SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
ARISTOTELES
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mandiri Mata Kuliah
Mata Kuliah : PengantarFilsafat
DosenPengampu : Tri Astutik Haryati. Mag
DisusunOleh:
Mustajabul Hakim Nim :2021313030
ArifHidayatullah Nim :2021313040
Arofah Nim :2021313033
Nurul Hafidzah Nim :2021313048
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ARISTOTELES
Aristoteles di lahirkan di stageira, Yunani utara, anak seorang dokter pribadi raja
Makedonia.Pada waktu ia berumur kira-kira 18 tahun ia di kirim ke Athena untuk belajar pada
plato. Selama 20 tahun ia menjadi murid plato. Setelah plato meninggal dunia Aristoteles
mendirikan sekolah di Assos (Asia Kecil). Pada tahun 342 ia kembali ke makedonia untuk
menjadi pendidik pangeran Alexsander yang agung. Setelah Alexsander menjadi raja
Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan sekolah di sini.
Pada tahun 323 SM Alexsander wafat timbullah huru-hara di Athena menentang
Makedonia.Karena Aristoteles di tuduh sebagai mendurhaka, maka ia lari ke Khalkes, tempat ia
meninggal dunia pada tahun berikutnya.
Adapun hasil karya Aristoteles itu banyak sekali.Akan tetapi sulit menyusun karyanya
itu secara sistematis.Berbeda-Beda cara orang membagi-bagikannya. Ada yang membagi atas 8
bagian, yang mengenai: logika, filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan
ekonomi, dan akhirnya juga retorika dan poetika. Ada juga orang yang menguraikan
perkembangan pemikiran Aristoteles meliputi 3 tahap, yaitu:
a). tahap di Akademi, ketika ia ,masih setia pada gurunya, plato, termasuk ajaran plato tentang
Idea.
b). tahap ia di assos, ketika ia berbalikdari pada plato, mengkritik ajaran plato tentang idea-idea
serta menentukan filsafatnya sendiri.
c). tahap ketika ia di sekolahannya di Athena, waktu ia berbalik dari berspekulasi
kepenyelidikan empiris mengindahkan yang kongkrit dan yang individual. Asal pembagian ini
tidak di terapkan secara konsekuen,
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Filsafat Aristoteles
2.kesimpulan
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk
memahami segala aspek tentang Filsafat Aristoteles.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat karunia-Nya kami
masih di berikan kesehatan sehingga Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi akhiruzzaman. Nabi
Muhammad SAW
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filsafat Aristoteles
Logika sebagai ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah, yang membicarakan hal
bentuk-bentuk pikiran itu sendiri yaitu (pengertian, pertimbangan, dan penalaran) dan Hukum-
hukum menguasai pikiran itu, adalah ciptaan Aristoteles.
Berpikir dilaksanakan dengan perantaraan pengertian-pengertian (meja, kursi, perkakas
rumah, dll). Menurut Aristoteles, tiap pengertian berpatutan dengan benda tertentu. Maka tiap
pengetahuan adalah suatu penggambaran kenyataan. Segala pengertian dapat di hubungkan yang
sat sama yang lain menurut tertibnya dan dapat di susun menurut sifat-sifat nya yang umum .
umpamanya secara kongkrit ada anjingku, anjingmu, anjingnya, dll,.yang semua itu dapat di
golongkan kepada pengertian “anjing” anjing adalah binatang yang menyusui di samping
binatang-binatang yang menyusui lainnya, sehingga dapat di golongkan dengan pengertian
“binatang menyusui”.demikian seterusnya dari binatang naik ke makhluk hidup, ke makhluk
pada umumnya, dan seterusnya.penggolongan menurut sifatnya yang umum ini dapat di perluas
lagi hingga sampai dengan kelompok pengertian .sampai kepada kelompok pengertian yang telah
mencakup apa saja yang dapat di katakan sesuatu.kelompok pengertian yang sifatnya lebih
umum ini oleh Aristotelesdi sebut kategori sebagai kelompok. Menurut Aristoteles ada 10
kategori yaitu;:
1. substansi, (manusia binatang dll)
2.kuantitas (dua, tiga, sepuluh dll)
3.kualitas (putih, busuk, dll)
4. relasi (rangkap, separoh, dll)
5,tempat (di pasar, di rumah, dll)
6.waktu (kemari, sekarang, besok, dll)
7. keadaan (duduk, berdiri, dll)
8.mempuyai (bersepatu, bersuami, dll)
9.berbuat (mengiris, membakar, dll)
10.menderita (terbakar, terpotong, dll)
