SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 140
PENGELOLAAN DAERAH RAWA UNTUK
MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN

Dr. Robiyanto H. Susanto, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian
Seminar kenaikan ke Guru Besar pada
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Indralaya - OI, Sumsel, Indonesia – 6 September 2010
I. PENDAHULUAN
1.1. GAMBARAN UMUM – LATAR
BELAKANG
1.2. PENGEMBANGAN RAWA
MENDUKUNG KETAHANAN
PANGAN
1.3. PERMASALAHAN
1.4. TUJUAN
WORLD POPULATION

http://en.wikipedia.org/wiki/Image:World_population.PNG
Indonesia

Year
1950
1970
1990
2010
2030
2050

Production of Consumption
P-C
Population
Paddy *2) of Paddy *3) (Million
(Million) *1)
(Million Ton) (Million Ton)
Ton)
77.21
117.47
146.78
233.48
284.2
339.1

13.20
24.20
45.18
48.35
42.11
35.86

11.58
17.62
22.02
35.02
42.64
50.86

1.62
6.58
23.16
13.33
-0.53
-15.00

Export
(Million
Ton)
1.62
6.58
23.16
13.33
-

Import
(Million Ton)
0.53
15.00

*1) Source : http://www.indo-ank.org/socio-culture/bokletmaret2007.pdf

*2) Source: BPS Last access June 2010
*3) Source : http://www.unctad.org/infocomm/anglais/rice/market.htm
Population - Paddy Production - Consumption
I.

Gambaran Umum dan Latar Belakang
Achievement Level of Predicted Self Food
Sufficiency, 2006-2025
Assumption : increase area 0,37%, increase productivity 0,48%

70,000
60,000
50,000
40,000
30,000
20,000
10,000
(10,000)

2006

2010

2015

Harvested area(000 ha)

Productivity (ton GKG/ha)

Demand (eq. 000 ton GKG)

2020

2025

Deficit

Yield (000 ton GKG)

Balance (000 ton GKG)

Source: Litbang Deptan, 2007
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN
RAWA: PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN
KETAHANAN PANGAN

Gambar 3. Peta Sebaran Rawa di Indonesia
Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati

Hutan mangrove: ± 90.00
ha (estuarine mangrove,
dengan lebih dari 20 sungai
yang bermuara di wilayah ini

Merupakan tempat
persinggahan ribuan burung
migran

Merupakan habitat satwa liar,
seperti Harimau Sumatera, Macan
Dahan, Buaya Muara, dsb.

Merupakan sumber
perikanan di perairan
sekitarnya
TAMAN NASIONAL
SEMBILANG : SITUS RAMSAR
KONSERVASI HUTAN RAWA GAMBUT
Hot-spots in lowlands as recorded by
sattellite
Tabel 1. Distribusi lahan rawa di Indonesia dan luas yang
dikembangkan dengan bantuan pemerintah
Total Lahan Rawa Secara Nasional
Lokasi

Total (Ha)

Pasang
Surut
(Ha)

Lebak
(Ha)

Total (Ha)

2.766.000
3.580.500
644.500
6.305.770

9.370.000
11.707.400
1.793.450
10.522.720

691.704
694.935
71.835
-

110.176
194.765
12.875
23.710

801.880
889.700
84.710
23.710

13.296.770

33.393.570

1.458.474

341.526

1.800.000

Pasang
Surut (Ha)

Lebak
(Ha)

6.604.000
8.126.900
1.148.950
4.216.950
20.096.800

Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Papua

Total Lahan Yang
Sudah Dikembangkan

Sumber : Dit. Rawa dan Pantai, Ditjen Pengairan, Departemen PU, 2009

IP100 ………> IP200, IP300 ...…. mencapai 7 sampai 8 ton GKP /ha MTI

Karena 3 pilar :
a) Perbaikan infrastruktur pengelolaan air,
b) Aplikasi teknologi pertanian, dan
c) Pemberdayaan kelompok tani/ P3A untuk OP jaringan
pengairan
1.3. PERMASALAHAN


Pengurangan produksi pangan pada lahan-lahan irigasi
khususnya di pulau Jawa 40-50.000 ha/ tahun



Belum terdapat visi yang sama tentang pengelolaan
rawa untuk pembangunan pertanian berkelanjutan
diantara para pelaku (stake-holder) yang terlibat dalam
pengembangan dan pengelolaan lahan rawa.



Permasalahan lingkungan : kebakaran hutan dan lahan
1.4. TUJUAN


Upaya pelestarian lingkungan , pemanasan global,
perubahan iklim merupakan hal yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan rawa.



Menyampaikan p entingnya pengelolaan daerah rawa
melalui optimalisasi lahan dan air untuk mendukung
ketahanan pangan



Tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan untuk
pengelolaan daerah rawa berkelanjutan serta strategi
yang diperlukan akan dijelaskan dengan melihat aplikasi
yang dilakukan di berbagai daerah rawa Indonesia sejak
tahun 1993.



Pemahaman yang benar tentang pengelolaan rawa ini
dirasakan perlu disebarluaskan ke tempat lain yang
sesuai dan membutuhkan mengingat terdapat kurang
lebih 150 kabupaten/ kota rawa di Indonesia
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KARAKTERISTIK DAERAH RAWA DALAM
SISTIM SUNGAI
2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH
RAWA DAN PESISIR
2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN
PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN
‘MODIFIKASI LINGKUNGAN’
2.4. KONTRIBUSI RAWA TERHADAP
PRODUKSI PANGAN NASIONAL
DAN BERBAGAI KENDALA
PENGELOLAAN AIR DI DAERAH
REKLAMASI RAWA PASANG SURUT
UNTUK PANGAN
2.1.1. Hidrologi dan
Daerah Aliran
Sungai serta
Terbentuknya
Rawa ( Lowlands)



Gambar . Tipe-tipe
lahan basah/ daerah
rawa menurut definisi
Ramsar (Davies et al,
1995)
2.1.2. Daerah Aliran Sungai dan Asosiasi Rawa
Lebak

r . Zonasi daerah rawa lebak berdasarkan tingkat ketergenangan
Lahan (Ditjen Pengairan, DPU, 1996)
2.1.3. Terbentuknya
Delta dan
Daerah Rawa
Pasang Surut

Gambar . Hidrotopografi lahan
yang mendapat pengaruh
pasang surut air laut :
Kategori I (tipe A),
Kategori II (Tipe B),
Kategori III (Tipe C), dan
kategori IV (Tipe D)
(Ditjen Pengairan, Departemen
Pekerjaan
Umum, 1996).
2.1.4. Tanah dan Kesesuaian Lahan








jenis tanah (liat, sulfat masam, bahan organik tinggi/
bergambut, gambut),
kondisi lahan yang bereaksi masam sehingga dapat
menyebabkan ketersediaan Al dan Fe yang tinggi.
Sebaliknya, unsur-unsur hara makro seperti Nitrogen,
Phosphor, dan Kalium yang sangat diperlukan tanaman
menjadi kurang tersedia
Dalam sistim klasifikasi tanah jenis tanah yang umum
dijumpai diantaranya adalah : Histosol (Fibrists,
Hemists, Saprits); Inceptisol (Sulfaquepts, …); Entisol
(Sulfaquents, ….) (Buol et al, 1989)
Hemists (Sulfohemists, Sulfihemists, …)
2.1.5. Curah Hujan, Aliran Permukaan dan
Pasang Surut


Ketersediaan air di daerah rawa sangat dipengaruhi oleh :
– aliran permukaan dari daerah hulu dan sekitarnya
(berkisar 1000 - 2500 mm/ tahun),
– curah hujan yang turun di lokasi (2000 - 3500 mm/
tahun),
– adanya interaksi antara curah hujan, aliran permukaan
dan mekanisme pasang surut nya air laut di muara
sungai. Pasang surut nya air dengan mekanisme ini
dapat menyebabkan perbedaan tinggi muka air 4- 5
meter
2.1.6.

Jaringan Reklamasi dan Tata Air



Saluran, tanggul banjir dan pintu-pintu air sehingga lahan dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, khususnya pertanian.



Saluran yang digali menghubungkan dua sungai besar lebih sering
dikenal dengan saluran navigasi/ saluran primer (panjangnya dapat
sampai 20-30 km).



Tegak lurus terhadap saluran primer ini dibuatlah saluran sekunder
dengan jarak 800 – 1000 m dan panjang 1000 - 3500 m.



Blok sekunder (100 – 250 ha) yang biasanya dibatasi oleh saluran
primer dan sekunder ini dibagi lagi menjadi petak-petak tersier
(seluas 16, 24, 32 ha) melalui pembangunan saluran-saluran
tersier.
2.1.7. Pengelolaan Air sebagai Kunci
Keberhasilan Pertanian Lebak dan Pasang
Surut
 Kondisi sungai, hujan dan pasang surut air yang tidak
bisa dirubah memerlukan sistim usaha tani adaptif
dengan kondisi air yang ada.


Sarana prasarana pengairan membuat petani mampu
melakukan pengelolaan air - on farm water
management.



Pengelolaan air di lahan usaha tani yang baik
memerlukan pemahaman tentang tata air makro dan tata
air mikro serta adanya saluran primer, sekunder, tersier,
tanggul banjir dan pintu-pintu yang diperlukan.
2.1.8. Sistim usaha tani, kondisi sosial budaya
dan pemberdayaan petani/ kelompok



padi pada bulan Maret - Mei sampai Juli-Agustus di lahan lebak;
Oktober – Nopember sampai Februari – Maret di pasang surut.



Untuk perioda tanam kedua bisa padi atau palawija tergantung
kondisi di setiap lokasi.



sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, herbisida/ pestisida,
tenaga kerja, alat mesin pertanian, dan harga jual hasil pertanian.
Pemberdayaan petani dan kelompoknya harus mempertimbangkan
hal-hal tersebut.



kegiatan-kegiatan ekonomi produktif lainnya seperti misalnya:
pembuatan gula kelapa, pupuk organik, pemeliharaan unggas kecil,
pemanfaatan lahan pekarangan untuk perikanan).


2.1. 9. Monitoring, evaluasi, diseminasi,
komunikasi



2.1.10. Data dan informasi untuk
pengembangan
rawa terpadu



2.1.11. Visi Pembangunan Daerah,
Kepemimpinan, dan Kapasitas
Kelembagaan
2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN
DAERAH RAWA DAN PESISIR
2.2.1.

Konservasi Daerah Rawa dan Pesisir

2.2.2.

Konservasi Daerah Rawa, Pendayagunaan dengan
Teknologi Adaptasi, dan Pengembangan Rawa

2.2.3.

Pengelolaan Rawa Berbasis Masyarakat
( community
based development )
dan Berbasis Industri Pertanian
( agroindustry based development )

2.2.4.

Pengembangan Rawa sebagai Kawasan
PembangunanTerpadu (Integrated lowland
development and management)
2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN
PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN ‘MODIFIKASI
LINGKUNGAN’

2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir untuk
Konservasi dan Ekowisata
2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk
Pengembangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura
2.3.2.a. Rawa adaptasi lebak untuk
tanaman pangan dan diversifikasi
2.3.2.b. Rawa reklamasi pasang surut
untuk tanaman pangan
2.3.3. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk
Pengembangan Tanaman Perkebunan
2.3.4. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Hutan Tanaman
Industri
2.3.5. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan
Perikanan
2.3.6. Pemanfaatan Rawa untuk Peternakan (Kerbau
Rawa, Itik Lokal)
2.3.7. Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa untuk
Pemukiman dan Perkotaan
2.3.8. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa untuk
kawasan industri dan pengelolaan
limbah
2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir
untuk Konservasi dan Ekowisata


Untuk daerah Sumatera Selatan, misalnya Taman Nasional Sembilang
(202.896 ha) yang terletak di Kabupaten Banyuasin, merupakan daerah
konservasi yang unik. Di Taman Nasional Sembilang ini terdapat
misalnya: harimau Sumatera, buaya, beruang, lebih dari 32 spesies
burung air, 8 spesies ular, 48 spesies ikan meliputi 37 famili, dan
mendukung kehidupan lebih dari 150.000 ekor burung-burung migran
(Balai Taman Nsional Sembilang, 2009). Taman Nasional Sembilang ini
berdekatan dengan daerah yang sudah dikembangkan untuk
transmigrasi (Karang Agung Tengah dan Karang Agung Hilir) dan
daerah hutan tanaman industri (PT SHP) di Sungai Sembilang. Potensi
perikanan di kawasan ini sangat besar dan cukup banyak penduduk
desa Sungsang, Sembilang, Ogan Komering Ilir, dan beberapa desa
pesisir di Jawa yang menangkap ikan di perairan di sekitar kawasan ini.



Selain itu, kawasan mangrove yang ada di daerah pesisir juga
merupakan daerah konservasi yang tetap perlu dijaga kelestariannya.
Daerah konservasi rawa lainnya misalnya di Danau Sentarum,
Kalimantan Barat dan di Sebangau, Kalimantan Tengah.
Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati

Hutan mangrove: ± 90.00
ha (estuarine mangrove,
dengan lebih dari 20 sungai
yang bermuara di wilayah ini

Merupakan tempat
persinggahan ribuan burung
migran

Merupakan habitat satwa liar,
seperti Harimau Sumatera, Macan
Dahan, Buaya Muara, dsb.

Merupakan sumber
perikanan di perairan
sekitarnya
2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk
Pengembangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Tabel 2. Pengembangan Rawa dalam konteks kondisi pulau utama dan
pulau pengembangan
Pulau-pulau Utama

Pulau Pengembangan

Lokasi

Jawa, Madura, Bali

Sumatera,
Jaya

Konteks

Tekanan penduduk, Urbanisasi,
Kompetisi penggunaan air,
permasalahan
kompleks,
Kehilangan lahan beririgasi 4050 ribu ha/ tahun

Pemukiman
spontan
dan
bantuan pemerintah, Investasi
swasta, Sistem reklamasi rawa
yang belum optimal
penggunaannya.

Tipologi

Daerah irigasi yang terus Sistem reklamasi rawa pasang
berkurang, Banjir di desa dan surut, daerah rawa lebak,
pengendalian
banjir
di daerah irigasi
perkotaan.

Kalimantan,

Irian
2.3.2.a.

Rawa adaptasi lebak untuk tanaman
pangan dan diversifikasi
Kawasan Pantai Timur Sumatera Selatan
2.3.2.b.

Rawa reklamasi pasang surut untuk
tanaman pangan

Total luas areal yang telah direklamasi sampai tahun 2010 ini adalah 373.000 ha (BSWVIII, 2010), diantaranya di: Delta
Upang (8.423 ha), Cinta Manis (6.084 ha), Delta Telang I (26.680 ha), Delta Telang II (13.800 ha), Delta Saleh (19.090 ha),
Air Sugihan Kiri (50.470 ha), Air Sugihan Kanan (31.140 ha), Pulau Rimau (40.263 ha), Karang Agung Hulu (9.000 ha),
Karang Agung Tengah (30.000 ha) dan Karang Agung Hilir (20.317 ha)
Sebaran kelembaban
tanah pada kondisi
muka air tanah tinggi
dan permukaan lahan
yang tidak rata
(Skaggs, 1990a)

Perkembangan akar
tanaman pada kondisi
muka air tanah dangkal
(kiri, 30 cm dari
permukaan tanah) dan
muka air tanah dalam
(kanan, 60 cm dari
permukaan tanah)
(Skaggs, 1990b)
Water balance components within the root zone
Water table profile under
modified rooting zone
condition (with surface or
subsurface drainage
systems)
(Skaggs, 1990c)

Consideration on
topography and natural
layout for the drainage
systems development
(contour)
(Skaggs, 1990d)
Pola hutan tanaman industri
Kebakaran Hutan
dan Lahan
Pola Perikanan
Budidaya - Lebak
Pola Peternakan – di Lahan Rawa
Pola Penataan Ruang
2.4. BERBAGAI KENDALA PENGELOLAAN AIR DI DAERAH
REKLAMASI RAWA PASANG SURUT UNTUK PANGAN

2.4.1. Terbatasnya ketersediaan data primer dan
sekunder yang terkini dan dapat diakses secara
cepat
2.4.2. Pemahaman yang keliru karena ketidaktahuan dan
kurangnya ilmu pengetahuan
2.4.3. Pemilihan Lokasi dan Program yang Tidak Tepat
2.4.4. Alih Fungsi Lahan Reklamasi Pertanian Pangan
menjadi Perkebunan
2.4.5. Penggunaan satu fungsi (single use) dan multi guna
(multiple uses)
2.4.6. Program Mendadak – Ego Sektoral
2.4.7. Koordinasi antar Sektor/ Departemen –
Keberlanjutan program
2.4.8.
2.4.9.
2.4.10.
2.4.11.
2.4.12.
2.1.13.
2.4.14.

