SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan
Paripurna
Oleh:
Saleh Abdullah
www.pindai.org | t: @pindaimedia | f: facebook.com/pindai.org | e: redaksi@pindai.org
PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016
	
H a l a m a n 	2	|	6	
	
Poncke Princen, pembela Kemanusiaan Paripurna
oleh Saleh Abdullah
“Mustahil menghilangkan ketidakadilan di dunia, tapi kita bisa menguranginya.”
24 JANUARI 1947, hujan turun lebat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapal M.S.
Sloterdijk dari Belanda merapat di dermaga pelabuhan. Seorang pemuda 21 tahun menuruni
tangga kapal dengan menyandang ransel dan senjata. Di pos wajib lapor, saat ditanya surat
pengantar yang seharusnya dia bawa, sambil mengusap air hujan di mukanya, dia menjawab
surat itu mestinya jadi tanggung jawab perwira administrasi dalam rombongan prajurit.
Sebenarnya serdadu muda itu tahu persis bahwa si perwira telah membuang surat itu ke laut,
sebagai ungkapan protes terhadap pengiriman kembali tentara Belanda untuk merebut kembali
Indonesia.
H.J.C. “Poncke” Princen, serdadu muda itu, sudah tahu dan mengikuti pro-kontra pengiriman
kembali tentara Belanda ke Indonesia, lewat koran dan radio. Menurut undang-undang
Belanda, tentara Belanda tidak diperbolehkan dikirim berperang ke luar negeri. Jika terpaksa,
harus minta izin parlemen dulu. Saat itu persetujuan parlemen belum diperoleh, tapi tentara
sudah dikirim. Publik Belanda gempar.
Sejak sebelum dikirim ke Indonesia, pada dasarnya Poncke sudah mempunyai sikap untuk
melawan penjajahan atas kehendak manusia merdeka. Secara militer, Poncke Princen memang
desertir. Tapi, pembelotan itu tidak semata karena kepentingan pribadi yang sempit. Ketika dia
ditugaskan dalam barisan kesehatan garnisun Ede di Belanda, dia mendapatkan informasi dari
atasannya bahwa dia akan dikirim ke Indonesia.
Hati nuraninya tidak bisa membenarkan tindakan memerangi bangsa yang sudah merdeka. Dia
memutuskan lari ke Prancis. Di sana dia bekerja sebagai buruh pemetik anggur, sambil sesekali
menjadi pengamen di sebuah restoran kecil di Nice. Ia kemudian bertemu dengan seorang
fotografer Yahudi eks-buronan Nazi. Bisa jadi, pertanyaan-pertanyaan dari si fotograferlah yang
membuat Poncke membalikkan biduk kehidupannya.
“Mengapa engkau lari? Apa yang kau peroleh dari melarikan diri? Jika kau tidak setuju
terhadap sesuatu, katakanlah! Misalnya, ihwal pengiriman kembali tentara Belanda ke
Indonesia, kau harus melakukan sesuatu. Mengapa kau tidak melakukan sesuatu dan malah
lari-lari?”
Ketika perwira administrasi membuang surat pengantar ke laut dalam perjalanan M.S.
Sloterdijk ke Tanjung Priok, takdir mungkin sedang mengarahkan Poncke untuk membelot dan
melawan balik negara asalnya.
Setelah mendapat hukuman dari para petinggi KNIL (tentara Kerajaan Hindia Belanda) di
beberapa penjara di Jawa Barat, rute hidup Poncke kemudian membawanya ke Demak, Kudus,
dan Pati, wilayah utara pantai Jawa. Tujuannya satu: membelot dan bergabung dengan tentara
Indonesia. Berbekal uang 25 gulden dari Sri Murtosiah Tasan, seorang mantan sekretaris
Perdana Menteri Sjahrir, Poncke berangkat ke Semarang.
PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016
	
