SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 450
kesunyian cinta
•November 28, 2007 • 5 Comments
malam selalu memburuku
hingga ku terperangkap
dalam kesunyian yang pekat
setelah itu, langit
akan begitu bersemangat
menghajarku dengan tusukan-tusukan
cahaya bintang yang indah tapi perih
jagad raya pun lalu tertawa
melihatku terkapar
dalam gelisah yang akut
ya, semua seolah tau
aku membeku, diterjang badai kerinduan
tapi tak satu pun mau menjawab tanyaku,
adakah yang akan membawaku ke hatimu?
seperti saat kutemukan dirimu di nafasku
Posted in Puisi
Maharasa Cinta
•October 8, 2007 • 2 Comments
Aku mengingatmu saat terbangun dari tidur malamku. Dan menghabiskan pagi untuk melukis manifesto kegelisahanku di
atas kertas A4, yang kemudian berserak memenuhi kolong meja baca. Aku mengingatmu saat lelah menghampiriku. Dan
menghabiskan malam untuk merajut puisi tentang misteri keberadaan, menambah jumlah file di folders puisi yang telah
terlalu banyak untuk dihitung jumlahnya.
Aku masih bertanya tentang hal yang sama dengan kata-kata yang berbeda kepada teks di lembaran-lembaran buku
filsafat yang berserak di lantai kamar, kepada teks di lembaran-lembaran kitab suci yang telah terlihat lusuh, atau
kepada search di google, yahoo, dan lainnya.
Aku memujamu sebagai sebuah keajaiban yang selalu menyerang rasa ingin tau ku, logika berpikirku, ontologi-
epistemologi-aksiologi kebenaranku, intuisi, firasat.
Aku mengugatmu dengan maharasa cintaku.
Posted in Puisi
Air Mata di Taman Bunga 01
•September 29, 2007 • 1 Comment
Merah pekat warna bunga. Ada tujuh matahari pagi
yang menghiasinya. Satu satu menghilang,
bersama embun yang menguap. Satu lagi menghias,
dari tetes air matamu. Tepat saat aku berdiri di sampingmu
Berlahan wajahmu menyambut tatapanku
Aku hanya mengedipkan mata lambat
Seuntai air kembali menetes di bunga itu,
saat lesung pipi menghias wajahmu
Telapak tangan kasarku berlahan membeku
dalam genggam jemarimu. Meski baru lalu
kuulurkan tangan, untuk mengerti bentuk rasa itu
Ada bola salju meluncur deras,
menghadirkan warna pekat dalam setiap ruang
yang dilewatinya. Tubuhku pun mengigil
Aku baru sadar, air mata itu
uap dari bola salju yang meluncur di bola matamu
Namun kulihat, tubuhmu tak menggigil seperti tubuhku
Betapa indah kamu menahan dingin di hidupmu
Betapa daya tahanku sama sekali rendah di hadapanmu
Aku hanya mengedipkan mata lambat
Berlahan kulepas genggam jemari
Ku satukan tubuh dalam dekapmu
Namun, lambat kau berbalik dan berjalan
Sutera putih melambai dihembus angin pagi
Dedaunan dan warna warni bunga menari sepi
Aku hanya diam merangkai harap, waktu
masih sisakan keindahan untuk kusapa di hari esok
Posted in Puisi
Air Mata di Taman Bunga 02
•September 29, 2007 • Leave a Comment
Hidupku seperi batang batang kayu kering
Aku masih merasakan setiap perih
dari patahan patahan lalu. Atau rasa sakit
dari panas terik yang mengguyurku
Karena itu, aku tertawa
Setiap kali orang bercerita tentang dingin salju
Hari itu tawaku terhenti, tatapanmu keras
menampar wajahku, sekeras bola salju
yang meluncur di bola matamu
Perempuan indah
: memadamkan api dengan tatapannya
Perempuan baik
: menumbuhkan bunga di tanah kering
Perempuan biasa
: membuat seorang lelaki berdoa mengharapkannya
Lelaki tak pernah tau sepenuhnya
perempuan yang sedang dihadapi
Atau, itulah pemahamanku tentangmu
Ya, aku ingin memahami setiap gerakmu
menghargai setiap ucapmu
Meski tatapku kadang melihat pucat
matahari senja di sorot matamu
Tapi aku percaya, suatu saat itulah cahaya pagiku
Seperti cahaya pagi ini, yang memantulkan keharuman,
yang melukis bayang wajahmu tepat di wajahku
Posted in Puisi
Air Mata di Taman Bunga 03
•September 29, 2007 • 1 Comment
Segala pemujaan kadang adalah penghinaan
Waktu bisa menjawab meski kadang bukan jawaban
Tapi kamu tak membutuhkan
Melangkah, menembus waktu yang kian pengap
: air mata menetes di tempat berpesona, di sana kamu berada
Seperti pagi ini, bunga bunga taman basah
Entah, karena air hujan, embun, atau air mata
Posted in Puisi
Air Mata di Taman Bunga 04
•September 29, 2007 • Leave a Comment
Tak sekalipun aku berhasil melukis wajahmu,
telah seribu pun aku gagal. Apalagi melukis air matamu
Jejak langkah lambatmu pun
tak tertangkap tanah basah pagi ini
Tidak pula di lain waktu
Tidak pula di catatan hidupmu
Dua puluh delapan Oktober tahun silam,
juga di taman tempat berdiri pagi ini
Wajahmu menghilang dari lukisan,
tubuhmu tak terlihat mataku, hanya tetes air mata
Dingin dan pekat seperti salju
Dan sepatah kata: Sejarah itu bisu dan kelam
Posted in Puisi
Patah Hati
•September 29, 2007 • 4 Comments
Berarti aku sedang bersedih
Lemah dan kalah, dan akan dibilang
Cowok kok cengeng
Itu bukan cengeng, tau
Taukah kau arti kata setia buat diriku
Setia itu satu, tak berubah
Ya, jatuh cinta hanya pada satu orang,
Seumur hidup
Jika kamu hidup selamanya,
dengan orang yang pertama kamu cintai
Alangkah bahagianya,
jika aku bisa seperti itu
Aku tidak diberi satu jalan cinta
Patah untuk yang pertama tentu sakit
Dan dua tiga kali pun akan menambah sakit
Karena satu semakin tercabik
Dan dirimu, tentu bukan yang pertama
Tapi patah darimu membuatku ingin mati saja
Maukah kau kembali?
Posted in Puisi
Kamar Hujan
•September 29, 2007 • 2 Comments
Bawalah kebisuanmu
yang beraroma melati itu
Dalam setiap malamku
yang bertabur sunyi
Karena wangimu yang terkenang
adalah nyanyian pelepas buram
hidupku
Di kamar hujan ini
aku sedang berteman
dengan setiap cerita tentangmu
Mencoba mendaur keindahan rasa
di genang kesejatian hatiku
Sedikit saja cahaya
kilat yang berkelit dalam celah tembok
Terserap mata lelahku tanpa sisa
Karena aku berharap pintu itu terbuka
Dan kamu berkata, aku ingin
tinggal di kamar hujan ini
Mataku terpejam, hatiku
masih mencandamu
Aku mengigau, membuka
kamar hujan dan berlari
Tanpa henti teriakku
disambut ramah alam
Detak badai meluluhkanku
Mataku terpejam, hatiku
masih mencandamu
Kembalilah ke kamar hujan, teriakmu
Berlahan tubuhku melayang
Mataku masih terpejam
Teriakmu
semakin terdengar jauh
dan hilang
Posted in Puisi
Bias Cahaya
•September 29, 2007 • Leave a Comment
Katakan padaku
Bahwa kau melihat warna biru cahaya lilin dihadapanmu
Sekali saja dengan bibir indahmu
Jangan dengan hatimu
Katakan padaku
Bahwa cahaya lilin itu tidak kekuningan
Agar aku percaya
Bahwa yang kulihat adalah benar
Ah, sudahlah
Aku tidak ingin memaksamu berbohong
Mungkin yang kulihat
Berbeda dengan apa yang kau lihat
Posted in Puisi
Puisi yang Hilang
•September 29, 2007 • 5 Comments
Dalam senyap itu
Saat gigil tubuh meradang
Saat bulan tak juga berkedip
Saat kunang-kunang tak ku biarkan pergi tanpa sepengetahuanku
Aku kehilangan sebuah puisi
Yang tertulis di atas selembar kertas yang tersisa
Pada senyap, dingin, bulan, serta kunang
Aku berharap lirih
Pulanglah puisiku
Karena malam selalu merindu bait-baitmu
Posted in Puisi
#15
Aku cinta kamu
Itu saja cukup
Aku cinta kepadamu
Mengapa masih kau pertanyakan?
Cintamu bisa membunuhku
Namun tanpamu ku takan bisa hidup
Aku mencintaimu
#39
Bacalah dari mataku
Dengarkan dari detak jantungku
Satu nama terindah yang diberikan Cinta padaku
Namamu, kekasihku
#43
Kaulah pelangi setelah badai
Sepercik gerimis setelah kemarau panjang
Begitu dekat namun tak bisa kugapai
Satu bintang yang paling cemerlang
#51
Doakan aku
Aku berkarat
Sembuhkan aku
Aku sekarat
Hanya cintamu yang bisa jadi kekuatanku
Hanya kasihmu yang bisa menyelamatkanku
#84
Indah sentuhanmu mewarnai hariku
Manis senyummu menerangi duniaku
Merdu langkahmu merangkai harapan
Harum kata- katamu mengukir kenangan
Sempurna caramu mengakhiri hidupku
#85
Salahkah aku mencintaimu
Saat kau tak mencintaiku
Salahkah aku mengharapkanmu
Saat kau meninggalkanku
Hatiku menjerit memanggil namamu
Jiwaku, ragaku, semangatku
Musnah dalam kehampaan bersamamu
#106
Dan bila suatu saat kita tak bisa menyatu
Biarkan aku hidup dalam ingatanmu
Menemani harimu temukan kebahagiaan
Yang selamanya takan jadi milikku
Selamat tinggal...
#108
Kau tak lagi di sini
Kau telah pergi
Kini ku sendiri
Hidupku terasa sepi
Semangatku telah mati
Waktuku telah berhenti
Tenggelam dalam mimpi
Ditelan ilusi dan halusinasi
#117
Apa yang bisa kulakukan tanpamu?
Jantungku tak bisa berdetak tanpamu
Aku takan bisa jauh darimu
Aku tak bisa membiarkanmu pergi
Biarkan aku membawamu kembali
Walau hanya dalam anganku
#119
Aku mencintaimu meski waktu berlalu
Aku mencintaimu walaupun dunia berubah
Tak ada yang bisa menggantikanmu
Bahkan kau pun tahu itu
Aku mencintaimu sepanjang waktu
Aku tak bisa hidup sedetik pun tanpamu
Aku tak bisa bernapas tanpamu
Aku akan mencintaimu selamanya
Aku mencintaimu walau ribuan tahun berlalu
Seperti bintang yang menerangi malammu
Walaupun aku harus terlahir kembali
Aku hanya bisa mencintaimu seperti ini
Aku mencintaimu…
Tentang Janji Sewindu Lalu
sejauh kau menanti aku niscaya sia-sia tiada
semua berakhir ketika ayat berbicara lantang
atas nama cinta dan demi janji sebelum waktu semua ditentukan
tidak peduli walau mimpi seindah warna pelangi menjadi harga yang harus dibayarkan
maka bila cinta itu sungguh ada
kebersamaan abadi akan menjadi harga yang harus dibayarkan kembali
bila yakin itu selalu menyelimuti
atau esok dunia tak ubahnya kobaran api dan lautan lahar
hujan matahari dan gemintang langit runtuh
bisa saja aku berujar tegar tatkala suara mendayu selepas dering ponsel
namun diri tak semudah itu terkelabui
hingga akhirnya merintih lirih dan meratap kesepian
menangis tanpa tetes air mata
Salju
Salju tak pernah kurasakan sehangat ini saat pertama kali kugenggam bersama bayangan matamu
Terpana sejenak di antara keagungan butir air beku yang turun tanpa penghalang
Tetap hangat meski jubah dingin menutupi keinginannya untuk menyapa
Jika saja tak kuat menahan, aku sudah terjatuh tanpa nyawa
Kau salju abadi bagi ragaku..
Yang selalu hangat di antara dinginmu
Serpihan kristal yang terlindungi jiwa penuh puja
Menyangga teguhku bersama pilar cinta
Kenangan Hari Itu
Tiga hari menuju saat-saat itu tiga tahun yang lalu
Hari-hari yang ingin kulupakan
Hari-hari yang ingin kuhapus dari benakku
Tertuang dalam secangkir teh kenangan
Saat hari libur nan cerah
Saat pertama kali kita bertukar kata
Saat mendengar teriakan penyemangat yang menggema
Yang bersandingkan dengan gol kemenangan
Waktu itu begitu indah
Tanpa kusadari, itu adalah hari bahagiamu
Dan itu juga hari bahagiaku
My happy day that I always remember
Namun, aku terluka
Ingin sekali menumpahkan teh kenangan itu ke dalam parit
Agar aku lupa... lupa akan kenangan itu
Karena hati yang tercabik-cabik sulit tuk disembuhkan
Kaulah penyebabnya
Yang menjadikan ku trauma... takut...
Takut untuk mencicipi kenangan manis
Takut untuk terluka lagi
sederhana
Pengertian dan penerimaan
dari sana cinta akan dimulakan
aku dan kau
lalu "kita"
kemudian kita tambahi
mempercayai dan menyetiai
sebuah janji suci
"Mitsaqon ghalizah"
Dan waktu ke waktu
akan dilalui
bertahan mengikat diri
dalam keikhlasan
"dalam badai dekap aku lebih erat"
Hingga kita pergi
menuju alam abadi
Kulihat sesosok wajah yang tak asing
Kulihat sesosok wajah yang tak asing
Termenung diam siang itu,,
Kulihat dia begitu lelah
Mencari sesuap kehidupan,,,
Tak kulihat keraguan pada wajahnya
Dia begitu tegas, keras bagai batu
Tak pernah sekalipun kulihat dia mengeluh
Sedangkan aku?
Hanya seonggok daging tanpa otak
Yang hidup dari belas kasihan orang lain
Aku merasa iri kepadanya
Ingin ku seperti dia,.,,
Tegas, tanpa keraguan
Bagaimana bisa aku seperti dia?
Aku begitu takut untuk mencoba
Aku terlalu ragu untuk mencoba
Huh.... hanyalah itu yang terlintas di pikiranku
Sebuah sosok perkasa
Menentang asa, menantang dunia
Tanpa ragu, tanpa bimbang
Aku sedikit bergerak menuju kepadanya
Pikiran kosong ini terus membuat dilema
Hening, diam, dan menatapnya kosong
Dialah orang nya, dialah orang nya
Sesosok wajah yang tak asing
Menatapku dengan senyum dan penuh harap
Sementara pikiran kosong ini berteriak “aku ingin sepertimu, takkan ragu”
SATU TAHUN DI KEMUDIAN
sang pudjangga masih dengan kepatahhatiannya
diruang semu yang tak banyak singgahi gereja-gereja tua
sayup terdengar lolongan makam yang telah lama tak berpenghuni
aku berdri di garis khayal senja tadi
sedang jingga melirik ku tajam
memerah kearah ku
berbisik mesra : ini tentang kita, senja yang tak akan pernah sempurna
kembali pada raga yang sejak tadi terpana
aku meresapi hangatnya kabut biru
menaruh kenangan masa lalu
tentang mawar putih yang kau gemari
ini untukmu : sebuah damba di pelataran hatiku
tak akan pernah layu meski gundukanmu semakin membatu
disini masih menjadi tempat ku menghabiskan malam untukmu
satu tahun di kemudian
entah aku masih setia dengan kepatahhatianku
mengaharap cinta pada rembulan yang tak pernah tergenapi
satu tahun di kemudian
: aku mati
cerminan kata
dan kemudian:
aku mencintaimu dalam seru
tiap dengusan tanya
dilembaran koma
geliatkan petik
resah dalam kurung
batas nafas ini:
di titik dua
direnda hubung
dilajur garis-garis miring
tercekat, mata berair:
hanya ada spasi
antara hidup dan mati
berkata mainkan elpisis
..........
titik.
ya. titik.
CERITA YANG TAK BERAKHIR
Malam yang sendu
Langit tertutup awan kelabu
Sunyi senyap
Hujan mulai turun
Rintikannya berbisik
Tentang cerita yang ditinggal sang penulis
Cerita tak berakhir yang ku baca
Dikala hujan turun
Ku coba menulis akhirnya
Namun hanya sebuah puisi yang tertulis
Puisi dikala hujan turun
Lebat dan dingin bercampur awan hitam
Begitu pilu ...
Kembali ke peraduan
Dalam selimut kegelapan
Ku sumpal telingaku
Hingga rintikanya tak terdengar
Mengigil ....
Begitu kacau diri ku
Hingga batas kesadaran mulai hilang
Ku tunggu pagi
Berharap ada embun di setiap pucuk daun
Namun matahari segera menguapkannya
Petir mengelegar
Membangunkan ku dari mimpi
Hingga ku sadar
Begitu lemahnya diriku
Akhirnya ku terjaga dalam lamunan
Menatap tetesan air hujan
Dengan alunan rintikan yang terus bercerita
Cerita tak berakhir
Semoga Pagi menjelang
Memebebaskan ku dari malam yang pilu
Kerinduan
Rintik hujan di luar hendak menyapamu sore ini, lidah-lidah air menjulur
ingin menggapai kakimu untuk dibasuh
Desau angin yang sejuk merindukan suaramu ketimbang serak suaraku sendiri,
yang memanggil namamu lagi dan lagi
lalu cuma mampu memanggul kesedihannya sendiri
Kau tak pernah pulang kecuali dalam mimpiku setiap hari
Aku butuh kabarmu, kekasih, meski tubuhmu dan aromanya tak akan pernah terhidu.
Dingin malam tak tega mengepung tubuhku yang mengigil
Kemana hendak kusembunyikan tubuh ini selain ke kehangatan selimut yang pula
merindukan lekuk tubuhmu meringkuk
Dinding-dinding kamar seutuhnya cermin yang juga merindukan pantulan bayanganmu di situ
Semua benda merindukanmu, dan tak jenuh melulu menanyakan kabur kabarmu
Aku mencoba tabah, setabah-tabahnya perasaan kehilangan.
Pulanglah, Sayang…
Mengapa bertahan bertahun-tahun di perantauan sedang kerinduan di sini
senantiasa membuka lebar lengan-lengan peluk untukmu saja
Untukmu saja.
Penghalang Cinta Ini
Cinta dan persahabatan
Tipis sekali garis pemisahnya
Aku bingung karenanya
Aku takut salah mengartikan sikapmu
Dan perasaan yang lahir di hati kecil ini...
Orang sering bertengkar karena perbedaan dalam cinta...
Bagaimana dengan kita nanti?
Adakah perbedaan yang mampu membuat kita saling menghujat?
Rasanya tidak...
Tidak ada perbedaan di antara kita...
Yang ada hanya persamaan...
Karena persamaan itu, cinta ini harus aku padamkan
Persamaan
Yang menghalangi kita untuk bersatu...dan memadu kasih...
Hold Me
Every night, I call your name
Every night, your face comes to my mind
Every night, I want to cry
Cause you are so far from me
Please, never say good bye
I'm nothing without you
I'm only a body without a soul
This feeling burns my soul
Now, I'm in pain
Hurt and suffered
Fade away from my soul
Please, hold me
Hold me with your heart
Tak ingin Angin Berlalu
Ketika hembusan panjang dari garis takdir membentang membawa semua gelisah yang ada
Aku bertanya adakah kau diantaranya?
Diantara tiupan-tiupan yang menerpa tanpa terka?
Diantara hempasan-hempasan yang menggema tanpa nada?
Adakah kau diantara pengharapan ku yang sia-sia?
Lalu aku melihat mu mengudara.
Tersenyum menatapku dari angkasa.
Aku ingin mengejarmu… berlari bersama derap kecil langkah kakimu
Aku ingin mendekapmu.
Melihatkan pada semua insan bahwa aku menyayangimu.
Aku tak ingin melepas senyummu
Aku tak ingin terlalu jauh darimu
Aku ingin sedikit yang kuterima itu memberikan semua yang sebenarnya harus tercipta
Aku ingin berlari mengejarmu, mengejar agar suatu saat aku mampu menggandeng tanganmu -
disampingmu
Yang Lalu dan Kini
Terpelanting perlahan di tengah gersang
Tercengkeram kuat tanpa dapat melarikan diri
Tertusuk jarum yang diasah dengan rumit
Aku tetap diam, menunggu satu kehidupan
Tak pernah ingin dicari
Tak juga berharap dinanti
Sorot lensa yang di dalamnya terdapat hati
Aku ingin menetap tanpa peduli
Masa lalu berpikir untuk menepi di ujung luka yang masih setia
Silahkan saja, namun waktu takkan tertipu celah perih
Abaikan gerah di tengah ribuan caci
Satu yang menahan tegar, saat kau ada di sini.
Yang Terbayang Bayangan
Tak untuk ku lihat
Aku ter enyah dalam pekat
Terhapus dalam kebahagiaanmu
Aku terbuang dalam kesedihan
Mimpi-mimpi itu hanya sekedar mimpi
Harapan-harapan itu hanya berharap
Ini, itu, aku, aku dan aku
Tidak pernah kita
Yang terlihat adalah ketika pisau itu terpegang dan menghujam
Oleh ku
Tak terlihat siapa yang mengobati
Gelap saat tercabut
Mungkin bukan yang harus dan aku
Atau untuk dan aku
Semua bayang terhapus
Semua raga menghilang
Semua….
Semua….
Semua….
Semua….
Aku,, bukan kamu
Tentang Malam
Jika malam itu adalah aku, maka pastilah aku tertawa pada bulan yang merona redup
kan ku bingkai bintang di taman malamku, kusepuh emas di teras mentari pagi, kusapu senja dari kelabu
namun malam tetaplah malam yang tak mau kenal siapa diriku
seperti dulu dibatas waktu, seperti sekarang berawal kelam
lamunan-lamunan malam nan panjang serangkai berhamburan merekah asa, mengoyak tragedi,
menyulam luka
pagi tadi malam kunantikan
sore tadi malam masih kunantikan
seakan malam itu adalah diriku, tempatku meletakkan jiwa yang sepi, tempatku menyimpan permata
hatiku
disitu juga sesekali aku menyimpan hasrat, menyimpan marah, mengupat murka
dengan lembut malam berkata, "tenanglah bersamaku,
saksikan parodi indah tarian langitku,
nikmati simfoni pilu angin dinginku,
rasakan sentuhan gemulai bayang-bayang dedaunan, jika kau tak menatap, maka tenanglah bersamaku"
Dalam nyanyian-nyanyian abstrak dari para penghuni malam,
kurasakan nikmatnya hembusan serak dari nafas-nafas waktu yang berdentum
kutemukan fisi
kurajut mimpi
kudapati sepi berdendang merdu
Malam...
kutatap dirimu dalam mata yang terpenjam
yang tak sanggup meliat terang,
yang tak kuasa meratap asa dalam lukanya takdir birahi
Malam...
Hatiku.
cinta buta
"...karna saat mata mengatakan segalanya,maka cinta hanya berkata yang indah,yang semua kata
mendamba,yang mengalunkan irama dalam jelita,dalam hasrat,dalam buta mata...bukan terlalu hitam
atau gelap,tapi terlalu terang!dalam api,dalam cemburu nafsu membara,dan dekap hangat,silau
menyengat...jangan tutup mata!karna kau kan kehilangan,kau kan sadar,dan saat sadar,gelap
ada..butakan mata,kali ini akan jadi kelam,hitam,gelap...
karna hanya cinta yang bercerita tentang cahaya,tentang dekap cemburu dan bara nafsu,dalam
tawa,dalam naungan bahagia... entah bagaimana,sepertinya ,kesadaran takkan berkawan dengan cinta!"
bahagiakan aku
bahagiakan aku saat kita jauh..
aku mudah goyah, jangan salahkan aku jika aku harus berpaling..
Ayunan Pelangi
Tidak pernah ada hujan sederas itu
Kilat petir seterang itu
Atau pun
Gemuruh sekeras itu
Hampir-hampir kita tidak percaya bahwa besok akan ada hari baru
Seakan malam ini berakhir kiamat
Tapi kamu tidak menangis
