1. PENGELOLAAN DAERAH RAWA UNTUK
MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN
BERKELANJUTAN
Dr. Robiyanto H. Susanto, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian
Seminar kenaikan ke Guru Besar pada
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Indralaya - OI, Sumsel, Indonesia – 6 September 2010
2. I. PENDAHULUAN
1.1. GAMBARAN UMUM – LATAR
BELAKANG
1.2. PENGEMBANGAN RAWA
MENDUKUNG KETAHANAN
PANGAN
1.3. PERMASALAHAN
1.4. TUJUAN
9. Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati
Hutan mangrove: ± 90.00
ha (estuarine mangrove,
dengan lebih dari 20 sungai
yang bermuara di wilayah ini
Merupakan tempat
persinggahan ribuan burung
migran
Merupakan habitat satwa liar,
seperti Harimau Sumatera, Macan
Dahan, Buaya Muara, dsb.
Merupakan sumber
perikanan di perairan
sekitarnya
15. Tabel 1. Distribusi lahan rawa di Indonesia dan luas yang
dikembangkan dengan bantuan pemerintah
Total Lahan Rawa Secara Nasional
Lokasi
Total (Ha)
Pasang
Surut
(Ha)
Lebak
(Ha)
Total (Ha)
2.766.000
3.580.500
644.500
6.305.770
9.370.000
11.707.400
1.793.450
10.522.720
691.704
694.935
71.835
-
110.176
194.765
12.875
23.710
801.880
889.700
84.710
23.710
13.296.770
33.393.570
1.458.474
341.526
1.800.000
Pasang
Surut (Ha)
Lebak
(Ha)
6.604.000
8.126.900
1.148.950
4.216.950
20.096.800
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Papua
Total Lahan Yang
Sudah Dikembangkan
Sumber : Dit. Rawa dan Pantai, Ditjen Pengairan, Departemen PU, 2009
IP100 ………> IP200, IP300 ...…. mencapai 7 sampai 8 ton GKP /ha MTI
Karena 3 pilar :
a) Perbaikan infrastruktur pengelolaan air,
b) Aplikasi teknologi pertanian, dan
c) Pemberdayaan kelompok tani/ P3A untuk OP jaringan
pengairan
16. 1.3. PERMASALAHAN
Pengurangan produksi pangan pada lahan-lahan irigasi
khususnya di pulau Jawa 40-50.000 ha/ tahun
Belum terdapat visi yang sama tentang pengelolaan
rawa untuk pembangunan pertanian berkelanjutan
diantara para pelaku (stake-holder) yang terlibat dalam
pengembangan dan pengelolaan lahan rawa.
Permasalahan lingkungan : kebakaran hutan dan lahan
17. 1.4. TUJUAN
Upaya pelestarian lingkungan , pemanasan global,
perubahan iklim merupakan hal yang harus diperhatikan
dalam pengelolaan rawa.
Menyampaikan p entingnya pengelolaan daerah rawa
melalui optimalisasi lahan dan air untuk mendukung
ketahanan pangan
Tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan untuk
pengelolaan daerah rawa berkelanjutan serta strategi
yang diperlukan akan dijelaskan dengan melihat aplikasi
yang dilakukan di berbagai daerah rawa Indonesia sejak
tahun 1993.
Pemahaman yang benar tentang pengelolaan rawa ini
dirasakan perlu disebarluaskan ke tempat lain yang
sesuai dan membutuhkan mengingat terdapat kurang
lebih 150 kabupaten/ kota rawa di Indonesia
18. II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KARAKTERISTIK DAERAH RAWA DALAM
SISTIM SUNGAI
2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN DAERAH
RAWA DAN PESISIR
2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN
PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN
‘MODIFIKASI LINGKUNGAN’
2.4. KONTRIBUSI RAWA TERHADAP
PRODUKSI PANGAN NASIONAL
DAN BERBAGAI KENDALA
PENGELOLAAN AIR DI DAERAH
REKLAMASI RAWA PASANG SURUT
UNTUK PANGAN
19. 2.1.1. Hidrologi dan
Daerah Aliran
Sungai serta
Terbentuknya
Rawa ( Lowlands)
Gambar . Tipe-tipe
lahan basah/ daerah
rawa menurut definisi
Ramsar (Davies et al,
1995)
20. 2.1.2. Daerah Aliran Sungai dan Asosiasi Rawa
Lebak
r . Zonasi daerah rawa lebak berdasarkan tingkat ketergenangan
Lahan (Ditjen Pengairan, DPU, 1996)
21. 2.1.3. Terbentuknya
Delta dan
Daerah Rawa
Pasang Surut
Gambar . Hidrotopografi lahan
yang mendapat pengaruh
pasang surut air laut :
Kategori I (tipe A),
Kategori II (Tipe B),
Kategori III (Tipe C), dan
kategori IV (Tipe D)
(Ditjen Pengairan, Departemen
Pekerjaan
Umum, 1996).
22. 2.1.4. Tanah dan Kesesuaian Lahan
jenis tanah (liat, sulfat masam, bahan organik tinggi/
bergambut, gambut),
kondisi lahan yang bereaksi masam sehingga dapat
menyebabkan ketersediaan Al dan Fe yang tinggi.
Sebaliknya, unsur-unsur hara makro seperti Nitrogen,
Phosphor, dan Kalium yang sangat diperlukan tanaman
menjadi kurang tersedia
Dalam sistim klasifikasi tanah jenis tanah yang umum
dijumpai diantaranya adalah : Histosol (Fibrists,
Hemists, Saprits); Inceptisol (Sulfaquepts, …); Entisol
(Sulfaquents, ….) (Buol et al, 1989)
Hemists (Sulfohemists, Sulfihemists, …)
23. 2.1.5. Curah Hujan, Aliran Permukaan dan
Pasang Surut
Ketersediaan air di daerah rawa sangat dipengaruhi oleh :
– aliran permukaan dari daerah hulu dan sekitarnya
(berkisar 1000 - 2500 mm/ tahun),
– curah hujan yang turun di lokasi (2000 - 3500 mm/
tahun),
– adanya interaksi antara curah hujan, aliran permukaan
dan mekanisme pasang surut nya air laut di muara
sungai. Pasang surut nya air dengan mekanisme ini
dapat menyebabkan perbedaan tinggi muka air 4- 5
meter
24. 2.1.6.
Jaringan Reklamasi dan Tata Air
Saluran, tanggul banjir dan pintu-pintu air sehingga lahan dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, khususnya pertanian.
Saluran yang digali menghubungkan dua sungai besar lebih sering
dikenal dengan saluran navigasi/ saluran primer (panjangnya dapat
sampai 20-30 km).
Tegak lurus terhadap saluran primer ini dibuatlah saluran sekunder
dengan jarak 800 – 1000 m dan panjang 1000 - 3500 m.
Blok sekunder (100 – 250 ha) yang biasanya dibatasi oleh saluran
primer dan sekunder ini dibagi lagi menjadi petak-petak tersier
(seluas 16, 24, 32 ha) melalui pembangunan saluran-saluran
tersier.
25. 2.1.7. Pengelolaan Air sebagai Kunci
Keberhasilan Pertanian Lebak dan Pasang
Surut
Kondisi sungai, hujan dan pasang surut air yang tidak
bisa dirubah memerlukan sistim usaha tani adaptif
dengan kondisi air yang ada.
