Teks tersebut membahas tentang pengantar ekonomi mikro. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan pentingnya teori ekonomi mikro dalam pengambilan keputusan konsumen dan produsen, struktur dasar teori ekonomi mikro seperti definisi, asumsi, hipotesis, dan ramalan, serta beberapa konsep dasar seperti harga, permintaan, penawaran, dan pasar.
4. ● Pentingnya Teori Ekonomi Mikro
Suatu teori disusun dengan tujuan dapat menjelaskan
suatu observasi atau bisa disebut teori merupakan suatu
konsep, gagasan, atau prinsip.Menggunakan
teori,sebuah peristiwa dapat diabstraksikan secara
gambling dan rinci.
● Teori ekonomi mikro
Sebagai dasar prinsip pengambilan keputusan
seseorang konsumen maupun produsen, sehingga teori
ekonomi bermanfaat untuk merumuskan pemikiran
yang dapat menjelaskan permasalahan yang ada.
PENTINGNYA TEORI EKONOMI MIKRO
6. DEFINISI
Menjelaskan variable ( suatu besaranyang nilainya dapat
mengalami perubahan) sifat hubungan itu akan diterangkan
dalam teori tersebut. Sebagai contoh dalam hukum
permintaan dinyatakan “kalau harga suatu barang berubah
maka jumlah barang yang diminta akan berubah”. Dengan
demikian variable yang terikat dalam hukum permintaan
tersebut adalah variable harga dan ariabel jumlah barang
yang diminta(dibeli).
Variable di bedakan menjadi variable endogenus ( variable
yang sifatnya diterangkan dalam teori yang berkaitan )
dan variable aksogenus ( variable yang
mempengaruhi variable endogenus yang besarnya
ditentukan oleh factor-faktor yang berada di luar teori yang
berkaitan ).
7. PERMISALAN (ASUMSI)
Pemisalan merupakan salah satu syarat
penting untuk pembuatan teori. Pemisalan
dikenal sebagai CETERIUS PARIBUS (hal-hal
lainya tidak mengalami perubahan).
Kegiatan ekonomi dan kehidupan
pereokonomian sangatlah kompleks
sehingga harus dibuat gambaran yang lebih
sederhana.Penyederhanaan
tersebutkdilakukan dengan membuat
pemisalan (asumsi).
8. HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu penyataan yang menjelaskan sifat
hubungan
veriabel yang dibicarakan.Hipotesis memiliki sifat yang positif
dan negative.
hipotesis positif bila perubahan suatu variable akan bergerak
pada arah yang bersamaan.
EX : jika pendapatan naik maka permintaan terhadap barang
akan naik
sebaliknya hipotesa nagatif terjadi bila perubahan suatu
variable akan bergerak pada arah yang berlawanan(terbalik).
EX : jika harga suatu barang naik maka permintaan akan turun.
9. RAMALAN/PREDIKSI
Teori bermanfaat utuk menjelaskan peristiwa serta
meramalkan keadaan yang belum diketahui.
Dengan menggunakan teori ekonomi mikro, kita dapat
mempelajari mengapa permintaan,mengapa harga suatu
barang naik atau turun, mengapa permintaan suatu
barang naik atau turun, dan mengapa penawaran suatu
barang dapat berubah.Ini adalah manfaat teori yang
pertama, yakni menjelaskan suatu peritiwa.Manfaat
penting lainya adalah peramalan.
10. DEFINISI MENURUT PARA AHLI
Definisi dari Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang sering terjadi dan
terlihat di kehidupan kita sehari-hari, Pengertian ilmu ekonomi
secara lebih gamblang menurut para ahli yaitu :
Adam Smith : suatu penyelidikan tentang keadaan dan sebab
adanya kekayaan negara.
Alfred Marshall : ilmu yang mempelajari tindakan manusia secara
perorangan pun kolektif dan kaitannya dalam penggunaan
barang-barang material.
JM keynes : ilmu yang mempelajari mengenai tingkat
kemakmuran suatu negara yang erat kaitannya dengan intervensi
dari pemerintah yang berujung pada kondisi ekonomi tertentu
Prof. DR. J.L Mey JR : ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha
manusia ke arah kemakmuran.
11. BEBERAPA MANFAAT MEMPELAJARI
ILMU EKONOMI
Membuat manusia lebih mengerti cara memanfaatkan ekonomi yang
baik dan benar sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bisa mengetahui wujud perilaku ekonomi dalam kehidupan nyata.
Timbul pemahaman dan kesadaran akan keterbatasan potensi yang
dimiliki oleh manusia dan lingkungan.
Dapat melatih seseorang agar berjiwa sosial dan bersifat teliti serta
ekonomis.
Dapat melatih seseorang agar mampu mengatur atau mengelola nilai
nominal dengan baik dan bijak.
Dapat dengan cermat mengatur skala prioritas kebutuhan dari keperluan
yang terpenting/ mendesak terlebih dahulu.
12. PENGERTIAN DASAR
PEREKONOMIAN TERBUKA
NOW
Perekonomian Terbuka adalah suatu sistem
ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan
ekspor dan impor yang tentunya dilakukan
antara satu negara dengan negara lainnya.
Dalam pengertian lain perekonomian
terbuka juga disebut sebagai perekonomian
empat sektor yang memang mencakup empat
kriteria, yaitu rumah tangga, perusahaan,
pemerintah, dan luar negeri.
13. Beberapa Penyebab Terjadinya Perdagangan
Nasional dalam Sistem Perekonomian Terbuka
Berikut adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya
perdagangan Internasional :
Perbedaan Kondisi Produk. Alasan perbedaan kondisi
suatu produk ini
yang lebih cenderung mengarah pada kualitas produk juga
menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional.
Menghemat Biaya Produksi. Alasannya adalah untuk
menekan tingginya biaya produksi dengan cara menghasilkan
produk dalam skala jumlah yang lebih besar.
Perbedaan tingkat selera. Misalkan kondisi sebuah produk
dari berbagai daerah itu sama, perdagangan internasional
tetap mungkin akan terjadi apabila masing – masing penduduk
di suatu negara memiliki selera yang berbeda.
Adanya prinsip perbandingan keunggulan (comparative
advantage). Maksudnya yaitu suatu negara cenderung akan
lebih berspesialisasi untuk menciptakan
14. Produk dan mengekspornya ke luar jika dirasa
pembuatan produk di negaranya itu memakan biaya
yang relatif lebih rendah dari pada dibuat oleh negara
lain. Sebaliknya suatu negara akan lebih memilih
untuk mengimpor produk jika biaya produksi untuk
menghasilkan produk tersebut dinilai relatif tinggi
(kurang efisien) jika di produksi di negaranya sendiri.
Nah, dengan adanya sistem perekonomian
terbuka yang salah satunya memicu suatu negara untuk
lebih berspesialisasi sesuatu prinsip keunggulan
komparatif, maka roda kehidupan semua orang akan
menjadi lebih mudah dan lebih baik.
16. 2.1. HARGA SUATU BARANG DAN
JASA
Harga adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan
dengan jumlah uang tertentu. Barang dan jasa tersebut
mempunyai harga apabila barang dan jasa itu mempunyai
nilai dan guna. Semakin berguna dan semakin langka, maka
harga barang itu semakin mahal. Berguna tetapi tidak
langka membuat harga barang itu relatif tidak mahal.
Apalagi jika barang itu tidak berguna dan langka maka
barang itu tidak berharga.
17. Dalam bahasa teori ekonomi, harga terbentuk
karena adanya interaksi antara permintaan dan
penawaran. Jika permintaan lebih banyak darpada
suplai maka harga barang tersebut akan meningkat.
Demikian sebaliknya jika permintaan lebih kecil
dibandingkan suplai maka harga barang akan turun.
18. Di samping menciptakan mekanisme pertukaran, harga juga berfungsi
1. Mengadakan keseimbangan antara kebutuhan dengan alat pemuas
yang diminta.
2. Dengan adanya harga maka manusia mau tidak mau akan
membatasi kebutuhannya sesuai dengan kemampuannya dalam
membayar harga barang dan jasa tersebut. Jadi, harga akan
bertugas “to cut off demand” (Cassel).
3. Harga juga membagi alat produksi pada berbagai kemungkinan
pemakaian. Alat- alat produksi akan dipakai pada sektor yang betul-
betul dapat menguntungkan dibandingkan dengan pengorbanan
yang diberikan untuk mendapatkan alat-alat tersebut.
19. 2.2. TEORI PERMINTAAN
Dalam teori ekonomi, yang dimaksud dengan “permintaan” ialah
keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa, dan
keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau menukar
barang dan jasa tersebut.
Dalam sistem ekonomi yang menganut sistem harga, yang dimaksud
dengan “barang yang diminta” ialah keinginan untuk membeli sesuatu
yang didukung oleh uang yang cukup untuk membayar barang yang
diinginkan itu. Sedang permintaan itu sendiri bisa didefinisikan dengan
berbagai kemungkinan jumlah barang atau jasa yang diminta oleh
pembeli pada berbagai tingkat harga untuk periode waktu tertentu dan
20. faktor-faktor yang memengaruhi permintaan suatu barang , antara lain:
1. Harga barang itu sendiri.
2. Kegunaan barang tersebut.
3. Rasa dan keinginan konsumen.
4. Banyak dan sedikitnya konsumen itu sendiri.
5. Jumlah barang dan jasa yang tersedia.
6. Jumlah dan jenis barang pengganti.
7. Harga barang yang lain.
8. Tingkat penghasilan konsumen.
9. Waktu/tempat.
21. Rumus Fungsi Permintaan :
Dx = f (Px; Py . . . . . . . Pz, I, S)
Dimana :
Dx = Permintaan akan barang
Px = Harga barang itu sendiri
P2 = Harga barang yang lain
I = Pendapatan konsumen
S = Selera
22. 2.2.1. HUKUM
PERMINTAAN
Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut
pengaruh harga terhadap jumlah barang seperti ”Jika harga
turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah,
sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta
akan berkurang”.