Transportasi dan Aksesibilitas
Air Bersih untuk Rumah Tangga dan
Sanitasi Lingkungan
Isu Lingkungan dan Konservasi
Sumberdaya Alam
Penduduk Asli (lokal), Pendatang
Spontan, dan Transmigran Pemerintah
Pembiayaan (APBN, APBD, Dana
Perusahaan Swasta,Dana Masyarakat,
Hutang atau Hibah luar negeri)
Ketersediaan Data dan Informasi serta
Bantuan Teknis
Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
Daerah
III. METODOLOGI
3.1. MEMAHAMI MASALAH DAN
MENGKOMUNIKASIKANNYA
3.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
BERBASIS KAWASAN
3.3. PERAN PEMERINTAH (Kabupaten/Kota,
Provinsi, Pusat)
3.4. PERAN DAN KETERLIBATAN
PERGURUAN TINGGI
3.5. KETERLIBATAN PIHAK SWASTA, BUMN,
DAN MASYARAKAT
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA
4.1.1. Pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut; pemetaan dan
pemahaman lahan potensial, potensial bersyarat, tidak
potensial untuk usaha tani
4.1.2.

Pertanian lahan basah dengan kelebihan air

4.1.3.

Pemahaman kondisi iklim, hidrologi, tata air dan jaringan
pengairan wilayah kajian

4.1.4.

Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi pada lahan
hidrotopografi A/B: Blok sekunder P8-12 S, delta Telang I,
desa Telang Karya, Kabupaten Banyuasin
4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA
4.1.5. Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi
pada lahan dengan hidrotopografi C/D: Studi Kasus
di P10-2S, Delta Saleh desa Sri Mulyo, Kabupaten
Banyuasin
4.1.6. Permasalahan usaha tani dan kondisi sarana
prasarana
4.1.7. Pengelolaan muka air tanah, kebakaran hutan/
lahan, dan oksidasi lapisan sulfat masam
4.1.8. Pengelolaan muka air tanah/ saluran dan OperasiPemeliharaan jaringan/ Pemberdayaan petani/
kelompok/P3A
Provinsi Riau
Survai Tanah Mineral dan Gambut - Pemetaan

Kondisi vegetasi rawa di lokasi
Desa Pedamaran.

Pengeboran di titik 77, vegetasi
dominan pakis&perpat, kedalaman
3,5 m, karakteristik kematangan
saprik-hemik

Pengeboran dititik 47, vegetasi
dominan kumpai&purun, kedalaman
gambut 3,5 m, karakteristik
kematangan saprik-hemik

Lokasi survey yang ditanami padi
sonor

Kondisi lahan rawa yang
terbakar

Perkampungan nelayan
Jungkal
Kedalaman Gambut
Titik Pengeboran (500 m)
0 1

2 3

4 5

6 7

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43

0,00
-1,00

-3,00
-4,00
-5,00
-6,00
-7,00

Tanjung Serang – Talang Seridang Tujuh

Titik Pengeboran (500 m)
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101

0,00
-1,00

Ketebalan Gambut (m)

Ketebalan Gambut (m)

-2,00

-2,00
-3,00
-4,00
-5,00
-6,00
-7,00
-8,00

Pedamaran I – Jungkal
Pola Curah Hujan Bulanan dlm Setahun
Waktu (hari)

Pasang Surut
7/1/2006

6/1/2006

5/1/2006

4/1/2006

3/1/2006

2/1/2006

1/1/2006

12/1/2005

11/1/2005

10/1/2005

9/1/2005

8/1/2005

7/1/2005

6/1/2005

5/1/2005

4/1/2005

3/1/2005

2/1/2005

1/1/2005

12/1/2004

11/1/2004

10/1/2004

9/1/2004

8/1/2004

Tinggi Muka Air (cm)

Pasang Surut Sungai Musi
Agustus 2004 - Juli 2006

4.0

3.5

3.0

2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
Jaringan
Reklamasi untuk
Tata Air
Gambar. Lokasi pengamatan
muka air tanah
jembatan, pintu, saluran
di daerah reklamasi rawa

sebelum di upgrade

setelah di upgrade
Januari

Februari
Maret
April

Mei
Juni
Juli
Agustus

September
Oktober

P8-12S -Telang I

November
Desember
Peralatan Monitoring Muka Air Tanah
kedalaman muka air ta

M uk a air tanah di LU I pada pe tak
te r s ie r 4, P10-2S pe r iode
Agus tus 2004-Ok tobe r 2006

0. 800
0. 600
0. 400
0. 200
0. 000
1

31

61

91

1 1
2

1
51

1 1
8

21
1

24

27

30

33

36

39

42

45

48

51
1

54

571

60

63

66

69

72

75
1

78

81
1

-0.200
-0.400
-0.600
-0.800
-1.000

kedalaman muka air tanah

-1.200
-1.400

Har i k e -

M uk a air tanah di di LU II pada pe tak

te r s ie r 12, P10-2S pe r iode Agus tus 2004-Ok tobe r 2006

0. 400
0. 200
0. 000
-0. 200

1

31

61

91

121

151

181

211

241

271

301

331

361

391

421

451

481

511

541

571

601

631

661

691

721

-0. 400
-0. 600
-0. 800
-1. 000
-1. 200
-1. 400
-1. 600

kedalaman muka air tanah

H
ar i k e -

M uk a air tanah di lahan pe r alihan antar a LU I dan LU II pada pe tak te r s ie r 4, P10-2S pe r iode Agus tus
2004-Ok tobe r 2006

1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000

1

-0.200
-0.400
-0.600
-0.800
-1.000
Har i k e -

751

781

811
OT4.4
Waktu (hari)

OT12.4

7/1/2006

6/1/2006

5/1/2006

4/1/2006

3/1/2006

2/1/2006

1/1/2006

12/1/2005

11/1/2005

10/1/2005

9/1/2005

8/1/2005

7/1/2005

6/1/2005

5/1/2005

4/1/2005

3/1/2005

2/1/2005

1/1/2005

12/1/2004

11/1/2004

10/1/2004

9/1/2004

8/1/2004

Kedalaman Muka Air Tanah (m)

Fluktuasi Muka Air Tanah di P8-12S Delta Telang I
Agustus 2004 - Juli 2006

0.400

0.200

0.000

-0.200

-0.400

-0.600

-0.800
OT4.4
Waktu (hari)

OT12.4

7/1/2006

6/1/2006

5/1/2006

4/1/2006

3/1/2006

2/1/2006

1/1/2006

12/1/2005

11/1/2005

10/1/2005

9/1/2005

8/1/2005

7/1/2005

6/1/2005

5/1/2005

4/1/2005

3/1/2005

2/1/2005

1/1/2005

12/1/2004

11/1/2004

10/1/2004

9/1/2004

8/1/2004

Kedalaman Muka Air Tanah (m)

Fluktuasi Muka Air Tanah di P10-2S Delta Saleh
Agustus 2004 - Juli 2006

0.200

0.000

-0.200

-0.400

-0.600

-0.800

-1.000

-1.200

-1.400
Hidrotopografi lahan di Telang I, II dan Saleh
Lapangan Kerja di Sektor
Pertanian Tanaman Pangan
(Alat dan Mesin Pertanian –
Alsintan)
Continuous Dryer milik
UPGB Perum Bulog,
di Desa Telang Karya
Kegiatan pengolahan lahan II
(garu), lokasi petak 7 Tc-07 P8-8S.

Kondisi Tanaman MT II 2007 phase
pematangan bulir Tc 07 P8-12S

Kondisi tanaman
jagung yang baik
pertumbuhannya
Petani yang sedang merontokkan
gabah hasil panen singgang,
di Petak 8 TC 9 P6-3N

Ujicoba peralatan panen mekanis
di P10-2S

Perontokan padi
dengan dikebut

Olah tanah dengan traktor

Kondisi tanaman pada
Januari 2008 di Bintang Mas
Kondisi Lahan dan Tanaman Padi 7-8 ton/ha/Musim
di Telang - Saleh – Tahun 2009
(Community based development)
4.1.9.

Kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat;
pengembangan model usaha pertanian yang sesuai

4.1.10. Visi pembangunan daerah dan kelembagaan pendukung
4.1.11. Pengembangan model area untuk uji coba dan pemantauan;
evaluasi, revisi model usaha pertanian dan pengembangan;
pengumpulan data dan infromasi rawa
4.1.12. Forum komunikasi dan pembagian peran serta multipihak
4.1.13. Pemberdayaan petani dan kelompok; pengembangan
sumberdaya manusia dan penguatan kapasitas kelembagaan
petani, petugas, pemerintah
4.1.14. Penyusunan perencanaan partisipatif melalui komunikasi antar
para pemangku kepentingan (stake holders) yang ada
Kunjungan/Temu Wicara di Tekarang,
Sambas, Kalbar,
8 Juli dan 20 Nopember 2007
Pertemuan pembinaan P3A
Sri Makmur oleh Tim Dep. PU
dan Tim STLD di Blok
Sekunder P6-3N.

Pembangunan saluran tersier
di Tekarang, Sambas.

Gotong royong perbaikan dan
pemeliharaan jalan usahatani
di Blok Sekunder P6-3N.

Diskusi dgn Martijn
ke Bintang Mas

Penyerahan akte P3A
Tirta Guna Karya I oleh
Bupati Banyuasin.

Diskusi kelompok P3A
dengan pak Haag di
Bintang Mas.

Koordinasi dengan Dinas
PU Pengairan Kabupaten
Banyuasin.

Pelatihan Kelompok
P3A di Bintang Mas,
13 Agustus 2007
Penggunaan IKONOS 1 m untuk
Inventarisasi Kondisi Saluran
Tanaman Perkebunan
Transportasi
4.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
BERBASIS KAWASAN (integrasi vertikal dan
horizontal)
Visi & Misi
Kabupaten Banyuasin

Rencana Strategis
Kabupaten Banyuasin

Sumberdaya
Manusia

Rencana
Tata Ruang

Data &
Informasi

Sumberdaya Buatan

Program Utama
Kabupaten Banyuasin

Sumberdaya Alam

IPTEK IMTAK

Program 2003 - 2010
Sifat dan Ciri
-

Unggul
Pendekatan Wilayah
Teknologi Tepat Guna
Partisipatif
Berwawasan Lingkungan

-

Integral: Vertikal-Horizontal
Berbasis Sumberdaya Alam
Berorientasi Pasar
Pemberdayaan Masyarakat

Gambar . Contoh Mekanisme Pengembangan Program di
Kabupaten Banyuasin pada tahun 2003 – 2010

Kebutuhan
Masyarakat
Contoh Realisasi Pembangunan Pertanian Terpadu
di Banyuasin
Kemitraan PUSRI

Darmaga Air
Simpang PU

Pilot Area IndonesiaBelanda 750 ha
Darmaga Air di P8,
Telang I

Bank BRI

Lumbung Desa
Modern Deptan, P17
Telang II

Puskesmas
Terapung
Perbaikan Tata Air

UPGB
Perum BulogRice Estate

Peran Pupuk Organik

Air Bersih & Sanitasi
Darmaga Air di Gasing

Agropolitan DepTrans
di Muara Padang
Kemitraan Swasta di
P10- Telang I, 700 ha
INTEGRATED LOWLANDS
MANAGEMENT APPROACH
1

2

Upland

Land
Water
Air

Types
of
Lowlands

Characte
-rization
of
Lowland
s

What
is
Lowland
Dryland s

Present
Facts

Lowlands
non-tidal

Degradation
Estate/ Wood
industry
based

Sustainability
1
1

Facts/
Character

•Prosperity of People
•Continuation on
Lowland Dev + Man
Proposed
Activities

1
0

-Operation
-Maintenance
-Asesment
-Monitoring
-Evaluation
-Replanning

9
PP
Perda
SK

Laws
Regulation
Legal
Aspects

Tidal

Condition
Policies
Institution
Engineering
Social
Economic
Distribution

Tidal-Area
Non-tidal

Peat, non-peat

Degraded/
rehabilitated

Conservation
Rice

Coastal

Fish
Coconut
Cor

n
Community
Based

Oil palm
Coconut
acacia

3

Existing
Landuse/ activity

Facts/
Character

4

Regional Planning
(Integrated Planning & Management
of Multi Sectors/ Multi Stakeholders)

6

5

7
Forest
Ecotourism
Conservation
Fisheries (natural)
Replanting
Natural

-Industry-Based
• Wood industry
• Oil-palm
• Coconut
• Fisheries/ Shrimp
• Housing

4

Community Based
•Transmigration
•Food crops
•Fisheries
•Urban dev.
•Housing

INTEGRATED PLANNING
Institution/ Infra Structures/ Finance/ Socio-Cultural
(Road, Bridges, Jetties, Communication, Housing,
Factories, Training Center, Bank, ................etc)

8
4.3. PERAN PEMERINTAH (Pemerintah
Kabupaten, Provinsi, Pusat)


Pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten/ Kota
bersifat..merencanakan, menginisiasi, menggerakkan,
mendukung, memantau, mengevaluasi program,
melaksanakan program dan kegiatan di lapangan bersamasama dengan masyarakat.



Anggaran yang tersedia di Pemerintah Daerah pada
umumnya lebih digunakan untuk mendukung kegiatan/
program kemasyarakatan/ sosial seperti pendidkan,
pelayanan kesehatan.



Keterlibatan pihak swasta untuk mendukung kegiatan
pembangunan melalui investasi langsung harus difasilitasi
oleh Pemerintah Daerah.
DEGREE & NON DEGREE program

collaboration
National Planning Agency – Local Governments – Sriwijaya University

NON – DEGREE pr ogr am:
• Development Planning
• Monitoring and Evaluation
• Program and Project Management
• Investment Planning
• Management of Grant and Overseas Loan
• Performance based Budget Planning
• Planning of Coastal Areas
DEGREE pr ogr am : MSi - MSc
Double Degree on Integrated Lowland
Development and Management
4.4. PERAN DAN
KETERLIBATAN
PERGURUAN
TINGGI
U N S R I F IR S T !!