Sarana prasarana pengairan membuat petani mampu
melakukan pengelolaan air - on farm water
management.
Pengelolaan air di lahan usaha tani yang baik
memerlukan pemahaman tentang tata air makro dan tata
air mikro serta adanya saluran primer, sekunder, tersier,
tanggul banjir dan pintu-pintu yang diperlukan.
26. 2.1.8. Sistim usaha tani, kondisi sosial budaya
dan pemberdayaan petani/ kelompok
padi pada bulan Maret - Mei sampai Juli-Agustus di lahan lebak;
Oktober – Nopember sampai Februari – Maret di pasang surut.
Untuk perioda tanam kedua bisa padi atau palawija tergantung
kondisi di setiap lokasi.
sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, herbisida/ pestisida,
tenaga kerja, alat mesin pertanian, dan harga jual hasil pertanian.
Pemberdayaan petani dan kelompoknya harus mempertimbangkan
hal-hal tersebut.
kegiatan-kegiatan ekonomi produktif lainnya seperti misalnya:
pembuatan gula kelapa, pupuk organik, pemeliharaan unggas kecil,
pemanfaatan lahan pekarangan untuk perikanan).
27.
2.1. 9. Monitoring, evaluasi, diseminasi,
komunikasi
2.1.10. Data dan informasi untuk
pengembangan
rawa terpadu
2.1.11. Visi Pembangunan Daerah,
Kepemimpinan, dan Kapasitas
Kelembagaan
28. 2.2. PERENCANAAN PENGELOLAAN
DAERAH RAWA DAN PESISIR
2.2.1.
Konservasi Daerah Rawa dan Pesisir
2.2.2.
Konservasi Daerah Rawa, Pendayagunaan dengan
Teknologi Adaptasi, dan Pengembangan Rawa
2.2.3.
Pengelolaan Rawa Berbasis Masyarakat
( community
based development )
dan Berbasis Industri Pertanian
( agroindustry based development )
2.2.4.
Pengembangan Rawa sebagai Kawasan
PembangunanTerpadu (Integrated lowland
development and management)
29. 2.3. PENDAYAGUNAAN RAWA DENGAN
PENDEKATAN ‘ADAPTASI’ DAN ‘MODIFIKASI
LINGKUNGAN’
2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir untuk
Konservasi dan Ekowisata
2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk
Pengembangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura
2.3.2.a. Rawa adaptasi lebak untuk
tanaman pangan dan diversifikasi
2.3.2.b. Rawa reklamasi pasang surut
untuk tanaman pangan
2.3.3. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk
Pengembangan Tanaman Perkebunan
30. 2.3.4. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Hutan Tanaman
Industri
2.3.5. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Pengembangan
Perikanan
2.3.6. Pemanfaatan Rawa untuk Peternakan (Kerbau
Rawa, Itik Lokal)
2.3.7. Pemanfaatan dan Pengelolaan Lahan Rawa untuk
Pemukiman dan Perkotaan
2.3.8. Pemanfaatan dan pengelolaan lahan rawa untuk
kawasan industri dan pengelolaan
limbah
31. 2.3.1. Pemanfaatan Lahan Rawa dan Pesisir
untuk Konservasi dan Ekowisata
Untuk daerah Sumatera Selatan, misalnya Taman Nasional Sembilang
(202.896 ha) yang terletak di Kabupaten Banyuasin, merupakan daerah
konservasi yang unik. Di Taman Nasional Sembilang ini terdapat
misalnya: harimau Sumatera, buaya, beruang, lebih dari 32 spesies
burung air, 8 spesies ular, 48 spesies ikan meliputi 37 famili, dan
mendukung kehidupan lebih dari 150.000 ekor burung-burung migran
(Balai Taman Nsional Sembilang, 2009). Taman Nasional Sembilang ini
berdekatan dengan daerah yang sudah dikembangkan untuk
transmigrasi (Karang Agung Tengah dan Karang Agung Hilir) dan
daerah hutan tanaman industri (PT SHP) di Sungai Sembilang. Potensi
perikanan di kawasan ini sangat besar dan cukup banyak penduduk
desa Sungsang, Sembilang, Ogan Komering Ilir, dan beberapa desa
pesisir di Jawa yang menangkap ikan di perairan di sekitar kawasan ini.
Selain itu, kawasan mangrove yang ada di daerah pesisir juga
merupakan daerah konservasi yang tetap perlu dijaga kelestariannya.
Daerah konservasi rawa lainnya misalnya di Danau Sentarum,
Kalimantan Barat dan di Sebangau, Kalimantan Tengah.
32. Ekosistim Lahan Basah dan Keanekaragaman Hayati
Hutan mangrove: ± 90.00
ha (estuarine mangrove,
dengan lebih dari 20 sungai
yang bermuara di wilayah ini
Merupakan tempat
persinggahan ribuan burung
migran
Merupakan habitat satwa liar,
seperti Harimau Sumatera, Macan
Dahan, Buaya Muara, dsb.
Merupakan sumber
perikanan di perairan
sekitarnya
33. 2.3.2. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk
Pengembangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Tabel 2. Pengembangan Rawa dalam konteks kondisi pulau utama dan
pulau pengembangan
Pulau-pulau Utama
Pulau Pengembangan
Lokasi
Jawa, Madura, Bali
Sumatera,
Jaya
Konteks
Tekanan penduduk, Urbanisasi,
Kompetisi penggunaan air,
permasalahan
kompleks,
Kehilangan lahan beririgasi 4050 ribu ha/ tahun
Pemukiman
spontan
dan
bantuan pemerintah, Investasi
swasta, Sistem reklamasi rawa
yang belum optimal
penggunaannya.
Tipologi
Daerah irigasi yang terus Sistem reklamasi rawa pasang
berkurang, Banjir di desa dan surut, daerah rawa lebak,
pengendalian
banjir
di daerah irigasi
perkotaan.
Kalimantan,
Irian
36. 2.3.2.b.
Rawa reklamasi pasang surut untuk
tanaman pangan
Total luas areal yang telah direklamasi sampai tahun 2010 ini adalah 373.000 ha (BSWVIII, 2010), diantaranya di: Delta
Upang (8.423 ha), Cinta Manis (6.084 ha), Delta Telang I (26.680 ha), Delta Telang II (13.800 ha), Delta Saleh (19.090 ha),
Air Sugihan Kiri (50.470 ha), Air Sugihan Kanan (31.140 ha), Pulau Rimau (40.263 ha), Karang Agung Hulu (9.000 ha),
Karang Agung Tengah (30.000 ha) dan Karang Agung Hilir (20.317 ha)
37. Sebaran kelembaban
tanah pada kondisi
muka air tanah tinggi
dan permukaan lahan
yang tidak rata
(Skaggs, 1990a)
Perkembangan akar
tanaman pada kondisi
muka air tanah dangkal
(kiri, 30 cm dari
permukaan tanah) dan
muka air tanah dalam
(kanan, 60 cm dari
permukaan tanah)
(Skaggs, 1990b)
39. Water table profile under
modified rooting zone
condition (with surface or
subsurface drainage
systems)
(Skaggs, 1990c)
Consideration on
topography and natural
layout for the drainage
systems development
(contour)
(Skaggs, 1990d)
45. 2.4. BERBAGAI KENDALA PENGELOLAAN AIR DI DAERAH
REKLAMASI RAWA PASANG SURUT UNTUK PANGAN
2.4.1. Terbatasnya ketersediaan data primer dan
sekunder yang terkini dan dapat diakses secara
cepat
2.4.2. Pemahaman yang keliru karena ketidaktahuan dan
kurangnya ilmu pengetahuan
2.4.3. Pemilihan Lokasi dan Program yang Tidak Tepat
2.4.4. Alih Fungsi Lahan Reklamasi Pertanian Pangan
menjadi Perkebunan
2.4.5. Penggunaan satu fungsi (single use) dan multi guna
(multiple uses)
2.4.6. Program Mendadak – Ego Sektoral
2.4.7. Koordinasi antar Sektor/ Departemen –
Keberlanjutan program
46. 2.4.8.
