1. PROPOSAL
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH REMAJA DI
KABUPATEN X
Dosen Pembimbing : Rahmat Novrianda, ST
Disusun oleh ;
Muammar Zhorif
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN
Jl. Demang IV Pakjo
Palembang 30136
2015/2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Remaja adalah bagian dari generasi muda merupakan suatu kekuatan sosial yang sangat berperan dalam pembangunan bangsa dan
negara. Di tangan generasi muda terletak masa depan bangsa yang kelak akan menjadi pemimpin dalam membangun hari depan
yang lebih baik. Sebagai generasi penerus perjuangan bangsa Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban ikut serta dalam
membangun negara dan bangsa Indonesia, generasi muda dalam hal ini remaja merupakan subyek dan obyek pembangunan
nasional dalam usaha mencapai tujuan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Remaja merupakan modal pembangunan yang akan memelihara dan mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental
sosial Indonesia yang harus ditumbuh-kembangkan sebagai manusia seutuhnya, sehingga mempunyai kemampuan untuk
melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia yang senantiasa memiliki tanggungjawab dan bermanfaat
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai salah satu sumber daya manusia yang mempunyai potensi dan memiliki peranan yang stategis dan kedudukannya sebagai
generasi penerus cita-cita bangsa keberadaannya di tengah kehidupan masyarakat, pada prinsipnya remaja merupakan pilar
terpenting yang akan menentukan nasib peradaban masyarakat di masa yang akan datang dan juga remaja mempunyai ciri dan sifat
khusus yang memerlukan pembinaan dalam rangka menjamin pertumbuhan fisik dan mentalnya secara utuh, selaras dan seimbang.
TINJAUAN KRIMINOLOGIS TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA OLEH
REMAJA DI KABUPATEN X
3. yang menjadi suatu permasalahan serius yang sedang dihadapi adalah masalah kenakalan remaja yang merupakan persoalan aktual
dihampir setiap negara di dunia termasuk Indonesia. Saat ini sebagai gambaran merebaknya kasus-kasus pelanggaran hukum yang
dilakukan remaja dapat berupa perkelahian, penodongan, perampokan, pencurian, pemilikan senjata tajam bahkan penyalahgunaan
narkotka atau berbagai pelanggaran hukum lainnya. Dari beberapa kasus pelanggaran hukum tersebut dapat memberikan gambaran
bahwa di era pembangunan manusia seutuhnya, remaja yang mempunyai hak dan kewajiban membangun bangsa dan negara, justru
mereka melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
Berkaitan dengan masalah penyalahgunaan narkotika, merupakan masalah yang sangat kompleks yang memerlukan upaya
penanggulangan yang komprehensif dengan melibatkan kerjasama antara multidispliner, multi sektor dan peran serta masyarakat
secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan konsisten. Perkembangan penyalahgunaan narkotika dari
waktu-kewaktu menunjukan kecenderungan yang semakin meningkat dan akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun
masyarakat luas dan terhadap remaja.
Khususnya terhadap remaja yang sedang berada dalam fase transisi perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang
dapat menimbulkan masa krisis, ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang dimana pada masa remaja akan
timbul keinginan yang sangat tinggi untuk mencoba-coba sesuatu, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang
walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong untuk
menyalahgunakan narkotika. Oleh karena itulah apabila pada masa remaja telah rusak karena penyalahgunaan narkoba, maka
suram atau bahkan hancurlah masa depan remaja tersebut.
Begitu pula di Kabupaten X yang merupakan wilayah hukum Polres X dengan peningkatan jumlah populasi penduduk yang cukup
tinggi setiap tahunnya serta berada pada
4. lokasi yang strategis yaitu merupakan salah satu jalur akses transportasi antara propinsi dan juga menjadi pusat aktivitas
perekonomian, perdagangan serta kegiatan masyarakat lainnya sehingga memungkinkan akan banyak terjadi tindak pidana di
tengah–tengah kehidupan masyarakat khususnya tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang melibatkan remaja sebagai pelaku
tindak pidana.