H a l a m a n 	3	|	6	
	
Turun dari pantai utara Jawa Tengah, ketika kemudian Poncke berada di Yogyakarta, Mayor
Kemal Idris, komandan Batalyon Kala Hitam dari Divisi Siliwangi, memberi pilihan kepada
Poncke: “Tentaramu sudah sampai di Malioboro. Kalau kau mau kembali, silahkan.”
Poncke menjawab, “Saya sudah berkata A. Apa saya mesti sebut juga B atau sekalian semua
aksara?”
Pasukan Kemal saat itu tiba ke Yogya setelah membebaskan Pati. Poncke tanpa berpikir panjang
bergabung dengan Batalyon Kala Hitam. Pasukan ini dikenal melakukan pawai legendaris
dengan berjalan kaki 900 kilometer dari wilayah selatan Candi Borobudur menuju Jawa Barat.
(Kemal Idris kelak menjadi Panglima Kostrad pada 1967 dan pensiun sebagai letnan jenderal.
Dia dikucilkan Soeharto karena aktif di kelompok Petisi 50 dan dijuluki sebagai “jenderal
sampah”).
Batalyon Kala Hitam diminta kembali ke Jawa Barat untuk bertugas sepanjang Cianjur–
Sukabumi. Di wilayah inilah Poncke menggoreskan reputasi tempurnya. Dia dipercaya untuk
memimpin sebuah pasukan khusus Siliwangi, dengan tugas khusus merampok senjata pasukan
Belanda.
Menurut catatan Y.B. Mangunwijaya, sejumlah aksi penyerbuan dan perampokan senjata yang
dipimpin Poncke: serangan pada 28 Maret 1948 di Pada Asih tempat Poncke dan pasukannya
berhasil merebut 17 senapan Mauser super baru; lalu menyusul serangan dan perampokan
senjata lainnya di Baros, Harjasari, stasiun kereta api Gandasoli, dan di Takokak. Biasanya,
untuk penyerbuan-penyerbuan itu, Poncke hanya membawa sekitar 7 sampai 10 gerilyawan
pilihan. Karena prestasi mengagumkan itu, Poncke menjadi buah bibir masyarakat kawasan
Sukabumi dan Cianjur dan mendapat julukan “Pak Persen, maung (harimau) Sukabumi”.
Atas jasa-jasanya itu, menurut catatan Kemal Idris, Poncke yang mempunyai nomor pokok
keanggotaan sebagai prajurit TNI 251121085 merupakan satu dari tujuh prajurit pertama
Siliwangi yang memperoleh Bintang Gerilya dari Presiden Sukarno tahun 1949.
Bintang Gerilya itulah yang kemudian, pada era Orde Baru, selalu dia pajang di tembok ruang
kantor Lembaga Pembela Hak Azasi Manusia.
“Karena saya aktif membela aktivis-aktivis dan memprotes pelanggaran HAM, kantor ini selalu
didatangi intel tentara. Mereka selalu tanya macam-macam. Saya pikir mereka bisa melihat
Bintang Gerilya yang saya pajang itu, dan saya harap mereka bisa berpikir,” ujarnya satu kali.
Menurut Mangunwijaya, “perang gerilya adalah perang gerilya”, yang tidak melulu berkisah
penyerangan dan pembunuhan. Ia juga memuat kisah penculikan dan pengkhianatan.
Belanda yang geram dan dendam atas pengkhianatan Poncke, berdasarkan informasi yang
diperoleh dari asisten wedana (orang Indonesia), memerintahkan kepada Mayor Jenderal E.
Engles, komandan KNIL Teritorium Jawa Barat, untuk membentuk sebuah kompi pembunuh
yang dikomandani Letnan Henk Ulrici (Eric). Tugas khususnya adalah menangkap Poncke,
hidup atau mati.
Eric dan pasukan hanya punya waktu empat hari sebelum gencatan senjata, 10 Agustus 1949,
yang akan berujung pada Konferensi Meja Bundar. Eric dan kompi pembunuhnya bergerak
cepat, dibimbing kicauan sang asisten wedana, menuju hutan rimba Clutung Gerang di daerah
PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016
	
H a l a m a n 	4	|	6	
	
Sukabumi. Di tempat itulah Poncke, istrinya Odah yang sedang mengandung anak, dan
pasukannya bersembunyi.
Pagi dini hari, 9 Agustus 1949, dari jarak hanya 40 meter, pasukan pembunuh Eric melempar
granat dan memberondong gubuk peristirahatan Poncke dan pasukannya. Poncke berhasil
selamat. Tapi, Odah dan anak dalam kandungan serta beberapa anak buah terbaiknya, tewas
mengenaskan.
“Tiga hari aku menangis. Bintang gerilya dari Presiden Sukarno tidak dapat mengobati luka-
lukaku kehilangan Odah,” cerita Poncke.
SEJARAH resmi, bila pun ada, hanya mencatat samar-samar semua pengorbanan dan bintang
jasa yang diperoleh Poncke. Panggung sejarah selalu ditentukan dan diurus oleh mereka yang
berkuasa.
Poncke pernah mewakili Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia di mana dia duduk sebagai
anggota Konstituante tahun 1956. Penghargaan kedua dia peroleh pada 1992 lewat Yap Thiam
Hien Award sebagai pembela hak asasi manusia.
Poncke mungkin pemula, atau setidaknya generasi awal, yang bersama Yap Thiam Hien, Aisyah
Amini, Dr. Halim, Wiratmo Sukito, dan Dr. Tambunan, membentuk lembaga pembela hak asasi
manusia di Indonesia tahun 1966 bernama Lembaga Pembela Hak Azasi Manusia. Bersama
mendiang Yap Thiam Hien pula, di samping para pendiri lain, Poncke membidani lahirnya
Lembaga Bantuan Hukum tahun 1970, yang nantinya menjadi Yayasan LBH Indonesia.
Poncke pernah mengegerkan Indonesia dan dunia internasional ketika Orde Baru masih balita.
Tahun 1969 dia membongkar kasus pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI di
Purwodadi, Jawa Tengah. Rezim militer Soeharto yang mendapat dukungan blok Barat setelah
menjatuhkan Sukarno, betul-betul ditempeleng oleh laporan Poncke. Laporan itu kemudian
ramai lewat pemberitaan sejumlah media nasional seperti, di antaranya, Harian Kami dan
Sinar Harapan. Media-media luar terutama di Belanda getol menyuarakan laporan Poncke.
Mereka menjadi ganjalan Orde Baru dalam upaya diplomasi internasional untuk memperoleh
dukungan lewat kerja sama pembangunan.
Sepak terjang Poncke sebagai aktivis HAM terus berlanjut dalam pembelaan dingin dan
konsistennya pada kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, termasuk
pembantaian 1965-1966 dan dampak lanjutannya, serta pelanggaran-pelanggaran HAM di
Aceh, Papua, dan Timor Timur.
Sungguh menarik melihat transformasi eksistensial Poncke: dari tentara prajurit tempur
menjadi aktivis HAM. Satu pilihan yang pernah dia tulis ke papa dan mamanya di Belanda
sebagai het moeten kiezen (keharusan memilih): “Jan Poncke harus memilih, antara suatu
hidup yang pada dasarnya tidak mungkin menjadi hidup karena tidak memiliki suatu dasar apa
pun, dan suatu perburuan terus-menerus ke arah jauh yang belum kukenal....”
Pembelotan Poncke dari tentara KNIL menjadi gerilyawan yang menyerang balik tentara-
tentara asalnya, didasari oleh alasan kemanusiaan yang sulit disanggah: menolak penjajahan,
penistaan manusia atas manusia merdeka. Diperlukan hati nurani yang luar biasa jernih dan
PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016
	
