SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
5. RANGKAIAN KOMBINASIONAL
       Pada dasarnya rangkaian logika (digital) yang dibentuk dari beberapa gabungan
komponen elektronik yang terdiri dari bermacam-macam Gate dan rangkaian-rangkaian
lainnya, sehingga membentuk rangkaian elektronika yang bersifatnya kompleks dan
cukup rumit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dipergunakanlah beberapa metode
penyederhanaan rangkaian logika.

       Dalam penyederhanaan rangkaian logika, dapat menggunakan beberapa cara,
diantaranya :
       1. Metode Karnaugh Map.
       2. Metode Maksterm/Minterm.
       3. Metode Aljabar Boelean.

5.1 Aljabar Boole
Aljabar Boole mendefinisikan aturan-aturan untuk memanipulasi ekspresi simbol logika
biner. Ekspresi Logika simbol biner terdiri dari variabel biner dan operator–operator
seperti AND, OR dan NOT (contoh : A+B×C′).Nilai-nilai dari ekspresi Boolean dapat
ditabulasikan dalam tabel kebenaran [truth table].
Contoh ekspresi beberapa operator yang telah menjadi suatu rangkaian :
A

B                                                    Y(A+B⋅C′)
C


                    Gambar 28 : contoh ekspresi beberapa logika dasar
                      Tabel 3 : tabel kebenaran rangkaian gambar 28
                       A          B          C          B.C      Y = (A+B.C’)
                       0          0          0           0             0
                       0          0          1           0             0
                       0          1          0           1             1
                       0          1          1           0             0
                       1          0          0           0             1
                       1          0          1           0             1
                       1          1          0           1             1
                       1          1          1           0             1

Pada gambar 29 merupakan schematic dan Simulasi rangkaian gambar 28.




                                                                                   1
Gambar 29 : Schematic editor dan simulasi
Ekspresi Boolean dapat dikonversikan ke rangkaian logika yang terbentuk dari gerbang-
gerbang seperti AND, OR dan NOT.
Langkah 1: tambahkan tanda kurung kurawal (parentheses) untuk memperjelas
                 ekspresi operasi spt - A+(B×(C ′))
Langkah 2 : Buatlah gerbang untuk operasi “last” (terakhir)
                 Gerbang keluaran (output) adalah nilai ekspresi rangkaian
                 Gerbang masukan (input) adalah ekspresi yang digabungkan oleh suatu
                 operasi
                                       A
                                                             A+B⋅C′
                            (B⋅(C′))

         Langkah 3 :       Ulangi untuk sub-ekspresi dan teruskan sampai selesai

      à Jumlah gerbang yang paling sedikit dibutuhkan untuk mengimplementasikan
      persamaan jumlah ekspresi dalam suatu ekspresi/persamaan.
             »    Bagian persamaan yang sama yang paling mudah merupakan rangkaian
                  yang lebih murah
             »    Aljabar Boole menyediakan aturan-aturan untuk menyederhanakan suatu
                  ekspresi atau persamaan logika tersebut.

Identitas dasar Aljabar Boolean :
 1.      X+0=X                                          2.     X×1 = X
 3.      X+1=1                                          4.     X×0 = 0
 5.      X+X=X                                          6.     X×X = X
 7.      X+X’=1                                         8.     X×X’ = 0




                                                                                    2
9.       (X ’)’ = X                                    10.    X+Y=Y+X
11.       X×Y = Y×X                                     12.    X+(Y+Z ) = (X+Y )+Z
13.       X×(Y×Z ) = (X×Y )×Z           DeMorgan :      14.    X(Y+Z ) = X×Y + X×Z
                                        komutatif
15.       X+(Y×Z ) = (X+Y )×(X+Z )      assosiatif      16.    (X + Y )′ = X ′×Y ′
                                        distributif
17.       (X×Y)’ = X′+Y ′


Keterangan :
          •   Identitas mendefinisikan bagian-bagian intrinsik aljabar Boolean.
          •   Sangat berguna untuk penyederhanaan ekspresi Boolean expressions.
          •   Aturan nomor: 15-17 tidak punya counterpart dalam aljabar biasa
          •   Kolom paralel mengilustrasikan Prinsip dualitas (duality principle).


