6. Gurlz, jarang ya kita dengar pembicaraan yang rada dalam tentang kes-
ehatan reproduksi dan seksual pere muda kayak kita. Padahal penting
lho J. Karena dianggap tabu buat diomongin, baik di lingkungan kelu-
arga maupun masyarakat, jadinya pas kejadian kita suka kayak orang
bingung gitu. Ya kan (;p). Contohnya ada istilah “mbah brewok lagi
mimisan” alias sedang menstruasi. Coba deh tanya sama diri sendiri,
ada yang tahu nggak sih bagian-bagian vagina itu apa aja? Hehehe.
Pasti langsung garuk-garuk kepala, deh. Tubuh sendiri aja kita nggak
ngenalin.
Nah, daripada tambah berkerut tuh alis atau langsung ada background
lagu Dewiq yang “BeTe” (;p), yuk kita kenali alat reproduksi kita dan
kita korek bocoran-bocoran kesehatan reproduksi atawa kespro, agar
makin jadi lesbian yang PD.
5
7. Lanjut ya Jeung-jeung. Alat reproduksi perempuan terdiri
atas dua bagian, yaitu bagian luar dan dalam.
Bagian luar memiliki fungsi:
• Bibir kemaluan (labia mayora), yaitu daerah yang
berambut. Ini rambut punya fungsi juga, cuy. Yaitu,
sebagai pelindung yang menjaga agar bagian dalam
kita tetap lembap.
• Bibir dalam kemaluan (labia minora), yaitu daerah
yang nggak berambut dan memiliki jaringan serat
sensorik yang luas, yang sangat peka karena men-
gandung ujung syaraf. Itulah sebabnya bagian ini
sangat sensitif.
• Vagina, yaitu rongga penghubung antara alat re-
produksi bagian luar dan dalam. Sudah ya bagian
dalamnya J.
6
8. Sekarang kita bahas alat reproduksi bagian dalam yang
memiliki fungsi sebagai berikut:
Vagina bagian luar. Ini jalan keluar darah haid dan jalan bagi
bayi lahir (sifatnya sangat lentur sehingga bayi dapat keluar
melalui vagina).
Leher rahim (cervix). Ini dia nih penghubung antara vagina
dan rahim.
Rahim (uterus). Ini tempat sel telur yang sudah dibuahi
tumbuh dalam rahim selama kehamilan. Bila telur nggak
dibuahi, maka sel telur nempel gitu di dinding rahim.
Selanjutnya dinding rahim menebal lalu luruh dan mengalir
ke luar dalam bentuk darah. Inilah yang disebut haid atau
menstruasi.
Saluran telur (tuba falopi), yaitu dua saluran di sebelah kanan
dan kiri rahim yang berfungsi sebagai penghubung rongga
rahim dan indung telur.
Dua buah indung telur (ovarium) berfungsi memproduksi
sel telur dan hormon perempuan, yaitu estrogen dan
progesteron. Atas pengaruh hormon, satu hingga dua sel telur
masak setiap bulan, lalu dilepaskan ke dinding rahim. Dinding
rahim ini akan menebal, yang sebenarnya berguna sebagai
tempat sel telur bersarang setelah dibuahi.
7
9. Organ reproduksi perempuan
Indung telur, jumlahnya dua buah, terletak di kiri dan
kanan rahim. Berfungsi untuk mengeluarkan sel telur
sebulan sekali secara bergantian.
Fimbria (ujung rahim), bentuknya seperti tangan.
Berfungsi menangkap sel telur yang dikeluarkan
indung telur.
Saluran telur, berfungsi mengantar telur dari indung
telur menuju rahim.
Rahim, berfungsi sebagai tempat menyimpan janin.
Leher rahim.
Liang sanggama, berfungsi sebagai tempat keluarnya
menstruasi dan sebagai jalan keluar bayi saat
melahirkan.
8
10. Nah, sekarang siapa yang hobi ngaca? Kalau ada yang nunjuk tangan… bagouz!
Mari berkaca. J Merasa kulit wajah mulai bermasalah? Ada yang cenderung
kering, berminyak, normal. Apa kalian melihat ada payudara yang tumbuh
sempurna ;p, puting menonjol, bentuk tubuh berlekuk? J Cek yang di samping
kiri-kanan, bulu-bulu ketiak sudah rapi belum. Hehehe. Juga yang di bawah,
yaitu bulu yang tumbuh di atas permukaan kelamin kita. Nah, kalau tanda-tanda
itu ada pada kita, nggak perlu khawatir, Jeung! Berarti telah terjadi perubahan
fisik menjadi seorang perempuan. Haiyah.
Selain yang terlihat dari luar, perubahan juga terjadi di dalam tubuh. Otak
akan mengeluarkan zat-zat kimia yang disebut hormon. Hormon ini akan
memengaruhi perubahan fisik dan emosi cewek pada masa pubertas, terutama:
estrogen dan progesteron yang diproduksi indung telur. Rahim, saluran telur,
indung telur, rongga panggul, dan vagina tumbuh seakan bersiap untuk
melakukan fungsi dan proses reproduksi yang ditandai dengan adanya siklus
menstruasi.
Satu kali per bulan indung telur melepas satu sel telur ke saluran indung telur,
lalu bergerak menuju rahim. Siklus biasanya terjadi 28 hari sekali (dengan
kisaran 21 - 35 hari). Ada yang masih punya catatan nggak tanggal hari
pertama haid? (Wah memorial sekali ya (;p) sampai diingat-ingat). Masa subur
perempuan 14 hari sebelum haid berikutnya. Bila sel telur dalam perjalanannya
menuju dinding rahim (masa subur) nggak bertemu dengan sel sperma (artinya,
tidak terjadi hubungan seksual dengan laki-laki pada masa subur), maka sel
telur beserta lapisan dalam dinding rahim tempatnya bersarang luruh dan ke
luar melalui lubang vagina sebagai darah haid/menstruasi. Setelah haid selesai
(5 - 7 hari), indung telur mulai bersiap melepas sel telur berikutnya, di bawah
pengaruh hormon estrogen. Begitu seterusnya setiap bulan, sehingga siklus haid
dianggap siklus bulanan, yang disebut “datang bulan”.
9
11. Nah, setelah mengenali alat reproduksi dan pertumbuhan tubuh kita, mari
kenali cara-cara merawat kesehatan alat reproduksi kita. Kita bisa jadi rentan
terhadap penyakit kalau kurang gizi atau kelelahan. Apalagi kalau kita malay
banget ngerawat kesehatan tubuh. So, jangan sampai deh kita termasuk yang
kekurangan gizi. Nggak mau kan dibilang lesbian bergizi buruk (;p). Derita
sekalee. Terlalu banyak mengonsumsi junk food itu tidak baik untuk tubuh.
Seimbangkan asupan makanan dengan mengonsumsi makanan organik atau
yang alami.
Simple-nya aja deh tentang perawatan kuku. Kuku panjang, apalagi yang nggak
bersih, bisa menyebabkan luka pada leher rahim yang nggak bisa dideteksi
dengan mudah. Luka kecil ini kalau dibiarin terbuka memungkinkan kotoran
masuk dan membawa bakteri atau virus. Apabila nggak segera diatasi, semakin
lama… bakteri atau virus ini bisa merambat ke atas sampai ke rahim yang dapat
menyebabkan kanker rahim. Hmm, ada yang lagi nunduk sedih ya.… (;p) Teringat
sesuatukah? Hehehe. Sudah, ndak apa-apa.… Yang penting ke depan jangan
diulangi lagi ya. J Mulai dari sekarang yuk mareee rajin memotong kuku dan
merendam tangan pada larutan air dan sabun bayi sambil disikat, pasti jadi
mukjizat. Wakakak.
Nyok kita lanjut ngomongin rambut kelamin. Kerapian rambut kelamin juga kudu
diperhatiin. Rambut harus rajin digunting atau trim, tapi jangan sampai botak
ya. J Apalagi kalo punya niatan di-wax. (;p) Yang ada malah iritasi. Parahnya lagi
bisa memicu kanker pada kulit sekitarnya. NgeriiiHHH! Kenapa rambut kelamin
perlu digunting? Karena jika terlampau lebat bisa seperti hutan belantara
(kenapa nggak dikepang aja? ;p). Vagina jadi mudah lembap, kotor, bermunculan
kutu, memicu keputihan, gatal-gatal, iritasi kulit, dan sebangsanya. Tapi santai
aza, semua akan kembali sehat, selama kita tahu cara merawatnya.
10
12. Selanjutnya soal khitan perempuan. Jangan merinding dulu. Khitan
anak perempuan menjadi bagian dari persoalan reproduksi perempuan.
Ini termasuk tindak kekerasan terhadap kita-kita orang, lho! Kenapa?
Karena telah terjadi pemotongan pada bagian tubuh cewek yang paling
sensitif, yaitu klitoris. Secara logika memang sulit banget dimengerti apa
manfaatnya. Dan, boleh jadi pemotongan klitoris justru menghilangkan
kenikmatan seksual perempuan. Apalagi jika prosesnya tidak bersih,
bisa menimbulkan infeksi dan penyakit lain di vagina kita. Sedih ya…
Siap-siap…! Bentar lagi kita ngomongin yang berdarah-darah. Hehehe.
Ini dia, menstruasi. Ini merupakan tanda-tanda kematangan alat
reproduksi cewek. Ditandai terjadinya haid pertama, yang disebut
menarche yang dimulai sekitar umur 8 - 12 tahun. Mungkin ada diantara
kita yang dapet haid di atas umur 12 tahun, masih nggak hafal kapan
haid, nggak ngeh dengan tanda-tandanya, nggak nyaman dengan
periode menstruasinya, atau kelabakan karena saking sakitnya baik
sebelum dan sesudah periode. Rasa nyeri (kram) perut yang menyertai
bisa ringan, tetapi bila sangat nyeri, mendingan periksa deh ke dokter.
a. Struktur dinding rahim segera sesudah haid
b. Indung telur melepas satu sel telur ke arah saluran fallopian
(masa ovulasi)
c. Sel telur berjalan ke arah rahim (dinding rahim bertambah
tebal)
d. Haid atau menstruasi
gambar struktur dinding rahim selama siklus haid
11
13. Tenang…. Nggak usah bingung, karena itu hal wajar. Bila sudah
mengalami menarche, itu artinya tubuh kita sudah menghasilkan sel
telur, jadi perempuan yang reproduksinya matang, dech. J
Selain perawatan, kita juga perlu melakukan kontrol (tes) kesehatan:
screening, pemeriksaan pelvic dan payudara, pelayanan gizi dan
nutrisi, dan sebagainya. Ini penting, supaya jika ada penyakit bisa
terdeteksi sejak dini, sehingga kita dapat mengambil langkah baik untuk
pencegahan (prevention) maupun pengobatan (treatment) saluran
reproduksi.
