Proses manajemen pendidikan terdiri dari penetapan tujuan, perencanaan, pengorganisasian, pengisian jabatan, penggerakan bawahan, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian kegiatan."
2. Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu atau beberapa
tujuan. Tujuan yang akan dicapai di masa yang akan datang adalah
merupakan suatu keadaan yang diharapkan lebih baik daripada
keadaan sebelumnya. Untuk mencapai hal itu, perlu adanya proses
manajemen, yang di dalam pendidikan Proses Manajemen
Pendidikan. Dalam paradigma Bidel, dikenal bagan sebagai berikut.
Proses Manajemen Pendidikan terdiri dari:
Penetapan tujuan
Penyusunan perencanaan
Pengoranisasian
Pengisian jabatan
INPUT PROSES OUTPUT
Menggerakkan bawahan
Memberikan pengarahan
Melakukan koordinasi
Pengendalian kegiatan
3. SUATU
ORGANISASI
PROSES – MANAJEMEN TUJUAN
PENETAPAN TUJUAN
PENYUSUNAN
PERENCANAAN
PENGORGANISASIAN
PENGISIAN JABATAN
MENGGERAKAN
PENGARAHAN
KOORDINASI
PENGENDALIAN
4. RANGKAIAN PROSES
Rangkaian proses ini merupakan
suatu aktivitas yang bersifat dinamis,
di mana proses ini tidak dapat dilihat
sebagai suatu tahapan yang berdiri
sendiri melainkan suatu proses yang
saling terkait satu dengan yang
lainnya.
5. LANDASAN HUKUM PENDIDIKAN
1. Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4:
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada, dst
Pancasila.
2. Bab XIII Pasal 31 UUD 1945 sebagai berikut :
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan Undang-Undang.
3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
4. KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
NOMOR XV/MPR/1998 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH;
PENGATURAN; PEMBAGIAN, DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA NASIONAL,
YANG BERKEADILAN; SERTA PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
DALAM KERANGKA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
6. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pada BAB II Pasal 2 menyatakan:
(1) Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi:
a. standar isi;
b. standar proses;
c. standar kompetensi lulusan;
d. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
e. standar sarana dan prasarana;
f. standar pengelolaan;
g. standar pembiayaan;dan
h. standar penilaian pendidikan.
(2) Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi.
(3) Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.
7. VISI DAN MISI PENDIDIKAN NASIONAL
VISI
Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
(Menimbang (b) UU RI No. 20 Th. 2003)
MISI
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Bab II Pasal 3 UU
RI No. 20 Th. 2003)
8. ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
1. Aliran Empirisisme :
John Locke (1632 — 1704) tabularasa
2. Aliran Nativisme
Arthur Schopenhauer (1788 — 1860)
Kemampuan instrinsik
3. Aliran Konvergensi
William Stern (1871 — 1938) Gabungan
9. ALIRAN-ALIRAN PEMBELAJARAN
1. Teori Belajar Behaviouristik
menurut Thorndike
Belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah apa saja yang
dapat merangsang terjadinya
kegiatan belajar, seperti
pikiran, perasaan yang dapat
ditangkap alat
indera, sedangkan respon
adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik
ketika belajar.
Edward Lee Thorndike
US, 31 Agustus 1874 ─ 9 Agustus 1949
10. TEORI BEHAVIOURISTIK MENURUT WATSON
Belajar adalah proses interaksi
antara stimulus dan respon yang
berbentuk tingkah laku yang
dapat diamati dan dapat diukur.
John B. Watson
(1878 ─ 1958)
11. TEORI BEHAVIOURISTIK MENURUT CLARK HULL
Belajar adalah
hubungan antara stimulus
dan respon, meliputi
semua fungsi tingkah laku
yang bermanfaat untuk
menjaga kelangsungan
hidup manusia.
Clark Leonard Hull
US, 24 May 24 1884 — 10 Mei 1952
12. TEORI BEHAVIOURISTIK MENURUT SKINNER
Belajar adalah hubungan antara
stimulus dan respon yang terjadi
melalui interaksi dalam lingkungannya,
kemudian menimbulkan perubahan
tingkah laku.
