1. PERBEDAAN VARIABEL BEBAS DAN VARIABEL MODERATING
SITUASI 1
Sebuah studi menemukan bahwa semakin baik kualitas program pelatihan organisasi dan
semakin besar kebutuhan pertumbuhan karyawan (yaitu, dimana kebutuhan akan
pengembangan dan perkembangan dalam pekerjaan kuat), semakin besar keinginan mereka
untuk mempelajari cara-cara baru dalam melakukan pekerjaan.
Diagram hubungan antara tiga variabel: keragaman tenaga kerja, efektivitas organisasi, dan
keahlian manajerial.
Keragaman Tenaga Kerja Efektivitas organisasi
Variabel bebas Variabel terikat
Keahlian
Manajeri
al
Variabel Moderator
SITUASI 2
Studi lain menunjukkan bahwa kesediaan karyawan untuk mempelajari cara-cara baru dalam
melakukan pekerjaan adalah tidak dipengaruhi oleh kualitas program pelatihan yang
diberikan oleh organisasi kepada semua orang tanpa perbedaan apapun. Hanya mereka
dengan kebutuhan pertumbuhan yang tinggi yang tampaknya mempunyai hasrat untuk
mempelajari cara-cara baru melalui pelatihan khusus.
Dalam kedua situasi di atas, kita mempunyai tiga variabel yang sama. Dalam kasus
pertama, program pelatihan dan kekuatan kebutuhan pertumbuhan merupakan variabel bebas
yang mempengaruhi kesediaan karyawan untuk belajar, yang merupakan variabel terikat.
Tetapi, dalam kasus kedua, kualitas program pelatihan merupakan variabel bebas, dan
meskipun variabel terikat tetap sama, kekuatan kebutuhan pertumbuhan menjadi variabel
moderator. Dengan kata lain, hanya mereka dengan kebutuhan pertumbuhan tinggi yang
2. menunjukkan keinginan dan kemampuan adaptasi yang lebih besar untuk belajar melakukan
hal-hal baru jika kualitas program pelatihan ditingkatkan. Dengan demikian, hubungan antara
variabel bebas dan terikat sekarang menjadi tergantung pada kehadiran sebuah moderator.
Ilustrasi tersebut menjelaskan bahwa meskipun variabel yang digunakan adalah sama,
keputusan apakah menamainya variabel bebas, terikat, atau moderator bergantung pada
bagaimana variabel tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Ilustrasi pengaruh variabel bebas terhadap vaariabel terikat jika tidak ada variabel
moderator yang berlaku dalam situasi.
Keinginan untuk
belajar
Program pelatihan
Kebutuhan pertumbuhan
VARIABEL ANTARA
Variabel antara (intervening variable) adalah variabel yang mengemuka antara waktu
variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi variabel terikat dan waktu pengaruh variabel
bebas terasa pada variabel terikat. Dengan demikian, terdapat kualitas temporal atau dimensi
waktu pada variabel antara. Variabel antara mengemuka sebagai sebuah fungsi variabel bebas
yang berlaku dalam situasi apapun, serta membantu mengonsepkan dan menjelaskan
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Diagram hubungan antara variabel bebas, antara dan terikat.
Waktu (time-t): t1 t2 t3
Keragaman Tenaga Sinergi Kreatif Efektivitas
Kerja Organisasi
Variabel bebas Variabel terikat Variabel terikat
3. Sekarang menjadi mudah untuk melihat perbedaan antara variabel bebas, variabel
antara dan variabel moderator. Variabel bebas membantu menjelaskan varians dalam variabel
terikat, variabel antara mengemuka pada waktu t2 sebagai fungsi dari variabel bebas, yang
juga membantu kita mengonsepkan hubungan antar variabel bebas dan terikat; dan variabel
moderator mempunyai pengaruh ketergantungan pada hubungan antara dua variabel. Untuk
membedakannya, ketika variabel bebas menjelaskan varians dalam variabel terikat, variabel
antara tidak menambahkan varians yang telah dijelaskan oleh variabel bebas, sedangkan
variabel moderator mempunyai pengaruh interaksi dengan variabel bebas dalam menjelaskan
varians. Kecuali ada variabel moderator, teori mengenai hubungan antara kedua variabel lain
yang dipertimbangkan tidak akan terbukti.
Entah sebuah variabel adalah variabel bebas, variabel terikat, variabel antara atau
variabel moderator, sebaiknya menentukannya dengan membaca secara teliti dinamika yang
berlaku dalam situasi yang dihadapi. Misalnya, variabel seperti motivasi kerja dapat menjadi
variabel terikat, variabel bebas, variabel antara, atau variabel moderator, tergantung pada
model teori yang digunakan.
Diagram hubungan antara variabel bebas, antara, moderator dan terikat.
Waktu (time-t): t1 t2 t3
Keragaman Tenaga Sinergi Kreatif Efektivitas
Kerja Organisasi
Variabel bebas Variabel terikat Variabel terikat
Keahlian
Manajeri
al
Variabel moderator
KERANGKA TEORITIS
Kerangka teoritis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan.
Kerangka teoritis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara
logis antar variabel yang dianggap relevan pada situasi masalah dan diidentifikasi melalui
4. proses seperti wawancara, pengamatan, dan survei literatur. Pengalaman dan imigrasi juga
berperan dalam menyusun kerangka teoretis.
Tahap ini merupakan solusi masalah yang baik, pertama sesorang harus
mengidentifikasi masalah dengan benar dan kemudian variabel yang mempengaruhinya.
