SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 42
PELATIHAN
KADER POSYANDU
Warungkondang, 18 Juli 2022
Yanti Kusnianti, AMG
PAPARAN
STUNTING
01
ANTROPOMETRI
02
01.STUNTING
“Stunting adalah kondisi gagal tumbuh
pada anak akibat dari kekurangan gizi
kronis, sehingga anak terlihat pendek
dengan teman seusianya”.
4
Gambaran
Stunting
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik.
2. Masih terbatasnya layanan kesehatan (pelayanan kesehatan
untuk ibu selama masa kehamilan) dan pembelajaran dini yang
berkualitas.
3. Masih kurangnya akses keluarga atau rumah tangga terhadap
makanan bergizi sehingga menyebabkan rendahnya asupan gizi
anak pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
4. Akses sanitasi yang kurang baik.
5. Pemberian ASI Eksklusif dan usia pemberian MP-ASI yang kurang
sesuai.
Stunting yang terjadi pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
PENYEBAB STUNTING
GEJALA STUNTING PADA BALITA
Gejala pada balita (jangka pendek)
1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya (Dilihat dari
perkembangan tinggi badan anak, anak penderita stunting cenderung tidak
mengalami peningkatan tinggi badan).
2. Pertumbuhan melambat (Lambatnya perkembangan keterampilan fisik,
seperti berguling, duduk, berdiri, dan berjalan).
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya (Anak penderita stunting
dapat mudah dikenali dari badannya yang kecil dan tidak mengalami
peningkatan berat badan secara terus- menerus dalam jangka waktu yang
cukup lama).
4. Pertumbuhan gigi dan tulang terlambat.
Gejala pada masa yang akan datang (jangka panjang)
1. Tanda pubertas terlambat.
2. Performa buruk pada tes perhatian/fokus dan memori belajar
Dampak Jika Anak Stunting
Jangka Pendek
● Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian.
● Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak
tidak optimal.
● Menyebabkan kondisi gagal tumbuh.
● Tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan
metabolisme.
● Peningkatan biaya kesehatan.
Dampak Jika Anak Stunting
Jangka Panjang
● Postur tubuh tidak optimal saat dewasa (lebih pendek
dibandingkan pada umumnya);
● Peningkatan risiko obesitas dan penyakit lainnya;
● Menurunnya kesehatan reproduksi;
● Kapasitas belajar dan performa saat masa sekolah
kurang optimal; dan
● Tidak optimalnya produktivitas dan kapasitas kerja
02. ANTROPOMETRI
A. INDIKATOR ANTROPOMETRI
B. ALAT ANTROPOMETRI
A. INDIKATOR ANTROPOMETRI
Penilaian hasil pengukuran antropometri mencakup :
a. Umur:
Dalam pengukuran umur dihitung 2 bulan penuh yang mana apabila bayi berumur 2 bulan
29 hari, bayi tersebut dihitung berumur 2 bulan.
b. Berat Badan:
Mampu memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Dapat diigunakan oleh anak
usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan usia anak.
Penilaian BB/U digunakan untuk mengetahui status gizi.
Status gizi anak berdasarkan BB/U yakni:
- Berat badan normal: -2 SD sampai +1 SD
- Berat badan kurang: -3 SD sampai <-2 SD
- Berat badan sangat kurang: <-3 SD
- Risiko berat badan lebih: >+1 SD
B. INDIKATOR ANTROPOMETRI
c. Panjang dan Tinggi Badan:
Panjang badan adalah pengukuran yang digunakan untuk anak usia 0-23 bulan sedangkan tinggi badan
digunakan untuk anak berumur usia 24 bulan keatas.
d. Lingkar Kepala:
Ukuran lingkar kepala berkaitan dengan volume otak. Volume otak normal pada bayi baru lahir adalah
350 gram.
- Pada bayi baru lahir (0 bulan) : ukuran lingkaran kepala normal
adalah 34-35 cm.
- Pada bayi usia 0 – 3 bulan : akan terjadi penambahan ukuran
lingkar kepala sebesar 2 cm per bulannya.
- Pada bayi usia 4 - 6 bulan : akan bertambah 1 cm per bulannya.
- Pada bayi usia 6 – 12 bulan : ukuran lingkar kepala akan
bertambah 0,5 cm per bulannya
MENGHITUNG UMUR
Menentukan Umur Anak
Umur anak dihitung berdasarkan bulan penuh
artinya umur dihitung 1 bulan bila telah genap 30
hari
Contoh :
Umur 25 hari  0 bulan
Umur 5 bulan 14 hari  5 bulan
Umur 5 bulan 29 hari  5 bulan
Contoh Cara Menentukan Umur Anak
 Tanggal kunjungan : 7 10 2012
 Tanggal lahir : 2 07 2010
5 3 2
Umur anak = 2 tahun 3 bulan 5 hari
Sisa hari tidak diperhitungkan 
Jadi Umur Anak
= 24 bulan + 3 bulan = 27 bulan
Contoh Cara Menentukan Umur Anak (Minus)
 Tanggal kunjungan : 7 1 2013
 Tanggal lahir : 21 07 2010
-14 -6 3
(- 1 bulan)*
*) Jika selisih tanggal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan,
jika selisih tanggal adalah positif maka selisih tanggal
diabaikan
Umur anak = 3 tahun dikurangi 6 bulan dikurangi 1 bulan
Jadi Umur Anak
= 36 bulan - 6 bulan – 1 bulan = 29 bulan
B. ALAT ANTROPOMETRI
MACAM – MACAM ALAT ANTROPOMETRI
 Dacin
 Timbangan Digital
 Timbangan Bayi Digital ( Onemed dll)
 Timbangan Berat Badan Manual
 Microtoise
 Papan pengukur/ Baby Length Board
 Wireless body height meter
Berdasarkan Surat Edaran yang terbaru satu set Alat Antropometri yang digunakan terdiri dari :
1. Alat ukur berat badan bayi (baby scale)dan balita;
2. Alat ukur berat badan injak digital (standing weight);
3. Alat ukur panjang badan (infantometer/lengthboard)
4. Alat ukur tinggi badan(stadiometer)
5. Pita Lingkar Lengan Atas (Lila)/LIKA
6. Tas Antropometri
DACIN
Deskripsi:
Timbangan dacin adalah timbangan balok lurus
keseimbangan dengan sisi panjang yang tidak sama.
Barang yang akan ditimbang digantung di sisi yang lebih
pendek, selanjutnya diseimbangkan dengan bandul yang ada
di sisi yang panjang untuk menunjukkan berat barang.
Timbangan ini dikenal sebagai timbangan Romawi.
DACIN
Kelebihan:
Dacin lebih kuat dan tahan lama dibandingkan alat timbangan yang lain.
Selain itu, kapasitas yang ditawarkan oleh timbangan dacin beraneka ragam
mulai dari kapasitas kecil hingga kapasitas besar.
Kekurangan:
Alat ini sulit untuk dibawa dan kurang praktis. Selain itu, membutuhkan waktu
yang lama untuk mengatur agar dacin menunjukkan angka nol. Alat ini
memiliki resiko yang lebih tinggi jika terdapat kesalahan dalam pemasangan
alat, semakin sering alat ini digunakan ada kemungkinan bandul geser akan
semakin longgar, hal ini dapat menyebabkan kerendahan validasi data.
DACIN
Cara Kalibrasi :
Kalibrasi dilakukan dengan cara menimbang suatu benda dengan
massa yang sebenarnya.
Apabila timbangan menunjuk massa suatu benda yang ditimbang
sesuai dengan massa sebenarnya, maka alat tersebut sudah dapat
digunakan.
Contohnya dengan cara menimbang massa botol aqua 1.5 liter,
apabila pada timbangan menunjukkan pada angka 1.5 kg maka
timbangan sudah terkalibrasi.
DACIN
Interpretasi:
Hasil berat badan balita dapat dibaca dengan cara melihat
angka di ujung bandul geser
TIMBANGAN DIGITAL
Deskripsi :
Timbangan merupakan alat ukur untuk menentukan berat atau massa benda. Timbangan
yang digunakan di Posyandu umumnya memiliki dua jenis,yaitu timbangan manual dan
timbangan digital.