Kamu menunggu
Menatap keluar jendela sambil memainkan jemarimu di dinding
Seperti tengah berharap
Berdoa, mungkin
Atau
Kamu tidak melakukan apa-apa
Hanya berdiri saja di situ
Tapi
Ketika pagi datang, hujan mereda, dan matahari cemerlang
Kamu membawaku ke luar rumah
Di sana, di halaman
"Apa ini?"
"Tali," jawabmu.
"Untuk apa?"
Kamu menunjuk ke barat sana
"Ada pelangi," katamu. "Aku akan membuatkanmu ayunan di lengkung pelangi itu. Semalaman menangis
sangat melelahkan, bukan?"
Ya, melelahkan
Dan si setiap pagi yang indah setelah badai, selalu ada pelangi yang cantik di sana
Tapi pelangi pagi ini dan ayunannya hanya untukku saja
Di Mana Hati Itu Berada?
Aku tak mencoba menjadi santa
atau pertapa suci di dunia fana
Aku tidak menginginkan hormat menjura
dari mereka yang lemah tak berdaya
hanya karena aku berkata:
"Di mana hatimu berada?"
Ya, aku berkata
karena hati ada bersama jiwa
dan jiwa ada bersama raga
sebagaimana mereka tak pernah menjadi dua
setidaknya di dalam dunia fana
Aku terpaksa bertanya
kala melihat mereka mati
terkapar bagai bangkai
oleh tongkat gembala mereka sendiri.
Kala hati terikat dalam harta
yang sangat dunia
fana dan menuju binasa
aku bertanya:
"Di manakah hatimu kini berada, para Gembala?"
cukup dihati saja
Butiran airmataku kembali menghiasi pipiku
lagi..
bohong jika aku tak cemburu
dusta jika aku tak sakit hati
tak banyak yang bisa kulakukan
hanya diam
tapi hati?
disini menjerit
perih
seharusnya cukuplah saja kau tersenyum padanya
jangan pula hatimu kau berikan
disini ada cemburu yang membisu
ada tangis yang membiru
aku tak ingin banyak orang tahu
mereka hanya kan tertawa
tidak berbeda denganmu
tapi aku merindumu dan masih
rinduku harus bahagia melihatmu dengannya
tidakkah kau bertanya ada apa dibalik diamku?
ah, mungkin kau pun sudah tak peduli masih adakah nafasku disini
kau masih saja diam
dan tak pernah menatapku
itukah caramu?
untuk sekedar menumbuhkan kebencianku?
lalu bisakah aku membencimu?
terlalu sulit atau inikah benciku?
teramat benci sampai aku terus menyimpan namamu
mengingatmu, merindukanmu, peduli dengan tiap detik yang kau lakukan
senyummu, peluhmu, sedihmu, bahagiamu, dan semua tentangmu
tapi tak pernah kau dengar aku lagi
tak pernah kau dendangkan nada indahmu dulu
TIDAK ! rasa itu cukup dihati saja
cukup melihatmu bahagia dengannya
dan aku bahagia
cukup rasa ini putih dengan keikhlasan
tanpa harus berharap memilikimu
semoga bisa
Tak Terbendung
Aku tahu,
Ketika diriku terbentur oleh dinding
yang tak tertembus
Kucoba segala cara untuk melewatinya
Hingga kutemukan diriku
Pada titik dimana aku akhirnya menyerah
Aku tak bisa melewatinya
Itulah keputus asaan
Aku juga tahu,
Ketika diriku terbentur oleh dinding yang sama
Sebetulnya aku dapat memanjatnya
Walau memakan waktu yang lama
Menguras energi yang banyak
Namun aku tahu
Aku bisa melewatinya
Itulah kegigihan
Tetapi apakah aku tahu?
Ketika diriku terbentur oleh dinding yang lebih tinggi
Dan aku tak bisa memanjat seperti sebelumnya
Aku tersadar
Aku tak bisa karena aku sendiri
Namun dengan bantuan orang lain
Aku melewatinya
Itulah dukungan
Dengan semua itu,
Aku tak terbendung
Kau entalpiku
Entalpi
Entalpi, kau bagaikan entalpi perubahan dalam hidup ku, yang mampu menguraikan kisah ini dan
membentuknya mejadi muatan dalam hari ku,,, kau larutkan kasih mu tuk menjadi bagian dalam desah
napas ku, kau leburkan masalalu kelam ku,,,, entalpi pembentukan ini mampu membentuk cerita yang tak
dapat di musnahkan dan tak dapat di ciptaka,,,
apa yang ada dalam dirimu,,, dengan cepat kau uraikan rasa mu dan mengalami perubahan bentuk
menjadi cinta,,, entalpi ku,,, kau entalpi ku,,,
aku bukan terlahir tuk menjadi penyair, apa lagi penyihir,
kau bereaksi aku memberikan aksi,
tekanan ini berbanding terbalik dengan penampang itulah tegangan..
hati ku meregang, rongga-rongga tulangku meruas , karna tekanan yang kau berikan...
entalpi ku kebencian ini menjadi berbanding terbalik dengan kenyataan,,,,
butuh beberapa molekul-molekul untuk mengisi ruang di hati...
kau lah Entalpi ku...
Kupu-kupu Hitam
Jembatan tua, tak terlalu lebar tampaknya
sesak terasa ketika mentari mengusik
bisik hutan pelan-pelan hilang
tak ada lagi yang terdengar. sekedar hingar bingar
perlahan butir-butir hitam keluar
sebelum akhirnya sayap rapuh itu runtuh
entah terjebak jaring tanpa warna
atau tertimpa derita usia.
Dalam bising jalanan satu jiwa dilahirkan
tanpa nama, sekedar butir tak berharga
di bawah jembatan tua, tak terlalu kuat tampaknya
menahan sesaknya keinginan manusia
tanpa ibu bapa, juga pemelihara
hanya pada tuhan ia meminta
hanya pada alam ia terjaga
menanti dedaunan ijinkan menari di perutnya
Gadisku (1)
Kata-kata yang tertulis tanpa pena dapat kau baca dengan mudah
Membuatku tersipu dikelilingi malaikat kecil dengan sayap bulu
Entah berapa kali aku terantuk karena tertangkap basah
Membuatku jengah...dan berusaha sekuat tenaga untuk tak terbaca sekali lagi
Kau tahu makna setiap rasa
Kau juga dapat menilai setiap halaman yang tertutup
Gadis anggun pembaca hati
Jangan membuatku kembali malu dan terpaksa bersembunyi
Setiap goresan adalah irama
Setiap cinta adalah dewa
Gadis cantik pembaca mimpi
Berhentilah menatap atau aku akan tergoda lagi
CAHAYA BULAN YANG HILANG
Bulan tak pernah berkata
Hanya cahayanya yang bersinar
Dalam kegelapan
Ku nyatakan keindahannya
Yang terangi gelapnya malam tak berbintang
Menyingkirkan semua awan kelabu
Dan terus bersinar
Ku bersembunyi ke peraduan
Meringkuk dalam dekapan dingin dan sepi
Namun sinarnya tetap memembus melalui sela angan
Sudah jangan terangi
Pergilah ketempat lain
Cahayamu terlalu indah
Hingga dapat menyayat kulit
Terkelupas....
Kau tau isinya
Hingga ku sakit teramat
Kau tetap bersinar
Seolah tak terjadi apapun
Tanpa berkata kau sembuhkan luka ku
Dalam Kegelapan yang teramat
Ku nyatakan betapa inginnya aku
Dan kau tetap diam membisu
Hanya cahayamu yang bersinar
Aku keluar dari peraduan
Namun tak ada cahayamu
Hanya kegelapan yang menyeruak
Awan kelabu membanjiri atap langit
Petir ikut bergabung memperlihatkan kilatnya
Bersiap menyambarku Hingga hangus menjadi debu
Bulan...
Dimanakah kau berada
Kumohon sinarilah malamku yang gelap gulita
Hari-Hari Ini
hari-hari ini seperti kemarin, burung berkicau, katak mendengkung dan tikus mencicit
aku masih bergulat dengan palu, juga dengan jebakan-jebakan tikus,
setidaknya aku berusaha.
kemarin juga masih jadi inspirasi, setidaknya itu yang aku coba benamkan ke kepalaku
aliansi tak logis tentang perasaan juga kebencian
hari-hari ini seperti kemarin, mencoba membangun mujizat setiap hari, tentu definisimu dan aku berbeda
tentang itu
tapi tak penting, sungguh tak penting
hari-hari ini, adalah hari yang biasa, tapi tak lagi bermakna
sungguh, tak bermakna.
semangat dalam kerinduan
rintik hujan
memori dimana
masa ada dalam benak jiwa
seakan mengangkat
menyeru
untuk apa Engkau berikan semua ini
terlalu dalam aku rasakan
terlalu sakit
tercabut dari akarnya
tak dapat berdiri kembali
sejarah itu
yg pergi
yg terkenang
sungguh
kujajarkan semangat
semangat mendoakanmu
semangat menyempurnakanmu
semangat untuk mebuatmu tak malu dihadapan -Nya
karena semua itu masih mengalir di dada
cinta darimu
masih deras
tersentak dari hati
hanya untuk membalas semua yg tlah kau perjuangkan
seseorang yang tak kau rasakan
dan tak juga aku merasakan
hingga nanti kita
berjumpa dalam keadaan bahagia
Mata nyawa
C a h a y a
dihening selepas adzan subuh
diujung gelap ...
gelap seperti kaca , rontok di tinju C a h a y a
sinar matahari
.
Ceritaku kemarin hari
dia adalah teman
yang hidup dengan gitar kecil
kencrung/cak
dia punya senyum paling tulus dari hidup
dengan itu dia melangkah hidup
menghidupi dua kepala
istri dan bayi kecilnya
aku pernah bertanya kepadanya
seperti ini " apakah bahagiamu "
dia menjawab
tidak ada derita dikamus hidupku
segala macam persoalan hidup
adalah kebahagiaanku
.
Mari kita injakan kaki kita diatas bumi
Mari kita tantang langit dengan mengepalkan tangan
Ayo berdiri ini sudah pagi
Ruang Rindu
di ruang rindu kita bertemu
menari dan bercumbu
di ruang rindu kita bersua
berbagi canda juga tawa
di ruang rindu kita berjumpa
hilangkan segala lara
di ruang rindu...
satu demi satu kisahmu dan kisahku berpadu
masih di ruang rindu...
separuh jiwaku menyatu denganmu
dan di ruang rindu itu...
kugantungkan harapanku padamu
Aku bermunajat
Aku bermunajat
Naluri berkata untuk menyampaikan perasaan ini
Namun nanti datang untuk menunggu
Ibarat pikir mengasakan mimpi
Seperti kerinduanku memiliki bulan
Aku titipkan munajat lewat angin yang datang malam ini
Nubuat adalah ada dan tiada
Orang-orang hanya berkata
Vonis untuk cinta yang kudera
Imajinasi yang membuatku terdera
Akidah-akidah yang memenjarakan
Niat hati menjadi tersudutkan
Inilah munajatku untukmu
Aku Rindu dan Rinduku Tak Cuma Satu
Aih, aku rindu
dan rinduku bukan cuma satu
bukan cuma kamu
bukan juga karena ini malam minggu
Aih, aku rindu
benar-benar rindu
Bukan....bukan...bukan itu
Aku tidak sedang mengingat masa lalu
bukan sedang kembali menghitung tik tak waktu
bukan....sama sekali tak seperti itu
Aku sedang rindu
bapakku, ibuku, kakakku, adikku, keponakanku, teman-temanku
rindu semua yang ada di hatiku
Tak usah cemburu
kalau rinduku bukan cuma satu
kalau rinduku tak hanya kamu
kalau rinduku tak melulu buatmu
Tak usah juga kamu ragu
Sebab rindu yang tak hanya satu itu
tetap akan berpulang padamu
Pada satu-satunya lelaki yang tetap memelukku
di kala aku benar-benar rindu
Puisi yang takkan ada habisnya
Kata demi kata kurangkai untukmu
Membentuk bait bait irama mendayu
Tiap larik berisi tentangmu
Semua kenangan bersamamu
Kubaca berulang ulang
Kuganti berkali kali
Ku hapus dan kutulis kembali
Pena ku tak henti menari
Hingga waktu berlalu
Aku lelah menulis tentangmu
Terlalu lama jeda kutunggu
Perih kulihat dia di sisimu
Menyerah sudah
Kututup semua lembar tentangmu
Puisi yang takkan ada habisnya
Yang tak pernah berakhir indah
PENGORBANAN
Inilah Bara api yang memanasi hati.
Saat kebutaan memantulkan cahaya yang terlalu menyilaukan,
entah apa yang kamu pikirkan, lae,
hingga nyawa engkau sumbangkan.
Jika kutuk masih mampu dan berkuasa terhadap perintahmu,
atau pandangan dan bahasa mata masih bisa dimengerti.
rasanya, ingin menyentuh kakimu dan meminta maaf kepada juangmu.
Inilah rasa malu terbesarku di hadapmu,
mungkin oleh laparnya mereka kau luapkan kecewamu.
Tapi siapakah yang akan kita kenyangkan,lae?,
orang-orang melarat, atau mereka yang terikat kuatnya keadilan.
Dan dimanakah aku saat kau putuskan tuk mengoborkan kegelapan itu.
Saat ini masih tuli telingaku dan tertutup rapat mulutku.
Inilah titik-titik air mata kelemahan,
yang mengalir bagai garam di dalam tubuhku.
Memekik pilu setiap urat yang gemetaran oleh putusanmu,
meracuni setiap niat untuk membalas semangat teriakanmu.
Dimanakah bekas perjuanganmu?
Dan sisa-sisa bakaran tubuhmu?
Semoga tersimpan dan menghangatkan setiap mata yang belum buta.
BERHARAP KEMBALI
Mengapa awan hitam
Datang saat mentari ingin bersinar?
Cahaya hangat sang mentari
Kini tak kurasakan lagi
Bintang malampun
Tak keluar saat purnama tiba
Sang rembulan kini kesepian
Menyendiri tanpa bintang
Hanya gelap malam disekitarmu
Kemanakah dirimu sang bintang?
Kuharap hangat mentari
Sinar indah sang bintang
kan kembali lagi
seperti purnama kemarin
dan mentari hangat dapat bersinar lagi
kuharap kau cepat kembali,,,,,,,
Sinyal Kebohongan
Kutangkap kembali sinyal-sinyal yang kuat
Bermula dari terdengarnya noise yang begitu hebat
Mungkin pada input ada yang tersumbat
Padahal semua sudah termodulasi dengan akurat
Huft....masih saja terinterferensi dengan frekuensi yang lambat
Mungkin semua ini harus dimultiplexing dengan komponen berat
Atau diswitching dengan berbagai alat
Agar didapatkan sinyal output yang dahsyat
Hingga transmisi tiada yang menghambat
Inilah, sinyal-sinyal kebohongan yang terus tertangkap
Karena input yang tersumbat
Hanya harap pada modulasi yang benar
Agar sistem transmisi ini menjadi lancar
HANCUR
Sepasang iblis bermuka dewa-dewi
Menghunus belati
Menanti saat tertepat
Mengantarku mati
Manis madu merayu di kelopak mata
Meramu racun kau tenggakkan kala ku lena
Bergelak tawa saksikanku berendam asmara
Bedebah!
Sekarat tertusuk sembilu
Berdiri di garis batas cinta dan benci
Gamang berdiam atau melompati
Si Bodoh jatuh cinta
Si Naif percaya rasa
Aku!
Sudah!
Kalian setan
Persetan!
Disaat Melihatmu Berbentuk Nisan
Aku menunggumu
Kau hidup...Pasti kau masih hidup!
Dalam tangisan yang kuanggap surga didepanmu
Tapi kau tak sekalipun menyampiriku dan menyeka tangisku
Aku tak ingin kau terdiam
sungguh...
Bangunlah....bangun
Kumohon hentikan tangisku!
Cium keningku yang biasa terlepas saat kau humbar cinta
Biar setidaknya aku lapang
Maafkan....aku tak bisa menyeka lagi peluhmu
sayang....
Maafkan...
Mungkin aku hanya bisa memberikan namaku di hatimu
Namaku di lisan
Namaku di segala arah yang kau tuju
Namaku di segala ruas kebahagiaan yang pernah kita bina
Disitu pasti aku ada
Dan aku terus ada
jodoh
yakinlah bunga mekar karena ada tangkainya
jgn bersedih bila kumbang menjauh
yakinlah ia akan kembali
saat itu ia tak sempat mencium atau melihatmu
musim berganti
bunga setia menanti datangmu
menjaga satu bunga yang segar hanya untukmu
tapi kamu dimana saat itu
kamu sibuk dengan teman-temanmu
bercanda, tertawa tak memikirkan nasib bunga
dia layu,
banyak kumbang mendekat tapi ia menolaknya
dia selalu memikirkanmu,
sang kumbang juga, tapi dengan cara yang berbeda
bunga yang indah itu tak tau
hingga ia membenci semua yang dekat dengannya
kini sang kumbang terdiam
tak sadar semua tindakannya yg dianggap salah
hanya waktu yang menjawab,
kalau memang dia tulang rusukmu, ia pasti kembali padamu
Bukan Hal Biasa
____
Bukan masalah siapa jadi siapa,
atau tentang salah siapa
Aku dan kau memang berbeda
Tapi lara tetaplah lara
Hey,
asmara bukan hal biasa
atau sekedar lalgu tralala
tapi jelas menakar bisa
Kupegang bukan untuk mengekang
Merentang bukan untuk menjarang
Hanya sekedar membangun ruang
Ruang berdinding jutaan peluang,
mengurung kenangan yang hendak terbang
buka lagi lipatan kertas
berikan untuk kuremas
lalu kembali bernyanyi riang
di sela itu, punguti semua angan
yang nyaris hilang terbuang
lalu tautkan pada gemintang
agar ruang kelak benderang
Menyerah, dan Pasrah
Bukan tentang harap
Atau cinta maupun suka
Ini tentang duka
dan luka
yang bergelayut manja di sekitar pundak
Juga tentang gelisah
yang entah kenapa akrab menyapa benak
Kurasa tak akan ada yang mampu berbuat banyak
Tidak juga aku, kau, ataupun dia
Mungkin tinggal menyerah,
dan pasrah
TUNGGU
sekeping kerling mampir di sini senja tadi
tak biasanya ia datang bergaun hujan
meski berwarna kelabu, namun masih menyisakan jingga
sejenak aku dibuai pana
keriangan masa lalu yang singgah tiba-tiba
melontarkan degup-degup purba
walau berderak
aku mengiramakannya juga
kuterobos kelambu kusam langit desember
mencoba menyejajari ketergesaan petang
coda-coda waktu yang terus berguguran
menaburi hariku yang surut sebelum pasang
aku lebur bersama burung-burung
sayap-sayap aus yang mengantar mereka pulang
serupa langkahku yang sudah gontai
tunggu aku, ibu
sebentar lagi pengelanaanku berujung
dan kita yang lama disekat antara
akan bersua di jam tanpa detak
kekasih hati
Dalam diamku mencarimu
Dalam hatiku mencintaimu
Dalam resahku menantimu
Dalam sepiku merindukanmu
Dalam bahagiaku mendoakanmu
Dalam keikhlasanku ku ucapkan
"jangan pernah lupakan aku"
walaupum aku jauh
tapi aku merasakan bahwadirimu
selalu dihatiku untuk selamanya
tak kan pernah aku lupakanmu
tuk selamanya.............
hatimu bukan tempatku
Aku telah mengalami hari yang melelahkan
suasana hati yang mengerikan
tembakan cinta yang menyebabkan hati menjadi buta
hatimu bukan tempatku...
... walau begitu indah...
semu tetaplah semu...
takkan berubah menjadi semua hal yang ku impikan
cinta itu memanggil jiwaku
menempati hatiku
jika saja kau tau
setelah kau menempati hati
kau tak boleh menyakitinya
kau sama sekali tidak beruntung
jika yang kau genggam bukanlah aku
hatiku bukanlah gudang senjata
yang tak apa-apa saat semua tersimpan
sayang, ingin aku bernegosiasi tentang penghentian cintaku...
ingin aku menjatuhkannya...
tapi aku tak rela jika harus pecah
mencintaimu sangatlah berharga
dan aku senang saat menyimpannya
bukan cinta
lama sudah
terlalu lama
bahkan sudah cukup pikirku
membohongi diri, dan kamu
aku tak inginkan cinta ini
kamu pun sependapat
tiga tahun tanpa cinta
menyayangi karena terpaksa
bertahan karena terbiasa
rindu karena sepi
semuanya, bukan karena cinta
bukan cinta
Ruang hampa
Hanya saja aku menginginkan ruang hampa
Dimana hanya ada aku dan khayalanku
Dimana tak seorang pun yang kan mengganggu
Tawa dan Cinta
Kuujarkan cinta bagai gemuruh
Kubagikan cinta laksana hujan
Kusimpan cinta bak lembaran lusuh
Kuterima cinta seperti iman
Kutebarkan tawa bagai benih
Kubiarkan tawa laksana udara
Kucari tawa bak kekasih
Kutemukan tawa seperti irama
Tak kupaksakan setiap tawa
Tak kuharuskan setiap cinta
Karena tawa berpunya cinta
Karena cinta berpunya tawa
Jika Sendiri
di beranda rerintik hujan menjadi istimewa
segala kata tumpah ruah serupa cerita
ada getar suara yang sejenak ingin didengar
seperti suara latar dari hujan yang meriuh di atap rumah
segenap ingin
tak ingin dapati sesal darimu
saat semua tlah berlaku
segenap ingin hanya serupa angin
ada, namun tak nyata
dan air mata pelengkap tiada guna
di jeda waktu sehela nafas,
tergugahlah buang rancu dan gelisah mu pada ku
kembali kita merajut kisah yang belum berkesudah
tuk sampai pada titik yang indah
Keindahan Yang Menyakitkan
Malam yang gelap
Dalam kesunyian yang terbungkus oleh dingin
Tersimpan kerinduan yang mendalam
Tentang Bulan dan Bintang yang berbincang
Kapankah pagi menjelang
Agar benar-benar terbangun dari lamunan malam
Yang terus terngiyang
Memberikan keindahan yang menyakitkan
larilah sayang!!
Tidak peduli seberapa jauh aku berusaha lari darimu , aku tetap tahu jalan pulang ,
aku tak bisa tak meridukanmu ,
aku selalu ingin kembali..
Larilah sayang..sembunyilah ditempat dimana aku tak bisa melihatmu dan mengejarmu,agar rindu ini tak
menghujatku lagi..
Ada Hilang
Apa yang tertoreh,digores angin pada awan
Apa yang terukir, dipatri ombak pada pasir
Hah, entahlah…
Ada janggal ada hilang
Bukan nafas bukan nyawa
Tidak pula indera, tidak!
Dalam, sedalam samudera, lebih...
Tinggi, layaknya cakrawala
Kosong hingga abstrak
Mungkin sengalan nafas dibuat bayu
Mungkin helaian aksara kabur disergah ombak
Disini hilang, disini, ada hilang!
Terasa cuma rasa perasa
Mentari masih pasang dan surut
Sudahlah cukup
Merindukanmu
Menunggu riakmu tak semudah menjerang air
Menyemai sinarmu tak seringan radiasi matahari
Berliku tersesat di antara dua langit
Linglung yang ada tak juga membuatku berpikir
Mondar mandir beralaskan sengau
Keringat mengering tak jua menjumpai parau
Jengah setiap kali menemukan bayanganmu
Merebut semua perhatian jiwaku yang dialihkan sebuah kata
Ahh..aku merindukanmu.
Puisi Sahabat
Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian
Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku
Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia
Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang
Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah
Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam
Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat
Penyesalan Tak Pernah Terlambat
Penyesalan
Katamu datang terlambat
Menyisakan apa yang kausebut
Rasa bersalah
Tapi
Bagiku penyesalan selalu tepat waktu
Tepat setelah aku
Dan juga kau
berlaku salah
atau melenceng dari hati
dan membawa apa yang kita rasakan sebagai
Kebersalahan.
Dan rasa itu nikmat, Kawan!
Setidaknya dalam kubangan rasa bersalah ini
hanya itu kemewahan kita
Meratap sendu romantis picisan
