SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 55
ANALISIS KARBOHIDRAT

Bagian dari Mata Kuliah Analisis Pangan
             Tahun 2010
RUANG LINGKUP

I. Pendahuluan
II. Analisis Monosakarida dan
     Disakarida
III. Analisis Polisakarida dan Serat
URGENSI ANALISIS KARBOHIDRAT
• Standards of Identity - foods must have
  compositions which conform to government
  regulations
• Nutritional Labeling - to inform consumers of
  the nutritional content of foods
• Detection of Adulteration - each food type has a
  carbohydrate "fingerprint"
• Food Quality - physicochemical properties of
  foods such as sweetness, appearance, stability
  and texture depend on the type and
  concentration of carbohydrates present.
• Economic - industry doesn't want to give away
  expensive ingredients
• Food Processing - the efficiency of many food
  processing operations depends on the type and
  concentration of carbohydrates that are present
KLASIFIKASI KARBOHIDRAT


 A. MONOSAKARIDA
 B. OLIGOSAKARIDA
 C. POLISAKARIDA
PREPARASI SAMPEL
• Menghilangkan lemak
• Metode ekstrak utk KH dgn BM rendah:
  dilarutkan dalam alkohol 80%
• Yg larut dalam alkohol :
  Monosaccharides dan oligosaccharides
• Yg tidak larut dlm alkohol :
  proteins, polysaccharides, serat
PREPARASI SAMPEL (lanjutan)
• Pelarut alkohol dievaporasi shg menghasilkan
  larutan KH saja
• Catatan penting : bila diduga sampel msh
  mengandung komponen lain seperti : asam
  amino, asam organik, pigments, vitamins,
  minerals dll maka dilakukan :
  – Penambahan bahan penjernih, cth : Pb Asetat
  – Melewatkan sampel pada resin pertukaran ion
METODE ANALISIS KARBOHIDRAT YG SEDERHANA



  % KH = 100 – % Ka - % Prot - %Lmk - % Abu

 Perhitungan ini dapat dijadikan kontrol untuk
 penentuan kadar KH bila terjadi error dalam
 perhitungannya
METODE ANALISIS
MONOSAKARIDA & OLIGOSAKARIDA

a.   Metoda kromatografi & elektroforetik
b.   Metode kimia
c.   Metode enzimatik
d.   Metode fisik
e.   Metode immunoassay
ANALISIS KARBOHIDRAT : POLISAKARIDA
1. Analisis pati
2. Analisis serat
SELESAI
Terima kasih atas perhatiannya
Metoda Kromatografi &
            Elektroforesis
• Kromatografi utk KH : TLC, GC, HPLC (kombinasi
  dg NMR / MS)
• Elektroforesis utk KH :
  – Direaksikan dg borat lalu dimasukan ke gel
    elektroforesis dg voltase tertentu.
  – KH akan dipisahkan berdasarkan ukurannya :
Metode Kimia
A. Metode Titrasi
B. Metode Grafimetrik
C. Metode Kolorimetrik
Metode Enzimatik
• Metode ini cepat, sangat spesifik dan peka
  terhadap konsentrasi rendah
• Sampel dalam bentuk cair dapat diuji secara
  langsung, sedangkan sampel padat harus
  dilarutkan dalam air terlebih dahulu.
• Prinsip : ( i ) mengukur produk hasil reaksi enzim
  pada substrat atau (ii) mengukur kecepatan
  reaksi enzim dalam mengkatalis reaksi
Contoh Analisa KH dgn metode
enzimatik : D-Glucose/D-Fructose
• Metode ini untuk menentukan konsentrasi glukosa dan
  fruktosa dalam sampel.
• Caranya : glukosa dikonversi menjadi glukosa-6-phosphate
  (G6P) menggunakan enzim hexakinase and ATP. Kemudian
  G6P dioksidasi dengan NADP + dengan adanya enzim G6P-
  dehydrogenase (G6P-DH) :
  G6P + NADP +         glukonat-6-phosphate + NADPH + H +
• Jumlah NADPH yang terbentuk sebanding dengan
  konsentrasi G6P dalam sampel dan dapat diukur dengan
  spektrofotometer pada 340nm.
• Kadar fruktosa ditentukan dengan mengubah fruktosa
  menjadi glukosa, menggunakan enzim spesifik lain, dan
  prosedur di atas diulang lagi.
Contoh Analisa KH dgn Metode Enzimatik :
Maltosa / Sukrosa
• Konsentrasi maltosa dan sukrosa (disakarida)
  dalam sampel dapat ditentukan setelah
  konsentrasi glukosa dan fruktosa telah
  ditentukan oleh metode sebelumnya
• Maltosa dan sukrosa dihidrolisis menjadi
  monosakarida oleh enzim a- glucosidase
         maltosa + H 2 O        2 glukosa
     sukrosa + H 2 O       glukosa + fruktosa
• Konsentrasi glukosa dan fruktosa kemudian
  dapat ditentukan dengan metode sebelumnya.
Metode Enzimatik
• Masalah utama dengan metode ini pada penentuan
  oligosakarida adalah bahwa oligosaccharida lain
  juga diubah menjadi monosakarida oleh enzim a -
  glucosidase, dan sulit untuk menentukan dengan
  tepat jenis oligosaccharides tersebut. Oleh karena
  itu, metode ini hanya berguna ketika telah diketahui
  jenis oligosakaridanya, tetapi tidak konsentrasi
  relatif mereka.
• Enzim lain yang dapat digunakan : lactose, galactose
  dan raffinose
Metode Fisik
A.   Polarimetrik
B.   Indeks bias
C.   Densitas
D.   Infra Merah
Metode Immunoassay
 Immunoassay spesifik utk karbohidrat dengan BM rendah
 Caranya : Karbohidrat diasosiasikan dengan protein, dan
  kemudian diinjeksikan ke tubuh hewan. Tubuh hewan
  akan membentuk antibody bagi karbohidrat tersebut.
  Antibodi ini kemudian dapat diekstrak dari tubuh hewan
  dan digunakan sebagai bagian dari test kit untuk
  menentukan konsentrasi karbohidrat tertentu dalam
  makanan.
 Kelebihan metode ini : sangat sensitif, spesifik, mudah
  digunakan dan cepat.
ANALISIS PATI (1)
Polisakarida dapat dikelompokkan berdasarkan :
a) karakteristik molekulnya : jenis, jumlah monomer dan
   urutan monosakarida
b) karakteristik fisikokimia : kelarutan, viskositas, aktivitas
   permukaan
c) fungsi gizi : dicerna atau non-dicerna)