Skinner lah yang memiliki teori
tentang pembelajaran berprogram,
modul, teaching machine.
Burrhus Frederic Skinner
20 Maret 1904 ─ 18 Agustus 1990
13. TEORI BEHAVIOURISTIK MENURUT EDWIN GUTHRIE
Belajar adalah hubungan antara
stimulus dan respon dengan
menggunakan reinforcement
(penguatan) dan punishment
(hukuman).
Edwin Ray Guthrie
(1886 ─ 1959)
14. APLIKASI TEORI BEHAVIOURISTIK
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
2. Menganalisis lingkungan kelas termasuk mengindentifikasi
pengetahuan awal (entry behaviour) siswa.
3. Menentukan materi pelajaran.
4. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil: pokok
bahasan, sub pokok bahasan, topik.
5. Menyajikan materi pelajaran.
6. Memberikan stimulus : pertanyaan baik lisan maupun tertulis,
kuis, dan latihan.
7. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan pada siswa.
8. Memberikan reinforcement dan punishment dengan tepat.
9. Memberikan stimulus baru.
10. Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan pada siswa.
11. Evaluasi hasil belajar.
15. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK
1. Karakteristik teori belajar konstruktivistik.
Untuk membangun SDM ditentukan oleh karakteristik
manusia dan masyarakat masa depan yang dikehendaki (learn
to be …).
Tut Wuri Handayani
Tokoh teori konstruktivistik
1. Jean Piaget (1886-1980) ahli psikologi
Swiss
2. Lev Vygotsky (1896-1834) adalah ahli
psikologi Rusia
3. Jerome Bruner adalah seorang ahli
psikologi Harvard, lahir 1 Oktober 1915
(umur 97)
16. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK
2. Konstruksi pengetahuan
Proses mengkonstruksi pengetahuan dilakukan dengan
indera. Interaksi indera dengan obyek dan lingkungan akan
meningkatkan pengetahuan terkait dengan :
a) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali
pengalaman.
b) Kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan.
c) Kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman
yang satu dari yang lain.
17. TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK
3. Peran guru dalam pendidikan dan pengajaran
a) Menumbuhkan kemandirian untuk mengambil keputusan
dan bertindak.
b) Menumbuhkan kemampuan
meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan siswa.
c) Menyediakan sistem dukungan,
fasilitas, agar siswa optimal dan
dapat berlatih.
18. PERBEDAAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL
(BEHAVIOURISTIK) & PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Konstruktivistik
1. Kurikulum disajikan dari bagian-
bagian menuju keseluruhan
dengan menekankan pada
keterampilan-keterampilan
dasar
1. Kurikulum disajikan mulai dari
keseluruhan menuju ke bagian-
bagian, dan lebih mendekatkan
pada konsep-konsep yang lebih
luas.
2. Pembelajaran sangat taat pada
kurikulum yang telah di-
tetapkan.
2. Pembelajaran lebih menghargai
pada pemunculan pertanyaan
dan ide-ide siswa.
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak
mengandalkan pada buku teks
dan buku kerja.
3. Kegiatan kurikuler lebih banyak
mengandalkan pada sumber-
sumber dattta primer dan
manipulasi bahan.
19. Pembelajaran Tradisional Pembelajaran Konstruktivistik
4. Siswa-siswa dipandang sebagai
“kertas kosong” yang dapat digoresi
informasi oleh guru, dan guru-guru
pada umumnya menggunakan cara
didaktik dalam menyampaikan
informasi kepada siswa.
4. Siswa dipandang sebagai pemikir-
pemikir yang dapat memunculkan
teori-teori tentang dirinya.
5. Penilaian hasil belajar atau
pengetahuan siswa dipandang
sebagai bagian dari pembelajaran,
dan biasanya dilakukan pada akhri
pelajaran dengan cara testing.
4. Pengukuran proses dan hasil belajar
siswa terjalin di dalam kesatuan
kegiatan pembelajaran, dengan
cara guru mengamati hal-hal yang
sedang dilakukan siswa, serta
melalui tugas-tugas pekerjaan.
