SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 23
Najmah, SKM, MPH.
Faculty of Public Health, Sriwijaya University
najem240783@yahoo.com
• Perbedaan Regresi Logistik
Sederhana dan Berganda
• Aplikasi Regresi Logistik
Sederhana Pada SPPS
Today’s
Topics
Perbedaan Regresi Logistik
Sederhana dan Berganda
•Regresi logistik merupakan pendekatan model
matematis untuk menganalisa hubungan antara satu
atau beberapa variabel independen (kategori dan
numerik) dengan variabel dependen kategorik yang
bersifat dikotom/biner.
Perbedaan Regresi Logistik
Sederhana dan Berganda
•Variabel kategorik dikotom: variabel dengan dua
nilai variasi atau kategori
•Misal status patah tulang (1=patah tulang, 0= tidak
patah tulang), status BBLR (0=BBLR, 1=normal), dan
status PJK (0=tidak PJK, 1= PJK) dan sebagainya.
•Regresi logistik sederhana untuk mengolah data
dengan satu variabel independen atau faktor resiko.
•Regresi logistik berganda untuk mengolah data
lebih dari satu variabel independen atau faktor
resiko.
Model regresi logistik dapat digunakan pada penelitian yang
menggunakan metode potong lintang (cross sectional), kasus
kontrol (case control), maupun kohort (cohort).
Regresi logistik mengevaluasi efek dari satu faktor paparan
atau lebih, dan biasa digunakan untuk:
a. Membandingkan variabel outcome diantara 2 kategori dari
variabel paparan atau perlakuan/perawatan.
b. Membandingkan lebih dari dua kelompok paparan atau
faktor resiko.
c. Menganalisis efek variabel paparan baik kategori maupun
kontinus (numerik).
Pertama, perhatikan rumus dasar Odds rasio
Odds para kelompok terpapar = Odds pada kelompok tidak
terpapar x OR variabel X
Odds Rasio variabel X = Odds pada kelompok terpapar
Odds pada kelompok tidak terpapar
Kedua, Formula dasar pemodelan regresi logistik adalah
Odd Rasio* = Baseline x paparan (Exposure) ................(1 paparan)
Odd Rasio *= Baseline x paparan1 (Exposure1) x paparan2
(Exposure2) ..........(2 paparan)
*OR outcome/penyakit/kondisi kesehatan
Odds Ratio tiap kelompok terdiri dari 2 model parameter :
a.Baseline odds, nilai odds pada kelompok yang tidak
terpapar.
b.OR (odds ratio) outcome, menggambarkan efek paparan
atau faktor resiko/variabel independen terhadap odd rasio
penyakit.
Grup paparan Odds outcome Odds outcome, pada
regresi logistik
Terpapar (group 1) Baseline odds x OR
faktor paparan
Baseline x faktor
paparan/variabel
independen
Tidak terpapar
(group 0)
Baseline Odds Baseline
Aplikasi Regresi Logistik Sederhana
(Aplikasi SPSS)
STUDI KASUS 3:
• Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian patah tulang
pinggul pada lansia di Geelong, Australia?
• Variabel independenya:
1)geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone Mineral
Density/BMD);
2) umur (current age);
3) berat badan (weight);
4) tinggi badan (height);
5) status minum alkohol(drink status);
6) status merokok (D1, smoking);
7) riwayat patah tulang pada keluarga (Hip_fracture_parents_spine_hip);
8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2);
9) status menopause (F5xmenoadj),
10) penggunaan steroid/kortisteroid(Steroid2)
BUKA DATA : kasus_iii_hip_fracture1.sav
SUMBER DATA: Najmah, Margaret Henry, Lyle Gurrin, Julie
Pasco, 2009, STUDI GEELONG OSTEOPOROSIS STUDY /GOS,
MELBOURNE, AUSTRALIA, Thesis: 2009, University of
Melbourne
Karakteristik/ outcome (patah tulang,
n= 44, tidak patah tulang, n= 454)
OR 95 % CI P Value
Penggunaan hormon
steroid/kortikosteroid, n (%) Ya