Kadang-kadang ia hanya menyebut 8 kategori. Yang paling penting ialah 4 kategori yang
pertama yaitu:substansi, kuantitas, kualitas dan relasi.
Segala pengertian itu dapat di gabungkan yang satu dengan yang yang lain, sehingga membentuk
suatu pertimbangan, umpamanya manusia adalah fana. Pengertian “manusia” di gabungkan
dengan pengertian”fana”yang bersama-sama mewujudkan suatu pertimbangan. Ada bermacam-
macam pertimbangan, ada yang meneguhkan, ada yang menyangkal dan ada yang bersifat umum
atau khusus.
Bukan hanya pengertian-pengertian yang dapat di gabungkan yang satu sama yang lain.tetapi
juga pertimbangan-pertimbangan juga bisa dapat di gabung-gabungkan, sehingga menghasilkan
penyimpulan.penyimplan adalah suatu penalaran, dari dua pertimbangan di lahirkan
pertimbangan yang ke tiga, yang baru, yang berbeda dengan dua pertimbangan yang
mendahuluinya.umpamanya.
1) Manusia adalah Fana.
2) Gayus adalah Manusia.
3) Jadi Gayus adalah Fana.
Cara menyimpulkan ini disebut syllogisme (uraian penutup). Suatu syllogism e terdiri dari 3
bagian, yaitu : suatu dalil umum , yang yang di sebut mayor (manusia adalah fana), suatu dalil
khusus, yang di sebut minor (Gayus adalah Manusia), dan kesimpulannya (Gayus adalah Fana).
Syllogisme mewujudkan puncak logika Arisoteles.
Ajaran Aristoteles yang mengenai fisika dan metafisika tidak senantiasa dapat di beda-
bedakan dengan jelas. Sebutan “metafisika “sebenarnya memang hanya suatu sebutan yang
kebetulan saja. Istilah ini tidak berasal dari Aristoteles sendiri, melainkan dari Andronikos dari
Rhodos (kurang lebih 70 SM). Ia menyusun karya-karyanya Aristoteles dengan cara demikian,
bahwa karya-karya Aristoteles tentang “filsafat pertama” yang mengenai hal-hal yang bersifat
gaib. Kata meta mempunyai arti rangkap yaitu : sesudah dan di belakang. Judul meta ta fisika
ketika itu di pandang sebagai tepat sekali untuk di pakai, guna mengungkapkan isi pandangan-
pandangan yang mengenai “hal-hal yang di belakang gejala-gejala fisik” di zaman yang lebih,
kemudian sebutan itu tetap di hubungkan dengan karya-karya Aristotelesitu dan dengan bagian
filsafat, yang di bicarakan di dalam karya-karya itu.
Inti sari ajaran Aristoteles yang mengenai fisika dan meta fisika terdapat dalam ajarannya
tentang apa yang di sebut dunamis (potensi) dan energeia (aksi) semula ajaran ini di pakai guna
memecahkan soal perubahan dan gerak.
Perubahan dan gerak dalam arti yang yang lebih luas mencakup hal “menjadi” dan “binasa”
serta segala perubahan lainnya. Baik di bidang bilangan maupun di bidang mutu dan di bidang
ruang. Tiap gerak sebenarnya mewujudkan suatu perubahan dari apa yang ada sebagai potensi
kea apa yang ada secara terwujud. Oleh karena itu setiap gerak mewujudkan suatu perpindahan
dari apa yang ada sebagai potensi ke apa yang ada secara terwujud. Dari dirinya sendiri apa yang
ada secara terwujud tidak dapat mengusahakan perubahannya. Untuk itu di perlukan adanya
suatu penggerak yang ada pada dirinya sendiri yang telah memiliki kesempurnaan , yang tidak
perlu di sempurnakan. Penggerak pertama yang tidak di gerakkan oleh penggerak yang lain.
Tidak mungkin memiliki keluasan serta bersifat fisik.kuasanya tak terhingga dan kekal.
Penggerak pertama yang demikian itu tidak berasal dari dalam dunia, sebab di dalam jagat raya
ini tiap gerak di gerakan oleh sesuatu yang lain. Penggerak pertama ini adalah allah . ialah yang
menyebabkan gerak abadi, yang sendiri tidak di gerakkan , karena bebas dari materi. Allah
adalah Actus purus, Aktus murni.
Di dalam dunia inilah kita menghadapi pengertian-pengertian tentang”yang ada sebagai potensi”
dan “yang ada secara terwujud” . Menurut Aristoteles keduanya itu adalah sebutan yang
melambangkan materi (hule) dan bentuk (eidos, morfe). Bagi Aristoteles eidos adalah asas yang
imanen atau yang berada dalam benda yang kongkrit, yang secara sempurna menentukan jenis
benda itu, yang menjadikan benda yang kongkrit itu di sebut demikian (di sebut meja, kursi, dll)
jadi pengertian yang ada pada manusia (meja, kursi, dll) bukanlah sesuai dengan realitas idea
yang berada di dunia idea.melainkan sesuai dengan jenis benda yang tampak pada benda yang
kongkrit.
