SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 38
Perpajakan I




           Pembukuan dan Pencatatan
               Pemeriksaan Pajak
                   keberatan
                                P e rp ajakan I
                M e iris ka F e b rianti, S E .,Ak.,M E .,BK P

                   Tris akti S ch ool of M anage m e nt
                     S e m e s te r ganj 201 1 / 2
                                        il      201




Meiriska                       Meiriska                                   10/09/2009
tata cara Pembukuan dan
                  Pencatatan
                                   2

Dasar Hukum :

3.UU KUP Pasal 1 ayat 29 dan pasal 28
4.Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 533/KMK.04/2000 tanggal 22
Desember 2000 tentang penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa asing dan
mata uang selain rupiah serta penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan.
5.KMK Nomor 543/KMK.04/2000, tanggal 22 Desember 2000 tentang
penggunaan bahasa asing dalam pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak.
6.Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-536/PJ/2000, tanggal 20 Desember 2000
tentang Norma Penghitungan Penghasilan Netto bagi Wajib Pajak yang dapat
menghitung penghasilan dengan menggunakan Norma Penghitungan.




Meiriska                                                        10/09/2009
Pembukuan
                                          3

Orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia harus
mengadakan Pembukuan/Pencatatan menurut ketentuan yang berlaku.

Pengertian Pembukuan (Pasal 1 ayat 29)
Pembukuan adalah suatu proses      pencatatan yang dilakukan secara   teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan Barang atau Jasa,
yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi
pada setiap Tahun Pajak tersebut.

Pengertian Pencatatan (Pasal 28 ayat 9)
Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan atau
penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final .




Meiriska                                                                     10/09/2009
kewajiban Pembukuan dan
                 Pengecualiannya
                         4
1.  Yang wajib menyelenggarakan pembukuan (Pasal 28 ayat 1)
a. Wajib Pajak (WP) Badan
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas,

2. Yang dikecualikan (Pasal 28 ayat 2)
     a. WP orang Pribadi yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas tertentu, yaitu yang
     peredaran bruto atau penerimaan brutonya kurang dari 4,8 Milyar rupiah (UU No. 36
     tahun 2008 Pasal 14 ayat 2) diperbolehkan menghitung penghasilan netto dengan
     menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto (NPPN)
     b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
     bebas.
     Misalnya WP Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari :
     - Pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai dengan penghasilan berupa gaji/upah,
     honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun dan imbalan lainnya
     - Surat-surat berharga, seperti dividen saham, bunga obligasi/deposito/tabungan
     - Royalti
     - Persewaan tanah dan atau bangunan.



 Meiriska                                                                      10/09/2009
syarat-syarat Pembukuan
                                      5
   Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan
      atau kegiatan usaha yang sebenarnya. (pasal 28 ayat 3)
     Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
      satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
      bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. (pasal 28 ayat 4)
     Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel
      kas. (pasal 28 ayat 5)
     Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus mendapat
      persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak. (pasal 28 ayat 6)
     Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban,
      modal, penghasilan dan biaya serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat
      dihitung besarnya pajak yang terutang. (pasal 28 ayat 7)
     Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah
      dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan (Pasal
      28 ayat 8)
     Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta
      dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
      Wajib Pajak wajib disimpan selama sepuluh tahun. (pasal 28 ayat 11)


Meiriska                                                                     10/09/2009
Penyelenggaraan Pencatatan
                                      6

Berdasarkan KMK No. 543/KMK.04/2000 :

Bahasa asing yang dapat digunakan dalam pencatatan adalah Bahasa Inggris
WP yang akan menggunakan bahasa inggris dalam pencatatannya harus
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP tempat WP terdaftar, paling
lama 3 bulan setelah dimulainya tahun buku yang diselenggarakan dalam bahasa
inggris tersebut.
WP di atas tetap berkewajiban mengisi SPT beserta lampirannya bahasa
Indonesia, kecuali lampiran berupa laporan keuangan.

Produk akhir dari pencatatan :
Daftar Rekapitulasi Peredaran Bruto atau Penerimaan Bruto.




Meiriska                                                             10/09/2009
keuntungan dan kerugian Pencatatan
                                      7

 Keuntungan
 Tidak perlu menggunakan ahli pembukuan atau akuntansi, karena hanya
 mencatat penerimaan bruto saja, sedangkan pengeluaran/biaya tidak perlu
 dicatat.
 Pada akhir tahun cukup dibuat rekapitulasi peradaran bruto per bulan, dan
 dijumlahkan pada akhir tahun.
 Menghitung penghasilan netto dengan cara mengalikan % NPPN (yang telah
 ditentukan oleh dirjen pajak) dengan peredaran bruto atau penerimaan bruto
 setahun.

 Kerugian
 Karena yang dicatat adalah peredaran/penerimaan bruto, maka selalu ada laba
 dan tidak pernah ada kerugian.
 Tidak dapat diketahui posisi keuangan
 Tidak dapat mengetahui posisi keuntungan atau kerugian yang sebenarnya.



Meiriska                                                             10/09/2009
tujuan Pembukuan/Pencatatan
                              8

Adalah untuk mempermudah:
 Pengisian SPT
 Penghitungan Penghasilan Kena Pajak
 Penghitungan PPN dan PPn-BM
 Penyelenggaraan pembukuan juga untuk mengetahui posisi
  keuangan dan hasil kegiatan usaha/pekerjaan bebas.




Meiriska                                               10/09/2009
sanksi
                                            9
  Pasal 13
  Tidak mengadakan pembukuan/pencatatan, pajak yang terutang ditetapkan dengan SKP
  ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dan untuk PPh pasal 29
  ditambah kenaikan 50%.

  Pasal 39
  Setiap orang yang dengan sengaja :
  f.Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau
  dipalsukan seolah-oleh benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya
  g.Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak
  memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau dokumen lain.
  h.Tidak menyimpan buku, catatan atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau
  pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang
  dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on line di
  Indonesia
  Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan
  denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang atau kurang bayar dan paling banyak
  4 kali pajak terutang atau kurang bayar.


Meiriska                                                                       10/09/2009
Pemeriksaan Pajak
                                    10

Dasar Hukum :
 UU KUP pasal 29, pasal 30, pasal 31
 KMK NO. 545/KMK.04/2000, tanggal 22 Desember 2000
 Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-227/PJ/2002, tanggal 17 Mei 2002
 Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-343/PJ/2002, tanggal 10 Juli 2002
 Surat Edaran SE-04/PJ/2002 tanggal 16 Mei 2002
 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007


Pengertian
 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
  mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan
  pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka
  melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Meiriska                                                          10/09/2009
sasaran dan wewenang
                              11
Sasaran pemeriksaan adalah untuk mencari adanya :
Interpretasi Undang-Undang yang tidak benar
Kesalahan hitung
Penggelapan secara khusus dari penghasilan
Pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya yang dilakukan
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Wewenang Pemeriksaan
Dir Jen Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam
rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan.



Meiriska                                               10/09/2009
tujuan Pemeriksaan Pajak
                                          12
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:
     SPT lebih bayar
    SPT Tahunan PPh menunjukkan rugi
    SPT tidak disampaikan atau terlambat disampaikan.
    SPT memenuhi kriteria       seleksi yang ditentukan Direktur Jenderal Pajak untuk
      diperiksa.
    Adanya indikasi tidak dipenuhi kewajiban-kewajiban selain kewajiban pada butir 3
      diatas.
2. Tujuan lain, yaitu:
 Pemberian NPWP (secara jabatan)
 Penghapusan NPWP.
 Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan Pengukuhan PKP
 Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding .
 Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.
 Pencocokan data dan atau alat keterangan.
 Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil .
 Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
 Tujuan lain selain diatas, misalnya pemeriksaan bukti permulaan.

