SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
III
Setelah mengikuti Modul 1 kegiatan belajar 3 ini, Anda
diharapkan mampu memahami tata kalimat bahasa
Indonesia yang efektif.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar 3 ini, Anda
diharapkan mampu: Menjelaskan tentang kalimat dan
menjelaskan kalimat efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
POKOKMateri
Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 3 ini,
Anda diharapkan mempelajari tentang:
1.	 Kalimat, meliputi unsur kalimat, pola kalimat dasar,
jenis kalimat.
2.	 Kalimat efektif.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
1.	 Kalimat
a.	 Unsur Kalimat, adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut sebagai peran kata,
yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel) dan keterangan (ket).
Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur,
yakni S dan P.
Pengisi S,P,O, Pel, Ket dalam kalimat tidak hanya berupa kata, tetapi dapat
juga berupa frasa. Untuk mengenali “wajah” S, P, O, Pel, Ket secara sekilas
dan sebelum membahas kelimat fungsi sintaksis itu satu per satu, berikut ini
ditampilkan lima contoh kalimat yang memiliki S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa,
yaitu pembawa acara yang kocak (itu).
(S)	 Pembawa acara yang kocak itu // membeli // bunga.
				S			P	 O
	 (P) 	 Indra // (adalah) pembawa acara yang kocak.	
		 S			P
	 (O) 	 Madonna // menelepon // pembawa acara yang kocak itu.
		 S		 P			 O
	(Pel)	Pesulap itu // menjadi // pembawa acara yang kocak.
		 S		 P		 Pel
	(ket)	Si Fulan // pergi // dengan pembawa acara yang kocak itu.
		 S	 P				 Ket
a.	 Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan)
apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam
suatu kalimat). Predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau
jati diri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang
jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian
besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau
Uraian Materi
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
frasa nominal. Perhatikan contoh berikut ini.
(1)	 Kuda meringkik.
(2)	 Ibu sedang tidur siang.
(3)	 Putrinya cantuk jelita.
(4)	 Kota Jakarta dalam keadaan aman.
(5)	 Kucingku belang tiga.
(6)	 Robby mahasiswa baru.
(7)	 Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat (1) – (7) adalah P. kata meringkik
pada kalimat (1) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur
siang pada kalimat (2) memberitahukan tindakan ibu; cantik jelita pada kalimat
(3) memberitahukan keadaan putrinya; dalam keadaan aman pada kalimat (4)
memberitahukansituasikotaJakarta;belangtigapadakalimat(5)memberitahukan
ciri kucingku; mahasiswa baru pada kalimat (6) memberitahukan status Robby;
dan lima pada kalimat (7) memberitahukan jumlah rumah pak Hartawan. Harap
diperhatikan, P dalam contoh (1) – (7) tidak hanya berbentuk kata (meringkik,
lima), tetapi juga berbetuk frasa/kelompok kata (sedang tidur siang, cantik jelita,
dalam keadaan aman, belang tiga, dan mahasiswa baru).
Tuturan di bawah ini tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata yang
menunjuk perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku/bendanya.
(1)	 *adik saya yang gendut lagi lucu itu …
(2)	 *kantor kami yang terletak di Jalan Gatot Subroto …
(3)	 *Bandung yang terkenal sebagai kota kembang …
Seandainya pun contoh (8), (9), (10) ditulis persis seperti lazimnya kalimat
normal, diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan satu tanda titik,
namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. tidak ada
jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku)
pada contoh (8); tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan
kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu
pada contoh (9) dan (10). Karena tidak ada informasi tentang tidakan, sifat, atau
keadaan yang dituntut oleh P, maka contoh (8), (9), (10) tidak mengandung P.
karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (8), (9), (10) itu
belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
b.	 Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tokoh, sosok (benda),
sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa
verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini :
(1)	 Ayahku sedang melukis.
(2)	 Meja direktur besar.
(3)	 Yang berbaju batik dosen saya.
(4)	 Berjalan kaki menyehatkan
badan.
(5)	 Membangun jalan layang sangat
mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat (11) – (15) adalah S. Contoh
S yang diisi oleh kata frasa benda terdapat pada kalimat (11) dan (12); contoh
S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (13); dan pada contoh S yang
diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (14) dan (15).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, dan klausa pembentuk
s harus selalu merujuk kepada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh
di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (13), (14), dan
(15) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda.
Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (13) dan (14), yang berbaju batik
dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan
layang yang menjadi S pada kalimat (15), secara implisit juga merujuk pada
‘hasil membangun’ yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau
diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap pada awal kalimat
(13) – (15), yaitu orang pada awal kalimat (13) dan kegiatan pada awal kalimat
(14) dan (15).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan
memakai kata tanya siapa (yang) … atau apa (yang) … kepada P. kalau ada
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya adalah ada atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai
S.
Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada /
tidak jelas pelaku atau bendanya :
(1)	 *Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
(2)	 *Di sini melayani resep obat generik.
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
(3)	 *Melamun sepanjang malam.
Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh
(16), jawabannya adalah bagi siswa sekolah; siapa yang melayani resep obat
generik pada contoh (17), jawabannya adalah disini; dan siapa yang melamun
sepanjang malam pada contoh (18), jawabannya malah tidak ada. Jawaban
yang tadipun terasa tidak logis. Contoh (16) baru menjadi kalimat jika bagi
tidak diikutsertakan; sedangkan contoh (17) dan (18) baru menjadi kalimat jika
disitu ditempatkan kata benda yang sesuai untuk menjadi S menggantikan
di sini pada kalimat (17) dan mengisi tempat sebelum kata melamun pada
kalimat (18). Karena itu, contoh (16) – (18) belum memenuhi syarat sebagai
kalimat.
a.	 Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya
diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P
yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O
seperti pada contoh di bawah ini.
a.	 Nurul menimang …
b.	 Arsitek merancang …
c.	 Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh
(19) adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi
P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek. Jika P diisi oleh verba
intransitif. O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan
tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam
contoh (20) tidak menuntut untuk dilengkapi.
a.	 Nenek mandi.
b.	 Komputerku rusak.
c.	 Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya
dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang
dan lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
(1)	 a. Serena Williams mengalahkan
Angelique Wijaya [O].
b.	Angelique Wijaya [S] dikalahkan
oleh Serena Williams.
(2)	 a. Orang itu menipu adik saya [O].
b. Adik saya [S] ditipu oleh orang itu.
(3)	 a. Ibu Tuti mencubit pipi
Sandra [O].
b.Pipi Sandra [S] dicubit
oleh Ibu Tuti.
(4)	 a. John Smith membeli ba-
rang antik [ O].
b.	 Barang antik [S] dibeli
oleh John Smith.
	