Informasi yang benar mengenai kespro sangat kita perlukan supaya
kita tahu cara menyikapi perkembangan tubuh kita (aww.. aww..
*blushing). Di antaranya melalui Kongkow Lez IPP J atau media lain,
seperti ceramah, diskusi, seminar, dialog, leaflet, dan brosur. Lebih
asyik lagi kalo kita bisa konsul dengan konselor medis sebaya yang
youth friendly (peer counselor / peer educator) melalui surat, hot-line,
tatap muka, konsultasi udara atau talk show di radio. Maksudnya,
kita lebih nyaman berhadapan dengan mereka yang menghargai dan
bersahabat dengan kaum muda serta menghargai privasi dan kerahasiaan klien, dunk. ^_~
Beberapa orang juga bilang lesbian lebih rentan terkena kanker payudara, seperti tokoh Dana di L
Word. Mmhhh... trus bener nggak siy juga cenderung terkena kanker rahim? Keturunan nggak? Seperti
yang kita bahas sebelumnya, bila sudah mendapat informasi yang benar untuk mengenali tubuh
perempuan; asupan makanan yang bergizi; melakukan perawatan simple sehari-hari; mengikuti tes
kesehatan baik untuk pencegahan, perawatan, maupun pengobatan; berkonsultasi dengan
pihak yang tepat; sangat mungkin kecenderungan untuk kanker itu bisa diminimalkan,
karena masih ada faktor yang kita harus cari tahu dari sejarah keluarga. Satu
hal, utamakan untuk menjaga kebersihan organ reproduksi, karena akan
berpengaruh pada keseluruhan kesehatan tubuh kita. Okay?
12
15. IPP pernah loh ngadain kongkow ngebahas tema di atas. Rame? Pastinya...
Kesehatan Reproduksi Perempuan Lesbian waktu itu dibahas 14 April 2007 di Hivos, yang berlokasi di
Jalan Wijaya III Kebayoran Baru.Waktu itu ngebahas tentang Pengenalan alat reproduksi perempuan,
kaya’ klitoris, selaput dara, rahim dan indung telur. Wow...
Dibahas juga beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan alat reproduksi
seperti kebersihan alat kelamin atau alat reproduksi, kebersihan kuku, kerapihan rambut kelamin,
penggunanan celana yang ketat dan tidak menyerap keringat, jamu tradisional, cairan pembersih alat
kelamin dan kebersihan sex toys. Gejala-gejala yang harus diperhatikan oleh perempuan dan penyakit
menular seksual juga diomongin loh di kongkow ini.
14
16. Nah untuk Safe Sex is Hot Sex waktu 2 April 2008 tema yang bikin kita
semangat ini dibahas di sekretarian IPP di Pintu Air IV Pasar Baru. Dari
temanya aja udah terasa “Hot”nya, jadi kebayang donk gimana waktu
kongkownya. Hot Sex... Eh salah, maksudnya Hot banget pembahasan
dan suasananya. Di kongkow ini ngebahas istilah-istilah sex dalam dunia
lesbian seperti treebodysm, linking dan fingerfuck.
Tambah seru waktu dibahas tentang penyakit-
penyakit yang bisa nular waktu berhubungan seks.
• Treebodysm, bahasa kitanya tuh menggesek-gesekkan vagina Tapi tau ga siy yang bikin lebih seru lagi? Kamel yang
pada bagian tubuh pasangan kita, misalnya pada vagina menjadi pembicara sekaligus moderator bukan Cuma
pasangan kita sendiri atau bisa juga pada bagian tubuh yaitu ngejelasin tapi sampai memperagain semua contoh
pada tulang ekor, perut, paha, yang penting kita dan pasangan peralatan sex, dari mulai lubricant waterbase sampai
kita merasa nyaman, dan yang lebih penting lagi harus ada kondom untuk cewek yang terbuat dari lateks. And
komunikasi. you know what? Kamel juga membawa contoh toy
• Linking, hm...siapa siy yang ga’ tau istilah yang satu ini. sex asli dari Jerman loh. Tapi untuk yang satu ini jelas
Istilah yang udah umum banget. Liking tuh artinya menjilat. ga’ diperagain. Soalnya kalau diperagain nanti pasti
Maksudnya menjilat di sini adalah kita menggunakan lidah .........
untuk menjilat bagian sensitif pasangan kita yaitu pada vagina
atau klitoris.
• Fingerfuck, atau yang lebih sering kita dengar dengan istilah
Fingering adalah menggunakan jari untuk menyentuh daerah
klitoris dan sekitarnya (udah kaya’ kota aja. Hihi..hihi..) atau
memasukkan jari ke vagina pasangan kita.
15
17. Kamilia Manaf
Setelah bincang santai mengenai kesehatan reproduksi, Kongkow
Pertukaran cairan vagina Lez dilanjutkan dengan topik “Safe Sex is Hot Sex”. Topik ini penting
merupakan salah satu media untuk teman-teman lesbian, karena wacana seks aman lebih
penularan HIV/AIDS. banyak untuk konteks pasangan heteroseksual dan laki-laki
homoseksual. Seperti kampanye peduli HIV/AIDS yang lebih banyak
Kongkow Lez
dikaitkan dengan proses penularan HIV/AIDS melalui pertukaran
cairan antara penis dan vagina untuk kalangan heteroseksual dan
anal seks pada laki-laki homoseksual. Jarang sekali pembicaraan
seks aman untuk lesbian, karena lesbian dianggap kelompok yang
tidak rentan terkena HIV/AIDS. Anggapan seperti ini berakibat pada
kurangnya sarana dan akses informasi untuk seks aman bagi
lesbian. Berbeda dari seks aman untuk gay dan waria, yang banyak
dibicarakan sejak tahun 1980-an, ketika ditemukan virus HIV/AIDS
pada tahun 1980-an di Bali pada kelompok gay. Tidak akan mudah
menemukan informasi mengenai seks aman untuk lesbian pada
artikel atau literatur di Indonesia.
16
18. Kongkow Lez yang diadakan pada 12 Januari 2008 tersebut difasilitasi oleh penulis. Aku mengawali perbincangan dengan
memancing teman-teman peserta agar mengajukan pertanyaan seputar seks. Namun, teman-teman terlihat malu-malu
untuk bertanya, sehingga aku berpikir keras bagaimana agar mereka tergerak untuk bertanya. Aku menjelaskan bahwa
Kongkow Lez adalah sesi ngobrol santai. Jadi, teman-teman tak perlu takut bertanya, karena tidak ada pertanyaan yang
salah atau benar. Aku juga mengerti kondisi teman-teman yang masih menganggap tabu untuk membicarakan seks. Namun,
menurutku, justru karena penabuan inilah kita tidak mengerti atau mengetahui bagaimana melakukan seks yang aman.
Misalnya bagaimana menghindari atau menangani penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti HIV/AIDS dan jenis
penyakit lainnya. Tujuan mengangkat topik ini untuk mengajak teman-teman berpikir bahwa ketika berbicara masalah seks
tidak hanya terbatas pada teknik-teknik melakukan hubungan seks, tetapi juga penting untuk menjadi sebuah ruang
informasi mengenai kesehatan reproduksi bagi komunitas lesbian. Realitasnya banyak lesbian muda dan remaja yang belum
yakin akan identitas seksualnya, kemudian berusaha melakukan hubungan seks dengan perempuan untuk meyakinkan
dirinya. Hal itu kadang dilakukan tanpa dibekali pengetahuan seks yang memadai. Aku jika ingin lebih mengenal seorang
perempuan, biasanya mengajak jalan bareng dan saling bercerita tentang diri masing-masing untuk membangun
komunikasi. Terlebih ketika aku kurang tahu apakah dia perempuan lesbian, biseksual, atau heteroseksual. Ketika sudah
beberapa kali dia menerima ajakan untuk jalan bareng, aku memberanikan diri untuk mengetahui ketertarikan dirinya
kepadaku dengan berpelukan dan sekadar mencium pipi. Jika dia merasa cukup nyaman dan tidak menolak, maka itu
merupakan respons positif. Namun, ketika bahasa tubuhnya tidak merespons secara positif atau menolak, berarti dia belum
yakin untuk berdekatan denganku atau memang hanya ingin berteman tanpa ada relasi khusus. Hal-hal seperti itu justru
dapat lebih membangun keyakinan diri dan membuatku tak ragu mendekati perempuan yang kusukai.
Akhirnya aku meminta pendapat pada teman-teman peserta mengenai arti seks. Anita berpendapat, sebagai lesbian kita
tidak ditekankan pada hubungan seks saja dan ditekankan hanya pada satu waktu. Misalnya ketika kita jalan bareng,
mungkin lama-kelamaan akan ada yang berkata “eh, lu lesbian ya?”. Seperti itu, dan memang semua itu butuh proses.
Menurut Anita, hubungan seks juga dapat diawali dengan rasa sayang atau cinta. “Misalnya kalau teman-teman sudah cinta
pada orang lain, itu bisa sangat ekspresif, bergandengan tangan, memeluk, mencium. Kemudian barulah ke arah hubungan
seks.” Anita juga menekankan perlunya pendidikan seks agar dapat menjalankan seks yang aman.
17
19. Aku menyambung pendapat Anita. Jika kita berbicara tentang seks aman, bukan berarti sebatas bagaimana memakai
kondom, harus aman dari HIV/AIDS, dan lain-lain. Penting juga mengetahui cara membangun komunikasi, bagaimana
saling terbuka dengan pasangan atau pacar kita. Bagaimana memperlakukan pasangan kita, seperti bertanya apakah
pasangan sudah benar-benar ingin melakukan hubungan seks atau bertanya apakah dia tidak keberatan kalau kita
menyentuhnya? Komunikasi seperti itu merupakan bagian dari seks aman, karena seks aman tidak
mungkin terjadi jika hanya menguntungkan satu pihak, harus kedua belah pihak. “Misalnya dalam satu Jika kita berbicara
relasi salah satu pihak merasa ingin sekali melakukan hubungan seks, tetapi pasangannya sedang dalam tentang seks aman,
masa stres karena kehilangan pekerjaan atau memikirkan pekerjaan di kantor dan lain-lain, tentu bukan berarti sebatas
hubungan seks akan sulit terjadi. Dan jika dipaksa terjadi akan memberikan tekanan pada salah satu bagaimana memakai
pihak. kondom, harus aman
dari HIV/AIDS, dan
Di tengah perbincangan itu, Ana bertanya, “Sebenarnya apa arti seks?” Sebagian peserta menjawab
lain-lain. Penting
seks adalah esek-esek. Ini adalah istilah yang dipergunakan sebagian orang untuk membicarakan hal yang
juga mengetahui cara
berbau seks. Beti berpendapat bahwa seks sesuatu yang dapat melatih kesabaran kita. Pendapat itu
membangun komunikasi,
berdasarkan kesabaran Beti menghadapi pasangannya yang menganggap seks sesuatu yang sakral.