Meiriska                                                                    10/09/2009
ruang lingkuP Pemeriksaan
                                 13

1. Pemeriksaan Lapangan
 Meliputi suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak
 Untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya
 Dilakukan ditempat WP
2. Pemeriksaan Kantor
 Meliputi suatu jenis pajak tertentu
 Untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya
 Dilakukan di kantor DJP

Pemeriksaan lapangan dapat dilakukan dengan pemeriksaan lengkap atau
   pemeriksaaan Sederhana
Pemeriksaan Kantor hanya dapat dilaksanakan dengan Pemeriksaan
   sederhana.

Meiriska                                                    10/09/2009
norma Pemeriksaaan
                             14

1. Norma Pemeriksaan Pajak
  Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak
   dalam rangka Pemeriksaan Lapangan yang berkaitan dengan
   Pemeriksa Pajak
 Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak
   dalam rangka Pemeriksaan Lapangan yang berkaitan dengan
   Pemeriksa Pajak
2. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
3. Norma Wajib Pajak




Meiriska                                             10/09/2009
norma Pemeriksaan laPangan
                                                  15
1.Pemeriksa  Pajak harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan surat perintah
pemeriksaan pada waktu melakukan pemeriksaan
2.Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis tentang akan dilakukan pemeriksaan kepada Wajib
Pajak
3.Pemeriksa pajak wajib memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa dan surat perintah pemeriksaan kepada
Wajib Pajak
4.Pemeriksa pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang akan
diperiksa
5.Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak
6.Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil pemeriksaan
berupa hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk ditanggapi Wajib
Pajak
7.Pemeriksa pajak wajib memberi petunjuk kepada Wajib Pajak mengenai penyelenggaraan pembukuan
atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan dengan
pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan agar penyelenggaraan pembukuan atau pencatataan dan
pemenuhan kewajiban perpajakan dalam tahun-tahun selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
8.Pemeriksa wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen pendukung lainnya yang
dipinjam dari Wajib Pajak paling lambat 14 hari sejak selesainya pemeriksaan
9.Pemeriksa Pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang
diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka pemeriksaan


Meiriska                                                                                    10/09/2009
norma Pemeriksaan kantor
                                                 16
1.Pemeriksa pajak dengaan menggunakan surat panggilan yang ditandatangani oleh Kepala Kantor
yang bersangkutan, memanggil Wajib Pajak untuk datang ke kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
ditunjuk dalam rangka pemeriksaan
2.Pemeriksa pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang
akan diperiksa
3.Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak
4.Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil
pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan
untuk ditanggapi Wajib Pajak
5.Pemeriksa pajak wajib memberi petunjuk kepada Wajib Pajak mengenai penyelenggaraan
pembukuan atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan
sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan agar penyelenggaraan pembukuan
atau pencatataan dan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam tahun-tahun selanjutnya dilaksanakan
sesuai dengann ketentuan yang berlaku
6.Pemeriksa pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen pendukung
lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak paling lambat 7 (tujuh) hari sejak selesainya pemeriksaan
7.Pemeriksa Pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu
yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka pemeriksaan



Meiriska                                                                               10/09/2009
norma Pelaksanaan Pemeriksaan
                                                17

1.Pemeriksaan  dapat dilakukan oleh seseorang atau lebih pemeriksa pajak
2.Pemeriksaan dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, di kantor Wajib Pajak atau dikantor
lainnya atau di pabrik atau ditempat usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak atau ditempat tinggal
Wajib Pajak atau ditempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak
3.Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan apabila dipandang perlu dapat dilanjutkan di luar jam
kerja,
4.Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan
5.Laporan Pemeriksaan Pajak disusun berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan
6.Hasil Pemeriksaan lapangan yang seluruhnya disetujui Wajib Pajak atau kuasanya, dibuatkan surat
pernyataan tentang persetujuan tersebut dan ditandatangani oleh Wajib Pajak yang bersangkutan atau
kuasanya
7.Terhadap temuan dalam pemeriksaan lengkap yang tidak atau tidak seluruhnya disetujui oleh Wajib
pajak , dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan dibuatkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
8.Berdasarkan laporan pemeriksaan pajak, diterbitkan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak
kecuali pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan penyidikan




Meiriska                                                                                10/09/2009
norma wajib Pajak
                                                  18
Hak
2.Dalam hal pemeriksaan lapangan, Wajib Pajak berhak meminta kepada pemeriksa untuk memperlihatkan
Surat Perintah Pemeriksaan dan tanda pengenal pemeriksa
3.Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa pajak untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan
tujuan pemeriksaan
4.Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak rincian yang berkenaan dengan hal-hal yang berbeda
antara lain pemeriksaan dengan surat pemberitahuan.
Kewajiban
9 Dalam hal pemeriksaan kantor, Wajib Pajak wajib memenuhi panggilan untuk datang menghadiri
pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan
a Wajib Pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan dan memberikan keterangan dalam jangka waktu paling lama
7 (tujuh) hari sejak tanggal surat permintaan, dan apabila permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh Wajib
Pajak, maka pajak yang terutang dapat dihitung secara Jabatan
k Wajib Pajak atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila seluruh hasil
pemeriksaan disetujuinya
t Dalam hal pemeriksaan lengkap, Wajib Pajak atau kuasanya wajib menandatangani Berita Acara Hasil
Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak atau tidak seluruhnya disetujui
i Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan, Wajib Pajak wajib melaksanaan ketentuan sebagaimana diatur
pasal 29 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

Meiriska                                                                                    10/09/2009
Produk hukum Pemeriksaan Pajak
                                 19

 SKP (Surat Ketetapan Pajak )
 SKP KB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)
 SKP KBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan)
 SKP LB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar)
 SKP Nihil
 STP (Surat Tagihan Pajak )




Meiriska                                             10/09/2009
keberatan
                                       20

Dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/tidak puas atas
suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/
pemungutan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini WP dapat mengajukan keberatan.

Pasal 25 ayat 1: Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas :
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
e. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga.




Meiriska                                                          10/09/2009
Pengajuan keberatan
                                   21
Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di
tempat WP terdaftar, dengan syarat:

Syarat Pengajuan Keberatan (Pasal 25) :
Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan menyebutkan
jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau
dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan-
alasan yang jelas.
Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu tahun/masa
pajak.
Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling
sedikit sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil
pemeriksaan.
Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal bukan
ditandatangani oleh bukan WP, surat keberatan tersebut dilampiri dengan
surat kuasa khusus.
Meiriska                                                        10/09/2009
jangka waktu Pengajuan keberatan
                                  22

 Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak
  tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal
  dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga.
 Untuk surat keberatan yang disampaikan langsung ke KPP, maka
  jangka waktu 3 (tiga) bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT,
  SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh
  pihak ketiga sampai saat keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan
  Pajak.
 Untuk surat keberatan yang disampaikan melalui pos ( harus dengan
  pos tercatat ), jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKPKB,
  SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/
  pemungutan oleh pihak ketiga sampai dengan tanggal tanda bukti
  pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro.

Meiriska                                                     10/09/2009
jenis kePutusan atas keberatan
                          23

Pasal 26 ayat 3
 Mengabulkan seluruhnya
 Mengabulkan sebagian
 Menolak
 Menambah besarnya pajak terutang




Meiriska                               10/09/2009
surat ketetaPan Pajak
                                         24
Pasal 1 ayat 15
Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan
Pajak Nihil, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada WP tertentu
yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena
ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh WP.
Fungsi Surat Ketetapan Pajak
a.Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata atau
berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban
materiil dalam memenuhi ketentuan perpajakan.
b.Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.
c.Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.
d.Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar
e.Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak kewenangan mengeluarkan surat
ketetapan pajak, dilimpahkan kepada KPP.
Surat ketetapan pajak timbul berdasarkan hasil pemeriksaan .

