4. • Langkah-langkah :
1.Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran
2.Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3.Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
4.Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
5.Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6.Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
7.Kesimpulan
5. • Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Menyajikan materi sebagai pengantar
3.Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
berkaitan dengan materi
4.Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang
logis
5.Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar
tersebut
6.Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
7.Kesimpulan/rangkuman
6. • Langkah-langkah :
1.Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor
2.Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok
mengerjakannya
3.Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan
tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui
jawabannya
4.Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang
dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5.Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor
yang lain
6.Kesimpulan
7. • Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap
kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan
terhadap tugas yang berangkai
• Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa
nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan
hasil pekerjaan dan seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa
disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama
beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling
membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
8. • Langkah-langkah :
1.Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,
dll)
2.Guru menyajikan pelajaran
3.Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan
pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok
itu mengerti.
4.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada
saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5.Memberi evaluasi
6.Kesimpulan
10. Guru yang BIASA… hanya
MENGATAKAN
Guru yang BAIK … hanya
MENJELASKAN
GURU YANG SANGAT BAIK … bisa
MENDEMONSTRASIKAN
GURU YANG hebat … mampu
MENGINSPIRASI
William Arthur Wards
Guru yang BIASA… hanya
MENGATAKAN
Guru yang BAIK … hanya
MENJELASKAN
GURU YANG SANGAT BAIK … bisa
MENDEMONSTRASIKAN
GURU YANG hebat … mampu
MENGINSPIRASI
William Arthur Wards
KATA EYANGKU:
ING NGARSO SUNG TULADHA (Di
depan guru memberi
contoh/mendemonstrasikan)
ING MADYA MANGUN KARSA (di
tengah-tengah guru memotivasi
& menginspirasi)
TUT WURI HANDAYANI (di
belakang guru menuntun)
R.M. SUWARDI SURYANINGRAT
KATA EYANGKU:
ING NGARSO SUNG TULADHA (Di
depan guru memberi
contoh/mendemonstrasikan)
ING MADYA MANGUN KARSA (di
tengah-tengah guru memotivasi
& menginspirasi)
TUT WURI HANDAYANI (di
belakang guru menuntun)
R.M. SUWARDI SURYANINGRAT
12. • Langkah-langkah :
1.Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka
5.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh
6.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.Guru memberi evaluasi
8.Penutup
13. • Langkah-langkah :
1.Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik
yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah yang dipilih.
2.Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
3.Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis,
pemecahan masalah.
4.Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya
5.Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau
evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan
14. the core content of a field
of knowledge while also
mastering a broad
portfolio of essentials in
learning, innovation,
technology, and careers
skills needed for work and
life”
the core content of a field
of knowledge while also
mastering a broad
portfolio of essentials in
learning, innovation,
technology, and careers
skills needed for work and
life”
(Trilling & Fadel)“isi inti dari bidang
pengetahuan sementara
juga menguasai portofolio
penting dalam belajar,
inovasi, teknologi, dan
keterampilan karir yang
diperlukan untuk bekerja
dan hidup "
“isi inti dari bidang
pengetahuan sementara
juga menguasai portofolio
penting dalam belajar,
inovasi, teknologi, dan
keterampilan karir yang
diperlukan untuk bekerja
dan hidup "
15. “AGAR MENJADI KONTRIBUTOR YANG PRODUKTIF
KEPAFA MASYARAKAT DALAM ABAD 21, ANDA
HARUS BISA BELAJAR DENGAN
CEPAT INTI MATERI DARI BIDANG
PENGETAHUAN , DI SAMPING JUGA
MENGUASAI SUATU PORTOFOLIO
ESENSIAL YANG LUAS DALAM
PEMBELAJARAN , INOVASI, TEKNOLOGI,
DAN KECAKAPAN KARIR YANG DIPERLUKAN
UNTUK BEKERJA DAN HIDUP”
16. Teachers need to prepare
students for the jobs that
have not yet been created,
for the new products that
have not yet been
invented, and for the new
skills to build towards
creativity and innovation
Teachers need to prepare
students for the jobs that
have not yet been created,
for the new products that
have not yet been
invented, and for the new
skills to build towards
creativity and innovation
(Trilling & Fadel)
17. (Trilling & Fadel)
PARA GURU HARUS
MENYIAPKAN PARA SISWA
UNTUK :
•PEKERJAAN YANG
BELUM DICIPTAKAN,
•PRODUK-PRODUK BARU
YANG BELUM DITEMUKAN,
DAN
•KECAKAPAN-KECAKAPAN
BARU UNTUK
MEMBANGUN KE DEPAN.
18.
19. Langkah-langkah :
1.Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai
2.Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
3.Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah
kelompok berpasangan dua orang
4.Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan
materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya
mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok
lainnya
5.Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan
hasil wawancaranya dengan teman pasangannya.
Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil
wawancaranya
20. Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk
menemukan alternatif jawaban
Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi
oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif
jawaban
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan
sesuai kebutuhan guru
6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau
guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
21. Langkah-langkah :
1.Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2.Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3.Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
4.Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban)
5.Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin
6.Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat
kartu yang berbeda dari sebelumnya
7.Demikian seterusnya
8.Kesimpulan/penutup
22. Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang
ingin dicapai
2.Siswa diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
3.Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya
(kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing
4.Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5.Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan
pembicaraan pada pokok permasalahan dan
menambah materi yang belum diuangkapkan para
siswa
6.Guru memberi kesimpulan
23. Langkah-langkah :
1.Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg
lainnya kontra
2.Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan
didebatkan oleh kedua kelompok diatas
3.Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu
anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau
dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai
sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
4.Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru
menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai
sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5.Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
6.Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat
24. Langkah-langkah :
1.Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
2.Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari
sebelum kbm
3.Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
4.Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
5.Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan
6.Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing
sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang
diperagakan
7.Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan
kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
8.Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
9.Guru memberikan kesimpulan secara umum
10.Evaluasi
11.Penutup
25. Langkah-langkah :
1.Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok
heterogen
2.Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok
3.Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas
sehingga satu kelompok mendapat tugas satu
materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
4.Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah
ada secara kooperatif berisi penemuan
5.Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua
menyampaikan hasil pembahasan kelompok
6.Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi
26. Langkah-langkah :
1.Guru menyiapkan sebuah tongkat
2.Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk
membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
3.Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya
mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
4.Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah
itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang
tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab
setiap pertanyaan dari guru
5.Guru memberikan kesimpulan
6.Evaluasi
7.Penutup
27. Langkah-langkah :
1.Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan
pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
2.Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya
3.Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan
yang lain
4.Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing
pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan
jawaban mereka
5.Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula
28. Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
2.Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
3.Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya
4.Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
5.Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
6.Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian
7.Evaluasi
8.Penutup
29. Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2.Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3.Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk
menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan
kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta
konsep maupun yang lainnya
4.Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
5.Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat
itu
6.Penutup
30. Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka
sesuai dengan seler masing-masing siswa
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di
dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salan diisi
tanda silang (x)
6. Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertikal atau horisontal,
atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang
diperoleh
8. Penutup
31. Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan TPK
2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang
akan dismpaikan
3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
4. Menunjukan salah seorang siswa untuk
mendemontrasikan sesuai skenario yang telah
disiapkan
5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan
menganalisa
6. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil
analisanya dan juga pengalaman siswa
didemontrasikan
7. Guru membuat kesimpulan
32. • Pembelajaran Multi-modal –
menerapkam metode pembelajaran
amak/multimetode untuk gaya belajar yang
berbeda.
• Pembelajaran Sosial – menggunakan
kekuatan interaksi sosial untuk mengambangkan
dampak belajar.
• Pembelajaran Internasional –
menggunakan dunia sekitar kita untuk
mengembangkan kecakapan mengajar dan
belajar.
21ST CENTURY LEARNING METHODS
33.
34. RODA GURURODA GURURODA SISWARODA SISWA
DUDUKAN
GURU
DUDUKAN
GURUDUDUKAN SISWADUDUKAN SISWA
PERTANYAANPERTANYAAN
PENILAIAN &
ASESMEWN
PENILAIAN &
ASESMEWN
PROBLEMPROBLEM
KEMUD
I
KEMUD
IPENGATUR
/WAKTU/
KECEPATAN
PENGATUR
/WAKTU/
KECEPATAN
GIR & PERALATAN
BELAJAR
GIR & PERALATAN
BELAJAR
42. THE TRANSFORMATIONAL
LEARNING THEORY
• The Transformational Learning Theory
originally developed by Jack Mezirow is
described as being “constructivist, an
orientation which holds that the way
learners interpret and reinterpret their
sense experience is, central to making
meaning and hence learning” (Mezirow,
1991).
Wasis D. Dwiyogo
43. TEORI PEMBELAJARAN
TRANSFORMASIONAL
• TeOri Pembelajaran Transformasional
awalnya dikembangkan oleh Mezirow is dapat
diuraikan sebagai “ (teori belajar)
konstruktivis, suatu orientasi yang
berlandasan tentang cara siswa
MENAFSIRKAN, DAN MENAFSIRKAN
KEMBALI PENGALAMAN YANG MEREKA
RASAKAN, SEBAGAI PUSAT
PEMAKNAAN YANG DIBUAT, DAN
44. TRANSFORMASI
• To transform means to change in form, appearance or structure; meta-morphoses;
to change condition, nature or character; to change into another substance.”
