Dokumen tersebut memberikan ringkuman mengenai pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) pengawasan pekerjaan atap pembangunan gedung kuliah baru Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Ringkasannya adalah PKL dilaksanakan selama satu bulan untuk memahami proses pembangunan atap gedung, meliputi struktur atap baja WF dan baja ringan serta pengelasan dan pemasangan material atap.
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
LAPORAN PKL STRUKTUR KUDA-KUDA BAJA WF
1. Latar Belakang Tujuan Manfaat
Pabrikasi
Perakitan Penyetelan dan Pemasangan
Waktu dan Tempat PKL
Deskripsi Instansi
Metode Pelaksanaan PKL
Struktur Organisasi Proyek
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Las atau Pengelasan Identifikasi MaterialDeskripsi Hasil Kegiatan PKL
TERIMA KASIH
Kesimpulan Saran
Pengangkuran
Cara Pemasangan dan Penyetelan
Kaitan dan Tantangan PKLGording dan Ikatan Angin Mindset dan Dunia Kerja
COVER
2. LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENGAWASAN PEKERJAAN ATAP PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH BARU FIP
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
Oleh:
MOSES HADUN
2015520042
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANAN TUNGGADEWI
MALANG
2018
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Praktik Kerja Lapangan (PKL), secara administrasi atau akademik, adalah
salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa dalam menempuh
pendidikannya di perguruan tinggi. Kegiatan PKL diwujudkan dalam bentuk
mengamati, memahami, menelaah, dan membuat buku laporan PKL
pelaksanaan pekerjaan fisik pembangunan sebuah bangunan sipil. PKL wajib
dilaksanakan oleh Mahasiswa karena didalamnya banyak didapat pengalaman-
pengalaman lapangan sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan
yang mungkin tidak didapat dalam perkuliahan. Diharapkan dengan
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Mahasiswa akan lebih banyak
mengetahui seluk beluk proyek dan ilmu-ilmu lain di lapangan.
4. 1.1.2 Latar Belakang Proyek
Pada tahun 2017 Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang resmi menambah satu Fakultas
yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang Terdiri
dari tiga (3) program studi yaitu Program Studi
Biologi, Matetatika dan PGSD. Jumlah program
studi di Uiversitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
bertambah menjadi 7 fakultas dan 19 program studi
( 2 Program Pascasarjana. Ruangan Kuliah adalah
suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Peningkatan
Mahasiswa yang sangat tinggi dan bertambahnya
pogram studi baru akan berdampak pada
kurangnya ruangan kuliah sehingga dibutuhkan
pembangunan jumlah Ruangan kuliah. Melihat hal
tersebut Rektor atau Kampus Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang mengadakan
Pembangunan penambahan gedung baru khusus
untuk Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan sekaligus
digunakan sebagai gedung perkuliahan yang terdiri
dari lima (5) lantai dengan ukuran 204 m2 (12 m x
17 m).
1.1.3 Latar Belakang Tema
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju,
berbagai kemajuan telah berhasil dicapai manusia. Termasuk
di dalam dunia konstruksi khususnya dalam penggunaan
bahan bangunan struktur atap. Pada umumnya bahan
bangunan struktur Atap yang saat ini sering digunakan
adalah baja ringan, beton, dan kayu. Namun akhir-akhir ini
penggunaan bahan kayu untuk rangka kuda-kuda atap rumah
tinggal dan bangunan gedung lainnya menemui beberapa
kendala seiring terbatasnya jenis kayu yang berkualitas untuk
dijadikan material penyusun kuda-kuda atap yang berdampak
pada harga (nilai ekonomis) struktur kuda-kuda itu sendiri.
Bahan bangunan baru yang banyak digunakan oleh
masyarakat adalah baja berat ( Baja Konvensional/ Baja WF)
yang mulai menggantikan baja ringan, kayu dan beton dalam
hal penggunaanya sebagai material konstruksi rangka atap.