Meiriska                                                                  10/09/2009
surat ketetaPan Pajak kurang
                   bayar (Pasal 13)
                                                 25
Dasar diterbitkannya SKBKB (Ayat 1)
b.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain jumlah pajak yang dibayar kurang atau tidak
dibayar
c.SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan telah ditegur secara tertulis.
d.Hasil pemeriksaan PPN dan PPn-BM ternyata tidak seharusnya dikompensasi selisih lebih pajak,
atau tidak seharusnya dikenai tarif 0%.
e.Tidak memenuhi kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan sehingga tidak dapat
diketahui jumlah pajak terutang.
f.WP diterbitkan NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan.

Sanksi denda administrasi (Ayat 2)
Jika melanggar pasar 13 ayat 1 huruf a dan e, sanksi denda administrasi berupa bunga sebesar 2%
per bulan paling lama 24 bulan dari jumlah kekurangan pajak, dihitung sejak saat terhutangnya
pajak.

Sanksi Tambahan (Ayat 3)
Jika melanggar salah satu atau semuanya dari pasal 13 ayat 1 huruf b, c dan d, maka ditambah sanksi
administrasi berupa kenaikan :
m.50% dari PPh Tahunan (Orang Pribadi atau badan) yang kurang atau tidak dibayar.
n.100% dari PPh pasal 21/22/23/26 yang kurang atau tidak disetor.
o.100% dari PPN dan PPn BM yang tidak atau kurang disetor.




Meiriska                                                                                  10/09/2009
Fungsi dan jangka waktu
               Penerbitan skPkb
                                     26
Fungsi SKPKB
b.Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT
c.Sarana untuk mengenakan sanksi
d.Alat untuk menagih pajak

Jangka Waktu Penerbitan SKPKB
Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya
masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak.
Apabila jangka waktu 5 tahun telah lewat, SKPKB tetap dapat diterbitkan
ditambah sanksi administrasi berupa bunga 48% dari jumlah pajak yang tidak
atau kurang dibayar, apabila setelah jangka waktu tersebut dipidana karena
melakukan tindak pidana dibidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negera.



Meiriska                                                            10/09/2009
surat ketetaPan Pajak kurang
                 bayar tambahan
                                            27
SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang
telah ditetapkan.
Dasar diterbitkannya SKBKBT
SKPKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah
pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan
SKPKBT.

Sanksi
Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi berupa
kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut.
Sanksi tersebut tidak dikenakan apabila SKPKBT diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis
dari WP atas kehendak sendiri, dengan syarat Dirjen Pajak belum mulai melakukan tindakan
pemeriksaan.

Jangka Waktu Penerbitan SKPKBT
Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak,
bagian tahun pajak atau tahun pajak apabila ditemukan data baru.
Apabila jangka waktu 5 tahun telah lewat, SKPKBT tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi
administrasi berupa bunga 48% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, apabila
setelah jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan
atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negera.

Meiriska                                                                         10/09/2009
surat ketetaPan Pajak lebih bayar
                                     28
SKPLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang
terutang atau seharusnya tidak terutang.

Penerbitan SKPLB
SKPLB diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau
jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang
untuk :
PPh apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak terutang
PPN apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak terutang
PPn BM apabila jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
terutang.

Fungsi
Sebagai sarana untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak.

Meiriska                                                            10/09/2009
surat ketetaPan Pajak nihil
                                29
SKPPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak
tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

Penerbitan SKPN
SKPN diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit
pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama besar dengan jumlah
pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit
pajak atau tidak ada pembayaran pajak.




Meiriska                                                    10/09/2009
surat tagihan Pajak (Pasal 14)
                                               30

    Pasal 1 ayat 20
    Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
    administrasi berupa bunga dan/atau denda.

    STP diterbitkan dalam hal :
    e.Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar
    f.Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis dan atau
    salah hitung
    g.WP dikenakan sanksi administrasi denda dan/atau bunga
    h.Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat Faktur Pajak atau
    membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu.
    i.Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi yang tidak mengisi faktur pajak
    secara lengkap.
    j.PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak.
    k.PKP gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan




Meiriska                                                                             10/09/2009
Fungsi dan sanksi stP
                                        31
Fungsi STP
b.Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak
c.Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda.
d.Alat untuk menagih pajak.

Sanksi administrasi
Jumlah kekurangan pajak yang terutang (point a dan b) ditambah dengan sanksi
administrasi berupa bunga 2% perbulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat
terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak
sampai dengan diterbitkannya STP.
Terhadap pengusaha atau PKP (pont d,e,f) selain wajib menyetor pajak yang
terutang, dikenai sanksi administratif berupa denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak.
Terhadap PKP (point g) dikenai sanksi administratif berupa bunga 2% per bulan dari
jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat
Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal
penerbitan STP.


Meiriska                                                                    10/09/2009
contoh soal
                                            32
Pasal 13 ayat 1 huruf a dan pasal 13 ayat 2
PT. Dinamika mempunyai Penghasilan Kena Pajak tahun 2010 sebesar Rp 150.000.000, PPh
terhutang sebesar Rp 37.500.000,- dengan jumlah kredit pajak Rp 29.500.000. Atas PPh kurang
bayar tersebut sebesar Rp 8.000.000,- sudah dilakukan pembayaran pada tanggal 20 April 2011.
Oleh KPP dilakukan pemeriksaan sederhana lapangan dan menunjukkan PKP menjadi sebesar
Rp 200.000.000,- setelah dilakukan koreksi atas biaya penyusutan aktiva tetap dan sumbangan.
Hitunglah :
PPh Tahun 2010 yang masih harus dibayar, apabila SKPKB diterbitkan tanggal 15 Agustus
2010!

Jawaban :
PKP setelah koreksi                                         Rp 200.000.000
PPh Terhutang = 25% X Rp 200.000.000                        Rp 50.000.000
Kredit pajak                                                Rp 29.500.000
PPh Kurang Bayar seharusnya                                 Rp 20.500.000
PPh yang sudah disetor                                      Rp 8.000.000
PPh kurang bayar                                            Rp 12.500.000
Denda administrasi ( 4 bulan X 2% X Rp 12.500.000)          Rp 1.000.000
          Jumlah Tagihan dalam SKPKB                        Rp 13.500.000



Meiriska                                                                          10/09/2009
contoh soal
                                          33
Pasal 13 ayat 1 huruf b dan pasal 13 ayat 3 huruf a
PT. Maju Jaya telah terdaftar di KPP A sejak awal tahun 2010 namun PT. Maju Jaya belum
menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2010. Oleh karena itu oleh KPP dikeluarkan Surat
Tegoran yang meminta agar SPT tersebut segera disampaikan paling lambat tanggal 10
Juni 2011 . Kemudian PT. Maju Jaya menyampaikan SPT tesebut sekaligus melunasi PPh
terhutang pada tanggal 20 Juli 2011.
Adapun ringkasan dari SPT Tahunan PPh yang disampaikan adalah :
Penghasilan Kena Pajak                                    Rp 180.000.000,-
PPh terhutang                                             Rp 45.000.000,-
Jumlah kredit Pajak                                       Rp 27.200.000,-
PPh Kurang Bayar (dilunasi tgl 20 Juli 2011)              Rp 17.800.000,-
Hitunglah :
Jumlah PPh yang masih harus dibayar apabila diterbitkan SKPKB tahun 2010 tertanggal
20 September 2011.
Jawaban :
PPh Tidak dibayar                                         Rp 17.800.000
Sanksi kenaikan (50% X 17.800.000)                        Rp 8.900.000
Meiriska                                                                    10/09/2009
contoh soal
                                           34
Pasal 13 ayat 1 huruf c dan pasal 13 ayat 3 huruf c
PT. Senang merupakan PKP eksportir, dan telah menyampaikan SPT Masa PPN bulan Maret
2011 dengan perincian sbb :
Pajak Keluaran :    Ekspor                                           Nihil
                    Dalam Negeri                          Rp 320.000.000,-
Pajak Masukan                                             Rp 250.000.000,-
          PPN Kurang Bayar                                Rp 70.000.000,-
KPP melakukan pemeriksaan setelah memperoleh data yang cukup signifikan mengenai ekspor
BKP, dimana diketahui bahwa dari nilai ekspor ternyata terdapat selisih 280.000.000 yang
merupakan penjualan dalam negeri.
Hitunglah :
Jumlah PPN yang masih harus dibayar, apabila SKPKB PPN tersebut diterbitkan tanggal 5
September 2011.
Jawaban :
Pajak Keluaran = Rp 320.000.000 + (10% X Rp 280.000.000)            = Rp 348.000.000
Pajak Masukan                                                       = Rp 250.000.000
          PPN Kurang Bayar                                          = Rp 98.000.000
PPN yang telah disetor                                              = Rp 70.000.000
PPN yang kurang disetor                                             = Rp 28.000.000
Sanksi kenaikan (100%)                                              = Rp 28.000.000
          Jumlah PPN yang masih harus dibayar                       = Rp 56.000.000


