2. MENAMPUNG SEMEN
Kandang penampungan
semen/kandang jepit (service crate)
Metode menampung semen secara
massage/pengurutan
Metode menampung semen dengan
EE (Electro Ejaculator)
Metode menampung semen dengan
Vagina Buatan/Artificial Vagina
4. Metode Menampung Semen
Dengan Pengurutan/massage
Tangan masuk ke dalam rektum
untuk mengurut ampulla vas
deferens dan kelenjar vesikularis ke
depan dan ke belakang ± selama 2
menit
Perlu keterampilan khusus
Penis perlu dicuci dgn air hangat dan
NaCl fisiologis
Kualitas semen cenderung rendah
5.
6.
7.
8. Metode Menampung Semen
Dengan Electro Ejaculator/EE
Dipergunakan untuk hewan yang tidak
mampu menaiki hewan pemancing atau
yang tidak biasa melayani vagina
buatan
Alat berbentuk batang karet dengan
panjang 60 cm dan diameter 5 cm yang
berisi gelang-gelang elektrode yang
bisa dialiri listrik, dimasukkan ke
rektum dan ditekan pada dasar pelvis
Stimulasi diberikan scr ritmik 5-10 detik
9. Metode Menampung Semen
Dengan Vagina Buatan
Dipergunakan air panas
dengan temp. antara 50 – 700
C untuk mencapai temp.
vagina buatan antara 40 –
520 C
Gambar vagina buatan
11. MENILAI KUALITAS SEMEN
1.
2.
Secara Makroskopis, yang meliputi
volume semen, warna semen, bau
semen, keasaman dan konsistensi
semen.
Secara Mikroskopis, meliputi
Gerakan massa spermatozoa,
Gerakan individual spermatozoa,
Konsentrasi semen, Persentase
hidup/mati spermatozoa, dan
morfologis spermatozoa.
12. Pemeriksaan Semen Secara
Makroskopis
Volume Semen:diketahui dengan
membaca langsung pada tabung
penampung semen
Warna: dengan cara melihat langsung
Konsistensi: dengan cara menggoyang
tabung penampung semen dengan
perlahan
pH (drajat keasaman) : dengan kertas
lakmus atau pH-meter
13. Pemeriksaan Semen Secara
Mikroskopis
Gerakan Massa Spermatozoa
Setetes kecil semen dilihat dibawah mikroskop
Penilaian :
Sangat baik (+++)
Baik (++)
Lumayan (+)
N (necrospermia) atau 0
17. Menghitung Jarak Antar Kepala
Diketahui dengan mikroskop
pembesaran 45 x 10 dengan
kriteria penilaian :
Densum (D)
Semi Densum (SD)
Rarum (R)
Oligospermia (OS)
Aspermia (A)
18. DENSUM dan SEMI DENSUM
DENSUM: Jika jarak antar 2 kepala
sperma kurang dari panjang 1 kepala
sperma, sehingga konsentrasi
diperkirakan antara 1000-2000 juta
sel sperma per ml semen
SEMI DENSUM: jika jarak antar 2
kepala sperma 1-1,5 panjang kepala,
konsentrasi antara 500-1000 sperma
per ml semen
HanyaKualitas semen diatas yang bisa
dipakai sbg sumber semen untuk IB.
19. Menghitung Konsentrasi Semen
Dengan Hemocytometer
Diisap semen yang belum diencerkan
dengan menggunakan pipet sampai
tanda 0,5
Diisap larutan 3% NaCl sampai tanda
101
Campuran dikocok dengan
membentuk angka 8 selama 2-3
menit
Buang campuran beberapa tetes
20. Buang kembali beberapa tetes
Masukkan semen dibawah gelas
penutup kamar hitung
Hitung jumlah sel dalam 5 kamar
hitung arah diagonal, atau 5
kamar hitung pada setiap pojok
+ tengah.
Jumlah angka yang diperoleh
dikalikan 107 adalah merupakam
jumlah spermatozoa per ml
semen
22. Pewarnaan Deferensial
Kegunaannya adalah untuk
membedakan sperma yang
hidup/mati.
Zat warna yang digunakan adalah
zat warna eosin atau eosin-negrosin
Spermatozoa yang hidup hampir
tidak menyerap zat warna
Spermatozoa yang mati menyerap
zat warna karena permiabelitas
dinding sel meningkat pada sel
spermatozoa yang sudah mati
23. TEKNIK PEWARNAAN
1 Tetes zat warna ditempatkan pada
objek gelas
Teteskan 1 tetes kecil semen diatasnya
Gunakan batang pengaduk untuk
mencampurnya
Dibuat preparat ulas menggunakan
objek gelas yang lain
Dikeringkan diatas api bunsen
Dihitung dibawah mikroskop, minimal
200 sel spermatozoa
25. PENILAIAN MORFOLOGIS
Abnormalitas bisa dilihat pada kepala,
badan, dan ekor spermatozoa
Abnormalitas Primer :terjadi karena
gangguan testiculer seperti kepala
terlampau kecil/besar,kepala lebar,
ekor/kepala ganda.
Abnormalitas Skunder:terjadi setelah
sperma meninggalkan tubuli seminiferi,
dan penanganan yang tidak tepat
setelah ejakulasi seperti kepala yang
lepas dari ekor