dan bermain dengan kata seandainya,
seandainya,
dan seandainya....
perih hati
perih ini menyayat,
menusuk hingga kerelung sukma
namun tawa itu menyembuhkan
penawar rasa yang tak ingin lagi ku rasa
menembus hingga ke relung hati
yang menjadikannya sirna
di sudut kenangan,
hanya terukir kisah,
satu yang menjadikannya tiada
abstraksi cinta
Cinta itu indah bukan?
Aku diam
Cinta itu manis bukan?
Aku ragu
Menyakitkan?
Mengangguk… lalu tersenyum
Terkadang
Yang kau tahu?
Seseorang
Ada lagi?
Menggeleng
Cinta itu Bodoh
Bodohnya aku
Yang menyayangimu
Meski hatimu telah terebut
Mengapa aku mencintaimu
Dia buatmu tertawa
Aku menangis bersamamu
Dan engkau mencintainya
Akupun mencintaimu
Dia menyakitimu
Aku merengkuhmu dalam bayangan
Aku menopangmu saat kau rapuh
Agar kau tegar bersama dia
Saat aku menangis sendiri
Namun kulihat tawamu saat bersamanya
Aku pun menangis bahagia untukmu
Biarlah dukamu untukku saja, sayangku
Tak perlu kau tahu
Bahwa aku mencintaimu
Cukuplah kau yakini
Aku ª slalu a untuk menopangmu, cintakuЌ π ϑά
Gerimis
Bangkit, coba memerangi letih yang sempat merobohkan
Kedua kelopak bak mendapat mendapat kebebasan tuk terlepas dari bui pejam
Indah, saat kudapati bulir-bulir bening yang bergumul dengan sekawan dedauanan
Terimakasih Tuhan, engaku telah menyuguhkanku senja yang basah di akhir pejam :)
mimpi burukku
hilang bersama dalam tumpukan jerami dan
mencari cela di serpihan kaca yang berserak
perih dan teriris
namun itulah duka yang terindah
mimpi burukku
I Miss You
I feel so bored today
I don't want to do anything
I don't know what to do
I don't know what i want
Looking around and found nothing
Seeing around and sees nothing
Feeling so empty
Feeling so bad
In the middle of time
Searching for something
I just realized one thing
I miss you
Salah
Hidup di jaman penuh relativitas, benar dan salah tak lebih dari gumpalan ambiguitas.
Kebaikan refleksi kejahatan, bagaikan cermin tiap insan.
Terlalu lama berada di antara, otak pun bertanya
pada musuh bebuyutannya,
sang hati.
"Apa kau tau apa yang ku pikir?"
"Tentu tidak"
"Bagaimana bisa? kita selalu berdampingan"
"Kalimatmu kurang, kita selalu bertolak belakang"
"Ya. kau benar. aku berpikir, aku pintar"
"Aku mudah pudah putus asa, aku merasa. Aku kaya, aku tahu apa itu cinta"
Saat dunia diciptakan tidak ada baik dan buruk, benar dan salah.
Sejak kapan salah menjadi buruk dan benar adalah baik?
Suatu ketika kesalahan terdiam di pojok.
Dunia, sang ibu menaruh perhatian dan bertanya,
"Ada apa anakku?"
"Mengapa aku salah? apakah aku anak tiri?"
"Karena kau salah dan dia benar"
"Baiklah, aku salah. mengapa aku jahat?"
"Karena benar itu baik"
"Kau tidak menjawabku, bu? Ibu?"
Otak melihat drama, hati menutup mata. Hasrat membantu seakan tak berdaya.
Kebenaran tertawa, posisinya aman.
Dunia teracuni manusia, terlalu memihak kebenaran.
Selanjutnya hati dan otak terprovokasi, dipisahkan tanpa ada yang menjembatani.
Tak ada lagi dialog antara mereka, hanya monolog yang dingin.
berjalan di lereng yang berbeda, terbatasi dinding belapis-lapis.
Kesalahan, menangis.
Sesal
Sesungguhnya kau telah ada
Jauh sebelum tiap persimpangan itu tercipta
Namun, pagi yang mendung tlah membawa kita pada masing-masing pejam
Lalu lelap senyap dan menemaram
Temukan Aku
Mari kutautkan sebuah puisi untukmu
Lelaki pilihan yang masih disembunyikan Tuhan
Sebuah puisi paling rindu
yang kunyanyikan dalam sepi di dadaku
Sebuah kekhusukan paling syahdu
yang kuulang dalam doa dan dzikirku
Mari kuceritakan padamu tentang aku
tentang senja yang kulewati tanpa airmata
tentang bintang malam paling redup yang setia menikmati hidup
tentang langit kelabu yang tak pernah henti menunggu biru
Ini aku...lelakiku
Yang kelak akan jadi belahan jiwamu
Ini aku yang menunggu
menghitung tik tak waktu sampai menemukanmu
Inilah aku...
Temukan aku
di peraduanmu
dalam doa dan istikharahmu
Di Ujung Harap
Kelepak senja mengusir garang siang
Masih hikmat menyiang debu subur di jalan
Abai kerontang di ujung tenggorok
Susuri jalan penuh berbelok
Siangku ditelan rembang petang
Belum sepenuhnya
Angin mendendang sayup gamang
Terseok menyeret kaki,
Hampiri lengkung di bibir menawan
Kalut berkesiur menjajah harapan
Awan menghujankan gelisah
Lepaskan semua, larut hanyut
Menyisa asa di pelukan rasa
Bersitaut lengan berbagi kekuatan
Bersitopang urai kekusutan
Di ujung harap, menyimpul senyuman
Angin yang membawamu
Dibawa semilir,
Lagu yang selalu dikenal,
Menatap misteri dari balik jendela,
Di dunia jejak-jejak,
Yang dikuasai bayangan raksasa,
Terasa sungguh sesak bernafas,
Tangan-tangan raksasa,
Menutupi cahaya,
Membangun atap-atap batasi semesta,
Lalu melompat, wahai kupu-kupu putih,
Ke dalam angin yang berderu,
Menembus cerobong-cerobong udara pekat,
Bergetarlah udara di dalam badai,
Namun tak takut, karena angin itu,
Yang kan membawamu membumbung diatas awan,
Ke dunia yang hanya kau lihat dalam mimpi,
Untuk sementara tidurlah kupu-kupu kecilku,
Karena esok, akan lebih berat,
Rindu Angin
kadang mungkin,
diam mu
menyusup pikir
bergumam bangga
atau
kadang mungkin,
bayangnya
menari-nari di matamu
bermain sunyi
menata mimpi
lalu perih
begitukah?
begitulah?
...
*ku petik bunga ini untukmu*
Terdengar sayup-sayup rintih atau mungkin tangis ratapan kesepian..
Dalam pekat gelap gulita sang malam, meraba jiwa tanpa penerang..
Sendiri tertatih tatih..
Walau bulan bersinar, walau damar-damar menyala di meja dan di pojok2
dinding..
Namun tetap matamu berkaca..
Bibirmu meracau menangis..
Wahai alangkah malang gadis yg tersakiti..
Terhianati janji dari sebuah tutur busuk yang merayu..
Dari sebuah tutur busuk ber Alas kata cinta..
Ingin rasanya ku memeluk melepas beban dalam hatimu..
Mencoba mewadahi dan membasuh tangis yang terjatuh dari pipi
manismu..
Ku petik bunga ini untukmu..
Agar sejenak kau hirup wanginya dan menenangkan hatimu..
Usah lagi bersedih walau kau meraba dalam gelap..
Karna saat itu aku menggenggam erat tanganmu..
Aku menjadi langkah dan matamu..
Jika kau membisu, ku yg akan menjadi tutur bibirmu..
Kini tak usah lagi kau merana..
Saat ini gelap maka esok mentari menyambutmu dengan tersenyum..
Saat ini sepi maka esok burung2 bernyanyi di pelataranmu..
Saat ini hujan maka sebentar lagi awan pekat akan tersingkap..
Terdengar sayup-sayup rintih atau mungkin tangis ratapan kesepian..
Dalam pekat gelap gulita sang malam, meraba jiwa tanpa penerang..
Sendiri tertatih tatih..
Walau bulan bersinar, walau damar-damar menyala di meja dan di pojok2
dinding..
Namun tetap matamu berkaca..
Bibirmu meracau menangis..
Wahai alangkah malang gadis yg tersakiti..
Terhianati janji dari sebuah tutur busuk yang merayu..
Dari sebuah tutur busuk ber Alas kata cinta..
Ingin rasanya ku memeluk melepas beban dalam hatimu..
Mencoba mewadahi dan membasuh tangis yang terjatuh dari pipi
manismu..
Ku petik bunga ini untukmu..
Agar sejenak kau hirup wanginya dan menenangkan hatimu..
Usah lagi bersedih walau kau meraba dalam gelap..
Karna saat itu aku menggenggam erat tanganmu..
Aku menjadi langkah dan matamu..
Jika kau membisu, ku yg akan menjadi tutur bibirmu..
Kini tak usah lagi kau merana..
Saat ini gelap maka esok mentari menyambutmu dengan tersenyum..
Saat ini sepi maka esok burung2 bernyanyi di pelataranmu..
Saat ini hujan maka sebentar lagi awan pekat akan tersingkap..
``Ketika kita sayank sm dia...
Dia tak pernah tau perasaan kita...
Mencintai seseorang bukan alasan kita utk memiliki dia...
Mencintai seseorang bukan alasan kita tuk menghabiskan waktu
dngan'nya...
Tp...Mencintai seseorang rela melihat dia bahagia dg Yg alin
walau.....Hati kita terluka dan Hancur....
Jgn jadikan dirimu sprti pelangi...
Yg hnya datang ketika hujan reda...
Tp...Jadikan lah dirimu sprti lilin Yg rela Hancur dm Orang Yg kamu
sayangiii.....!!
tetes air mata membasahi pipi
air mata yang membasahi bumi
di saat kekalutan menyelimuti
haty yang kian tersakiti.............
dulu kau ucapkan cinta padaku
lalukau katakan I LOVE YOU
tapi mengapa kau sakiti haty ku
di saat ku sangat mencintaimu
apakah mungkin kau permainkan ku ?
bagaikan bulan tanpa bintang di haty ku
bagaikan mentari tanpa pagi di jiwa ku
semua sendiri membisu
tak add yang menemaniku
begitu tajam panah cinta yang kau tusukan
begitu menusuk hatyku untuk mu
tapi begitu tajam pula
cabut panah itu
tanpa kau memikirkan begitu sakit nya
haty iku terrgores panah itu
Cinta yang hadir saat engkau mulai..........
Mulai belajar arti sebuah pengorbanan.........
Belajar untuk memahami segala kekurangan..........
Pahami akan keikhlasan dan rasa bersyukur........
Cinta yang siap berkorban..........
Cinta yang siap menerima.........
Cinta yang siap bertarung........
Cinta yang siap sedih.....
Cinta yang siap berharap.........
Cinta yang siap berfikir.........
.Saat datang dan tersadar akan suatu pilihan.........
Siap menerima itu bukan sekedar keindahan...........
Berkorban tuk mempertaruhkan jiwa raga.......
Berkorban tuk taruhkan kehidupan...........
Saat engkau berikrar dan bersaksi...........
Bersaksi diseluruh alam ini..........
Bahwa dia adalah bagian dari dirimu..........
Bahwa dia adalah bagian hidupmu........
Menerima cinta dan kasihnya...........
Menerima segala kekurangannya.........
Mengukir...
kini hanpa terasa
kehidupanku yang dulu indah
dengan adaya ayahanda tercinta
yang selalu memberi perhatian yang lebih....
sunyi terasah
kurang terasah keluarga ini
yang dulu lengkap
kini telah berkurang
dengan kepergian ayahanda...
semua sanak saudara berkumpul
untuk meramaikan kediaman rumah kami
agar keluarga yang di tinggalkan
dapat berkurang beban kesedihan....
apakah ini akan bertahan lama
tidak ,tidak akan bertahan lama
dan semuanya pasti akan sunyi senyap ....
ribuan doa yang kami panjatkan
hanya untuk menenangkan
kepergian ayahanda
untuk menuju ke pangkuan
sang maha kuasa agung
Apakah kau tahu setiap hari aku merindukanmu ?
Apakah kau tahu aku sangat mencintai dirimu ?
Apakah kau tahu perasaanku ?
Apakah kau tahu semua itu ?
Hanya dirimu yang selalu berada di hatiku
Tapi mengapa kau lakukan ini padaku ?
Apakah itu sosok dirimu yang sebenarnya ?
Tetapi entah kenapa aku tidak bisa membencimu ?
Pernah aku mencoba untuk melupakan dirimu
Tapi ternyata diriku tak sanggup untuk melupakanmu
Karena aku tahu pasti
Hanya dirimu yang kucinta
Pernah cinta bertamu di sini,
Kujamu ia segala rasa,
Kutuanghidangan terindah
dan kitapun bersulang
Alangkah senang,
ketikapahit kesedihan
bukanlah rasa yang kita
takutkan
Alangkah bahagia,
Ketikaia membasuh perih
luka di wajahku dengan
senyuman
Manakala cinta kini pergi,
Dibawanyasemua airmata
yang kupunya,
Ditinggalkannya semua
senyum terindahnya
untukku,
Hingga tak lagi ada
kepedihan,
Ketikamengantarkannya di
beranda,
Danmelihatnya berlalu
menjauh
ketika yang terburuk telah kau ketahui
ketika masa lalu telah kau lihat
apakah kau akan tetap seperti ini ?
mencintaiku seperti ini ?
tersenyum padaku seperti ini ?
melihatku seperti saat kau belum menyadari masa lalu ?
karena... masa lalu tidak akan berubah
ketika waktu terus berlalu
dan kita 'kan bertemu pada dimensi yang berbeda
apakah semua masih sama ?
akankah kau akan berubah ?
karena... aku bukan yang terbaik
sedang kau pantas mendapat yang terbaik
kukira aku benar...
ya... aku benar, tak inginku menghancurkan masa depanmu
karena penyesalan telah memilihku
jangan kau pikir aku bahagia
atas apa yang telah terjadi...
atas apa yang telah kuucap dihadapanmu...
tidak... kau salah
jiwaku hampa...hatiku kosong...pikiranku entah kemana...
ini salah... aku berada di tempat yang salah
bersamamu...
mampu kusunggingkan senyum
yang dulu terasa begitu berat
denganmu...
mampu kudengungkan suara tawa
yang dulu selalu tercekat dalam kerongkongan
disampingmu...
kudapatkan hal tiada teruduga
kebahagiaan...yang kukira tak 'kan pernah menghampiriku
tanpamu...
aku diam... aku hampa
meninggalkanmu...
tak ada yang bisa kulakukan
kecuali...meneteskan buliran-buliran air di mataku
berada jauh darimu...
kurasakan bagaimana hidup tanpa raga
kini...
kau di hadapanku
tak ada yang berubah... tak ada yang berbeda
semua masih sama...
kau masih mencintaiku... tanpa syarat
kau masih tersenyum padaku... begitu hangat
kau masih menatapku... begitu lekat
tidak melihatmu... 2 hari, 2 minggu, 2 bulan, bahkan 2 tahun
tiada bedanya...
yang ada hanya ... tersiksa
sebuah rasa yang mengoyak semakin lama semakin dalam hatiku
sebuah rasa yang bisa kau sebut... Rindu
kini kau dihadapanku...
memelukku...erat...hangat
kurasakan kedamaian di sana
kurasakan ragaku t'lah kembali
kurasakan... ini benar
aku kembali di tempat yang benar
bersamamu... segalanya tepat pada tempatnya
bersamamu... semua terasa indah
bersamamu... kurasakan bagaimana hidup pada mestinya
dan bersamamu...
Tolong jangan hukum aku cinta,
Aku sedang tak ingin mengenalmu,
Hatiku terluka karenamu,
Jiwa ini tercabik oleh rasamu,
Jauhi aku cinta...
Berilah ruang yang luas dalam jiwa,
Berilah sedikit celah-celah di balik rerimbunan semerbak bunga,
Aku ingin melihat di balik sana,
Ada apa lagi.. ada cerita yang bagaimana lagi,
Aku bahkan sangat lelah untuk terus mengenalnya,
Ajari aku cinta untuk mengenalmu bukan dari mata,
Ajari aku untuk mengenalmu dari jiwa,
Ajari aku mengenalmu atas seizin Allah maha kuasa,
Dan ajarilah aku cinta...
Bagaimana hati ini dapat memilihnya,
Pilihan Allah yang belum tentu indah di mata manusia,
Cinta pada pandangan pertama
tidak lah selamanya benar
tetapi cinta bisa tumbuh dari kesan pertama
jika anda bertemu dengan seseorang
dan anda merasa tertarik padanya
pertama yang perlu anda lakukan adalah
anda harus menunjukan simpati anda
dengan tersenyum menyapanya dengan ramah
sambil mengangguk sedikit dengan mengucapkan salam
inilah sebuah langkah awal yang baik
dan bisa menjadi tali penyambung untuk langkah berikutnya
ada hal yang perlu anda ingat adalah
jangan buru-buru berkenalan dengan
menyodorkan tangan anda, untuk bersalaman
ingat anda baru saja ketemu
ingat manusia punya perasaan curiga
dan akan tidak semudah itu untuk bersalaman.
anda pernah mendengar kalau mata bisa berbicara
itu adalah sebuah kiasan bahwa orang bisa mengetahui
orang bermaksud baik dan jahat dari sorot matanya
pada saat anda memberikan salam
anda jangan memandang bagian dada yang menonjol
atau paha yang mulus, mobil atau yang keren
tapi tataplah matanya dan tunjukan
rasa kagum anda dengan menghormatinya
dengan tatapan mata anda
orang akan mengerti apa yang anda fikirkan.
tetap jaga mata anda jangan sampai dia mencuri
pandangan anda kebagian tubuh yang lain
sehingga membuat orang yang kita ajak bicara merasa risih
dan tidak nyaman dan akhirnya timbul rasa curiga dengan anda
mudah-mudahan catatan ini bermanfaat buat para pembaca
Chienta tx resmi tanpa orang tuha,chienta tx shelingkuh jikha
khitamenjaganxa,chienta kadang menyakitxa kadang pula menyenang khax.
Mengenal mhu sesuatu kebahagiaan
bersama dengahan mhu suatu keindahan
ingin jumpa dengahan mhu suatu impian
thapi unthuk melupakaan mhu sunguh tx mampu khu lakukan.
Kau adalah segalanya bhagi khu
tx adha yg bhisa menjadi sheperti mhu
khu mencintai mhu lebih dhari apa phun
kau begitu berarti dhalam hati khu
hati khu telah terisi dg chienta mhu.
Pacar memberi khu chientha javascript:
thapi sahabat memberi khu kebahagiaan javascript:javascript:
pacar akhan memberikan yg tidak benar tentang dhiri khu
taphi sahabat akhan thuthup mhulut dg kesalaah
khujavascript:javascript:
pacar hanya menerima kelebihaan khu 5javascript:
pacar datang saat akhu tertawa bahagiaN.
tapi sahabat akan menerima kekurangan khu javascript:
sahabat akn dhatang saat akuberdarahi air mhata.
I LOVE YOU JAE,INEED YOU PUNPUN TO GETHER FOR EVER.
DINDA
Meski aku bukanlah Arjuna,
Yang mampu mengalahkan Rahwana.
Meki aku bukanlah Dewa,
Yang mampu mewujudkan segala cita.
Namun aku mampu, membuatmu bahagia.
Meski aku bukanlah Columbus,
Yang pertama mengarungi lautan.
Meski aku bukanlah Amstrong,
Yang pertama menjamah rembulan.
Namun aku kan menjadi yang pertama merindukanmu..
Dinda…
Meski kau jauh dariku,
Di pisahkan jarak dan waktu
Namun cintaku kan senantiasa menemanimu,
Dalam hidup dan matiku.
Dinda...
Kau adalah mimpi-mimpi indah
Dalam setiap tidurku.
Kau adalah senyum bahagia
Yang menghiasi hidupku.
Dan kau adalah nyawa,
Dalam setiap detak jantung dan denyut nadiku.
Smoga berkenan di hati para sahabat...
``Jgn kau takut se"org kan Membuatmu Menangis & Terjatuh....
__Ketika kenyataan_nya kau pernah Membuat se"orang Menangis &
Terjatuh...
``Dan sesulit apa pun hidup ini....
Pasti memiliki tujuan dan Harapan.....
Namun...
Ketika harapan mu sirna bersama KeyakinanMu...
Jgn salah kan sang Pencipta...
``Tp bisa kau lihat tidak d cerminanMu....
Apakah kau pernah menghancurkan sbuah
Harapan se"Org....????
KenYataan adalah sebuah hal nYata Yg harusdi hadapi...
Tp ketika kenyataan itu tak bisa kau terima & kau jalani...
Maka....
SesungguhNya kau lari pd tanggung jwb_Mu...
Dan takut pada takdir Mu....
==> BELAJAR LAH PADA MASA LALU...SEBELUM KE MASA DEPAN...
KRN MASA DEPAN ADALAH REKAAN MASA LALU....
Tak Perlu Terlalu
Tak perlu yang terlalu
sederhana cukup bagiku
Sebab yang terlalu kadang mudah berlalu
Dan yang terlalu tak jarang membawa ragu
Ya...katakan padaku dengan biasa
Tidak tergesa-gesa
tidak terlalu lama
Aku suka jingga
aku suka cinta
aku suka bahagia
Tapi tidak yang terlalu
Maka berceritalah padaku dengan sederhana
tentang dunia dan semua isinya
Lalu kita maknai bersama
Itu saja
Aku suka cinta yang biasa
Sebab bila aku atau kau tiada
tak akan terlalu banyak luka
*Sesaknya makin terasa waktu kutulis ini semua
Bersamamu
Di tengah rintik gerimis pagi
Bercengkrama berdua di sudut beranda
Menanti mentari kembali
Menikmati indahnya pelangi
Kau urai kisah demi kisah
Terbuai ku penuh indah
Beruntai rasa merangkai kata
Bersemai cinta dalam pinta
Ajarkan ku merajut mimpi
Menuntun diri menyambut hari
Terbentang angan tanpa henti
Berjuntang khayal begitu tinggi
Namun waktu enggan menunggu
Usai sudah ceritamu
Berandai berdua dan mengadu
Jemputlah cita tanpa jemu
Kan kutunggu saat bertemu
Lepas erat genggam tanganmu
Ku kan beranjak menyambut dirimu
Tautkan hati dalam cumbu
Bersamamu...
Tanyaku Dalam Senja
Di Lembayung senja kuberdiri
Menggapai angan yang tak pernah pasti
Kutoreh sendu dalam mimpi,
Bertanya, akankah datang Esok hari?
Saat Penghujung senja mulai tiba,
Kuulas senyum terbalut asa
Kurangaki kata demi kata,
Hanya untuk bertanya, Apakah itu kau, cinta?
Di pucuk senja kala itu,
Kutatap nanar si gunung biru,
kualunkan nada rindu.
Dan bertanya, akankah kau terus menemaniku?
Saat senja tak lagi jingga.
Saat laut tak lagi biru.
Nyatanya aku masih bertanya,
Dimanakah kau kekasihku?
(Aku) Selingkuh?
Katamu aku 'sakit'?
Aku hanya kedinginan, Mas...
Bahkan tak satu helai kata pun,
Terhantar dari bibirmu
Sekedar saja tuk mengundang hangat
Beku ini kian redut,
Sedang dedar hati riuh menggerus
Beningkah?
Bukan,
Hanya jelaga ini mencengkeram dua mataku
Maafkan, Mas..
Secawan hitam kusembahkan bagimu
Saat tiada lain yang dapat kuraba
Selain panas rengkuhan kokoh
Yang wanginya ketat mencandu,
Namun bukan wangimu.
Menghilangkan
kali ini ...
tidak ada kesempatan yang datang dua kali
Tak Perlu Kau Turunkan Hujan
Langit ...
Tak perlu kau turunkan hujan
Terlalu berharga rintikanmu untuk sebuah gurun yang gersang
Langit ...
Hentikanlah hujan
Singkirkan awan mendung yang menutupimu
Biarkan biru yang cerah menghiasi wajah di harimu
Langit ...
Sudah cukup rintikanmu
Terlalu gersang gurun ini
Hanya mukjizat yang dapat merubahnya menjadi hutan
Langit ....
Kembalilah kebirumu
Hiasi dengan Matahari, Bulan dan Bintang
Usir jauh awan mendung itu
Dan biarkan Padang gurun ini menjadi sebuah cerita
Malam
Malam
Angin malam menusuk baku.
Jangkrik liar menerkam sunyi...
Langit gelap laksana kopi hitam
Meyelimuti mati sesaat ....
Lenyap musnah kehidupan kini
