SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
Baixar para ler offline
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 5 TAHUN 2010
T E N T A N G
ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI PAKPAK BHARAT,
Menimbang : a. bahwa Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah rawan
bencana, maka untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam
menyelenggarakan penanggulangan bencana secara cepat, tepat,
terencana dan terpadu, maka perlu membentuk organisasi perangkat
daerah yang handal dan berdaya guna, terutama dalam memberikan
perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat;
b. bahwa dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan ditetapkannya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, perlu membentuk Badan Penanggulangan Bencana
Daerah;
c. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan tata kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, perlu ditetapkan Organisasi dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, b dan c diatas, perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Organisasi
dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten
Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4272);
3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang……./2
- 2 -
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
10.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
11.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4829);
12.Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana;
13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah.
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
dan
BUPATI PAKPAK BHARAT
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA
KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
BAB I……./3
- 3 -
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat.
2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
4. Kepala Daerah adalah Bupati Pakpak Bharat.
5. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Pakpak Bharat.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
7. Perangkat Daerah adalah lembaga yang membantu Kepala Daerah dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD adalah
Perangkat Daerah yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untuk
melaksanakan penanggulangan bencana.
9. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Pakpak Bharat.
10.Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan
atau faktor non alam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis.
11.Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
12.Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa non alam yang berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik dan
wabah penyakit.
13.Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok
atau antar komunitas masyarakat dan teror.
14.Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
15.Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan
sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana.
16.Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sarana utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan
perekonomian, sosial, budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran
serta masyarakat pada wilayah pasca bencana.
17.Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.
18.Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan
kegiatan masyarakat.
19. Badan……./4
- 4 -
19.Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu.
BAB II
PEMBENTUKAN , KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
Bagian Pertama
Pembentukan
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 3
(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pakpak Bharat berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah.
(2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
secara Ex-Officio dijabat oleh Sekretaris Daerah.
Bagian Ketiga
Tugas dan Fungsi
Pasal 4
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mempunyai tugas :
a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana
yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta
rekonstruksi secara adil dan setara;
b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana;
d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana;
e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap
bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana;
f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang;
g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); dan
h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pasal……./5
- 5 -
Pasal 5
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 mempunyai fungsi :
a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan
pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; dan
b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana,
terpadu dan menyeluruh.
BAB III
ORGANISASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 5
Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari :
1. Kepala;
2. Unsur Pengarah;
3. Unsur Pelaksana.
Bagian Kedua
Kepala
Pasal 6
(1) Kepala BPBD dijabat secara rangkap (ex-officio) oleh Sekretaris Daerah.
(2) Kepala BPBD membawahi unsur pengarah penanggulangan bencana dan unsur
pelaksana penanggulangan bencana.
(3) Kepala BPBD bertanggungjawab langsung kepada Kepala Daerah.
Bagian Ketiga
Unsur Pengarah
Pasal 7
Unsur pengarah penanggulangan bencana yang selanjutnya disebut Unsur Pengarah
berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala BPBD.
Pasal 8
Unsur Pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala BPBD
dalam penanggulangan bencana.
Pasal 9
(1) Unsur Pengarah terdiri dari :
a. Ketua Unsur Pengarah;
b. Anggota Unsur Pengarah.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 Unsur Pengarah
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah;
b. pemantauan;
c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Paragraf ……./6
- 6 -
Paragraf 1
Ketua Unsur Pengarah
Pasal 10
Ketua Unsur Pengarah dijabat oleh Kepala BPBD yang bertanggungjawab langsung
kepada Kepala Daerah.
Paragraf 2
Anggota Unsur Pengarah
Pasal 11
(1) Anggota unsur pengarah berasal dari:
a. Pejabat Pemerintah Daerah Terkait sebanyak 5 (lima) orang;
b. Anggota Masyarakat Profesional dan Ahli sebanyak 4 (empat) orang.
(2) Mekanisme Penetapan Anggota Unsur Pengarah, Penetapan dan Masa Jabatan,
Pemberhentian Anggota, Pergantian Antar Waktu, diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Bupati.