Materi (hule) dalam arti yang mutlak adalah asas atau lapisan bawah yang paling akhir dan
umum. Tiap benda yang dapat di amati di susun dari padanya. Oleh karena itu materi perlu
mutlak bagi pembentukan segala sesuatu. Materi pada dirinya artinya lepas dari pada segala
bentuk, tidak memiliki kenyataan, bukan hal yang berdiri sendiri. Sekalian demikian materi
bukan hal yang “tidak ada” sama sekali. Materi adalah kenyataan yang belum terwujud atau
menjadi di tentukan oleh bentuk.
Demikianlah materi dan bentuk tidak dapat di pisahkan. Materi tidak dapat berada tanpa bentuk,
sebaliknya bentuk tidak dapat berada tanpa materi. Tiap benda yang dapat di amatidi susun dari
bentuk dan materi. Materinya adalah rangkuman segala yang belum di tentukan dan yang belum
terwujud, sedang bentuknya memberikan kesatuan kepada benda itu.
Di sini tampak bahwa pada semua gerak di andaikan adanya tujuan. Dunia ini bertujuan .
perkembangan dunia tergantung pada tujuan. Tiap hal yang alamiah memiliki potensi untuk
merealisasikan diri sesuai dengan tujuannya. Segala sesuatu di dalam alam raya ini bertujuan.
Jagat raya laksana seorang tuan rumah yang baik, yang tidak membuang apa yang berguna.
Ajaran Aristoteles tentang manusia melalui dua tahap. Dalam tafap pertama ia masih di pengarui
plato, sehingga masih mengajarkan dualisme antara tubuh dan jiwa, serta mengajarkan
praeksistensi jiwa. Akan tetapi kemudian ia meninggalkan dualisme dengan menjembatani
jurang yang ada di antara tubuh dan jiwa. Keduanya di pandang sebagai dua aspek dari satu
substansi, yang saling berhubungan dan yang nisbahnya sama seperti nisbah antara materi dan
bentuk , atau antara potensi dan aktus . jikalau tubuh adalah materi, maka jiwa adalah bentuknya,
jikalau tubuh adalah potensi maka jiwa adalah aktusnya. Jiwa adalah asas hidup dalam arti yang
seluas-luasnya, yang menjadi asas segala arah hidup yang menggerakan tubuh, yang memimpin
segala perbuatan yang menuju pada tujuan.
Pengertian tentang jiwa yang demikian itu berlaku baik bagi manusia maupun bagi binatang
dan tumbuh-tumbuhan.
Seprti halnya dengan plato , Aristoteles mengajarkan adanya dua macam pengenalan yaitu :
pengenalan inderawi dan rasional. Menurut Aristoteles pengenalan “inderawi” memberikan
pengetahuan tentang bentuk benda tanpa materinya.. hal ini sama dengan lilin , yang padanya di
terapkan cap . lilin itu hanya menerima bentuk cap, bukan capnya . apa sebab demikian ? karena
kualitas telah tersirat di dalam bendanya sendiri. Umpamanya : bunga merah, kualitas “merah
“telah tersirat dalam bunga itu sendiri . demikian juga dengan “batu keras”, kualitas ” keras “
telah tersirat di dalam batunya. Merah dan Keras adalah bentuk-bentuk yang yang menentukan
materi bunga dan batu. Jadi pengetahuan inderawi hanyalah hanya mengenai hal-hal yang
kongkrit dari suatu benda tertentu. Tidak demikianlah halnya dengan pengenalan yang
“rasional” jikalau indera hanya terbatas kepada satu aspek saja ( mata melighat, telinga
mendengar, dll) maka rasiolah yang ada pada manusia , tidak terbatas aktivitasnya .” Rasio “
dapat mengenal hakekat sesuatu , jenis sesuatu. Sasaran rasio lebih lebih umum di banding
dengan sasran indera.
Di dalam filsafat Aristoteles etika mendapat tempat yang khusus. Hukum- hokum nya bukan di
arahkan kepada suatu cita-cita yang kekal, mutlak dan tanpa syarat di dalam dunia yang
mengatasi penginderaan kita , tetapi di arahkan ke dunia ini. Hukum-hukum kesusilaan di
turunkan dari pengamatan perbuatan-perbuatan kesusilaan dan dari pengalaman angkatan yang
susul-menyusul.
Ajaran Aristoteles tentang Negara berhubungan erat sekali dengan ajarannya tentang etika.
Dapat di katakan , bahwa ajarannya tentang Negara mewujudkan lanjutan dan penyelesaian
ajarannya tentang etika.
Manusia adalah zoon politikon, makhluk social, makhluk hidup yang membentuk masyarakat .
demi keberadaannya dan demi penyempurnaan dirinya di perlukan persekutuan dengan orang
lain. Untuk keperluan itu di butuhkan Negara . Negara bertujuan untuk memungkinkan hidup
dengan baik, seperti halnya dengan segala lembaga yang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
University of Andalas
 