Y
MEN

A

N
UKA
T

P

S
TEN
O

I ME
NUJ
U V

ISI
202
0

SIVITAS AKADEM IKA, PEGAW AI &
STAKEH OLDERS
RENCANA STRATEGIS

VISI, MISI dan TUJUAN

PENGABDIAN

PENELITIAN

PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Pendampingan (1993-2013)
 Task-Concept : Tim Pendamping terdiri dari tenaga

ahli dan tenaga lapangan mengerjakan sendiri hal-hal
yang dianggap perlu demi kelancaram kegiatan

 Technical Assistance: Tim Pendamping memberikan

bantuan teknis kepada pihak lain yang melakukan
kegiatan terkait dengan usahatani padi terpadu

 Dissemination of Info: Keterlibatan Tim pendamping

pada kegiatan Lokal, Regional, Nasional, dan
Internasional membantu penyebaran informasi
a)
b)
c)
d)
e)
f)

g)

Kegiatan Pilot Monitoring Scheme (Guide Line Project): P6-3N,
Telang,  Juni 2002- Mei 2004;
Bantuan Teknis dan Pengembangan SDM Kabupaten Banyuasin
dalam Perencanaan dan Pengembangan Daerah Rawa (2002
sampai sekarang);
Rice Estate dan Unit Pengolahan Gabah dan Beras Perum Bulog
(November 2002 sampai 2007);
Panen Raya Rice Estate dan Kunjungan Presiden Republik
Indonesia ke Telang I, Banyuasin (24 Maret 2003);
Penyusunan Master Plan Sumatera Selatan Lumbung Pangan
(2005);
Land and Water Management Tidal Lowlands (LWMTL) Telang
Saleh Juni 2004  Agustus 2006  (www.tidal-lowlands.org atau
www.lowlands-info.org); Strengthening Tidal Lowlands
Development di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat Januari
2007 – Jun 2008;
Lokakarya Sustainable Tidal Lowlands Development di Jakarta
dan Delft, Belanda.
1997-1998: Diseminasi, Promosi
Penerjemahan buku Konservasi Tanah dan Air
Penguatan kelompok keahlian,
President YPF-INACID, Oxford, Inggris
Pembentukan PPMAL LP Unsri ,

Penerjemahan buku Hidrologi
Afro-Asian Regional Conf - IEC ICID, Bali
7th International Drainage Workshop, Malaysia
4.4.1. Pengembangan Kualitas Pembelajaran
(usaha dan dampak perubahan)






menyelesaikan pendidikan doktor (S3) dalam bidang Biological &
Agricultural Engineeering (Water Management) di luar negeri pada
tahun 1993,
Staf Pengajar kembali mengajar di Jurusan/ Fakultas di Universitas
Sriwijaya dan menangani laboratorium seperti laboratorium Fisika
Tanah/ Konservasi Tanah dan Air. Selain itu, staf pengajar juga aktif
menggerakkan kelompok kajian Manajemen Air dan Lahan yang
terlibat dalam berbagai penelitian dan pengabdian masyakat
khususnya di daerah rawa lebak dan pasang surut. Sambil
mengajar,
beberapa staf pengajar juga menterjemahkan beberapa buku teks
berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia (buku Fisika Tanah,
Konservasi Tanah dan Air, dan Buku Hidrologi, Panduan Drainase)
khususnya pada perioda 1993-1997. Selain itu, juga disiapkan
beberapa panduan untuk pelaksanaan praktikum.
2001-2002:
Workshop Delta Mahakam
Project Design Workshop on Swamp
Management, CIDA
ICID meeting, Seoul, Korea
JICA – WUA Study di 2 propinsi Indonesia,
Phase II: Setting the Action Plan
Pelatnas Rawa I, April 2002

Workshop JICA KalBar, Mei
Workshop Danau Sentarum, Kalbar, Juni
ICID meeting, Montreal, Canada, Juli
Workshop Drainage, Wageningen, Oktober
Konsep Rice Estate diterima BULOG, November
SEMI QUE I
Pembentukan Kabupaten Banyuasin
Plt. Ir. H. Amiruddin Inoed
GWP ToolBox - IWRM,
Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya
Manusia untuk Daerah Rawa
( Capacity Building & HRD on Lowlands )

Penelitian S1-S2-S3

Pelatihan dan Penyuluhan
Kegiatan mahasiswa
Dewan Riset Daerah Sumatera Selatan 2002-2004


1997 : PPMAL Lembaga Penelitian Unsri,



“Young Professional dalam bidang Irrigation and Drainage” Komisi Internasional Irigasi dan Drainase di Cairo (1995),
Inggris (1996) dan dipilih sebagai ‘President of the Young
Professional Forum, International Commission on Irrigation
and Drainage (ICID)” untuk perioda (1996-2000).



“Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir” mulai
tahun 2000 yang bertepatan dengan Peringatan Hari Air
sedunia, 23 Maret, 2000 - www.pusdatarawa.or.id



S1: Fisika tanah, Hidrologi, Irigasi dan Drainase, dan
Pengelolaan Air (sejak tahun 1993) menjadi inti dalam bidang
manajemen air dan lahan ;
S2 di PPs Unsri: Kapita Selekta Pengelolaan Rawa,
Pengelolaan Rawa dan Pesisir, Pengembangan Rawa
Terpadu, Hidrologi Lahan Rawa (sejak tahun 2007) ;
S3- Ekosistim Lahan Basah, Tata Air Daerah Rawa (sejak
tahun 2007).




4.4.2 Pengembangan Keilmuan/ Keahlian Pokok
(produktivitas dan makna karya ilmiah)










menerjemahkan buku ajar (Fisika Tanah,
Konservasi Tanah & Air, Hidrologi, Petunjuk
Drainase);
pembuatan diktat (Pengukuran permeabilitas K - Tanah, Geohidrologi, Pengelolaan Lahan
dan Air Rawa),
penyampaian makalah pada berbagai Seminar
Nasional dan Internasional tentang Rawa (di
Jakarta, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Jambi,
Semarang, Surabaya; Utrecht, Wageningen,
Belanda),
berpartisipasi dalam Kongres Internasional
Irigasi dan Drainase di berbagai negara sebagai
anggota working group (Mesir, Inggris, Canada,
Korea, Rusia, Spanyol, Malaysia) dan
menulis di beberapa jurnal.
Delegasi Indonesia ke Moscow
4.4.3.

Peningkatan Kualitas Manajemen/ Pengelolaan
Institusi (perubahan pengelolaan, implementasi
kebijakan, dan dukungan institusi)



Kepala Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Unsri
( 1993-1996) pada saat yang sama adalah Kordinator Kelompok Kajian
Manajemen Air dan Lahan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.



Data dan informasi Daerah Rawa dan Pesisir mulai 1993 di Pusat Data dan
Informasi Daerah Rawa dan Pesisir, thn 2000. Pusdatainfo Rawa ini dikelola
oleh Kelompok Keilmuan Manajemen Air dan Lahan Rawa Universitas Sriwijaya
bersama-sama dengan Dinas Instansi Pemerintah Daerah yang terkait (Dinas
Pengairan, Dinas Pertanian, Proyek Pengembangan Daerah Rawa Sumatera
Selatan).



Bagpro PKSDM) Dikti, Depdiknas: PPMAL Unsri - Pelatihan Nasional Rawa
Dosen Perguruan Tinggi biaya Dikti, Depdiknas; 30 orang 2002 dan 32 orang
2003



Ditjen Pengairan, Departemen PU bekerjasama dengan Rijkwaterstaat dan
Unesco-IHE, Belanda (tahun 2003) menyusun Panduan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Rawa melalui Pengembangan dan Monitoring Daerah
Reklamasi Rawa Pasang Surut,



Land and Water Managemenr Tidal Lowlands - 2004-2006



Strengthening Tidal Lowland Development 2007-2008
Tabel 7. Peserta Program Pelatihan Nasional Rawa untuk Pembangunan Berkelanjutan
(kerjasama PPMAL-Unsri dengan Bagpro PKSDM DIKTI, Depdikbud) tahun 2002 dan
2003

Tahun

Jumlah
Peserta

2002

30 orang

Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang,
Univ. Sumatera Utara), Univ. Jambi, Riau Univ. Riau,
Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti,
Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung
Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin,
Univ. Tadulako, Univ. Mataram

2003

32 orang

Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang,
Univ. Sumatera Utara, Univ. Jambi, Univ. Riau,
Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti,
Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung
Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin,
Univ. Tadulako, Univ. Mataram

Asal Peserta

Keterangan
Staf Peneliti/
Dosen dari
Universitas
Sriwijaya masih
menjaga
komunikasi dengan
para
peserta ini
sampai saat ini.
Seminar/ lokakarya/
pertemuan ilmiah/
email merupakan
ajang komunikasi
Presiden RI Panen Raya di
Telang I , Maret 2003

2003 – 2004

Pelatihan Rawa
Nasional Angkatan II,
Mei 2003
Penjelasan tentang Daerah Rawa,
Telang I, Banyuasin, 24 Maret 2003
Presiden Republik Indonesia
Bantuan Teknis untuk Pemerintah

Universitas

Depdiknas

PERUM BULOG

Departemen
Pertanian

Dep. Kimpraswil

Institut Pertanian
Bogor
Mendampingi kunjungan Joint-Mission Belanda,
9 Okt 2003 – pra LWMTL & STLD
Hasil-hasil riset aksi dan pemberdayaan
masyarakat pada kegiatan LWMTL ini di
seminarkan dan didiskusikan di Jakarta, dengan
diskusi akhir di di Delft, Belanda (27 Feb-3 Maret
2006).
Kegiatan LWMTL ini kemudian direkomendasikan
untuk dilanjutkan dan disebarkan juga di daerah
lain, yaitu di Kabupaten Kubu Raya dan
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat,
dalam bentuk kegiatan Strengthening Tidal
Lowlands Develoment, STLD (Januari 2007 - Juni
2008) (www.tidal-lowlands.org/ www.lowlandsinfo.org).
Penanganan
Kebakaran
Hutan dan Lahan
Gambut
bersama TNI AD
Kalimantan Selatan – Kabupaten Barito Kuala dan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Foto-foto 2005-2006 – Golden Hope Malaysia
PROGRAM LINKAGE/ DOUBLE MASTER DEGREE INTEGRATED
LOWLAND DEVELOPMENT DAN MANAGEMENT PLANNING (DDILDM)


Bappenas RI menetapkan program Double Master Degree
Integrated Lowland Development and Management
Plannning (DD-ILDM) oleh Universitas Sriwijaya
bersama-sama dengan Unesco-IHE, Belanda.



Ada 17 program Double Degree Bappenas yang
diselenggarakan di pulau Jawa (tahun 2007).  DD-ILDM
satu-satunya program DD Bappenas RI yang diadakan di
luar pulau Jawa.



Program Master DD-ILDM ini bertujuan untuk mendukung
dan memperkuat kapasitas institusi perencanaan melalui
peningkatan kompetensi tenaga perencana dalam bidang
pengembangan dan perencanaan pengelolaan rawa
terpadu ( Integrated Lowland Management ).
Pertemuan 3 pihak : Universitas Sriwijaya, Bappenas
dan Netherland Education Center
Palembang, 20 Juni 2006
Pertemuan antara Prof. Bart Schultz dengan Kapusdiklatren
Bappenas; Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas
Jakarta, 28 Agustus 2006
PENANDATANGANAN PROGRAM DD – ILDM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA–BAPPENAS–UNESCO-IHE
JAKARTA 2006
Diploma Awarding the first 10 graduates on
Integrated Lowland Development and Management Planning
Delft, Netherlands, October 15, 2009
Tabel 8. Peserta Program S2 Linkage Integrated Lowland Development and
Management, Universitas Sriwijaya, Unesco-IHE – Belanda,
Bappenas, STUNED
Angkatan

Jumlah
Peserta

Asal Peserta

Keterangan

2007/2009

12

Sumatera Barat (1), Sumsel (8),
Jambi (1), Banten (1), Lampung (1)

10 org wisuda di Unesco-IHE, Belanda,
15 Okt 2009
12 org Wisuda di Unsri

2008/2010

10

Jakarta (2), Jawa Timur (1), Jawa
Barat (2), Jawa Tengah (1),
Lampung (1),
Sumatera Selatan (2)

10 org sedang kuliah tahun
kedua di Belanda sampai Februari
2011

2009/2011

11

Jakarta (4), Jawa Tengah (1), Jawa
Timur (1), Lampung (1), Kepulauan
Riau (1), Sumatera Selatan (3)

11 org kuliah di Unsri, dan akan ke
Belanda, Oktober 2010

2010/2012

11

Jawa Timur (2), Jawa Tengah (1),
Lampung (2), Kalimantan Barat (1),
Sumatera Utara (1), Jambi (1),
Sumatera Selatan (3)

11 orang akan mengikuti kursus
bahasa Inggris (EAP) di Unsri, Juli
2010 – Januari 2011. Kuliah di Unsri
Februari 2011.

2011/2013

10-15

dalam proses

dalam proses penerimaan

Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MOU) antara Bappenas RI, Unsri,
Unesco-IHE, dan MOU Unsri – Unesco-IHE untuk pendirian Linkage Program Integrated
Lowland Development and Management Planning di Universitas Sriwijaya
ditandatangani pada bulan Agustus 2006 di Bappenas RI Jakarta. Persiapan bahasa
Inggris peserta angkatan pertama DD-ILDM dilakukan pada bulan April-Agustus 2007.
Kuliah satu tahun pertama di Indonesia mulai bulan September 2007
Kunjungan ke India 28-31 Januari 2008

TERMINAL BATUBARA – POWER PLANT DENGAN REL KERETA API (Depo Peti Kemas & Batubara)
SUMBER ENERGI BATUBARA

Air Port

PELABUHAN (Kapal; Cargo;
Crane; Peti Kemas; Pipa Besi)

MEETING

(TAJ MAHAL & MUSEUM GANDHI)
REGIONAL REFRESHER SEMINAR
climate change and coastal lowland
development in (sub)-tropical environments
Palembang, Indonesia, July 21-25, 2008

Tjg Api-Api

P8-Telang I
Tabel 9. Peserta Regional Refresher Course on Climate Change and
Coastal Lowlands Development in (sub) Tropical Environment ,
Universitas Sriwijaya, Palembang 21-25 July 2008
Pengajar/
peserta

Jumlah

Asal

Keterangan

Pengajar/
Panitia Teknis

12 orang

Indonesia, Belanda,
Amerika Serikat

Pengajar adalah
Dosen Unesco-IHE,
Dosen Unsri, Staf
Litbang PU
Bandung

Peserta Luar
Negeri

18 orang

Thailand, Vietnam,
Philippine, Korea,
Bangladesh, India,

Staf/ Tenaga Ahli/
Pimpinan Lembaga
berkaitan dengan Air
di Negara
Masing-masing

Peserta
Indonesia

11 orang

Sumsel, Lampung,
Bengkulu, Kalbar, Kalsel,
Jawa Barat, DKI Jakarta,
Mataram

Staf Balai Besar/
Departemen
Pekerjaan Umum
Pengairan
REGIONAL REFRESHER SEMINAR
climate change and coastal lowland
development in (sub)-tropical environments
Palembang, Indonesia, July 21-25, 2008
40 peserta Alumni IHE dr 9 negara Asia
Kunjungan ke PT Freeport Indonesia
PENANDATANGANAN KESEPAKATAN KERJASAMA ( COOPERATION AGREEMENT )
ANTARA
PT FREEPORT INDONESIA DAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAN
SEMINAR TENTANG PT FREEPORT INDONESIA
Palembang, 23 Juli 2008
Kunjungan ke IRAN, 27 Mei 2008- 2 Juni 2008

KUNJUNGAN KE DEPUTI MENTERI
ENERGI - IRAN

KUNJUNGAN KE GILAN
WATER RESOURCES COUNCIL
IRAN, 28 MAY 2008

KUNJUNGAN KE UNIVERSITAS
TEHRAN – IRAN, 27 MAY 2008

KUNJUNGAN KE PUSAT
PENGEMBANGAN PERIKANAN IRAN

KUNJUNGAN KE DAERAH LOWLANDSWETLANDS IRAN, 31 MAY 2008

SUASANA PERSAWAHAN PETANI PADI
DI PROVINSI GILAN
IRAN - 29 MEI 2008

BERSAMA DI KOTA LAHIJAN –
DATARAN TINGGI IRAN
IRAN, 29 MAY 2008

KUNJUNGAN KE GILAN
UNIVERSITY – GILAN IRAN, 1 JUNE 2008

DISKUSI & SUASANA PERPISAHAN
DI GILAN WATER RESOURCES COUNCIL
IRAN, 2 JUNE 2008
Kunjungan
Delegasi IRAN
ke Palembang,
Telang,
24-26
Agustus 2008
PROGRAM S3 – DOKTOR – ILMU-ILMU LINGKUNGAN (BKU Lingkungan Lahan
Basah, BKU Agri-Industri-Energi, BKU Sosiologi Lingkungan)
Tabel 10. Peserta Program Doktor Ilmu-ilmu Lingkungan pada Program Pascasarjana Universitas
Sriwiijaya dan Gambaran Umum Penelitian Disertasi yang dilakukan

Angkatan

Jumlah
Mahasiswa

Kata Kunci Penelitian terkait Manejemen Rawa

Asal Peserta
Keterangan

2007/2009

11 orang

-

Tata Air dan Permodelan
Pendaman karbon dan Hutan Tanaman
Pengelolaan Limbah Kawasan Industri
Penanganan Banjir Kota
Adaptasi Arsitektur
Bioremediasi lahan tercemar minyak bumi
Keanekaragaman Hayati
Suksesi alam pada pengendapan tambang

Sumsel, sebagian besar
mahasiswa sudah lulus ujian
kualifikasi, proposal dan
Penelitian;
Rencana banyak yg dapat
diwisuda pada
akhir Tahun 2010

2008/2010

7 orang

-

Kesehatan Lingkungan
Sedimentasi dan erosi
Kerentanan Infrastruktur
Bioenergi
Pengelolaan limbah
Aquaculture

Sumsel, Sumbar

2009/2011

18 orang

- Dalam proses penentuan penelitian disertasi
dan penentuan Promotor – Co-promotor

Sumsel, Bengkulu

2010/2012

24 orang diterima
dari 36 orang

- Sudah kuliah Smester I

Sumsel, Jambi,
Bengkulu, Medan
S3-Lingkungan PPs Unsri ke Telang
BEASISWA PROGRAM SANDWICH
DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA - DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
No.