Timbangan manual merupakan timbangan yang bekerja dengan sistem pegas, sedangkan
timbangan digital digunakan untuk mengukur massa benda atau zat dengan tampilan digital
yang mengandalkan baterai.
Tampilan dari timbangan ini berupa digital yang langsung memperlihatkan angka atau
massa dari benda yang tertera pada layar LCD (Liquid Crystal Display).
Timbangan digital direkomendasikan untuk anak yang sudah mampu berdiri. Timbangan ini
juga dapat dijadikan sebagai alternatif pada anak yang kurang kondusif untuk ditimbang
menggunakan dacin.
TIMBANGAN DIGITAL
Kelebihan :
Timbangan digital memiliki massa atau berat yang timbangannya lebih ringan
dibandingkan dengan timbangan manual, memiliki hasil pengukuran beban yang
lebih teliti dan akurat, pengoperasian yang lebih efisien dari pada timbangan
analog.
Kekurangan :
Kelemahan yang terdapat pada alat ini adalah kemampuan para kader maupun
pengguna dalam penyimpanan, persiapan, hingga penggunaan alat. Alat ini juga
memiliki kekurangan berupa penggunaan baterai jangka lama dan melebihi
kapasitas maksimal beban akan membuat hasil semakin tidak akurat.
TIMBANGAN DIGITAL
Cara kalibrasi :
Kalibrasi merupakan proses verifikasi atau pemastian bahwa alat ukur
dapat dikatakan akurat dan sesuai dengan rancangannya.
Berikut merupakan cara kalibrasi timbangan digital :
1. Disiapkan beberapa pembanding sebagai sampel.
2. Melakukan penimbangan anak timbangan dengan benda yang
sudah diketahui beratnya. Lalu mencatat hasil penimbangan.
3. Mengulangi sampai 5 kali percobaan.
4. Menghitung nilai rata-ratanya.
TIMBANGAN DIGITAL
Cara penggunaan :
A. Jika anak berusia kurang dari 2 tahun dan belum dapat berdiri sendiri, timbang anak
dengan ibunya dengan cara:
1. Dipasang baterai pada timbangan, dilakukan kalibrasi atau peneraan untuk
memastikan alat dapat digunakan dengan baik.
2. Sebelum ditimbang bersama Ibu, kader membantu menggendongkan bayi dengan
alas kain yang dibawa Ibu.
3. Ibu melepas alas kaki serta aksesoris lainnya, kemudian nyalakan timbangan hingga
muncul angka 0.0 pada layar baca.
4. Selanjutnya ibu memberikan bayi kepada kader dan naik ke atas timbangan,
selanjutnya kader mencatat hasil pengukuran.
5. Setelah itu, kader menyerahkan bayi kepada ibu, lalu membaca hasil penimbangan
dan mencatat hasil penimbangan dengan mengurangi dengan berat badan ibu
sebelumnya.
TIMBANGAN DIGITAL
B. Jika anak berumur 2 tahun dan akan berdiri di atas timbangan, timbang berat anak sendiri. Jika anak
melompat dari timbangan atau tidak mau berdiri, gunakan prosedur penimbangan seperti di atas.
1. Lakukan seperti langkah pertama pada poin A.
2. Nyalakan timbangan. Ketika angka 0.0 tampak pada layar baca, timbangan siap digunakan.
3. Lepaskan sepatu, pakaian luar anak dan aksesoris lainnya.Upayakan anak ditimbang dengan pakaian
seminimal mungkin.
4. Anak berdiri tepat di tengah timbangan (posisi kaki tidak ada yang keluar dari timbangan), pandangan
lurus kedepan dan tetap berada di atas timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar
timbangan.
5. Baca dan catat berat badan anak.
Interpretasi :
Hasil penimbangan dapat dilihat langsung di layar timbangan digital
dengan satuan kg dengan satu angka dibelakang koma.
TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED)
Deskripsi:
Timbangan bayi Onemed merupakan timbangan digital bayi
yang komprehensif yang dapat merekam
3 faktor penting yaitu: berat badan, panjang badan dan lingkar
kepala selama periode dari saat kelahiran hingga usia 2 tahun
dengan maksimal berat badan 25 kg dan tinggi badan kisaran
46 - 80 cm
TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED)
Kelebihan:
● Desain permukaan bak untuk bayi yang nyaman dipakai.
● Dilengkapi pengukuran tinggi dengan papan ukur yang dapat diatur panjangnya.
● Mempercepat penanganan dokter, bidan, dan kader posyandu.
● Terdapat fitur Hold untuk mendapatkan angka yang tepat saat pengukuran tinggi dan
berat badan bayi ketika bayi sedang bergerak-gerak.
Kekurangan:
● Membutuhkan pemahaman dan pemeliharaan yang lebih pada alat tersebut.
● Terbatasnya ukuran tinggi dan berat badan bayi pada alat tersebut.
TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED)
Cara Kalibrasi:
Cara kalibrasi dilakukan dengan menekan tombol Zero pada alat yang
berfungsi untuk menyalakan/mematikan alat atau juga kalibrasi Nol.
Cara Penggunaan:
● Pasang baterai dan hidupkan timbangan bayi digital.
● Tekan tombol Zero untuk menyalakan alat dan kemudian pastikan angkanya berada di angka 0.
● Tekan tombol Hold untuk memberikan angka yang tepat pada berat badan bayi, karena bayi sering
bergerak-gerak yang akan mempengaruhi berat badannya.
● Untuk mengukur tinggi badan, tarik bagian kepala bawah timbangan bayi yang berbentuk kotak tipis,
cabut bagian karet yang terletak di atas timbangan bayi, tancapkan kotak tipis tersebut. Tujuannya agar
bisa menjadi patokan nol pada tinggi bayi serta memastikan bayi berada di posisi yang pas ketika ingin
diukur tingginya.
● Tarik juga bagian bawah timbangan bayi yang seperti laci, maka akan muncul angka berupa
sentimeter pastikan kaki bayi dalam keadaan terpijak di bagian bawah timbangan tersebut. Jika sudah
dikiranya tegak pas, catat tinggi bayinya.
TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED)
Interpretasi:
Pada alat ini untuk mendapatkan angka yang akurat saat
dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan bayi dapat
menggunakan fitur Hold yang tersedia pada alat Onemed
dengan satuan yang dihasilkan yakni berat badan dalam
kilogram (kg) dan tinggi badan dalam centimeter (cm).
MICROTOISE
Deskripsi:
Microtoise merupakan alat pengukur tinggi badan manual yang menggunakan satuan centimeter (cm).
Kelebihan:
1. Alat mudah dibawa kemana-mana karena memiliki ukuran yang cenderung kecil.
2. Bentuk alat yang sederhana sehingga alat mudah digunakan.
3. Tidak memerlukan tempat khusus untuk menggunakan alat.
Kekurangan :
1. Alat perlu menggunakan alat bantuan untuk menentukan bahwa microtoise berada pada posisi yang lurus dan sejajar.
2. Setiap kali pengukuran alat perlu ditempelkan pada dinding terlebih dahulu agar pengukuran lebih akurat
Cara Kalibrasi:
Microtoise harus dipasang pada lantai yang rata dengan dinding yang tegak lurus dengan lantai tersebut, letakkan bagian
alat yang akan menempel dengan kepala ke lantai lalu tarik pita ke atas menempel dengan dinding sampai jendela baca
menunjukkan angka nol, lalu rekatkan ujung pita ke dinding menggunakan paku.
MICROTOISE
Cara penggunaan :
1. Anak diarahkan untuk berdiri tegak membelakangi dinding dengan pandangan lurus ke depan.
2. Bagian belakang tubuh seperti punggung, kepala, dan tumit menempel rapat ke dinding.
3. Gerakkan microtoise hingga alat menempel di kepala anak dan baca angka hasil pada jendela baca dan
catat hasil pengukuran.
Interpretasi :
