spring Viraemia of Carp (SVC)
Spring Viraemia of Carp (SVC) merupakan penyakit/infeksi oleh virus yang bersifat
akut haemorhagis dan menular, yang menyerang golongan ikan Cyprinids dan lebih spesifik
pada Common carp, Cyprinus carpio. Penyakit ini biasanya timbul pada musim semi (Spring)
dan menyebabkan kematian pada semua umur. Common carp merupakan inang yang utama
dan virus dapat menyerang ikan dewasa dan muda. Dilaporkan pula bahwa virus pernah pula
diisolasi dari golongan Cyprinids yang lain. Silver carp, Bighead carp (Aristichthys nobilis),
dan Crucian 22 carp (Carassius auratus). Secara eksperimental Pike Fry (Esox lucius) dan
larvanya,fry dari carp, Grass carp (Ctenocephalon idella) dan Guppies (Lebistes reticulata).
6.1. Gejala Klinis
Tanda-tanda klinis dan patologis serangan SVC antara lain meliputi ikan berkumpul di bagian
outflow, warna ikan menjadi gelap, perdarahan/ petekiae haemorhagi, mata menonjol
(exophthalmus), abdominal dropsy, biasanya dijumpai pula peritonitis fibrinosa dan ctarrhal
atau enteritis yang nekrotik. Sedangkan Swimbladder Inflammation (SBI) yang virusnya
identik dengan virus SVC, dapat memperlihatkan gejala klinis/patologis yaitu kehilangan
berat badan dan keseimbangan, warna kulit menjadi gelap/berubah, degenerasi/perdarahan
pada dinding gelembung udara (swimbladder).
Gambar 6. Serangan SVC
7. Infectious Pancreatic Necrosis (IPN)
Infectious Pancreatic Necrosis (IPN) merupakan penyakit viral yang akut dan sangat
menular, terutama menyerang golongan ikan Salmonis. Terhadap ikan muda yang sembuh
(survivors) dapat tahan terhadap penyakit tetapi dapat menjadi pembawa infeksi (carrier)
seumur hidup. IPN telah dilaporkan sebagai penyakit endemik di daerah/lokasi perikanan
trout sekurang-kurangnya di sepuluh negara Eropa termasuk Skandinavia dan Inggris Raya,
demikian juga di Amerika Utara dan Jepang. IPN dapat menyerang macam-macam inang
yang cukup banyak baik asal air tawar atau air laut dan kemungkinan Shellfish laut.
Virus IPN pertama kali dilaporkan di Perancis tahun 1965. Demikian juga di
Denmark, virus IPN telah diidentifikasi secara virologik pada tahun 1968. Penyakit oleh IPN
pada spesies non Salmonid telah pula diketahui dan virusnya telah pula diisolasi dari
bermacam-macam spesies non Salmonid dan isolasi virusnya pertama kali dilaporkan oleh
Sonstegarddkk. pada tahun 1972 yang berasal dari ikan ”Yearling White Suckers”
(Catastomus comersoni) di Canada. Di Jerman virus diisolasi dari grayling (Thymallus
thymallus), barbel ( Barbus barbus), Pike (Esox lucius) dan Carp (Cyprinus carpio). Di
Irlandia Utara, virus IPN diisolasi dari Goldfish (Carassius auratus), Discuss Fish
(Symphysodon discus) dan Bream (Abramis brama). Di Inggris (England) diisolasi dari Carp
(Cyprinus carpio) dan Crucian carp (Carassius auratus). Demikian pula di Jepang isolasi
virus IPN diperoleh dari European eels (Anguilla anguilla) dan Japanese eels (Anguilla
japonica) dan dinamakan Eels Virus European (EVE).
7.1. Mekanisme Serangan IPN
Penularan IPN dapat terjadi secara vertikal, dengan virus berada dalam telur, atau horizontal,
melalui air, urine, faeces, sekresi sexual atau melalui ikan mati/sakit yang 23 dikonsumsi oleh
ikan lain. Umumnya ikan yang sembuh (survivors/carriers) dapat menjadi non-clinical
carriers atau pembawa penyakit, mungkin selama hidupnya dan carrires tersebut juga
bertindak sebagai reservoir virus untuk ikan-ikan lain yang sebelumnya belum terinfeksi.
Selain itu masa inkubasi IPN relatif pendek, antara 3 – 5 hari sebelum tanda klinis dan
kematian terjadi. Faktor-faktor seperti umur inang, suhu rendah dan spesies ikan dapat
memperpanjang masa inkubasi.