Tergantikan puitis nan sajak.
Bertabur bunga mimpi
Mengindahkan hati kusut...
Sebuah luka terasa hilang...
Nafsu birahi kian memadam..
Titikan air siput mengalir di atas ...
Membasahi keringnya kapuk putih...
Terukir kisah indah
Tak kala jua buruk rupa nya dia
Bagai di sulap keanehan
Mimpi datang kepadaku
Yang Tidak Mungkin
Mengantar cinta sepi
Satu langkah gamang
Hancur sudah imaji
Mimpi yang ditimang
Kenangan meraung perih
Gemanya melupakan waktu
Tentang apa yang diberi
Tentang aku, kamu, dan kami
Dan hal kecil bernama 'dia'
Logika yang diputar
Diperhalus, hingga kabur
Dilupakan, seumpama abu
Cinta ini laksana fajar berwarna biru
Bagai untai emas berwarna kelabu
Hati Sunyi
Diantara hujan dan awan kulihat sayap hati
Memilin senyum rindu, menyisakan satu dentingan duri
Terhadap langkah dan jejak dari tawamu
Kuhirup dalam-dalam….
Sesakku pun hilang
Menengadah lagi
Satu warna itu masih rapi
Tersamar oleh Zeus dan para rasi
Namun goresannya tetap dikagumi bidadari
Tertampar luka
Semua itu hanya kenangan dari surga
Tak satupun hilang, namun juga tak kembali
Hanya sunyi yang berdiri, tetap mengagumi
Masih
Pagi Masih menemuiku
Syukurlah, walau kemarin sempat diam
Diam, karena suara2 itu terlalu bising
Berlomba mereka melepas kata
Pada bibir setengh isi
Menuju hati setengah kosong
Aku tahu kau benar
Mungkin cerdas?
Yah.. tapi harusnya hawamu mewangi,kan?
Atau seperti angin sepoi-sepoi yang membelai lembut
Bukan seperti ombak yang menghantam
Bukankah cerdas?
Lalu, hari ini pagi masih bercerita
Tentang episode yang masih bersambung
Bersambung untuk ku isi lagi setengahnya
Mengisi hati dengan hati
Bukan dengan bisingmu
Tapi dengan Aku.
Diary Sepi
1.
Sepi
Lagi-lagi
Dingin membanjiri
bahkan menghakimi
Ramai terkunci oleh pintu penuh benci
2.
Kataku:
"Wahai langit apa yang bisa buatmu tegar menghadapi sepi?
Tak ada jawaban
Hanya hujan yang bisa menemani hati terbuang
#
3.
Saat ini kau datang surga
Kenikmatan menjamuku dengan riak dan lepehan
Iblis berkumandang dengan nyanyian kebodohan
4.
"Hai sayang tampaknya kau sendirian,mau kutemani?"
Kata iblis yang menggangguku dengan kelaparan
Aku diam,berusaha busungkan imanku yang semakin rapuh
tapi tak bisa
bahkan tak kuasa
lalu kenyanglah ia dengan habiskan nafsuku untuknya
#
5.
Hai para nama yang terlanjur sendiri
Akulah kebodohan yang tampaknya kau banggakan
Mana sepi!
Padahal di setiap sudut bernafas kau ditemani
Di setiap kau melihat kau dilihat
6.
Dan aku menyerah
Diariku sepi dan terus tak mengerti
curhat
aku punya cara sendiri untuk mengenalmu
aku punya cara sendiri untuk mengagumimu
aku punya cara sendiri untuk mencintaimu
aku punya cara sendiri untuk menyayangimu
aku punya cara sendiri untuk memilikimu
meskipun
dirimu telah pergi meninggalkanku
Berakhir
Ini ujung perjalanan yang kutahu akan teraih
Persimpangan ku ingin berlari
Lari kencang hinga bisikan bisu
Tak butuh lagi, sudahlah, selesai semua ini
Terlanjur Janji
Janjiku ada 2
Setahun lalu, mencintaimu sampai mati
Dua puluh tahun lalu, tak sudi mencuri hati
Lalu aku bersumpah mati...kali ini
Maaf, sejak kau pergi mencampakkan hati
Kupilih berhenti mencintai sampai mati
Kupilih menyudahi
Daripada sakiti yang kaucintai
Dunia mengajariku dua janji
janji setia pada yang kucinta
janji tak jadi wanita ke dua
Setia aku sudah
kau khianati aku pasrah
Kau pergi dengannya aku menyerah
Lepaslah sudah
Aku berhenti setia padamu
Sebab dia wanita...
Sama kan terluka bila kausimpan dua cinta
Rasaku
aku cemburu padanya
aku iri padanya
aku ingin dia pergi
aku tak menginginkan keberadaannya
aku tak peduli
entah ini egois atau apatis
aku tak peduli
nanti yang akan terjadi
aku tak peduli lagi
aku hanya ingin dirimu tetap disini
bersamaku...
bukan bersamanya
aku ingin
Seperti Ini, Kita...
Kita saling memandang, seperti ini
membiarkan rasa mengalir layaknya dalam nadi
meresapkan diri dalam suka cita tersembunyi
Kita…
terenyuh dalam sapaan kata sederhana
kita yakin itu cinta
dan tak perlu kata tuk merumuskannya
Cinta ini saling berbalas
walau terbingkai dalam tingkah biasa
kita akan tetap seperti ini kan?
karena bukan waktunya untuk bicara
bukan waktunya tuk saling berkata
Itu cinta…
kita…
buat kita biasa…
seperti itu cinta…
kita…
rangkaian cerita untuk kita
kau, aku…
Cinta ini bukan hanya satu sisi
kita…
sisiku dan sisimu…
Walau hanya begini,
dengan cara ini,
seperti ini,
kita telah berhasil mengungkap cinta
seperti ini,
kita…
telah tahu, kita memang saling cinta
Berlalu
Ku lukis namamu dirimbunan ranting aru
Kala senja membiaskan warna ungu
Bayangmu larut dalam gurat-gurat awan senja yang
biasnya indah kunikmati
Adalah deretan kenangan yang kau sisakan..
Dan kau berlalu dalam bimbangku..
untuk menuai asa dan harapan kosong..
Ku lukis ulang namamu di pasir lembab
lalu ku tatap sesaat..
Ombak datang perlahan menghapusnya
Seiring sisa cintaku yang tertinggal disini
Telah pula ku lepas bebas bersama angin
Ku kirim salam getir kepadanya...
Esok, jika masih ada sisa waktumu singgah di pantai ini..
Tapak kenangan itu telah menjadi dermaga
dan kenangan itu telah tertimbun
dalam perut musim yang berganti
Tersimpan abadi selamanya...
Terkikis Oleh Waktu
Sekilas angan terbang bersama awan
Sebuah asa tergenggam ditangan
Melangkah dengan semua pemikiran semu
Hingga melati kian layu
Ku genggam harap dalam gelap malam
Tanpa tau fajar menjelang
Langit senja terluka oleh malam yang datang
Darahnya membanjiri bumi yang muram
Hingga ku tunggu mentari tenggalam
Selimut kegelapan mulai menutup langit yang kedinginan
Tangis yang tak akan reda
Terus menetes hingga langit kembali cerah
Akankah kembali cerah
Dalam kegelapan abadi yang menyelimuti
Cahaya hanya titik kecil yang tertelan
Hanya bersinar hingga musnah terkikis waktu
Yang tersisa hanya kegelapan
Dan sebuah memori tentang pagi yang cerah
Biarkan semua berlalu oleh sejarah
Berlalu, terkikis oleh waktu yang terus melaju
Untukmu Kawan (Bicara Hati)
Sampai kapan aku harus berdiam.
Dalam kesewang-wenangan dan keserakahan.
Siapa yang disebut teman?
Kalau masih saja menikam dari belakang
Senyum manis wajah yang ramah
Apalah gunanya
Bila dibalik layar ia memicingkan mata
Menyimpan nanah membusukkan dada.
Di mana kawan Di mana lawan
Di mana saudara di mana kekasih
Siapa kawan siapa lawan
Siapa saudara siapa kekasih
Siapa kita siapa dia?
Peduli apa?
Sumpah Mati
Di bait-bait rinduku
sumpah mati aku
tak ada lagi bayanganmu
Di alunan lagu-laguku
sumpah mati aku
tak ada lagi nada-nada cintamu
Di sujud dan doa-doaku
sumpah mati aku
aku berhenti menyebut namamu
Sungguh aku
sungguh-sungguh dengan kalimatku
KAU YANG KEMUDIAN PASTI MENANGIS KARENA MENCAMPAKKANKU
sudut kenangan
di sudut kenangan
terukir satu kisah yang telah berakhir
dan waktupun terus bergulir
di sudut kenangan
kan ku tulis kisah yang baru
dalam keremangan senja
kekuatanku
Aku Yakin saaT EngKau beRFiRman...
Aku menang saaT EngKau beRtindak...
hidupku hanya ditentukan oleh peRkataanMu...
Hidupku hanya ditentukan oleh jalan cerita yg Engkau buat.
Aku aman karna EngKau menjaGa..
Aku kuat karna EngKau menopangku...
Aku tegar karna EngKau ada disampingku..
hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu...
BagiMu tak ada yg mustahil...
BagiMu tak ada yg tak mungkin...
mujizat disediakan bagiku...
Aku diangkat dan diplihkanNya...
Dan Aku percaya semua Indah Pada Waktunya..
CERITA PAGI
Minggu pagi, tak ada gerimis meski
aku ingin melarung mimpimimpi yang kurajut
di sela detak jam dinding yang ricuh,
membiarkannya menggenang di selokan mampet atau
ceruk-ceruk jalanan yang terabai.
Penat tak juga menyingkir,
padahal sepanjang malam telah kaku dalam bisu
sepertinya iklan perihal obat ajaib pembuat lelap itu
cuma bualan.
Mau marah, percuma,
sebab empat dinding kamar ini telah lama menuli
Terkadang aku merasa ditipu,
meski sejak awal tahu
mungkin juga olehmu…
aku (bukan)lah sia(pa) sia(pa)
aku adalah bulir embun yang siap menyejukkan hati setiap insan
namun aku bukanlah lelatu yang membuat semuanya ternoda
, tidak pula membuatnya teraniaya…
aku hanyalah insan bermartabat tanpa memandang status tahta
……dan cinta-Mu membuatku kuat
pacarku emosian
pacarku. seorang gadis yang cantik. juga baik.
dia agak emosian. dan kadang tak berbelas kasihan. . .
begitupun aku sayang padanya. tak bisa ku melihatnya terluka.
pacarku yang manis, jangan lah kau menangis.
aku tahu aku salah, dan kau pantas marah.
mengapa kau terisak? biasanya kau galak. ..
rasa ragu yang membimbing tangan lentikmu kepada pisau
cemburu dalam tiap hujaman pisau di badanku. .
gadis itu terisak, tangisnya meledak. pisau tergeletak basah. bajunya penuh cipratan darah.
pacarku belumkah kau puas? sekarang aku tak lagi bernafas. . .
Puisi Stagnan
mari lihat
kucipta puisi dalam gerak kerja
korbankan istirahat
tanpa sadar telah dewasa
ada hari-hari otak hanya stagnan
dan hati merayap melingkar
yakinlah tak pernah terlintas angan
campakkan puisi ke dalam belukar
jika kiramu ada yang berubah
hanya ingin pertahankan kewarasan
kalau kiramu aku tak peduli
-- lebih baik tidak kauucapkan
sedangkan puisi pertanyakan jati diri
tegak gamang di lorong bercabang
sambil tetap menikmati seni
sentuh lubuk sebelum gersang
Aku Harus Pergi
Sakit ketika melesat dari hatinya
Isak terdengar seperti bisikan, namun aku tak boleh berbalik mundur
Kaki terasa seberat karang
Ingin tetap disini
Tetapi apa daya, aku harus pergi
Hati yang manis itu bukan hak atas namaku lagi
Jiwa yang memahat kenangan itu bukan untuk kusentuh lagi
Perih ingin melengking berteriak sekeras gemuruh tinggi
Ingin tetap dihuni
Apa daya, aku harus pergi
Tanpaku, air matamu takkan tumpah seperti bulir
Tanpaku, cinta itu tetap akan mengakar tak terganti
Ragaku ingin rebah, rohku ingin tetap tinggal
Namun apa daya, aku harus pergi.
Menyanding Engkau, Kekasih; Kelam Laun
Memutih
aku tengah memeram dendam
dalam buncah kabut kelam
dengan sesabit malam, mimpi tertikam
perih sebenarbenarnya perih
meretas ipuh luh dan giris miris anyir getih
: tersungkur aku di gigilmu, kekasih
engkau
dengan gemertak kertak gigi dan sekilat mata petir
kaubawalah aku tengadah
"ke langit itu, perempuanku, lemparkanlah!
segenap amarah gundah lelah
pun jika kau rebah rayui merah tanah, kukan memapah menjauhi suram lembah"
pecah tangisku
genangi jantungmu
tenggelamkan aku di dekapmu, kekasih
selamatkan aku dari benci paling mati
di relungmu aku terkulai mengayub selingkar rinai
"habiskan, sayang.. jangan sisakan seguratpun memar
lihat! harsa tertata di tengah Altar
sama kita tergugu
cukuplah, sayang
selamanya dekapku
menyatu kauaku"
lelaki-ku, ini seutuhnya aku
di langit yang sama
badai mereda
petir menyingkir
cahaya terbuka
menyanding engkau, kekasih
aku berdiang di kedalaman cinta
kelam laun memutih
berkidung lirih
mengunjuk sakral ikrar
di kakiNya
menggeletar
love you
everyday is a new day
everytime i love you
everyway is e new way
everytime i love you
i love you much today than yesterday
but it doesn't as much as tomorrow
AKU KEMBALI
Aku kembali
dari dunia yang tidak kuketahui
Aku kembali
tanpa sisa dihati
Akankah sama,
sejak aku pergi
Dunia fana
tanpa aku sehari
Jiwaku mati
tanpa aku sadari
Dan aku kembali
tanpa tangis dihati
Ragaku kembali
dengan pedih pada diri
Maaf...
kutatap meja
pergi...tidak
tidak...pergi
pergi....tidak
kutatap amplop dimeja
tidak...pergi
pergi...tidak
tidak...pergi
ach...
kutatap lagi amplop merah jambu
maaf... aku tak mungkin pergi
Ironis
Enyah dari pikiranku!
Aku muak dengan semua kenangan indah itu!
Semua janji terucap dan sirna dimakan waktu
Yang tersisa hanya pilu
Kenapa?
Padahal kenangan itu adalah kau dan aku!
Tapi kenapa hanya aku yang terseret?
Kenapa hanya aku yang kecewa?
Aku marah, aku kecewa, aku hancur!
Seberapa bodohnya sampai kau tak mengerti?
Bagaimana bisa kau lihat aku seperti tidak ada yang terjadi?
Ironis, aku hanya mampu berpuisi sembari manahan hati yang tak terobati
Karena kau pun tak lagi peduli
Mungkin sekarang aku hanya sampah
Yang dulunya telah habis kau gerogoti.
Tak akan kembali
Aku menyukaimu setengah mati
Tak pernah berhenti sejak musim kemarau berakhir
Meski kemudian lelah itu datang lagi
Musim berkali-kali datang tetapi aku tetap disini
Mungkin kata 'menunggu' terlalu egois
Karena kamu tak pernah memintaku untuk begitu
'Penantian' pun terlalu menyesakkan
Karena aku telah kehilanganmu seutuhnya
Dan kau tak akan kembali
Meski 100 tahun menanti
Aku pun tak akan mengemis
Melainkan bersembunyi pada drama babak baru ini
Some
ajakan menyusun leksikon dari dindingnya
alfabet bercecer mati
menunggu seseorang memakamkan
: kata cinta lampus baru saja
Balasan
Balasan
raga terguncang
Jiwa berpaut satu arah...
Menghadap sang kelam keakhrian.
Terpaku tak tau arah..
Bekal habis dimakan api
Putih sirna ditelan hitam
Hingga suara rintih menyeruak.
Bagai nana darah kotor.
Sampah belatung perut bumi ..
Pikir kosong , sesat dijalan
Bagai ini jawaban Tuhan
Atas apa kita lakukan..
Semasa hidup menacari dosa....
tak ku mengerti
ku rasa kalian semua tahu,
bahwa kita semua pada dasarnya berbeda,
tapi mengapa harus memaksakan sama,?
aku dan pikiranku, terkadang tak bisa dimengerti,
bahkan aku sendiripun tak mengerti
aku melihat ini dari sisi sebelah kiri
kau melihat ini dari sisi yang lain,
bagaimana bisa ini dipaksakan sama??
kita terlelap
diatas sana hampa tak ada udara,sayang
hanya ada bait-bait yg tak mampu diucapkan
kita hanya terdiam menikmati kenyataan yang sesungguhnya
memandang mimpi-mimpi yg kita anggap nyata saat ini
sadarlah sayang,,,! bahwa disanalah rumah kita yang sebenarnya
rumah tempat kita mendendangkan tawa dan nikmati tiap-tiap gelombang kebahagiaan
suatu waktu,mimpi kita pasti akan terhenti
dan disanalah,kita akan terbangun dari tidur kita saat ini
ternyata tak perlu
Ku cari,
selalu mencari sesuatu yang mungkin tak akan pernah datang.
Ku cari,
selalu mencari sesuatu yang samar.
Ku cari,
selalu mencari sesuatu yang tak ada.
Ku cari,
karna aku tak pernah puasa dengan apa yang sudah ada.
***
Semakin dewasa,
kini kutau.
Kalau mereka,
bahakan tak perlu ku cari.
Karna dengan kesabaran,
mereka akan datang sendirinya.
Tanpa paksaan.
Tanpa permintaan.
Falling.
So here we are (again)
Walking in the nite
Trough the wet grass
Side by side (holding hand)
Hold our heart
Try not to speak (just whispering)
But its hard
I don't know (i guess i know)
are you pretending
Or these all are true (hope it's true)
Because all that i see is not the same as what you say
It just so....
Different (i see it so)
I'll never hold u anymore (will I??)
Not because i don't want to (i swear i want to!)
But, that lies...
That LIES!
I can see it in your eyes!
I'm falling...
....Falling
So deep so i can't see you (and i can't see me)
I'm falling into our (or just my)memories
And i can see everything
I can see you
I can see me
We were holding hand
In the new year's eve
Walking the nite through the wet grass
And then we're stop, staring each other.
Silent
U grasp my head.
Your (beautiful) lips closer to mine (oh my God!)
And u kiss my forehead.
It's like the fireworks light up the sky.
And i'm flying!
Flying so high that i can touch our 1 star
But.
I'm falling..
..falling
deeper, deeper, and deeper.
And then i touch the ground.
Ah!
It hurts me!
I open my eyes
And i can see you (beside me)
We're still walking the nite
Side by side, so close
And i hold your hand.
I miss you.
I miss US (it was 'you' and 'me')
And i hope the time could stop for a while (only a second)
So i can kiss you lips, hold u tight.
And whisper in your ear, and say:
I Love you, still love you.. (we could be forever, it's not over)
But now, i just can say: it's over... We could never be, no more 'me and you'. (and i'm breaking my heart)
Bintang
Sendiri menatap langit,
Seorang gadis,
Di bawah kubah konstelasi,
Di sanakah bintangmu?
Tempat yang kau cari?
Tempat yang kau cari?
Awalnya,
Kukira kau hendak menjatuhkan bintang dengan tatapan,
Tapi bisikanmu,
Gambarkan sepi
Di bawah kubah konstelasi,
Di sanakah bintangmu?
Disana bintangmu?
Sebuah bintang jatuh ke dekat kaki,
Berbinar terang, lalu menghilang,
Seorang gadis,
Di bawah kubah konstelasi,
Apa yang kau cari?
Satu kesempatan?
Sebuah harapan?
Masih Labil
Distorsi 2 dimensi antara yang lalu dan kini
akankah terus luapan emosi berlebih mengemas akan hal ini?
ataukah itu smua adalah bagian dari harmoni
yang masih tertutup rapi oleh sebuah misteri
dengan teka - teki yang menyimpan beribu arti?
atau barangkali ini sebuah kehidupan dalam ketidaknormalan diri
ditengah perkumpulan berbagai pribadi - pribadi pemimpi?
detik ini aku masih terus bertanya hingga mulut dan hati ini terkunci SEPI
Andai Aku
ujung jemariku yang melambai-lambai
tertiup angin sepoi-sepoi
menepis lengan kecil dan kakiku yang kokoh
ingin aku menari
diiringi goyangan angin yang bertiup
namun apa daya
kakiku menghentak tanah begitu dalam
lenganku kaku tak dapat kutekuk
hanya tersisa ujung-ujung jemariku
mengikuti arah angin yang bertiup
Entah
Senja hadir kembali menyapu semua tawa
Ramai riuh meniada
Sejuk semilirnya mengantar duka kembali meraja
Aku, tenggelam didasarnya
" Ketika Doi Ngambek "
ketika wajahmu memerah kupaham kau sedang marah
ada tingkahku yang kadang menimbulkan amarah
seiring waktu tertangkap oleh detik
seiring kata yang berlalu tlah diketik
aku mengharap di ujung bibirmu timbul senyum setitik
banyak isyarat yang tersirat
saat kau peluk diriku erat
mungkin drimu tlah maafkan
tapi sungguh batinku tertekan...
Pada Suatu Petang
tidaklah merindu senja,
hanya lebih senang
menitip salam pada petang
sepetak petang bukan senja
tak ada semburat kilau
berhias jingga di sana
hanya sebentuk gigilan pilu
yang mengiba rindu
dalam suatu abuabu
pada sepetak petang
kukemas gigilan dari radang
pilu yang memacu rindu
akan sebentuk bayang
pada suatu petang
kutitipkan semburat jingga
berkilau dan berbayang
menghilang dalam kotak kaca
Sebait Puisi Tanpa Baju
Bom waktu meledak, demi kutil di garis bibir
Membunuh segala yang ada di luar pikir
Sayang, kutil-kutil tetap bertahan
menjadi kambing hitam
-
jum'atan dulu ah!!
1000 Hari
1000 hari itu bukan sebentar.Tidak dalam satu kedipan mata aku lewati. Layaknya bintang2 yang kau
lukis, tak ada habisnya penantian ini.
Daun daun meranggas, ditiupkan angin dingin yang menyentuh belahan sinar mentari. Di ujung sana
tertambat perahu menuju samudera.Mampukah aku menggapainya??
Dalam diam aku kembali bertanya, adakah serpihan cahaya tersisa??Sementara gelap semakin
merambat, merayapi tiap sel dalam jiwaku, dimana terperangkap perasaan di sana.
Perasaan sedih, gembira, senang, marah, benci, cinta... Cinta. Aku merindukan perasaan itu. Saat aku
merasakan Saat aku mendengarkan Saat aku mencium Saat aku melihat
Saat aku menyentuh jemarimu.... Dan saat aku melepasnya. Aku tau. Kaupun melepasnya juga.
Membenamkan perasaan kita masing-masing.Tertawa dalam nelangsa. Tak mampu bangkit, tak mampu
merasakan.
Dan tanpa rasa kita menyongsong malam. Layakny malam-malam yang kita lewati bersama.Namun kini
penuh sesal.Tak mampu bangkit.
lelah
maukah kau kuceritakan kembali?
tentang matahari,
matahari yang sama dengan cerita gurauku kepadamu
matahari berasal dari cahaya kunang-kunang
yang menimbun cahayanya dengan kesabaran
semua semakin besar seperti himpunan cahaya kunang2
yang menjadi matahari seperti yang kuceritakan
matahari itu kini telah lelah
bukankah kesabaran sejatinya menimbulkan perasaan lelah?
lelah yang sangat,,
ia merasa terasing walau sekeliling bising
ia merasa sepi meski sekitar tak pernah hening
ingin saja ia berhenti jadi matahari
tapi ia tak mau jadi pecundang,,
yang menggadaikan mimpinya atas keputus asaan
dengarkanlah sejenak cerita matahari itu
jangan kau salahkan ia
yang lupa mneghangatkan pagimu, dengan sapaan khasnya yang leembut
pahamilah bahwa kini ia telah lelah
biarkan ia bercerita
biarkan ia meneteskan air matanya
hingga gerimis menmbasahi bumi di siang yang terik