Homopolysakarida - Heteropolysakarida

                            Rantai linier - Rantai bercabang
PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI
SIFAT UMUM :
• Kadar pati dalam bahan pangan umumnya tidak
  dapat ditentukan secara langsung karena sifat
  matriks yang kompleks baik secara struktur maupun
  secara kimia.
• Secara umum pati sering berbentuk semi kristalin
  (pati granular atau pati retrogradasi) dimana bentuk
  tersebut bersifat sulit bereaksi dengan reagen kimia
  yang umumnya digunakan dalam analisisnya.
emudian dilarrutkan kembali dalam larutan etanol 80% yang dipanaskan. Monosakarida dan oligosakarida bersifat larut dalam etanol sem



    PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI
     Untuk sampel bahan pangan belum terolah seperti kacang-
     kacangan, sereal atau umbi-umbian :
     granula pati biasanya dipisahkan dari komponen utama
     lain dengan cara pengeringan, penggilingan, pengendapan
     dalam air, penyaringan dan sentrifugasi
     Sifat granula pati tidak larut dalam air dan memiliki
     densitas tinggi (1500 kg/m3) sehingga bila disentrifugasi
     maka pati akan mudah mengendap di dasar tabung dan
     selanjutnya mudah untuk dipisahkan
emudian dilarrutkan kembali dalam larutan etanol 80% yang dipanaskan. Monosakarida dan oligosakarida bersifat larut dalam etanol sem



    PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI
     Untuk sampel berupa makanan yang telah mengalami
     pengolahan :
     Dilakukan dengan cara pengeringan, pengendapan
     kemudian dilarutkan kembali dalam larutan etanol 80%
     yang dipanaskan.
     Monosakarida dan oligosakarida bersifat larut dalam
     etanol sementara pati tidak larut. Dengan demikian maka
     pati dapat dipisahkan dari komponen gula lainnya dengan
     cara penyaringan atau sentrifugasi.
PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI
 Jika sampel mengandung pati semi kristalin
  maka sampel dilarutkan dalam air sambil
  dipanaskan hingga pati tergelatinisasi (> 65 oC)
 Penambahan asam perklorat atau kalsium
  klorida dapat dilakukan untuk meningkatkan
  kelarutan pati yg sulit larut
METODE ANALISIS PATI
 Penambahan enzim spesifik untuk menghidrolisis pati
  menjadi glukosa. Konsentrasi pati dihitung
  berdasarkan konsentrasi glukosa yang terukur.
 Penambahan Iodine untuk membentuk kompleks pati-
  iodium yang tidak larut kemudian dapat ditentukan
  secara grafimetrik atau secara titrimetrik yaitu dengan
  menentukan jumlah yodium yang diperlukan untuk
  mengendapkan seluruh pati.
 Jika tidak ada komponen lain dalam larutan yang akan
  mengganggu analisis, maka konsentrasi pati dapat
  ditentukan dengan menggunakan metode fisik,
  misalnya, densitas, indeks bias atau polarimetry.
Kembali           ANALISIS PATI
 Konsentrasi amilosa dan amilopektin dalam sampel ditentukan
  dengan menggunakan metode yang sama seperti yang dijelaskan
  untuk pati setelah amylose telah dipisahkan dari amilopektin
  yaitu dengan penambahan bahan kimia yang dapat membentuk
  kompleks yang tidak larut dengan salah satu komponennya
  misalnya beberapa jenis alkohol dapat mengendapkan amylose
  tetapi tidak pada amilopektin.
 Metode sebelumnya tidak dapat menentukan pati resisten dalam
  sampel sehingga jika ingin menentukan kadarnya diperlukan
  langkah penambahan dimethylsulfoxide (DMSO) untuk
  melarutkan pati resisten sebelum melakukan analisis.
ANALISIS SERAT
Komponen utama serat :
  a. Polisakarida pada dinding sel tanaman
     a. Selulosa
     b. Hemicellulosa
     c. Pectin
  b. Polisakarida bukan pada dinding sel tanaman
     hydrocolloids, cth : guar gum, locust bean gum, gum arab,
     agar, alginat dan caragenans
  c. Lignin
Prosedur preparasi sampel dalam
 analisis serat :
              Penghilangan Lemak