Meiriska                                                                      10/09/2009
contoh soal
                                         35
Pasal 13 ayat 1 huruf d dan pasal 13 ayat 3 huruf b
PT. Abadi sebagai pemotong pajak telah menyampaikan SPT Masa pasal 21/26 untuk
masa Juni 2011 tepat pada waktunya dengan jumlah setoran sebesar Rp 12.500.000,-
Pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan adanya pembayaran kepada Kantor Akuntan
yang harus dilakukan pemotongan PPh sebesar Rp 2.400.000,- tetapi belum dipotong dan
disetor.
Hitunglah :
Berapa PPh pasal 21/26 masa Juni 2011 yang masih harus dibayar, apabila KPP
menerbitkan SKPKB tanggal 16 September 2011!

Jawaban :
PPh Pasal 21 kurang dipotong                                    = Rp 2.400.000
Sanksi kenaikan (100%)                                          = Rp 2.400.000
         Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dibayar                 = Rp 4.800.000




Meiriska                                                                  10/09/2009
contoh soal
                                        36
STP – PPh dalam tahun berjalan tidak/kurang bayar
PT. X harus menyetorkan PPh pasal 25 setiap bulan sebesar Rp 52.000.000 yang jatuh
tempo setiap tanggal 15 bulan berikutnya.
PPh pasal 25 bulan Mei 2011 dibayar tepat waktu, tetapi hanya disetor sebesar Rp
20.000.000,- karena perusahaan sedang kesulitan cash flow.
Atas kekurangan pembayaran tersebut diterbitkan STP Masa PPh pasal 25 tanggal 20
September 2011.
Hitunglah :
PPh pasal 25 yang masih harus dibayar dalam STP tersebut!

Jawaban :
PPh Pasal 25 seharusnya                                       = Rp   52.000.000
PPh Pasal 25 yang disetor                                     = Rp   20.000.000
PPh Pasal 25 kurang bayar                                     = Rp   32.000.000
Sanksi bunga = 4 bulan X 2% X Rp 32.000.000                   = Rp    2.560.000
         Jumlah Tagihan dalam STP                             = Rp   34.560.000


Meiriska                                                                 10/09/2009
contoh soal
                                          37
STP – Hasil Penelitian SPT terdapat kurang bayar
PT. Berjaya menyampaikan SPT tahunan 2010 tepat waktu, namun setelah dilakukan
penelitian ternyata terdapat salah hitung yang menyebabkan PPh kurang bayar sebesar Rp
20.000.000,-. Atas kekurangan pembayaran tersebut diterbitkan STP pada tanggal 15 Juli
2011.
Hitunglah :
Jumlah PPh yang masih harus dibayar berdasarkan STP tersebut.

Jawaban :
PPh Kurang bayar                                                 = Rp 20.000.000
Sanksi bunga = 3 bulan X 2% X Rp 20.000.000                      = Rp 1.200.000
         Jumlah Tagihan dalam STP                                = Rp 21.200.000

Pengenaan sanksi dihitung dari batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Badan (30
April) sampai dengan tanggal STP.



Meiriska                                                                    10/09/2009
contoh soal
                                           38
STP – PKP tidak membuat Faktur Pajak
PT. Bahtera sudah terdaftar sebagai PKP sejak tanggal 1 Juli 2007. Pada bulan April 2011
menjual barang kepada PT. Tralala dengan nilai penjualan Rp 240.000.000. Karena
kelalaian, transaksi tersebut baru dibuatkan faktur pajak pada tanggal 15 Juli 2011 . Oleh
KPP diterbitkan STP tertanggal 5 September 2011.
Hitunglah :
Jumlah PPN yang masih harus dibayar berdasarkan STP tersebut.

Jawaban :
DPP PPN                                                             = Rp 240.000.000
Sanksi denda = 2% X Rp 240.000.000                                  = Rp   4.800.000
         Jumlah Tagihan dalam STP                                   = Rp 244.800.000




Meiriska                                                                        10/09/2009

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutangkaromah95
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrssripardede
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Perbedaan saldo kas dan saldo bank
Perbedaan saldo kas dan saldo bankPerbedaan saldo kas dan saldo bank
Perbedaan saldo kas dan saldo banksansantika_
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
Tugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kasTugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kasZahar Kaur Bhullar
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian auditFaras Tika
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Sri Apriyanti Husain
 

Mais procurados (20)

PPN Saat & Tempat Terutang
PPN   Saat & Tempat TerutangPPN   Saat & Tempat Terutang
PPN Saat & Tempat Terutang
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrsKlasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
Klasifikasi liabilitas jangka pendek sesuai ifrs
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
manajemen keuangan pengelolaan piutang
manajemen keuangan pengelolaan piutang manajemen keuangan pengelolaan piutang
manajemen keuangan pengelolaan piutang
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
PPh 23
PPh 23PPh 23
PPh 23
 
Perbedaan saldo kas dan saldo bank
Perbedaan saldo kas dan saldo bankPerbedaan saldo kas dan saldo bank
Perbedaan saldo kas dan saldo bank
 
Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1Revenue Bagian 1
Revenue Bagian 1
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Tugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kasTugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kas
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit7. penyelesaian audit
7. penyelesaian audit
 
Perbedaan Agen dan cabang
Perbedaan Agen dan cabangPerbedaan Agen dan cabang
Perbedaan Agen dan cabang
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 7 teori akuntansi suwardjono
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
Psak 16-aset tetap-ias-16-30052012
 

Destaque

Nuryaningsih, 16. lk 4.2.membuat rpp
Nuryaningsih, 16.  lk 4.2.membuat rppNuryaningsih, 16.  lk 4.2.membuat rpp
Nuryaningsih, 16. lk 4.2.membuat rppNuryaningsih -
 
Contoh sk kcd gugus
Contoh sk kcd gugusContoh sk kcd gugus
Contoh sk kcd gugusJamaludin ..
 