c.	 Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi
seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga
sama, yaitu dapat berupa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O
terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini.
(1)	 Ketua MPR // membacakan // Pancasila.
		 S		 P		 O
(2)	 Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
S		 P	 Pel
	 Kedua kalimat aktif (25) dan (26) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh
nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan, ternyata yang bisa hanya kalimat
(25) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (25) menjadi
kalimat pasif adalah (25a).
	 (25a) Pancasila // dibacakan // oleh Ketua MPR.
		 S		 P		 O
	 Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (26) tidak bisa dipindahkan ke
depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh (26a) adalah kalimat yang tidak
gramatikal.
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	 (26a) *Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain
diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival
dan frasa preposisional. Di samping itu, letak Pel tidak selalu persis di
belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel.
Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
(1)	 Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
(2)	 Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
(3)	 Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
(4)	 Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
(5)	 Pamanku membelukan anaknya rumah mungil.
d.	 Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai
hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal,
di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preposisional, adverbial, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat.
Para ahli membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998 :
366) yaitu seperti yang tertera dalam contoh di bawah ini. Bagian yang dicetak
tebal adalah keterangan.
(1)	 Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. (Ket.
tempat)
(2)	 Rustam Lubis sekarang sedang belajar. (ket. alat)
(3)	 Lia memotong roti dengan pisau. (ket. alat)
(4)	 Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (ket. tujuan)
(5)	 Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (ket. cara)
(6)	 Amir Burhan pergi dengan teman-teman sekantornya. (ket. penyerta)
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
(7)	 Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara. (ket. similatif)
(8)	 Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (ket. penyebaban)
(9)	 Murid-murid TK berpegangan satu sama lain. (ket. kesalingan)
2.	 Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk
dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O, Pel, Ket. Sejalan dengan batasan
bahwa struktur kalimat minimal S-P, sedangkan O, Pel, Ket merupakan
tambahan yang berfungsi melengkapi dan memperjelas arti kalimat, maka
pola kalimat dasar yang paling sederhana adalah yang bertipe S-P, dan paling
kompleks adalah yang bertipe S-P-O-Ket.
a.	 Kalimat Dasar Tipe S-P
Dalam kalimat bertipe S-P, verba transitif atau frasa verbal lazim sebagai
pengisi P. Akan tetapi, ada pula pengisi P itu berupa nomina, adjektiva,
frasa nominal. Dan frasa adjektival seperti terlahat dalam contoh berikut :
		S			P
(1)	 	 a. Lina 			 tesenyum.
	 b. Lina, anak Pak Hadi, 	 tersenyum manis.
c. Kenalan saya 		 dosen filsafat.
d. Para pengungsi 		 terlantar.
b.	 Kalimat Dasar Tipe S-P-O
Predikat dalam kalimat bertipe S-P-O diisi oleh verba transitif yang
memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelah kiri) dan O (disebelah
kanan). Jika kedua pendamping itu tidak hadir, kalimat itu tidak gramatikal.
	 S		 P	 O
(2)	 a. AC Milan mengalahkan Barcelona.
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
b. Korea Utara bersedia mematuhi seruan PBB.
c. Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya.
d. Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal.
c.	 Kalimat Dasar Tipe S-P-Pel
Seperti halnya kalimat tipe S-P-O, kalimat tipe S-P-Pel mempunyai
P yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelahkiri) dan Pel
(disebelah kanan).
		 S		 P	 	 Pel
(3)	 a. Negara kita 	 berlandaskan 	 hukum.
b. Keputusan hakim 	 sesuai dengan 	 tuntutan jaksa.
c. Gamelan 		 merupakan 		 ciri kesenian tradisional.
d. Adik bungsu saya 	 merasa 		 tersisihkan.
d.	 Kalimat Dasar Tipe S-P-Ket
Predikat kalimat bertipe S-P-Ket menghendaki dua pendamping yang
berupa S (disebelah kiri) dan Ket(disebelah kanan).
	 S		 P	 	 Ket
(4)	 a. Amien Rais 		 tinggal 	 di Yogyakarta.
b. Sayur-mayur 	 didatangkan dari Bogor dan sekitarnya.
c. Anak tetangga saya mahasiswa	 di Bandung.
e.	 Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel
Predikat kalimat bertipe S-P-O-Pel menuntut kehadiran tiga
pendamping agar konstriksinya menjadi gramatikal. Pendamping yang
dimkasud adalah S (disebelah kiri) O dan Pel (disebelah kanan).
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
	 S	 P	 O		 Pel
(5)	 a. Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina.
b.	Yuni membelikan adiknya sepeda mini yang bagus.
c.	 Yanto menghadiahi pacarnya jam tangan Rolex.
d. 	Petani menanami sawahnya palawija.
f.	 Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Ket
Ada tiga pendamping yang diperlukan oleh P pada kalimat bertipe
S-P-O-Ket, yakni S(disebelah kiri), O dan Ket (disebelah kanan).
		 S		 P	 O		 Ket
(6)	 a. Mereka memperlakukan saya dengan sopan.
b.	Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil.
c. 	Prof. Harun Alrasyid sedang memberikan kuliah di Fakultas
Hukum.
d. 	Pemerintah menaikkan harga BBM mulai tanggal 1 Juni 2004.
Dalam contoh kalimat yang mengisi keenam tipe kalimat dasar di atas
kembali terlihat bahwa satuan bentuk yang mengisi unsur S, P, O, Pel, dan Ket
bukan hanya kata, melainkan juga frasa dan klausa. Untuk membuktikan hal
itu, kita ambil satu kalimat dari setiap kelompok/tipe yang mengandung frasa
dan klausa, di samping tentu saja kita, karena frasa dan klausa merupakan
gabungan kata. Perhatikan tabel di bawah ini.
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tabel 2
KATA, FRASA, DAN KLAUSA SEBAGAI PEMBENTUKAN KALIMAT
Kalimat Kata Frasa Klausa
(1)	 Kenalan saya dosen filsafat
S P
kenalan saya; dosen
filsafat
Kenalan saya dosen
filsafat
(2)	 Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal
S P
tamu negara; bertemu
dengan; tokoh LSM
terkenal
bertemu dengan
tokoh LSM terkenal
(3)	 Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa
S P Pel.
keputusan hakim;
sesuai dengan;
tuntutan jaksa
Sesuai dengan
tuntutan jaksa
(4)	 Pertengkaran itu terjadi tiga malam yang lalu.
S P Ket.
terjadi
pertengkaran itu; tiga
malam yang lalu
terjadi tiga malam
yang lalu
(5)	 Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina.
S P O Pel.
mahasiswa,
mengirimi
jaksa agung; ayam
betina
mengirimi jaksa
agung ayam betina
(6)	 Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil
S P O Ket.
Melanie,
memasukkan
bungkusan itu; ke
dalam mobil
memasukkan
bungkusan itu ke
dalam mobil
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
12
Kita tentu boleh mengatakan kalimat (47) dibangun dengan empat kata, yaitu
(1) kenalan, (2) saya, (3) dosen, dan (4) filsafat. Tetapi, berdasarkan konstruksinya,
akan lebih tepat kalau dikatakan kalimat (47) itu dibangun dengan dua frasa
(kenalan saya) dan (dosen filsafat). Kalimat (52) boleh dirumuskan sebagai
gabungan dari tujuh kata. Namun, tidak salah juga dan malahan lebih cocok kalau
dikatakan kalimat (52) adalah gabungan dari dua kata dan dua frasa. Dari hasil
penggabungan itu terbentuk satu klausa. Bahwa frasa dan klausa di dalam tabel
itu masih dapat diuraikan, itu merupakan masalah lain lagi. Yang penting, konsep
pembentukan kalimat jangan hanya bertumpu pada kata, tetapi juga pada frasa
dan klausa karena frasa dan klausa mempunyai daya tampung makna yang lebih
besar dari kata. Akan sulit bagi seseorang membuat kalimat luas tanpa mengenal
konsep frasa dan klausa.
3.	 Jenis Kalimat
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah
klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d)
susunan subjek predikatnya .
a.	 Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya.
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
1.	 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
Kalimat tunggal hanya mengandung unsur S, P, O, Pel dan Ket. tentu
saja ke lima unsur itu tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur
minimal sebuah kalimat adalah S dan P. Karena unsur pembentuk
utamanyayaituSdanPyangserbatunggalitulahkalimatnyadinamakan
kalimat tunggal. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat
tunggal dapat dipilah lagi menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat
tunggal itu diberi nama sesuai dengan P-nya masing-masing seperti
yang tampak pada contoh kalimat (53) – (56) di bawah ini.
	 S		 P
(1)	 Kami mahasiswa Indonesia. (kalimat nominal)
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
(2)	 Jawaban anak pintar itu sangat tepat. (kalimat adjektival)
(3)	 Sapi-sapi sedang merumput. (kalimat verbal)
(4)	 Mobil orang kaya itu ada delapan. (kalimat numeral)
Kalimat tunggal ada yang dapat dilengkapi atau diperluas
dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. selain itu, unsur S, O
dapat pula diperluas lagi dengan memberinya berbagai keterangan.
Jadi, kalimat tunggal tidak mesti berupa kalimat pendek. Bila fungsi
sintaksis utama, yaitu S dan –nya tidak lagi tunggal, alias sudah menjadi