             Penghilangan Proteins

               Penghilangan Pati

     Pengendapan Selektif pada Serat Pangan

                 Analisis serat
Metoda analisis serat :
 a. Metode grafimetrik :
     a. Penentuan serat kasar
     b. Penentuan total serat, serat larut dan serat tidak larut
 b. Metode kimia : Prosedur Englyst-Cummings




  Kembali
SELESAI
Penentuan Serat Kasar
• Metode penentuan serat kasar memberikan informasi
  kadar serat yg tidak dapat dicerna dalam makanan.
• Prosedur :           Sampel deffated

     penambahan 1.25% H2SO4 dan 1.25% NaOH


                       Endapan

            Filtrasi, Pengeringan, Penimbangan
  Perlu dilakukan pengabuan utk mengoreksi mineral
  kontaminasi dlm serat
Penentuan Serat Kasar
• Kadar serat kasar menunjukan adanya
  kandungan selulosa dan lignin tapi tidak
  menunjukan adanya hemicelluloses, pectins
  dan hydrocolloids, karena komponen
  tersebut terdegradasi oleh asam dan alkali,
  dan karena itu tidak terdapat dalam
  endapan.
Penentuan Total Serat, Serat Larut dan
          Serat Tidak Larut
• Prinsip dasar dari metode ini adalah mengisolasi
  fraksi serat yg telah digelatinisasi dan dihilangkan
  komponen lemaknya, dihidrolisis dengan enzim
  a- amylase, amyloglucosidase dan protease
  untuk memecah pati dan protein.
Penentuan Serat total :
 Sample + 95% etanol      Endapan

                          Penyaringan

                          Pengeringan

                          Penimbangan

                          Total Serat
Penentuan serat larut air dan tidak
larut air :
 Yaitu dengan penambahan enzim sehingga pada
  saat disaring, yg tertinggal dikertas saring
  adalah serat tidak larut sedangkan yang
  melewati kertas saring adalah serat larut air.
 Serat tidak larut air dikeringkan lalu ditimbang
 Serat larut air ditambahkan alcohol 95% agar
  mengendap, lalu disaring dan yang tertinggal di
  kertas saring ditimbang.
 Pada serat dapat juga masih mengandung
  protein dan mineral, untuk itu perlu dikoreksi
  dengan rumus :
  Serat = berat residu – berat (protein + abu)
Prosedur Englyst-Cummings
      Sampel defatted + Air                       Sentrifugasi

            Dipanaskan                            Pencucian

        Pati Tergelatinisasi                     Pengeringan

+ Enzim (Hidrolisis Pati & Protein)                  Serat

             + Etanol                   + Asam Sulfat Pekat (Hidrolisis)

       Terbentuk endapan                        Monosakarida

                                      Analisis Colorimetrik /Chromatografi
Berat serat dalam sampel diasumsikan sama dengan berat
  total monosakarida yg terbentuk.

CATATAN :
 Metode ini dapat digunakan untuk menentukan total serat,
  serat larut dan serat tidak larut tetapi tidak dapat
  menentukan kandungan lignin karena lignin tidak termasuk
  polisakarida shg tidak dapat dihidrolisis menjadi
  monosakarida.
 Pada kebanyakan produk pangan hal ini tidak menjadi
  masalah karena kandungan ligninnya rendah.
 Jika produk pangan mengandung lignin dalam jumlah yang
  tinggi maka metode lain yg dpt digunakan : metode
  gravimetric atau metode kimia (misalnya, method Theander-
  Marlett).
Selulosa
• Homopolysaccahride linear, biasanya memiliki
  hingga 10.000 subunit glukosa
• Agregatnya membentuk mikrofibril yang
  memberikan kekuatan dan kekakuan pada
  dinding sel tanaman.
Hemicellulosa
• Heteropolysaccharides bercabang
• Bersifat larut dalam larutan alkali encer
• Bersifat tidak larut dalam air.
Pectin
•   Bentuk lain dari heteropolysaccharides
•   Ditemukan di dinding sel
•   Kaya asam uronic
•   Larut dalam air panas
•   Mampu membentuk gel.
Polisakarida non dinding sel
• Kelompok ini adalah kelompok karbohidrat yang
  tidak dapat dicerna, tetapi tidak berasal dari
  dinding sel tanaman.
• Yang termasuk dalam polisakarida non-dinding
  sel adalah hydrocolloids seperti guar gum, locust
  bean gum, gum arab, agar, alginat dan
  caragenans yang umum digunakan dalam
  makanan sebagai gelling agents, stabilizers dan
  thickeners.
Lignin
• Lignin adalah polimer non karbohidrat yang
  terdiri dari sekitar 40 subunits aromatik yang
  terikat secara kovalen.
• Biasanya lignin berikatan juga dengan selulosa
  dan hemicelluloses pada dinding sel tumbuhan.
Penghilangan Lemak
• Sampel yg akan dianalisis dikeringkan dan
  dijadikan bubuk terlebih dahulu, kemudian
  dilakukan penghilangan komponen lemak
  menggunakan metode ekstraksi pelarut.
Penghilangan Proteins
• Protein dalam sampel dihidrolisis menggunakan
  enzim, larutan asam kuat atau larutan basa kuat,
  menghasilkan asam amino.
• Asam amino yg terbentuk :
  – dipisahkan dari serat tidak larut dengan cara
    penyaringan atau
  – dipisahkan dari total serat dengan cara pengendapan
    selektif menggunakan etanol.
Penghilangan Pati
• Pati semi-crystalline digelatinisasi dengan cara
  pemanasan dalam air kemudian ditambahkan
  enzim, asam kuat atau larutan basa kuat untuk
  menghidrolisis pati hingga menghasilkan glukosa.
• Glukosa yg terbentuk :
  – dipisahkan dari serat tidak larut dengan cara
    penyaringan atau
  – dipisahkan dari total serat dengan cara pengendapan
    selektif menggunakan etanol.
Pengendapan Selektif pada Serat
              Pangan
• Serat pangan dapat dipisahkan dari komponen
  lain dalam larutan dengan menambahkan
  konsentrasi etanol yang berbeda untuk
  menyebabkan presipitasi selektif.
– Air: monosaccharides , oligosaccharides, beberapa
  polysaccharides dan amino acids bersifat larut;
  polysaccharides lain dan serat bersifat tidak larut.
– Larutan 80% ethanol: monosaccharides ,
  oligosaccharides dan amino acids bersifat larut;
  polysaccharides dan serat bersifat tidak larut. Karena
  sifat etanol tersebut maka etanol dengan konsentrasi
  tinggi sering digunakan untuk pengendapan selektif
  pada serat.
Polarimetrik
Metode indeks bias
Metode densitas
Metode Infra Merah
Analisis karbohidrat

