SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Gambar di bawah ini merepresentasikan plat logam yang diberi suhu konstan pada setiap pinggirnya,

Dimensi plat ini adalah 10 x 10 cm. Dan pada kondisi steady, distribusi suhu dalam plat ini memenuhi
persamaan,

Tentukan distribusi suhu dalam plat!
Langkah pertama yang harus kita buat adalah dengan membagi plat tersebut kepada
beberapa bagian atau partisi sehingga nantinya kita mendapatkan grid dalam koordinat x dan y.
Nantinya distribusi temperatur akan diukur dan diprediksi persebarannya berdasarkan nilai
temperatur tiap-tiap grid yang kita punya. Misalkan saja kita membagi plat tersebut kedalam bentuk
grid seperti ini,

Persamaan distribusi panas di atas merupakan persamaan turunan parsial orde kedua. Pada
bagian kanan persamaan hanya terdapat angka nol saja dan persamaan jenis ini ini disebut Laplace.
Langkah pertama penyelesaian permasalahan ini adalah ubahlah persamaan Laplace kontinu ini
kedalam bentuk diskrit.

Jika lebar grid yang digunakan homogen dan sama pada baik pada arah x maupun y, maka
persamaan di atas menjadi,
Bagilah domain plat ini kedalam model grid. Jika dipilih lebar grid 2.5 x 2.5 cm. Maka jumlah
grid adalah 4. Titik nodal merupakan perpotongan antar grid. Titik nodal ini ada yang terdapat di
dalam plat dan ada juga yang terletak pada pinggiran plat. Titik nodal pada pinggiran pelat sudah
memiliki nilai suhu yang biasanya merupakan nilai syarat batas. Untuk permasalahan ini nilai syarat
batasnya adalah konstan, sehingga disebut permasalahan Dirichlet. Nilai panas yang akan dihitung
itu adalah nilai panas pada titik-titik nodal yang terletak dalam plat yang jumlahnya ada 9, jika
jumlah grid yang digunakan adalah 4 baik pada arah x maupun y.
Untuk itu didalam script MATLAB kita definisikan kondisi awal yang kita punya terlebih
dahulu,

Kemudian kita buat fungsi untuk menghitung array syarat batas yang kita punya, jika dilihat
dari gambar fisiknya maka syarat batas kasus ini adalah temperatur di setiap 4 sisi pinggiran plat
yang bernilai konstan. Fungsi untuk membuat syarat batas tersebut adalah seperti yang ditunjukan
oleh gambar dibawah ini,

Ingatlah bahwa dalam melihat syarat batas ini, sumbu kartesian yang kita pakai adalah
sumbu kartesian yang ditunjukan oleh gambar pembagian grid plat diatas (sumbu-x positif ke kanan
dan sumbu-y positif ke bawah). Sehingga batas yang kita punya adalah,

Kemudian tugas kita selanjutnya adalah membuat persamaan matriks untuk mengetahui
persebaran temperatur di tiap titik-titik grid yang kita punya. Matriks yang akan kita buat adalah
matriks 9x9 yang merupakan titik-titik nodal persegi tengah. Kode program pada script MATLAB
untuk membuat itu adalah sebagai berikut,
sistem

Jika kesembilan titik nodal ini dibuat persamaan beda hingganya, maka akan didapatkan
persamaan
matriks
sebagai
berikut:

Dalam bentuk keluaran dari script sebelumnya adalah seperti gambar dibawah ini,

Elemen dari matriks stiffness didominasi oleh angka nol sehingga disebut matriks
jarang/sparse. Metode Gauss-Seidel dapat digunakan untuk memecahkan persamaan matriks yang
elemennya sparse. Solusi yang kita dapat nantinya adalah besarnya temperatur dati titik-titik nodal
yang ada. Berikut script untuk Gauss-Seidel tersebut,
Dengan nilai input epsilon yang bernilai 0.00001 maka dari script diatas kita akan
mendapatkan keluaran/output solusi sebagai berikut,

