2. Leadership & Advokasi
Leadership
• Menurut Robert Dubin definisi atau pengertian kepemimpinan diartikan
sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan.
Menurut J.L. Hemphill definisi atau pengertian kepemimpinan adalah suatu
inisiatif untuk bertindak yang menghasilkan suatu pola yang konsisten dalam
rangka mencapai jalan pemecahan dari suatu persoalan bersama.
George R. Terry memberikan definisi atau pengertian kepemimpinan sebagai
•
•
aktivitas untuk mempengaruhi
mencapai tujuan organisasi.
orang-orang supaya diarahkan untuk
• Menurut Stoner, kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
3. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan akan muncul
apabila ada seseorang yang karena sifat – sifat dan
perilakunya mempunyai kemampuan untuk mendorong
orang lain untuk berpikir, bersikap, dan ataupun berbuat
sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya.
4. Bakat-bakat yang diperlukan
untuk menjadi seorang
pemimpin diperolehnya sejak
lahir.
The great men theory
(teori orang besar) atau
Trait theory (teori bakat)
Teori
Kepemimpinan
Situasional
theory (teori
situasi)
Seseorang dapat dibentuk
menjadi seorang pemimpin,
tetapi untuk menjadi pemimpin
yang baik ada bakat-bakat
tertentu yang ada di diri
seseorang yang diperoleh dari
alam.
Teori Ekologi
Orang biasa yang jadi pemimpin
a/ karena adanya situasi yang
menguntungkan dirinya.
5. Upaya untuk mencapai satu
tujuan dilakukan dengan
menimbulkan ketakutan serta
ancaman.
Diktator
Gaya
Kepemimpinan
Santai/
Laissez-
Faire Autokratis
Segala keputusan ada
ditangan pemimpin.
Peran pemimpin hampir tidak
terlihat karena segala keputusan
diserahkan ke bawahan.
Demokratis
Peran serta bawahan dalam
pengambilan keputusan yang
dilakukan secara musyawarah.
6. 1. Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih
pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan dalam bidang profesinya.
Pemimpin
Yang
Efektif
menurut
Ruth M.
Trapper
2. Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan
sendiri serta kebutuhan orang lain.
3. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif
4. Mengarahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan
5. Mengambil tindakan
7. Pimpinan dan Kepemimpinan
Pimpinan tingkat pertama (Lower Manager)
Pimpinan tingkat menengah (Middle Manager)
Pimpinan puncak (Top Manager)
• Konseptual skill yang terbesar dan technical skill yang terkecil
• Saluran informasi dan komunikasi timbal balik antara Lower Manager dan Top
Manager.
• Technical skill
8. Kepemimpinan dalam Pelayanan Kebidanan
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi & manajemen
pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam
praktik kebidanan (Perpres 14 tahun 2019). Bidan sebagai seorang pemimpin harus :
– Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.
– Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di masyarakat.
Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan upaya perbaikan
atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
– Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif luas dan kritis.
– Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik kebidanan.
9. Bidan adalah profesi yang benar-benar harus dijiwai karena sangat menuntut tanggung
jawab. Bidan juga nantinya akan menjadi pemimpin di tengah masyarakat. Bidan adalah
orang yang berperan penting dalam terciptanya ibu dan anak yang sehat dan keluarga
bahagia serta generasi bangsa yang sehat. Oleh
bidan harus mempunyai prinsip sebagai berikut:
karena itu dalam menjalankan tugasnya,
service quality
Behaviour change
Say thanks to the
problem
Work with
reverence for the
Lord
Do the best
Improved your
Customer
Oriented
Don’t make
mistake
• Sesuai standar profesi
Love your do, do
your love
10. sebagai Leader
Keterampilan Bidan
• Mengenali keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan dan
dan
menolak setiap tugas atau
tanggung jawab bidan.
tanggung jawab diluar wewenang
• Menerima
kebidanan.
tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik
• Menggunakan kemampuan untuk berfikir secara proaktif,
perspektif luas dan kritikal dalam konteks penyelesaian masalah.
12. Saat ini kamu sedang berada di keramaian.
1.Tidak masalah, lagi pula aku memang suka menjadi pusat perhatian.
2.Kalau bisa cari tempat lain, yuk! Aku tidak suka menjadi pusat perhatian.
Ketika sedang rapat, setiap anggota diminta untuk berbicara kalau ingin menyampaikan
pendapat.
1.Dengan senang hati, karena aku yakin pendapatku bisa membantu yang lain.
2.Aku jarang mengemukakan pendapat, karena menurutku rekan kantorku yang lain punya pendapat
yang lebih bagus.
Ada rekan kerjamu yang sedang sakit.
