SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 34
JOURNAL READING
   Gynecologic Oncology 116 (2010) 378–383




Use of a Symptom Index, CA125, and HE4
        to predict ovarian cancer




             Fuadi dr/ Siswanto Darmadji dr. SpPK (K)
Pendahuluan
• Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi
  kedua di USA
• Merupakan penyakit paling mematikan karena 70%
  terdiagnosa pada stase lanjut, dimana angka
  kesembuhan hanya 20-30%.
• Merupakan kategori penyakit yang perlu diskrining,
  menurut WHO
• Skrining terkini belum mampu mengurangi angka
  mortalitas dan morbiditas, sehingga direkomendasikan
  hanya pada wanita dengan peningkatan resiko penyakit
  berdasarkan riwayat keluarga.
• Saat ini kebanyakan diagnosis kanker ovaium
  bermula dari evaluasi keluhan gejala yang
  mencurigakan atau hasil pemeriksaan seperti
  USG karena pemeriksaan lain.
• Menemukan tes skrining untuk kanker ovarium
  merupakan tantangan, karena bukan penyakit
  biasa
• Wanita dengan resiko mendapatkan manfaat
  lebih dari skrining secara intensif dibandingkan
  wanita resiko biasa, tetapi kanker ovarium terjadi
  hanya pada 10% wanita ini
• Multi-skrining menggunakan transvaginal sonography (TVS) dan
  pemeriksaan CA125 direkomendasikan pada wanita resiko tinggi.
• Multiskrining tersebut telah dilakukan peneltian pada wanita resiko
  rata2 posmenopause
• TVS, bila digunakan sebagai skrining awal mungkin sensitif tetapi
  hasil positif palsu yang dihasilkan relatif tinggi, yang berpotensi
  terjadinya operasi yang tidak perlu.
• Penggunaan CA 125 sebagai skrining awal untuk menyeleksi wanita
  yang selanjutnya dilakukan TVS merupakan hal yang menjanjikan.
• Tetapi, dilaporkan bahwa peningkatan CA125 diatas nilai rujukan
  hanya didapatkan pada 50% pasien yang terdeteksi dini secara klinis
  pada stase awal
• Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan
  performa CA125 dan untuk menemukan
  biomarker tambahan untuk mendiagnosis kanker
  ovarium.
• Penggunaan marker baru (P50 CA 083636) dalam
  metode skrining telah dilakukan penelitian oleh
  NIH/NCI Grant
• Metode ini menggunakan pemeriksaan Imaging
  sebelum operasi untuk mengkonfirmasi adanya
  massa, oleh karena memiliki keterbatasan
  berkaitan dengan sensitivitas imaging.
• Salah satu serum biomarker baru yang paling
  menjanjikan adalah human epididymis 4 (HE4).
• HE4 (nama gen WFDC2) adalah glikoprotein yang
  diekspresikan kuat oleh kanker ovarium, dan oleh
  jaringan normal, yaitu trache dan glandula saliva.
• Diajukan sebagai biomarker potensial karena
  diekspresikan oleh 32% kanker ovarium tanpa
  ekspresi CA125
• Kombinasi HE4 dan CA125 meningkatkan angka
  prediksi pada kanker ovarium.
• HE4 telah disetujui oleh FDA untuk memonitor
  rekurensi pasien kanker ovarium
• HE4 telah menunjukkan akurasi diagnostik dalam
  menentukan perbedaan penderita dari orang
  normal, baik dengan resiko tinggi maupun biasa.
• Hingga saat ini, gejala kanker ovarium muncul
  ketika penyakit berkembang pada stase lanjut,
  tetapi sekarang banyak wanita dengan kanker
  ovarium stase awal mengeluhkan gejala yang
  tidak spesifik
• Gejala yang baru dan sering muncul pada
  seseorang dapat membedakan kasus kanker
  dengan orang sehat dan bermanfaat untuk
  diagnosis kanker ovarium.
• Anamnesis rutin dokter tentang gejala ini
  dapat digunakan sebagai alat skrining
• Peneliti telah membuat symptom index yang
  dapat digunakan sebagai pedoman.
• Wanita yang melaporkan nyeri pelvis atau
  abdomen , kembung, peningkatan ukuran
  abdomen, sulit makan, atau merasa cepat
  kenyang lebih dari 12 kali perbulan dan
  melaporkan bahwa gejala ini terjadi kurang dari 1
  tahun dianggap sebagai positif SI.
• Ketika gejala ini dtanyakan secara aktif di klinik
  umun hanya 2% wanita yang melaporkan gejala
  sesuai positif SI, sedangkan pada wanita dengan
  resiko tinggi 10% gejala sesuai dengan positif SI
• Laporan peneliti sebelumnya menyebutkan
  potensi penggunaan SI dikombinasikan
  pemeriksaan CA125.
• Dilaporkan bahwa gejala positif SI terjadi pada
  separuh wanita dengan kanker ovarium
  dengan CA125 normal, dan 53% pasien kanker
  ovarium positif SI dan CA125.
Tujuan penelitian
• Mendapatkan sensitifitas dan spesifitas
  pemeriksaan HE4, CA125, dan SI sebagai
  program skrining terhadap kanker ovarium
Metode penelitian
• Populasi
  populasi penelitian meliputi 74 wanita
  penderita kanker ovarium dan 137 wanita
  sehat yang diskrining sebagai kontrol.
  subjek penelitian melengkapi survey berupa
  pertanyaan yang identik tentang frekuensi
  (berapa hari setiap bulan) dan durasi (berapa
  bulan) gejala yang berhubungan dengan
  kanker ovarium
• Penderita disurvey sebelum operasi dan sebelum
  menerima diagnosis definitif kanker ovarium.
• Semua penderita terdaftar di surgical specimen
  donation protocol of the pacific ovarian cancer
  research consortium (PORC) dan
  menyumbangkan sampel darah sebelum operasi
  sewaktu kunjungan pre operasi di klinik atau saat
  teranastesi di ruang operasi sebelum diincisi.
• Dari 74 penderita, 14 (19%) mewarisi kerentanan
  dari silsilahnya
• Kontrol melengkapi survey sewaktu kunjungan 3
  bulanan skrining kanker ovarium untuk
  pemeriksaan darah atau pemeriksaan TVS.
• Survey gejala pada kontrol dilengkapi segera
  sebelum pengambilan darah untuk pemeriksaan
  biomarker
• Semua kontrol terdaftar di POCRC ovarian cancer
  early detection study (OCEDS), dan memiliki
  riwayat kerentanan keluraga sehingga ternmsuk
  resiko tinggi terhadap kanker ovarium.
• Persyaratan OCEDS telah disebutkan sebelumnya
• 1 kasus terdokumentasi memiliki mutasi pada
  BRCA, kemudian dieksklusi sebagaimana hal ini
  dilakukan pada kontrol.
• Semua subjek menandatangani informed consent
• Persetujuan didapatkan dari Institutional Review
  Board of the Fred Hutchinson Cancer Research
  Center dan lembaga rumah sakit dengan
  partisipasi pasien.
Penentuan staging kanker Ovarium
• Selama memungkinkan, wanita dengan kanker
  ovarium ditentukan stage-nya oleh ahli
  ginekologi onkologi.
• Wanita kanker ovarium stage 1 dan 2,
  termasuk stage awal (n=31). Sedangkan yang
  terdiadiagnosis stage 3 atau 4 termasuk stage
  akhir (n=41). Dua wanita yang tidak
  ditentukan stagenya tidak termasuk dalam
  analisis terhadap stage
Pengumpulan darah dan
pengolahannnya
• Darah diambil dari penderita dan kontrol
  berdasarkan standar protokol penelitian POCRC
• Sampel darah dibiarkan dalam suhu ruang
  minimal 30 menit setelah pengambilan dan
