Dokumen tersebut membahas tentang kepribadian, mulai dari definisi kepribadian, teori-teori kepribadian, faktor-faktor pembentukan kepribadian, tahapan perkembangan kepribadian, dan pentingnya memahami kepribadian peserta didik bagi pendidik. Secara ringkas, dokumen tersebut membahas konsep dasar kepribadian manusia dan relevansinya dalam konteks pendidikan.
1. Program Studi Gizi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tahun Ajaran 2014/2015
2. OLEH :
Pungki Alfiani
Mustaqim Hani F
Maretta
Martha Tri W
Nilam Dewi A
Fatimah Azzahra
Diah Adhelia R
Linda Ariska
Rulinda Septa
Dinda Ulliya
Astrid Luthfi
Diah Y
Setyaningtyas R
3. Kata “kepribadian” (personality)
sesungguhnya berasal dari kata latin:
persona. Pada mulanya kata persona
ini menunjuk pada topeng yang biasa
digunakan oleh pemain sandiwara di
zaman romawi dalam memainkan
perannya.
4. Lambat laun, kata persona (personality)
berubah menjai satu istilah yang mengacu
pada gambaran sosial tertentu yang
diterima oleh individu dari kelompok
masyarakat, kemudian individu tersebut
diharapkan bertingkah laku berdasarkan
atau sesuai dengan gambaran sosial yang
diterimanya.
5. Kepribadian merupakan pola khas
seseorang dalam berpikir, merasakan dan
berperilaku yang relatif stabil dan dapat
diperkirakan(Dorland, 2002).Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kepribadian meliputi segala corak
perilaku dan sifat yang khas dan dapat
diperkirakan pada diri seseorang, yang
digunakan untuk bereaksi dan
menyesuaikan diri terhadap rangsangan,
sehingga corak tingkah lakunya itu
merupakan satu kesatuan fungsional yang
khas bagi individu itu.
6. B.Pembentukan Kepribadian
1. Pengalaman yang umum, yaitu yang dialami
oleh tiap-tiap individu dalam kebudayaan
tertentu. Pengalaman ini erat hubungannya
dengan fungsi dan peranan seseorang
dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki
atau wanita seseorang mempunyai hak
dan kewajiban.
2. Pengalaman yang khusus, yaitu yang khusus
dialami individu sendiri. Pengalaman ini tidak
tergantung pada status dan peran orang
yang bersangkutan dalam masyarakat.
8. Allport ( Yusuf dan Juntika, 2007) mendefinisikan
kepribadian sebagai “ dynamic organization within
the individual of those psychophysical systems that
determine his unique adjustment to his environment”
(kepribadian merupakan organisasi yang dinamis
dalam diri individu tentang sistem psikofisik yang
menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap
lingkungannya).
9. (a) dynamic artinya kepribadian dari waktu ke waktu,
situasi ke situasi merujuk pada perubahan kualitas
perilaku
(b) Organization artinya kepribadian merupakan
keterkaitan antara struktur kepribadian yang
independen yang saling berhubungan dan saling
berinterrelasi
(c) kepribadian terdiri atas kebiasaan, sikap, emosi,
sentimen, motif, keyakinan, yang kesemuanaya
merupakan aspek psikis, juga mempunyai dasar fisik
dalam individu seperti syaraf, kelenjar, atau tubuh
individu secara keseluruhan.
(d) determine menunjukkan peran motivasional yang
mendasari kegiatan yang khas, dan mempengaruhi
bentuk-bentuknya.
(e) unik, merujuk pada keunikan atau keragaman
tingkah laku individu sebagai ekspresi dari pola sistem
psikofisiknya
10. C. Teori-Teori Kepribadian
1. Teori Kepribadian Psikoanalisis
Konflik dasar dari tiga sistem
kepribadian tersebut menciptakan
energi psikis individu. Energi dasar ini
menjadi kebutuhan insting individu
yang menuntut pemuasan. Tiga
sistem tersebut adalah id, ego, dan
superego.
11. 2.Teori-Teori Sifat(Trait Theories)
Teori sifat ini dikenal sebagai
teori-teori tipe (type theories)
yang menekankan aspek
kepribadian yang bersifat
relatif stabil atau menetap.
Tepatnya, teori-teori ini
menyatakan bahwa manusia
memiliki sifat atau sifat-sifat
tertentu, yakni pola
kecenderungan untuk
bertingkah laku dengan cara
tertentu.
12. 3. Teori Kepribadian Behaviorisme
Menurut Skinner, individu adalah
organisme yang memperoleh
perbendaharaan tingkah lakunya melalui
belajar. Dia bukanlah agen penyebab
tingkah laku, melainkan tempat
kedudukan atau suatu poin yang faktor-faktor
lingkungan dan bawaan yang khas
secara bersama-sama menghasilkan
akibat (tingkah laku) yang khas pula pada
individu tersebut.
13. Pandangan teori kognitif menyatakan
bahwa organisasi kepribadian manusia
tidak lain adalah elemen-elemen
kesadaran yang satu sama lain saling
terkait dalam lapangan kesadaran
(kognisi). Dalam teori ini, unsur psikis dan
fisik tidak dipisahkan lagi, karena
keduanya termasuk dalam kognisi
manusia.
