Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Arti dan ragam bahasa
1. RAGAM BAHASA 1
ARTI DAN RAGAM BAHASA
Disusun Oleh:
(Kelompok II)
Maulana Arif Ramayanto (11140183000003)
Nur Azizah Hasibuan (11140183000017)
Vira Alfia Belqis (11140183000012)
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M / 1435 H
2. RAGAM BAHASA 2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini di wilayah Nusantara yang semakin berkembang bahasa tentu sangat
penting dalam kehidupan, namun banyak dari mereka yang belum mengetahui arti dan
ragam dari bahasa yang mereka gunakan, khususnya bahasa Indonesia. Padahal dapat kita
ketahui Bahasa Indonesia adalah hal penting di kawasan Republik kita, karena Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Ibu. Yang mana warganya harus mengetahui arti dan ragam
bahasa Indoneia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan arti bahasa?
2. Apa fungsi dari bahasa?
3. Apa saja macam-macam dari jenis ragam bahasa?
C. Tujuan
Yang merupakan tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami berbagai macam aspek yang terkandung di pada itu alam arti dan ragam
bahasa. Selain dari pada itu agar kita sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan harus mengetahui arti dan ragam bahsa tersebut.
3. RAGAM BAHASA 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti dari Ragam Bahsa
Bahasa Indonesa yang amat luas wilayah pemakaiannya dan bermacam ragam
penuturnya, mau tidak mau, takluk pada hukum perubahan. Ragam Bahasa yang beraneka
macam itu masih tetap disebut “bahasa Indonesia” karena masing-masing berbagai teras atau
intii sari bersama yang umum.
Bahasa menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia adalah suati sistem tanda bunyi yang
secara sukarela dipergunakan oleh anggota kelompok social untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasi diri.
B. Fungsi dari Ragam Bahasa
Bahasa mendukung empat fungsi bersifat objektif , yaitu:
1. Fungsi Pemersatuan
2. Fungsi pemberi kekhasan
3. Fungsi pembawa kewibawaan
4. Fungsi sebagai kerangka acuan. 1
C. Jenis dari Ragam Bahasa
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Tempat
a. Ragam Dialek
Ragam dialek adalah ragam bahasa yang dipengaruhi oleh bahasa
daerah si pembicara atau ragam bahasa daerah yang ditandai oleh
daerah atau kota.
Contohnya : * Maye’ ndak dikate? (apa hendak dikatakan?) ini
termasuk logat dari melayu medan.
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana
a. Ragam Lisan
1 Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hal.14 -15
4. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan dengan
sarana lisan yang ditandai oleh pengulangan intonasi, spontanitas
sehingga criteria kejelasan ketepatan dan kelugasan terpenuhi oleh si
penutur.
Contohnya : * Maye’ ndah dikelih? (apa hendak dilihat?) ini
RAGAM BAHASA 4
termasuk dari logat melayu medan
b. Ragam Tulisan
Ragam tulisan adalah variasi bahasa yang digunakan melalui
sarana tulisan dan dapat diperkuat atau didukung oleh sarana visual
untuk mencapai sasaran
Contohnya : * Tide’ angkau dengar perkatean ayahmu n’e?
(Tidaklah engkau dengar perkataan ayahmu itu?) ini adalah ragam
tulisan dari bahasa melayu medan.2
3. Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
a. Ragam Bahasa berdasarkan pendidikan penutur
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang
berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama
dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah,
kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak
berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin,
pideo, pilm, pakultas.
Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa,
misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari.
Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan
yang seharusnya dipakai.
b. Ragam Bahasa berdasarkan sikap penutur
Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap
kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika
dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan
kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga
mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa
seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika
terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan
pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku.
Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan
2 Drs.Syahdan Manurung, dkk, Struktur Bahasa Melayu Dialeg Deli Medan, ( Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984 ) hal.57
5. makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya,
makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat
kebakuan bahasa yang digunakan.
RAGAM BAHASA 5
4. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi
a. Ragam Baku
Ragam baku adalah ragam bahasa yang dipakai dalam forum
resmi. Ragam ini bisa juga disebut ragam resmi.
b. Ragam Tidak Baku
Ragam tidak baku adalah ragam bahasa yang menyalahi kaidah-kaidah
yang terdapat dalam bahasa baku.
5. Ragam Bahasa Berita atau Pers atau Jurnalistik
Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh wartawan jurnalis dalam
menuliskan karya – karya jurnalistik, seperti surat kabar, majalah, atau tabloid.