6. Siswa-siswa biasanya bekerja
sendiri-sendiri, tanpa ada group
process dalam belajar.
4. Siswa-siswa banyak belajar dan
bekerja di dalam group process.
PERBEDAAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL
(BEHAVIOURISTIK) DAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK
20. TEORI KECERDASAN GANDA
(MULTIPLE INTELLEGENCES)
Tokoh-tokoh teori ini antara lain : Howard Gardner dan
David G. Lazear.
Pentingnya mengembangkan keterampilan hidup
Proses pendidikan dan pembelajaran di suatu
masyarakat terus berubah, karena
ekonomi, politik, sosial, teknologi, informasi, mengalami
perubahan (ke arah modern). Indonesia sebagai negara
agraris, seharusnya tidak disamakan dengan pendidikan
dan pembelajaran di negara industri (maju).
Howard Gardner
2 Jan 1940 – 16 Mei 1996
21. TEORI KECERDASAN GANDA
(MULTIPLE INTELLEGENCES)
Di masyarakat agraris
diperlukan keterampilan
dalam arti luas, yaitu
keterampilan untuk
praktek pendidikan dan
pembelajaran secara rinci,
mendasar, dan
operasional, agar
pendidikan dan
pembelajaran tidak seperti
tanaman yang tercerabut
dari akarnya.
22. TEORI KECERDASAN GANDA
(MULTIPLE INTELLEGENCES)
Menurut Gardner, kecerdasan adalah suatu kemampuan untuk
memecahkan masalah atau menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan di
dalam latar budaya tertentu. Kecerdasan yang terkuat cenderung
―memimpin‖ kecerdasan lainnya yang lebih lemah.
Ada 10 kriteria kecerdasan : (1) verbal linguistic intelligence:
humor, puisi, cara berpikir, ekspresi, (2) logical/mathematical intelligence:
berpikir ilmiah, deduksi dan induksi, (3) visual/spacial intelligence:
arsitektur, seni rupa, main catur, menghayal, (4) body/knestitik
intelligence: menari, pantomim, olahragawan dunia, (5) musical/rhymic
intelligence: pencipta nada, lagu, bunyi-bunyian, (6) interpersonal
intelligence: guru, konselor, politisi, agamawan, (7) intrapersonal
intelligence: perasaan, berpikir, refleksi diri, intuisi, (8) naturalistik
intelligence: mengenal tanda-tanda alam, mengenal
firasat, supranatural, (9) spiritualis intelligence:
kontemplasi, refleksi, teologis, hal-hal metafisis, (10) eksistensialis
intelligence: menghayati, menyadari, sensitif.
23. KREATIF DAN TEORI BELAHAN OTAK
Menurut Clark (1983) menyatakan, kreatif adalah fungsi
otak manusia sesuai belahannya yang mempengaruhi
seseorang. Timbulnya kreatif seseorang tidak terlepas dari
fungsi kedua belahan otak tersebut. Informasi dari
penglihatan, pendengaran, rasa (indera) yang diterima otak
manusia dari belahan otak kiri kemudian diproses sedemikian
rupa pada bagian otak kanan
25. Pandangan al-ghazali terhadap kurikulum dapat dilihat dari pandangan mengenai
ilmu pengetahuan.
a. Berdasarkan pembidangan ilmu dibagi menjadi dua bidang:
1) Ilmu syari‘at sebagai ilmu terpuji, terdiri atas:
a) Ilmu ushul (ilmu pokok): ilmu al-qur‘an, sunah nabi, pendapat-pendapat
sahabat dan ijma
b) Ilmu furu‘ (cabang): fiqh, ilmu hal ihwal hati dan akhlak.
c) lmu pengantar (mukaddimah) ilmu bahasa dan gramatika.
d) lmu pelengkap (mutammimah).
2) Ilmu bukan syari‘ah terdiri atas:
a) Ilmu terpuji : ilmu kedokteran, ilmu berhitung dan ilmu pustaka.
b) Ilmu yang diperbolehkan (tak merugikan); kebudayaan, sastra, sejarah, puisi.
c) Ilmu yang tercela (merugikan): ilmu tenung, sihir dan bagian-bagian tertentu
dari filsafat.
