Dokumen tersebut membahas tentang etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang menjalani prosedur studi diagnostik. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa tenaga keperawatan harus menerapkan prinsip-prinsip etika seperti menghargai martabat pasien dan prinsip-prinsip hukum seperti kompetensi dan kewenangan dalam memberikan perawatan kepada pasien.
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
1. Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
STUDI DIAGNOSTIK
Dwi Adji Norontoko
PENERAPAN PRAKTIK KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN PROSEDUR STUDI DIAGNOSTIK
SEMESTER - 2
MODUL 1
KEGIATAN BELAJAR 1
PASIEN DENGAN PROSEDUR STUDI DIAGNOSTIK
ETIK DAN LEGAL PRAKTIK KEPERAWATAN
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
2
Kegiatan
Belajar 1
Etik dan Legal Praktik Keperawatan
Pasien dengan Prosedur Studi Diagnostik
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan mampu memahami
prinsip etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur studi
diagnostik.
Setelah mempelajari materi kegiatan belajar 1 ini Anda diharapkan mampu:
1. Menjelaskan prinsip etik keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi
diagnostik.
2. Menjelaskan prinsip legal praktik keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi
diagnostik.
3. Menerapkan prinsip etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan
prosedur studi diagnostik.
1. Reviu prinsip kode etik keperawatan
2. Reviu prinsip legal praktik keperawatan.
3. Penerapan prinsip etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan
prosedur studi diagnostik.
Pokok-Pokok Materi
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
3
Uraian
Materi
“Pernahkah Anda mengikuti seminar atau workshop keperawatan regional, nasional atau
internasional? Kalau pernah, Anda pasti sepakat dan yakin bahwa profesi keperawatan pada
dekade ini telah berkembang sangat pesat, terutama pada peran kolaboratif dan fungsi
pendelegasihan pelayanan perawatan kesehatan klien! Hal tersebut membuktikan eksistensi
profesional dan kenaikan rating profesionalisme tenaga keperawatan!”
Pada bagian kegiatan belajar-1 ini Anda
dapat mempelajari, mengetahui dan
memahami dasar kewenangan tenaga
keperawatan dalam praktik keperawatan
pada pasien yang dilakukan dengan prosedur
studi diagnostik, ditinjau dari etik dan legal
praktik keperawatan.
Perkembangan keperawatan di
Indonesia telah mengalami perubahan dan
perkembangan yang sangat pesat menuju
azas keperawatan sebagai profesi, yang
mencakup aspek pelayanan keperawatan
dan aspek jenjang pendidikan keperawatan,
melaluipengembangandanpemanfaatanilmu
pengetahuan dan teknologi, serta kehidupan
keprofesian dalam keperawatan. Pada
uraian berikut Anda akan mengetahui dasar
perundangan (regulasi) tenaga keperawatan
“Anda, saudara Anda atau kerabat Anda saat sakit apakah pernah dilakukan pengambilan
darah untuk pemeriksaan laboratorium? Siapakah yang melakukan tindakan tersebut? Tenaga
keperawatan? atau Anda sendiri sebagai tenaga keperawatan pernah melakukan pengambilan
sampel darah vena atau arteri guna pemeriksaan darah klinis? Tahukah Anda dasar kewenangan
tenaga keperawatan melakukan tugas pengambilan darah tersebut?“
dalam menjalankan tugas keprofesian keperawatan.
Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, bahwa telah memberikan
pengakuan secara jelas terhadap tenaga keperawatan sebagai tenaga profesional.
Hal tersebut dinyatakan pada Pasal 32 ayat (4), Pasal 53 ayat (1), ayat (2). dan ayat (4)
disebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah (Depkes RI, 1992).
Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen bahwa
perkembangan konsumen sebagai akibat kondisi sosial ekonomi yang semakin baik,
termasuk latar belakang pendidikan yang semakin tinggi, yang berdampak pada tuntutan
pelayanan keperawatan yang semakin berkualitas (Celina & Kristiyanti, 2009).
Gambar 1.1 : Pasien di Rumah Sakit
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
4
Keputusan MUNAS VI PPNI No. 09/MUNAS-VI/PPNI/2000 tentang Kode Etik
Keperawatan Indonesia. Konsep etik profesi keperawatan terkait erat dengan 3 nilai
sosial sebagai berikut:
1) Pengetahuan yang mendalam dan sistematis.
2) Ketrampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama dan teliti.
3) Pelayanan atau asuhan kepada yang memerlukan, berdasarkan ilmu pengetahuan
dan ketrampilan teknis, dengan berpedoman pada filsafat moral yang diyakini yaitu
“Etika Profesi” dan “Legal Praktik Profesi” (http://www.inna-ppni.or.id/kode-etik,
diunduh tanggal 22 Juli 2013, 10.00 wib).
1. Prinsip etik keperawatan
Dalam mukadimah Kode Etik
Keperawatan Indonesia dicantumkan
bahwa keperawatan sebagai profesi yang
turut serta mengusahakan tercapainya
kesejahteraan fisik, material, dan mental
spiritual untuk masyarakat dalam wilayah
Republik Indonesia. Maka kehidupan
profesi keperawatan berpedoman
kepada kebutuhan masyarakat
Indonesia akan pelayanan keperawatan
yang bersifat universal bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat,
yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan, mencegah terjadinya
penyakit, mengurangi dan menghilangkan
penderitaan,sertamemulihkankesehatan
yang dilaksanakan atas dasar pelayanan
yang paripurna (PPNI Jatim, 2010).
Pelayanan keperawatan yang Anda laksanakan harus dengan penuh tanggung jawab,
berpedoman dan berdasarkan pada pendekatan prinsip perawat dan klien serta perawat
dan praktik sebagai berikut:
a. Perawat dan klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat, dan
kelangsungan hidup beragama dari klien (PPNI Jatim, 2010).
b. Perawat dan praktik
1) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan
melalui belajar terus menerus.
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3) Memberikan informasi yang akurat dan pertimbangan kemampuan serta
kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu berperilaku profesional (PPNI Jatim, 2010).
Gambar 1.2 : Pendidikan Keperawatan
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
5
2. Prinsip legal praktik keperawatan
Undang-Undang RI No.36 Tahun
2009 tentang Kesehatan Pasal 63
ayat (4) yang berbunyi “Pelaksanaan
pengobatan dan/atau perawatan
berdasarkan ilmu kedokteran atau
ilmu keperawatan hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu”. Penjelasan UU tersebut
memberi arah bahwa siapapun tenaga
kesehatan yang akan menangani
klien atau pasien harus mempunyai
kompetensi yang cukup untuk dapat
memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya yang mungkin akan dapat
memberikan kepuasan kepada pasien sebagai konsumen dari pelayanan kesehatan
(Depkes RI, 2009).
Untuk memahami lebih dalam dan mengetahui ketepatan jawaban Anda, lanjutkan
membaca uraian dibawah ini dengan seksama.
PraktisikesehatanyangsalahsatunyaadalahAndasebagaitenagakeperawatan,harus
mampu menggunakan berbagai telaahan ilmiah, hasil riset, legaletik, aplikatif, dan juga
kolegial dalam upaya untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien.
Selain itu juga menggunakan pendekatan humanistik dalam mengimplementasikan
berbagai tindakan yang dilakukannya. Apa konsekuensinya? Sebagai konsekuensi
apabila tenaga keperawatan akan melakukan asuhan keperawatan harus kompeten
yaitu mempunyai kemampuan yang memadai dalam mengatasi pasiennya secara ilmiah
dengan jalan mengetahui rasional setiap tindakan, melaksanakan secara legal dan
etik dengan tujuan untuk mengetahui tindakannya tidak melanggar norma dan sesuai
dengan standart prosedur yang ada, secara praktis atau aplikatif dalam hal menjalankan
asuhan sesuai standar praktik asuhan keperawatan, kolegial dalam berhubungan
dengan tim kesehatan lainnya dan juga secara humanistik dalam memperlakukan pasien
sebagai subjek dan objek dalam pelaksanaan asuhannya. Nah, dari uraian tersebut
dapat dipahami bahwa ada tiga prinsip dalam legal praktik tenaga keperawatan, yaitu:
kompetensi, kewenangan, kepuasan konsumen.
Berdasarkan Kepmenkes No: 1239 tahun 2001 dan Permenkes No.HK.02.02/
Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan
keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung dapat berhubungan dengan aspek
legalisasi keperawatan meliputi: (1) Proses Keperawatan,(2) Tindakan atau prosedur
keperawatan mandiri atau kolaborasi,(3) Informed Consent (Depkes RI, 2001, Depkes RI,
2010).