Hal yang menjadi sorotan pada permasalahan praktek kerja
lapangan ini yaitu struktur atap. Pada proyek pembangunan
gedung Fakultas ilmu Pendidikan ini struktur Atapnya
menggunakan struktur atap baja wf, iwf dan Baja ringan
dengan bentuk atap seperti atap JOGLO atau bertingkat.
5. 1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Tujuan Dibangun Proyek
Adapun tujuan khusus proyek tersebut
adalah :
• Dengan selesainya proyek ini di harapkan
dapat membantu meningkatkan penerimaan
Mahasiswa Baru di Universitas Tribhuwana
Tunggadewi
• Dengan selasainya proyek ini maka pogram
pemerintah untuk meningkatkan masyarakat
yang cerdas dan bermoral dapat terwujudkan
• Dapat meningkatkan Kualitas dan Fasilitas
Kampus Universitas Tribhuwana
Tunggadewi
• Sebagai penambahan ruangan kuliah baru,
ruangan fakultas Ilmu Pendidikan, dan
sebagai Ruangan Laboratorim (Lantai 1)
Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Adapun tujuan dari praktek Kerja Lapangan Ini adalah
sebagai berikut:
• Untuk membekali mahasiswa agar dapat memahami
penerapan ilmu Teknik Sipil sebagaimana diperoleh di
kelas yang meliputi pelaksanaan bangunan teknik sipil (tata
cara, kasus, solusi, dan perkembangan teknologi material),
manajemen konstruksi, organisasi proyek dan aspek legal
pada pelaksanaan secara nyata di lapangan,
• Memahami berbagai masalah (kasus) yang mungkin
muncul di lapangan dan cara mengatasinya, serta
menambah wawasan tentang perkembangan teknologi
material, alat, dan metode kerja
• Mahasiswa dapat melihat dan melakukan pengawaan
secara langsung pada proyek di Lokasi pkl
• Untuk memenuhi syarat Akademis sebelum memperoleh
gelar Strata Satu (S1) dalam bidang Teknik Sipil di
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.
6. Adapun Manfaat dari Praktek kerja Lapangan (PKL) ini adalah Sebagai berikut:
• Dapat memberikan pengalaman nyata dan akual kepada mahasiswa dalam
penerapan mata kuliah yang didapatkan dengan praktek yang ada di lapangan.
• Dapat merubah sikap mental kerja, disiplin, tanggung jawab dan berbagai
keterampilan di lapangan
• Dapat menerapkan dan membandingkan teori-teori yang didapat selama
perkuliahan dengan berbagai macam pekerjaan atau proyek yang berkaitan dengan
dunia kerja sipil di lapangan
Manfaat Praktek Kera Lapangan (PKL)
7. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
• Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah; Mulai Tanggal 26-01-2018
sampai 26-02-2018 terhitung selama 31 Hari dengan 27 hari kerja dan 4 hari libur (hari Mnggu)
• Lokasi: Kampus Universitas Tribhuwana Tunggadewi yang beralamat di jln. Tlaga Warna Blog C
Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang- Jawa Timur.
Gambar 2.1:
Lokasi PKL
BAB II
METODE PELAKSANAAN
8. 2.2 Metode Pelaksanaan PKL
Praktek Kerja
Metode Pembahasan Laporan
Metode pengumpulan Data
o Metode Observasi
o Metode Interview atau wawancara
o Metode Pustaka
Metode Pengolahan Data
Dokumentasi
9. Deskripsi Instansi
• Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang,
merupakan Perguruan Tinggi swasta publik
yang beralamat di Jalan Telaga Warna Block C,
Tlogomas, kec. Lowokwaru, Kota Malang-Jawa
Timur. Perguruan tinggi ini memiliki
slogan "Pendidikan Tinggi Untuk
Semua". Universitas Tribhuwana Tunggadewi
saat ini bernaung di bawah Yayasan Bina
Patria Nusantara.