Kel. 6 pemeriksaan pajak-2
Kel. 6 pemeriksaan pajak-2Kel. 6 pemeriksaan pajak-2
Kel. 6 pemeriksaan pajak-2hartantoahock
 
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajakAnalisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajakkafni01@yahoo.co.id
 
Tata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat KeputusanTata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat KeputusanFre Marhaban
 
Contoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahContoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahBudi Cahyadi
 

Destaque (9)

Nuryaningsih, 16. lk 4.2.membuat rpp
Nuryaningsih, 16.  lk 4.2.membuat rppNuryaningsih, 16.  lk 4.2.membuat rpp
Nuryaningsih, 16. lk 4.2.membuat rpp
 
Makalah perpajakan lusi manullang
Makalah perpajakan lusi manullangMakalah perpajakan lusi manullang
Makalah perpajakan lusi manullang
 
Contoh sk kcd gugus
Contoh sk kcd gugusContoh sk kcd gugus
Contoh sk kcd gugus
 
Kel. 6 pemeriksaan pajak-2
Kel. 6 pemeriksaan pajak-2Kel. 6 pemeriksaan pajak-2
Kel. 6 pemeriksaan pajak-2
 
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajakAnalisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
Analisa laporan keuangan & pemeriksaan pajak
 
Sk pengurus
Sk pengurusSk pengurus
Sk pengurus
 
Tata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat KeputusanTata CAra Pembuatan Surat Keputusan
Tata CAra Pembuatan Surat Keputusan
 
Contoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucahContoh peraturan perusahaan bucah
Contoh peraturan perusahaan bucah
 
CONTOH SK
CONTOH SKCONTOH SK
CONTOH SK
 

Semelhante a Pertemuan 3 2

Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxPembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxFajri A
 
Pembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakanPembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakanAdillaShafaNafisaMar
 
PPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdf
PPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdfPPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdf
PPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdfKalila3
 
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771jimmystevenzz
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskalguest841855
 
Undang - Undang No 28 Tahun 2007
Undang - Undang No 28 Tahun 2007Undang - Undang No 28 Tahun 2007
Undang - Undang No 28 Tahun 2007Yesica Adicondro
 
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_201000 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010agusarwani
 
Materi 2 Pajak.pptx
Materi 2 Pajak.pptxMateri 2 Pajak.pptx
Materi 2 Pajak.pptxmayahusnia1
 
Pengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib Pajak
Pengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib PajakPengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib Pajak
Pengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib PajakAzizah Azizah
 
Pertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptxPertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptxSaveFile1
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruArif Mulyono
 
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKANSTUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKANhendri van jr
 

Semelhante a Pertemuan 3 2 (20)

Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting TaxPembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
Pembukuan sampai dengan sanksi nya -- Accounting Tax
 
Akuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan pptAkuntansi perpajakan ppt
Akuntansi perpajakan ppt
 
Pembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakanPembukuan dan Pencatatan perpajakan
Pembukuan dan Pencatatan perpajakan
 
PPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdf
PPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdfPPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdf
PPT PAJAK_KELOMPOK 2_TM 4.pdf
 
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
Lampiran viii petunjuk pengisian 1771
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
 
Uu no 28 tahun 2007
Uu no 28 tahun 2007Uu no 28 tahun 2007
Uu no 28 tahun 2007
 
Undang - Undang No 28 Tahun 2007
Undang - Undang No 28 Tahun 2007Undang - Undang No 28 Tahun 2007
Undang - Undang No 28 Tahun 2007
 
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_201000 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
00 petunjuk pengisian_spt_1770_2010
 
Kelompok 1_PPT PERPAJAKAN.pptx
Kelompok 1_PPT PERPAJAKAN.pptxKelompok 1_PPT PERPAJAKAN.pptx
Kelompok 1_PPT PERPAJAKAN.pptx
 
KUP.pptx
KUP.pptxKUP.pptx
KUP.pptx
 
Materi 2 Pajak.pptx
Materi 2 Pajak.pptxMateri 2 Pajak.pptx
Materi 2 Pajak.pptx
 
Uukup
UukupUukup
Uukup
 
Uu kup
Uu kupUu kup
Uu kup
 
Adm. perpajakan k.1
Adm. perpajakan   k.1Adm. perpajakan   k.1
Adm. perpajakan k.1
 
Pengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib Pajak
Pengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib PajakPengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib Pajak
Pengertian, Hak, dan Kewajiban Wajib Pajak
 
Pertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptxPertemuan 2 .pptx
Pertemuan 2 .pptx
 
Daftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaruDaftar aturan pajak terbaru
Daftar aturan pajak terbaru
 
00 petunjuk 1770 2009
00 petunjuk 1770 200900 petunjuk 1770 2009
00 petunjuk 1770 2009
 
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKANSTUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
STUDI KASUS UMUM PERPAJAKAN
 

Mais de Pricillia Karina

Mais de Pricillia Karina (9)

Uji beda
Uji bedaUji beda
Uji beda
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Korelasi, simple regression dan multiple regression
Korelasi, simple regression dan multiple regressionKorelasi, simple regression dan multiple regression
Korelasi, simple regression dan multiple regression
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Pertemuan 5
Pertemuan 5Pertemuan 5
Pertemuan 5
 
Pertemuan 2
Pertemuan 2Pertemuan 2
Pertemuan 2
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Pertemuan 7
Pertemuan 7Pertemuan 7
Pertemuan 7
 
overview of accounting information system
 overview of accounting information system overview of accounting information system
overview of accounting information system
 

