SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN 
AKIBAT AKTIVITAS PENAMBANGAN TIMAH DI BANGKA BELITUNG 
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN 
DI SUSUN OLEH : 
NURANI FAJRI 06081281320015 
Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Drs. Endang Dayat, M.Si 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 
2014
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan 
rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini 
yang berjudul “Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Penambangan Timah di 
Bangka Belitung”. 
Makalah ini berisikan informasi tentang kondisi lingkungan yang rusak akibat 
tambang timah yang dilakukan secara illegal di Bangka Belitung atau yang lebih khususnya 
dampak dan kebijakan-kebijakan pemerindah setempat dalam menyikapi masalah tersebut. 
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang 
kondisi tambang timah di Bangka Belitung. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari 
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu 
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. 
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta 
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. 
Palembang, April 2014 
Penyusun,
BAB 1 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, 
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, 
batubara, panas bumi, migas). Seperti Sektor pertambangan, terutama pertambangan 
umum,yang menjadi isu yang menarik. Akan tetapi dalam melakukan penambangan 
pemerintah harus mempunyai anggaran dana yang lebih besar hal itu yang membuat 
pemerintah mendatangkan investor- investor dari luar. 
Dengan adanya kegiatan pertambangan di Indonesia maka pemerintah mengeluarkan 
undang-undang yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan yaitu UU No. 11/1967 tentang 
Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. 
Istilah TI sebagai kepanjangan dari Tambang Inkonvensional sudah sangat dikenal di 
kalangan rakyat Kepulauan Bangka Belitung. Ini merupakan sebutan untuk penambangan 
timah dengan memanfaatkan peralatan mekanis sederhana, yang biasanya bermodalkan 
antara 10 juta sampai 15 juta rupiah. Untuk skala penambangan yang lebih kecil lagi, 
biasanya disebut Tambang Rakyat (TR). TI sebenarnya dimodali oleh rakyat dan dikerjakan 
oleh rakyat juga. Secara legal formal TI sebenarnya adalah kegiatan penambangan yang 
melanggar hukum karena memang umumnya tidak memiliki izin penambangan. 
Pada mulanya pengelola TI melakukan kegiatan di dalam areal kuasa penambangan 
(KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang 
ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari tahun 
1998 ke atas, masyarakat mulai mencari-cari lokasi di luar KP PT. Tambang Timah sehingga 
jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan. Mereka kini di luar kontrol karena menambang 
kebanyakan di luar KP PT. Tambang Timah. 
Kegiatan pertambangan inkonvensional timah di Pulau Bangka dalam setahun 
terakhir makin memprihatinkan. Seiring dengan itu pembangunan smelter (pabrik pengolahan 
menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan sangat tajam. Meruyaknya smelter 
menjadi ancaman besar terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter-smelter 
baru tersebut kurang mempertimbangkan sisi lingkungan.
BAB 2 
PEMBAHASAN 
2.1 Sejarah Tambang Timah di Bangka Belitung 
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah 
negara manapun khusunya pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain 
mendatangkan devisa, industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi 
kabupaten dan kota merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD). 
Timah merupakan salah satu jenis bahan tambang. Aktivitas penambangan timah di 
Indonesia telah berlangsung lebih dari 200 tahun dengan jumlah cadangan yang cukup besar. 
Cadangan timah ini tersebar dalam bentangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer yang 
disebut The Indonesian Tin Belt. Bentangan ini merupakan bagian dari The Southeast Asia 
Tin Belt, membujur sejauh kurang lebih 3000 km dari daratan Asia kea rah Thailand 
Semenanjung Malaysia hingga Indonesia. Di Indonesia sendiri wilayah cadangan timah 
mencakup Pulau Karimun, Kundur, Singkep, dan sebagian di daratan Sumatera (Bangkinang) 
di utara terus kea rah selatan yaitu pulau Bangka, Belitung, dan Karimata hingga ke daerah 
sebelah barat Kalimantan. 
Di kepulaun Bangka Belitung timah menjadi andalan pemasukan APBD yang cukup 
besar. Penambangan di kepulauan Bangka telah dimulai pada tahun 1711 sedangkan di 
kepulauan Belitung dimulai sejak tahun 1852. Kegiatan penambangan timah di kedua pulau 
ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang. Dari sejumlah pulau 
penghasil timah, pulau Bangka merupakan pulau penghasil timahh terbesar di Indonesia. 
Pulau Bangka yang luasnya mencapai 1.294.050 ha, seluas 27,56 persen daratan pulaunya 
merupakan area Kuasa Penambangan (KP) timah. Area penambangan terbesar merupakan 
anak perusahaan PT Timah Tbk. Mereka menguasai area KP seluas 321.577 ha, sedangkan 
PT Kobatin, sebuah perusahaan kongsi yang sebanyak 25 persen sahamnya dikuasai PT 
Timah dan 75 persen lainnya milik Malaysia Smelting Corporation, menguasai area KP 
seluas 35.063 ha (Bappeda Bangka, 2000). Selain itu terdapat sejumlah smelter swasta lain 
dan para penambang tradisional yang sering disebut tambang inkonvensional (TI) yang 
menambang terbesar di darat dan laut Babel. Permasalahan penambangan timah yang 
berlangsung ratusan tahun itu belum mampu melahirkan kesejahteraan bagi rakyat. 
Istilah TI sebagai kepanjangan dari Tambang Inkonvensional sudah sangat dikenal di 
kalangan rakyat Kepulauan Bangka Belitung. Ini merupakan sebutan untuk penambangan
timah dengan memanfaatkan peralatan mekanis sederhana, yang biasanya bermodalkan 
antara 10 juta sampai 15 juta rupiah. Untuk skala penambangan yang lebih kecil lagi, 
biasanya disebut Tambang Rakyat (TR). TI sebenarnya dimodali oleh rakyat dan dikerjakan 
oleh rakyat juga. Secara legal formal TI sebenarnya adalah kegiatan penambangan yang 
melanggar hukum karena memang umumnya tidak memiliki izin penambangan. 
Pada awalnya TI "dipelihara" oleh PT. Tambang Timah ketika perusahaan itu masih 
melakukan kegiatan penambangan darat di Kepulauan Bangka Belitung. TI sebetulnya 
muncul karena dulu PT. Tambang Timah melihat daerah-daerah yang tidak ekonomis untuk 
dilakukan kegiatan pendulangan oleh PT. Tambang Timah sendiri. Oleh karena itulah, 
kepada pengelola TI diberikan peralatan pendulangan mekanis yang sederhana. Peralatan 