  sebelum pengolahan agar terjadi pembekuan.
• Sampel disentrifugasi dengan 1200 g selama 10
  menit.
• Serum dikumpulkan dan disimpan pada suhu -
  80oC hingga dianalisis
Pengukuran CA125 dan HE4
• CA125 dan HE4 diukur pada serum dengan sandwich
  ELISA pada luminex platform tanpa multiplexing
  menggunakan antibodi monoklonal.
• Kadar CA125 dan HE4 dalam serum diperiksa
  menggunakan bead-based immunoassay yang telah
  dilakukan oleh Schoeller et al.
• Ringkasnya, pemeriksaan bead-based dilakukan di 96
  sumuran multiscreen GV filterplates (Millipore
  corporation, billerica, MA) menggunakan vacuum
  manifold (milipore) untuk mengalirkan reagen
• Plates diperiksa dengan bioplex array reader (bio-Rad,
  Nercules, CA)
• Untuk pemeriksaan CA125, anti-CA125 mouse monoclonal antibody
  (mAb) X306 dan X52 dibeli dari research diagnostic Inc.
• Hasil pemeriksaan CA125 bead based berkorelasi kuat (r=0,95)
  dengan peneltian standar CA125II RIA dari Fujirebio
  diagnostics,Inc(FDI, Malvern, PA)
• Untuk pemeriksaan HE4, antiHE4 mAbs3D8 dan 2H5 pemberian
  Dr.Ingegerd Hellstrom. Pemeriksaan sebagaimana dilakukan oleh
  Schoeller et al. dengan sedikit modifikasi antibody coated beads
  diinkubasi dengan serum yang diencerkan 10 kali dan capture
  antigen dideteksi dengan 2 µg/ml biotinylated 3d8.
• Hasil pemeriksaan HE4 bead-based berkorelasi secara kuat(r=0,90)
  dengan pemeriksaan plate-based menggunakan antibodi yang
  sama.
Nilai ambang positif CA125, HE4, dan
Symptoms Index
• Nilai ambang positif CA125 dan he4 pada tiap marker
  ditentukan dengan memisahkan 95 persentil kelompok
  kontrol
• Kelompok penderita dan kontrol dengan nilai diatas
  ambang masuk kategori hasil positif, selain itu
  merupakan hasil negatif.
• Sesuai dengan laporan sebelumnya, wanita termasuk
  positif SI, bila melaporkan kembung atau peningkatan
  ukuran abdomen, nyeri abdomen atau pelvis, atau sulit
  makan, atau cepat merasa kenyang lebih dari 12 kali
  per bulan dan baru terjadi kurang dari 12 bulan.
Analisa statistik
• Kelompok penderita dan kontrol, bersarkan umur, dibagi 2: sama
  dengan diatas 50 tahun dan dibawah 50 tahun untuk dilakukan
  analisis.
• prediksi kanker tiap tes (SI, CA125, dan HE4) secara independen
  dianalisis dengan unconditional logistic regression menggunakan
  Paket software statistik STATA (versi 10.0, Stata Corporation, College
  Station, TX) sebagai kontribusi terhadap 2 tes yang lain setelah
  penderita kontrol.
• Umur, stage cancer, SI, dan perbedaan kadar CA125 dan HE4
  dibandingkan antara kontrol dan penderita menggunakan Fisher’s
  exact test
• Dua sisi dianalisis secara statistik dan bermakna signifikan jika
  p<0,05
• Akurasi diagnostik satu, dua, dan tiga pemeriksaan
  ditentukan dengan menghitung sensitifitas dan
  spesifitasnya
• Sensitifitas diagnostik adalah hasil dari true positif
  dibagi jumlah true positif dan false negatif
• Spesifitas diagnostik adalah hasil dari true negative
  dibagi jumlah true negatif dan false positif
• Sensitifitas dan spesifitas tes dan kombinasinya juga
  dikalkulasi terhadap subjek wanita 50 tahun atau lebih,
  wanita dibawah 50 tahun, kanker stage awal dan akhir,
  dan wanita resiko tinggi dan wanita resiko rata-rata.
Hasil
• 74 wanita penderita yang telah dioperasi terdiri
  dari mucinous cancer 6 orang, clear cell
  carcinoma 6 orang, endometrioid cancer 6 orang,
  adenocarcinoma 5 orang, dan serous cancer 50
  orang
• Tes SI, CA125 dan HE4 lebih banyak positif pada
  penderita dibanding kontrol (p<0,001 untuk tiap
  marker)
• Dengan logistic regression model, tes SI, CA125
  dan HE4 merupakan prediktor kuat kanker
  ovarium, dengan 68% variabilty pada penderita
Hasil
• Gambar 1 menjelaskan kombinasi pemeriksaan yang
  digunakan sebagai alat skrining
• Tabel 1 menjelaskan jumlah penderita dan kontrol
  berdasarkan umur, status resiko, stage (hanya pada
  penderita), hasil positif pada CA125, HE4, dan SI, serta
  kombinasinya.
• Tabel 2 menggambarkan spesiftas sdan sensitifitas
  pemeriksaan pada umur subyek penelitian (diatas dan
  dibawah 50 tahun)
• Tabel 3 menjelaskan spesifitas dan sensitifitas
  pemeriksaan pada subjek dengan resiko tinggi dan
  rata-rata dan penderita satge awal dan stage akhir.
• Sebagai marker tunggal CA125 mempunyai
  sensitifitas keseluruhan dan spesifitas (95%)
  tertinggi. CA125 mampu mengidentifikasi 81,1%
  seluruh penderita, 78,6% penderita dengan resiko
  tinggi, dan 67,7% penderita pada atse awal.
• HE4, dengan spesifitas keseluruhan (95%)
  memiliki sensitifitas tertinggi pada penderita
  resiko tinggi (100%)
• SI sendiri memiliki sensitifitas 63,5% dan
  spesifitas 88,3%
• Dua pemeriksaan yang mengkombinasikan SI dengan
  CA125 atau HE4 mampu mengidentifikasi 91,9% dari
  penderita, 100 % pada penderita resiko tinggi, dengan
  spsifitas 83% pada kombinasi dengan CA125 dan
  85%pada kombinasi dengan HE4.
• Kombinasi CA125 dan He4 saja memiliki spesifitas
  89,8% dan sensitifitas 89,2%
• Penggunaan 3 pemeriksaan, dengan salah 1
  pemeriksaan positif memiliki sensitifitas 94,6% pada
  semua penderita, 90,3% pada stase awal, dan 100%
  pada penderita resiko tinggi, dengan tingkat positif
  palsu 20,4% (spesifitas 79,6%)
• Penggunaan 3 pemeriksaan, dengan salah satu pemeriksaan positif
  memilki sensitifitas yang tinggi, tetapi spesifitas yang kurang.
• Spesifitas ini dapat ditingkatkan, dengan mengambil kesimpulan
  dua dari 3 positif.
• Dengan pertimbangan ini, memiliki sensitifitas 83,8% pada seluruh
  kasus, 67,7% pada stage awal, dan 100% pada seluruh kasus,
  dengan tingkat positif palsu 1,5% (spesifitas 98,5%)
• Jika menggunakan pertimbangan dua dari tiga positif, dimana SI dan
  satu marker lain positif memiliki sensitifitas 58,1% untuk semua
  penderita, 35,5% untuk penderita stase awal dan 64,3% pada
  penderita resiko tinggi, dengan tingkat kesalahan palsu1,5%
  (spesifitas 98,5%)
diskusi
• Menurut penelitian seblumnya kombinasi SI yang ditanyakan secara
  proaktif atau pemeriksaan HE4 dengan pemeriksaan CA125 dapat
  meningkatkan kemampuan diagnostik kanker ovarium.
• Peneliti mengevaluasi tiga pemeriksaan dan kombinasi diantara
  mereka dengan metode penelitian casecontrol prospektif, dengan
  subyek penelitian meliputi 74 wanita penderita kanker ovarium dan
  kontrol 137 wanita sehat.
• Logistic regression analysis digunakan untuk mengevaluasi
  kontribusi HE4, CA125,dan SI secara independen untuk
  memprediksi status kanker ovarium pada model multivarian