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan, pembacaan angka
dilakukan dengan mensejajarkan mata dengan garis merah pada
jendela pembaca.
BABY LENGTH BOARD
Deskripsi :
Baby Length Board atau Infantometer adalah sebuah alat yang yang dirancang untuk mengukur panjang
badan tubuh pada bayi atau anak dengan usia kurang dari 2 tahun. Alat ini digunakan dengan cara
membaringkan/merentangkan anak diatas di permukaannya. Infantometer biasanya terbuat dari bahan
kayu, polivinil klorida, nylon, akrilik, stainless steel dan aluminium.
Kelebihan :
1. Bentuk alat sederhana sehingga mudah digunakan.
2. Pengukuran panjang badan dilakukan secara telentang sehingga mampu membantu mengetahui
status gizi anak yang belum bisa berdiri.
Kekurangan :
1. Baby Length Board atau infantometer hanya dapat digunakan oleh bayi hingga anak dengan usia
kurang dari 2 tahun.
2. Rentang ukuran yang tersedia hanya 30 – 110 cm.
3. Skala pengukuran 5 cm sehingga harus menerka hasil pengukuran jika tidak di garis skala yang pas.
4. Alat harus diletakkan pada permukaan yang keras dan datar.
BABY LENGTH BOARD
Cara kalibrasi :
1. Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan baik pada bagian atas yang akan
menyentuh kepala anak serta bagian bawah yang akan menyentuh tumit dari
anak) dan angka dapat dilihat dengan jelas.
2. Pastikan alat diletakkan pada bidang yang datar.
3. Untuk baby length board yang terbuat dari bahan PVC disarankan untuk
merekatkan pinggiran alat ukur pada alas dengan menggunakan selotip agar saat
mengukur alat tidak bergeser karena pergerakan anak yang diukur.
BABY LENGTH BOARD
Cara penggunaan :
Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan kemampuan anak untuk
berdiri. Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan telentang.
Pengukuran panjang lebih baik dilakukan oleh dua orang, yaitu satuorang bertugas
memegang kepala bayi agar tidak bergerak dan satu orang lainnya meluruskan posisi
telentang bayi sambil menggeser papan skala. Hal ini bertujuan agar pengukuran dapat
dilakukan dengan lebih singkat dan menghindari bayi rewel saat diukur.
BABY LENGTH BOARD
Cara mengukur panjang badan :
1. Telentangkan anak di atas baby length board dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar dan
tegak lurus (papan yang tidak dapat bergerak).
2. Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian papan yang statis.
3. Pastikan sepatu anak, kaus kaki, dan hiasan rambut sudah dilepas.
4. Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat, dan tumit menempel secara tepat pada papan pengukur.
5. Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki menempel pada bagian papan yang
digeser (dengan cara menekan bagian lutut dan mata kaki). Bila sulit dilakukan,
dibenarkan hanya satu telapak kaki yang menempel di papan geser.
6. Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat.
Tambahan : Dalam pengukuran panjang anak, ibu harus membantu proses pengukuran dengan tujuan untuk
menenangkan serta menghibur anak. Jelaskan pada ibu alasan pengukuran dan tahapan prosedur pengukuran serta
jawab pertanyaan yang diajukan ibu. Tunjukkan dan jelaskan kepada ibu bagaimana ibu bisa membantu.
Jelaskan pula pentingnya menjaga anak tetap tenang agar didapatkan
hasil pengukuran yang tepat.
Interpretasi :
Hasil pengukuran didapat ketika bagian panel bawah menempel pada telapak kaki anak sehingga sejajar dengan skala
yang tertera. Ambil nilai skala yang ditujukan kemudian ditambahkan dengan perkiraan nilai yang mendekati antara 1-5
cm jika panel tidak tepat sejajar dengan garis angka.
Mengukur Panjang dan Tinggi Badan
Umur kurang 2 tahun Umur 2 tahun atau lebih
 Pengukuran
dilakukan telentang
(panjang badan)
 Bila diukur berdiri
(tinggi badan) 
maka ditambah 0,7
cm
 Pengukuran
dilakukan Berdiri
(Tinggi Badan)
 Bila diukur telentang
(panjang badan) 
maka dikurangi 0,7
cm
WIRELESS BODY HEIGHT METER
Deskripsi :
Alat kesehatan ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang berteknologi ultrasonik.
Kelebihan :
1. Memiliki fitur untuk menyimpan data yang telah diukur.
2. Pengukuran detail hingga 0.1 cm.
3. Menggunakan teknologi ultrasonik untuk mengukur tinggi.
4. Menggunakan LCD untuk menunjukkan hasil pengukuran.
Kekurangan :
1. Hanya dapat digunakan untuk mengukur tinggi dengan rentang 50-200 cm.
2. Alat harus digunakan dengan alas yang rata.
Cara kalibrasi :
1. Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan baik pada bagian atas yang akan menyentuh kepala anak serta
bagian bawah yang akan menyentuh tumit dari anak).
2. Pastikan lantai tempat mengukur datar dan tembok rata.
3. Gunakan alat untuk mengukur benda yang tingginya sudah
diketahui terlebih dahulu, dan pastikan bahwa hasil pengukuran
sesuai dengan tinggi benda.
WIRELESS BODY HEIGHT METER
Cara mengukur :
1. Posisikan alat berada pada tembok yang rata tepat diatas kepalaanak.
2. Kemudian anak dapat berpindah posisi menjauhi alat.
3. Alat tetap diletakkan tetap pada posisi sesuai dengan kepala anak, lalu tekan tombol power
hingga terdengar bunyi dan muncul hasil pengukuran pada LCD.
Interpretasi :
Hasil pengukuran dapat dilihat dari LCD pada saat tombol ditekan.
Hasil yang keluar pada LCD memiliki ketelitian hingga 0.1 cm
ANALISIS HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Perhitungan status gizi anak dapat dihitung melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui
Z-Score atau Skor-Z (SD). Z-Score merupakan sebuah pengukuran untuk menilai seberapa jauh suatu
nilai di suatu populasi/kelompok dari rata-ratanya. Jaraknya diukur dalam satuan standar deviasi
sebagai berikut:
● Jika Z-Score = 0, maka hasil masuk ke dalam rata-rata
● Jika Z-Score = positif, maka hasil termasuk diatas rata-rata
● Jika Z-Score = negatif, maka hasil termasuk dibawah rata-rata
● Jika Z-Score = 1, maka SD 1 diatas rata-rata
● Jika Z-Score = -2, maka SD 2 dibawah rata-rata
Cara Perhitungan dan Interpretasi Z-Score
𝑍 − 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 (𝑁𝐼𝑆) − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝑁𝑀𝐵𝑅)
𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛
Keterangan : Nilai individu subjek merupakan nilai actual/hasil
pengukuran berat badan ataupun tinggi badan bayi dan balita.
Dalam perhitungan dan interpretasi Z-Skor, digunakan acuan yaitu
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2020
tentang Standar Antropometri Anak.
STUDI KASUS
Contoh:
Ada bayi laki-laki berumur 5 bulan dengan berat badan 6.2 kg.
Maka nilai individu subjek (NIS) = 6.2 kg
Nilai median baku rujukan (NMBR) = 7.5 kg
Selisih nilai simpang baku rujukan = selisih antara nilai di bawah kolom –1 SD dengan -2 SD, maka
nilainya 6.7 – 6.0 = 0.7 kg
Nilai Z-score untuk indikator BB/U
= 6.2−7.5 = 1.86
6.7−6.0
Interpretasi: Berat badan normal
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)zhea mays
 