Tri dharma perguruan tinggi
Tri dharma perguruan tinggiTri dharma perguruan tinggi
Tri dharma perguruan tinggi
Andi Ahmad Irfa
 
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaanKontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
BabyHenry
 
Definisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannyaDefinisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannya
Ir. Zakaria, M.M
 
PPT ILMU ALAMIAH DASAR
PPT ILMU ALAMIAH DASARPPT ILMU ALAMIAH DASAR
PPT ILMU ALAMIAH DASAR
Titin Rohayati
 
Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)
Allo Martins
 

Mais procurados (20)

karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
karakteristik manusia (konsepsi psikologi tentang manusia)
 
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAHMakalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Makalah filsafat ilmu ILMU PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN ILMIAH
 
Makalah kritisisme
Makalah kritisismeMakalah kritisisme
Makalah kritisisme
 
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan OntologiPower Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
Power Point Filsafat Hubungan Ilmu Metafisika dengan Ontologi
 
Tri dharma perguruan tinggi
Tri dharma perguruan tinggiTri dharma perguruan tinggi
Tri dharma perguruan tinggi
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaanKontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Makalah Kewirausahaan Islami (Kelompok 1)
Makalah Kewirausahaan Islami (Kelompok 1)Makalah Kewirausahaan Islami (Kelompok 1)
Makalah Kewirausahaan Islami (Kelompok 1)
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
Makalah iman kepada allah
Makalah iman kepada allahMakalah iman kepada allah
Makalah iman kepada allah
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Definisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannyaDefinisi dan pengertiannya
Definisi dan pengertiannya
 
PPT ILMU ALAMIAH DASAR
PPT ILMU ALAMIAH DASARPPT ILMU ALAMIAH DASAR
PPT ILMU ALAMIAH DASAR
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
 
Makalah distribusi
Makalah distribusiMakalah distribusi
Makalah distribusi
 
Metafisika
MetafisikaMetafisika
Metafisika
 
Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)Sistematika filsafat (4)
Sistematika filsafat (4)
 

Destaque (14)

Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Makalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian FilsafatMakalah Pengertian Filsafat
Makalah Pengertian Filsafat
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docxMAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
MAKALAH EPISTEMOLOGI SAINS .docx
 
Preview tentang Filsafat
Preview tentang FilsafatPreview tentang Filsafat
Preview tentang Filsafat
 
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatFilsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10Powerpoint filsafat 10
Powerpoint filsafat 10
 

Semelhante a Makalah pengantar filsafat

Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
Erna Mariana
 
Tokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, Ptolomeus
Tokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, PtolomeusTokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, Ptolomeus
Tokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, Ptolomeus
Hariyatunnisa Ahmad
 

Semelhante a Makalah pengantar filsafat (20)

MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfMAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
 
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdfMAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
MAKALAH FILSAFAT UMUM Rev.pdf
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Ontologi
OntologiOntologi
Ontologi
 
Makalah eksistensialisme
Makalah eksistensialismeMakalah eksistensialisme
Makalah eksistensialisme
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 
Kuliah filafat (S1).ppt
Kuliah filafat (S1).pptKuliah filafat (S1).ppt
Kuliah filafat (S1).ppt
 