7.2. Gejala Klinis
Pada kasus/wabah, tanda-tanda pertama adanya kematian mendadak dan biasanya yang
terserang pertama kali adalah ikan yang masih muda. Tanda klinis dapat bervariasi antara lain
: warna ikan menjadi gelap, bergerak berputar-putar, exophthalmus (mata menonjol), perut
membesar dan terdapat cairan visceral, perdarahan di daerah bawah perut/ventral termasuk di
daerah sirip, hati dan limpa pucat dan membesar, tak terdapat makanan dalam perut dan usus
biasanya mengandung eksudat mucoid yang kekuningan atau keputihan.
Gambar 7. Pembengkakan Pada Hati dan Limpa
8. Penyakit Infectious Haematopoietic Necrosis (IHN)
Penyakit Infectious Haematopoietic Necrosis (IHN) merupakan suatu penyakit yang
bersifat akut dan sistemik. Penyakit ini menyerang Rainbow trout (Salmo gairdneri),
Chinook slmon (Oncorrhynchus tshawytscha), Sockeye salmon (O.nerka). Infectious
Haematopoietic Necrosis (IHN) merupakan penyakit virus yang menginfeksi stadia larva dan
juvenil ikan laut dan merupakan penyakit yang berbahaya bagi usaha pembenihan ikan.
Di Indonesia kasus serangan IHN pertama kali diidentifikasi pada hatchery kakap di
Jawa Timur pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 1998 kasus kematian yang disebabkan
oleh VNN ditemukan pada budidaya ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dengan
tingkat kematian mencapai 100 %. Virus ini umumnya menginfeksi stadia larva sampai
juvenil dan menyerang sistem organ syaraf mata dan otak yang ditandai dengan adanya
vakuolasi, dengan gejala yang cukup spesifik karena ikan menampakkan tingkah laku
berenang yang tidak normal dan umumnya ikan berdiam di dasar (Yuasa et al., 2001 dalam
Suratmi, 2004).
Gejala Klinis
Gejala yang tampak pada ikan yang terinfeksi IHN berbeda-beda sesuai dengan stadia
atau umur ikan. Umur ikan di bawah 20 hari bila terinfeksi tidak menunjukkan gejala klinis
kecuali nafsu makan yang menurun. Ikan umur 20 – 40 hari menunjukkan tingkah laku
berenang yang abnormal yaitu ikan berenang di dekat permukaan air dan banyak yang mati di
dasar bak. Untuk ikan yang berumur 2 – 4 bulan, saat penempatan pada jaring apung ikan
yang terinfeksi tampak diam/tidur di dasar jaring. Sedangkan ikan umur 4 bulan ke atas
terlihat berenang mengambang di atas permukaan air disertai adanya pembesaran gelembung
renang (Koesharyani et al., 2001 dalam Suratmi, 2004).
Target sel penyakit IHN ini terutama organ penghasil darah yakni ginjal muka dan
limpa. Tanda-tanda klinis penyakit ini antara lain ikan yang terinfeksi terlihat lethargik,
berkumpul di tepi kolam, berwarna lebih gelap, anemia, exophthalmia, scoliosis, lordosis,
pembengkakan abdomen, perdarahan pangkal sirip pektoral dan sirip pelvic, perdarahan
bawah kulit; ginjal, limpa dan hati terlihat pucat, rongga perut berisi cairan dan usus kosong,
perdarahan bintik pada jaringan adipose usus.

Gambar 8. Gejala Klinis Serangan IHN
Prof. Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng., Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, M.Sc., dan Dr. Ir. Hardjanto.
2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Dalam Pengendalian Penyakit Ikan.
Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS-702). Institut Pertanian Bogor.