Dinyatakan selanjutnya bahwa: „That is, while all transformation is change, not all
change is transformation. Transformation is a change in kind; not a change in
degree.” (Daszko, Macur & Sheinberg (2004) menulis bahwa dalam Webster
Dictionary)
• transformasi berarti (a) merubah bentuk,
penampilan atau struktur; (b) mengubah kondisi,
hakikat atau karakteristik; bahkan (c) mengganti
substansi.
• Dengan demikian semua transformasi adalah
perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah
transformasi. Perubahan lebih bersifat superfisial,
sedangkan transformasi lebih bersifat substansial.Wasis D. Dwiyogo
45. TRANSFORMASI TEKNOLOGI
• Bumi 4,5 M tahun lalu
• Kehidupan 3,5 M tahun lalu
• Species Manusia 2 Juta tahun lalu
• Manusia modern 35 – 50 ribu tahun lalu
• Pertanian 12 ribu tahun lalu
• Bajak 5 ribu tahun lalu
• Roda 5 ribu tahun lalu
• Tenaga uap 250 tahun lalu
• Komputer 40 50 tahun lalu
• Sekarang Komunikasi instan
46. KOMUNIKASI
• Otak pertama 500 juta tahun lalu
• Kemampuan berbicara35 – 50 tahun lalu
• Kemampuan menulis 6 ribu tahun lalu
• Alfabet 4 ribu tahun lalu
• Percetakan 1040 Masehi
• Telepon 1876
• Gambar bergerak 1894
• Televisi 1926
• Transistor 1948
47. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 47
(PENGAJARAN LANGSUNG)(PENGAJARAN LANGSUNG)
(ROSENSHINA & STEVENS, 1986)(ROSENSHINA & STEVENS, 1986)
Langkah-langkah :
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar
siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang
dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah
48. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 48
KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULISKOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
(STEVEN & SLAVIN, 1995)(STEVEN & SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang
secara heterogen
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik
pembelajaran
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan
menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
5. Guru membuat kesimpulan bersama
6. Penutup
49. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 49
OLEH SPENCER KAGANOLEH SPENCER KAGAN
Langkah-langkah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran
pertama, menghadap ke dalam
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar
berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh
semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat,
sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu
atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi
informasi. Demikian seterusnya
“Siswa saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur”
50. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 50
MEDIA :
* Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya
yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
* Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau
ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan
ditelinga.
• Langkah-langkah :
1. Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
2. Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan
berpasangan
3. Seorang siswa diberi kartu yang
berukuran 10x10 cm yang nanti
dibacakan pada pasangannya. Seorang
siswa yang lainnya diberi kartu yang
berukuran 5x2 cm yang isinya tidak boleh
51. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 51
4. Sementara siswa membawa kartu 10x10 cm
membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya
sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud
dalam kartu 10x10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan
isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu)
maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada
waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan
kata-kata lain asal jangan langsung memberi
jawabannya.
6. Dan seterusnya
CONTOH KARTU
• Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
• Dimiliki oleh 1 orang
• Struktur organisasinya tidak resmi
• Bila untung dimiliki,diambil sendiri
NAH … SIAPA … AKU ?
JAWABNYA : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
52. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 52
KATA KONSEP
Penjajahan UU Kep/stb NO 91 Tahun 1992
Penderitaan Asas Demokrasi
Kemiskinan Ekonomi Rakyat
Solidaritas Alat Distribusi
Organisasi Koperasi Asas Pancasila
Aria Wirya Atmaja UUD 1995 Pasal 23
Bank Penolong & tabungan UU No 12 Tahun 1997
Koperasi Simpan Pinjam UU No 25 Tahun 1992
Budi Utomo
Serikat Dagang Islam Koperasi Konsumsi
53. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 53
Lanjutan
• Tugas :
a. Buatlah sekurang-kurangnya lima kalimat
menurut pendapatmu sendiri. Secara ringkas
harus mencangkup paling sedikit 4 kata dari
daftar diatas dan setiap kata dapat dipakai
berulang-ulang
b. Kerja kelompok
Diskusikanlah kalimat-kalimat anda apabila
kalimat anda sudah benar
c. Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan kembali
untuk mendapatkan Kesimpulan
54. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 54
MEDIA :
* Buat kotak sesuai keperluan
* Buat soal sesuai TPK
• Langkah-langkah :
1. Sampaikan materi sesuai TPK
2. Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
3. Siswa disuruh menjawab soal kemudian
mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban
4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
55. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 55
Lanjutan
CONTOH : T Y E N I O K N
R A U A N K U O
A B A R T E R M
N A N I R R S I
S D G I I T G N
A O N L S A I A
K L A A I S R L
S A C E K B O S
I R I N G G I T
56. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 56
• CONTOH SOAL
1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran
dengan cara …….
2. ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah
barang atau jasa disebut nilai …….
6. Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata
uang asing disebut …….
7. Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8. Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan
jual beli disebut motif …….
9. Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai
rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang
disebut …….
57. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 57
• MEDIA :
• Buatlah pertanyaan yang sesuai
dengan TPK
• Buat jawaban yang diacak hurufnya
• Langkah-langkah :
1. Guru menyajikan materi sesuai TPK
2. Membagikan lembar kerja sesuai
contoh
58. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 58
Susunlah huruf-huruf pada kolom sehingga
merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan
kolom A.
A
1. Sebelum mengenal uang orang
melakukan pertukaran dengan cara …
2. ... digunakan sebagai alat pembayaran
yang sah
3. Uang ... saat ini banyak dipalsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut
nilai ...
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan
sejumlah barang atau jasa disebut nilai ...
6. Nilai perbandingan uang dalam negeri
dengan mata uang asing disebut ...
7. Nilai yang tertulis pada uang disebut
nilai ...
8. dorongan seseorang menyimpan uang
untuk keperluan jual beli disebut ...
9. perintah tertulis dari seseorang yang
mempunyai rekening di bank untuk
B
1.
TARREB ..................................
2.
GANU .......................................
3.
TRASEK ...................................
.
4.
KISTRINI ...................................
.
5.
LIRI ...........................................
..
6.
59. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 59
• MEDIA :
• Kartu ukuran ± 10x15 cm
sejumlah peserta tiap kartu
berisi sub materi (yang berbeda
dengan kartu yang lainnya,
materi sesuai dengan TPK
• Kartu contoh sejumlah siswa
• CONTOH Kartu :
NAMA SISWA :
SUB MATERI :
NAMA YANG DIBERI
1.
2
3.
4. dst.
60. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 60
• Langkah-langkah :
1. Siapkan kelas sebagaimana mestinya
2. Jelaskan materi sesuai TPK
3. Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi
masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih
kurang 5 menit
4. Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk
saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama
pasangannya pada kartu contoh
5. Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling
memberi dan menerima materi masing-masing (take and
give)
6. Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa
pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang
lain)
7. Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
Lanjutan
61. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 61
Langkah-langkah :
● Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai
• Guru menyajikan materi secukupnya
• Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4
orang secara heterogen
• Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang
disajikan
• Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat
dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap
kalimat
• Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan lagi secara
pleno yang dipandu Guru
• Kesimpulan
62. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 62
Media : * Siapkan blangko isian berupa paragraf
yang kalimatnya belum lengkap
• Langkah-langkah :
1. Guru menyampaikan yang ingin dicapai
2. Menyampaikan materi secukupnya atau peserta disuruh
membacakan buku atau model dengan waktu secukupnya
3. Bentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
4. Bagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum
lengkap (lihat contoh)
5. Peserta diharap berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci
jawaban yang tersedia
6. Bicarakan bersama-sama anggota kelompok
7. Setelah jawaban benar yang salah diperbaiki. Tiap peserta disuruh
membaca berulang-ulang sampai mengerti atau hapal
8. Kesimpulan
63. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 63
• Langkah-langkah :
1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi
(cooperative learning / CL)
2. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30
detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu
keadaan
3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa
diserahkan. Setiap bebicara satu kupon
4. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara
lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai
kuponnya habis
5. Dan seterusnya
Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan
keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi
pembicaraan atau siswa diam sama sekali
64. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 64
• APA YANG DILAKUKAN?
• BEKERJA BERPASANGAN
Bentuk tim dalam pasangan-pasangan dua siswa dalam pasangan
itu mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu
melatih
• PELATIH MENGECEK
Apabila patner benar pelatih memberi kupon
• BERTUKAR PERAN
Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3
• PASANGAN MENGECEK
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan
jawaban
• PENEGASAN GURU
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep
65. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 65
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok
mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi
mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran
anggota lainnya
Caranya………….?