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxSIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxsidorekso
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan GiziEmmy Kardinasari
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingTriana Septianti
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiDessycis
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita Chiyapuri
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananriskapratiiwi
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakmikikihg
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdfMateri 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdfTheresiaRaphael
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptxWidyaPangestika16
 
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMSPemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMSHealth
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahSutyawan
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananCahya
 

Mais procurados (20)

Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docxSIKLUS MENU 10 HARI.docx
SIKLUS MENU 10 HARI.docx
 
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
4 - Ilmu Gizi Dasar: Pehitungan Kebutuhan Gizi
 
Diet hipertensi
Diet hipertensiDiet hipertensi
Diet hipertensi
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stunting
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita PPT Gizi Balita
PPT Gizi Balita
 
Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometriPengukuran antropometri
Pengukuran antropometri
 
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makananBab ii distribusi dan penyajian makanan
Bab ii distribusi dan penyajian makanan
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdfMateri 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
Tabel akg 2019
Tabel akg 2019Tabel akg 2019
Tabel akg 2019
 
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMSPemantauan Pertumbuhan dengan KMS
Pemantauan Pertumbuhan dengan KMS
 
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolahPertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
Pertemuan 3 konversi pangan mentah dan terolah
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
Jenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makananJenis dan bentuk makanan
Jenis dan bentuk makanan
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 

Semelhante a Alat Antro.pptx

Antropometri Pengukuran balita di posyandu
Antropometri Pengukuran balita di posyanduAntropometri Pengukuran balita di posyandu
Antropometri Pengukuran balita di posyanduagriSagala1
 
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptxmilaintan
 
Bahan Tayang Bayi dan Balita.pdf
Bahan Tayang Bayi dan Balita.pdfBahan Tayang Bayi dan Balita.pdf
Bahan Tayang Bayi dan Balita.pdfviviyusfina350
 
Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx
Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptxBahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx
Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptxssuserbe74c71
 
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptxKeterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptxRefinna Sari
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptxrismapristisa1
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxBoclamp1
 
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfEka Safitri
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptxSosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptxDurotunMaqfiraah1
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hsrsd kol abundjani
 
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxPertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxiranolalingga1
 
penilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptx
penilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptxpenilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptx
penilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptxRulySudaryanto
 

Semelhante a Alat Antro.pptx (20)

Antropometri Pengukuran balita di posyandu
Antropometri Pengukuran balita di posyanduAntropometri Pengukuran balita di posyandu
Antropometri Pengukuran balita di posyandu
 