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
Aam Aam
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
Takdir Anis
 
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Olika Adzalia
 
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJKarbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Nahda Zafira
 

Mais procurados (20)

praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
KOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRIKOMPLEKSOMETRI
KOMPLEKSOMETRI
 
PENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAKPENETAPAN KADAR LEMAK
PENETAPAN KADAR LEMAK
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 
Uji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan LemakUji Ketidakjenuhan Lemak
Uji Ketidakjenuhan Lemak
 
Karbohidrat biokomia
Karbohidrat biokomiaKarbohidrat biokomia
Karbohidrat biokomia
 
Ir dan ftir
Ir dan ftirIr dan ftir
Ir dan ftir
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
Potensiometri by lidya novita
Potensiometri by lidya novitaPotensiometri by lidya novita
Potensiometri by lidya novita
 
Etil asetat
Etil asetatEtil asetat
Etil asetat
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Distilasi
DistilasiDistilasi
Distilasi
 
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...
 
Sintesis aspirin
Sintesis aspirinSintesis aspirin
Sintesis aspirin
 
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJKarbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
Karbohidrat (Nahda & Yuniarti) KIMIA 2016 UNJ
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
 

Destaque

Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistaUji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
bistakrenzcool
 
Analisis instrumen i
Analisis instrumen iAnalisis instrumen i
Analisis instrumen i
Wahid Wahdi
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Nur Turah
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan keton
muhlisun_azim
 
Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Putri Nadhilah
 

Destaque (20)

Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bistaUji karbohidrat pada makanan.docx by bista
Uji karbohidrat pada makanan.docx by bista
 
Analisis instrumen i
Analisis instrumen iAnalisis instrumen i
Analisis instrumen i
 
Atika uji karbohidrat ppt
Atika uji karbohidrat pptAtika uji karbohidrat ppt
Atika uji karbohidrat ppt
 
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 KabohidratLaporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
Laporan Analisa Pangan Acara 5 Kabohidrat
 
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
 
Polarimetri (physics chemistry)59
Polarimetri (physics chemistry)59Polarimetri (physics chemistry)59
Polarimetri (physics chemistry)59
 
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & GumThickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
 
Soal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda proteinSoal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda protein
 
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosaAnalisis kadar pati, glukosa dan amilosa
Analisis kadar pati, glukosa dan amilosa
 
Analisis Lipid
Analisis LipidAnalisis Lipid
Analisis Lipid
 
Soal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda proteinSoal pilihan ganda protein
Soal pilihan ganda protein
 
Uji amilum dan monosakarida
Uji amilum dan monosakaridaUji amilum dan monosakarida
Uji amilum dan monosakarida
 
uji glukosa
uji glukosauji glukosa
uji glukosa
 
Identifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan ketonIdentifikasi aldehida dan keton
Identifikasi aldehida dan keton
 
Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)Sistem pencernaan (uji bahan makan)
Sistem pencernaan (uji bahan makan)
 
Laporan ipa ict uji karbohidrat
Laporan ipa ict uji karbohidratLaporan ipa ict uji karbohidrat
Laporan ipa ict uji karbohidrat
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Soal Pilihan Ganda Hukum Dasar Kimia
Soal Pilihan Ganda Hukum Dasar KimiaSoal Pilihan Ganda Hukum Dasar Kimia
Soal Pilihan Ganda Hukum Dasar Kimia
 
