SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 26
KELOMPOK 5
MUHAMMAD WILYAMKOMANG NURMINISUNARTI SAMMANFITRIYANI KADIRSRI DEVIDESY SAMSIDARFEBRIANI DAHRI
Pajak Penghasilan
pasal 24
KOMANG
WILYAM
 PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan
besarnya pajak atas penghasilan yang diayar atau
terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan
terhadap pajak penghasilan yang terutang atas
seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri.
Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam
tahun digabungkannya penghasilan dari luar negeri
dengan penghasilan di Indonesia.
KOMANG
1
Penghasilan berupa imbalan terkait jasa, pekerjaan, dan kegiatan.
Negara tempat pihak yang membayar/ dibebani imbalan.
Penghasilan sewa sehubungan penggunaan harta tidak bergerak.
Negara tempat harta tersebut terletak.
Bunga, royalti, dan sewa sehubungan penggunaan harta bergerak.
Negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, sewa.
Penghasilan dari saham/ sekuritas atau keuntungan pengalihan saham/ sekuritas lain.
Negara tempat badan yang menerbitkan saham/ sekuritas.
1
Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu BUT.
Negara tempat BUT.
Keuntungan karena pengalihan harta tetap.
Negara tempat harta tetap.
Penghasilan dari pengalihan hak penambangan atau tanda pemberian modal kepada
perusahaan penambangan.
Negara lokasi penambangan.
Penghasilan BUT.
Negara tempat BUT menjalankan usaha/ kegiatan.
1
Permohonan disampaikan kepada Dirjen Pajak
ketika penyerahan SPT PPh dengan melampirkan:
Laporan keuangan dari penghasilan luar negeri.
Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak (Tax
Return) yang disampaikan di luar negeri.
Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.
1
Penghasilan dari usaha.
Penghasilan – penghasilan lainnya.
Penghasilan berupa dividen sebagaimana
dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) UU PPh,
ditetapkan sesuai KMK
Penggabungan dilakukan dalam tahun pajak
diperolehnya penghasilan tersebut .
2
Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah
diantara 3 unsur/perhitungan berikut ini:
 Jumlah pajak yang terutang atau dibayar di luar
negeri.
 (Penghasilan luar negeri : seluruh penghasilan
kena pajak) x PPh atas seluruh yang dikenakan
tarif pasal 17.
 Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh
penghasilan kena pajak (dalam hal penghasilan
kena pajak adalah lebih kecil daripada
penghasilan luar negeri).
2
PT Perdana di Semarang memperoleh
penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai
berikut:
 Penghasilan dalam negeri Rp 400.000.000
 Penghasilan dari luar negeri (tarif pajak 20%) Rp
200.000.000
 Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai
berikut:
2
a. Menghitung total penghasilan kena pajak
Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp200.000.000(+)
Penghasilan neto Rp 600.000.000
b. Menghitung toal PPh terutang
Pajak terhutang 28% x Rp 600.000.000 = Rp
168.000.000
2
c. Menghitung PPh maksimum yang dapat dikreditkan
(penghasilan LN : total penghasilan) x total PPh terutang
(Rp 200.000.000 : Rp 600.000.000) x Rp 168.000.000 =
Rp 56.000.000
d. Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di Luar Negeri
20% x Rp 200.000.000 = Rp 40.000.000
Dari perhitungan tersebut di atas kredit pajak LN yang
di[ernolehkan adalah sebesar Rp 40.000.000 atau sebesar PPh
yang terutang atau dibayar di LN. Jumlah ini diperoleh dengan
membandingkan penghitungan PPh maksimum yang boleh
dikreditkan dengan PPh yang terutang atau dibayar di LN,
kemudian pilih jumlah yang terendah.
2
SESI 2
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 25
FITRIYANI K
SRI DEVI
 Ketentuan pasal 25 Undang-Undang Pajak
Penghasilan mengatur tentang penghitungan
besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar
sendiri oleh wajib pajak dalam tahun berjalan.
 Pembayaran pajak dalam tahun berjalan dapat
dilakukan dengan:

 Wajib Pajak membayar sendiri (PPh pasal 25).
 Melalui pemotongan atau pemungutan oleh
pihak ketiga (PPh pasal 21, 22, 23, dan 24)
3
Pajak terutang
sesuai SPT.
• Dikurangi
Kredit pajak
dalam negeri.
•Kredit PPh 21, 22, 23 (Bagi OP)
•Kredit PPh 22, 23 (Bagi Badan)
Kredit pajak luar
negeri (PPh 24).
• Dikurangi
Angsuran PPh 25
per tahun.
•Sama Dengan
Angsuran PPh 25
per bulan.
• Dibagi 12
CARA PERHITUNGAN
3
1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian;
2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak
teratur;
3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun yang lalu disampaikan
setelah lewat batas waktu yang ditentukan;
4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka
waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan;
5. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang
mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar
dari angsuran bulanan sebelum pembetulan;
dan
6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan
Wajib Pajak
4
Pajak penghasilan yang terutang berdasarkan SPT pajak penghaasila tahun
2009 Rp 50.000.000,00
dikurangi:
a. Penghasilan yang dipotong pemberi
kerja (pasal 21) Rp 15.000.000,00
b. Pajak penghasilan yang dipungut
oleh pihak lain (pasal 22) Rp 10.000.000,00
c. Pajak penghasilan yang dipotong
oleh pihak lain (pasal 23) Rp 2.500.000,00
d. Kredit pajak penghasilan luar negeri
(pasal 24) Rp 7.500.000,00(+)
Jumlah kredit pajak Rp 35.000.000,00(-)
selisih Rp 15.000.000,00
besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk
tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.250.000,00 (Rp 15.000.000,00 : 12 bulan).
4
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh
yang dikenakan/ dipotong atas
penghasilan yang bersumber dari Indonesia
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak
(WP) Luar Negeri selain Bentuk Usaha Tetap
(BUT) diIndonesia
5
- Badan Pemerintah;
- Subjek Pajak dalam negeri;
- Penyelenggara Kegiatan;
- BUT;
- Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya selain BUT di
Indonesia
5
20% (final) dari jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak Luar
Negeri berupa :
a. Dividen;
b. Bunga, premium, diskonto, premi swap,dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian hutang;
c. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta;
d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
e. Hadiah dan penghargaan
f. pensiun dan pembayaran berkala lainnya.
5
1. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto berupa :
a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia;
b. Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun
melalui pialang kepada perusahaan asuransi di luar negeri.
2. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesuda dikurangi pajak dari
suatu BUT di Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan
kembali di Indonesia.
5
4. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) antara Indonesia dengan negara pihak
pada persetujuan
6
BUT dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26 apabila Penghasilan
Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT ditanamkan
kembali di Indonesia dengan syarat:
a. Dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang
didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau
peserta pendiri, dan;
b. Bilakukan dalam tahun berjalan atau selambat lambatnya tahun
pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperoleh
penghasilan tersebut;
6
c. tidak melakukan pengalihan atas penanaman
kembali tersebut sekurang-kurangnya dalam
waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat
penanaman dilakukan, mulai berproduksi
komersil.
2. Badan-badan Internasional yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan
6
pph pasal 24 25 dan 26

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)Ayi Suwandi
 
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang  pphUu no.36 tahun 2008 tentang  pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang pphRoko Subagya
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Ppt p ph final
Ppt p ph finalPpt p ph final
Ppt p ph finalarnisyah
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Hasan Romadon
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppnAy Kent
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...Roko Subagya
 
8 siklus akuntansi perusahaan dagang
8   siklus akuntansi perusahaan dagang8   siklus akuntansi perusahaan dagang
8 siklus akuntansi perusahaan dagangMainatul Ilmi
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planningkaromah95
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxSitiNurza
 
pph pasal 24
pph pasal 24pph pasal 24
pph pasal 241l2j3n
 
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetapMuhamad Jaenudin
 

Mais procurados (20)

PPh Pasal 26
PPh Pasal 26PPh Pasal 26
PPh Pasal 26
 
Ppt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasionalPpt pendapatan nasional
Ppt pendapatan nasional
 
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
5.akuntansi perusahaan dagang (bag2)
 
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang  pphUu no.36 tahun 2008 tentang  pph
Uu no.36 tahun 2008 tentang pph
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Ppt p ph final
Ppt p ph finalPpt p ph final
Ppt p ph final
 
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
Penjualan Cicilan ( akuntansi keuangan lanjutan)
 
Materi ppn
Materi ppnMateri ppn
Materi ppn
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
SEQUEL MODUL PPN ::: Ditambah Pertanyaan-Pertanyaan Singkat Pajak Pertambahan...
 
