Dokumen tersebut memberikan pedoman umum tentang kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium kesehatan. Beberapa poin pentingnya adalah mengenakan peralatan pelindung diri seperti kacamata dan jas laboratorium, mengetahui letak peralatan keselamatan, menangani bahan kimia dan spesimen dengan hati-hati untuk mencegah kontaminasi atau kecelakaan, serta menyimpan dan membuang bahan kimia secara aman.
2. PENDAHULUAN
• Kesehatan kerja adalah spesialisasi
dalam ilmu kesehatan/kedokteran
beserta prakteknya yang bertujuan
agar tenaga kerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik
fisik atau mental maupun sosial, dgn
usaha2 preventif dan kuratif
penyakit2 kesehatan yg diakibatkan
faktor2 pekerjaan dan lingkungan
kerja, serta terhadap penyakit2
umum.
3. • Keselamatan kerja adalah
keselamatan bertalian dgn mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan proses
pengolahannya, landasan tempat
kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaan.
4. • Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan.
5. CARA KERJA DI LABORATORIUM
Dalam laboratorium pada tahap
awal kita harus mengetahui:
• Kegiatan yang akan dilakukan
• Bahan-bahan kimia yang tersedia
• Fasilitas Peralatan Proses yang
tersedia
• Peralatan K3 yang tersedia
6. Hal pertama yang perlu dilakukan:
• Gunakan perlatan kerja seperti kacamata
pengaman untuk melindungi mata, jas
laboratorium untuk melindungi pakaian dan
sepatu tertutup untuk melindungi kaki.
• Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak
karena bahan kimia.
• Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka
atau sepatu berhak tinggi.
• Wanita/pria yang berambut panjang harus
diikat.
7.
8. • Mengetahui letak penempatan dan
penggunaan dari semua peralatan
keselamatan di dalam laboratorium.
• Hindarilah pergerakan dan pembicaraan
tak perlu di dalam laboratorium
• Tidak boleh membawa makanan, atau
minuman ke dalam laboratorium.
9. Penyiapan Alat
• Bahan-bahan berupa cairan.
Untuk menangani bahan berupa cairan
diperlukan alat-alat gelas seperti Gelas Ukur,
Pipet Gondok, Labu Takar, Erlenmeyer,
Corong, dan lain-lainnya.
• Bahan-bahan berupa padatan.
Untuk menangani bahan berupa padatan,
terutama padatan dalam bentuk serbuk
dibutuhkan alat-alat sebagai berikut: Alat
Timbang, Gelas Arloji, Spatula/Sendok Sungu,
Corong, dan Erlenmeyer.
10. • Bahan-bahan berupa gas.
Untuk menangani bahan-bahan berupa
gas diperlukan alat-alat dengan
spesifikasi standar yang telah ditentukan
untuk setiap jenis gas.
Hal ini dikarenakan setiap jenis gas
mempunyai karakteristik dan resiko
yang dihadapi oleh pengguna lebih tinggi
daripada bila menangani bahan-bahan
cair maupun padatan.
11. Bekerja aman dengan bahan kimia
• Hindari kontak langsung dengan bahan
kimia.
• Hindari mengisap langsung uap bahan
kimia.
• Dilarang mencicipi atau mencium bahan
kimia kecuali ada perintah khusus.
• Bahan kimia dapat bereaksi langsung
dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih
atau gatal).
12. • Jangan pernah melihat secara langsung ke
dalam suatu tabung test, pandang dari sisi
samping. Jangan pernah menunjuk suatu
test yang terbuka ke arah diri anda atau
orang lain.
• Jangan meninggalkan percobaan yang
sedang berlangsung tanpa pengawasan.
• Jangan menggunakan bahan kimia yang
tidak berlabel atau memiliki label yang
tidak jelas.
13. Memindahkan bahan Kimia
• Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua
kali untuk menghindari kesalahan.
• Pindahkan sesuai dengan jumlah yang
diperlukan.
• Jangan menggunakan bahan kimia secara
berlebihan.
• Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam
botol semula untuk mencegah kontaminasi.
14. Memindahkan bahan kimia cair
• Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari
tangan seklaigus telapak tangan memegang
botol tersebut.
• Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena
isi botol dapat terkotori.
• Pindahkan cairan melalui batang pengaduk
untuk mengalirkan agar tidak memercik.