majemuk, nama kalimatnya pun berubah menjadi kalimat majemuk.
2.	 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari
dua atau lebih kalimat tunggal. Mengingat kalimat tungggal hanya
terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih
dari satu klausa. Perhatikan contoh di bawah ii.
(1)	 Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan 	
	 S		 P1		 O1			 	
harus menjunjung tinggi etika profesi
		 P2			 O2
(2)	 Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika 	
S1	 P1	 O1		 Ket			 	
para dosen, karyawan dan mahasiswa menikmati hari libur.
		 S2			 	 P2	 O2
Setelah mencermati contoh-contoh itu jelaslah bahwa kalimat
majemuk setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan S yang
sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda seperti contoh (57)
yakni seorang manajer. Contoh (57) adalah kalimat majemuk setara.
Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara
antara lain adalah kata penghubung (konjungsi) dan. Adapun contoh
(58) adalah kalimat majemuk yang disebut majemuk bertingkat
karena klausa yang kedua merupakan hasil perluasan klausa pertama.
Penanda yang memisahkan kedua klausa dalam kalimat majemuk tak
setara atau bertingkat antara lain adalah kata penghubung ketika.
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
a)	 Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua
atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tuap kalimat sederajat.
Karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat
rasanya jika kalimat-kalimat yang digabung itu disebut dengan istilah
klausa.
Contoh kalimat majemuk setara :
(1)	 a. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
b. Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa,
maupun setelah bekeja.
c. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
b)	 Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat berbeda konstruksinya dengan
kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa
pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan
perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtor yang
menghubungkan klausa-klausa kalimat majemuk bertingkat juga
berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara.
Contoh kalimat majemuk bertingkat
(2)	 a. Dia datang ketika kami sedang rapat.
b. 	Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin
tinggi.
c. 	 Semangat berlajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah
lanjut.
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Di dalam buku Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (1998 : 284) disebutkan
berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya kalimat dapat dibedakan atas
empat macam, yaitu (1) kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya (interogatif),
(3) kalimat perintah (imperatif), dan (4) kalimat seru (eksklamatif). Pada bahasa
lisan kalimat-kalimat itu dicirikan oleh intonasi masing-masing yang khas. Pada
bahasa tulis kalimat itu dicirikan oleh tanda baca akhir.
1.	 Kalimat Berita (deklaratif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk
menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Bentuk kalimat berita
bersifat bebas, boleh inversi atau versi, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk,
dan sebagainya. Yang terpenting isinya merupakan pemberitaan. Pada bahasa
lisan kalimat ini berintonasi menurun dan pada bahasa tulis kalimatnya
bertanda baca titik. Contoh :
(1)	 Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
(2)	 Perayaan HUT RI ke-60 berlangsung meriah.
(3)	 Tadi siang terjadi tabrakan mobil di Jalan Layang Tol Cawang.
(4)	 Terjadi perdebatan seru dalam diskusi ilmiah kemarin di kampus.
(5)	 Mahasiswa fakultas hukum akan melakukan penyuluhan hukum bulan
depan.
2.	 Kalimat Tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk
memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra
komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir naik dan pada
bahasa tulis kalimatnya diakhiri dengan tanda tanya. Selain hadirnya tanda
tanya, dalam kalimat tanya sering pula hadir kata tanya bagaima, kapan,
bilamana, dimana, yang mana, siapa, apa(kah). Contoh :
(1)	 Apakah barang ini milik Saudara?
(2)	 Kapan kakakmu berangkat ke Australia?
(3)	 Siapa tokoh pendiri Perguruan Tinggi Siswa?
Kalimat tanya yang diakhiri dengan kata belum, bukan, dan tidak disebut
16
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
kalimat embelan (Alwi 1998 : 360) Contoh :
(1)	 Kakakmu sudah diwisuda, bukan?
(2)	 Kamu sudah makan, atau belum?
(3)	 PR-mu dapat kau kerjakan, atau tidak?
3.	 Kalimat Perintah (imperatif) dipakai jika penutur ingin menyuruh atau
melarang orang berbuat sesuatu. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi
akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat itu diakhiri dengan tanda seru
ataupun tanda titik. Kalimat perintah dapat dipilih lagi menjadi kalimat
perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan,
kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat
perintah pembiaran (lihat contoh).
Kalimat perintah halus :
(1)	 Tolonglah bawa sepeda motor ini ke bengkel.
(2)	 Silakan kamu pergi ke belakan sekarang.
(3)	 Keputusan itu kiranya dapat kamu perhatikan.
Kalimat perintah langsung :
(4)	 Pergilah kamu sekarang!
(5)	 Ayo, cari buku itu sampai dapat!
(6)	 Mari kita bernyanyi bersama-sama!
Kalimat perintah larangan langsung : (78) Janganlah kamu pergi sekarang!
Kalimat perintah larangan halus : (79) Terima kasih karena Anda tidak
merokok!
Kalimat perintah permintaan : (80) Minta perhatian, anak-anak!
Kalimat perintah permintaan/permohonan : (81) Mohon hadiah ini Adik
terima.
17
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Kalimat perintah ajakan dan harapan : (82) Ayolah, kita belajar!
Kalimat perintah pembiaran : (83) Biarkan(lah) dia disini sebentar.
				 (84) Biarlah dia menemani orang tuanya.
4.	Kalimat Seru (eksklamatif) dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan
perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan
reaksi spontan. Pada bahasa lisan, kalimat ini berintonasi naik dan pada bahasa
tulis ditandai dengan tanda seru atau titik pada akhir kalimatnya.
(1)	 Aduh, saya terlepas!
(2)	 Hai, ini dia orang yang kita cari!
(3)	 Wah, pintar sekali anak ini!
(4)	 Alangkah besarnya pesawat terbang itu.
(5)	 Bukan main lihainya petinju itu.
	5.	 Kalimat Tak Lengkap (Kalimat Minor)
Kalimat di dalam bahasa tulis, lebih-lebih dalam bahasa lisan, sering tidak
lengkap unsurnya. Hal itu terjadi dalam wacana pembicaraan yang konteksnya
sudah diketahui oleh para pelaku. Kalimat yang tidak ber-P atau ber-S, disebut
kalimat minor. Lawannya, yaitu kalimat yang lengkap unsur-unsurnya, disebut
kalimat mayor. Perhatikan contoh kalimat tak lengkap berikut ini.
(90) Mila	 : Ada siapa di dalam
	 Maya	 : Ibu
	 Mila 	 : Apa ibu sudah tahu rencana kita?
	 Maya 	 : Belum
Bentuk Ibu dan Belum dalam contoh (90) adalah bagian dari bentuk
kalimat lengkap Di dalam ada Ibu dan Ibu belum mengetahui rencana kita.
Tetapi, tanpa diucapkan secara lengkap pun, Mila sudah memahami maksud
Maya melalui kalimat minim yang Maya ucapkan.
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Kalimat tak lengkap yang lain dapat muncul dalam petunjuk sloga, ucapan/
sapaan khas, grafiti.
(91) a. Dilarang masuk 	 d. Selamat jalan.
b.	Awas! e. Doa ibu
c. 	Angkat tangan! f. Kutunggu walau tak pasti
i.	 Kalimat Inversi adalah kalimat yang P-nya mendhului S. urutan P-S dipakai
untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata atau frase tertentu yang pertama
muncul dalam tuturan akan menkadi kata kunci yang mempengaruhi makna
dalam hal menimbulkan kesan tertentu. Contoh kalimat inversi :
	 P	 S
a. Menangis pacarku karena sedihnya.
b.	Berlari adik mengejar layang putus.
c. 	Matikan televisi itu.
d. Sepakat kamu untuk membantu mereka.
e. 	Tidak dikenal bentuk jamak dalam bahasa Cagil.
f. 	Bercerita panjang lebar pengarang itu tentang pengalamannya.
Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang klausa, sekarang coba Anda
kerjakan latihan di bawah ini!
Setelah mencoba menjawab latihan 2 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban
berikut:
Latihan 3
1.	 Kalimat tunggal mengandung unsur apa saja ?. Buatlah contoh kalimat tunggal!
2.	 Jelaskan ciri kalimat majemuk setara !, Buatlah contoh kalimat majemuk setara!
19
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewalili pikiran penulis atau pembicara
secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut
dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau
pembicaranya.
Untukdapatmencapaikefektifantersebutdiatas,kalimatefektifharusmemenuhi
paling tidak empat syarat berikut, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3)
keparalelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan.
a.	 Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan
satu itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu
kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan kesatuan yang satu dengan
yang lainnya asalkan ide atuau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak
boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan
sama sekali ke dalam sebuah kalimat.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :
(1)	 Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank
yang mendirikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat
tunggal).
(2)	 Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.
(memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat
menjadi kacau).
(3)	 Berdasarkan agenda sekretaris manager personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.(tidak jelas siapa yang memberi