Secara umum, bila harga suatu barang tinggi, hanya sedikit
orang yang mau dan mampu membelinya. Akibatnya, jumlah
barang yang dibelinya hanya sedikit saja. Kalau harga barang
tersebut diturunkan, pasti lebih banyak orang yang mau dan
mampu membelinya sehingga jumlah barang yang dibeli makin
23. Hipotesis tersebut didasarkan atas asumsi ceteris
paribus :
• Naiknya harga akan mengakibatkan berkurangnya
jumlah pembeli dan kecenderungan konsumen untuk
mengurangi jumlah pembelinya karena konsumen
tersebut menggantinya dengan yang lain (misalnya
menggantikan susu bubuk dengan susu fulkrim)
karena konsumen tersebut merasa ia lebih miskin
dari keadaan sebelum kenaikan harga.
• Sedangkan turunnya harga mendorong konsumen
memperbesar pembeliannya, juga mendorong
24. 2.2.2. KURVA
DEMAND
Kurva permintaan merupakan tempat titik. Yang
masing-masing menggambarkan tingkat maksimal pembelian
pada area tertentu dengan cateris paribus. Kurva permintaan
juga merupakan pembatas kondisi. Pada harga tertentu seorang
selalu bersedia membeli jumlah yang lebih kecil, apabila hanya
jumlah yang lebih kecil itu dapat diperolehnya. Akan tetapi
seseorang tidak akan dapat dibuat membeli lebih banyak
daripada jumlah yang diperlihatkan dalam kurva permintaan.
Kurva permintaan juga memperlihatkan harga maksimal
yang akan dibayar bagi bermacam-macam kuantitas per unit
25. (Tabel 2.1 Daftar permintaan barang x)
Daftar permintaan adalah suatu daftar yang menunjukkan hubungan
antara berbagai harga dengan berbagai jumlah barang atau jasa yang
diminta pada harga tersebut.
TiƟk
Kemungki
nan
Harga
(dalam
Rp)
Jumlah Barang
yang
Diminta (dalam
unit)
A 2.000 4
B 1.600 8
C 1.200 12
D 800 16
26. Dapat disimpulkan bahwa kurva permintaan merupakan kurva yang
menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta
dengan harga di mana harga sebagai variabel independen dan jumlah
barang yang diminta merupakan variabel dependen. Naiknya nilai
suatu variabel diikuti oleh turunnya nilai variabel satunya sehingga
kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari
kiri atas ke kanan bawah.
(Tabel 2.1 kurva
demand)
27. 2.2.3. PENGECUALIAN KURVA
DEMAND
Walaupun menurut hukum permintaan
kurva permintaan turun miring ke kanan, ada
juga pengecualian seperti halnya dengan
kebanyakan hukum dan peraturan. Sir Robert
Giffen adalah seorang ahli ekonomi Inggris pada
abad ke-19 yang menemukan pengecualian ini
yaitu “barang Giffen” / “keanehan Giffen” (Giffen
paradox).
28. Ada dua hal lagi yang diduga keras sebagai
pengecualian terhadap hukum permintaan. Hal pertama
berhubungan dengan barang gengsi (presoge goods),
dimana jika harga barang naik maka permintaan akan
bertambah. Hal kedua adalah pengaruh harapan yang
dinamis (dynamic expectations effects) gimana jika harga
barang turun maka jumlah permintaan akan turun
apabila orang memperkirakan bahwa harga akan terus-
menerus turun. Demikian ini bukan pengecualian
terhadap hukum permintaan harga sekarang ini
30. 2.2.4. MENGGAMBAR KURVA
DEMAND DENGAN MATEMATIS
Hubungan antara harga dan jumlah yang diminta bisa dituliskan berupa
fungsi sebagai berikut :
Q = F (P)
fungsi ini bisa dituliskan dengan fungsi persamaan permintaan sebagai
berikut :
Q = a – bP
Dimana :
Q = jumlah barang yang diminta
P = harga
A = konstanta, jika harga barang sama dengan nol, maka jumlah yang
diminta tertentu (Suatu garis yang memotong garis yang lain)
B = slope dari hari itu
31. Misalkan saja persamaan fungsi permintaan suatu barang x adalah :
Qx = 200 – 0,5 Px
Bagaimanakah bentuk kurva demand nya?
Qx = 200 – 0,5 Px
Jika p x = 0 maka QX = 200. Angka 200 ini adalah intersept yang memotong
di sumbu horizontal.
Persamaan diatas bisa ditulis dengan persamaan:
Px = 400 - 2 Qx
Jika Qx = 0, maka px = 400. Angka 400 ini adalah intersept yang memotong
di sumbu vertikal.
Slope negatif ini menggambarkan bahwa hubungan antara Q dan P
selalu berbanding terbalik. Slope yang negatif menggambarkan
bentuk kurva permintaan piring dari kiri atas kekanan bawah.
33. 2.2.5. PERGESERAN KURVA
DEMAND
Pada harga-harga tertentu orang akan meminta jumlah
yang lebih tinggi per unit waktu jika pendapatan yang
naik daripada apabila pendapatannya tidak berubah.
Begitupun sebaliknya akan tetapi apabila kita berhadapan
dengan barang yang inferior yaitu yang rendah mutunya
maka naiknya pendapatan akan menyebabkan jumlah
yang diminta bukan bertambah tetapi sebaliknya menjadi
berkurang. Jika salah satu dari kata paribus berubah
maka akan mengakibatkan perubahan permintaan.
34. Perubahan panjang kurva permintaan dan pergeseran kurva
permintaan.
Perubahan permintaan dapat dibedakan menjadi:
1. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan
pergeseran di sepanjang kurva permintaan itu sendiri
Sepanjang kurva permintaan sepanjang kurva
permintaan terjadi bila harga komoditi yang diminta berupa
(naik atau turun). Tersebut akan menaikkan jumlah yang
diminta untuk mengurangi jumlah yang diminta.
35. (Tabel 2.4
pergeseran di
sepanjang kurva
demand)
Dapat disimpulkan bahwa kurva permintaan merupakan kurva
yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa
yang diminta dengan harga di mana harga sebagai variabel
independen dan jumlah barang yang diminta merupakan
variabel dependen. Naiknya nilai suatu variabel diikuti oleh
turunnya nilai variabel satunya sehingga kurva permintaan
berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas
ke kanan bawah.
36. 2. Perubahan faktor-faktor lain selain harga barang itu sendiri
mengakibatkan pergeseran kurva permintaan
Permintaan ke kanan dan ke kiri disebabkan oleh perubahan
permintaan dan faktor-factor selain merupakan komoditi
tersebut. Faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan yaitu
pendapatan riil dan referensi dan yang lain yang terbaik
(substitusi atau komplementer).
Hal yang perlu diingat adalah bahwa “perubahan harga akan
menyebabkan pergerakan sepanjang satu permintaan dan
perubahan variabel menyebabkan perubahan permintaan yang
dibutuhkan oleh bergesernya kurva permintaan”.
37. a. Pendapatan konsumen
Kenaikan pendapatan akan cenderung meningkatkan.
Artinya bahwa kurva permintaan menunjukkan
kuantitas yang diminta lebih besar pada setiap harga
adanya kenaikan pendapatan akan menggeser kurva
permintaan ke kanan dan sebaliknya menurunnya
pendapatan akan menggeser kurva permintaan ke kiri.
b. Harga barang terkait substitusi dan komplementer
Adanya perubahan harga barang lain juga akan
menyebabkan perubahan permintaan. Ada dua macam
barang terkait, yaitu barang substitusi dan
komplementer. Dua macam barang tersebut dapat di
38. c. Selera dan preferensi konsumen
Selera dan preferensi mempunyai arti yang hampir bahkan
sama dalam menentukan permintaan. Dapat disimpulkan
bahwa karena ada kesulitan dalam pengukuran dan teori
tentang perubahan selera maka dianggap bahwa selera
konstan, walaupun sebenarnya tidak, kalau ada pengenalan
produk baru di pasar.
d. Perubahan faktor, misalnya perubahan pengharapan harga
jika ada harapan yang terjadi perubahan harga relatif
sangat penting dalam menentukan posisi kurva permintaan.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan ini terjadi akibat
40. 2.2.6. PERMINTAAN INDIVIDU DAN
PERMINTAAN PASAR
Permintaan suatu komoditi dapat dibedakan atas individu dan
permintaan semua orang dalam pasar. Kurva permintaan pasar
diperoleh dari penjumlahan kurva permintaan sebagai individu
terhadap barang tersebut pada setiap tingkat harga.
(Tabel 2.2 Pembentukan Kurva
Pasar )
Harga Jumlah yang
diminta Ali
Jumlah yang
diminta Budi
Jumlah yang
diminta pasar
Rp12.000,00 10 15 25
Rp10.000,00 20 20 40
Rp8.000,00 30 25 55
41. (Tabel 2.2 Pembentukan Kurva
Pasar)
Dari Tabel 2.2 di atas terlihat bahwa
permintaan pasar merupakan penjumlahan
horizontal permintaan Ali dan Budi pada setiap
tingkat harga. Kurva permintaan pasar adalah
penjumlahan horizontal dari permintaan
individu.
42. 2.3. TEORI
PENAWARAN
Adanya kebutuhan barang dan jasa,sebagian dari
masyarakat ada yang bertindak untuk menyediakan
kebutuhan tersebut. Golongan ini disebut golongan
produsen. Golongan produsen ini menciptakan
penawaran.Penawaran adalah hubungan antara harga
dengan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan dijual
oleh penjual. Biasanya, kurva penawaran naik ke arah
kanan atas karena harga yang lebih tinggi akan mendorong
penjual untuk menjual lebih banyak dan dapat menarik
43. 2.3.1. HUKUM
PENAWARAN
“Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang
yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya jika harga
turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang
dengan anggapan ceteris paribus.”
Hukum tersebut di atas berarti bahwa kalau harga suatu
barang meningkat maka jumlah barang yang ditawarkan
akan meningkat (karena produsen semakin
menguntungkan), dan sebaliknya kalau harga turun, jumlah
44. 2.3.2. BENTUK KURVA
PENAWARAN
1. Bentuk Kurva Penawaran yang Tunduk dengan Hukum Penawaran
Kurva penawaran akan barang X kalau dinyatakan dalam bentuk
grafik terlihat:
Kurva penawaran memperlihatkan
kuantitas maksimal dalam satu unit waktu
yang akan dijual oleh penjual dengan
berbagai pilihan harga di pasar.