15. Memindahkan bahan Kimia padat
• Gunakan tutup botol untuk mengatur
pengeluaran bahan kimia.
• Jangan mengeluarkan bahan kimia secara
berlebihan.
• Pindahkan sesuai keperluan tanpa
menggunakan sesuatu yang dapat mengotori
bahan tersebut.
16. Cara memanaskan larutan
menggunakan tabung reaksi
• Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
• Api pemanas hendaknya terletak pada bagian
atas larutan.
• Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan
merata.
• Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang
aman agar percikannya tidak melukai orang lain
maupun diri sendiri.
17. Cara memanaskan larutan
menggunakan gelas Kimia
• Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk
menopang gelas Kimia tersebut.
• Letakkan Batang gelas atau batu didih dalam
gelas Kimia untuk mencegah pemanasan
mendadak.
• Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas
air, isilah dengan air. Maksimum
seperempatnya.
18. Penyimpanan Bahan Kimia
• Menyimpan bahan-bahan kimia di dalam
kontainer yang sesuai
• Menempatkan label pada atas semua kontainer
• Memindahkan dan membuang barang sisa
bahan-kimia dengan baik
• Mengikuti rekomendasi pabrikan
• Jangan menyimpan bahan kimia di rak yang
sulit dijangkau
19. • Bahan kimia yang tidak kompatibel jangan
disimpan bersama-sama.
• Hindari menimbun bahan kimia. Gunakan stok
lama terlebih dahulu. Buang bahan kimia yang
tidak lagi dibutuhkan atau telah kadaluarsa.
• Pastikan berat bahan kimia yang disimpan tidak
melebihi kapasitas rak atau lemari.
20. • Jangan menyimpan cairan korosif di tempat
yang tingginya melebihi tinggi mata.
• Sediakan lokasi penyimpanan spesifik untuk
tiap-tiap jenis bahan kimia, kembalikan bahan
kimia ke tempat semula setelah digunakan.
• Hindari bahan kimia dari panas atau sinar
matahari langsung.
21. Penanganan spesimen yang aman
di laboratorium
Wadah spesimen:
• Dapat terbuat dari kaca atau plastik.
• Tidak boleh bocor jika penutupnya dipasangkan.
• Tidak boleh ada material yang tersisa di luar
wadah.
• Wadah harus diberi label yang benar untuk
memudahkan identifikasi
• Permintaan spesimen atau formulir spesifikasi
jangan digunakan untuk membungkus wadah
tetapi diletakkan terpisah, lebih baik jika
menggunakan amplop tahan air.
22. Memindahkan spesimen ke tempat
pemeriksaan:
• Untuk menghindari spesimen bocor atau
tumpah tanpa sengaja, wadah kedua, seperti
kotak penyimpan, sebaiknya digunakan,
dilengkapi dengan rak sehingga wadah spesimen
tetap tegak.
• Wadah kedua harus didekontaminasi secara
reguler.
23. Membuka paket spesimen
• Petugas yg menerima dan membuka wadah
spesimen harus waspada akan bahaya spesimen
terhadap kesehatan.
• Wadah spesimen harus dibuka di tempat yg
aman.
• Disinfektan harus selalu tersedia.
24. Penggunaan pipet dan alat bantu hisap
• Alat bantu hisap harus selalu digunakan.
Dilarang menghisap menggunakan mulut.
• Jangan meniupkan udara melewati cairan yg
mengandung bahan infeksius
• Jangan memaksakan mengeluarkan cairan dari
pipet
• Jangan menggunakan spuit sebagai pipet.
• Untuk menghindari percikan bahan infeksius yg
menetes dari pipet, gunakan bahan absorban
sebagai alas tempat kerja.
25. Memisahkan serum
• Hanya petugas terlatih yg mengerjakan
pekerjaan ini.
• Gunakan sarung tangan, pelindung mata dan
membran mukus.
• Darah dan serum harus dipindahkan
menggunakan pipet, jangan dituang.
• Setelah digunakan, pipet diletakkan di container
disinfektan.
26. Menggunakan sentrifuge
• Operasikan sentrifuge sesuai dengan petunjuk
pembuatnya.
• Sentrifuge diletakkan di tempat dimana
pertugas dapat melihat mangkuk sehingga
tabung dapat diletakkan dgn benar.
• Air destilasi atau alkohol dapat digunakan untuk
menyeimbangkan tabung sentrifuge.