Rizka, R. Putri, U. Yanuhar., dan A. M. Suryanto H. 2013. Perubahan Struktur Jaringan
Mata Dan Otak Pada Larva Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes Altivelis) Yang Terinfeksi
Viral Nervous Necrosis (Vnn) Dengan Pemeriksaan Scanning Electron Microscope
(Sem) Mspi Student Journal, Vol. I No. 1 pp 1-10.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Infeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropisInfeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropis
Kindal
 
Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infection
Rangga Pragasta
 
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 

Mais procurados (20)

Dt endokarditis infektif
Dt endokarditis infektifDt endokarditis infektif
Dt endokarditis infektif
 
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. lekyVirus (hiv, hepatitis, dengue & influenza)   ppt - ardian s. leky
Virus (hiv, hepatitis, dengue & influenza) ppt - ardian s. leky
 
Lks sri
Lks sriLks sri
Lks sri
 
Virus yang Merugikan Manusia
Virus yang Merugikan ManusiaVirus yang Merugikan Manusia
Virus yang Merugikan Manusia
 
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhanVirus parasit manusia-hewan-tumbuhan
Virus parasit manusia-hewan-tumbuhan
 
Virus eukariotik
Virus eukariotikVirus eukariotik
Virus eukariotik
 
Infeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropisInfeksi dan penyakit tropis
Infeksi dan penyakit tropis
 
Basic virus
Basic virusBasic virus
Basic virus
 
Isi blok 12
Isi blok 12Isi blok 12
Isi blok 12
 
Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infection
 
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
Presentasi Epidemilogi (ILT & TBC)
 
Peranan virus dalam kehidupan 2
Peranan virus dalam kehidupan 2Peranan virus dalam kehidupan 2
Peranan virus dalam kehidupan 2
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Konsep dasar virologi
Konsep dasar virologiKonsep dasar virologi
Konsep dasar virologi
 
Power Point Biologi - Virus
Power Point Biologi - Virus Power Point Biologi - Virus
Power Point Biologi - Virus
 
Latihan soal biologi
Latihan soal biologiLatihan soal biologi
Latihan soal biologi
 
Tugas ppt biologi
Tugas ppt biologiTugas ppt biologi
Tugas ppt biologi
 
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppt virologi
Ppt virologiPpt virologi
Ppt virologi
 
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
 

Semelhante a Viral disease pungky

biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptxbiologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
GRACEFEIBE
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
lunalya
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
lunalya
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
Ayyu Sari
 
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptxPPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
zaidialmabrur1112
 

Semelhante a Viral disease pungky (20)

materi kHama dan penyakit ikan hias.pptx
materi kHama dan penyakit ikan hias.pptxmateri kHama dan penyakit ikan hias.pptx
materi kHama dan penyakit ikan hias.pptx
 
Balai Budidaya laut Batam
Balai Budidaya laut BatamBalai Budidaya laut Batam
Balai Budidaya laut Batam
 
Materi biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentationMateri biologi - Virus .ppt presentation
Materi biologi - Virus .ppt presentation
 
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptxIris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
Iris Zahra VirusVirusVirusVirusVirus.pptx
 
Pedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan lautPedoman penyakit ikan laut
Pedoman penyakit ikan laut
 
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikanRomi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
 
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikanRomi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
Romi novriadi pengendalian hama dan penyakit ikan
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
Case report session difteri
Case report session   difteriCase report session   difteri
Case report session difteri
 
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptxInteraksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
Interaksi Obat antivirus yang digunakan pada masyarakat[ 1].pptx
 
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
Biologi - Virus kelas X SMA sem.1
 
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptxbiologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
biologicalvirus-130729223419-phpapp02.pptx
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
37. lulu fauziah
37. lulu fauziah37. lulu fauziah
37. lulu fauziah
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt2-1-presentasi-virus_(1).ppt
2-1-presentasi-virus_(1).ppt
 
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptxPPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
 
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptxPPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
PPT Bab 2 IPA Biologi Kelas X Kur Merdeka.pptx
 
VIRUS
VIRUSVIRUS
VIRUS
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Último (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