Nama

Lab/Universitas
Tujuan

1

Bambang Yudono

Unesco-IHE, Belanda

2

Setyo Nugroho

Unesco-IHE, Belanda

3

Sumi Amariena Hamim

Unesco-IHE, Belanda

4

Yuanita Windusari

Unesco-IHE, Belanda

5

Satria Jaya Priatna

UPM, Malaysia

6

Hasmawaty AR

Curtin University of
Technology, Australia

7

Yetty Hastiana

Curtin University of
Technology, Australia
Joint Educational Conference,
Delft, Netherlands, June 28 – July 2, 2010


Addis Ababa Univ – Ethiopia, Ain Shams Univ – Egypt,
AIT – Thailand, Bangladesh Univ. Eng. Tech, Bierzeit
Univ. Palestine, Dundee Univ. Scotland, Egerton Univ.
Kenya, Hohai Univ. Kenya, Kwame Nkrumah Univ.
Scie. Tech. Ghana, Mondsee Inst. of Limnologi –
Austria, Univ. of West Indies – Tobago Trinidad,
Unesco-IHE Netherland, Univ. del Valle Colombia,
Sriwijaya Univ. Indonesia, Univ. Dar es Salaam
Tanzania, Univ. de Sao Paulo Brazil, Univ. of
Zimbabwe, Water Resources Univ. Vietnam, Waternet
Southern Africa
RENCANA KERJASAMA AKADEMIK DENGAN BERBAGAI
UNIVERSITAS LUAR NEGERI dan EDUCATIONAL CONFERENCE
on JOINT PROGRAM AT THE UNESCO-IHE, DELFT,
NETHERLANDS, JUNE 28 - JULY 3, 2010
4.4.4. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa
(perubahan pengelolaan, implementasi
kebijakan, dan dukungan institusi)





Wilayah Barat pada tahun 1997 dan 1999. Beberapa mahasiswa
juga terlibat pada kegiatan pemberdayaan petani di laboratorium
lapangan dan menjadi panitia ataupun peserta pada berbagai
seminar dan lokakarya yang diselenggarakan. Mereka banyak
belajar dan mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan ini.
Lomba Penilaian Tanah Rawa untuk Mahasiswa S1 – Soil Judging
Contest .
Students Lowland Soil Judging Contest, dilakukan pada bulan
Desember 2008, di Telang, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Universitas Sriwijaya menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini.
Berbagai kelompok mahasiswa ilmu tanah dari perguruan tinggi di
Indonesia hadir dan berpartisipasi. Lima belas kelompok masingmasing terdiri dari 3 (tiga) mahasiswa dari UGM, IPB, Unpad, UNS,
Unila, Unja, Usu, Unri, dan Unlam ikut berpartisipasi pada Lomba
Penilaian Tanah Rawa.
4.4.4.

Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa (perubahan pengelolaan,
implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)

:

Students Lowland Soil Judging Contest, Dec 2008, Telang, Banyuasin,
South Sumatra

15 groups
of 3
stdns
from
 UGM
 IPB
 Unpad
 UNS
 Unila
 Unja
 Usu
 Unri
 Unlam
4.4.5.

Peningkatan Pengabdian kepada Masyarakat (kegiatan dan
implementasi perubahan, serta dukungan masyarakat)



Mulai tahun anggaran 2010 Universitas Sriwijaya
mendapat kepercayaan dari Kementrian Pendidikan
Nasional melalui Program Hibah Kompetisi Institusi
(PHKI) Tema C untuk membantu Pemerintah Kabupaten
Banyuasin melaksanakan pembangunan dan
pengelolaan daerah rawa mendukung ketahanan
pangan.



Program ini terdiri dari tiga pilar utama berupa: a)
Pemantauan lahan rawa dan pengembangan sistim
informasi, b) Pengembangan sarana prasarana
mendukung pembangunan pertanian, dan c)
Optimalisasi lahan rawa untuk pertanian pangan.
4.5. Keterlibatan pihak BUMN/ BUMD, Swasta,
dan Masyarakat


Penyediaan data dan informasi serta bantuan teknis
untuk meningkatkan pemahaman berbagai pihak tentang
daerah rawa ternyata bersifat sangat positif. Perum
Bulog mendukung berdirinya Unit Pengolahan Gabah
dan Beras (UPGB) di berbagai kawasan pertanian rawa,
PT Pupuk Sriwijaya mendukung tersedianya pupuk
bersubsidi, PT Pertani/ Sang Hyang Sri mendukung
tersedianya benih berkualitas, BRI/ Bank Sumsel Babel
berperan dalam menyediakan fasilitas keuangan untuk
petani. Selain itu, berbagai fabrikan kimia pertanian dan
obat-obatan juga secara mandiri terlibat dalam
mendukung pengelolaan sistim usaha tani dalam bentuk
penyediaan pupuk organik, herbisida, pestisida, dan
berbagai hormon pertumbuhan tanaman
Batan

Balit Padi

Pemkab Banyuasin

PERUM BULOG

Komisi II DPR-RI

Komisi III DPR-RI

BPTP Sumsel- Deptan

Australia & Korea

Malaysia

INS

Dep. PU

Universitas Sriwijaya

Jepang

Jerman

PolyAgro

Departemen
Pertanian

Institut Pertanian
Bogor

Belanda

China

Partisipasi
Multi-pihak
dalam
Pengelolaan
Rawa
Hari Air
Sedunia –
Maret
2010
V. KESIMPULAN DAN
SARAN



Strategi pengelolaan rawa terpadu dan berkelanjutan untuk
pertanian haruslah multidisplin lintas sektor dan bertahap.



Pengelolaan muka air tanah merupakan faktor kunci dalam
keberhasilan pengelolaan daerah rawa untuk pertanian
berkelanjutan.



Berbagai faktor terkait dengan pengelolaan air di tingkat lahan
diantaranya adalah kondisi tanah, kondisi jaringan pengairan
pada tingkat primer, sekunder dan tersier, sistim usaha tani
yang dilakukan, keterlibatan petani dan kelompok, curah hujan,
dan kondisi pasang surut air sungai di sekitar lokasi.



Penerapan integrasi ini cukup mampu meningkatkan produksi
dari 3-4 ton GKP/ha/musim menjadi 7-8 ton GKP/ha/musim.
Bahkan meningkatkan juga indeks pertanaman dari satu kali
menjadi dua-tiga kali setahun. Prospek optimalisasi lahan
seperti ini akan sangat menjanjikan untuk mendukung
ketahanan pangan kalau dilakukan juga pada areal reklamasi
rawa yang sudah ada di Indonesia (4.0 juta ha).
V. KESIMPULAN DAN
SARAN



Pentingnya pengelolaan daerah rawa melalui optimalisasi
lahan dan air untuk mendukung ketahanan pangan
Indonesia melalui pengembangan dan pengelolaan lahan
rawa secara terpadu sudah dapat dijelaskan dan
digambarkan.



Selain itu, upaya pelestarian lingkungan lahan rawa juga
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan rawa.



Keberhasilan pembangunan pertanian lahan rawa tidak
bisa hanya dilihat dari keberhasilan produksi (on farm)
tetapi juga melihat kondisi penanganan panen, pasca
panen, dan pemasaran (off farm) yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap kesejahteraan petani



Untuk itu perlu dilakukan pengembangan dan
pengelolaan rawa yang bersifat kawasan.
Teknologi
Dana

Data
Pemkab
Informasi
Staf Teknis

Model Area

Model Area

Pem Pusat

SDM

Swasta

Center of
Excellence
RAWA :
Pusdatainfo

S. Pendukung

Pemprov

Program

Masyarakat

Program

Model Area

Masyarakat

Dana

SDM

Tehnologi

Lahan
Air

Kelembagaan

‘Center of Excellence’ Rawa sebagai penyedia data, informasi dan iptek bagi pelaku pengembangan dan
pengelolaan daerah rawa (dilakukan sejak tahun 1999)
Dasar Teori

Dasar Pengalaman

Aspek-aspek Pembangunan
-aspek sosial
-aspek ekonomis
-aspek teknis
-aspek kelembagaan
-………………..

Peran Universitas Sriwijaya
Permasalahan dan Tantangan
Konservasi & Pengembangan Lahan Rawa

Kajian teoritis

Kajian experimental

‘on farm-research’

‘client oriented research’

Data, Hasil, Fenomena, Persepsi

Interpretasi, Analisis, Evaluasi, Formulasi

Ilmu, Teknologi, Seni dan Informasi Manajemen
Sumberdaya Air dan Lahan
Pengguna 1

Pengguna 2

Pengguna 3

Pengguna 4

Pengguna 5
Strategi perencanaan partisipatif dan pengelolaan
sumberdaya rawa berbasis pertanian memerlukan:














a) pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut,
b) pemahaman kondisi iklim, hidrologi dan tata air;
c) pemetaan lahan yang potensial dan potensial
bersyarat
untuk usaha tani;
d) pemahaman kondisi sosial budaya masyarakat;
e) gambaran permasalahan usaha tani dan kondisi
sarana
prasarana di setiap lokasi;
f) pemahaman terhadap visi pembangunan daerah dan
kelembagaan pemerintah pendukung;
g) pengembangan model usaha pertanian;
h) pengembangan model area untuk uji coba,
i) evaluasi, revisi model dan pengembangan serta
replikasi,
j) pengumpulan data dan informasi yang ada dan
membuatnya tersedia,
k) menciptakan komunikasi dan pembagian peran serta
multipihak, serta l) pengembangan sumberdaya
Perencanaan partisipatif dan tahapan-tahapan implementasi
program ini perlu didiskusikan dan dikomunikasikan
antar para pemangku kepentingan ( stake holders) yang
ada melalui komunikasi personal, tatap muka, rapat,
seminar, lokakarya, ataupun pertemuan lapang.
Selain itu upaya pengembangan dan pengelolaan rawa
untuk pertanian berkelanjutan dimaksud perlu
memperhatikan tiga hal utama yaitu:




a) Adaptasi tanaman dan pola tanam dengan kondisi
alam dan lingkungan;
b) Rekayasa lingkungan agar sesuai kebutuhan tanaman;
c) Kombinasi antara adaptasi tanaman dan rekayasa
lingkungan.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung
optimalisasi lahan rawa perlu dikaji dan dibuat peta
kebutuhannya agar dapat juga dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan tersedianya anggaran.


Untuk itu dirasakan perlu adanya pembangunan
pertanian rawa terpadu berbasis kawasan
secara berkelanjutan dengan keterlibatan
masyarakat, pemerintah daerah, swasta, dan
perguruan tinggi yang ada di masing-masing
lokasi.



Keterpaduan ini hendaknya bersifat vertikal
(tanam olah petik jual/ hulu tengah hilir) dan
horizontal (antar sektor yang terlibat). Forum
komunikasi berbagai pelaku pembangunan di
lahan rawa perlu diciptakan berupa komunikasi
personal, seminar, lokakarya, rakorbang, temu
lapang, kuliah lapang.



Pemahaman tentang pengelolaan dan
pengembangan lahan rawa yang baik dirasakan
perlu untuk disebarluaskan ke tempat lain yang
sesuai mengingat terdapat kurang lebih 150
kabupaten/ kota rawa di Indonesia
SARAN


Pendekatan Bottom-up dan Top-Down harus
dikombinasikan



Keberlanjutan Program



Pendekatan Kawasan dalam Pengembangan
dan Pengelolaan Daerah Rawa dan Gambut



Pendekatan Multi Fungsi lebih baik dari
Pendekatan Satu Fungsi.



Kegiatan Panitia ‘ad-hoc’ atau Pokja dan
‘Kegiatan yang terinstitusionalisasi”
Perbandingan dua pola kerja : 1993 - 2010
?
thn
17

?

DOKTOR

?
?

15
12
9

S2 (3- 8 th)

?

S2 (0-3 th)

S1 (5-10 th)

?

S1 (2-5 th)

6
3

S1 (0-1 th)

0

Mhs S1
Gambar 1. Filosofi mencari dalam
Pengembangan

Gambar 2. Filosofi Penguatan
Internal
Universitas Sriwijaya pada dasawarsa
Universitas Sriwijaya pada dasawarsa
kedua abad ke 21:
kedua abad ke 21:

Visi
2020
Universitas
Sriwijaya
(statuta 2003)

••merupakanperguruan tinggi terkemuka
merupakan perguruan tinggi terkemuka
di Indonesia yang berbasis riset,
di Indonesia yang berbasis riset,
••memiliki keunggulan di berbagai
memiliki keunggulan di berbagai
cabang ilmu, khususnya di bidang
cabang ilmu, khususnya di bidang
pengembangan sumber daya alam;
pengembangan sumber daya alam;
••menghasilkan manusia yang
menghasilkan manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berkualitas, berakhlak tinggi,
Esa, berkualitas, berakhlak tinggi,
berbudaya, bersemangat ilmiah, dan
berbudaya, bersemangat ilmiah, dan
menguasai serta mampu
menguasai serta mampu
mempergunakan ilmu pengetahuan,
mempergunakan ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi, dan kesenian
teknologi, informasi, dan kesenian
untuk meningkatkan kesejahteraan
untuk meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.
umat manusia.
Penutup
“Dunia pendidikan asyik dengan dirinya sendiri.
Dunia pendidikan seolah-olah
menghadapi barang mati.
 
Padahal,
yang dihadapinya itu punya jiwa dan ruh.
 
Belum tercipta komunikasi interaktif
dalam dunia pendidikan.
 
Dunia pendidikan seolah
memainkan perannya sendiri saja.
Ketika produknya harus berkiprah di tengah masyarakat, menjadi
canggung dan tak berdaya”
(Prof. Dr. Malik Fajar,
Republika, 6 November 2001)
Saat awal datang: Foto di Mess Pertiwi Plbg 1985

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretYahya M Aji
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 
Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanAqyu DenganMyu
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPLAKSMI WIJAYANTI
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karangDeena dep
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Joy Irman
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flMohd. Yunus
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKfiatunnisa
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptelissofi
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Pointiswant mas
 

Mais procurados (20)

SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahan
 
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPKEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUP
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Ppt. ekosistem sungai
Ppt. ekosistem sungaiPpt. ekosistem sungai
Ppt. ekosistem sungai
 
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Ekosistem mangrove
Ekosistem mangroveEkosistem mangrove
Ekosistem mangrove
 
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 01 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.pptEkologi Lahan Mangrove.ppt
Ekologi Lahan Mangrove.ppt
 
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Teknologi dan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan flmodul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
modul pelatihan konservasi tanah dan air - panduan pelatihan bagi cbo dan fl
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
DANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUKDANAU DAN WADUK
DANAU DAN WADUK
 
Ekosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.pptEkosistem air tawar.ppt
Ekosistem air tawar.ppt
 
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
 

Destaque

Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaKevin Niro
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaBoaz Salosa
 
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...dwihartatizaldi
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganYahya M Aji
 
PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...
PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...
PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...Firdaus Albarqoni
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1infosanitasi
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 

Destaque (12)

Reklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawaReklamasi lahan rawa
Reklamasi lahan rawa
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
 
Pasut lwmtl
Pasut lwmtlPasut lwmtl
Pasut lwmtl
 
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...
Pengembangan Kemandirian Energi Pedesaan Berwawasan Lingkungan Melalui Rancan...
 
Reklamasi Rawa
Reklamasi RawaReklamasi Rawa
Reklamasi Rawa
 
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi PanganDrainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
Drainase Untuk Meningkatkan Produksi Pangan
 
Rawa
RawaRawa
Rawa
 
PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...
PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...
PENGEMBANGAN PELABUHAN PENYEBERANGAN SABUK SELATAN-TENGAH-UTARA SEBAGAI KOMPL...
 