yang dibutuhkan memang tidak terlalu rumit, cukup dengan ekskavator, pompa penyemprot 
air, dan menyiapkan tempat pendulangan pasir timah. Metodenya pun sederhana, tanah yang 
diambil dengan ekskavator kemudian ditempatkan di tempat pendulangan, dan kemudian 
dibersihkan dengan air. Lapisan tanah yang benar-benar berupa tanah, dengan sendirinya 
akan hanyut terbawa air, dan tersisa biasanya adalah batu dan pasir timah. 
Pada mulanya pengelola TI melakukan kegiatan di dalam areal kuasa penambangan 
(KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang 
ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari tahun 
1998 ke atas, masyarakat mulai mencari-cari lokasi di luar KP PT. Tambang Timah sehingga 
jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan. Mereka kini di luar kontrol karena menambang 
kebanyakan di luar KP PT. Tambang Timah. 
2.2 Menjamurnya Penambangan di Bangka Belitung 
Pengelolaan timah di Bangka Belitung yang selama ini dilakukan PT Timah dan PT 
Kobatin, tidak hanya mengalami masa jaya akan tetapi mereka juga pernah dihadapkan 
dengan masalah-masalah dalam penambangan timah. Yaitu seperti mengalami kemunduran 
perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya harga timah dipulau bangka Belitung. Dan 
mereka harus mengeluarkan suatu kebijakan untuk menyelamatkan perusahaan mereka itu 
sendiri diantaranya dengan mengurangi karyawan sebanyak 17.000 orang. Kebijakan 
perusahaan tersebut memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat setempat. 
Terkadang PT Timah tidak lagi dapat memenuhi target produksi yang telah ditentukan. Yang 
menyebabkan PT Timah terancam tidak dapat memenuhi kontrak penjualan karena kuota 
produksinya tidak terpenuhi. 
Untuk mengatasi hal tersebut PT Timah mengeluarkan beberapa kebijakan:
1. PT Timah mengeluarkan lagi Surat Ijin mengumpulkan pembeli kepada beberapa sub 
mitra kerjanya untuk bertindak sebagai koordinator pengumpul/pembeli bijih timah hasil 
pendulangan masyarakat. 
2. Setiap mitra kerja PT Tambang Timah diberikan terget minimal bijih timah yang harus 
dipasok ke PT Tambang Timah per bulan. 
3. Mengeluarkan Surat Ijin Produksi (SIP) kepada mitra kerjanya untuk menerima bijih 
timah serta mengkoordinir kegiatan pendulangan oleh masyarakat. 
Kebijakan ini mengakibatkan semakin banyaknya Tambang Inkonvensional (TI) yang 
muncul.karena banyak perusahaan yang membayar lebih tinggi kepada penambang 
inkonvensional dibandingkan dengan melakukannya sendiri, 
Pemerintah Daerah Bangka Belitung, dengan kewenangan otonomi yang dimiliki 
mengeluarkan Perda No. 6 Tahun 2001 tentang pertambangan umum,yaitu membuka 
kesempatan bagi masyarakat Bangka mengeksploitasi timah secara bebas. Dampak kebijakan 
tersebut menyebabkan tambang inkonvensional semakin marak kemudian memicu 
penyelundupan. Selain itu, hasil tambang inkonvensional milik rakyat dibeli dengan harga 
lebih murah sehingga rakyat tetap berada dalam kemiskinan. 
2.3 Dampak yang di Timbulkan Pacsa Penambangan 
Kegiatan pertambangan inkonvensional timah di Pulau Bangka dalam setahun 
terakhir makin memprihatinkan. Seiring dengan itu pembangunan smelter (pabrik pengolahan 
menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan sangat tajam. Meruyaknya smelter 
menjadi ancaman besar terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter-smelter 
baru tersebut kurang mempertimbangkan sisi lingkungan. Kerusakan akibat kegiatan 
penambangan ilegal dengan mudah ditemukan, seperti di kawasan Kecamatan Belinyu. 
Industri pertambangan pada pasca operasi akan meninggalkan banyak warisan yang 
memiliki potensi bahaya dalam jangka panjang, antara lain; Lubang tambang (Pit), Air asam 
tambang, dan Tailing. 
1. Lubang Tambang 
Sebagian besar pertambangan mineral di Indonesia dilakukan dengan cara terbuka. Ketika 
selesai beroperasi, perusahaan meninggalkan lubang-lubang raksasa di bekas areal 
pertambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka 
panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan kuantitas air. Air lubang tambang 
mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke sistem air tanah dan dapat 
mencemari air tanah sekitar. Potensi bahaya akibat rembesan ke dalam air tanah seringkali
tidak terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan perusahaan-perusahaan pertambangan 
tersebut. Di pulau Bangka dan Belitung banyak di jumpai lubang-lubang bekas galian 
tambang timah (kolong) yang berisi air bersifat asam dan sangat berbahaya. 
2. Air Asam Tambang 
Air asam tambang mengandung logam-logam berat berpotensi menimbulkan dampak 
lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air asam tambang sudah terbentuk maka akan 
sangat sulit untuk menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan. 
Sebagai contoh, pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi masih memproduksi air 
asam tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang baru terbentuk bertahun-tahun 
kemudian sehingga perusahaan pertambangan yang tidak melakukan monitoring jangka 
panjang bisa salah menganggap bahwa batuan limbahnya tidak menimbulkan air asam 
tambang. Air asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Sekali 
terkontaminasi terhadap air akan sulit melakukan tindakan penanganannya. 
3. Tailing 
Tailing dihasilkan dari operasi pertambangan dalam jumlah yang sangat besar. Sekitar 97 
persen dari bijih yang diolah oleh pabrik pengolahan bijih akan berakhir sebagai tailing. 
Tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti 
tembaga, timbal atau timah hitam, merkuri, seng, dan arsen. Ketika masuk kedalam tubuh 
makhluk hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan 
dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan. 
Akibat aktifitas liar ini, banyak program kehutanan dan pertanian tidak berjalan, karena tidak 
jelasnya alokasi atau penetapan wilayah TI. Aktivitas TI juga mengakibatkan pencemaran air 
permukaan dan perairan umum. Lahan menjadi tandus, kolong-kolong (lubang eks-tambang) 
tidak terawat, tidak adanya upaya reklamasi/ rehabilitasi pada lahan eks-tambang, terjadi 
abrasi pantai dan kerusakan cagar alam, yang untuk memulihkannya perlu waktu setidaknya 
150 tahun secara suksesi alami. 
2.4 Rusaknya Ekosistem Hutan 
Legalitas pemanfaatan lahan yang tidak berkelanjutan dan pengeksploitasian sumber 
daya alam yang berlebihan tanpa mengindahkan keseimbangan ekosistem merupakan salah 
satu pemicu kerusakan lingkungan di Bangka Belitung. Keadaan ini merupakan imbas dari 
krisis ekonomi berkepanjangan yang berakibat pada krisis sosial. Selain itu pelaksanaan 
otonomi daerah yang kurang siap mengakibatkan eksploitasi sumberdaya yang tidak 
