Dokumen tersebut membahas konsep dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial seperti menolong orang lain tanpa imbalan langsung. Beberapa teori yang disebutkan antara lain empathy-altruism hypothesis, negative-state relief model, dan pengaruh faktor situasional seperti kemiripan dan tanggung jawab atas kejadian."
3. Konsep-Konsep Dasar
Perilaku prososial: perilaku seseorang yang
bertujuan untuk membantu orang lain tanpa
mendapat keuntungan langsung.
Altruisme: perilaku yang dimotivasi oleh niat tak
mementingkan diri sendiri untuk
kesejahteraan orang lain.
Perilaku heroik: perilaku yang dipengaruhi
keberanian untuk mengambil resiko untuk
mencapai tujuan yang bernilai sosial.
4. Pertanyaan Pengantar
• Apa motif yang mendasari seseorang
menolong orang lain?
• Mengapa terkadang, dalam situasi yang begitu
darurat, sebagian melakukan aksi heroik,
sebagian malah hanya menyaksikan?
• Adakah faktor-faktor situasional yang
mempengaruhi munculnya perilaku
membantu orang lain?
• Apa manfaat dari perilaku menolong?
5. Motif Perilaku Prososial
Empathy-altruism hypothesis
(Batson, Duncan, Ackerman, Buckley, dan Birch, 1981)
Negatif-state relief model
(Cialdini, Baumann, dan Kenrick, 1981)
Empathic joy hypothesis
(Smith, Keating, dan Stotland, 1989)
Competitive altruism
Kin selection theory
(Cialdini, Brown, Lewis, Luce, dan Neuberg, 1997; Pinker, 1998)
• reciprocal altruism theory (Korsgaard, Meglino, Lester, dan Jeong, 2010)
Defensive helping
6. Membantu Saat Kondisi Darurat
• Terjadi pembunuhan
terhadap Kitty Genovese
yang disaksikan oleh tiga
puluh sembilan saksi mata.
• Terjadi diffusion of
responsibility
(John Darley dan Bibb Latané, 1968)
7. Membantu Saat Kondisi Darurat
Lima tahapan krusial apakah menolong/ tidak
(Latané dan Darley, 1970)
• Menyadari atau malah gagal menyadari sesuatu yang tak
biasa terjadi.
• Menafsirkan dengan benar suatu kejadian sebagai
keadaan darurat.
• Memutuskan bahwa merupakan tanggung jawab untuk
memberikan bantuan.
• Memutuskan apakah memiliki pengetahuan atau
keahlian untuk melakukan sesuatu.
• Membuat keputusan akhir untuk memberikan bantuan.
8. Membantu Saat Kondisi Darurat
Lima tahapan krusial apakah menolong/ tidak
(Latané dan Darley, 1970)
• Menyadari atau malah gagal menyadari sesuatu yang tak
biasa terjadi.
• Menafsirkan dengan benar suatu kejadian sebagai keadaan
darurat.
• Memutuskan bahwa merupakan tanggung jawab untuk
memberikan bantuan.
• Memutuskan apakah memiliki pengetahuan atau keahlian
untuk melakukan sesuatu.
• Membuat keputusan akhir untuk memberikan bantuan.
• Eksperimen mahasiswa seminari (Darley dan Batson,
1973)
• Ditemukan bahwa dari tiga kelompok eksperimen
(banyak waktu, tepat waktu, terlambat) memiliki
persentase untuk menolong yang berbeda (semakin
banyak waktu semakin mungkin menolong).
9. Lima tahapan krusial apakah menolong/ tidak
(Latané dan Darley, 1970)
• Menyadari atau malah gagal menyadari sesuatu yang tak biasa terjadi.
• Menafsirkan dengan benar suatu kejadian sebagai
keadaan darurat.
• Memutuskan bahwa merupakan tanggung jawab untuk memberikan
bantuan.
• Memutuskan apakah memiliki pengetahuan atau keahlian untuk
melakukan sesuatu.
• Membuat keputusan akhir untuk memberikan bantuan.
• Eksperimen asap (Latané dan Darley, 1968)
menemukan adanya fenomena
pluralistic ignorance
Membantu Saat Kondisi Darurat
10. Pengaruh Faktor Situasional
• Adanya kemiripan (Hayden, Jackson, dan Guydish, 1984;
Shaw, Borough, dan Pink, 1994).
