SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
PAPER
APLIKASI STATISTIKA BOSE-EINSTEIN PADA KAPASITAS
TERMAL ZAT PADAT
Fisika Statistik
Ikmalul Hakim
6/22/2010
Fisika Statistik (Hukum Distribusi Statistik) digunakan dalam mengungkapkan
informasi tentang kumpulan benda banyak melalui lukisan makro dan lukisan mikro.
Fisika statistik banyak diaplikasikan dalam bidang fisika lainnya, antara lain fisika zat
padat, fisika kuantum dan lain-lain. Tetapi dalam paper ini yang akan dibahas hanya
aplikasi Distribusi Statistik Bose-Einstein pada kapasitas termal zat padat. Teori Dulong-
Petit,Einstein dan Debye.
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Fisika Statistik (Hukum Distribusi Statistik) digunakan dalam mengungkapkan
informasi tentang kumpulan benda banyak melalui lukisan makro dan lukisan mikro.
Anggapan yang digunakan adalah untuk system yang ada dalam keadaan steimbang,
hasil pengamatan akan banyak ditentukan konfigurasi keadaan makro yang
mencerminkan ragam lukisan mikro paling banyak atau konfigurasi dengan peluang
yang terbesar.
 Lukisan mikro memberi informasi secara tepat staus (keadan fisis )dari masing-
masing partikel penyusun sistem. (Namun hal itu sulit didapat karena jumlah
partikel banyak sekali)
 Lukisan makro memberi informasi yang kurang terperinci tetapi dapat melukiskan
karakteristik kumpulan partikel penyusun system.
Dalam Fisika Statistik dikenal 3 Hukum distribusi Statistik
a. Hukum Distribusi Statistik Maxwell – Boltzmann (M-B)
b. Hukum Distribusi Statistik Bose – Einstein (B-E)
c. Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D)
Hukum Distribusi Maxwell-Boltzmann digolongkan sebagai Statistika Klasik artinya
hukum-hukum fisika klasik (Mekanika Newtonian) berlaku. Sedangkan Distribusi B-E
dan F-D merupakan Statistika Kuantum, artinya hukum-hukum kuantum berlaku pada
statistika tersebut.
Dalam penggunaan jenis statistik didasarkan pada jenis penyusun partikel:
 Hukum Distribusi Statistik Maxwell – Boltzmann (M-B) : partikel identik tidak
dapat dibedakan
 Hukum Distribusi Statistik Bose – Einstein (B-E) dan Hukum Distribusi Statistik
Fermi – Dirac (F-D): partikel tidak dapat dibedakan
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 2
Pada Statistika Bose – Einstein tidak berlaku larangan Paulli atinya tida ada
pembatasan jumlah partikel yang berada pada suatu status atau keadaan. Sedangkan
Statistika Fermi – Dirac berlaku Asas larangan Paulli.
Fisika statistik banyak diaplikasikan dalam bidang fisika lainnya, antara lain fisika zat
padat, fisika kuantum dan lain-lain. Tetapi dalam paper ini yang akan dibahas hanya
aplikasi Distribusi Statistik Bose-Einstein pada kapasitas termal zat padat.
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 3
BAB II
APLIKASI STATISTIKA BOSE-EINSTEIN
1. Hukum Distribusi Statistik Bose-Einstein
Syarat berlakunya hukum distribusi Bose-Einstein adalah sebagai berikut:
 Berlaku untuk partikel-partikel Boson, yaitu semua partikel yang memiliki fungsi
gelombang simetrik: foton, fonon, 4
He dan lain-lain
 Partikel identik tidak dapat dibedakan
 Statistik kuantum
 Tidak berlaku Asas Pauli (tidak ada pembatasan jumlah partikel yang dapat
menempati suatu status)
Hukum Distribusi Bose-Einstein
� =
� � − 1
Dengan � = 1 �� =
Jika suhu rendah maka nilai � �
⋙ 1 sehingga pada kondisi tersebut Hukum
Distribusi Bose-Einstein sama dengan Hukum Distribusi Maxwell – Boltzmann.
Fungsi Distribusi Bose-Einstein
=
1
− 1
2. Kapasitas Termal Zat Padat
Atom-atom pada zat padat tidaklah diam akan tetapi bergetar pada
kedudukan setimbangnya. Energi yang ditimbulkan akibat getaran tersebut sangat
berperan dalam menentukan sifat termal zat padat khususnya untuk bahan yang
bersifat isolator non magnetik. Sedangkan kontribusi lainnya berupa konduksi
elektron terjadi pada bahan logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada bahan
magnet.
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 4
2.1. Eksperimen Dulong - Petit
Menurut Dulong-Petit (1920), kapasitas termal padatan unsur adalah hampir
sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 5,97 cal/mol 0
K. Boltzmann, setengah abad
kemudian, menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong-Petit dapat
ditelusuri melalui pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan dalam atom-
atomnya yang bervibrasi. Energi atom-atom ini diturunkan dari teori kinetik gas.
Molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-rata
per derajat kebebasan adalah yang merupakan total energi potensial
1
2
dan
energy kinetik
1
2
sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi adalah
3 . Energi per mole adalah
= 3�� = 3�
Dengan NA = bilangan Avogadro
k = konstanta Boltzmann
Kapasitas termal pada volume konstan
� =
�
�
= 3�
Sehingga Cv = 3R = 5,97 kal/mol 0
K.
Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya hukum
Dulong-Petit cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar. Namun
beberapa unsur memiliki kapasitas termal pada temperatur kamar yang lebih
rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya B, Be, C, Si. Pada temperatur yang sangat
rendah kapasitas termal semua unsur menuju nol.
2.2. Teori Einstein
Einstein merumuskan Cv secara kuantum dengan asumsi bahwa atom-atom
kristal sebagai vibrator yang bergetar bebas satu sama lain disekitar kedudukan -
setimbangnya. Seakan-akan didalam 1 mol terdapat NA buah atau yang bebas dan
terikat pada titik setimbang tersebut.
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 5
Zat padat dipandang sebagai kumpulan osilator harmonis, maasing-masing bergetar
dengan frekuensi yang sama. Energy osilator terkuantisasi sebagai berikut :
= �.
Energi rata-rata osilator
=
�. .
∞
0
−�
−�
∞
0
=
− 1
Energi 1 mol zat adalah
= 3��
− 1
Sehingga
� =
�
�
=
�
�
3��
− 1
= 3��
�
�
1
− 1
= 3��
2
− 1 2
= 3�� 2 − 1 2
= 3�
2
− 1 2
Jadi kapasitas kalor Einstein
� = �
�
��
� ��
� �� −
 Pada suhu tinggi
= − 1 ≈ 1 +
=
− 1
=
1 + − 1
=
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 6
Maka
� =
�
��
���� = ��� = �
 Pada suhu rendah
1
Sehingga
� = 3�
2
− 1 2
� = 3�
2
2
� = �
�
��
−� ��
Oleh karena itu Cv mendekati nol pada suhu-suhu rendah. Dan apabila → 0 maka
Cv mendekati nol secara eksponensial.
Teori Einstein diuji secara eksperimen ole Nernst. Dalam ekaperimen pada
suhu-suhu rendah, didapat Cv tidak mendekati nol secara eksponensial
� ~ 3
. Disinilah letak kelemahan teori Einstein.
Gambar.1 Grafik Cv terhadap perubahan temperature model Einstein dan eksperimen
T
Einstein
Eksperimen
Cv
3R
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 7
2.3. Teori Debye
Debye beranggapan bahwa tiap atom sebagai vibrator bergetar dengan