Viral disease pungky

  • 1. Viral Disease pada Ikan Tawar dan Laut 1. Viral Nervous Necrosis (VNN) 1.1. Biologi Viral Nervous Necrosis VNN (Viral Nervous Necrosis) merupakan jenis virus dari keluarga Nodaviridae, dalam keluarga Noraviridae terdapat dua jenis atau strain yaitu jenis Alphanodavirus dan Betanodavirus, kedua jenis ini sangat ganas dalam menginfeksi ikan. Betanodaviruses (family Nodarideae) adalah agen penyebab serangan viral nerveus necrosis (VNN) pada budidaya ikan laut. Betanodaviruses adalah virus kecil, berbentuk bola, tidak punya kapsid dengan genome yang terdiri atas dua ikatan tunggal. Nodaviruses adalah virus icosahedral yang tidak dibungkus dengan suatu genome terdiri dari 2 RNAs13 ikatan tunggal. Piscine nodaviruses (betanodaviruses) telah menunjukkan infeksi pada lebih dari 30 jenis ikan laut terutama pada masa larva dan juvennil, dan infeksi yang umumnya mengakibatkan mortalitas yang tinggi. Viral Nerveus Necrosis (VNN) adalah penyakit yang terdaftar oleh The Office International des Epizooties (OIE), menjadi masalah utama didalam produksi perikanan laut didunia. Identifikasi virus penyebab VNN ini adalah anggota family Nodaviridae diperoleh dengan menyelidiki asam nukleat dan protein struktural dari larva virus Pseudocaranx dentex. 1.2. Serangan VNN Viral Nervous Necrosis (VNN) adalah jenis virus yang menyerang ikan kerapu pada stadia benih. Penyakit Virus VNN ini dapat menyababkan kematian masal ikan kerapu pada stadia larva dan benih dengan prefalensi 100%. Serangan VNN pertama kali dilaporkan terjadi di wilayah Korea, gejala serangan VNN pertama kali dilaporkan menyerang budidaya ikan grouper (kerapu) (Epinephelus septemfasciatus). Kematian massal pada ikan red drum
  • 2. (Sciaenops ocellatus) yang dipelihara dip anti pembenihan berhubungan dengan betanodavirus. Serangan VNN antar populasi pada budidaya ikan laut dapat terjadi dengan transmisi secara vertikal atau secara horisontal. 1.3. Gejala Klinis serangan VNN Gejala klinis umum VNN pada beberapa jenis ikan antara lain perilaku ikan terserang berenang tak menentu, dan ikan mengapung dengan perut diatas disebabkan oleh pembengkakan gelembung renang (swim bladder), warna tubuh terlihat lebih gelap dan selera makan berkurang. Kematian (mortalitas) kumulatif mencapai 34% dan 56% selama 10 minggu. Ikan yang terkena infeksi VNN biasanya memperlihatkan keadaan gangguan saraf yang berhubungan dengan vacuolisasi (kerusakan) kuat sistem nerves pusat dan retina. Tanda klinis ikan yang terserang VNN yang lain adalah hilangnya selera makan, kelesuan, perilaku renang abnormal (gerakan memutar dan menabrak kasar), pembesaran gelembung renang pada beberapa jenis ikan, dan pewarnaan gelap. Secara histopatologi di laporkan serangan VNN menyebabkan kerusakan sel berupa hipertrofi dan atrofi pada jaringan mata, sedangkan pada jaringan otak ditemukan kerusakan sel berupa hipertrofi, kongesti, hemorrage, dan vakuolasi. Gambar 1. Serangan VNN
  • 3. 2. Koi herpes virus (KHV) 2.1. Biologi KHV Koi herpesvirus merupakan virus DNA utas ganda yang memiliki 31 polipeptida dan delapan protein glikosilat dimana 12 polipeptidanya memiliki berat molekul yang sama dengan CHV (cyprinid herpesvirus) dan 10 polipeptidanya sama dengan CCV 10 (channel catfish virus). KHV memiliki kapsid simetri ikosahedral dengan diameter 100 - 110 nm, sedangkan virion matang memiliki amplop yang longgar sehingga ukuran diameternya menjadi 170 - 230 nm. Selain itu juga terdapat benang - benang penyangga seperti struktur tegument pada permukaan inti yang mirip dengan kelompok H erpesvirus (Pokorova et al.2005). Koi herpesvirus (KHV) adalah virus yang menginfeksi ikan mas dan koi dan bersosiasi dengan kematian massal Virus ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 