H a l a m a n 	5	|	6	
	
kuat serta keberanian luar biasa bagi seorang prajurit untuk melakukan pembelotan dengan
membela negara jajahan melawan negaranya sendiri yang menjadi penjajah. Itulah yang
dilakukan Poncke menurut sahabatnya, mendiang Y.B. Mangunwijaya.
Lahir di atas toko cerutu di sudut Jalan Van Dijk dan Jalan Hobbema, Den Haag, pada 21
November 1925, Poncke yang awalnya berwarga negara Belanda pindah warga negara Indonesia
karena aksi pembelotannya. Para penguasa tiga negara—Jerman (saat pendudukan Nazi),
Belanda, dan Indonesia—pernah menjebloskannya dari penjara ke penjara, yang bila ditotal
sudah belasan kali. Dua penguasa awal Indonesia, Sukarno dan Soeharto, sudah pernah
memenjarakan Poncke karena sikap kritis dan pembelaannya terhadap hak asasi manusia dan
demokrasi. Terakhir dipenjara pada masa Orde Baru karena dianggap terlibat dalam gerakan
Malari 1974. Di negara asalnya sendiri, Poncke mendapat ancaman pembunuhan dari beberapa
mantan serdadu KNIL.
Karena suara-suara kritisnya dalam penegakan demokrasi dan HAM, baik di dalam maupun di
luar negeri, oleh beberapa penguasa Orde Baru, Poncke dianggap pengkhianat. Seorang bekas
Ketua Komnas HAM pada masa Orde Baru malah berkata: “Sekali pengkhianat tetap
pengkhianat.” Pejabat dari sebuah negara, yang oleh “pengkhianatan” Poncke, dia bela dengan
segala pengorbanan, meminjam wacana penjajah Belanda dan menuding Poncke sebagai
pengkhianat.
Dalam tulisan kado ulang tahun Poncke ke-70 tahun 1995 silam, mendiang Mangunwijaya
menulis: “Oleh kalangan-kalangan mantan militer tentara kolonial Belanda, ia dimaki-maki
sebagai desertir yang harus ditembak mati. Oleh kalangan-kalangan tertentu di Indonesia
sekarang pun, ia dimaki-maki sebagai desertir yang sekali berkhianat tetap berkhianat. Sangat
menarik sebenarnya sikap pararel ini.”
Poncke Princen yang eks-pelajar seminari di Weet, Belanda, adalah penyuka filsafat dan puisi.
Dia bergaul akrab dan banyak berdiskusi dengan seniman-seniman Senen dan sastrawan lain,
seperti Aoh Kartahadimadja, Mohammad Balfas, Chairil Anwar, Slauerhof, Du Perron dan lain-
lain. Dia adalah seorang yang perasa dan mudah jatuh cinta.
Setelah diserang stroke 7 kali, akhirnya pada 22 Februari 2002, 14 tahun lalu, Haji Johannes
Cornelis Princen wafat. Dia meninggal di Jakarta dalam kesederhanaan: meninggalkan sebuah
rumah kontrakan, sebuah mobil Suzuki Cary, seorang istri, dan seorang anak.
Dalam satu perjalanan, Poncke pernah berkata, “Jongen (anak muda), akan sangat sulit, bahkan
mungkin mustahil, kita bisa menghilangkan ketidakadilan di dunia ini. Yang bisa kita lakukan
hanya menguranginya.”*
Catatan:
Sebagian bahan untuk tulisan ini berdasarkan catatan diskusi dan obrolan serta pergaulan
dengan Almarhum. Kutipan diambil dari buku kecil H.J.C. Princen 70 Tahun: Gerilya yang
Tak Pernah Selesai (1995), kumpulan tulisan dari para sahabat Poncke, yang disunting oleh
Saleh Abdullah.
PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016
	
H a l a m a n 	6	|	6	
	
____
Saleh Abdullah
Anggota Dewan Redaksi Jurnal Wacana Insist Press. Surel: saleh@insist.or.id

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rmsAncaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rmsGungun Misbah Gunawan
 
Tokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayan
Tokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayanTokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayan
Tokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayantaufikdanyogi
 
Apra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab Pasuruan
Apra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab PasuruanApra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab Pasuruan
Apra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab PasuruanNanangBagusSantoso
 
Tugas Sejarah
Tugas SejarahTugas Sejarah
Tugas Sejarahmutisav
 
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)ARISKA COMPNET
 
Angkatan Perang Ratu Adil
Angkatan Perang Ratu AdilAngkatan Perang Ratu Adil
Angkatan Perang Ratu AdilDewi Ghaliza
 
Tujuh pahlawan revolusi indonesia
Tujuh pahlawan revolusi indonesiaTujuh pahlawan revolusi indonesia
Tujuh pahlawan revolusi indonesiaMaryana gandok
 
pemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prri
pemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prripemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prri
pemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prrihusenabdurrahman
 
Pemberontakan di berbagai daerah
Pemberontakan di berbagai daerahPemberontakan di berbagai daerah
Pemberontakan di berbagai daerahSuci Ramdani
 
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerahPost twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerahabdul446077
 
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeriPerjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeriDewi Setiyani Putri
 
#P1s(kelompok6) xii mia 3
#P1s(kelompok6) xii mia 3#P1s(kelompok6) xii mia 3
#P1s(kelompok6) xii mia 3Beast12A3
 
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permestaMateri lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permestaSMAN 1 KEJAYAN
 
