SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Numbered Heads
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menguasai banyak model
pembelajaran dan menggunakan variasinya sehingga guru mampu menciptakan
suasana yang lebih menyenangkan bagi siswa. Salah satu pembelajaran yang dapat
divariasikan adalah pembelajaran kooperatif. Salah satu pembelajaran yang menuntut
keaktifan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (Trianto, 2013: 56)
“dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri
dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru”.
Sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama
dengan sesama siswa dalam tugas yang terstruktur.
Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar
belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas–tugas
bersama, dan melalui struktur mpenghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai
satu sama lain. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa memahami konsep–
konsep sulit, menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, dan kemampuan
membantu teman.
Roger dan David Johnson (Lie: 2008) mengatakan bahwa tidak semua kerja
kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan yaitu:
a) Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas
sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya
sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.
b) Tanggung jawab Perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan
pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa
akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan
model kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya.
c) Tatap Muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk
sinergi yang menguntungkan semua anggota.
d) Komunikasi Antar Anggota
Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada
kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka
dalam mengutarakan pendapatnya.
e) Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok dan hasil kerjasama
mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Format evaluasi
bermacam-macam tergantung tingkat pendidikan siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan penekanan
pada aspek sosial dalam belajar dengan menggunakan kelompok–kelompok kecil
yang terdiri dari 4-5 orang siswa dengan struktur kelompok yang heterogen
(berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan) dalam mencapai tujuan.
b. Model Kooperatif tipe Structured Numbered Heads
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model Structured Numbered Heads atau pembelajaran Kepala Bernomor
Terstruktur yang merupakan pengembangan dari pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) atau kepala bernomor. Menurut Lie (2008: 60) Structured Numbered
Heads pertama kali dikembangkan oleh Spancer Kagan (1992). Model Structured
Numbered Heads ini memudahkan pembagian tugas. Dengan ini siswa belajar
melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan teman-
teman sekelompoknya. Dengan diterapkannya model Structured Numbered Heads
diharapkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran lebih besar dalam
membangun pengetahuan serta interksi siswa dengan guru maupun siswa dengan
siswa dapat terjadi secara aktif, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan
meningkat. Bila siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran maka akan memiliki
ilmu atau pengetahuan dengan baik.
Model pembelajaran Structured Numbered Heads dalam pembentukan
kelompok dilakukan secara heterogen dan setiap anggota kelompok saling membantu
dan mempersiapkan diri untuk tes, kemudian masing-masing mengerjakan tes secara
individu dan menerima nilai individu. Pembelajaran ini banyak
menumbuhkembangkan aktifitas belajar, baik secara individual maupun secara
kelompok. Pembelajaran ini menuntut keaktifan dan semangat kerja antar siswa.
Structured Numbered Heads baik untuk diterapkan pada pembelajaran karena
tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa tetapi juga melatih siswa
untuk bertanggung jawab. Hal ini tentu sangat positif untuk mencapai hasil belajar
yang memuaskan. Untuk efisiensi pembentukkan kelompok dan penstrukturan tugas,
Structured Numbered Heads ini bisa dipakai dalam kelompok yang dibentuk
permanen. Artinya, siswa disuruh mengingat kelompok dan nomornya sepanjang
semester. Supaya ada pemerataan tanggung jawab, penugasan berdasarkan nomor
bisa diubah-ubah. Misalnya, siswa nomor satu bertugas mengumpulkan data kali ini,
tapi pada saat pertemuan berikutnya dapat bertugas untuk melaporkan. Dan dalam
pelaksanaan Structured Numbered Heads guru dapat menggabungkan siswa dengan
nomor yang sama dari kelompok lain.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menimpulkan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif tipe Structured Numbered Heads ini menuntut keaktifan dan semangat
kerjasama antar siswa dan juga memiliki hubungan yang kuat antara apa yang siswa
lakukan dengan apa yang mereka pelajari sehingga interaksi-interaksi yang terjadi
didalam kelas mempunyai suatu efek terhadap hubungan sosial, kognitif dan
pengembangan kemampuan akademis siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Structured
Numbered Heads
Langkah-langkah model kooperatif tipe Structured Numbered Heads menurut
Aqib (2014) sebagai berikut: 1) siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan
dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, 2) penugasan diberikan pada
setiap siswa berdasarkan nomor dengan tugas yang berantai. Misalkan, siswa nomor
satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor
tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya, 3) jika perlu, guru bisa meminta
kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung
bersama beberapa siswa dengan tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja mereka, 4) Melaporkan hasil kelompok dan tanggapan dari
kelompok yang lain, 5) Kesimpulan.
Menurut Lie (2008) struktur tugas dan kelompok dalam model Structured
Numbered Heads dapat divariasi yaitu, penugasan berdasarkan nomor dapat diubah-
ubah agar ada pemerataan tanggung jawab, dapat dipakai dalam kelompok permanen
untuk efisiensi kelompoknya dan bergabung dengan siswa lain yang bernomor sama
dari kelompok lain dengan cara ini dapat mengurangi kebosanan jika guru
mengelompokkan siswa secara permanen.
D. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Structured Numbered Heads
Keunggulan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Structured
Numbered Heads siswa akan menjadi siap semua karena setiap siswa diberi tugas
berdasarkan nomornya, siswa diberi tanggung jawab untuk menguasai materi dan
memahami materi sehingga membangkitkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar,
siswa dapat membangun dan mengembangkan pengetahuan mereka dengan
berdiskusi secara sungguh–sungguh sehingga timbul sikap kerjasama dan setiap
siswa bebas mengeluarkan pendapat serta mengembangkan daya pikirnya. Semua ini
akan mempengaruhi hasil belajar siswa, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