pengarahan).
Jawaban latihan
1.	 Kalimat tunggal mengandung unsur S, P, Pel, dan Ket. Contoh, Mobil orang kaya
itu ada delapan.
2.	 Ciri dari kalimat majemuk setara (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat
tunggal. (2)kedudukan setiap kalimat sederajat. Contoh, Seorang manajer harus
mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi etika profesi.
20
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :
1)	 Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun
gedung sekolah baru.
2)	 Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik.
3)	 Berdasarkan agenda, sekretaris manager personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.
4)	 Berdasarkan agenda sekretaris, manager personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.
b.	 Kepaduan (Koherensi) adalah terjadinya hubungan yang padu antara
unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat
adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket
dalam kalimat.
Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren :
1)	 Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
(tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas).
2)	 Tentang kelengkapan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur
S-P-O tidak berkaitan erat).
Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren :
1)	 Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
2)	 Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
c.	 Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama
derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam
kalimat.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah :
1)	 Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog
atau diberi label.
21
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
2)	 Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu
produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang
lebih gencar.
Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar :
1)	 Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog
dan pelabelan buku.
2)	 Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu
produk, meninggikan frekuensi iklan dan menggencarkan pemasaran.
d.	 Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang
membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan
pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat,
harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat
tidak akan ada. Dalam praktik di lapangan, baik dalam wacana lisan maupun
wacana tulis, masih banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah
ketepatan pemakaian unsur-unsur pembentuk kalimat. Akibatnya, kalimat
yang dihasilkan pun tidak tinggi kualitasnya. Perhatikan contoh kasus
dibawah ini.
Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan :
1)	 …bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka. (salah memilih
kata namun sebagai pasangan kata bukan).
2)	 Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi
tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia… (salah memakai frasa
namun demikian).
Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan :
1)	 …bukan saya yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka.
2)	 Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi
tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian, dia…
22
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
e.	 Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak
perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang
subjek; tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak.
Contoh kalimat yang tidak hemat kata :
1)	 Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa keperawatan
itu belajar dari pagi sampai petang.
2)	 Manajer keperawatan itu dengan segera mengubah rencananya setelah
dia bertemu dengan direktur rumah sakit.
Contoh kalimat yang hemat kata :
1)	 Saya melihat sendiri mahasiswa perawat itu belajar seharian.
2)	 Manajer keperawatan itu segera mengubah rencana setelah bertemu
direktur rumah sakit.
f.	 Kelogisan. yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat
yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir
yang sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran).
Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini.
1)	 Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa
hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-
laki).
2)	 Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan
tempat tidak perlu dipersilakan).
Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang kalimat efektif, sekarang coba
Anda kerjakan latihan di bawah ini!
Latihan 4
Coba Anda jelaskan ada berapa syarat-syarat kalimat efektif, sebutkan
23
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Setelah mencoba menjawab latihan 4 di atas, selanjutnya cocokkan dengan
jawaban berikut ini:
Jawaban latihan 4
Syarat-syarat kalimat efektif ada minimal 4:
1.	 Kesatuan
2.	 Kepaduan (koherensi)
3.	 Keparalelan
4.	 ketepatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
24
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Rangkuman
Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4 mengenai paragraf dan
pengembangannya, sebaiknya Anda terlebih dahulu membaca rangkuman
di bawah iniuntuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi kegiatan
belajar 3 tentang kalimat dan kalimat efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan
penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Dan
kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang ada dalam kalimat
tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung
gagasan/ide yang dikandung kalimatnya. Dan kalimat efektif juga mempelajari
tentang subjek dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan
mempelajari juga tentang kata penghubung konjungsi.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
25
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Tes Formatif
Bagus ! Anda telah menyelesaikan kegiatan belajat 3. Untuk mengukur
tingkat pemahaman Anda, kerjakanlah tugas mandiri berikut.
Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang
paling benar!
1.	 Subjek kalimat “Tingkat risiko bank-bank yang bergerak dalam retail banking
relatif lebih rendah” adalah
A.	 Bank-bank
B.	 Bank-bank yang bergerak dalam retail banking
C.	 Retail banking
D.	 Tingkat risiko bank-bank yang bergerak dalam retail banking.
2.	 Prospek bisnis kartu kredit di Indonesia sangat baik
A.	 kartu kredit 	 B. Prospek 	 C. Bisnis D. Sangat baik
3.	 Kalimat yang efektif di bawah ini adalah
A.	 Di sini sediakan coto makasar C. Di sini kami sedia coto makasar
B.	 Di sini menyediakan coto makasar D. Kami menyediakan coto makasar
4.	 Contoh kalimat yang memiliki subjek yang jelas adalah
A.	 Pada pertemuan itu dihadiri oleh istrri gubernur
B.	 Pelajaran itu kita harus tahu menjabarkannya sendiri
C.	 Bagi semua supir harus memilki SIM
D.	 Mesesneg menetapkan perubahan jam kerja.
26
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
5.	 Contoh kalimat yang memiliki predikat yang jelas adalah
A.	 Persoalan yang sudah berada di tangan polisi.
B.	 Beberapa perusahaan melanggar peraturan.
C.	 Harga mobil yang sudah dinaikkan
D.	 Perusahaan yang berkembang pesat itu.
6.	 Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang.
A.	 Kalimat efektif yang jelas kesatuannya
B.	 Kalimat efektif yang koheren
C.	 Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah
D.	 Kalimat efektif yang hemat kata
7.	 Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar
seharian dari pagi sampai petang.
A.	 Kalimat efektif yang jelas kesatuannya
B.	 Kalimat efektif yang koheren
C.	 Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah
D.	 Kalimat efektif yang hemat kata
8.	 Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog diberi
label.
A.	 Kalimat efektif yang jelas kesatuannya
B.	 Kalimat efektif yang koheren
C.	 Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah
D.	 Kalimat efektif yang hemat kata
27
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
9.	 Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
A.	 Kalimat efektif yang jelas kesatuannya
B.	 Kalimat efektif yang koheren
C.	 Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah
D.	 Kalimat efektif yang hemat kata
10.	Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun
sekolah baru.
A.	 Kalimat efektif yang jelas kesatuannya
B.	 Kalimat efektif yang koheren
C.	 Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah
D.	 Kalimat efektif yang hemat kata
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
28
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Sekarang Anda telah selesai mengerjakan tes mandiri 2, cocokkanlah jawaban
Anda dengan kunci jawaban tes mandiri 2 yang terdapat pada bagian akhir
modul ini dan hitunglah jumlah bobot/skor nilai keseluruhan, kemudian
gunakan daftar arti tingkat penguasaan dibawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda dalam materi kalimat efektif.
RUMUS
Jumlah pilihan jawaban yang benar
Tingkat Penguasaan = ----------------------------------------- x 100%
10
Arti tingkatan penguasaan yang dicapai:
90% - 100%	 = baik sekali
80% - 89%	 = baik
70% - 79%	 = sedang
<70%	= kurang
Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, Anda dapat meneruskan
ke Kegiatan Belajar 2 tetapi kalau nilai Anda di bawah 80, Anda harus
mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Sukma Puspitorini
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikUwes Chaeruman
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)zachrison htg
 