Le modulor final
Le modulor finalLe modulor final
Le modulor final
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lamp1
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Rekayasa rawa
Rekayasa rawa Rekayasa rawa
Rekayasa rawa
 

Semelhante a Manajemen rawa-terpadu

Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)rizky hadi
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanWayan Susanto
 
Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...
Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...
Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...Dharma Cooporation
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRsuningterusberkarya
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationyudha Adipratama
 
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011NurdinUng
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahannandradr
 
Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)
Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)
Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)MuhammadTeguh8
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...infosanitasi
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamdeviarsel
 
ADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
ADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
ADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfHariIswoyo
 
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan TanamanPertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan TanamanSimon Raharjo
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahSarjan Alatas
 
Bab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruangBab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruangDeki Zulkarnain
 

Semelhante a Manajemen rawa-terpadu (20)

Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayan
 
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
Prospek dan kendala pembangunan wilayah pesisir berbasis pembudidayaan mangro...
 
Pengelolaan Pesisir
Pengelolaan  PesisirPengelolaan  Pesisir
Pengelolaan Pesisir
 
Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...
Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...
Makalah program pengembangan_peternakan_kerbau_di_kawasan_semi_arid_by_made_s...
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIRPesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
Pesisir 07 PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR
 
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivationManagement of coastal marginal areas into agricultural cultivation
Management of coastal marginal areas into agricultural cultivation
 
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011
 
Tata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahanTata ruang dan degradasi lahan
Tata ruang dan degradasi lahan
 
Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)
Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)
Kelompok 1 Tugas Sumber Daya Lahan (Semester 7 TAN B)
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan AMDAL Ke...
 
EKSPLORASI SDA.pdf
EKSPLORASI SDA.pdfEKSPLORASI SDA.pdf
EKSPLORASI SDA.pdf
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alamKearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
Kearifan lokal dalam pemanfaatan sumber daya alam
 
ADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
ADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
ADAPTASI PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
 
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan TanamanPertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
Pertanian Pulau Kecil dan Pemuliaan Tanaman
 
Laporan krl
Laporan krlLaporan krl
Laporan krl
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
 
Bab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruangBab 4 rencana pola ruang
Bab 4 rencana pola ruang
 

Mais de pdatarawa

40 tips memulai bisnis
40 tips memulai bisnis40 tips memulai bisnis
40 tips memulai bisnispdatarawa
 
Skill kepemimpinan
Skill kepemimpinanSkill kepemimpinan
Skill kepemimpinanpdatarawa
 
Rahasia sukses mark zuckenberg
Rahasia sukses mark zuckenbergRahasia sukses mark zuckenberg
Rahasia sukses mark zuckenbergpdatarawa
 
Kebijakan peningkatan kompetensi catrans jabar
Kebijakan peningkatan kompetensi catrans jabarKebijakan peningkatan kompetensi catrans jabar
Kebijakan peningkatan kompetensi catrans jabarpdatarawa
 
Kebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu raya
Kebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu rayaKebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu raya
Kebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu rayapdatarawa
 
Kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi
Kebijakan pembangunan kawasan transmigrasiKebijakan pembangunan kawasan transmigrasi
Kebijakan pembangunan kawasan transmigrasipdatarawa
 
Rekaman gambar pelaksanaan seminar
Rekaman gambar pelaksanaan seminarRekaman gambar pelaksanaan seminar
Rekaman gambar pelaksanaan seminarpdatarawa
 
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiaLaporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiapdatarawa
 
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemenRisalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemenpdatarawa
 
Success story of tidal swamp farming system in barito kuala
Success story of tidal swamp farming system in barito kualaSuccess story of tidal swamp farming system in barito kuala
Success story of tidal swamp farming system in barito kualapdatarawa
 
Banyuasin 2008 2013
Banyuasin 2008 2013Banyuasin 2008 2013
Banyuasin 2008 2013pdatarawa
 
Banyuasin 2013 2018
Banyuasin 2013 2018Banyuasin 2013 2018
Banyuasin 2013 2018pdatarawa
 
Food estate kaltim
Food estate kaltimFood estate kaltim
Food estate kaltimpdatarawa
 
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri HilirKabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hilirpdatarawa
 
Agro eco-edu
Agro eco-eduAgro eco-edu
Agro eco-edupdatarawa
 
Lowlands for-food-energy-environment
Lowlands for-food-energy-environmentLowlands for-food-energy-environment
Lowlands for-food-energy-environmentpdatarawa
 
Capacity building
Capacity buildingCapacity building
Capacity buildingpdatarawa
 
Mari belajar rawa bersama kami
Mari belajar rawa bersama kamiMari belajar rawa bersama kami
Mari belajar rawa bersama kamipdatarawa
 

Mais de pdatarawa (20)

40 tips memulai bisnis
40 tips memulai bisnis40 tips memulai bisnis
40 tips memulai bisnis
 
Skill kepemimpinan
Skill kepemimpinanSkill kepemimpinan
Skill kepemimpinan
 
Rahasia sukses mark zuckenberg
Rahasia sukses mark zuckenbergRahasia sukses mark zuckenberg
Rahasia sukses mark zuckenberg
 
Kebijakan peningkatan kompetensi catrans jabar
Kebijakan peningkatan kompetensi catrans jabarKebijakan peningkatan kompetensi catrans jabar
Kebijakan peningkatan kompetensi catrans jabar
 
Kebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu raya
Kebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu rayaKebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu raya
Kebijakan pembangunan pertanian dan peternakan kubu raya
 
Kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi
Kebijakan pembangunan kawasan transmigrasiKebijakan pembangunan kawasan transmigrasi
Kebijakan pembangunan kawasan transmigrasi
 
Rekaman gambar pelaksanaan seminar
Rekaman gambar pelaksanaan seminarRekaman gambar pelaksanaan seminar
Rekaman gambar pelaksanaan seminar
 
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesiaLaporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
Laporan workshop dari barito kuala untuk indonesia
 
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemenRisalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
Risalah pertemuan managing our nation ppm manajemen
 
Success story of tidal swamp farming system in barito kuala
Success story of tidal swamp farming system in barito kualaSuccess story of tidal swamp farming system in barito kuala
Success story of tidal swamp farming system in barito kuala
 
Rs kundur
Rs kundurRs kundur
Rs kundur
 
Ktm telang
Ktm telangKtm telang
Ktm telang
 
Banyuasin 2008 2013
Banyuasin 2008 2013Banyuasin 2008 2013
Banyuasin 2008 2013
 
Banyuasin 2013 2018
Banyuasin 2013 2018Banyuasin 2013 2018
Banyuasin 2013 2018
 
Food estate kaltim
Food estate kaltimFood estate kaltim
Food estate kaltim
 
Kabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri HilirKabupaten Indragiri Hilir
Kabupaten Indragiri Hilir
 
Agro eco-edu
Agro eco-eduAgro eco-edu
Agro eco-edu
 
Lowlands for-food-energy-environment
Lowlands for-food-energy-environmentLowlands for-food-energy-environment
Lowlands for-food-energy-environment
 
Capacity building
Capacity buildingCapacity building
Capacity building
 
Mari belajar rawa bersama kami
Mari belajar rawa bersama kamiMari belajar rawa bersama kami
Mari belajar rawa bersama kami
 

Último

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Último (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