Membuktikan identitas menggunakan tabel kebenaran (Truth Tables) dapat dilihat pada
tabel 4 dibawah ini.


                  Tabel 4 : Membuktikan identitas dengan tabel kebenaran

                                           (X+Y)’ = X’ . Y’
                                X Y
                                           (X + Y)’ X’ . Y’
                                0   0      1         1
                                0   1      0         0
                                1   0      0         0
                                1   1      0         0

X Y Z                                     X + (Y . Z) = (X + Y) . (X + Z)
                       Y.Z          X + (Y .Z)        X+Y           X+Z           (X + Y) . (X + Z)
0     0   0             0               0              0             0                   0
0     0   1             0               0              0             1                   0
0     1   0             0               0              1             0                   0
0     1   1             1               1              1             1                   1
1     0   0             0               1              1             1                   1
1     0   1             0               1              1             1                   1
1     1   0             0               1              1             1                   1
1     1   1             1               1              1             1                   1

          Dapat dilihat pembuktian persamaan logika menjadi lebih sederhana dengan
menggunakan tabel kebenaran (truth tables) dengan memecah persamaan/ekpresi logika
menjadi bagian yang lebih kecil




                                                                                             3
Hukum Morgan untuk n buah variabel :
            Hukum     DeMorgan’s      dapat    diperluas    menjadi     3    variabel   dengan
            menggunakan aturan/hukum tersebut untuk 2 variabel.
               (X + Y + Z )′ = (X + (Y + Z ))′                 - Hukum assosiatif
                               = X ′×(Y + Z )′                 - Hukum DeMorgan
                               = X ′×(Y ′×Z ′)                 - Hukum DeMorgan
                               = X ′×Y ′×Z ′                   - Hukum assosiati
               (X×Y×Z)′        = (X×(Y×Z ))′                   - Hukum assosiati
                               = X ′ + (Y×Z )′                 - Hukum DeMorgan
                               = X ′ + (Y ′ + Z ′)             - Hukum DeMorgan
                               =X′+Y ′+Z′                      - Hukum assosiati
            Persamaan diatas dapat diperluan untuk n variabel :
               »    (X1 + X2 + × × × + Xn)′ = X ′1×X ′2 × × × X ′n
               »    (X1×X2 × × × Xn)′ = X ′1 + X ′2 + × × × + X ′n



                X
                Y
                Z                                          F=X ′YZ +X′YZ ′+XZ


                                                                      Identitas 14

         X
         Y
                                                           F=X′Y (Z +Z ′)+XZ
        Z
                                                                 Identitas 7

                      X
                                                             F=X′Y⋅1+XZ
                      Y
                                                              =X′Y +XZ Identitas 2
                      Z


                       Gambar 30 : Penyederhanaan ekspresi Boole




                                                                                             4
PRINSIP DUALITAS :
           Persamaan Boole dual diperoleh dengan menggantikan semua gerbang-
           gerbang AND dan OR, dan semua nilai 0 dan 1.
           »   Contoh : dual dari A+(B×C ′)+0 adalah A×(B+C ′)×1
           Prinsip dualitas menyatakan bahwa jika E1 dan E2 adalah persamaan
           Boolean maka:
           E1= E2 ⇔ dual (E1)=dual (E2)
           dimana dual (E) adalah dual dari E.
           Contoh : A+(B×C ′)+0 = (B ′×C )+D ⇔ A×(B+C ′)×1 = (B ′+C )×D
           Konsekuensinya, pasangan identitas (1,2), (3,4), (5,6), (7,8), (10,11),
           (12,13), (14,15) dan (16,17)