Karena itu, pasangannya juga tidak dapat melakukan seks dalam keadaan tertekan. Situasi itu membuat
bagaimana saling
Beti belum pernah melakukan hubungan seks dengan pasangannya. Sedangkan Tina memaknai seks
terbuka dengan
sebagai hubungan intim yang dilakukan pasangan kekasih. Sarah menjelaskan bahwa tidak semua pasangan atau pacar
hubungan seks menyenangkan, jika dilakukan secara paksa, ketika salah satu belum siap melakukannya. kita.
Nadia menambahkan, umum dipahami seks dilakukan karena cinta. Padahal, seks dapat juga diartikan
sebagai kegiatan bermesraan atau sekadar berciuman. Misalnya saja ada pasangan melakukan ciuman, namun satu pihak
merasa tidak puas, menurut dia bisa disebut seks juga. Mendengar pendapat teman-teman tersebut, Beti gelisah. “Apakah
bergandengan tangan merupakan kegiatan seks?” tanyanya. Lina menjelaskan, termasuk kategori seks atau bukan
tergantung pada tujuannya. “Misalnya saja bergandengan tangan yang tujuannya melindungi pasangan ketika berada di
jalan, itu bukan seks. Seks itu lebih dari sekadar memegang tangan.”
Ana yang melontarkan pertanyaan, belum puas atas jawaban teman-teman. Dia menginginkan jawaban yang lebih
spesifik. Nadia kembali mengungkapkan pendapatnya tentang seks. Menurut dia, seks ada dua jenis: seks yang karena
nafsu dan seks sebagai ungkapan kasih sayang kepada pasangan. “Seks yang karena kasih sayang itu bertahap, seperti
mencium terlebih dahulu, setelah itu baru meraba ke yang lain. Sedangkan seks karena nafsu biasanya kasar, karena
memang niatnya hanya untuk seks. Jadi langsung main raba sana raba sini.” Menurut dia, itu tidak sopan.
18
20. Sandri mengatakan, sebenarnya pada komunitas lesbian masih terjadi kebingungan memaknai seks. Sementara dunia hetero
mempunyai definisi dan konsep yang jelas mengenai seks, yaitu persetubuhan antara laki-laki dan perempuan dan terjadi penetrasi.
Kemudian Sandri menjelaskan penetrasi adalah masuknya alat kelamin laki-laki atau penis ke dalam alat kelamin perempuan atau
vagina. Konsep hubungan seks di dunia gay, juga lebih jelas, karena ada penetrasi penis pada anal. Lalu bagaimana mendefinisikan
hubungan seks bagi komunitas lesbian? Sandri pun mempertanyakan apakah sudah banyak literatur yang membahas konsep seks
dalam relasi lesbian.
Menanggapi pendapat teman-teman, aku membagikan informasi praktik-praktik seksual lesbian yang bersumber website seks
aman bagi lesbian. Kesulitanku, website tersebut dalam bahasa Inggris, dan bukan konteks Indonesia, jadi sebisa mungkin
kuadaptasikan dengan pengalamanku yang semoga konteksnya lebih dekat dengan teman-teman. Praktik-praktik seksual ini istilahnya
masih dalam bahasa Inggris dan aku belum tahu penerjemahan yang tepat dalam bahasa Indonesia. Tentu praktik seksual lesbian
banyak macam dan gaya. Ini berdasarkan pengetahuanku dari pengalaman seks pribadiku dengan pasangan yang berbeda-beda,
karena berbeda orang berbeda juga praktik seksual yang disukainya. Beberapa informasi tentang praktik seksual juga pernah aku
dapatkan dari buku tentang seks lesbian. Namun hari itu aku hanya menjelaskan cukup beberapa hal yang terkait dengan isu seks
aman.
Pertama kujelaskan tentang tribadism, yaitu menggesek-gesekkan vagina, terutama bagian klitoris pada bagian tubuh pasangan,
misalnya pada vagina pasangan. Di komunitas lesbian, praktik ini disebut ‘dumek’ akronim dari adu memek. Selain itu bisa juga
menggesekkan vagina pada bagian tubuh yang lain, seperti tulang ekor, perut, paha, yang penting kita dan pasangan merasa nyaman.
Lebih penting lagi harus ada komunikasi agar kita mengetahui perlakuan seperti apa yang membuat nyaman pasangan.
Kedua, licking atau menjilat bagian sensitif pasangan, seperti vagina atau klitoris. Klitoris merupakan bagian paling sensitif pada
perempuan, karena di bagian itu terdapat sekitar empat puluh ribu lebih saraf. “Jadi, jika ingin merangsang pasangan, klitoris ini
bagian paling sensitif untuk bisa dirangsang.” Kesulitannya adalah jika kita tidak mengetahui kapan pasangan merasa nyaman. Kita
perlu menanyakan kepada pasangan terlebih dahulu apakah menyukainya atau tidak. Karena sebagian orang belum tentu menyukai
licking. “Jangan karena kita menyukai licking, lalu memaksa pasangan untuk melakukannya. Yang seperti itu tidak benar.” Jika
pasangan kita menyukainya, langkah-langkahnya adalah pertama kita sentuh tubuh pasangan dengan bibir dan posisi kita di atas
pasangan. Lalu perlahan-lahan kita buka kedua pahanya, seperti membuka kedua sayap kupu-kupu. Kemudian kita bisa memulai
mencium bagian vagina pasangan dan tepat pada klitorisnya. Ada bahasa-bahasa tubuh yang dapat kita baca, apakah pasangan
merasa nyaman atau tidak. Kita tidak mungkin memperhatikan wajah pasangan, sementara kita berada di
bawah tubuhnya dan tertutup oleh kedua pahanya. Bahasa tubuh itu seperti sikap pasangan yang
memegang rambut kita atau mengeluarkan suara mendesah seperti “ough...”. Itu tandanya dia
menikmati.
19
21. sebenarnya pada
komunitas lesbian
masih terjadi Praktik seksual lainnya dikenal dengan istilah fingerfuck. Aku sengaja tidak langsung
kebingungan memaknai menjelaskan artinya, karena yakin teman-teman akrab dengan praktik ini. Dina menjelaskan
fingerfuck adalah salah satu praktik hubungan seks lesbian menggunakan jari tangan untuk
seks. Sementara
menyentuh klitoris. “Kita harus hati-hati. Bisa memulai dengan satu jari untuk mengetahui
dunia hetero
kenyamanan pasangan. Kemudian bisa berlanjut menambah beberapa jari jika pasangan makin
mempunyai definisi
terangsang dan memintanya.” Maksud Dina, untuk mengawalinya jangan langsung
dan konsep yang
menggunakan banyak jari, karena dapat menimbulkan rasa sakit. Aku menambahkan, sangat
jelas mengenai seks,
penting menjaga kesterilan jari-jari dan tangan. Cara mensterilkannya dapat dibersihkan
yaitu persetubuhan
menggunakan air hangat-hangat kuku atau sabun cuci tangan. Dan jika mau memasukkan jari ke
antara laki-laki dan
liang vagina pasangan, minta dulu persetujuannya, karena tidak setiap orang suka
perempuan dan terjadi melakukannya.
penetrasi.
Aku kemudian mengeluarkan beberapa alat seks aman yang dapat digunakan selama
fingerfuck. Alat seks aman ini kudapatkan dari Lesben Beratung. Alat pertama yang kutunjukkan
sarung tangan karet yang biasa dipakai dokter untuk operasi atau bidan ketika membantu ibu melahirkan. Alat kedua, kondom jari
atau finger condom, terbuat dari lateks atau karet. Sebagian perempuan memiliki vagina yang sangat sensitif, penggunaan bahan
lateks bagi mereka dapat menimbulkan iritasi. Untuk situasi seperti itu, dianjurkan menggunakan bahan non-lateks. Hal lain yang
perlu diperhatikan, ketika fingering atau fingerfuck, permukaan vagina harus basah oleh lendir akibat rangsangan. Hal itu untuk
menghindari iritasi atau luka pada vagina. Sebagian vagina perempuan memproduksi cairan sangat produktif ketika terangsang.
Namun jika vagina pasangan atau kita tidak produktif menghasilkan cairan, maka perlu menggunakan lubricant. Lubricant adalah
cairan untuk membantu pelumasan. Lubricant bisa dilumaskan pada permukaan vagina. Lubricant bisa kita dapatkan di apotek. Ada
dua jenis lubricant, yaitu yang berbahan dasar air dan yang berbahan dasar minyak. Jika kita memakai kondom ataupun kondom
tangan dari lateks, disarankan memakai lubricant yang water based (berbahan dasar air). Jangan yang oil based (berbahan dasar
minyak), karena minyak dapat merusak lateks. Aku juga membagikan cairan lubricant kepada teman-teman agar dapat merasakan
sendiri bagaimana cairan lubricant. Suasana menjadi ramai, karena sebagian teman baru pertama kali mengenali cairan tersebut.
Usai penjelasan alat seks, Jenny berbagi pengetahuan mengenai fingerfuck dan licking, yang ia peroleh dari seorang seksolog.
20
22. Jenny menyarankan pada saat ingin melakukan licking, pastikan mulut tidak ada sariawan. Mulut yang sariawan dapat menimbulkan
kanker dan penyakit lain pada vagina. Dan jangan sampai melukai vagina, karena itu juga berbahaya sekali. Jika sedang flu atau
batuk, disembuhkan dulu. “Karena ketika kita terkena flu atau batuk, virusnya akan ikut masuk ke vagina lalu ke organ reproduksi
yang lebih dalam yang dapat merusak peranakan. Terkait fingering atau fingerfuck, kusarankan juga mengenakan kondom tangan
atau sarung tangan lateks yang biasa dipakai dokter. Sebab, misalnya di jari tangan terdapat luka, ketika jari masuk ke vagina, luka
tersebut akan membuka penularan dan virus dari luka tangan bercampur dengan cairan vagina.