Bahasa jurnalistik harus jelas dan mudah dipahami oleh pembaca dengan ukuran
intelektual minimal, sehingga mudah dipahami isinya. Namun demikian, bahasa
jumalistik juga harus mengikuti kaidah- kaidah, norma – norma bahasa. Oleh karena
itu, bahasa jurnalistik sangat mengutamakan kemampuan untuk bisa menampilkan
semua informasi yang dibawanya kepada pembaca secepatnya atau bahasa yang lebih
mengutamakan daya komunikasinya. Bahasa jurnalistik yang ditulis dalam bahasa
Indonesia harus dapat dipahami oleh pembaca di seluruh Indonesia. Jika media massa
menggunakan salah satu dialek tertentu, besar kemungkinannya tulisan dalam media
massa tersebut tidak dapat dipahami oleh pembaca di seluruh nusantara. Oleh karena
itu, bahasa Indonesia ragam jurnalistik juga dituntut kebakuannya sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia baku.
Contoh :
Puluhah pengungsi letusan Gunung Merapi, di barak pengungsian Desa Umbulharjo,
Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai
terserang sejumlah penyakit termasuk hipertensi. "Setelah lebih dari satu minggu
warga berada di barak pengungsian, mereka mulai mengeluhkan sejumlah serangan
penyakit dan pada umumnya yang berusia di atas 40 tahun mulai terserang
hipertensi," kata petugas kesehatan dari Puskesemas Cangkringan Retno Diah, Selasa.
Menurut dia, pengungsi yang mengeluh merasa pegal-pegal ada 87 orang, hipertensi
86 orang, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) 81 orang, sakit kepala 61 orang,
mual 39 orang, dan gatal-gatal 39 orang. "Serangan hipertensi ini memang banyak
menyerang kalangan pengungsi. Mungkin dipicu karena mereka merasa jenuh, stres
6. saat proses evakuasi, dan masalah pikiran terkait harta benda, ternak serta rumah yang
ditinggal mengungsi," katanya.
Ia mengatakan penanganan para pengungsi yang mengalami hipertensi ini dilakukan
dengan memberi obat pereda atau penurun tekanan darah, pendampingan psikologis,
dan dirujuk ke rumah sakit (RS) terdekat. "Untuk penanganan psikologi kami telah
menyiagakan dua orang psikater, namun jika memang kondisinya sudah parah maka
akan dirujuk ke rumah sakit terdekat," katanya.
Diah mengatakan, sampai saat ini kalangan pengungsi yang dirujuk ke rumah sakit
ada 12 orang dan tidak hanya karena masalah hipertensi, namun ada yang menderita
berbagai penyakit. "Pengungsi yang dirujuk ke rumah sakit di antaranya satu orang
melahirkan, tiga orang mengalami diare, dan sisanya akibat kecelakaan lalu lintas saat
terjadi kepanikan saat Gunung Merapi meletus pada Jumat (30/10). Total pengungsi
di barak Glagaharjo ini ada 1.743 orang dari 564 kepala keluarga," katanya.
RAGAM BAHASA 6
6. Ragam Bahasa Gaul
Bahasa Gaul, Bahasa prokem merupakan bahasa pergaulan. Bahasa ini kadang
merupakan bahasa sandi, yang dipahamu oleh kalangan tertentu. Bahasa ini konon
dimulai dari golongan preman. Bahasa gaul adalah dialek nonformal baik berupa
slang atau prokem yang digunakan oleh kalangan tertentu, bersifat sementara, hanya
berupa variasi bahasa, penggunaannya meliputi: kosakata, ungkapan, singkatan,
intonasi, pelafalan, pola, konteks serta distribusi.
Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara
remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki
bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan
oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi
kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang
dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan,
pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka.
Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan
bahasa rahasia (Sumarsana dan Partana, 2002:150).
Bahasa akan selalu berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya
pemakainya, baik berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisi psikologis dari
penggunanya. Oleh karena itu, dikenal ada variasi atau ragam bahasa pedagang,
ragam bahasa pejabat/politikus, ragam bahasa anak-anak, termasuk ragam bahasa
gaul. Hal tersebut merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal. Bahasa
akan terus berkembang dan memiliki aneka ragam atau variasi.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di
lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat
beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi
sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan
7. bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat
yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan
perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan
perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan
remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan
kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara
umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi, kehadirannya di dalam
pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu dirisaukan karena
bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan fungsi
dan keperluannya masing-masing.