Sejarah Singkat Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, yang disingkat
UNITRI, merupakan Perguruan Tinggi publik yang beralamat di Jalan
Telaga Warna, Tlogomas, Malang-Jawa Timur. Perguruan tinggi ini
memiliki slogan "Pendidikan Tinggi Untuk Semua". Universitas
Tribhuwana Tunggadewi saat ini bernaung di bawah Yayasan Bina
Patria Nusantara berdasarkan akte Notaris Tuminem, SH dengan Akta
No. 32 tanggal 20 Juli 2011 dan telah disahkan berdasarkan keputusan
Menkumham Republik Indonesia Nomor AHU-8038.AH.01.04 tahun
2011 tanggal 30 Nopember 2011 dengan ketua yayasan adalah Prof. Dr.
Ir. Bambang Guritno. Universitas Tribhuwana Tunggadewi berdiri dan
mulai operasional sejak tanggal 2 Agustus 2001 berdasarkan SK
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 113/D/O/2001.
Hal ini berarti, pada tahun 2018 masa operasional Universitas
Tribhuwana Tunggadewi sudah melewati 17 tahun. Sampai saat ini
Universitas Tribhuwana Tunggadewi telah memiliki 6 fakultas, yaitu
Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Teknik (FT),
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Kesehatan
(FIKES), dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), serta 2 Program
Pascasarjana.
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN (INSTANSI)
10. Struktur Organisasi Proyek
• Pemilik Proyek ( Owner )
• Konsultan Pengawas
• Konsultan Perencana
• Kontraktor Pelaksana;
Project Manager
Site Manager
Site Engineer (Koordinator Pelaksana Proyek)
Keuangan dan Administrasi
Logistik
Pelaksana
Surveyor
Opperator
Keamanan
Mandor/ Pembantu Pelaksana
Pekerja
Bagan Organisasi Proyek
11. Data umum Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung
Kuliah Baru Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Lokasi Proyek : Jln. Tlaga Warna Block C
Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota
Malang-Jawa Timur
Kontraktor Pelaksana : CV. Dian Surya
Konsultan Pengawas : Kampus unitri
Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan (150 Hari Kalender)
Sumber Dana : Dana Rektor (Kampus)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Hasil Kegiatan PKL
Data Teknik
Adapun data teknik struktur rangka Atap Pembangunan Gedung
Fakultas Ilmu Pendidikan adalah Sebagai Berikut:
Kuda-kuda = Baja WF 150.75.5.7
Balok Tarik = Baja WF 150.75.5.7
Gording = canal C 120.65.20.2,3
Usuk = Baja Ringan
Reng = Baja Ringan
Ikatan Angin = Besi 12 mm
Penutup Atap = Genteng
12. Identifikasi Material
Profil Baja
Gambar 4.1; Profil Baja
(Sumber: SNI 2002-1729)
Profil WF terutama digunakan sebagai elemen struktur kuda-
kuda. Semakin tinggi profil ini, maka semakin ekonomis untuk
banyak aplikasi. Profil M mempunyai penampang melintang yang
pada dasarnya sama dengan profil W, dan juga mempunyai aplikasi
yang sama.
Profil C atau kanal mempunyai karakteristik flens pendek, yang
mempunyai kemiringan permukaan dalam sekitar 1:6. Aplikasinya
biasanya digunakan sebagai penampang tersusun, breacing tie,
ataupun elemen dari bukan rangka (frame opening).
Baut Baja Jarak Baut Pada Sambungan
Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,
tidak boleh lebih dari 5 buah. Jarak antara sumbu buat paling luar ke
tepi atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2
d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil
bagian yang disambungkan). Jika sambungan terdiri dari lebih satu
baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu
dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris
tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d
13. Las atau Pengelasan
Gambar 4.4; Tebal Las
(sumber : Padosbajayo, 1992)
Gambar 4.5; Jenis-jenis sambungan las
(Sumber :Modul Baja 15)
Pada Konstruksi baja biasanya terdapat 2 macam las, yaitu las tumpul dan las
sudut.