Foto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografiFoto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografiKatarina Yuliana
 
jasmerah agustus september edisi kedua
jasmerah agustus september edisi keduajasmerah agustus september edisi kedua
jasmerah agustus september edisi keduamakio01
 

Mais procurados (20)

Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rmsAncaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rms
 
Tokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayan
Tokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayanTokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayan
Tokoh tokoh yang menyelesaikan disentegrasi di indonesia_sman 1 kejayan
 
Apra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab Pasuruan
Apra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab PasuruanApra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab Pasuruan
Apra ( angkatan perang ratu adil )_sman 1 kejayan kab Pasuruan
 
Tugas Sejarah
Tugas SejarahTugas Sejarah
Tugas Sejarah
 
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
PAHLAWAN INDONESIA (ARISKA COMPNET)
 
Angkatan Perang Ratu Adil
Angkatan Perang Ratu AdilAngkatan Perang Ratu Adil
Angkatan Perang Ratu Adil
 
Makalah jepang
Makalah jepangMakalah jepang
Makalah jepang
 
Andi aziz & rms
Andi aziz & rmsAndi aziz & rms
Andi aziz & rms
 
Tujuh pahlawan revolusi indonesia
Tujuh pahlawan revolusi indonesiaTujuh pahlawan revolusi indonesia
Tujuh pahlawan revolusi indonesia
 
pemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prri
pemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prripemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prri
pemberontakan apra,andi aziz,rms,dan prri
 
Pemberontakan di berbagai daerah
Pemberontakan di berbagai daerahPemberontakan di berbagai daerah
Pemberontakan di berbagai daerah
 
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerahPost twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
Post twk pemberontakan-pemberontakan-di-daerah
 
Pemberontakan APRA
Pemberontakan APRAPemberontakan APRA
Pemberontakan APRA
 
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeriPerjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
Perjuangan menghadapi pergolakan dalam negeri
 
#P1s(kelompok6) xii mia 3
#P1s(kelompok6) xii mia 3#P1s(kelompok6) xii mia 3
#P1s(kelompok6) xii mia 3
 
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permestaMateri lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
Materi lengkap gerakan sparatisme prri dan permesta
 
Foto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografiFoto pahlawan revolusi + biografi
Foto pahlawan revolusi + biografi
 
jasmerah agustus september edisi kedua
jasmerah agustus september edisi keduajasmerah agustus september edisi kedua
jasmerah agustus september edisi kedua
 
Indri
Indri Indri
Indri
 
Pemberontakan RMS
Pemberontakan RMSPemberontakan RMS
Pemberontakan RMS
 

Destaque

2017IBMWinterTrainingCatalogue
2017IBMWinterTrainingCatalogue2017IBMWinterTrainingCatalogue
2017IBMWinterTrainingCatalogueJeremy Yeung
 
Open day orientamento 2015 mantova
Open day orientamento 2015 mantovaOpen day orientamento 2015 mantova
Open day orientamento 2015 mantovaProvincia di Mantova
 
Accident prevention and risk management
Accident prevention and risk managementAccident prevention and risk management
Accident prevention and risk managementfiretraining
 
Actvidades de word 1er año 60 a 62
Actvidades de word 1er año 60 a 62Actvidades de word 1er año 60 a 62
Actvidades de word 1er año 60 a 62rei morales
 
Potions – year 1 hogwarts is here 1
Potions – year 1 hogwarts is here 1Potions – year 1 hogwarts is here 1
Potions – year 1 hogwarts is here 1Maryleigh Wear
 
challotte's 12 story tree howse
challotte's 12 story tree howsechallotte's 12 story tree howse
challotte's 12 story tree howsedai0001
 
Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...
Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...
Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...Sarahí Rivera
 
информатика
информатикаинформатика
информатикаIrina Soroka
 
COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO
COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO
COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO Genesis Paccha
 

Destaque (14)

2017IBMWinterTrainingCatalogue
2017IBMWinterTrainingCatalogue2017IBMWinterTrainingCatalogue
2017IBMWinterTrainingCatalogue
 
Wiki
WikiWiki
Wiki
 
Open day orientamento 2015 mantova
Open day orientamento 2015 mantovaOpen day orientamento 2015 mantova
Open day orientamento 2015 mantova
 
Titanium
TitaniumTitanium
Titanium
 
Accident prevention and risk management
Accident prevention and risk managementAccident prevention and risk management
Accident prevention and risk management
 
CyberBee
CyberBeeCyberBee
CyberBee
 
Actvidades de word 1er año 60 a 62
Actvidades de word 1er año 60 a 62Actvidades de word 1er año 60 a 62
Actvidades de word 1er año 60 a 62
 
Potions – year 1 hogwarts is here 1
Potions – year 1 hogwarts is here 1Potions – year 1 hogwarts is here 1
Potions – year 1 hogwarts is here 1
 
Stowarzyszenie polakow w mikolajowie
Stowarzyszenie polakow w mikolajowieStowarzyszenie polakow w mikolajowie
Stowarzyszenie polakow w mikolajowie
 
challotte's 12 story tree howse
challotte's 12 story tree howsechallotte's 12 story tree howse
challotte's 12 story tree howse
 
Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...
Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...
Semana 2 herramientas para crear páginas web y blogs para captar nombres de p...
 
