2. “Aku Ingin”
Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat
Diucapkan kayu kepada api
Yang menjadikannya abu....
Aku ingin mencintaimu
Dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat
Disampaikan awan kepada hujan
Yang menjadikannya tiada
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
5. Dalam KBBI puisi diartikan sebagai salah satu ragam sastra
yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
Pada umumnya puisi adalah teks atau karangan yang
mengungkapkan pikiran atau perasaan penulisnya (penyair)
dengan mengutamakan kata-kata yang indah dan penuh
makna.
Secara etimologis (asal kata) puisi berasal dari bahas Yunani yaitu
poeima artinya membuat atau poesis artinya pembuatan. Dalam
bahasa Inggris puisi padanan katanya adalah poetry/poet/poem.
7. Jenis-jenis puisi:
Puisi lama adalah puisi yang
terikat oleh berbagai ketentuan,
seperti banyak larik setiap bait,
banyak suku kata pada setiap
larik, ataupun pola rimanya.
1. Puisi
Lama
2. Puisi
Baru
Puisi baru adalah puisi
yang tidak terikat oleh
ketentuan seperti
halnya puisi lama.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
Puisi kontemporer adalah
puisi yang berusaha keluar
dari ikatan konvensional
(kebiasaan, kelazimanan).
3. Puisi
Kontemporer
8. •Memiliki sampiran
dan isi (pantun)
•Semuanya bagian isi
(syair)
•Berisi nasihat
(gurindam)
• Berpola a-a-a-a
(syair,
gurindam)
• Berpola a-b-a-b
(pantun)
• Terdiri atas 4
kata atau 8-12
suku kata
• Terdiri atas 4
larik (pantun,
syair)
• Terdiri atas 2
larik
(gurindam)
Bait Larik
Isi
Rima
Puisi Lama
(bersifat
anonim/tidak
diketahui
penulisnya
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
9. Jenis puisi
lama:
Bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait terdiri
atas empat baris yang bersajak/rima (a-b-a-b), tiap
larik biasanya terdiri atas empat kata atau 8-12 suku
kata, baris pertama dan kedua disebut sampiran dan
baris ketiga dan keempat disebut isi.
Sajak dua baris yang berirama dan
mengandung petuah atau nasihat. Baris
pertama berupa sebab sedangkan baris kedua
merupakan jawaban atau dugaan, terdiri atas 8-
12 suku kata dengan rima akhir a-a.
1
Bentuk puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri atas
empat larik (baris), tiap larik terdiri atas 8-10 suku kata
dan semua larik merupakan isi dengan bunyi rima akhir
yang sama a-a-a-a.
Pantun
Gurindam
Syair
2
3
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
10. Perhatikan contoh berikut:
Syair
Tanah tandus penuh batu
Tanah subur selalu gembur
Jika orang banyak berilmu
Sehat makmur sepanjang
umur
Pada zaman dahulu kala,
Tersebutlah sebuah cerita,
Sebuah negeri yang aman
sentosa,
Dipimpin sang raja yang
bijaksana
Pantun
Apabila banyak berkata-kata,
Di situlah jalan masuk dusta
Gurindam
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
11. Jenis puisi baru (sudah diketahui penulisnya):
Puisi yang mengungkapkan
cerita/penjelasan
dari penyair. Contoh: Balada
dan Romansa.
1. Puisi Naratif
Puisi yang mengungkapkan
perasaan duka. Contoh:
Elegi, Ode dan serenada.
2. Puisi Lirik
Puisi yang mengungkapkan
perasaan/kesan penyair terhadap
sesuatu secara apa adanya.
Contoh: Satire dan impresionistik.
3. Puisi Deskriptif
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
12. Perhatikan contoh berikut:
Pertemuan Di Malam Hari
Setelah minum jus bulan pertama
Aku berjalan tanpa tujuan melewati hutan.
Kemudian aroma dobel yang menakjubkan menenggelamkanku
Berdiri di tengah semak belukar
Berhenti menyanyikan serangga nokturnal.
Didesain sebagai Gail Gail
Tanpa pikiran dan perasaan.
Banyak masalah bersatu,
Tanpa sebab dan akibat.
Kegelapan menyelimutiku.
Seperti kabut yang menghalangi pandangan.
Itu juga tidak masuk akal.
Tidak ada penjelasan. Tidak ada hubungan.