berkelanjutan. Pada akhirnya, aktifitas yang tidak lepas dari urusan ekosistem alam inipun
membuat imbas berupa kerusakan lingkungan tatanan ekosistem pulau Bangka khususnya 
daerah yang mengalami degradasi kualitas dan kuantitas lahan yang telah mencakup luas ke 
beberapa aspek ekosistem Bangka pada umumnya, yakni khususnya wilayah hutan di Bumi 
Serumpun Sebalai ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan TI di Pulau Bangka telah 
memacu pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, bukan hanya pertumbuhan ekonomi 
yang dihasilkan TI. Aktivitas pertambangan yang dilakukan secara sporadis dan massal itu 
juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang dahsyat. Sebagian besar penambang 
menggunakan peralatan besar sehingga dengan mudah mencabik-cabik permukaan tanah. 
Sisa pembuangan tanah dari TI menyebabkan pendangkalan sungai. 
Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya terjadi di lokasi penambangan wilayah 
daratan. Seperti yang diinformasikan sebelumnya, bahwasanya kerusakan alam bahkan 
terjadi hingga ke pantai (masyarakat Bangka menyebutnya TI Apung), tempat bermuara 
sungai-sungai yang membawa air dan lumpur dari lokasi TI. Di kawasan pantai, hutan bakau 
di sejumlah lokasi rusak akibat limbah penambangan TI. Selain itu di wilayah pesisir pantai, 
beroperasi juga tambang rakyat menggunakan rakit, drum-drum bekas, mesin dongfeng dan 
pipa paralon, yang mengapung. Para buruh menyelam ke dasar laut, mengumpulkan sedikit 
demi sedikit timah. 
Bekas-bekas penambangan TI umumnya dibiarkan saja sebagaimana adanya, tanpa 
adanya upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah penambangan antara dua sampai lima 
hektar, bolong-bolong pada permukaan tanah yang mereka gali merupakan pemandangan 
yang tampak mengenaskan. Penambangan timah inkonvensional kini masih terus 
berlangsung, termasuk di kawasan hutan lindung. Salah satunya adalah di kawasan hutan 
lindung Gunung Pelawan. Penambang secara sembunyi-sembunyi tetap menambang timah di 
kawasan terlarang tersebut. TI juga merusak daerah aliran sungai, kawasan sempadan pantai, 
hutan lindung, dan hutan produksi. Lubang-lubang bekas penambangan tandus karena tidak 
direklamasi. 
Perusakan hutan karena tambang membuat banyak wilayah kekeringan hebat pada 
musim kemarau. Jika dilihat dari udara sebelum mendarat di Bandara Depati Amir, wajah 
bumi Bangka Belitung dipenuhi kawah dan lubang menganga. Lubang-lubang itu terisi air 
hujan dan menjadi tempat subur perkembangan nyamuk anofeles. Akibatnya, penularan 
penyakit malaria di Pulau Bangka cukup tinggi.
2.5 Solusi Dampak yang Ditimbulkan Penambangan Timah 
1. Mengeluarkan kebijakan sebagai pedoman jangka panjang pengelolaan industri timah 
nasional, yang disusun atas dasar prinsip-pripsip keseimbangan aspek-aspek ekonomi, 
ekologi, sosial, politik, lingkungan, dan kesinambungan pasokan. 
2. Pemanfaatan lahan pasca tambang sebagai upaya yang telah dilakukan untuk 
memanfaatkan tailing timah. Seperti dengan melakukan Penanaman dengan tanaman 
pangan telah berhasil. Sebagian area digunakan mereka untuk pemukiman, sementara 
area lain dijadikan taman rekreasi. Dan sebagian kecil lahan yang tidak subur itu 
dimanfaatkan untuk peternakan, penanaman sayuran, dan buah. Jenis-jenis tanaman 
yang sudah pernah di coba dikepulauan Bangka Belitung yaitu seperti kelapa, jambu 
monyet, pisang, ubi, pepaya, kacang tanah, dan sayuran. Sedangkan peternakannya 
yaitu pembudidayaan ayam yang dapat menjadi sumber bahan organic untuk lahan 
tersebut. 
3. Reklamasi dan Revegetasi. Reklamasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk 
memperbaiki lahan pasca penambangan, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan 
revegetasi. Revegetasi sendiri bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik, kimia dan 
biologis tanah tersebut. Minimal usaha dalam pemperbaiki lahan pasca penambangan 
adalah menutup lubang kembali atau mengembalikan lahan seperti semula 
4. Memberikan sanksi yang tegas terhadap penambang illegal yang tidak memiliki izin 
5. Membuka lahan pekerjaan yang baru sehingga masyarakat tidak hanya bertumpu pada 
sector pertambangan, sehingga apabila aktivitas pertambangan mengalami 
kemerosotan, ekonomi di Bangka Belitung tidak ikut merosot.
BAB 3 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Seluruh kegiatan pertambangan tidak ada yang berdampak positif terhadap 
lingkungan bahkan dapat dikatakan sangat merusak lingkungan alam. Begitu juga yang 
terjadi di Kepulauan Bangka Belitung. Penambangan timah yang dilakukan secara terus 
menerus yang telah menyebabkan kerusakan lingkungan sudah sangat parah. Kerusakan itu 
juga sudah terlihat bahkan dirasakan oleh masyarakat setempat.Masalah yang muncul 
menjadi cerminan bahwa lemahnya sistim Pemerintah dalam memenuhi kesejahteraan 
masyarakat di daerah Bangka Belitung. Pengawasan dan rehabilitasi lingkungan harus 
dioptimalkan. Langkah ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang terkait dan 
yang memiliki keinginan untuk menuju keadaan yang lebih baik. Semua butuh kerjasama 
antar masyarakat dan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut. selama ini yang menjadi 
masalah utama dalam setiap kerusakan adalah kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan. 
Untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tidaklah 
mudah. 
3.2 Saran 
Seharusnya Pemerintah menegakkan hukum dengan adil dan tegas, melakukan razia 
bahkan pendataan kepada para penambang timah dan tidak membiarkan mereka secara bebas 
untuk mengeksploitasikan timah. Membiarkan PT Timah menjadi satu-satunya perusahaan 
dengan wewenang yang resmi untuk melakukan kegiatan penambangan agar tidak semakin 
maraknya kegiatan penambangan timah secara illegal. Pengawasan dan rehabilitasi 
lingkungan harus dioptimalkan. Jika tidak ada ketegasan dari Pemerintah,Kepulauan Bangka 
Belitung, hanya tinggal menunggu detik-detik untuk menuju kehancuran ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA 
Jukandi Dori, DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH BAGI MASYARAKAT BANGKA 
BELITUNG, 
http://fppb.ubb.ac.id/?Katagori=Lingkungan&&judul_artikel=DAMPAK+PENAMBANGAN 
+BAGI+MASYARAKAT+BANGKA+BELITUNG&&id=363&&Page=artikel_ubb&&ID_Me 
nu=363, diakses 31 March 2014 
Zikri Manshur, PRAKTEK PENAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA 
BELITUNG MEMBAWA KERUGIAN BAGI MASYARAKAT, 
http://manshurzikri.wordpress.com/2010/05/26/praktek-penambangan-timah-di-kepulauan-bangka- 
belitung-membawa-kerugian-bagi-masyarakat/, diakses pada 31 March 2014