matahari merasa gagal
gagal menjadi matahari yang sebenarnya
hingga mungkin kau jadi membencinya
hingga semua orang makin mencibir
sang matahari berfikir,,
iakah matahari itu? atau ia hanya kunang-kunang seperti asalnya?
atau jangan2 ia hanya
GELAP???
Jawaban
Ingin tahu, mencari dan terus mencari untuk sebuah arti
Gambar diri selalu terlukis wajar dalam gestur dan gerak gerik
Apa yang keluar dari dalam diri itulah yang disebut sebuah religi pribadi
Impian dan harapan adalah semangat dalam hati yang menjadi kunci
Belajar untuk mengerti dan memahami segala yang terjadi
Mencari untuk mendapatkan banyak hasil nilainya pasti selalu kurang
Mencari untuk mendapatkan sedikit hasil nilainya selalu cukup
Inilah perwujudan yang selalu terjadi saat mencari arti
Karya bukan untuk suatu hasil melainkan makna yang beribu arti
Semuanya sudah terjawab dan akan terjawab
Karena jawaban layaknya sebuah tuaian
Apa yang kita tanam itulah yang kita tuai
Dan Jawaban itu adalah sebuah tuaian dari sekumpulan gambar diri
Aku disini
Sekarang..saat ini.
masalah datang tentang hati
entah siapa dan mengapa terjadi
seakan terseret saat ku berlari.
ku acuh kan saja dia..tapi
begitu kuat dia mencengkram kaki
seseorang tolong...adakah yang peduli??
kutengok kanan kiri
sahabat..saudara..teman ku aku disini.
aku disini
disini merana karna hati
kadang begitu nyata kadang maya
ahhh peduli apa??
tak ada yang peduli tentang hati ku
bahkan pelukispun tak bisa menggambarkan hati ini
hati yang penuh tanya
terus berjalan dan berlari
hati terasa penuh duri
menutup mata dalam kesendirian sepi
di temani khayalan dia yg kusayangi
sudah,,cukup..disini akan ku akhiri.
tak lagi aku berlari.
tak lg aku mencari
tak perlu ku berbagi sakit ini
.... biar kan dia bahagia.
biarkan dia memilih jalan nya.
karena senyum nya lebih berharga
dari apapun di dunia....
Hanya Terjadi Denganmu
Ketika mata ini beradu dengan matamu,
Ratap sendu, haru, tertahan jauh didalam hati.
Dan kubuka lengan, selebar yang kumampu,
Tuk menyambutmu.
Kupejam mata menikmat hangat yang belum pernah kurasa.
Dunia berhenti,
Alam memutus harmoni,
Seolah memberi waktu tuk menikmati,
Karna tak tahu kapan lagi akan terjadi.
Jauh ku tenggelam dalam diri,
Laksana si cebol ditelan kegelapan.
Tak kenal lagi dengan tanah kelahiran.
Menapak jelas tangan hangat melingkar,
tulus kuberi dalam dekap dengan sang pemilik hati.
Kunikmati ini,
Asa dan harap bercampur,
Sedikit jawab dari Dia.
Kudekap kau dengan cinta,
Kau mendekapku dengan cita.
Dan harap tak ingin ku melepas.
Karena tak tahu kapankah terulang.
Mungkin,
Hanya terjadi denganmu.
Feel bad
Feel bad...
By Imah_HyunAe
Aneh...
Firasat buruk mendatangiku
Entah kenapa...
Kucoba tata hati,
namun yang tak kuharap tetap terjadi...
Sakit...
Aku merasa hatiku begitu sakit
juga begitu buruk
Seolah ini tak pantas buatku
Seolah jika aku bertahan...
harga diri ini akan terkoyak lebih dalam
Lalu, bagaimana sekarang?
Sementara semangatku..
Hilang tak terelakkan...
[MANJA] Seharusnya Aku
"Manja itu lemah mental
sedikit-sedikit mengadu"
Aku lemah
tapi jangan kata aku manja!
hahahaha
Manja?
Itu Aku. Benar ka(h/n)?!
Karena tak seharusnya aku mengadu luka
Pada dunia, pada sebuah layar komputer
Aku manja
Ya ka(h/n)?!
Lemah!
Mental tempe!
Tak seharusnya aku berteriak
Tak seharusnya aku lari
Tak seharusnya aku melawan
Tak seharusnya aku berkata-kata
Terlebih, pada psikiater yang menanganiku
Aku, MANJA, kan?!
Kalian bilang, "didikan orang tua zaman sekarang
jadikan anak bermental lemah. Ospek dibilang penganiayaan
ngadu dinas pendidikan pake campur tangan polisi"
Aku suka di ospek, aku suka masa-masa orientasi
Pelantikan Pramuka, Paskibra dan hal-hal serupa lainnya
Aku suka
Aku hanya tidak suka cara kalian menilaiku
Cara kalian untuk tidak mempercayaiku
Dan Satu yang teramat ku benci
Keangkuhan bapakku
Aku manja,kan?
padahal tak pernah kuceritakan ini pada kalian
Bagaimana rasa takutku ketika kalian titipkan aku padanya
Teman yang selalu menganiaya disaat kalian tak ada
Saat di kelas, saat mata pelajaran olah raga, saat istirahat
Apa kalian tahu?!
Padahal aku tak pernah ceritakan
Bagaimana aku dilecehkan
Dan disiram air comberan oleh kakak-kakak kelasku
di sekolah baru
Tak pernah ku ceritakan pada kalian
Bagaimana aku bisa bertahan
Padahal aku tak ceritakan itu
Apa aku manja?
Karena telah lancang ku tulis semua pada lembar bisu
Yang kemudian lembar-lembar itu tersebar disini
Aku, benar-benar manja,kan?!
Seharusnya aku tetap diam
Seharusnya aku tetap bungkam
Seharusnya aku tetap menjadi bulan-bulanan mereka
Seharusnya aku tidak meratap atau melawan
Seharusnya aku diam mereka olok-olok ibuku
Aku manja, karena mengadu pada Tuhan
Aku manja karena menyalahkan syaitan
Atau mengadu padanya?
Aku manja karena ceritakan beberapa kebenaran
pada psikiater yang terus menerus menanyaiku
Seharusnya aku diam mereka menjambak rambutku
Seharusnya aku diam mereka meninju ulu hatiku
Seharusnya aku diam meski pukulan
Dan cambukan bapak semakin menghujam
Aku, kakak, juga Ibuku
Seharusnya aku diam saat pisau itu hanya tinggal 1 inchi
dari mata orang yang mungkin satu-satunya yang mengerti aku
Seharusnya aku.......................
Haruskah aku diam untuk kehilangan orang-orang yang kusayang?
Kenangan Menyiksa
Sungguh aku tak bisa menipu diriku
Dari sebuah episode cerita masalalu kita
Semakin kurasa..
Rasanya seperti ingin terhenti laju darahku
Dan membuatku terus tersedak
Akan semua penghianatanmu
Kenapa kau menghukumku dengan luka-luka itu
Setelah semua ini berakhir?
Tapi selalu ada rindu
Dalam setitik celah di hatiku
Dan aku benci, sangat!
`Aku dan Stat Facebookmu….
Kau tancap satu pisau di mataku..
Saat ku baca gurau, bujuk, rayumu…
Di status facebookmu…
Kau tancap satu pisau di telingaku…
Saat kudengar kau berkata
Cinta bagimu tak cukup satu.
Butakan saja mataku
Atau putuskan saja tali ikatan ini
Jika itu mampu membeli satu pengertian darimu tentangku
Aku memang pencemburu priaku….
Tidak jelaskah itu bagimu….?
Terserah
Saat perubahan tak kunjung tiba
Pergerakan dirasa cukup karena waktu mulai membatu
Ungkapan pasrah terdengar lirih dari dalam diri
Debar jantung meningkat disertai peluh keringat disaat harus menjawab
Karena apapun yang menjadi pertanyaan selalu dijawab, "terserah"
Dan apapun yang menjadi pernyataan setulus hati hanyalah terserah
Akankah bijaksana ungkapan terserah yang pasrah dan tulus muncul dari dalam hati?
Walau hanya sedikit yang terucap dan hanyalah terserah
AKU PECUNDANG, SAMPAH SEGALA
SAMPAH
Kala itu gelap membuncah
Bulan bintang ditelan sang cakar hitam
Darahku pun merengkuh titik didihnya
Memamah legam partikelpartikel sukma
Panas tanpa sela yang membuat gosong perintangnya
Hamburan percaya terberondong prasangka
Aku lelah setelah terpanggang berharian
Luluh, lumer karena tempaan
Aku pecundang, sampah segala sampah
Tak layak dianggap darah
Biarlah aku membeku gigil, lalu habis diurai masa
Setelah hadirku tak teraba
Tak usahlah ditanya apakah pernah ada
Begitupun dimana
Aku masih disana
Disana
Masihlah kutegakkan altarmu di puingpuing pilar kalbu tersisa
Tak perlu juga kuberitahu
“rapalan doa harap tentangmu, masihlah sama seperti dulu”
Semua memanglah salahku
Malam ini, di gelap rona cakrawala
Kualunkan pujipuja atasmu penuh sungguh
Kuhaturkan berjuta maaf tulus dari temaram relung sukmaku
Kudendangkan pula lagu terima kasih untuk gulagula dan wangi bunga
Tak lupa kuucapkan selamat sejahtera untukmu
Dendam
Hanya ini rasa yang terungkap saat kepala tak lagi tegak
Hanya keinginan untuk membalas dikala kepal tangan bersiap
Saat bayang2 kepalsuan menyeruak di lingkaran kepala ini
Sampai di ujung hatipun kemarahan tak dapat tersembunyi
Melepaskan beban di hati ? Tanya Kenapa?
Kalau Maafmu hanya di bibir saja....
MIMPI itu Lagi
Sakit,,,saat ku tahu bukan hanya aku yang harapkan kau kembali
perih,,,saat kutemui kenyataan bahwa tak ada jalan untukku kembali
Hatiku meledak, hancur berkeping-keping nyaris tak bersisa
Ketika mengetahui kau kan dibawa keatas singgasana
Singgasana yang dahulu ku janjikan, yang dahulu ku impikan
Singgasana yang selalu aku perjuangkan
Sudah,,,sudah cukup semua ini berlangsung dihidupku
Bukannya aku takut mencinta, aku hanya tak ingin terluka
Sekepal daging dalam ragaku ini takkan mampu bertahan lebih lama
Jika terus dijejali dengan dinginnya luka dan Panasnya api kemarahan
Nadi terhambat, Otak melambat, kesepian pun mengikat
Menyedihkan mengingat perjalanan hidup yang sangatlah singkat
Aku hanya memimpikan seseorang yang mau memelukku erat
Meski sedih, namun selalu memberiku senyuman hangat
Tak adakah yang seperti itu?
Atau mimpiku benar-benar hanya MIMPI???
Kau Bagaikan…
Andai kau tau aku merasa sangat tersiksa karena merindukanmu.
Kamu bagaikan,
berlian yang hanya bisa aku lihat di dalam etalase tanpa bisa aku sentuh.
angin yang hanya bisa aku rasakan keberadaannya tanpa bisa kulihat wujudnya.
bunga yang hanya bisa aku cium wanginya tanpa bisa kurasakan sarinya seperti layaknya seekor
kumbang.
pelangi yang indah tanpa bisa aku temukan ujungnya.
burung merpati yang selalu terbang menjauh ketika aku mendekat.
segala sesuatu yang tak mungkin aku raih.
Aku menjadi seperti,
rumput yang merindukan hujan di padang pasir.
bulan yang merindukan matahari.
hitam yang berharap untuk bersatu dengan putih.
Andai kau tahu,
kau adalah permata yang selalu tampak berkilau.
kau adalah matahari yang selalu bersinar dan menghangatkan bumi.
kau adalah bunga melati yang selalu menebar wangi.
kau adalah pelangi yang selalu muncul dengan indahnya.
kau adalah emas yang tak akan pernah berkarat.
kau adalah langit biru yang selalu tampak cerah.
kau adalah angin yang selalu menyejukan.
kau adalah api yang selalu memberi kehangatan.
kau adalah lilin yang memberi cahaya di kegelapan.
Kita sama tapi aku hanyalah,
perampok yang selalu mengincar permata.
matahari yang membuat orang sengsara dengan panasnya.
kumbang yang selalu mencuri sari bunga.
panas yang membuat pelangi pergi menghilang.
besi yang mudah berkarat karena cuaca.
langit mendung yang mengecewakan semua orang.
angin yang selalu membuat badai.
api yang selalu membakar apa saja yang ada di depannya.
lilin yang selalu menghancurkan dirinya sendiri.
Segala sesuatu yang baik indah ada pada dirimu.
Karena kamulah yang terbaik dan yang terindah.
Segala sesuatu yang buruk ada pada diriku.
Karena aku adalah si buruk rupa dan si pendosa.
Pantaskah aku bersanding denganmu sesuai dengan harapanku selama ini?
Selalu bersanding denganmu selamanya.
Di dunia dan akhirat nantinya.
Demi Allah, hanya satu yang kuharapkan darimu.
Aku ingin hidup bersamamu, wahai gadis yang selalu menjaga kesucian dalam dirinya.
Karena Allah aku mencintaimu.
Bulan dan Kunang-kunang
Bulan dan Kunang-kunang
Aku mengenalmu lewat bulan
dan juga kunang-kunang.
Aku masih ingat ketika itu engkau keluar rumah
dan memandang bulan, lalu berkata
bulannya bagus
sejak saat itu aku berfikir
kita memiliki ketertarikan yang sama pada bulan.
Dan bulan itu, yang kau bilang bagus pada malam itu
masih ku simpan dalam saku bajuku
dalam saku baju di dada sebelah kiri,
tempat ibu juga meletakkan beribu doa dan beberapa potong mimpi di dalamnya.
Aku harap engkau masih ingat
ketika kita juga mulai berbicara tentang kunang-kunang;
sebuah keindahan malam.
Aku sangat senang
karena kunang-kunang berteman dengan bulan
walaupun hanya dalam percakapan.
Apakah engkau juga merasa bahwa malam adalah sesuatu yang indah?
Ada bulan,
kunang-kunang,
mimpi-mimpi
dan juga harapan.
malam adalah tempat kita berbicara tentang temaram lampu-lampu di trotoar,
tentang semangkok bakso ketika gerimis datang,
tentang nyala lilin ketika lampu padam,
sesekali tentang kesendirian dan kesedihan,
tentunya tidak lupa tentang bulan dan kunang-kunang.
Waktu itu, ketika kita berbicara tentang kunang-kunang
secara diam-diam aku mengambil beberapa kunang-kunang yang kita bicarakan
kemudian aku masukkan ke dalam toples kecil yang bening dan aku letakkan di meja kamarku.
berharap kamar itu tidak lagi gelap dan kosong
ada beberapa cahaya kecil di atas meja kamar.
Toples itu kemudian kubuka,
cahaya-cahaya kecil itu kemudian terbang di sudut-sudut ruang yang benar-benar gelap
sesaat kemudian terbang ke sudut yang lain
aku pun mengelurakan bulan yang ada dalam saku bajuku
dan meletakkannya di langit-langit kamarku;
aku hanya bisa diam dan tersenyum.
..., 1 Syawal 1432 H
Hari ini matahari terbit dengan beribu mimpi dan harapan
sinarnya mulai masuk ke kamarku melalui jendela yang sengaja sedikit kubuka
pelan-pelan sinar yang masuk ke dalam kamarku semakin banyak
bulan dan kunang-kunang yang ada di kamar pun mulai gelisah.
Kunang-kunang terbang keluar melalui celah sempit jendela yang terbuka, aku tidak sempat
menangkapnya
bulan pun hendak keluar, tetapi celah jendela yang sempit tidak memberinya jalan.
Aku segera meloncat dan mengambil bulan
kemudian memasukkannya kembali ke dalam saku bajuku,
aku tidak ingin kehilangan bulan itu,
aku tau kau menyukainya
dan aku ingin memberikannya padamu suatu saat nanti,
tentunya pada malam hari.
Siang hari bukanlah waktu untuk bermimpi
Siang hari bukanlah waktu untuk berfikir tentang keindahan malam
bukan pula waktu untuk berbicara tentang bulan dan kunang-kunang.
karena bulan dan kunang-kunang telah berada di belahan bumi yang lain.
Dan aku hanya memiliki bulan kecil dalam saku bajuku
saku baju di dada sebelah kiri.
Sampai sekarang aku masih menyimpan bulan itu
bulan yang engkau bilang bagus pada malam itu.
Jika aku merindukanmu, akan kuambil dari saku dan meletakkannya di langit-langit kamarku
sambil mengingat bagaimana kita saling bercerita dulu.
Semoga bulan dan kunang-kunang di belahan bumi yang lain jauh lebih indah
sehingga engkau tetap bisa tersenyum melihatnya.
Aku mengenalmu lewat bulan
dan juga kunang-kunang.
Kau Ketahui
Tak urung
bergulirnya waktu takkan mampu membendung
kerinduan-ku
dibirunya langit engkau ada
disela awan gemawan
mengulum resah
melagu bersama rerintik hujan
dan yang kau ketahui
dibirunya langit mendung menggembung
terang kian terasing
hadirkan resah-mu
yang hadir seiring dengan gerimis
aku rindu sebias pelangi senja di matamu.
dia
aku bisa mendengarmu
tetapi kau tidak
saat ku berkata
kau pun tak tahu
aku melihatmu
kau pun juga melihatku
apakah kau akan mengerti
iya, asal kau mau.....
Arti Dirimu Sahabatku
Kau mungkin tak akan pernah menyadari
Apa artinya dirimu bagiku
Apa artinya senyumanmu bagi diri ini
Dan apa artinya hari-hariku tanpa dirimu
Dahulu ku bertanya
Kenapa kau berada selalu disisiku
Disampingku, dengan senyumanmu, ketika semua orang meninggalkanku
Dan kembali, jawabmu hanyalah senyumanmu
Kau yang mengerti diriku
Kau tahu ketika aku menangis dalam hati, ketika ku bersedih dalam kebisuanku
Kau tahu ketika aku merasakan depresi dan tenggelam dalam keputus-asaanku
Kau mengerti, dan kau mendengarkan keluh kesahku
Aku hanyalah sampah
Aku hanyalah seorang yang tak berarti
Yang mungkin akan mati dalam kutukan sumpah-serapah
Tapi kau mengubah pandanganku, mengubah diri ini
Aku ingin kau tahu
Karena mu, aku masih disini, mempunyai tujuan hidup
Karena mu, aku tak lagi tenggelam dalam kesedihanku
Dan karena mu, aku masih bisa tersenyum
Tak semua orang seberuntung diriku
Mempunyaimu dalam semua keadaanku
Mempunyaimu sebagai malaikat pelindungku
Mempunyaimu sebagai sahabat sejati ku :)
hah ..cinta
berpacu dengan logika
menalarkan semua arti
hah cinta.......
cinta..........
semua orang menginginannya
tetapi ketika hasrat berpacu
semua salah
dengus nafas ....berpacu
pagi.......
siang
sore
malam
melupakan esensi cinta
untuk mendapatkan kenikmataan sesaat
hah cinta jangan menamakan itu cinta
jika yang dibenak hanya birahi semata
Seseorang Seperti Kamu :)
Ketika keheningan yang canggung menyeruak di permukaan
Mengikis dasar laut hatimu
Hingga kata demi kata yang seharusnya menceriakan
Yang seharusnya mencairkan kebekuan hati
Dan yang seharusnya tak ada lagi rasa saru
mengoyak dinding ketulusan hatimu
Maka, Tatap saja senyumku
Kamu tak akan lagi ragu
Kamu, Aku, dan Perjalanan ini
Seperti langit beriring awan
Mendung berlatar petang
Dan lembayung yang menyeru senja
Saling melengkapi
Aku mencintaimu
Seseorang seperti kamu
Bukan kamu yang seperti seseorang
Dalam keheningan ini, Dalam diam ini
Cinta mengerti semua ini
Sudah kubilang kau tak perlu ragu
Tak perlu canggung
Karena di satu sudut lirih ini
Telah kusisihkan satu ruang kosong untukmu
Hati terdasarku telah menyimpan namanu
Kau tak tergantikan
Bahkan olehnya yang sempat menorehkan cat warna-warni
Kau tak perlu menjadi dia
Untuk ku cintai
Jangan biarkan
Jangan biarkan genderang perang bertalu
Saat angkara masih meraja dalam dada
Ketika nafsu berbalas masih berkuasa
Redam-redamlah dengan balutan istigfar
Keluarkan sangkur jika rasa terperih dan terus mendidih
Namun lebih indah sarangkan sang sangkur
Hunus pedang apabila tersakiti tak terobati
Tapi lebih bijak sarungkan sang pedang
Masih lebih indah membuka gerbang maaf
Karena kemenangan manusia terletak pada keluasan hati
Dan sejujurnya tak terhenti dendam jika selalu ditiup
Maka padamkan dan putus rantai lingkaran dendam tersebut
Dengan keluasan hatimu
Hidup dan Cinta dalam Hati
rodaku..
berputar tak secepat milikmu
tak berpusar laiknya yang lain
tanpa desir, tanpa angin
gelapku..
tak sekelam impianmu
impian pelangi terhitammu
tapi, kulihat cercah
kau kepakkan sayapmu
dan menghindari
buruk rupaku
betapa..oh.. tiada mungkin ku dapat
keindahan melebihimu
kau palingkan
wajah indahmu dariku
apakah aku telah jatuh
karena aku merasa kecewa kau begitu
tapi membuatku semangat
jemariku hanya mampu bergetar
saat kata-katamu muncul
menghiasi
menerangi
berlarian di papan berwarna di hadapku
hahahaha..
mungkin aku mimpi
rodaku tak berputar secepat milikmu
otakku tak secerah punyamu
hahaha..
tiada yang kupamerkan
hanya aku bertanya padamu
bolehkah...?
Apa yang Kuinginkan
Mereka datang kepadaku,
Maukah kau mendengarkan curhatku?
Aku jawab, aku akan mendengarkan setiap kata yang kau ucapkan.
Lalu mereka datang lagi kepadaku,
Apakah kau bisa memberikan sedikit tenaga dalam otot-ototmu?
Aku jawab, akan kuberikan semua tenaga dalam ototku hingga mereka tak berdaya lagi.
Kemudian mereka datang kepadaku,
Bisakah kau memberikan sebagian hartamu kepada kami?
Aku jawab, akan kuberikan semua hingga aku tak sanggup lagi memberikannya kepada kalian.
Akhirnya mereka datang kepadaku,
Kenapa kau mau mendengarkan keluhan kami,
Padahal kami yakin kamu pasti mempunyai banyak masalah.
Kenapa kau mau membantu kami,
Padahal kau sudah tidak mampu lagi berjalan.
Kenapa kau mau meberikan apa yang kami minta,
Padahal kau sudah tidak memiliki harta lagi.
Aku jawab, aku tidak menginginkan apapun kecuali ridloNYA.
Dengan cinta
Dengan cinta yang pahit menjadi manis.
Dengan cinta orang normal menjadi cacat, orang cacat menjadi normal.
Dengan cinta racun pun dirasa madu.
Dengan cinta seorang jenius bisa menjadi autis.
Dengan cinta teman menjadi lawan.
Dengan cinta kata2 bisa membentuk nada.
Dengan cinta yang tua merasa muda.
Dengan cinta anak muda merasa dewasa.
Dengan cinta jarak dan waktu tiada.
Dengan cinta kita berurai air mata.
Dengan cinta gembira ria.
Dengan cinta mengharu biru.
Dengan cinta kita bisa tercipta.
Dengan cinta dunia seperti berhenti sementara.
Dengan cinta raja menjadi budak.
Dengan cinta Sang putri rela melepas takhta.
Dengan cinta siswa SMA males belajar.
Dengan cinta bapak2 telat pergi kerja.
Dengan cinta dunia ini tercipta.
Dengan cinta mampu mengubah segalanya.
Tapi dengan cinta, aku tidak bisa berbuat apa2.
Kau dimana-mana
hanya kau yang masih setia membacakan puisi yang sama
padahal sesungguhnya tak pernah kuijinkan suaramu menggeser sejengkal saja atas keyakinan cinta
: tapi kau dimana-mana
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA
KESUNYIAN CINTA