Seperti yang kita sudah bahas tadi, bahwa G merupakan array yang memuat nilai-nilai
temperatur titik-titik nodal yang kita punya atau temperatur dari titik-titik grid pada distribusi
temperatur di plat. G seperti yang diharapkan dapat dibuat atau dibentuk menjadi matriks 9x9 agar
ia dapat mengisi bentuk persegi dalam dari persegi batas H yang telah kita bentuk pada langkah
sebelumnya.
Kita masukan saja nilai-nilai array yang ada pada array G kedalam matriks H, sesuai dengan
posisi koordinatnya pada x dan y. Berbeda dari sumbu kartesian sebelumnya..sumbu kartesian yang
kita pakai sekarang adalah sumbu kartesian normal yaitu (sumbu-x positif ke kanan dan sumbu-y
positif ke atas). Sehingga kita nantinya akan mendapatkan bentuk matriks H yang baru sebagaimana
yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini,

Kode program untuk membuat atau menyusun matriks seperti pada gambar diatas adalah
sebagai berikut,

Selanjutnya matriks H yang baru ini akan berfungsi sebagai matriks yang memberikan nilai
ketinggian pada plot - D atau pada kasus kita ia memberikan nilai persebaran suhu pada titik-titik
nodal pada plat yang sudah kita bagi kedalam grid-grid tertentu. Pada kode program MATLAB,
matriks H ini akan menjadi variabel Z. Selain mempunyai varibale Z (temperatur) , kita juga harus
mendefinisikan koordinat grid dalam plat, karena nilai Z yang ada kan sangat bergantung pada nilai
koordinat dan pososi pada sumbu x dan y.
Script program untuk mebuat plot kontur degradasi warna pada data koordinat X, Y dan Z
yang kita punya adalah sebagai berikut,
Syarat untuk program mem-plot diatas yang terpenting adalah mengenai interval pada arah
x dan y. Besarnya arah x dan y harus bisa sama dengan ukuran dari matriks kontur H. Beberapa
variasai plot kontur warna kita sediakan untuk lebih memperjelas hasil plot yang kita punya, dan
seperti yang telihat pada script hal-hal yang ditambahkan adalah kolom keterangan warna, batas
nilai dari tiap warna dan jenis degradasi warna yang kita pakai. Sebalum kami menunjjukan hasil plot
kontur ada baiknya untuk lebih memperjelas kode program untuk menyelesaikan kasus distribusi
temperatur pada sebuah plat dengan metoda PDE eliptik, mari kitasimak lagi gabungan script
dibawah ini,

Dari script diatas maka output yang kita dapatkan adalah berupa gambar dibawah ini,
Agar tampilan lebih enak untuk dilihat mari kita coba untuk merubah banyaknya garis kontur
yang ada. Sebelumnya kita memakai garis kontur 10 buah sekarang kita coba memakai garis kontur
30 buah, maka gambarnya menjadi lebih menarik seperti dibawah ini,

Penyelesaian persamaan diatas dilakukan dengan besar grid yang kita tentukan adalah
sebesar h=2.5 dimana memberikan plat dibagi menjadi 16 grid. Mari kita coba melakukan
penyelesaian kasus diatas dengan menggunakan jumlah grid yang lebih banyak lagi atau dapat
dibilang juga menggunakan lebar grid yang lebih kecil lagi.

Parameter yang diubah
Mari kita lihat plot kontur warna dari permasalahan distribusi panas dari sebuah plat yang kita punya
dengan lebar grid, h=1.25 dan h=0.5
h=1.25  64 grid

h=0.5  400 grid

Dapat terlihat jelas bahwa, semakin kecil lebar grid yang kita ggunakan atau semakin
banyak partisi-partisi yang kita gunakan dalam perhitungan persamaan differensial parsial ini maka
hasilnya akan semakin baik dan akurat mendekati kondisi aslinya. Dlam kasus ini semakin kecil lebar
grid yang kita gunakan ditambah dengan tepatnya penggunaan jumlah garis degradasi warna pada
hasil plot kita maka kita akan semakin mudah untuk melihat persebaran/distribusi temperatur dari
sebuah plat yang diketahui batas-batas temperatur di tiap-tiap sisinya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
Rafben Andika
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
Eko Artanto
 