Bagian Keempat
Unsur Pelaksana
Pasal 12
(1) Unsur pelaksana BPBD berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPBD;
(2) Unsur pelaksana BPBD dipimpin Kepala Pelaksana yang membantu Kepala BPBD
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi unsur pelaksana BPBD sehari-hari.
Pasal 13
Unsur pelaksana BPBD mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana
secara terintegrasi meliputi:
a. prabencana;
b. saat tanggap darurat;
c. pasca bencana.
Pasal 14
Unsur Pelaksana BPBD menyelenggarakan fungsi :
a. pengkoordinasian, merupakan fungsi koordinasi unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan
melalui koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya didaerah, instansi
vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada
tahap pra bencana dan pasca bencana;
b. pengkomandoan, merupakan fungsi komando Unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan
melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari satuan kerja
perangkat daerah, lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, serta langkah-
langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana;
c. pelaksana, merupakan fungsi pelaksana unsur pelaksana BPBD dilaksanakan secara
terkoordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya didaerah,
instansi vertikal yang ada di daerah, dengan memperhatikan kebijakan
penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 15
(1) Unsur pelaksana BPBD sebagaimana dimaksud didalam Pasal 12 terdiri atas :
a. Kepala Pelaksana;
b. Sekretariat Unsur Pelaksana;
c. Bidang……./7
- 7 -
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
d. Bidang Penanganan Darurat dan Logistik;
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Keuangan;
b. Sub Bagian Kepegawaian;
c. Sub Bagian Program dan Pelaporan.
(3) Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir c
terdiri dari:
a. Sub Bidang Pencegahan;
b. Sub Bidang Kesiapsiagaan.
(4) Bidang Penanganan Darurat dan Logistik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir d
terdiri dari:
c. Sub Bidang Penanganan Darurat;
d. Sub Bidang Logistik.
(5) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir e
terdiri dari:
a. Sub Bidang Rehabilitasi;
b. Sub Bidang Rekonstruksi.
(6) Bagan Struktur Organisasi BPBD tecantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini dan
merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Paragraf 1
Sekretariat Unsur Pelaksana
Pasal 16
Sekretariat Unsur Pelaksana dipimpin oleh Kepala Sekretariat yang berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana.
Pasal 17
Kepala Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam
mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program,
administrasi dan sumberdaya serta kerjasama.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas Kepala Sekretariat mempunyai fungsi membantu Kepala
Pelaksana dalam :
a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi program perencanaan, dan perumusan
kebijakan di lingkungan BPBD;
b. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan
perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia, keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga;
c. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol;
d. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsure pengarah penanggulangan bencana;
e. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya; dan
f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.
Paragraf 2
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan
Pasal 19
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh Kepala Bidang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana.
Pasal 21……./8
- 8 -
Pasal 20
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana
dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi
dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 20 Bidang Pencegahan dan
Kesiapsiagaan mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam :
a. perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada
prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan
kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;
c. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat;dan
d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang
pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat.
Paragraf 3
Bidang Penanganan Darurat dan Logistik
Pasal 22
Bidang Penanganan Darurat dan Logistik dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana.
Pasal 23
Bidang Penanganan Darurat dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana
dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat dan dukungan logistik.
Pasal 24
Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 Bidang Penanganan
Darurat dan Logistik mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam :
a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat,
penanganan pengungsi dan dukungan logistik;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana
pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;
c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat;
d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap
darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;dan
e. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan
dukungan logistik.
Paragraf 4
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pasal 25
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah
dan bertanggungjawab Kepala Pelaksana.
Pasal 26
Bidang Rehabiliasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana
dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan
bencana pada pascabencana.
Pasal ……./9
- 9 -
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 Bidang Rehabilitasi
dan Rekonstruksi mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam :
a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;
b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana
pada pascabencana;
c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana;
dan
d. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang
penanggulangan bencana pada pascabencana.
BAB IV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 28
(1) Untuk menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi BPBD yang membutuhkan
keterampilan dan keahlian tertentu serta atas dasar kebutuhan dapat dibentuk
Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh
seorang tenaga fungsional senior yang berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Badan.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi ke dalam sub-sub kelompok jabatan
fungsional di kabupaten dan kecamatan sesuai kebutuhan dan masing-masing
dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.
(4) Jumlah tenaga Kelompok Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan
beban kerja yang ada.
(5) Pembentukan, pengangkatan, pemberhentian, pemindahan dan pembinaan tenaga
fungsional diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
ESELON DAN KEPEGAWAIAN
Bagian Pertama
Eselonisasi
Pasal 29
(1) Kepala Pelaksana BPBD adalah jabatan struktural eselon II.b.
(2) Kepala Sekretariat BPBD adalah jabatan struktural eselon III.a.
(3) Kepala Bidang BPBD adalah jabatan struktural eselon III.b.
(4) Kepala Sub Bidang BPBD adalah jabatan struktural eselon IV.a.
(5) Kepala Sub Bagian pada sekretariat BPBD adalah jabatan struktural eselon IV.a.
Bagian……./10
- 10 -
Bagian Kedua
Kepegawaian
Pasal 30
(1) Pengisian jabatan di lingkungan unsur pelaksana BPBD Kabupaten Pakpak Bharat
berasal dari Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kemampuan, pengetahuan, keahlian,
pengalaman, keterampilan dan integritas yang dibutuhkan dalam penanganan bencana.
(2) Pembinaan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.
BAB VI
TATA KERJA
Pasal 31
BPBD dalam melaksanakan tugasnya wajib menyelenggarakan koordinasi dengan
instansi yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja serta wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing
maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas
pokoknya masing-masing.
Pasal 32
Kepala Pelaksana BPBD berkewajiban memberikan petunjuk, membina, membimbing
dan mengawasi pekerjaan dari unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada di
dalam lingkungan kerjanya.
Pasal 33
Sekretaris dan Kepala Bidang dalam lingkungan BPBD wajib mengawasi
bawahannya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi
penyimpangan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 34
Pembiayaan BPBD dalam penanganan bencana dibebankan kepada APBD Kabupaten
Pakpak Bharat dan sumber anggaran lainnya yang sah dan tidak mengikat.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
(1) Dengan terbentuknya BPBD Kabupaten Pakpak Bharat, maka Tim yang dibentuk
dengan Keputusan Bupati sebelum dikeluarkannya Peraturan Daerah ini dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
(2) Hal-hal yang belum diatur didalam Peraturan Daerah ini lebih lanjut akan diatur dengan
Peraturan Bupati.
Pasal ……./11
- 11 -
Pasal 36
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.
Ditetapkan di Salak
pada tanggal 27 April 2010
BUPATI PAKPAK BHARAT,
dto.
MAKMUR BERASA
Diundangkan di Salak
pada tanggal 27 April 2010
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT,
dto.
GANDI WARTHA MANIK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2010
NOMOR 5
- 12 -
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
BUPATI PAKPAK BHARAT,
dto
MAKMUR BERASA
BIDANG
PENCEGAHAN DAN
KESIAPSIAGAAN
BIDANG
PENANGANAN
DARURAT DAN
LOGISTIK
BIDANG
REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI
SEKRETARIAT
UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA
- PEJABAT PEMERINTAH
DAERAH TERKAIT
- ANGGOTA MASYARAKAT
PROFESIONAL DAN
AHLI
KEPALA PELAKSANA BPBD
KEPALA BPBD
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBBID
PENCEGAHAN
SUBBID
KESIAPSIAGAAN
SUBBID
PENANGANAN
DARURAT
SUBBID
LOGISTIK
SUBBID
REHABILITASI
SUBBID
REKONSTRUKSI
SUBBAG
UMUM DAN
KEUANGAN
SUBBAG
KEPEGAWAIAN
SUBBAG
PROGRAM DAN
PELAPORAN
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR : 5 TAHUN 2010
TANGGAL : 27 April 2010
TENTANG : Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
- 13 -
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 5 TAHUN 2010
TENTANG
ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN PAKPAK BHARAT
I. UMUM
Kabupaten Pakpak Bharat sebagai bagian dari wilayah kesatuan Negara Republik
Indonesia yang memiliki topografi dengan lahan terjal atau kemiringan lebih dari 400
yang mencapai 69%, lahan berombak 3 %, bergelombang 18 % dan curam 5 %
merupakan daerah yang rawan bencana sehingga untuk mewujudkan masyarakat adil
dan sejahtera yang senantiasa memperhatikan hak atas penghidupan dan
perlindungan bagi setiap warga masyarakat maka diperlukan penanganan yang
sistematis, terpadu dan terkoordinasi terhadap terjadinya bencana.
Penanggulangan bencana merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat
preventif, penyelamatan dan rehabilitatif yang harus diselenggarakan secara
koordinatif, komprehensif, serentak, cepat, tepat dan akurat dengan melibatkan lintas
sektor dan lintas wilayah sehingga memerlukan koordinasi berbagai instansi terkait
dengan penekanan pada kepedulian publik dan mobilisasi masyarakat.
Melalui Peraturan Daerah tentang Pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat diharapkan masyarakat mendapatkan
perlindungan sosial, mendapatkan pendidikan dan keterampilan dalam
penyelenggaraan penanggulangan bencana dan berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup Jelas
Pasal 2 Cukup Jelas
Pasal 3 Cukup Jelas
Pasal 4 Cukup Jelas
Pasal 5 Cukup Jelas
Pasal 6 Cukup Jelas
Pasal 7 Cukup Jelas
Pasal 8 Cukup Jelas
- 14 -
Pasal 9 Cukup Jelas
Pasal 10 Cukup Jelas
Pasal 11 Cukup Jelas
Yang dimaksud dengan pejabat pemerintah daerah terkait adalah
pejabat badan/ dinas terkait dengan penanggulangan bencana
sejumlah 5 (lima) orang.
Yang dimaksud dengan anggota masyarakat profesional adalah
masyarakat yang memiliki kemampuan khusus dibidang
penanggulangan bencana.
Yang dimaksud dengan anggota masyarakat ahli adalah masyarakat
melalui jenjang pendidikan yang ahli dibidang penanggulangan
bencana.
Masyarakat professional dan ahli berasal dari tokoh agama, tokoh
adat, tokoh pemuda dan cendikiawan di daerah yang keseluruhannya
berjumlah 4 (empat) orang.
Pasal 12 Cukup Jelas
Pasal 13 Cukup Jelas
Pasal 14 Cukup Jelas
Pasal 15 Cukup Jelas
Pasal 16 Cukup Jelas
Pasal 17 Cukup Jelas
Pasal 18 Cukup Jelas
Pasal 19 Cukup Jelas
Pasal 20 Cukup Jelas
Pasal 21 Cukup Jelas
Pasal 22 Cukup Jelas
Pasal 23 Cukup Jelas
Pasal 24 Cukup Jelas
Pasal 25 Cukup Jelas
Pasal 26 Cukup Jelas
Pasal 27 Cukup Jelas
Pasal 28 Cukup Jelas
Pasal 29 Cukup Jelas
Pasal 30 Cukup Jelas
Pasal 31 Cukup Jelas
Pasal 32 Cukup Jelas
Pasal 34 Cukup Jelas
Pasal 35 Cukup Jelas
Pasal 36 Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT
NOMOR 87