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
OHT Perlengkapan peledakan.ppt
OHT Perlengkapan peledakan.pptOHT Perlengkapan peledakan.ppt
OHT Perlengkapan peledakan.pptTengku25
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground miningheny novi
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan yuliadiyuliadi2
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanseed3d
 
Rancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan UndergroundRancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan UndergroundMario Yuven
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangNoveriady
 
5. kul geo tata lingkungan
5. kul geo tata lingkungan5. kul geo tata lingkungan
5. kul geo tata lingkunganAkbar Akbar
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
Pengenalan bahan peledak
Pengenalan bahan peledakPengenalan bahan peledak
Pengenalan bahan peledakErmanto Muchlis
 
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan HidrocarbonVan Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan HidrocarbonFauziah Maswah
 
Manajemen dan sumber daya alam
Manajemen dan sumber daya alamManajemen dan sumber daya alam
Manajemen dan sumber daya alammogerz18
 

Mais procurados (20)

BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
BATU MULIA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
OHT Perlengkapan peledakan.ppt
OHT Perlengkapan peledakan.pptOHT Perlengkapan peledakan.ppt
OHT Perlengkapan peledakan.ppt
 
paper underground mining
paper underground miningpaper underground mining
paper underground mining
 
Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan Distribusi tegangan sekitar terowongan
Distribusi tegangan sekitar terowongan
 
Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindo
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
ppt pertambangan
ppt pertambanganppt pertambangan
ppt pertambangan
 
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakanMenentukan lokasi pemboran dan peledakan
Menentukan lokasi pemboran dan peledakan
 
Endapan Placer
Endapan PlacerEndapan Placer
Endapan Placer
 
Eksplorasi Emas
Eksplorasi EmasEksplorasi Emas
Eksplorasi Emas
 
Rancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan UndergroundRancangan Peledakan Underground
Rancangan Peledakan Underground
 
Metode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambangMetode penyaliran tambang
Metode penyaliran tambang
 
5. kul geo tata lingkungan
5. kul geo tata lingkungan5. kul geo tata lingkungan
5. kul geo tata lingkungan
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Pengenalan bahan peledak
Pengenalan bahan peledakPengenalan bahan peledak
Pengenalan bahan peledak
 
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan HidrocarbonVan Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
 
Batuan beku
Batuan bekuBatuan beku
Batuan beku
 
Manajemen dan sumber daya alam
Manajemen dan sumber daya alamManajemen dan sumber daya alam
Manajemen dan sumber daya alam
 

Semelhante a Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitung

Teori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutanTeori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutanyuliafu
 
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-PenglingKerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-PenglingAdel del
 
Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan  LingkunganPengetahuan  Lingkungan
Pengetahuan LingkunganAdel del
 
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdfMerinCahyaPutri1
 
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut Neraka Bagi
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut   Neraka BagiLembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut   Neraka Bagi
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut Neraka BagiPeople Power
 
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptxKawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptxssuser374f20
 
Pt timah bangka belitung
Pt timah bangka belitungPt timah bangka belitung
Pt timah bangka belitungIkhwan Fauzi
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakDeny Tandidatu
 
Kaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) EnergiKaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) EnergiAsri Nuraeni
 
Persentase sistem penambangan underground mining in indonesia
Persentase sistem penambangan underground mining in indonesiaPersentase sistem penambangan underground mining in indonesia
Persentase sistem penambangan underground mining in indonesiaDaud Manatap Sitorus
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganRahthino Giovanni
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaWarnet Raha
 
Studi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoStudi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoDewoAhmadzan
 

Semelhante a Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitung (20)

Timah
TimahTimah
Timah
 
Teori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutanTeori ekonomi makro lanjutan
Teori ekonomi makro lanjutan
 
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-PenglingKerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
Kerusakan Lingkungan DI Bangka-Pengling
 
Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan  LingkunganPengetahuan  Lingkungan
Pengetahuan Lingkungan
 
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
7DFF2FA0-C88D-4D57-9126-DC368235419A.pdf
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut Neraka Bagi
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut   Neraka BagiLembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut   Neraka Bagi
Lembar Informasi 112004 Penambangan Pasir Laut Neraka Bagi
 
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptxKawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
Kawasan_Prioritas_EDIT_15_09_21.pptx
 
Contoh Presentasi Tentang Pertambangan
Contoh Presentasi Tentang PertambanganContoh Presentasi Tentang Pertambangan
Contoh Presentasi Tentang Pertambangan
 
Pt timah bangka belitung
Pt timah bangka belitungPt timah bangka belitung
Pt timah bangka belitung
 
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acakMakalah ekonomi bahan gaian mineral acak
Makalah ekonomi bahan gaian mineral acak
 
Kaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) EnergiKaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) Energi
 
Persentase sistem penambangan underground mining in indonesia
Persentase sistem penambangan underground mining in indonesiaPersentase sistem penambangan underground mining in indonesia
Persentase sistem penambangan underground mining in indonesia
 
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri PertambanganStudi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
Studi Kasus: Dampak Lingkungan Akibat Industri Pertambangan
 
Pengantar Teknologi Mineral
Pengantar Teknologi MineralPengantar Teknologi Mineral
Pengantar Teknologi Mineral
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Makalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang rahaMakalah batu bara umk cabang raha
Makalah batu bara umk cabang raha
 
Studi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo mincoStudi kasus pt indo minco
Studi kasus pt indo minco
 

Último

Metodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesaMetodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesaYanuarBayu2
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIACochipsPJW
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxWitaadw
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 

Último (9)

Metodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesaMetodologi penelitian teknik sipil unesa
Metodologi penelitian teknik sipil unesa
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIAPPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
PPT Metabolisme Karbohidrat II BIOLOGI KIMIA
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptxKelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
Kelompok 3_Materi Hormon Fisiologi Hewan.pptx
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 