1998 sebagai penyebab kematian massal ikan koi baik stadia juvenil maupun dewasa yang dibudidayakan di Israel, Amerika Serikat dan Jerman. Penyebaran virus ini sudah mencapai Eropa, Jepang, Indonesia, Afrika Selatan, Thailand, Taiwan, Cina dan Malaysia Virus KHV masuk ke Indonesia pada tahun 2002 melalui perdagangan ikan lintas negara. Penyakit akibat virus yang sangat menular ini telah menyebabkan kerugian finansial pada industri budidaya ikan mas dan koi. Sejak terjangkit pertama kali di Blitar, Jawa Timur, penyakit ini telah menyebar ke hampir semua daerah di Indonesia. 2.2. Gejala Klinis KHV Gejala klinis yang ditimbulkan oleh serangan KHV yaitu (1) produksi lendir (mucus) berlebih sebagai respon fisiologis terhadap kehadiran patogen, selanjutnya produksi lendir menurun drastis sehingga tubuh ikan terasa kasat; (2) insang berwarna pucat dan terdapat bercak putih atau coklat yang sebenarnya adalah kematian sel-sel insang atau “gill necrosis”, selanjutnya menjadi rusak, geripis pada ujung tepi insang dan akhirnya membusuk. Kerusakan ini akan
  • 4. menggangu fungsi sel dan menyebabkan pendarahan (haemorage) sebagai akibat rusak dan terputusnya saluran darah. Kerusakan sel secara terus menerus akan menyebabkan rusaknya jaringan insang yang ditandai dengan insang memutih mencapai 80%. Untuk mengimbangi suplai oksigen maka ikan akan meningkatkan frekwensi pergerakan operkulum. Kerusakan dan kekurangan suplai oksigen akan menyebabkan kematian pada ikan yang terinfeksi; (3) pendarahan (hemorrhage) di sekitar pangkal dan ujung sirip serta permukaan tubuh lainnya; (4) sering pula ditemukan adanya kulit yang melepuh atau bahkan luka yang diikuti dengan infeksi sekunder oleh bakteri, jamur dan parasit; (5) hati berwarna pucat, selanjutnya menjadi rusak; (6) ginjal (anterior dan posterior) berwarna pucat. Gambar 2. Pembusukan Pada Insang Dari kajian histopatologi pada insang, tampak jelas bahwa virus ini mengakibatkan inflamasi pada renal tubul ginjal dan mengakibatkan sel - sel yang terinfeksi mengalami pembentukan badan inklusi pada inti selnya. Kajian histopatologi insang ikan yang sakit menunjukkan bahwa terdapat sel - sel inflamasi di insang dan epitel insang mengalami hiperplasia. Kajian dengan menggunakan indirect immunofluorescen microscopy terhadap insang, ginjal, otak dan hati menunjukkan bahwa virus KHV terakumulasi pada insang dan ginjal 3. Iridovirus 3.1. Biologi Iridovirus Iridovirus adalah virus hewan yang menginfeksi invertebrata dan vertebrata poikilotermik, seperti ikan, insekta, amfibi, dan reptil (Williams, 1996). Iridovirus merupakan
  • 5. virus DNA untai ganda berbentuk simetri ikosahedral, tidak semuanya beramplop, dan mempunyai diameter 120-300 (Tidona et al., 1998). Virion iridovirus terdiri dari tiga domain konsentris yaitu protein capsid di bagian luar, membran lipid yang mengandung subunit protein di bagian tengah, dan core yang tersusun dari kompleks DNA-protein. Virus ini memiliki 25-75 protein struktural dengan kisaran berat molekul 12.000-150.000 kDa. Secara umum protein capsid iridovirus berukuran sekitar 50 kDa dan merupakan komponen struktural utama yang jumlahnya mencapai 45% dari protein virion total. Ukuran genom iridovirus bervariasi antara 105-212 kbp). Iridovirus mempunyai strategi replikasi yang melibatkan stadium nuklear dan sitoplasmik, menghasilkan genom komplit dengan duplikasi beberapa gen di ujungnya (terminal redundancy) dan ujung tersebut berbeda diantara partikel virus yang dihasilkan (cyclic permutation). Gen penyandi protein capsid dari beberapa iridovirus vertebrata dan invertebrata telah disekuensing dan coding region nya mempunyai banyak kemiripan. 