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docxLAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
LAILI HIDAYATTURROHMAH tugas mandiri.docx
 
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptxTugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu .pptx
 
Isbd
IsbdIsbd
Isbd
 
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 8 Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Aksiologi pendidikan Group 5.pptx
Aksiologi pendidikan Group 5.pptxAksiologi pendidikan Group 5.pptx
Aksiologi pendidikan Group 5.pptx
 
Tugas Pengantar Filsafat ilmu kelompok Febriyanti
Tugas Pengantar Filsafat ilmu kelompok FebriyantiTugas Pengantar Filsafat ilmu kelompok Febriyanti
Tugas Pengantar Filsafat ilmu kelompok Febriyanti
 
ESTIMOLOGI ILMU.docx
ESTIMOLOGI ILMU.docxESTIMOLOGI ILMU.docx
ESTIMOLOGI ILMU.docx
 
Filsafat barat.pptx
Filsafat barat.pptxFilsafat barat.pptx
Filsafat barat.pptx
 
Filsafat Estetika
Filsafat EstetikaFilsafat Estetika
Filsafat Estetika
 
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptxFilsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
Filsafat_Ekonomi_Pertemuan 2 Untuk Apa Belajar Filsafat.pptx
 
Tugas ontologi
Tugas ontologiTugas ontologi
Tugas ontologi
 
Tokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, Ptolomeus
Tokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, PtolomeusTokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, Ptolomeus
Tokoh Pembaharu : Plato, Aristoteles, Ptolomeus
 
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptxOntologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
Ontologi keilmuan - Panggalih L. A.pptx
 

Mais de newskiem (12)

Masa kejayaan pendidikan islam
Masa kejayaan pendidikan islamMasa kejayaan pendidikan islam
Masa kejayaan pendidikan islam
 
Fitrah manusia ber tuhan ~ secret admirer~
Fitrah manusia ber tuhan ~ secret admirer~Fitrah manusia ber tuhan ~ secret admirer~
Fitrah manusia ber tuhan ~ secret admirer~
 
Makalah ilmu akhlak
Makalah ilmu akhlakMakalah ilmu akhlak
Makalah ilmu akhlak
 
Jama’ dan qashar
Jama’ dan qasharJama’ dan qashar
Jama’ dan qashar
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
Kelompok 2 masyarakat madani
Kelompok 2 masyarakat madaniKelompok 2 masyarakat madani
Kelompok 2 masyarakat madani
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Presentasi pkn kel 1
Presentasi pkn kel 1Presentasi pkn kel 1
Presentasi pkn kel 1
 
1 agama islam_buku_siswa
1 agama islam_buku_siswa1 agama islam_buku_siswa
1 agama islam_buku_siswa
 
Makalah sejarah kebudayaan islam
Makalah sejarah kebudayaan islamMakalah sejarah kebudayaan islam
Makalah sejarah kebudayaan islam
 
Presentasi pkn kel 1
Presentasi pkn kel 1Presentasi pkn kel 1
Presentasi pkn kel 1
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 