Mais procurados (20)

Modul seminar manajemen keuangan
Modul seminar manajemen keuanganModul seminar manajemen keuangan
Modul seminar manajemen keuangan
 
Mekanika lagrangean
Mekanika lagrangeanMekanika lagrangean
Mekanika lagrangean
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
TEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURANTEORI DASAR PENGUKURAN
TEORI DASAR PENGUKURAN
 
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak menggelinding
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak  menggelindingMateri Kuliah Fisika teknik I : Gerak  menggelinding
Materi Kuliah Fisika teknik I : Gerak menggelinding
 
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
Makalah Penginderaan Jauh Kelautan - Citra Penginderaan Jauh (Resolusi Rendah...
 
Soal Peluang dan Penjelasanya
Soal Peluang dan Penjelasanya Soal Peluang dan Penjelasanya
Soal Peluang dan Penjelasanya
 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Tabel f-0-10
Tabel f-0-10Tabel f-0-10
Tabel f-0-10
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
 
Isi makalah nasab2
Isi makalah nasab2Isi makalah nasab2
Isi makalah nasab2
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
 
Dasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascalDasar pemrograman pascal
Dasar pemrograman pascal
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 

Destaque

Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Fajar Perdana
 
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchInversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Fajar Perdana
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Fajar Perdana
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Fajar Perdana
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Fajar Perdana
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
Fajar Perdana
 
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Fajar Perdana
 
6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_others6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_others
lisamholden
 
Tutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemulaTutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemula
Kira R. Yamato
 
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Satriyani Satriyani
 
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Fajar Perdana
 
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan MinistingModul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Fajar Perdana
 
Tomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaTomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time Sederhana
Fajar Perdana
 

Destaque (20)

Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
 
forward & inverse modelling
forward & inverse modellingforward & inverse modelling
forward & inverse modelling
 
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchInversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
 
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
 
Fisika komputasi
Fisika komputasiFisika komputasi
Fisika komputasi
 
6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_others6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_others
 
Tutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemulaTutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemula
 
Jurnal rekayasa metode_geolistrik
Jurnal rekayasa metode_geolistrikJurnal rekayasa metode_geolistrik
Jurnal rekayasa metode_geolistrik
 
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
 
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi MatlabTugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
 
308 571-1-sm
308 571-1-sm308 571-1-sm
308 571-1-sm
 
Metodegeolistrik 2015
Metodegeolistrik 2015Metodegeolistrik 2015
Metodegeolistrik 2015
 
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
 
1960 parasnis-1-28
1960 parasnis-1-281960 parasnis-1-28
1960 parasnis-1-28
 
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan MinistingModul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
 
Tomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaTomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time Sederhana
 

Semelhante a Eliptic Partial DIfferential Equation

Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
SMKN 9 Bandung
 
Modul nilai mutlak
Modul nilai mutlakModul nilai mutlak
Modul nilai mutlak
Hafidz Gress
 
E-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASAE-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASA
arvinefriani
 

Semelhante a Eliptic Partial DIfferential Equation (20)

Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
Modul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsdModul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsd
 
Modul nilai mutlak
Modul nilai mutlakModul nilai mutlak
Modul nilai mutlak
 
Modul prolin 1
Modul prolin 1Modul prolin 1
Modul prolin 1
 
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
 
E-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASAE-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASA
 
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
 
5-4.docx
5-4.docx5-4.docx
5-4.docx
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptxKelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
 
3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier
 
RAbu Bab 1 sma xii peminatan (nengsih)
RAbu Bab 1   sma xii peminatan (nengsih)RAbu Bab 1   sma xii peminatan (nengsih)
RAbu Bab 1 sma xii peminatan (nengsih)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptBab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
 
Pertemuan3&4
Pertemuan3&4Pertemuan3&4
Pertemuan3&4
 
76110863 matlab
76110863 matlab76110863 matlab
76110863 matlab
 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
 
Persamaan linear
Persamaan linear Persamaan linear
Persamaan linear
 

Último

Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
FujiAdam
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 