kelompoknya. Selain itu, kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Structured
Numbered Heads yaitu ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek
kepada anggotanya dan apabila pada satu nomor kurang maximal mengerjakan
tugasnya, tentu saja mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomor
selanjutnya.
2. Hakikat Belajar & Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan aktivitas
yang paling utama. Ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak
tergantung pada bagaimana proses belajar dapat berlangsung secara efektif.
Pemahaman seorang guru terhadap pengertian belajar akan mempengaruhi cara guru
itu mengajar. Menurut Reber (Suprijono, 2009: 3) belajar adalah “the process of
acquiring knowledge”. Artinya belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
Hamalik (Susanto: 2013) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau
memperteguh perilaku melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar
merupakan proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan hasil atau tujuan. Belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang mencakup perubahan
dalam aspek kogniti, sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) dalam kegiatan
belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan.
Menurut Gagne (Sapriati, 2008: 1.37) mengemukakan bahwa belajar adalah:
Suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah
lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap,
sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali
setiap menghadapi situasi yang baru.
Berdasarkan beberapa definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku ke arah positif yang relatif melalui latihan dan
pengalaman.
b. Pengertian Hasil Belajar
Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar itu perlu
mendapatkan hasil, dimana selanjutnya dikenal dengan hasil belajar siswa. Menurut
Susanto (2013: 5) makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan.
Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan hanya satu atau dua aspek. Perubahan
tingkah laku itu, meliputi aspek-aspek tingkah laku kognitif, afektif dan psimotorik.
Dan Nawawi (Susanto, 2013: 5) menegaskan bahwa hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan
dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Selain itu Gagne (Suprijono, 2009: 5) mengungkapkan hasil belajar berupa:
1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; 2) Keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang;
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri; 4) Keterampilan motorik yaitu
kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi , sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; 5) Sikap
adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Dilihat dari pengertian hasil dan belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa
hasil belajar adalah suatu akibat dari proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
untuk memperoleh perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan
tingkah laku dan kepribadian sebagai hasil dari pengalaman.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Wasliman (Susanto, 2013: 12) mengemukakan bahwa hasil belajar
yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut:
1) Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber
dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekuan, sikap, kebiasaan belajar, serta
kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor internal: faktor yang berasal
dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu pengaruh yang
datangnya dari luar maupun pengaruh yang datangnya dari dalam. Adanya pengaruh
dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat belajar
adalah perubahan tingkah laku individu yang disadari. Salah satu lingkungan belajar
yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, adalah kualitas
pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar dan mengajar
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Ruseffendi (Susanto,2013: 14) mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu : kecerdasan, kesiapan
anak, bakat anak, kemauan anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian
materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi
masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa berbagai faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari dalam maupun dari luar akan saling
mempengaruhi dalam proses belajar, yaitu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi
oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran.
3. Pembelajaran IPA di SD
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dari segi istilah yang digunakan IPA atau ilmu pengetahuan alam berarti
“ilmu” tentang “pengetahuan alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar.
Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur
kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis,
diterima oleh akal sehat, sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya atau
sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui pancaindra.
Menurut H.W Fowler (Trianto, 2010: 136) IPA adalah “pengetahuan yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi”. Dengan mempelajari IPA siswa
akan dituntut untuk melakukan pengamatan langsung untuk memahami alam sekitar.
Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto (2013:167) bahwa “IPA adalah usaha
manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada saaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan
suatu kesimpulan”.
Dari pengertian IPA di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan
hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
secara logis sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis
yang diikuti dengan pengujian gagasan-gagasan.
b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Berdasarkan KTSP (Sapriati,2008: 8.24) mengungkapkan bahwa Mata
Pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
1) Memperoleh keyakinan tehadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya, 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman kosep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah, dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk
berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam
dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melajutkan pendidikan ke SMP/ MTs.
Abruscato (Khaeruddin dkk, 2005: 15) juga telah menjelaskan tujuan
mengapa IPA diajarkan di kelas adalah: 1) mengembangkan kognitif siswa;
2) mengembangkan afektif siswa; 3) mengembangkan psikomotorik siswa;
4) mengembangkan kreatifitas siswa dan 5) melatih siswa berfikir kritis. Sehingga
kelima alasan tersebut sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran di kelas, yaitu
mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek
alam serta persoalannya. Hal tersebut sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006 bahwa ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/ MI