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdfIntisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Yudhi Aldriand
 
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalPermensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
IdnJournal
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
Oswar Mungkasa
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
IdnJournal
 
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journalPermensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journal
IdnJournal
 
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklirPermenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Winarto Winartoap
 

Mais procurados (20)

34.pdf keluraha tangghu
34.pdf keluraha tangghu34.pdf keluraha tangghu
34.pdf keluraha tangghu
 
Perda_Clp_2012_01.pdf
Perda_Clp_2012_01.pdfPerda_Clp_2012_01.pdf
Perda_Clp_2012_01.pdf
 
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdfIntisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
Intisari PP 7 tahun 2008. (Prof. DR. Sadu Wasistiono) pdf
 
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas PembantuanPeraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
 
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalPermensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
 
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanPP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
PP No 14 tahun 2016 tentang penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
 
Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011
 
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
Pp no 14 tahun 2016 (penjelasan pp nomor 14 tahun 2016)
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
 
RUU APBN 2011
RUU APBN 2011RUU APBN 2011
RUU APBN 2011
 
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journalPermensos no 07 tahun 2013 idn journal
Permensos no 07 tahun 2013 idn journal
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JAS...
 
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journalPermensos no. 1 tahun 2013 idn journal
Permensos no. 1 tahun 2013 idn journal
 
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklirPermenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
Permenpan2014 002 angka kredit pranata nuklir
 
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2...
 
Uu252004
Uu252004Uu252004
Uu252004
 
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
Permen Dalam Negeri No. 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan,...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG...
 
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
 

Destaque

Linkers note
Linkers noteLinkers note
Linkers note
dutor
 
Korfbal na zakladni skole
Korfbal na zakladni skoleKorfbal na zakladni skole
Korfbal na zakladni skole
gazelka
 

Destaque (14)

Andrew MCSA40BH
Andrew MCSA40BHAndrew MCSA40BH
Andrew MCSA40BH
 
даева виктория+языковой центр+клиенты
даева виктория+языковой центр+клиентыдаева виктория+языковой центр+клиенты
даева виктория+языковой центр+клиенты
 
північне відродження
північне відродженняпівнічне відродження
північне відродження
 
RPT
RPTRPT
RPT
 
Curso de obligaciones
Curso de obligacionesCurso de obligaciones
Curso de obligaciones
 
Revista Reizu Comics Nº1
Revista Reizu Comics Nº1Revista Reizu Comics Nº1
Revista Reizu Comics Nº1
 
Linkers note
Linkers noteLinkers note
Linkers note
 
ForAsi
ForAsiForAsi
ForAsi
 
Korfbal na zakladni skole
Korfbal na zakladni skoleKorfbal na zakladni skole
Korfbal na zakladni skole
 
Boletin de Fercol Lubricantes SRL - Marzo 2016
Boletin de Fercol Lubricantes SRL - Marzo 2016Boletin de Fercol Lubricantes SRL - Marzo 2016
Boletin de Fercol Lubricantes SRL - Marzo 2016
 
Non-physician prescribing as a quality improvement strategy: patient, profess...
Non-physician prescribing as a quality improvement strategy: patient, profess...Non-physician prescribing as a quality improvement strategy: patient, profess...
Non-physician prescribing as a quality improvement strategy: patient, profess...
 