2.4.9.
2.4.10.
2.4.11.
2.4.12.
2.1.13.
2.4.14.
Transportasi dan Aksesibilitas
Air Bersih untuk Rumah Tangga dan
Sanitasi Lingkungan
Isu Lingkungan dan Konservasi
Sumberdaya Alam
Penduduk Asli (lokal), Pendatang
Spontan, dan Transmigran Pemerintah
Pembiayaan (APBN, APBD, Dana
Perusahaan Swasta,Dana Masyarakat,
Hutang atau Hibah luar negeri)
Ketersediaan Data dan Informasi serta
Bantuan Teknis
Kapasitas Kelembagaan Pemerintah
Daerah
47. III. METODOLOGI
3.1. MEMAHAMI MASALAH DAN
MENGKOMUNIKASIKANNYA
3.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
BERBASIS KAWASAN
3.3. PERAN PEMERINTAH (Kabupaten/Kota,
Provinsi, Pusat)
3.4. PERAN DAN KETERLIBATAN
PERGURUAN TINGGI
3.5. KETERLIBATAN PIHAK SWASTA, BUMN,
DAN MASYARAKAT
48. IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA
4.1.1. Pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut; pemetaan dan
pemahaman lahan potensial, potensial bersyarat, tidak
potensial untuk usaha tani
4.1.2.
Pertanian lahan basah dengan kelebihan air
4.1.3.
Pemahaman kondisi iklim, hidrologi, tata air dan jaringan
pengairan wilayah kajian
4.1.4.
Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi pada lahan
hidrotopografi A/B: Blok sekunder P8-12 S, delta Telang I,
desa Telang Karya, Kabupaten Banyuasin
49. 4.1. PEMAHAMAN MASALAH YANG ADA
4.1.5. Fluktuasi muka air tanah dan jadwal tanam padi
pada lahan dengan hidrotopografi C/D: Studi Kasus
di P10-2S, Delta Saleh desa Sri Mulyo, Kabupaten
Banyuasin
4.1.6. Permasalahan usaha tani dan kondisi sarana
prasarana
4.1.7. Pengelolaan muka air tanah, kebakaran hutan/
lahan, dan oksidasi lapisan sulfat masam
4.1.8. Pengelolaan muka air tanah/ saluran dan OperasiPemeliharaan jaringan/ Pemberdayaan petani/
kelompok/P3A
52. Survai Tanah Mineral dan Gambut - Pemetaan
Kondisi vegetasi rawa di lokasi
Desa Pedamaran.
Pengeboran di titik 77, vegetasi
dominan pakis&perpat, kedalaman
3,5 m, karakteristik kematangan
saprik-hemik
Pengeboran dititik 47, vegetasi
dominan kumpai&purun, kedalaman
gambut 3,5 m, karakteristik
kematangan saprik-hemik
Lokasi survey yang ditanami padi
sonor
Kondisi lahan rawa yang
terbakar
Perkampungan nelayan
Jungkal
62. kedalaman muka air ta
M uk a air tanah di LU I pada pe tak
te r s ie r 4, P10-2S pe r iode
Agus tus 2004-Ok tobe r 2006
0. 800
0. 600
0. 400
0. 200
0. 000
1
31
61
91
1 1
2
1
51
1 1
8
21
1
24
27
30
33
36
39
42
45
48
51
1
54
571
60
63
66
69
72
75
1
78
81
1
-0.200
-0.400
-0.600
-0.800
-1.000
kedalaman muka air tanah
-1.200
-1.400
Har i k e -
M uk a air tanah di di LU II pada pe tak
te r s ie r 12, P10-2S pe r iode Agus tus 2004-Ok tobe r 2006
0. 400
0. 200
0. 000
-0. 200
1
31
61
91
121
151
181
211
241
271
301
331
361
391
421
451
481
511
541
571
601
631
661
691
721
-0. 400
-0. 600
-0. 800
-1. 000
-1. 200
-1. 400
-1. 600
kedalaman muka air tanah
H
ar i k e -
M uk a air tanah di lahan pe r alihan antar a LU I dan LU II pada pe tak te r s ie r 4, P10-2S pe r iode Agus tus
2004-Ok tobe r 2006
1.000
0.800
0.600
0.400
0.200
0.000
1
-0.200
-0.400
-0.600
-0.800
-1.000
Har i k e -
751
781
811
66. Lapangan Kerja di Sektor
Pertanian Tanaman Pangan
(Alat dan Mesin Pertanian –
Alsintan)
67. Continuous Dryer milik
UPGB Perum Bulog,
di Desa Telang Karya
Kegiatan pengolahan lahan II
(garu), lokasi petak 7 Tc-07 P8-8S.
Kondisi Tanaman MT II 2007 phase
pematangan bulir Tc 07 P8-12S
Kondisi tanaman
jagung yang baik
pertumbuhannya
Petani yang sedang merontokkan
gabah hasil panen singgang,
di Petak 8 TC 9 P6-3N
Ujicoba peralatan panen mekanis
di P10-2S
Perontokan padi
dengan dikebut
Olah tanah dengan traktor
Kondisi tanaman pada
Januari 2008 di Bintang Mas
68. Kondisi Lahan dan Tanaman Padi 7-8 ton/ha/Musim
di Telang - Saleh – Tahun 2009
(Community based development)
69. 4.1.9.
Kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat;
pengembangan model usaha pertanian yang sesuai
4.1.10. Visi pembangunan daerah dan kelembagaan pendukung
4.1.11. Pengembangan model area untuk uji coba dan pemantauan;
evaluasi, revisi model usaha pertanian dan pengembangan;
pengumpulan data dan infromasi rawa
4.1.12. Forum komunikasi dan pembagian peran serta multipihak
4.1.13. Pemberdayaan petani dan kelompok; pengembangan
sumberdaya manusia dan penguatan kapasitas kelembagaan
petani, petugas, pemerintah
4.1.14. Penyusunan perencanaan partisipatif melalui komunikasi antar
para pemangku kepentingan (stake holders) yang ada
71. Pertemuan pembinaan P3A
Sri Makmur oleh Tim Dep. PU
dan Tim STLD di Blok
Sekunder P6-3N.
Pembangunan saluran tersier
di Tekarang, Sambas.
Gotong royong perbaikan dan
pemeliharaan jalan usahatani
di Blok Sekunder P6-3N.
Diskusi dgn Martijn
ke Bintang Mas
Penyerahan akte P3A
Tirta Guna Karya I oleh
Bupati Banyuasin.
Diskusi kelompok P3A
dengan pak Haag di
Bintang Mas.
Koordinasi dengan Dinas
PU Pengairan Kabupaten
Banyuasin.