Selanjutnya aku membagikan pengalaman temanku yang yang bingung dan takut ketika pertama kali berhubungan seksual dengan
perempuan. Ceritanya dia berusaha melakukan penetrasi ke vagina pasangannya menggunakan jari, tapi kemudian pasangannya
berteriak kesakitan dan itu membuat dia ketakutan. Setelah kutelusuri bagaimana prosesnya, ternyata dia tidak berusaha
merangsang pasangannya terlebih dahulu, akibatnya pasangan kaget dan kesakitan. Kisah ini bukan lelucon, tapi menjadi
pembelajaran bagaimana akibatnya jika kita kekurangan informasi seks aman bagi lesbian. Kurangnya informasi mengenai praktik
seks aman lesbian membuat sebagian lesbian muda dan remaja “belajar” dari video porno lesbian, yang tidak selalu memberikan
informasi yang tepat. Sebaliknya, banyak film yang mempertontonkan praktik seks yang tidak aman. Misalnya video yang
menunjukkan aktrisnya mengenakan kuteks kuku saat melakukan fingerfuck. Ini bukanlah seks aman, karena bahan dasar kuteks
kuku merupakan bahan kimia, yang tidak baik untuk kebersihan dan kesehatan vagina. Juga dalam video yang mayoritas produk luar
itu diperlihatkan bagaimana mereka bergantian menggunakan dildo, tanpa disterilkan sebelum bergantian dipakai pasangan seksnya.
Praktik itu sangat rentan menimbulkan penularan HIV/AIDS.
Aku melanjutkan perbincangan mengenai lesbian dan HIV/AIDS dengan mengajak teman-teman mendiskusikan beberapa gambar,
secara berkelompok. Gambar-gambar yang kuperoleh dari Lesben Beratung tersebut menunjukkan beberapa cara melakukan
hubungan seksual dan beberapa aktivitas sehari-hari. Para peserta diminta menjelaskan apa yang mereka lihat dari gambar-gambar
tersebut, kemudian membahas bersama-sama apakah aktivitas-aktivitas tersebut rentan terhadap penularan HIV/AIDS atau tidak.
Setiap kelompok terdiri atas tiga orang dan tiap-tiap kelompok mempresentasikan satu gambar.
21
23. Kelompok 1 menjelaskan mengenai praktik prostitusi yang rentan terkena HIV/AIDS, karena tidak ada informasi mengenai kebersihan dan
kesehatan pekerja seksnya. Penjelasan kelompok 1 disetujui peserta yang lain. Aku menambahkan,
pekerja seks dan pelanggannya yang sering berganti-ganti pasangan rentan
terkena HIV/AIDS, jika melakukannya tidak aman. Tidak dapat dipastikan Penelitian
semua pekerja seks mengidap HIV/AIDS, demikian juga semua pelanggannya. menunjukkan pekerja
Jika salah satu mengidap HIV/AIDS dan tidak mau mengenakan kondom, seks sering
dapat mengakibatkan terjadi penularan HIV/AIDS. Sebagian peserta berhadapan dengan
menambahkan, banyak pelanggan tidak bersedia mengenakan kondom, pelanggan yang sulit
karena menurut mereka lebih enak tidak memakai kondom. Aku mengiyakan. sekali memakai
Penelitian menunjukkan pekerja seks sering berhadapan dengan pelanggan kondom. Alasan mereka
yang sulit sekali memakai kondom. Alasan mereka antara lain “tidak enak” antara lain “tidak
atau “alergi”. Menghadapi situasi itu, pekerja seks dapat mengenakan kondom perempuan. Memang kondom enak” atau “alergi”.
perempuan selain harganya sangat mahal juga penggunaannya tidak mudah. Di Indonesia kondom perempuan Menghadapi situasi
belum banyak diperjualbelikan dan banyak yang belum tahu. Kondom ini berbentuk seperti spot atau seperti itu, pekerja seks
tabung silinder, terbuat dari bahan karet dan dimasukkan ke dalam vagina, sebelum melakukan hubungan seks. dapat mengenakan
Tetapi itu bukan satu-satunya solusi pencegahan HIV/AIDS. Kita mesti terus mendorong agar laki-laki bersedia kondom perempuan.
memakai kondom. Salah seorang peserta bertanya, bagaimana jika laki-laki tahu si perempuan memakai
kondom, dan keberatan. Jenny menjelaskan, kondom itu tidak akan terasa atau terlihat, karena letaknya sangat di dalam. Tepatnya, di
vagina ada lorong dan pas pada ujungnya diletakkan, jadi penyampaian penis atau jari tidak akan sampai pada tempat itu.
Kelompok 2 menjelaskan pemakaian alat jarum suntik pada pertolongan kecelakaan. Penggunaan jarum suntik bisa jadi
rawan untuk penularan HIV/AIDS jika digunakan lebih dari satu orang dan ada di antaranya yang mengidap HIV/AIDS. Aku
menjelaskan bahwa yang mengakibatkan penularan HIV/AIDS adanya pertukaran cairan.
Pertukaran cairan dapat melalui empat cara, yaitu cairan ludah, cairan sperma, cairan vagina,
dan air susu ibu. “Jadi, jika terjadi kasus seperti itu, maka penularannya sangat rendah.” Yasinta
juga membagi pengetahuannya bahwa daya tahan virus di dalam dan di udara terbuka kurang
dari 5 detik. Indah menambahkan, sebenarnya virus itu tidak mati, tetapi mengkristal. Virus
juga bervariasi, jumlahnya sangat banyak, bahkan berjuta-juta. Ketika terkena obat, virus
mengkristal dan tidak akan mati. Mungkin saja orang terkena virus dengan varian yang lain,
sehingga orang yang kekebalan tubuhnya tidak mampu menahan virus itu, maka virus itu akan
timbul lagi. “Jadi, sebenarnya jika sudah pernah terkena jenis atau varian virus, biasanya tidak
akan terkena virus itu lagi. Tetapi bisa saja kita terkena virus dengan varian yang lain.”
22
24. Kelompok 3 menjelaskan gambar penggunaan jarum untuk tato. “Jadi, jika ada yang menyukai
tato, disarankan lebih berhati-hati. Pastikan pergi ke tempat pembuatan tato yang steril dan
harus mempunyai rekomendasi paling tidak dari teman yang lain. Kita bisa cek sendiri untuk
mengetahui kredibilitas tato shop seperti itu.” Laksmi bertanya bagaimana dengan tato
temporer yang tidak memakai jarum suntik, tetapi sebuah alat seperti lidi. Menurut aku, jika tato
temporer tidak menusuk ke dalam kulit dan tidak menimbulkan luka, sekadar dilukis dengan
kuas dan alat-alat lain yang tidak menusuk, tidak menimbulkan kerentanan. Tetapi jika tato
permanen, alatnya membuat luka. Karena menggores, sehingga bisa terjadi pertukaran cairan.
Kelompok 4 menjelaskan gambar sepasang perempuan
berciuman. Menurut kelompok ini, tidak akan terjadi penularan
jika keduanya tidak mengidap HIV/AIDS. Jika mengidap pun, jika pada mulut
atau bibirnya tidak ada luka sariawan, tidak akan tertular HIV/AIDS. Aku
menambahkan, penularan terjadi jika salah satunya ada luka atau sariawan,
lalu ada cairan yang mengidap HIV/AIDS masuk ke bagian luka atau
sariawan.
Kelompok 5 menjelaskan gambar
pasangan lesbian melakukan oral seks,
licking atau menjilat klitoris pada vagina pasangannya. Aktivitas ini
berisiko menularkan HIV/AIDS. Aku menambahkan, licking memang
berisiko tinggi. Pada lesbian, licking menjadi salah satu penyebab HIV/
AIDS, akibat masuknya cairan vagina ke mulut. Begitupun sebaliknya,
cairan ludah masuk ke vagina. Karena itu, sangat dianjurkan melakukan
seks aman dengan menggunakan dental dam, sambil kutunjukkan
bentuknya. Dental dam ada juga yang diberi string agar merekat pada
vagina. Jadi, ketika licking tidak repot memegangi dental dam. Di Indonesia, alat ini sangat sulit
didapatkan. Di beberapa kota di Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Kanada ada sex shop
yang biasa menjualnya dan harganya sangat mahal. Sebenarnya ada cara lain Dental dam
yang bisa kita pakai, yang lebih murah dan praktis. Kita bisa menggunakan
kondom untuk laki-laki yang terbuat dari bahan lateks. Caranya, potong ujung
kondom dan gunting salah satu sisinya hingga terbelah dan berbentuk segi
empat. Kondom ini kita letakan di vagina, ketika melakukan licking untuk
menghindari kontak langsung cairan vagina pada lidah dan mulut.
23
25. Pada komunitas lesbian, sering kali mengenal pasangan melalui internet atau bertemu di kafe, lalu langsung melakukan hubungan seks.
Kita tidak tahu latar belakang pasangan seks, termasuk jika ternyata dia mengidap HIV/AIDS. Karena itu, disarankan sama-sama melakukan
tes HIV/AIDS dua kali dalam setahun. Sebab, biasanya pada pemeriksaan pertama hasilnya negatif, tapi enam bulan kemudian bisa saja
hasilnya positif.
Virus HIV/AIDS menggerogoti daya tahan tubuh. Gejalanya bisa flu atau penyakit sariawan yang tidak sembuh-sembuh. Juga bisa
bermacam-macam. Yang mencolok, biasanya flu atau sariawan yang tidak sembuh sampai bertahun-tahun.
Kelompok 6 menjelaskan gambar pasangan lesbian yang sedang melakukan hubungan seks.
Kegiatan itu kerentanannya cukup tinggi. Karena ada pertukaran cairan vagina, yang merupakan
salah satu media penularan HIV/AIDS. Aku menambahkan, gambar itu menunjukkan tribadism, yaitu
meng-gesekkan vagina di bagian mana pun tubuh pasangan. Tetapi yang sangat rentan adalah ketika
saling menggesekkan vagina.