Pertemuan 3 2

  • 1. Perpajakan I Pembukuan dan Pencatatan Pemeriksaan Pajak keberatan P e rp ajakan I M e iris ka F e b rianti, S E .,Ak.,M E .,BK P Tris akti S ch ool of M anage m e nt S e m e s te r ganj 201 1 / 2 il 201 Meiriska Meiriska 10/09/2009
  • 2. tata cara Pembukuan dan Pencatatan 2 Dasar Hukum : 3.UU KUP Pasal 1 ayat 29 dan pasal 28 4.Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 533/KMK.04/2000 tanggal 22 Desember 2000 tentang penyelenggaraan pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain rupiah serta penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan. 5.KMK Nomor 543/KMK.04/2000, tanggal 22 Desember 2000 tentang penggunaan bahasa asing dalam pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak. 6.Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-536/PJ/2000, tanggal 20 Desember 2000 tentang Norma Penghitungan Penghasilan Netto bagi Wajib Pajak yang dapat menghitung penghasilan dengan menggunakan Norma Penghitungan. Meiriska 10/09/2009
  • 3. Pembukuan 3 Orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia harus mengadakan Pembukuan/Pencatatan menurut ketentuan yang berlaku. Pengertian Pembukuan (Pasal 1 ayat 29) Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan Barang atau Jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak tersebut. Pengertian Pencatatan (Pasal 28 ayat 9) Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final . Meiriska 10/09/2009
  • 4. kewajiban Pembukuan dan Pengecualiannya 4 1. Yang wajib menyelenggarakan pembukuan (Pasal 28 ayat 1) a. Wajib Pajak (WP) Badan b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, 2. Yang dikecualikan (Pasal 28 ayat 2) a. WP orang Pribadi yang melakukan usaha atau pekerjaan bebas tertentu, yaitu yang peredaran bruto atau penerimaan brutonya kurang dari 4,8 Milyar rupiah (UU No. 36 tahun 2008 Pasal 14 ayat 2) diperbolehkan menghitung penghasilan netto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto (NPPN) b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Misalnya WP Orang Pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari : - Pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai dengan penghasilan berupa gaji/upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun dan imbalan lainnya - Surat-surat berharga, seperti dividen saham, bunga obligasi/deposito/tabungan - Royalti - Persewaan tanah dan atau bangunan. Meiriska 10/09/2009
  • 5. syarat-syarat Pembukuan 5  Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya. (pasal 28 ayat 3)  Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan. (pasal 28 ayat 4)  Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas. (pasal 28 ayat 5)  Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak. (pasal 28 ayat 6)  Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. (pasal 28 ayat 7)  Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan (Pasal 28 ayat 8)  Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak wajib disimpan selama sepuluh tahun. (pasal 28 ayat 11) Meiriska 10/09/2009
  • 6. Penyelenggaraan Pencatatan 6 Berdasarkan KMK No. 543/KMK.04/2000 : Bahasa asing yang dapat digunakan dalam pencatatan adalah Bahasa Inggris WP yang akan menggunakan bahasa inggris dalam pencatatannya harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis ke KPP tempat WP terdaftar, paling lama 3 bulan setelah dimulainya tahun buku yang diselenggarakan dalam bahasa inggris tersebut. WP di atas tetap berkewajiban mengisi SPT beserta lampirannya bahasa Indonesia, kecuali lampiran berupa laporan keuangan. Produk akhir dari pencatatan : Daftar Rekapitulasi Peredaran Bruto atau Penerimaan Bruto. Meiriska 10/09/2009
  • 7. keuntungan dan kerugian Pencatatan 7 Keuntungan Tidak perlu menggunakan ahli pembukuan atau akuntansi, karena hanya mencatat penerimaan bruto saja, sedangkan pengeluaran/biaya tidak perlu dicatat. Pada akhir tahun cukup dibuat rekapitulasi peradaran bruto per bulan, dan dijumlahkan pada akhir tahun. Menghitung penghasilan netto dengan cara mengalikan % NPPN (yang telah ditentukan oleh dirjen pajak) dengan peredaran bruto atau penerimaan bruto setahun. Kerugian Karena yang dicatat adalah peredaran/penerimaan bruto, maka selalu ada laba dan tidak pernah ada kerugian. Tidak dapat diketahui posisi keuangan Tidak dapat mengetahui posisi keuntungan atau kerugian yang sebenarnya. Meiriska 10/09/2009
  • 8. tujuan Pembukuan/Pencatatan 8 Adalah untuk mempermudah:  Pengisian SPT  Penghitungan Penghasilan Kena Pajak  Penghitungan PPN dan PPn-BM  Penyelenggaraan pembukuan juga untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan usaha/pekerjaan bebas. Meiriska 10/09/2009
  • 9. sanksi 9 Pasal 13 Tidak mengadakan pembukuan/pencatatan, pajak yang terutang ditetapkan dengan SKP ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dan untuk PPh pasal 29 ditambah kenaikan 50%. Pasal 39 Setiap orang yang dengan sengaja : f.Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-oleh benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya g.Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan atau dokumen lain. h.Tidak menyimpan buku, catatan atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara program aplikasi on line di Indonesia Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang atau kurang bayar dan paling banyak 4 kali pajak terutang atau kurang bayar. Meiriska 10/09/2009
  • 10. Pemeriksaan Pajak 10 Dasar Hukum :  UU KUP pasal 29, pasal 30, pasal 31  KMK NO. 545/KMK.04/2000, tanggal 22 Desember 2000  Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-227/PJ/2002, tanggal 17 Mei 2002  Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-343/PJ/2002, tanggal 10 Juli 2002  Surat Edaran SE-04/PJ/2002 tanggal 16 Mei 2002  Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007 Pengertian  Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Meiriska 10/09/2009
  • 11. sasaran dan wewenang 11 Sasaran pemeriksaan adalah untuk mencari adanya : Interpretasi Undang-Undang yang tidak benar Kesalahan hitung Penggelapan secara khusus dari penghasilan Pemotongan dan pengurangan tidak sesungguhnya yang dilakukan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Wewenang Pemeriksaan Dir Jen Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Meiriska 10/09/2009
  • 12. tujuan Pemeriksaan Pajak 12 1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan:  SPT lebih bayar  SPT Tahunan PPh menunjukkan rugi  SPT tidak disampaikan atau terlambat disampaikan.  SPT memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan Direktur Jenderal Pajak untuk diperiksa.  Adanya indikasi tidak dipenuhi kewajiban-kewajiban selain kewajiban pada butir 3 diatas. 2. Tujuan lain, yaitu:  Pemberian NPWP (secara jabatan)  Penghapusan NPWP.  Pengukuhan PKP secara jabatan dan pengukuhan atau pencabutan Pengukuhan PKP  Wajib Pajak mengajukan keberatan atau banding .  Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.  Pencocokan data dan atau alat keterangan.  Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil .  Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN  Tujuan lain selain diatas, misalnya pemeriksaan bukti permulaan. Meiriska 10/09/2009
  • 13. ruang lingkuP Pemeriksaan 13 1. Pemeriksaan Lapangan  Meliputi suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak  Untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya  Dilakukan ditempat WP 2. Pemeriksaan Kantor  Meliputi suatu jenis pajak tertentu  Untuk tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya  Dilakukan di kantor DJP Pemeriksaan lapangan dapat dilakukan dengan pemeriksaan lengkap atau pemeriksaaan Sederhana Pemeriksaan Kantor hanya dapat dilaksanakan dengan Pemeriksaan sederhana. Meiriska 10/09/2009
  • 14. norma Pemeriksaaan 14 1. Norma Pemeriksaan Pajak  Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak dalam rangka Pemeriksaan Lapangan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak  Norma Pemeriksaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak dalam rangka Pemeriksaan Lapangan yang berkaitan dengan Pemeriksa Pajak 2. Norma Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak 3. Norma Wajib Pajak Meiriska 10/09/2009
  • 15. norma Pemeriksaan laPangan 15 1.Pemeriksa Pajak harus memiliki tanda pengenal pemeriksa dan dilengkapi dengan surat perintah pemeriksaan pada waktu melakukan pemeriksaan 2.Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis tentang akan dilakukan pemeriksaan kepada Wajib Pajak 3.Pemeriksa pajak wajib memperlihatkan tanda pengenal pemeriksa dan surat perintah pemeriksaan kepada Wajib Pajak 4.Pemeriksa pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang akan diperiksa 5.Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak 6.Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk ditanggapi Wajib Pajak 7.Pemeriksa pajak wajib memberi petunjuk kepada Wajib Pajak mengenai penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan agar penyelenggaraan pembukuan atau pencatataan dan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam tahun-tahun selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 8.Pemeriksa wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen pendukung lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak paling lambat 14 hari sejak selesainya pemeriksaan 9.Pemeriksa Pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka pemeriksaan Meiriska 10/09/2009