Pentingnya mengadakan wawancara yang memiliki tujuan dan melakukan tinjauan literatur
secara menyeluruh kini menjadi jelas. Setelah mengidentifikasi variabel yang tepat, langkah
selanjutnya adalah mengelaborasi jaringan asosiasi antar variabel, sehingga hipotesis yang
relevan dapat disusun dan kemudian diuji. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis (yang akan
menunjukkan hipotesis diterima atau tidak), tingkat dimana masalah dapat dipecahkan pun
akan menjadi terbukti. Dengan demikian, kerangka teoretis merupakan langkah yang penting
dalam proses penelitian.
Hubungan antara survei literatur dan kerangka teoretis adalah bahwa yang pertama
menyediakan fondasi yang kuat untuk menyusun yang terakhir. Yaitu, survei literatur
mengidentifikasi variabel yang mungkin penting, sebagaimana ditentukan oleh temuan
penelitian sebelumnya. Hal tersebut, sebagai tambahan untuk hubungan logis lainnya yang
dapat dikonsepkan, membentuk dasar untuk model teoretis. Kerangka teoretis mengelaborasi
hubungan antar variabel, menjelaskan teori yang menggarisbawahi relasi tersebut dan
menjelaskan sifat dan arah hubungan. Sebagaimana survei literatur memberikan panggung
untuk kerangka teoretis yang baik, hal tersebut pada gilirannya menyediakan dasar yang logis
untuk menyusun hipotesis yang dapat diuji.
KOMPONEN KERANGKA TEORETIS
Kerangka teoretis yang baik mengidentifikasi dan menamakan variabel-variabel
penting dalam situasi yang relevan dengan definisi masalah. Kerangka teoretis secara lugas
menjelaskan hubungan antar variabel tersebut. Hubungan antara variabel bebas, variabel
terikat dan jika tepat, variabel moderator dan antara diuraikan. Jika terdapat variabel
moderator, penting untuk menjelaskan bagaimana dan hubungan spesifik apa yang terjadi.
Penjelasan tentang mengapa variabel tersebut berperan sebagai moderator juga sebaiknya
diberikan. Bila ada variabel antara, pembahasan tentang bagaimana atau mengapa mereka
diperlakukan sebagai variabel antara akan diperlukan. Saling ketergantungan antar variabel
bebas atau antar variabel terikat (dalam kasus terdapat dua atau lebih variabel terikat), jika
ada, sebaiknya juga diungkapkan dengan tepat dan dijelaskan secara memadai.
5. Elaborasi variabel dalam kerangka teoretis, dengan demikian, menunjukkan persoalan
mengapa atau bagaimana kita mengharapkan hubungan tertentu berlaku, sifat, dan arah
hubungan antar variabel minat. Diagram skematis mengenai model konseptual yang
dijelaskan dalam kerangka teoretis juga akan membantu pembaca untuk membayangkan
hubungan yang diteorikan.
Perlu dicatat bahwa kita telah menggunakan istilah kerangka teoretis dan model
teoretis secara bergantian. Ada perbedaan pendapat mengenai apa yang sebuah model benar-
benar wakili. Sebagian pihak menjelaskan model sebagai simulasi, lainnya melihat model
sebagai perwakilan dari hubungan antara dan antar konsep. Dalam hal ini, kita menggunakan
istilah model dalam pengertian yang terakhir sebagai skema konseptual yang
menghubungkan konsep-konsep.
Singkatnya, ada hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoretis:
1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan.
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain.
Hal ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku diantara
variabel.
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdaskan temuan penelitian sebelumnya,
maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan akan positif atau
negatif.
4. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dan temuan penelitian sebelumnya.
5. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat dan
dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.
6. Elaborasi variabel dalam kerangka teoretis, dengan demikian, menunjukkan persoalan
mengapa atau bagaimana kita mengharapkan hubungan tertentu berlaku, sifat, dan arah
hubungan antar variabel minat. Diagram skematis mengenai model konseptual yang
dijelaskan dalam kerangka teoretis juga akan membantu pembaca untuk membayangkan
hubungan yang diteorikan.
Perlu dicatat bahwa kita telah menggunakan istilah kerangka teoretis dan model
teoretis secara bergantian. Ada perbedaan pendapat mengenai apa yang sebuah model benar-
benar wakili. Sebagian pihak menjelaskan model sebagai simulasi, lainnya melihat model
sebagai perwakilan dari hubungan antara dan antar konsep. Dalam hal ini, kita menggunakan
istilah model dalam pengertian yang terakhir sebagai skema konseptual yang
menghubungkan konsep-konsep.
Singkatnya, ada hal mendasar yang harus diperhatikan dalam kerangka teoretis:
1. Variabel yang dianggap relevan untuk studi harus diidentifikasi dan dinamai dengan jelas
dalam pembahasan.
2. Pembahasan harus menyebutkan mengapa dua atau lebih variabel berkaitan satu sama lain.
Hal ini sebaiknya dilakukan untuk hubungan penting yang diteorikan berlaku diantara
variabel.
3. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdaskan temuan penelitian sebelumnya,
maka harus ada indikasi dalam pembahasan mengenai apakah hubungan akan positif atau
negatif.
4. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita memperkirakan hubungan
tersebut berlaku. Argumen bisa ditarik dan temuan penelitian sebelumnya.
5. Suatu diagram skematis kerangka teoritis harus diberikan agar pembaca dapat melihat dan
dengan mudah memahami hubungan yang diteorikan.