45. 2. Bentuk Kurva Penawaran yang Tidak Tunduk kepada
Hukum Penawaran
kurva penawaran yang tidak tunduk kepada hukum
penawaran.atau market short period supply curve, yaitu
kurva penawaran untuk jangka waktu yang demikian
pendeknya sehingga produsen sama sekali belum mampu
untuk menambah atau mengurangi jumlah pemakaian faktor
produksi.
46. 2.3.3. PERUBAHAN PENAWARAN
Kurva penawaran itu adalah tempat yang menunjukkan
jumlah maksimal yang ditawarkan.Di sini pun
dipergunakan istilah ceteris paribus, yang menganggap
bahwa faktor lain tetap konstan.Perubahan faktor yang
memengaruhi jumlah barang yang ditawarkan berakibat
bertambahnya penawaran, maka kurva penawaran akan
bergeser ke kanan, sebaliknya jika berakibat
berkurangnya penawaran maka kurva penawaran akan
bergeser ke kiri.
48. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
penawaran,
antara lain:
1. Berubahnya Harga Input
Variabel
2. Perubahan Teknologi
3. Perubahan Iklim
4. Harga Komoditas Lain
5. Biaya untuk Memperoleh
Faktor Produksi
6. Pajak dan Subsidi
50. 3.1. Pengertian Elastisitas
Mengukur respon atau reaksi dalam teori ekonomi disebut
dengan elastisitas. Semakin elastis sifat permintaannya semakin
besar responnya, sebaliknya semakin tidak elastis sifat
permintaannya semakin kecil responnya. Tingkat elastisitas ini
ialah tingkat terpengaruhnya jumlah barang yang maupun yang
ditawarkan karena adanya perubahan harga.
3.2. Elastisitas Permintaan
3.2.1. Konsep Sifat Elastisitas Permintaan
Sifat elastisitas dari suatu permintaan suatu barang ada 5
macam, yaitu (1) perfect elastic, (2) elastis, (3) unitary
elastis, (4) inelastic, (5) perfect inelastic.
51. Melihat Besarnya Koefisien Elastisitasnya:
1. Jika koefisien elastisitas tak terhingga (ω ) maka
elastisitasnya disebut perfect elastis (sangat elastis).
2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitasnya
disebut elastis.
3. jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya
disebut inelastis.
4. jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya
disebut unitary elastis.
5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya
disebut perfect inelastis (inelastis sempurna).
52. 3.2.2. Cara Mengukur Tingkat Elastisitas
1. Arc Elasticity (Elastisitas Busur)
Arc elasticity ini mengukur respons (kepekaan) perubahan
jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga. Perubahan
harga dan perubahan jumlah yang diminta mempunyai rentang jarak,
seperti terlihat pada gambar di bawah jarak A ke B atau sebaliknya.
Gambar 3.1
Kurva demand
53. Jika OP dan OX digunakan nilai tengah kedua data yang sebenarnya
identik itu akan menghasilkan penghitungan yang sama, yaitu sebesar
-1.8 dengan rumus sebagai berikut:
Ed =
(𝑋1 −𝑋0)
1/2(𝑋0+𝑋1)
∶
(𝑃1−𝑃𝑂)
1/2(𝑃𝑂+𝑃1)
(𝑋1−𝑋0)
1/2(𝑋0+𝑋1)
×
(1/2(𝑃𝑂+𝑃1)
(𝑃1−𝑃𝑂)
atau
(𝑋1−𝑋0)
(𝑋0+𝑋1)
×
(𝑃𝑂+𝑃1)
(𝑃1−𝑃𝑂)
54. Cara ini akan menghasilkan perhitungan yang berbeda jika informasi
data sama tetapi dibalik, misalkan data seperti di bawah ini:
Kondisi Harga JumlahDiminta NilaiEd
A Rp1000 20 -
B Rp.800 30 -9/5(-1,8)
Data harga dan permintaan :
Data di atas bisa juga dibaca/dibuat sebagai berikut :
Kondisi Harga Jumlah
Diminta
Nilai Ed
B Rp 800,00 30 -
A Rp 1.000,00 20 -9/5 (-1,8)
55. 2. Point Elasticity
Konsep elastisitas menggambarkan adanya kecilnya perubahan
harga sehingga seakan-akan tidak terjadi perubahan. Gambar 2.2
memperlihatkan kurva permintaan PABX yang berupa garis lurus. Kita
akan mengukur angka elastisitas harga dari permintaan pada titik B
yakni kita ingin mengukur elastisitas titik. Kemiringan slope dari garis
lurus PABX pada titik A adalah AP/AQ; secara geometri sama dengan
AXo/XoX, sehingga AQ/AP = XoX/AXo. Jadi Edi A = (XoA/0Xo) x
(XoX/XoA) = XoX/0Xo.
Gambar 3.2 Point
Elastisitas
56. Sebagai Contoh :
E di B = 25/25 = 1
E di A = 30/20 = 1.5
E di C = (-10/40) = - 1/4
Dapat disimpulkan semakin tinggi
kebaradaan titik di kurva permintaan semakin
besar koefisien elastisitasnya. Semakin rendah
keberadaan titik tersebut di kurva permintaan
semakin rendah koefisien elastisitasnya. Jika
titik itu tepat berada di tengah-tengah membagi
garis horizontal dan vertikal maka koefisien
elastisitasnya sama dengan 1. Di atas titik (A) di
atas koefisiennya lebih besar satu atau disebut
elastis, di bawah titik A koefisennya kurang dari
1 atau disebut inelastis.
57. A. Menghitung Tingkat Elastisitas dengan Mempergunakan
Pendekatan Persamaan Fungsi
Rumus : Ed=
Δ𝑄
Δ𝑃
×
𝑃
𝑄
Misalkan fungsi persamaan permintaan: Q = 200 – 2P Jika P = Rp 50
Berapa Ed?
Jawab :
Q = 100
𝜕𝑄
𝜕𝑃
= −2
Ed = - 2 x
50
100
= -1
58. B. Dengan Mengamati Hubungan Elastisitas dengan
Total Revenue (Total Penerimaan)
Tabel 3.1 Hubungan harga dan elastisitas
Terlihat pada tabel berikut , jika
harga dinaikkan berakibat TR-
nya turun maka sifat elastiistas
permintaannya adalah Elastis.
Karena akan menghasilkan nilai
koefisien elastisitas > 1.
59. C. Mengamati Arah Perubahan Harga dan Total Revenue
Tabel 3.2 Hubungan arah perubahan harga dan TR
No
Harga Revenue Arah
Perubahan
Elastisitas
1 Naik Naik Sama In Elastis
2 Turun Naik Berlawanan Elastis
3 Naik Turun Berlawanan Elastis
4 Turun Turun Sama In Elastis
5 Naik Tetap - Unitary
6 Turun Tetap - unitary
60. D. Dengan Melihat Kurva Permintaan (AR) dengan MR
Gambar 3.3 Hubungan MR dengan
elastisitas permintaan
• Jika nilai MR = 0, koefisien elastisitas = 1
dan permintaannya unitary elastis.
• Jika nilai MR = positif, koefisien elastisitas
> 1 dan permintaannya elastis.
• Jika nilai MR = Negatif, koefisien
elastisitas < 1 dan permintaannya inelastis.
61. E. Melihat Kecondongan Kurva Permintaan Jika kecondongan
kurva permintaannya seperti:
• D1 sifat permintaannya disebut perfect inelastis.
• D2 sifat permintaannya disebut perfect elastis.
• D3 sifat permintaannya disebut elastis.
• D4 sifat permintaannya disebut unitary elastis.
• D5 sifat permintaannya disebut inelastis
Gambar 3.4 Bentuk elastisitas
permintaan
62. Gambar 3.5 Kurva demand elastis
sempurna
Elastis Sempurna
Bila kurve permintaan sejajar sumbu x maka besarnya tingkat elastisitas
= ω. Keadaan ini disebut elastis sempurna yang berarti berapapun
jumlah barang yang diminta harga akan tetap.
63. Inelastis Sempurna
Jika kurva permintaan sejajar dengan sumbu Y maka
besarnya tingkat elastisitas = 0. Keadaan ini disebut inelastis
sempurna.
Gambar 3.6 Kurva demand
yang inelastis sempurna
64. • Faktor-faktor yang memengaruhi tingkat elastisitas: Ada atau
tidaknya barang subtitusi yang kualitas relatif sama dan harganya lebih
rendah. Jika ada maka permintaan akan barang tersebut elastis.
• Macam penggunaan: Semakin bervariatif penggunannya barang
tersebut, maka permintaan akan barang itu akan elastis. Sebaliknya jika
barang tersebut alternatif penggunaannya sangat terbatas, maka
permintaan akan barang itu akan bersifat inelastis.
• Perbandingan harga barang-barang tersebut dengan pendapatan
konsumen: Bila harga yang diminta itu relative mengambil sebagian
besar pendapatan konsumen maka permintaan akan elastis dan
sebaliknya bila permintaan tersebut relatif mengambil sebagian kecil
dari pendapatan konsumen maka permintaan akan inelastis.
65. Contoh Penghitungan Elastistas Permintaan:
1. Jika harga Apel Rp10.000,00/kg, Ali mau membeli
sebanyak 5 kg. Ali mengatakan pada pembeli jika harga
Apel Rp8.000,00/kg Ali mau membeli 10 kg. Dari ilustrasi
di atas:
a. Hitung besarnya koefisien elastisitasnya.
b. Apa sifat permintaan Apel diatas.
66. Jawab :
a. Ed =
(𝑋0−𝑋1)
(𝑋0+𝑋1)
×
(𝑃0+𝑃1)
(𝑃0−𝑃1
=
5−10
5+10
×
10000−8000
10000+8000
= -
5
15
×
2000
18000
= −
1
3
×
1
9
= -
1
27
b. Sifat permintaannya adalah inelastic karena
besarnya koefisien < 1.