Pelatihan Kelompok
P3A di Bintang Mas,
13 Agustus 2007
75. 4.2. PENGEMBANGAN PERTANIAN TERPADU
BERBASIS KAWASAN (integrasi vertikal dan
horizontal)
Visi & Misi
Kabupaten Banyuasin
Rencana Strategis
Kabupaten Banyuasin
Sumberdaya
Manusia
Rencana
Tata Ruang
Data &
Informasi
Sumberdaya Buatan
Program Utama
Kabupaten Banyuasin
Sumberdaya Alam
IPTEK IMTAK
Program 2003 - 2010
Sifat dan Ciri
-
Unggul
Pendekatan Wilayah
Teknologi Tepat Guna
Partisipatif
Berwawasan Lingkungan
-
Integral: Vertikal-Horizontal
Berbasis Sumberdaya Alam
Berorientasi Pasar
Pemberdayaan Masyarakat
Gambar . Contoh Mekanisme Pengembangan Program di
Kabupaten Banyuasin pada tahun 2003 – 2010
Kebutuhan
Masyarakat
76. Contoh Realisasi Pembangunan Pertanian Terpadu
di Banyuasin
Kemitraan PUSRI
Darmaga Air
Simpang PU
Pilot Area IndonesiaBelanda 750 ha
Darmaga Air di P8,
Telang I
Bank BRI
Lumbung Desa
Modern Deptan, P17
Telang II
Puskesmas
Terapung
Perbaikan Tata Air
UPGB
Perum BulogRice Estate
Peran Pupuk Organik
Air Bersih & Sanitasi
Darmaga Air di Gasing
Agropolitan DepTrans
di Muara Padang
Kemitraan Swasta di
P10- Telang I, 700 ha
77. INTEGRATED LOWLANDS
MANAGEMENT APPROACH
1
2
Upland
Land
Water
Air
Types
of
Lowlands
Characte
-rization
of
Lowland
s
What
is
Lowland
Dryland s
Present
Facts
Lowlands
non-tidal
Degradation
Estate/ Wood
industry
based
Sustainability
1
1
Facts/
Character
•Prosperity of People
•Continuation on
Lowland Dev + Man
Proposed
Activities
1
0
-Operation
-Maintenance
-Asesment
-Monitoring
-Evaluation
-Replanning
9
PP
Perda
SK
Laws
Regulation
Legal
Aspects
Tidal
Condition
Policies
Institution
Engineering
Social
Economic
Distribution
Tidal-Area
Non-tidal
Peat, non-peat
Degraded/
rehabilitated
Conservation
Rice
Coastal
Fish
Coconut
Cor
n
Community
Based
Oil palm
Coconut
acacia
3
Existing
Landuse/ activity
Facts/
Character
4
Regional Planning
(Integrated Planning & Management
of Multi Sectors/ Multi Stakeholders)
6
5
7
Forest
Ecotourism
Conservation
Fisheries (natural)
Replanting
Natural
-Industry-Based
• Wood industry
• Oil-palm
• Coconut
• Fisheries/ Shrimp
• Housing
4
Community Based
•Transmigration
•Food crops
•Fisheries
•Urban dev.
•Housing
INTEGRATED PLANNING
Institution/ Infra Structures/ Finance/ Socio-Cultural
(Road, Bridges, Jetties, Communication, Housing,
Factories, Training Center, Bank, ................etc)
8
78. 4.3. PERAN PEMERINTAH (Pemerintah
Kabupaten, Provinsi, Pusat)
Pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Kabupaten/ Kota
bersifat..merencanakan, menginisiasi, menggerakkan,
mendukung, memantau, mengevaluasi program,
melaksanakan program dan kegiatan di lapangan bersamasama dengan masyarakat.
Anggaran yang tersedia di Pemerintah Daerah pada
umumnya lebih digunakan untuk mendukung kegiatan/
program kemasyarakatan/ sosial seperti pendidkan,
pelayanan kesehatan.
Keterlibatan pihak swasta untuk mendukung kegiatan
pembangunan melalui investasi langsung harus difasilitasi
oleh Pemerintah Daerah.
79. DEGREE & NON DEGREE program
collaboration
National Planning Agency – Local Governments – Sriwijaya University
NON – DEGREE pr ogr am:
• Development Planning
• Monitoring and Evaluation
• Program and Project Management
• Investment Planning
• Management of Grant and Overseas Loan
• Performance based Budget Planning
• Planning of Coastal Areas
DEGREE pr ogr am : MSi - MSc
Double Degree on Integrated Lowland
Development and Management
81. U N S R I F IR S T !!
Y
MEN
A
N
UKA
T
P
S
TEN
O
I ME
NUJ
U V
ISI
202
0
SIVITAS AKADEM IKA, PEGAW AI &
STAKEH OLDERS
RENCANA STRATEGIS
VISI, MISI dan TUJUAN
PENGABDIAN
PENELITIAN
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
82. Pendampingan (1993-2013)
Task-Concept : Tim Pendamping terdiri dari tenaga
ahli dan tenaga lapangan mengerjakan sendiri hal-hal
yang dianggap perlu demi kelancaram kegiatan
Technical Assistance: Tim Pendamping memberikan
bantuan teknis kepada pihak lain yang melakukan
kegiatan terkait dengan usahatani padi terpadu
Dissemination of Info: Keterlibatan Tim pendamping
pada kegiatan Lokal, Regional, Nasional, dan
Internasional membantu penyebaran informasi
83. a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Kegiatan Pilot Monitoring Scheme (Guide Line Project): P6-3N,
Telang, Juni 2002- Mei 2004;
Bantuan Teknis dan Pengembangan SDM Kabupaten Banyuasin
dalam Perencanaan dan Pengembangan Daerah Rawa (2002
sampai sekarang);
Rice Estate dan Unit Pengolahan Gabah dan Beras Perum Bulog
(November 2002 sampai 2007);
Panen Raya Rice Estate dan Kunjungan Presiden Republik
Indonesia ke Telang I, Banyuasin (24 Maret 2003);
Penyusunan Master Plan Sumatera Selatan Lumbung Pangan
(2005);
Land and Water Management Tidal Lowlands (LWMTL) Telang
Saleh Juni 2004 Agustus 2006 (www.tidal-lowlands.org atau
www.lowlands-info.org); Strengthening Tidal Lowlands
Development di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat Januari
2007 – Jun 2008;
Lokakarya Sustainable Tidal Lowlands Development di Jakarta
dan Delft, Belanda.
84. 1997-1998: Diseminasi, Promosi
Penerjemahan buku Konservasi Tanah dan Air
Penguatan kelompok keahlian,
President YPF-INACID, Oxford, Inggris
Pembentukan PPMAL LP Unsri ,
Penerjemahan buku Hidrologi
Afro-Asian Regional Conf - IEC ICID, Bali
7th International Drainage Workshop, Malaysia
85. 4.4.1. Pengembangan Kualitas Pembelajaran
(usaha dan dampak perubahan)
menyelesaikan pendidikan doktor (S3) dalam bidang Biological &
Agricultural Engineeering (Water Management) di luar negeri pada
tahun 1993,
Staf Pengajar kembali mengajar di Jurusan/ Fakultas di Universitas
Sriwijaya dan menangani laboratorium seperti laboratorium Fisika
Tanah/ Konservasi Tanah dan Air. Selain itu, staf pengajar juga aktif
menggerakkan kelompok kajian Manajemen Air dan Lahan yang
terlibat dalam berbagai penelitian dan pengabdian masyakat
khususnya di daerah rawa lebak dan pasang surut. Sambil
mengajar,
beberapa staf pengajar juga menterjemahkan beberapa buku teks
berbahasa Inggris ke bahasa Indonesia (buku Fisika Tanah,
Konservasi Tanah dan Air, dan Buku Hidrologi, Panduan Drainase)
khususnya pada perioda 1993-1997. Selain itu, juga disiapkan
beberapa panduan untuk pelaksanaan praktikum.