frekuensi yang tidak sama dan ada frekuensi maksimum karena jumlah ragam
frekuensi keseluruhan tidak boleh melebihi 3N.
Bila Kristal mempunyai 3N atom yang bervibrasi 3-D maka system tersebut
mempunyai 3N derajat kebebasan. Getarannya akan mempunyai 3N ragam vibrasi
yang masing-masing vibrator mempunyai frekuensi tertentu. Sehingga energi total
sistem tersebut
= �
3�
�=1
=
− 1
3�
�=1
Bentuk tersebut oleh Debye disederhanakan dengan pendekatan dari bentuk diskrit
kedalam bentuk kontinu pada tahun 1912 sehingga menjadi bentuk integral:
=
− 1
∞
0
Dengan rapat keadaan. Pemikiran ini didasarkan pada kenyataan bahwa
ragam frekuensi didalam Kristal sesuai dengan rambatan gelombang bunyi yang
merupakan gelombang elastik berfrekuensi rendah. Kuantum energy gelombang
elastic dalam zat padat disebut fonon. Dalam hal ini panjang gelombang bunyi
sangat besar dibandingkan jarak antar atom. Sehingga kediskritan susunan atom
dalam Kristal dapat diabaikandan menggantikannya dengan medium elastik yang
homogen.
Dengan
= 4� 2
1
��
3
+
1
� 3
Untuk 1 mol zat
3�
0
= 3�
4� 2
1
��
3
+
1
� 3
3�
0
= 3�
4� 2
1
��
3
+
1
� 3
=
9�
3
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 8
Sehingga
=
9�
3
2
Maka energi tiap molnya adalah
=
− 1
∞
0
=
− 1
0
9��
3
2
=
9��
3
3
− 1
0
Maka kapasitas termal
� =
�
�
9��
3
3
− 1
0
� =
9��
3
�
�
3
− 1
0
� =
9��
2
3 2
4
− 1 2
0
Jika
� = � = ; = � → = �
� =
9��
2
3 2
�4 �
� − 1 2
�
0
5
�
� =
9��
2
3 2
5
�4 �
� − 1 2
�
0
�
� = 9�
3
�4 �
� − 1 2
�
0
�
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 9
� = ��
�
�
� �
� −
�
�
�
 Pada suhu tinggi
�
1 maka secara pendekatan
�
≈ 1 + � ≈ 1
� = 9�
�
3
�4
1 + � − 1 2
�
0
�
� = 9�
�
3
�2
�
0
�
Maka
� = 9�
�
3
1
3
� 3
→ � = �
Harga ini sama dengan teori klasik yang dikemukakan oleh Dulong Petit dan
Einstein.
 Pada suhu rendah
�
→ ∞ maka secara pendekatan
�4 �
� − 1 2
�
0
� ≈
�4 �
� − 1 2
∞
0
� = 24
1
�4
∞
1
=
4�4
15
1
�4
∞
1
=
�4
90
Maka
� = 9�
�
3
4�4
15
� = � �
�
�
Ini merupakan pendekatan yang baik karena mendekati hasil eksperimen.
Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 10
BAB III
SIMPULAN
Dari latar belakang dan pembahasan Aplikasi Statistika Bose Einstein diatas maka
dapat diambil kesimpulan:
1. Fisika Statistik selalu dimulai dengan sifat-sifat mikroskopik atau atom dalam sistem
untuk menyelidiki sifat makroskopik sistem.
2. Dalam Fisika Statistik dikenal 3 Hukum distribusi Statistik
 Hukum Distribusi Statistik Maxwell – Boltzmann (M-B) → Mekanika Kuantum
 Hukum Distribusi Statistik Bose – Einstein (B-E) → Mekanika Kuantum
 Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D) → Mekanika Kuantum
3. Kelemahan teori kapasitas termal Einstein terletak pada kesalahan Einstein
mengambil asumsi bahwa setiap atom sebagai vibrator bergetar dengan frekuensi
yang sama dan nilai frekuensi yang dibolehkan dari nol sampai tak hinnga. Sehinga
pada suhu-suhu rendah nilai Cv Einstein berbeda dari Cv Eksperimen.
4. Teori kapasitas termal dari Debye adalah teori yang paling baik karena mendekati
hasil eksperimen baik pada suhu rendah maupun pada suhu tinggi. Hal ini disebabkan
karena asumsi yang diambil Debye bahwa tiap atom bergetar dengan frekuensi
berbeda dan ada frekuensi maksimum.
Gambar.2 Perbandingan model Debye dan Einstein
T
Einstein
Debye
Cv
3R