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenTabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenarlanridfan farid
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Binersiska sri asali
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialIntegral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialFitria Maghfiroh
 
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang EfektifTata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektifpjj_kemenkes
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusEman Mendrofa
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsiSiti Khotijah
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritriyana fairuz kholisa
 

Mais procurados (20)

Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019Bab 3 resolusi logika ta 2019
Bab 3 resolusi logika ta 2019
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Bab 3 logika matematika
Bab 3 logika matematikaBab 3 logika matematika
Bab 3 logika matematika
 
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingenTabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
Tabel Kebenaran pernyataan, Tautologi, kontradiksi, dan kontingen
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Contoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi BinerContoh Soal Relasi Biner
Contoh Soal Relasi Biner
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan ParsialIntegral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
Integral Fungsi Rasional dengan Pecahan Parsial
 
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang EfektifTata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 
02.logika
02.logika02.logika
02.logika
 
Aljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskritAljabar boolean MK matematika diskrit
Aljabar boolean MK matematika diskrit
 

Semelhante a TATA KALIMAT

Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektifMakalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektifNovidLan Arma
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahMila Urmila
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaChoirul Abidin
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaYuan Dae
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimatIbnu Khoiry
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biNurul Qamar
 
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaKalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiasahabatmuslim
 
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxCARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxWahid148954
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohmantaufiq99
 
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxBahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxDiniyatulJannah
 

Semelhante a TATA KALIMAT (20)

Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektifMakalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
Makalah bahasa indonesia_kalimat_efektif
 
Kalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalahKalimat efektif makalah
Kalimat efektif makalah
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
Bahasa
BahasaBahasa
Bahasa
 
Makalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesiaMakalah bahasa indonesia
Makalah bahasa indonesia
 
KELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdfKELOMPOK 5.pdf
KELOMPOK 5.pdf
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 
4. kalimat
4. kalimat4. kalimat
4. kalimat
 
Bab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan biBab ii pembahasan bi
Bab ii pembahasan bi
 
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaKalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Kalimat efektif
Kalimat efektifKalimat efektif
Kalimat efektif
 
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docxCARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
CARA EFEKTIF MEMBUAT PROPOSAL.docx
 
Kalimatdalambahasaindonesia :)
Kalimatdalambahasaindonesia  :)Kalimatdalambahasaindonesia  :)
Kalimatdalambahasaindonesia :)
 
Frasa adjektiva Kelas X SMA
Frasa adjektiva Kelas X SMAFrasa adjektiva Kelas X SMA
Frasa adjektiva Kelas X SMA
 
(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman(1584202164) m. taufiqurrohman
(1584202164) m. taufiqurrohman
 
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptxBahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
Bahasa Indonesia Kelompok. Rev.pptx
 

Mais de pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

Mais de pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Último

PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 

Último (20)

PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 

TATA KALIMAT

  • 1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif III Setelah mengikuti Modul 1 kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan mampu memahami tata kalimat bahasa Indonesia yang efektif. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan mampu: Menjelaskan tentang kalimat dan menjelaskan kalimat efektif Tata Kalimat Bahasa Indonesia yang Efektif POKOKMateri Untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan mempelajari tentang: 1. Kalimat, meliputi unsur kalimat, pola kalimat dasar, jenis kalimat. 2. Kalimat efektif.
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 1. Kalimat a. Unsur Kalimat, adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut sebagai peran kata, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel) dan keterangan (ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S dan P. Pengisi S,P,O, Pel, Ket dalam kalimat tidak hanya berupa kata, tetapi dapat juga berupa frasa. Untuk mengenali “wajah” S, P, O, Pel, Ket secara sekilas dan sebelum membahas kelimat fungsi sintaksis itu satu per satu, berikut ini ditampilkan lima contoh kalimat yang memiliki S, P, O, Pel, Ket berbentuk frasa, yaitu pembawa acara yang kocak (itu). (S) Pembawa acara yang kocak itu // membeli // bunga. S P O (P) Indra // (adalah) pembawa acara yang kocak. S P (O) Madonna // menelepon // pembawa acara yang kocak itu. S P O (Pel) Pesulap itu // menjadi // pembawa acara yang kocak. S P Pel (ket) Si Fulan // pergi // dengan pembawa acara yang kocak itu. S P Ket a. Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana S (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jati diri S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki S. Predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau Uraian Materi
  • 3. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif frasa nominal. Perhatikan contoh berikut ini. (1) Kuda meringkik. (2) Ibu sedang tidur siang. (3) Putrinya cantuk jelita. (4) Kota Jakarta dalam keadaan aman. (5) Kucingku belang tiga. (6) Robby mahasiswa baru. (7) Rumah Pak Hartawan lima. Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat (1) – (7) adalah P. kata meringkik pada kalimat (1) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata sedang tidur siang pada kalimat (2) memberitahukan tindakan ibu; cantik jelita pada kalimat (3) memberitahukan keadaan putrinya; dalam keadaan aman pada kalimat (4) memberitahukansituasikotaJakarta;belangtigapadakalimat(5)memberitahukan ciri kucingku; mahasiswa baru pada kalimat (6) memberitahukan status Robby; dan lima pada kalimat (7) memberitahukan jumlah rumah pak Hartawan. Harap diperhatikan, P dalam contoh (1) – (7) tidak hanya berbentuk kata (meringkik, lima), tetapi juga berbetuk frasa/kelompok kata (sedang tidur siang, cantik jelita, dalam keadaan aman, belang tiga, dan mahasiswa baru). Tuturan di bawah ini tidak memiliki P karena tidak ada kata-kata yang menunjuk perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku/bendanya. (1) *adik saya yang gendut lagi lucu itu … (2) *kantor kami yang terletak di Jalan Gatot Subroto … (3) *Bandung yang terkenal sebagai kota kembang … Seandainya pun contoh (8), (9), (10) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan satu tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (8); tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (9) dan (10). Karena tidak ada informasi tentang tidakan, sifat, atau keadaan yang dituntut oleh P, maka contoh (8), (9), (10) tidak mengandung P. karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (8), (9), (10) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.
  • 4. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif b. Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini : (1) Ayahku sedang melukis. (2) Meja direktur besar. (3) Yang berbaju batik dosen saya. (4) Berjalan kaki menyehatkan badan. (5) Membangun jalan layang sangat mahal. Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat (11) – (15) adalah S. Contoh S yang diisi oleh kata frasa benda terdapat pada kalimat (11) dan (12); contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (13); dan pada contoh S yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (14) dan (15). Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, dan klausa pembentuk s harus selalu merujuk kepada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi S pada kalimat (13), (14), dan (15) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (13) dan (14), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada kalimat (15), secara implisit juga merujuk pada ‘hasil membangun’ yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap pada awal kalimat (13) – (15), yaitu orang pada awal kalimat (13) dan kegiatan pada awal kalimat (14) dan (15). Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang) … atau apa (yang) … kepada P. kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata jawabannya adalah ada atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena tidak ada / tidak jelas pelaku atau bendanya : (1) *Bagi siswa sekolah dilarang masuk. (2) *Di sini melayani resep obat generik.
  • 5. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif (3) *Melamun sepanjang malam. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (16), jawabannya adalah bagi siswa sekolah; siapa yang melayani resep obat generik pada contoh (17), jawabannya adalah disini; dan siapa yang melamun sepanjang malam pada contoh (18), jawabannya malah tidak ada. Jawaban yang tadipun terasa tidak logis. Contoh (16) baru menjadi kalimat jika bagi tidak diikutsertakan; sedangkan contoh (17) dan (18) baru menjadi kalimat jika disitu ditempatkan kata benda yang sesuai untuk menjadi S menggantikan di sini pada kalimat (17) dan mengisi tempat sebelum kata melamun pada kalimat (18). Karena itu, contoh (16) – (18) belum memenuhi syarat sebagai kalimat. a. Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya O seperti pada contoh di bawah ini. a. Nurul menimang … b. Arsitek merancang … c. Juru masak menggoreng … Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh (19) adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek. Jika P diisi oleh verba intransitif. O tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitif mandi, rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh (20) tidak menuntut untuk dilengkapi. a. Nenek mandi. b. Komputerku rusak. c. Tamunya pulang. Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang dan lihat ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
  • 6. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif (1) a. Serena Williams mengalahkan Angelique Wijaya [O]. b. Angelique Wijaya [S] dikalahkan oleh Serena Williams. (2) a. Orang itu menipu adik saya [O]. b. Adik saya [S] ditipu oleh orang itu. (3) a. Ibu Tuti mencubit pipi Sandra [O]. b.Pipi Sandra [S] dicubit oleh Ibu Tuti. (4) a. John Smith membeli ba- rang antik [ O]. b. Barang antik [S] dibeli oleh John Smith. c. Pelengkap Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama, yaitu dapat berupa nominal, atau klausa. Namun, antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini. (1) Ketua MPR // membacakan // Pancasila. S P O (2) Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila S P Pel Kedua kalimat aktif (25) dan (26) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan, ternyata yang bisa hanya kalimat (25) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (25) menjadi kalimat pasif adalah (25a). (25a) Pancasila // dibacakan // oleh Ketua MPR. S P O Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (26) tidak bisa dipindahkan ke depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh (26a) adalah kalimat yang tidak gramatikal.
  • 7. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif (26a) *Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol. Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival dan frasa preposisional. Di samping itu, letak Pel tidak selalu persis di belakang O sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat. (1) Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer. (2) Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil. (3) Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum. (4) Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru. (5) Pamanku membelukan anaknya rumah mungil. d. Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O dan Pel. Posisinya bersifat manasuka, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbial, atau klausa. Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam kalimat. Para ahli membagi keterangan atas sembilan macam (Hasan Alwi dkk, 1998 : 366) yaitu seperti yang tertera dalam contoh di bawah ini. Bagian yang dicetak tebal adalah keterangan. (1) Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum dari kulkas. (Ket. tempat) (2) Rustam Lubis sekarang sedang belajar. (ket. alat) (3) Lia memotong roti dengan pisau. (ket. alat) (4) Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (ket. tujuan) (5) Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati. (ket. cara) (6) Amir Burhan pergi dengan teman-teman sekantornya. (ket. penyerta)
  • 8. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif (7) Mahasiswa hukum itu berdebat bagaikan pengacara. (ket. similatif) (8) Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (ket. penyebaban) (9) Murid-murid TK berpegangan satu sama lain. (ket. kesalingan) 2. Pola Kalimat Dasar Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O, Pel, Ket. Sejalan dengan batasan bahwa struktur kalimat minimal S-P, sedangkan O, Pel, Ket merupakan tambahan yang berfungsi melengkapi dan memperjelas arti kalimat, maka pola kalimat dasar yang paling sederhana adalah yang bertipe S-P, dan paling kompleks adalah yang bertipe S-P-O-Ket. a. Kalimat Dasar Tipe S-P Dalam kalimat bertipe S-P, verba transitif atau frasa verbal lazim sebagai pengisi P. Akan tetapi, ada pula pengisi P itu berupa nomina, adjektiva, frasa nominal. Dan frasa adjektival seperti terlahat dalam contoh berikut : S P (1) a. Lina tesenyum. b. Lina, anak Pak Hadi, tersenyum manis. c. Kenalan saya dosen filsafat. d. Para pengungsi terlantar. b. Kalimat Dasar Tipe S-P-O Predikat dalam kalimat bertipe S-P-O diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelah kiri) dan O (disebelah kanan). Jika kedua pendamping itu tidak hadir, kalimat itu tidak gramatikal. S P O (2) a. AC Milan mengalahkan Barcelona.
  • 9. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif b. Korea Utara bersedia mematuhi seruan PBB. c. Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya. d. Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal. c. Kalimat Dasar Tipe S-P-Pel Seperti halnya kalimat tipe S-P-O, kalimat tipe S-P-Pel mempunyai P yang memerlukan dua pendamping, yakni S (disebelahkiri) dan Pel (disebelah kanan). S P Pel (3) a. Negara kita berlandaskan hukum. b. Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa. c. Gamelan merupakan ciri kesenian tradisional. d. Adik bungsu saya merasa tersisihkan. d. Kalimat Dasar Tipe S-P-Ket Predikat kalimat bertipe S-P-Ket menghendaki dua pendamping yang berupa S (disebelah kiri) dan Ket(disebelah kanan). S P Ket (4) a. Amien Rais tinggal di Yogyakarta. b. Sayur-mayur didatangkan dari Bogor dan sekitarnya. c. Anak tetangga saya mahasiswa di Bandung. e. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel Predikat kalimat bertipe S-P-O-Pel menuntut kehadiran tiga pendamping agar konstriksinya menjadi gramatikal. Pendamping yang dimkasud adalah S (disebelah kiri) O dan Pel (disebelah kanan).