Las Tumpul adalah las untuk menyambung arah memanjang/melebar plat
atau profil baja.
Sambungan Tumpul (Butt Joint)
Kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar
yang sama dan disambung pada kedua ujungnya.
Las sudut adalah las untuk menyambung arah sudut dari plat atau profil
baja.
Sambungan Sudut (Corner Joint)
Kedua bagian benda yang akan membentuk sudut siku-siku dan
disambung pada ujung sudut tersebut.
Jenis sambungan Las yang umum digunakan untuk menyambungkan dua
bagian baja pada pekerjaan ini adalah type sambungan T (tee joint) yaitu satu
bagian diletakkan tegak lurus atau miring pada bagian yang lain dan
membentuk huruf T yang terbalik. Bahan atau alat yang digunakan, yaitu las
karbit dan las listrik. Las karbit, yaitu pengelasan yang menggunakan bahan
bakar dari oksigen (zat asam) dan gas karbit (gas acetylene). Sedangkan las
listrik, yaitu pengelasan yang mengunakan energi listrik.
14. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Penyediaan alat kerja
2) Tahap Erection, menggunakan alat :
• Katrol, Tali tambang dan Tali baja
• Peralatan Las
• Kunci / Kunci momen
• Alat Bantu (balok-balok baja, dll)
1) Tahap Fabrikasi, menggunakan alat :
• Mesin pemotong besi
• Mesin Las listrik
• Las karbit
• Generator/genset
Penyediaan listrik kerja
Pada proses pengelasan listrik dibutuhkan energi listrik yang memadai untuk menunjang
pelaksanaannya, dalam hal ini jenis listrik yang digunakan adalah energi listrik yang diperoleh dari
tenaga generator/genset dengan tenaga 3000 RPM.
15. Pabrikasi
Plat Baja
Peralatan yang diguanakan:
• Generator
• Paku Anti Karat Ukuran 10 mm
• palu
• Mesin bor magnet
• Mesin pemotong besi
• Mal seng
• Onvomer / Trafo las
• Kabel las
• Stang las (handle)
• Topeng las dan
• Kawat las
Metode Pelaksanaan:
a. Potong Plat sesuai ukuran yang direncanakan menggunakan mesin
pemotong baja
b. Buat mal sesuai ukuran lubang baut yang direncanakan
c. Beri tanda pada plat yang akan di bor menggunakan paku anti karat dan
palu sesuai mal
d. Plat yang telah diberi tanda di bor dengan mesin bor magnet diameter
kecil
e. Plat yang sudah di bor dengan lubang berdiameter kecil akan di bor
menggunakan mesin bor dengan lubang berdiameter besar sesuai besar
baut yang direncanakan.
f. Plat yang sudah di bor disesuaikan dengan ukuran kuda-kuda
g. Plat yang telah diukur akan di las pada ujung plat Skur kuda-kuda
16. Pengangkuran
Peralatan yang digunakan :
• Generator / Genset
• Onvomer / Trafo las
• Kabel las dan
• Stang las (handle)
• Topeng las
• Kawat las
Metode pelaksanaan :
a. Plat skur di potong dengan menggunakan mesin pemotong besi
b. Pada pekerjaan pengelasan bagian yang akan di las adalah penyambungan antara
pelat skur dengan penampang batang baja kuda-kuda.
c. Pada bidang atau bagian yang akan dilas didekatkan sedekat mungkin dan
dibersihkan dari kotoran dan debu serta air terlebih dahulu.
d. Type, tebal, panjang dan lokasi pengelasan mengikuti gambar rencana.
e. Dalam assembling dan penyambungan bagian yang dilas berurutan sehingga dapat
dihindari semaksimal mungkin distorsi dari bagian-bagian yang dilas, lalu dicek
ukuran dan posisi skur dengan tepat,
f. Setelah itu dibersihkan selanjutnya di Las.