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a KAPASITAS TERMAL ZAT PADAT

Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamMukhsinah PuDasya
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4radar radius
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab51habib
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatMukhsinah PuDasya
 
Soal fisika statistik !
Soal fisika statistik !Soal fisika statistik !
Soal fisika statistik !Little Baby
 
Pertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gasPertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gasMuhammad Syarif
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiSamantars17
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2radar radius
 
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanikaPerkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanikaAyu Aliyatun
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Saifurrahman Santoso
 
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjilAlfido Zakaria
 

Semelhante a KAPASITAS TERMAL ZAT PADAT (20)

Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
 
Gelombang materi
Gelombang materiGelombang materi
Gelombang materi
 
FISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptxFISIKA STATISTIK.pptx
FISIKA STATISTIK.pptx
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
 
Teori relativitas einstein
Teori relativitas einsteinTeori relativitas einstein
Teori relativitas einstein
 
Benda hitam astronomi
Benda hitam astronomiBenda hitam astronomi
Benda hitam astronomi
 
Soal fisika statistik !
Soal fisika statistik !Soal fisika statistik !
Soal fisika statistik !
 
Pertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gasPertemuan i teori kinetik gas
Pertemuan i teori kinetik gas
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2Fisika Kuantum part 2
Fisika Kuantum part 2
 
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanikaPerkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
Perkembangan teori atom, konfigurasi elektron dan mekanika
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Kelompok 3
Kelompok 3Kelompok 3
Kelompok 3
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
 
fisika modern
fisika modernfisika modern
fisika modern
 
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
0526 29-b-bama-ramlan-ganjil
 

Último

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 

Último (10)