Status merokok, n (%) Ya
Status menopause , n (%) Ya
Penggunaan kalsium/multivitamin D , n
(%) Ya
Terapi hormon , n (%)
Physical Activity n, (%)
Riwayat keluarga , n (%) Ya
Status minum alkohol , n (%) Ya
OR 95 % CI P Value
Tinggi badan ,cm
Usia saat ini, tahun
Berat badan, kg
Kadar mineral tulang, g/cm2
Tabel 44. Analisis Regresi Logistik Sederhana
Langkah-langkah uji regresi linear
sederhana,aplikasi SPSS :
Variabel Status Merokok (D1)
• Langkah 1: Pada menu bar pilih
Analyze-Regression-Binary
Logistic.
Langkah 2 : Masukkan
variabel hip fracture
status (status patah
tulang) pada dependent
variabel, dan masukkan
status merokok (D1)
variabel independen ke
dalam covariate.
Langkah 3 : Klik Option
dan ketik 95 % Derajat
Kepercayaan
Langkah 4: Klik continue dan OK.
**Identifikasi Data yang hilang dan pemberian kode variabel dependen oleh SPSS
**Nilai OR, 95 % Derajat Kepercayaan dan P value nilai variabel
merokok
Output Status Minum Alkohol
Output SPSS BMD (bone mineral density)
Output SPSS Penggunaan Kortiksteroid/Steroid
Exercise!
Coba anda lakukan latihan untuk variabel lainnya dengan
langkah yang sama!
Variabel independenya:
1) Geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone
Mineral Density/stdNNBMD);
2) umur (current age);
3) berat badan (weight);
4) tinggi badan (height);
5) status minum alkohol(drink status);
6) status merokok (D1, smoking);
7)riwayat patah tulang pada keluarga
(Hip_fracture_parents_spine_hip);
8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2);
9) status menopause (F5xmenoadj),
10) penggunaan steroid/kortisteroid (Steroid2)
Langkah 5: Menuliskan Laporan Tabel dan Interpretasi
Karakteristik/ outcome (patah tulang,
n= 44, tidak patah tulang, n= 454)
OR 95 % CI P Value
Penggunaan hormon
steroid/kortikosteroid, n (%) Ya
0,587 0,175-1,966 0,388
Status merokok, n (%) Ya 1,464 0,781-2,746 0,234
Penggunaan kalsium/multivitamin D , n
(%) Ya
0,383 0,134-1,099 0,074
Aktivitas fisik , n (%) Ya 4,946 2,110-11,589 0,001
Riwayat keluarga , n (%) Ya 0,333 0,044-2,504 0,286
Status minum alkohol, n (%) Ya 0,293 0,141-0,606 0,001
OR 95 % CI P Value
Tinggi badan ,cm 1,009 0,960-1,060 0,715
Usia saat ini, tahun 1,076 1,028-1,127 0,002
Berat badan, kg 0,972 0,946-0,999 0,043
Kadar mineral tulang, g/cm2 0,457 0,314-0,665 0,001
Interpretasi untuk hasil numerik:
• Setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar
mineral tulang, akan menurunkan resiko
patah tulang pinggul sebesar 0.45 kali.
Dengan derajat kepercayaan 95%, di populasi
setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar
mineral tulang, akan menurunkan resiko
patah tulang pinggul sebesar 0.31 kali hingga
0,67 kali. Nilai P 0.001 menunjukkan adanya
hubungan adanya hubungan antara kadar
mineral tulang dan kejadian patah tulang
pinggul pada wanita di Geelong, Australia
Interpretasi untuk hasil numerik:
• Perilaku merokok pada wanita dapat meningkatkan
1,5 kali resiko untuk patah tulang pinggul
dibandingkan dengan lansia yang tidak merokok. Di
populasi, dengan derajat kepercayaan 95%, perilaku
merokok menurunkan 0.78 resiko patah tulang
pinggul (22 % menurunkan resiko) dan meningkatkan
resiko 2,7 untuk patah tulang dibandingkan wanita
perokok.
• Kesimpulan akhir dengan nilai signifikansi 0.23
menunjukkan tidak ada hubungan antara status
merokok dan kejadian patah tulang pinggul pada
wanita di Geelong Australia.
• Coba Anda interpretasikan hasil lainnya!
thankyou
Referensi