Puisi Naratif
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
13. Perhatikan contoh berikut:
Narcissus¹
Karya: Sapardi Djoko Damono
seperti juga aku: namamu siapa, bukan?
pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam
tetapi jangan saja kita bercinta
jangan saja aku mencapaimu dan kau padaku menjelma
atau tunggu sampai angin melepaskan selembar daun
dan jatuh di telaga: panndangmu berpendar, bukan?
cemaskah aku kalau nanti air hening kembali?
cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi?
Puisi Lirik
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
14. Perhatikan
contoh
berikut:
Puisi Deskriptif
Senja di Desa
Karya: Sitor Situmorang
Buat Bakri+Bunda
Senja di desa-desa
Antara kampung-kampung
dan matahari dijunjung
gadis-gadis remaja:
Periuk bundar-bundar
tanah liat terbakar
tempaan tukang tua
matahari senja.
Antara sumber air
dan gerbang perkampungan
terlena jalan pasir
pulang dari pancuran
gadis-gadis remaja
Bulan di kepalanya
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
15. Jenis puisi kontemporer:
Puisi yang mengambil sifat-sifat dari
mantra. Mantra adalah perkataan
atau ucapan yang dinilai memiliki
kekuatan gaib biasanya diucapkan
oleh dukun atau pawang untuk
menandingi kekuatan gaib yang lain.
Puisi mantra biasanya disajikan
untuk menimbulkan efek tertentu
yang selalu dihubungkan dengan
dunia misteri.
1. Puisi Mantra
Kata “mbeling” diambil dari bahasa
Jawa yang artinya nakal atau sulit
diatur. Arti kata tersebut sesuai dengan
ciri khas puisi ini, yaitu tidak
mengikuti aturan/ketentuan umum
dalam puisi. Puisi ini berisi kritik sosial
untuk pemerintah atau menyindir
penyair puisi jenis lainnya. Dalam puisi
ini penyair mengutamakan unsur
kelakar (lucu) tanpa ada unsur tersirat.
2. Puisi Mbeling
Puisi yang lebih mengutamakan
bentuk grafis dan bukan bahasa
sebagai media utama isi puisi. Puisi
jenis ini memiliki pandangan bahwa
bentuk atau wujud fisik puisi, mampu
memperkuat ekspresi dari puisi itu
sendiri.
3. Puisi Konkret/Tipografi
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
16. Perhatikan contoh berikut:
Shang Hai
Sutardji Calzoum Bachri
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
Puisi Mantra
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
17. Perhatikan contoh berikut:
Kesejukan
kesejukan
di tengah kota
pasti AC
kesejukan
di tengah kampung
sepoi angin
yang satu
membuang uang
karena kebutuhan
yang satu
gratis menyehatkan
Puisi Mbeling
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
20. Unsur fisik (yang dapat diamati) puisi:
2. Diksi 3. Citraan/imaji
Diksi adalah pilihan kata yang tepat
dan selaras untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu dalam puisi. Diksi dalam
puisi biasanya berupa kata
konotasi, yaitu kata yang tidak
bermakna sesungguhnya. Dalam
puisi juga sering ditemukan
lambang/simbol, yaitu kata yang
menyimbolkan atau menyatakan
maksud tertentu.
Citraan/pengimajinasian adalah
kata atau susunan kata dalam
puisi yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Artinya:
citraan membuat pembaca ikut
merasakan melalui pancaindera
(merasa, mendengar, melihat,
mencium dan meraba)
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
1. Rima/irama
Rima atau irama adalah persamaan bunyi
yang terdapat pada puisi baik itu di awal,
tengah atau akhir baris. Rima/irama
berfungsi jiwa pada kata-kata dalam puisi
yang secara tidak langsung akan
membangkitkan emosi pembaca; sedih,
kecewa, marah, rindu, dll. Jenis-jenis rima:
1. Rima sejajar berpola = a-a-a-a
2. Rima kembar berpola = a-a-b-b
3. Rima berpeluk berpola = a-b-b-a
4. Rima bersilang berpola = a-b-a-b
5. Rima putus berpola = a-b-c-a
21. 5. Kata konkret
Majas adalah bahasa kias yang
digunakan untuk menciptakan kesan
tertentu dalam puisi. Majas membuat
kata-kata dalam puisi menjadi memiliki
makna yang luas. Bahasa yang
digunakan berupa, perbandingan,
pertentangan, perulangan, dll.