Web Application Penetration Test
Web Application Penetration TestWeb Application Penetration Test
Web Application Penetration Test
 
Hyderabad flower store
Hyderabad flower storeHyderabad flower store
Hyderabad flower store
 
Many uses of ICT for Development of Mozambique
Many uses of ICT for Development of MozambiqueMany uses of ICT for Development of Mozambique
Many uses of ICT for Development of Mozambique
 

Semelhante a No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb

2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencana2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencana
PA_Klaten
 
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalPermensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
IdnJournal
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Agus Hariadi
 
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.pptPERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
AgamMeucuca
 
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdfPerda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
RPLUNSULBAR9
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
Medan Comonity
 
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Rizki Malinda
 
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Rizki Malinda
 
Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008
Medan Comonity
 

Semelhante a No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb (20)

No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
No. 1a Tentang pedoman umum penggunaan belanja tidak terduga (btt)
 
2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencana2011 Perda penyelenggaraan bencana
2011 Perda penyelenggaraan bencana
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
 
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journalPermensos no. 29 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 29 tahun 2012 idn journal
 
Restra bpbd
Restra bpbdRestra bpbd
Restra bpbd
 
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbdPerka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
Perka bnpb-3-2008 pedoman-pembentukan-bpbd
 
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.pptPERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
PERAN PEMERINTAH DALAM PB.ppt
 
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdfPerda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
Perda_Nomor_17_Tahun_2012.pdf
 
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9 Tahun 2008
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9 Tahun 2008Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9 Tahun 2008
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 9 Tahun 2008
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
 
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
Salinan pedoman umum pengelolaan komunikasi krisis 29-2011
 
Pergub 32 tahun 2009 (1)
Pergub 32 tahun 2009 (1)Pergub 32 tahun 2009 (1)
Pergub 32 tahun 2009 (1)
 
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi Da...
 
UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008UU Nomor 33 Tahun 2008
UU Nomor 33 Tahun 2008
 
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005
 
Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012
 
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
Salinan pedoman umum infrastruktur hubungan masyarakat 31-2011
 
Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008Kab pakpak barat 3_2008
Kab pakpak barat 3_2008
 
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosialNo. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
No. 5 Tentang pedoman umum penyaluran dana bantuan sosial
 

Mais de ppbkab

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013
ppbkab
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
ppbkab
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
ppbkab
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
ppbkab
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
ppbkab
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksiPeraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
ppbkab
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
ppbkab
 

Mais de ppbkab (20)

Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013Informasi lppd tahun 2013
Informasi lppd tahun 2013
 
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
Bio data dprd kabupaten pakpak bharat masa jabatan 2009
 
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpbPer bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
Per bup no.11-ttg-pedoman-teknis-perkuatan-permodalan-usaha-melalui-knpb
 
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
No. 1a-ttg-pengganti-transortasi-dan-akomodasi-tenaga-guru-pegawai-komite-sek...
 
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
Perbup nomor-7a-tahun-2011-tentang-penyelenggaraan-sistem-pengendalian-intern...
 
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kibPerbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
Perbup no.-9-thn-2011-petunjuk-teknis-penerbitan-kib
 
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbdPeraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
Peraturan bupati-no.-54-ttg.-pedoman-umum-pemberian-hibah-yg-bersumber-dari-apbd
 
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
Peraturan bupati-no.-49-ttg-standar-operasional-prosedur-sop-pelayanan-perizi...
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklamePeraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
Peraturan bupati-no.-44-ttg-izin-penyelenggaraan-reklame
 
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoranPeraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
Peraturan bupati-no.-39-ttg-izin-usaha-restoran
 
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industriPeraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
Peraturan bupati-no.-38-ttg-izin-usaha-industri
 
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikanPeraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
Peraturan bupati-no.-37-ttg-izin-usaha-ketenagalistrikan
 
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerahPeraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
Peraturan bupati-no.-36-ttg.-izin-pemakaian-kekayaan-daerah
 
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksiPeraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
Peraturan bupati-no.-33-ttg-pemberian-izin-usaha-jasa-konstruksi
 
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaanPeraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
Peraturan bupati-no.-32-ttg-wajib-daftar-perusahaan
 
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdaganganPeraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
Peraturan bupati-no.-31-ttg-surat-izin-usaha-perdagangan
 