67. 3.3.Elastisitas Silang (Cross Elastisity)
Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa
jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Jika kita lihat
barang X dan Y, elastisitas silang barang X terhadap barang Y
sama dengan persentasi perubahan barang X yang dibeli dibagi
dengan persentasi p harga barang Y. Untuk menghitung tingkat
cross elastisity ini dengan membandingkan prosentase perubahan
jumlah barang X yang dibeli dengan prosentase perubahan harga
Y dan ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
68. Exy(η) =
% 𝑄𝑥
% 𝑃𝑦
Exy(η) =
𝑄𝑦2 𝑄𝑦1
𝑄𝑦1 𝑄𝑦2
×
𝑃𝑥2 𝑃𝑥1
𝑃𝑥1 𝑃𝑥2
Exy =
𝑄𝑦2−𝑄𝑦1
𝑄𝑦1+𝑄𝑦2
𝑃×1+𝑃×2
𝑃×2−𝑃×2
Jika hasilnya positif maka barang itu merupakan barang
substitusi satu sama lain dan jika hasilnya negatif maka
barang tersebut merupakan barang komplementer.
69. Jika hasilnya positif maka barang itu merupakan barang substitusi
satu sama lain dan jika hasilnya negatif maka barang tersebut
merupakan barang komplementer.
Sebagai Contoh :
Harga X Jumlah X Harga Y Jumlah Y Harga Z Jumlah Z
Rp 1000 20 Rp 800 50 Rp 1200 40
Rp 800 25 Rp 800 75 Rp 1200 30
70. Dari data di atas yang berubah harga X sedang harga Y
tidak berubah walaupun tidak berubah tetapi jumlah permintaan
terhadap barang Y meningkat. Bertambahnya permintaan
terhadap barang Y disebabkan adanya antara barang X dan Y
mempunyai hubungan yang bersifat komplementer. Sedang
hubungan barang X dengan barang Z adalah bersifat substitusi.
71. Contoh Perhitungan Elastisitas Silang:
Dari tabel dan rumus elastisitas silang di atas maka:
Exy = 25/125 : - 200/1800 = 1/5 x – 9 = - 1,8
Exz = - 10/70 : - 200/180 = - 1/7 x – 9 = 9/7 = 1,28
72. Untuk lebih jelasnya menentukan hubungan substitusi/komplementer
bisa diperjelas dengan tabel di bawah ini.
Harga X Juml X Harga Y Juml Y Barang X dan Y
Turun Naik Tetap Naik Komplementer
Turun Naik Tetap Turun Substitusi
Naik Turun Tetap Naik Substitusi
Naik Turun Tetap Turun Komplementer
73. Identifikasi hubungan kedua barang komplementer
atau substitusi bisa juga di lihat dari besarnya koefisien
elastisitas silangnya. Hubungan yang sangat menarik
perhatian kita adalah hubungan antara barang Substitusi dan
hubungan barang- barang komplementer (pelengkap). Bila
barang tersebut merupakan substitusi satu sama lain,
elastisitas silang antara barang-barang tersebut adalah
positip.
74. 1. Elastisitas Silang Barang Substitusi
Gambar 3.7 Kurva Permintaan
untuk produk substitusi
Karena harga teh turun, selain berakibat naiknya
jumlah yang diminta juga mengakibatkan jumlah yang
diminta kopi berkurang walaupun harga kopi tidak
berubah. Kejadian ini diakibatkan karena kopi dan teh
adalah barang substitusi
75. 2. Elastisitas Silang Barang Komplementer
Kopi dan gula adalah barang Komplemen. Karena harga
gula turun, selain berakibat naiknya jumlah yang diminta juga
mengakibatkan jumlah yang diminta kopi bertambah walaupun
harga kopi tidak berubah. Kejadian ini diakibatkan karena kopi
dan gula adalah barang substitusi.
Gambar 3.8 Elastisitas silang
barang komplementer
76. Hubungan Barang Substitusi, Komplemen, dan Elastisitas
Silang
No. Elastisitas Silang Sifat Hubungan Jika Py Naik Jika Py Turun
1. Jika Exy > 0 Substitutes Qx Naik Qx Turun
2. Jika Exy = 0 Tidak ada Hubungan Qx Tetap Qx Tetap
3. Jika Exy < 0 Komplemen Qx Turun Qx Naik
Jika harga barang Y naik mengakibatkan naiknya
jumlah barang X yang diminta. Barang X dan Y adalah
substitut. Tetapi jika jika harga barang Y naik mengakibatkan
jumlah yang diminta barang X turun maka barang X dan Y
adalah barang komplemen.
77. 3.4. Elastisistas Penawaran
Konsep elastisitas penawaran persis sama dengan
konsep elasatisitas permintaan. Rumus untuk pengukuran
koofesien juga sama:
Es =
%∆𝑄𝑠
%∆𝑃𝑥
Suatu perubahan harga akan mengakibatkan perubahan
jumlah dalam arah yang sama bila kurva penawaran miring
kearah kanan atas; jadi X dan P adalah positif keduanya atau
negatif keduanya. Oleh sebab itu, koefesien elastisitas
selalu positif.
78. Menentukan sifat penawaran, hampir sama dengan permintaan,
yaitu dengan cara:
1. Melihat Besarnya Koefisien Elastisitasnya
a. Jika nilai Es tak terhingga (ω ) disebut perfect elastis (sangat
elastis). b. Jika nilai Es > 1 disebut elastis.
c. Jika nilai Es < 1 disebut inelastis.
d. Jika nilai Es = 1 disebut unitary elastis.
e. Jika nilai Es = 0 disebut perfect elastis (inelastis sempurna).
79. 2. Melihat Kecondongan kurva permintaan
Gambar 3.9 Elastisitas
penawaran dilihat dari
kecondongan kurva
supply
Jika kecondongan kurva permintaannya seperti:
a. S1 sifat penawarannya disebut perfect inelastis.
b. S2 sifat penawarannya disebut inelastis.
c. S3 sifat penawarannya disebut unitary elastis.
d. S4 sifat penawarannya disebut elastis.
e. S5 sifat penawarannya disebut perfect elastis.
80. 3.5. ELASTISITAS PENDAPATAN
(INCOME ELASTICITY)
Elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang
menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang
yang diminta dengan perubahan pendapatan. Konsep elastisitas
pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan
menambah/ mengurangi pembelian barang bila pendapatannya
berubah. Hal ini dapat dinyatakan sebagai berikut:
81. Hal ini dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Ei =
%∆𝑄𝑥
%∆𝐼
Fi =
𝑄2−𝑄1
𝑄1=𝑄2
∶
𝐼2−𝐼1
𝐼1+12
Jika berfungsi, maka
rumusnya sebagai berikut:
Fi =
𝜕𝑄
𝜕𝑃
×
𝐼
𝑄
Ada dua kemungkinan dalam
elastisitas pendapatan, yaitu:
a. Jika Ei > 1; barang yang
diminta adalah barang superior.
b. Jika 0 < Ei < 1; barang yang
diminta adalah barang kebutuhan
pokok.
82. 3.5.1. Perubahan Permintaan Barang Lux karena
Adanya Kenaikan In- come
Gambar 3.10 Perubahan
permintaan barang lux
Barang luxury adalah brang yang
dibeli dalam jumlah lebih banyak
jika pendapatan konsumen
bertambah
83. 3.5.2. Perubahan Permintaan Barang Inferior karena
Adanya Kenaikan Income
Gambar 3.11 Perubahan
permintaan barang inferior
Barang inferior adalah barang yang dibeli
dalam jumlah lebih sedikit atau dikurangi
jika pendapatan konsumen bertambah.
84. Hubungan Elastisitas Income dan Jenis Produk
Tabel 3.3 Hubungan elastisitas income dan jenis produk
No. ElasƟsitas Income Jenis Produk Jika Income Naik Jika Income Turun
1. Ei > 1 Luxuries Qx Naik
% lebih Besar
Qx Turun
% lebih besar
2. Ei > 0 Kebutuhan
Pokok
Qx Naik
% lebih keci
Qx Turun
% lebih kecil
3. Ei= Negatif Inferior Qx Turun Qx Naik
Jika koefisien elastisitas income lebih besar dari satu maka jenis
produk itu adalah barang lux. Atau jika Income konsumen
meningkat 20% jumlah yang dibeli produk X bertambah lebih
besar dari 20% maka produk X tersebut adalah produk luxury.
88. Sebagaimana dikemukakan oleh Maurice Clark,
“different costs for different purposes”,
pengertian biaya yang berbeda untuk tujuan
yang berbeda. Sebelum memasuki uraian
tentang konsep biaya tersebut di atas, terlebih
dahulu dikemukakan tentang pengertian
beberapa istilah biaya.
90. Secara sederhana biaya produksi dapat
dicerminkan oleh jumlah uang yang
dikeluarkan untuk mendapatkan
sejumlah input, yaitu secara akuntasi
sama dengan jumlah uang keluar yang
tercatat. Biaya dan input diartikan
sebagai balas jasa dan input tersebut
pada pemakaian terbaiknya.
92. 1. Konsep Jangka Pendek
Jangka pendek ialah suatu periode produksi di
mana salah satu faktor produksi tetap,
sedangkan faktor produksi lain berubah-ubah.
Dalam proses produksi jangka pendek, yaitu
suatu jangka waktu proses produksi tertentu,
ada satu atau lebih faktor produksi yang tidak
dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya
93. Para ekonom mengartikan jangka
panjang sebagai keadaan proses
produksi di mana semua faktor
produksi bersifat variabel. Artinya,
jumlahnya dapat diubah-ubah.
95. Para ekonom mendefinisikan ongkos produksi
untuk suatu output tertentu sebagai nilai yang
harus dikorbankan (hilang) dan altematif
produksi yang menggunakan input di mana
input tersebut digunakan untuk memproduksi
output tertentu di atas.
96. Biaya produksi eksplisit adalah
biaya produksi yang harus
dikeluarkan untuk faktor-faktor
produksi yang harus dibeli dari
pihak luar.
.