Pengecetan
Peralatan yang digunakan;
• Air
• Kuas
• Cat
Tahap pengecetan :
a. Sebelum dilakukan pengecetan dilakukan pembersihan terlebih dahulu pada permukaan baja
dengan mekanikal Wire Brush.
b. Setelah permukaan bersih dilakukan pengecetan dengan menggunakan cat dasar Zincromate.
c. Pengecetan Primer menggunakan kuas
17. Perakitan
Rangka kuda-kuda yang telah di
Pabrikasi sebelumnya, kemudian
dilakukan perakitan terhadap elemen
rangkaian struktur rangka kuda-kuda
baja. Rangka kuda-kuda terlebih
dahulu ditandai dengan penamaan
pada batangnya
Metode Pelaksanaan;
a. Semua kuda-kuda baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dengan kode
yang jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
b. Kode tersebut ditulis dengan cat atau sejenisnya agar tidak mudah terhapus.
c. Pelat-pelat sambungan dan bagian elemen lain yang diperlukan untuk sambungan-
sambungan saat pekerjaan, harus dibaut/diikat sementara dulu pada masing-
masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.
Penyetingan
Pada batang kuda-kuda Tumpu di letakkan diatas kemudian dilakukan kontrol Horizontal. Penyetingan/Kontrol Horizontal
Pada Plat Tumpu kuda-kuda. Penyetingan Kelurusan (Lot) Pada kuda-kuda Dengan Waterpass.
18. Erection (Penyetelan dan Pemasangan)
Persiapan dan peralatan :
• katrol
• Tali tambang
• Tali baja
• Peralatan Las
• Kunci / Kunci momen
• Alat Bantu (balok-balok baja, dll).
Tenaga kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut
kode-kode yang ada.
Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
Tenaga yang menempa baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
pemasangan tali baja / tali tambang
Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta
supervisi.
Erection dilakukan dengan menggunakan alat bantu katrol untuk lebih memudahkan dan mempercepat proses kerja.
Sebelum dilakukan Erection terlebih dahulu dibuat Erection Schedule agar lebih mudah dipahami daerah mana yang
akan dilakukan erection. Erection dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
19. • Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya: Untuk kuda-kuda sesuai dengan kode-
kode yang terdapat pada Shop drawing.
• Kuda-kuda dirangkai di bawah. Dipasang pada nok dan dibaut. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil
baut.
• Tahap pertama kuda-kuda pada bagian atas (dan Nok yang sdah dipasang baut pada kuda-kuda) diikat dengan tali
baja yang ditarik dengan tali baja dan tali tambang menggunakan katrol
• Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicheck panjang dan telah dibaut segera diangkat
dan dipasang.
• Kuda-kuda diletakkan pada plat tumpu yang telah dipasang pada kolom dan di baut
• Pemasangan baut antara pertemuan antara kuda-kuda dan plat tumpu kolom.
Cara Pemasangan dan Penyetelan Rangka Kuda-Kuda
Cara Pemasangan kuda-kuda
20. Cara Pemasangan Gording
• Rencanakan ukuran dan penempatan Gording pada balok kuda-
kuda sesuai panjang (ukuran) kuda-kuda
• Gording di ukur, disambung atau dilas dibawah sesuai
dengan ukuran yang direncanakan.