Flood 2011 part 1
Flood 2011 part 1Flood 2011 part 1
Flood 2011 part 1
 
информатика
информатикаинформатика
информатика
 
COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO
COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO
COLISEO DE ROMA - SIETE MARAVILLAS DEL MUNDO
 

Semelhante a Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna

Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222
Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222
Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222Budi Budiman
 
Senopati edisi 02 april 2019
Senopati edisi 02  april 2019Senopati edisi 02  april 2019
Senopati edisi 02 april 2019Senopati
 
BAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptx
BAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptxBAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptx
BAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptxudin100
 
Peretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptxPeretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptxudin100
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8FXC 41
 
Peristiwa sekitar proklamasi
Peristiwa sekitar proklamasiPeristiwa sekitar proklamasi
Peristiwa sekitar proklamasiaswansetiawan
 
Peretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptxPeretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptxUdinWahyudin8
 
Sejarah sayutimelik-fransalexmendur
Sejarah sayutimelik-fransalexmendurSejarah sayutimelik-fransalexmendur
Sejarah sayutimelik-fransalexmendurnurainiai
 
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTMATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTVinkaAngelica81
 
Usaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan Indonesia
Usaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan IndonesiaUsaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan Indonesia
Usaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan IndonesiaNiken Halimy
 
Koleksi museum perumusan naskah proklamasi
Koleksi museum perumusan naskah proklamasiKoleksi museum perumusan naskah proklamasi
Koleksi museum perumusan naskah proklamasiRifai Ahmad
 
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptxBAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptxisembel
 
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan IndonesiaPerjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan IndonesiaAnnisa Monitha
 
PPT SJRH INDO KLP 5.pptx
PPT SJRH INDO KLP 5.pptxPPT SJRH INDO KLP 5.pptx
PPT SJRH INDO KLP 5.pptxMHazrilZulmi
 

Semelhante a Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna (20)

Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222
Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222
Lomba cerita kepahlawanan jendral ahmad yani 12222
 
Peristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklokPeristiwa rengasdengklok
Peristiwa rengasdengklok
 
Indonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukum
Indonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukumIndonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukum
Indonesia menggugat-pandangan-soekarno-thd-hukum
 
INDONESIA MERDEKA SMA KELAS 2
INDONESIA MERDEKA SMA KELAS 2INDONESIA MERDEKA SMA KELAS 2
INDONESIA MERDEKA SMA KELAS 2
 
Senopati edisi 02 april 2019
Senopati edisi 02  april 2019Senopati edisi 02  april 2019
Senopati edisi 02 april 2019
 
BAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptx
BAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptxBAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptx
BAB 5 AIndonesia Merdeka persentase.pptx
 
Peretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptxPeretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5erdeka persentase.pptx
 
Kelompok 8
Kelompok 8Kelompok 8
Kelompok 8
 
Peristiwa sekitar proklamasi
Peristiwa sekitar proklamasiPeristiwa sekitar proklamasi
Peristiwa sekitar proklamasi
 
PK Ojong
PK OjongPK Ojong
PK Ojong
 
Peretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptxPeretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptx
Peretemuan 6 BAB 5 A Indonesia Merdeka persentase.pptx
 
Sejarah sayutimelik-fransalexmendur
Sejarah sayutimelik-fransalexmendurSejarah sayutimelik-fransalexmendur
Sejarah sayutimelik-fransalexmendur
 
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINTMATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
MATERI SEJARAH PROKLAMASI POWER POINT
 
Usaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan Indonesia
Usaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan IndonesiaUsaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan Indonesia
Usaha Bangsa Indonesia Untuk Merebut dan Mempertahankan Indonesia
 
kelompok 3.pptx
kelompok 3.pptxkelompok 3.pptx
kelompok 3.pptx
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Koleksi museum perumusan naskah proklamasi
Koleksi museum perumusan naskah proklamasiKoleksi museum perumusan naskah proklamasi
Koleksi museum perumusan naskah proklamasi
 
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptxBAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
BAB_5_B_Indonesia_Merdeka.pptx
 
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan IndonesiaPerjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
 
PPT SJRH INDO KLP 5.pptx
PPT SJRH INDO KLP 5.pptxPPT SJRH INDO KLP 5.pptx
PPT SJRH INDO KLP 5.pptx
 

Mais de Pindai Media

Ditimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang HajiDitimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang HajiPindai Media
 
Aroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki MenorehAroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki MenorehPindai Media
 
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang DilenyapkanUgur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang DilenyapkanPindai Media
 
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua   phelim kineParanoid indonesia, nestapa papua   phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kinePindai Media
 
Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam TerorismePindai Media
 
Orang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang TegaldowoOrang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang TegaldowoPindai Media
 
Menari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang RiuhMenari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang RiuhPindai Media
 
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram   anang zakariaSengketa tanah di bumi mataram   anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakariaPindai Media
 
Pak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku DongengPak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku DongengPindai Media
 
Putu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di PlanetPutu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di PlanetPindai Media
 
Semangat Anti-Tank
Semangat Anti-TankSemangat Anti-Tank
Semangat Anti-TankPindai Media
 
Senjakala Media Cetak
Senjakala Media CetakSenjakala Media Cetak
Senjakala Media CetakPindai Media
 
Merumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang RimbaMerumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang RimbaPindai Media
 
Serikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media PropagandaSerikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media PropagandaPindai Media
 
Anomali Industri Buku
Anomali Industri BukuAnomali Industri Buku
Anomali Industri BukuPindai Media
 
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara BukuOrhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara BukuPindai Media
 

Mais de Pindai Media (20)

Ditimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang HajiDitimang Irama Bang Haji
Ditimang Irama Bang Haji
 
Aroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki MenorehAroma Cengkeh di Kaki Menoreh
Aroma Cengkeh di Kaki Menoreh
 
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang DilenyapkanUgur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
 