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasiPeraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
Peraturan bupati-no.-30-ttg-izin-lokasi
 
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
 
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-hoPeraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
Peraturan bupati-no.-27-ttg-izin-gangguan-ho
 

Último

evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
Di Prihantony
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
NezaPurna
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
hartonohajar
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
citraislamiah02
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
iman333159
 

Último (13)

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 

No. 5 ttg organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah kab. ppb

  • 1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu daerah rawan bencana, maka untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menyelenggarakan penanggulangan bencana secara cepat, tepat, terencana dan terpadu, maka perlu membentuk organisasi perangkat daerah yang handal dan berdaya guna, terutama dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat; b. bahwa dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, perlu membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah; c. bahwa dalam rangka tertib administrasi dan tata kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah, perlu ditetapkan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b dan c diatas, perlu dibentuk Peraturan Daerah tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang……./2
  • 2. - 2 - 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 10.Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4829); 12.Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 13.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah; 14.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT dan BUPATI PAKPAK BHARAT M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BAB I……./3
  • 3. - 3 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Kepala Daerah adalah Bupati Pakpak Bharat. 5. Wakil Kepala Daerah adalah Wakil Bupati Pakpak Bharat. 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. 7. Perangkat Daerah adalah lembaga yang membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 8. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang selanjutnya disebut BPBD adalah Perangkat Daerah yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untuk melaksanakan penanggulangan bencana. 9. Kepala Badan adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. 10.Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. 11.Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor. 12.Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam yang berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik dan wabah penyakit. 13.Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror. 14.Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi. 15.Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. 16.Rekonstruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana, kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun masyarakat dengan sarana utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial, budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya peran serta masyarakat pada wilayah pasca bencana. 17.Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 18.Resiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat. 19. Badan……./4
  • 4. - 4 - 19.Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu. BAB II PEMBENTUKAN , KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH Bagian Pertama Pembentukan Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Bagian Kedua Kedudukan Pasal 3 (1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pakpak Bharat berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah. (2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang secara Ex-Officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. Bagian Ketiga Tugas dan Fungsi Pasal 4 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mempunyai tugas : a. menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara; b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan; c. menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana; d. menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana; e. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada kepala daerah setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana; f. mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang; g. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); dan h. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal……./5
  • 5. - 5 - Pasal 5 Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 mempunyai fungsi : a. perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien; dan b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 5 Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah terdiri dari : 1. Kepala; 2. Unsur Pengarah; 3. Unsur Pelaksana. Bagian Kedua Kepala Pasal 6 (1) Kepala BPBD dijabat secara rangkap (ex-officio) oleh Sekretaris Daerah. (2) Kepala BPBD membawahi unsur pengarah penanggulangan bencana dan unsur pelaksana penanggulangan bencana. (3) Kepala BPBD bertanggungjawab langsung kepada Kepala Daerah. Bagian Ketiga Unsur Pengarah Pasal 7 Unsur pengarah penanggulangan bencana yang selanjutnya disebut Unsur Pengarah berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala BPBD. Pasal 8 Unsur Pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran kepada Kepala BPBD dalam penanggulangan bencana. Pasal 9 (1) Unsur Pengarah terdiri dari : a. Ketua Unsur Pengarah; b. Anggota Unsur Pengarah. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 Unsur Pengarah menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan penanggulangan bencana daerah; b. pemantauan; c. evaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Paragraf ……./6