• Masing-masing tes memiliki kontribusi yang sifnifikan.
• Peneliti juga menilai kemampuan diagnostik dari kombinasi tiga tes
•   Pada penelitian ini HE4 dan CA125 mempunyai kemampuan diagnostik relatif sama baik dilakukan
    secara tunggal atau dikombinasikan dengan SI.
•   HE4 lebih baik daripada CA125 dalam kemampuan diagnosis pada wanita resiko tinggi, yang
    merupakan kelompok penting karena kepada merekalah skrining direkomendasikan.
•   Hal ini sesuai dengan laporan terbaru, bahwa HE4 melampaui CA125 sebagai alat skrining awal
    karena sensitifitasnya yang tinggi.
•   Spesifitas pemeriksaan dapat dikendalikan dengan mengatur nilai ambang batas kadar CA125 dan
    HE4, tetapi untuk SI tergantug pada keluhan yang disampaikan oleh wanita
•   Pada penelitian ini, SI memiliki spesifitas sebesar 88,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian
    sebelumnya bahwa adanya gejala yang dilaporkan pada wanita resiko tinggi.
•   Peningkatan spesifitas dilakukan dengan menggunakan aturan minimal 2 dari 3 pemeriksaan positif
•   Ketika digunakan aturan SI dan salah satu pemeriksaan marker positif, dimana pemeriksaan darh
    dilakukan jika ada keluhan seorang wanita, maka spesifitasnya 98,5% dan sensitifitas kesluruhan
    58,1%, untuk kanker stase awal spesifitas 35,5% dan wanita resiko tinggi 64,3%
•   Penggunaan 3 tes bersamaan dengan aturan minimal 2 dari 3 pemeriksaan positif sebagai skrining
    awal meningkatkan spesifitas dan sensitifitas secara dramatis.
•   Dengan aturan inisensitifitas keseluruhan yang didapatkan sebesar 83,8%, untuk penderita stase
    awal 67,7% dan 100% pada wanita resiko tinggi dan spesifitas yang didapatkan 98,5%
    menggambarkan bahwa aturan ini potensial digunakan sebagai skrining awal untuk menyeleksi
    wanita guna dilakukan pemeriksaan imaging.
• Tanpa proaktif skrining yang periodik, wanita dengan resiko rata-
  rata dapat melaporkan gejala kepada dokternya
• Kanker ovarium tidak lagi dianggap sebagai silent killer karena
  dipercaya menyebabkan gejala pada abdomen yang tidak spesifik,
  dan menjadi perhatian khusus pada wanita dan dokter bila gejala
  tersebut baru muncul dan sering terjadi.
• Amercan cancer Society sekarang merekomendasikan wanita untuk
  berkunjung ke dokter bila mengalami gejala perut membesar atau
  kembung, pelvis yang nyeri atau tertekan, sulit makan atau mudah
  kenyang, atau bermasalah ketika kencing.
• Peneliti menggunakan keluhan yang disampaikan sendiri yang
  merupakan gejala yang berhubungan dengan kembung,nyeri, dan
  kesulitan makan yang sering dialami (lebih dari 12 kali perbulan)dan
  baru ( mulai kurang 12 bulan) untuk membuat kriteria SI.
• Ada juga kriteria lain yang dibuat berdasarkan gejala yang sama
• Follow-up yang tepat setelah dilaporkan adanya
  gejala baik itu disampaikan sendiri atau dari
  anamnesa seorang dokter belum dibuat
• Dokter mungkin merujuk pasien dengan keluhan
  pada pelvis untuk dilakukan imaging guna
  mengkonfirmasi apakah keluhan tersebut
  berhubungan dengan massa dari ovarium
• Tetapi, rujukan untuk dilakukan imaging lebih
  banyak menemukan kelainan benigna dibanding
  maligna yang berakibat terjadinya operasi yang
  tidak perlu.
• Pilihan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan CA125 dan
  atau HE4 sebelum dilakukan imaging.
• Pilihan ini secara potensial dapat mengurangi permintaan imaging
  atau operasi yang tidak perlu dalam menindaklanjuti wanita dengan
  keluhan nonspesifik.
• Pada penelitian ini, 91,5% wanita dengan kanker yang mengeluhkan
  gejala positif baik pada CA125 maupun HE4, sehingga dengan
  aturan ini semua penderita kanker dapat teridentifikasi.
• Tetapi, dari gejala yang dilaporkan saja,hanya 4 (8,5%) dari 48
  penderita kanker dari seluruh penderita kanker yang teridentifikasi
• Sedangkan bila dilakukan 1 pemeriksaan tambahan ter deteksi 58%
  dari seluruh penderita kanker.
• Didapatkan juga spesifitas yang tinggi dari metode ini dengan
  tingkat positif palsu yang rendah (1,5% dari kelompok kontrol)
•   Keunggulan dari penelitian ini adalah pengumpulan data secara prospektif terhadap 3 pemeriksaan
    secara kombinasi belum pernah dilakukan sebelumnya.
•   Kelemahan penelitian ini adalah wanita sebagai kontrol semuanya merupakan resiko tinggi dengan
    riwayat keluarga kanker ovariumdan atau kanker payudara, sedangkan pada kelompok penderita
    hanya 19%
•   Desain penelitian dimana skrining hanya dilakukan pada wanita dengan riwayat keluarga dapat
    menghasilkan bias pada hasil penelian kami, karena keluhan lebih sering dirasakan pada kelompok
    resiko tinggi dibanding populasi biasanya.
•   Spesifitas SI akan lebih baik bila menggunakan kelompok kontrol yang mempunyai tingkat resiko
    sama dengan kelompok penderita.
•   Untuk pemeriksaan marker, bias yang terjadi lebih rendah karena penelitian sebelumnya karena
    kadar CA125 dan HE4 tidak dipengaruhi oleh faktor resiko populasi.
•   Bias lain yang dapat terjadi, yaitu wanita yang akan dioperasi akan lebih ingat gejala yang akhir-
    akhir ini dialami dibanding kelompok kontrol resiko tinggi.
•   Karena peneliti kesulitan untuk mengatasi bias yang ada, maka pengumpulan data secara prospektif
    dilakukan di klinik perawatan primer.
•   Keterbatasan yang terakhir adalah peneliti tidak memiliki data hasil imaging
•   Semua kelompok penderita memiliki hasil imaging positif yang selanjutnya dioperasi akan
    mempengaruhi gejala yang dilaporkan.
•   Apakah gejala yang dilaporkan tercatat pada medical record, tidak diketahui oleh peneliti.
• Pada wanita dengan resiko rata-rata, insidensi kanker ovarium adalah
  40/100000. dengan insidensi yang relatif rendah, dibutuhkan tes skrining
  dengan spesifitas 99,6% untuk mendapatkan nilai prediksi positif 10%
• Penggunaan pemeriksaan 2 dari 3 positif sebagai skrining awal memiliki
  spesifitas 98,5%, dan dengan penambahan imaging sebagai skrinig kedua
  akan meningkatkan spesifitas pemeriksaan.
• Penggunaan SI, CA125 dan HE4 sebagai skrining awal tahunan untuk
  menyeleksi wanita guna dilakukan imaging bila 2 dari 3 pemeriksaan
  positif membutuhkan penelitian lebih lanjut.
• Cost-efektif dari pemeriksaan ini dibandingkan skrining menggunakan
  ptrategi serupa seperti penggunaan CA125 untuk menseleksi wanita guna
  dilakukan imaging di United Kingdom Collaborative Trial of Ovarian cancer
  Screening (UKCTOCS) atau menggunakan CA125 dan imaging tiap tahun
  untuk menskrining Prostat, paru-paru, colon, dan ovarium perlu
  dipertimbangkan