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua   phelim kineParanoid indonesia, nestapa papua   phelim kine
Paranoid indonesia, nestapa papua phelim kine
 
Media dalam Terorisme
Media dalam TerorismeMedia dalam Terorisme
Media dalam Terorisme
 
Orang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang TegaldowoOrang-Orang Tegaldowo
Orang-Orang Tegaldowo
 
Menari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang RiuhMenari di Medan yang Riuh
Menari di Medan yang Riuh
 
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram   anang zakariaSengketa tanah di bumi mataram   anang zakaria
Sengketa tanah di bumi mataram anang zakaria
 
Pak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku DongengPak Raden dan Buku Dongeng
Pak Raden dan Buku Dongeng
 
Putu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di PlanetPutu Wijaya Berputar di Planet
Putu Wijaya Berputar di Planet
 
Semangat Anti-Tank
Semangat Anti-TankSemangat Anti-Tank
Semangat Anti-Tank
 
Senjakala Media Cetak
Senjakala Media CetakSenjakala Media Cetak
Senjakala Media Cetak
 
Merumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang RimbaMerumahkan Orang Rimba
Merumahkan Orang Rimba
 
Serikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media PropagandaSerikat Buruh dan Media Propaganda
Serikat Buruh dan Media Propaganda
 
Anomali Industri Buku
Anomali Industri BukuAnomali Industri Buku
Anomali Industri Buku
 
Hikayat Virginia
Hikayat VirginiaHikayat Virginia
Hikayat Virginia
 
Perang Balon
Perang BalonPerang Balon
Perang Balon
 
Mario
MarioMario
Mario
 
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara BukuOrhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
Orhan Pamuk, 8 Tahun Dipenjara Buku
 