1. Salah satu siswa dalam masing-masing
kelompok menilai dengan memberikan
pandangan dan pemikirannya mengenai tugas
yang sedang mereka kerjakan
2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan
kontribusinya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa
dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau
66. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 66
Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan
dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara
teratur strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan
pertukaran pengalaman pikiran dan onformasi antar siswa
• Caranya?
1. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak
berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di
depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-
sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan
pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
2. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang
pertama
3. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi
sinformasi.
4. Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu
jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini
kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa
mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa
67. Materi 10 - Model-model Pembelajaran 67
MEMBERI KESEMPATAN KEPADA KELOMPOK UNTUK MEMBAGIKAN HASIL
DAN INFORMASI DENGAN KELOMPOK LAINNYA.
• Caranya :
1. Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti
biasa
2. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu
kedua kelompok yang lain
3. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu
mereka
4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka
sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok
lain
5. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja
68.
69. EVOLUSI & REVOLUSI TEKNOLOGI
PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN
1900
teknologi
DAUN LONTAR
KERTAS
AUDIO
AUDIO VISUAL
KOMPUTER
INTERNET
MOBILE
1920 1940 1980 1990 2000
70. PAPAN TULIS
1910AN RADIO (1920AN) TELEVISI (1940AN) KOMPUTER
(1980AN)
LAPTOP (2000AN) PAPAN PINTAR
(2000AN)
IPAD (2000AN) TELPON PINTAR
(2000AN)
74. • BELAJAR
•Behaviorisme:
• didasarkan pada perubahan perilaku yang dapat
diobservasi.
•Kognitivisme:
• didasarkan pada proses berpikir yang terjadi di kepala
orang yang belajar, terjadnya perubahan perilaku karena
ada pengaitan struktur kognitif yang baru dengan pernah
dimilikinya
•Konstruktivisme:
• didasarkan pada premis bahwa belajar terjadi karena
orang yang belajar membangun sendiri pengetahuannya
melalui pengalaman individual dan skemata.
Wasis D. Dwiyogo
78. Pemrosesan Informasi
L
I
N
G
K
U
N
G
A
N
L
I
N
G
K
U
N
G
A
N
META KOGNISI
REGISTER
SENSORI
MEMORI JANGKA
PANJANG
MEMORI JANGKA
PENDEK
MEMORI JANGKA
PANJANG
JIKA,
MAKA
Jaringan Proposisi
Pengetahuan Deklaratif
Pengetahuan Prosedural
Pengulangan
Pengkodean
Pelacakan
hilanghilang
Hilang
(lupa)
Hilang
(lupa)
Lupa (kadang
hilang)
Lupa (kadang
hilang)
PERHATIAN PERSEPSI
pengulangan
HARAPAN
RESPON
79. TIGA a LIRN TEORI BELAJAR
AKTIF
MEMBANGUN
SENDIRI
Wasis D. Dwiyogo
81. BELAJAR TRANSFORMASIONAL
Wasis D. Dwiyogo
Dalam kaitan ini belajar dipahami
sebagai sebuah proses
pemberian makna
baru terhadap pengalaman
untuk mengarahkan tindakan
mendatang (Mezirow &
Associates,1990).
84. HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN INTELEKTUAL & STRATEGI KOGNITIF
• AKADEMIK
• Fakta
• Konsep
• Prinsip
• Prosedur
• NON AKADEMIK
• Problem Solving
• Creative thinking
• Decision making
• Collaboration
• Learning how to
learn
85. TRANSFORMASI PENDIDIKAN & PELATIHAN
Mapel
Prodi
Institusi
DuniaNyata
DuniaNyataD
unia
N
yata
Dunia
Nyata
Transfer & Reduksi Transfer & Reduksi
86. SKEMA KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN DI KELUARGA,
MASYARAKAT, DAN SEKOLAH DALAM MEMBANGUN
PERADABAN BANGSA
SEKOLAH MASY/LIMGK
AKELUARGA
MEMBANGUN
PERADABAN
BANGSA
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN
87. PRINCIPLES
• Adult exhibit two kinds of learning: instrumental (e.g.,
cause/effect) and communicative (e.g., feelings)
• Learning involves change to meaning structures
(perspectives and schemes).
• Change to meaning structures occurs through
reflection about content, process or premises.
• Learning can involve: refining/elaborating meaning
schemes, learning new schemes, transforming
schemes, or transforming perspectives.Wasis D. Dwiyogo
88. PRINCIPLES 1
• Adult exhibit two kinds of learning: instrumental (e.g.,
cause/effect) and communicative (e.g., feelings)
• Orang dewasa (guru)
menunjukkan dua jenis
belajar; instrumental dan
komunikatif
Wasis D. Dwiyogo
89. PRINCIPLES 2
• Learning involves change to meaning structures
(perspectives and schemes).
•Belajar melibatkan
perubahan terhadap
struktur makna (perspektif
dan skemata)Wasis D. Dwiyogo
90. PRINCIPLES 3
• Change to meaning structures occurs through
reflection about content, process or premises.
• Perubahan struktur makna
terjadi melalui refleksi
terhadap materi, proses san
premis-premis
Wasis D. Dwiyogo
91. PRINCIPLES 4
• Learning can involve: refining/elaborating meaning
schemes, learning new schemes, transforming
schemes, or transforming perspectives.
• Pembelajaran dapat meliputi :
pemurnian / pengelaborasian
skwema belajar, belajar skema
baru, merombak skema atau
perspektif Wasis D. Dwiyogo
94. •STRATEGI PEMBELAJARAN TRANFORMASIONAL
• 2. Articulating assumptions, that is, recognizing underlying
assumptions that have been uncritically assimilated and are
largely unconscious.
• MENGUNGKAP MAKNA YANG
SESUNGGUHNYA DARI ANGGAPAN-
ANGGAPAN YANG SELAMA INI
DIIKUTI ORANG SECARA BEGITU SAJA
ATAU YANG UMUMNYA TAK
DISADARI ORANG. Wasis D. Dwiyogo
95. STRATEGI PEMBELAJARAN TRANFORMASIONAL
• 3. Critical self-reflection, questioning and examining
assumptions in terms of where they came from, the
consequences of holding them, and why they are important.
• MELAKUKAN PERENUNGAN SECARA KRITIS
DALAM ARTI MEMPERTANYAKAN ATAU
MENGUJI KEBENARAN ASUMSI-ASUMSI YANG
ADA BERKENAAN DENGAN DARI MANA ASAL
ASUMSI ITU, APA SEBETULNYA AKIBAT YANG
BAKAL TERJADI JIKA MENGIKUTINYA, DAN
MENGAPA ASUMSI ITU DIPANDANG BEGITU
PENTING. Wasis D. Dwiyogo
96. STRATEGI PEMBELAJARAN TRANFORMASIONAL
• 4. Being open to alternative viewpoints.
• BERSIKAP TERBUKA ATAU
MEMBUKA DIRI TERHADAP
PANDANGAN LAIN YANG
BERBEDA,
Wasis D. Dwiyogo
97. STRATEGI PEMBELAJARAN TRANFORMASIONAL
• 5. Engaging in discourse, where evidence is weighed,
arguments assessed, alterna-tive perspectives explored, and
knowledge constructed by consensus.
• MELIBATKAN SESEORANG PADA
PEMBICARAAN-PEMBICARAAN YANG
BERBUKTI, ALASAN-ALASAN YANG
TERUJI, PANDANGAN-PANDANGAN
ALTERNATIF YANG TERTELUSURI, DAN
PENGETAHUAN-PENGETAHUAN YANG
DISEPAKATI.
Wasis D. Dwiyogo
98. STRATEGI PEMBELAJARAN TRANFORMASIONAL
• 6. Revising assumptions and perspectives to make them more
open and better justified.
• MELAKUKAN PERUBAHAN DENGAN
SENGAJA ASUMSI-ASUMSI ATAU
PANDANGAN-PANDANGAN YANG TELAH
DIMILIKI SESEORANG ATAU
MASYARAKAT SEHINGGA SIKAP MEREKA
MENJADI LEBIH TERBUKA DAN LEBIH
BIJAK. Wasis D. Dwiyogo
99. STRATEGI PEMBELAJARAN TRANFORMASIONAL
• 7. Acting on revisions, behaving, talking, and thinking in a
way that is congruent with transformed assumptions or
perspectives
• BETUL-BETUL MELAKUKAN TINDAKAN
PERBAIKAN, ATAU BERTINDAK,
BERBICARA, DAN BERFIKIR YANG BETUL-
BETUL SEJALAN DENGAN ASUMSI-
ASUMSI ATAU PANDANGAN-
PANDANGAN YANG TELAH
DITRANSFORMASI. Wasis D. Dwiyogo
102. Behaviorism
• FAMOUS BEHAVIORISTS
– SKINNER, PAVLOV
• OVERT BEHAVIORS THAT CAN BE
MEASURED
• SEQUENCE OF CUES TEACH OBJECTIVES
– USE OF POSITIVE AND NEGATIVE FEEDBACK
• COMMON APPLICATIONS:
– BEHAVIOR MODIFICATION, REINFORCEMENT
SCHEDULES
• FOCUS ON REPEATING NEW BEHAVIOR
PATTERNS UNTIL THEY BECOME
AUTOMATIC
103. Behaviorisme
• FTOKOH BEHAVIORIST TERKEMUKA:
– SKINNER, PAVLOV
• PERILAKU TERTUTUP (OVERT BEHAVIORS) ITU
DAPAT DIUKUR
• ISYARAT-ISYARAT YANG BERURUTAN
MEMNGARAHKAN KEPADA TUJUAN
PEMBELAJARAN
– PENGGUNAAN UMPAN BALIK POSITIVF DAN NEGATIF
• PENERAPANNYA SECARA UMUM TEORI INI:
– PERUBAHAN PERILAKU, , PEMBERIAN PENGUATAN
• BERFOKUS OPADA POLA-POLA PERILAKU BARU
YANG DIULANG-ULANG SAMPAI MENJADI
OTOMATIS.