8 siklus akuntansi perusahaan dagang
8   siklus akuntansi perusahaan dagang8   siklus akuntansi perusahaan dagang
8 siklus akuntansi perusahaan dagang
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
PPT Perpajakan
PPT PerpajakanPPT Perpajakan
PPT Perpajakan
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planning
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
 
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - XRingkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
Ringkasan Akuntansi Biaya Bab I - X
 
pph pasal 24
pph pasal 24pph pasal 24
pph pasal 24
 
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
3revaluasi penurunan-nilai-aset-tetap
 

Destaque

Destaque (6)

2016 ak2 a_kelompok2_pph24
2016 ak2 a_kelompok2_pph242016 ak2 a_kelompok2_pph24
2016 ak2 a_kelompok2_pph24
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
Contoh soal pajak Pasal 25
Contoh soal pajak Pasal 25Contoh soal pajak Pasal 25
Contoh soal pajak Pasal 25
 
makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)makalah pajak (pph 24)
makalah pajak (pph 24)
 

Semelhante a pph pasal 24 25 dan 26

PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniRiki Ardoni
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isianisa_13
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxIputuEka
 
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) Umiatulazizah
 
Group 9 perpajakan
Group 9 perpajakanGroup 9 perpajakan
Group 9 perpajakanhaningtia
 
Pajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki ArdoniPajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki ArdoniRiki Ardoni
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMInoval dwi ridzkiana
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).pptIputuEka
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanBbe Mee
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniRiki Ardoni
 
Slide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptx
Slide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptxSlide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptx
Slide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptxEviDewigc
 
6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptxborang3b
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakankristina105
 

Semelhante a pph pasal 24 25 dan 26 (20)

PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
Makalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isiMakalah pph 24 isi
Makalah pph 24 isi
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
 
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah) PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
PPh Pasal 24 (Umiatul Azizah)
 
Group 9 perpajakan
Group 9 perpajakanGroup 9 perpajakan
Group 9 perpajakan
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20Pajak bab 19 20
Pajak bab 19 20
 
Pajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki ArdoniPajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki Ardoni
Pajak Penghasilan Pasal 24 (Penghasilan Luar Negeri) - by Riki Ardoni
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
 
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun BerjalanPelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
Pelunasan Pajak Dalam Tahun Berjalan
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
Slide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptx
Slide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptxSlide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptx
Slide_6_Rekonsiliasi_Fiskal.pptx
 
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.pptPERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
 
Pajak
Pajak Pajak
Pajak
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx
 
Tugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakanTugas 1 kristina perpajakan
Tugas 1 kristina perpajakan
 

Último

2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...iman333159
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfHeru Syah Putra
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfNezaPurna
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxyovi2305
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 

Último (14)