Dampak kerusakan lingkungan di bangka belitung

  • 1. DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PENAMBANGAN TIMAH DI BANGKA BELITUNG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN DI SUSUN OLEH : NURANI FAJRI 06081281320015 Dosen Pembimbing Mata Kuliah : Drs. Endang Dayat, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Aktivitas Penambangan Timah di Bangka Belitung”. Makalah ini berisikan informasi tentang kondisi lingkungan yang rusak akibat tambang timah yang dilakukan secara illegal di Bangka Belitung atau yang lebih khususnya dampak dan kebijakan-kebijakan pemerindah setempat dalam menyikapi masalah tersebut. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang kondisi tambang timah di Bangka Belitung. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Palembang, April 2014 Penyusun,
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Seperti Sektor pertambangan, terutama pertambangan umum,yang menjadi isu yang menarik. Akan tetapi dalam melakukan penambangan pemerintah harus mempunyai anggaran dana yang lebih besar hal itu yang membuat pemerintah mendatangkan investor- investor dari luar. Dengan adanya kegiatan pertambangan di Indonesia maka pemerintah mengeluarkan undang-undang yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan yaitu UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Istilah TI sebagai kepanjangan dari Tambang Inkonvensional sudah sangat dikenal di kalangan rakyat Kepulauan Bangka Belitung. Ini merupakan sebutan untuk penambangan timah dengan memanfaatkan peralatan mekanis sederhana, yang biasanya bermodalkan antara 10 juta sampai 15 juta rupiah. Untuk skala penambangan yang lebih kecil lagi, biasanya disebut Tambang Rakyat (TR). TI sebenarnya dimodali oleh rakyat dan dikerjakan oleh rakyat juga. Secara legal formal TI sebenarnya adalah kegiatan penambangan yang melanggar hukum karena memang umumnya tidak memiliki izin penambangan. Pada mulanya pengelola TI melakukan kegiatan di dalam areal kuasa penambangan (KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari tahun 1998 ke atas, masyarakat mulai mencari-cari lokasi di luar KP PT. Tambang Timah sehingga jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan. Mereka kini di luar kontrol karena menambang kebanyakan di luar KP PT. Tambang Timah. Kegiatan pertambangan inkonvensional timah di Pulau Bangka dalam setahun terakhir makin memprihatinkan. Seiring dengan itu pembangunan smelter (pabrik pengolahan menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan sangat tajam. Meruyaknya smelter menjadi ancaman besar terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter-smelter baru tersebut kurang mempertimbangkan sisi lingkungan.
  • 4. BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Sejarah Tambang Timah di Bangka Belitung Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan pemerintah negara manapun khusunya pemerintah Indonesia untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa, industri pertambangan juga menyedot lapangan kerja dan bagi kabupaten dan kota merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD). Timah merupakan salah satu jenis bahan tambang. Aktivitas penambangan timah di Indonesia telah berlangsung lebih dari 200 tahun dengan jumlah cadangan yang cukup besar. Cadangan timah ini tersebar dalam bentangan wilayah sejauh lebih dari 800 kilometer yang disebut The Indonesian Tin Belt. Bentangan ini merupakan bagian dari The Southeast Asia Tin Belt, membujur sejauh kurang lebih 3000 km dari daratan Asia kea rah Thailand Semenanjung Malaysia hingga Indonesia. Di Indonesia sendiri wilayah cadangan timah mencakup Pulau Karimun, Kundur, Singkep, dan sebagian di daratan Sumatera (Bangkinang) di utara terus kea rah selatan yaitu pulau Bangka, Belitung, dan Karimata hingga ke daerah sebelah barat Kalimantan. Di kepulaun Bangka Belitung timah menjadi andalan pemasukan APBD yang cukup besar. Penambangan di kepulauan Bangka telah dimulai pada tahun 1711 sedangkan di kepulauan Belitung dimulai sejak tahun 1852. Kegiatan penambangan timah di kedua pulau ini telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda hingga sekarang. Dari sejumlah pulau penghasil timah, pulau Bangka merupakan pulau penghasil timahh terbesar di Indonesia. Pulau Bangka yang luasnya mencapai 1.294.050 ha, seluas 27,56 persen daratan pulaunya merupakan area Kuasa Penambangan (KP) timah. Area penambangan terbesar merupakan anak perusahaan PT Timah Tbk. Mereka menguasai area KP seluas 321.577 ha, sedangkan PT Kobatin, sebuah perusahaan kongsi yang sebanyak 25 persen sahamnya dikuasai PT Timah dan 75 persen lainnya milik Malaysia Smelting Corporation, menguasai area KP seluas 35.063 ha (Bappeda Bangka, 2000). Selain itu terdapat sejumlah smelter swasta lain dan para penambang tradisional yang sering disebut tambang inkonvensional (TI) yang menambang terbesar di darat dan laut Babel. Permasalahan penambangan timah yang berlangsung ratusan tahun itu belum mampu melahirkan kesejahteraan bagi rakyat. Istilah TI sebagai kepanjangan dari Tambang Inkonvensional sudah sangat dikenal di kalangan rakyat Kepulauan Bangka Belitung. Ini merupakan sebutan untuk penambangan
  • 5. timah dengan memanfaatkan peralatan mekanis sederhana, yang biasanya bermodalkan antara 10 juta sampai 15 juta rupiah. Untuk skala penambangan yang lebih kecil lagi, biasanya disebut Tambang Rakyat (TR). TI sebenarnya dimodali oleh rakyat dan dikerjakan oleh rakyat juga. Secara legal formal TI sebenarnya adalah kegiatan penambangan yang melanggar hukum karena memang umumnya tidak memiliki izin penambangan. Pada awalnya TI "dipelihara" oleh PT. Tambang Timah ketika perusahaan itu masih melakukan kegiatan penambangan darat di Kepulauan Bangka Belitung. TI sebetulnya muncul karena dulu PT. Tambang Timah melihat daerah-daerah yang tidak ekonomis untuk dilakukan kegiatan pendulangan oleh PT. Tambang Timah sendiri. Oleh karena itulah, kepada pengelola TI diberikan peralatan pendulangan mekanis yang sederhana. Peralatan yang dibutuhkan memang tidak terlalu rumit, cukup dengan ekskavator, pompa penyemprot air, dan menyiapkan tempat pendulangan pasir timah. Metodenya pun sederhana, tanah yang diambil dengan ekskavator kemudian ditempatkan di tempat pendulangan, dan kemudian dibersihkan dengan air. Lapisan tanah yang benar-benar berupa tanah, dengan sendirinya akan hanyut terbawa air, dan tersisa biasanya adalah batu dan pasir timah. Pada mulanya pengelola TI melakukan kegiatan di dalam areal kuasa penambangan (KP) PT. Tambang Timah dan kalau sudah habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang ditentukan oleh PT. Tambang Timah. Akan tetapi, setelah masuk di era reformasi, dari tahun 1998 ke atas, masyarakat mulai mencari-cari lokasi di luar KP PT. Tambang Timah sehingga jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan. Mereka kini di luar kontrol karena menambang kebanyakan di luar KP PT. Tambang Timah. 