Hasil observasi awal penulis (tanggal 25 Januari 2011), yang dilakukan pada Satuan Reserse Kriminal Polres X, menunjukan
bahwa jumlah tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang terjadi di Kabupaten X pada tahun 2009 sebanyak 2 kasus, kemudian
pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 3 kasus, dan sampai bulan April 2011 tercatat sebanyak 5 kasus yang dilakukan
oleh remaja sehingga menimbulkan kekhawatiran dan keresahan dari masyarakat terhadap perkembangan dan pertumbuhan anak.
Dengan alasan-alasan yang dikemukakan di atas maka penulis terdorong untuk melakukan kajian secara mendalam tentang
penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh remaja dalam bentuk skripsi dengan mengangkat judul tinjauan kriminologis
terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X ?
2. Bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Resor X dalam menanggulangi terjadinya tindak pidana
penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian ini adalah :
5. a. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di
Kabupaten X.
b. Untuk mengetahui bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Resor X dalam menanggulangi terjadinya
tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X.
2. Manfaat Penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis :
1). Hasil penelitian dapat memberikan kegunaan untuk mengembangkan ilmu hukum khususnya hukum pidana.
2). Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain yang sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti.
b. Manfaat Praktis
1). Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat atau praktisi hukum dan instansi terkait tentang tindak pidana
penyalahgunaan narkotika oleh remaja
2). Dengan dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat memberikan dapat memberikan masukan kepada pihak Kepolisian Resor X
dalam rangka menanggulangi tindak pindana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Kriminologi
1. Pengertian Kriminologi
Kriminologi sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial (social science), sebenarnya masih tergolong sebagai
ilmu pengetahuan yang masih muda, oleh karena
6. kriminologi baru mulai menampakkan dirinya sebagai salah satu disiplin ilmu pengetahuan pada abad ke XIII.
Meskipun tergolong ilmu yang masih muda, namun perkembangan kriminologi tampak begitu pesat, hal ini
tidak lain karena konsekuensi logis dari berkembangnya pula berbagai bentuk kejahatan dalam masyarakat.
Perkembangan kejahatan bukanlah suatu hal yang asing, oleh karena sejarah kehidupan manusia sejak awal
diciptakan telah terbukti mengenal kejahatan. Apalagi pada saat seperti sekarang ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi justru memberi peluang yang lebih besar bagi berkembangnya berbagai bentuk
kejahatan. Atas dasar itulah maka kriminologi dalam pengaktualisasian dirinya berupaya mencari jalan untuk
mengantisipasi segala bentuk kejahatan serta gejala-gejalanya.
Secara etimologi, kriminologi berasal dari kata Crime artinya kejahatan dan Logos artinya ilmu pengetahuan.
Oleh sebab itu kriminologi dapat diartikan secara luas dan lengkap sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang kejahatan. (Abdul Syani, 1987 : 6).
Dalam membahas tentang definisi kriminologi belum terdapat keseragaman / kesatuan pendapat dari pakar
kriminologi, berhubung masing-masing memberikan definisi dengan sudut pandang yang berbeda. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka penulis akan mencoba mengemukakan beberapa pendapat para sarjana / ahli hukum
mengenai pengertian kriminologi, antara lain sebagai berikut :
Kanter dan Sianturi (2002 : 35), memberikan definisi kriminologi (sebagai ilmu pengetahuan) mempelajari
sebab akibat timbulnya suatu kejahatan dan keadaan-keadaan yang pada umumnya turut mempengaruhinya,
serta mempelajari cara-cara memberantas kejahatan tersebut.
Selanjutnya W.A Bonger (R. Soesilo, 1985 : 1), mengemukakan bahwa kriminologi sebagai salah satu disiplin
ilmu sosial menelaah gejala dan tingkah laku anggota masyarakat dari sudut tertentu yaitu dari segi pola,
motivasi, serta usaha menanggulangi kejahatan.
7. Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala kejahatan seluas-luasnya (kriminologi teoritis dan
kriminologi murni). Kriminilogi teoritis adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan pengalaman, yang seperti ilmu-ilmu
pengetahuan lainnya yang sejenis, memperhatikan gejala-gejala dan mencoba menyelidiki krminologi teoritis disusun kriminologi
terapan.
Andi Zainal Abidin (1981 : 42), mengemukakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari faktor-faktor
penyebab kejahatan, dan cara bagaimana menanggulanginya.