98. Teori biaya tradisional adalah teori biaya yang
sampai sekarang ini dianut secara luas, yaitu
teori biaya dengan kurva biaya total, biaya
variabel, dan biaya marginal yang berbentuk U.
99. Menurut George Stigler (1939) , perusahaan
biasanya memelihara kapasitas cadangan.
Cadangan ini dimaksudkan sebagai strategi
perusahaan menghadapi perubahan-
perubahan ataupun gangguan atas usahanya
sehingga dalam jangka pendek, kurva biaya
rata-rata bervariabel berbentuk seperti
cawan, tidak lagi berbentuk U.Rata rata
kurva nya berbentuk huruf L
100. 1. Teori Biaya Tradisional Jangka
Pendek dan Jangka Panjang
101. Untuk menganalisis biaya produksi
jangka pendek sebaiknya menggunakan
pendekatan secara total cost, dan dibagi
dalam dua unsur cost, yaitu:
1. Biaya tetap atau fixed cost (FC).
102. Biaya tetap (FC) ialah biaya
yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan pada waktu
tertentu. Biaya ini tidak
tergantung dengan jumlah
produksi.
106. 2. Biaya variabel secara total
adalah variabel, tetapi biaya
variabel per satuan dalam jangka
pendek adalah konstan.
107. Gambar 6.1 Kurva
TVC
Dari gambar
terlihat kurva TVC,
berawal dari titik nol.
Artinya biaya variabel
itu tidak ada ataunol
jika perusahaan tidak
berproduksi.
108. Perhatikan Gambar 6.2. TFC berupa garis
lurus yang horizontal. Hal ini dikarenakan
berapa pun produksinya, biaya fixed cost-
nya tetap. Dari gambar tersebut
digambarkan besarnya TFC adalah 80.
TFC ditambah TVC sama dengan TC. Oleh
karena itu, bentuk TC menyerupai TVC dan
selisih kurva TC dan TVC adalah jarak
sebesar TFC, yaitu selisihnya 80.
111. Biaya tetap rata-rata ini
adalah total fixed cost dibagi
dengan jumlah produk.
AFC =
TFC/Q
112. AFC = TFC/Q
Biaya ini, baik jangka panjang maupun
jangka pendek, mempunyai sifat sama,
yaitusemakin besar produk yang
dihasilkan
maka AFC-nya semakin kecil tetapi tidak
akan nol (0).
113. Biaya variabel rata-rata ialah biaya
total variabel dibagi dengan jumlah
produk yang dihasilkan:
AVC = TVC/Q
114. AVC ini dalam jangka panjang akan
berbeda sifatnya dengan AVC jangka
pendek.AVC jangka pendek besarnya
adalah konstan, sedangkan jangka panjang
AVC ini mempunyai sifat-sifat berikut:mula-
mula AVC ini turun kemudian pada jumlah
produksi tertentu AVC ini akan naik. Di
dalam grafik bentuk AVC akan seperti U.
115. Sifat ini terjadi karena ada faktor-faktor yang
memengaruhi total variabel cost. Faktor-faktor
ini antara lain faktor penghematan biaya
angkut sumber dan adanya potongan harga
sumber dan lain-lainnya.Bertambahnya
permintaan akan sumber harga sumber akan naik.
Dengan naiknya harga sumber inimaka total biaya
variabel akan ikut naik.
117. Biaya rata-rata ini ialah biaya total
produksi dibagi dengan jumlah
produk yang dihasilkan.
AC = TC Q
Bentuk dan sifat dari AC ini relatif
sama dengan AVC.
118. Marginal cost ialah tambahan cost pada
total cost karena perusahaan menambah
1 unit produksi lagi.
MC = TC2 -TC1
Q2 - Q1
121. Gambar kurva SMC (Short
Marginal Cost) berasal dari
pertambahan TC dibagi dengan
pertambah Q. SMC adalah
tambahan biaya apabila kita
menambah satu satuan produksi.
122. Bila masing-masing pembagian biaya ini dibuat
dalam satu tabel maka akan nampak seperti
contoh tabel Unit TVC TFC TC AFC AVC AC MC
10 200 1000 1200 100 20 120 -
20 800 1000 1800 50 40 90 60
30 1200 1000 2200 33.33 40 70.33 40
40 1400 1000 2400 25 35 60 20
50 2000 1000 3000 20 40 60 60
60 3000 1000 4000 16.66 50 50 100
123.
124. namun tampak bahwa pada produksi
setinggi X biaya produksi rata-rata jangka
pendek (SAC) lebih tinggi daripada biaya
produksi rata-rata jangka panjang (LC); yang
berarti pula bahwa biaya total jangka
pendek lebih tinggi dari pada biaya total
jangka panjang (STC > LTC).
125. Dengan demikian, untuk pindah dari
produksi kecil ke besar perusahaan harus
menambah biaya yang lebih tinggi kalau
bekerja dengan jangka pendek, daripada
kalau ia bekerja dengan jangka panjang.
Dengan kata lain,
kurva SMC harus lebih tinggi daripada kurva
LMC setelah produksi melewati jumlah X
126. 6.2 KURVA BIAYA RATA-RATA
DAN BIAYA MARGINAL JANGKA
PENDEK DAN PANJANG
6.2.1. Kurva Rata-Rata Jangka
Pendek
Pada jumlah produksi setinggi X
tampak bahwa biaya produksi rata-rata jangka
pendek (SC) sama dengan biaya produksi
rata-rata jangka panjang (LC). Ini berarti pula
bahwa biaya total jangka pendek sama
besarnya dengan biaya total jangka panjang
atau STC = LTC.
128. 1. Berapa output yang harus diproduksi
Produksi adalah transformasi atau pengubahan
faktor produksi menjadi barang produksi atau
suatu proses di mana masukan (input) diubah
menjadi output.
2. Bagaimana kombinasi faktor produksi yang hendak
dipergunakan.
Faktor produksi dalam pembahasan perilaku
produsen ini adalah land, man, capital, dan skill
(bahan baku, tenaga kerja, modal, dan
keterampilan). Dalam membahas perilaku
DUA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
PRODUSEN
129. Input Proses P1 Proses P2 Proses P3
Labor 2 3 1
Capital 3 2 4
Misalkan dalam proses produksi
hanya ada dua input, yaitu labor
dan capital, dalam proses produksi
dapat dilakukan dengan beberapa
kombinasi.
Tiga proses produksi di atas bila
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5.1
Proses
produksi
130. 5.1. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM
PROSES PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu
yang dinamakan “jangka pendek” dan “jangka panjang”. Jangka
pendek adalah jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga
perusahaan tidak dapat mengubah jumlah beberapa sumber
yang digunakan. Hanya satu input yang bervariabel. Dengan
memperpanjang jangka waktu maka semakin banyak sumber
yang menjadi variabel sehingga akhirnya semua sumber
menjadi variabel.
Dalam jangka panjang semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor- faktor
produksi yang paling efisien. Pengertian periode produksi
131. 5.2. FUNGSI PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Fungsi
produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang
produksi yang dihasilkan dalam proses produksi. Fungsi produksi adalah
hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-
barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga.
Secara matematis fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(C,L,B,S)
Di mana:
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
Sebagai contoh, fungsi produksi tambak
udang menunjukkan jumlah udang yang
dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang
ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan
yang dipakai, dan jam kerja karyawannya.
Hubungan antara output dan input itu bisa dalam
bentuk linier ataupun tidak linier.
132. Bentuk Fungsi
Linier:
Q = a + bX
Bentuk Kurvanya:
Bentuk Fungsi QuadraƟk:
Q = a + b1X + b2X2
Bentuk Kurvanya:
134. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka
pendek dengan kurva TP (total product), AP (average
product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah
total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga
kerja (labor). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh
seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil
produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP
adalah MP
135. 5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di-
minishing Returns)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini
berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin
Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam
hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor
produksi bersifat variabel dan faktor- faktor produksi
lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total
apabila kita menambah faktor produksi variabel itu
secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah
terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan
setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum
dan kemudian menurun. Hal ini terjadi karena adanya
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of
Diminishing Returns).
137. 5.3.2 Hubungan antara TP,
AP, dan MP
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana
satu faktor produksi bersifat variabel danfaktor-
faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu
kenaikanproduksi total apabila kita menambah faktor
produksi variabel itu secara terus-menerus. ProduksI
total itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil dan setelah suatu
jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian
menurun. Hal ini terjadi karena adanya Hukum
Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of
Diminishing Returns).
138. Hubungan antara AP, MP, dan TP sangat penting untuk
dipahami karena posisinya sangat menentukan kegiatan
produsen dalam melakukan kegiatan usahanya.
Kesimpulan dari hubungan MP dan AP
adalah:
1. Jika AP semakin bertambah maka
MP > AP.
2. Jika AP maximum maka MPP =
AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka
MP < AP.
139. 5.3.3 Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal
itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor
produksi.
• Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP),
yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata
(AP).
• Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai
pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi
marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP
masih positif..
• Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena
luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi
140. 5.4 PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana
semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua
faktor produksi bersifat variabel.
5.4.1 Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah “kurva yang
menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis
antaradua input yangbervariabel yangmenghasilkan suatu
tingkat output tertentu”. Isoquant memperlihatkan berbagai
kombinasi yang berbeda-beda dari dua sumber yang bisa
menghasilkan jumlah produk yang sama. Titik-titik di
sepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan
capital yang menghasilkan 100 unit.
141. 2. Sifat dari Kurva Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan
ciri-ciri kurva indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas
menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau
dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari
titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi
barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat
saling berpotongan atau saling bersinggungan.
143. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi
oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak
berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan
isoquant pada titik khusus.
Dari Gambar 5.3 besarnya slope MRTS di titik C adalah:
MRTS di C = - ∆ K/ ∆ L
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya
menghasilkan rasio K dan L-nya:
• K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
• K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
144. 3. Bentuk Isoquant Lain Bentuk Isoquant yang
Linier
Bentuk Isoquant yang Linier
Bentuk isoquant yang linier
seperti di atas menunjukkan adanya
substitusi input kapital dan labor adalah
sempurna. Substitusi kapital dan
labor secara sempurna ini dalam dunia
nyata tidak pernah bisa terjadi. Dalam
suatu proses produksi tidak mungkin
hanya dilakukan labor saja atau kapital
saja. Dalam proses produksi mesti ada
minimal kapital dan ada minimal labor.