meliputi aspek-aspek berikut: 1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan;
2) Benda/materi, sifat- sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas;
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,
dan pesawat sederhana; 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,
dan benda-benda langit lainnya.
4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered
Heads dalam Pembelajaran IPA
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan tahapan
pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads dilaksanakan melalui tiga
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal,
dilaksanakan tanya jawab dengan mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pokok
bahasan IPA yang akan dipelajari dan mengarahkan siswa untuk menyimak
penyampaian tujuan pembelajaran yang akan di capai.
Setelah itu, berlanjut pada kegiatan inti. Guru membagi siswa dalam beberapa
kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Guru menyajikan materi
pelajaran. Guru memberi tugas kepada siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang
berangkai. Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan
soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan. Guru membagikan tugas
kelompok (LKS). Jika perlu, guru bisa meminta kerja sama antar kelompok. Siswa
disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa dengan
tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka. Setiap kelompok
melaporkan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi, memberikan
kesimpulan, dan langkah terakhir di kegiatan inti adalah guru memberikan evaluasi
untuk meninjau keberhasilan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Structured
Numbered Heads dengan mengadakan tes hasil belajar berupa soal-soal yang
berhubungan dengan materi pada siswa. Setelah itu, guru memberikan motivasi dan
pesan-pesan moral pada siswa.
B. Kerangka Pikir
Hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan
Sibulue Kabupaten Bone dalam pembelajaran IPA termasuk dalam kategori rendah
hal ini disebabkan oleh faktor guru dan siswa, faktor guru antara lain : 1) guru kurang
memberikan motivasi kepada siswa, 2) guru sudah membagi siswa dalam kelompok,
namun belum jelas dalam penugasan kepada setiap siswa, 3) guru kurang melatih
siswa bekerja sama dalam kelompok, 4) guru kurang efektif menggunakan media
dalam menyampaikan pembelajaran. Sedangkan dari aspek siswa yaitu : 1) siswa
kurang aktif berpartisipasi dalam belajar karena suasana belajar yang membosankan,
2) siswa kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan,
3) siswa kurang menjalin kerjasama dalam berdiskusi kelompok, 4) siswa kurang
memperhatikan materi dengan disampaikan oleh guru.
Berdasarkan analisis masalah di atas, maka untuk mengatasinya, guru perlu
menerapkan suatu model yang dapat membuat siswa berada dalam suasana kelas
yang menyenangkan sehingga siswa dapat aktif dan bersemangat dalam pembelajaran
IPA. Untuk itu peneliti bersama wali kelas IV akan berusaha bekerjasama untuk
memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan penerapan model pembelajaran
kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam suatu tim untuk
menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas atau mengerjakan sesuatu secara
bersama-sama. Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Structured Numbered Heads diduga dapat meningkatkan peran serta
siswa, karena dalam pelaksanaannya setiap siswa diberikan penugasan pada masing-
masing nomor yang dimilikinya dan dilibatkan secara langsung dalam pembagian
tugas kelompok. Tipe pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam penguasaan materi, walaupun setiap siswa memiliki
tugasnya masing-masing. Pada pelaksanaannya guru berperan sebagai fasilitator dan
motivator dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa akan aktif dan lebih
bertanggung jawab dalam proses pembelajaran sehingga tercipta belajar bermakna
dan siswa termotivasi untuk belajar, yang kemudian akan dapat meningkatkan
kompetensi dan kemampuan berpikir siswa.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered
Heads sebagai berikut: : 1) siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam
setiap kelompok mendapat nomor, 2) penugasan diberikan pada setiap siswa
berdasarkan nomor dengan tugas yang berantai. Misalkan, siswa nomor satu bertugas
mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan
hasil pekerjaan dan seterusnya, 3) Jika perlu, guru bisa meminta kerja sama antar
kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa
siswa dengan tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa
dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka,
4) Melaporkan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain, 5)
Kesimpulan.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas dengan baik, maka diharapkan
mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV.
Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka peneliti dapat membuat kerangka pikir
dalam bentuk skema sebagai berikut
Pembelajaran IPA
Aspek Guru
1) guru kurang memberikan
motivasi kepada siswa
2) guru sudah membagi siswa
dalam kelompok, namun belum
jelas dalam penugasan kepada
setiap siswa
3) guru kurang melatih siswa
bekerja sama dalam kelompok
4) guru kurang efektif
menggunakan media dalam
menyampaikan pembelajaran
Aspek Siswa
1) siswa kurang aktif berpartisipasi
dalam belajar karena suasana
belajar yang membosankan
2) siswa kurang memiliki rasa
tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan
3) siswa kurang menjalin kerjasama
dalam berdiskusi kelompok
4) siswa kurang memperhatikan
materi dengan disampaikan oleh
guru.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered
Heads
1. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setip kelompok
mendapat nomor
2. Penugasan diberikan pada setiap siswa berdasarkan nomor dengan tugas
yang berantai. Misalkan, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa
nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa meminta kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa dengan
tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan
tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja
mereka
4. Melaporkan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan.
Hasil Belajar IPA Akan Meningkat
Bagan 1. Skema Kerangka Pikir
Hasil Belajar IPA Rendah
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah jika model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered
Heads diterapkan, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD
Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone meningkat.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Vhentha Agabag
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
Agoes Sholeh
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Heri Triyono
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
dina suci
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
dina suci
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Muh Yusuf Manguluang
 