104. BEHAVIORISM
Strengths vs. Weaknesses
• Teaching facts,
simple procedures,
concepts, and rules
• Most successful
when learning cues
are same as the
desired
performance
• Difficult to transfer
learning to novel
situations
• Unpredictable
result when
stimulus is absent
• No problem
solving strategies
105. BEHAVIORISME
SKEKUATAN vs.
KELEMAHAN
• Mengjarkan fakta,
prosedur, konsep dan
hukum sederhana,
• Paling banyak berhasil
ketika isyarat yang
diberikan sama
sengan program yang
diinginkan.nc
• Sulit untuk transfer
belajar ke situasi
baru yang berbeda.
• Hasil tidak dapat
diprediksikan jika
stimulus tidak ada.
• Bukan strategi untuk
pemecahan
masalah.
106. COGNITIVISM
• HOW WE THINK IS IMPORTANT IS TO HOW
WE LEARN.
• THERE IS AN OBJECTIVE REALITY— A BEST
WAY TO DO SOMETHING
• WE CREATE A MENTAL MAP OF REALITY
AND USE THAT MAP TO MAKE DECISIONS.
• TO LEARN WE BUILD MENTAL MAPS
(SCHEMAS) THAT ARE CONSISTENT WITH
AND MODELED AFTER THOSE OF AN
EXPERT.
• FOCUS ON INTERNAL KNOWLEDGE
STRUCTURE, INFORMATION PROCESSING,
SHORT TERM, LONG TERM MEMORY
107. KOGNITIVISME
• BAGAIMANA KITA BERFIKIR ITU SANGAT PENTING
YAITU BAGAIMANA KITA BELAJAR
• ADA SATU REALITAS YANG OBJEKTIF — CARA
MENGERJAKAN SESUATU.
• KITA MENCIPTAKAN PETA MENTAL DARI REALITAS
DAN MENGGUNAKANNYA UNTUK MEMBUAT
BERBAGAI KEPUTUSAN.
• UNTUK BELAJAR KITA MEMBANGUN PETA MENTAL
(SKEMATA) YANG KONSIUSTEN DENGAN DAN YANG
DIMODELKAN SESUDAHNYA OLEH AHLI.
• BERFOKUS PADA STRUKTUR PENGETAHUAN
INTERNAL, PEMROSESAN INFORMASI, MEMORI
JANGKA PENDEK DAN PANJANG.
108. cOGNITIVISME
Strengths vs. Weaknesses
• Skill transfer
• Effective to teach
– Complex behaviors
– The best way to
perform a task
– Single way to
perform within a
specific population
(company, military)
– Rules or ways to
think
• Creates uniform
behaviors
• Assumes behavior
is the only or best
way
109. KOGNITIVISME
KEKUATAN vs. KELEMAHAN
• Transfer keterampilan
• Efectif untuk mengajar:
– Perilaku yang kompleks
– Cara terbaik untuk
menampilkan suatu
tugas.
– Cara tunggal untuk
menunjukkan dalam
suatu populasi yang
spesifik
9PERUSAHAAN,
MILITER)rpikir
• Menciptakan
perilaku yang
seragam
• Mengasumsikan
perilaku sebagai
satu-satunya atau
cara terbaik
110. CONSTRUCTIVISM
• WELL-KNOWN NAMES:
– PIAGET, DEWEY, VYGOTSKY
• COMMON TERMS:
– INQUIRY-BASED, LEARNING BY DOING, HANDS-ON,
COLLABORATIVE
• ASSUMPTIONS: (BASED ON MERRILL)
– KNOWLEDGE IS CONSTRUCTED FROM EXPERIENCE
– LEARNING IS PERSONAL INTERPRETATION AND AN
ACTIVE PROCESS
– LEARNING SHOULD BE SITUATED IN REALISTIC SETTINGS
– TESTING SHOULD BE INTEGRATED IN TASK, NOT
SEPARATE EVENT
– PROCESS IS PARAMOUNT
– THERE IS NOT ONE INDIVIDUAL, UNIQUE REALITY BUT
SHARED REALITY WITHOUT WHICH INTELLECTUAL
ANARCHY WOULD PREVAIL
111. kONSTRUkTIVISMe
• TOKOHH YANG TERKEAL
– PIAGET, DEWEY, VYGOTSKY
• ISTILAH-ISTILAH UMUM:
– INQUIRY-BASED, LEARNING BY DOING, HANDS-ON,
COLLABORATIVE
• ASUMPSI/ANGGAPAN: (MENURUT MERRILL)
– KPENGETAHUAN DIKONSTRUKSIKAN DARI PNGALAMAN-
PENGELAMAN
– BELAJAR ADALAH INTERPRETASI PERSONAL DAN PROSES
YANG AKTIF.
– BELAJAR HARUS DITEMPATKAN DALAM SETTING YANG
REALISTIK.
– PENGUJIAN (TES) HARUS DIINTEGRASIKAN DENGAN TUGAS-
BUGAS, BUKAN SEBAGAI PERISTIWA YANG TERPISAH.
– PROSES ADALAH SEBUAH PENDAKIAN PEGUNUNGAN
(PROCESS IS PARAMOUNT )
– TIDAK ADA SATU REALITAS INDIVIDUAL DAN UNIK, MELAINKAN
REALITAS YANG DIBAGIKANB, SEHINGGA TANPANYA AKAN
TERJADI ANARKI INTELEKTUAL.
112. CONSTRUCTIVISM
Strengths vs. Weaknesses
• Effective to teach:
– “real life” situations
– solve novel
problems
– problem solving
skills with multiple
solutions
• Supports
development of
metacognitive skills
• Inefficient to teach:
• Recall of facts
• Memorization
• Situations where
there is a single way
to perform
• Difficult to evaluate
learning objectively
113. KONSTRUCTIVISME
KEKUATAN VS. KELEMAHAN
• Effective to teach:
– “real life” situations
– solve novel
problems
– problem solving
skills with multiple
solutions
• Supports
development of
metacognitive skills
• Inefficient to teach:
• Recall of facts
• Memorization
• Situations where
there is a single way
to perform
• Difficult to evaluate
learning objectively
114. he Classroom approach
aviorism Vs. ConstructivQuestion: If a wooden block is dropped,
what will happen?
Answer: The block will drop down!!!!
Answer: Depends where it has been dropped…
3. If in Space then it will float in vacuum.
1. It will drop down on the Earth.
2. It will float on the Water.
CONSTRUCTIVE
ANSWER
115. PENDEKATAN LELAS:
viorisme Vs. KonstruktivPERTANYAAN : Apabila sebuah balok kayu dijatuhkan,
apa yang akan terjadi?
JAWAB Balok akan jatuh ke bawah!!!!
JAWAB: Tergsantung dimana balok itu dijatuhkan ……
3.Jhika di Ruang Angkasa, balok akan
melayang di ruang hampa..
1. Ibalaaok jatuh ke bawah jika di Bumi.
2. Balok akan mengapung jika di Air.
JAWABAN
KONSTRUCTIVE
116. The Classroom approach:
Behaviorism Vs. Constructivism
ObjectiveObjective ConstructiveConstructive
Breaks task into small
manageable chunks
Avoid oversimplification
of instruction
Predetermined
Contents
real-world, case-based
learning
Controlled
learning
Instruction
should foster
learning
117. PENDEKATAN KELAS
Behaviorisme Vs. Konstruktivisme
TUJUAN PEMBELAJARANTUJUAN PEMBELAJARAN KONSTRUCTIFKONSTRUCTIF
Memecah tugas menjadi
bagian-bagian kecil yang bisa
ditangani
Menghindari pembelajaran
yang disederhanakan
secara berlebihan
Matrei Pelajaran yang
ditentukan ulang
Belajar dunia-nyata,
berbasis kasus
Pembelajaran
yang dikendalikan
Pembelajaran yang
akan mempercepat
belajar
118. ASUMSI TRADISIONAL
TENTANG BELAJAR
• Siswa sebagai penerima pasif informasi
• Belajar memperkuat hubungan stimulus-
respon
• Siswa adalah “lembaran yang kosong”
• Pengetahuan bebas konteks
• transfer pengetahuan dapat diprediksi
• Latihan melalui kegiatan mengabstraksi
• Mengerjakan ltugas atihan secara terpisakh
119. PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME
• Belajar sebagai mencari
makna.