Aa, peptida, dan protein
Aa, peptida, dan proteinAa, peptida, dan protein
Aa, peptida, dan protein
 
005 karbohidrat
005 karbohidrat005 karbohidrat
005 karbohidrat
 

Semelhante a Analisis karbohidrat

analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
Mardhiyah Sari
 
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptxPEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
rose125620
 
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptxPEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
rose125620
 
Penentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptx
Penentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptxPenentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptx
Penentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptx
ErsalinaNidianti2
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tri Asmayanti
 

Semelhante a Analisis karbohidrat (20)

analisis karbohidrat 2022.pdf
analisis karbohidrat 2022.pdfanalisis karbohidrat 2022.pdf
analisis karbohidrat 2022.pdf
 
Laporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilaseLaporan kimia klinik amilase
Laporan kimia klinik amilase
 
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosaanalisis kandungan sukrosa dan glukosa
analisis kandungan sukrosa dan glukosa
 
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptxANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
ANALISIS KARBOHIDRAT.pptx
 
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptxPEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
 
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptxPEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
PEMERIKSAAN GLUKOSA.pptx
 
analisis protein dalam produk makanan
analisis protein dalam produk makanananalisis protein dalam produk makanan
analisis protein dalam produk makanan
 
Ppt fix aomk
Ppt fix aomkPpt fix aomk
Ppt fix aomk
 
Penentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptx
Penentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptxPenentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptx
Penentuan kadar senyawa tunggal dan multi komponen.pptx
 
Analisis lemak
Analisis lemakAnalisis lemak
Analisis lemak
 
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayantiTugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 6 q1 a117036_tri asmayanti
 
Amilase dan gama gt
Amilase dan gama gtAmilase dan gama gt
Amilase dan gama gt
 
analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
 
Transliterasi Biomembran
Transliterasi BiomembranTransliterasi Biomembran
Transliterasi Biomembran
 
01. Erma Slide Sidang Edisi Rombak
01. Erma   Slide Sidang Edisi Rombak01. Erma   Slide Sidang Edisi Rombak
01. Erma Slide Sidang Edisi Rombak
 
Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)Copy of i. karbohidrat(1)
Copy of i. karbohidrat(1)
 
BAHAN MIKROTEACHING ANALISA PROTEIN DALAM BAHAN MAKANAN.pptx
BAHAN MIKROTEACHING ANALISA PROTEIN DALAM BAHAN MAKANAN.pptxBAHAN MIKROTEACHING ANALISA PROTEIN DALAM BAHAN MAKANAN.pptx
BAHAN MIKROTEACHING ANALISA PROTEIN DALAM BAHAN MAKANAN.pptx
 
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan TernakPenilaian Kualitas Pakan Ternak
Penilaian Kualitas Pakan Ternak
 
uji in vitro diabetes.pptx..............
uji in vitro diabetes.pptx..............uji in vitro diabetes.pptx..............
uji in vitro diabetes.pptx..............
 
Karbohidrat (BIOKIMIA)
Karbohidrat (BIOKIMIA)Karbohidrat (BIOKIMIA)
Karbohidrat (BIOKIMIA)
 

Mais de University of Padjadjaran (10)

Bab 07 etika bisnis
Bab 07 etika bisnisBab 07 etika bisnis
Bab 07 etika bisnis
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Precooling pascapanen
Precooling pascapanenPrecooling pascapanen
Precooling pascapanen
 
Tentang Desa KKNM
Tentang Desa KKNMTentang Desa KKNM
Tentang Desa KKNM
 
Bahan tambahan makanan
Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan
Bahan tambahan makanan
 
Ketahanan pangan, kemiskinan dan masalah sosial rumah tangga
Ketahanan pangan, kemiskinan dan masalah sosial rumah tanggaKetahanan pangan, kemiskinan dan masalah sosial rumah tangga
Ketahanan pangan, kemiskinan dan masalah sosial rumah tangga
 
Faktor kritis-pada-proses-aseptis-susu-uht
Faktor kritis-pada-proses-aseptis-susu-uhtFaktor kritis-pada-proses-aseptis-susu-uht
Faktor kritis-pada-proses-aseptis-susu-uht
 
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
Sni 3752 2009 (susu bubuk coklat)
 
Kartu nilai pkl dosen
Kartu nilai pkl dosenKartu nilai pkl dosen
Kartu nilai pkl dosen
 
Tugas pertanyaan kimpang 1
Tugas pertanyaan kimpang 1Tugas pertanyaan kimpang 1
Tugas pertanyaan kimpang 1
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Analisis karbohidrat