Kelompok 7 menjelaskan gambar yang
menunjukkan 1 laki-laki dan 2 perempuan sedang
melakukan hubungan seksual, bergantian dari pasangan satu ke
pasangan lain. Kegiatan ini rentan terkena HIV/AIDS karena berganti-
ganti pasangan dan juga memasukkan penis ke liang anus atau anal
seks. Aku menambahkan, kegiatan ini sangat rentan jika salah satunya
mengidap HIV/AIDS, karena aktivitas seksual yang dilakukan 3 orang
atau threesome dengan melakukan anal seks. Aktivitas penis masuk ke anus juga
rentan untuk penularan, karena sperma bisa masuk ke dalam tubuh.
Kelompok 8 menunjukkan gambar nyamuk. Menurut
kelompok ini, nyamuk tidak dapat menularkan virus HIV/AIDS.
Kelompok 9 menjelaskan pengguna narkoba yang
menggunakan jarum suntik secara bergantian. Jadi, ini rentan
terkena virus HIV AIDS.
24
26. Kongkow Lez ditutup penjelasan Rani dari organisasi peduli HIV/AIDS, mengenai tersedianya test
HIV/AIDS gratis untuk lesbian. Teman-teman senang sekali mendengar informasi tersebut. Semua
bertepuk tangan untuk menutup acara pada hari itu.
Lesbian banyak juga
Pembelajaran dari kongkow kali ini perlunya membangun kesetaraan akses
yang ibu rumah
alat-alat seks yang aman untuk lesbian. Lesbian banyak juga yang ibu rumah
tangga dan tetap
tangga dan tetap melakukan hubungan seks dengan suami akibat pernikahan
melakukan hubungan
paksa atau untuk menutupi identitas lesbiannya dari publik. Sebagian lesbian
seks dengan suami
juga pengguna narkoba jarum suntik dan bekerja sebagai pekerja seks. Ketiga
akibat pernikahan
kelompok ini membutuhkan perhatian lebih serius untuk kesehatan
paksa atau untuk
reproduksinya.
menutupi identitas
lesbiannya dari
publik.
* Kamilia Manaf, feminis lesbian muda. Sejak usia 23 tahun terjun dan mendedikasikan
hidupnya untuk gerakan feminis dan lesbian muda Indonesia. Salah satu pendiri Institut
Pelangi Perempuan, organisasi perempuan lesbian, biseksual, dan transgender muda
Indonesia. Pernah bekerja sebagai jurnalis radio di Yayasan Jurnal Perempuan. Puisi-puisi
dan cerpennya dipublikasikan Jurnal Perempuan dan Pelangi Perempuan, kumpulan puisi
dan cerpen lesbian muda Indonesia. Pada tahun 2008 terpilih sebagai anggota pengurus
International LGBTI Association (ILGA) Asia untuk representasi anak muda LGBT di Asia.
Komunitas website LGBT terbesar di Asia, Fridae, memilih Kamilia Manaf sebagai “LGBT
People to Watch 2010”.
25
27. l
rncgaon)
Cu o
(C urhat Col
Apa mungkin homoseksual bisa “disembuhkan”???
Dalam keseharian, homoseksualitas dianggap abnormal atau suatu kelainan. Padahal, homoseks suatu
variasi orientasi seksual, di mana orang memilih sesama jenis sebagai pasangan. Ada berbagai teori yang
mencoba menjelaskan mengapa homoseks muncul. Namun, para ahli bersepakat bahwa homoseks tidak
disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi merupakan kombinasi berbagai macam faktor seperti genetik,
hormonal, dan pengaruh lingkungan.
Bagaimana pendapat teman-teman lesbian muda? Berikut ini Curcol mereka:
Secara orang kan sebenarnya pasti nggak berharap jadi homoseks. Cuma, dia memang hanya bisa tertarik
(horny) ke sesama jenis. Sorry ya kalo pertanyaannya bodoh banget. Abis temen gw nyaranin gw buat terapi
hormon. Biar sembuh dan bisa jadi cewe beneran, katanya. (Grey Sebastian)
Menurut gw sih jadi diri sendiri aja-lah. Ngapain pake terapi hormon segala? Alih-alih malah jadi banyak
penyakit nantinya. Kayanya kalo hormon itu kan hanya metabolisme tubuh, bukan ke orientasinya. Buktinya
lesbian yang penampilannya feminin, kurang hormon apa lagi? Terapi hormon cuma bisa membuat organ-
organ tubuh menjadi semestinya, bukan orientasi seksualnya. Itu menurut gw sih, nggak tau pendapat yang
lain. (Siu Ming Ho)
“Dear Klikers,
Sebenarnya sudah puluhan tahun yang lalu homoseksualitas bukan lagi dianggap sebagai sesuatu yang tidak
normal, melainkan sebagai kondisi ilmiah. Organisasi Kesehatan Dunia PBB (World Health Organization)
pada 17 Mei 1990 mencabut homoseksualitas dari daftar International Classification Disease (Klasifikasi
Penyakit Internasional). Sejak itu 17 Mei diperingati sebagai Hari Internasional Melawan Homofobia dan
Transfobia (Internationa Day Against Homophobia dan Transphobia atau IDAHO).”
26
28. Interview
ning:
Marjan Braspen
Banyak Orang Bersatu
deng an Kekuatan HAM
Memp erjuangkan
Pada 3 Desember 2011, redaksi KLIK! mendapatkan kunjungan tamu
istimewa: Marjan Braspenning. Aktivis lesbian muda berusia 26 tahun ini
koordinator Rainbow House, organisasi payung untuk semua komunitas
LGBTIQ di Brussels, Belgia.
Marjan aktif dalam pergerakan LGBT di Belgia sejak usia 19 tahun. Dia
menyelesaikan pendidikan sarjana ilmu komunikasi dan meraih master untuk
manajemen bisnis dan ekonomi. Di tengah kesibukan aktivismenya saat ini,
Marjan menjalani program pascasarjana studi Asia.
Dalam kunjungan di Indonesia selama dua minggu, Marjan menyempatkan
berpartisipasi dalam kegiatan peringatan HAM Internasional yang diadakan
IPP di Jakarta dan Lampung pada 10 dan 12 Desember 2011. Salut dan kagum
pada sosok intelektual lesbian muda seperti dia. KLIK! mengorek pengalaman
Marjan untuk kita.
27
29. Bagaimana kamu mengawali aktivisme pergerakan LGBT di Belgia?
Saya pertama kali aktif dalam aktivisme LGBT saat berusia 19 tahun dan merasa ingin melakukan sesuatu untuk
kelompok LGBT. Waktu itu saya mendapatkan banyak dukungan dari beberapa organisasi LGBT, ketika saya berjuang
dengan keraguan akan orientasi seksual. Ketika usia saya 19 tahun, saya berpartisiasi pada gerakan LGBT muda di
kampus. Saya memulai dengan menulis artikel untuk majalah bulanan di organisasi tersebut. Setelah beberapa
tahun, saya mendapatkan banyak pengalaman di berbagai bidang, mengkoordinasi beberapa kegiatan LGBT muda,
memberikan pelatihan tentang HAM LGBT di beberapa sekolah, melakukan kampanye, mempersiapkan pertemuan-
pertemuan, dan banyak lagi. Saya aktif di organisasi LGBT muda tersebut sampai selesai kuliah. Jadi, sekitar lima
tahun. Saya merasakan punya waktu yang sangat berharga, mengkombinasikan aktivisme dan kehidupan sosial semasa
menjadi mahasiswa.
Setelah melakukan aktivisme dengan menjadi relawan, saya mulai bekerja penuh waktu menjadi koordinator
organisasi LGBT bernama Rainbow House sejak enam bulan lalu. Keputusan untuk bekerja pada aktivisme LGBT
berdasarkan hati nurani saya. Saya sadar tidak akan menjadi kaya raya dengan pekerjaan ini karena uang, tapi bagi saya
terasa sangat alamiah dan normal untuk tertarik bekerja pada bidang HAM LGBT. Sebenarnya saya hanya mengikuti
intuisi dan hati saya, bahwa saya harus dan bisa melakukan sesuatu untuk mengubah situasi kehidupan yang lebih baik
bagi LGBT baik di Belgia maupun di negara lain.
Bagaimana hubunganmu dengan orang tua atau keluarga? Apakah berterus terang mengenai
orientasi seksmu kepada mereka? Apakah mereka mengetahui aktivisme kamu? Bagi saya,
Saya memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang tua dan keluarga. Saya terbuka kepada mereka
solidaritas
ketika saya punya pacar pertama kali pada saat usia 17 atau 18 tahun. Sejauh ini saya tahu mereka
internasional
sepertinya tidak mempermasalahkan. Ketika saya menjalin hubungan yang serius, saya bisa membawa
berarti
mendengarkan dan
pasangan ke rumah tanpa masalah. Juga untuk acara-acara keluarga besar. Sebenarnya, beberapa
berbicara dengan
sepupu laki-laki cemburu ketika saya membawa pacar saya yang terakhir ke acara makan malam
banyak aktivis
keluarga. Sebab, pacar saya perempuan yang begitu menarik bagi mereka.
dari berbagai
Saya tidak begitu sering bertemu keluarga saya akhir-akhir ini. Hanya untuk acara-acara tertentu seperti negara dan
pernikahan atau kelahiran. Jadi, saya tidak terus memberi tahu keluarga besar tentang pekerjaan saya. berbagi cerita
Saya juga berpikir segala sesuatu tentang aktivisme akan menjadi hal yang sangat asing bagi mereka. dan pengalaman.
Karena hampir semua sepupu saya hidup dan bekerja di kampung halaman di sebuah kecil di Belgia,
sedangkan saya memilih pindah untuk hidup di kota.
28
30. Sebagai aktivis lesbian muda sekaligus pemimpin organisasi LGBT besar di Belgia, apa saja tantangannya?
Bagaimana perasaanmu ketika mendapatkan peluang yang sangat berharga itu?
Meskipun saya memiliki beberapa keraguan untuk mengambil posisi sebagai koordinator pada usia yang sangat muda
saat ini, dan hanya memiliki pengalaman kerja satu tahun, saya merasa mendapatkan penghargaan dari para badan
pengurus Rainbow House dan koordinator beberapa organisasi LGBT lain, yang biasanya lebih tua 20 tahun lebih dari saya.
Pengalaman menjadi relawan di pergerakan LGBT sangat membantu saya dan memberikan banyak kepercayaan diri untuk
mengambil posisi sebagai koordinator. Meski seluruh bentuk tanggung jawab yang harus saya ambil terkadang menakutkan
saat ini atau di masa depan, dari semua itu saya bersyukur mendapatkan peluang dan kesempatan ini dalam hidup saya saat
ini.