3.2. Gejala Klinis Infeksi Iridovirus Ikan yang terinfeksi iridovirus nampak lemah, nafsu makan menurun, mengalami anemia yang berat, bercak merah (ptechiae) pada insang, pembengkakan limpa, dan ginjal. Kerapu malabar yang terinfeksi iridovirus menunjukkan gejala warna insang dan tubuh pucat, hilangnya keseimbangan sehingga ikan diam di dasar jaring apung dan biasanya akan mati dalam waktu satu hari setelah gejala muncul. 4. Lymphocytis Disease (LD) 4.1. Biologi Virus Lymphocytis Lymphocytis Disease adalah salah satu penyakit yang disesbabkan oleh virus dan telah diketahui menyerang ikan pada budidaya laut yang biasa disebut penyakit Symphocystis. Penyakit Lymphocystis disebabkan oleh serangan virus yang termasuk famili Iridovirus. Virus Lymphocytis berbentuk partikel berbidang banyak dengan sekitar 0,13 -
  • 6. 0,26 mikron. Terdiri dari inti DNA yang dibungkus oleh lapisan protein.Infeksi pada ikan yang terserang menyebabkan tumbuhnya sel jaringan. Sel yang dikenal menyebabkan tumbuhnya sel jaringan. Sel yang dikenal dengan nama Lymphocystis menyerupai butiran sagu. Kelompok dari sel tersebut membentuk tumor pada kulit dan sirip. Penularan penyakit dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung misalnya melalui air yang tercemar virus, melalui makanan dan melalui suntikan. Tetapi tempat penularan yang utama adalah permukaan kulit luar, termasuk insang. Ikan kakap putih merupakan ikan yang sangat rawan terhadap serangan virus ini. Virus ini juga terbukti sangat mudah menular dengan menggunakan air sebagai media penularannya. Oleh karena itu, ikan yang terserang harus segera dipindahkan dan dipisahkan dari ikan yang sehat. Pada dasarnya, penyakit yang diakibatkan virus belum dapat ditanggulangi secara pasti. Namun demikian pencegahan dapat dilakukan dengan jalan vaksinasi dengan obat antibiotik. Masalahnya adalah hingga saat ini, obat/vaksinasi untuk penyakit ini belum tersedia atau sulit didapatkan di pasaran. Virus adalah patogen yang paling kecil. Ukurannya lebih kecil dari seperduapuluh kali besarnya bakteri. Virus menyerang mahluk hidup, berkembangbiak di dalam organisme inang dan pada saat itulah dia akan menyebabkan kerusakan ataupun penyakit pada organisme inang. Virus sangat tahan terhadap segala jenis obat-obatan. Oleh karena itu, pemberantasan penyakit yang disebabkan oleh virus lebih ditekankan kepada upaya pencegahan dan membatasi penularannya. 4.2. Gejala Klinis Tanda-tanda klinis/patologis serangan virus ini adalah terjadinya penebalan (hypertrophy) dari sel-sel jaringan ikat yang menimbulkan tonjolan pada daerah kulit (nodul) pada daerah sirip atau kulit;dapat terjadi secara satu-satu atau mengelompok. Secara histopatologis di
  • 7. daerah fibrocytes/sel yang terinfeksi terlihat adanya hypertrophy yang jelas dengan capsul hyaline dan basophilic intracytoplasmic inclusions. Gambar 3. Serangan Lymphocytis Disease 5. Channel Catfish Virus Disease (CCVD) Channel catfish virus diseases adalah infeksi yang akut dan haemorhagik oleh virus Herpes. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian yang tinggi, kadang-kadang mencapai hampir 100 % pada Ictalurus punctatus yang muda. Inang alamiah yang diserang adalah Channel catfish (Ictalurus punctatus) biasanya yang berumur kurang dari 4 bulan. Hasil infeksi secara eksperimen menunjukkan virus ini dapat menyerang white catfish (I. catus), blue catfish (I. furcatus), dan walking catfish (Clarias batrachus). 5.1. Gejala Klinis Tanda-tanda klinis/patologis serangan penyakit ini yang dapat diamati antara lain hilangnya keseimbangan tubuh, bergerak berputar-putar dan tergantung vertikal, mata menonjol (exophthalmus), perut mengembung atau distensi. Secara patologis/histopatologis terlihat pula adanya petekiae (perdarahan) pada sirip dan di sekitar abdomen; perdarahan pada ginjal, kulit dan organ dalam kulit dan organ dalam; insang terlihat pucat dan haemorhagi; adanya kenaikan sel limfoid di dalam ginjal dan nekrosis di sekitar tubular ginjal; nekrosis terdapat pula pada hati, limpa dan alat pencernaan; haemorhagi, edema dan nekrosis mukosal dan pelepasan sel di dalam usus.