  • 1. ANALISIS KARBOHIDRAT Bagian dari Mata Kuliah Analisis Pangan Tahun 2010
  • 2. RUANG LINGKUP I. Pendahuluan II. Analisis Monosakarida dan Disakarida III. Analisis Polisakarida dan Serat
  • 3. URGENSI ANALISIS KARBOHIDRAT • Standards of Identity - foods must have compositions which conform to government regulations • Nutritional Labeling - to inform consumers of the nutritional content of foods • Detection of Adulteration - each food type has a carbohydrate "fingerprint"
  • 4. • Food Quality - physicochemical properties of foods such as sweetness, appearance, stability and texture depend on the type and concentration of carbohydrates present. • Economic - industry doesn't want to give away expensive ingredients • Food Processing - the efficiency of many food processing operations depends on the type and concentration of carbohydrates that are present
  • 5. KLASIFIKASI KARBOHIDRAT A. MONOSAKARIDA B. OLIGOSAKARIDA C. POLISAKARIDA
  • 6. PREPARASI SAMPEL • Menghilangkan lemak • Metode ekstrak utk KH dgn BM rendah: dilarutkan dalam alkohol 80% • Yg larut dalam alkohol : Monosaccharides dan oligosaccharides • Yg tidak larut dlm alkohol : proteins, polysaccharides, serat
  • 7. PREPARASI SAMPEL (lanjutan) • Pelarut alkohol dievaporasi shg menghasilkan larutan KH saja • Catatan penting : bila diduga sampel msh mengandung komponen lain seperti : asam amino, asam organik, pigments, vitamins, minerals dll maka dilakukan : – Penambahan bahan penjernih, cth : Pb Asetat – Melewatkan sampel pada resin pertukaran ion
  • 8. METODE ANALISIS KARBOHIDRAT YG SEDERHANA % KH = 100 – % Ka - % Prot - %Lmk - % Abu Perhitungan ini dapat dijadikan kontrol untuk penentuan kadar KH bila terjadi error dalam perhitungannya
  • 9. METODE ANALISIS MONOSAKARIDA & OLIGOSAKARIDA a. Metoda kromatografi & elektroforetik b. Metode kimia c. Metode enzimatik d. Metode fisik e. Metode immunoassay
  • 10. ANALISIS KARBOHIDRAT : POLISAKARIDA 1. Analisis pati 2. Analisis serat
  • 12. Metoda Kromatografi & Elektroforesis • Kromatografi utk KH : TLC, GC, HPLC (kombinasi dg NMR / MS) • Elektroforesis utk KH : – Direaksikan dg borat lalu dimasukan ke gel elektroforesis dg voltase tertentu. – KH akan dipisahkan berdasarkan ukurannya :
  • 13. Metode Kimia A. Metode Titrasi B. Metode Grafimetrik C. Metode Kolorimetrik
  • 14. Metode Enzimatik • Metode ini cepat, sangat spesifik dan peka terhadap konsentrasi rendah • Sampel dalam bentuk cair dapat diuji secara langsung, sedangkan sampel padat harus dilarutkan dalam air terlebih dahulu. • Prinsip : ( i ) mengukur produk hasil reaksi enzim pada substrat atau (ii) mengukur kecepatan reaksi enzim dalam mengkatalis reaksi
  • 15. Contoh Analisa KH dgn metode enzimatik : D-Glucose/D-Fructose • Metode ini untuk menentukan konsentrasi glukosa dan fruktosa dalam sampel. • Caranya : glukosa dikonversi menjadi glukosa-6-phosphate (G6P) menggunakan enzim hexakinase and ATP. Kemudian G6P dioksidasi dengan NADP + dengan adanya enzim G6P- dehydrogenase (G6P-DH) : G6P + NADP + glukonat-6-phosphate + NADPH + H + • Jumlah NADPH yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi G6P dalam sampel dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada 340nm. • Kadar fruktosa ditentukan dengan mengubah fruktosa menjadi glukosa, menggunakan enzim spesifik lain, dan prosedur di atas diulang lagi.
  • 16. Contoh Analisa KH dgn Metode Enzimatik : Maltosa / Sukrosa • Konsentrasi maltosa dan sukrosa (disakarida) dalam sampel dapat ditentukan setelah konsentrasi glukosa dan fruktosa telah ditentukan oleh metode sebelumnya • Maltosa dan sukrosa dihidrolisis menjadi monosakarida oleh enzim a- glucosidase maltosa + H 2 O 2 glukosa sukrosa + H 2 O glukosa + fruktosa • Konsentrasi glukosa dan fruktosa kemudian dapat ditentukan dengan metode sebelumnya.
  • 17. Metode Enzimatik • Masalah utama dengan metode ini pada penentuan oligosakarida adalah bahwa oligosaccharida lain juga diubah menjadi monosakarida oleh enzim a - glucosidase, dan sulit untuk menentukan dengan tepat jenis oligosaccharides tersebut. Oleh karena itu, metode ini hanya berguna ketika telah diketahui jenis oligosakaridanya, tetapi tidak konsentrasi relatif mereka. • Enzim lain yang dapat digunakan : lactose, galactose dan raffinose
  • 18. Metode Fisik A. Polarimetrik B. Indeks bias C. Densitas D. Infra Merah
  • 19. Metode Immunoassay  Immunoassay spesifik utk karbohidrat dengan BM rendah  Caranya : Karbohidrat diasosiasikan dengan protein, dan kemudian diinjeksikan ke tubuh hewan. Tubuh hewan akan membentuk antibody bagi karbohidrat tersebut. Antibodi ini kemudian dapat diekstrak dari tubuh hewan dan digunakan sebagai bagian dari test kit untuk menentukan konsentrasi karbohidrat tertentu dalam makanan.  Kelebihan metode ini : sangat sensitif, spesifik, mudah digunakan dan cepat.