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

173533428 cerpen
173533428 cerpen173533428 cerpen
173533428 cerpenWarnet Raha
 
Surat pemanggilan peserta
Surat pemanggilan pesertaSurat pemanggilan peserta
Surat pemanggilan pesertaNasrul Thea
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Poetra Chebhungsu
 
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2Ruslan Haryandi
 
Naskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anakNaskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anakAhmad Afandi
 
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617Endin Salahudin
 
Skrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatanSkrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatanandry_dwi
 
Proposal pentas seni
Proposal pentas seniProposal pentas seni
Proposal pentas seniMask Kur
 
Naskah drama 5 orang tentang persahabatan
Naskah drama 5 orang tentang persahabatanNaskah drama 5 orang tentang persahabatan
Naskah drama 5 orang tentang persahabatanagung hanafi
 
Cara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIA
Cara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIACara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIA
Cara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIAAnnisa Muliani
 

Mais procurados (20)

Kliping cerpen
Kliping cerpenKliping cerpen
Kliping cerpen
 
Puisi guru
Puisi guruPuisi guru
Puisi guru
 
173533428 cerpen
173533428 cerpen173533428 cerpen
173533428 cerpen
 
My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"
 
Cerpen "Rahasia ayah"
 Cerpen "Rahasia ayah" Cerpen "Rahasia ayah"
Cerpen "Rahasia ayah"
 
Surat pemanggilan peserta
Surat pemanggilan pesertaSurat pemanggilan peserta
Surat pemanggilan peserta
 
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
Cerpen (mutiara kecil kehidupan)
 
Puisi kehidupan
Puisi kehidupanPuisi kehidupan
Puisi kehidupan
 
Puisi ibu
Puisi ibuPuisi ibu
Puisi ibu
 
Perpisahan
PerpisahanPerpisahan
Perpisahan
 
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
Program kerja-sman-1-banguntapan-tahunan2
 
Naskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anakNaskah drama pengorbanan seorang anak
Naskah drama pengorbanan seorang anak
 
Cerpen (harus terpisah)
Cerpen (harus terpisah)Cerpen (harus terpisah)
Cerpen (harus terpisah)
 
Puisi Saya
Puisi SayaPuisi Saya
Puisi Saya
 
Puisi keindahan alam laut
Puisi keindahan alam lautPuisi keindahan alam laut
Puisi keindahan alam laut
 
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
Dokumen 1 sdn 1 pamoyanan 201617
 
Skrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatanSkrip cerita arti sebuah persahabatan
Skrip cerita arti sebuah persahabatan
 
Proposal pentas seni
Proposal pentas seniProposal pentas seni
Proposal pentas seni
 
Naskah drama 5 orang tentang persahabatan
Naskah drama 5 orang tentang persahabatanNaskah drama 5 orang tentang persahabatan
Naskah drama 5 orang tentang persahabatan
 
Cara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIA
Cara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIACara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIA
Cara menemukan unsur intrinsik dalam cerpen, BAHASA INDONESIA
 

Semelhante a KESUNYIAN CINTA (20)

LIRIK Lagu lagu
LIRIK Lagu laguLIRIK Lagu lagu
LIRIK Lagu lagu
 
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaruKumpulan puisi perpisahan terbaru
Kumpulan puisi perpisahan terbaru
 
Lirik
LirikLirik
Lirik
 
Omong kosong tak berdusta
Omong kosong tak berdustaOmong kosong tak berdusta
Omong kosong tak berdusta
 
belya,antalogi puisi.docx
belya,antalogi puisi.docxbelya,antalogi puisi.docx
belya,antalogi puisi.docx
 
Biarkan aku pergi jauh
Biarkan aku pergi jauhBiarkan aku pergi jauh
Biarkan aku pergi jauh
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario dramaAntologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
 
PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"
 
Puisi kahlil gibran
Puisi kahlil gibranPuisi kahlil gibran
Puisi kahlil gibran
 
doa dan puisi
doa dan puisidoa dan puisi
doa dan puisi
 
Aku pernah mencintaimu
Aku pernah mencintaimuAku pernah mencintaimu
Aku pernah mencintaimu
 
Lagu
LaguLagu
Lagu
 
Lirik
LirikLirik
Lirik
 
Lirik lagu cinta
Lirik lagu cintaLirik lagu cinta
Lirik lagu cinta
 
Bunda dan ayah ku
Bunda dan ayah kuBunda dan ayah ku
Bunda dan ayah ku
 
Bunda dan ayah ku
Bunda dan ayah kuBunda dan ayah ku
Bunda dan ayah ku
 
cinta
cintacinta
cinta
 
Asa yang tlah
Asa yang tlahAsa yang tlah
Asa yang tlah
 
Lirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimboLirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimbo
 

Último

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 

Último (20)