2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 

pph pasal 24 25 dan 26

  • 2. MUHAMMAD WILYAMKOMANG NURMINISUNARTI SAMMANFITRIYANI KADIRSRI DEVIDESY SAMSIDARFEBRIANI DAHRI
  • 4.  PPh pasal 24 mengatur tentang perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang diayar atau terutang di luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak dalam negeri. Pengkreditan pajak luar negeri dilakukan dalam tahun digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di Indonesia. KOMANG 1
  • 5. Penghasilan berupa imbalan terkait jasa, pekerjaan, dan kegiatan. Negara tempat pihak yang membayar/ dibebani imbalan. Penghasilan sewa sehubungan penggunaan harta tidak bergerak. Negara tempat harta tersebut terletak. Bunga, royalti, dan sewa sehubungan penggunaan harta bergerak. Negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, sewa. Penghasilan dari saham/ sekuritas atau keuntungan pengalihan saham/ sekuritas lain. Negara tempat badan yang menerbitkan saham/ sekuritas. 1
  • 6. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu BUT. Negara tempat BUT. Keuntungan karena pengalihan harta tetap. Negara tempat harta tetap. Penghasilan dari pengalihan hak penambangan atau tanda pemberian modal kepada perusahaan penambangan. Negara lokasi penambangan. Penghasilan BUT. Negara tempat BUT menjalankan usaha/ kegiatan. 1
  • 7. Permohonan disampaikan kepada Dirjen Pajak ketika penyerahan SPT PPh dengan melampirkan: Laporan keuangan dari penghasilan luar negeri. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak (Tax Return) yang disampaikan di luar negeri. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri. 1
  • 8. Penghasilan dari usaha. Penghasilan – penghasilan lainnya. Penghasilan berupa dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) UU PPh, ditetapkan sesuai KMK Penggabungan dilakukan dalam tahun pajak diperolehnya penghasilan tersebut . 2
  • 9. Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah diantara 3 unsur/perhitungan berikut ini:  Jumlah pajak yang terutang atau dibayar di luar negeri.  (Penghasilan luar negeri : seluruh penghasilan kena pajak) x PPh atas seluruh yang dikenakan tarif pasal 17.  Jumlah pajak yang terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak (dalam hal penghasilan kena pajak adalah lebih kecil daripada penghasilan luar negeri). 2
  • 10. PT Perdana di Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai berikut:  Penghasilan dalam negeri Rp 400.000.000  Penghasilan dari luar negeri (tarif pajak 20%) Rp 200.000.000  Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai berikut: 2
  • 11. a. Menghitung total penghasilan kena pajak Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000 Penghasilan dari luar negeri Rp200.000.000(+) Penghasilan neto Rp 600.000.000 b. Menghitung toal PPh terutang Pajak terhutang 28% x Rp 600.000.000 = Rp 168.000.000 2
  • 12. c. Menghitung PPh maksimum yang dapat dikreditkan (penghasilan LN : total penghasilan) x total PPh terutang (Rp 200.000.000 : Rp 600.000.000) x Rp 168.000.000 = Rp 56.000.000 d. Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di Luar Negeri 20% x Rp 200.000.000 = Rp 40.000.000 Dari perhitungan tersebut di atas kredit pajak LN yang di[ernolehkan adalah sebesar Rp 40.000.000 atau sebesar PPh yang terutang atau dibayar di LN. Jumlah ini diperoleh dengan membandingkan penghitungan PPh maksimum yang boleh dikreditkan dengan PPh yang terutang atau dibayar di LN, kemudian pilih jumlah yang terendah. 2
  • 14.  Ketentuan pasal 25 Undang-Undang Pajak Penghasilan mengatur tentang penghitungan besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dalam tahun berjalan.  Pembayaran pajak dalam tahun berjalan dapat dilakukan dengan:   Wajib Pajak membayar sendiri (PPh pasal 25).  Melalui pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga (PPh pasal 21, 22, 23, dan 24) 3
  • 15. Pajak terutang sesuai SPT. • Dikurangi Kredit pajak dalam negeri. •Kredit PPh 21, 22, 23 (Bagi OP) •Kredit PPh 22, 23 (Bagi Badan) Kredit pajak luar negeri (PPh 24). • Dikurangi Angsuran PPh 25 per tahun. •Sama Dengan Angsuran PPh 25 per bulan. • Dibagi 12 CARA PERHITUNGAN 3
  • 16. 1. Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian; 2. Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur; 3. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan; 4. Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan; 5. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan; dan 6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak 4
  • 17. Pajak penghasilan yang terutang berdasarkan SPT pajak penghaasila tahun 2009 Rp 50.000.000,00 dikurangi: a. Penghasilan yang dipotong pemberi kerja (pasal 21) Rp 15.000.000,00 b. Pajak penghasilan yang dipungut oleh pihak lain (pasal 22) Rp 10.000.000,00 c. Pajak penghasilan yang dipotong oleh pihak lain (pasal 23) Rp 2.500.000,00 d. Kredit pajak penghasilan luar negeri (pasal 24) Rp 7.500.000,00(+) Jumlah kredit pajak Rp 35.000.000,00(-) selisih Rp 15.000.000,00 besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp 1.250.000,00 (Rp 15.000.000,00 : 12 bulan). 4
  • 18.
  • 19. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 26 adalah PPh yang dikenakan/ dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP) Luar Negeri selain Bentuk Usaha Tetap (BUT) diIndonesia 5
  • 20. - Badan Pemerintah; - Subjek Pajak dalam negeri; - Penyelenggara Kegiatan; - BUT; - Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya selain BUT di Indonesia 5
  • 21. 20% (final) dari jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri berupa : a. Dividen; b. Bunga, premium, diskonto, premi swap,dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang; c. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan; e. Hadiah dan penghargaan f. pensiun dan pembayaran berkala lainnya. 5
  • 22. 1. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto berupa : a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia; b. Premi asuransi, premi reasuransi yang dibayarkan langsung maupun melalui pialang kepada perusahaan asuransi di luar negeri. 2. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesuda dikurangi pajak dari suatu BUT di Indonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia. 5
  • 23. 4. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dengan negara pihak pada persetujuan 6
  • 24. BUT dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26 apabila Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT ditanamkan kembali di Indonesia dengan syarat: a. Dilakukan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri, dan; b. Bilakukan dalam tahun berjalan atau selambat lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperoleh penghasilan tersebut; 6
  • 25. c. tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut sekurang-kurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan, mulai berproduksi komersil. 2. Badan-badan Internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan 6

Notas do Editor

  1. Sampul
  2. kelompok
  3. Sesi 1