15. 1) Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak
empedu hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu
bersikap murung atau muram, pesimistis dan selalu menaruh
rasa curiga.
2) Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang banyak
darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan
wajah berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan bersikap
optimistis.
3) Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak
lendirnya. Orang-orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas,
wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang,
pendiriannya tidak mudah berubah.
4) Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya.
Orang bertipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah
dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.
16. 1) Tipe extrovert,
yaitu orang-orang
yang perhatiannya
lebih diarahkan
keluar dirinya,
kepada orang-orang
lain dan
kepada masyarakat.
2) Tipe introvert,
orang-orang yang
perhatiannya lebih
mengarah pada
dirinya.
17. a. Tipe Endomorp
Sheldom menyebut tipe endomorph dengan
kecenderungan pada kebulatan, keluwesan, kehalusan,
dan gemuknya tubuh, serta tangan-kaki yang lembut dan
kecil.
b. Tipe Mesomorph
Ciri-cirinya: otot-ototnya dominan, pembuluh-pembuluh
darah kuat, jantung juga dominan. Orang tipe ini punya
kecenderungan kokoh, keras, otot tampak bersegi-segi,
tahan sakit. Termasuk pada golongan tipe ini, misalnya,
para olahragawan, pengelana, dan tentara.
c. Tipe Ectomorph
Kecenderungan tipe entomorph adalah pada tangan
dan kaki yang lurus, tubuhnya tampak lemah dan
langsing, jangkung, dada pipih, dan otot-otot hampir
tidak tampak berkembang.
18. a. Kepribadian Paranoid
Kepribadian paranoid adalah gangguan kepribadian dengan sifat
curiga yang menonjol.
b. Kepribadian Afektif/Siklotim
iri utama dari kepribadian siklotim adalah keadaan perasaan dan
emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan euforia.
c. Kepribadian Skizoid
Sifat-sifat kepribadian ini adalah pemalu, perasa, pendiam, suka
menyendiri, menghindari kontak sosial dengan orang lain.
d. Kepribadian Eksplosif
Ciri utama tipe ini adalah diperlihatkannya sifat tertentu yang lain dari
perilakunya sehari-hari, yaitu ledakan-ledakan amarah dan
agresivitas, sebagai reaksi terhadap stres yang dialaminya
(walaupun mungkin stresnya sangat kecil). Segera sesudah itu
biasanya ia menyesali perbuatannya.
19. e.Kepribadian Anankastik
Ciri utama tipe kepribadian ini adalah perfeksionisme
dan keteraturan, kaku, pemalu, disertai dengan
pengawasan diri yang tinggi.
f. Kepribadian Histerik
Ciri utama kepribadian ini adalah sombong,
egosentrik, tidak stabilnya emosi, suka menarik
perhatian denga afek yang labil, sering berdusta.
g. Kepribadian Astenik
Ciri utamanya hidup tidak bergairah, lemas, lesu, letih,
lemah, tak ada tenaga sepanjang kehidupannya
h. Kepribadian Anti Sosial
Ciri utamanya ialah bahwa perilakunya selalu
menimbulkan konflik dengan orang lain atau
lingkungannya.
20. i.Kepribadian Pasif-Agresif
Tipe kepribadian ini ditandai dengan sifat
pasif dan agresif. Agresifitas dapat dinyatakan
secara pasif dengan cara bermuka masam,
malas, menyabot, dan keras kepala.
j.Kepribadian Inadequat
Ciri utama tipe ini adalah ketidakmampuan
seseorang secara terus menerus atau
berulang-ulang untuk memenuhi harapan
atau tuntutan teman atau sebayanya atau
kenalannya. Baik dalam respon emosional,
intelektual, sosial, maupun fisik.
21. 1. Tahap perkembangan masa bayi
(sejak lahir-2 tahun).
2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak
(umur 2-12 tahun)
3. Tahap perkembangan masa
preadolesen (umur 12-15 tahun)
4. Tahap perkembangan masa adolesen
(umur 15-20 tahun)
5. Tahap pematangan diri (setelah 20
tahun)
23. Dalam dunia pendidikan, sebagai pendidik atau dalam
lingkup lebih kecil dalam rumah tangga sebagai orang
tua, pasti akan dihadapkan pada berbagai karakteristik
kepribadian. Ada peserta didik yang menyenangkan,
periang, mau terbuka terhadap permasalahan yang
sedang dihadapinya, aktif dalam berbagai organisasi
yang ada di institusi dan sebaliknya ada peserta didik
yang terkesan membosankan, pendiam, tidak terbuka,
tidak hangat dan lain sebagainya. Tentu saja sebagai
seorang pendidik sangat dituntut untuk memahami
karakteristik kepribadian peserta didik sehingga selaku
pendidik kita dapat memberikan stimulasi atau perlakuan
yang sesuai dengan tipe kepribadian peserta didik yang
dihadapi. Dengan begitu treatment-treatment yang kita
berikan kepada peserta didik akan mengantarkan
mereka kepada kondisi optimal, baik dalam bidang
prestasi akademiik maupun prestasi non-akademik.