• Belajar terjadi dalam suatu
konteks
• Pembelajaran untuk
“membentuk” mental model
siswa.
• Tujuan belajar adalam
mengkonstruksi
pengetahuan. (bukan
“benar” vs. “salah”)
(Source: Zolar, M. Constructivism 101. NC Quest Program, University of North Carolina at
Wilmington.)
120. STRATEGI PEMBELAJARAN
KONSTRUKTIVISTIK
• Inquiry learning
• Discovery learning
• Situational learning
• Problem-based
learning
• Cognitive
Apprenticeship
(Source: Zolar, M. Constructivism 101. NC Quest Program, University of North Carolina at Wilmington.)
122. GAGNÉ’S NINE EVENTS
OF INSTRUCTION
1.GAIN ATTENTION - CURIOSITY MOTIVATES
STUDENTS TO LEARN.
2.INFORM LEARNERS OF OBJECTIVES - THESE
OBJECTIVES SHOULD FORM THE BASIS FOR
ASSESSMENT.
3.STIMULATE RECALL OF PRIOR LEARNING -
ASSOCIATING NEW INFORMATION WITH
PRIOR KNOWLEDGE CAN FACILITATE THE
LEARNING PROCESS.
123. GAGNÉ’S NINE EVENTS OF
INSTRUCTION
4. PRESENT THE CONTENT - THIS EVENT OF
INSTRUCTION IS WHERE THE NEW CONTENT
IS ACTUALLY PRESENTED TO THE LEARNER.
5. EXAMPLES, NON-EXAMPLES, CASE STUDIES,
GRAPHICAL REPRESENTATIONS,
MNEMONICS, AND ANALOGIES.
6. ELICIT PERFORMANCE (PRACTICE) - ELICITING
PERFORMANCE PROVIDES AN OPPORTUNITY
FOR LEARNERS TO CONFIRM THEIR CORRECT
UNDERSTANDING, AND THE REPETITION
FURTHER INCREASES THE LIKELIHOOD OF
RETENTION.
124. Gagné’s Nine Events of Instruction
7. PROVIDE FEEDBACK - GUIDANCE AND
ANSWERS PROVIDED AT THIS STAGE ARE
CALLED FORMATIVE FEEDBACK.
8. ASSESS PERFORMANCE - TAKE A FINAL
ASSESSMENT.
9. ENHANCE RETENTION AND TRANSFER TO
THE JOB - EFFECTIVE EDUCATION WILL HAVE
A "PERFORMANCE" FOCUS.
125. Nine Instructional Events
• Gagne proposed a sequence of nine learning events that incorporate most of the
learning outcomes. He promoted the idea that effective instruction should be systematic and
move through a series of steps to meet certain learning purposes.
Event Purpose/Example
1. Gain attention of
learners
Interest/motivation/curiosity
- show pictures of triangles
2. State objectives Clarify expectations and
relevance - what is an
equilateral triangle?
3. Stimulate memory
of prior relevant
learning
Access existing cognitive
structures to enhance
meaningful learning - review
definitions of triangles
126. Nine Instructional Events
Event Purpose/Example
4. Present new stimulus/
information
Provide/present the new material
to be learned - give definition of
equilateral triangle
5. Provide guidance to
learners
Discovery learning, labs,
demonstrations, examples,
reflective questioning - show
example of how to create
equilateral triangle
6. Elicit performance Learners produce some output
based on new learning…practice
a skill, discussion, group activity,
etc. - ask students to create 5
different examples
127. Nine instructional events
• continued
Event Purpose/Example
7. Provide
feedback
Teacher has opportunity to
reinforce and correct
performances-check all examples
8. Assess
performance
Test to see if stated objectives
have been met - provide scores
9. Reinforce
retention and
transfer
Store in long-term memory, apply
learning to real life situations and
in other contexts - show pictures
of objects and ask students to
identify equilaterals
131. STRATEGI PENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
Sistem Nilai:
-Universal
-Nasional
-Lokal
Efektivitas
Pemahama
n
Efektivitas
Interaksi
Efektivitas
Penyerapan
Transformasi
Nilai
Iklim
akademik,
budaya
sekolah/
kampus, ....
Pembelajaran yang
mengedepankan pengalaman
personal melalui Observasi
(menyimak, melihat, membaca,
mendengar), Bertanya, Asosiasi,
Menyimpulkan,
Mengkomunikasikan, ....
Manajemen
dan
Kepemimpina
n
Penilaian pada
kemampuan
proses, nilai dan
pengetahuan,
serta
kemampuan
menilai sendiri
Kesinambungan
Pembelajaran
secara horisontal
dan vertikal
131131
132. Pembelajaran
KURIKULUM SEBAGAI INTEGRATOR
SISTEM NILAI, PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
Sistem
Nilai
Kompetensi:
-Sikap
-Keterampilan
-Pengetahuan
Pengetahuan
&
Keterampilan
Aktualisasi
(Action)
Internalisasi
(Reflection)
Watak/
Perilaku
Individu
Kurikulum
PTK dan dukungan lain:
SarPras,...
-PRODUKTIF
-INOVATIF
-PEDULI
-...
Watak/Perilaku Kolektif
132132
134. ELEMEN PERUBAHAN
ELEMEN DESKRIPSI
SD SMP SMA SMK
KOMPETENSI
LULUSAN
• ADANYA PENINGKATAN DAN KESEIMBANGAN SOFT SKILLS
DAN HARD SKILLS YANG MELIPUTI ASPEK KOMPETENSI
SIKAP, KETERAMPILAN, DAN PENGETAHUAN
KEDUDUKAN
MATA
PELAJARAN
(ISI)
• KOMPETENSI YANG SEMULA DITURUNKAN DARI MATAPELAJARAN
BERUBAH MENJADI MATAPELAJARAN DIKEMBANGKAN DARI
KOMPETENSI.
PENDEKATAN
(ISI)
KOMPETENSI DIKEMBANGKAN MELALUI:
• TEMATIK
INTEGRATIF
DALAM SEMUA
MATA
PELAJARAN
• MATA
PELAJARAN
• MATA
PELAJARAN
WAJIB DAN
PILIHAN
• MATA
PELAJARAN
WAJIB,
PILIHAN,
DAN
VOKASI
134134
135. ELEMEN PERUBAHAN
ELEMEN
DESKRIPSI
SD SMP SMA SMK
STRUKTUR
KURIKULUM
(MATAPELAJA
RAN DAN
ALOKASI
WAKTU)
(ISI)
• HOLISTIK DAN
INTEGRATIF
BERFOKUS
KEPADA ALAM,
SOSIAL DAN
BUDAYA
• PEMBELAJARAN
DILAKSANAKAN
DENGAN
PENDEKATAN
SAINS
• JUMLAH
MATAPELAJARA
N DARI 10
MENJADI 6
• JUMLAH JAM
BERTAMBAH 4
JP/MINGGU
• TIK MENJADI
MEDIA SEMUA
MATAPELAJARAN
• PENGEMBANGAN
DIRI
TERINTEGRASI
PADA SETIAP
MATAPELAJARAN
DAN EKSTRA-
KURIKULER
• JUMLAH
MATAPELAJARAN
DARI 12 MENJADI
10
• JUMLAH JAM
BERTAMBAH 6
JP/MINGGU
AKIBAT
• PERUBAHAN
SISTEM: ADA
MATA-
PELAJARAN
WAJIB DAN
ADA MATA-
PELAJARAN
PILIHAN
• TERJADI
PENGURANG
AN MATA-
PELAJARAN
YANG HARUS
DIIKUTI
SISWA
• JUMLAH JAM
BERTAMBAH
2 JP/MINGGU
AKIBAT
• PENYESUAIAN
JENIS KEAHLIAN
BERDASARKAN
SPEKTRUM
KEBUTUHAN
SAAT INI
• PENYERAGAMAN
MATA-
PELAJARAN
DASAR UMUM
• PRODUKTIF
DISESUAIKAN
DENGAN TREN
PERKEMBANGAN
INDUSTRI
• PENGELOMPOK-
AN MATA-
PELAJARN
PRODUKTIF 135135
136. ELEMEN PERUBAHAN
ELEMEN
DESKRIPSI
SD SMP SMA SMK
PROSES
PEMBELAJAR
AN
• STANDAR PROSES YANG SEMULA TERFOKUS PADA EKSPLORASI, ELABORASI, DAN
KONFIRMASI DILENGKAPI DENGAN MENGAMATI, MENANYA, MENGOLAH,
MENALAR, MENYAJIKAN, MENYIMPULKAN, DAN MENCIPTA.