26. b. Berdasarkan objek, ilmu dibagi menjadi tiga kelompok.
1) Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak, baik sedikit maupun banyak
seperti sihir, azimat, nujum dan ilmu tentang ramalan nasib.
2) Ilmu pengetahuan yang terpuji, baik sedikit maupun banyak, namun kalau
banyak lebih terpuji, seperti ilmu agama dan tentang ilmu beribadat.
3) lmu pengetahuan yang kadar tertentu terpuji, tetapi jika mendalaminya tercela,
seperti hal-hal metafisis (roh).
c. Berdasarkan status hukum mempelajari yang dikaitkan dengan nilai gunanya
dan dapat digolongkan kepada:
1. fardu ‗ain, yang wajib dipelajari oleh setiap individu, ilmu agama dan cabang-
cabangnya.
2. fardu kifayah, ilmu ini tidak diwajibkan kepada setiap muslim, tetapi harus ada
diantara orang muslim yang mempelajarinya. Dan jika tidak seorangpun diantara
kaum muslimin dan kelompoknya mempelajari ilmu dimaksud, maka mereka
akan berdosa. Contohnya; ilmu kedokteran, hitung, pertanian dll.
27. STRATEGI DASAR PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
KECERDASAN GANDA
a. Awakening intelligence (Activating the senses and turning on the
brain). Membangunkan/memicu kecerdasan, yaitu upaya untuk
mengaktifkan indera dan menghidupkan kerja otak.
b. Amplifying intelligence (Exercise & strengthening awakened
capacities). Memperkuat kecerdasan, yaitu dengan cara memberi
latihan dan memperkuat kemampuan membangunkan kecerdasan.
c. Teaching for/with intelligence (Structuring lessons for multiple
intelligences) Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan, yaitu upaya-
upaya mengembangkan struktur pelajaran yang mengacu pada
penggunaan kecerdasan ganda.
d. Transferring intelligences (Multiple ways of knowing beyond the
classroom). Mentransfer kecerdasan, yaitu usaha untuk
memanfaatkan berbagai cara yang telah dilatihkan di kelas untuk
memahami realitas di luar kelas atau pada lingkungan nyata.
28. MENGEMBANGKAN KECERDASAN GANDA DALAM KEGIATAN
PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Pendidikan dan pembelajaran dari sudut pandangan kecerdasan
ganda sebenarnya mengarah kepada hakikat dari pendidikan itu sendiri,
yaitu: berhubungan dengan eksistensi, kebenaran, dan pengetahuan.
Pengembangan ini bersifat progresif,
seperti yang dikemukakan oleh John Dewey.
1. Pola pendidikan partisipatif, yang bertujuan
untuk lebih memberdayakan peserta didik
dalam jalannya proses pendidikan.
2. pengalaman merupakan interaksi suatu
organisme dan lingkungan, alam dan
masyarakatnya.
3. Instrumentalisme dan Eksperimentalisme
(pragmatisme)
4. Metode yang digunakan adalah metode
proyek, metode karyawisata, problem
solving, dan metode praktek.
John Dewey
20 Oktober 1859 - 1 Juni 1952
29. A. LANDASAN FILOSOFIS
B. LANDASAN SOSIOLOGIS
C. LANDASAN KULTURAL
D. LANDASAN PSIKOLOGIS
E. LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGIS
LANDASAN-LANDASAN PENDIDIKAN
30. A. LANDASAN FILOSOFIS
Berkaitan dengan
a. Keberadaan manusia sebagai makhluk ―zoon
politican‖, homo sapiens, animal, educandum
b. Masyarakat dan kebudayaannya
c. Tantangan manusia yang tidak terhingga
d. Fungsi pendidikan
31. B. LANDASAN SOSIOLOGIS
Yakni interaksi antara individu dengan lingkungannya,
yang meliputi :
a. Hubungan sistem pendidikan dengan kebudayaan, kontrol sosial,
perubahan sosial, kelas sosial.