Manajemen rawa-terpadu

  • 1. PENGELOLAAN DAERAH RAWA UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN Dr. Robiyanto H. Susanto, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Seminar kenaikan ke Guru Besar pada UNIVERSITAS SRIWIJAYA Indralaya - OI, Sumsel, Indonesia – 6 September 2010
  • 2. I. PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM – LATAR BELAKANG 1.2. PENGEMBANGAN RAWA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN 1.3. PERMASALAHAN 1.4. TUJUAN
  • 4. Indonesia Year 1950 1970 1990 2010 2030 2050 Production of Consumption P-C Population Paddy *2) of Paddy *3) (Million (Million) *1) (Million Ton) (Million Ton) Ton) 77.21 117.47 146.78 233.48 284.2 339.1 13.20 24.20 45.18 48.35 42.11 35.86 11.58 17.62 22.02 35.02 42.64 50.86 1.62 6.58 23.16 13.33 -0.53 -15.00 Export (Million Ton) 1.62 6.58 23.16 13.33 - Import (Million Ton) 0.53 15.00 *1) Source : http://www.indo-ank.org/socio-culture/bokletmaret2007.pdf *2) Source: BPS Last access June 2010 *3) Source : http://www.unctad.org/infocomm/anglais/rice/market.htm
  • 5. Population - Paddy Production - Consumption
  • 6. I. Gambaran Umum dan Latar Belakang Achievement Level of Predicted Self Food Sufficiency, 2006-2025 Assumption : increase area 0,37%, increase productivity 0,48% 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 (10,000) 2006 2010 2015 Harvested area(000 ha) Productivity (ton GKG/ha) Demand (eq. 000 ton GKG) 2020 2025 Deficit Yield (000 ton GKG) Balance (000 ton GKG) Source: Litbang Deptan, 2007
  • 7.
  • 8. PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN RAWA: PELESTARIAN LINGKUNGAN DAN KETAHANAN PANGAN Gambar 3. Peta Sebaran Rawa di Indonesia
  • 9. Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati Hutan mangrove: ± 90.00 ha (estuarine mangrove, dengan lebih dari 20 sungai yang bermuara di wilayah ini Merupakan tempat persinggahan ribuan burung migran Merupakan habitat satwa liar, seperti Harimau Sumatera, Macan Dahan, Buaya Muara, dsb. Merupakan sumber perikanan di perairan sekitarnya
  • 11.
  • 13.
  • 14. Hot-spots in lowlands as recorded by sattellite
  • 15. Tabel 1. Distribusi lahan rawa di Indonesia dan luas yang dikembangkan dengan bantuan pemerintah Total Lahan Rawa Secara Nasional Lokasi Total (Ha) Pasang Surut (Ha) Lebak (Ha) Total (Ha) 2.766.000 3.580.500 644.500 6.305.770 9.370.000 11.707.400 1.793.450 10.522.720 691.704 694.935 71.835 - 110.176 194.765 12.875 23.710 801.880 889.700 84.710 23.710 13.296.770 33.393.570 1.458.474 341.526 1.800.000 Pasang Surut (Ha) Lebak (Ha) 6.604.000 8.126.900 1.148.950 4.216.950 20.096.800 Sumatera Kalimantan Sulawesi Papua Total Lahan Yang Sudah Dikembangkan Sumber : Dit. Rawa dan Pantai, Ditjen Pengairan, Departemen PU, 2009 IP100 ………> IP200, IP300 ...…. mencapai 7 sampai 8 ton GKP /ha MTI Karena 3 pilar : a) Perbaikan infrastruktur pengelolaan air, b) Aplikasi teknologi pertanian, dan c) Pemberdayaan kelompok tani/ P3A untuk OP jaringan pengairan
  • 16. 1.3. PERMASALAHAN  Pengurangan produksi pangan pada lahan-lahan irigasi khususnya di pulau Jawa 40-50.000 ha/ tahun  Belum terdapat visi yang sama tentang pengelolaan rawa untuk pembangunan pertanian berkelanjutan diantara para pelaku (stake-holder) yang terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan lahan rawa.  Permasalahan lingkungan : kebakaran hutan dan lahan
  • 17. 1.4. TUJUAN  Upaya pelestarian lingkungan , pemanasan global, perubahan iklim merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan rawa.  Menyampaikan p entingnya pengelolaan daerah rawa melalui optimalisasi lahan dan air untuk mendukung ketahanan pangan  Tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan untuk pengelolaan daerah rawa berkelanjutan serta strategi yang diperlukan akan dijelaskan dengan melihat aplikasi yang dilakukan di berbagai daerah rawa Indonesia sejak tahun 1993.  Pemahaman yang benar tentang pengelolaan rawa ini dirasakan perlu disebarluaskan ke tempat lain yang sesuai dan membutuhkan mengingat terdapat kurang lebih 150 kabupaten/ kota rawa di Indonesia
  • 18. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KARAKTERISTIK DAERAH RAWA DALAM SISTIM SUNGAI 2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH RAWA DAN PESISIR 2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN ‘MODIFIKASI LINGKUNGAN’ 2.4. KONTRIBUSI RAWA TERHADAP PRODUKSI PANGAN NASIONAL DAN BERBAGAI KENDALA PENGELOLAAN AIR DI DAERAH REKLAMASI RAWA PASANG SURUT UNTUK PANGAN
  • 19. 2.1.1. Hidrologi dan Daerah Aliran Sungai serta Terbentuknya Rawa ( Lowlands)  Gambar . Tipe-tipe lahan basah/ daerah rawa menurut definisi Ramsar (Davies et al, 1995)
  • 20. 2.1.2. Daerah Aliran Sungai dan Asosiasi Rawa Lebak r . Zonasi daerah rawa lebak berdasarkan tingkat ketergenangan Lahan (Ditjen Pengairan, DPU, 1996)
  • 21. 2.1.3. Terbentuknya Delta dan Daerah Rawa Pasang Surut Gambar . Hidrotopografi lahan yang mendapat pengaruh pasang surut air laut : Kategori I (tipe A), Kategori II (Tipe B), Kategori III (Tipe C), dan kategori IV (Tipe D) (Ditjen Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, 1996).
  • 22. 2.1.4. Tanah dan Kesesuaian Lahan      jenis tanah (liat, sulfat masam, bahan organik tinggi/ bergambut, gambut), kondisi lahan yang bereaksi masam sehingga dapat menyebabkan ketersediaan Al dan Fe yang tinggi. Sebaliknya, unsur-unsur hara makro seperti Nitrogen, Phosphor, dan Kalium yang sangat diperlukan tanaman menjadi kurang tersedia Dalam sistim klasifikasi tanah jenis tanah yang umum dijumpai diantaranya adalah : Histosol (Fibrists, Hemists, Saprits); Inceptisol (Sulfaquepts, …); Entisol (Sulfaquents, ….) (Buol et al, 1989) Hemists (Sulfohemists, Sulfihemists, …)
  • 23. 2.1.5. Curah Hujan, Aliran Permukaan dan Pasang Surut  Ketersediaan air di daerah rawa sangat dipengaruhi oleh : – aliran permukaan dari daerah hulu dan sekitarnya (berkisar 1000 - 2500 mm/ tahun), – curah hujan yang turun di lokasi (2000 - 3500 mm/ tahun), – adanya interaksi antara curah hujan, aliran permukaan dan mekanisme pasang surut nya air laut di muara sungai. Pasang surut nya air dengan mekanisme ini dapat menyebabkan perbedaan tinggi muka air 4- 5 meter
  • 24. 2.1.6. Jaringan Reklamasi dan Tata Air  Saluran, tanggul banjir dan pintu-pintu air sehingga lahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, khususnya pertanian.  Saluran yang digali menghubungkan dua sungai besar lebih sering dikenal dengan saluran navigasi/ saluran primer (panjangnya dapat sampai 20-30 km).  Tegak lurus terhadap saluran primer ini dibuatlah saluran sekunder dengan jarak 800 – 1000 m dan panjang 1000 - 3500 m.  Blok sekunder (100 – 250 ha) yang biasanya dibatasi oleh saluran primer dan sekunder ini dibagi lagi menjadi petak-petak tersier (seluas 16, 24, 32 ha) melalui pembangunan saluran-saluran tersier.
  • 25. 2.1.7. Pengelolaan Air sebagai Kunci Keberhasilan Pertanian Lebak dan Pasang Surut  Kondisi sungai, hujan dan pasang surut air yang tidak bisa dirubah memerlukan sistim usaha tani adaptif dengan kondisi air yang ada.  Sarana prasarana pengairan membuat petani mampu melakukan pengelolaan air - on farm water management.  Pengelolaan air di lahan usaha tani yang baik memerlukan pemahaman tentang tata air makro dan tata air mikro serta adanya saluran primer, sekunder, tersier, tanggul banjir dan pintu-pintu yang diperlukan.
  • 26. 2.1.8. Sistim usaha tani, kondisi sosial budaya dan pemberdayaan petani/ kelompok   padi pada bulan Maret - Mei sampai Juli-Agustus di lahan lebak; Oktober – Nopember sampai Februari – Maret di pasang surut.  Untuk perioda tanam kedua bisa padi atau palawija tergantung kondisi di setiap lokasi.  sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, herbisida/ pestisida, tenaga kerja, alat mesin pertanian, dan harga jual hasil pertanian. Pemberdayaan petani dan kelompoknya harus mempertimbangkan hal-hal tersebut.  kegiatan-kegiatan ekonomi produktif lainnya seperti misalnya: pembuatan gula kelapa, pupuk organik, pemeliharaan unggas kecil, pemanfaatan lahan pekarangan untuk perikanan).
  • 27.  2.1. 9. Monitoring, evaluasi, diseminasi, komunikasi  2.1.10. Data dan informasi untuk pengembangan rawa terpadu  2.1.11. Visi Pembangunan Daerah, Kepemimpinan, dan Kapasitas Kelembagaan
  • 28. 2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH RAWA DAN PESISIR 2.2.1. Konservasi Daerah Rawa dan Pesisir 2.2.2. Konservasi Daerah Rawa, Pendayagunaan dengan Teknologi Adaptasi, dan Pengembangan Rawa 2.2.3. Pengelolaan Rawa Berbasis Masyarakat ( community based development ) dan Berbasis Industri Pertanian ( agroindustry based development ) 2.2.4. Pengembangan Rawa sebagai Kawasan PembangunanTerpadu (Integrated lowland development and management)
  • 29. 2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN ‘MODIFIKASI LINGKUNGAN’ 2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir untuk Konservasi dan Ekowisata 2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura 2.3.2.a. Rawa adaptasi lebak untuk tanaman pangan dan diversifikasi 2.3.2.b. Rawa reklamasi pasang surut untuk tanaman pangan 2.3.3. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Tanaman Perkebunan
  • 30. 2.3.4. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Hutan Tanaman Industri 2.3.5. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Perikanan 2.3.6. Pemanfaatan Rawa untuk Peternakan (Kerbau Rawa, Itik Lokal) 2.3.7. Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa untuk Pemukiman dan Perkotaan 2.3.8. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa untuk kawasan industri dan pengelolaan limbah
  • 31. 2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir untuk Konservasi dan Ekowisata  Untuk daerah Sumatera Selatan, misalnya Taman Nasional Sembilang (202.896 ha) yang terletak di Kabupaten Banyuasin, merupakan daerah konservasi yang unik. Di Taman Nasional Sembilang ini terdapat misalnya: harimau Sumatera, buaya, beruang, lebih dari 32 spesies burung air, 8 spesies ular, 48 spesies ikan meliputi 37 famili, dan mendukung kehidupan lebih dari 150.000 ekor burung-burung migran (Balai Taman Nsional Sembilang, 2009). Taman Nasional Sembilang ini berdekatan dengan daerah yang sudah dikembangkan untuk transmigrasi (Karang Agung Tengah dan Karang Agung Hilir) dan daerah hutan tanaman industri (PT SHP) di Sungai Sembilang. Potensi perikanan di kawasan ini sangat besar dan cukup banyak penduduk desa Sungsang, Sembilang, Ogan Komering Ilir, dan beberapa desa pesisir di Jawa yang menangkap ikan di perairan di sekitar kawasan ini.  Selain itu, kawasan mangrove yang ada di daerah pesisir juga merupakan daerah konservasi yang tetap perlu dijaga kelestariannya. Daerah konservasi rawa lainnya misalnya di Danau Sentarum, Kalimantan Barat dan di Sebangau, Kalimantan Tengah.
  • 32. Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati Hutan mangrove: ± 90.00 ha (estuarine mangrove, dengan lebih dari 20 sungai yang bermuara di wilayah ini Merupakan tempat persinggahan ribuan burung migran Merupakan habitat satwa liar, seperti Harimau Sumatera, Macan Dahan, Buaya Muara, dsb. Merupakan sumber perikanan di perairan sekitarnya
  • 33. 2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Tabel 2. Pengembangan Rawa dalam konteks kondisi pulau utama dan pulau pengembangan Pulau-pulau Utama Pulau Pengembangan Lokasi Jawa, Madura, Bali Sumatera, Jaya Konteks Tekanan penduduk, Urbanisasi, Kompetisi penggunaan air, permasalahan kompleks, Kehilangan lahan beririgasi 4050 ribu ha/ tahun Pemukiman spontan dan bantuan pemerintah, Investasi swasta, Sistem reklamasi rawa yang belum optimal penggunaannya. Tipologi Daerah irigasi yang terus Sistem reklamasi rawa pasang berkurang, Banjir di desa dan surut, daerah rawa lebak, pengendalian banjir di daerah irigasi perkotaan. Kalimantan, Irian
  • 34. 2.3.2.a. Rawa adaptasi lebak untuk tanaman pangan dan diversifikasi
  • 35. Kawasan Pantai Timur Sumatera Selatan
  • 36. 2.3.2.b. Rawa reklamasi pasang surut untuk tanaman pangan Total luas areal yang telah direklamasi sampai tahun 2010 ini adalah 373.000 ha (BSWVIII, 2010), diantaranya di: Delta Upang (8.423 ha), Cinta Manis (6.084 ha), Delta Telang I (26.680 ha), Delta Telang II (13.800 ha), Delta Saleh (19.090 ha), Air Sugihan Kiri (50.470 ha), Air Sugihan Kanan (31.140 ha), Pulau Rimau (40.263 ha), Karang Agung Hulu (9.000 ha), Karang Agung Tengah (30.000 ha) dan Karang Agung Hilir (20.317 ha)
  • 37. Sebaran kelembaban tanah pada kondisi muka air tanah tinggi dan permukaan lahan yang tidak rata (Skaggs, 1990a) Perkembangan akar tanaman pada kondisi muka air tanah dangkal (kiri, 30 cm dari permukaan tanah) dan muka air tanah dalam (kanan, 60 cm dari permukaan tanah) (Skaggs, 1990b)
  • 38. Water balance components within the root zone
  • 39. Water table profile under modified rooting zone condition (with surface or subsurface drainage systems) (Skaggs, 1990c) Consideration on topography and natural layout for the drainage systems development (contour) (Skaggs, 1990d)
  • 40. Pola hutan tanaman industri
  • 43. Pola Peternakan – di Lahan Rawa
  • 45. 2.4. BERBAGAI KENDALA PENGELOLAAN AIR DI DAERAH REKLAMASI RAWA PASANG SURUT UNTUK PANGAN 2.4.1. Terbatasnya ketersediaan data primer dan sekunder yang terkini dan dapat diakses secara cepat 2.4.2. Pemahaman yang keliru karena ketidaktahuan dan kurangnya ilmu pengetahuan 2.4.3. Pemilihan Lokasi dan Program yang Tidak Tepat 2.4.4. Alih Fungsi Lahan Reklamasi Pertanian Pangan menjadi Perkebunan 2.4.5. Penggunaan satu fungsi (single use) dan multi guna (multiple uses) 2.4.6. Program Mendadak – Ego Sektoral 2.4.7. Koordinasi antar Sektor/ Departemen – Keberlanjutan program
  • 46. 2.4.8. 2.4.9. 2.4.10. 2.4.11. 2.4.12. 2.1.13. 2.4.14. Transportasi dan Aksesibilitas Air Bersih untuk Rumah Tangga dan Sanitasi Lingkungan Isu Lingkungan dan Konservasi Sumberdaya Alam Penduduk Asli (lokal), Pendatang Spontan, dan Transmigran Pemerintah Pembiayaan (APBN, APBD, Dana Perusahaan Swasta,Dana Masyarakat, Hutang atau Hibah luar negeri) Ketersediaan Data dan Informasi serta Bantuan Teknis Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
  • 47. III. METODOLOGI 3.1. MEMAHAMI MASALAH DAN MENGKOMUNIKASIKANNYA 3.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS KAWASAN 3.3. PERAN PEMERINTAH (Kabupaten/Kota, Provinsi, Pusat) 3.4. PERAN DAN KETERLIBATAN PERGURUAN TINGGI 3.5. KETERLIBATAN PIHAK SWASTA, BUMN, DAN MASYARAKAT
  • 48. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA 4.1.1. Pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut; pemetaan dan pemahaman lahan potensial, potensial bersyarat, tidak potensial untuk usaha tani 4.1.2. Pertanian lahan basah dengan kelebihan air 4.1.3. Pemahaman kondisi iklim, hidrologi, tata air dan jaringan pengairan wilayah kajian 4.1.4. Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi pada lahan hidrotopografi A/B: Blok sekunder P8-12 S, delta Telang I, desa Telang Karya, Kabupaten Banyuasin
  • 49. 4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA 4.1.5. Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi pada lahan dengan hidrotopografi C/D: Studi Kasus di P10-2S, Delta Saleh desa Sri Mulyo, Kabupaten Banyuasin 4.1.6. Permasalahan usaha tani dan kondisi sarana prasarana 4.1.7. Pengelolaan muka air tanah, kebakaran hutan/ lahan, dan oksidasi lapisan sulfat masam 4.1.8. Pengelolaan muka air tanah/ saluran dan OperasiPemeliharaan jaringan/ Pemberdayaan petani/ kelompok/P3A
  • 51.
  • 52. Survai Tanah Mineral dan Gambut - Pemetaan Kondisi vegetasi rawa di lokasi Desa Pedamaran. Pengeboran di titik 77, vegetasi dominan pakis&perpat, kedalaman 3,5 m, karakteristik kematangan saprik-hemik Pengeboran dititik 47, vegetasi dominan kumpai&purun, kedalaman gambut 3,5 m, karakteristik kematangan saprik-hemik Lokasi survey yang ditanami padi sonor Kondisi lahan rawa yang terbakar Perkampungan nelayan Jungkal
  • 53.
  • 54. Kedalaman Gambut Titik Pengeboran (500 m) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 0,00 -1,00 -3,00 -4,00 -5,00 -6,00 -7,00 Tanjung Serang – Talang Seridang Tujuh Titik Pengeboran (500 m) 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 0,00 -1,00 Ketebalan Gambut (m) Ketebalan Gambut (m) -2,00 -2,00 -3,00 -4,00 -5,00 -6,00 -7,00 -8,00 Pedamaran I – Jungkal