5.2 Teorema Konsensus :
Teorema.       XY + X ′Z +YZ         = XY + X ′Z
Pembuktian : XY + X ′Z +YZ           = XY + X ′Z + YZ(X + X ′)              2,7
                                     = XY + X ′Z + XYZ + X ′YZ              14
                                     = XY + XYZ + X ′Z + X ′YZ              10
                                     = XY(1 + Z ) + X ′Z(1 + Y )            2,14
                                     = XY + X ′Z                            3,2
Contoh. (A + B )(A′ + C )      = AA′ + AC + A′B + BC
                               = AC + A′B + BC
                               = AC + A′B
Dual. (X + Y )(X ′ + Z )(Y + Z )     = (X + Y )(X ′ + Z )
Menggunakan komplemen suatu fungsi :
Metode 1. Menggunakan teorema DeMorgan.
               (X(Y ′Z ′ + YZ ))′    = X ′ + (Y ′Z ′ + YZ )′
                                     = X ′ + (Y ′Z ′)′(YZ )′
                                     = X ′ + (Y + Z )(Y ′ + Z ′)
Metode 2. Komplemen literal dan menggunakan dualitas
               (X (Y ′Z ′ + YZ ))′   = dual (X ′(YZ + Y ′Z ′))
                                     = X ′ + (Y + Z )(Y ′ + Z ′)




                                                                                   5
Bentuk hasil yang didapat :
                Hasilnya adalah dalam bentuk satu dari dua standar persamaan Boolean.
                    〈Hasil ekspresi boolean 〉 = 〈term〉 + 〈term〉 ... + 〈term〉


Contoh à X ′Y ′Z + X ′Z + XY + XYZ
   •     minterm terdiri dari semua variabel baik.
         Contoh : Pada persamaan diatas X ′Y ′Z adalah minterm, tetapi X ′Z bukan
         minterm.
   •     Jumlah ekpresi minterm adalah jumlah ekspresi dimana disetiap term berisi
         minterm.
         Contoh : X ′Y ′Z + X ′YZ + XYZ ′ + XYZ adalah jumlah ekspresi minterm yang
         ekivalen dengan ekspresi diatas.

5.3 Peta Karnaugh
         Peta karnaugh (peta-K) adalah satu satu cara untuk menyederhanakan rangkaian
secara grafis atau diagram berdasarkan teknik pengenalan pola.
Peta-K berisi semua kemungkinan kombinsai dari sistem logika. Kombinasi ini di
rangkain ke dalam bentuk tabel. Peta yang paling sederhana terdiri dari dua buah
masukan, untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa diagram atau gambar dibawah ini.


     B0 1                                    B 0 1
   A                                       A
     00 1                                    00 1       F=AB +A′B +AB ′à 2 variabel peta
                     F=AB ′+A’B
     11 0                                    11 1       F=A+B


         BC
            00 01 11 10
        A
          00 1 0 1      F=AB′C′+B′C +ABC +BC′
          1 1 1 1 1 F=A+B′C +BC′                                               à 3 variabel peta


Peta - K :

        00 01 11 10
 AB                     F=A′BC′+A′CD′+ABC
   00   0   0   0   1
                                +AB′C′D′+ABC′+AB′C
   01   1   1   0   1
                         F=BC′+CD′+ AC+ AD′                                    à 3 variabel peta
   11   1   1   1   1
   10   1   0   1   1


                                                                                               6
CD
     00 01 11 10
 AB
  00 0 0 0 1 F ′= A′B′C′+B′C′D +A′CD
  01 1 1 0 1 Jika digunakan komplemen dari ekspresi ini,
  11 1 1 1 1 maka didapat bentuk hasil sbb:
  10 1 0 1 1 F = (A+B +C )(B +C +D′)(A+C′+D′)

Kondisi Don’t Care :
   •    Suatu kondisi dimana nilai fungsi tidak berfungsi untuk beberapa keadaan
        kombinasi variabel. Kombinasi ini tidak mungkin diterapkan untuk beberapa
        keadaan atau nilai fungsi tidak berpengaruh jika kombinasi tertebut terjadi.
   •    Dalam keadaan ini disebut suatu keadaan dimana suatu fungsi tidak
        dispesifikasikan secara penuh dan terdapat beberapa fungsi logika (yang
        dispesfikasikan lengkap) yang dapat digunakan dalam perancangan. Sehingga
        dapat dipilih fungsi yang lebih sederhana.
Penyederhanaan Map menggunakan “Don’t Care” :