Mais conteúdo relacionado

Destaque

Destaque (14)

Innovation and Healthcare Reform
Innovation and Healthcare ReformInnovation and Healthcare Reform
Innovation and Healthcare Reform
 
La motivación
La motivaciónLa motivación
La motivación
 
Office 2010
Office 2010Office 2010
Office 2010
 
Specimen agreement solid_gold_berjangka
Specimen agreement solid_gold_berjangkaSpecimen agreement solid_gold_berjangka
Specimen agreement solid_gold_berjangka
 
Moi
MoiMoi
Moi
 
Глеб Вышлинский, GfK Ukraine
Глеб Вышлинский, GfK UkraineГлеб Вышлинский, GfK Ukraine
Глеб Вышлинский, GfK Ukraine
 
Cmmaao pmi-resume template-17
Cmmaao pmi-resume template-17Cmmaao pmi-resume template-17
Cmmaao pmi-resume template-17
 
Šampion náboru tianDe
Šampion náboru tianDeŠampion náboru tianDe
Šampion náboru tianDe
 
Structural claims process from start to finish.
Structural claims process from start to finish. Structural claims process from start to finish.
Structural claims process from start to finish.
 
File system7 (1)
File system7 (1)File system7 (1)
File system7 (1)
 
Office 2010
Office 2010Office 2010
Office 2010
 
Leadership by Saloni Chopra
Leadership  by Saloni ChopraLeadership  by Saloni Chopra
Leadership by Saloni Chopra
 
Partner Day Milano - dicembre 2015 - The Easy Way - Tintri vs Store - Zerto
Partner Day Milano - dicembre 2015 - The Easy Way - Tintri vs Store - ZertoPartner Day Milano - dicembre 2015 - The Easy Way - Tintri vs Store - Zerto
Partner Day Milano - dicembre 2015 - The Easy Way - Tintri vs Store - Zerto
 
Mission vishvas-resume template-8
Mission vishvas-resume template-8Mission vishvas-resume template-8
Mission vishvas-resume template-8
 

Semelhante a Jurnalimun

screening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVAscreening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVAGeorge Cam Maniax
 
materi skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdfmateri skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdfemiinayah
 
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptxMaria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptxMariaMia15
 
Ca Endometrium ROB.pptx
Ca Endometrium ROB.pptxCa Endometrium ROB.pptx
Ca Endometrium ROB.pptxHenyPalapa
 