Makalah pengantar filsafat

  • 1. ARISTOTELES Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Mata Kuliah : PengantarFilsafat DosenPengampu : Tri Astutik Haryati. Mag DisusunOleh: Mustajabul Hakim Nim :2021313030 ArifHidayatullah Nim :2021313040 Arofah Nim :2021313033 Nurul Hafidzah Nim :2021313048 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN PEKALONGAN 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG ARISTOTELES Aristoteles di lahirkan di stageira, Yunani utara, anak seorang dokter pribadi raja Makedonia.Pada waktu ia berumur kira-kira 18 tahun ia di kirim ke Athena untuk belajar pada plato. Selama 20 tahun ia menjadi murid plato. Setelah plato meninggal dunia Aristoteles mendirikan sekolah di Assos (Asia Kecil). Pada tahun 342 ia kembali ke makedonia untuk menjadi pendidik pangeran Alexsander yang agung. Setelah Alexsander menjadi raja Aristoteles kembali ke Athena dan mendirikan sekolah di sini. Pada tahun 323 SM Alexsander wafat timbullah huru-hara di Athena menentang Makedonia.Karena Aristoteles di tuduh sebagai mendurhaka, maka ia lari ke Khalkes, tempat ia meninggal dunia pada tahun berikutnya. Adapun hasil karya Aristoteles itu banyak sekali.Akan tetapi sulit menyusun karyanya itu secara sistematis.Berbeda-Beda cara orang membagi-bagikannya. Ada yang membagi atas 8 bagian, yang mengenai: logika, filsafat alam, psikologi, biologi, metafisika, etika, politik dan ekonomi, dan akhirnya juga retorika dan poetika. Ada juga orang yang menguraikan perkembangan pemikiran Aristoteles meliputi 3 tahap, yaitu: a). tahap di Akademi, ketika ia ,masih setia pada gurunya, plato, termasuk ajaran plato tentang Idea. b). tahap ia di assos, ketika ia berbalikdari pada plato, mengkritik ajaran plato tentang idea-idea serta menentukan filsafatnya sendiri. c). tahap ketika ia di sekolahannya di Athena, waktu ia berbalik dari berspekulasi kepenyelidikan empiris mengindahkan yang kongkrit dan yang individual. Asal pembagian ini tidak di terapkan secara konsekuen, 1.2 RUMUSAN MASALAH 1.Filsafat Aristoteles 2.kesimpulan 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi setiap orang untuk memahami segala aspek tentang Filsafat Aristoteles.
  • 3. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat karunia-Nya kami masih di berikan kesehatan sehingga Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan kita Nabi akhiruzzaman. Nabi Muhammad SAW
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Filsafat Aristoteles Logika sebagai ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah, yang membicarakan hal bentuk-bentuk pikiran itu sendiri yaitu (pengertian, pertimbangan, dan penalaran) dan Hukum- hukum menguasai pikiran itu, adalah ciptaan Aristoteles. Berpikir dilaksanakan dengan perantaraan pengertian-pengertian (meja, kursi, perkakas rumah, dll). Menurut Aristoteles, tiap pengertian berpatutan dengan benda tertentu. Maka tiap pengetahuan adalah suatu penggambaran kenyataan. Segala pengertian dapat di hubungkan yang sat sama yang lain menurut tertibnya dan dapat di susun menurut sifat-sifat nya yang umum . umpamanya secara kongkrit ada anjingku, anjingmu, anjingnya, dll,.yang semua itu dapat di golongkan kepada pengertian “anjing” anjing adalah binatang yang menyusui di samping binatang-binatang yang menyusui lainnya, sehingga dapat di golongkan dengan pengertian “binatang menyusui”.demikian seterusnya dari binatang naik ke makhluk hidup, ke makhluk pada umumnya, dan seterusnya.penggolongan menurut sifatnya yang umum ini dapat di perluas lagi hingga sampai dengan kelompok pengertian .sampai kepada kelompok pengertian yang telah mencakup apa saja yang dapat di katakan sesuatu.kelompok pengertian yang sifatnya lebih umum ini oleh Aristotelesdi sebut kategori sebagai kelompok. Menurut Aristoteles ada 10 kategori yaitu;: 1. substansi, (manusia binatang dll) 2.kuantitas (dua, tiga, sepuluh dll) 3.kualitas (putih, busuk, dll) 4. relasi (rangkap, separoh, dll) 5,tempat (di pasar, di rumah, dll) 6.waktu (kemari, sekarang, besok, dll) 7. keadaan (duduk, berdiri, dll) 8.mempuyai (bersepatu, bersuami, dll) 9.berbuat (mengiris, membakar, dll) 10.menderita (terbakar, terpotong, dll)