  • 10. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif S P O Pel (5) a. Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina. b. Yuni membelikan adiknya sepeda mini yang bagus. c. Yanto menghadiahi pacarnya jam tangan Rolex. d. Petani menanami sawahnya palawija. f. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Ket Ada tiga pendamping yang diperlukan oleh P pada kalimat bertipe S-P-O-Ket, yakni S(disebelah kiri), O dan Ket (disebelah kanan). S P O Ket (6) a. Mereka memperlakukan saya dengan sopan. b. Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil. c. Prof. Harun Alrasyid sedang memberikan kuliah di Fakultas Hukum. d. Pemerintah menaikkan harga BBM mulai tanggal 1 Juni 2004. Dalam contoh kalimat yang mengisi keenam tipe kalimat dasar di atas kembali terlihat bahwa satuan bentuk yang mengisi unsur S, P, O, Pel, dan Ket bukan hanya kata, melainkan juga frasa dan klausa. Untuk membuktikan hal itu, kita ambil satu kalimat dari setiap kelompok/tipe yang mengandung frasa dan klausa, di samping tentu saja kita, karena frasa dan klausa merupakan gabungan kata. Perhatikan tabel di bawah ini.
  • 11. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tabel 2 KATA, FRASA, DAN KLAUSA SEBAGAI PEMBENTUKAN KALIMAT Kalimat Kata Frasa Klausa (1) Kenalan saya dosen filsafat S P kenalan saya; dosen filsafat Kenalan saya dosen filsafat (2) Tamu negara bertemu dengan tokoh LSM terkenal S P tamu negara; bertemu dengan; tokoh LSM terkenal bertemu dengan tokoh LSM terkenal (3) Keputusan hakim sesuai dengan tuntutan jaksa S P Pel. keputusan hakim; sesuai dengan; tuntutan jaksa Sesuai dengan tuntutan jaksa (4) Pertengkaran itu terjadi tiga malam yang lalu. S P Ket. terjadi pertengkaran itu; tiga malam yang lalu terjadi tiga malam yang lalu (5) Mahasiswa mengirimi jaksa agung ayam betina. S P O Pel. mahasiswa, mengirimi jaksa agung; ayam betina mengirimi jaksa agung ayam betina (6) Melanie memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil S P O Ket. Melanie, memasukkan bungkusan itu; ke dalam mobil memasukkan bungkusan itu ke dalam mobil
  • 12. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 12 Kita tentu boleh mengatakan kalimat (47) dibangun dengan empat kata, yaitu (1) kenalan, (2) saya, (3) dosen, dan (4) filsafat. Tetapi, berdasarkan konstruksinya, akan lebih tepat kalau dikatakan kalimat (47) itu dibangun dengan dua frasa (kenalan saya) dan (dosen filsafat). Kalimat (52) boleh dirumuskan sebagai gabungan dari tujuh kata. Namun, tidak salah juga dan malahan lebih cocok kalau dikatakan kalimat (52) adalah gabungan dari dua kata dan dua frasa. Dari hasil penggabungan itu terbentuk satu klausa. Bahwa frasa dan klausa di dalam tabel itu masih dapat diuraikan, itu merupakan masalah lain lagi. Yang penting, konsep pembentukan kalimat jangan hanya bertumpu pada kata, tetapi juga pada frasa dan klausa karena frasa dan klausa mempunyai daya tampung makna yang lebih besar dari kata. Akan sulit bagi seseorang membuat kalimat luas tanpa mengenal konsep frasa dan klausa. 3. Jenis Kalimat Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa pembentuknya, (b) fungsi isinya, (c) kelengkapan unsurnya, dan (d) susunan subjek predikatnya . a. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya. Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. 1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal hanya mengandung unsur S, P, O, Pel dan Ket. tentu saja ke lima unsur itu tidak harus muncul semua sekaligus karena unsur minimal sebuah kalimat adalah S dan P. Karena unsur pembentuk utamanyayaituSdanPyangserbatunggalitulahkalimatnyadinamakan kalimat tunggal. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat dipilah lagi menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat tunggal itu diberi nama sesuai dengan P-nya masing-masing seperti yang tampak pada contoh kalimat (53) – (56) di bawah ini. S P (1) Kami mahasiswa Indonesia. (kalimat nominal)
  • 13. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif (2) Jawaban anak pintar itu sangat tepat. (kalimat adjektival) (3) Sapi-sapi sedang merumput. (kalimat verbal) (4) Mobil orang kaya itu ada delapan. (kalimat numeral) Kalimat tunggal ada yang dapat dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan Ket. selain itu, unsur S, O dapat pula diperluas lagi dengan memberinya berbagai keterangan. Jadi, kalimat tunggal tidak mesti berupa kalimat pendek. Bila fungsi sintaksis utama, yaitu S dan –nya tidak lagi tunggal, alias sudah menjadi majemuk, nama kalimatnya pun berubah menjadi kalimat majemuk. 2. Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Mengingat kalimat tungggal hanya terdiri atas satu klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa. Perhatikan contoh di bawah ii. (1) Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan S P1 O1 harus menjunjung tinggi etika profesi P2 O2 (2) Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika S1 P1 O1 Ket para dosen, karyawan dan mahasiswa menikmati hari libur. S2 P2 O2 Setelah mencermati contoh-contoh itu jelaslah bahwa kalimat majemuk setidaknya mempunyai P lebih dari satu, sedangkan S yang sebenarnya ganda, dapat tidak tampak ganda seperti contoh (57) yakni seorang manajer. Contoh (57) adalah kalimat majemuk setara. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara antara lain adalah kata penghubung (konjungsi) dan. Adapun contoh (58) adalah kalimat majemuk yang disebut majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan hasil perluasan klausa pertama. Penanda yang memisahkan kedua klausa dalam kalimat majemuk tak setara atau bertingkat antara lain adalah kata penghubung ketika.
  • 14. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif a) Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara mempunyai ciri (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal, (2) kedudukan tuap kalimat sederajat. Karena kalimat majemuk merupakan gabungan kalimat, lebih tepat rasanya jika kalimat-kalimat yang digabung itu disebut dengan istilah klausa. Contoh kalimat majemuk setara : (1) a. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya. b. Yusril rajin membaca, baik sewaktu menjadi mahasiswa, maupun setelah bekeja. c. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin. b) Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat berbeda konstruksinya dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtor yang menghubungkan klausa-klausa kalimat majemuk bertingkat juga berbeda dengan konjungtor pada kalimat majemuk setara. Contoh kalimat majemuk bertingkat (2) a. Dia datang ketika kami sedang rapat. b. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi. c. Semangat berlajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
  • 15. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Jenis Kalimat Menurut Fungsinya Di dalam buku Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (1998 : 284) disebutkan berdasarkan fungsi isi atau makna komunikatifnya kalimat dapat dibedakan atas empat macam, yaitu (1) kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya (interogatif), (3) kalimat perintah (imperatif), dan (4) kalimat seru (eksklamatif). Pada bahasa lisan kalimat-kalimat itu dicirikan oleh intonasi masing-masing yang khas. Pada bahasa tulis kalimat itu dicirikan oleh tanda baca akhir. 1. Kalimat Berita (deklaratif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk menyatakan suatu berita kepada mitra komunikasinya. Bentuk kalimat berita bersifat bebas, boleh inversi atau versi, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk, dan sebagainya. Yang terpenting isinya merupakan pemberitaan. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi menurun dan pada bahasa tulis kalimatnya bertanda baca titik. Contoh : (1) Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi. (2) Perayaan HUT RI ke-60 berlangsung meriah. (3) Tadi siang terjadi tabrakan mobil di Jalan Layang Tol Cawang. (4) Terjadi perdebatan seru dalam diskusi ilmiah kemarin di kampus. (5) Mahasiswa fakultas hukum akan melakukan penyuluhan hukum bulan depan. 2. Kalimat Tanya (interogatif) adalah kalimat yang dipakai oleh penutur untuk memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari mitra komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir naik dan pada bahasa tulis kalimatnya diakhiri dengan tanda tanya. Selain hadirnya tanda tanya, dalam kalimat tanya sering pula hadir kata tanya bagaima, kapan, bilamana, dimana, yang mana, siapa, apa(kah). Contoh : (1) Apakah barang ini milik Saudara? (2) Kapan kakakmu berangkat ke Australia? (3) Siapa tokoh pendiri Perguruan Tinggi Siswa? Kalimat tanya yang diakhiri dengan kata belum, bukan, dan tidak disebut
  • 16. 16 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif kalimat embelan (Alwi 1998 : 360) Contoh : (1) Kakakmu sudah diwisuda, bukan? (2) Kamu sudah makan, atau belum? (3) PR-mu dapat kau kerjakan, atau tidak? 3. Kalimat Perintah (imperatif) dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang orang berbuat sesuatu. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir menurun dan pada bahasa tulis kalimat itu diakhiri dengan tanda seru ataupun tanda titik. Kalimat perintah dapat dipilih lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat perintah halus, kalimat perintah permohonan, kalimat perintah ajakan dan harapan, kalimat perintah larangan, dan kalimat perintah pembiaran (lihat contoh). Kalimat perintah halus : (1) Tolonglah bawa sepeda motor ini ke bengkel. (2) Silakan kamu pergi ke belakan sekarang. (3) Keputusan itu kiranya dapat kamu perhatikan. Kalimat perintah langsung : (4) Pergilah kamu sekarang! (5) Ayo, cari buku itu sampai dapat! (6) Mari kita bernyanyi bersama-sama! Kalimat perintah larangan langsung : (78) Janganlah kamu pergi sekarang! Kalimat perintah larangan halus : (79) Terima kasih karena Anda tidak merokok! Kalimat perintah permintaan : (80) Minta perhatian, anak-anak! Kalimat perintah permintaan/permohonan : (81) Mohon hadiah ini Adik terima.
  • 17. 17 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kalimat perintah ajakan dan harapan : (82) Ayolah, kita belajar! Kalimat perintah pembiaran : (83) Biarkan(lah) dia disini sebentar. (84) Biarlah dia menemani orang tuanya. 4. Kalimat Seru (eksklamatif) dipakai oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Pada bahasa lisan, kalimat ini berintonasi naik dan pada bahasa tulis ditandai dengan tanda seru atau titik pada akhir kalimatnya. (1) Aduh, saya terlepas! (2) Hai, ini dia orang yang kita cari! (3) Wah, pintar sekali anak ini! (4) Alangkah besarnya pesawat terbang itu. (5) Bukan main lihainya petinju itu. 5. Kalimat Tak Lengkap (Kalimat Minor) Kalimat di dalam bahasa tulis, lebih-lebih dalam bahasa lisan, sering tidak lengkap unsurnya. Hal itu terjadi dalam wacana pembicaraan yang konteksnya sudah diketahui oleh para pelaku. Kalimat yang tidak ber-P atau ber-S, disebut kalimat minor. Lawannya, yaitu kalimat yang lengkap unsur-unsurnya, disebut kalimat mayor. Perhatikan contoh kalimat tak lengkap berikut ini. (90) Mila : Ada siapa di dalam Maya : Ibu Mila : Apa ibu sudah tahu rencana kita? Maya : Belum Bentuk Ibu dan Belum dalam contoh (90) adalah bagian dari bentuk kalimat lengkap Di dalam ada Ibu dan Ibu belum mengetahui rencana kita. Tetapi, tanpa diucapkan secara lengkap pun, Mila sudah memahami maksud Maya melalui kalimat minim yang Maya ucapkan.