Efek Proust
Efek ProustEfek Proust
Efek Proust
 

Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna

  • 1. Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna Oleh: Saleh Abdullah www.pindai.org | t: @pindaimedia | f: facebook.com/pindai.org | e: redaksi@pindai.org
  • 2. PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016 H a l a m a n 2 | 6 Poncke Princen, pembela Kemanusiaan Paripurna oleh Saleh Abdullah “Mustahil menghilangkan ketidakadilan di dunia, tapi kita bisa menguranginya.” 24 JANUARI 1947, hujan turun lebat di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kapal M.S. Sloterdijk dari Belanda merapat di dermaga pelabuhan. Seorang pemuda 21 tahun menuruni tangga kapal dengan menyandang ransel dan senjata. Di pos wajib lapor, saat ditanya surat pengantar yang seharusnya dia bawa, sambil mengusap air hujan di mukanya, dia menjawab surat itu mestinya jadi tanggung jawab perwira administrasi dalam rombongan prajurit. Sebenarnya serdadu muda itu tahu persis bahwa si perwira telah membuang surat itu ke laut, sebagai ungkapan protes terhadap pengiriman kembali tentara Belanda untuk merebut kembali Indonesia. H.J.C. “Poncke” Princen, serdadu muda itu, sudah tahu dan mengikuti pro-kontra pengiriman kembali tentara Belanda ke Indonesia, lewat koran dan radio. Menurut undang-undang Belanda, tentara Belanda tidak diperbolehkan dikirim berperang ke luar negeri. Jika terpaksa, harus minta izin parlemen dulu. Saat itu persetujuan parlemen belum diperoleh, tapi tentara sudah dikirim. Publik Belanda gempar. Sejak sebelum dikirim ke Indonesia, pada dasarnya Poncke sudah mempunyai sikap untuk melawan penjajahan atas kehendak manusia merdeka. Secara militer, Poncke Princen memang desertir. Tapi, pembelotan itu tidak semata karena kepentingan pribadi yang sempit. Ketika dia ditugaskan dalam barisan kesehatan garnisun Ede di Belanda, dia mendapatkan informasi dari atasannya bahwa dia akan dikirim ke Indonesia. Hati nuraninya tidak bisa membenarkan tindakan memerangi bangsa yang sudah merdeka. Dia memutuskan lari ke Prancis. Di sana dia bekerja sebagai buruh pemetik anggur, sambil sesekali menjadi pengamen di sebuah restoran kecil di Nice. Ia kemudian bertemu dengan seorang fotografer Yahudi eks-buronan Nazi. Bisa jadi, pertanyaan-pertanyaan dari si fotograferlah yang membuat Poncke membalikkan biduk kehidupannya. “Mengapa engkau lari? Apa yang kau peroleh dari melarikan diri? Jika kau tidak setuju terhadap sesuatu, katakanlah! Misalnya, ihwal pengiriman kembali tentara Belanda ke Indonesia, kau harus melakukan sesuatu. Mengapa kau tidak melakukan sesuatu dan malah lari-lari?” Ketika perwira administrasi membuang surat pengantar ke laut dalam perjalanan M.S. Sloterdijk ke Tanjung Priok, takdir mungkin sedang mengarahkan Poncke untuk membelot dan melawan balik negara asalnya. Setelah mendapat hukuman dari para petinggi KNIL (tentara Kerajaan Hindia Belanda) di beberapa penjara di Jawa Barat, rute hidup Poncke kemudian membawanya ke Demak, Kudus, dan Pati, wilayah utara pantai Jawa. Tujuannya satu: membelot dan bergabung dengan tentara Indonesia. Berbekal uang 25 gulden dari Sri Murtosiah Tasan, seorang mantan sekretaris Perdana Menteri Sjahrir, Poncke berangkat ke Semarang.
  • 3. PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016 H a l a m a n 3 | 6 Turun dari pantai utara Jawa Tengah, ketika kemudian Poncke berada di Yogyakarta, Mayor Kemal Idris, komandan Batalyon Kala Hitam dari Divisi Siliwangi, memberi pilihan kepada Poncke: “Tentaramu sudah sampai di Malioboro. Kalau kau mau kembali, silahkan.” Poncke menjawab, “Saya sudah berkata A. Apa saya mesti sebut juga B atau sekalian semua aksara?” Pasukan Kemal saat itu tiba ke Yogya setelah membebaskan Pati. Poncke tanpa berpikir panjang bergabung dengan Batalyon Kala Hitam. Pasukan ini dikenal melakukan pawai legendaris dengan berjalan kaki 900 kilometer dari wilayah selatan Candi Borobudur menuju Jawa Barat. (Kemal Idris kelak menjadi Panglima Kostrad pada 1967 dan pensiun sebagai letnan jenderal. Dia dikucilkan Soeharto karena aktif di kelompok Petisi 50 dan dijuluki sebagai “jenderal sampah”). Batalyon Kala Hitam diminta kembali ke Jawa Barat untuk bertugas sepanjang Cianjur– Sukabumi. Di wilayah inilah Poncke menggoreskan reputasi tempurnya. Dia dipercaya untuk memimpin sebuah pasukan khusus Siliwangi, dengan tugas khusus merampok senjata pasukan Belanda. Menurut catatan Y.B. Mangunwijaya, sejumlah aksi penyerbuan dan perampokan senjata yang dipimpin Poncke: serangan pada 28 Maret 1948 di Pada Asih tempat Poncke dan pasukannya berhasil merebut 17 senapan Mauser super baru; lalu menyusul serangan dan perampokan senjata lainnya di Baros, Harjasari, stasiun kereta api Gandasoli, dan di Takokak. Biasanya, untuk penyerbuan-penyerbuan itu, Poncke hanya membawa sekitar 7 sampai 10 gerilyawan pilihan. Karena prestasi mengagumkan itu, Poncke menjadi buah bibir masyarakat kawasan Sukabumi dan Cianjur dan mendapat julukan “Pak Persen, maung (harimau) Sukabumi”. Atas jasa-jasanya itu, menurut catatan Kemal Idris, Poncke yang mempunyai nomor pokok keanggotaan sebagai prajurit TNI 251121085 merupakan satu dari tujuh prajurit pertama Siliwangi yang memperoleh Bintang Gerilya dari Presiden Sukarno tahun 1949. Bintang Gerilya itulah yang kemudian, pada era Orde Baru, selalu dia pajang di tembok ruang kantor Lembaga Pembela Hak Azasi Manusia. “Karena saya aktif membela aktivis-aktivis dan memprotes pelanggaran HAM, kantor ini selalu didatangi intel tentara. Mereka selalu tanya macam-macam. Saya pikir mereka bisa melihat Bintang Gerilya yang saya pajang itu, dan saya harap mereka bisa berpikir,” ujarnya satu kali. Menurut Mangunwijaya, “perang gerilya adalah perang gerilya”, yang tidak melulu berkisah penyerangan dan pembunuhan. Ia juga memuat kisah penculikan dan pengkhianatan. Belanda yang geram dan dendam atas pengkhianatan Poncke, berdasarkan informasi yang diperoleh dari asisten wedana (orang Indonesia), memerintahkan kepada Mayor Jenderal E. Engles, komandan KNIL Teritorium Jawa Barat, untuk membentuk sebuah kompi pembunuh yang dikomandani Letnan Henk Ulrici (Eric). Tugas khususnya adalah menangkap Poncke, hidup atau mati. Eric dan pasukan hanya punya waktu empat hari sebelum gencatan senjata, 10 Agustus 1949, yang akan berujung pada Konferensi Meja Bundar. Eric dan kompi pembunuhnya bergerak cepat, dibimbing kicauan sang asisten wedana, menuju hutan rimba Clutung Gerang di daerah