Kata Konkret adalah susunan kata dalam
puisi yang membuat pembaca merasa hal
diungkapkan benar-benar ada. Dengan kata
lain kata konkret membentuk imaji dalam
puisi. Contoh : puisi “Gadis Peminta-minnta”
menggunakan kata konkret yaitu “gadis kecil
berkaleng kecil”
4. Majas (Gaya Bahasa)
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
22. Tipografi adalah bentuk atau format penulisan
puisi. Tipografi biasa berkaitan dengan
pengaturan baris, batas tepi kertas, jenis huruf
yang digunakan. Unsur ini akan berpengaruh
pada makna puisi.
6. Tipografi (Perwajahan Puisi)
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
23. Tema adalah pokok
persoalan yang akan
diungkapkan oleh
penyair dalam puisi.
Contoh: cinta,
kemanusiaan,
patriotisme, dll.
Perasaan berkaitan
dengan keadaan
batin penyair
terhadap tema puisi
atau situasi hati
penyair saat menulis
puisi.
1. Tema 2. Perasaan
Nada adalah sikap
penyair kepada
pembaca. Misal:
menggurui,
menasihati, dll.
Suasana adalah
keadaan jiwa
pembaca setelah
membaca puisi. Misal:
sedih, marah, kecewa,
dll.
3. Nada & Suasana
Unsur batin (sesuatu yang tersembunyi) puisi:
4. Amanat
Amanat adalah pesan yang
ingin disampaikan penyair
kepada pembaca.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
24. Unsur ekstrinsik (hal di luar) puisi:
3. Lingkungan Alam
Lingkungan alam berkaitan
dengan keadaan lingkungan alami
di sekitar penyair. Misal: daerah
pegunungan, pantai, hutan, dll.
1. Latar belakang penyair
Berkaitan dengan kondisi pribadi
penyair. Misal: pengalaman
hidup, agama, pendidikan,
pekerjaan dan cita-cita.
2. Kondisi Sosial & Budaya
Sosial berkaitan dengan keadaan
penyair dengan lingkungan
masyarakat sekitarnya.
Budaya adalah kebiasaan yang ada
dalam kehidupan masyarakat. Misal:
bahasa, seni, sistem kepercayaan,
ilmu pengetahuan, dll.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
26. Hal yang harus diperhatikan dalam membacakan
Puisi:
2. Tekanan
3. Intonasi
1. Lafal/artikulasi
Lafal adalah cara seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu
masyarakat mengucapkan bunyi
bahasa.
70%
90%
4. Jeda
Tekanan (nada) adalah keras
lembutnya pengucapan suatu kata.
Intonasi adalah naik turunnya lagu
kalimat dalam membaca puisi.
Jeda adalah hentian arus ujaran dalam pembacaan
puisi. Jeda terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Jeda pendek: digunakan antarkata dalam satu
laik.
2. Jeda sedang: digunakan pada bagian-bagian
larik yang bertanda koma atau antarfrasa.
3. Jeda panjang: digunakan pada pergantian larik.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
27. 5. Ekspresi
Ekspresi berarti mengungkapkan gagasan,
maksud atau perasaan puisi melalui gerak
anggota badan atau air muka.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
6. Kinesika
Kinesika adalah gerakan tubuh yang
sesuai dengan puisi yang dibawakan.
Kinesika dapat dinyatakan melalui:
1. Tatapan mata
2. Gerak bibir
3. Anggukan/gelengan kepala
4. Gerakan tangan
5. Entakan kaki, dll.
Taufik Ismail
32. Hal yang harus diperhatikan:
Puisi diciptakan
berdasarkan
masalah atau
berbagai hal yang
menyentuh
keasadaran diri.
Puisi harus
memikirkan cara
penyampaiannya.
2.
Puisi diciptakan
dalam suasana
perasaan yang
intens atau
mendalam.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
1. 3.
33. Langkah menulis puisi:
Menentukan
tema
2.
Menentukan kata kunci untuk
dikembangkan pada masing-
masing baris puisi
4.
Menggunakan
gaya bahasa
3.
Memperluas sudut
pandang
(membahas tema
secara luas)
1.
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.
34. Sekian & Terima Kasih
Semoga bermanfaat
dan selamat berlatih
menulis puisi
Anis Satul Mahfiroh, S.Pd.