  • 18. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kalimat tak lengkap yang lain dapat muncul dalam petunjuk sloga, ucapan/ sapaan khas, grafiti. (91) a. Dilarang masuk d. Selamat jalan. b. Awas! e. Doa ibu c. Angkat tangan! f. Kutunggu walau tak pasti i. Kalimat Inversi adalah kalimat yang P-nya mendhului S. urutan P-S dipakai untuk penekanan atau ketegasan makna. Kata atau frase tertentu yang pertama muncul dalam tuturan akan menkadi kata kunci yang mempengaruhi makna dalam hal menimbulkan kesan tertentu. Contoh kalimat inversi : P S a. Menangis pacarku karena sedihnya. b. Berlari adik mengejar layang putus. c. Matikan televisi itu. d. Sepakat kamu untuk membantu mereka. e. Tidak dikenal bentuk jamak dalam bahasa Cagil. f. Bercerita panjang lebar pengarang itu tentang pengalamannya. Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang klausa, sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini! Setelah mencoba menjawab latihan 2 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban berikut: Latihan 3 1. Kalimat tunggal mengandung unsur apa saja ?. Buatlah contoh kalimat tunggal! 2. Jelaskan ciri kalimat majemuk setara !, Buatlah contoh kalimat majemuk setara!
  • 19. 19 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewalili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Untukdapatmencapaikefektifantersebutdiatas,kalimatefektifharusmemenuhi paling tidak empat syarat berikut, yaitu adanya (1) kesatuan, (2) kepaduan, (3) keparalelan, (4) ketepatan, (5) kehematan, dan (6) kelogisan. a. Kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu itu kalimat boleh panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu kesatuan, bahkan dapat mempertentangkan kesatuan yang satu dengan yang lainnya asalkan ide atuau gagasan kalimatnya tunggal. Penutur tidak boleh menggabungkan dua kesatuan yang tidak mempunyai hubungan sama sekali ke dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya : (1) Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang mendirikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal). (2) Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga gagasan kalimat menjadi kacau). (3) Berdasarkan agenda sekretaris manager personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru.(tidak jelas siapa yang memberi pengarahan). Jawaban latihan 1. Kalimat tunggal mengandung unsur S, P, Pel, dan Ket. Contoh, Mobil orang kaya itu ada delapan. 2. Ciri dari kalimat majemuk setara (1) dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal. (2)kedudukan setiap kalimat sederajat. Contoh, Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi etika profesi.
  • 20. 20 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya : 1) Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun gedung sekolah baru. 2) Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. 3) Berdasarkan agenda, sekretaris manager personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. 4) Berdasarkan agenda sekretaris, manager personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. b. Kepaduan (Koherensi) adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, serta tanda baca yang membentuk S-P-O-Pel-Ket dalam kalimat. Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren : 1) Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas). 2) Tentang kelengkapan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsur S-P-O tidak berkaitan erat). Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren : 1) Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. 2) Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk. c. Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah : 1) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog atau diberi label.
  • 21. 21 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar : 1) Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog dan pelabelan buku. 2) Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi iklan dan menggencarkan pemasaran. d. Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Dalam praktik di lapangan, baik dalam wacana lisan maupun wacana tulis, masih banyak pemakai bahasa yang mengabaikan masalah ketepatan pemakaian unsur-unsur pembentuk kalimat. Akibatnya, kalimat yang dihasilkan pun tidak tinggi kualitasnya. Perhatikan contoh kasus dibawah ini. Contoh penulisan kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan : 1) …bukan saya yang tidak mau, namun dia yang tidak suka. (salah memilih kata namun sebagai pasangan kata bukan). 2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia… (salah memakai frasa namun demikian). Contoh penulisan kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan : 1) …bukan saya yang tidak mau, melainkan dia yang tidak suka. 2) Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian, dia…
  • 22. 22 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif e. Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak. Contoh kalimat yang tidak hemat kata : 1) Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa keperawatan itu belajar dari pagi sampai petang. 2) Manajer keperawatan itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan direktur rumah sakit. Contoh kalimat yang hemat kata : 1) Saya melihat sendiri mahasiswa perawat itu belajar seharian. 2) Manajer keperawatan itu segera mengubah rencana setelah bertemu direktur rumah sakit. f. Kelogisan. yang dimaksud dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran). Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini. 1) Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki. (apa hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki- laki). 2) Kepada Bapak (Dekan), waktu dan tempat kami persilakan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan). Untuk mengingatkan pemahaman materi tentang kalimat efektif, sekarang coba Anda kerjakan latihan di bawah ini! Latihan 4 Coba Anda jelaskan ada berapa syarat-syarat kalimat efektif, sebutkan
  • 23. 23 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Setelah mencoba menjawab latihan 4 di atas, selanjutnya cocokkan dengan jawaban berikut ini: Jawaban latihan 4 Syarat-syarat kalimat efektif ada minimal 4: 1. Kesatuan 2. Kepaduan (koherensi) 3. Keparalelan 4. ketepatan
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 24 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Rangkuman Sebelum Anda melanjutkan ke kegiatan belajar 4 mengenai paragraf dan pengembangannya, sebaiknya Anda terlebih dahulu membaca rangkuman di bawah iniuntuk meyakinkan bahwa Anda telah memahami materi kegiatan belajar 3 tentang kalimat dan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran dan perasaan penulis atau pembicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar. Dan kalimat efektif juga terbagi atas unsur-unsur penting yang ada dalam kalimat tersebut adalah merupakan kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan/ide yang dikandung kalimatnya. Dan kalimat efektif juga mempelajari tentang subjek dan predikat, kalimat klausa, interelasi antara s,p,o, dan k. dan mempelajari juga tentang kata penghubung konjungsi.
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 25 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tes Formatif Bagus ! Anda telah menyelesaikan kegiatan belajat 3. Untuk mengukur tingkat pemahaman Anda, kerjakanlah tugas mandiri berikut. Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang paling benar! 1. Subjek kalimat “Tingkat risiko bank-bank yang bergerak dalam retail banking relatif lebih rendah” adalah A. Bank-bank B. Bank-bank yang bergerak dalam retail banking C. Retail banking D. Tingkat risiko bank-bank yang bergerak dalam retail banking. 2. Prospek bisnis kartu kredit di Indonesia sangat baik A. kartu kredit B. Prospek C. Bisnis D. Sangat baik 3. Kalimat yang efektif di bawah ini adalah A. Di sini sediakan coto makasar C. Di sini kami sedia coto makasar B. Di sini menyediakan coto makasar D. Kami menyediakan coto makasar 4. Contoh kalimat yang memiliki subjek yang jelas adalah A. Pada pertemuan itu dihadiri oleh istrri gubernur B. Pelajaran itu kita harus tahu menjabarkannya sendiri C. Bagi semua supir harus memilki SIM D. Mesesneg menetapkan perubahan jam kerja.
  • 26. 26 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 5. Contoh kalimat yang memiliki predikat yang jelas adalah A. Persoalan yang sudah berada di tangan polisi. B. Beberapa perusahaan melanggar peraturan. C. Harga mobil yang sudah dinaikkan D. Perusahaan yang berkembang pesat itu. 6. Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang. A. Kalimat efektif yang jelas kesatuannya B. Kalimat efektif yang koheren C. Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah D. Kalimat efektif yang hemat kata 7. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa itu belajar seharian dari pagi sampai petang. A. Kalimat efektif yang jelas kesatuannya B. Kalimat efektif yang koheren C. Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah D. Kalimat efektif yang hemat kata 8. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog diberi label. A. Kalimat efektif yang jelas kesatuannya B. Kalimat efektif yang koheren C. Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah D. Kalimat efektif yang hemat kata
  • 27. 27 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 9. Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi. A. Kalimat efektif yang jelas kesatuannya B. Kalimat efektif yang koheren C. Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah D. Kalimat efektif yang hemat kata 10. Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk membangun sekolah baru. A. Kalimat efektif yang jelas kesatuannya B. Kalimat efektif yang koheren C. Kalimat efektif dengan kesejajaran yang salah D. Kalimat efektif yang hemat kata
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 28 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Umpan Balik dan Tindak Lanjut Sekarang Anda telah selesai mengerjakan tes mandiri 2, cocokkanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes mandiri 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini dan hitunglah jumlah bobot/skor nilai keseluruhan, kemudian gunakan daftar arti tingkat penguasaan dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi kalimat efektif. RUMUS Jumlah pilihan jawaban yang benar Tingkat Penguasaan = ----------------------------------------- x 100% 10 Arti tingkatan penguasaan yang dicapai: 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = sedang <70% = kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 ke atas, Anda dapat meneruskan ke Kegiatan Belajar 2 tetapi kalau nilai Anda di bawah 80, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.