                        CD
                          00 01 11 10
                       AB
                            00   0   1   0   0
                            01   x   x   x   1     F=A′C′D+B+AC
                            11   1   1   1   x
                            10   x   0   1   1

   à Alternatif lainnya :

                     CD
                       00 01 11 10
                    AB
                       00   0    1   0   0
                       01   x    x   x   1   F=A′B′C′D+ABC′+BC+AC
                       11   1    1   1   x
                       10   x    0   1   1

Contoh soal :
Sederhanakanlah persamaan berikut dengan menggunakan metode penyederhanaan
yang paling sederhana dan simulasikan rangkaian yang belum disederhanakan dengan
yang telah disederhanakan menggunakan simulator Xilinx.
   1.   X = A B C D + A B C D + A B C D + A BC D + ABC D + A B C D

   2.   Z = A B C + A B C D + A B CD + ABD + A B C D + AB C D + A B C D




                                                                                       7

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidel
Nur Fadzri
 
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Nabil Muhammad Firdaus
 
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiPertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
willyhayon
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Cliquerz Javaneze
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Fajar Istiqomah
 

Mais procurados (20)

Iterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidelIterasi gauss seidel
Iterasi gauss seidel
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
 
aritmatika komputer
aritmatika komputeraritmatika komputer
aritmatika komputer
 
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
Algoritma dan Pemrograman C++ (Pseudocode & Flowchart)
 
PPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptxPPT Analisis Regresi.pptx
PPT Analisis Regresi.pptx
 
Recursion in Python
Recursion in PythonRecursion in Python
Recursion in Python
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar booleancara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
cara menghitung Minterm dan maxterm aljabar boolean
 
Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)Slide minggu 6 (citra digital)
Slide minggu 6 (citra digital)
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
Modul 8 - Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
 
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-aiPertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
Pertemuan 2-pemecahan-masalah-ai
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatan
 
Materi 6. perulangan
Materi 6. perulanganMateri 6. perulangan
Materi 6. perulangan
 
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi booleanBab 5 penyederhanaan fungsi boolean
Bab 5 penyederhanaan fungsi boolean
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsiMatematika Diskrit  matriks relasi-dan_fungsi
Matematika Diskrit matriks relasi-dan_fungsi
 

Semelhante a 03 rangkaian kombinasional

Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
phylush
 
Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)
Jackzid
 
Aljabar bolean
Aljabar boleanAljabar bolean
Aljabar bolean
100610303
 
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
Zeay
 
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
skuyskuy
 
12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx
12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx
12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx
RADIT963
 
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)
tafrikan
 
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludinAljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
Asep Jalaludin
 

Semelhante a 03 rangkaian kombinasional (20)

Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
Tugas aok i mariani 123100080 kls_b_tgs5
 
Sd 8
Sd 8Sd 8
Sd 8
 
Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)Logika informatika-8 (1)
Logika informatika-8 (1)
 
Aljabar bolean
Aljabar boleanAljabar bolean
Aljabar bolean
 
Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1Makalah sistem-digital-1
Makalah sistem-digital-1
 
Bab 3 Aljabar Boole
Bab 3 Aljabar BooleBab 3 Aljabar Boole
Bab 3 Aljabar Boole
 
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
11. Aljabar Boolean 3 Share.pdf
 
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonikRangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
Rangkaian logika Teorema fungsi boole dan bentuk kanonik
 
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
1680058564Matematika Diskrit I -P6.pptx
 
Aljabar boolean
Aljabar booleanAljabar boolean
Aljabar boolean
 
regression2 analysis in bahasa
 regression2 analysis in bahasa regression2 analysis in bahasa
regression2 analysis in bahasa
 
12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx
12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx
12,13,14_ALJABAR BOOLEAN_1111.pptx
 
01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real01 sistem bilangan real
01 sistem bilangan real
 
Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)Aljabar boolean(1)
Aljabar boolean(1)
 
Aljabar Boole-ringkas.pptx
Aljabar Boole-ringkas.pptxAljabar Boole-ringkas.pptx
Aljabar Boole-ringkas.pptx
 
Met num 1
Met num 1Met num 1
Met num 1
 
Materi aljabar boolean
Materi aljabar booleanMateri aljabar boolean
Materi aljabar boolean
 
Praktikum #1
Praktikum #1Praktikum #1
Praktikum #1
 
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludinAljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
Aljaba boolean&teorigraph asepjalaludin
 
SPLDV.pptx
SPLDV.pptxSPLDV.pptx
SPLDV.pptx
 

03 rangkaian kombinasional

  • 1. 5. RANGKAIAN KOMBINASIONAL Pada dasarnya rangkaian logika (digital) yang dibentuk dari beberapa gabungan komponen elektronik yang terdiri dari bermacam-macam Gate dan rangkaian-rangkaian lainnya, sehingga membentuk rangkaian elektronika yang bersifatnya kompleks dan cukup rumit. Untuk mengatasi hal tersebut maka dipergunakanlah beberapa metode penyederhanaan rangkaian logika. Dalam penyederhanaan rangkaian logika, dapat menggunakan beberapa cara, diantaranya : 1. Metode Karnaugh Map. 2. Metode Maksterm/Minterm. 3. Metode Aljabar Boelean. 5.1 Aljabar Boole Aljabar Boole mendefinisikan aturan-aturan untuk memanipulasi ekspresi simbol logika biner. Ekspresi Logika simbol biner terdiri dari variabel biner dan operator–operator seperti AND, OR dan NOT (contoh : A+B×C′).Nilai-nilai dari ekspresi Boolean dapat ditabulasikan dalam tabel kebenaran [truth table]. Contoh ekspresi beberapa operator yang telah menjadi suatu rangkaian : A B Y(A+B⋅C′) C Gambar 28 : contoh ekspresi beberapa logika dasar Tabel 3 : tabel kebenaran rangkaian gambar 28 A B C B.C Y = (A+B.C’) 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 Pada gambar 29 merupakan schematic dan Simulasi rangkaian gambar 28. 1
  • 2. Gambar 29 : Schematic editor dan simulasi Ekspresi Boolean dapat dikonversikan ke rangkaian logika yang terbentuk dari gerbang- gerbang seperti AND, OR dan NOT. Langkah 1: tambahkan tanda kurung kurawal (parentheses) untuk memperjelas ekspresi operasi spt - A+(B×(C ′)) Langkah 2 : Buatlah gerbang untuk operasi “last” (terakhir) Gerbang keluaran (output) adalah nilai ekspresi rangkaian Gerbang masukan (input) adalah ekspresi yang digabungkan oleh suatu operasi A A+B⋅C′ (B⋅(C′)) Langkah 3 : Ulangi untuk sub-ekspresi dan teruskan sampai selesai à Jumlah gerbang yang paling sedikit dibutuhkan untuk mengimplementasikan persamaan jumlah ekspresi dalam suatu ekspresi/persamaan. » Bagian persamaan yang sama yang paling mudah merupakan rangkaian yang lebih murah » Aljabar Boole menyediakan aturan-aturan untuk menyederhanakan suatu ekspresi atau persamaan logika tersebut. Identitas dasar Aljabar Boolean : 1. X+0=X 2. X×1 = X 3. X+1=1 4. X×0 = 0 5. X+X=X 6. X×X = X 7. X+X’=1 8. X×X’ = 0 2