Sejalan dengan itu, Paul Moeliono (Abussalam, 2007 : 5), bahwa pelaku kejahatan mempunyai andil atas terjadinya suatu
kejahatan, karena terjadinya kejahatan bukan semata-mata perbuatan yang ditentang oleh masyarakat, akan tetapi adanya dorongan
dari si pelaku untuk melakukan perbuatan yang ditentang oleh masyarakat.
Menurut Michael dan Adler (Abussalam, 2007 : 5), menyatakan bahwa kriminologi adalah keseluruhan keterangan mengenai
perbuatan dan sifat dari para penjahat, lingkungan mereka dan cara mereka resmi diperlakukan oleh lembaga-lembaga penertib
masyarakat dan oleh masyarakat.
Sutherland dan Cressey (Kanter dan Sianturi, 2002 : 35), menyatakan bahwa kriminologi adalah himpunan pengetahuan mengenai
kejahatan sebagai gejala masyarakat. Yang termasuk dalam ruang lingkupnya adalah proses perbuatan perundang-undangan dan
reaksi-reaksi terhadap pelanggaran perundang-undangan. Obyek dari kriminologi adalah proses-proses perbuatan perundang-
undangan, pelanggaran perundang-undangan dan reaksi terhadap pelanggaran tersebut yang saling mempengaruhi secara beruntun.
Lebih lanjut Vrij (Sahetapy dan Marjono Reksodiputro, 1982 : 8) mendefinisikan kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari perbuatan jahat, pertama-tama
8. Barda Nawawi Arief (1991:10), bahwa aliran modern yang di organisasikan oleh Von Lis menghendaki kriminologi bergabung
dengan hukum pidana sebagai ilmu bantuannya, agar bersama-sama menangani hasil penelitian kebijakan kriminal, sehingga
memungkinkan memberikan petunjuk tepat terhadap penanganan hukum pidana dan pelaksanaannya, yang semuanya ditunjuk
untuk melindungi warga negara yang baik dari kejahatan.
1. Lebih terperinci lagi, definisi dari Martin L, Haskell dan Lewis Yablonski (Soejono Soekanto, 1985 : 10), menyatakan bahwa
kriminologi adalah studi ilmiah tentang kejahatan dan penjahat yang mencakup analisa tentang 1. Sifat dan luas kejahatan
2. Sebab-sebab kejahatan
3. Perkembangan hukum pidana dan pelaksanaan peradilan pidana
4. Ciri-ciri penjahat
5. Pembinaan penjahat
6. Pola-pola kriminalitas, dan
7. Akibat kejahatan atas perubahan sosial
Soerjono Soekanto (1985 : 27), menyatakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan mengenai sikap tindak kriminal.
Sehubungan itu beliau menjelaskan pula bahwa Kriminologi modern berakar dari sosiologi, psikologi, psikiatri dan ilmu hukum
yang ruang lingkupnya meliputi :
1) Hakekat, bentuk-bentuk dan frekuansi-frekuensi perbuatan kriminal sesuai
dengan distribusi sosial, temporal dan geografis.
2) Karakteristik-karakteristik fisik, psikologis, sejarah serta. sosial penjahat dan hubungan antara. kriminalitas dengan
tingka laku abnormal lainnya.
3) Karakteristik korban-korban kejahatan.
4) Tingkah laku non kriminal anti sosial, yang tidak semua masyarakat dianggap, sebagai kriminalitas.
5) Prosedur sistem peradilan pidana
6) Metode-metode hukuman, latihan dan penanganan narapidana
7) Struktur sosial dan organisasi lembaga-lembaga penal
8) Metode-metode pengendalian dan penanggulangan kejahatan
9) Metode-metode identifikasi kejahatan dan penjahat
10) Studi mengenai asas dan perkembangan hukum pidana serta. sikap umum terhadap kejahatan dan penjahat.
Sehubungan. dengan pengertian tersebut maka tepatlah apa yang kemukakan oleh Rusli Effendi (1986: 11), bahwa kriminologi itu
meliputi :
9. 1) Etiologi Kriminal adalah cabang ilmu kriminologi yang secara. khusus mempelajari sebab-sebab atau latar
belakang, penjelasan dan korelasi kejahatan, cabang ilmu ini lazimnya mencakup : biologi kriminal, psikologi kriminal, psikiatri
kriminal, maupun sosiologi hukum pidana.