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 

KAPASITAS TERMAL ZAT PADAT

  • 1. PAPER APLIKASI STATISTIKA BOSE-EINSTEIN PADA KAPASITAS TERMAL ZAT PADAT Fisika Statistik Ikmalul Hakim 6/22/2010 Fisika Statistik (Hukum Distribusi Statistik) digunakan dalam mengungkapkan informasi tentang kumpulan benda banyak melalui lukisan makro dan lukisan mikro. Fisika statistik banyak diaplikasikan dalam bidang fisika lainnya, antara lain fisika zat padat, fisika kuantum dan lain-lain. Tetapi dalam paper ini yang akan dibahas hanya aplikasi Distribusi Statistik Bose-Einstein pada kapasitas termal zat padat. Teori Dulong- Petit,Einstein dan Debye.
  • 2. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Fisika Statistik (Hukum Distribusi Statistik) digunakan dalam mengungkapkan informasi tentang kumpulan benda banyak melalui lukisan makro dan lukisan mikro. Anggapan yang digunakan adalah untuk system yang ada dalam keadaan steimbang, hasil pengamatan akan banyak ditentukan konfigurasi keadaan makro yang mencerminkan ragam lukisan mikro paling banyak atau konfigurasi dengan peluang yang terbesar.  Lukisan mikro memberi informasi secara tepat staus (keadan fisis )dari masing- masing partikel penyusun sistem. (Namun hal itu sulit didapat karena jumlah partikel banyak sekali)  Lukisan makro memberi informasi yang kurang terperinci tetapi dapat melukiskan karakteristik kumpulan partikel penyusun system. Dalam Fisika Statistik dikenal 3 Hukum distribusi Statistik a. Hukum Distribusi Statistik Maxwell – Boltzmann (M-B) b. Hukum Distribusi Statistik Bose – Einstein (B-E) c. Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D) Hukum Distribusi Maxwell-Boltzmann digolongkan sebagai Statistika Klasik artinya hukum-hukum fisika klasik (Mekanika Newtonian) berlaku. Sedangkan Distribusi B-E dan F-D merupakan Statistika Kuantum, artinya hukum-hukum kuantum berlaku pada statistika tersebut. Dalam penggunaan jenis statistik didasarkan pada jenis penyusun partikel:  Hukum Distribusi Statistik Maxwell – Boltzmann (M-B) : partikel identik tidak dapat dibedakan  Hukum Distribusi Statistik Bose – Einstein (B-E) dan Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D): partikel tidak dapat dibedakan
  • 3. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 2 Pada Statistika Bose – Einstein tidak berlaku larangan Paulli atinya tida ada pembatasan jumlah partikel yang berada pada suatu status atau keadaan. Sedangkan Statistika Fermi – Dirac berlaku Asas larangan Paulli. Fisika statistik banyak diaplikasikan dalam bidang fisika lainnya, antara lain fisika zat padat, fisika kuantum dan lain-lain. Tetapi dalam paper ini yang akan dibahas hanya aplikasi Distribusi Statistik Bose-Einstein pada kapasitas termal zat padat.
  • 4. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 3 BAB II APLIKASI STATISTIKA BOSE-EINSTEIN 1. Hukum Distribusi Statistik Bose-Einstein Syarat berlakunya hukum distribusi Bose-Einstein adalah sebagai berikut:  Berlaku untuk partikel-partikel Boson, yaitu semua partikel yang memiliki fungsi gelombang simetrik: foton, fonon, 4 He dan lain-lain  Partikel identik tidak dapat dibedakan  Statistik kuantum  Tidak berlaku Asas Pauli (tidak ada pembatasan jumlah partikel yang dapat menempati suatu status) Hukum Distribusi Bose-Einstein � = � � − 1 Dengan � = 1 �� = Jika suhu rendah maka nilai � � ⋙ 1 sehingga pada kondisi tersebut Hukum Distribusi Bose-Einstein sama dengan Hukum Distribusi Maxwell – Boltzmann. Fungsi Distribusi Bose-Einstein = 1 − 1 2. Kapasitas Termal Zat Padat Atom-atom pada zat padat tidaklah diam akan tetapi bergetar pada kedudukan setimbangnya. Energi yang ditimbulkan akibat getaran tersebut sangat berperan dalam menentukan sifat termal zat padat khususnya untuk bahan yang bersifat isolator non magnetik. Sedangkan kontribusi lainnya berupa konduksi elektron terjadi pada bahan logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada bahan magnet.
  • 5. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 4 2.1. Eksperimen Dulong - Petit Menurut Dulong-Petit (1920), kapasitas termal padatan unsur adalah hampir sama untuk semua unsur, yaitu sekitar 5,97 cal/mol 0 K. Boltzmann, setengah abad kemudian, menunjukkan bahwa angka yang dihasilkan oleh Dulong-Petit dapat ditelusuri melalui pandangan bahwa energi dalam padatan tersimpan dalam atom- atomnya yang bervibrasi. Energi atom-atom ini diturunkan dari teori kinetik gas. Molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik rata-rata per derajat kebebasan adalah yang merupakan total energi potensial 1 2 dan energy kinetik 1 2 sehingga energi kinetik rata-rata dalam tiga dimensi adalah 3 . Energi per mole adalah = 3�� = 3� Dengan NA = bilangan Avogadro k = konstanta Boltzmann Kapasitas termal pada volume konstan � = � � = 3� Sehingga Cv = 3R = 5,97 kal/mol 0 K. Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya hukum Dulong-Petit cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar. Namun beberapa unsur memiliki kapasitas termal pada temperatur kamar yang lebih rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya B, Be, C, Si. Pada temperatur yang sangat rendah kapasitas termal semua unsur menuju nol. 2.2. Teori Einstein Einstein merumuskan Cv secara kuantum dengan asumsi bahwa atom-atom kristal sebagai vibrator yang bergetar bebas satu sama lain disekitar kedudukan - setimbangnya. Seakan-akan didalam 1 mol terdapat NA buah atau yang bebas dan terikat pada titik setimbang tersebut.