1.Aku biasanya memberi semangat dan doa, baik secara langsung maupun tertulis lewat pesan
singkat. Aku juga menyarankan beberapa merek obat yang bisa membantunya supaya lekas sembuh.
2.Aku biarkan saja, karena aku takut kalau salah bicara.
TES KEPEMIMPINAN
13. Ada rekan kerjamu yang menanyakan saran.
1.Tentu dengan senang hati aku memberi saran yang ada di otakku. Kalau perlu aku bertanya lebih jauh
tentang permasalahan yang sedang dia hadapi. Supaya aku bisa memberi saran yang lebih tepat.
2.Aku akan menjawabnya, tapi aku takut terlalu ikut campur.
Kamu melihat uang jatuh di lantai.
1.Aku akan menanyakan kepada rekan kerjaku siapa pemilik uang tersebut, bisa jadi salah satu dari mereka
adalah pemiliknya.
2.Aku akan memindahkan uang tersebut ke tempat yang lebih aman dan tidak terlalu jauh dari lokasi semula.
Toh, nanti pemiliknya akan mencari ke sekitar situ.
Kamu adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah dengan cepat.
1.Iya, karena aku tidak akan tenang kalau belum menemukan jawabannya.
2.Sepertinya tidak
Bos di bagianmu sedang berhalangan hadir, HRD meminta salah satu pegawai untuk menggantikan
posisi bos mu untuk sementara waktu.
1.Aku bersedia jika memang dibutuhkan.
2.Jangan aku deh, rekan kerjaku yang lain ada yang lebih pintar kok.
Semua orang berpotensi menjadi leader.
1.Aku setuju.
2.Tidak juga ah.
14. Advokasi
• Istilah advocacy (advokasi) mulai digunakan dalam program kesehatan masyarakat
pertama kali oleh WHO pada tahun 1984, sebagai salah satu strategi global pendidikan
atau promosi kesehatan.
• Webster’s New Collegiate Dictionary mengartikan advokasi sebagai tindakan atau proses
untuk membela dan memberi dukungan. Advokasi dapat pula diterjemahkan tindakan
yang mempengaruhi seseorang.
• Advokasi adalah kombinasi individu dan sosial tindakan yang dirancang untuk
keuntungan politik dan masyarakat dukungan untuk tujuan kesehatan atau program
tertentu. Tindakan dapat diambil oleh, atau atas nama, individu dan kelompok untuk
menciptakan kondisi hidup yang mempromosikan kesehatan dan gaya hidup sehat.
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang atau bidan/organisasi yang di duga
•
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau pelaksanaan
suatu kegiatan. Secara operasional, advokasi adalah kombinasi antara gerakan
politis,
perorangan dan masyarakat yang di rancang untuk memperoleh komitmet
dukungan kebijakan, penerimaan gagasan, atau dukungan terhadap system untuk suatu
tujuan atau program tertentu.
15. Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi
antara pendekatan atau kegiatan individu dan social, untuk
memperoleh
penerimaan
komitmen politik, dukungan kebijakan,
mendukung
social, dan adanya sistem yang
terhadap suatu program atau kegiatan.
16. Tujuan Advokasi
Adanya
komitmen
dan dukungan
dari kebijakan
pemerintah,
sumberdaya,
dan
keikutsertaka
n berbagai
pihak untuk
memberikan
kemudahan
dalam
menyelesaika
n masalah
kesehatan.
Adanya
kemauan atau
kepedulian
menyelesaika
n masalah
kesehatan
dengan
memberikan
alternatif
solusi
Adanya
pemahaman
atau
kesadaran
terhadap
masalah
kesehatan
Adanya
ketertarikan
dalam
menyelesaika
n masalah
kesehatan
Adanya
tindakan
nyata dalam
menyelesaika
n masalah
kesehatan
Adanya
tindak lanjut
kegiatan
17. Advokasi dalam pelayanan Kebidanan
Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan kebidanan, yang
mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan mereka sendiri.
Bidan
berperan
sebagai
advocator
dengan
tugas
Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan informasi kesehatyan dan
membertikan dukungan sosial.
Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan.
Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini atau mempercayai bahwa
program kesehatan yang ditawarkan perlu di dukung melalui kebijakan atau keputusan politik.
antara lain: Kebijakan itu dalam bentuk peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan
kesehatan publik.
18. Bentuk Kegiatan Advokasi
• Melakukan pendekatan dengan para pembuat keputusan
setempat, agar mereka menerima commited atau usulan, dan
akhirnya mereka bersedia mengeluarkan kebijakan atau
keputusan-keputusan untuk membantu atau mendukung program
tersebut, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Lobi Politik
• Melakukan pendekatan dan pelatihan-pelatihan kepada tokoh
para masyarakat setempat, baik tokoh masyarakat formal maupun
informal.