• BELAJAR TIDAK HANYA TERJADI DI RUANG KELAS, TETAPI JUGA DI
LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT
• GURU BUKAN SATU-SATUNYA SUMBER BELAJAR.
• SIKAP TIDAK DIAJARKAN SECARA VERBAL, TETAPI MELALUI CONTOH DAN TELADAN
• TEMATIK
DAN
TERPADU
• IPA DAN
IPS
MASING-
MASING
DIAJARKAN
SECARA
TERPADU
• ADANYA MATA
PELAJARAN
WAJIB DAN
PILIHAN
SESUAI
DENGAN
BAKAT DAN
MINATNYA
• KOMPETENSI
KETERAMPILAN YANG
SESUAI DENGAN
STANDAR
INDUSTRI
136136
137. ELEMEN
DESKRIPSI
SD SMP SMA SMK
PENILAIAN
• PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI
• PERGESERAN DARI PENILAIAN MELALUI TES [MENGUKUR KOMPETENSI
PENGETAHUAN BERDASARKAN HASIL SAJA], MENUJU PENILAIAN
OTENTIK [MENGUKUR SEMUA KOMPETENSI SIKAP, KETERAMPILAN,
DAN PENGETAHUAN BERDASARKAN PROSES DAN HASIL]
• MEMPERKUAT PAP (PENILAIAN ACUAN PATOKAN) YAITU PENCAPAIAN
HASIL BELAJAR DIDASARKAN PADA POSISI SKOR YANG DIPEROLEHNYA
TERHADAP SKOR IDEAL (MAKSIMAL)
• PENILAIAN TIDAK HANYA PADA LEVEL KD, TETAPI JUGA KOMPETENSI INTI
DAN SKL
• MENDORONG PEMANFAATAN PORTOFOLIO YANG DIBUAT SISWA
SEBAGAI INSTRUMEN UTAMA PENILAIAN
EKSTRAKURIKU
LER
• PRAMUKA
(WAJIB)
• UKS
• PMR
• PRAMUKA (WAJIB)
• OSIS
• UKS
• PMR
Elemen Perubahan
137137
138. RUANG LINGKUP SKL
Dunia (Peradaban) Global
Negara
Sosial-Ekonomi-Budaya
Sat
PendidikanPeserta
Didik
Faktual
Konseptual
Prosedural
Meta-
kognitif
SD
SM
P
SMA/K
PT
SD
SMP
SMA/KPT 138138
139. GRADASI ANTAR SATUAN PENDIDIKAN MEMPERHATIKAN;
1.PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK
2.LINGKUP DAN KEDALAMAN MATERI
3.KESINAMBUNGAN
4.FUNGSI SATUAN PENDIDIKAN
5.LINGKUNGAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINCI
139139
140. GRADASI ANTAR SATUAN PENDIDIKAN MEMPERHATIKAN;
1.PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK
2.LINGKUP DAN KEDALAMAN MATERI
3.KESINAMBUNGAN
4.FUNGSI SATUAN PENDIDIKAN
5.LINGKUNGAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) - RINGKAS
140140
141. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN SIKAP
DIKDAS:SD DIKDAS:SMP DIKMEN:SMA/K
MEMILIKI PERILAKU
YANG MENCERMINKAN
SIKAP ORANG BERIMAN,
BERAKHLAK MULIA,
PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI
SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL
DAN ALAM
DI SEKITAR RUMAH,
SEKOLAH, DAN TEMPAT
BERMAIN
MEMILIKI PERILAKU
YANG MENCERMINKAN
SIKAP ORANG BERIMAN,
BERAKHLAK MULIA,
PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI
SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL
DAN ALAM
DALAM JANGKAUAN
PERGAULAN DAN
KEBERADAANNYA
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP
ORANG BERIMAN,
BERAKHLAK MULIA,
PERCAYA DIRI, DAN
BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI
SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM SERTA DALAM
MENEMPATKAN DIRINYA
SEBAGAI CERMINAN
BANGSA DALAM
PERGAULAN DUNIA
141141
142. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN
KETERAMPILAN
SD SMP SMA/K
MEMILIKI
KEMAMPUAN PIKIR
DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH
ABSTRAK DAN
KONKRET
SESUAI DENGAN
YANG DITUGASKAN
KEPADANYA.
MEMILIKI
KEMAMPUAN PIKIR
DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH
ABSTRAK DAN
KONKRET
SESUAI DENGAN
YANG DIPELAJARI DI
SEKOLAH ATAU
SUMBER LAIN YANG
SAMA DENGAN YANG
DIPEROLEH DARI
SEKOLAH
MEMILIKI
KEMAMPUAN PIKIR
DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH
ABSTRAK DAN
KONKRET
TERKAIT DENGAN
PENGEMBANGAN
DARI YANG
DIPELAJARINYA DI
SEKOLAH SECARA
MANDIRI
142142
143. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN – DOMAIN PENGETAHUAN
SD SMP SMA/K
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL DAN
KONSEPTUAL DALAM
ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, SENI, DAN
BUDAYA DENGAN
WAWASAN
KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN
KEJADIAN DI
LINGKUNGAN RUMAH,
SEKOLAH, DAN TEMPAT
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL, KONSEPTUAL
DAN PROSEDURAL DALAM
ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, SENI, DAN
BUDAYA DENGAN
WAWASAN
KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN
KEJADIAN YANG TAMPAK
MATA
MEMILIKI PENGETAHUAN
PROSEDURAL DAN
METAKOGNITIF DALAM
ILMU PENGETAHUAN,
TEKNOLOGI, SENI, DAN
BUDAYA DENGAN
WAWASAN
KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT PENYEBAB
FENOMENA DAN
KEJADIAN
143143
144. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI INTI KELAS I
MEMILIKI [MELALUI MENERIMA,
MENJALANKAN, MENGHARGAI,
MENGHAYATI, MENGAMALKAN]
PERILAKU YANG MENCERMINKAN
SIKAP ORANG BERIMAN,
BERAKHLAK MULIA, PERCAYA
DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI SECARA
EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN
SOSIAL DAN ALAM , DI SEKITAR
RUMAH, SEKOLAH, DAN TEMPAT
BERMAIN
MENERIMA DAN
MENJALANKAN AJARAN
AGAMA DAN
KEPERCAYAAN YANG
DIANUTNYA.
MEMILIKI PERILAKU
JUJUR, DISIPLIN,
TANGGUNG JAWAB,
SANTUN, PEDULI, DAN
PERCAYA DIRI DALAM
BERINTERAKSI DENGAN
KELUARGA, TEMAN, DAN
GURU. 144144
CONTOH SKL DAN KOMPETENSI INTI DUNTUK KELAS I SD
KI #1
KI #2
145. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI INTI KELAS I
MEMILIKI [MELALUI MENGAMATI,
MENANYA, MENCOBA, MENGOLAH,
MENYAJI, MENALAR, MENCIPTA]
KEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG
EFEKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH
ABSTRAK DAN KONKRET SESUAI
DENGAN YANG DITUGASKAN
KEPADANYA.
MENYAJIKAN
PENGETAHUAN FAKTUAL
DALAM BAHASA YANG JELAS
DAN LOGIS, DALAM KARYA
YANG ESTETIS, DALAM
GERAKAN YANG
MENCERMINKAN ANAK
SEHAT, DAN DALAM
TINDAKAN YANG
MENCERMINKAN PERILAKU
ANAK BERIMAN DAN
BERAKHLAK MULIA.
145145
KI #4
CONTOH SKL DAN KOMPETENSI INTI DUNTUK KELAS I SD
146. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN KOMPETENSI INTI KELAS I
MEMILIKI [MELALUI MENGETAHUI,
MEMAHAMI, MENERAPKAN,
MENGANALISIS, MENGEVALUASI]
PENGETAHUAN FAKTUAL DAN
KONSEPTUAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,SENI,
BUDAYA DENGAN WAWASAN
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN,
KENEGARAAN, DAN PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN KEJADIAN DI
LINGKUNGAN RUMAH, SEKOLAH, DAN
TEMPAT BERMAIN
MEMAHAMI
PENGETAHUAN
FAKTUAL DENGAN CARA
MENGAMATI
BERDASARKAN RASA
INGIN TAHU TENTANG
DIRINYA, MAKHLUK
CIPTAAN TUHAN DAN
KEGIATANNYA, DAN
BENDA-BENDA YANG
DIJUMPAINYA DI
RUMAH DAN DI
SEKOLAH 146146
KI #3
CONTOH SKL DAN KOMPETENSI INTI DUNTUK KELAS I SD
148. Pembelajaran dan Inovasi
• Kreatif dan inovasi
• Berfikir kritis menyelesaikan masalah
• Komunikasi dan kolaborasi
Informasi, Media and
Teknologi
• Melek informasi
• Melek Media
• Melek TIK
Kehidupan dan Karir
• Fleksibel dan adaptif
• Berinisiatif dan mandiri
• Keterampilan sosial dan budaya
• Produktif dan akuntabel
• Kepemimpinan&tanggung jawab
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century,
2008
Kerangka Kompetensi Abad 21
Kerangka ini menunjukkan
bahwa proses pembelajaran
tidak cukup hanya untuk
meningkatkan pengetahuan
[melalui core subjects] saja,
harus dilengkapi:
-Berkemampuan kreatif - kritis
-Berkarakter kuat
[bertanggung jawab, sosial,
toleran, produktif, adaptif,...]