Gambar 1.3 : Praktik Perawatan oleh Perawat
“Tentukan tiga kata kunci (key words) prinsip dalam menjalankan legal praktik yang dilakukan oleh
tenaga keperawatan sesuai Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009!” Tuliskan jawaban Anda
pada kolom berikut!
1. .............................................................................
2. .............................................................................
3. .............................................................................
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
6
tertulis dari dokter (Depkes RI, 2001).
Pasal 20: dalam melaksanakan praktik keperawatan pada keadaan darurat berwenang
untuk:
1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seorang/pasien, perawat berwenang
untuk melakukan tindakan pelayanan kesehatan di luar kewenangan sebagai
dimaksud dalam pasal 15.
2) Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan
untuk penyelamatan jiwa (Depkes RI, 2001).
3. Penerapan etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan
prosedur studi diagnostik
Anda pada bagian ini akan diajak melakukan analisa kasus pada tinjauan etik dan legal
praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik. Sehingga
Anda dapat menempatkan nilai-nilai dan perilaku profesional secara etik dan legal dalam
melaksanakan praktik keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik.
Sebagai ilustrasi dapat dicontohkan kasus sebagai berikut: seorang pasien laki-laki
umur 35 tahun dengan diagnosa medis batu ginjal mengalami shock setelah 2 jam pasca
prosedur studi diagnostik imaging BOF menggunakan bahan kontras melalui pembuluh
darah. Diduga akibat kelalaian tenaga keperawatan dalam pengawasan reaksi anafilaksis
bahan kontras. Dalam pembuktian didapatkan bahwa tidak ada catatan mengenai
pengawasan tersebut pada lembar pencatatan perawat yang sudah disediakan di ruang
rawat.
Dari kasus tersebut dapat dilakukan analisa sebagai berikut:
1) Sebelum melakukan segala tindakan harus melakukan persetujuan klien terlebih
dahulu dengan membuat informed consent. Hal ini sangat penting karena
sebagai bukti tenaga keperawatan telah memberikan pendidikan kesehatan yang
berhubungan dengan prosedur tindakan, serta bukti persetujuan klien atas tindakan
yang dilakukan.
2) Tenaga keperawatan harus memahami tentang kewenangannya dan bekerja sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku. Hal ini untuk mencegah
Dalam Kepmenkes 1239/2001 hak perawat
secara eksplisit dapat kita lihat pada pasal 15
dan 20 sebagai berikut:
Pasal 15: dalam melaksanakan praktik
keperawatan berwenang untuk:
1) Melaksanakan asuhan keperawatan
harus sesuai dengan standar asuhan
keperawatan, yang meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan, melaksanakan tindakan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
2) Tindakan keperawatan sebagaimana
dimaksud pada butir (1) meliputi: intervensi
keperawatan, observasi keperawatan,
pendidikan dan konseling kesehatan.
3) Pelayanan tindakan medik hanya dapat
dilakukan berdasarkan permintaaan
Gambar 1.4 : Tindakan Observasi Keperawatan
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
7
kesalahan atau penyimpangan dari prosedur-prosedur tindakan yang sudah
disepakati, dan menghindari pasal kelalaian dan malpraktik.
3) Tenaga keperawatan berperan pada advokasi pasien dengan cara melakukan
pemantauan respon pasien terhadap suatu tindakan invasif medis. Melaksanakan
tahapan proses keperawatan secara sistimatis, dengan senantiasa memantau
perkembangan kondisi pasien dan senantiasa mengecek tanda–tanda vital pasien,
seperti: tekanan darah, denyut nadi, temperatur tubuh pasien, dan pernafasan. Hal
ini penting agar dapat diketahui sedini mungkin apabila ada hal–hal yang sudah
menyimpang dari keadaan pasien.
4) Tenaga keperawatan harus melakukan dokumentasi keperawatan tentang segala
tindakan yang telah dilakukan pada pasien dalam lembar pencatatan perkembangan
penyakit pasien. Hal ini sebagai bukti bahwa tenaga keperawatan sudah mengerjakan
segala tindakan yang seharusnya dilakukan, agar dapat sebagai bukti legal dan
akuntabilitas keperawatan apabila ada tuntutan hukum.