Divisi Gastroenterologi.pptx
Divisi Gastroenterologi.pptxDivisi Gastroenterologi.pptx
Divisi Gastroenterologi.pptxPutriNahrisaNst
 
Tatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptxTatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptxbismillah41
 
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdfdrday1
 
Case control epidiomologi
Case control epidiomologiCase control epidiomologi
Case control epidiomologinoegy
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxBahirahHabibah
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxMethaKemala
 
Algoritme Serviks .pdf
Algoritme Serviks .pdfAlgoritme Serviks .pdf
Algoritme Serviks .pdficha995908
 
SOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptx
SOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptxSOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptx
SOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptxrully46
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxnaufal369491
 
PEMERIKSAAN ANTI-HIV
PEMERIKSAAN ANTI-HIVPEMERIKSAAN ANTI-HIV
PEMERIKSAAN ANTI-HIVDiniAgustini5
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxnurfitrilandu
 

Semelhante a Jurnalimun (20)

screening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVAscreening ca servix metode IVA
screening ca servix metode IVA
 
materi skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdfmateri skrining ppt.pdf
materi skrining ppt.pdf
 
Skrinning.ppt
Skrinning.pptSkrinning.ppt
Skrinning.ppt
 
Thesis NLR.pptx
Thesis NLR.pptxThesis NLR.pptx
Thesis NLR.pptx
 
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptxMaria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
Maria margaret mano_ tugas kedua epid kespro_.pptx
 
Ca Endometrium ROB.pptx
Ca Endometrium ROB.pptxCa Endometrium ROB.pptx
Ca Endometrium ROB.pptx
 
Divisi Gastroenterologi.pptx
Divisi Gastroenterologi.pptxDivisi Gastroenterologi.pptx
Divisi Gastroenterologi.pptx
 
Tatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptxTatalaksana HIV AIDS.pptx
Tatalaksana HIV AIDS.pptx
 
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
 
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.comTerapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
Terapki Kanker Payudara | www.terapikankerindonesia.com
 
Case control epidiomologi
Case control epidiomologiCase control epidiomologi
Case control epidiomologi
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
SCREENING.ppt
SCREENING.pptSCREENING.ppt
SCREENING.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Algoritme Serviks .pdf
Algoritme Serviks .pdfAlgoritme Serviks .pdf
Algoritme Serviks .pdf
 
SOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptx
SOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptxSOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptx
SOSIALISASI IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).pptx
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
 
PEMERIKSAAN ANTI-HIV
PEMERIKSAAN ANTI-HIVPEMERIKSAAN ANTI-HIV
PEMERIKSAAN ANTI-HIV
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Proporsi.pptx
Proporsi.pptxProporsi.pptx
Proporsi.pptx
 

Mais de patklinunair

Mais de patklinunair (7)

Pds patklin sby
Pds patklin sbyPds patklin sby
Pds patklin sby
 
Pds patklin sby
Pds patklin sbyPds patklin sby
Pds patklin sby
 
Daftar isi ed-rev2
Daftar isi ed-rev2Daftar isi ed-rev2
Daftar isi ed-rev2
 
Jurnal imun 3
Jurnal imun 3Jurnal imun 3
Jurnal imun 3
 
Hepatitis e, ime
Hepatitis e, imeHepatitis e, ime
Hepatitis e, ime
 
Tutor hema hotim
Tutor hema hotimTutor hema hotim
Tutor hema hotim
 
Windu skin puncture (1)
Windu skin puncture (1)Windu skin puncture (1)
Windu skin puncture (1)
 