  • 6. - 6 - Paragraf 1 Ketua Unsur Pengarah Pasal 10 Ketua Unsur Pengarah dijabat oleh Kepala BPBD yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala Daerah. Paragraf 2 Anggota Unsur Pengarah Pasal 11 (1) Anggota unsur pengarah berasal dari: a. Pejabat Pemerintah Daerah Terkait sebanyak 5 (lima) orang; b. Anggota Masyarakat Profesional dan Ahli sebanyak 4 (empat) orang. (2) Mekanisme Penetapan Anggota Unsur Pengarah, Penetapan dan Masa Jabatan, Pemberhentian Anggota, Pergantian Antar Waktu, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Bagian Keempat Unsur Pelaksana Pasal 12 (1) Unsur pelaksana BPBD berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPBD; (2) Unsur pelaksana BPBD dipimpin Kepala Pelaksana yang membantu Kepala BPBD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi unsur pelaksana BPBD sehari-hari. Pasal 13 Unsur pelaksana BPBD mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi: a. prabencana; b. saat tanggap darurat; c. pasca bencana. Pasal 14 Unsur Pelaksana BPBD menyelenggarakan fungsi : a. pengkoordinasian, merupakan fungsi koordinasi unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan melalui koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya didaerah, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana; b. pengkomandoan, merupakan fungsi komando Unsur Pelaksana BPBD dilaksanakan melalui pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari satuan kerja perangkat daerah, lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, serta langkah- langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana; c. pelaksana, merupakan fungsi pelaksana unsur pelaksana BPBD dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya didaerah, instansi vertikal yang ada di daerah, dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 15 (1) Unsur pelaksana BPBD sebagaimana dimaksud didalam Pasal 12 terdiri atas : a. Kepala Pelaksana; b. Sekretariat Unsur Pelaksana; c. Bidang……./7
  • 7. - 7 - c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan; d. Bidang Penanganan Darurat dan Logistik; e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Keuangan; b. Sub Bagian Kepegawaian; c. Sub Bagian Program dan Pelaporan. (3) Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir c terdiri dari: a. Sub Bidang Pencegahan; b. Sub Bidang Kesiapsiagaan. (4) Bidang Penanganan Darurat dan Logistik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir d terdiri dari: c. Sub Bidang Penanganan Darurat; d. Sub Bidang Logistik. (5) Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir e terdiri dari: a. Sub Bidang Rehabilitasi; b. Sub Bidang Rekonstruksi. (6) Bagan Struktur Organisasi BPBD tecantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Paragraf 1 Sekretariat Unsur Pelaksana Pasal 16 Sekretariat Unsur Pelaksana dipimpin oleh Kepala Sekretariat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana. Pasal 17 Kepala Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumberdaya serta kerjasama. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas Kepala Sekretariat mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam : a. pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi program perencanaan, dan perumusan kebijakan di lingkungan BPBD; b. pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang-undangan, organisasi, tatalaksana, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga; c. pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol; d. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsure pengarah penanggulangan bencana; e. pengumpulan data dan informasi kebencanaan di wilayahnya; dan f. pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana. Paragraf 2 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pasal 19 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh Kepala Bidang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana. Pasal 21……./8
  • 8. - 8 - Pasal 20 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 20 Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam : a. perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat; c. pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;dan d. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat. Paragraf 3 Bidang Penanganan Darurat dan Logistik Pasal 22 Bidang Penanganan Darurat dan Logistik dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pelaksana. Pasal 23 Bidang Penanganan Darurat dan Logistik mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik. Pasal 24 Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 23 Bidang Penanganan Darurat dan Logistik mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam : a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik; c. komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat; d. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik;dan e. pemantauan, evaluasi, dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik. Paragraf 4 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasal 25 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab Kepala Pelaksana. Pasal 26 Bidang Rehabiliasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. Pasal ……./9