  • 4. PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016 H a l a m a n 4 | 6 Sukabumi. Di tempat itulah Poncke, istrinya Odah yang sedang mengandung anak, dan pasukannya bersembunyi. Pagi dini hari, 9 Agustus 1949, dari jarak hanya 40 meter, pasukan pembunuh Eric melempar granat dan memberondong gubuk peristirahatan Poncke dan pasukannya. Poncke berhasil selamat. Tapi, Odah dan anak dalam kandungan serta beberapa anak buah terbaiknya, tewas mengenaskan. “Tiga hari aku menangis. Bintang gerilya dari Presiden Sukarno tidak dapat mengobati luka- lukaku kehilangan Odah,” cerita Poncke. SEJARAH resmi, bila pun ada, hanya mencatat samar-samar semua pengorbanan dan bintang jasa yang diperoleh Poncke. Panggung sejarah selalu ditentukan dan diurus oleh mereka yang berkuasa. Poncke pernah mewakili Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia di mana dia duduk sebagai anggota Konstituante tahun 1956. Penghargaan kedua dia peroleh pada 1992 lewat Yap Thiam Hien Award sebagai pembela hak asasi manusia. Poncke mungkin pemula, atau setidaknya generasi awal, yang bersama Yap Thiam Hien, Aisyah Amini, Dr. Halim, Wiratmo Sukito, dan Dr. Tambunan, membentuk lembaga pembela hak asasi manusia di Indonesia tahun 1966 bernama Lembaga Pembela Hak Azasi Manusia. Bersama mendiang Yap Thiam Hien pula, di samping para pendiri lain, Poncke membidani lahirnya Lembaga Bantuan Hukum tahun 1970, yang nantinya menjadi Yayasan LBH Indonesia. Poncke pernah mengegerkan Indonesia dan dunia internasional ketika Orde Baru masih balita. Tahun 1969 dia membongkar kasus pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI di Purwodadi, Jawa Tengah. Rezim militer Soeharto yang mendapat dukungan blok Barat setelah menjatuhkan Sukarno, betul-betul ditempeleng oleh laporan Poncke. Laporan itu kemudian ramai lewat pemberitaan sejumlah media nasional seperti, di antaranya, Harian Kami dan Sinar Harapan. Media-media luar terutama di Belanda getol menyuarakan laporan Poncke. Mereka menjadi ganjalan Orde Baru dalam upaya diplomasi internasional untuk memperoleh dukungan lewat kerja sama pembangunan. Sepak terjang Poncke sebagai aktivis HAM terus berlanjut dalam pembelaan dingin dan konsistennya pada kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia, termasuk pembantaian 1965-1966 dan dampak lanjutannya, serta pelanggaran-pelanggaran HAM di Aceh, Papua, dan Timor Timur. Sungguh menarik melihat transformasi eksistensial Poncke: dari tentara prajurit tempur menjadi aktivis HAM. Satu pilihan yang pernah dia tulis ke papa dan mamanya di Belanda sebagai het moeten kiezen (keharusan memilih): “Jan Poncke harus memilih, antara suatu hidup yang pada dasarnya tidak mungkin menjadi hidup karena tidak memiliki suatu dasar apa pun, dan suatu perburuan terus-menerus ke arah jauh yang belum kukenal....” Pembelotan Poncke dari tentara KNIL menjadi gerilyawan yang menyerang balik tentara- tentara asalnya, didasari oleh alasan kemanusiaan yang sulit disanggah: menolak penjajahan, penistaan manusia atas manusia merdeka. Diperlukan hati nurani yang luar biasa jernih dan
  • 5. PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016 H a l a m a n 5 | 6 kuat serta keberanian luar biasa bagi seorang prajurit untuk melakukan pembelotan dengan membela negara jajahan melawan negaranya sendiri yang menjadi penjajah. Itulah yang dilakukan Poncke menurut sahabatnya, mendiang Y.B. Mangunwijaya. Lahir di atas toko cerutu di sudut Jalan Van Dijk dan Jalan Hobbema, Den Haag, pada 21 November 1925, Poncke yang awalnya berwarga negara Belanda pindah warga negara Indonesia karena aksi pembelotannya. Para penguasa tiga negara—Jerman (saat pendudukan Nazi), Belanda, dan Indonesia—pernah menjebloskannya dari penjara ke penjara, yang bila ditotal sudah belasan kali. Dua penguasa awal Indonesia, Sukarno dan Soeharto, sudah pernah memenjarakan Poncke karena sikap kritis dan pembelaannya terhadap hak asasi manusia dan demokrasi. Terakhir dipenjara pada masa Orde Baru karena dianggap terlibat dalam gerakan Malari 1974. Di negara asalnya sendiri, Poncke mendapat ancaman pembunuhan dari beberapa mantan serdadu KNIL. Karena suara-suara kritisnya dalam penegakan demokrasi dan HAM, baik di dalam maupun di luar negeri, oleh beberapa penguasa Orde Baru, Poncke dianggap pengkhianat. Seorang bekas Ketua Komnas HAM pada masa Orde Baru malah berkata: “Sekali pengkhianat tetap pengkhianat.” Pejabat dari sebuah negara, yang oleh “pengkhianatan” Poncke, dia bela dengan segala pengorbanan, meminjam wacana penjajah Belanda dan menuding Poncke sebagai pengkhianat. Dalam tulisan kado ulang tahun Poncke ke-70 tahun 1995 silam, mendiang Mangunwijaya menulis: “Oleh kalangan-kalangan mantan militer tentara kolonial Belanda, ia dimaki-maki sebagai desertir yang harus ditembak mati. Oleh kalangan-kalangan tertentu di Indonesia sekarang pun, ia dimaki-maki sebagai desertir yang sekali berkhianat tetap berkhianat. Sangat menarik sebenarnya sikap pararel ini.” Poncke Princen yang eks-pelajar seminari di Weet, Belanda, adalah penyuka filsafat dan puisi. Dia bergaul akrab dan banyak berdiskusi dengan seniman-seniman Senen dan sastrawan lain, seperti Aoh Kartahadimadja, Mohammad Balfas, Chairil Anwar, Slauerhof, Du Perron dan lain- lain. Dia adalah seorang yang perasa dan mudah jatuh cinta. Setelah diserang stroke 7 kali, akhirnya pada 22 Februari 2002, 14 tahun lalu, Haji Johannes Cornelis Princen wafat. Dia meninggal di Jakarta dalam kesederhanaan: meninggalkan sebuah rumah kontrakan, sebuah mobil Suzuki Cary, seorang istri, dan seorang anak. Dalam satu perjalanan, Poncke pernah berkata, “Jongen (anak muda), akan sangat sulit, bahkan mungkin mustahil, kita bisa menghilangkan ketidakadilan di dunia ini. Yang bisa kita lakukan hanya menguranginya.”* Catatan: Sebagian bahan untuk tulisan ini berdasarkan catatan diskusi dan obrolan serta pergaulan dengan Almarhum. Kutipan diambil dari buku kecil H.J.C. Princen 70 Tahun: Gerilya yang Tak Pernah Selesai (1995), kumpulan tulisan dari para sahabat Poncke, yang disunting oleh Saleh Abdullah.
  • 6. PINDAI.ORG – Poncke Princen, Pembela Kemanusiaan Paripurna / 29 Februari 2016 H a l a m a n 6 | 6 ____ Saleh Abdullah Anggota Dewan Redaksi Jurnal Wacana Insist Press. Surel: saleh@insist.or.id