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 

KESUNYIAN CINTA

  • 1. kesunyian cinta •November 28, 2007 • 5 Comments malam selalu memburuku hingga ku terperangkap dalam kesunyian yang pekat setelah itu, langit akan begitu bersemangat menghajarku dengan tusukan-tusukan cahaya bintang yang indah tapi perih jagad raya pun lalu tertawa melihatku terkapar dalam gelisah yang akut ya, semua seolah tau aku membeku, diterjang badai kerinduan tapi tak satu pun mau menjawab tanyaku, adakah yang akan membawaku ke hatimu? seperti saat kutemukan dirimu di nafasku Posted in Puisi Maharasa Cinta •October 8, 2007 • 2 Comments Aku mengingatmu saat terbangun dari tidur malamku. Dan menghabiskan pagi untuk melukis manifesto kegelisahanku di atas kertas A4, yang kemudian berserak memenuhi kolong meja baca. Aku mengingatmu saat lelah menghampiriku. Dan menghabiskan malam untuk merajut puisi tentang misteri keberadaan, menambah jumlah file di folders puisi yang telah terlalu banyak untuk dihitung jumlahnya. Aku masih bertanya tentang hal yang sama dengan kata-kata yang berbeda kepada teks di lembaran-lembaran buku filsafat yang berserak di lantai kamar, kepada teks di lembaran-lembaran kitab suci yang telah terlihat lusuh, atau kepada search di google, yahoo, dan lainnya. Aku memujamu sebagai sebuah keajaiban yang selalu menyerang rasa ingin tau ku, logika berpikirku, ontologi- epistemologi-aksiologi kebenaranku, intuisi, firasat. Aku mengugatmu dengan maharasa cintaku. Posted in Puisi Air Mata di Taman Bunga 01 •September 29, 2007 • 1 Comment Merah pekat warna bunga. Ada tujuh matahari pagi yang menghiasinya. Satu satu menghilang, bersama embun yang menguap. Satu lagi menghias, dari tetes air matamu. Tepat saat aku berdiri di sampingmu
  • 2. Berlahan wajahmu menyambut tatapanku Aku hanya mengedipkan mata lambat Seuntai air kembali menetes di bunga itu, saat lesung pipi menghias wajahmu Telapak tangan kasarku berlahan membeku dalam genggam jemarimu. Meski baru lalu kuulurkan tangan, untuk mengerti bentuk rasa itu Ada bola salju meluncur deras, menghadirkan warna pekat dalam setiap ruang yang dilewatinya. Tubuhku pun mengigil Aku baru sadar, air mata itu uap dari bola salju yang meluncur di bola matamu Namun kulihat, tubuhmu tak menggigil seperti tubuhku Betapa indah kamu menahan dingin di hidupmu Betapa daya tahanku sama sekali rendah di hadapanmu Aku hanya mengedipkan mata lambat Berlahan kulepas genggam jemari Ku satukan tubuh dalam dekapmu Namun, lambat kau berbalik dan berjalan Sutera putih melambai dihembus angin pagi Dedaunan dan warna warni bunga menari sepi Aku hanya diam merangkai harap, waktu masih sisakan keindahan untuk kusapa di hari esok Posted in Puisi Air Mata di Taman Bunga 02 •September 29, 2007 • Leave a Comment Hidupku seperi batang batang kayu kering Aku masih merasakan setiap perih dari patahan patahan lalu. Atau rasa sakit dari panas terik yang mengguyurku Karena itu, aku tertawa Setiap kali orang bercerita tentang dingin salju Hari itu tawaku terhenti, tatapanmu keras menampar wajahku, sekeras bola salju yang meluncur di bola matamu Perempuan indah : memadamkan api dengan tatapannya Perempuan baik : menumbuhkan bunga di tanah kering Perempuan biasa : membuat seorang lelaki berdoa mengharapkannya
  • 3. Lelaki tak pernah tau sepenuhnya perempuan yang sedang dihadapi Atau, itulah pemahamanku tentangmu Ya, aku ingin memahami setiap gerakmu menghargai setiap ucapmu Meski tatapku kadang melihat pucat matahari senja di sorot matamu Tapi aku percaya, suatu saat itulah cahaya pagiku Seperti cahaya pagi ini, yang memantulkan keharuman, yang melukis bayang wajahmu tepat di wajahku Posted in Puisi Air Mata di Taman Bunga 03 •September 29, 2007 • 1 Comment Segala pemujaan kadang adalah penghinaan Waktu bisa menjawab meski kadang bukan jawaban Tapi kamu tak membutuhkan Melangkah, menembus waktu yang kian pengap : air mata menetes di tempat berpesona, di sana kamu berada Seperti pagi ini, bunga bunga taman basah Entah, karena air hujan, embun, atau air mata Posted in Puisi Air Mata di Taman Bunga 04 •September 29, 2007 • Leave a Comment Tak sekalipun aku berhasil melukis wajahmu, telah seribu pun aku gagal. Apalagi melukis air matamu Jejak langkah lambatmu pun tak tertangkap tanah basah pagi ini Tidak pula di lain waktu Tidak pula di catatan hidupmu Dua puluh delapan Oktober tahun silam, juga di taman tempat berdiri pagi ini Wajahmu menghilang dari lukisan, tubuhmu tak terlihat mataku, hanya tetes air mata Dingin dan pekat seperti salju Dan sepatah kata: Sejarah itu bisu dan kelam Posted in Puisi Patah Hati •September 29, 2007 • 4 Comments
  • 4. Berarti aku sedang bersedih Lemah dan kalah, dan akan dibilang Cowok kok cengeng Itu bukan cengeng, tau Taukah kau arti kata setia buat diriku Setia itu satu, tak berubah Ya, jatuh cinta hanya pada satu orang, Seumur hidup Jika kamu hidup selamanya, dengan orang yang pertama kamu cintai Alangkah bahagianya, jika aku bisa seperti itu Aku tidak diberi satu jalan cinta Patah untuk yang pertama tentu sakit Dan dua tiga kali pun akan menambah sakit Karena satu semakin tercabik Dan dirimu, tentu bukan yang pertama Tapi patah darimu membuatku ingin mati saja Maukah kau kembali? Posted in Puisi Kamar Hujan •September 29, 2007 • 2 Comments Bawalah kebisuanmu yang beraroma melati itu Dalam setiap malamku yang bertabur sunyi Karena wangimu yang terkenang adalah nyanyian pelepas buram hidupku Di kamar hujan ini aku sedang berteman dengan setiap cerita tentangmu Mencoba mendaur keindahan rasa di genang kesejatian hatiku Sedikit saja cahaya kilat yang berkelit dalam celah tembok Terserap mata lelahku tanpa sisa Karena aku berharap pintu itu terbuka Dan kamu berkata, aku ingin tinggal di kamar hujan ini
  • 5. Mataku terpejam, hatiku masih mencandamu Aku mengigau, membuka kamar hujan dan berlari Tanpa henti teriakku disambut ramah alam Detak badai meluluhkanku Mataku terpejam, hatiku masih mencandamu Kembalilah ke kamar hujan, teriakmu Berlahan tubuhku melayang Mataku masih terpejam Teriakmu semakin terdengar jauh dan hilang Posted in Puisi Bias Cahaya •September 29, 2007 • Leave a Comment Katakan padaku Bahwa kau melihat warna biru cahaya lilin dihadapanmu Sekali saja dengan bibir indahmu Jangan dengan hatimu Katakan padaku Bahwa cahaya lilin itu tidak kekuningan Agar aku percaya Bahwa yang kulihat adalah benar Ah, sudahlah Aku tidak ingin memaksamu berbohong Mungkin yang kulihat Berbeda dengan apa yang kau lihat Posted in Puisi Puisi yang Hilang •September 29, 2007 • 5 Comments Dalam senyap itu Saat gigil tubuh meradang Saat bulan tak juga berkedip Saat kunang-kunang tak ku biarkan pergi tanpa sepengetahuanku Aku kehilangan sebuah puisi Yang tertulis di atas selembar kertas yang tersisa
  • 6. Pada senyap, dingin, bulan, serta kunang Aku berharap lirih Pulanglah puisiku Karena malam selalu merindu bait-baitmu Posted in Puisi #15 Aku cinta kamu Itu saja cukup Aku cinta kepadamu Mengapa masih kau pertanyakan? Cintamu bisa membunuhku Namun tanpamu ku takan bisa hidup Aku mencintaimu #39 Bacalah dari mataku Dengarkan dari detak jantungku Satu nama terindah yang diberikan Cinta padaku Namamu, kekasihku #43 Kaulah pelangi setelah badai Sepercik gerimis setelah kemarau panjang Begitu dekat namun tak bisa kugapai Satu bintang yang paling cemerlang #51 Doakan aku Aku berkarat Sembuhkan aku Aku sekarat Hanya cintamu yang bisa jadi kekuatanku Hanya kasihmu yang bisa menyelamatkanku #84 Indah sentuhanmu mewarnai hariku Manis senyummu menerangi duniaku Merdu langkahmu merangkai harapan Harum kata- katamu mengukir kenangan Sempurna caramu mengakhiri hidupku #85 Salahkah aku mencintaimu Saat kau tak mencintaiku Salahkah aku mengharapkanmu Saat kau meninggalkanku Hatiku menjerit memanggil namamu Jiwaku, ragaku, semangatku Musnah dalam kehampaan bersamamu #106
  • 7. Dan bila suatu saat kita tak bisa menyatu Biarkan aku hidup dalam ingatanmu Menemani harimu temukan kebahagiaan Yang selamanya takan jadi milikku Selamat tinggal... #108 Kau tak lagi di sini Kau telah pergi Kini ku sendiri Hidupku terasa sepi Semangatku telah mati Waktuku telah berhenti Tenggelam dalam mimpi Ditelan ilusi dan halusinasi #117 Apa yang bisa kulakukan tanpamu? Jantungku tak bisa berdetak tanpamu Aku takan bisa jauh darimu Aku tak bisa membiarkanmu pergi Biarkan aku membawamu kembali Walau hanya dalam anganku #119 Aku mencintaimu meski waktu berlalu Aku mencintaimu walaupun dunia berubah Tak ada yang bisa menggantikanmu Bahkan kau pun tahu itu Aku mencintaimu sepanjang waktu Aku tak bisa hidup sedetik pun tanpamu Aku tak bisa bernapas tanpamu Aku akan mencintaimu selamanya Aku mencintaimu walau ribuan tahun berlalu Seperti bintang yang menerangi malammu Walaupun aku harus terlahir kembali Aku hanya bisa mencintaimu seperti ini Aku mencintaimu… Tentang Janji Sewindu Lalu sejauh kau menanti aku niscaya sia-sia tiada semua berakhir ketika ayat berbicara lantang atas nama cinta dan demi janji sebelum waktu semua ditentukan tidak peduli walau mimpi seindah warna pelangi menjadi harga yang harus dibayarkan maka bila cinta itu sungguh ada
  • 8. kebersamaan abadi akan menjadi harga yang harus dibayarkan kembali bila yakin itu selalu menyelimuti atau esok dunia tak ubahnya kobaran api dan lautan lahar hujan matahari dan gemintang langit runtuh bisa saja aku berujar tegar tatkala suara mendayu selepas dering ponsel namun diri tak semudah itu terkelabui hingga akhirnya merintih lirih dan meratap kesepian menangis tanpa tetes air mata Salju Salju tak pernah kurasakan sehangat ini saat pertama kali kugenggam bersama bayangan matamu Terpana sejenak di antara keagungan butir air beku yang turun tanpa penghalang Tetap hangat meski jubah dingin menutupi keinginannya untuk menyapa Jika saja tak kuat menahan, aku sudah terjatuh tanpa nyawa Kau salju abadi bagi ragaku.. Yang selalu hangat di antara dinginmu Serpihan kristal yang terlindungi jiwa penuh puja Menyangga teguhku bersama pilar cinta Kenangan Hari Itu Tiga hari menuju saat-saat itu tiga tahun yang lalu Hari-hari yang ingin kulupakan Hari-hari yang ingin kuhapus dari benakku Tertuang dalam secangkir teh kenangan Saat hari libur nan cerah Saat pertama kali kita bertukar kata Saat mendengar teriakan penyemangat yang menggema Yang bersandingkan dengan gol kemenangan Waktu itu begitu indah Tanpa kusadari, itu adalah hari bahagiamu Dan itu juga hari bahagiaku My happy day that I always remember Namun, aku terluka Ingin sekali menumpahkan teh kenangan itu ke dalam parit Agar aku lupa... lupa akan kenangan itu Karena hati yang tercabik-cabik sulit tuk disembuhkan Kaulah penyebabnya Yang menjadikan ku trauma... takut...
  • 9. Takut untuk mencicipi kenangan manis Takut untuk terluka lagi sederhana Pengertian dan penerimaan dari sana cinta akan dimulakan aku dan kau lalu "kita" kemudian kita tambahi mempercayai dan menyetiai sebuah janji suci "Mitsaqon ghalizah" Dan waktu ke waktu akan dilalui bertahan mengikat diri dalam keikhlasan "dalam badai dekap aku lebih erat" Hingga kita pergi menuju alam abadi Kulihat sesosok wajah yang tak asing Kulihat sesosok wajah yang tak asing Termenung diam siang itu,, Kulihat dia begitu lelah Mencari sesuap kehidupan,,, Tak kulihat keraguan pada wajahnya
  • 10. Dia begitu tegas, keras bagai batu Tak pernah sekalipun kulihat dia mengeluh Sedangkan aku? Hanya seonggok daging tanpa otak Yang hidup dari belas kasihan orang lain Aku merasa iri kepadanya Ingin ku seperti dia,.,, Tegas, tanpa keraguan Bagaimana bisa aku seperti dia? Aku begitu takut untuk mencoba Aku terlalu ragu untuk mencoba Huh.... hanyalah itu yang terlintas di pikiranku Sebuah sosok perkasa Menentang asa, menantang dunia Tanpa ragu, tanpa bimbang Aku sedikit bergerak menuju kepadanya Pikiran kosong ini terus membuat dilema Hening, diam, dan menatapnya kosong Dialah orang nya, dialah orang nya Sesosok wajah yang tak asing Menatapku dengan senyum dan penuh harap Sementara pikiran kosong ini berteriak “aku ingin sepertimu, takkan ragu” SATU TAHUN DI KEMUDIAN sang pudjangga masih dengan kepatahhatiannya diruang semu yang tak banyak singgahi gereja-gereja tua sayup terdengar lolongan makam yang telah lama tak berpenghuni aku berdri di garis khayal senja tadi sedang jingga melirik ku tajam memerah kearah ku berbisik mesra : ini tentang kita, senja yang tak akan pernah sempurna
  • 11. kembali pada raga yang sejak tadi terpana aku meresapi hangatnya kabut biru menaruh kenangan masa lalu tentang mawar putih yang kau gemari ini untukmu : sebuah damba di pelataran hatiku tak akan pernah layu meski gundukanmu semakin membatu disini masih menjadi tempat ku menghabiskan malam untukmu satu tahun di kemudian entah aku masih setia dengan kepatahhatianku mengaharap cinta pada rembulan yang tak pernah tergenapi satu tahun di kemudian : aku mati cerminan kata dan kemudian: aku mencintaimu dalam seru tiap dengusan tanya dilembaran koma geliatkan petik resah dalam kurung batas nafas ini: di titik dua direnda hubung dilajur garis-garis miring tercekat, mata berair: hanya ada spasi
  • 12. antara hidup dan mati berkata mainkan elpisis .......... titik. ya. titik. CERITA YANG TAK BERAKHIR Malam yang sendu Langit tertutup awan kelabu Sunyi senyap Hujan mulai turun Rintikannya berbisik Tentang cerita yang ditinggal sang penulis Cerita tak berakhir yang ku baca Dikala hujan turun Ku coba menulis akhirnya Namun hanya sebuah puisi yang tertulis Puisi dikala hujan turun Lebat dan dingin bercampur awan hitam Begitu pilu ... Kembali ke peraduan Dalam selimut kegelapan Ku sumpal telingaku Hingga rintikanya tak terdengar Mengigil .... Begitu kacau diri ku
  • 13. Hingga batas kesadaran mulai hilang Ku tunggu pagi Berharap ada embun di setiap pucuk daun Namun matahari segera menguapkannya Petir mengelegar Membangunkan ku dari mimpi Hingga ku sadar Begitu lemahnya diriku Akhirnya ku terjaga dalam lamunan Menatap tetesan air hujan Dengan alunan rintikan yang terus bercerita Cerita tak berakhir Semoga Pagi menjelang Memebebaskan ku dari malam yang pilu Kerinduan Rintik hujan di luar hendak menyapamu sore ini, lidah-lidah air menjulur ingin menggapai kakimu untuk dibasuh Desau angin yang sejuk merindukan suaramu ketimbang serak suaraku sendiri, yang memanggil namamu lagi dan lagi lalu cuma mampu memanggul kesedihannya sendiri Kau tak pernah pulang kecuali dalam mimpiku setiap hari Aku butuh kabarmu, kekasih, meski tubuhmu dan aromanya tak akan pernah terhidu. Dingin malam tak tega mengepung tubuhku yang mengigil Kemana hendak kusembunyikan tubuh ini selain ke kehangatan selimut yang pula merindukan lekuk tubuhmu meringkuk
  • 14. Dinding-dinding kamar seutuhnya cermin yang juga merindukan pantulan bayanganmu di situ Semua benda merindukanmu, dan tak jenuh melulu menanyakan kabur kabarmu Aku mencoba tabah, setabah-tabahnya perasaan kehilangan. Pulanglah, Sayang… Mengapa bertahan bertahun-tahun di perantauan sedang kerinduan di sini senantiasa membuka lebar lengan-lengan peluk untukmu saja Untukmu saja. Penghalang Cinta Ini Cinta dan persahabatan Tipis sekali garis pemisahnya Aku bingung karenanya Aku takut salah mengartikan sikapmu Dan perasaan yang lahir di hati kecil ini... Orang sering bertengkar karena perbedaan dalam cinta... Bagaimana dengan kita nanti? Adakah perbedaan yang mampu membuat kita saling menghujat? Rasanya tidak... Tidak ada perbedaan di antara kita... Yang ada hanya persamaan... Karena persamaan itu, cinta ini harus aku padamkan Persamaan Yang menghalangi kita untuk bersatu...dan memadu kasih... Hold Me Every night, I call your name Every night, your face comes to my mind Every night, I want to cry Cause you are so far from me Please, never say good bye I'm nothing without you I'm only a body without a soul
  • 15. This feeling burns my soul Now, I'm in pain Hurt and suffered Fade away from my soul Please, hold me Hold me with your heart Tak ingin Angin Berlalu Ketika hembusan panjang dari garis takdir membentang membawa semua gelisah yang ada Aku bertanya adakah kau diantaranya? Diantara tiupan-tiupan yang menerpa tanpa terka? Diantara hempasan-hempasan yang menggema tanpa nada? Adakah kau diantara pengharapan ku yang sia-sia? Lalu aku melihat mu mengudara. Tersenyum menatapku dari angkasa. Aku ingin mengejarmu… berlari bersama derap kecil langkah kakimu Aku ingin mendekapmu. Melihatkan pada semua insan bahwa aku menyayangimu. Aku tak ingin melepas senyummu Aku tak ingin terlalu jauh darimu Aku ingin sedikit yang kuterima itu memberikan semua yang sebenarnya harus tercipta Aku ingin berlari mengejarmu, mengejar agar suatu saat aku mampu menggandeng tanganmu - disampingmu Yang Lalu dan Kini Terpelanting perlahan di tengah gersang Tercengkeram kuat tanpa dapat melarikan diri Tertusuk jarum yang diasah dengan rumit Aku tetap diam, menunggu satu kehidupan Tak pernah ingin dicari Tak juga berharap dinanti Sorot lensa yang di dalamnya terdapat hati
  • 16. Aku ingin menetap tanpa peduli Masa lalu berpikir untuk menepi di ujung luka yang masih setia Silahkan saja, namun waktu takkan tertipu celah perih Abaikan gerah di tengah ribuan caci Satu yang menahan tegar, saat kau ada di sini. Yang Terbayang Bayangan Tak untuk ku lihat Aku ter enyah dalam pekat Terhapus dalam kebahagiaanmu Aku terbuang dalam kesedihan Mimpi-mimpi itu hanya sekedar mimpi Harapan-harapan itu hanya berharap Ini, itu, aku, aku dan aku Tidak pernah kita Yang terlihat adalah ketika pisau itu terpegang dan menghujam Oleh ku Tak terlihat siapa yang mengobati Gelap saat tercabut Mungkin bukan yang harus dan aku Atau untuk dan aku Semua bayang terhapus Semua raga menghilang Semua…. Semua…. Semua…. Semua…. Aku,, bukan kamu Tentang Malam Jika malam itu adalah aku, maka pastilah aku tertawa pada bulan yang merona redup
  • 17. kan ku bingkai bintang di taman malamku, kusepuh emas di teras mentari pagi, kusapu senja dari kelabu namun malam tetaplah malam yang tak mau kenal siapa diriku seperti dulu dibatas waktu, seperti sekarang berawal kelam lamunan-lamunan malam nan panjang serangkai berhamburan merekah asa, mengoyak tragedi, menyulam luka pagi tadi malam kunantikan sore tadi malam masih kunantikan seakan malam itu adalah diriku, tempatku meletakkan jiwa yang sepi, tempatku menyimpan permata hatiku disitu juga sesekali aku menyimpan hasrat, menyimpan marah, mengupat murka dengan lembut malam berkata, "tenanglah bersamaku, saksikan parodi indah tarian langitku, nikmati simfoni pilu angin dinginku, rasakan sentuhan gemulai bayang-bayang dedaunan, jika kau tak menatap, maka tenanglah bersamaku" Dalam nyanyian-nyanyian abstrak dari para penghuni malam, kurasakan nikmatnya hembusan serak dari nafas-nafas waktu yang berdentum kutemukan fisi kurajut mimpi kudapati sepi berdendang merdu Malam... kutatap dirimu dalam mata yang terpenjam yang tak sanggup meliat terang, yang tak kuasa meratap asa dalam lukanya takdir birahi Malam... Hatiku. cinta buta "...karna saat mata mengatakan segalanya,maka cinta hanya berkata yang indah,yang semua kata mendamba,yang mengalunkan irama dalam jelita,dalam hasrat,dalam buta mata...bukan terlalu hitam atau gelap,tapi terlalu terang!dalam api,dalam cemburu nafsu membara,dan dekap hangat,silau menyengat...jangan tutup mata!karna kau kan kehilangan,kau kan sadar,dan saat sadar,gelap ada..butakan mata,kali ini akan jadi kelam,hitam,gelap...
  • 18. karna hanya cinta yang bercerita tentang cahaya,tentang dekap cemburu dan bara nafsu,dalam tawa,dalam naungan bahagia... entah bagaimana,sepertinya ,kesadaran takkan berkawan dengan cinta!" bahagiakan aku bahagiakan aku saat kita jauh.. aku mudah goyah, jangan salahkan aku jika aku harus berpaling.. Ayunan Pelangi Tidak pernah ada hujan sederas itu Kilat petir seterang itu Atau pun Gemuruh sekeras itu Hampir-hampir kita tidak percaya bahwa besok akan ada hari baru Seakan malam ini berakhir kiamat Tapi kamu tidak menangis Kamu menunggu Menatap keluar jendela sambil memainkan jemarimu di dinding Seperti tengah berharap Berdoa, mungkin Atau Kamu tidak melakukan apa-apa Hanya berdiri saja di situ Tapi Ketika pagi datang, hujan mereda, dan matahari cemerlang Kamu membawaku ke luar rumah Di sana, di halaman "Apa ini?" "Tali," jawabmu. "Untuk apa?" Kamu menunjuk ke barat sana "Ada pelangi," katamu. "Aku akan membuatkanmu ayunan di lengkung pelangi itu. Semalaman menangis sangat melelahkan, bukan?" Ya, melelahkan Dan si setiap pagi yang indah setelah badai, selalu ada pelangi yang cantik di sana Tapi pelangi pagi ini dan ayunannya hanya untukku saja Di Mana Hati Itu Berada? Aku tak mencoba menjadi santa atau pertapa suci di dunia fana Aku tidak menginginkan hormat menjura dari mereka yang lemah tak berdaya
  • 19. hanya karena aku berkata: "Di mana hatimu berada?" Ya, aku berkata karena hati ada bersama jiwa dan jiwa ada bersama raga sebagaimana mereka tak pernah menjadi dua setidaknya di dalam dunia fana Aku terpaksa bertanya kala melihat mereka mati terkapar bagai bangkai oleh tongkat gembala mereka sendiri. Kala hati terikat dalam harta yang sangat dunia fana dan menuju binasa aku bertanya: "Di manakah hatimu kini berada, para Gembala?" cukup dihati saja Butiran airmataku kembali menghiasi pipiku lagi.. bohong jika aku tak cemburu dusta jika aku tak sakit hati tak banyak yang bisa kulakukan hanya diam tapi hati? disini menjerit perih seharusnya cukuplah saja kau tersenyum padanya jangan pula hatimu kau berikan disini ada cemburu yang membisu ada tangis yang membiru aku tak ingin banyak orang tahu mereka hanya kan tertawa tidak berbeda denganmu tapi aku merindumu dan masih rinduku harus bahagia melihatmu dengannya tidakkah kau bertanya ada apa dibalik diamku? ah, mungkin kau pun sudah tak peduli masih adakah nafasku disini
  • 20. kau masih saja diam dan tak pernah menatapku itukah caramu? untuk sekedar menumbuhkan kebencianku? lalu bisakah aku membencimu? terlalu sulit atau inikah benciku? teramat benci sampai aku terus menyimpan namamu mengingatmu, merindukanmu, peduli dengan tiap detik yang kau lakukan senyummu, peluhmu, sedihmu, bahagiamu, dan semua tentangmu tapi tak pernah kau dengar aku lagi tak pernah kau dendangkan nada indahmu dulu TIDAK ! rasa itu cukup dihati saja cukup melihatmu bahagia dengannya dan aku bahagia cukup rasa ini putih dengan keikhlasan tanpa harus berharap memilikimu semoga bisa Tak Terbendung Aku tahu, Ketika diriku terbentur oleh dinding yang tak tertembus Kucoba segala cara untuk melewatinya Hingga kutemukan diriku Pada titik dimana aku akhirnya menyerah Aku tak bisa melewatinya Itulah keputus asaan Aku juga tahu, Ketika diriku terbentur oleh dinding yang sama Sebetulnya aku dapat memanjatnya
  • 21. Walau memakan waktu yang lama Menguras energi yang banyak Namun aku tahu Aku bisa melewatinya Itulah kegigihan Tetapi apakah aku tahu? Ketika diriku terbentur oleh dinding yang lebih tinggi Dan aku tak bisa memanjat seperti sebelumnya Aku tersadar Aku tak bisa karena aku sendiri Namun dengan bantuan orang lain Aku melewatinya Itulah dukungan Dengan semua itu, Aku tak terbendung Kau entalpiku Entalpi Entalpi, kau bagaikan entalpi perubahan dalam hidup ku, yang mampu menguraikan kisah ini dan membentuknya mejadi muatan dalam hari ku,,, kau larutkan kasih mu tuk menjadi bagian dalam desah napas ku, kau leburkan masalalu kelam ku,,,, entalpi pembentukan ini mampu membentuk cerita yang tak dapat di musnahkan dan tak dapat di ciptaka,,, apa yang ada dalam dirimu,,, dengan cepat kau uraikan rasa mu dan mengalami perubahan bentuk menjadi cinta,,, entalpi ku,,, kau entalpi ku,,, aku bukan terlahir tuk menjadi penyair, apa lagi penyihir,
  • 22. kau bereaksi aku memberikan aksi, tekanan ini berbanding terbalik dengan penampang itulah tegangan.. hati ku meregang, rongga-rongga tulangku meruas , karna tekanan yang kau berikan... entalpi ku kebencian ini menjadi berbanding terbalik dengan kenyataan,,,, butuh beberapa molekul-molekul untuk mengisi ruang di hati... kau lah Entalpi ku... Kupu-kupu Hitam Jembatan tua, tak terlalu lebar tampaknya sesak terasa ketika mentari mengusik bisik hutan pelan-pelan hilang tak ada lagi yang terdengar. sekedar hingar bingar perlahan butir-butir hitam keluar sebelum akhirnya sayap rapuh itu runtuh
  • 23. entah terjebak jaring tanpa warna atau tertimpa derita usia. Dalam bising jalanan satu jiwa dilahirkan tanpa nama, sekedar butir tak berharga di bawah jembatan tua, tak terlalu kuat tampaknya menahan sesaknya keinginan manusia tanpa ibu bapa, juga pemelihara hanya pada tuhan ia meminta hanya pada alam ia terjaga menanti dedaunan ijinkan menari di perutnya Gadisku (1) Kata-kata yang tertulis tanpa pena dapat kau baca dengan mudah Membuatku tersipu dikelilingi malaikat kecil dengan sayap bulu Entah berapa kali aku terantuk karena tertangkap basah Membuatku jengah...dan berusaha sekuat tenaga untuk tak terbaca sekali lagi Kau tahu makna setiap rasa Kau juga dapat menilai setiap halaman yang tertutup Gadis anggun pembaca hati Jangan membuatku kembali malu dan terpaksa bersembunyi Setiap goresan adalah irama Setiap cinta adalah dewa Gadis cantik pembaca mimpi Berhentilah menatap atau aku akan tergoda lagi CAHAYA BULAN YANG HILANG Bulan tak pernah berkata Hanya cahayanya yang bersinar Dalam kegelapan
  • 24. Ku nyatakan keindahannya Yang terangi gelapnya malam tak berbintang Menyingkirkan semua awan kelabu Dan terus bersinar Ku bersembunyi ke peraduan Meringkuk dalam dekapan dingin dan sepi Namun sinarnya tetap memembus melalui sela angan Sudah jangan terangi Pergilah ketempat lain Cahayamu terlalu indah Hingga dapat menyayat kulit Terkelupas.... Kau tau isinya Hingga ku sakit teramat Kau tetap bersinar Seolah tak terjadi apapun Tanpa berkata kau sembuhkan luka ku Dalam Kegelapan yang teramat Ku nyatakan betapa inginnya aku Dan kau tetap diam membisu Hanya cahayamu yang bersinar Aku keluar dari peraduan Namun tak ada cahayamu
  • 25. Hanya kegelapan yang menyeruak Awan kelabu membanjiri atap langit Petir ikut bergabung memperlihatkan kilatnya Bersiap menyambarku Hingga hangus menjadi debu Bulan... Dimanakah kau berada Kumohon sinarilah malamku yang gelap gulita Hari-Hari Ini hari-hari ini seperti kemarin, burung berkicau, katak mendengkung dan tikus mencicit aku masih bergulat dengan palu, juga dengan jebakan-jebakan tikus, setidaknya aku berusaha. kemarin juga masih jadi inspirasi, setidaknya itu yang aku coba benamkan ke kepalaku aliansi tak logis tentang perasaan juga kebencian hari-hari ini seperti kemarin, mencoba membangun mujizat setiap hari, tentu definisimu dan aku berbeda tentang itu tapi tak penting, sungguh tak penting hari-hari ini, adalah hari yang biasa, tapi tak lagi bermakna sungguh, tak bermakna. semangat dalam kerinduan rintik hujan memori dimana masa ada dalam benak jiwa seakan mengangkat menyeru untuk apa Engkau berikan semua ini terlalu dalam aku rasakan terlalu sakit tercabut dari akarnya tak dapat berdiri kembali sejarah itu yg pergi