  • 9. - 9 - Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai fungsi membantu Kepala Pelaksana dalam : a. perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; b. pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; c. pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana; dan d. pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pascabencana. BAB IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 28 (1) Untuk menyelenggarakan sebagian tugas dan fungsi BPBD yang membutuhkan keterampilan dan keahlian tertentu serta atas dasar kebutuhan dapat dibentuk Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (3) Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi ke dalam sub-sub kelompok jabatan fungsional di kabupaten dan kecamatan sesuai kebutuhan dan masing-masing dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior. (4) Jumlah tenaga Kelompok Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja yang ada. (5) Pembentukan, pengangkatan, pemberhentian, pemindahan dan pembinaan tenaga fungsional diatur sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V ESELON DAN KEPEGAWAIAN Bagian Pertama Eselonisasi Pasal 29 (1) Kepala Pelaksana BPBD adalah jabatan struktural eselon II.b. (2) Kepala Sekretariat BPBD adalah jabatan struktural eselon III.a. (3) Kepala Bidang BPBD adalah jabatan struktural eselon III.b. (4) Kepala Sub Bidang BPBD adalah jabatan struktural eselon IV.a. (5) Kepala Sub Bagian pada sekretariat BPBD adalah jabatan struktural eselon IV.a. Bagian……./10
  • 10. - 10 - Bagian Kedua Kepegawaian Pasal 30 (1) Pengisian jabatan di lingkungan unsur pelaksana BPBD Kabupaten Pakpak Bharat berasal dari Pegawai Negeri Sipil yang memiliki kemampuan, pengetahuan, keahlian, pengalaman, keterampilan dan integritas yang dibutuhkan dalam penanganan bencana. (2) Pembinaan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. BAB VI TATA KERJA Pasal 31 BPBD dalam melaksanakan tugasnya wajib menyelenggarakan koordinasi dengan instansi yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja serta wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. Pasal 32 Kepala Pelaksana BPBD berkewajiban memberikan petunjuk, membina, membimbing dan mengawasi pekerjaan dari unsur-unsur pembantu dan pelaksana yang berada di dalam lingkungan kerjanya. Pasal 33 Sekretaris dan Kepala Bidang dalam lingkungan BPBD wajib mengawasi bawahannya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 34 Pembiayaan BPBD dalam penanganan bencana dibebankan kepada APBD Kabupaten Pakpak Bharat dan sumber anggaran lainnya yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 (1) Dengan terbentuknya BPBD Kabupaten Pakpak Bharat, maka Tim yang dibentuk dengan Keputusan Bupati sebelum dikeluarkannya Peraturan Daerah ini dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. (2) Hal-hal yang belum diatur didalam Peraturan Daerah ini lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal ……./11
  • 11. - 11 - Pasal 36 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pakpak Bharat. Ditetapkan di Salak pada tanggal 27 April 2010 BUPATI PAKPAK BHARAT, dto. MAKMUR BERASA Diundangkan di Salak pada tanggal 27 April 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT, dto. GANDI WARTHA MANIK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT TAHUN 2010 NOMOR 5
  • 12. - 12 - BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT, dto MAKMUR BERASA BIDANG PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN BIDANG PENANGANAN DARURAT DAN LOGISTIK BIDANG REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SEKRETARIAT UNSUR PENGARAH UNSUR PELAKSANA - PEJABAT PEMERINTAH DAERAH TERKAIT - ANGGOTA MASYARAKAT PROFESIONAL DAN AHLI KEPALA PELAKSANA BPBD KEPALA BPBD KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBBID PENCEGAHAN SUBBID KESIAPSIAGAAN SUBBID PENANGANAN DARURAT SUBBID LOGISTIK SUBBID REHABILITASI SUBBID REKONSTRUKSI SUBBAG UMUM DAN KEUANGAN SUBBAG KEPEGAWAIAN SUBBAG PROGRAM DAN PELAPORAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR : 5 TAHUN 2010 TANGGAL : 27 April 2010 TENTANG : Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
  • 13. - 13 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT I. UMUM Kabupaten Pakpak Bharat sebagai bagian dari wilayah kesatuan Negara Republik Indonesia yang memiliki topografi dengan lahan terjal atau kemiringan lebih dari 400 yang mencapai 69%, lahan berombak 3 %, bergelombang 18 % dan curam 5 % merupakan daerah yang rawan bencana sehingga untuk mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera yang senantiasa memperhatikan hak atas penghidupan dan perlindungan bagi setiap warga masyarakat maka diperlukan penanganan yang sistematis, terpadu dan terkoordinasi terhadap terjadinya bencana. Penanggulangan bencana merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat preventif, penyelamatan dan rehabilitatif yang harus diselenggarakan secara koordinatif, komprehensif, serentak, cepat, tepat dan akurat dengan melibatkan lintas sektor dan lintas wilayah sehingga memerlukan koordinasi berbagai instansi terkait dengan penekanan pada kepedulian publik dan mobilisasi masyarakat. Melalui Peraturan Daerah tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pakpak Bharat diharapkan masyarakat mendapatkan perlindungan sosial, mendapatkan pendidikan dan keterampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas
  • 14. - 14 - Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas Pasal 11 Cukup Jelas Yang dimaksud dengan pejabat pemerintah daerah terkait adalah pejabat badan/ dinas terkait dengan penanggulangan bencana sejumlah 5 (lima) orang. Yang dimaksud dengan anggota masyarakat profesional adalah masyarakat yang memiliki kemampuan khusus dibidang penanggulangan bencana. Yang dimaksud dengan anggota masyarakat ahli adalah masyarakat melalui jenjang pendidikan yang ahli dibidang penanggulangan bencana. Masyarakat professional dan ahli berasal dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda dan cendikiawan di daerah yang keseluruhannya berjumlah 4 (empat) orang. Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas Pasal 17 Cukup Jelas Pasal 18 Cukup Jelas Pasal 19 Cukup Jelas Pasal 20 Cukup Jelas Pasal 21 Cukup Jelas Pasal 22 Cukup Jelas Pasal 23 Cukup Jelas Pasal 24 Cukup Jelas Pasal 25 Cukup Jelas Pasal 26 Cukup Jelas Pasal 27 Cukup Jelas Pasal 28 Cukup Jelas Pasal 29 Cukup Jelas Pasal 30 Cukup Jelas Pasal 31 Cukup Jelas Pasal 32 Cukup Jelas Pasal 34 Cukup Jelas Pasal 35 Cukup Jelas Pasal 36 Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 87