PENYEGARAN KADER-1.pptx
PENYEGARAN KADER-1.pptxPENYEGARAN KADER-1.pptx
PENYEGARAN KADER-1.pptx
 
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
 
Bahan Tayang Bayi dan Balita.pdf
Bahan Tayang Bayi dan Balita.pdfBahan Tayang Bayi dan Balita.pdf
Bahan Tayang Bayi dan Balita.pdf
 
Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx
Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptxBahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx
Bahan Tayang Bayi dan Balita Posyandu ILP.pptx
 
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptxKeterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
 
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
 
POS GIZI.pptx
POS GIZI.pptxPOS GIZI.pptx
POS GIZI.pptx
 
refreshing kader.pptx
refreshing kader.pptxrefreshing kader.pptx
refreshing kader.pptx
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayiPengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayi
 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
 
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptxSosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
Sosialisasi Tata Cara Penggunaan Antropometri Kit 10 terbaru.pptx
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
 
Materi pp
Materi ppMateri pp
Materi pp
 
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptxPertemuan IBI Cengkareng.pptx
Pertemuan IBI Cengkareng.pptx
 
penilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptx
penilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptxpenilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptx
penilaian-status-gizi-anak-usia-sekolah1.pptx
 

Último

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakelin560994
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.pptMUHAMMADHASINUDDIN
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxmarnitahm32
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohARDS5
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.haslinahaslina3
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxicursudbogor
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxresthy1
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfNurlianiNurliani4
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypianisaEndrasari
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaikonline resmi
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptssuser8a13d21
 

Último (16)

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anakKIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
KIA ppt penyuluhan buku kesehatan ibu dan anak
 
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
444028203-Penyusunan-Renstra-Puskesmas.ppt
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptxppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
ppt napza untuk SEKOLAH DASAR DAN CARA MENCEGAHNYA.pptx
 
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan ContohUji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
Uji Validitas dan Realibilitas SPSS dan Contoh
 
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
ASUHAN KEFARMASIAN DOSIS.ppt dosis obat.
 
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptxASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
ASKEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN A DENGAN KASUSPTIK (1).pptx
 
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptxPPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
PPT Anemia pada ibu hamil untuk proposal.pptx
 
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdfLAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
LAPORAN KASUS APRAS MONICALAPORAN KASUS APRAS MONICA.pdf
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypipersentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
persentation TYPHOID yang disebabkan olehSalmonela thypi
 
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan TerbaikSitus Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
Situs Resmi Tembak Ikan JDB Deposit Jenius Terpercaya Dan Terbaik
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.pptkelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
kelompok rentan pada perempuan dan a.ppt
 