Setelah bekerja di Rainbow House selama enam bulan, saya pikir waktu tersebut telah memberikan banyak peluang
belajar dan kesempatan untuk melakukan manajemen organisasi. Sebagai pemimpin di komunitas LGBT, moto utama saya
adalah saling menghargai. Selain itu, karena Rainbow House terletak di kota kosmopolitan Brussels, saya ingin membawa
cara pandang internasional dalam organisasi, dengan mengundang beberapa aktivis atau relawan dari luar Belgia untuk
berjejaring.
Kamu sangat antusias pada aktivisme solidaritas internasional untuk HAM LGBT. Apa saja
pengalamanmu bekerja pada bidang tersebut?
Bagi saya, solidaritas internasional berarti mendengarkan dan berbicara dengan banyak aktivis dari
berbagai negara dan berbagi cerita dan pengalaman. Sangat penting membuka mata LGBT di Belgia untuk
menunjukkan kepada mereka situasi LGBT di banyak negara lain, yang tidak bisa merasakan hak penuh
kewarganegaraan mereka seperti yang dimiliki di Belgia.
Sejauh ini saya telah mencoba melakukan aksi di aktivisme internasional, pada
tingkatan individu. Pada tahun 2007 saya melakukan program relawan di organisasi
perempuan LGBT di Bangalore, India. Bersama seorang teman, kami mengumpulkan
beberapa wawancara dan menjadikannya film dokumenter yang kami putar pada
Festival Film Gay dan Lesbian di Belgia.
Karena saya masih ingin belajar tentang aktivisme LGBT internasional, saat ini saya
juga menjadi relawan pada sebuah acara komunitas lesbian paling besar di Belgia
bernama L-Day. Saya mencoba mengembangkan program solidaritas internasional pada
agenda acara. Beruntungnya, pekerjaan saya saat ini juga memberikan peluang untuk
mengundang beberapa aktivis dari luar negeri ke Rainbow House.
29
31. Pada kunjungan di Indonesia, kamu berkesempatan bekerja sama dengan IPP untuk mengadakan kegiatan
HAM LGBT bersama kelompok LGBT muda di Jakarta dan seminar di Universitas Lampung. Bagaimana
menurut kamu pengalaman tersebut?
Saya merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Merupakan pengalaman yang sangat menarik dan menyenangkan. Semua orang begitu ramah kepada saya. Ada
juga keraguan, apakah saya cukup berarti bagi pergerakan LGBT di Indonesia, dan saya mendapatkan semua
jawaban. Saya merasa senang menjadi representasi untuk berbicara tentang situasi HAM LGBT di Belgia.
Sayang, saat berdiskusi dengan kelompok LGBT muda di Jakarta, saya tidak bisa berbicara banyak dengan banyak
peserta dari kelompok diskusi karena keterbatasan waktu dan kurang partisipasi dari peserta. Padahal, saya yakin
mereka memiliki cerita-cerita dan bisa saling berbagi. Saya sangat penasaran untuk mendengarkan kisah mereka.
Menurut kamu, bagaimana situasi LGBT di Indonesia dibandingkan dengan di Belgia?
Di Belgia, kelompok LGBT memiliki hak yang sama dengan warga negara lainnya. Pasangan sesama jenis bisa menikah
dan mengadopsi anak. Tapi secara personal, saya rasa tidak bisa membandingkan kelompok LGBT di Indonesia dengan
cara pandang hitam - putih. Orang-orang mestinya menyadari bahwa di Belgia, meski posisi hukum yang kuat untuk
kelompok LGBT, juga merupakan hal yang relatif baru. Bisa dibilang baru sekitar 10 tahun ini. Selain itu, sayangnya,
homofobia adalah fenomena yang universal. Di Belgia pun, itu masih saja terjadi dalam kehidupan keseharian LGBT.
Tapi, menurut saya, sangat jelas, untuk konteks Indonesia situasi kelompok LGBT sangat sulit. Meski demikian, selama
kunjungan singkat di Lampung dan Jakarta, saya memperhatikan banyak orang berpengaruh dan kuat siap untuk
mengambil posisi dalam memperjuangkan HAM LGBT. Menurut saya, itulah yang terpenting: banyak orang bersatu
dengan kekuatan-kekuatan mereka untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia.
Sebagai aktivis lesbian muda dan seorang pemimpin, adakah yang ingin kamu
katakan kepada lesbian muda di Indonesia?
Untuk saat ini, saya masih menjalani hidup pada aktivisme HAM LGBT. Menurut saya,
terlepas dari aktivisme, orang-orang juga bisa memperjuangkan apa yang sebenarnya
mereka inginkan dalam hidup. Apakah kamu ingin menjadi bintang rock atau
mendapatkan pekerjaan di mana kamu bisa mengekspresikan dirimu? Tentu ini sangat
berbeda pada setiap orang. Tapi saya berharap, ketika kamu membaca ini, jika kamu
memiliki kesempatan untuk berpikir sejenak tentang dirimu sendiri akan apa yang
30
sebenarnya kamu inginkan, maka cobalah untuk menyadari harapan dan ambisimu.
33. “Ya ampuun…ngeri bgt sich?” Rata2 pasti kalimat tadi yg
kita ucap’in kalo denger yg namanya penyakit kanker rahim
or payudara. Emang sih ngeri bgt…tapi emang kita..kaum
perempuan pasti gak bisa lepas dari kekhawatiran ttg
penyakit tsbt. Apalagi kita sebagai seorang lesbian,
yang katanya rentan n cenderung bgt kena penyakit
itu…Nah lo..Bener gak sich…Untuk sedikit lebih
jelas, gimana kalo kita liat dech comment
temen2 ttg kespro perempuan.
“Menurut kamu…para Lesbian cenderung
terkena kanker rahim n payudara gak sih?”
Erie, 24th, Jakarta, swasta.
Hmm..kecenderung untuk terkena kanker rahim n payudara sih
besar, dikarenakan seorang Lesbian…tidak melakukan safe sex seperti
yg dibicarakan selama ini. Dan untuk kanker payudara sendiri, ada
penelitian menyebutkan….bahwa seorang perempuan jika
tidak mengeluarkan ASI maka akan bisa menyebabkan kanker
payudara. Kalau untuk kanker rahim tidak hanya untuk Lesbian
saja, kaum hetero aja akan bisa terkena…Yang penting yah itu
dia…safe sex tadi.
32
34. “Menurut kamu…para Lesbian cenderung terkena kanker rahim n payudara gak sih?”
Tara, 21th, Mahasiswi, Yogyakarta.
Menurutku sangat besar kemungkinan L kena kanker rahim n payudara. Orientasi sex L yang lebih mengarah terutama
pada payudara, sehingga seseorang terkadang terlalu berlebihan saat memegang payudara pasangannya, Hal itu cepat
sekali merangsang pertumbuhan sel kanker. Saat melakukan sex, biasanya tadi memperdulikan higienis tangannya
saat memasuk’kan ke ‘V’ orang. Bahkan tidak jarang ketika seseorang Terlalu menekan dalam pada V orang dpt
mempengaruhi rahim. Apa yang terjadi pada lingkungan L sebenarnya hampir sama pada heterosexual. Petting yg tdk
dibatasi membuat saraf akan rusak & timbul kanker tsbt. Oh iya, kalo L kena intensitas bertemu lebih banyak, jadi
bisa disimpulkan kaum L banyak melakukan hub.sex yg tidak bersih.
Sarannya…sebelum melakukan sex, lbh baik cuci tangan atau lebih baik dengan kondom. Jangan terlalu
menekan payudara pasangan & jngn terlalu banyak intstas dlm melakukan petting. Jangan sampai
merusak rahim.
Wow, ternyata salah satu penyebab terkenanya kanker rahim n payudara karena
tidak melakukan safe sex! Wah…kayanya mulai dari sekarang kita
perlu tuh yg namanya safe sex n higienis. Lalu gimana yah
comment temen kita yg lain? Yuuk kita liat
aja…yuuuk.
“Menurut kamu…para Lesbian cenderung
terkena kanker rahim n payudara gak sih?”
Sakura, 26th, Mahasisiwi, Bengkulu.
Kalau menurut aku sih semua wanita punya peluang untuk terkena kanker
rahim n payudara. Gak hanya kaum Lesbian saja sih. Penyakit tersebut khan
kadang ada karena para wanita kurang bisa menjaga kesehatan mereka. Contohnya
pola makan, suka mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar toksin tinggi.
33
35. “Menurut kamu…para
“Menurut kamu…para Lesbian cenderung terkena
Lesbian cenderung terkena kanker rahim n payudara gak sih?”
kanker rahim n payudara gak sih?”
Nic, 26th, Wiraswasta, Jakarta.
Riow, 22th, Mahasiswi FPI (Front Pembela Iklan).
Yogyakarta. Secara umum bisa terjadi karena kanker rahim n payudara
itu penyakit wanita. Salah satunya factor genetic atau
Menurutku nggak juga, itu cuma beberapa persen sih
factor keturunan. Jadi tidak hanya Lesbian saja.
tp yg dominan mungkin karena individu itu sendiri.
Jadi buat antisipasinya yah…Rajin2 check
Dia menjaga kebersihan n kesehatannya sendiri
up aja.
atau gak…Kalau nggak, yah sama aja bo’ong. Jadi
menurutku para Lesbian itu tidak cenderung Wah.
terkena kanker rahim atau payudara. wah.
wah. Temen2
kita ternyata pinter2
yah…Pola makan yg kurang sehat-
pun ternyata berpengaruh loh…Tapi seperti salah satu yg dibilang
temen kita. Semua tidak lepas dari individu itu sendiri. Makan2an
yg sehat, istirahat cukup, safe sex n higienis, mungkin harus kita
tanamkan mulai dr sekarang. Dan satu yg harus dilepas dr kebiasaan
beberapa teman2 yaitu…..Kebiasaan merokok! Nah ini juga gak baik
“Menurut kamu…para Lesbian buat kesehatan kita. Tidak lupa juga untuk teman2 rajin chek
cenderung terkena kanker rahim n up yah, biar kalau ada apa2 kita segera ada tindak
payudara gak sih?” lanjut. Makanya yuuk dari sekarang kita jaga kesehatan
reproduksi kita.
Selly, 21th, Mahasiswi, Jakarta.
Menurut aq sie engga ya, karena banyak juga kaum
hetero yang terkena kanker rahim & payudara. Itu
semua tergantung dari apa yg kita makan sehari-hari.