Disamping itu didukung dengan
kemampuan memanfaatkan
informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,..148148
149. Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century,
2008
Kerangka Kompetensi Abad 21
•Mendukung Keseimbangan
penilaian: tes standar serta
penilaian normatif dan sumatif
•Menekankan pada pemanfaatan
umpan balik berdasarkan kinerja
peserta didik
•Membolehkan pengembangan
portofolio siswa
•Menciptakan latihan
pembelajaran, dukungan SDM
dan infrastruktur
•Memungkinkan pendidik untuk
berkolaborasi, berbagi
pengalaman dan integrasinya di
kelas
•Memungkinkan peserta didik
untuk belajar yang relevan
dengan konteks dunia
•Mendukung perluasan
keterlibatan komunitas dalam
pembelajaran, baik langsung
Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak
hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian
lain termasuk portofolio siswa. Disamping itu
dierlukan dukungan lingkungan pendidikan yang
memadai
149149
150. 150
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
•2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
•Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
•Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
PERLUNYA MERUMUSKAN KURIKULUM BERBASIS PROSES PEMBELAJARAN YANG MENGEDEPANKAN
PENGALAMAN PERSONAL MELALUI PROSES MENGAMATI, MENANYA, MENALAR, DAN MENCOBA
[OBSERVATION BASED LEARNING] UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK. DISAMPING
ITU, DIBIASAKAN BAGI PESERTA DIDIK UNTUK BEKERJA DALAM JEJARINGAN MELALUI COLLABORATIVE
LEARNING
150150
PEMBELAJARAN BERBASIS
INTELEJENSIA TIDAK AKAN
MEMBERIKAN HASIL
SIGINIFIKAN (HANYA
PENINGKATAN 50%)
DIBANDINGKAN YANG
BERBASIS KREATIVITAS
(SAMPAI 200%)
151. 151
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business
Review:
•2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh
melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
•Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu:
1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
•Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
Inter-personal
PERLUNYA MERUMUSKAN KURIKULUM BERBASIS PROSES PEMBELAJARAN YANG MENGEDEPANKAN PENGALAMAN PERSONAL MELALUI PROSES MENGAMATI,
MENANYA, MENALAR, DAN MENCOBA [OBSERVATION BASED LEARNING] UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK. DISAMPING ITU, DIBIASAKAN BAGI
PESERTA DIDIK UNTUK BEKERJA DALAM JEJARINGAN MELALUI COLLABORATIVE LEARNING
151151
PEMBELAJARAN BERBASIS
INTELEJENSIA TIDAK AKAN
MEMBERIKAN HASIL SIGINIFIKAN
(HANYA PENINGKATAN 50%)
DIBANDINGKAN YANG BERBASIS
KREATIVITAS (SAMPAI 200%)
PEMBELAJARAN
BERBASIS
INTELEJENSIA TIDAK
AKAN MEMBERIKAN
HASIL SIGINIFIKAN
(HANYA PENINGKATAN
50%) DIBANDINGKAN
YANG BERBASIS
KREATIVITAS (SAMPAI
200%)
152. 152
Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review:
•2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik.
•Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik.
•Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati]
- Questioning [menanya]
- Associating [menalar]
- Experimenting [mencoba]
- Networking [Membentuk jejaring]
Personal
PERLUNYA MERUMUSKAN KURIKULUM BERBASIS
PROSES PEMBELAJARAN YANG MENGEDEPANKAN
PENGALAMAN PERSONAL MELALUI PROSES MENGAMATI,
MENANYA, MENALAR, DAN MENCOBA [OBSERVATION
BASED LEARNING] UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS
PESERTA DIDIK. DISAMPING ITU, DIBIASAKAN BAGI
PESERTA DIDIK UNTUK BEKERJA DALAM JEJARINGAN
MELALUI COLLABORATIVE LEARNING 152152
PEMBELAJARAN BERBASIS
INTELEJENSIA TIDAK AKAN MEMBERIKAN
HASIL SIGINIFIKAN (HANYA
PENINGKATAN 50%) DIBANDINGKAN
YANG BERBASIS KREATIVITAS (SAMPAI
200%)
153. 153
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
SHARP, C. 2004. DEVELOPING YOUNG CHILDREN’S CREATIVITY: WHAT CAN WE
LEARN FROM RESEARCH?:
GURU DAPAT MEMBUAT PESERTA DIDIK BERANI BERPERILAKU KREATIF MELALUI:
• TUGAS YANG TIDAK HANYA MEMILIKI SATU JAWABAN TERTENTU YANG BENAR
[BANYAK/SEMUA JAWABAN BENAR],
• MENTOLERIR JAWABAN YANG NYELENEH,
• MENEKANKAN PADA PROSES BUKAN HANYA HASIL SAJA,
• MEMBERANIKAN PESERTA DIDIK UNTUK MENCOBA, UNTUK MENENTUKAN SENDIRI
YANG KURANG JELAS/LENGKAP INFORMASINYA, UNTUK MEMILIKI INTERPRETASI
SENDIRI TERKAIT DENGAN PENGETAHUAN ATAU KEJADIAN YANG DIAMATINYA
• MEMBERIKAN KESEIMBANGAN ANTARA YANG TERSTRUKTUR DAN YANG
SPONTAN/EKSPRESIF
PERLUNYA MERUMUSKAN KURIKULUM YANG MENCAKUP PROSES PENILAIAN YANG MENEKANKAN PADA
PROSES DAN HASIL SEHINGGA DIPERLUKAN PENILAIAN BERBASIS PORTOFOLIO (PERTANYAAN YANG
TIDAK MEMILIKI JAWABAN TUNGGAL, MEMBERI NILAI BAGI JAWABAN NYELENEH, MENILAI PROSES
PENGERJAANNYA BUKAN HANYA HASILNYA, PENILAIAN SPONTANITAS/EKSPRESIF, DLL)
153153
154. 154
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
SHARP, C. 2004. DEVELOPING YOUNG CHILDREN’S
CREATIVITY: WHAT CAN WE LEARN FROM RESEARCH?:
GURU DAPAT MEMBUAT PESERTA DIDIK BERANI BERPERILAKU
KREATIF MELALUI:
• TUGAS YANG TIDAK HANYA MEMILIKI SATU JAWABAN TERTENTU
YANG BENAR [BANYAK/SEMUA JAWABAN BENAR],
• MENTOLERIR JAWABAN YANG NYELENEH,
• MENEKANKAN PADA PROSES BUKAN HANYA HASIL SAJA,
• MEMBERANIKAN PESERTA DIDIK UNTUK MENCOBA, UNTUK
MENENTUKAN SENDIRI YANG KURANG JELAS/LENGKAP
INFORMASINYA, UNTUK MEMILIKI INTERPRETASI SENDIRI TERKAIT
DENGAN PENGETAHUAN ATAU KEJADIAN YANG DIAMATINYA
• MEMBERIKAN KESEIMBANGAN ANTARA YANG TERSTRUKTUR DAN
YANG SPONTAN/EKSPRESIF
PERLUNYA MERUMUSKAN KURIKULUM YANG MENCAKUP PROSES PENILAIAN YANG MENEKANKAN PADA PROSES DAN HASIL SEHINGGA DIPERLUKAN
PENILAIAN BERBASIS PORTOFOLIO (PERTANYAAN YANG TIDAK MEMILIKI JAWABAN TUNGGAL, MEMBERI NILAI BAGI JAWABAN NYELENEH, MENILAI
PROSES PENGERJAANNYA BUKAN HANYA HASILNYA, PENILAIAN SPONTANITAS/EKSPRESIF, DLL) 154154
155. 155
Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
SHARP, C. 2004. DEVELOPING YOUNG CHILDREN’S CREATIVITY: WHAT CAN WE LEARN FROM RESEARCH?:
GURU DAPAT MEMBUAT PESERTA DIDIK BERANI BERPERILAKU KREATIF MELALUI:
• TUGAS YANG TIDAK HANYA MEMILIKI SATU JAWABAN TERTENTU YANG BENAR [BANYAK/SEMUA JAWABAN BENAR],
• MENTOLERIR JAWABAN YANG NYELENEH,
• MENEKANKAN PADA PROSES BUKAN HANYA HASIL SAJA,
• MEMBERANIKAN PESERTA DIDIK UNTUK MENCOBA, UNTUK MENENTUKAN SENDIRI YANG KURANG JELAS/LENGKAP INFORMASINYA,
UNTUK MEMILIKI INTERPRETASI SENDIRI TERKAIT DENGAN PENGETAHUAN ATAU KEJADIAN YANG DIAMATINYA
• MEMBERIKAN KESEIMBANGAN ANTARA YANG TERSTRUKTUR DAN YANG SPONTAN/EKSPRESIF
PERLUNYA MERUMUSKAN KURIKULUM YANG MENCAKUP
PROSES PENILAIAN YANG MENEKANKAN PADA
PROSES DAN HASIL SEHINGGA DIPERLUKAN PENILAIAN
BERBASIS PORTOFOLIO (PERTANYAAN YANG TIDAK MEMILIKI
JAWABAN TUNGGAL, MEMBERI NILAI BAGI JAWABAN
NYELENEH, MENILAI PROSES PENGERJAANNYA BUKAN
HANYA HASILNYA, PENILAIAN SPONTANITAS/EKSPRESIF, DLL)
155155
156. PROSES KARAKTERISTIK PENGUATAN
PEMBELAJAR
AN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI
MENGAMATI, MENANYA, MENCOBA, MENALAR,....