b. Hubungan kemanusiaan di sekolah, yang meliputi sifat kebudayaan
sekolah dan sifat kebudayaan di luar sekolah, serta interaksi sosial atau
struktur masyarakat sekolah
c. Pengaruh sekolah terhadap perilaku anggotanya, yang meliputi :
peranan sosial guru, sifat kepribadian guru, pengaruh kepribadian guru
terhadap tingkah laku siswa, fungsi sekolah dalam sosialisasi anak
d. Sekolah dalam komunitas, yang meliputi : hubungan sekolah dan
komunitas dalam fungsi kependidikan, faktor-faktor demografi dan
ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah
37. UNTUK MELAKSANAKAN PROSES MANAJEMEN, MANAJER MEMERLUKAN:
Kekuasaan
Iklim organisasi
Infra struktur
Bidang usaha
FUNGSI MANAJEMEN
PENGERTIAN FUNGSI MANAJEMEN
Elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang dijalankan oleh
manajer dalam mencapai suatu tujuan.
Orientasi
Sumber daya
Dukungan moral
Keberanian
38. MENGAPA TERJADI PERBEDAAN PEMBAGIAN FUNGSI MANAJEMEN DI
ANTARA MASING-MASING PENULIS?
Karena adanya perbedaan:
Pendekatan yang digunakan
Aliran/mashab yang dianut
Latar belakang profesi
Terminologi tentnag suatu konsep yang sama
Teba telaah kegiatan
Kompleksitas kegiatan
Penafsiran fungsi dengan proses dalam kegiatan
manajemen
Pemakaian kata tanpa memperhatikan dengan serius arti
dan maknanya.
Deskripsi di antara masing-masing fungsi manajemen
adalah bersifat subyektif.
39. FUNGSI MANAJEMEN MENURUT BEBERAPA PENULIS
NO URAIAN FUNGSI
MANAJEMEN
PENULIS
A B C D E F G H I J K L
1. FORECASTING
2. PROGRAMMING
3. BUDGETING
4. PLANNING
5. SYSTEM
6. FACILITATING
7. ORGANIZING
8. STAFFING
9. ACTUATING
10. ASSEMBLING RESOURCES
11. LEADING
12. COMMANDING
13. DIRECTING
14. MOTIVATING
15. COORDINATING
16. CONTROLLING
17. EVALUATING
18. REPORTING
A. G. R. TERRY, B. KOOTN’Z & O’DONNEL, C. HENRY FAYOL, D. LUTHER GULICK, E. PROF. URWICK, F. M.C. NAMARA,
G. JOHN F. MEE, H. PROF. OEY LING LEE, I. JOHN D. MILLET, J. WH. NEWMAN, K. LOUIS A. ALLEN, L. Dr. SP. SIAGIAN
41. Dari delapan belas fungsi manajemen tersebut
kalau disederhanakan, maka ada tiga fungsi yang
utama, yaitu: perencanaan, pengoganiasian dan
pengawasan.
Antara fungsi manajemen yang satu dengan fungsi
manajemen yang lainnya selalu berhubungan satu
dengan yang lainnya dan menunjukkan adanya
kesatuan. Keberhasilan penerapan salah satu fungsi
akan dapat mempengaruhi penerapan fungsi yang
lainnya demikian pula sebaliknya. Fungsi perencanaan
mempunyai hubungan yang dekat dengan
pengawasan.
42. 1. Pengertian dan Batasan Manajemen SDM
2. Urgensi Manajemen SDM
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi SDM
KONSEP MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
43. KONSEP MANAJEMEN SDM
Pembangunan suatu bangsa memerlukan aspek pokok yang disebut
sumber daya (resources) baik natural, human, dan material.