• Selanjutnya gording diangkat menggunakan tali tambang
• Pemasangan gording sesuai dengan penempatan yang telah
direncanakan, Pengelasan Goding pada posisi yang telah
ditetapkan
Cara Pemasangan Ikatan Angin ( Lispan)
• Las besi behel di atas kuda kuda bagian nok dengan posisi
diagonal dan yang ada lubang nya di bagian bawah
• Cek drat watermur
• Jika drat watermur bagus (bisa di kencangin)cantolin watermur ke
besi behel yg tadi
• Las kembali besi behel di bagian bawah
• Lakukan pemasangan bracing selanjut nya
21. • Salah satu mata kuliah yang berkaitan dengan
kegiatan PKL yang dilakukan penulis pada
proyek pembangunan gedung kuliah baru
fakultas ilmu pendidikan (FIP) Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang adalah
Konstruksi baja. Kegiatan yang berkaitan
dengan mata kuliah Konstruksi baja adalah
kegiatan pelaksanaan pekerjaan rangka atap
baja. Dalam kegiatan tersebut penulis belajar
tentang struktur kuda-kuda dari baja, material
dan profil, tata cara desain struktur atap dari
baja, tata cara perancangan , serta memahami
jenis – jenis sambungan dengan baut, paku
keling, cara pengelasan dan cara pemasangan
atap baja. Dari kegiatan pelaksanaan pekerjaan
atap penulis dapat melihat cara pemasangan,
dan cara penyetelan rangka atap baja.
• Tantangan dari kegiatan pelaksanaan pekerjaan Atap
yang dilakukan oleh penulis adalah kegiatan tersebut
sangat jarang dan bahkan belum pernah
melakukannya. Dalam menjalani setiap pelaksanaan
pekerjaan tersebut baik cara pengelasan baja maupun
cara pemasangan dan cara penyetelan selalu
mengalami berbagai macam tantangan, baik dari teori-
teori maupun dari pengalaman.
• Pelaksanaan pekerjaan dilapangan terkadang berbeda
dengan teori-teori yang didapat di perkuliahan, hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara
lain ekonomi, efisiensi dan lain sebagainya. Sebagai
contoh dalam penakaran adukan beton, dilapangan
penakaran adukan tersebut hanya berdasarkan
perkiraan saja dan berdasarkan pengalaman.
Tantangan Dari Kegiatan Yang Dilakukan Di Tempat
Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Kaitan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Dengan
Mata Kuliah Yang Didapat Di Perkuliahan
22. • Adapun kegiatan yang dapat merubah
mind-set selama melaksnakan kegiatan PKL
adalah sebagai berikut:
• Mengikuti kegiatan pelaksanaan proyek
(Pengelasan rangka kuda-kuda, pengecatan,
pemasangan, dan penyetelan kuda-kuda);
• Kegiatan mengangkat rangka kuda-kuda
menggunakan Katrol
• Kegiatan pembautan rangka kuda-kuda dan
rangka atap
• Mengamati dan mencatat pekerjaan yang
sedang dilaksanakan dengan lebih
menekankan pada masalah yang akan
dibuat sebagai laporan;
• Mengerjakan tugas-tugas secara baik dan
bertanggung jawab yang diberikan oleh
pembimbing/ penanggungjawab
pelaksanaan di lapangan;
Kegiatan PKL Yang Dapat Merubah Mindset Hal-Hal Yang Harus Dipersiapkan Menghadapi Dunia Kerja
Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memasuki
dunia kerja adalah sebagai beikut;
• Softskill Dan Hardskill
Softskill adalah kemampuan atau bakat yang ada di dalam
diri setiap manusia, yang mana kemampuan tersebut dilakukan
dengan cara non-teknis yang artinya tidak berbentuk atau
kelihatan bentuknya.
Hardskill merupakan suatu penguasaan ilmu pengetahuan
dan keterampilan teknis seseorang dalam menjalankan
bidangnya.
• Wawasan dan pendidikan
Wawasan dan pendidikan adalah hal utama yang dimiliki
oleh seorang lulusan sarjana sebelum terjun ke dunia kerja.
• Semangat Dan Niat Bekerja
Persiapkan niat dan semangat sebelum mencari pekerjaan,
karena dengan niat yang kuat dan semangat yan tinggi maka
kita akan dapat menjalaninya dengan baik. Selain semangat
dan niat yang kuat, yang perlu disiapkan adalah mental yang
kuat.