• Seseorang tidak bertanggungjawab atas hal
yang ia alami. (Higgins dan Shaw, 1999; Weiner, 1980).
11. Pengaruh Faktor Situasional
• Adanya kemiripan (Hayden, Jackson, dan Guydish,
1984; Shaw, Borough, dan Pink, 1994).
Hodges, dkk. (2010) menemukan
bahwa kemiripan dengan yang lain
meningkatkan kecenderungan untuk
membantu melalui meningkatnya
perhatian untuk berempati.
12. Pengaruh Faktor Situasional
• Seseorang tidak bertanggungjawab atas hal
yang ia alami. (Higgins dan Shaw, 1999; Weiner, 1980).
Adanya belief in a just world
(Melvin Lerner, 1980); adanya
kecenderungan untuk percaya bahwa
manusia hdup di dunia yang adil, semua
orang mendapatkan apa yang pantas
mereka dapatkan.
13. Faktor Lain
• Sudah ada yang melakukan sebelumnya
(modelling) (Bryan dan Test, 1967).
• Bermain game prososial (Greitmeyer and Osswald,
2010).
• Ucapan terima kasih (Grant and Gino, 2010)
14. Pengaruh Emosi
• Emosi positif bisa meningkat perilaku menolong
-bahkan mencium aroma yang menyenangkan pun bisa
meningkatkan perilaku menolong (Baron, 1990)- tetapi juga
bisa mengurangi kemampuan menafsirkan
situasi (Isen, 1984).
• Emosi negatif bisa meningkatkan perilaku
menolong (Cialdini, Kenrick, & Baumann, 1982).
• Rasa “melambung” ketika terinspirasi bisa
meningkatkan munculnya perilaku menolong
(Schnall, Roper, and Fessler, 2010).
15. Faktor Penurun
• Pengasingan sosial (Twenge, dkk., 2007)
• Kegelapan-merasa anonim (Zhong, Bohns, dan Gino,
2010)
• Menakar waktu yang dimiliki dengan uang
(DeVoe and Pfeffer, 2010)
16. Ketika Ditolong
• Adanya penolakan ketika ditolong oleh
seseorang dari kelompok yang lebih “rendah”.
• Atau dari anggota kelompok yang bermusuhan.
• Mendapat pertolongan bisa melukai harga diri.
17. Isu Tambahan
• Apa yang membuat perilaku prososial di
dengan difasilitasi internet semakin marak
belakangan ini?
• Benarkah perilaku prososial dan agresif berada
di dua sisi yang bertentangan?
18. Terimakasih atasTerimakasih atas
PerhatiannyaPerhatiannya
““All tAll that is necessary for evil tohat is necessary for evil to
triumph is for good men to dotriumph is for good men to do
nothing”nothing”
Edmund BurkeEdmund Burke
Referensi
Baron, R. A. & Branscombe, N. R (2012).Baron, R. A. & Branscombe, N. R (2012). SocialSocial PPsychologsychology 13rd Editiony 13rd Edition..
BostonBoston: Pearson: Pearson
Buunk, A. P. & Vugt, M. V. (2008).Buunk, A. P. & Vugt, M. V. (2008). Applying Social Psychology From Problem toApplying Social Psychology From Problem to
Solutions.Solutions. London: Sage Publication LtdLondon: Sage Publication Ltd
Semua Foto dari KompasSemua Foto dari Kompas
Komik diambil dari zenpencils.comKomik diambil dari zenpencils.com
19. Uji Pemahamanmu
• Menurut Empathy-altruism hypothesis motif seseorang
menolong orang lain adalah untuk mengurangi perasaan tidak
bersalah jika ia tidak menolong orang itu.
• Dilihat dari temuan Darley dan Latané (1968), jika suatu
ketika kamu mengalami kecelakaan, semakin banyak yang
melihat peristiwa itu, semakin besar kemungkin kamu
ditolong.
• Emosi negatif bisa meningkatkan munculnya perilaku
menolong.
• Ucapan terima kasih yang didapatkan seseorang sesudah
membantu tidak memiliki pengaruh terkait kesediaannya
melakukan perilaku menolong di kemudian hari.
• Seseorang yang ditolong akan selalu merasakan emosi yang
positif.