86. 2001-2002:
Workshop Delta Mahakam
Project Design Workshop on Swamp
Management, CIDA
ICID meeting, Seoul, Korea
JICA – WUA Study di 2 propinsi Indonesia,
Phase II: Setting the Action Plan
Pelatnas Rawa I, April 2002
Workshop JICA KalBar, Mei
Workshop Danau Sentarum, Kalbar, Juni
ICID meeting, Montreal, Canada, Juli
Workshop Drainage, Wageningen, Oktober
Konsep Rice Estate diterima BULOG, November
SEMI QUE I
Pembentukan Kabupaten Banyuasin
Plt. Ir. H. Amiruddin Inoed
GWP ToolBox - IWRM,
87. Pengembangan Kelembagaan dan Sumber Daya
Manusia untuk Daerah Rawa
( Capacity Building & HRD on Lowlands )
Penelitian S1-S2-S3
Pelatihan dan Penyuluhan
91.
1997 : PPMAL Lembaga Penelitian Unsri,
“Young Professional dalam bidang Irrigation and Drainage” Komisi Internasional Irigasi dan Drainase di Cairo (1995),
Inggris (1996) dan dipilih sebagai ‘President of the Young
Professional Forum, International Commission on Irrigation
and Drainage (ICID)” untuk perioda (1996-2000).
“Pusat Data dan Informasi Daerah Rawa dan Pesisir” mulai
tahun 2000 yang bertepatan dengan Peringatan Hari Air
sedunia, 23 Maret, 2000 - www.pusdatarawa.or.id
S1: Fisika tanah, Hidrologi, Irigasi dan Drainase, dan
Pengelolaan Air (sejak tahun 1993) menjadi inti dalam bidang
manajemen air dan lahan ;
S2 di PPs Unsri: Kapita Selekta Pengelolaan Rawa,
Pengelolaan Rawa dan Pesisir, Pengembangan Rawa
Terpadu, Hidrologi Lahan Rawa (sejak tahun 2007) ;
S3- Ekosistim Lahan Basah, Tata Air Daerah Rawa (sejak
tahun 2007).
92. 4.4.2 Pengembangan Keilmuan/ Keahlian Pokok
(produktivitas dan makna karya ilmiah)
menerjemahkan buku ajar (Fisika Tanah,
Konservasi Tanah & Air, Hidrologi, Petunjuk
Drainase);
pembuatan diktat (Pengukuran permeabilitas K - Tanah, Geohidrologi, Pengelolaan Lahan
dan Air Rawa),
penyampaian makalah pada berbagai Seminar
Nasional dan Internasional tentang Rawa (di
Jakarta, Kalbar, Kalsel, Kalteng, Jambi,
Semarang, Surabaya; Utrecht, Wageningen,
Belanda),
berpartisipasi dalam Kongres Internasional
Irigasi dan Drainase di berbagai negara sebagai
anggota working group (Mesir, Inggris, Canada,
Korea, Rusia, Spanyol, Malaysia) dan
menulis di beberapa jurnal.
94. 4.4.3.
Peningkatan Kualitas Manajemen/ Pengelolaan
Institusi (perubahan pengelolaan, implementasi
kebijakan, dan dukungan institusi)
Kepala Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Unsri
( 1993-1996) pada saat yang sama adalah Kordinator Kelompok Kajian
Manajemen Air dan Lahan di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.
Data dan informasi Daerah Rawa dan Pesisir mulai 1993 di Pusat Data dan
Informasi Daerah Rawa dan Pesisir, thn 2000. Pusdatainfo Rawa ini dikelola
oleh Kelompok Keilmuan Manajemen Air dan Lahan Rawa Universitas Sriwijaya
bersama-sama dengan Dinas Instansi Pemerintah Daerah yang terkait (Dinas
Pengairan, Dinas Pertanian, Proyek Pengembangan Daerah Rawa Sumatera
Selatan).
Bagpro PKSDM) Dikti, Depdiknas: PPMAL Unsri - Pelatihan Nasional Rawa
Dosen Perguruan Tinggi biaya Dikti, Depdiknas; 30 orang 2002 dan 32 orang
2003
Ditjen Pengairan, Departemen PU bekerjasama dengan Rijkwaterstaat dan
Unesco-IHE, Belanda (tahun 2003) menyusun Panduan Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Rawa melalui Pengembangan dan Monitoring Daerah
Reklamasi Rawa Pasang Surut,
Land and Water Managemenr Tidal Lowlands - 2004-2006
Strengthening Tidal Lowland Development 2007-2008
95. Tabel 7. Peserta Program Pelatihan Nasional Rawa untuk Pembangunan Berkelanjutan
(kerjasama PPMAL-Unsri dengan Bagpro PKSDM DIKTI, Depdikbud) tahun 2002 dan
2003
Tahun
Jumlah
Peserta
2002
30 orang
Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang,
Univ. Sumatera Utara), Univ. Jambi, Riau Univ. Riau,
Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti,
Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung
Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin,
Univ. Tadulako, Univ. Mataram
2003
32 orang
Univ. Syiahkuala, Univ. Andalas, IKIP Padang,
Univ. Sumatera Utara, Univ. Jambi, Univ. Riau,
Univ. Bengkulu, Univ. Sriwijaya; Univ. Tridinanti,
Univ. Lampung, Univ. Tanjung Pura, Univ. Lambung
Mangkurat, Univ. Palangkaraya, Univ. Hasanuddin,
Univ. Tadulako, Univ. Mataram
Asal Peserta
Keterangan
Staf Peneliti/
Dosen dari
Universitas
Sriwijaya masih
menjaga
komunikasi dengan
para
peserta ini
sampai saat ini.
Seminar/ lokakarya/
pertemuan ilmiah/
email merupakan
ajang komunikasi
96. Presiden RI Panen Raya di
Telang I , Maret 2003
2003 – 2004
Pelatihan Rawa
Nasional Angkatan II,
Mei 2003
100. Hasil-hasil riset aksi dan pemberdayaan
masyarakat pada kegiatan LWMTL ini di
seminarkan dan didiskusikan di Jakarta, dengan
diskusi akhir di di Delft, Belanda (27 Feb-3 Maret
2006).
Kegiatan LWMTL ini kemudian direkomendasikan
untuk dilanjutkan dan disebarkan juga di daerah
lain, yaitu di Kabupaten Kubu Raya dan
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat,
dalam bentuk kegiatan Strengthening Tidal
Lowlands Develoment, STLD (Januari 2007 - Juni
2008) (www.tidal-lowlands.org/ www.lowlandsinfo.org).
104. PROGRAM LINKAGE/ DOUBLE MASTER DEGREE INTEGRATED
LOWLAND DEVELOPMENT DAN MANAGEMENT PLANNING (DDILDM)
Bappenas RI menetapkan program Double Master Degree
Integrated Lowland Development and Management
Plannning (DD-ILDM) oleh Universitas Sriwijaya
bersama-sama dengan Unesco-IHE, Belanda.