  • 5. Kadang-kadang ia hanya menyebut 8 kategori. Yang paling penting ialah 4 kategori yang pertama yaitu:substansi, kuantitas, kualitas dan relasi. Segala pengertian itu dapat di gabungkan yang satu dengan yang yang lain, sehingga membentuk suatu pertimbangan, umpamanya manusia adalah fana. Pengertian “manusia” di gabungkan dengan pengertian”fana”yang bersama-sama mewujudkan suatu pertimbangan. Ada bermacam- macam pertimbangan, ada yang meneguhkan, ada yang menyangkal dan ada yang bersifat umum atau khusus. Bukan hanya pengertian-pengertian yang dapat di gabungkan yang satu sama yang lain.tetapi juga pertimbangan-pertimbangan juga bisa dapat di gabung-gabungkan, sehingga menghasilkan penyimpulan.penyimplan adalah suatu penalaran, dari dua pertimbangan di lahirkan pertimbangan yang ke tiga, yang baru, yang berbeda dengan dua pertimbangan yang mendahuluinya.umpamanya. 1) Manusia adalah Fana. 2) Gayus adalah Manusia. 3) Jadi Gayus adalah Fana. Cara menyimpulkan ini disebut syllogisme (uraian penutup). Suatu syllogism e terdiri dari 3 bagian, yaitu : suatu dalil umum , yang yang di sebut mayor (manusia adalah fana), suatu dalil khusus, yang di sebut minor (Gayus adalah Manusia), dan kesimpulannya (Gayus adalah Fana). Syllogisme mewujudkan puncak logika Arisoteles. Ajaran Aristoteles yang mengenai fisika dan metafisika tidak senantiasa dapat di beda- bedakan dengan jelas. Sebutan “metafisika “sebenarnya memang hanya suatu sebutan yang kebetulan saja. Istilah ini tidak berasal dari Aristoteles sendiri, melainkan dari Andronikos dari Rhodos (kurang lebih 70 SM). Ia menyusun karya-karyanya Aristoteles dengan cara demikian, bahwa karya-karya Aristoteles tentang “filsafat pertama” yang mengenai hal-hal yang bersifat gaib. Kata meta mempunyai arti rangkap yaitu : sesudah dan di belakang. Judul meta ta fisika ketika itu di pandang sebagai tepat sekali untuk di pakai, guna mengungkapkan isi pandangan- pandangan yang mengenai “hal-hal yang di belakang gejala-gejala fisik” di zaman yang lebih, kemudian sebutan itu tetap di hubungkan dengan karya-karya Aristotelesitu dan dengan bagian filsafat, yang di bicarakan di dalam karya-karya itu. Inti sari ajaran Aristoteles yang mengenai fisika dan meta fisika terdapat dalam ajarannya tentang apa yang di sebut dunamis (potensi) dan energeia (aksi) semula ajaran ini di pakai guna memecahkan soal perubahan dan gerak. Perubahan dan gerak dalam arti yang yang lebih luas mencakup hal “menjadi” dan “binasa” serta segala perubahan lainnya. Baik di bidang bilangan maupun di bidang mutu dan di bidang ruang. Tiap gerak sebenarnya mewujudkan suatu perubahan dari apa yang ada sebagai potensi kea apa yang ada secara terwujud. Oleh karena itu setiap gerak mewujudkan suatu perpindahan
  • 6. dari apa yang ada sebagai potensi ke apa yang ada secara terwujud. Dari dirinya sendiri apa yang ada secara terwujud tidak dapat mengusahakan perubahannya. Untuk itu di perlukan adanya suatu penggerak yang ada pada dirinya sendiri yang telah memiliki kesempurnaan , yang tidak perlu di sempurnakan. Penggerak pertama yang tidak di gerakkan oleh penggerak yang lain. Tidak mungkin memiliki keluasan serta bersifat fisik.kuasanya tak terhingga dan kekal. Penggerak pertama yang demikian itu tidak berasal dari dalam dunia, sebab di dalam jagat raya ini tiap gerak di gerakan oleh sesuatu yang lain. Penggerak pertama ini adalah allah . ialah yang menyebabkan gerak abadi, yang sendiri tidak di gerakkan , karena bebas dari materi. Allah adalah Actus purus, Aktus murni. Di dalam dunia inilah kita menghadapi pengertian-pengertian tentang”yang ada sebagai potensi” dan “yang ada secara terwujud” . Menurut Aristoteles keduanya itu adalah sebutan yang melambangkan materi (hule) dan bentuk (eidos, morfe). Bagi Aristoteles eidos adalah asas yang imanen atau yang berada dalam benda yang kongkrit, yang secara sempurna menentukan jenis benda itu, yang menjadikan benda yang kongkrit itu di sebut demikian (di sebut meja, kursi, dll) jadi pengertian yang ada pada manusia (meja, kursi, dll) bukanlah sesuai dengan realitas idea yang berada di dunia idea.melainkan sesuai