  • 16. norma Pemeriksaan kantor 16 1.Pemeriksa pajak dengaan menggunakan surat panggilan yang ditandatangani oleh Kepala Kantor yang bersangkutan, memanggil Wajib Pajak untuk datang ke kantor Direktorat Jenderal Pajak yang ditunjuk dalam rangka pemeriksaan 2.Pemeriksa pajak wajib menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan kepada Wajib Pajak yang akan diperiksa 3.Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak 4.Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak tentang hasil pemeriksaan berupa hal-hal yang berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan untuk ditanggapi Wajib Pajak 5.Pemeriksa pajak wajib memberi petunjuk kepada Wajib Pajak mengenai penyelenggaraan pembukuan atau pencatatan dan petunjuk lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan agar penyelenggaraan pembukuan atau pencatataan dan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam tahun-tahun selanjutnya dilaksanakan sesuai dengann ketentuan yang berlaku 6.Pemeriksa pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen pendukung lainnya yang dipinjam dari Wajib Pajak paling lambat 7 (tujuh) hari sejak selesainya pemeriksaan 7.Pemeriksa Pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka pemeriksaan Meiriska 10/09/2009
  • 17. norma Pelaksanaan Pemeriksaan 17 1.Pemeriksaan dapat dilakukan oleh seseorang atau lebih pemeriksa pajak 2.Pemeriksaan dilakukan di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, di kantor Wajib Pajak atau dikantor lainnya atau di pabrik atau ditempat usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak atau ditempat tinggal Wajib Pajak atau ditempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak 3.Pemeriksaan dilaksanakan pada jam kerja dan apabila dipandang perlu dapat dilanjutkan di luar jam kerja, 4.Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan 5.Laporan Pemeriksaan Pajak disusun berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan 6.Hasil Pemeriksaan lapangan yang seluruhnya disetujui Wajib Pajak atau kuasanya, dibuatkan surat pernyataan tentang persetujuan tersebut dan ditandatangani oleh Wajib Pajak yang bersangkutan atau kuasanya 7.Terhadap temuan dalam pemeriksaan lengkap yang tidak atau tidak seluruhnya disetujui oleh Wajib pajak , dilakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan dan dibuatkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan 8.Berdasarkan laporan pemeriksaan pajak, diterbitkan surat ketetapan pajak dan surat tagihan pajak kecuali pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan penyidikan Meiriska 10/09/2009
  • 18. norma wajib Pajak 18 Hak 2.Dalam hal pemeriksaan lapangan, Wajib Pajak berhak meminta kepada pemeriksa untuk memperlihatkan Surat Perintah Pemeriksaan dan tanda pengenal pemeriksa 3.Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa pajak untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan 4.Wajib Pajak berhak meminta kepada Pemeriksa Pajak rincian yang berkenaan dengan hal-hal yang berbeda antara lain pemeriksaan dengan surat pemberitahuan. Kewajiban 9 Dalam hal pemeriksaan kantor, Wajib Pajak wajib memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan sesuai dengan waktu yang ditentukan a Wajib Pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk kelancaran pemeriksaan dan memberikan keterangan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat permintaan, dan apabila permintaan tersebut tidak dipenuhi oleh Wajib Pajak, maka pajak yang terutang dapat dihitung secara Jabatan k Wajib Pajak atau kuasanya wajib menandatangani surat pernyataan persetujuan apabila seluruh hasil pemeriksaan disetujuinya t Dalam hal pemeriksaan lengkap, Wajib Pajak atau kuasanya wajib menandatangani Berita Acara Hasil Pemeriksaan apabila hasil pemeriksaan tersebut tidak atau tidak seluruhnya disetujui i Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan, Wajib Pajak wajib melaksanaan ketentuan sebagaimana diatur pasal 29 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Meiriska 10/09/2009
  • 19. Produk hukum Pemeriksaan Pajak 19  SKP (Surat Ketetapan Pajak )  SKP KB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar)  SKP KBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan)  SKP LB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar)  SKP Nihil  STP (Surat Tagihan Pajak ) Meiriska 10/09/2009
  • 20. keberatan 20 Dalam pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan kemungkinan terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini WP dapat mengajukan keberatan. Pasal 25 ayat 1: Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas : a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) e. Pemotongan atau Pemungutan oleh pihak ketiga. Meiriska 10/09/2009
  • 21. Pengajuan keberatan 21 Keberatan diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di tempat WP terdaftar, dengan syarat: Syarat Pengajuan Keberatan (Pasal 25) : Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan- alasan yang jelas. Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis dan satu tahun/masa pajak. Wajib Pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan. Surat keberatan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal bukan ditandatangani oleh bukan WP, surat keberatan tersebut dilampiri dengan surat kuasa khusus. Meiriska 10/09/2009
  • 22. jangka waktu Pengajuan keberatan 22  Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga.  Untuk surat keberatan yang disampaikan langsung ke KPP, maka jangka waktu 3 (tiga) bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai saat keberatan diterima oleh Kantor Pelayanan Pajak.  Untuk surat keberatan yang disampaikan melalui pos ( harus dengan pos tercatat ), jangka waktu 3 bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga sampai dengan tanggal tanda bukti pengiriman melalui Kantor Pos dan Giro. Meiriska 10/09/2009
  • 23. jenis kePutusan atas keberatan 23 Pasal 26 ayat 3  Mengabulkan seluruhnya  Mengabulkan sebagian  Menolak  Menambah besarnya pajak terutang Meiriska 10/09/2009
  • 24. surat ketetaPan Pajak 24 Pasal 1 ayat 15 Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada WP tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau karena ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh WP. Fungsi Surat Ketetapan Pajak a.Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata atau berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuan perpajakan. b.Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan. c.Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak. d.Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar e.Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang. Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak kewenangan mengeluarkan surat ketetapan pajak, dilimpahkan kepada KPP. Surat ketetapan pajak timbul berdasarkan hasil pemeriksaan . Meiriska 10/09/2009
  • 25. surat ketetaPan Pajak kurang bayar (Pasal 13) 25 Dasar diterbitkannya SKBKB (Ayat 1) b.Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain jumlah pajak yang dibayar kurang atau tidak dibayar c.SPT tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan telah ditegur secara tertulis. d.Hasil pemeriksaan PPN dan PPn-BM ternyata tidak seharusnya dikompensasi selisih lebih pajak, atau tidak seharusnya dikenai tarif 0%. e.Tidak memenuhi kewajiban menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan sehingga tidak dapat diketahui jumlah pajak terutang. f.WP diterbitkan NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai PKP secara jabatan. Sanksi denda administrasi (Ayat 2) Jika melanggar pasar 13 ayat 1 huruf a dan e, sanksi denda administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan paling lama 24 bulan dari jumlah kekurangan pajak, dihitung sejak saat terhutangnya pajak. Sanksi Tambahan (Ayat 3) Jika melanggar salah satu atau semuanya dari pasal 13 ayat 1 huruf b, c dan d, maka ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan : m.50% dari PPh Tahunan (Orang Pribadi atau badan) yang kurang atau tidak dibayar. n.100% dari PPh pasal 21/22/23/26 yang kurang atau tidak disetor. o.100% dari PPN dan PPn BM yang tidak atau kurang disetor. Meiriska 10/09/2009
  • 26. Fungsi dan jangka waktu Penerbitan skPkb 26 Fungsi SKPKB b.Koreksi atas jumlah yang terutang menurut SPT c.Sarana untuk mengenakan sanksi d.Alat untuk menagih pajak Jangka Waktu Penerbitan SKPKB Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak. Apabila jangka waktu 5 tahun telah lewat, SKPKB tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga 48% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, apabila setelah jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negera. Meiriska 10/09/2009