Ada 17 program Double Degree Bappenas yang
diselenggarakan di pulau Jawa (tahun 2007). DD-ILDM
satu-satunya program DD Bappenas RI yang diadakan di
luar pulau Jawa.
Program Master DD-ILDM ini bertujuan untuk mendukung
dan memperkuat kapasitas institusi perencanaan melalui
peningkatan kompetensi tenaga perencana dalam bidang
pengembangan dan perencanaan pengelolaan rawa
terpadu ( Integrated Lowland Management ).
105. Pertemuan 3 pihak : Universitas Sriwijaya, Bappenas
dan Netherland Education Center
Palembang, 20 Juni 2006
106. Pertemuan antara Prof. Bart Schultz dengan Kapusdiklatren
Bappenas; Direktur Pengairan dan Irigasi Bappenas
Jakarta, 28 Agustus 2006
108. Diploma Awarding the first 10 graduates on
Integrated Lowland Development and Management Planning
Delft, Netherlands, October 15, 2009
109. Tabel 8. Peserta Program S2 Linkage Integrated Lowland Development and
Management, Universitas Sriwijaya, Unesco-IHE – Belanda,
Bappenas, STUNED
Angkatan
Jumlah
Peserta
Asal Peserta
Keterangan
2007/2009
12
Sumatera Barat (1), Sumsel (8),
Jambi (1), Banten (1), Lampung (1)
10 org wisuda di Unesco-IHE, Belanda,
15 Okt 2009
12 org Wisuda di Unsri
2008/2010
10
Jakarta (2), Jawa Timur (1), Jawa
Barat (2), Jawa Tengah (1),
Lampung (1),
Sumatera Selatan (2)
10 org sedang kuliah tahun
kedua di Belanda sampai Februari
2011
2009/2011
11
Jakarta (4), Jawa Tengah (1), Jawa
Timur (1), Lampung (1), Kepulauan
Riau (1), Sumatera Selatan (3)
11 org kuliah di Unsri, dan akan ke
Belanda, Oktober 2010
2010/2012
11
Jawa Timur (2), Jawa Tengah (1),
Lampung (2), Kalimantan Barat (1),
Sumatera Utara (1), Jambi (1),
Sumatera Selatan (3)
11 orang akan mengikuti kursus
bahasa Inggris (EAP) di Unsri, Juli
2010 – Januari 2011. Kuliah di Unsri
Februari 2011.
2011/2013
10-15
dalam proses
dalam proses penerimaan
Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MOU) antara Bappenas RI, Unsri,
Unesco-IHE, dan MOU Unsri – Unesco-IHE untuk pendirian Linkage Program Integrated
Lowland Development and Management Planning di Universitas Sriwijaya
ditandatangani pada bulan Agustus 2006 di Bappenas RI Jakarta. Persiapan bahasa
Inggris peserta angkatan pertama DD-ILDM dilakukan pada bulan April-Agustus 2007.
Kuliah satu tahun pertama di Indonesia mulai bulan September 2007
110. Kunjungan ke India 28-31 Januari 2008
TERMINAL BATUBARA – POWER PLANT DENGAN REL KERETA API (Depo Peti Kemas & Batubara)
SUMBER ENERGI BATUBARA
Air Port
PELABUHAN (Kapal; Cargo;
Crane; Peti Kemas; Pipa Besi)
MEETING
(TAJ MAHAL & MUSEUM GANDHI)
111. REGIONAL REFRESHER SEMINAR
climate change and coastal lowland
development in (sub)-tropical environments
Palembang, Indonesia, July 21-25, 2008
Tjg Api-Api
P8-Telang I
112. Tabel 9. Peserta Regional Refresher Course on Climate Change and
Coastal Lowlands Development in (sub) Tropical Environment ,
Universitas Sriwijaya, Palembang 21-25 July 2008
Pengajar/
peserta
Jumlah
Asal
Keterangan
Pengajar/
Panitia Teknis
12 orang
Indonesia, Belanda,
Amerika Serikat
Pengajar adalah
Dosen Unesco-IHE,
Dosen Unsri, Staf
Litbang PU
Bandung
Peserta Luar
Negeri
18 orang
Thailand, Vietnam,
Philippine, Korea,
Bangladesh, India,
Staf/ Tenaga Ahli/
Pimpinan Lembaga
berkaitan dengan Air
di Negara
Masing-masing
Peserta
Indonesia
11 orang
Sumsel, Lampung,
Bengkulu, Kalbar, Kalsel,
Jawa Barat, DKI Jakarta,
Mataram
Staf Balai Besar/
Departemen
Pekerjaan Umum
Pengairan
113. REGIONAL REFRESHER SEMINAR
climate change and coastal lowland
development in (sub)-tropical environments
Palembang, Indonesia, July 21-25, 2008
40 peserta Alumni IHE dr 9 negara Asia
115. PENANDATANGANAN KESEPAKATAN KERJASAMA ( COOPERATION AGREEMENT )
ANTARA
PT FREEPORT INDONESIA DAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DAN
SEMINAR TENTANG PT FREEPORT INDONESIA
Palembang, 23 Juli 2008
116. Kunjungan ke IRAN, 27 Mei 2008- 2 Juni 2008
KUNJUNGAN KE DEPUTI MENTERI
ENERGI - IRAN
KUNJUNGAN KE GILAN
WATER RESOURCES COUNCIL
IRAN, 28 MAY 2008
KUNJUNGAN KE UNIVERSITAS
TEHRAN – IRAN, 27 MAY 2008
KUNJUNGAN KE PUSAT
PENGEMBANGAN PERIKANAN IRAN
KUNJUNGAN KE DAERAH LOWLANDSWETLANDS IRAN, 31 MAY 2008
SUASANA PERSAWAHAN PETANI PADI
DI PROVINSI GILAN
IRAN - 29 MEI 2008
BERSAMA DI KOTA LAHIJAN –
DATARAN TINGGI IRAN
IRAN, 29 MAY 2008
KUNJUNGAN KE GILAN
UNIVERSITY – GILAN IRAN, 1 JUNE 2008
DISKUSI & SUASANA PERPISAHAN
DI GILAN WATER RESOURCES COUNCIL
IRAN, 2 JUNE 2008
118. PROGRAM S3 – DOKTOR – ILMU-ILMU LINGKUNGAN (BKU Lingkungan Lahan
Basah, BKU Agri-Industri-Energi, BKU Sosiologi Lingkungan)
Tabel 10. Peserta Program Doktor Ilmu-ilmu Lingkungan pada Program Pascasarjana Universitas
Sriwiijaya dan Gambaran Umum Penelitian Disertasi yang dilakukan
Angkatan
Jumlah
Mahasiswa
Kata Kunci Penelitian terkait Manejemen Rawa
Asal Peserta
Keterangan
2007/2009
11 orang
-
Tata Air dan Permodelan
Pendaman karbon dan Hutan Tanaman
Pengelolaan Limbah Kawasan Industri
Penanganan Banjir Kota
Adaptasi Arsitektur
Bioremediasi lahan tercemar minyak bumi
Keanekaragaman Hayati
Suksesi alam pada pengendapan tambang
Sumsel, sebagian besar
mahasiswa sudah lulus ujian
kualifikasi, proposal dan
Penelitian;
Rencana banyak yg dapat
diwisuda pada
akhir Tahun 2010
2008/2010
7 orang
-
Kesehatan Lingkungan
Sedimentasi dan erosi
Kerentanan Infrastruktur
Bioenergi
Pengelolaan limbah
Aquaculture
Sumsel, Sumbar
2009/2011
18 orang
- Dalam proses penentuan penelitian disertasi
dan penentuan Promotor – Co-promotor
Sumsel, Bengkulu
2010/2012
24 orang diterima
dari 36 orang
- Sudah kuliah Smester I
Sumsel, Jambi,
Bengkulu, Medan
120. BEASISWA PROGRAM SANDWICH
DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA - DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
No.