  • 20. ANALISIS PATI (1) Polisakarida dapat dikelompokkan berdasarkan : a) karakteristik molekulnya : jenis, jumlah monomer dan urutan monosakarida b) karakteristik fisikokimia : kelarutan, viskositas, aktivitas permukaan c) fungsi gizi : dicerna atau non-dicerna) Homopolysakarida - Heteropolysakarida Rantai linier - Rantai bercabang
  • 21. PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI SIFAT UMUM : • Kadar pati dalam bahan pangan umumnya tidak dapat ditentukan secara langsung karena sifat matriks yang kompleks baik secara struktur maupun secara kimia. • Secara umum pati sering berbentuk semi kristalin (pati granular atau pati retrogradasi) dimana bentuk tersebut bersifat sulit bereaksi dengan reagen kimia yang umumnya digunakan dalam analisisnya.
  • 22. emudian dilarrutkan kembali dalam larutan etanol 80% yang dipanaskan. Monosakarida dan oligosakarida bersifat larut dalam etanol sem PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI Untuk sampel bahan pangan belum terolah seperti kacang- kacangan, sereal atau umbi-umbian : granula pati biasanya dipisahkan dari komponen utama lain dengan cara pengeringan, penggilingan, pengendapan dalam air, penyaringan dan sentrifugasi Sifat granula pati tidak larut dalam air dan memiliki densitas tinggi (1500 kg/m3) sehingga bila disentrifugasi maka pati akan mudah mengendap di dasar tabung dan selanjutnya mudah untuk dipisahkan
  • 23. emudian dilarrutkan kembali dalam larutan etanol 80% yang dipanaskan. Monosakarida dan oligosakarida bersifat larut dalam etanol sem PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI Untuk sampel berupa makanan yang telah mengalami pengolahan : Dilakukan dengan cara pengeringan, pengendapan kemudian dilarutkan kembali dalam larutan etanol 80% yang dipanaskan. Monosakarida dan oligosakarida bersifat larut dalam etanol sementara pati tidak larut. Dengan demikian maka pati dapat dipisahkan dari komponen gula lainnya dengan cara penyaringan atau sentrifugasi.
  • 24. PREPARASI SAMPEL DALAM ANALISIS PATI  Jika sampel mengandung pati semi kristalin maka sampel dilarutkan dalam air sambil dipanaskan hingga pati tergelatinisasi (> 65 oC)  Penambahan asam perklorat atau kalsium klorida dapat dilakukan untuk meningkatkan kelarutan pati yg sulit larut
  • 25. METODE ANALISIS PATI  Penambahan enzim spesifik untuk menghidrolisis pati menjadi glukosa. Konsentrasi pati dihitung berdasarkan konsentrasi glukosa yang terukur.  Penambahan Iodine untuk membentuk kompleks pati- iodium yang tidak larut kemudian dapat ditentukan secara grafimetrik atau secara titrimetrik yaitu dengan menentukan jumlah yodium yang diperlukan untuk mengendapkan seluruh pati.  Jika tidak ada komponen lain dalam larutan yang akan mengganggu analisis, maka konsentrasi pati dapat ditentukan dengan menggunakan metode fisik, misalnya, densitas, indeks bias atau polarimetry.
  • 26. Kembali ANALISIS PATI  Konsentrasi amilosa dan amilopektin dalam sampel ditentukan dengan menggunakan metode yang sama seperti yang dijelaskan untuk pati setelah amylose telah dipisahkan dari amilopektin yaitu dengan penambahan bahan kimia yang dapat membentuk kompleks yang tidak larut dengan salah satu komponennya misalnya beberapa jenis alkohol dapat mengendapkan amylose tetapi tidak pada amilopektin.  Metode sebelumnya tidak dapat menentukan pati resisten dalam sampel sehingga jika ingin menentukan kadarnya diperlukan langkah penambahan dimethylsulfoxide (DMSO) untuk melarutkan pati resisten sebelum melakukan analisis.
  • 27. ANALISIS SERAT Komponen utama serat : a. Polisakarida pada dinding sel tanaman a. Selulosa b. Hemicellulosa c. Pectin b. Polisakarida bukan pada dinding sel tanaman hydrocolloids, cth : guar gum, locust bean gum, gum arab, agar, alginat dan caragenans c. Lignin
  • 28. Prosedur preparasi sampel dalam analisis serat : Penghilangan Lemak Penghilangan Proteins Penghilangan Pati Pengendapan Selektif pada Serat Pangan Analisis serat
  • 29. Metoda analisis serat : a. Metode grafimetrik : a. Penentuan serat kasar b. Penentuan total serat, serat larut dan serat tidak larut b. Metode kimia : Prosedur Englyst-Cummings Kembali
  • 31. Penentuan Serat Kasar • Metode penentuan serat kasar memberikan informasi kadar serat yg tidak dapat dicerna dalam makanan. • Prosedur : Sampel deffated penambahan 1.25% H2SO4 dan 1.25% NaOH Endapan Filtrasi, Pengeringan, Penimbangan Perlu dilakukan pengabuan utk mengoreksi mineral kontaminasi dlm serat