Último (16)

sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 

Eliptic Partial DIfferential Equation

  • 1. Gambar di bawah ini merepresentasikan plat logam yang diberi suhu konstan pada setiap pinggirnya, Dimensi plat ini adalah 10 x 10 cm. Dan pada kondisi steady, distribusi suhu dalam plat ini memenuhi persamaan, Tentukan distribusi suhu dalam plat! Langkah pertama yang harus kita buat adalah dengan membagi plat tersebut kepada beberapa bagian atau partisi sehingga nantinya kita mendapatkan grid dalam koordinat x dan y. Nantinya distribusi temperatur akan diukur dan diprediksi persebarannya berdasarkan nilai temperatur tiap-tiap grid yang kita punya. Misalkan saja kita membagi plat tersebut kedalam bentuk grid seperti ini, Persamaan distribusi panas di atas merupakan persamaan turunan parsial orde kedua. Pada bagian kanan persamaan hanya terdapat angka nol saja dan persamaan jenis ini ini disebut Laplace. Langkah pertama penyelesaian permasalahan ini adalah ubahlah persamaan Laplace kontinu ini kedalam bentuk diskrit. Jika lebar grid yang digunakan homogen dan sama pada baik pada arah x maupun y, maka persamaan di atas menjadi, Bagilah domain plat ini kedalam model grid. Jika dipilih lebar grid 2.5 x 2.5 cm. Maka jumlah grid adalah 4. Titik nodal merupakan perpotongan antar grid. Titik nodal ini ada yang terdapat di dalam plat dan ada juga yang terletak pada pinggiran plat. Titik nodal pada pinggiran pelat sudah memiliki nilai suhu yang biasanya merupakan nilai syarat batas. Untuk permasalahan ini nilai syarat batasnya adalah konstan, sehingga disebut permasalahan Dirichlet. Nilai panas yang akan dihitung itu adalah nilai panas pada titik-titik nodal yang terletak dalam plat yang jumlahnya ada 9, jika jumlah grid yang digunakan adalah 4 baik pada arah x maupun y.
  • 2. Untuk itu didalam script MATLAB kita definisikan kondisi awal yang kita punya terlebih dahulu, Kemudian kita buat fungsi untuk menghitung array syarat batas yang kita punya, jika dilihat dari gambar fisiknya maka syarat batas kasus ini adalah temperatur di setiap 4 sisi pinggiran plat yang bernilai konstan. Fungsi untuk membuat syarat batas tersebut adalah seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini, Ingatlah bahwa dalam melihat syarat batas ini, sumbu kartesian yang kita pakai adalah sumbu kartesian yang ditunjukan oleh gambar pembagian grid plat diatas (sumbu-x positif ke kanan dan sumbu-y positif ke bawah). Sehingga batas yang kita punya adalah, Kemudian tugas kita selanjutnya adalah membuat persamaan matriks untuk mengetahui persebaran temperatur di tiap titik-titik grid yang kita punya. Matriks yang akan kita buat adalah matriks 9x9 yang merupakan titik-titik nodal persegi tengah. Kode program pada script MATLAB untuk membuat itu adalah sebagai berikut,
  • 3.
  • 4. sistem Jika kesembilan titik nodal ini dibuat persamaan beda hingganya, maka akan didapatkan persamaan matriks sebagai berikut: Dalam bentuk keluaran dari script sebelumnya adalah seperti gambar dibawah ini, Elemen dari matriks stiffness didominasi oleh angka nol sehingga disebut matriks jarang/sparse. Metode Gauss-Seidel dapat digunakan untuk memecahkan persamaan matriks yang elemennya sparse. Solusi yang kita dapat nantinya adalah besarnya temperatur dati titik-titik nodal yang ada. Berikut script untuk Gauss-Seidel tersebut,