Jurnalimun

  • 1. JOURNAL READING Gynecologic Oncology 116 (2010) 378–383 Use of a Symptom Index, CA125, and HE4 to predict ovarian cancer Fuadi dr/ Siswanto Darmadji dr. SpPK (K)
  • 2. Pendahuluan • Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi kedua di USA • Merupakan penyakit paling mematikan karena 70% terdiagnosa pada stase lanjut, dimana angka kesembuhan hanya 20-30%. • Merupakan kategori penyakit yang perlu diskrining, menurut WHO • Skrining terkini belum mampu mengurangi angka mortalitas dan morbiditas, sehingga direkomendasikan hanya pada wanita dengan peningkatan resiko penyakit berdasarkan riwayat keluarga.
  • 3. • Saat ini kebanyakan diagnosis kanker ovaium bermula dari evaluasi keluhan gejala yang mencurigakan atau hasil pemeriksaan seperti USG karena pemeriksaan lain. • Menemukan tes skrining untuk kanker ovarium merupakan tantangan, karena bukan penyakit biasa • Wanita dengan resiko mendapatkan manfaat lebih dari skrining secara intensif dibandingkan wanita resiko biasa, tetapi kanker ovarium terjadi hanya pada 10% wanita ini
  • 4. • Multi-skrining menggunakan transvaginal sonography (TVS) dan pemeriksaan CA125 direkomendasikan pada wanita resiko tinggi. • Multiskrining tersebut telah dilakukan peneltian pada wanita resiko rata2 posmenopause • TVS, bila digunakan sebagai skrining awal mungkin sensitif tetapi hasil positif palsu yang dihasilkan relatif tinggi, yang berpotensi terjadinya operasi yang tidak perlu. • Penggunaan CA 125 sebagai skrining awal untuk menyeleksi wanita yang selanjutnya dilakukan TVS merupakan hal yang menjanjikan. • Tetapi, dilaporkan bahwa peningkatan CA125 diatas nilai rujukan hanya didapatkan pada 50% pasien yang terdeteksi dini secara klinis pada stase awal
  • 5. • Berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan performa CA125 dan untuk menemukan biomarker tambahan untuk mendiagnosis kanker ovarium. • Penggunaan marker baru (P50 CA 083636) dalam metode skrining telah dilakukan penelitian oleh NIH/NCI Grant • Metode ini menggunakan pemeriksaan Imaging sebelum operasi untuk mengkonfirmasi adanya massa, oleh karena memiliki keterbatasan berkaitan dengan sensitivitas imaging.
  • 6. • Salah satu serum biomarker baru yang paling menjanjikan adalah human epididymis 4 (HE4). • HE4 (nama gen WFDC2) adalah glikoprotein yang diekspresikan kuat oleh kanker ovarium, dan oleh jaringan normal, yaitu trache dan glandula saliva. • Diajukan sebagai biomarker potensial karena diekspresikan oleh 32% kanker ovarium tanpa ekspresi CA125 • Kombinasi HE4 dan CA125 meningkatkan angka prediksi pada kanker ovarium.
  • 7. • HE4 telah disetujui oleh FDA untuk memonitor rekurensi pasien kanker ovarium • HE4 telah menunjukkan akurasi diagnostik dalam menentukan perbedaan penderita dari orang normal, baik dengan resiko tinggi maupun biasa. • Hingga saat ini, gejala kanker ovarium muncul ketika penyakit berkembang pada stase lanjut, tetapi sekarang banyak wanita dengan kanker ovarium stase awal mengeluhkan gejala yang tidak spesifik
  • 8. • Gejala yang baru dan sering muncul pada seseorang dapat membedakan kasus kanker dengan orang sehat dan bermanfaat untuk diagnosis kanker ovarium. • Anamnesis rutin dokter tentang gejala ini dapat digunakan sebagai alat skrining • Peneliti telah membuat symptom index yang dapat digunakan sebagai pedoman.
  • 9. • Wanita yang melaporkan nyeri pelvis atau abdomen , kembung, peningkatan ukuran abdomen, sulit makan, atau merasa cepat kenyang lebih dari 12 kali perbulan dan melaporkan bahwa gejala ini terjadi kurang dari 1 tahun dianggap sebagai positif SI. • Ketika gejala ini dtanyakan secara aktif di klinik umun hanya 2% wanita yang melaporkan gejala sesuai positif SI, sedangkan pada wanita dengan resiko tinggi 10% gejala sesuai dengan positif SI
  • 10. • Laporan peneliti sebelumnya menyebutkan potensi penggunaan SI dikombinasikan pemeriksaan CA125. • Dilaporkan bahwa gejala positif SI terjadi pada separuh wanita dengan kanker ovarium dengan CA125 normal, dan 53% pasien kanker ovarium positif SI dan CA125.
  • 11. Tujuan penelitian • Mendapatkan sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan HE4, CA125, dan SI sebagai program skrining terhadap kanker ovarium
  • 12. Metode penelitian • Populasi populasi penelitian meliputi 74 wanita penderita kanker ovarium dan 137 wanita sehat yang diskrining sebagai kontrol. subjek penelitian melengkapi survey berupa pertanyaan yang identik tentang frekuensi (berapa hari setiap bulan) dan durasi (berapa bulan) gejala yang berhubungan dengan kanker ovarium
  • 13. • Penderita disurvey sebelum operasi dan sebelum menerima diagnosis definitif kanker ovarium. • Semua penderita terdaftar di surgical specimen donation protocol of the pacific ovarian cancer research consortium (PORC) dan menyumbangkan sampel darah sebelum operasi sewaktu kunjungan pre operasi di klinik atau saat teranastesi di ruang operasi sebelum diincisi. • Dari 74 penderita, 14 (19%) mewarisi kerentanan dari silsilahnya
  • 14. • Kontrol melengkapi survey sewaktu kunjungan 3 bulanan skrining kanker ovarium untuk pemeriksaan darah atau pemeriksaan TVS. • Survey gejala pada kontrol dilengkapi segera sebelum pengambilan darah untuk pemeriksaan biomarker • Semua kontrol terdaftar di POCRC ovarian cancer early detection study (OCEDS), dan memiliki riwayat kerentanan keluraga sehingga ternmsuk resiko tinggi terhadap kanker ovarium.
  • 15. • Persyaratan OCEDS telah disebutkan sebelumnya • 1 kasus terdokumentasi memiliki mutasi pada BRCA, kemudian dieksklusi sebagaimana hal ini dilakukan pada kontrol. • Semua subjek menandatangani informed consent • Persetujuan didapatkan dari Institutional Review Board of the Fred Hutchinson Cancer Research Center dan lembaga rumah sakit dengan partisipasi pasien.
  • 16. Penentuan staging kanker Ovarium • Selama memungkinkan, wanita dengan kanker ovarium ditentukan stage-nya oleh ahli ginekologi onkologi. • Wanita kanker ovarium stage 1 dan 2, termasuk stage awal (n=31). Sedangkan yang terdiadiagnosis stage 3 atau 4 termasuk stage akhir (n=41). Dua wanita yang tidak ditentukan stagenya tidak termasuk dalam analisis terhadap stage
  • 17. Pengumpulan darah dan pengolahannnya • Darah diambil dari penderita dan kontrol berdasarkan standar protokol penelitian POCRC • Sampel darah dibiarkan dalam suhu ruang minimal 30 menit setelah pengambilan dan sebelum pengolahan agar terjadi pembekuan. • Sampel disentrifugasi dengan 1200 g selama 10 menit. • Serum dikumpulkan dan disimpan pada suhu - 80oC hingga dianalisis