Selain itu banyak pikiran & keturunan juga faktor2
yang bisa mengakibatkan kanker rahim & paudara.
Itu aja sie yang aq tau. Intinya cobalah untuk terus
melakukan hidup sehat. Ok girl’z.
34
37. Water Liles
Water Liles ,adalah Film besutan sutradara Celine Sciamma , berdurasi 85 menit ini berlatar
belakang kehidupan anak remaja berusia 15 tahun yang mencari jati diri dan kehidupan cintanya, di
latar belakangi suatu persahabatan yang erat hingga salah satu diantaranya mempunyai suatu sex-
attraction dan perasaan yang kuat dalam pergelutan kata hati tuk memilih antara suatu persahabatan
dengan cinta yang tak pasti.
Kisah pun Berawal dari kegiatan suatu club renang, tempat Marie dan Anne bertemu dalam kondisi
yang saling membutuhkan sebagai teman. namun, semakin hari pertemanan mereka semakin erat,
saling terbuka.. dan karena keterbukaan inilah yang merubah segalanya.dimana,
Keterbukaan Marie tentang dirinya yang diwakili oleh kata “I’m not normal”.
Membuat Anne berfikir tentang persahabatan mereka, Maka Konflik batin pun
terjadi sangat kuat di film garapan Celine ini, sehingga membuat penonton ingin
terus asik nongkrongin ampe selesai sambil nebak-nebak ending dari cerita haru
biru ini
Film yang memenangkan beberapa penghargaan ini, diantaranya youth award di ajang
Cabourg Romantic Film Festival bagus banget buat refrensi klikers yang hobby banget
nonton film karena, di film water liles ini klikers bisa ambil benang
merah nya makna dari setiap konflik yang ditawarkan,
gimana penasaran khan?(Rgnt)
36
38. buku
Kami Tidak Bisu
(Kongkow Lez)
Buku Kami Tidak Bisu merupakan sebuah catatan perjalanan
komunitas lesbian muda dari awal komunitas mulai berjalan
sampai pada pembentukan organisasi Institut Pelangi
Penulis : Perempuan. Buku yang diluncurkan pada tanggal 10 Juni
Kamilia Manaf 2011 di Jakarta ini juga berisi hasil-hasil diskusi Kongkow Lez
isu lesbian muda di Indonesia seperti Identitas Diri (Apakah
Editor :
Saya Normal ?), Berterus Terang Terhadap Orang Tua, Butch
Dewi Nova Wahyuni dan Arwani
n Femme, Kesehatan Reproduksi Perempuan Lesbian, Safe
Kontributor : Sex and Hot Sex, Lesbian dan Tafsiran Agama ?, Persaudaraan
Ino, Panca dan Umi Feminis dan Lesbian, Drag Queen, Drag King, Transeksual dan Transgender.
Nara sumber diskusi Kongkow Lez adalah para feminis, psikiater, ahli kesehatan
reproduksi, tokoh agama, aktifis Hak Asasi Manusia (HAM) dan lain-lain. Kami Tidak
Bisu yang diterbitkan dari hasil kerjasama antara IPP, Feminis dan Aktifis HAM.
Teman-teman dapat memesan buku ini ke Institut Pelangi Perempuan dengan
mengirimkan email kekamitidakbisu@gmail.com dengan mengirimkan nama,
alamat email, telepon, alamat pos pengiriman untuk proses pengiriman buku. Kami
dapat memberikan buku ini secara gratis, namun kami akan sangat berterimakasih
dan menghargai bantuan teman-teman juga jika dapat membeli buku ini dengan
harga Rp. 25.000 + ongkos kirim (tergantung wilayah). Hasil penjualan buku ini akan
dipergunakan untuk mendukung program kegiatan organisasi kami lainnya.
37
39. musik
Garbage – Androgyny
Setelah membaca edisi I Klik!, tentunya rasa PD sudah mulai
tumbuh pada diri Klik! Zoners donk ya… ya khan… ya donk
^_~ that we’re normal!. Lalu sekarang mungkin kalian lagi
berpikir “baiknya orang-orang tahu tentang ini atau tidak
ya?”. Itu sebabnya Klik! kasih kalian satu lirik lagu yang bisa
bikin ya… rilekslah sedikit.
Album: “Beautifulgarbage” (2001)
When everything is going wrong
And you can’t see the point in going on
Well nothing in life is set in stone No sweeter a taste that you could find
There’s nothing that can’t be turned around Than fruit hanging ripe upon the vine
There’s never been an oyster so divine
Nobody wants to feel alone A river deep that never runs dry
And everybody wants to love someone
Out of the tree go pick a plum The birds and bees they hum along
Why can’t we all just get along? Like treasures they twinkle in the sun
Get on board and have some fun
Boys in the girls room Take what you need to turn you on
Girls in the men’s room
You free your mind in your androgyny Behind closed doors and under stars
It doesn’t matter where you are
Collecting jewels that catch your eye
Boys in the parlor
Don’t let a soul mate pass you by
They’re getting harder
I’ll free your mind and your androgyny
38
40. “Everyone has both a female and
male part. One rules, but the other
can’t be canceled. Boys and girls
together... an ideal situation.”
- Shirley Manson
Vokalis Garbage sedikit mengungkap kalau di tiap kita pasti ada
sisi maskulin dan feminin. Itu baru satu dari sekian banyak intisari
yang bisa kita ambil dari lirik lagu ini. Nah, coba deh perhatiin
“Well nothing in life is set in stone”, di awal lagu kita sudah diajak
untuk lebih terbuka tentang cara kita melihat diri kita, orang lain,
dan kehidupan pada umumnya.
“Why can’t we all just get along?”. Jelas banget gak siey?! kalau
lirik ini tentang keberagaman. Secara biologis ada yang jenis
kelaminnya perempuan, laki-laki, juga hermafrodit. Bahkan
sah-sah saja bila kita mengidentifikasi diri berbeda dari kelamin
biologis. Nah, ketika berekspresi di keseharian ada yang sangat
menonjol femininnya, maskulinnya, juga ada yang bahkan kita
bingung menggambarkannya. Dan bila hal seperti ini masih
dipersoalkan, Apa kata dunia?!. He..he.. Begitu juga di internal L,
mau seperti apa pun saudari-saudari kita, kenapa siey kita nggak
jalan beriringan aza?! ^^
39
41. Yap, saatnya kita bebaskan cara berpikir kita dari paradigma zaman “I’ll free your mind and
doeloe. It’s about looking past any labels and finding love wherever your androgyny” . . .
you can. Sekualitas itu sangat cair, gurlz!. Buang jauh apa yang telah “Take what you need to
ditanamkan oleh masyarakat-phobia. Be natural!. Baik Perempuan, turn you on”
Lelaki maupun Antara, lakukan apa yang perlu kamu lakukan, jadilah
seperti yang kamu inginkan, kasihilah siapapun yang kamu tuju. Cintai
orang for who they are inside, dan jangan tutup dirimu untuk jatuh
hati dengan anggapan kamu hanya akan memilih jenis tertentu. Ada
baiknya terbuka untuk mencinta dan dicinta oleh siapa pun. Mungkin
kamu bukan pilihannya, tapi kan baru sekedar kemungkinan, C’mon!
;p Atau boleh jadi kamu tidak memilihnya, tapi hargailah cintanya.
Paragraf terakhir dari lirik lagu ini mengajak kita untuk
berpikir androgynous. Maksudnya, bukan untuk
menjadi trans, tetapi selain memahami keadaan
diri, mengakui keberagaman seksualitas, akan
lebih baik bila kita juga mau menghargai
keputusan untuk coming out atau tidak.
Nggak masalah sekarang posisi kamu
di mana, toh masing-masing ada resiko
tersendiri. Just go ahead and love, have
some fun!
(Sumber: http://www.songmeanings.net) )
[by: tRuEHaWa]
40
42. Ada beberapa kasus monumental yang menggambarkan gangguan terhadap perlindungan
kebebasan berekspresi kelompok minoritas lesbian, gay, biseks, dan transgender (LGBT) di Indonesia.
Di antaranya kasus di Surabaya pada Maret 2010. Massa yang mengatasnamakan FUI dan FPI
Mana Tanggung membubarkan paksa Konferensi Regional The International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender,
and Intersex Association (ILGA) Asia Keempat. Mereka juga meneror kantor GaYA Nusantara dengan
Jawab Negara menggembok dan mencoret-coret kantor tersebut dengan sebutan “teroris moral”. Juga beberapa
kasus serupa dengan pelaku yang sama.
atas Kebebasan Pertanyaannya, “Apa yang dapat diperankan oleh (tanggung jawab) negara sehubungan dengan
perlindungan hak asasi manusia “hidup bebas berekspresi” bagi warga negaranya tanpa
Ekspresi? diskriminasi?” Padahal, negara Republik Indonesia merupakan salah satu dari negara peserta (state
parties) yang telah menandatangani dan meratifikasi sebagian perjanjian internasional hak-hak
Sebuah Tinjauan Kesepakatan manusia (international human rights treaties) yang utama, sebagai bagian dari pembuatan aturan
Perjanjian Internasional hukum dan kebijakan nasional. Konsekuensi dari menandatangani dan meratifikasi perjanjian
internasional hak-hak manusia adalah negara terikat secara hukum dan kebijakan dalam menunaikan
Ikram Baadila*
kewajiban (obligation) untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect), dan memenuhi (to
fulfill) hak-hak manusia. Satu kewajiban tambahan adalah mempromosikan (to promote) hak-hak
manusia supaya dapat diketahui publik.
Ketiga jenis kewajiban yang berbeda tersebut, secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
* Ikram Baadila, dosen Jurusan Sosiologi,
Kewajiban untuk menghormati hak-hak manusia, menuntut negara dan semua organ serta agen
FISIP Universitas Lampung (Unila). (aparat) untuk tidak bertindak apa pun yang melanggar integritas individu atau kelompok atau
Pendidikan S1 Jurusan Sosiologi, Fisipol UGM pelanggaran pada kebebasan mereka. Kewajiban untuk melindungi hak-hak manusia, menuntut
Yogyakarta; S2 Jurusan Gizi Masyarakat FP negara dan agen (aparat) melakukan tindakan yang memadai guna melindungi warga negara dari
IPB Bogor. Aktif di Lembaga Studi Advokasi pelanggaran hak-hak individu atau kelompok, termasuk pencegahan atau pelanggaran atas penikmat
Perempuan dan Anak (Elsapa) Lampung kebebasan mereka. Kewajiban untuk memenuhi hak-hak manusia, menuntut negara meberikan
(1998-2000); 2000 - sekarang, anggota
pelayanan yang memadai untuk menjamin setiap orang di dalam ruang lingkup yurisdiksi untuk
Perkumpulan Organisasi Masyarakat Sipil
DAMAR, Lampung. memberikan kepuasan kepada mereka yang memerlukan pelayanan yang telah dikenal di dalam
instrumen hak-hak manusia dan tidak dapat dipenuhi oleh upaya pribadi.