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
makciak
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
mumukholisah
 
Materi 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaranMateri 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaran
Vivi Yunisa
 
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICKMODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
dina suci
 
76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi
elisabethringo
 
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Suaidin -Dompu
 

Mais procurados (20)

Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
Ptk jumanah ctl pkn bab iii iv v 6 april 2016
 
Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014Proposal ptk ipa risdawati 2014
Proposal ptk ipa risdawati 2014
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
 
Tesis bab 3 revisi
Tesis bab 3 revisiTesis bab 3 revisi
Tesis bab 3 revisi
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DENGAN ...
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )Penelitian tindakan kelas ( ptk ) &  contoh karya tulis ilmiah ( kti )
Penelitian tindakan kelas ( ptk ) & contoh karya tulis ilmiah ( kti )
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Materi 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaranMateri 10. model model pembelajaran
Materi 10. model model pembelajaran
 
Tugas belajar dan pembelajaran
Tugas belajar dan pembelajaranTugas belajar dan pembelajaran
Tugas belajar dan pembelajaran
 
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICKMODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING DAN TALKING STICK
 
Hasil penelitian dan pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasanHasil penelitian dan pembahasan
Hasil penelitian dan pembahasan
 
76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi76484559 proposal-penelitian-biologi
76484559 proposal-penelitian-biologi
 
Contoh proposal biologi smu
Contoh proposal biologi smuContoh proposal biologi smu
Contoh proposal biologi smu
 
Soal sbm 2012
Soal sbm 2012Soal sbm 2012
Soal sbm 2012
 
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiahContoh proposal ptk dan artikel ilmiah
Contoh proposal ptk dan artikel ilmiah
 
Bab iii proposal penelitian
Bab iii proposal penelitianBab iii proposal penelitian
Bab iii proposal penelitian
 

Destaque

Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaranAplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
sk zainab 2
 

Destaque (13)