  • 55. Pola Curah Hujan Bulanan dlm Setahun
  • 59. jembatan, pintu, saluran di daerah reklamasi rawa sebelum di upgrade setelah di upgrade
  • 62. kedalaman muka air ta M uk a air tanah di LU I pada pe tak te r s ie r 4, P10-2S pe r iode Agus tus 2004-Ok tobe r 2006 0. 800 0. 600 0. 400 0. 200 0. 000 1 31 61 91 1 1 2 1 51 1 1 8 21 1 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 1 54 571 60 63 66 69 72 75 1 78 81 1 -0.200 -0.400 -0.600 -0.800 -1.000 kedalaman muka air tanah -1.200 -1.400 Har i k e - M uk a air tanah di di LU II pada pe tak te r s ie r 12, P10-2S pe r iode Agus tus 2004-Ok tobe r 2006 0. 400 0. 200 0. 000 -0. 200 1 31 61 91 121 151 181 211 241 271 301 331 361 391 421 451 481 511 541 571 601 631 661 691 721 -0. 400 -0. 600 -0. 800 -1. 000 -1. 200 -1. 400 -1. 600 kedalaman muka air tanah H ar i k e - M uk a air tanah di lahan pe r alihan antar a LU I dan LU II pada pe tak te r s ie r 4, P10-2S pe r iode Agus tus 2004-Ok tobe r 2006 1.000 0.800 0.600 0.400 0.200 0.000 1 -0.200 -0.400 -0.600 -0.800 -1.000 Har i k e - 751 781 811
  • 65. Hidrotopografi lahan di Telang I, II dan Saleh
  • 66. Lapangan Kerja di Sektor Pertanian Tanaman Pangan (Alat dan Mesin Pertanian – Alsintan)
  • 67. Continuous Dryer milik UPGB Perum Bulog, di Desa Telang Karya Kegiatan pengolahan lahan II (garu), lokasi petak 7 Tc-07 P8-8S. Kondisi Tanaman MT II 2007 phase pematangan bulir Tc 07 P8-12S Kondisi tanaman jagung yang baik pertumbuhannya Petani yang sedang merontokkan gabah hasil panen singgang, di Petak 8 TC 9 P6-3N Ujicoba peralatan panen mekanis di P10-2S Perontokan padi dengan dikebut Olah tanah dengan traktor Kondisi tanaman pada Januari 2008 di Bintang Mas
  • 68. Kondisi Lahan dan Tanaman Padi 7-8 ton/ha/Musim di Telang - Saleh – Tahun 2009 (Community based development)
  • 69. 4.1.9. Kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat; pengembangan model usaha pertanian yang sesuai 4.1.10. Visi pembangunan daerah dan kelembagaan pendukung 4.1.11. Pengembangan model area untuk uji coba dan pemantauan; evaluasi, revisi model usaha pertanian dan pengembangan; pengumpulan data dan infromasi rawa 4.1.12. Forum komunikasi dan pembagian peran serta multipihak 4.1.13. Pemberdayaan petani dan kelompok; pengembangan sumberdaya manusia dan penguatan kapasitas kelembagaan petani, petugas, pemerintah 4.1.14. Penyusunan perencanaan partisipatif melalui komunikasi antar para pemangku kepentingan (stake holders) yang ada
  • 70. Kunjungan/Temu Wicara di Tekarang, Sambas, Kalbar, 8 Juli dan 20 Nopember 2007
  • 71. Pertemuan pembinaan P3A Sri Makmur oleh Tim Dep. PU dan Tim STLD di Blok Sekunder P6-3N. Pembangunan saluran tersier di Tekarang, Sambas. Gotong royong perbaikan dan pemeliharaan jalan usahatani di Blok Sekunder P6-3N. Diskusi dgn Martijn ke Bintang Mas Penyerahan akte P3A Tirta Guna Karya I oleh Bupati Banyuasin. Diskusi kelompok P3A dengan pak Haag di Bintang Mas. Koordinasi dengan Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuasin. Pelatihan Kelompok P3A di Bintang Mas, 13 Agustus 2007
  • 72. Penggunaan IKONOS 1 m untuk Inventarisasi Kondisi Saluran
  • 75. 4.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU BERBASIS KAWASAN (integrasi vertikal dan horizontal) Visi & Misi Kabupaten Banyuasin Rencana Strategis Kabupaten Banyuasin Sumberdaya Manusia Rencana Tata Ruang Data & Informasi Sumberdaya Buatan Program Utama Kabupaten Banyuasin Sumberdaya Alam IPTEK IMTAK Program 2003 - 2010 Sifat dan Ciri - Unggul Pendekatan Wilayah Teknologi Tepat Guna Partisipatif Berwawasan Lingkungan - Integral: Vertikal-Horizontal Berbasis Sumberdaya Alam Berorientasi Pasar Pemberdayaan Masyarakat Gambar . Contoh Mekanisme Pengembangan Program di Kabupaten Banyuasin pada tahun 2003 – 2010 Kebutuhan Masyarakat
  • 76. Contoh Realisasi Pembangunan Pertanian Terpadu di Banyuasin Kemitraan PUSRI Darmaga Air Simpang PU Pilot Area IndonesiaBelanda 750 ha Darmaga Air di P8, Telang I Bank BRI Lumbung Desa Modern Deptan, P17 Telang II Puskesmas Terapung Perbaikan Tata Air UPGB Perum BulogRice Estate Peran Pupuk Organik Air Bersih & Sanitasi Darmaga Air di Gasing Agropolitan DepTrans di Muara Padang Kemitraan Swasta di P10- Telang I, 700 ha
  • 77. INTEGRATED LOWLANDS MANAGEMENT APPROACH 1 2 Upland Land Water Air Types of Lowlands Characte -rization of Lowland s What is Lowland Dryland s Present Facts Lowlands non-tidal Degradation Estate/ Wood industry based Sustainability 1 1 Facts/ Character •Prosperity of People •Continuation on Lowland Dev + Man Proposed Activities 1 0 -Operation -Maintenance -Asesment -Monitoring -Evaluation -Replanning 9 PP Perda SK Laws Regulation Legal Aspects Tidal Condition Policies Institution Engineering Social Economic Distribution Tidal-Area Non-tidal Peat, non-peat Degraded/ rehabilitated Conservation Rice Coastal Fish Coconut Cor n Community Based Oil palm Coconut acacia 3 Existing Landuse/ activity Facts/ Character 4 Regional Planning (Integrated Planning & Management of Multi Sectors/ Multi Stakeholders) 6 5 7 Forest Ecotourism Conservation Fisheries (natural) Replanting Natural -Industry-Based • Wood industry • Oil-palm • Coconut • Fisheries/ Shrimp • Housing 4 Community Based •Transmigration •Food crops •Fisheries •Urban dev. •Housing INTEGRATED PLANNING Institution/ Infra Structures/ Finance/ Socio-Cultural (Road, Bridges, Jetties, Communication, Housing, Factories, Training Center, Bank, ................etc) 8
  • 78. 4.3. PERAN PEMERINTAH (Pemerintah Kabupaten, Provinsi, Pusat)  Pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten/ Kota bersifat..merencanakan, menginisiasi, menggerakkan, mendukung, memantau, mengevaluasi program, melaksanakan program dan kegiatan di lapangan bersamasama dengan masyarakat.  Anggaran yang tersedia di Pemerintah Daerah pada umumnya lebih digunakan untuk mendukung kegiatan/ program kemasyarakatan/ sosial seperti pendidkan, pelayanan kesehatan.  Keterlibatan pihak swasta untuk mendukung kegiatan pembangunan melalui investasi langsung harus difasilitasi oleh Pemerintah Daerah.
  • 79. DEGREE & NON DEGREE program collaboration National Planning Agency – Local Governments – Sriwijaya University NON – DEGREE pr ogr am: • Development Planning • Monitoring and Evaluation • Program and Project Management • Investment Planning • Management of Grant and Overseas Loan • Performance based Budget Planning • Planning of Coastal Areas DEGREE pr ogr am : MSi - MSc Double Degree on Integrated Lowland Development and Management
  • 81. U N S R I F IR S T !! Y MEN A N UKA T P S TEN O I ME NUJ U V  ISI 202 0 SIVITAS AKADEM IKA, PEGAW AI & STAKEH OLDERS RENCANA STRATEGIS VISI, MISI dan TUJUAN PENGABDIAN PENELITIAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
  • 82. Pendampingan (1993-2013)  Task-Concept : Tim Pendamping terdiri dari tenaga ahli dan tenaga lapangan mengerjakan sendiri hal-hal yang dianggap perlu demi kelancaram kegiatan  Technical Assistance: Tim Pendamping memberikan bantuan teknis kepada pihak lain yang melakukan kegiatan terkait dengan usahatani padi terpadu  Dissemination of Info: Keterlibatan Tim pendamping pada kegiatan Lokal, Regional, Nasional, dan Internasional membantu penyebaran informasi
  • 83. a) b) c) d) e) f) g) Kegiatan Pilot Monitoring Scheme (Guide Line Project): P6-3N, Telang,  Juni 2002- Mei 2004; Bantuan Teknis dan Pengembangan SDM Kabupaten Banyuasin dalam Perencanaan dan Pengembangan Daerah Rawa (2002 sampai sekarang); Rice Estate dan Unit Pengolahan Gabah dan Beras Perum Bulog (November 2002 sampai 2007); Panen Raya Rice Estate dan Kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Telang I, Banyuasin (24 Maret 2003); Penyusunan Master Plan Sumatera Selatan Lumbung Pangan (2005); Land and Water Management Tidal Lowlands (LWMTL) Telang Saleh Juni 2004  Agustus 2006  (www.tidal-lowlands.org atau www.lowlands-info.org); Strengthening Tidal Lowlands Development di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat Januari 2007 – Jun 2008; Lokakarya Sustainable Tidal Lowlands Development di Jakarta dan Delft, Belanda.
  • 84. 1997-1998: Diseminasi, Promosi Penerjemahan buku Konservasi Tanah dan Air Penguatan kelompok keahlian, President YPF-INACID, Oxford, Inggris Pembentukan PPMAL LP Unsri , Penerjemahan buku Hidrologi Afro-Asian Regional Conf - IEC ICID, Bali 7th International Drainage Workshop, Malaysia
  • 85. 4.4.1. Pengembangan Kualitas Pembelajaran (usaha dan dampak perubahan)    menyelesaikan pendidikan doktor (S3) dalam bidang Biological & Agricultural Engineeering (Water Management) di luar negeri pada tahun 1993, Staf Pengajar kembali mengajar di Jurusan/ Fakultas di Universitas Sriwijaya dan menangani laboratorium seperti laboratorium Fisika Tanah/ Konservasi Tanah dan Air. Selain itu, staf pengajar juga aktif menggerakkan kelompok kajian Manajemen Air dan Lahan yang terlibat dalam berbagai penelitian dan pengabdian masyakat khususnya di daerah rawa lebak dan pasang surut. Sambil mengajar, beberapa staf pengajar juga menterjemahkan beberapa buku teks berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia (buku Fisika Tanah, Konservasi Tanah dan Air, dan Buku Hidrologi, Panduan Drainase) khususnya pada perioda 1993-1997. Selain itu, juga disiapkan beberapa panduan untuk pelaksanaan praktikum.
  • 86. 2001-2002: Workshop Delta Mahakam Project Design Workshop on Swamp Management, CIDA ICID meeting, Seoul, Korea JICA – WUA Study di 2 propinsi Indonesia, Phase II: Setting the Action Plan Pelatnas Rawa I, April 2002 Workshop JICA KalBar, Mei Workshop Danau Sentarum, Kalbar, Juni ICID meeting, Montreal, Canada, Juli Workshop Drainage, Wageningen, Oktober Konsep Rice Estate diterima BULOG, November SEMI QUE I Pembentukan Kabupaten Banyuasin Plt. Ir. H. Amiruddin Inoed GWP ToolBox - IWRM,
  • 87. Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya Manusia untuk Daerah Rawa ( Capacity Building & HRD on Lowlands ) Penelitian S1-S2-S3 Pelatihan dan Penyuluhan
  • 89.
  • 90. Dewan Riset Daerah Sumatera Selatan 2002-2004
  • 91.  1997 : PPMAL Lembaga Penelitian Unsri,  “Young Professional dalam bidang Irrigation and Drainage” Komisi Internasional Irigasi dan Drainase di Cairo (1995), Inggris (1996) dan dipilih sebagai ‘President of the Young Professional Forum, International Commission on Irrigation and Drainage (ICID)” untuk perioda (1996-2000).  “Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir” mulai tahun 2000 yang bertepatan dengan Peringatan Hari Air sedunia, 23 Maret, 2000 - www.pusdatarawa.or.id  S1: Fisika tanah, Hidrologi, Irigasi dan Drainase, dan Pengelolaan Air (sejak tahun 1993) menjadi inti dalam bidang manajemen air dan lahan ; S2 di PPs Unsri: Kapita Selekta Pengelolaan Rawa, Pengelolaan Rawa dan Pesisir, Pengembangan Rawa Terpadu, Hidrologi Lahan Rawa (sejak tahun 2007) ; S3- Ekosistim Lahan Basah, Tata Air Daerah Rawa (sejak tahun 2007).  
  • 92. 4.4.2 Pengembangan Keilmuan/ Keahlian Pokok (produktivitas dan makna karya ilmiah)      menerjemahkan buku ajar (Fisika Tanah, Konservasi Tanah & Air, Hidrologi, Petunjuk Drainase); pembuatan diktat (Pengukuran permeabilitas K - Tanah, Geohidrologi, Pengelolaan Lahan dan Air Rawa), penyampaian makalah pada berbagai Seminar Nasional dan Internasional tentang Rawa (di Jakarta, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Jambi, Semarang, Surabaya; Utrecht, Wageningen, Belanda), berpartisipasi dalam Kongres Internasional Irigasi dan Drainase di berbagai negara sebagai anggota working group (Mesir, Inggris, Canada, Korea, Rusia, Spanyol, Malaysia) dan menulis di beberapa jurnal.
  • 94. 4.4.3. Peningkatan Kualitas Manajemen/ Pengelolaan Institusi (perubahan pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)  Kepala Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Unsri ( 1993-1996) pada saat yang sama adalah Kordinator Kelompok Kajian Manajemen Air dan Lahan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.  Data dan informasi Daerah Rawa dan Pesisir mulai 1993 di Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir, thn 2000. Pusdatainfo Rawa ini dikelola oleh Kelompok Keilmuan Manajemen Air dan Lahan Rawa Universitas Sriwijaya bersama-sama dengan Dinas Instansi Pemerintah Daerah yang terkait (Dinas Pengairan, Dinas Pertanian, Proyek Pengembangan Daerah Rawa Sumatera Selatan).  Bagpro PKSDM) Dikti, Depdiknas: PPMAL Unsri - Pelatihan Nasional Rawa Dosen Perguruan Tinggi biaya Dikti, Depdiknas; 30 orang 2002 dan 32 orang 2003  Ditjen Pengairan, Departemen PU bekerjasama dengan Rijkwaterstaat dan Unesco-IHE, Belanda (tahun 2003) menyusun Panduan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Rawa melalui Pengembangan dan Monitoring Daerah Reklamasi Rawa Pasang Surut,  Land and Water Managemenr Tidal Lowlands - 2004-2006  Strengthening Tidal Lowland Development 2007-2008
  • 95. Tabel 7. Peserta Program Pelatihan Nasional Rawa untuk Pembangunan Berkelanjutan (kerjasama PPMAL-Unsri dengan Bagpro PKSDM DIKTI, Depdikbud) tahun 2002 dan 2003 Tahun Jumlah Peserta 2002 30 orang Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang, Univ. Sumatera Utara), Univ. Jambi, Riau Univ. Riau, Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti, Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin, Univ. Tadulako, Univ. Mataram 2003 32 orang Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang, Univ. Sumatera Utara, Univ. Jambi, Univ. Riau, Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti, Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin, Univ. Tadulako, Univ. Mataram Asal Peserta Keterangan Staf Peneliti/ Dosen dari Universitas Sriwijaya masih menjaga komunikasi dengan para peserta ini sampai saat ini. Seminar/ lokakarya/ pertemuan ilmiah/ email merupakan ajang komunikasi
  • 96. Presiden RI Panen Raya di Telang I , Maret 2003 2003 – 2004 Pelatihan Rawa Nasional Angkatan II, Mei 2003
  • 97. Penjelasan tentang Daerah Rawa, Telang I, Banyuasin, 24 Maret 2003 Presiden Republik Indonesia
  • 98. Bantuan Teknis untuk Pemerintah Universitas Depdiknas PERUM BULOG Departemen Pertanian Dep. Kimpraswil Institut Pertanian Bogor
  • 99. Mendampingi kunjungan Joint-Mission Belanda, 9 Okt 2003 – pra LWMTL & STLD
  • 100. Hasil-hasil riset aksi dan pemberdayaan masyarakat pada kegiatan LWMTL ini di seminarkan dan didiskusikan di Jakarta, dengan diskusi akhir di di Delft, Belanda (27 Feb-3 Maret 2006). Kegiatan LWMTL ini kemudian direkomendasikan untuk dilanjutkan dan disebarkan juga di daerah lain, yaitu di Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, dalam bentuk kegiatan Strengthening Tidal Lowlands Develoment, STLD (Januari 2007 - Juni 2008) (www.tidal-lowlands.org/ www.lowlandsinfo.org).
  • 102. Kalimantan Selatan – Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan
  • 103. Foto-foto 2005-2006 – Golden Hope Malaysia
  • 104. PROGRAM LINKAGE/ DOUBLE MASTER DEGREE INTEGRATED LOWLAND DEVELOPMENT DAN MANAGEMENT PLANNING (DDILDM)  Bappenas RI menetapkan program Double Master Degree Integrated Lowland Development and Management Plannning (DD-ILDM) oleh Universitas Sriwijaya bersama-sama dengan Unesco-IHE, Belanda.  Ada 17 program Double Degree Bappenas yang diselenggarakan di pulau Jawa (tahun 2007).  DD-ILDM satu-satunya program DD Bappenas RI yang diadakan di luar pulau Jawa.  Program Master DD-ILDM ini bertujuan untuk mendukung dan memperkuat kapasitas institusi perencanaan melalui peningkatan kompetensi tenaga perencana dalam bidang pengembangan dan perencanaan pengelolaan rawa terpadu ( Integrated Lowland Management ).
  • 105. Pertemuan 3 pihak : Universitas Sriwijaya, Bappenas dan Netherland Education Center Palembang, 20 Juni 2006
  • 106. Pertemuan antara Prof. Bart Schultz dengan Kapusdiklatren Bappenas; Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas Jakarta, 28 Agustus 2006
  • 107. PENANDATANGANAN PROGRAM DD – ILDM UNIVERSITAS SRIWIJAYA–BAPPENAS–UNESCO-IHE JAKARTA 2006
  • 108. Diploma Awarding the first 10 graduates on Integrated Lowland Development and Management Planning Delft, Netherlands, October 15, 2009