  • 3. 9. (X ’)’ = X 10. X+Y=Y+X 11. X×Y = Y×X 12. X+(Y+Z ) = (X+Y )+Z 13. X×(Y×Z ) = (X×Y )×Z DeMorgan : 14. X(Y+Z ) = X×Y + X×Z komutatif 15. X+(Y×Z ) = (X+Y )×(X+Z ) assosiatif 16. (X + Y )′ = X ′×Y ′ distributif 17. (X×Y)’ = X′+Y ′ Keterangan : • Identitas mendefinisikan bagian-bagian intrinsik aljabar Boolean. • Sangat berguna untuk penyederhanaan ekspresi Boolean expressions. • Aturan nomor: 15-17 tidak punya counterpart dalam aljabar biasa • Kolom paralel mengilustrasikan Prinsip dualitas (duality principle). Membuktikan identitas menggunakan tabel kebenaran (Truth Tables) dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 4 : Membuktikan identitas dengan tabel kebenaran (X+Y)’ = X’ . Y’ X Y (X + Y)’ X’ . Y’ 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 X Y Z X + (Y . Z) = (X + Y) . (X + Z) Y.Z X + (Y .Z) X+Y X+Z (X + Y) . (X + Z) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Dapat dilihat pembuktian persamaan logika menjadi lebih sederhana dengan menggunakan tabel kebenaran (truth tables) dengan memecah persamaan/ekpresi logika menjadi bagian yang lebih kecil 3
  • 4. Hukum Morgan untuk n buah variabel : Hukum DeMorgan’s dapat diperluas menjadi 3 variabel dengan menggunakan aturan/hukum tersebut untuk 2 variabel. (X + Y + Z )′ = (X + (Y + Z ))′ - Hukum assosiatif = X ′×(Y + Z )′ - Hukum DeMorgan = X ′×(Y ′×Z ′) - Hukum DeMorgan = X ′×Y ′×Z ′ - Hukum assosiati (X×Y×Z)′ = (X×(Y×Z ))′ - Hukum assosiati = X ′ + (Y×Z )′ - Hukum DeMorgan = X ′ + (Y ′ + Z ′) - Hukum DeMorgan =X′+Y ′+Z′ - Hukum assosiati Persamaan diatas dapat diperluan untuk n variabel : » (X1 + X2 + × × × + Xn)′ = X ′1×X ′2 × × × X ′n » (X1×X2 × × × Xn)′ = X ′1 + X ′2 + × × × + X ′n X Y Z F=X ′YZ +X′YZ ′+XZ Identitas 14 X Y F=X′Y (Z +Z ′)+XZ Z Identitas 7 X F=X′Y⋅1+XZ Y =X′Y +XZ Identitas 2 Z Gambar 30 : Penyederhanaan ekspresi Boole 4
  • 5. PRINSIP DUALITAS : Persamaan Boole dual diperoleh dengan menggantikan semua gerbang- gerbang AND dan OR, dan semua nilai 0 dan 1. » Contoh : dual dari A+(B×C ′)+0 adalah A×(B+C ′)×1 Prinsip dualitas menyatakan bahwa jika E1 dan E2 adalah persamaan Boolean maka: E1= E2 ⇔ dual (E1)=dual (E2) dimana dual (E) adalah dual dari E. Contoh : A+(B×C ′)+0 = (B ′×C )+D ⇔ A×(B+C ′)×1 = (B ′+C )×D Konsekuensinya, pasangan identitas (1,2), (3,4), (5,6), (7,8), (10,11), (12,13), (14,15) dan (16,17) 5.2 Teorema Konsensus : Teorema. XY + X ′Z +YZ = XY + X ′Z Pembuktian : XY + X ′Z +YZ = XY + X ′Z + YZ(X + X ′) 2,7 = XY + X ′Z + XYZ + X ′YZ 14 = XY + XYZ + X ′Z + X ′YZ 10 = XY(1 + Z ) + X ′Z(1 + Y ) 2,14 = XY + X ′Z 3,2 Contoh. (A + B )(A′ + C ) = AA′ + AC + A′B + BC = AC + A′B + BC = AC + A′B Dual. (X + Y )(X ′ + Z )(Y + Z ) = (X + Y )(X ′ + Z ) Menggunakan komplemen suatu fungsi : Metode 1. Menggunakan teorema DeMorgan. (X(Y ′Z ′ + YZ ))′ = X ′ + (Y ′Z ′ + YZ )′ = X ′ + (Y ′Z ′)′(YZ )′ = X ′ + (Y + Z )(Y ′ + Z ′) Metode 2. Komplemen literal dan menggunakan dualitas (X (Y ′Z ′ + YZ ))′ = dual (X ′(YZ + Y ′Z ′)) = X ′ + (Y + Z )(Y ′ + Z ′) 5