2.2 Menjamurnya Penambangan di Bangka Belitung Pengelolaan timah di Bangka Belitung yang selama ini dilakukan PT Timah dan PT Kobatin, tidak hanya mengalami masa jaya akan tetapi mereka juga pernah dihadapkan dengan masalah-masalah dalam penambangan timah. Yaitu seperti mengalami kemunduran perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya harga timah dipulau bangka Belitung. Dan mereka harus mengeluarkan suatu kebijakan untuk menyelamatkan perusahaan mereka itu sendiri diantaranya dengan mengurangi karyawan sebanyak 17.000 orang. Kebijakan perusahaan tersebut memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat setempat. Terkadang PT Timah tidak lagi dapat memenuhi target produksi yang telah ditentukan. Yang menyebabkan PT Timah terancam tidak dapat memenuhi kontrak penjualan karena kuota produksinya tidak terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut PT Timah mengeluarkan beberapa kebijakan:
  • 6. 1. PT Timah mengeluarkan lagi Surat Ijin mengumpulkan pembeli kepada beberapa sub mitra kerjanya untuk bertindak sebagai koordinator pengumpul/pembeli bijih timah hasil pendulangan masyarakat. 2. Setiap mitra kerja PT Tambang Timah diberikan terget minimal bijih timah yang harus dipasok ke PT Tambang Timah per bulan. 3. Mengeluarkan Surat Ijin Produksi (SIP) kepada mitra kerjanya untuk menerima bijih timah serta mengkoordinir kegiatan pendulangan oleh masyarakat. Kebijakan ini mengakibatkan semakin banyaknya Tambang Inkonvensional (TI) yang muncul.karena banyak perusahaan yang membayar lebih tinggi kepada penambang inkonvensional dibandingkan dengan melakukannya sendiri, Pemerintah Daerah Bangka Belitung, dengan kewenangan otonomi yang dimiliki mengeluarkan Perda No. 6 Tahun 2001 tentang pertambangan umum,yaitu membuka kesempatan bagi masyarakat Bangka mengeksploitasi timah secara bebas. Dampak kebijakan tersebut menyebabkan tambang inkonvensional semakin marak kemudian memicu penyelundupan. Selain itu, hasil tambang inkonvensional milik rakyat dibeli dengan harga lebih murah sehingga rakyat tetap berada dalam kemiskinan. 2.3 Dampak yang di Timbulkan Pacsa Penambangan Kegiatan pertambangan inkonvensional timah di Pulau Bangka dalam setahun terakhir makin memprihatinkan. Seiring dengan itu pembangunan smelter (pabrik pengolahan menjadi timah balok) juga mengalami peningkatan sangat tajam. Meruyaknya smelter menjadi ancaman besar terjadinya pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan smelter-smelter baru tersebut kurang mempertimbangkan sisi lingkungan. Kerusakan akibat kegiatan penambangan ilegal dengan mudah ditemukan, seperti di kawasan Kecamatan Belinyu. Industri pertambangan pada pasca operasi akan meninggalkan banyak warisan yang memiliki potensi bahaya dalam jangka panjang, antara lain; Lubang tambang (Pit), Air asam tambang, dan Tailing. 1. Lubang Tambang Sebagian besar pertambangan mineral di Indonesia dilakukan dengan cara terbuka. Ketika selesai beroperasi, perusahaan meninggalkan lubang-lubang raksasa di bekas areal pertambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi menimbulkan dampak lingkungan jangka panjang, terutama berkaitan dengan kualitas dan kuantitas air. Air lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke sistem air tanah dan dapat mencemari air tanah sekitar. Potensi bahaya akibat rembesan ke dalam air tanah seringkali
  • 7. tidak terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan perusahaan-perusahaan pertambangan tersebut. Di pulau Bangka dan Belitung banyak di jumpai lubang-lubang bekas galian tambang timah (kolong) yang berisi air bersifat asam dan sangat berbahaya. 2. Air Asam Tambang Air asam tambang mengandung logam-logam berat berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air asam tambang sudah terbentuk maka akan sangat sulit untuk menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang terjadi pada batuan. Sebagai contoh, pertambangan timbal pada era kerajaan Romawi masih memproduksi air asam tambang 2000 tahun setelahnya. Air asam tambang baru terbentuk bertahun-tahun kemudian sehingga perusahaan pertambangan yang tidak melakukan monitoring jangka panjang bisa salah menganggap bahwa batuan limbahnya tidak menimbulkan air asam tambang. Air asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Sekali terkontaminasi terhadap air akan sulit melakukan tindakan penanganannya. 3. Tailing Tailing dihasilkan dari operasi pertambangan dalam jumlah yang sangat besar. Sekitar 97 persen dari bijih yang diolah oleh pabrik pengolahan bijih akan berakhir sebagai tailing. Tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah hitam, merkuri, seng, dan arsen. Ketika masuk kedalam tubuh makhluk hidup logam-logam berat tersebut akan terakumulasi di dalam jaringan tubuh dan dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan. Akibat aktifitas liar ini, banyak program kehutanan dan pertanian tidak berjalan, karena tidak jelasnya alokasi atau penetapan wilayah TI. Aktivitas TI juga mengakibatkan pencemaran air permukaan dan perairan umum. Lahan menjadi tandus, kolong-kolong (lubang eks-tambang) tidak terawat, tidak adanya upaya reklamasi/ rehabilitasi pada lahan eks-tambang, terjadi abrasi pantai dan kerusakan cagar alam, yang untuk memulihkannya perlu waktu setidaknya 150 tahun secara suksesi alami. 2.4 Rusaknya Ekosistem Hutan Legalitas pemanfaatan lahan yang tidak berkelanjutan dan pengeksploitasian sumber daya alam yang berlebihan tanpa mengindahkan keseimbangan ekosistem merupakan salah satu pemicu kerusakan lingkungan di Bangka Belitung. Keadaan ini merupakan imbas dari krisis ekonomi berkepanjangan yang berakibat pada krisis sosial. Selain itu pelaksanaan otonomi daerah yang kurang siap mengakibatkan eksploitasi sumberdaya yang tidak berkelanjutan. Pada akhirnya, aktifitas yang tidak lepas dari urusan ekosistem alam inipun
