Dokumen ini membahas tentang pentingnya peran pemimpin dalam membangun masyarakat madani di DKI Jakarta yang bersatu, sejahtera dan berbudaya melalui pengamalan konsep kebersamaan, toleransi dan solidaritas seperti yang dilakukan Nabi Muhammad ketika membangun kota Madinah.
Musni Umar: Pemilu Sarana Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
Musni Umar: Peran Pemimpin dan Pentingnya Membangun Masyarakat Madani
1.
2. Tugas Pemimpin dan Pentingnya
Membangun Masyarakat Madani
Oleh Musni Umar
Sosiolog, Ketua Pimpinan Pusat Gerakan
Nelayan Tani Indonesia (GANTI)
3. Tugas pemimpin menurut Jenderal
TNI Purn. Ryamizard Ryacudu
(Seminar Nasional FH Unsri,
01/5/2014) mempunyai 2 (dua) tugas
utama yaitu:
1) Memimpin yang dipimpin dan
menyatukan yang dipimpin
2) Mensejahterakan yang dipimpin.
4. Menurut Jenderal TNI Purn. Ryamizard
bahwa tugas utama sebagai pemimpin
adalah memimpin yang dipimpin dan
menyatukan yang dipimpin. Artinya para
ketua umum partai politik, Ormas dan LSM
mempunyai tugas, pertama, harus bisa
memimpin para anggota pengurus untuk
mencapai tujuan bersama sebagaimana
yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga sebagai
penjabaran (break down) daripada
pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.
6. Kedua, harus mampu menyatukan yang
dipimpin. Maknanya, seorang pemimpin tidak
bisa tidak harus menyatukan semuanya yang
dipimpin. Tidak boleh menggunakan politik
pecah belah (devide et impera) atau politik
belah bambu, yaitu sebagian diangkat, yang
lain ditekan.
Seorang pemimpin harus adil kepada semua
yang dipimpin. Selain itu, harus mampu
memberi contoh dan teladan yang baik kepada
yang dipimpin.
Selanjutnya, pemimpin harus berusaha
mensejahterakan yang dipimpin.
7. Oleh karena ormas dan LSM sebagai studi kasus
tidak mempunyai anggaran belanja, maka fokus
perjuangan harus diarahkan untuk
mensejahterakan para anggota yang dipimpin
dengan memberi kepakaran kepada seluruh
anggota pengurus supaya memiliki kepakaran
atau keahlian dalam bidang yang diminati.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka ketua,
sekretaris dan bendahara, ketua bidang
pemberdayaan, harus aktif menjalin kerjasama
dengan para Kepala SKPD, Kepala Bagian, Kepala
Biro, di pemerintah provinsi DKI Jakarta misalnya,
dan dana-dana dari CSR (Corporate Social
Responsibility), dana lembaga internasional, dana
perseorangan untuk menjalin kerjasama dalam
pemberdayaan pengurus, anggota pengurus dan
masyarakat bawah.
8. Membangun Masyarakat Madani
Masyarakat madani yang merupakan impian dari
semua orang, sering dihubungkan dengan masyarakat
sipil, masyarakat perkotaan, dan masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yg ditopang
oleh penguasaan iman, ilmu, dan teknologi yg
berperadaban.
Kata “madani” dipinjam dari kata “Madinah”, yaitu
kota yang dibangun oleh Muhammad Rasulullah, ketika
hijrah dari Mekah ke Yasrib yang kemudian dirubah
namanya menjadi “Madinah”.
Nabi Muhammad SAW dalam membangun “Madinah”,
dimulai dengan membuat “perjanjian bersama” yang
kemudian disebut “Piagam Madinah”, yang menurut
Prof Dr Noercholish Madjid sama dengan “Pancasila”.
10. Di dalam perjanjian itu, setiap warga masyarakat
Madinah bebas menjalankan ajaran agama masing-
masing. Setiap warga masyarakat Madinah wajib
menjaga persatuan dan kesatuan, wajib membela negara
dari serangan luar, saling bantu membantu, tolong-
menolong, gotong-royong, membangun solidaritas, dan
toleransi.
Dengan demikian, masyarakat madani yang ingin kita
bangun di DKI Jakarta pada khususnya dan di sekuruh
Indonesia, berasal dari inspirasi tentang cerita sukses
(success story) Nabi Muhammad SAW ketika
membangun “Madinah” dengan mengenalkan dan
mempraktikan konsep partisipasi warga dalam hidup
berbangsa dan bernegara.
16. Pengambilan kebijakan publik, pengamalan supremasi
consensus (Piagam Madinah), menggantikan kebanggaan
hubungan darah dengan integritas dan prestasi individu
berdasarkan tauhid.
Terakhir, membangun masyarakat yang adil, damai dan
berkeadaban.
Inspirasi dari success story Nabi Muhammad SAW dalam
memimpin Negara Madinah, yang berbasis
persaudaraan, toleransi serta wibawa intelektual dan
integritas, telah mengilhami warga DKI Jakarta dan
seluruh bangsa Indonesia untuk membangun DKI Jakarta
dan bangsa Indonesia melalui jalur demokrasi.
Maka, masyarakat madani di DKI Jakarta yang harus kita
bangun adalah masyarakat yang berbudaya, mampu
berinteraksi dengan dunia luar yang moderen, sehingga
dapat terus berkembang dan maju. Dalam masyarakat
madani, setiap warga DKI Jakarta menyadari, mengerti
dan mendayagunakan hak-haknya serta berkewajiban
membela DKI Jakarta, bangsa dan negara.
17. Peran Pemimpin
Suka tidak suka dan mau tidak mau para pemimpin di semua
tingkatan harus membangun masyarakat madani.
1) Memasyarakatkan pengertian dan pemahaman tentang
masyarakat madani di kalangan Ormas dan LSM yang
dipimpin.
2) Melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang pentingnya
pengamalan konsep masyarakat madani.
3) Membangun komunitas masyarakat madani sebagai model
masyarakat DKI Jakarta.
4) Bekerjasama dengan berbagai lembaga di pemerintahan dan
swasta untuk mewujudkan pembangunan komunitas
masyarakat
madani.
5) Meningkatkan partisipasi dalam mendukung pembangunan
masyarakat madani untuk mewujudkan ketertiban, kedisplinan,
kegotong-royongan, kebersamaan dan toleransi.
20. Dengan melakukan peran seperti yang
dikemukakan diatas, maka masyarakat madani
yang menjadi impian setiap warga DKI Jakarta
pada khususnya dan seluruh bangsa Indonesia,
secara bertahap dapat diwujudkan.
Kunci untuk mewujudkan masyarakat madani
adalah pada pemimpin. Hanya pemimpin
yang jujur, adil, tegas, berani, sederhana, dan
tidak korup, yang akan berhasil memimpin,
memandu, memberi contoh dan teladan yang
akan sukses menghantarkan masyarakat DKI
Jakarta pada khususnya menjadi masyarakat
madani.
21. Untuk diingat bahwa setiap orang adalah
pemimpin. Jadilah pemimpin untuk memimpin
diri sendiri dan keluarga untuk membangun
diri sendiri, keluarga, dan selanjutnya untuk
memimpin masyarakat DKI Jakarta pada
khususnya dan bangsa Indonesia pada
umumnya.
Cipayung, 6 Mei 2014