41
43. Sesuai dengan hukum hak-hak manusia internasional, pemerintah harus patuh pada Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
(DUHAM) dan semua kovenan internasional tentang hak-hak manusia yang telah diratifikasi pemerintah, yakni International
Covenant on Economic, Social, and Culture Rights (ICESCR) yang telah diratifikasi melalui UU No. 11 Tahun 2005 tentang
Pengesahan Kovenan Hak-hak Sipil Budaya. Kemudian International Covenant on Civil and Politic Rights (ICCPR) yang juga telah
diratifikasi Indonesia melalui UU No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Hak-hak Sipil Politik. Belum lagi beberapa
kovenan/konvensi internasional lainnya yang juga telah diratifikasi pemerintah RI, seperti Convention Against Torture (CAT) dan
The Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination against Women (CEDAW).
Kepatuhan negara terejawantahkan dalam upaya maksimal menjalankan amanat seperti pada pembukaan Deklarasi Universal
HAM bahwa “Setiap manusia dilahirkan merdeka dan mempunyai hak dan martabat yang sama.” Lainnya, dalam Pasal 19 ayat
(2) dan (3) ICCPR “Setiap orang berhak atas kebebasan untuk menyatakan pendapat: hak ini termasuk kebebasan untuk mencari,
menerima, dan memberikan informasi dan pemikiran apa pun, terlepas dari pembatasan-pembatasan secara lisan, tertulis, atau
dalam bentuk cetakan, karya seni atau melalui media lain sesuai dengan pilihannya. Kemudian, dalam Pasal17 (1) & (2) ICCPR
“Tidak boleh seorang pun yang dapat secara sewenang-wenang atau secara tidak sah dicampuri masalah-masalah pribadinya,
keluarganya, rumah atau hubungan surat-menyuratnya, atau secara tidak sah diserang kehormatan dan nama baiknya. Atau,
secara terperinci terkait dengan hak-hak manusia, terutama hak kelompok minoritas yang diturunkan dari hak sipil, politik,
ataupun hak ekonomi, sosial, dan budaya dapat dilihat dalam Yogyakarta Principles – meskipun bukan dokumen resmi PBB.
Yogyakarta Principles terkait dengan hak-hak sipil dan politik serta hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yang juga berlaku
pada kelompok masyarakat yang mempunyai orientasi seksual dan identitas gender berbeda. Selain itu, diatur pula kewajiban-
kewajiban negara demi memenuhi hak-hak kelompok masyarakat yang mempunyai orientasi seksual dan identitas gender yang
berbeda tersebut.
Ada dua (bentuk) upaya dalam menjalankan amanat tersebut, yaitu berupa acts of commission (tindakan untuk melakukan)
dan acts of ommission (tindakan untuk tidak melakukan tindakan apa pun). Acts of commission merupakan upaya yang
sering dilakukan negara, dalam hal ini diperankan oleh aparat penegak hukum, karena ranah tindakannya tidak bersilang
dengan masalah lain. Biasanya berupa tindakan penegakan hukum. Sedangkan upaya atau tindakan acts of ommission dalam
bentuk pembiaran negara terhadap tindakan pelanggaran HAM sering dialami kelompok LGBT dan minoritas lainnya. Seperti
yang dipaparkan pada awal tulisan ini, aparat penegak hukum tidak dapat melakukan apa-apa atau melakukan
pembiaran terhadap kelompok FUI dan FPI yang melakukan tindak kekerasan dan pelanggaran
atas hak berekspresi dan hak berorganisasi kelompok. Dengan kata lain, acts
42
44. of ommission merupakan pelanggaran hak-hak manusia –
karena telah melakukan pembiaran – dan telah menciptakan preseden buruk
bagi penegakan hukum dan hak-hak manusia, yaitu melegitimasi tindakan kekerasan dan
pengingkaran akan hak berekspresi yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan agama.
Seharusnya aparat penegak hukum setiap ada kejadian pelanggaran HAM dalam aksi kekerasan, pemaksaan kehendak, dan
pembubaran paksa, melindungi warga negaranya, yang dijamin konstitusi. Namun kenyataannya tidak berbuat apa-apa, tidak berupaya
mencegah aksi kekerasan, dan terkesan memfasilitasi tindakan pelanggaran HAM. Kadangkala bahkan menyalahkan kelompok
LGBT yang menjadi korban, dengan tuduhan mereka sebagai pemicu persoalan. Dituduh sebagai pemicu persoalan karena stigma
terhadap kelompok LGBTI yang dipengaruhi doktrin agama yang telah ada dalam mindset sejak anak hingga orang dewasa. Masyarakat
melakukan stigmatisasi terhadap mereka sebagai sampah masyarakat, menyebarkan penyakit menular, tidak normal, tidak alamiah,
sumber datangnya malapetaka, dan penyandang cacat mental. Justifikasi dan doktrin agama serta anggapan masyarakat akhirnya juga
terkonstruksi pada aparat penegak hukum, sehingga menjadikan aparat penegak hukum bukan sebagai pelindung kelompok LGBT.
Terlihat jelas negara belum mampu melindungi hak-hak kelompok LGBT. Terutama hak hidup tanpa kekerasan, hak untuk berekspresi,
hak untuk berorganisasi, dan perlakuan hukum yang adil. Namun tidak berarti upaya mencari keadilan bagi kelompok LGBT berhenti.
Upaya menuntut keadilan harus tetap dilakukan. Caranya dengan mencari celah hukum dan menjadikan instrumen hukum itu sebagai
dasar hukum bagi advokasi hak-hak kelompok LGBT. Selain itu, pemerintah (eksekutif dan legislatif) harus merumuskan kebijakan-
kebijakan teknis sebagai turunan dari ICCPR dan ICECSR, serta kovenan/konvensi lain yang telah diratifikasi, terutama yang terkait
dengan perlindungan hak-hak kelompok LGBT. Peraturan perundang-undangan tentang hak-hak manusia dan peraturan lain/kebijakan
yang terkait dengan perlindungan hak-hak kelompok LGBT harus terus-menerus disosialisasikan kepada masyarakat. Pendidikan yang
bertujuan membangun penyadaran kritis bagi harkat kemanusiaan, mencerahkan, dan membebaskan manusia dari segala bentuk
ketertindasan agar dapat terwujud keadilan dan tindakan tidak menindas kelompok minoritas serta mengembangkan budaya toleransi
menjadi upaya strategis.
Terkait dengan upaya advokasi, Deklarasi Montreal merupakan langkah awal untuk melakukan desakan terhadap negara-negara di
dunia untuk mengakui, memenuhi, dan melindungi hak-hak LGBT serta desakan agar semua negara dan PBB memerangi homofobia.
Selanjutnya, resolusi persamaan hak yang menyatakan setiap manusia dilahirkan bebas dan sederajat dan setiap orang berhak untuk
memperoleh hak dan kebebasannya tanpa diskriminasi apa pun juga menjadikan pelanggaran HAM atas dasar orientasi seksual
dianggap sebagai pelanggaran HAM tingkat tinggi. Orientasi seksual dan identitas gender merupakan pilihan dan hak seseorang yang
paling asasi. Menyitir pernyataan Eileen Donahoe, “Memilih siapa yang kita cintai dan dengan siapa kita akan berbagi hidup adalah hak
yang sakral, sehingga siapa pun, termasuk kaum gay, lesbian, dan transgender berhak mendapat perlindungan atas hak ini.”
43
45. Gerakan LGBTIQ Indonesia
dalam Kerangka HAM
Vien Tanjung*
Bukan rahasia di seluruh dunia masih saja terjadi pelanggaran hak asasi manusia atas dasar sexual orientation and gender
identity (orientasi seksual dan identitas gender). Pelanggaran banyak bentuknya, dari penyangkalan hak-hak untuk hidup,
penyangkalan kebebasan dari kekerasan, hingga diskriminasi dalam mengakses hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya. Di
antaranya diskriminasi hak atas kesehatan, perumahan, pendidikan, dan hak untuk bekerja. Juga usaha untuk memaksakan
norma-norma heteroseksual (heteronormativitas), serta tekanan untuk tetap diam dan tak terlihat.
Bahkan, dalam kehidupan teman-teman transeksual dan teman-teman dengan Harry Benjamin’s Syndrome, semua akses
terhadap ranah kehidupannya menjadi terbatas. Pada detik seseorang memutuskan untuk mengikuti indentitas dirinya yang
bukan berdasarkan indentitas yang diberikan masyarakat atasnya, maka pada detik tersebut ia dimarginalkan oleh masyarakat.
Menjelang penutup tahun 2011, saya mendapat kehormatan dari Institute Pelangi Perempuan untuk menulis tentang gerakan
lesbian, gay, biseks, transgender, interseks, dan queer (LGBTIQ) Indonesia dalam perspektif HAM. Sebuah tulisan yang
diharapkan dapat menjelaskan dengan sederhana tapi nendang. ^^
Mari kita mulai dengan sejarah. Yap! Sejarah…
Pada mulanya sesudah Perang Dunia Ke-2, para pemimpin dunia berkumpul dan menyepakati sebuah instrumen (sistem) untuk
menjaga perdamaian dunia. Pada tanggal 10 Desember 1948 dicetuskan Deklarasi Hak Asasi Manusia (HAM) atau Universal
Declaration of Human Rights (UDHR) dan diperingati sebagai Hari HAM. Teman-teman bisa baca dokumen lengkapnya di:
http://www.un.org/en/documents/udhr/
Terkait instrumen itu, Indonesia sudah mengadopsi UDHR menjadi undang-undang. Negara kita menyatakan kesediaan untuk
terikat (menaati) perjanjian internasional tersebut. Teman-teman dapat melihat daftar instrumen HAM yang sudah diratifikasi
di http://syaldi.web.id/2008/10/status-ratifikasi-indonesia-untuk-instrumen-internasional-ham/
44