  • 8. Gambar 4. Haemoragi pada Kulit 6. Spring Viraemia of Carp (SVC) Spring Viraemia of Carp (SVC) merupakan penyakit/infeksi oleh virus yang bersifat akut haemorhagis dan menular, yang menyerang golongan ikan Cyprinids dan lebih spesifik pada Common carp, Cyprinus carpio. Penyakit ini biasanya timbul pada musim semi (Spring) dan menyebabkan kematian pada semua umur. Common carp merupakan inang yang utama dan virus dapat menyerang ikan dewasa dan muda. Dilaporkan pula bahwa virus pernah pula diisolasi dari golongan Cyprinids yang lain. Silver carp, Bighead carp (Aristichthys nobilis), dan Crucian 22 carp (Carassius auratus). Secara eksperimental Pike Fry (Esox lucius) dan larvanya,fry dari carp, Grass carp (Ctenocephalon idella) dan Guppies (Lebistes reticulata). 6.1. Gejala Klinis Tanda-tanda klinis dan patologis serangan SVC antara lain meliputi ikan berkumpul di bagian outflow, warna ikan menjadi gelap, perdarahan/ petekiae haemorhagi, mata menonjol (exophthalmus), abdominal dropsy, biasanya dijumpai pula peritonitis fibrinosa dan ctarrhal atau enteritis yang nekrotik. Sedangkan Swimbladder Inflammation (SBI) yang virusnya identik dengan virus SVC, dapat memperlihatkan gejala klinis/patologis yaitu kehilangan berat badan dan keseimbangan, warna kulit menjadi gelap/berubah, degenerasi/perdarahan pada dinding gelembung udara (swimbladder).
  • 9. Gambar 6. Serangan SVC 7. Infectious Pancreatic Necrosis (IPN) Infectious Pancreatic Necrosis (IPN) merupakan penyakit viral yang akut dan sangat menular, terutama menyerang golongan ikan Salmonis. Terhadap ikan muda yang sembuh (survivors) dapat tahan terhadap penyakit tetapi dapat menjadi pembawa infeksi (carrier) seumur hidup. IPN telah dilaporkan sebagai penyakit endemik di daerah/lokasi perikanan trout sekurang-kurangnya di sepuluh negara Eropa termasuk Skandinavia dan Inggris Raya, demikian juga di Amerika Utara dan Jepang. IPN dapat menyerang macam-macam inang yang cukup banyak baik asal air tawar atau air laut dan kemungkinan Shellfish laut. Virus IPN pertama kali dilaporkan di Perancis tahun 1965. Demikian juga di Denmark, virus IPN telah diidentifikasi secara virologik pada tahun 1968. Penyakit oleh IPN pada spesies non Salmonid telah pula diketahui dan virusnya telah pula diisolasi dari bermacam-macam spesies non Salmonid dan isolasi virusnya pertama kali dilaporkan oleh Sonstegarddkk. pada tahun 1972 yang berasal dari ikan ”Yearling White Suckers” (Catastomus comersoni) di Canada. Di Jerman virus diisolasi dari grayling (Thymallus thymallus), barbel ( Barbus barbus), Pike (Esox lucius) dan Carp (Cyprinus carpio). Di Irlandia Utara, virus IPN diisolasi dari Goldfish (Carassius auratus), Discuss Fish (Symphysodon discus) dan Bream (Abramis brama). Di Inggris (England) diisolasi dari Carp (Cyprinus carpio) dan Crucian carp (Carassius auratus). Demikian pula di Jepang isolasi
  • 10. virus IPN diperoleh dari European eels (Anguilla anguilla) dan Japanese eels (Anguilla japonica) dan dinamakan Eels Virus European (EVE). 7.1. Mekanisme Serangan IPN Penularan IPN dapat terjadi secara vertikal, dengan virus berada dalam telur, atau horizontal, melalui air, urine, faeces, sekresi sexual atau melalui ikan mati/sakit yang 23 dikonsumsi oleh ikan lain. Umumnya ikan yang sembuh (survivors/carriers) dapat menjadi non-clinical carriers atau pembawa penyakit, mungkin selama hidupnya dan carrires tersebut juga bertindak sebagai reservoir virus untuk ikan-ikan lain yang sebelumnya belum terinfeksi. Selain itu masa inkubasi IPN relatif pendek, antara 3 – 5 hari sebelum tanda klinis dan kematian terjadi. Faktor-faktor seperti umur inang, suhu rendah dan spesies ikan dapat memperpanjang masa inkubasi. 