  • 6. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 5 Zat padat dipandang sebagai kumpulan osilator harmonis, maasing-masing bergetar dengan frekuensi yang sama. Energy osilator terkuantisasi sebagai berikut : = �. Energi rata-rata osilator = �. . ∞ 0 −� −� ∞ 0 = − 1 Energi 1 mol zat adalah = 3�� − 1 Sehingga � = � � = � � 3�� − 1 = 3�� � � 1 − 1 = 3�� 2 − 1 2 = 3�� 2 − 1 2 = 3� 2 − 1 2 Jadi kapasitas kalor Einstein � = � � �� � �� � �� −  Pada suhu tinggi = − 1 ≈ 1 + = − 1 = 1 + − 1 =
  • 7. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 6 Maka � = � �� ���� = ��� = �  Pada suhu rendah 1 Sehingga � = 3� 2 − 1 2 � = 3� 2 2 � = � � �� −� �� Oleh karena itu Cv mendekati nol pada suhu-suhu rendah. Dan apabila → 0 maka Cv mendekati nol secara eksponensial. Teori Einstein diuji secara eksperimen ole Nernst. Dalam ekaperimen pada suhu-suhu rendah, didapat Cv tidak mendekati nol secara eksponensial � ~ 3 . Disinilah letak kelemahan teori Einstein. Gambar.1 Grafik Cv terhadap perubahan temperature model Einstein dan eksperimen T Einstein Eksperimen Cv 3R
  • 8. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 7 2.3. Teori Debye Debye beranggapan bahwa tiap atom sebagai vibrator bergetar dengan frekuensi yang tidak sama dan ada frekuensi maksimum karena jumlah ragam frekuensi keseluruhan tidak boleh melebihi 3N. Bila Kristal mempunyai 3N atom yang bervibrasi 3-D maka system tersebut mempunyai 3N derajat kebebasan. Getarannya akan mempunyai 3N ragam vibrasi yang masing-masing vibrator mempunyai frekuensi tertentu. Sehingga energi total sistem tersebut = � 3� �=1 = − 1 3� �=1 Bentuk tersebut oleh Debye disederhanakan dengan pendekatan dari bentuk diskrit kedalam bentuk kontinu pada tahun 1912 sehingga menjadi bentuk integral: = − 1 ∞ 0 Dengan rapat keadaan. Pemikiran ini didasarkan pada kenyataan bahwa ragam frekuensi didalam Kristal sesuai dengan rambatan gelombang bunyi yang merupakan gelombang elastik berfrekuensi rendah. Kuantum energy gelombang elastic dalam zat padat disebut fonon. Dalam hal ini panjang gelombang bunyi sangat besar dibandingkan jarak antar atom. Sehingga kediskritan susunan atom dalam Kristal dapat diabaikandan menggantikannya dengan medium elastik yang homogen. Dengan = 4� 2 1 �� 3 + 1 � 3 Untuk 1 mol zat 3� 0 = 3� 4� 2 1 �� 3 + 1 � 3 3� 0 = 3� 4� 2 1 �� 3 + 1 � 3 = 9� 3
  • 9. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 8 Sehingga = 9� 3 2 Maka energi tiap molnya adalah = − 1 ∞ 0 = − 1 0 9�� 3 2 = 9�� 3 3 − 1 0 Maka kapasitas termal � = � � 9�� 3 3 − 1 0 � = 9�� 3 � � 3 − 1 0 � = 9�� 2 3 2 4 − 1 2 0 Jika � = � = ; = � → = � � = 9�� 2 3 2 �4 � � − 1 2 � 0 5 � � = 9�� 2 3 2 5 �4 � � − 1 2 � 0 � � = 9� 3 �4 � � − 1 2 � 0 �
  • 10. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 9 � = �� � � � � � − � � �  Pada suhu tinggi � 1 maka secara pendekatan � ≈ 1 + � ≈ 1 � = 9� � 3 �4 1 + � − 1 2 � 0 � � = 9� � 3 �2 � 0 � Maka � = 9� � 3 1 3 � 3 → � = � Harga ini sama dengan teori klasik yang dikemukakan oleh Dulong Petit dan Einstein.  Pada suhu rendah � → ∞ maka secara pendekatan �4 � � − 1 2 � 0 � ≈ �4 � � − 1 2 ∞ 0 � = 24 1 �4 ∞ 1 = 4�4 15 1 �4 ∞ 1 = �4 90 Maka � = 9� � 3 4�4 15 � = � � � � Ini merupakan pendekatan yang baik karena mendekati hasil eksperimen.
  • 11. Aplikasi Statistika Bose-Einstein | 10 BAB III SIMPULAN Dari latar belakang dan pembahasan Aplikasi Statistika Bose Einstein diatas maka dapat diambil kesimpulan: 1. Fisika Statistik selalu dimulai dengan sifat-sifat mikroskopik atau atom dalam sistem untuk menyelidiki sifat makroskopik sistem. 2. Dalam Fisika Statistik dikenal 3 Hukum distribusi Statistik  Hukum Distribusi Statistik Maxwell – Boltzmann (M-B) → Mekanika Kuantum  Hukum Distribusi Statistik Bose – Einstein (B-E) → Mekanika Kuantum  Hukum Distribusi Statistik Fermi – Dirac (F-D) → Mekanika Kuantum 3. Kelemahan teori kapasitas termal Einstein terletak pada kesalahan Einstein mengambil asumsi bahwa setiap atom sebagai vibrator bergetar dengan frekuensi yang sama dan nilai frekuensi yang dibolehkan dari nol sampai tak hinnga. Sehinga pada suhu-suhu rendah nilai Cv Einstein berbeda dari Cv Eksperimen. 4. Teori kapasitas termal dari Debye adalah teori yang paling baik karena mendekati hasil eksperimen baik pada suhu rendah maupun pada suhu tinggi. Hal ini disebabkan karena asumsi yang diambil Debye bahwa tiap atom bergetar dengan frekuensi berbeda dan ada frekuensi maksimum. Gambar.2 Perbandingan model Debye dan Einstein T Einstein Debye Cv 3R