  • 8. membuat imbas berupa kerusakan lingkungan tatanan ekosistem pulau Bangka khususnya daerah yang mengalami degradasi kualitas dan kuantitas lahan yang telah mencakup luas ke beberapa aspek ekosistem Bangka pada umumnya, yakni khususnya wilayah hutan di Bumi Serumpun Sebalai ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan TI di Pulau Bangka telah memacu pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun, bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan TI. Aktivitas pertambangan yang dilakukan secara sporadis dan massal itu juga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang dahsyat. Sebagian besar penambang menggunakan peralatan besar sehingga dengan mudah mencabik-cabik permukaan tanah. Sisa pembuangan tanah dari TI menyebabkan pendangkalan sungai. Kerusakan yang ditimbulkan TI tidak hanya terjadi di lokasi penambangan wilayah daratan. Seperti yang diinformasikan sebelumnya, bahwasanya kerusakan alam bahkan terjadi hingga ke pantai (masyarakat Bangka menyebutnya TI Apung), tempat bermuara sungai-sungai yang membawa air dan lumpur dari lokasi TI. Di kawasan pantai, hutan bakau di sejumlah lokasi rusak akibat limbah penambangan TI. Selain itu di wilayah pesisir pantai, beroperasi juga tambang rakyat menggunakan rakit, drum-drum bekas, mesin dongfeng dan pipa paralon, yang mengapung. Para buruh menyelam ke dasar laut, mengumpulkan sedikit demi sedikit timah. Bekas-bekas penambangan TI umumnya dibiarkan saja sebagaimana adanya, tanpa adanya upaya mereklamasi. Dengan luasan wilayah penambangan antara dua sampai lima hektar, bolong-bolong pada permukaan tanah yang mereka gali merupakan pemandangan yang tampak mengenaskan. Penambangan timah inkonvensional kini masih terus berlangsung, termasuk di kawasan hutan lindung. Salah satunya adalah di kawasan hutan lindung Gunung Pelawan. Penambang secara sembunyi-sembunyi tetap menambang timah di kawasan terlarang tersebut. TI juga merusak daerah aliran sungai, kawasan sempadan pantai, hutan lindung, dan hutan produksi. Lubang-lubang bekas penambangan tandus karena tidak direklamasi. Perusakan hutan karena tambang membuat banyak wilayah kekeringan hebat pada musim kemarau. Jika dilihat dari udara sebelum mendarat di Bandara Depati Amir, wajah bumi Bangka Belitung dipenuhi kawah dan lubang menganga. Lubang-lubang itu terisi air hujan dan menjadi tempat subur perkembangan nyamuk anofeles. Akibatnya, penularan penyakit malaria di Pulau Bangka cukup tinggi.
  • 9. 2.5 Solusi Dampak yang Ditimbulkan Penambangan Timah 1. Mengeluarkan kebijakan sebagai pedoman jangka panjang pengelolaan industri timah nasional, yang disusun atas dasar prinsip-pripsip keseimbangan aspek-aspek ekonomi, ekologi, sosial, politik, lingkungan, dan kesinambungan pasokan. 2. Pemanfaatan lahan pasca tambang sebagai upaya yang telah dilakukan untuk memanfaatkan tailing timah. Seperti dengan melakukan Penanaman dengan tanaman pangan telah berhasil. Sebagian area digunakan mereka untuk pemukiman, sementara area lain dijadikan taman rekreasi. Dan sebagian kecil lahan yang tidak subur itu dimanfaatkan untuk peternakan, penanaman sayuran, dan buah. Jenis-jenis tanaman yang sudah pernah di coba dikepulauan Bangka Belitung yaitu seperti kelapa, jambu monyet, pisang, ubi, pepaya, kacang tanah, dan sayuran. Sedangkan peternakannya yaitu pembudidayaan ayam yang dapat menjadi sumber bahan organic untuk lahan tersebut. 3. Reklamasi dan Revegetasi. Reklamasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki lahan pasca penambangan, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan revegetasi. Revegetasi sendiri bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah tersebut. Minimal usaha dalam pemperbaiki lahan pasca penambangan adalah menutup lubang kembali atau mengembalikan lahan seperti semula 4. Memberikan sanksi yang tegas terhadap penambang illegal yang tidak memiliki izin 5. Membuka lahan pekerjaan yang baru sehingga masyarakat tidak hanya bertumpu pada sector pertambangan, sehingga apabila aktivitas pertambangan mengalami kemerosotan, ekonomi di Bangka Belitung tidak ikut merosot.
  • 10. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Seluruh kegiatan pertambangan tidak ada yang berdampak positif terhadap lingkungan bahkan dapat dikatakan sangat merusak lingkungan alam. Begitu juga yang terjadi di Kepulauan Bangka Belitung. Penambangan timah yang dilakukan secara terus menerus yang telah menyebabkan kerusakan lingkungan sudah sangat parah. Kerusakan itu juga sudah terlihat bahkan dirasakan oleh masyarakat setempat.Masalah yang muncul menjadi cerminan bahwa lemahnya sistim Pemerintah dalam memenuhi kesejahteraan masyarakat di daerah Bangka Belitung. Pengawasan dan rehabilitasi lingkungan harus dioptimalkan. Langkah ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang terkait dan yang memiliki keinginan untuk menuju keadaan yang lebih baik. Semua butuh kerjasama antar masyarakat dan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut. selama ini yang menjadi masalah utama dalam setiap kerusakan adalah kesadaran manusia untuk menjaga lingkungan. Untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tidaklah mudah. 3.2 Saran Seharusnya Pemerintah menegakkan hukum dengan adil dan tegas, melakukan razia bahkan pendataan kepada para penambang timah dan tidak membiarkan mereka secara bebas untuk mengeksploitasikan timah. Membiarkan PT Timah menjadi satu-satunya perusahaan dengan wewenang yang resmi untuk melakukan kegiatan penambangan agar tidak semakin maraknya kegiatan penambangan timah secara illegal. Pengawasan dan rehabilitasi lingkungan harus dioptimalkan. Jika tidak ada ketegasan dari Pemerintah,Kepulauan Bangka Belitung, hanya tinggal menunggu detik-detik untuk menuju kehancuran ekosistem.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Jukandi Dori, DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH BAGI MASYARAKAT BANGKA BELITUNG, http://fppb.ubb.ac.id/?Katagori=Lingkungan&&judul_artikel=DAMPAK+PENAMBANGAN +BAGI+MASYARAKAT+BANGKA+BELITUNG&&id=363&&Page=artikel_ubb&&ID_Me nu=363, diakses 31 March 2014 Zikri Manshur, PRAKTEK PENAMBANGAN TIMAH DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG MEMBAWA KERUGIAN BAGI MASYARAKAT, http://manshurzikri.wordpress.com/2010/05/26/praktek-penambangan-timah-di-kepulauan-bangka- belitung-membawa-kerugian-bagi-masyarakat/, diakses pada 31 March 2014