Alat Antro.pptx

  • 1. PELATIHAN KADER POSYANDU Warungkondang, 18 Juli 2022 Yanti Kusnianti, AMG
  • 3. 01.STUNTING “Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlihat pendek dengan teman seusianya”.
  • 5. 1. Praktek pengasuhan yang kurang baik. 2. Masih terbatasnya layanan kesehatan (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) dan pembelajaran dini yang berkualitas. 3. Masih kurangnya akses keluarga atau rumah tangga terhadap makanan bergizi sehingga menyebabkan rendahnya asupan gizi anak pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). 4. Akses sanitasi yang kurang baik. 5. Pemberian ASI Eksklusif dan usia pemberian MP-ASI yang kurang sesuai. Stunting yang terjadi pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : PENYEBAB STUNTING
  • 6. GEJALA STUNTING PADA BALITA Gejala pada balita (jangka pendek) 1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya (Dilihat dari perkembangan tinggi badan anak, anak penderita stunting cenderung tidak mengalami peningkatan tinggi badan). 2. Pertumbuhan melambat (Lambatnya perkembangan keterampilan fisik, seperti berguling, duduk, berdiri, dan berjalan). 3. Berat badan rendah untuk anak seusianya (Anak penderita stunting dapat mudah dikenali dari badannya yang kecil dan tidak mengalami peningkatan berat badan secara terus- menerus dalam jangka waktu yang cukup lama). 4. Pertumbuhan gigi dan tulang terlambat. Gejala pada masa yang akan datang (jangka panjang) 1. Tanda pubertas terlambat. 2. Performa buruk pada tes perhatian/fokus dan memori belajar
  • 7. Dampak Jika Anak Stunting Jangka Pendek ● Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian. ● Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal. ● Menyebabkan kondisi gagal tumbuh. ● Tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme. ● Peningkatan biaya kesehatan.
  • 8. Dampak Jika Anak Stunting Jangka Panjang ● Postur tubuh tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya); ● Peningkatan risiko obesitas dan penyakit lainnya; ● Menurunnya kesehatan reproduksi; ● Kapasitas belajar dan performa saat masa sekolah kurang optimal; dan ● Tidak optimalnya produktivitas dan kapasitas kerja
  • 9. 02. ANTROPOMETRI A. INDIKATOR ANTROPOMETRI B. ALAT ANTROPOMETRI
  • 10. A. INDIKATOR ANTROPOMETRI Penilaian hasil pengukuran antropometri mencakup : a. Umur: Dalam pengukuran umur dihitung 2 bulan penuh yang mana apabila bayi berumur 2 bulan 29 hari, bayi tersebut dihitung berumur 2 bulan. b. Berat Badan: Mampu memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Dapat diigunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan usia anak. Penilaian BB/U digunakan untuk mengetahui status gizi. Status gizi anak berdasarkan BB/U yakni: - Berat badan normal: -2 SD sampai +1 SD - Berat badan kurang: -3 SD sampai <-2 SD - Berat badan sangat kurang: <-3 SD - Risiko berat badan lebih: >+1 SD
  • 11. B. INDIKATOR ANTROPOMETRI c. Panjang dan Tinggi Badan: Panjang badan adalah pengukuran yang digunakan untuk anak usia 0-23 bulan sedangkan tinggi badan digunakan untuk anak berumur usia 24 bulan keatas. d. Lingkar Kepala: Ukuran lingkar kepala berkaitan dengan volume otak. Volume otak normal pada bayi baru lahir adalah 350 gram. - Pada bayi baru lahir (0 bulan) : ukuran lingkaran kepala normal adalah 34-35 cm. - Pada bayi usia 0 – 3 bulan : akan terjadi penambahan ukuran lingkar kepala sebesar 2 cm per bulannya. - Pada bayi usia 4 - 6 bulan : akan bertambah 1 cm per bulannya. - Pada bayi usia 6 – 12 bulan : ukuran lingkar kepala akan bertambah 0,5 cm per bulannya
  • 12. MENGHITUNG UMUR Menentukan Umur Anak Umur anak dihitung berdasarkan bulan penuh artinya umur dihitung 1 bulan bila telah genap 30 hari Contoh : Umur 25 hari  0 bulan Umur 5 bulan 14 hari  5 bulan Umur 5 bulan 29 hari  5 bulan
  • 13. Contoh Cara Menentukan Umur Anak  Tanggal kunjungan : 7 10 2012  Tanggal lahir : 2 07 2010 5 3 2 Umur anak = 2 tahun 3 bulan 5 hari Sisa hari tidak diperhitungkan  Jadi Umur Anak = 24 bulan + 3 bulan = 27 bulan
  • 14. Contoh Cara Menentukan Umur Anak (Minus)  Tanggal kunjungan : 7 1 2013  Tanggal lahir : 21 07 2010 -14 -6 3 (- 1 bulan)* *) Jika selisih tanggal adalah negatif maka dikurangi 1 bulan, jika selisih tanggal adalah positif maka selisih tanggal diabaikan Umur anak = 3 tahun dikurangi 6 bulan dikurangi 1 bulan Jadi Umur Anak = 36 bulan - 6 bulan – 1 bulan = 29 bulan
  • 15. B. ALAT ANTROPOMETRI MACAM – MACAM ALAT ANTROPOMETRI  Dacin  Timbangan Digital  Timbangan Bayi Digital ( Onemed dll)  Timbangan Berat Badan Manual  Microtoise  Papan pengukur/ Baby Length Board  Wireless body height meter
  • 16. Berdasarkan Surat Edaran yang terbaru satu set Alat Antropometri yang digunakan terdiri dari : 1. Alat ukur berat badan bayi (baby scale)dan balita; 2. Alat ukur berat badan injak digital (standing weight); 3. Alat ukur panjang badan (infantometer/lengthboard) 4. Alat ukur tinggi badan(stadiometer) 5. Pita Lingkar Lengan Atas (Lila)/LIKA 6. Tas Antropometri
  • 17. DACIN Deskripsi: Timbangan dacin adalah timbangan balok lurus keseimbangan dengan sisi panjang yang tidak sama. Barang yang akan ditimbang digantung di sisi yang lebih pendek, selanjutnya diseimbangkan dengan bandul yang ada di sisi yang panjang untuk menunjukkan berat barang. Timbangan ini dikenal sebagai timbangan Romawi.
  • 18. DACIN Kelebihan: Dacin lebih kuat dan tahan lama dibandingkan alat timbangan yang lain. Selain itu, kapasitas yang ditawarkan oleh timbangan dacin beraneka ragam mulai dari kapasitas kecil hingga kapasitas besar. Kekurangan: Alat ini sulit untuk dibawa dan kurang praktis. Selain itu, membutuhkan waktu yang lama untuk mengatur agar dacin menunjukkan angka nol. Alat ini memiliki resiko yang lebih tinggi jika terdapat kesalahan dalam pemasangan alat, semakin sering alat ini digunakan ada kemungkinan bandul geser akan semakin longgar, hal ini dapat menyebabkan kerendahan validasi data.
  • 19. DACIN Cara Kalibrasi : Kalibrasi dilakukan dengan cara menimbang suatu benda dengan massa yang sebenarnya. Apabila timbangan menunjuk massa suatu benda yang ditimbang sesuai dengan massa sebenarnya, maka alat tersebut sudah dapat digunakan. Contohnya dengan cara menimbang massa botol aqua 1.5 liter, apabila pada timbangan menunjukkan pada angka 1.5 kg maka timbangan sudah terkalibrasi.
  • 20.
  • 21. DACIN Interpretasi: Hasil berat badan balita dapat dibaca dengan cara melihat angka di ujung bandul geser