  • 32. Penentuan Serat Kasar • Kadar serat kasar menunjukan adanya kandungan selulosa dan lignin tapi tidak menunjukan adanya hemicelluloses, pectins dan hydrocolloids, karena komponen tersebut terdegradasi oleh asam dan alkali, dan karena itu tidak terdapat dalam endapan.
  • 33. Penentuan Total Serat, Serat Larut dan Serat Tidak Larut • Prinsip dasar dari metode ini adalah mengisolasi fraksi serat yg telah digelatinisasi dan dihilangkan komponen lemaknya, dihidrolisis dengan enzim a- amylase, amyloglucosidase dan protease untuk memecah pati dan protein.
  • 34. Penentuan Serat total : Sample + 95% etanol Endapan Penyaringan Pengeringan Penimbangan Total Serat
  • 35. Penentuan serat larut air dan tidak larut air :  Yaitu dengan penambahan enzim sehingga pada saat disaring, yg tertinggal dikertas saring adalah serat tidak larut sedangkan yang melewati kertas saring adalah serat larut air.  Serat tidak larut air dikeringkan lalu ditimbang  Serat larut air ditambahkan alcohol 95% agar mengendap, lalu disaring dan yang tertinggal di kertas saring ditimbang.
  • 36.  Pada serat dapat juga masih mengandung protein dan mineral, untuk itu perlu dikoreksi dengan rumus : Serat = berat residu – berat (protein + abu)
  • 37. Prosedur Englyst-Cummings Sampel defatted + Air Sentrifugasi Dipanaskan Pencucian Pati Tergelatinisasi Pengeringan + Enzim (Hidrolisis Pati & Protein) Serat + Etanol + Asam Sulfat Pekat (Hidrolisis) Terbentuk endapan Monosakarida Analisis Colorimetrik /Chromatografi
  • 38.
  • 39. Berat serat dalam sampel diasumsikan sama dengan berat total monosakarida yg terbentuk. CATATAN :  Metode ini dapat digunakan untuk menentukan total serat, serat larut dan serat tidak larut tetapi tidak dapat menentukan kandungan lignin karena lignin tidak termasuk polisakarida shg tidak dapat dihidrolisis menjadi monosakarida.  Pada kebanyakan produk pangan hal ini tidak menjadi masalah karena kandungan ligninnya rendah.  Jika produk pangan mengandung lignin dalam jumlah yang tinggi maka metode lain yg dpt digunakan : metode gravimetric atau metode kimia (misalnya, method Theander- Marlett).
  • 40. Selulosa • Homopolysaccahride linear, biasanya memiliki hingga 10.000 subunit glukosa • Agregatnya membentuk mikrofibril yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada dinding sel tanaman.
  • 41. Hemicellulosa • Heteropolysaccharides bercabang • Bersifat larut dalam larutan alkali encer • Bersifat tidak larut dalam air.
  • 42. Pectin • Bentuk lain dari heteropolysaccharides • Ditemukan di dinding sel • Kaya asam uronic • Larut dalam air panas • Mampu membentuk gel.
  • 43. Polisakarida non dinding sel • Kelompok ini adalah kelompok karbohidrat yang tidak dapat dicerna, tetapi tidak berasal dari dinding sel tanaman. • Yang termasuk dalam polisakarida non-dinding sel adalah hydrocolloids seperti guar gum, locust bean gum, gum arab, agar, alginat dan caragenans yang umum digunakan dalam makanan sebagai gelling agents, stabilizers dan thickeners.
  • 44. Lignin • Lignin adalah polimer non karbohidrat yang terdiri dari sekitar 40 subunits aromatik yang terikat secara kovalen. • Biasanya lignin berikatan juga dengan selulosa dan hemicelluloses pada dinding sel tumbuhan.
  • 45.
  • 46. Penghilangan Lemak • Sampel yg akan dianalisis dikeringkan dan dijadikan bubuk terlebih dahulu, kemudian dilakukan penghilangan komponen lemak menggunakan metode ekstraksi pelarut.
  • 47. Penghilangan Proteins • Protein dalam sampel dihidrolisis menggunakan enzim, larutan asam kuat atau larutan basa kuat, menghasilkan asam amino. • Asam amino yg terbentuk : – dipisahkan dari serat tidak larut dengan cara penyaringan atau – dipisahkan dari total serat dengan cara pengendapan selektif menggunakan etanol.
  • 48. Penghilangan Pati • Pati semi-crystalline digelatinisasi dengan cara pemanasan dalam air kemudian ditambahkan enzim, asam kuat atau larutan basa kuat untuk menghidrolisis pati hingga menghasilkan glukosa. • Glukosa yg terbentuk : – dipisahkan dari serat tidak larut dengan cara penyaringan atau – dipisahkan dari total serat dengan cara pengendapan selektif menggunakan etanol.
  • 49. Pengendapan Selektif pada Serat Pangan • Serat pangan dapat dipisahkan dari komponen lain dalam larutan dengan menambahkan konsentrasi etanol yang berbeda untuk menyebabkan presipitasi selektif.
  • 50. – Air: monosaccharides , oligosaccharides, beberapa polysaccharides dan amino acids bersifat larut; polysaccharides lain dan serat bersifat tidak larut. – Larutan 80% ethanol: monosaccharides , oligosaccharides dan amino acids bersifat larut; polysaccharides dan serat bersifat tidak larut. Karena sifat etanol tersebut maka etanol dengan konsentrasi tinggi sering digunakan untuk pengendapan selektif pada serat.