  • 5. Dengan nilai input epsilon yang bernilai 0.00001 maka dari script diatas kita akan mendapatkan keluaran/output solusi sebagai berikut, Seperti yang kita sudah bahas tadi, bahwa G merupakan array yang memuat nilai-nilai temperatur titik-titik nodal yang kita punya atau temperatur dari titik-titik grid pada distribusi temperatur di plat. G seperti yang diharapkan dapat dibuat atau dibentuk menjadi matriks 9x9 agar ia dapat mengisi bentuk persegi dalam dari persegi batas H yang telah kita bentuk pada langkah sebelumnya. Kita masukan saja nilai-nilai array yang ada pada array G kedalam matriks H, sesuai dengan posisi koordinatnya pada x dan y. Berbeda dari sumbu kartesian sebelumnya..sumbu kartesian yang kita pakai sekarang adalah sumbu kartesian normal yaitu (sumbu-x positif ke kanan dan sumbu-y
  • 6. positif ke atas). Sehingga kita nantinya akan mendapatkan bentuk matriks H yang baru sebagaimana yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini, Kode program untuk membuat atau menyusun matriks seperti pada gambar diatas adalah sebagai berikut, Selanjutnya matriks H yang baru ini akan berfungsi sebagai matriks yang memberikan nilai ketinggian pada plot - D atau pada kasus kita ia memberikan nilai persebaran suhu pada titik-titik nodal pada plat yang sudah kita bagi kedalam grid-grid tertentu. Pada kode program MATLAB, matriks H ini akan menjadi variabel Z. Selain mempunyai varibale Z (temperatur) , kita juga harus mendefinisikan koordinat grid dalam plat, karena nilai Z yang ada kan sangat bergantung pada nilai koordinat dan pososi pada sumbu x dan y. Script program untuk mebuat plot kontur degradasi warna pada data koordinat X, Y dan Z yang kita punya adalah sebagai berikut,
  • 7. Syarat untuk program mem-plot diatas yang terpenting adalah mengenai interval pada arah x dan y. Besarnya arah x dan y harus bisa sama dengan ukuran dari matriks kontur H. Beberapa variasai plot kontur warna kita sediakan untuk lebih memperjelas hasil plot yang kita punya, dan seperti yang telihat pada script hal-hal yang ditambahkan adalah kolom keterangan warna, batas nilai dari tiap warna dan jenis degradasi warna yang kita pakai. Sebalum kami menunjjukan hasil plot kontur ada baiknya untuk lebih memperjelas kode program untuk menyelesaikan kasus distribusi temperatur pada sebuah plat dengan metoda PDE eliptik, mari kitasimak lagi gabungan script dibawah ini, Dari script diatas maka output yang kita dapatkan adalah berupa gambar dibawah ini,
  • 8. Agar tampilan lebih enak untuk dilihat mari kita coba untuk merubah banyaknya garis kontur yang ada. Sebelumnya kita memakai garis kontur 10 buah sekarang kita coba memakai garis kontur 30 buah, maka gambarnya menjadi lebih menarik seperti dibawah ini, Penyelesaian persamaan diatas dilakukan dengan besar grid yang kita tentukan adalah sebesar h=2.5 dimana memberikan plat dibagi menjadi 16 grid. Mari kita coba melakukan penyelesaian kasus diatas dengan menggunakan jumlah grid yang lebih banyak lagi atau dapat dibilang juga menggunakan lebar grid yang lebih kecil lagi. Parameter yang diubah
  • 9. Mari kita lihat plot kontur warna dari permasalahan distribusi panas dari sebuah plat yang kita punya dengan lebar grid, h=1.25 dan h=0.5 h=1.25  64 grid h=0.5  400 grid Dapat terlihat jelas bahwa, semakin kecil lebar grid yang kita ggunakan atau semakin banyak partisi-partisi yang kita gunakan dalam perhitungan persamaan differensial parsial ini maka hasilnya akan semakin baik dan akurat mendekati kondisi aslinya. Dlam kasus ini semakin kecil lebar grid yang kita gunakan ditambah dengan tepatnya penggunaan jumlah garis degradasi warna pada hasil plot kita maka kita akan semakin mudah untuk melihat persebaran/distribusi temperatur dari sebuah plat yang diketahui batas-batas temperatur di tiap-tiap sisinya.