Nama
Lab/Universitas
Tujuan
1
Bambang Yudono
Unesco-IHE, Belanda
2
Setyo Nugroho
Unesco-IHE, Belanda
3
Sumi Amariena Hamim
Unesco-IHE, Belanda
4
Yuanita Windusari
Unesco-IHE, Belanda
5
Satria Jaya Priatna
UPM, Malaysia
6
Hasmawaty AR
Curtin University of
Technology, Australia
7
Yetty Hastiana
Curtin University of
Technology, Australia
121. Joint Educational Conference,
Delft, Netherlands, June 28 – July 2, 2010
Addis Ababa Univ – Ethiopia, Ain Shams Univ – Egypt,
AIT – Thailand, Bangladesh Univ. Eng. Tech, Bierzeit
Univ. Palestine, Dundee Univ. Scotland, Egerton Univ.
Kenya, Hohai Univ. Kenya, Kwame Nkrumah Univ.
Scie. Tech. Ghana, Mondsee Inst. of Limnologi –
Austria, Univ. of West Indies – Tobago Trinidad,
Unesco-IHE Netherland, Univ. del Valle Colombia,
Sriwijaya Univ. Indonesia, Univ. Dar es Salaam
Tanzania, Univ. de Sao Paulo Brazil, Univ. of
Zimbabwe, Water Resources Univ. Vietnam, Waternet
Southern Africa
122. RENCANA KERJASAMA AKADEMIK DENGAN BERBAGAI
UNIVERSITAS LUAR NEGERI dan EDUCATIONAL CONFERENCE
on JOINT PROGRAM AT THE UNESCO-IHE, DELFT,
NETHERLANDS, JUNE 28 - JULY 3, 2010
123. 4.4.4. Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa
(perubahan pengelolaan, implementasi
kebijakan, dan dukungan institusi)
Wilayah Barat pada tahun 1997 dan 1999. Beberapa mahasiswa
juga terlibat pada kegiatan pemberdayaan petani di laboratorium
lapangan dan menjadi panitia ataupun peserta pada berbagai
seminar dan lokakarya yang diselenggarakan. Mereka banyak
belajar dan mengambil manfaat dari kegiatan-kegiatan ini.
Lomba Penilaian Tanah Rawa untuk Mahasiswa S1 – Soil Judging
Contest .
Students Lowland Soil Judging Contest, dilakukan pada bulan
Desember 2008, di Telang, Banyuasin, Sumatera Selatan.
Universitas Sriwijaya menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini.
Berbagai kelompok mahasiswa ilmu tanah dari perguruan tinggi di
Indonesia hadir dan berpartisipasi. Lima belas kelompok masingmasing terdiri dari 3 (tiga) mahasiswa dari UGM, IPB, Unpad, UNS,
Unila, Unja, Usu, Unri, dan Unlam ikut berpartisipasi pada Lomba
Penilaian Tanah Rawa.
124. 4.4.4.
Peningkatan Kualitas Kegiatan Mahasiswa (perubahan pengelolaan,
implementasi kebijakan, dan dukungan institusi)
:
Students Lowland Soil Judging Contest, Dec 2008, Telang, Banyuasin,
South Sumatra
15 groups
of 3
stdns
from
UGM
IPB
Unpad
UNS
Unila
Unja
Usu
Unri
Unlam
125. 4.4.5.
Peningkatan Pengabdian kepada Masyarakat (kegiatan dan
implementasi perubahan, serta dukungan masyarakat)
Mulai tahun anggaran 2010 Universitas Sriwijaya
mendapat kepercayaan dari Kementrian Pendidikan
Nasional melalui Program Hibah Kompetisi Institusi
(PHKI) Tema C untuk membantu Pemerintah Kabupaten
Banyuasin melaksanakan pembangunan dan
pengelolaan daerah rawa mendukung ketahanan
pangan.
Program ini terdiri dari tiga pilar utama berupa: a)
Pemantauan lahan rawa dan pengembangan sistim
informasi, b) Pengembangan sarana prasarana
mendukung pembangunan pertanian, dan c)
Optimalisasi lahan rawa untuk pertanian pangan.
126. 4.5. Keterlibatan pihak BUMN/ BUMD, Swasta,
dan Masyarakat
Penyediaan data dan informasi serta bantuan teknis
untuk meningkatkan pemahaman berbagai pihak tentang
daerah rawa ternyata bersifat sangat positif. Perum
Bulog mendukung berdirinya Unit Pengolahan Gabah
dan Beras (UPGB) di berbagai kawasan pertanian rawa,
PT Pupuk Sriwijaya mendukung tersedianya pupuk
bersubsidi, PT Pertani/ Sang Hyang Sri mendukung
tersedianya benih berkualitas, BRI/ Bank Sumsel Babel
berperan dalam menyediakan fasilitas keuangan untuk
petani. Selain itu, berbagai fabrikan kimia pertanian dan
obat-obatan juga secara mandiri terlibat dalam
mendukung pengelolaan sistim usaha tani dalam bentuk
penyediaan pupuk organik, herbisida, pestisida, dan
berbagai hormon pertumbuhan tanaman
127. Batan
Balit Padi
Pemkab Banyuasin
PERUM BULOG
Komisi II DPR-RI
Komisi III DPR-RI
BPTP Sumsel- Deptan
Australia & Korea
Malaysia
INS
Dep. PU
Universitas Sriwijaya
Jepang
Jerman
PolyAgro
Departemen
Pertanian
Institut Pertanian
Bogor
Belanda
China
Partisipasi
Multi-pihak
dalam
Pengelolaan
Rawa
129. V. KESIMPULAN DAN
SARAN
Strategi pengelolaan rawa terpadu dan berkelanjutan untuk
pertanian haruslah multidisplin lintas sektor dan bertahap.
Pengelolaan muka air tanah merupakan faktor kunci dalam
keberhasilan pengelolaan daerah rawa untuk pertanian
berkelanjutan.
Berbagai faktor terkait dengan pengelolaan air di tingkat lahan
diantaranya adalah kondisi tanah, kondisi jaringan pengairan
pada tingkat primer, sekunder dan tersier, sistim usaha tani
yang dilakukan, keterlibatan petani dan kelompok, curah hujan,
dan kondisi pasang surut air sungai di sekitar lokasi.
Penerapan integrasi ini cukup mampu meningkatkan produksi
dari 3-4 ton GKP/ha/musim menjadi 7-8 ton GKP/ha/musim.
Bahkan meningkatkan juga indeks pertanaman dari satu kali
menjadi dua-tiga kali setahun. Prospek optimalisasi lahan
seperti ini akan sangat menjanjikan untuk mendukung
ketahanan pangan kalau dilakukan juga pada areal reklamasi
rawa yang sudah ada di Indonesia (4.0 juta ha).