2) Fenomenologi kriminal adalah merupakan cabang ilmu kriminologi dari mempelajari tentang bagaimana
perkembangan kejahatan dan gejalanya.
3) Victimologi kriminal adalah cabang kriminologi yang secara khusus mempelajari tentang akibat yang timbul dari suatu
kejahatan (korban kejahatan)
4) Penologi adalah ilmu tentang penghukuman dalam arti yang sempit, namun ilmu ini adalah merupakan salah satu cabang
kriminologi yang membahas konstruksi undang-undang hukum pidana, penghukuman dan administrasi sanksi pidana.
Apabila melihat beberapa aspek tersebut, yang menjadi cakupan pembahasan kriminologi nampak sangat luas, maka adalah logis
bila. untuk praktisnya kriminologi itu terbagi-bagi. Sehubungan dengan itu, Rusli Effendi (1986 : 11), menyebutkan bahwa di
negara dengan sistem hukum Anglo Saxon, kriminologi itu dibagi menjadi tiga. bagian yaitu :
1) Criminal Biologi ialah yang menyelidiki diri orang itu sendiri, akan sebab dari perbuatannya baik jasmani maupun rohani.
2) Criminal Sociology adalah ilmu pengetahuan yang mencoba mencari sebab dalam lingkungan masyarakat dimana penjahat
itu berdomisili (Milleau)
3) Criminal Policy adalah tindakan-tindakan apa yang dijalankan agar supaya penjahat itu menjadi lebih baik atau
supaya orang tidak turut melakukan perbuatan itu.
Edwin H. Sutherland (R.Soesilo, 1985 : 1), dalam bukunya yang berjudul "Principle of Criminology" berpendapat bahwa
kriminologi juga dapat dipandang sebagai ilmu tentang kejahatan dari segi gejala sosial yang relatif menyeluruh yang
menghubungkan pembuatan undang-undang, pelanggaran dan sanksi dari pelanggaran tersebut dimana akan lebih mudah untuk
menafsirkan kejahatan, penjahat, sebab-sebab kejahatan dan penanggulangannya secara tepat
Diantara tugas-tugas yang diemban kriminologi itu dikemukakan oleh Abdullah Sani (1987 : 15), sebagai berikut :
1) Merumuskan gejala-gejala kejahatan yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat
2) Kejahatan apa. yang sedang akan terjadi.
3) Siapa yang menjadi penjahat
4) Faktor-faktor apa yang menyebabkan timbulnya. suatu tindakan kejahatan.
10. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian tentang tinjauan kriminologis terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X adalah Empiris yaitu adalah
penelitian berdasarkan fakta–fakta yang ada di dalam masyarakat mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana
penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X dan bagaimanakah upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Kepolisian Resor X dalam
menanggulangi terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X
B. Lokasi Penelitian
Penulis memilih lokasi penelitian di Kabupaten X yang merupakan wilayah hukum Polres X. Adapun alasan memilih lokasi penelitian ini karena
semakin meningkatnya jumlah kriminilitas yang ditangani oleh pihak Kepolisian Resort X khususnya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh
remaja di Kabupaten X.
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data
Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari nara sumber dilokasi penelitian yang berkaitan dengan tindak pidana
penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X.
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu menelaah literatur, artikel, liputan, makalah serta
peraturan perundang– undangan yang ada kaitannya dengan tinjauan kriminologis terhadap tindak pidana penyalahgunaan
narkotika oleh remaja.
D. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh aparat Polres X yang menangani upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan
masyarakat yang di anggap mengetahui tentang penyebab terjadinya tindak pidana narkotika serta pelaku tindak pidana narkotika.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang Kasat Narkoba, 1 orang Kanit dan 3 orang penyidik Polres X, 2 orang tokoh
masyarakat, 2 orang Tokoh Agama, 2 orang tokoh pemuda serta 5 orang remaja pelaku tindak pidana narkotika.Pertimbangan
peneliti memilih 2 orang tokoh masyarakat, 2 orang Tokoh Agama, 2 orang tokoh pemuda serta 5 orang remaja pelaku tindak pidana
narkotika, karena sampel tersebut cukup representatif memberikan informasi mengenai faktor-faktor apakah yang menyebabkan
terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kabupaten X. Sedangkan pertimbangan peneliti memilih 1 orang Kasat
Narkoba, 1 orang Kanit dan 3 orang penyidik Polres X, karena peneliti mengharapkan dan berkeyakinan akan mendapatkan
informasi mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam mengatasi terjadinya tindak pidana penyalahgunaan
narkotika oleh remaja di Kabupaten X.