23. • Material baja yang digunakan pada struktur atap adalah: WF (150.75.5,7) sebagai rangka kuda-kuda, Besi
12 mm sebagai Ikatan angin Kuda-kuda, Plat Pengaku Rangka Kuda-Kuda T=8 mm, Gording Slip
Canal “C” (120.60.20.2,3) dan Baja ringan sebagai usuk dan reng.
• Hasil pengamatan di lapangan dalam metode pelaksanaan pekerjaan rangka atap baja menunjukkan
bahwa pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan dengan tahapan proses
pekerjaan adalah: (Fabrikasi, meliputi: Pengangkuran, Pengelasan, dan Pengecetan); (Perakitan, struktur
batang yang telah dipabrikasi kemudian di rakit sehingga terangkai sebagai kesatuan yang utuh,
dilanjutkan dengan Pemasangan Baut); ( Penyetingan); dan (Erection atau Pemasangan dan penyetelan
kuda-kuda).
• Penulis mendapatkan pengalaman bagaimana suasana dunia kerja yang sesungguhnya, wawasan dan
keterampilan baru yang nantinya dapat dimanfaatkan dalam dunia kerja. Pengalaman tersebut sebagian
besar tidak didapatkan di perkuliahan di mana di dunia kerja lebih banyak prakteknya. Dalam
menghadapi dunia kerja di masa depan penulis menyimpulkan dibutuhkannya softskill dan hardskill.
Softskill dibutuhkan untuk menjadi sumberdaya yang kompeten nantinya adalah kepemimpinan,
pemecahan masalah, manajemen waktu, manajemen organisasi, berpikir kritis, kerjsama tim,
kemampuan analisa dan percaya diri. Sedangkan untuk hardskill yang perlu dimiliki adalah mampu
dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang keilmuannya
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
24. Pada proyek ini, ada beberapa hal pada beberapa pekerjaan yang perlu diperhatikan atau perlu diperbaiki antara
lain :
1. Perlu tim pengawas yang tetap standby atau memantau proses pengerjaan di tempat proyek, bukan hanya
mandor.
2. Pentingnya manajemen proyek yang jelas dan tegas, agar seluruh pekerja dan mandor selalu mengikuti aturan
yang ada, dengan maksud manajemen kantor yang diikuti oleh pekerja dan mandor, bukan pekerja dan mandor
yang diikuti oleh manajemen kantor.
3. Kepala tukang hendaknya mengontrol pekerjaannya secara rutin supaya tidak terjadi penyimpangan, sehingga
mengurangi mutu pekerjaan tersebut.
4. Kontraktor sebelum melakukan proyek hendaknya lebih mempertimbangan akan tersedianya bahan dan
peralatan, agar proyek dapat berjalan lancar dan efektif sebagaimana seperti yang telah direncanakan
Saran
25. DAFTAR PUSTAKA
• STRUKTUR BAJA MK-143009-Unnar-Dody Brahmantyo
(http://dodybrahmantyo.dosen.narotama.ac.id/files/2012/03/STRUKTUR-BAJA 3_Tarik.pdf)
• STRUKTUR BAJA SPD 1431H. Koespiadi, Ir, MT
(http://koespiadi.dosen.narotama.ac.id/files/2011/07/Batang-Tarik.ppt)
• Batang Tarik pada Konstruksi Baja
http://listiyonobudi.blogspot.com/2011/04/batang-tarik-pada-konstruksi-baja.html
• Struktur dan Konstruksi Bangunan (http://www.ilmutekniksipil.com/struktur-baja/tipe-struktur-baja-pada-bangunan)
• Agus Setiawan, 2008.”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA,
Jakarta.
• Safrawati, 2014. Proyek renovasi Bagian Atap Baja Gudang Penyimpanan Bahan
Praktikum Mahasiswa Seluas 815 M2, Politeknik Negeri Lhokseumawe,
• Buket Rata Lhokseumawe.