  • 22. TIMBANGAN DIGITAL Deskripsi : Timbangan merupakan alat ukur untuk menentukan berat atau massa benda. Timbangan yang digunakan di Posyandu umumnya memiliki dua jenis,yaitu timbangan manual dan timbangan digital. Timbangan manual merupakan timbangan yang bekerja dengan sistem pegas, sedangkan timbangan digital digunakan untuk mengukur massa benda atau zat dengan tampilan digital yang mengandalkan baterai. Tampilan dari timbangan ini berupa digital yang langsung memperlihatkan angka atau massa dari benda yang tertera pada layar LCD (Liquid Crystal Display). Timbangan digital direkomendasikan untuk anak yang sudah mampu berdiri. Timbangan ini juga dapat dijadikan sebagai alternatif pada anak yang kurang kondusif untuk ditimbang menggunakan dacin.
  • 23. TIMBANGAN DIGITAL Kelebihan : Timbangan digital memiliki massa atau berat yang timbangannya lebih ringan dibandingkan dengan timbangan manual, memiliki hasil pengukuran beban yang lebih teliti dan akurat, pengoperasian yang lebih efisien dari pada timbangan analog. Kekurangan : Kelemahan yang terdapat pada alat ini adalah kemampuan para kader maupun pengguna dalam penyimpanan, persiapan, hingga penggunaan alat. Alat ini juga memiliki kekurangan berupa penggunaan baterai jangka lama dan melebihi kapasitas maksimal beban akan membuat hasil semakin tidak akurat.
  • 24. TIMBANGAN DIGITAL Cara kalibrasi : Kalibrasi merupakan proses verifikasi atau pemastian bahwa alat ukur dapat dikatakan akurat dan sesuai dengan rancangannya. Berikut merupakan cara kalibrasi timbangan digital : 1. Disiapkan beberapa pembanding sebagai sampel. 2. Melakukan penimbangan anak timbangan dengan benda yang sudah diketahui beratnya. Lalu mencatat hasil penimbangan. 3. Mengulangi sampai 5 kali percobaan. 4. Menghitung nilai rata-ratanya.
  • 25. TIMBANGAN DIGITAL Cara penggunaan : A. Jika anak berusia kurang dari 2 tahun dan belum dapat berdiri sendiri, timbang anak dengan ibunya dengan cara: 1. Dipasang baterai pada timbangan, dilakukan kalibrasi atau peneraan untuk memastikan alat dapat digunakan dengan baik. 2. Sebelum ditimbang bersama Ibu, kader membantu menggendongkan bayi dengan alas kain yang dibawa Ibu. 3. Ibu melepas alas kaki serta aksesoris lainnya, kemudian nyalakan timbangan hingga muncul angka 0.0 pada layar baca. 4. Selanjutnya ibu memberikan bayi kepada kader dan naik ke atas timbangan, selanjutnya kader mencatat hasil pengukuran. 5. Setelah itu, kader menyerahkan bayi kepada ibu, lalu membaca hasil penimbangan dan mencatat hasil penimbangan dengan mengurangi dengan berat badan ibu sebelumnya.
  • 26. TIMBANGAN DIGITAL B. Jika anak berumur 2 tahun dan akan berdiri di atas timbangan, timbang berat anak sendiri. Jika anak melompat dari timbangan atau tidak mau berdiri, gunakan prosedur penimbangan seperti di atas. 1. Lakukan seperti langkah pertama pada poin A. 2. Nyalakan timbangan. Ketika angka 0.0 tampak pada layar baca, timbangan siap digunakan. 3. Lepaskan sepatu, pakaian luar anak dan aksesoris lainnya.Upayakan anak ditimbang dengan pakaian seminimal mungkin. 4. Anak berdiri tepat di tengah timbangan (posisi kaki tidak ada yang keluar dari timbangan), pandangan lurus kedepan dan tetap berada di atas timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan. 5. Baca dan catat berat badan anak. Interpretasi : Hasil penimbangan dapat dilihat langsung di layar timbangan digital dengan satuan kg dengan satu angka dibelakang koma.
  • 27. TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED) Deskripsi: Timbangan bayi Onemed merupakan timbangan digital bayi yang komprehensif yang dapat merekam 3 faktor penting yaitu: berat badan, panjang badan dan lingkar kepala selama periode dari saat kelahiran hingga usia 2 tahun dengan maksimal berat badan 25 kg dan tinggi badan kisaran 46 - 80 cm
  • 28. TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED) Kelebihan: ● Desain permukaan bak untuk bayi yang nyaman dipakai. ● Dilengkapi pengukuran tinggi dengan papan ukur yang dapat diatur panjangnya. ● Mempercepat penanganan dokter, bidan, dan kader posyandu. ● Terdapat fitur Hold untuk mendapatkan angka yang tepat saat pengukuran tinggi dan berat badan bayi ketika bayi sedang bergerak-gerak. Kekurangan: ● Membutuhkan pemahaman dan pemeliharaan yang lebih pada alat tersebut. ● Terbatasnya ukuran tinggi dan berat badan bayi pada alat tersebut.
  • 29. TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED) Cara Kalibrasi: Cara kalibrasi dilakukan dengan menekan tombol Zero pada alat yang berfungsi untuk menyalakan/mematikan alat atau juga kalibrasi Nol. Cara Penggunaan: ● Pasang baterai dan hidupkan timbangan bayi digital. ● Tekan tombol Zero untuk menyalakan alat dan kemudian pastikan angkanya berada di angka 0. ● Tekan tombol Hold untuk memberikan angka yang tepat pada berat badan bayi, karena bayi sering bergerak-gerak yang akan mempengaruhi berat badannya. ● Untuk mengukur tinggi badan, tarik bagian kepala bawah timbangan bayi yang berbentuk kotak tipis, cabut bagian karet yang terletak di atas timbangan bayi, tancapkan kotak tipis tersebut. Tujuannya agar bisa menjadi patokan nol pada tinggi bayi serta memastikan bayi berada di posisi yang pas ketika ingin diukur tingginya. ● Tarik juga bagian bawah timbangan bayi yang seperti laci, maka akan muncul angka berupa sentimeter pastikan kaki bayi dalam keadaan terpijak di bagian bawah timbangan tersebut. Jika sudah dikiranya tegak pas, catat tinggi bayinya.
  • 30. TIMBANGAN DIGITAL BABY (ONEMED) Interpretasi: Pada alat ini untuk mendapatkan angka yang akurat saat dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan bayi dapat menggunakan fitur Hold yang tersedia pada alat Onemed dengan satuan yang dihasilkan yakni berat badan dalam kilogram (kg) dan tinggi badan dalam centimeter (cm).
  • 31. MICROTOISE Deskripsi: Microtoise merupakan alat pengukur tinggi badan manual yang menggunakan satuan centimeter (cm). Kelebihan: 1. Alat mudah dibawa kemana-mana karena memiliki ukuran yang cenderung kecil. 2. Bentuk alat yang sederhana sehingga alat mudah digunakan. 3. Tidak memerlukan tempat khusus untuk menggunakan alat. Kekurangan : 1. Alat perlu menggunakan alat bantuan untuk menentukan bahwa microtoise berada pada posisi yang lurus dan sejajar. 2. Setiap kali pengukuran alat perlu ditempelkan pada dinding terlebih dahulu agar pengukuran lebih akurat Cara Kalibrasi: Microtoise harus dipasang pada lantai yang rata dengan dinding yang tegak lurus dengan lantai tersebut, letakkan bagian alat yang akan menempel dengan kepala ke lantai lalu tarik pita ke atas menempel dengan dinding sampai jendela baca menunjukkan angka nol, lalu rekatkan ujung pita ke dinding menggunakan paku.
  • 32. MICROTOISE Cara penggunaan : 1. Anak diarahkan untuk berdiri tegak membelakangi dinding dengan pandangan lurus ke depan. 2. Bagian belakang tubuh seperti punggung, kepala, dan tumit menempel rapat ke dinding. 3. Gerakkan microtoise hingga alat menempel di kepala anak dan baca angka hasil pada jendela baca dan catat hasil pengukuran. Interpretasi : Agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan, pembacaan angka dilakukan dengan mensejajarkan mata dengan garis merah pada jendela pembaca.