Pendekatan dan
Pelatihan Masyarakat
• Petugas kesehatan bersama-sama tokoh masyarakat melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan, konseling melalui berbagai kesempatan dan media.
•Seminar atau presentasi yang di hadiri oleh para pejabat lintas program dan
lintas sektoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan di
wilayahnya, lengkap dengan data dan iliutrasi yang menarik, serta rencana
program pemecahannya.
Penyuluhan Kesehatan
(Seminar atau
Presentasi)
19. Media Advokasi dalam Pely. Kebidanan
– Lisan (langsung kepada sasaran) / Seminar
– Artikel (media massa)
– Berita
– Diskusi
– Penyampaian pendapat untuk membentuk opini publik
dan lain sebagainya.
20. Decision Making Process in
Practice
Midwifery
Suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat
suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta
dan data, menentukan alternatif yang matang
untuk mengambil suatu tindakan yang tepat dalam
praktek kebidanan.
23. Non Rasional
Kepatuhan
Imitasi
Perasaan/Kehendak
Intuisi
Kebiasaan
Keputusan di ambil dari keputusan yang lalu apabila muncul masalah
yang sama dengan masalah yang pernah dihadapi.
Persepsi yang terbentuk dengan segera bagaimana bertindak dalam
situasi tersebut. Namun intuisi hanya sebatas mengarahkan
keputusan berdasarkan apa yang terbesit dalam pemikiran saat itu.
Yang dianggap benar adalah yang dirasakan benar atau memuaskan
kehendak dan begitupun sebaliknya apabila yang dirasakan salah
adalah yang tidak sesuai dengan kehendak.
Mengambil penilaian dari orang lain sebagai acuan dengan
mengesampingkan benar dan salah.
Mengikuti aturan atau perintah dari penguasa, tidak memandang
apakah anda setuju atau tidak
24. Rasional
Deontologi
Konsekuensialisme
Prinsiplisme
Etika budi pekerti
Kurang berfokus pada pembuatan keputusan, tetapi lebih pada
karakter dari si pengambil keputusan yang tercermin dari
perilakunya.
Menggunakan prinsip-prinsip etik sebagai dasar dalam
membuat keputusan etis, dengan tetap mempertimbangkan
aturan & konsekuensi yang mungkin timbul.
Menganalisa bagaimana konsekuensi (hasil) yang akan didapat
dari berbagai pilihan tindakan. Tindakan yang benar adalah
tindakan yang memberikan hasil yang terbaik.
Keputusan yang diambil berdasarkan aturan-aturan yang
berhubungan dengan tugas. Dalam pengambilan keputusan ini
perhatian utama pada tugas.
25. – Tidak satupun dari 4 pendekatan ini yg dapat mencapai
persetujuan universal
– Setiap org berbeda dlm memilih pendekatan krn setiap
pendekatan mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri
– Dengan mengkombinasikan ke 4 pendekatan tsb maka akan
didapatkan keputusan etis yg rasional dengan tetap
memperhatikan situasi yg dihadapi
26. Hal-hal yang
keputusan
perlu diperhatikan dalam pengambilan
Pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan
Pengambilan keputusan dilakukan pada sistematika tertentu
•Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil
•Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
•Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi
- Falsafah yang dianut organisasi
Masalah harus diketahui dengan jelas
Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul
dengan sistematis
Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dianalisa secara matang
28. Gaya Pengambilan Keputusan
Ada 7 Variabel
yang
mempengaruhi
dalam
pengambilan
keputusan
Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi
Derajat informasi yang dimiliki oleh bidan
Derajat pada masalah yang terstruktur dalam organisasi
Pentingnya komitmen bawahan dan keterampilan membuat keputusan
Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima
Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan intitusi
Kemungkinan bawahan konflik dalam proses akhir pada keputusan final
29. CIRI KEPUTUSAN YANG ETIS
1. Mempunyai pertimbangan
apa yang salah
Sering menyangkut pilihan
Tidak mungkin dielakan
tentang apa yang benar dan
2.
3.
4.
yang sukar
Dipengaruhi oleh norma-norma, situasi, iman, tabiat
dan lingkungan sosial
30. PROSES YG DAPAT DITEMPUH DALAM
MEMBUAT KEPUTUSAN
– Tentukan apakah masalah yg dihadapi adalah masalah etis
– Konsultasi kpd sumber2 kewenangan spt IBI, serta kolega lain utk mengetahui
bagaimana biasanya berhadapan dg masalah tsb
– Pertimbangan solusi alternatif berdasarkan prinsip dan nilai yg dipegang serta
konsekuensinya
– Diskusikan usulan solusi anda dg siapa solusi itu akan berpengaruh
– Buatlah keputusan
– Evaluasi keputusan