MENGGUNAKAN ILMU PENGETAHUAN SEBAGAI PENGGERAK
PEMBELAJARAN UNTUK SEMUA MATA PELAJARAN
MENUNTUN SISWA UNTUK MENCARI TAHU, BUKAN DIBERI
TAHU [DISCOVERY LEARNING]
MENEKANKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SEBAGAI ALAT
KOMUNIKASI, PEMBAWA PENGETAHUAN DAN BERFIKIR LOGIS,
SISTEMATIS, DAN KREATIF
PENILAIAN
MENGUKUR TINGKAT BERFIKIR SISWA MULAI DARI RENDAH
SAMPAI TINGGI
MENEKANKAN PADA PERTANYAAN YANG MEBUTUHKAN
PEMIKIRAN MENDALAM [BUKAN SEKEDAR HAFALAN]
MENGUKUR PROSES KERJA SISWA, BUKAN HANYA HASIL KERJA
SISWA
MENGGUNAKAN PORTOFOLIO PEMBELAJARAN SISWA
Langkah Penguatan Proses
156156
157. PROSES KARAKTERISTIK PENGUATAN
PEMBELAJAR
AN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK
MELALUI MENGAMATI, MENANYA,
MENCOBA, MENALAR,....
MENGGUNAKAN ILMU PENGETAHUAN
SEBAGAI PENGGERAK PEMBELAJARAN
UNTUK SEMUA MATA PELAJARAN
MENUNTUN SISWA UNTUK MENCARI TAHU,
BUKAN DIBERI TAHU [DISCOVERY LEARNING]
MENEKANKAN KEMAMPUAN BERBAHASA
SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI, PEMBAWA
PENGETAHUAN DAN BERFIKIR LOGIS,
SISTEMATIS, DAN KREATIF
Langkah Penguatan Proses
157157
158. PROSES KARAKTERISTIK PENGUATAN
PENILAIAN
MENGUKUR TINGKAT BERFIKIR SISWA
MULAI DARI RENDAH SAMPAI TINGGI
MENEKANKAN PADA PERTANYAAN
YANG MEBUTUHKAN PEMIKIRAN
MENDALAM [BUKAN SEKEDAR
HAFALAN]
MENGUKUR PROSES KERJA SISWA,
BUKAN HANYA HASIL KERJA SISWA
MENGGUNAKAN PORTOFOLIO
PEMBELAJARAN SISWA
Langkah Penguatan Proses
158158
159. INGAT
KURIKULUM 2013:
• KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK)
• BERBASIS SAINS (INQUIRY BASED)
• MENGEMBANGKAN SIKAP I& KARAKTER
• MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERFIKIR
• MENGGUNAKAN MULTI MEDIA / TIK
• PENAMBAHAN JAM BELAJAR UNTUK
MENGAKTIFKAN SISWA
160. IMPLIKASI KURIKULUM 2013
GURU HARUS:
• MEMAHAMI DAN MAMPU
MENERJEMAHKAN SILABUS
(YANG DIBUAT PUSKURBUK)
SECARA TEPAT DAN
KONTEKSTUAL --- SELANJUTNYA
DITUANGKAN KE DALAM RPP.
161. IMPLIKASI KURIKULUM 2013
GURU HARUS:
• MERANCANG TUGAS & KEGIATANN
UNTUK MENGAKTIFKAN BELAJAR ---
DITUANGKAN DALAM LKS
• GURU MEMILIH BAHAN BELAHAR
DAN MEDIA BERBASIS TIK
----MEMBUAT MODUL ATAU BAHAN
BELAJAR NON CETAK
162. IMPLIKASI KURIKULUM 2013
PENGAWAS/TPK HARUS:
• SEBELUMNYA GURRU MELALUI
KKG/MGMP/ WORKSHOP/IHT DIAJAK
MEMBANGKAN SK & KAD (KTSP)
DENGAN KI & KD (KUR 2013), SEHINGGA:
• TAHu isi materi yang sama/tetap
(dengan redaksi berbedA)
• MATERI YANG BERUBAH SEDIKIT
• MATERI BARU
163. IMPLIKASI KURIKULUM 2013
PENGAWAS/TPK HARUS:
• MENGAJAK GURU MEMBEDAH KI DAN
KD DARI KURIKULUM 2013, SEHINGGA :
• DIKETAHUI ISI/SUBSTANSI NYA
• KEGIATAN BELAJAR YANG PERLU
DILAKUKAN DI KELAS
• MEDIA TIK YANG DIPERLUKAN
164. IMPLIKASI KURIKULUM 2013
PENGAWAS/TPK HARUS:
• MEMBEDAH SILABUS NASIONAL (DARI
PUSKURBUK) UNTUK MENYAMAKAN
PERSEPSI TENTANG “APA YANG WAJIB
DIBERIKAN KEPADA SISWA (MINIMAL):
• SEHINGGA TIDAK TERJADI PENYEMPITAN
MATERI ATAU PENGURANGAN
KEGIATAN BELAJAR YANG SUDAH
DIGARISKAN PUSAT
165. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ( IPS )
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KELAS VII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai
dan
menghayati
ajaran
agama yang
dianutnya
1.1. Menghargai karunia Tuhan YME yang
telah menciptakan waktu dengan
segala perubahannya
1.2. Menghargai ajaran agama dalam
berfikir dan berperilaku sebagai
penduduk Indonesia dengan
mempertimbangkan kelembagaan
sosial, budaya, ekonomi dan politik
dalam masyarakatMenghargai
karunia Tuhan YME yang telah
menciptakan manusia dan
lingkungannya
166. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ( IPS )
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KELAS VII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
2. Menghargai dan
menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
2.1. Meniru perilaku jujur,
disiplin bertanggung jawab,
peduli, santun dan percaya
diri sebagaimana ditunjukkan
oleh tokoh-tokoh pada
masa hindu Buddha dan
Islam dalam kehidupannya
sekaranG.
167. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ( IPS )
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KELAS VII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
3. Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural)berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
3.1. Memahami aspek
keruangan dan
konektivitas antar ruang
dan waktu dalam lingkup
regional serta perubahan
dan keberlanjutan
kehidupan manusia
(ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan dan politik)
168. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ( IPS )
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)/MADRASAH TSANAWIYAH (MTs)
KELAS VII
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
4. Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori
.1. Menyajikan hasil
pengamatan tentang
hasil-hasil kebudayaan dan
fikiran masyarakat
Indonesia pada masa
praaksara, masa hindu
buddha dan masa Islam
dalam aspek geografis,
ekonomi, budaya dan
politik yang masih hidup
dalam masyarakat
sekarang
The ultimate point of education ist o prepare studetns for the ffective functioning in nonschool settings. Yet research, extensive asnd spanning decades, shows that individuals fo no predictably transfer knowledge to new situation where transfer should occur:
school to everyday
everyday to school
one dicsipline to another
transmit societies knowledge is school’s puropose. - encourages lecture teaching - control in hands of teacher undercuts students academic development and cognitive management skills, including goal setting, planning, evaluating, monitoring... - lectures produce the right answer approach to teaching
arises out of behavior theory and results in a curriculum of disconnected items no understanding of context or where things fit together
students carry ideas and constructs into all situations - if not fully examined, students tend to revert to old ideas when confronted with out of school situations.
Context gives meaning to learning
In a response to these potential problems indentified with traditional instructional designs, came the birth of the constuctivists. These theorists believe that the most significant outcomes in learning come from engaging the student in activity. If the student is engaged in activity, the learning switches from passive to generative. Giving the student the ability to activiely participate in the learning allows the student to "construct" their own learning perspective instead of the perspective handed to them by the teacher. One particular instuctional design that is in line with the constructivist theory is that of anchored instruction.
U MATERI YANG SMA/TETAP (DENGAN REDAKSI YANG BERBEDA|)
MATERI BERUAH