  • 6. Bentuk hasil yang didapat : Hasilnya adalah dalam bentuk satu dari dua standar persamaan Boolean. 〈Hasil ekspresi boolean 〉 = 〈term〉 + 〈term〉 ... + 〈term〉 Contoh à X ′Y ′Z + X ′Z + XY + XYZ • minterm terdiri dari semua variabel baik. Contoh : Pada persamaan diatas X ′Y ′Z adalah minterm, tetapi X ′Z bukan minterm. • Jumlah ekpresi minterm adalah jumlah ekspresi dimana disetiap term berisi minterm. Contoh : X ′Y ′Z + X ′YZ + XYZ ′ + XYZ adalah jumlah ekspresi minterm yang ekivalen dengan ekspresi diatas. 5.3 Peta Karnaugh Peta karnaugh (peta-K) adalah satu satu cara untuk menyederhanakan rangkaian secara grafis atau diagram berdasarkan teknik pengenalan pola. Peta-K berisi semua kemungkinan kombinsai dari sistem logika. Kombinasi ini di rangkain ke dalam bentuk tabel. Peta yang paling sederhana terdiri dari dua buah masukan, untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa diagram atau gambar dibawah ini. B0 1 B 0 1 A A 00 1 00 1 F=AB +A′B +AB ′à 2 variabel peta F=AB ′+A’B 11 0 11 1 F=A+B BC 00 01 11 10 A 00 1 0 1 F=AB′C′+B′C +ABC +BC′ 1 1 1 1 1 F=A+B′C +BC′ à 3 variabel peta Peta - K : 00 01 11 10 AB F=A′BC′+A′CD′+ABC 00 0 0 0 1 +AB′C′D′+ABC′+AB′C 01 1 1 0 1 F=BC′+CD′+ AC+ AD′ à 3 variabel peta 11 1 1 1 1 10 1 0 1 1 6
  • 7. CD 00 01 11 10 AB 00 0 0 0 1 F ′= A′B′C′+B′C′D +A′CD 01 1 1 0 1 Jika digunakan komplemen dari ekspresi ini, 11 1 1 1 1 maka didapat bentuk hasil sbb: 10 1 0 1 1 F = (A+B +C )(B +C +D′)(A+C′+D′) Kondisi Don’t Care : • Suatu kondisi dimana nilai fungsi tidak berfungsi untuk beberapa keadaan kombinasi variabel. Kombinasi ini tidak mungkin diterapkan untuk beberapa keadaan atau nilai fungsi tidak berpengaruh jika kombinasi tertebut terjadi. • Dalam keadaan ini disebut suatu keadaan dimana suatu fungsi tidak dispesifikasikan secara penuh dan terdapat beberapa fungsi logika (yang dispesfikasikan lengkap) yang dapat digunakan dalam perancangan. Sehingga dapat dipilih fungsi yang lebih sederhana. Penyederhanaan Map menggunakan “Don’t Care” : CD 00 01 11 10 AB 00 0 1 0 0 01 x x x 1 F=A′C′D+B+AC 11 1 1 1 x 10 x 0 1 1 à Alternatif lainnya : CD 00 01 11 10 AB 00 0 1 0 0 01 x x x 1 F=A′B′C′D+ABC′+BC+AC 11 1 1 1 x 10 x 0 1 1 Contoh soal : Sederhanakanlah persamaan berikut dengan menggunakan metode penyederhanaan yang paling sederhana dan simulasikan rangkaian yang belum disederhanakan dengan yang telah disederhanakan menggunakan simulator Xilinx. 1. X = A B C D + A B C D + A B C D + A BC D + ABC D + A B C D 2. Z = A B C + A B C D + A B CD + ABD + A B C D + AB C D + A B C D 7