Pendekatan inkuiri
Pendekatan inkuiriPendekatan inkuiri
Pendekatan inkuiri
 
Koperatif
KoperatifKoperatif
Koperatif
 
Model pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatifModel pembelajaran kooperatif
Model pembelajaran kooperatif
 
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRIMODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
 
Strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiriStrategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri
 
Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2Makalah inkuiri2
Makalah inkuiri2
 
Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
Resum sbm 2 (Pembelajaran Kooperatif)
 
Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatifPembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif
 
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbmMakalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
Makalah strategi pembelajaran langsung, inkuiri & spbm
 
Model pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiriModel pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran inkuiri
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
Strategi Pembelajaran Kooperatif: Flipped Classroom (Nota)
 
Pendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuanPendekatan inkuiri penemuan
Pendekatan inkuiri penemuan
 
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaranAplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
Aplikasi pembelajaran-kooperatif-dalam-pengajaran
 

Semelhante a Bab II

numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
Interest_Matematika_2011
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Dhayu Dayu
 
Model pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatifModel pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatif
wiwidwidyawati
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
rokhim16
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
myrifa25
 
Assalamualaikum 120409094348-phpapp01
Assalamualaikum 120409094348-phpapp01Assalamualaikum 120409094348-phpapp01
Assalamualaikum 120409094348-phpapp01
Asep Hidayat
 

Semelhante a Bab II (20)

Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
Karya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut rahaKarya ilmiah ut raha
Karya ilmiah ut raha
 
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
numbered head together Vanny Nurliyanthy 0903626
 
Makalah analisis koloid
Makalah analisis koloidMakalah analisis koloid
Makalah analisis koloid
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bagian ii
Bagian ii Bagian ii
Bagian ii
 
3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb3022 3012-1-pb
3022 3012-1-pb
 
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
61-Article Text-120-1-10-20150512.pdf
 
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
Artikel Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kaitannya dengan Teori ...
 
Model pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasiModel pembelajaran kolaborasi
Model pembelajaran kolaborasi
 
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
Penerapan model pembelajaran group investigation untuk meningkatkan kemampuan...
 
Cooperative Learning
Cooperative LearningCooperative Learning
Cooperative Learning
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Model pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatifModel pembelajaran-kooperatif
Model pembelajaran-kooperatif
 
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 teboLaporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
Laporan heri purnomo, s.pd SMA11 tebo
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Strategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatifStrategi pembelajaran kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif
 
Assalamualaikum 120409094348-phpapp01
Assalamualaikum 120409094348-phpapp01Assalamualaikum 120409094348-phpapp01
Assalamualaikum 120409094348-phpapp01
 
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsawkarya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
karya tulis ilmliah metode pembelajaran kooperative jigsaw
 
Model Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickModel Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stick
 

Mais de Aniyah Damayanti (8)

Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
Power Point hyperlink Penerapan Model Pembelajaran SHT
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Prosem kls 3 semester 2
Prosem kls 3 semester  2Prosem kls 3 semester  2
Prosem kls 3 semester 2
 
Rpp tematik kelas 2 SD
Rpp tematik kelas 2 SD Rpp tematik kelas 2 SD
Rpp tematik kelas 2 SD
 
Contoh Surat Lamaran Kerja
Contoh Surat Lamaran KerjaContoh Surat Lamaran Kerja
Contoh Surat Lamaran Kerja
 
Rpp tematik kelas III Semester 2
Rpp tematik kelas III Semester 2Rpp tematik kelas III Semester 2
Rpp tematik kelas III Semester 2
 
Rpp kelas 1 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1
Rpp kelas 1 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1Rpp kelas 1 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1
Rpp kelas 1 Tema 3 Subtema 2 Pembelajaran 1
 
Rpp kelas 5 tema 3 kerukunan dalam bermasyarakat subtema hidup rukun
Rpp kelas 5 tema 3 kerukunan dalam bermasyarakat subtema hidup rukunRpp kelas 5 tema 3 kerukunan dalam bermasyarakat subtema hidup rukun
Rpp kelas 5 tema 3 kerukunan dalam bermasyarakat subtema hidup rukun
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Último (20)

Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 

Bab II

  • 1. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Pustaka 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Numbered Heads a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menguasai banyak model pembelajaran dan menggunakan variasinya sehingga guru mampu menciptakan suasana yang lebih menyenangkan bagi siswa. Salah satu pembelajaran yang dapat divariasikan adalah pembelajaran kooperatif. Salah satu pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (Trianto, 2013: 56) “dalam belajar kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru”. Sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas–tugas bersama, dan melalui struktur mpenghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa memahami konsep– konsep sulit, menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, dan kemampuan membantu teman.
  • 2. Roger dan David Johnson (Lie: 2008) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan yaitu: a) Saling Ketergantungan Positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka. b) Tanggung jawab Perseorangan Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan model kerja kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugasnya. c) Tatap Muka Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. d) Komunikasi Antar Anggota Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka dalam mengutarakan pendapatnya.
  • 3. e) Evaluasi Proses Kelompok Guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Format evaluasi bermacam-macam tergantung tingkat pendidikan siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan penekanan pada aspek sosial dalam belajar dengan menggunakan kelompok–kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa dengan struktur kelompok yang heterogen (berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan) dalam mencapai tujuan. b. Model Kooperatif tipe Structured Numbered Heads Salah satu model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Structured Numbered Heads atau pembelajaran Kepala Bernomor Terstruktur yang merupakan pengembangan dari pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) atau kepala bernomor. Menurut Lie (2008: 60) Structured Numbered Heads pertama kali dikembangkan oleh Spancer Kagan (1992). Model Structured Numbered Heads ini memudahkan pembagian tugas. Dengan ini siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan teman- teman sekelompoknya. Dengan diterapkannya model Structured Numbered Heads diharapkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran lebih besar dalam membangun pengetahuan serta interksi siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa dapat terjadi secara aktif, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan
  • 4. meningkat. Bila siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran maka akan memiliki ilmu atau pengetahuan dengan baik. Model pembelajaran Structured Numbered Heads dalam pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen dan setiap anggota kelompok saling membantu dan mempersiapkan diri untuk tes, kemudian masing-masing mengerjakan tes secara individu dan menerima nilai individu. Pembelajaran ini banyak menumbuhkembangkan aktifitas belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Pembelajaran ini menuntut keaktifan dan semangat kerja antar siswa. Structured Numbered Heads baik untuk diterapkan pada pembelajaran karena tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif siswa tetapi juga melatih siswa untuk bertanggung jawab. Hal ini tentu sangat positif untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. Untuk efisiensi pembentukkan kelompok dan penstrukturan tugas, Structured Numbered Heads ini bisa dipakai dalam kelompok yang dibentuk permanen. Artinya, siswa disuruh mengingat kelompok dan nomornya sepanjang semester. Supaya ada pemerataan tanggung jawab, penugasan berdasarkan nomor bisa diubah-ubah. Misalnya, siswa nomor satu bertugas mengumpulkan data kali ini, tapi pada saat pertemuan berikutnya dapat bertugas untuk melaporkan. Dan dalam pelaksanaan Structured Numbered Heads guru dapat menggabungkan siswa dengan nomor yang sama dari kelompok lain. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menimpulkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads ini menuntut keaktifan dan semangat kerjasama antar siswa dan juga memiliki hubungan yang kuat antara apa yang siswa
  • 5. lakukan dengan apa yang mereka pelajari sehingga interaksi-interaksi yang terjadi didalam kelas mempunyai suatu efek terhadap hubungan sosial, kognitif dan pengembangan kemampuan akademis siswa yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. C. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered Heads Langkah-langkah model kooperatif tipe Structured Numbered Heads menurut Aqib (2014) sebagai berikut: 1) siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, 2) penugasan diberikan pada setiap siswa berdasarkan nomor dengan tugas yang berantai. Misalkan, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya, 3) jika perlu, guru bisa meminta kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa dengan tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka, 4) Melaporkan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain, 5) Kesimpulan. Menurut Lie (2008) struktur tugas dan kelompok dalam model Structured Numbered Heads dapat divariasi yaitu, penugasan berdasarkan nomor dapat diubah- ubah agar ada pemerataan tanggung jawab, dapat dipakai dalam kelompok permanen untuk efisiensi kelompoknya dan bergabung dengan siswa lain yang bernomor sama