5) Tenaga keperawatan berkewajiban memberikan informasi kepada dokter yang
menangani pasien yang bersangkutan apabila ada kejanggalan pada tanda–tanda
vital pasien. Sebagai tim kesehatan yang senantiasa peduli terhadap perkembangan
status kesehatan pasien, menjadi sangat penting untuk selalu melakukan komunikasi
keadaan pasien, agar dapat segera dilakukan tindakan.
6) Tenaga keperawatan hendaknya melibatkan anggota keluarga sebagai pembuat
keputusan berhubungan dengan ketidakmampuan pasien memberikan keputusan
perawatan. Partisipasi keluarga dalam perawatan pasien dapat menumbuhkan sikap
kooperatif, kepedulian, terlebih lagi rasa kasih sayang.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
8
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegitan Belajar-1 dari Modul 1 tentang Etik dan
Legal Praktik Keperawatan Pasien dengan Prosedur Studi Diagnostik. Dengan demikian,
Anda telah menguasai kompetensi menerapkan prinsip etik dan legal praktik asuhan
keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik. Hal-hal penting yang
telah Anda pelajari dalam kegiatan belajar-1 dari modul-1 mata kuliah studi diagnostik
dalam praktik keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Regulasi perundangan yang mendasari praktik keperawatan pasien yang dilakukan
prosedur studi diagnostik adalah:
(1) Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, implikasi pada tenaga keperawatan
sebagai tenaga profesional.
(2) Undang-undang No. 8 tahun 1999, implikasi pada pelayanan keperawatan yang
semakin berkualitas.
(3) Keputusan MUNAS VI PPNI No. 09/MUNAS-VI/PPNI/2000, implikasi pada konsep
etik profesi terkait erat dengan 3 nilai sosial yaitu: pengetahuan, ketrampilan,
etika, dan legal praktik profesi.
(4) Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009, implikasi pada prinsip legal praktik:
kompetensi, kewenangan, dan kepuasan konsumen.
(5) Kepmenkes No. 1239 tahun 2001, implikasi pada kewenangan melaksanakan
praktik keperawatan biasa dan keadaan darurat.
(6) Permenkes No.HK.02.02/Menkes/148/I/2010, implikasi pada legalisasi kegiatan
keperawatan meliputi: proses keperawatan, tindakan atau prosedur keperawatan
mandiri atau kolaborasi, Informed Consent.
b. Praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik pada
dasarnya berupa asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan yang
berdasarkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan teknis, dengan berpedoman pada
filsafat moral yang diyakini, yaitu etika dan legal praktik keperawatan.
c. Prinsip etik keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik pada
dasarnya ada 2 pendekatan, yaitu: (1) pendekatan perawat dan pasien, (2) pendekatan
perawat dan praktik.
d. Prinsip legal praktik keperawatan pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik
adalah: kompetensi, kewenangan, dan kepuasan konsumen.
e. Penerapan etik dan legal praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur
studi diagnostik adalah: informed consent, Standar Operasional Prosedur, proses
keperawatan, dokumentasi keperawatan, komunikasi, partisipasi atau peran aktif
keluarga.
Selanjutnya Anda diharapkan dapat menerapkan prinsip etik dan legal praktik
keperawatan pada setiap Anda melakukan asuhan keperawatan pasien yang dilakukan
prosedur studi diagnostik di tatanan nyata pelayanan kesehatan.
Rangkuman
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
9
Evaluasi
Formatif
Petunjuk:
Tipe 1: Pilihlah satu jawaban yang paling
benar.
1. Praktik keperawatan merupakan
kegiatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh tenaga keperawatan
yang kompeten sesuai kewenangannya.
Perundangan apa yang mengimplikasi
pernyataan di atas adalah …..
A. Undang-undang Kesehatan No.36
Tahun 2009 Pasal 63 ayat (4)
B. Undang-undang Kesehatan No.23
tahun 1992 pasal 63 ayat (4)
C. Undang-undang No. 8 tahun 1999
D. Kepmenkes 1239 tahun 2001
2. Saat jaga malam Anda mendapatkan
pasien sesak nafas dan dokter memberi
advis cito prosedur studi diagnostik
Analisa Gas Darah.