145. Bentuk Isoquant yang Input output
Bentuk Isoquant yang berupa
huruf L seperti di atas menunjukkan
tidak adanya substitusi input kapital dan
labor. Substitusi kapital dan labor hanya
terjadi pada kebutuhan minimum saja.
Setelah itu tidak terjadi substitusi.
Sebagai contoh, di suatu perusahan
yang sudah menggunakan peralatan
yang modern, dibutuhkan sedikit
operator mesin saja. Demikian
sebaliknya, pada usaha kerajinan yang
membutuhkan peralatan minimal saja.
146. 5.4.2 Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah:
“Kurva yang menunjukkan kedudukan dan ƟƟk-ƟƟk
yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor
produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah
anggaran tertentu.
“Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari
sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahan dengan
harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan
pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh
perusahaan itu.”
147. Melihat gambar di atas, jika
harga faktor produksi kapital
adalah Pk, harga labor adalah Pl
dan besarnya dana yang tersedia
adalah M. Kalau semua dana yang
ada dibelikan kapital maka akan
didapat barang kapital sebanyak
M/Pk unit. Jika semua dana
dibelikan labor maka akan didapat
labor sebanyak M/Pl unit. Jika
kedua titik itu dihubungkan maka
akan mendapat sebuah garis yang
disebut dengan “garis Isocost”.
Slope kurva Isocost adalah
=M/Pk : M/Pl=M/Pk x Pl/M =
Pl/Pk
2. Gambar Kurva Isocos
Gambar 5.4 Kurva Isocost
148. 3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
• Harga faktor produski labor turun atau naik
sedang lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik
sedang lainnya tetap.
• Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau
bertambah.
149. o
e
B
.
p
le
T
A. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski
Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga labor bertambah
murah maka kurva isocost bergesar
ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan
jika harga labor bertambah mahal
maka kurva isocost bergesar ke kiri
dari KL2 menjadi KL3.
150. B. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital
Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
Jika harga kapital
bertambah murah maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L
menjadi K3L. Dan jika harga
kapital bertambah mahal maka
kurva isocost bergesar ke bawah
dari K2L menjadi K3L.
151. 5.4.3. Ekuilibrium Produsen
Ekuillbrium produsen bisa diartikan sebagai “suatu
keadaan seimbang di mana produsen mendapat
keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk
mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam
penggunaan faktor-faktor produksinya”. Artinya, apabila
produsen mengurangi atau menambah tingkat
produksinya maka keuntungan yang diperoleh akan
berkurang, atau apabila penggunaan kombinasi input
ditambah atau dikurangi maka keuntungan akan menjadi
lebih kecil.
152. Pada Gambar 5.5 di atas, titik C menunjukkan
produksi yang optimum dimana pada saat itu
produsen dalam posisi keseimbangan. Dengan
demikian, posisi keseimbangan produsen dicapai
pada saat kurva isoquant bersinggungan dengan
kurva isocost. Pada saat itu dalam posisi:
MRTS = Slope Iso Quant
-MPl/MPk = - Pl/Pk
Pl . MPk = Pk . MPl
Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan
kanan dibagi Pl. PC maka hasil:
(PI .MPk)/(PI .Pk) = (Pk .MPI)/(PI .Pk)
MPk/Pk = MPI/(PI )
153. Contoh I:
Misalkan harga labor $6/hour dengan MPl = 42 unit. Sedangkan
harga kapital Pk = $ 10 dengan MPk = 80. Apakah produsen bisa
memproduksi dengan kombinasi K dan L secara optimum?
Dari data di atas:
• Produktivitas Labor
= MPl/Pl = 42/6 = 7 unit setiap $.
• Produktivitas Kapital
= MPk/Pk = 80/10 = 8 unit setiap $
Dari data di atas produsen belum bisa mencapai keseimbangan
karena syarat utama keseimbangan yang MPl/Pl = MPk/Pk tidak
terpenuhi. Dari hasil penghitungan harga labor terlalu mahal.
Mestinya dengan produktivitas 42 unit per jam harga labor
harusnya $ 5.5 bukan $ 6.
154. 5.4.4. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Expantion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang
menunjukkan titik-titik least cost combination (LCC) di berbagai
isoquant. Least cost combination adalah suatu titik yang
menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk
tertentu.
Misalnya pada titik E2, kedudukan perusahaan yang baru
merupakan titik persinggungan yang baru. Peningkatan anggaran
perusahaan lebih lanjut akan menggeser kurva isocost-nya ke kanan
dan akan tercapai titik persinggungan yang baru, misalnya pada titik
E3. Apabila titik-titik keseimbangan itu (E1, E2, dan E3) dihubungkan
satu sama lain, maka kita akan mendapatkan apa yang disebut
dengan garis jalur ekspansi perusahaan (expansion path). Perlu
dimengerti bahwa jalur ekspansi E1-E2-E3 adalah jalur ekspansi
untuk jangka panjang karena perusahaan mengubah-ubah jumlah
156. 5.4.7. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah
labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka:
= L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
= aL + aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam
keadaan (1)
b > a; (2) b = a; dan (3) b < a.
Apabila terjadi:
1. b> a disebut dengan increasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan
meningkat sebesar 30%.
2. b = a disebut dengan cosntant return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat
sebesar 20%.
157. Increasing return to
scale
Gambar 5.7 Isoquant yang
increasing return to scale
Jika input ditambah dua kali
lipat, output bertambah lebih dari
2 kali lipat. Dari gambar di atas
jika input ditingkatkan dua kali
lipat output seharusnya meningkat
menjadi 200 unit tetapi meningkat
lebih dari 200 unit. Pada gambar di
atas diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
158. Cosntant Return to
Scale
Gambar 5.8 Isoquant
yang return constant
scale
Jika input ditambah dua kali
lipat, output bertambah lebih dari 2
kali lipat. Dari gambar di atas jika
input ditingkatkan dua kali lipat
output meningkat menjadi 200 unit.
Pada gambar di atas diperlihatkan
dengan isoquant yang titik-titik.
159. Decreasing Return
to Scale
Gambar 5.9 Isoquant yang
return constant scale
Jika input ditambah dua
kali lipat, output bertambah
lebih dari 2 kali lipat. Dari
gambar di atas jika input
ditingkatkan dua kali lipat
output meningkat tidak
menjadi 200 unit tetapi
meningkat kurang dari 200
unit. Pada gambar di atas
diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
160. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan
proses produksi lebih efisien, yaitu:
1. Terjadi spesialisasi dari para pekerja. Semakin
banyak terlibat dalam proses produksi tenaga
kerjanya semakin terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan
bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakin
efisien.
161. 5.4.8. Memilih Kombinasi Input yang Efisien
(Ridge Line)
Pada umumnya
setiap fungsi produksi akan
membentuk satu peta
isoquant di mana antara
isoquant yang satu dengan
isoquant yang lain tidak
saling berpotongan.
Isoquant yang terletak
semakin jauh dan titik 0
menunjukkan tingkat
output yang semakin besar.
Gambar 5.10 Kombinasi faktor produksi yang
ekonomis
162. Relevant range (daerah relevan) yaitu daerah yang
mnemungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan
kombinasi dua input di beberapa tingkat isoquant.
Jadi apabila produsen masih berproduksi dl luar relevant
range (daerah relevan) maka titik produksi itu terletak di daerah
yang tidak relevan (irrelevant range).
Garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan
dan daerah yang tidak relevant dinamakan ridge-line. Ada dua
macam ridge-line, yaitu ridge-line atas dan ridge-line bawah.
Produsen yang rasional hanya akan berproduksi di
daerah antara kedua ridge-line tersebu t dan dinamakan daerah
yang relevan untuk melakukan kegiatan produksi. Oleh karena
itu, daerah ini disebut “relevant”.
163. 5.4.9. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost
Combination)
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan
pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis
yang menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan
isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos
produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut
dengan least cost resources combinations
166. 8.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
8.1.1. Pengertian Pasar
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat
berkumpulnya para penjual. Sedang pengertian pasar dalam
pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan
penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, dengan kata lain terjadinya transaksi jual beli
suatu barang. Sedang yang dimaksudkan dengan persaingan adalah
jika sesama produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli
produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan
barang/jasa yang dibutuhkan.
167. 8.1.2. Ciri-Ciri Pasar
Persaingan
No. Ciri-Ciri Persaingan
Sempurna
Persaingan
Monopolistik
Oligopoli Monopoli
1. Jumlah penjual Sangat banyak Banyak Sedikit Satu
2. Jumlah pembeli Sangat banyak Banyak Banyak Banyak
3. Kondisi produk
yang dijual
Identik substitusi Hampir sama
tetapi masih
bisa dibedakan/
beda corak
Barang standar/
berbeda corak
Tidak ada
substitusi yang
dekat/sempurna
4. Kekuasaan
menentuka
n harga
Tidak ada Sedikit Jika tanpa kerja
sama sedikit.
Tetapi dengan
kerja sama
sangat besar
Sangat besar
5. Kemungkina
n
keluar/masu
k
Sangat tidak
mudah, tidak ada
hambatan
Cukup mudah Hambata
n cukup
kuat
Tidak mungkin
6. Reaksi rival Tidak ada reaksi
dari pesaing
jika terjadi
perubahan harga
dan jumlah
Hampir
tidak ada
reaksi dari
pesaing jika
terjadi
perubahan
harga dan
jumlah
Karena penjual
hanya satu apa
yang dilakukan
produsen tidak
ada reaksi
Setiap tindakan
berkaitan
dengan harga
dan jumlah akan
mendapat reaksi
dari rival
7. Kemungkina
n
keluar/masu
k
Sangat tidak
mudah, tidak
ada
hambatan
Cukup mudah Hambata
n cukup
kuat
Tidak mungkin
8. Persaingan
di luar harga
Tidak ada Sangat
besar,
terutama di
bidang
iklan, mutu,
serta
Desain
Sangat besar
apabila
menghasilkan
barang
berbeda
corak
Memelihara
hubungan baik
dengan
masyarakat
9. Contoh Transaksi di
sektor hasil
pertanian
Perusahaan
sepatu,
baju, sabun
Pabrik baja,
mobil,
sepeda
motor,
handphone
Kereta api, listrik
168. 8.2 PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat
banyak penjual dan pembeli. Penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar, berapa pun jumlah barang yang
diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap. Dengan demikian,
masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga
pasar atau disebut price taker.