Adapun teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling yaitu dengan penunjukan
langsung oleh peneliti untuk dijadikan sebagai sampel penelitian.
11. E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penulis melakukan pengumpulan data dengan cara membaca sejumlah literatur yang relevan dengan tinjauan kriminologi
terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja, serta bahan-bahan normatif berupa produk hukum yaitu Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
2. Penelitian di Lapangan (Field Research)
a). Observasi (Observation)
Yaitu penulis mendatangi lokasi penelitian kemudian melakukan pengamatan secara langsung dan seksama terhadap obyek
penelitian guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja dan
upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak kepolisian dalam menanggulangi tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di
Kabupaten X.
b). Wawancara (Interview)
Yaitu penulis melakukan tanya jawab (interview) kepada sejumlah nara sumber yang berkompeten seperti remaja yang pernah
menjadi pelaku dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika dan penyidik Polri Polres X, serta masyarakat, tokoh agama dan
tokoh pemuda dalam upaya menanggulangi terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kabupaten X.
c). Dokumentasi (Documentation)
Yaitu penulis melakukan pengumpulan data-data dilokasi penelitian yang berhubungan dengan tindak pidana penyalahgunaan
narkotika oleh remaja dan upaya-upaya yang dilakukan pihak kepolisian dalam menanggulangi terjadinya pidana penyalahgunaan
narkotika oleh remaja di Kabupaten X.
12. F. Teknik Analisis Data
Data penelitian diolah dan dianalisis secara kualitatif yaitu menganalisa data berdasarkan kualitasnya lalu dideskripsikan
dengan menggunakan kata-kata sehingga diperoleh bahasan atau paparan dalam bentuk kalimat yang sistematis dan
dapat dimengerti, kemudian ditarik kesimpulan.
G. Definisi Operasional
Dalam definisi operasional ini, penulis akan memberikan batasan, pengertian atau istilah yang digunakan dalam penulisan
hukum ini, yang berkaitan dengan judul dan digunakan oleh penulis yaitu sebagai berikut :
1. Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari sebab-sebab terjadinya suatu kejahatan serta cara-cara menanggulangi
kejahatan tersebut.
2. Tindak Pidana adalah suatu perbuatan atau tindakan melanggar ketentuan hukum mengenai narkotika yang berlaku
dan diancam dengan sanksi.
3. Tindak pidana narkotika adalah. tindak pidana penyalahgunaan narkotika tanpa hak atau melawan hukum selain yang
ditentukan dalam undang-undang yang terjadi di Kabupaten X.
4. Remaja adalah seseorang yang berumur 12 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan belum pernah kawin yang
terlibat tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kabupaten X.
13. DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Abussalam, 2007, Kriminologi, Restu Agung, Jakarta.
Andi Hamzah, 1986, Bunga Rampai Hukum Pidana dan Acara Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta
Andi Zainal Abidin Farid, 1981, Hukum Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta.
Bambang Poernomo, 1987, Asas–Asas Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Barda Nawawi Arief, 1991, Upaya Non Penal dalam Penanggulangan Kejahatan, PT. Citra Aditya Bakti, Semarang.
Gatot Supramono, 2000, Hukum Acara Pengadilan Anak, Djambatan, Jakarta.
Hari Sasangka, 2003, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, Mandar Maju, Bandung.
Hurlock,E.B,1998. Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo & Istiwidayanti, Erlangga, Jakarta.
Kanter dan Sianturi, 2002, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya. Storia Grafika, Jakarta
Lamintang, P.A.F. 1983. Dasar – Dasar Hukum Pidana. Sinar Baru, Bandung.
Moeljatno, 1985, Asas-asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta
Monks, F.J,K & Haditono, S.R. 1999. Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
R.Tresna. 1995. Hukum Pidana. Sinar Baru, Jakarta.
Rusli Effendy, 1983, Ruang Lingkup Kriminologi, Alumni, Bandung
R. Soesilo, 1985, Kriminologi (Pengetahuan tentang sebab-sebab Kejahatan), Politea, Bogor.