Perundangan yang mendasari Anda
melakukan tugas limpah tersebut
adalah?
A. Kepmenkes 1239/2001 pasal 20
B. Kepmenkes 1239/2001 pasal 15
C. Keputusan MUNAS VI PPNI No. 09/
MUNAS-VI/PPNI/2000.
D. Permenkes No. HK.02.02/Menkes/
148/ I/2010.
3. Menurut laboran spesimen darah arteri
memenuhi standart pemeriksaan
analisa gas darah, dokter yang
bertanggungjawab menyatakan hasil
pemeriksaan akurat untuk terapi
medis, pasien merasa puas atas
pekerjaan tenaga keperawatan dalam
pemeriksaan analisa gas darah. Prinsip
apakah yang telah diterapkan oleh
tenaga keperawatan tersebut adalah …
A. Prinsip etik
B. Prinsip kode etik
C. Prinsip legal praktik
D. Prinsip tenaga profesional
Tipe 2 : Pilihan ganda
A. Bila pernyataan 1,2,3 benar
B. Bila pernyataan 1,3 benar
C. Bila pernyataan 2.4 benar
D. Bila pernyataan 4 saja benar
E. Bila semua pernyataan benar/salah
4. Dalam mukadimah Kode Etik
Keperawatan Indonesia dicantumkan
bahwa keperawatan sebagai profesi
yang turut serta mengusahakan
tercapainyakesejahteraanfisik,material
dan mental spiritual, penuh tanggung
jawab, berpedoman dan berdasar pada
pendekatan prinsip perawat dan klien.
Manakah perilaku tenaga keperawatan
yang sesuai dengan prinsip perawat
dan klien adalah:
1. Saat akan melakukan prosedur
studi diagnostik mempersilahkan
klien menanyakan komplikasi
prosedur brokoscopi.
2. Memasang sketsel/penyekat saat
melakukan pengambilan sampel
urine.
3. Menyarankan klien untuk berdoa
sebelum dilakukan kolonoscopi
4. Membuatkan dokumen inform
consent pada klien yang akan
dilakukan CT-Scan.
Apakah Anda ingin mengukur penguasaan pengetahuan dan pemahaman Anda
tentang etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur studi diagnostik?
Silahkan Anda jawab pertanyaan-pertanyaan dalam test formatif berikut:
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
10
Tugas
Mandiri
Selanjutnya apakah Anda ingin menjadi pengelola ruang rawat yang handal berwawasan ilmiah?
Silahkan Anda menuangkan ide dan pola pikir ilmiah untuk menyelesaikan tugas mandiri
berikut! Kemudian tuliskan jawaban Anda pada secarik kertas kemudian lekatkan pada modul
ini, sebagai karya pikir ilmiah Anda mahasiswa PPJJ Kesehatan.
Situasi
Seorang pasien laki-laki umur 45 tahun dengan diagnosa medis suspect tumor hepar
mengalami shock setelah 2 jam pasca prosedur studi diagnostik biopsi jaringan. Diduga
akibat kelalaian tenaga keperawatan dalam pengawasan perdarahan internal. Dalam
pembuktian didapatkan bahwa tidak ada catatan mengenai pengawasan tersebut pada
lembar pencatatan perawat yang sudah disediakan di ruang rawat.
Coba Anda lakukan analisa pemecahan masalah dengan pendekatan penerapan etik dan
legal praktik keperawatan pada pasien yang dilakukan prosedur studi diagnostik!
5. Dalam mukadimah Kode Etik
Keperawatan Indonesia dicantumkan
bahwa keperawatan sebagai profesi
yang turut serta mengusahakan
tercapainya kesejahteraan fisik,
material dan mental spiritual, penuh
tanggung jawab, berpedoman dan
berdasar pada pendekatan prinsip
perawat dan praktik.
Manakah perilaku tenaga keperawatan
yang sesuai dengan prinsip Perawat-
Praktik adalah:
1. Membuat rasional terhadap prosedur
studi diagnostik HIV rapid test.
2. Tugas yang didelegasikan memiliki hasil
yang dapat diprediksi sesuai indikator.
3. Menjelaskan prosedur pengambilan
sampel urine tengah melalui kateter.
4. Melakukan biopsi cairan getah bening.
11. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015