  • 18. Pengukuran CA125 dan HE4 • CA125 dan HE4 diukur pada serum dengan sandwich ELISA pada luminex platform tanpa multiplexing menggunakan antibodi monoklonal. • Kadar CA125 dan HE4 dalam serum diperiksa menggunakan bead-based immunoassay yang telah dilakukan oleh Schoeller et al. • Ringkasnya, pemeriksaan bead-based dilakukan di 96 sumuran multiscreen GV filterplates (Millipore corporation, billerica, MA) menggunakan vacuum manifold (milipore) untuk mengalirkan reagen • Plates diperiksa dengan bioplex array reader (bio-Rad, Nercules, CA)
  • 19. • Untuk pemeriksaan CA125, anti-CA125 mouse monoclonal antibody (mAb) X306 dan X52 dibeli dari research diagnostic Inc. • Hasil pemeriksaan CA125 bead based berkorelasi kuat (r=0,95) dengan peneltian standar CA125II RIA dari Fujirebio diagnostics,Inc(FDI, Malvern, PA) • Untuk pemeriksaan HE4, antiHE4 mAbs3D8 dan 2H5 pemberian Dr.Ingegerd Hellstrom. Pemeriksaan sebagaimana dilakukan oleh Schoeller et al. dengan sedikit modifikasi antibody coated beads diinkubasi dengan serum yang diencerkan 10 kali dan capture antigen dideteksi dengan 2 µg/ml biotinylated 3d8. • Hasil pemeriksaan HE4 bead-based berkorelasi secara kuat(r=0,90) dengan pemeriksaan plate-based menggunakan antibodi yang sama.
  • 20. Nilai ambang positif CA125, HE4, dan Symptoms Index • Nilai ambang positif CA125 dan he4 pada tiap marker ditentukan dengan memisahkan 95 persentil kelompok kontrol • Kelompok penderita dan kontrol dengan nilai diatas ambang masuk kategori hasil positif, selain itu merupakan hasil negatif. • Sesuai dengan laporan sebelumnya, wanita termasuk positif SI, bila melaporkan kembung atau peningkatan ukuran abdomen, nyeri abdomen atau pelvis, atau sulit makan, atau cepat merasa kenyang lebih dari 12 kali per bulan dan baru terjadi kurang dari 12 bulan.
  • 21. Analisa statistik • Kelompok penderita dan kontrol, bersarkan umur, dibagi 2: sama dengan diatas 50 tahun dan dibawah 50 tahun untuk dilakukan analisis. • prediksi kanker tiap tes (SI, CA125, dan HE4) secara independen dianalisis dengan unconditional logistic regression menggunakan Paket software statistik STATA (versi 10.0, Stata Corporation, College Station, TX) sebagai kontribusi terhadap 2 tes yang lain setelah penderita kontrol. • Umur, stage cancer, SI, dan perbedaan kadar CA125 dan HE4 dibandingkan antara kontrol dan penderita menggunakan Fisher’s exact test • Dua sisi dianalisis secara statistik dan bermakna signifikan jika p<0,05
  • 22. • Akurasi diagnostik satu, dua, dan tiga pemeriksaan ditentukan dengan menghitung sensitifitas dan spesifitasnya • Sensitifitas diagnostik adalah hasil dari true positif dibagi jumlah true positif dan false negatif • Spesifitas diagnostik adalah hasil dari true negative dibagi jumlah true negatif dan false positif • Sensitifitas dan spesifitas tes dan kombinasinya juga dikalkulasi terhadap subjek wanita 50 tahun atau lebih, wanita dibawah 50 tahun, kanker stage awal dan akhir, dan wanita resiko tinggi dan wanita resiko rata-rata.
  • 23. Hasil • 74 wanita penderita yang telah dioperasi terdiri dari mucinous cancer 6 orang, clear cell carcinoma 6 orang, endometrioid cancer 6 orang, adenocarcinoma 5 orang, dan serous cancer 50 orang • Tes SI, CA125 dan HE4 lebih banyak positif pada penderita dibanding kontrol (p<0,001 untuk tiap marker) • Dengan logistic regression model, tes SI, CA125 dan HE4 merupakan prediktor kuat kanker ovarium, dengan 68% variabilty pada penderita
  • 24. Hasil • Gambar 1 menjelaskan kombinasi pemeriksaan yang digunakan sebagai alat skrining • Tabel 1 menjelaskan jumlah penderita dan kontrol berdasarkan umur, status resiko, stage (hanya pada penderita), hasil positif pada CA125, HE4, dan SI, serta kombinasinya. • Tabel 2 menggambarkan spesiftas sdan sensitifitas pemeriksaan pada umur subyek penelitian (diatas dan dibawah 50 tahun) • Tabel 3 menjelaskan spesifitas dan sensitifitas pemeriksaan pada subjek dengan resiko tinggi dan rata-rata dan penderita satge awal dan stage akhir.
  • 25. • Sebagai marker tunggal CA125 mempunyai sensitifitas keseluruhan dan spesifitas (95%) tertinggi. CA125 mampu mengidentifikasi 81,1% seluruh penderita, 78,6% penderita dengan resiko tinggi, dan 67,7% penderita pada atse awal. • HE4, dengan spesifitas keseluruhan (95%) memiliki sensitifitas tertinggi pada penderita resiko tinggi (100%) • SI sendiri memiliki sensitifitas 63,5% dan spesifitas 88,3%
  • 26. • Dua pemeriksaan yang mengkombinasikan SI dengan CA125 atau HE4 mampu mengidentifikasi 91,9% dari penderita, 100 % pada penderita resiko tinggi, dengan spsifitas 83% pada kombinasi dengan CA125 dan 85%pada kombinasi dengan HE4. • Kombinasi CA125 dan He4 saja memiliki spesifitas 89,8% dan sensitifitas 89,2% • Penggunaan 3 pemeriksaan, dengan salah 1 pemeriksaan positif memiliki sensitifitas 94,6% pada semua penderita, 90,3% pada stase awal, dan 100% pada penderita resiko tinggi, dengan tingkat positif palsu 20,4% (spesifitas 79,6%)
  • 27. • Penggunaan 3 pemeriksaan, dengan salah satu pemeriksaan positif memilki sensitifitas yang tinggi, tetapi spesifitas yang kurang. • Spesifitas ini dapat ditingkatkan, dengan mengambil kesimpulan dua dari 3 positif. • Dengan pertimbangan ini, memiliki sensitifitas 83,8% pada seluruh kasus, 67,7% pada stage awal, dan 100% pada seluruh kasus, dengan tingkat positif palsu 1,5% (spesifitas 98,5%) • Jika menggunakan pertimbangan dua dari tiga positif, dimana SI dan satu marker lain positif memiliki sensitifitas 58,1% untuk semua penderita, 35,5% untuk penderita stase awal dan 64,3% pada penderita resiko tinggi, dengan tingkat kesalahan palsu1,5% (spesifitas 98,5%)
  • 28. diskusi • Menurut penelitian seblumnya kombinasi SI yang ditanyakan secara proaktif atau pemeriksaan HE4 dengan pemeriksaan CA125 dapat meningkatkan kemampuan diagnostik kanker ovarium. • Peneliti mengevaluasi tiga pemeriksaan dan kombinasi diantara mereka dengan metode penelitian casecontrol prospektif, dengan subyek penelitian meliputi 74 wanita penderita kanker ovarium dan kontrol 137 wanita sehat. • Logistic regression analysis digunakan untuk mengevaluasi kontribusi HE4, CA125,dan SI secara independen untuk memprediksi status kanker ovarium pada model multivarian • Masing-masing tes memiliki kontribusi yang sifnifikan. • Peneliti juga menilai kemampuan diagnostik dari kombinasi tiga tes