  • 33. BABY LENGTH BOARD Deskripsi : Baby Length Board atau Infantometer adalah sebuah alat yang yang dirancang untuk mengukur panjang badan tubuh pada bayi atau anak dengan usia kurang dari 2 tahun. Alat ini digunakan dengan cara membaringkan/merentangkan anak diatas di permukaannya. Infantometer biasanya terbuat dari bahan kayu, polivinil klorida, nylon, akrilik, stainless steel dan aluminium. Kelebihan : 1. Bentuk alat sederhana sehingga mudah digunakan. 2. Pengukuran panjang badan dilakukan secara telentang sehingga mampu membantu mengetahui status gizi anak yang belum bisa berdiri. Kekurangan : 1. Baby Length Board atau infantometer hanya dapat digunakan oleh bayi hingga anak dengan usia kurang dari 2 tahun. 2. Rentang ukuran yang tersedia hanya 30 – 110 cm. 3. Skala pengukuran 5 cm sehingga harus menerka hasil pengukuran jika tidak di garis skala yang pas. 4. Alat harus diletakkan pada permukaan yang keras dan datar.
  • 34. BABY LENGTH BOARD Cara kalibrasi : 1. Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan baik pada bagian atas yang akan menyentuh kepala anak serta bagian bawah yang akan menyentuh tumit dari anak) dan angka dapat dilihat dengan jelas. 2. Pastikan alat diletakkan pada bidang yang datar. 3. Untuk baby length board yang terbuat dari bahan PVC disarankan untuk merekatkan pinggiran alat ukur pada alas dengan menggunakan selotip agar saat mengukur alat tidak bergeser karena pergerakan anak yang diukur.
  • 35. BABY LENGTH BOARD Cara penggunaan : Mengukur panjang atau tinggi anak tergantung dari umur dan kemampuan anak untuk berdiri. Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan dengan telentang. Pengukuran panjang lebih baik dilakukan oleh dua orang, yaitu satuorang bertugas memegang kepala bayi agar tidak bergerak dan satu orang lainnya meluruskan posisi telentang bayi sambil menggeser papan skala. Hal ini bertujuan agar pengukuran dapat dilakukan dengan lebih singkat dan menghindari bayi rewel saat diukur.
  • 36. BABY LENGTH BOARD Cara mengukur panjang badan : 1. Telentangkan anak di atas baby length board dengan posisi kepala menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus (papan yang tidak dapat bergerak). 2. Pastikan bagian puncak kepala menempel pada bagian papan yang statis. 3. Pastikan sepatu anak, kaus kaki, dan hiasan rambut sudah dilepas. 4. Posisikan bagian belakang kepala, punggung, pantat, dan tumit menempel secara tepat pada papan pengukur. 5. Geser bagian papan yang bergerak sampai seluruh bagian kedua telapak kaki menempel pada bagian papan yang digeser (dengan cara menekan bagian lutut dan mata kaki). Bila sulit dilakukan, dibenarkan hanya satu telapak kaki yang menempel di papan geser. 6. Baca panjang badan anak dari angka kecil ke angka besar dan catat. Tambahan : Dalam pengukuran panjang anak, ibu harus membantu proses pengukuran dengan tujuan untuk menenangkan serta menghibur anak. Jelaskan pada ibu alasan pengukuran dan tahapan prosedur pengukuran serta jawab pertanyaan yang diajukan ibu. Tunjukkan dan jelaskan kepada ibu bagaimana ibu bisa membantu. Jelaskan pula pentingnya menjaga anak tetap tenang agar didapatkan hasil pengukuran yang tepat. Interpretasi : Hasil pengukuran didapat ketika bagian panel bawah menempel pada telapak kaki anak sehingga sejajar dengan skala yang tertera. Ambil nilai skala yang ditujukan kemudian ditambahkan dengan perkiraan nilai yang mendekati antara 1-5 cm jika panel tidak tepat sejajar dengan garis angka.
  • 37. Mengukur Panjang dan Tinggi Badan Umur kurang 2 tahun Umur 2 tahun atau lebih  Pengukuran dilakukan telentang (panjang badan)  Bila diukur berdiri (tinggi badan)  maka ditambah 0,7 cm  Pengukuran dilakukan Berdiri (Tinggi Badan)  Bila diukur telentang (panjang badan)  maka dikurangi 0,7 cm
  • 38. WIRELESS BODY HEIGHT METER Deskripsi : Alat kesehatan ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang berteknologi ultrasonik. Kelebihan : 1. Memiliki fitur untuk menyimpan data yang telah diukur. 2. Pengukuran detail hingga 0.1 cm. 3. Menggunakan teknologi ultrasonik untuk mengukur tinggi. 4. Menggunakan LCD untuk menunjukkan hasil pengukuran. Kekurangan : 1. Hanya dapat digunakan untuk mengukur tinggi dengan rentang 50-200 cm. 2. Alat harus digunakan dengan alas yang rata. Cara kalibrasi : 1. Cek kelayakan pakai (tidak ada kerusakan baik pada bagian atas yang akan menyentuh kepala anak serta bagian bawah yang akan menyentuh tumit dari anak). 2. Pastikan lantai tempat mengukur datar dan tembok rata. 3. Gunakan alat untuk mengukur benda yang tingginya sudah diketahui terlebih dahulu, dan pastikan bahwa hasil pengukuran sesuai dengan tinggi benda.
  • 39. WIRELESS BODY HEIGHT METER Cara mengukur : 1. Posisikan alat berada pada tembok yang rata tepat diatas kepalaanak. 2. Kemudian anak dapat berpindah posisi menjauhi alat. 3. Alat tetap diletakkan tetap pada posisi sesuai dengan kepala anak, lalu tekan tombol power hingga terdengar bunyi dan muncul hasil pengukuran pada LCD. Interpretasi : Hasil pengukuran dapat dilihat dari LCD pada saat tombol ditekan. Hasil yang keluar pada LCD memiliki ketelitian hingga 0.1 cm
  • 40. ANALISIS HASIL PENGUKURAN ANTROPOMETRI Perhitungan status gizi anak dapat dihitung melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui Z-Score atau Skor-Z (SD). Z-Score merupakan sebuah pengukuran untuk menilai seberapa jauh suatu nilai di suatu populasi/kelompok dari rata-ratanya. Jaraknya diukur dalam satuan standar deviasi sebagai berikut: ● Jika Z-Score = 0, maka hasil masuk ke dalam rata-rata ● Jika Z-Score = positif, maka hasil termasuk diatas rata-rata ● Jika Z-Score = negatif, maka hasil termasuk dibawah rata-rata ● Jika Z-Score = 1, maka SD 1 diatas rata-rata ● Jika Z-Score = -2, maka SD 2 dibawah rata-rata Cara Perhitungan dan Interpretasi Z-Score 𝑍 − 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑏𝑗𝑒𝑘 (𝑁𝐼𝑆) − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛 (𝑁𝑀𝐵𝑅) 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑘𝑢 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛 Keterangan : Nilai individu subjek merupakan nilai actual/hasil pengukuran berat badan ataupun tinggi badan bayi dan balita. Dalam perhitungan dan interpretasi Z-Skor, digunakan acuan yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.
  • 41. STUDI KASUS Contoh: Ada bayi laki-laki berumur 5 bulan dengan berat badan 6.2 kg. Maka nilai individu subjek (NIS) = 6.2 kg Nilai median baku rujukan (NMBR) = 7.5 kg Selisih nilai simpang baku rujukan = selisih antara nilai di bawah kolom –1 SD dengan -2 SD, maka nilainya 6.7 – 6.0 = 0.7 kg Nilai Z-score untuk indikator BB/U = 6.2−7.5 = 1.86 6.7−6.0 Interpretasi: Berat badan normal