dengan jenis benda yang tampak pada benda yang kongkrit. Materi (hule) dalam arti yang mutlak adalah asas atau lapisan bawah yang paling akhir dan umum. Tiap benda yang dapat di amati di susun dari padanya. Oleh karena itu materi perlu mutlak bagi pembentukan segala sesuatu. Materi pada dirinya artinya lepas dari pada segala bentuk, tidak memiliki kenyataan, bukan hal yang berdiri sendiri. Sekalian demikian materi bukan hal yang “tidak ada” sama sekali. Materi adalah kenyataan yang belum terwujud atau menjadi di tentukan oleh bentuk. Demikianlah materi dan bentuk tidak dapat di pisahkan. Materi tidak dapat berada tanpa bentuk, sebaliknya bentuk tidak dapat berada tanpa materi. Tiap benda yang dapat di amatidi susun dari bentuk dan materi. Materinya adalah rangkuman segala yang belum di tentukan dan yang belum terwujud, sedang bentuknya memberikan kesatuan kepada benda itu. Di sini tampak bahwa pada semua gerak di andaikan adanya tujuan. Dunia ini bertujuan . perkembangan dunia tergantung pada tujuan. Tiap hal yang alamiah memiliki potensi untuk merealisasikan diri sesuai dengan tujuannya. Segala sesuatu di dalam alam raya ini bertujuan. Jagat raya laksana seorang tuan rumah yang baik, yang tidak membuang apa yang berguna. Ajaran Aristoteles tentang manusia melalui dua tahap. Dalam tafap pertama ia masih di pengarui plato, sehingga masih mengajarkan dualisme antara tubuh dan jiwa, serta mengajarkan praeksistensi jiwa. Akan tetapi kemudian ia meninggalkan dualisme dengan menjembatani jurang yang ada di antara tubuh dan jiwa. Keduanya di pandang sebagai dua aspek dari satu substansi, yang saling berhubungan dan yang nisbahnya sama seperti nisbah antara materi dan bentuk , atau antara potensi dan aktus . jikalau tubuh adalah materi, maka jiwa adalah bentuknya,
  • 7. jikalau tubuh adalah potensi maka jiwa adalah aktusnya. Jiwa adalah asas hidup dalam arti yang seluas-luasnya, yang menjadi asas segala arah hidup yang menggerakan tubuh, yang memimpin segala perbuatan yang menuju pada tujuan. Pengertian tentang jiwa yang demikian itu berlaku baik bagi manusia maupun bagi binatang dan tumbuh-tumbuhan. Seprti halnya dengan plato , Aristoteles mengajarkan adanya dua macam pengenalan yaitu : pengenalan inderawi dan rasional. Menurut Aristoteles pengenalan “inderawi” memberikan pengetahuan tentang bentuk benda tanpa materinya.. hal ini sama dengan lilin , yang padanya di terapkan cap . lilin itu hanya menerima bentuk cap, bukan capnya . apa sebab demikian ? karena kualitas telah tersirat di dalam bendanya sendiri. Umpamanya : bunga merah, kualitas “merah “telah tersirat dalam bunga itu sendiri . demikian juga dengan “batu keras”, kualitas ” keras “ telah tersirat di dalam batunya. Merah dan Keras adalah bentuk-bentuk yang yang menentukan materi bunga dan batu. Jadi pengetahuan inderawi hanyalah hanya mengenai hal-hal yang kongkrit dari suatu benda tertentu. Tidak demikianlah halnya dengan pengenalan yang “rasional” jikalau indera hanya terbatas kepada satu aspek saja ( mata melighat, telinga mendengar, dll) maka rasiolah yang ada pada manusia , tidak terbatas aktivitasnya .” Rasio “ dapat mengenal hakekat sesuatu , jenis sesuatu. Sasaran rasio lebih lebih umum di banding dengan sasran indera. Di dalam filsafat Aristoteles etika mendapat tempat yang khusus. Hukum- hokum nya bukan di arahkan kepada suatu cita-cita yang kekal, mutlak dan tanpa syarat di dalam dunia yang mengatasi penginderaan kita , tetapi di arahkan ke dunia ini. Hukum-hukum kesusilaan di turunkan dari pengamatan perbuatan-perbuatan kesusilaan dan dari pengalaman angkatan yang susul-menyusul. Ajaran Aristoteles tentang Negara berhubungan erat sekali dengan ajarannya tentang etika. Dapat di katakan , bahwa ajarannya tentang Negara mewujudkan lanjutan dan penyelesaian ajarannya tentang etika. Manusia adalah zoon politikon, makhluk social, makhluk hidup yang membentuk masyarakat . demi keberadaannya dan demi penyempurnaan dirinya di perlukan persekutuan dengan orang lain. Untuk keperluan itu di butuhkan Negara . Negara bertujuan untuk memungkinkan hidup dengan baik, seperti halnya dengan segala lembaga yang lain.