  • 29. Pada penelitian ini HE4 dan CA125 mempunyai kemampuan diagnostik relatif sama baik dilakukan secara tunggal atau dikombinasikan dengan SI. • HE4 lebih baik daripada CA125 dalam kemampuan diagnosis pada wanita resiko tinggi, yang merupakan kelompok penting karena kepada merekalah skrining direkomendasikan. • Hal ini sesuai dengan laporan terbaru, bahwa HE4 melampaui CA125 sebagai alat skrining awal karena sensitifitasnya yang tinggi. • Spesifitas pemeriksaan dapat dikendalikan dengan mengatur nilai ambang batas kadar CA125 dan HE4, tetapi untuk SI tergantug pada keluhan yang disampaikan oleh wanita • Pada penelitian ini, SI memiliki spesifitas sebesar 88,3%. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa adanya gejala yang dilaporkan pada wanita resiko tinggi. • Peningkatan spesifitas dilakukan dengan menggunakan aturan minimal 2 dari 3 pemeriksaan positif • Ketika digunakan aturan SI dan salah satu pemeriksaan marker positif, dimana pemeriksaan darh dilakukan jika ada keluhan seorang wanita, maka spesifitasnya 98,5% dan sensitifitas kesluruhan 58,1%, untuk kanker stase awal spesifitas 35,5% dan wanita resiko tinggi 64,3% • Penggunaan 3 tes bersamaan dengan aturan minimal 2 dari 3 pemeriksaan positif sebagai skrining awal meningkatkan spesifitas dan sensitifitas secara dramatis. • Dengan aturan inisensitifitas keseluruhan yang didapatkan sebesar 83,8%, untuk penderita stase awal 67,7% dan 100% pada wanita resiko tinggi dan spesifitas yang didapatkan 98,5% menggambarkan bahwa aturan ini potensial digunakan sebagai skrining awal untuk menyeleksi wanita guna dilakukan pemeriksaan imaging.
  • 30. • Tanpa proaktif skrining yang periodik, wanita dengan resiko rata- rata dapat melaporkan gejala kepada dokternya • Kanker ovarium tidak lagi dianggap sebagai silent killer karena dipercaya menyebabkan gejala pada abdomen yang tidak spesifik, dan menjadi perhatian khusus pada wanita dan dokter bila gejala tersebut baru muncul dan sering terjadi. • Amercan cancer Society sekarang merekomendasikan wanita untuk berkunjung ke dokter bila mengalami gejala perut membesar atau kembung, pelvis yang nyeri atau tertekan, sulit makan atau mudah kenyang, atau bermasalah ketika kencing. • Peneliti menggunakan keluhan yang disampaikan sendiri yang merupakan gejala yang berhubungan dengan kembung,nyeri, dan kesulitan makan yang sering dialami (lebih dari 12 kali perbulan)dan baru ( mulai kurang 12 bulan) untuk membuat kriteria SI. • Ada juga kriteria lain yang dibuat berdasarkan gejala yang sama
  • 31. • Follow-up yang tepat setelah dilaporkan adanya gejala baik itu disampaikan sendiri atau dari anamnesa seorang dokter belum dibuat • Dokter mungkin merujuk pasien dengan keluhan pada pelvis untuk dilakukan imaging guna mengkonfirmasi apakah keluhan tersebut berhubungan dengan massa dari ovarium • Tetapi, rujukan untuk dilakukan imaging lebih banyak menemukan kelainan benigna dibanding maligna yang berakibat terjadinya operasi yang tidak perlu.
  • 32. • Pilihan lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan CA125 dan atau HE4 sebelum dilakukan imaging. • Pilihan ini secara potensial dapat mengurangi permintaan imaging atau operasi yang tidak perlu dalam menindaklanjuti wanita dengan keluhan nonspesifik. • Pada penelitian ini, 91,5% wanita dengan kanker yang mengeluhkan gejala positif baik pada CA125 maupun HE4, sehingga dengan aturan ini semua penderita kanker dapat teridentifikasi. • Tetapi, dari gejala yang dilaporkan saja,hanya 4 (8,5%) dari 48 penderita kanker dari seluruh penderita kanker yang teridentifikasi • Sedangkan bila dilakukan 1 pemeriksaan tambahan ter deteksi 58% dari seluruh penderita kanker. • Didapatkan juga spesifitas yang tinggi dari metode ini dengan tingkat positif palsu yang rendah (1,5% dari kelompok kontrol)
  • 33. Keunggulan dari penelitian ini adalah pengumpulan data secara prospektif terhadap 3 pemeriksaan secara kombinasi belum pernah dilakukan sebelumnya. • Kelemahan penelitian ini adalah wanita sebagai kontrol semuanya merupakan resiko tinggi dengan riwayat keluarga kanker ovariumdan atau kanker payudara, sedangkan pada kelompok penderita hanya 19% • Desain penelitian dimana skrining hanya dilakukan pada wanita dengan riwayat keluarga dapat menghasilkan bias pada hasil penelian kami, karena keluhan lebih sering dirasakan pada kelompok resiko tinggi dibanding populasi biasanya. • Spesifitas SI akan lebih baik bila menggunakan kelompok kontrol yang mempunyai tingkat resiko sama dengan kelompok penderita. • Untuk pemeriksaan marker, bias yang terjadi lebih rendah karena penelitian sebelumnya karena kadar CA125 dan HE4 tidak dipengaruhi oleh faktor resiko populasi. • Bias lain yang dapat terjadi, yaitu wanita yang akan dioperasi akan lebih ingat gejala yang akhir- akhir ini dialami dibanding kelompok kontrol resiko tinggi. • Karena peneliti kesulitan untuk mengatasi bias yang ada, maka pengumpulan data secara prospektif dilakukan di klinik perawatan primer. • Keterbatasan yang terakhir adalah peneliti tidak memiliki data hasil imaging • Semua kelompok penderita memiliki hasil imaging positif yang selanjutnya dioperasi akan mempengaruhi gejala yang dilaporkan. • Apakah gejala yang dilaporkan tercatat pada medical record, tidak diketahui oleh peneliti.
  • 34. • Pada wanita dengan resiko rata-rata, insidensi kanker ovarium adalah 40/100000. dengan insidensi yang relatif rendah, dibutuhkan tes skrining dengan spesifitas 99,6% untuk mendapatkan nilai prediksi positif 10% • Penggunaan pemeriksaan 2 dari 3 positif sebagai skrining awal memiliki spesifitas 98,5%, dan dengan penambahan imaging sebagai skrinig kedua akan meningkatkan spesifitas pemeriksaan. • Penggunaan SI, CA125 dan HE4 sebagai skrining awal tahunan untuk menyeleksi wanita guna dilakukan imaging bila 2 dari 3 pemeriksaan positif membutuhkan penelitian lebih lanjut. • Cost-efektif dari pemeriksaan ini dibandingkan skrining menggunakan ptrategi serupa seperti penggunaan CA125 untuk menseleksi wanita guna dilakukan imaging di United Kingdom Collaborative Trial of Ovarian cancer Screening (UKCTOCS) atau menggunakan CA125 dan imaging tiap tahun untuk menskrining Prostat, paru-paru, colon, dan ovarium perlu dipertimbangkan