  • 109. Tabel 8. Peserta Program S2 Linkage Integrated Lowland Development and Management, Universitas Sriwijaya, Unesco-IHE – Belanda, Bappenas, STUNED Angkatan Jumlah Peserta Asal Peserta Keterangan 2007/2009 12 Sumatera Barat (1), Sumsel (8), Jambi (1), Banten (1), Lampung (1) 10 org wisuda di Unesco-IHE, Belanda, 15 Okt 2009 12 org Wisuda di Unsri 2008/2010 10 Jakarta (2), Jawa Timur (1), Jawa Barat (2), Jawa Tengah (1), Lampung (1), Sumatera Selatan (2) 10 org sedang kuliah tahun kedua di Belanda sampai Februari 2011 2009/2011 11 Jakarta (4), Jawa Tengah (1), Jawa Timur (1), Lampung (1), Kepulauan Riau (1), Sumatera Selatan (3) 11 org kuliah di Unsri, dan akan ke Belanda, Oktober 2010 2010/2012 11 Jawa Timur (2), Jawa Tengah (1), Lampung (2), Kalimantan Barat (1), Sumatera Utara (1), Jambi (1), Sumatera Selatan (3) 11 orang akan mengikuti kursus bahasa Inggris (EAP) di Unsri, Juli 2010 – Januari 2011. Kuliah di Unsri Februari 2011. 2011/2013 10-15 dalam proses dalam proses penerimaan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MOU) antara Bappenas RI, Unsri, Unesco-IHE, dan MOU Unsri – Unesco-IHE untuk pendirian Linkage Program Integrated Lowland Development and Management Planning di Universitas Sriwijaya ditandatangani pada bulan Agustus 2006 di Bappenas RI Jakarta. Persiapan bahasa Inggris peserta angkatan pertama DD-ILDM dilakukan pada bulan April-Agustus 2007. Kuliah satu tahun pertama di Indonesia mulai bulan September 2007
  • 110. Kunjungan ke India 28-31 Januari 2008 TERMINAL BATUBARA – POWER PLANT DENGAN REL KERETA API (Depo Peti Kemas & Batubara) SUMBER ENERGI BATUBARA Air Port PELABUHAN (Kapal; Cargo; Crane; Peti Kemas; Pipa Besi) MEETING (TAJ MAHAL & MUSEUM GANDHI)
  • 111. REGIONAL REFRESHER SEMINAR climate change and coastal lowland development in (sub)-tropical environments Palembang, Indonesia, July 21-25, 2008 Tjg Api-Api P8-Telang I
  • 112. Tabel 9. Peserta Regional Refresher Course on Climate Change and Coastal Lowlands Development in (sub) Tropical Environment , Universitas Sriwijaya, Palembang 21-25 July 2008 Pengajar/ peserta Jumlah Asal Keterangan Pengajar/ Panitia Teknis 12 orang Indonesia, Belanda, Amerika Serikat Pengajar adalah Dosen Unesco-IHE, Dosen Unsri, Staf Litbang PU Bandung Peserta Luar Negeri 18 orang Thailand, Vietnam, Philippine, Korea, Bangladesh, India, Staf/ Tenaga Ahli/ Pimpinan Lembaga berkaitan dengan Air di Negara Masing-masing Peserta Indonesia 11 orang Sumsel, Lampung, Bengkulu, Kalbar, Kalsel, Jawa Barat, DKI Jakarta, Mataram Staf Balai Besar/ Departemen Pekerjaan Umum Pengairan
  • 113. REGIONAL REFRESHER SEMINAR climate change and coastal lowland development in (sub)-tropical environments Palembang, Indonesia, July 21-25, 2008 40 peserta Alumni IHE dr 9 negara Asia
  • 114. Kunjungan ke PT Freeport Indonesia
  • 115. PENANDATANGANAN KESEPAKATAN KERJASAMA ( COOPERATION AGREEMENT ) ANTARA PT FREEPORT INDONESIA DAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA DAN SEMINAR TENTANG PT FREEPORT INDONESIA Palembang, 23 Juli 2008
  • 116. Kunjungan ke IRAN, 27 Mei 2008- 2 Juni 2008 KUNJUNGAN KE DEPUTI MENTERI ENERGI - IRAN KUNJUNGAN KE GILAN WATER RESOURCES COUNCIL IRAN, 28 MAY 2008 KUNJUNGAN KE UNIVERSITAS TEHRAN – IRAN, 27 MAY 2008 KUNJUNGAN KE PUSAT PENGEMBANGAN PERIKANAN IRAN KUNJUNGAN KE DAERAH LOWLANDSWETLANDS IRAN, 31 MAY 2008 SUASANA PERSAWAHAN PETANI PADI DI PROVINSI GILAN IRAN - 29 MEI 2008 BERSAMA DI KOTA LAHIJAN – DATARAN TINGGI IRAN IRAN, 29 MAY 2008 KUNJUNGAN KE GILAN UNIVERSITY – GILAN IRAN, 1 JUNE 2008 DISKUSI & SUASANA PERPISAHAN DI GILAN WATER RESOURCES COUNCIL IRAN, 2 JUNE 2008
  • 118. PROGRAM S3 – DOKTOR – ILMU-ILMU LINGKUNGAN (BKU Lingkungan Lahan Basah, BKU Agri-Industri-Energi, BKU Sosiologi Lingkungan) Tabel 10. Peserta Program Doktor Ilmu-ilmu Lingkungan pada Program Pascasarjana Universitas Sriwiijaya dan Gambaran Umum Penelitian Disertasi yang dilakukan Angkatan Jumlah Mahasiswa Kata Kunci Penelitian terkait Manejemen Rawa Asal Peserta Keterangan 2007/2009 11 orang - Tata Air dan Permodelan Pendaman karbon dan Hutan Tanaman Pengelolaan Limbah Kawasan Industri Penanganan Banjir Kota Adaptasi Arsitektur Bioremediasi lahan tercemar minyak bumi Keanekaragaman Hayati Suksesi alam pada pengendapan tambang Sumsel, sebagian besar mahasiswa sudah lulus ujian kualifikasi, proposal dan Penelitian; Rencana banyak yg dapat diwisuda pada akhir Tahun 2010 2008/2010 7 orang - Kesehatan Lingkungan Sedimentasi dan erosi Kerentanan Infrastruktur Bioenergi Pengelolaan limbah Aquaculture Sumsel, Sumbar 2009/2011 18 orang - Dalam proses penentuan penelitian disertasi dan penentuan Promotor – Co-promotor Sumsel, Bengkulu 2010/2012 24 orang diterima dari 36 orang - Sudah kuliah Smester I Sumsel, Jambi, Bengkulu, Medan
  • 120. BEASISWA PROGRAM SANDWICH DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA - DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL No. Nama Lab/Universitas Tujuan 1 Bambang Yudono Unesco-IHE, Belanda 2 Setyo Nugroho Unesco-IHE, Belanda 3 Sumi Amariena Hamim Unesco-IHE, Belanda 4 Yuanita Windusari Unesco-IHE, Belanda 5 Satria Jaya Priatna UPM, Malaysia 6 Hasmawaty AR Curtin University of Technology, Australia 7 Yetty Hastiana Curtin University of Technology, Australia
  • 121. Joint Educational Conference, Delft, Netherlands, June 28 – July 2, 2010  Addis Ababa Univ – Ethiopia, Ain Shams Univ – Egypt, AIT – Thailand, Bangladesh Univ. Eng. Tech, Bierzeit Univ. Palestine, Dundee Univ. Scotland, Egerton Univ. Kenya, Hohai Univ. Kenya, Kwame Nkrumah Univ. Scie. Tech. Ghana, Mondsee Inst. of Limnologi – Austria, Univ. of West Indies – Tobago Trinidad, Unesco-IHE Netherland, Univ. del Valle Colombia, Sriwijaya Univ. Indonesia, Univ. Dar es Salaam Tanzania, Univ. de Sao Paulo Brazil, Univ. of Zimbabwe, Water Resources Univ. Vietnam, Waternet Southern Africa
  • 122. RENCANA KERJASAMA AKADEMIK DENGAN BERBAGAI UNIVERSITAS LUAR NEGERI dan EDUCATIONAL CONFERENCE on JOINT PROGRAM AT THE UNESCO-IHE, DELFT, NETHERLANDS, JUNE 28 - JULY 3, 2010
  • 123. 4.4.4. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa (perubahan pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)    Wilayah Barat pada tahun 1997 dan 1999. Beberapa mahasiswa juga terlibat pada kegiatan pemberdayaan petani di laboratorium lapangan dan menjadi panitia ataupun peserta pada berbagai seminar dan lokakarya yang diselenggarakan. Mereka banyak belajar dan mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan ini. Lomba Penilaian Tanah Rawa untuk Mahasiswa S1 – Soil Judging Contest . Students Lowland Soil Judging Contest, dilakukan pada bulan Desember 2008, di Telang, Banyuasin, Sumatera Selatan. Universitas Sriwijaya menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini. Berbagai kelompok mahasiswa ilmu tanah dari perguruan tinggi di Indonesia hadir dan berpartisipasi. Lima belas kelompok masingmasing terdiri dari 3 (tiga) mahasiswa dari UGM, IPB, Unpad, UNS, Unila, Unja, Usu, Unri, dan Unlam ikut berpartisipasi pada Lomba Penilaian Tanah Rawa.
  • 124. 4.4.4. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa (perubahan pengelolaan, implementasi kebijakan, dan dukungan institusi) : Students Lowland Soil Judging Contest, Dec 2008, Telang, Banyuasin, South Sumatra 15 groups of 3 stdns from  UGM  IPB  Unpad  UNS  Unila  Unja  Usu  Unri  Unlam
  • 125. 4.4.5. Peningkatan Pengabdian kepada Masyarakat (kegiatan dan implementasi perubahan, serta dukungan masyarakat)  Mulai tahun anggaran 2010 Universitas Sriwijaya mendapat kepercayaan dari Kementrian Pendidikan Nasional melalui Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) Tema C untuk membantu Pemerintah Kabupaten Banyuasin melaksanakan pembangunan dan pengelolaan daerah rawa mendukung ketahanan pangan.  Program ini terdiri dari tiga pilar utama berupa: a) Pemantauan lahan rawa dan pengembangan sistim informasi, b) Pengembangan sarana prasarana mendukung pembangunan pertanian, dan c) Optimalisasi lahan rawa untuk pertanian pangan.
  • 126. 4.5. Keterlibatan pihak BUMN/ BUMD, Swasta, dan Masyarakat  Penyediaan data dan informasi serta bantuan teknis untuk meningkatkan pemahaman berbagai pihak tentang daerah rawa ternyata bersifat sangat positif. Perum Bulog mendukung berdirinya Unit Pengolahan Gabah dan Beras (UPGB) di berbagai kawasan pertanian rawa, PT Pupuk Sriwijaya mendukung tersedianya pupuk bersubsidi, PT Pertani/ Sang Hyang Sri mendukung tersedianya benih berkualitas, BRI/ Bank Sumsel Babel berperan dalam menyediakan fasilitas keuangan untuk petani. Selain itu, berbagai fabrikan kimia pertanian dan obat-obatan juga secara mandiri terlibat dalam mendukung pengelolaan sistim usaha tani dalam bentuk penyediaan pupuk organik, herbisida, pestisida, dan berbagai hormon pertumbuhan tanaman
  • 127. Batan Balit Padi Pemkab Banyuasin PERUM BULOG Komisi II DPR-RI Komisi III DPR-RI BPTP Sumsel- Deptan Australia & Korea Malaysia INS Dep. PU Universitas Sriwijaya Jepang Jerman PolyAgro Departemen Pertanian Institut Pertanian Bogor Belanda China Partisipasi Multi-pihak dalam Pengelolaan Rawa
  • 129. V. KESIMPULAN DAN SARAN  Strategi pengelolaan rawa terpadu dan berkelanjutan untuk pertanian haruslah multidisplin lintas sektor dan bertahap.  Pengelolaan muka air tanah merupakan faktor kunci dalam keberhasilan pengelolaan daerah rawa untuk pertanian berkelanjutan.  Berbagai faktor terkait dengan pengelolaan air di tingkat lahan diantaranya adalah kondisi tanah, kondisi jaringan pengairan pada tingkat primer, sekunder dan tersier, sistim usaha tani yang dilakukan, keterlibatan petani dan kelompok, curah hujan, dan kondisi pasang surut air sungai di sekitar lokasi.  Penerapan integrasi ini cukup mampu meningkatkan produksi dari 3-4 ton GKP/ha/musim menjadi 7-8 ton GKP/ha/musim. Bahkan meningkatkan juga indeks pertanaman dari satu kali menjadi dua-tiga kali setahun. Prospek optimalisasi lahan seperti ini akan sangat menjanjikan untuk mendukung ketahanan pangan kalau dilakukan juga pada areal reklamasi rawa yang sudah ada di Indonesia (4.0 juta ha).
  • 130. V. KESIMPULAN DAN SARAN  Pentingnya pengelolaan daerah rawa melalui optimalisasi lahan dan air untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui pengembangan dan pengelolaan lahan rawa secara terpadu sudah dapat dijelaskan dan digambarkan.  Selain itu, upaya pelestarian lingkungan lahan rawa juga merupakan hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan rawa.  Keberhasilan pembangunan pertanian lahan rawa tidak bisa hanya dilihat dari keberhasilan produksi (on farm) tetapi juga melihat kondisi penanganan panen, pasca panen, dan pemasaran (off farm) yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesejahteraan petani  Untuk itu perlu dilakukan pengembangan dan pengelolaan rawa yang bersifat kawasan.
  • 131. Teknologi Dana Data Pemkab Informasi Staf Teknis Model Area Model Area Pem Pusat SDM Swasta Center of Excellence RAWA : Pusdatainfo S. Pendukung Pemprov Program Masyarakat Program Model Area Masyarakat Dana SDM Tehnologi Lahan Air Kelembagaan ‘Center of Excellence’ Rawa sebagai penyedia data, informasi dan iptek bagi pelaku pengembangan dan pengelolaan daerah rawa (dilakukan sejak tahun 1999)
  • 132. Dasar Teori Dasar Pengalaman Aspek-aspek Pembangunan -aspek sosial -aspek ekonomis -aspek teknis -aspek kelembagaan -……………….. Peran Universitas Sriwijaya Permasalahan dan Tantangan Konservasi & Pengembangan Lahan Rawa Kajian teoritis Kajian experimental ‘on farm-research’ ‘client oriented research’ Data, Hasil, Fenomena, Persepsi Interpretasi, Analisis, Evaluasi, Formulasi Ilmu, Teknologi, Seni dan Informasi Manajemen Sumberdaya Air dan Lahan Pengguna 1 Pengguna 2 Pengguna 3 Pengguna 4 Pengguna 5
  • 133. Strategi perencanaan partisipatif dan pengelolaan sumberdaya rawa berbasis pertanian memerlukan:            a) pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut, b) pemahaman kondisi iklim, hidrologi dan tata air; c) pemetaan lahan yang potensial dan potensial bersyarat untuk usaha tani; d) pemahaman kondisi sosial budaya masyarakat; e) gambaran permasalahan usaha tani dan kondisi sarana prasarana di setiap lokasi; f) pemahaman terhadap visi pembangunan daerah dan kelembagaan pemerintah pendukung; g) pengembangan model usaha pertanian; h) pengembangan model area untuk uji coba, i) evaluasi, revisi model dan pengembangan serta replikasi, j) pengumpulan data dan informasi yang ada dan membuatnya tersedia, k) menciptakan komunikasi dan pembagian peran serta multipihak, serta l) pengembangan sumberdaya
  • 134. Perencanaan partisipatif dan tahapan-tahapan implementasi program ini perlu didiskusikan dan dikomunikasikan antar para pemangku kepentingan ( stake holders) yang ada melalui komunikasi personal, tatap muka, rapat, seminar, lokakarya, ataupun pertemuan lapang. Selain itu upaya pengembangan dan pengelolaan rawa untuk pertanian berkelanjutan dimaksud perlu memperhatikan tiga hal utama yaitu:    a) Adaptasi tanaman dan pola tanam dengan kondisi alam dan lingkungan; b) Rekayasa lingkungan agar sesuai kebutuhan tanaman; c) Kombinasi antara adaptasi tanaman dan rekayasa lingkungan. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung optimalisasi lahan rawa perlu dikaji dan dibuat peta kebutuhannya agar dapat juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tersedianya anggaran.
  • 135.  Untuk itu dirasakan perlu adanya pembangunan pertanian rawa terpadu berbasis kawasan secara berkelanjutan dengan keterlibatan masyarakat, pemerintah daerah, swasta, dan perguruan tinggi yang ada di masing-masing lokasi.  Keterpaduan ini hendaknya bersifat vertikal (tanam olah petik jual/ hulu tengah hilir) dan horizontal (antar sektor yang terlibat). Forum komunikasi berbagai pelaku pembangunan di lahan rawa perlu diciptakan berupa komunikasi personal, seminar, lokakarya, rakorbang, temu lapang, kuliah lapang.  Pemahaman tentang pengelolaan dan pengembangan lahan rawa yang baik dirasakan perlu untuk disebarluaskan ke tempat lain yang sesuai mengingat terdapat kurang lebih 150 kabupaten/ kota rawa di Indonesia
  • 136. SARAN  Pendekatan Bottom-up dan Top-Down harus dikombinasikan  Keberlanjutan Program  Pendekatan Kawasan dalam Pengembangan dan Pengelolaan Daerah Rawa dan Gambut  Pendekatan Multi Fungsi lebih baik dari Pendekatan Satu Fungsi.  Kegiatan Panitia ‘ad-hoc’ atau Pokja dan ‘Kegiatan yang terinstitusionalisasi”
  • 137. Perbandingan dua pola kerja : 1993 - 2010 ? thn 17 ? DOKTOR ? ? 15 12 9 S2 (3- 8 th) ? S2 (0-3 th) S1 (5-10 th) ? S1 (2-5 th) 6 3 S1 (0-1 th) 0 Mhs S1 Gambar 1. Filosofi mencari dalam Pengembangan Gambar 2. Filosofi Penguatan Internal
  • 138. Universitas Sriwijaya pada dasawarsa Universitas Sriwijaya pada dasawarsa kedua abad ke 21: kedua abad ke 21: Visi 2020 Universitas Sriwijaya (statuta 2003) ••merupakanperguruan tinggi terkemuka merupakan perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang berbasis riset, di Indonesia yang berbasis riset, ••memiliki keunggulan di berbagai memiliki keunggulan di berbagai cabang ilmu, khususnya di bidang cabang ilmu, khususnya di bidang pengembangan sumber daya alam; pengembangan sumber daya alam; ••menghasilkan manusia yang menghasilkan manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, berakhlak tinggi, Esa, berkualitas, berakhlak tinggi, berbudaya, bersemangat ilmiah, dan berbudaya, bersemangat ilmiah, dan menguasai serta mampu menguasai serta mampu mempergunakan ilmu pengetahuan, mempergunakan ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan kesenian teknologi, informasi, dan kesenian untuk meningkatkan kesejahteraan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. umat manusia.
  • 139. Penutup “Dunia pendidikan asyik dengan dirinya sendiri. Dunia pendidikan seolah-olah menghadapi barang mati.   Padahal, yang dihadapinya itu punya jiwa dan ruh.   Belum tercipta komunikasi interaktif dalam dunia pendidikan.   Dunia pendidikan seolah memainkan perannya sendiri saja. Ketika produknya harus berkiprah di tengah masyarakat, menjadi canggung dan tak berdaya” (Prof. Dr. Malik Fajar, Republika, 6 November 2001)
  • 140. Saat awal datang: Foto di Mess Pertiwi Plbg 1985