1. Pengertian dan Batasan Manajemen SDM
Manajemen dapat dipahami dengan tiga pendekatan:
a. Pendekatan Institusi Kerjasama antara dua orang atau lebih
dalam rangka mencapai tujuan yang telah disepakati terlebih
dahulu. Jadi: adanya usaha kerjasama, adanya dua orang atau
lebih, dan adanya tujuan yang ingin dicapai.
b. Pendekatan Fungsi (1) Seluruh kegiatan dan tindakan yang
dilakukan secara sadar berupa kegiatan terhadap penggunaan
sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan terlebih
dahulu. (2) adanya kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara
sadar, kegiatan tersebut berupa
planning, organizing, directing, controlling, (3) penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien, (4) tujuan yang akan
dicapai.
44. c. Pendekatan Proses berupa kegiatan-kegiatan, pemikiran-pemikiran,
pengaturan dimulai dari perumusan tujuan sampai dengan usaha-usaha
pelaksanaan kegiatan demi pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.
Pengertian ini mengandung tiga pokok pikiran tentang manajemen, yakni:
(1) adanya kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati terlebih dahulu, (2) penyusunan dan pemanfaatan sumber daya
secara sistematis, efisien, dan efektif. (3) penetapan kebijaksanaan tentang
susunan organisasi dan pemakaian sumber daya.
45. 2. Urgensi Manajemen SDM
Yaitu :
a. Pentingnya SDM manusia bukan sebagai obyek tetapi subyek di dalam
kehidupan organisasi baik bisnis maupun non bisnis.
Terry menyatakan: suksesnya manajemen sebagian besar
merupakan atau ditentukan SDM, yakni orang-orang yang cakap,
mengkomunikasikan apa yang ingin dicapai, menerangkan
bagaimana cara mengerjakan apa yang ingin dicapai, memberikan
otoritas kepada mereka, dan menginspirasi mereka dengan
kepercayaan bahwa tujuannya akan tercapai.
b. Makin tumbuh dan berkembangnya MSDM
c. Kedudukan SDM dalam organisasi
d. Perubahan internal dan eksternal organisasi
e. Permasalahan tenaga kerja
46. Manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial
mempunyai berbagai macam kebutuhan.
Abraham H. Maslow menyatakan :
Kesempatan
mengembangkan
diri
Pengakuan dan
penghargaan
Kebutuhan sosial
Jaminan
Keamanan
Kebutuhan
Fisiologis:
pangan, sandang,
papan
47. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SDM
Internal meliputi:
a. visi, misi, tujuan
organisasi
b. strategi pencapaian
tujuan
c. sifat dan jenis kegiatan
d. teknologi yang
digunakan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi SDM
Eksternal meliputi:
a. Kebijakan pemerintah
b. Sosio budaya
masyarakat
c. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi
49. 1. BATASAN PERENCANAAN SDM
Perencanaan adalah suatu proses berpikir menuju
masa depan. Masa depan bagi setiap orang atau
suatu institusi penuh dengan berbagai
kemungkinan yang terjadi. perencanaan rumit
dan kompleks.
Menurut Beach: man power planning is the
process by which a firm insures that it has the right
number of people who possess the proper skills at
the right time performing jobs that are useful to the
organization.
50. 2. PERAMALAN SDM
I. Jangka Panjang, terdiri dari :
a. rencana strategis
b. kependudukan ekonomi
c. teknologi
d. kecenderungan sosial
II. Jangka Pendek, terdiri dari :
a. Jadwal produksi/anggaran
b. Pencegahan diskriminasi
c. Pemindahan/penutupan
Ramalan persediaan SDM
a. Persediaan sekarang
b. Tingkat produktivitas
c. Tingkat pergantian tenaga
d. Tingkat ketidakhadiran
e. Tingkat perpindahan antar
pekerjaan
Perlakuan atas sumber daya manusia
(a) Pengangkatan
(b) Pelatihan
(c) Manajemen karier
(d) Program produktivitas
(e) Pengurangan tenaga
51. 3. MANFAAT PERENCANAAN SDM
a. Memperbaiki penggunaan SDM.
b. Mensinkronkan kegiatan pengelolaan, tujuan yang
efektif dan efisien.
c. Merekrut SDM baru secara ekonomis.
d. Menyusun program penarikan SDM secara sukses.
e. Memudahkan penyusunan program seleksi SDM.
f. Memudahkan penyusunan program pendidikan dan
pelatihan SDM.
g. Memudahkan penyusunan perencanaan karier SDM.
h. Memudahkan penyusunan pengembangan institusi.