RAGAM BAHASA 7
Contoh :
gitu lokh!
menunjukkan penekanan
contoh
teman: “Wow! Pensil lw bagus banget!”
anak gaul: “Ya jelas dong, gw gitu lokh!“
secara
tambahan kata pada sebuah kalimat (gw juga bingung deskripsiinnya)
contoh
teman: “Si anu kalo kekampus pake helikopter lho!”
anak gaul: “Wajar lah, secara dia punya kilang minyak dimana-mana”
nggak banget
menunjukkan sikap antipati terhadap sesuatu
contoh
teman: “Gimana party kemaren? Gw gak ikut soalnya”
anak gaul: “Sama gw juga. Nggak banget deh acaranya, masa tentang materi
kuliah”
ya iyalah!
menunjukkan bahwa hal yang dibicarakan sudah diketahui umum
contoh
temen: “Emang setelah SMP itu SMA yah?”
anak gaul: “Ya iyalah! masa ya iya dong! duren aja…” (terusin sendiri)
please deh!
ini bukan minta tolong, tapi untuk menunjukkan sesuatu yang udah
basi/norak/gak gaul
contoh
teman: “Sob, kemaren gw baru beli celana cutbrai. Keren nih buat ke mall!”
anak gaul: “Please deh! Ini 2009, mas”
haloo!
hampir sama fungsinya dengan “please deh”
contoh
8. teman: “Fren, pemilu nanti pilih partai apa yah?”
anak gaul: “Haloo! Sekarang udah pemilihan presiden n wapres kalee”
RAGAM BAHASA 8
7. Ragam Bahasa Prosa, Puisi (Sastra)
Bahasa sastra merupakan salah satu fenomena bahasa dalam sosiolinguistik.
Bahasa sastra memiliki karakteristik yang berbeda, ada unsur permainan bahasa,
bahasa disiasati, dimanipulasi, didiberdayagunakan sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan dan efek tertentu; efek estetis. Ada kalanya bahasa bukan sekedar sarana tetapi
tujuan untuk mencapai keindahan, atau bahkan keindahan itu sendiri.
Unsur emotif dalam sastra cenderung lebih dominan. Berbeda dengan ragam
bahasa ilmiah, dalam bahasa sastra pemilihan kosakata maupun susunan
tatabahasanya disesuaikan dengan suasana yang akan dibangun atau dengan kata lain
mempermainkan bahasa sedemikian rupa agar muatan emosi yang terkandung dalam
karya sastra dapat tersampaikan pada penikmat sastra.
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”.
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia,
surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu
prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruhi budaya barat dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa
deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.
Contoh :
Puisi ,
TEMAN SEJATI
Seorang teman adalah seseorang
tertawa dan menangis dengan Inspirasi,
Seseorang yang meminjamkan tangan membantu,
meskipun teman-teman mungkin tidak selamanya,
Dan mereka tidak mungkin berakhir bersama-sama,
kenangan persahabatan sejati akan
bertahan selamanya.
Seorang teman bukanlah bayangan atau hamba
Tetapi seseorang yang memegang
sepotong seseorang dalam hatinya.
Seseorang yang berbagi senyum,
Seseorang yang mencerahkan hari Anda
9. RAGAM BAHASA 9
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum dapat dikategorikan sebagai
bahasa jika tidak terkandung makna didalamnya. Di dalam suatu masyarakat bahasa terhimpun
macam-macam susunan bunyi yang berbeda antara yang satu dengan lainnya karena memiliki
suatu makna tertentu.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya,manusia pasti memerlukan orang lain. Mereka perlu berkomunikasi dalam
berbagai lingkungan di tempat mereka berada. Bahasa menunjukkan perbedaan antara suatu
penutur dengan penutur lainnya,tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya
dalam satu kesatuan sehingga bahasa memungkinkan tiap individu untuk menyesuaikan dirinya
dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat bahasa tersebut. Bahasa juga melambangkan
pikiran atau gagasan tertentu,dan juga melambangkan perasaan,kemauan bahkan dapat
melambangkan tingkah laku seseorang.
Ragam bahasa secara garis besar terbagi atas ragam bahasa lisan dan tulisan. Keduanya
mempunyai perbedaan yang sangat jelas.ragam bahasa lisan ditandai dengan penggunaan lafas
atau pengucapan,intonasi,kosakata,dan penyusunan kalimat yang agak longgar. Ragam tulisan
sangat terikat dengan tanda baca dan pemakaian kata baku.
Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa ilmu teknologi,ragam sastra dan ragam bahasa niaga.
10. RAGAM BAHASA 10
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Manurung Syahdan, dkk. Bahasa Melayu Dialek Deli Medan, Jakarta :
Pusat Pembinaan dan Pengambangan Bahasa dan Kebudayaan, 1985.
Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia edisi ketiga, Jakarta : Balai Pustaka,
2003.