Gambar 8.1 Pasar
persaingan sempurna
yang mendapatkan Laba
169. 8.2.1. Ciri-Ciri Pasar Persaingan
Murni/Sempurna
1. Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak
Masing-masing pembeli maupun penjual tidak dapat
memengaruhi pasar. Berarti harga barang akan tetap karena masing-
masing penjual hanya merupakan bagian kecil dari seluruh pembeli dan
penjual yang ada di pasar.
2. Barang yang Diperjualbelikan Homogen/Identik
Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan
semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi
yang sempurna dengan hasil produksi penjual yang lain. Jadi pembeli
membeli barang dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan
barang yang sama.
170. 3. Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah
Pembeli maupun penjual bebas keluar ataupun masuk ke pasar
artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau
meninggalkan pasar. Sedang konsumen dengan bebas memilih dalam
pembelian barang tersebut di pasar
4. Informasi terhadap Pasar Sempurna
Jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka
konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada
produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku yang harganya lebih
murah maka produsen/penjual yang lain juga segera mengetahuinya.
Artinya, apabila salah satu produsen menggunakan teknologi baru, maka
dengan mudah produsen yang lain mengikutinya.
172. Grafik
Gambar 8.2 Hubungan
antara tingkat harga, TR,
AR, dan MR
Perusahaan dalam persaingan
sempurna produsen tidak dapat memengaruhi
harga barang per satuan, maka kurva
penerimaan total akan bersifat linier,
berbentuk garis lurus, mulai dari titik asal (0)
karena harga adalah konstan maka besarnya P,
AR, dan MR mempunyai nilai yang sama
sehingga kurvanya berimpit menjadi satu. Jika
di ambarkan ke tiga kurva tersebut seakan-
akan hanya satu kurva
173. 8.2.2. Penentuan Jumlah Produksi
dan Harga
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal,
harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah
MC = MR. Kaidah menetapkan harga dan jumlah produk dengan MR =
MC dengan syarat informasi pasar untuk memperoleh nilai MC dan MR
bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah MC = MR
dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah
turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama
dari suatu fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi
174. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Laba
Gambar 8.3 Perusahaan
dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh
laba
Harga yang menjamin laba
maksimal adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besar TR adalah
OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah
OP2LQ1 dan total laba (TR – TC) adalah
sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar
OP2 dan laba per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi
yang menjamin laba maksimal adalah
sebesar P = OP1 dan Q = OQ1j
175. Gambar 8.4 Perusahaan
dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh
kerugian
2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Kerugian yang Minimum
Harga yang menjamin rugi
minimum adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besar TC adalah
OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR – TC) adalah
sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar
OP2 dan rugi per unit P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi
yang menjamin rugi manimal adalah
sebesar P = OP2 dan Q = OQ1
176. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh
Normal Profit (Break Even Income)
Gambar 8.5 Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna yang memperoleh laba
normal
177. Harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR
adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk mendapatkan laba
normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya
AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh
perusahaan yang berada pada persaingan yang lain.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal
adalah sebesar
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
178. 8.2.3. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang
yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode
Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian
pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan
setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak
cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan
yang baru. Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna
dapat mengalami tiga hal, yaitu:
a. Mendapat laba super normal.
b. Mendapat laba normal.
c. Menderita kerugian.
179. grafik
Pada harga P = AVC
perusahaan tidak perlu tutup
usaha karena tutup usaha dengan
melanjutkan usaha kondisi
kerugiannya sama, yaitu KL.
Titik ini disebut shortdown point.
Hal ini dapat dilihat dengan
gambar sebagai berikut:
Gambar 8.6 Perusahaan dalam
pasar persaingan sempurna yang
memperoleh kerugian
180. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode
Jangka Panjang
Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di
mana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya
untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru
untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang.
Gambar 8.3 Perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna dalam jangka
panjang yang memperoleh laba normal
181. 8.2.4. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang
Berada dalam Pasar Persaingan Sempurna
• Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang
diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar
tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada
inovasi. Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis
atau identik. Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan
konsumen.
• Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan
bertindak. Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan
sempurna sangat ketat. Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian
perusahaan harus bekerja seefisien mungkin.
182. 8.2.5. Contoh Perhitungan Numerik
Contoh:
Perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dengan TC =Q2 – 4Q + 40
dan P= $ 20. Ditanya:
a. Apakah perusahaan rugi/laba?
b. Jika harga dinaikkan menjadi $ 24 apakah jumlah produksi berkurang?
c. Hitung berapa labanya.
183. Jawab:
TR = P x Q = 20 Q MR = TR' =20
TC = Q2 – 4Q + 40
MC = TC' = 2 Q – 4
Kaidah agar laba maksimal atau rugi minimal: MR = MC
MR = MC
20 = 2Q – 4
Q = 12
TR = $ 240
TC = 144 – 48 + 40 = $ 136
Laba = $ 240 - $ 136 = $ 104
Jika harga naik menjadi $
25
Maka TR = 24 Q
MR = 24
MR = MC
24 = 2Q - 4
Q = 10
TR = $ 240
TC = 100 – 40 + 40 = 100
Laba = $ 240 - $ 100 = $ 140
184. 9.1. BENTUK PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak
penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan
jalan deferensiasi produk. Deferensiasi produk atau product
differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama
sehingga menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi,
perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain
sebagainya. Misalkan sabun cuci, sabun mandi, rokok kretek, dan lain
sebagainya.
186. 9.2.TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba
Supernormal
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami
tiga hal, yaitu:
Gambar 9.2 Perusahaan dalam
persaingan monopolis
mendapatkan laba
187. grafik
2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba
Normal
Gambar 9.3 Perusahaan dalam
persaingan monopolis
mendapatkan laba normal
188. grafik
3. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba
Normal
Gambar 9.4 Perusahaan dalam
persaingan monopolis yang
mengalami kerugian
189. 9.3. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan
sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak
pengurangan.
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala
optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang
telah dibangunnya pada tingkat output optimum. Perusahaan baru akan
terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian
diderita bila kurva biaya rata-rata jangka panjang terletak di atas kurva
permintaan untuk semua output.
190. 3. Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi
dalam persaingan monopoli.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang
berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli.
194. 10.2. CIRI-CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB
PASAR MONOPOLI
10.2.1. Ciri-Ciri Pasar Monopoli
● Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahan
● Tidak Mempunyai Barang Pengganti yang Mirip
● Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam
Industri
● Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
● Promosi Iklan Kurang Diperlukan
195. 10.2.1. Faktor-Faktor yang Menimbulkan
Adanya Pasar Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar
(perusahaan) monopoli. Ketiga faktor tersebut adalah:
● Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu
yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
● Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala
ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang
sangat tinggi.
● Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang,
yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
196. 10.3. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN
YANG AKAN MEMASUKI PASAR
Sang Monopolis dapat menghalangi masuknya perusahaan baru ke dalam
industri tersebut dengan beberapa cara.
- Dia dapat mengendalikan bahan baku yang diperlukan untuk
menghasilkan produknya.
- Perusahaan tersebut menguasai paten tertentu yang menghalangi
perusahaan lain untuk meniru produknya.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain:
1. Penguasaan Bahan Mentah
2. Hak Paten
3. Terbatasnya Pasar
4. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
197. 10.4. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Gambar 10.1
Penentuan
harga/output
dalam monopoli
Jika MR > MC, berarti jika
produksi ditambah, kenaikan
peneriamaan yang diperoleh akan
lebih besar dari kenaikan biaynya.
Kondisi laba maksimal yaitu kondisi
tingkat output optimal pada saat MC
= MR yang secara matematis kondisi
laba maksimal pada perusahaan
monopoli dapat ditunjukkan sebagai
berikut:
π= R - B
198. Laba maksimal akan diperoleh
jika turunan pertama dari fungsi
laba terhadap tingkat
output sama dengan nol.
dh = d R - d B = 0
d Q dd d Q
MR = MC
199. 10.5. POSISI KESEIMBANGAN
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen
dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya
adalah juga kurva permintaan pasar..
Perbedaan antara perusahaan dalam persaingan murni dan
monopolis terlihat dalam bidang penjualan. Penjual dalam
persaingan murni dapat menjual semua yang ingin dijualnya
dengan harga pasar yang ada karena harga sama
dengan biaya marginalnya.
200. 10.5.1. Hubungan P, TR, dan MR
Penentuan harga dan output dalam
keadaan monopoli murni pada
dasarnya sama dengan yang
berlaku untuk perusahaan dalam
persaingan murni bila tujuan
perusahaan adalah mencapai laba
yang maksimal dicapai pada saat
MR = MC.
201. 10.5.2. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis
Ada satu pengertian umum, yaitu bahwa seorang
monopolis harus membuat untung. Monopoli bisa
menderita kerugian disebabkan karena (1) biaya awal
yang besar (set up cost), dan (2) demand- nya belum
berkembang karena belum dikenal. Monopoli mengalami
kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka
panjang monopoli secara pasti mengalami keuntungan.
Laba yang akan diperoleh monopoli ditentukan oleh
seberapa besar permintaan yang dihadapi relatif
terhadap biaya produksi yang dikeluarkan.
202. 1. Monopolis yang Mendapatkan
Keuntungan
2. Dalam Jangka pendek
Monopolis Mengalami Impas
3. Monopolis yang
Mendapatkan
Kerugian
203. 10.6. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
10.6.1. Kerugian Adanya Monopoli
Dari hal-hal yang dibahas di atas
kita lihat bahwa kerugian
masyarakat dan adanya monopoli
bukan hanya timbul karena
perusahaan monopoli bisa
menikmati keuntungan di atas
keuntungan yang wajar tetapi ada
bentuk-bentuk kerugian lain
204. Tindakan-tindakan yang bisa dilakukan pemerintah
yang bisa mengurangi dampak negatif dari monopoli
terhadap masyarakat adalah:
1. Menetapkan Undang-Undang Anti Monopoli.
2. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan.
3. Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di
dalam pasar dengan tujuan membatasi kekuasaan
monopoli.
4. Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopol
205. 10.6.2. Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
1. Pengaturan Harga
Pemerintah bisa mengawasi
untuk mengatur harga yang
dikenakan oleh perusahaan
monopoli negara, seperti
perusahaan gas dan listrik
2. Pengaturan Harga pada
Kasus Monopoli Murni
dengan Decrasing Cost
206. 10.7. DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha
untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang
yang dihasilkannya di pasar yang berbeda.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
● Diskriminasi harga derajat pertama
● Diskriminasi Harga Derajat Kedua
● Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
10.7.1. Sifat Dasar Diskriminasi Harga
207. 10.7.2. Pembagian Pasar Penjualan yang
Berbeda
Ada dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuat
pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup
memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya
akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah
untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih
mahal. Kedua, elastisitas permintaan pada masing-
masing tingkat harga harus berbeda di antara pasar-
pasar tersebut.
208. 10.7.3. Penetapan Harga
Diskriminasi secara Grafik dan
Numerik
1. Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi secara Grafik
2. Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi secara Numerik
Gambar 10.10 Kasus
diskriminasi derajat tiga
209. 11.1. PENGERTIAN PASAR
OLIGOPOLI
Pasar oligopoli yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual
sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong
produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga pasar.
Pasar oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen
(dua sampai dengan lima produsen), sedangkan apabila terdiri dua perusahaan
disebut duopoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan
jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
210. 11.2. DEMAND OLIGOPOLI
Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di
mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil,
misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini
hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang
bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil.
211. 11.2.1. Model Oligopoli
1. Model Cournot
Model ini beranggapan bahwa
barang yang dihasilkan dua
perusahaan adalah sama dan bersifat
substitut sempurna serta struktur
ongkos produksi per unit sama.
212. MR1 = TR 1 = P + Q1 d P
d Q
= 45 + 80(-0,5) = 5
MR2 = 45 + 30(-0,5) = 30
Keuntungan dari masing-masing
duopolis adalah:
p = PQ – TC1
= 45 x 80 -5x80 = 3200
p = P.Q - TC2
= 45x30 - 0,25(30)2 = 900
Keseimbangan Cournal
213. Ada beberapa kelemahan dari model Cournot,
yaitu:
Mercury Mars
Mercury is the closest
to the Sun
Despite being red,
Mars is a cold place
Venus Jupiter
Venus is the second
planet from the Sun
It’s a gas giant and
the biggest planet
1. Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
2. Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada
masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara
keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan
mengarah mendekati persaingan sempurna.
3. Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.
4. Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
214. 2. MODEL BERTRAND
Model Bertrand adalah perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan
perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa
pun yang ditentukan oleh perusahaan.Model Bertrand menggunakan alat
analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi
untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar. Namun, model
inipun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu:
a. Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak
pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya
tidaklah realistis.
b. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi
tidak untuk pasar.
c. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga
persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan
perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
215. 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok
Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan
stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu
harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan
bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar
untuk memaksimumkan keuntungannya.
216. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939.
Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva
permintaan yang patah,
a. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat
pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena
akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga
melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri
dianggap telah dewasa dan berpengalaman.
b. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-
perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi
penurunan harga tersebut.
c. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya.
218. Penentuan Harga dan Output Dalam
Kurva permintaan sebelum
ada reaksi
Kurva permintaan setelah
ada reaksi
219. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve)
dalam oligopoli:
a. Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan
menurunkan harga ke P1 maka
permintaan akan bertambah ke C1, harga
ke P2, maka permintaan akan bertambah
ke B1. Pelanggan perusahaan membeli
barang yang harganya turun. Pelanggan
lain membatalkan pembeliannya.
b. Sedangkan apabila perusahaan juga
menurunkan harga ke P1 dan P2
perubahan permintaan akan ke titik B dan
C.
c. Menaikkan harga ke P3 permintaan ada di
titik A1 karena reaksi perusahaan
mengubah harga maka kurva permintaan
menjadi D1ED2.
Kurva permintaan terpatah
220. Ciri-ciri Pasar Oligopoli:
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda.
Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja,
aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda
misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda motor, dan sebagainya.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat. Apabila
tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat
terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain
akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga
keduanya akan sama atau kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan. Kegiatan promosi bertujuan untuk
meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama,
terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang
berbeda.
221. 11.3. Model Penetapan Harga Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam
menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak
ditemui adalah:
1. Pasar kartel
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
11.3.1. Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked Demand
Curve Model)
Salah satu tipe keadaan yang ditimbulkannya
adalah kinked demand curve atau kurva permintaan yang
patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya
dengan jalan menurunkan harganya.
222. Model kurva permintaan kinked demand ini
dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939.
Sweezy membuat pemisalan dalam pasar
hanya ada dua penjual. Kedua penjual
tersebut mempunyai kurva demand D1
untuk penjual satu dan D2 untuk penjual
lainnya. Harga yang membuat nyaman
penjual satu dan penjual dua adalah sebesar
OP2. Pada harga sebesar OP2 jumlah yang
diminta pada penjual satu (D1) dan penjual
dua (D2) adalah sama. Akan tetapi, jika ada
produsen menurunkan harga menjadi OP1,
dengan menurunkan harga ia mengharap
permintaan bertambah menjadi OQ4.
Kurva demand oligopoli yang
kinked
223. Mula-mula kurva sebesar
MC2. Pada MC2 ini tingkat harga yang
menjamin laba maksimal (MC=MR) adalah
OP1. Jika biaya per unit turun, MC bergesar
menjadi MC1. Turunnya MC tidak
mengubah harga yang menjamin labanya
maksimal tetap sebesar OP1. Demikian juga
jika biaya per unit naik, harga yang
menjamin laba maksimum adalah sebesar
OP2. Dari kondisi tersebut dapat
disimpulkan harga tidak berubah selama MC
memotong MR pada bagian yang patah
(tegak lurus) LN walaupun biaya naik atau
turun. Inilah yang bisa menghantarkan
mengapa harga pada pasar oligopoli adalah
rigid (tegar).
Harga dari pasar
oligopoli yang rigid
224. Kurva permintaan patah juga
mencerminkan adanya ketegaran
harga pada situasi perubahan biaya
dan juga merupakan manifestasi dan
ketidaktentuan di pasar oligopoli
dalam hal harapan adanya reaksi dan
pihak lawan dengan adanya
penurunan harga tetapi bukan pada
waktu ada kenaikan harga.
Harga akan berubah jika MC memotong
bagian MR yang condong miring. Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar
di bawah ini:
Perubahan harga oligopoli
225. 11.4. Pengaruh Oligopoli Terhadap Kesejahteraan
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama
dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif
dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati
oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak
beroperasi pada AC yang minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh
(karena P > MC; seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang
dapat merugikan masyarakat makro.
226. Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya
kerja sama secara diam- diam atau secara terang-terangan. Ada tiga
faktor yang memungkinkan terjadinya kerja sama, yaitu:
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka
mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka
bertindak seperti monopolis.
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi
ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu
terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama.
3. Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan
masuknya produsen baru dalam industri.
227. 11.5. KEUNTUNGAN OLIGOPOLI SECARA MATEMATIS
Contoh 1:
1. Laba Maksimum dari Model Kurva Demand yang Patah (Kinked
Demand)
Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan
turun yang dihadapi oleh seorang oligopolis adalah: Q1 = 56 –
4P1 dan Q2 = 20 – P2 dan fungsi biaya
perusahaan tersebut adalah: TC = 4Q + 0.25 Q2 .
Hitunglah: jumlah dan harga yang memaksimumkan laba.
228. Jawab:
Untuk memaksimumkan laba maka perlu dicari MR1, MR2, dan MC.
Q1 = 56 – 4P1 atau
P1 = 14 – 0.25 Q1
TR1 = P1 Q1
TR1 = 14 Q1 – 0.25 Q21
MR1 = 14 – 0.5 Q1
Q2 = 20 – P2 atau
P2 = 20 – Q2
TR2 = P2 Q2
TR2 = 20 Q2 – Q22
MR2 = 20 – 2 Q2
TC = 4Q + 0.25 Q2
MC = 4 + 0.5 Q
229. Untuk menemukan perpotongan kurva demand D1 dan D2, kita
pertemukan Q1 = Q2 pada tingkat harga tertentu yaitu P1 = P2 sehingga
kita peroleh:
14 – 0.25 Q = 20 – Q
0.75 Q = 6
Q = 8
P = 12
Pada jumlah produksi sebesar 8 dapat diketahui batas atas dan batas
bawah dari kurva
MR yang patah
MR1 = 14 – 0.5 Q1
= 14 – 0.5 (8) = 9
MR2 = 20 – 2 Q2
= 20 – 2 (8) = 4
230. Pada jumlah produksi sebesar 8 maka biaya MC: MC = 4 + 0.5 Q = 8.
Ini berarti bahwa kurva MC memotong kurva MR yang patah karena MC = 8
berada pada batas 4 - 9. Dengan demikian laba perusahaan dapat dicari
sebagai berikut:
Laba = TR – TC
Jadi jumlah barang yang diproduski oleh masing-masing perusahaan adalah
sebanyak 10 unit dengan harga $ 8 per satuan.
Laba = TR – TC
= (PQ) – TC
= (8 x 10) – (4Q + 0.1Q2 )
= 80 – (40 + 10) = 30
Jadi laba masing-masing perusahaan sebesar $ 30 dan laba total (laba kartel)
sebesar
$ 60.
= (P x Q) – (4Q + 0.25 Q2 )
= (12 x 8) – (4. 8 + 0.25 (8) 2
= 96 – ( 32 + 16) = 48