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
Yulianus Lisa Mantong
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
NajMah Usman
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
Si Om
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Muhammad Muqouwis. AT
 
Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitian
Ahmad Tobroni
 

Mais procurados (20)

Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
analisis data bivariat.ppt
analisis data bivariat.pptanalisis data bivariat.ppt
analisis data bivariat.ppt
 
Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
ukuran epidemiologi
ukuran epidemiologiukuran epidemiologi
ukuran epidemiologi
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Mortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan MorbiditasMortalitas dan Morbiditas
Mortalitas dan Morbiditas
 
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
Ukuran variasi atau dispersi (penyebaran)
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
Case control ppt
Case control pptCase control ppt
Case control ppt
 
Kuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensiKuesioner penelitian-hipertensi
Kuesioner penelitian-hipertensi
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
 
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah KesehatanAnalisis Situasi Masalah Kesehatan
Analisis Situasi Masalah Kesehatan
 
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
[4]relative risk dan odds rasio tabel kontingensi 2x2 1
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
 
Materi inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatanMateri inti 13 determinan kesehatan
Materi inti 13 determinan kesehatan
 
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.8
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahanBAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
BAB 2 konsep riwayat alamiah penyakit dan tingkat pencegahan
 
Menghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitianMenghitung besar-sampel-penelitian
Menghitung besar-sampel-penelitian
 

Semelhante a Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss

Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
enggar46
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
NicholasGmarzai1
 
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptxPengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
ssuserfc224a
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
Sii AQyuu
 
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babiiJtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Hanggar Putra
 

Semelhante a Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss (15)

Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahunAsuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
Asuhan nutrisi anak dan balita umur 6 sampai 12 tahun
 
Physiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in ScoliosisPhysiotherapy in Scoliosis
Physiotherapy in Scoliosis
 
PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docx
PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docxPENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docx
PENGKAJIAN PADA SISTEM ENDOKRIN.docx
 
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.pptmateri gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan  ANTROPOMETRI.ppt
materi gizi dalam daur kehidupan pemeriksaan ANTROPOMETRI.ppt
 
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptxPengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
Pengkajian dalam ilmu keperawatan ppt.pptx
 
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAHUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
 
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptxGizi Kesehatan Masyarakat.pptx
Gizi Kesehatan Masyarakat.pptx
 
Farmakoterapi geriatri2
Farmakoterapi geriatri2Farmakoterapi geriatri2
Farmakoterapi geriatri2
 
Status Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptxStatus Nutrisi (1).pptx
Status Nutrisi (1).pptx
 
Prof-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdf
Prof-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdfProf-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdf
Prof-Hardin-Pokja-SMKG-ppt-3-juli-Sangat-Baru.pdf
 
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdfAskep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
 
Pengkajian.pptx
Pengkajian.pptxPengkajian.pptx
Pengkajian.pptx
 
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
DISLIPIDEMIA PADA OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS DI RSUP DR. KARIADI DAN LABORAT...
 
Pokja AP SNARS Ed.1
Pokja AP SNARS Ed.1Pokja AP SNARS Ed.1
Pokja AP SNARS Ed.1
 
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babiiJtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
Jtptunimus gdl-supriyanta-5290-3-babii
 

Mais de NajMah Usman

Mais de NajMah Usman (20)

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
 
Bab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal StataBab 1 Mengenal Stata
Bab 1 Mengenal Stata
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 

Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss

  • 1. Najmah, SKM, MPH. Faculty of Public Health, Sriwijaya University najem240783@yahoo.com
  • 2. • Perbedaan Regresi Logistik Sederhana dan Berganda • Aplikasi Regresi Logistik Sederhana Pada SPPS Today’s Topics
  • 3. Perbedaan Regresi Logistik Sederhana dan Berganda •Regresi logistik merupakan pendekatan model matematis untuk menganalisa hubungan antara satu atau beberapa variabel independen (kategori dan numerik) dengan variabel dependen kategorik yang bersifat dikotom/biner.
  • 4. Perbedaan Regresi Logistik Sederhana dan Berganda •Variabel kategorik dikotom: variabel dengan dua nilai variasi atau kategori •Misal status patah tulang (1=patah tulang, 0= tidak patah tulang), status BBLR (0=BBLR, 1=normal), dan status PJK (0=tidak PJK, 1= PJK) dan sebagainya. •Regresi logistik sederhana untuk mengolah data dengan satu variabel independen atau faktor resiko. •Regresi logistik berganda untuk mengolah data lebih dari satu variabel independen atau faktor resiko.
  • 5. Model regresi logistik dapat digunakan pada penelitian yang menggunakan metode potong lintang (cross sectional), kasus kontrol (case control), maupun kohort (cohort). Regresi logistik mengevaluasi efek dari satu faktor paparan atau lebih, dan biasa digunakan untuk: a. Membandingkan variabel outcome diantara 2 kategori dari variabel paparan atau perlakuan/perawatan. b. Membandingkan lebih dari dua kelompok paparan atau faktor resiko. c. Menganalisis efek variabel paparan baik kategori maupun kontinus (numerik).
  • 6. Pertama, perhatikan rumus dasar Odds rasio Odds para kelompok terpapar = Odds pada kelompok tidak terpapar x OR variabel X Odds Rasio variabel X = Odds pada kelompok terpapar Odds pada kelompok tidak terpapar Kedua, Formula dasar pemodelan regresi logistik adalah Odd Rasio* = Baseline x paparan (Exposure) ................(1 paparan) Odd Rasio *= Baseline x paparan1 (Exposure1) x paparan2 (Exposure2) ..........(2 paparan) *OR outcome/penyakit/kondisi kesehatan
  • 7. Odds Ratio tiap kelompok terdiri dari 2 model parameter : a.Baseline odds, nilai odds pada kelompok yang tidak terpapar. b.OR (odds ratio) outcome, menggambarkan efek paparan atau faktor resiko/variabel independen terhadap odd rasio penyakit. Grup paparan Odds outcome Odds outcome, pada regresi logistik Terpapar (group 1) Baseline odds x OR faktor paparan Baseline x faktor paparan/variabel independen Tidak terpapar (group 0) Baseline Odds Baseline
  • 8. Aplikasi Regresi Logistik Sederhana (Aplikasi SPSS) STUDI KASUS 3: • Peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian patah tulang pinggul pada lansia di Geelong, Australia? • Variabel independenya: 1)geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone Mineral Density/BMD); 2) umur (current age); 3) berat badan (weight); 4) tinggi badan (height); 5) status minum alkohol(drink status); 6) status merokok (D1, smoking); 7) riwayat patah tulang pada keluarga (Hip_fracture_parents_spine_hip); 8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2); 9) status menopause (F5xmenoadj), 10) penggunaan steroid/kortisteroid(Steroid2)
  • 9. BUKA DATA : kasus_iii_hip_fracture1.sav SUMBER DATA: Najmah, Margaret Henry, Lyle Gurrin, Julie Pasco, 2009, STUDI GEELONG OSTEOPOROSIS STUDY /GOS, MELBOURNE, AUSTRALIA, Thesis: 2009, University of Melbourne
  • 10.