130. V. KESIMPULAN DAN
SARAN
Pentingnya pengelolaan daerah rawa melalui optimalisasi
lahan dan air untuk mendukung ketahanan pangan
Indonesia melalui pengembangan dan pengelolaan lahan
rawa secara terpadu sudah dapat dijelaskan dan
digambarkan.
Selain itu, upaya pelestarian lingkungan lahan rawa juga
merupakan hal yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan rawa.
Keberhasilan pembangunan pertanian lahan rawa tidak
bisa hanya dilihat dari keberhasilan produksi (on farm)
tetapi juga melihat kondisi penanganan panen, pasca
panen, dan pemasaran (off farm) yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap kesejahteraan petani
Untuk itu perlu dilakukan pengembangan dan
pengelolaan rawa yang bersifat kawasan.
131. Teknologi
Dana
Data
Pemkab
Informasi
Staf Teknis
Model Area
Model Area
Pem Pusat
SDM
Swasta
Center of
Excellence
RAWA :
Pusdatainfo
S. Pendukung
Pemprov
Program
Masyarakat
Program
Model Area
Masyarakat
Dana
SDM
Tehnologi
Lahan
Air
Kelembagaan
‘Center of Excellence’ Rawa sebagai penyedia data, informasi dan iptek bagi pelaku pengembangan dan
pengelolaan daerah rawa (dilakukan sejak tahun 1999)
132. Dasar Teori
Dasar Pengalaman
Aspek-aspek Pembangunan
-aspek sosial
-aspek ekonomis
-aspek teknis
-aspek kelembagaan
-………………..
Peran Universitas Sriwijaya
Permasalahan dan Tantangan
Konservasi & Pengembangan Lahan Rawa
Kajian teoritis
Kajian experimental
‘on farm-research’
‘client oriented research’
Data, Hasil, Fenomena, Persepsi
Interpretasi, Analisis, Evaluasi, Formulasi
Ilmu, Teknologi, Seni dan Informasi Manajemen
Sumberdaya Air dan Lahan
Pengguna 1
Pengguna 2
Pengguna 3
Pengguna 4
Pengguna 5
133. Strategi perencanaan partisipatif dan pengelolaan
sumberdaya rawa berbasis pertanian memerlukan:
a) pemetaan sebaran lahan rawa dan gambut,
b) pemahaman kondisi iklim, hidrologi dan tata air;
c) pemetaan lahan yang potensial dan potensial
bersyarat
untuk usaha tani;
d) pemahaman kondisi sosial budaya masyarakat;
e) gambaran permasalahan usaha tani dan kondisi
sarana
prasarana di setiap lokasi;
f) pemahaman terhadap visi pembangunan daerah dan
kelembagaan pemerintah pendukung;
g) pengembangan model usaha pertanian;
h) pengembangan model area untuk uji coba,
i) evaluasi, revisi model dan pengembangan serta
replikasi,
j) pengumpulan data dan informasi yang ada dan
membuatnya tersedia,
k) menciptakan komunikasi dan pembagian peran serta
multipihak, serta l) pengembangan sumberdaya
134. Perencanaan partisipatif dan tahapan-tahapan implementasi
program ini perlu didiskusikan dan dikomunikasikan
antar para pemangku kepentingan ( stake holders) yang
ada melalui komunikasi personal, tatap muka, rapat,
seminar, lokakarya, ataupun pertemuan lapang.
Selain itu upaya pengembangan dan pengelolaan rawa
untuk pertanian berkelanjutan dimaksud perlu
memperhatikan tiga hal utama yaitu:
a) Adaptasi tanaman dan pola tanam dengan kondisi
alam dan lingkungan;
b) Rekayasa lingkungan agar sesuai kebutuhan tanaman;
c) Kombinasi antara adaptasi tanaman dan rekayasa
lingkungan.
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung
optimalisasi lahan rawa perlu dikaji dan dibuat peta
kebutuhannya agar dapat juga dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan tersedianya anggaran.
135.
Untuk itu dirasakan perlu adanya pembangunan
pertanian rawa terpadu berbasis kawasan
secara berkelanjutan dengan keterlibatan
masyarakat, pemerintah daerah, swasta, dan
perguruan tinggi yang ada di masing-masing
lokasi.
Keterpaduan ini hendaknya bersifat vertikal
(tanam olah petik jual/ hulu tengah hilir) dan
horizontal (antar sektor yang terlibat). Forum
komunikasi berbagai pelaku pembangunan di
lahan rawa perlu diciptakan berupa komunikasi
personal, seminar, lokakarya, rakorbang, temu
lapang, kuliah lapang.
Pemahaman tentang pengelolaan dan
pengembangan lahan rawa yang baik dirasakan
perlu untuk disebarluaskan ke tempat lain yang
sesuai mengingat terdapat kurang lebih 150
kabupaten/ kota rawa di Indonesia
136. SARAN
Pendekatan Bottom-up dan Top-Down harus
dikombinasikan
Keberlanjutan Program
Pendekatan Kawasan dalam Pengembangan
dan Pengelolaan Daerah Rawa dan Gambut
Pendekatan Multi Fungsi lebih baik dari
Pendekatan Satu Fungsi.
Kegiatan Panitia ‘ad-hoc’ atau Pokja dan
‘Kegiatan yang terinstitusionalisasi”
137. Perbandingan dua pola kerja : 1993 - 2010
?
thn
17
?
DOKTOR
?
?
15
12
9
S2 (3- 8 th)
?
S2 (0-3 th)
S1 (5-10 th)
?
S1 (2-5 th)
6
3
S1 (0-1 th)
0
Mhs S1
Gambar 1. Filosofi mencari dalam
Pengembangan
Gambar 2. Filosofi Penguatan
Internal
138. Universitas Sriwijaya pada dasawarsa
Universitas Sriwijaya pada dasawarsa
kedua abad ke 21:
kedua abad ke 21:
Visi
2020
Universitas
Sriwijaya
(statuta 2003)
••merupakanperguruan tinggi terkemuka
merupakan perguruan tinggi terkemuka
di Indonesia yang berbasis riset,
di Indonesia yang berbasis riset,
••memiliki keunggulan di berbagai
memiliki keunggulan di berbagai
cabang ilmu, khususnya di bidang
cabang ilmu, khususnya di bidang
pengembangan sumber daya alam;
pengembangan sumber daya alam;
••menghasilkan manusia yang
menghasilkan manusia yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berkualitas, berakhlak tinggi,
Esa, berkualitas, berakhlak tinggi,
berbudaya, bersemangat ilmiah, dan
berbudaya, bersemangat ilmiah, dan
menguasai serta mampu
menguasai serta mampu
mempergunakan ilmu pengetahuan,
mempergunakan ilmu pengetahuan,
teknologi, informasi, dan kesenian
teknologi, informasi, dan kesenian
untuk meningkatkan kesejahteraan
untuk meningkatkan kesejahteraan
umat manusia.
umat manusia.
139. Penutup
“Dunia pendidikan asyik dengan dirinya sendiri.
Dunia pendidikan seolah-olah
menghadapi barang mati.
Padahal,
yang dihadapinya itu punya jiwa dan ruh.
Belum tercipta komunikasi interaktif
dalam dunia pendidikan.
Dunia pendidikan seolah
memainkan perannya sendiri saja.
Ketika produknya harus berkiprah di tengah masyarakat, menjadi
canggung dan tak berdaya”
(Prof. Dr. Malik Fajar,
Republika, 6 November 2001)