  • 6. dari kelompok lain dengan cara ini dapat mengurangi kebosanan jika guru mengelompokkan siswa secara permanen. D. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Structured Numbered Heads Keunggulan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads siswa akan menjadi siap semua karena setiap siswa diberi tugas berdasarkan nomornya, siswa diberi tanggung jawab untuk menguasai materi dan memahami materi sehingga membangkitkan motivasi siswa untuk lebih giat belajar, siswa dapat membangun dan mengembangkan pengetahuan mereka dengan berdiskusi secara sungguh–sungguh sehingga timbul sikap kerjasama dan setiap siswa bebas mengeluarkan pendapat serta mengembangkan daya pikirnya. Semua ini akan mempengaruhi hasil belajar siswa, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya. Selain itu, kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads yaitu ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya dan apabila pada satu nomor kurang maximal mengerjakan tugasnya, tentu saja mempengaruhi pekerjaan pemilik tugas lain pada nomor selanjutnya. 2. Hakikat Belajar & Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak
  • 7. tergantung pada bagaimana proses belajar dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian belajar akan mempengaruhi cara guru itu mengajar. Menurut Reber (Suprijono, 2009: 3) belajar adalah “the process of acquiring knowledge”. Artinya belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Hamalik (Susanto: 2013) menjelaskan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar merupakan proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan hasil atau tujuan. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang mencakup perubahan dalam aspek kogniti, sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau latihan. Menurut Gagne (Sapriati, 2008: 1.37) mengemukakan bahwa belajar adalah: Suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Berdasarkan beberapa definisi belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku ke arah positif yang relatif melalui latihan dan pengalaman. b. Pengertian Hasil Belajar Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar itu perlu mendapatkan hasil, dimana selanjutnya dikenal dengan hasil belajar siswa. Menurut
  • 8. Susanto (2013: 5) makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar meliputi semua aspek tingkah laku dan bukan hanya satu atau dua aspek. Perubahan tingkah laku itu, meliputi aspek-aspek tingkah laku kognitif, afektif dan psimotorik. Dan Nawawi (Susanto, 2013: 5) menegaskan bahwa hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Selain itu Gagne (Suprijono, 2009: 5) mengungkapkan hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis; 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang; 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri; 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi , sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani; 5) Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Dilihat dari pengertian hasil dan belajar di atas, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar adalah suatu akibat dari proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan tingkah laku dan kepribadian sebagai hasil dari pengalaman.
  • 9. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Wasliman (Susanto, 2013: 12) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal, sebagai berikut: 1) Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekuan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor internal: faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu pengaruh yang datangnya dari luar maupun pengaruh yang datangnya dari dalam. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah, adalah kualitas pengajaran yaitu tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar dan mengajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Ruseffendi (Susanto,2013: 14) mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu : kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan anak, kemauan belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
  • 10. Berdasarkan uraian tersebut, maka disimpulkan bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa baik dari dalam maupun dari luar akan saling mempengaruhi dalam proses belajar, yaitu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pembelajaran. 3. Pembelajaran IPA di SD a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dari segi istilah yang digunakan IPA atau ilmu pengetahuan alam berarti “ilmu” tentang “pengetahuan alam”. Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat, sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui pancaindra. Menurut H.W Fowler (Trianto, 2010: 136) IPA adalah “pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan dedukasi”. Dengan mempelajari IPA siswa akan dituntut untuk melakukan pengamatan langsung untuk memahami alam sekitar. Hal ini sejalan dengan pendapat Susanto (2013:167) bahwa “IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada saaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan”.
  • 11. Dari pengertian IPA di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi secara logis sistematis tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti pengamatan, penyelidikan, penyusunan hipotesis yang diikuti dengan pengujian gagasan-gagasan. b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Berdasarkan KTSP (Sapriati,2008: 8.24) mengungkapkan bahwa Mata Pelajaran IPA di SD/ MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Memperoleh keyakinan tehadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya, 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman kosep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melajutkan pendidikan ke SMP/ MTs. Abruscato (Khaeruddin dkk, 2005: 15) juga telah menjelaskan tujuan mengapa IPA diajarkan di kelas adalah: 1) mengembangkan kognitif siswa; 2) mengembangkan afektif siswa; 3) mengembangkan psikomotorik siswa; 4) mengembangkan kreatifitas siswa dan 5) melatih siswa berfikir kritis. Sehingga