  • 27. surat ketetaPan Pajak kurang bayar tambahan 27 SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. Dasar diterbitkannya SKBKBT SKPKBT diterbitkan apabila ditemukan data baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan SKPKBT. Sanksi Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPKBT ditambah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut. Sanksi tersebut tidak dikenakan apabila SKPKBT diterbitkan berdasarkan keterangan tertulis dari WP atas kehendak sendiri, dengan syarat Dirjen Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan. Jangka Waktu Penerbitan SKPKBT Dalam jangka waktu 5 tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak apabila ditemukan data baru. Apabila jangka waktu 5 tahun telah lewat, SKPKBT tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga 48% dari jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, apabila setelah jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana dibidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negera. Meiriska 10/09/2009
  • 28. surat ketetaPan Pajak lebih bayar 28 SKPLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang. Penerbitan SKPLB SKPLB diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang untuk : PPh apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak terutang PPN apabila jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak terutang PPn BM apabila jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak terutang. Fungsi Sebagai sarana untuk mengembalikan kelebihan pembayaran pajak. Meiriska 10/09/2009
  • 29. surat ketetaPan Pajak nihil 29 SKPPN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. Penerbitan SKPN SKPN diterbitkan setelah dilakukan pemeriksaan jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar sama besar dengan jumlah pajak yang terutang atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak. Meiriska 10/09/2009
  • 30. surat tagihan Pajak (Pasal 14) 30 Pasal 1 ayat 20 Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. STP diterbitkan dalam hal : e.Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar f.Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat salah tulis dan atau salah hitung g.WP dikenakan sanksi administrasi denda dan/atau bunga h.Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi tidak membuat Faktur Pajak atau membuat faktur pajak tetapi tidak tepat waktu. i.Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP tetapi yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap. j.PKP melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak. k.PKP gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan Meiriska 10/09/2009
  • 31. Fungsi dan sanksi stP 31 Fungsi STP b.Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut SPT Wajib Pajak c.Sarana mengenakan sanksi administrasi berupa bunga atau denda. d.Alat untuk menagih pajak. Sanksi administrasi Jumlah kekurangan pajak yang terutang (point a dan b) ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2% perbulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak sampai dengan diterbitkannya STP. Terhadap pengusaha atau PKP (pont d,e,f) selain wajib menyetor pajak yang terutang, dikenai sanksi administratif berupa denda 2% dari Dasar Pengenaan Pajak. Terhadap PKP (point g) dikenai sanksi administratif berupa bunga 2% per bulan dari jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari tanggal penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal penerbitan STP. Meiriska 10/09/2009
  • 32. contoh soal 32 Pasal 13 ayat 1 huruf a dan pasal 13 ayat 2 PT. Dinamika mempunyai Penghasilan Kena Pajak tahun 2010 sebesar Rp 150.000.000, PPh terhutang sebesar Rp 37.500.000,- dengan jumlah kredit pajak Rp 29.500.000. Atas PPh kurang bayar tersebut sebesar Rp 8.000.000,- sudah dilakukan pembayaran pada tanggal 20 April 2011. Oleh KPP dilakukan pemeriksaan sederhana lapangan dan menunjukkan PKP menjadi sebesar Rp 200.000.000,- setelah dilakukan koreksi atas biaya penyusutan aktiva tetap dan sumbangan. Hitunglah : PPh Tahun 2010 yang masih harus dibayar, apabila SKPKB diterbitkan tanggal 15 Agustus 2010! Jawaban : PKP setelah koreksi Rp 200.000.000 PPh Terhutang = 25% X Rp 200.000.000 Rp 50.000.000 Kredit pajak Rp 29.500.000 PPh Kurang Bayar seharusnya Rp 20.500.000 PPh yang sudah disetor Rp 8.000.000 PPh kurang bayar Rp 12.500.000 Denda administrasi ( 4 bulan X 2% X Rp 12.500.000) Rp 1.000.000 Jumlah Tagihan dalam SKPKB Rp 13.500.000 Meiriska 10/09/2009
  • 33. contoh soal 33 Pasal 13 ayat 1 huruf b dan pasal 13 ayat 3 huruf a PT. Maju Jaya telah terdaftar di KPP A sejak awal tahun 2010 namun PT. Maju Jaya belum menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2010. Oleh karena itu oleh KPP dikeluarkan Surat Tegoran yang meminta agar SPT tersebut segera disampaikan paling lambat tanggal 10 Juni 2011 . Kemudian PT. Maju Jaya menyampaikan SPT tesebut sekaligus melunasi PPh terhutang pada tanggal 20 Juli 2011. Adapun ringkasan dari SPT Tahunan PPh yang disampaikan adalah : Penghasilan Kena Pajak Rp 180.000.000,- PPh terhutang Rp 45.000.000,- Jumlah kredit Pajak Rp 27.200.000,- PPh Kurang Bayar (dilunasi tgl 20 Juli 2011) Rp 17.800.000,- Hitunglah : Jumlah PPh yang masih harus dibayar apabila diterbitkan SKPKB tahun 2010 tertanggal 20 September 2011. Jawaban : PPh Tidak dibayar Rp 17.800.000 Sanksi kenaikan (50% X 17.800.000) Rp 8.900.000 Meiriska 10/09/2009
  • 34. contoh soal 34 Pasal 13 ayat 1 huruf c dan pasal 13 ayat 3 huruf c PT. Senang merupakan PKP eksportir, dan telah menyampaikan SPT Masa PPN bulan Maret 2011 dengan perincian sbb : Pajak Keluaran : Ekspor Nihil Dalam Negeri Rp 320.000.000,- Pajak Masukan Rp 250.000.000,- PPN Kurang Bayar Rp 70.000.000,- KPP melakukan pemeriksaan setelah memperoleh data yang cukup signifikan mengenai ekspor BKP, dimana diketahui bahwa dari nilai ekspor ternyata terdapat selisih 280.000.000 yang merupakan penjualan dalam negeri. Hitunglah : Jumlah PPN yang masih harus dibayar, apabila SKPKB PPN tersebut diterbitkan tanggal 5 September 2011. Jawaban : Pajak Keluaran = Rp 320.000.000 + (10% X Rp 280.000.000) = Rp 348.000.000 Pajak Masukan = Rp 250.000.000 PPN Kurang Bayar = Rp 98.000.000 PPN yang telah disetor = Rp 70.000.000 PPN yang kurang disetor = Rp 28.000.000 Sanksi kenaikan (100%) = Rp 28.000.000 Jumlah PPN yang masih harus dibayar = Rp 56.000.000 Meiriska 10/09/2009
  • 35. contoh soal 35 Pasal 13 ayat 1 huruf d dan pasal 13 ayat 3 huruf b PT. Abadi sebagai pemotong pajak telah menyampaikan SPT Masa pasal 21/26 untuk masa Juni 2011 tepat pada waktunya dengan jumlah setoran sebesar Rp 12.500.000,- Pada saat dilakukan pemeriksaan ditemukan adanya pembayaran kepada Kantor Akuntan yang harus dilakukan pemotongan PPh sebesar Rp 2.400.000,- tetapi belum dipotong dan disetor. Hitunglah : Berapa PPh pasal 21/26 masa Juni 2011 yang masih harus dibayar, apabila KPP menerbitkan SKPKB tanggal 16 September 2011! Jawaban : PPh Pasal 21 kurang dipotong = Rp 2.400.000 Sanksi kenaikan (100%) = Rp 2.400.000 Jumlah PPh Pasal 21 yang harus dibayar = Rp 4.800.000 Meiriska 10/09/2009
  • 36. contoh soal 36 STP – PPh dalam tahun berjalan tidak/kurang bayar PT. X harus menyetorkan PPh pasal 25 setiap bulan sebesar Rp 52.000.000 yang jatuh tempo setiap tanggal 15 bulan berikutnya. PPh pasal 25 bulan Mei 2011 dibayar tepat waktu, tetapi hanya disetor sebesar Rp 20.000.000,- karena perusahaan sedang kesulitan cash flow. Atas kekurangan pembayaran tersebut diterbitkan STP Masa PPh pasal 25 tanggal 20 September 2011. Hitunglah : PPh pasal 25 yang masih harus dibayar dalam STP tersebut! Jawaban : PPh Pasal 25 seharusnya = Rp 52.000.000 PPh Pasal 25 yang disetor = Rp 20.000.000 PPh Pasal 25 kurang bayar = Rp 32.000.000 Sanksi bunga = 4 bulan X 2% X Rp 32.000.000 = Rp 2.560.000 Jumlah Tagihan dalam STP = Rp 34.560.000 Meiriska 10/09/2009
  • 37. contoh soal 37 STP – Hasil Penelitian SPT terdapat kurang bayar PT. Berjaya menyampaikan SPT tahunan 2010 tepat waktu, namun setelah dilakukan penelitian ternyata terdapat salah hitung yang menyebabkan PPh kurang bayar sebesar Rp 20.000.000,-. Atas kekurangan pembayaran tersebut diterbitkan STP pada tanggal 15 Juli 2011. Hitunglah : Jumlah PPh yang masih harus dibayar berdasarkan STP tersebut. Jawaban : PPh Kurang bayar = Rp 20.000.000 Sanksi bunga = 3 bulan X 2% X Rp 20.000.000 = Rp 1.200.000 Jumlah Tagihan dalam STP = Rp 21.200.000 Pengenaan sanksi dihitung dari batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh Badan (30 April) sampai dengan tanggal STP. Meiriska 10/09/2009
  • 38. contoh soal 38 STP – PKP tidak membuat Faktur Pajak PT. Bahtera sudah terdaftar sebagai PKP sejak tanggal 1 Juli 2007. Pada bulan April 2011 menjual barang kepada PT. Tralala dengan nilai penjualan Rp 240.000.000. Karena kelalaian, transaksi tersebut baru dibuatkan faktur pajak pada tanggal 15 Juli 2011 . Oleh KPP diterbitkan STP tertanggal 5 September 2011. Hitunglah : Jumlah PPN yang masih harus dibayar berdasarkan STP tersebut. Jawaban : DPP PPN = Rp 240.000.000 Sanksi denda = 2% X Rp 240.000.000 = Rp 4.800.000 Jumlah Tagihan dalam STP = Rp 244.800.000 Meiriska 10/09/2009

Notas do Editor

  1. Perpajakan I
  2. Perpajakan I