52. 4. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA
KEBUTUHAN SDM
A. Faktor eksternal, yang meliputi:
1. kebijakan pemerintah
2. perkembangan ekonomi
3. perkembangan sosial
4. perkembangan teknologi
5. Persaingan
B. Faktor internal, yang meliputi:
1. Keputusan organisasi
2. Persediaan SDM
53. INGAT:
Asesmen = pengumpulan informasi (numerik/ordinal)
berkenaan dengan fungsi pelajar/staff/institusi yg
bertujuan untuk meningkatkan performa institusi dan
anggota yang terlibat di dalamnya.
asesmen = pengukuran + evaluasi
Pengukuran: pengumpulan data, contoh: ujian akhir,
UN, SPMB, dsb (examinations)
Evaluasi: menganalisis dan memanfaatkan data
yang diperoleh dari pengukuran
EVALUASI OUTPUT PENDIDIKAN
54. TUJUAN ASESMEN
‗ Asesmen diadakan demi dan hanya demi
kebaikan pelajar, fakultas, dan/atau institusi
pendidikan‘ (Astin, 1993)
Cth:
- Mencari tahu efektivitas metode belajar
- Mencari tahu efektivitas kurikulum baru
- Mencari tahu institusi yang benar-benar baik
55. ASESMEN SAAT INI
ditujukan untuk mengejar reputasi sebagai
‗Yang Terbaik‘: Pelajar Terbaik, Pengajar
Terbaik, Institusi Terbaik
Cara:
- Melihat hasil (output) dengan pengukuran,
seperti nilai ujian akhir dan membandingkan
dengan siswa/kelas/institusi lain Desain
Asesmen Inkomplit
56. DESAIN ASESMEN INKOMPLIT
Macam-macam:
Asesmen Outcome Only
Asesmen Environment-Outcome
Asesmen Input-Outcome
Asesment Environment Only
IDEALKAH??
Tidak!! Output hanyalah satu dari tiga
variabel yang harus diases:
57. Output bagus bisa, karena input memang
sudah bagus (fenomena ‗sekolah unggulan‘)
Output bagus bisa karena perlakuan
memang bagus (fenomena ‗siswa kaya‘:
fasilitas lengkap, teknik mengajar efektif, dsb)
dsb
Input
Environment
(Perlakuan)
Output
58. MENILAI KUALITAS PENDIDIKAN YANG IDEAL
Mengases perkembangan dari input asal yang
diberi environment (perlakuan) tertentu hingga
output yang didapat.
Renungkanlah:
• Sekolah ‗unggulan‘ dengan NEM masuk
minimum rata-rata 42/50 menghasilkan lulusan
dengan NEM rata-rata 46/50 (kenaikan +4)
maksimal 50.
• Sekolah ‗biasa‘ dengan NEM masuk minimum
rata-rata 30/50 menghasilkan lulusan dengan
NEM rata-rata 42/50 (kenaikan +12) maksimal
50.
Manakah sekolah yang lebih berkualitas??
59. BAHAN DISKUSI
1. Buatlah studi kasus tentang Input, Proses, dan Output di
dunia pendidikan terkait dengan teori-teori pendidikan.
2. Buatlah studi kasus tentang Input, Proses, dan Output di
dunia pendidikan terkait dengan teori-teori pembelajaran.
3. Buatlah studi kasus tentang Input, Proses, dan Output di
dunia pendidikan terkait dengan teori-teori Multiple
Intelligent.
4. UAN dilihat dari segi teori pendidikan dan pembelajaran apa
kelebihan dan kelemahannya, bagaimana pandangan
kelompok anda.
5. Untuk meningkatkan SDM di bidang pendidikan sudah
banyak upaya yang telah ditempuh oleh pemerintah.
Sebutkan upaya-upaya tersebut dan sudahkah upaya
tersebut berhasil? Jika Iya, berikan alasan anda, (5 alasan),
jika belum bagaimana saran saudara (5 usulan)