  • 12. kelima alasan tersebut sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran di kelas, yaitu mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Hal tersebut sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 bahwa ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/ MI meliputi aspek-aspek berikut: 1) Mahluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan; 2) Benda/materi, sifat- sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas; 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 4. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Structured Numbered Heads dalam Pembelajaran IPA Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan tahapan pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads dilaksanakan melalui tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, dilaksanakan tanya jawab dengan mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pokok bahasan IPA yang akan dipelajari dan mengarahkan siswa untuk menyimak penyampaian tujuan pembelajaran yang akan di capai.
  • 13. Setelah itu, berlanjut pada kegiatan inti. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Guru menyajikan materi pelajaran. Guru memberi tugas kepada siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan. Guru membagikan tugas kelompok (LKS). Jika perlu, guru bisa meminta kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa dengan tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi mereka dan kelompok lain menanggapi, memberikan kesimpulan, dan langkah terakhir di kegiatan inti adalah guru memberikan evaluasi untuk meninjau keberhasilan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads dengan mengadakan tes hasil belajar berupa soal-soal yang berhubungan dengan materi pada siswa. Setelah itu, guru memberikan motivasi dan pesan-pesan moral pada siswa. B. Kerangka Pikir Hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone dalam pembelajaran IPA termasuk dalam kategori rendah hal ini disebabkan oleh faktor guru dan siswa, faktor guru antara lain : 1) guru kurang memberikan motivasi kepada siswa, 2) guru sudah membagi siswa dalam kelompok, namun belum jelas dalam penugasan kepada setiap siswa, 3) guru kurang melatih
  • 14. siswa bekerja sama dalam kelompok, 4) guru kurang efektif menggunakan media dalam menyampaikan pembelajaran. Sedangkan dari aspek siswa yaitu : 1) siswa kurang aktif berpartisipasi dalam belajar karena suasana belajar yang membosankan, 2) siswa kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, 3) siswa kurang menjalin kerjasama dalam berdiskusi kelompok, 4) siswa kurang memperhatikan materi dengan disampaikan oleh guru. Berdasarkan analisis masalah di atas, maka untuk mengatasinya, guru perlu menerapkan suatu model yang dapat membuat siswa berada dalam suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa dapat aktif dan bersemangat dalam pembelajaran IPA. Untuk itu peneliti bersama wali kelas IV akan berusaha bekerjasama untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam suatu tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads diduga dapat meningkatkan peran serta siswa, karena dalam pelaksanaannya setiap siswa diberikan penugasan pada masing- masing nomor yang dimilikinya dan dilibatkan secara langsung dalam pembagian tugas kelompok. Tipe pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan materi, walaupun setiap siswa memiliki tugasnya masing-masing. Pada pelaksanaannya guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam pembelajaran. Dengan demikian siswa akan aktif dan lebih bertanggung jawab dalam proses pembelajaran sehingga tercipta belajar bermakna
  • 15. dan siswa termotivasi untuk belajar, yang kemudian akan dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan berpikir siswa. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads sebagai berikut: : 1) siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor, 2) penugasan diberikan pada setiap siswa berdasarkan nomor dengan tugas yang berantai. Misalkan, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya, 3) Jika perlu, guru bisa meminta kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa dengan tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka, 4) Melaporkan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain, 5) Kesimpulan. Dengan menerapkan langkah-langkah di atas dengan baik, maka diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas IV. Berdasarkan kajian pustaka di atas, maka peneliti dapat membuat kerangka pikir dalam bentuk skema sebagai berikut
  • 16. Pembelajaran IPA Aspek Guru 1) guru kurang memberikan motivasi kepada siswa 2) guru sudah membagi siswa dalam kelompok, namun belum jelas dalam penugasan kepada setiap siswa 3) guru kurang melatih siswa bekerja sama dalam kelompok 4) guru kurang efektif menggunakan media dalam menyampaikan pembelajaran Aspek Siswa 1) siswa kurang aktif berpartisipasi dalam belajar karena suasana belajar yang membosankan 2) siswa kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan 3) siswa kurang menjalin kerjasama dalam berdiskusi kelompok 4) siswa kurang memperhatikan materi dengan disampaikan oleh guru. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads 1. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam setip kelompok mendapat nomor 2. Penugasan diberikan pada setiap siswa berdasarkan nomor dengan tugas yang berantai. Misalkan, siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya 3. Jika perlu, guru bisa meminta kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa dengan tugas yang sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja mereka 4. Melaporkan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain 5. Kesimpulan. Hasil Belajar IPA Akan Meningkat Bagan 1. Skema Kerangka Pikir Hasil Belajar IPA Rendah
  • 17. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah jika model pembelajaran kooperatif tipe Structured Numbered Heads diterapkan, maka hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Inpres 12/79 Sumpang Minangae Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone meningkat.