  • 11. Karakteristik/ outcome (patah tulang, n= 44, tidak patah tulang, n= 454) OR 95 % CI P Value Penggunaan hormon steroid/kortikosteroid, n (%) Ya Status merokok, n (%) Ya Status menopause , n (%) Ya Penggunaan kalsium/multivitamin D , n (%) Ya Terapi hormon , n (%) Physical Activity n, (%) Riwayat keluarga , n (%) Ya Status minum alkohol , n (%) Ya OR 95 % CI P Value Tinggi badan ,cm Usia saat ini, tahun Berat badan, kg Kadar mineral tulang, g/cm2 Tabel 44. Analisis Regresi Logistik Sederhana
  • 12. Langkah-langkah uji regresi linear sederhana,aplikasi SPSS : Variabel Status Merokok (D1) • Langkah 1: Pada menu bar pilih Analyze-Regression-Binary Logistic.
  • 13. Langkah 2 : Masukkan variabel hip fracture status (status patah tulang) pada dependent variabel, dan masukkan status merokok (D1) variabel independen ke dalam covariate.
  • 14. Langkah 3 : Klik Option dan ketik 95 % Derajat Kepercayaan
  • 15. Langkah 4: Klik continue dan OK. **Identifikasi Data yang hilang dan pemberian kode variabel dependen oleh SPSS
  • 16.
  • 17. **Nilai OR, 95 % Derajat Kepercayaan dan P value nilai variabel merokok
  • 18. Output Status Minum Alkohol Output SPSS BMD (bone mineral density) Output SPSS Penggunaan Kortiksteroid/Steroid
  • 19. Exercise! Coba anda lakukan latihan untuk variabel lainnya dengan langkah yang sama! Variabel independenya: 1) Geometri pada tulang pinggul (Kepadatan tulang/Bone Mineral Density/stdNNBMD); 2) umur (current age); 3) berat badan (weight); 4) tinggi badan (height); 5) status minum alkohol(drink status); 6) status merokok (D1, smoking); 7)riwayat patah tulang pada keluarga (Hip_fracture_parents_spine_hip); 8). konsumsi kalsium dan vitamin D (Calcium_VitD2); 9) status menopause (F5xmenoadj), 10) penggunaan steroid/kortisteroid (Steroid2)
  • 20. Langkah 5: Menuliskan Laporan Tabel dan Interpretasi Karakteristik/ outcome (patah tulang, n= 44, tidak patah tulang, n= 454) OR 95 % CI P Value Penggunaan hormon steroid/kortikosteroid, n (%) Ya 0,587 0,175-1,966 0,388 Status merokok, n (%) Ya 1,464 0,781-2,746 0,234 Penggunaan kalsium/multivitamin D , n (%) Ya 0,383 0,134-1,099 0,074 Aktivitas fisik , n (%) Ya 4,946 2,110-11,589 0,001 Riwayat keluarga , n (%) Ya 0,333 0,044-2,504 0,286 Status minum alkohol, n (%) Ya 0,293 0,141-0,606 0,001 OR 95 % CI P Value Tinggi badan ,cm 1,009 0,960-1,060 0,715 Usia saat ini, tahun 1,076 1,028-1,127 0,002 Berat badan, kg 0,972 0,946-0,999 0,043 Kadar mineral tulang, g/cm2 0,457 0,314-0,665 0,001
  • 21. Interpretasi untuk hasil numerik: • Setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar mineral tulang, akan menurunkan resiko patah tulang pinggul sebesar 0.45 kali. Dengan derajat kepercayaan 95%, di populasi setiap kenaikan ketebalan 1 g/cm2 kadar mineral tulang, akan menurunkan resiko patah tulang pinggul sebesar 0.31 kali hingga 0,67 kali. Nilai P 0.001 menunjukkan adanya hubungan adanya hubungan antara kadar mineral tulang dan kejadian patah tulang pinggul pada wanita di Geelong, Australia
  • 22. Interpretasi untuk hasil numerik: • Perilaku merokok pada wanita dapat meningkatkan 1,5 kali resiko untuk patah tulang pinggul dibandingkan dengan lansia yang tidak merokok. Di populasi, dengan derajat kepercayaan 95%, perilaku merokok menurunkan 0.78 resiko patah tulang pinggul (22 % menurunkan resiko) dan meningkatkan resiko 2,7 untuk patah tulang dibandingkan wanita perokok. • Kesimpulan akhir dengan nilai signifikansi 0.23 menunjukkan tidak ada hubungan antara status merokok dan kejadian patah tulang pinggul pada wanita di Geelong Australia. • Coba Anda interpretasikan hasil lainnya!