7.2. Gejala Klinis Pada kasus/wabah, tanda-tanda pertama adanya kematian mendadak dan biasanya yang terserang pertama kali adalah ikan yang masih muda. Tanda klinis dapat bervariasi antara lain : warna ikan menjadi gelap, bergerak berputar-putar, exophthalmus (mata menonjol), perut membesar dan terdapat cairan visceral, perdarahan di daerah bawah perut/ventral termasuk di daerah sirip, hati dan limpa pucat dan membesar, tak terdapat makanan dalam perut dan usus biasanya mengandung eksudat mucoid yang kekuningan atau keputihan.
  • 11. Gambar 7. Pembengkakan Pada Hati dan Limpa 8. Penyakit Infectious Haematopoietic Necrosis (IHN) Penyakit Infectious Haematopoietic Necrosis (IHN) merupakan suatu penyakit yang bersifat akut dan sistemik. Penyakit ini menyerang Rainbow trout (Salmo gairdneri), Chinook slmon (Oncorrhynchus tshawytscha), Sockeye salmon (O.nerka). Infectious Haematopoietic Necrosis (IHN) merupakan penyakit virus yang menginfeksi stadia larva dan juvenil ikan laut dan merupakan penyakit yang berbahaya bagi usaha pembenihan ikan. Di Indonesia kasus serangan IHN pertama kali diidentifikasi pada hatchery kakap di Jawa Timur pada tahun 1997. Kemudian pada tahun 1998 kasus kematian yang disebabkan oleh VNN ditemukan pada budidaya ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dengan tingkat kematian mencapai 100 %. Virus ini umumnya menginfeksi stadia larva sampai juvenil dan menyerang sistem organ syaraf mata dan otak yang ditandai dengan adanya vakuolasi, dengan gejala yang cukup spesifik karena ikan menampakkan tingkah laku berenang yang tidak normal dan umumnya ikan berdiam di dasar (Yuasa et al., 2001 dalam Suratmi, 2004). Gejala Klinis Gejala yang tampak pada ikan yang terinfeksi IHN berbeda-beda sesuai dengan stadia atau umur ikan. Umur ikan di bawah 20 hari bila terinfeksi tidak menunjukkan gejala klinis kecuali nafsu makan yang menurun. Ikan umur 20 – 40 hari menunjukkan tingkah laku berenang yang abnormal yaitu ikan berenang di dekat permukaan air dan banyak yang mati di dasar bak. Untuk ikan yang berumur 2 – 4 bulan, saat penempatan pada jaring apung ikan yang terinfeksi tampak diam/tidur di dasar jaring. Sedangkan ikan umur 4 bulan ke atas terlihat berenang mengambang di atas permukaan air disertai adanya pembesaran gelembung renang (Koesharyani et al., 2001 dalam Suratmi, 2004).
  • 12. Target sel penyakit IHN ini terutama organ penghasil darah yakni ginjal muka dan limpa. Tanda-tanda klinis penyakit ini antara lain ikan yang terinfeksi terlihat lethargik, berkumpul di tepi kolam, berwarna lebih gelap, anemia, exophthalmia, scoliosis, lordosis, pembengkakan abdomen, perdarahan pangkal sirip pektoral dan sirip pelvic, perdarahan bawah kulit; ginjal, limpa dan hati terlihat pucat, rongga perut berisi cairan dan usus kosong, perdarahan bintik pada jaringan adipose usus. Gambar 8. Gejala Klinis Serangan IHN
  • 13. Prof. Dr. Ir. Rudy C Tarumingkeng., Prof. Dr. Ir. Zahrial Coto, M.Sc., dan Dr. Ir. Hardjanto. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan Obat Tradisional Dalam Pengendalian Penyakit Ikan. Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS-702). Institut Pertanian Bogor. Rizka, R. Putri, U. Yanuhar., dan A. M. Suryanto H. 2013. Perubahan Struktur Jaringan Mata Dan Otak Pada Larva Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes Altivelis) Yang Terinfeksi Viral Nervous Necrosis (Vnn) Dengan Pemeriksaan Scanning Electron Microscope (Sem) Mspi Student Journal, Vol. I No. 1 pp 1-10.