  • 26. yg terkenang sungguh kujajarkan semangat semangat mendoakanmu semangat menyempurnakanmu semangat untuk mebuatmu tak malu dihadapan -Nya karena semua itu masih mengalir di dada cinta darimu masih deras tersentak dari hati hanya untuk membalas semua yg tlah kau perjuangkan seseorang yang tak kau rasakan dan tak juga aku merasakan hingga nanti kita berjumpa dalam keadaan bahagia Mata nyawa C a h a y a dihening selepas adzan subuh diujung gelap ... gelap seperti kaca , rontok di tinju C a h a y a sinar matahari . Ceritaku kemarin hari dia adalah teman yang hidup dengan gitar kecil kencrung/cak dia punya senyum paling tulus dari hidup
  • 27. dengan itu dia melangkah hidup menghidupi dua kepala istri dan bayi kecilnya aku pernah bertanya kepadanya seperti ini " apakah bahagiamu " dia menjawab tidak ada derita dikamus hidupku segala macam persoalan hidup adalah kebahagiaanku . Mari kita injakan kaki kita diatas bumi Mari kita tantang langit dengan mengepalkan tangan Ayo berdiri ini sudah pagi Ruang Rindu di ruang rindu kita bertemu menari dan bercumbu di ruang rindu kita bersua berbagi canda juga tawa di ruang rindu kita berjumpa hilangkan segala lara di ruang rindu... satu demi satu kisahmu dan kisahku berpadu masih di ruang rindu...
  • 28. separuh jiwaku menyatu denganmu dan di ruang rindu itu... kugantungkan harapanku padamu Aku bermunajat Aku bermunajat Naluri berkata untuk menyampaikan perasaan ini Namun nanti datang untuk menunggu Ibarat pikir mengasakan mimpi Seperti kerinduanku memiliki bulan Aku titipkan munajat lewat angin yang datang malam ini Nubuat adalah ada dan tiada Orang-orang hanya berkata Vonis untuk cinta yang kudera Imajinasi yang membuatku terdera Akidah-akidah yang memenjarakan Niat hati menjadi tersudutkan Inilah munajatku untukmu Aku Rindu dan Rinduku Tak Cuma Satu Aih, aku rindu dan rinduku bukan cuma satu bukan cuma kamu bukan juga karena ini malam minggu Aih, aku rindu benar-benar rindu Bukan....bukan...bukan itu
  • 29. Aku tidak sedang mengingat masa lalu bukan sedang kembali menghitung tik tak waktu bukan....sama sekali tak seperti itu Aku sedang rindu bapakku, ibuku, kakakku, adikku, keponakanku, teman-temanku rindu semua yang ada di hatiku Tak usah cemburu kalau rinduku bukan cuma satu kalau rinduku tak hanya kamu kalau rinduku tak melulu buatmu Tak usah juga kamu ragu Sebab rindu yang tak hanya satu itu tetap akan berpulang padamu Pada satu-satunya lelaki yang tetap memelukku di kala aku benar-benar rindu Puisi yang takkan ada habisnya Kata demi kata kurangkai untukmu Membentuk bait bait irama mendayu Tiap larik berisi tentangmu Semua kenangan bersamamu Kubaca berulang ulang Kuganti berkali kali Ku hapus dan kutulis kembali Pena ku tak henti menari Hingga waktu berlalu
  • 30. Aku lelah menulis tentangmu Terlalu lama jeda kutunggu Perih kulihat dia di sisimu Menyerah sudah Kututup semua lembar tentangmu Puisi yang takkan ada habisnya Yang tak pernah berakhir indah PENGORBANAN Inilah Bara api yang memanasi hati. Saat kebutaan memantulkan cahaya yang terlalu menyilaukan, entah apa yang kamu pikirkan, lae, hingga nyawa engkau sumbangkan. Jika kutuk masih mampu dan berkuasa terhadap perintahmu, atau pandangan dan bahasa mata masih bisa dimengerti. rasanya, ingin menyentuh kakimu dan meminta maaf kepada juangmu. Inilah rasa malu terbesarku di hadapmu, mungkin oleh laparnya mereka kau luapkan kecewamu. Tapi siapakah yang akan kita kenyangkan,lae?, orang-orang melarat, atau mereka yang terikat kuatnya keadilan. Dan dimanakah aku saat kau putuskan tuk mengoborkan kegelapan itu. Saat ini masih tuli telingaku dan tertutup rapat mulutku. Inilah titik-titik air mata kelemahan, yang mengalir bagai garam di dalam tubuhku. Memekik pilu setiap urat yang gemetaran oleh putusanmu, meracuni setiap niat untuk membalas semangat teriakanmu. Dimanakah bekas perjuanganmu? Dan sisa-sisa bakaran tubuhmu?
  • 31. Semoga tersimpan dan menghangatkan setiap mata yang belum buta. BERHARAP KEMBALI Mengapa awan hitam Datang saat mentari ingin bersinar? Cahaya hangat sang mentari Kini tak kurasakan lagi Bintang malampun Tak keluar saat purnama tiba Sang rembulan kini kesepian Menyendiri tanpa bintang Hanya gelap malam disekitarmu Kemanakah dirimu sang bintang? Kuharap hangat mentari Sinar indah sang bintang kan kembali lagi seperti purnama kemarin dan mentari hangat dapat bersinar lagi kuharap kau cepat kembali,,,,,,, Sinyal Kebohongan Kutangkap kembali sinyal-sinyal yang kuat Bermula dari terdengarnya noise yang begitu hebat Mungkin pada input ada yang tersumbat Padahal semua sudah termodulasi dengan akurat Huft....masih saja terinterferensi dengan frekuensi yang lambat Mungkin semua ini harus dimultiplexing dengan komponen berat Atau diswitching dengan berbagai alat Agar didapatkan sinyal output yang dahsyat Hingga transmisi tiada yang menghambat Inilah, sinyal-sinyal kebohongan yang terus tertangkap Karena input yang tersumbat Hanya harap pada modulasi yang benar Agar sistem transmisi ini menjadi lancar HANCUR Sepasang iblis bermuka dewa-dewi Menghunus belati Menanti saat tertepat
  • 32. Mengantarku mati Manis madu merayu di kelopak mata Meramu racun kau tenggakkan kala ku lena Bergelak tawa saksikanku berendam asmara Bedebah! Sekarat tertusuk sembilu Berdiri di garis batas cinta dan benci Gamang berdiam atau melompati Si Bodoh jatuh cinta Si Naif percaya rasa Aku! Sudah! Kalian setan Persetan! Disaat Melihatmu Berbentuk Nisan Aku menunggumu Kau hidup...Pasti kau masih hidup! Dalam tangisan yang kuanggap surga didepanmu Tapi kau tak sekalipun menyampiriku dan menyeka tangisku Aku tak ingin kau terdiam sungguh... Bangunlah....bangun Kumohon hentikan tangisku! Cium keningku yang biasa terlepas saat kau humbar cinta Biar setidaknya aku lapang Maafkan....aku tak bisa menyeka lagi peluhmu sayang.... Maafkan... Mungkin aku hanya bisa memberikan namaku di hatimu Namaku di lisan Namaku di segala arah yang kau tuju Namaku di segala ruas kebahagiaan yang pernah kita bina Disitu pasti aku ada Dan aku terus ada
  • 33. jodoh yakinlah bunga mekar karena ada tangkainya jgn bersedih bila kumbang menjauh yakinlah ia akan kembali saat itu ia tak sempat mencium atau melihatmu musim berganti bunga setia menanti datangmu menjaga satu bunga yang segar hanya untukmu tapi kamu dimana saat itu kamu sibuk dengan teman-temanmu bercanda, tertawa tak memikirkan nasib bunga dia layu, banyak kumbang mendekat tapi ia menolaknya dia selalu memikirkanmu, sang kumbang juga, tapi dengan cara yang berbeda bunga yang indah itu tak tau hingga ia membenci semua yang dekat dengannya kini sang kumbang terdiam tak sadar semua tindakannya yg dianggap salah hanya waktu yang menjawab, kalau memang dia tulang rusukmu, ia pasti kembali padamu Bukan Hal Biasa ____ Bukan masalah siapa jadi siapa, atau tentang salah siapa
  • 34. Aku dan kau memang berbeda Tapi lara tetaplah lara Hey, asmara bukan hal biasa atau sekedar lalgu tralala tapi jelas menakar bisa Kupegang bukan untuk mengekang Merentang bukan untuk menjarang Hanya sekedar membangun ruang Ruang berdinding jutaan peluang, mengurung kenangan yang hendak terbang buka lagi lipatan kertas berikan untuk kuremas lalu kembali bernyanyi riang di sela itu, punguti semua angan yang nyaris hilang terbuang lalu tautkan pada gemintang agar ruang kelak benderang Menyerah, dan Pasrah Bukan tentang harap Atau cinta maupun suka Ini tentang duka dan luka yang bergelayut manja di sekitar pundak Juga tentang gelisah
  • 35. yang entah kenapa akrab menyapa benak Kurasa tak akan ada yang mampu berbuat banyak Tidak juga aku, kau, ataupun dia Mungkin tinggal menyerah, dan pasrah TUNGGU sekeping kerling mampir di sini senja tadi tak biasanya ia datang bergaun hujan meski berwarna kelabu, namun masih menyisakan jingga sejenak aku dibuai pana keriangan masa lalu yang singgah tiba-tiba melontarkan degup-degup purba walau berderak aku mengiramakannya juga kuterobos kelambu kusam langit desember mencoba menyejajari ketergesaan petang coda-coda waktu yang terus berguguran menaburi hariku yang surut sebelum pasang aku lebur bersama burung-burung sayap-sayap aus yang mengantar mereka pulang serupa langkahku yang sudah gontai tunggu aku, ibu sebentar lagi pengelanaanku berujung dan kita yang lama disekat antara akan bersua di jam tanpa detak kekasih hati Dalam diamku mencarimu
  • 36. Dalam hatiku mencintaimu Dalam resahku menantimu Dalam sepiku merindukanmu Dalam bahagiaku mendoakanmu Dalam keikhlasanku ku ucapkan "jangan pernah lupakan aku" walaupum aku jauh tapi aku merasakan bahwadirimu selalu dihatiku untuk selamanya tak kan pernah aku lupakanmu tuk selamanya............. hatimu bukan tempatku Aku telah mengalami hari yang melelahkan suasana hati yang mengerikan tembakan cinta yang menyebabkan hati menjadi buta hatimu bukan tempatku... ... walau begitu indah... semu tetaplah semu... takkan berubah menjadi semua hal yang ku impikan cinta itu memanggil jiwaku menempati hatiku jika saja kau tau setelah kau menempati hati kau tak boleh menyakitinya kau sama sekali tidak beruntung jika yang kau genggam bukanlah aku hatiku bukanlah gudang senjata yang tak apa-apa saat semua tersimpan sayang, ingin aku bernegosiasi tentang penghentian cintaku... ingin aku menjatuhkannya... tapi aku tak rela jika harus pecah mencintaimu sangatlah berharga dan aku senang saat menyimpannya
  • 37. bukan cinta lama sudah terlalu lama bahkan sudah cukup pikirku membohongi diri, dan kamu aku tak inginkan cinta ini kamu pun sependapat tiga tahun tanpa cinta menyayangi karena terpaksa bertahan karena terbiasa rindu karena sepi semuanya, bukan karena cinta bukan cinta Ruang hampa Hanya saja aku menginginkan ruang hampa Dimana hanya ada aku dan khayalanku Dimana tak seorang pun yang kan mengganggu Tawa dan Cinta Kuujarkan cinta bagai gemuruh Kubagikan cinta laksana hujan Kusimpan cinta bak lembaran lusuh Kuterima cinta seperti iman Kutebarkan tawa bagai benih Kubiarkan tawa laksana udara Kucari tawa bak kekasih Kutemukan tawa seperti irama Tak kupaksakan setiap tawa Tak kuharuskan setiap cinta Karena tawa berpunya cinta Karena cinta berpunya tawa
  • 38. Jika Sendiri di beranda rerintik hujan menjadi istimewa segala kata tumpah ruah serupa cerita ada getar suara yang sejenak ingin didengar seperti suara latar dari hujan yang meriuh di atap rumah segenap ingin tak ingin dapati sesal darimu saat semua tlah berlaku segenap ingin hanya serupa angin ada, namun tak nyata dan air mata pelengkap tiada guna di jeda waktu sehela nafas, tergugahlah buang rancu dan gelisah mu pada ku kembali kita merajut kisah yang belum berkesudah tuk sampai pada titik yang indah Keindahan Yang Menyakitkan Malam yang gelap Dalam kesunyian yang terbungkus oleh dingin Tersimpan kerinduan yang mendalam Tentang Bulan dan Bintang yang berbincang Kapankah pagi menjelang Agar benar-benar terbangun dari lamunan malam Yang terus terngiyang Memberikan keindahan yang menyakitkan larilah sayang!! Tidak peduli seberapa jauh aku berusaha lari darimu , aku tetap tahu jalan pulang , aku tak bisa tak meridukanmu , aku selalu ingin kembali.. Larilah sayang..sembunyilah ditempat dimana aku tak bisa melihatmu dan mengejarmu,agar rindu ini tak menghujatku lagi.. Ada Hilang Apa yang tertoreh,digores angin pada awan Apa yang terukir, dipatri ombak pada pasir
  • 39. Hah, entahlah… Ada janggal ada hilang Bukan nafas bukan nyawa Tidak pula indera, tidak! Dalam, sedalam samudera, lebih... Tinggi, layaknya cakrawala Kosong hingga abstrak Mungkin sengalan nafas dibuat bayu Mungkin helaian aksara kabur disergah ombak Disini hilang, disini, ada hilang! Terasa cuma rasa perasa Mentari masih pasang dan surut Sudahlah cukup Merindukanmu Menunggu riakmu tak semudah menjerang air Menyemai sinarmu tak seringan radiasi matahari Berliku tersesat di antara dua langit Linglung yang ada tak juga membuatku berpikir Mondar mandir beralaskan sengau Keringat mengering tak jua menjumpai parau Jengah setiap kali menemukan bayanganmu Merebut semua perhatian jiwaku yang dialihkan sebuah kata Ahh..aku merindukanmu. Puisi Sahabat Sahabat Telah kau daki Gunung kemerdekaan Menuju sinar harapan Kehidupan masa depan Menuju kebahagian Sahabat Relung waktu telah lalu Rindu hati ingin bertemu Walau surya telah berlalu Dirimu masih ku tunggu Dalam paruh waktuku Sahabat Aku memuja seraya berdoa Kesehatan dan keberkahan
  • 40. Tetap menyertaimu Bersama KuasaNya Kau akan bahagia Sahabat Ketika hati ini bergeming Gema Adzan berkumandang Dikaulah yang membimbing Ke Surau kecil desa Bersujud kepadaNya Hingga raga ini tenang Sahabat Sukma melemah Jiwa berserah Tak tahu arah Terhentilah darah Sahabat Telah berujung riang Gaung cinta persaudaraan Telah kau tebarkan Mengisi celah darah Terpendam lubuk dalam Sahabat Lukisan kata tepat Hembusan angin bertempat Riasan duniawi bersifat Dalam kota terpadat Semoga masih sempat Citra ini terdapat Penyesalan Tak Pernah Terlambat Penyesalan Katamu datang terlambat Menyisakan apa yang kausebut Rasa bersalah Tapi Bagiku penyesalan selalu tepat waktu Tepat setelah aku Dan juga kau berlaku salah atau melenceng dari hati dan membawa apa yang kita rasakan sebagai Kebersalahan. Dan rasa itu nikmat, Kawan! Setidaknya dalam kubangan rasa bersalah ini hanya itu kemewahan kita Meratap sendu romantis picisan dan bermain dengan kata seandainya,
  • 41. seandainya, dan seandainya.... perih hati perih ini menyayat, menusuk hingga kerelung sukma namun tawa itu menyembuhkan penawar rasa yang tak ingin lagi ku rasa menembus hingga ke relung hati yang menjadikannya sirna di sudut kenangan, hanya terukir kisah, satu yang menjadikannya tiada abstraksi cinta Cinta itu indah bukan? Aku diam Cinta itu manis bukan? Aku ragu Menyakitkan? Mengangguk… lalu tersenyum Terkadang Yang kau tahu? Seseorang Ada lagi? Menggeleng Cinta itu Bodoh Bodohnya aku Yang menyayangimu Meski hatimu telah terebut Mengapa aku mencintaimu Dia buatmu tertawa Aku menangis bersamamu Dan engkau mencintainya
  • 42. Akupun mencintaimu Dia menyakitimu Aku merengkuhmu dalam bayangan Aku menopangmu saat kau rapuh Agar kau tegar bersama dia Saat aku menangis sendiri Namun kulihat tawamu saat bersamanya Aku pun menangis bahagia untukmu Biarlah dukamu untukku saja, sayangku Tak perlu kau tahu Bahwa aku mencintaimu Cukuplah kau yakini Aku ª slalu a untuk menopangmu, cintakuЌ π ϑά Gerimis Bangkit, coba memerangi letih yang sempat merobohkan Kedua kelopak bak mendapat mendapat kebebasan tuk terlepas dari bui pejam Indah, saat kudapati bulir-bulir bening yang bergumul dengan sekawan dedauanan Terimakasih Tuhan, engaku telah menyuguhkanku senja yang basah di akhir pejam :) mimpi burukku hilang bersama dalam tumpukan jerami dan mencari cela di serpihan kaca yang berserak perih dan teriris namun itulah duka yang terindah mimpi burukku I Miss You I feel so bored today I don't want to do anything I don't know what to do I don't know what i want Looking around and found nothing Seeing around and sees nothing Feeling so empty Feeling so bad In the middle of time Searching for something I just realized one thing I miss you Salah Hidup di jaman penuh relativitas, benar dan salah tak lebih dari gumpalan ambiguitas.
  • 43. Kebaikan refleksi kejahatan, bagaikan cermin tiap insan. Terlalu lama berada di antara, otak pun bertanya pada musuh bebuyutannya, sang hati. "Apa kau tau apa yang ku pikir?" "Tentu tidak" "Bagaimana bisa? kita selalu berdampingan" "Kalimatmu kurang, kita selalu bertolak belakang" "Ya. kau benar. aku berpikir, aku pintar" "Aku mudah pudah putus asa, aku merasa. Aku kaya, aku tahu apa itu cinta" Saat dunia diciptakan tidak ada baik dan buruk, benar dan salah. Sejak kapan salah menjadi buruk dan benar adalah baik? Suatu ketika kesalahan terdiam di pojok. Dunia, sang ibu menaruh perhatian dan bertanya, "Ada apa anakku?" "Mengapa aku salah? apakah aku anak tiri?" "Karena kau salah dan dia benar" "Baiklah, aku salah. mengapa aku jahat?" "Karena benar itu baik" "Kau tidak menjawabku, bu? Ibu?" Otak melihat drama, hati menutup mata. Hasrat membantu seakan tak berdaya. Kebenaran tertawa, posisinya aman. Dunia teracuni manusia, terlalu memihak kebenaran. Selanjutnya hati dan otak terprovokasi, dipisahkan tanpa ada yang menjembatani. Tak ada lagi dialog antara mereka, hanya monolog yang dingin. berjalan di lereng yang berbeda, terbatasi dinding belapis-lapis. Kesalahan, menangis. Sesal Sesungguhnya kau telah ada Jauh sebelum tiap persimpangan itu tercipta
  • 44. Namun, pagi yang mendung tlah membawa kita pada masing-masing pejam Lalu lelap senyap dan menemaram Temukan Aku Mari kutautkan sebuah puisi untukmu Lelaki pilihan yang masih disembunyikan Tuhan Sebuah puisi paling rindu yang kunyanyikan dalam sepi di dadaku Sebuah kekhusukan paling syahdu yang kuulang dalam doa dan dzikirku Mari kuceritakan padamu tentang aku tentang senja yang kulewati tanpa airmata tentang bintang malam paling redup yang setia menikmati hidup tentang langit kelabu yang tak pernah henti menunggu biru Ini aku...lelakiku Yang kelak akan jadi belahan jiwamu Ini aku yang menunggu menghitung tik tak waktu sampai menemukanmu Inilah aku... Temukan aku di peraduanmu dalam doa dan istikharahmu Di Ujung Harap Kelepak senja mengusir garang siang Masih hikmat menyiang debu subur di jalan Abai kerontang di ujung tenggorok Susuri jalan penuh berbelok Siangku ditelan rembang petang Belum sepenuhnya Angin mendendang sayup gamang
  • 45. Terseok menyeret kaki, Hampiri lengkung di bibir menawan Kalut berkesiur menjajah harapan Awan menghujankan gelisah Lepaskan semua, larut hanyut Menyisa asa di pelukan rasa Bersitaut lengan berbagi kekuatan Bersitopang urai kekusutan Di ujung harap, menyimpul senyuman Angin yang membawamu Dibawa semilir, Lagu yang selalu dikenal, Menatap misteri dari balik jendela, Di dunia jejak-jejak, Yang dikuasai bayangan raksasa, Terasa sungguh sesak bernafas, Tangan-tangan raksasa, Menutupi cahaya, Membangun atap-atap batasi semesta, Lalu melompat, wahai kupu-kupu putih, Ke dalam angin yang berderu, Menembus cerobong-cerobong udara pekat, Bergetarlah udara di dalam badai, Namun tak takut, karena angin itu, Yang kan membawamu membumbung diatas awan,
  • 46. Ke dunia yang hanya kau lihat dalam mimpi, Untuk sementara tidurlah kupu-kupu kecilku, Karena esok, akan lebih berat, Rindu Angin kadang mungkin, diam mu menyusup pikir bergumam bangga atau kadang mungkin, bayangnya menari-nari di matamu bermain sunyi menata mimpi lalu perih begitukah? begitulah? ... *ku petik bunga ini untukmu* Terdengar sayup-sayup rintih atau mungkin tangis ratapan kesepian.. Dalam pekat gelap gulita sang malam, meraba jiwa tanpa penerang.. Sendiri tertatih tatih.. Walau bulan bersinar, walau damar-damar menyala di meja dan di pojok2 dinding.. Namun tetap matamu berkaca.. Bibirmu meracau menangis.. Wahai alangkah malang gadis yg tersakiti.. Terhianati janji dari sebuah tutur busuk yang merayu.. Dari sebuah tutur busuk ber Alas kata cinta.. Ingin rasanya ku memeluk melepas beban dalam hatimu.. Mencoba mewadahi dan membasuh tangis yang terjatuh dari pipi
  • 47. manismu.. Ku petik bunga ini untukmu.. Agar sejenak kau hirup wanginya dan menenangkan hatimu.. Usah lagi bersedih walau kau meraba dalam gelap.. Karna saat itu aku menggenggam erat tanganmu.. Aku menjadi langkah dan matamu.. Jika kau membisu, ku yg akan menjadi tutur bibirmu.. Kini tak usah lagi kau merana.. Saat ini gelap maka esok mentari menyambutmu dengan tersenyum.. Saat ini sepi maka esok burung2 bernyanyi di pelataranmu.. Saat ini hujan maka sebentar lagi awan pekat akan tersingkap.. Terdengar sayup-sayup rintih atau mungkin tangis ratapan kesepian.. Dalam pekat gelap gulita sang malam, meraba jiwa tanpa penerang.. Sendiri tertatih tatih.. Walau bulan bersinar, walau damar-damar menyala di meja dan di pojok2 dinding.. Namun tetap matamu berkaca.. Bibirmu meracau menangis.. Wahai alangkah malang gadis yg tersakiti.. Terhianati janji dari sebuah tutur busuk yang merayu.. Dari sebuah tutur busuk ber Alas kata cinta.. Ingin rasanya ku memeluk melepas beban dalam hatimu.. Mencoba mewadahi dan membasuh tangis yang terjatuh dari pipi manismu.. Ku petik bunga ini untukmu.. Agar sejenak kau hirup wanginya dan menenangkan hatimu.. Usah lagi bersedih walau kau meraba dalam gelap.. Karna saat itu aku menggenggam erat tanganmu.. Aku menjadi langkah dan matamu.. Jika kau membisu, ku yg akan menjadi tutur bibirmu.. Kini tak usah lagi kau merana.. Saat ini gelap maka esok mentari menyambutmu dengan tersenyum.. Saat ini sepi maka esok burung2 bernyanyi di pelataranmu.. Saat ini hujan maka sebentar lagi awan pekat akan tersingkap.. ``Ketika kita sayank sm dia... Dia tak pernah tau perasaan kita... Mencintai seseorang bukan alasan kita utk memiliki dia... Mencintai seseorang bukan alasan kita tuk menghabiskan waktu dngan'nya... Tp...Mencintai seseorang rela melihat dia bahagia dg Yg alin walau.....Hati kita terluka dan Hancur.... Jgn jadikan dirimu sprti pelangi... Yg hnya datang ketika hujan reda... Tp...Jadikan lah dirimu sprti lilin Yg rela Hancur dm Orang Yg kamu sayangiii.....!! tetes air mata membasahi pipi air mata yang membasahi bumi di saat kekalutan menyelimuti haty yang kian tersakiti.............
  • 48. dulu kau ucapkan cinta padaku lalukau katakan I LOVE YOU tapi mengapa kau sakiti haty ku di saat ku sangat mencintaimu apakah mungkin kau permainkan ku ? bagaikan bulan tanpa bintang di haty ku bagaikan mentari tanpa pagi di jiwa ku semua sendiri membisu tak add yang menemaniku begitu tajam panah cinta yang kau tusukan begitu menusuk hatyku untuk mu tapi begitu tajam pula cabut panah itu tanpa kau memikirkan begitu sakit nya haty iku terrgores panah itu Cinta yang hadir saat engkau mulai.......... Mulai belajar arti sebuah pengorbanan......... Belajar untuk memahami segala kekurangan.......... Pahami akan keikhlasan dan rasa bersyukur........ Cinta yang siap berkorban.......... Cinta yang siap menerima......... Cinta yang siap bertarung........ Cinta yang siap sedih..... Cinta yang siap berharap......... Cinta yang siap berfikir......... .Saat datang dan tersadar akan suatu pilihan......... Siap menerima itu bukan sekedar keindahan........... Berkorban tuk mempertaruhkan jiwa raga....... Berkorban tuk taruhkan kehidupan........... Saat engkau berikrar dan bersaksi........... Bersaksi diseluruh alam ini.......... Bahwa dia adalah bagian dari dirimu.......... Bahwa dia adalah bagian hidupmu........ Menerima cinta dan kasihnya........... Menerima segala kekurangannya......... Mengukir... kini hanpa terasa kehidupanku yang dulu indah dengan adaya ayahanda tercinta yang selalu memberi perhatian yang lebih.... sunyi terasah kurang terasah keluarga ini yang dulu lengkap kini telah berkurang dengan kepergian ayahanda... semua sanak saudara berkumpul untuk meramaikan kediaman rumah kami
  • 49. agar keluarga yang di tinggalkan dapat berkurang beban kesedihan.... apakah ini akan bertahan lama tidak ,tidak akan bertahan lama dan semuanya pasti akan sunyi senyap .... ribuan doa yang kami panjatkan hanya untuk menenangkan kepergian ayahanda untuk menuju ke pangkuan sang maha kuasa agung Apakah kau tahu setiap hari aku merindukanmu ? Apakah kau tahu aku sangat mencintai dirimu ? Apakah kau tahu perasaanku ? Apakah kau tahu semua itu ? Hanya dirimu yang selalu berada di hatiku Tapi mengapa kau lakukan ini padaku ? Apakah itu sosok dirimu yang sebenarnya ? Tetapi entah kenapa aku tidak bisa membencimu ? Pernah aku mencoba untuk melupakan dirimu Tapi ternyata diriku tak sanggup untuk melupakanmu Karena aku tahu pasti Hanya dirimu yang kucinta Pernah cinta bertamu di sini, Kujamu ia segala rasa, Kutuanghidangan terindah dan kitapun bersulang Alangkah senang, ketikapahit kesedihan bukanlah rasa yang kita takutkan Alangkah bahagia, Ketikaia membasuh perih luka di wajahku dengan senyuman Manakala cinta kini pergi, Dibawanyasemua airmata yang kupunya,
  • 50. Ditinggalkannya semua senyum terindahnya untukku, Hingga tak lagi ada kepedihan, Ketikamengantarkannya di beranda, Danmelihatnya berlalu menjauh ketika yang terburuk telah kau ketahui ketika masa lalu telah kau lihat apakah kau akan tetap seperti ini ? mencintaiku seperti ini ? tersenyum padaku seperti ini ? melihatku seperti saat kau belum menyadari masa lalu ? karena... masa lalu tidak akan berubah ketika waktu terus berlalu dan kita 'kan bertemu pada dimensi yang berbeda apakah semua masih sama ? akankah kau akan berubah ? karena... aku bukan yang terbaik sedang kau pantas mendapat yang terbaik kukira aku benar... ya... aku benar, tak inginku menghancurkan masa depanmu karena penyesalan telah memilihku jangan kau pikir aku bahagia atas apa yang telah terjadi... atas apa yang telah kuucap dihadapanmu... tidak... kau salah jiwaku hampa...hatiku kosong...pikiranku entah kemana... ini salah... aku berada di tempat yang salah bersamamu... mampu kusunggingkan senyum yang dulu terasa begitu berat denganmu... mampu kudengungkan suara tawa yang dulu selalu tercekat dalam kerongkongan
  • 51. disampingmu... kudapatkan hal tiada teruduga kebahagiaan...yang kukira tak 'kan pernah menghampiriku tanpamu... aku diam... aku hampa meninggalkanmu... tak ada yang bisa kulakukan kecuali...meneteskan buliran-buliran air di mataku berada jauh darimu... kurasakan bagaimana hidup tanpa raga kini... kau di hadapanku tak ada yang berubah... tak ada yang berbeda semua masih sama... kau masih mencintaiku... tanpa syarat kau masih tersenyum padaku... begitu hangat kau masih menatapku... begitu lekat tidak melihatmu... 2 hari, 2 minggu, 2 bulan, bahkan 2 tahun tiada bedanya... yang ada hanya ... tersiksa sebuah rasa yang mengoyak semakin lama semakin dalam hatiku sebuah rasa yang bisa kau sebut... Rindu kini kau dihadapanku... memelukku...erat...hangat kurasakan kedamaian di sana kurasakan ragaku t'lah kembali kurasakan... ini benar aku kembali di tempat yang benar bersamamu... segalanya tepat pada tempatnya bersamamu... semua terasa indah bersamamu... kurasakan bagaimana hidup pada mestinya dan bersamamu... Tolong jangan hukum aku cinta, Aku sedang tak ingin mengenalmu,
  • 52. Hatiku terluka karenamu, Jiwa ini tercabik oleh rasamu, Jauhi aku cinta... Berilah ruang yang luas dalam jiwa, Berilah sedikit celah-celah di balik rerimbunan semerbak bunga, Aku ingin melihat di balik sana, Ada apa lagi.. ada cerita yang bagaimana lagi, Aku bahkan sangat lelah untuk terus mengenalnya, Ajari aku cinta untuk mengenalmu bukan dari mata, Ajari aku untuk mengenalmu dari jiwa, Ajari aku mengenalmu atas seizin Allah maha kuasa, Dan ajarilah aku cinta... Bagaimana hati ini dapat memilihnya, Pilihan Allah yang belum tentu indah di mata manusia, Cinta pada pandangan pertama tidak lah selamanya benar tetapi cinta bisa tumbuh dari kesan pertama jika anda bertemu dengan seseorang dan anda merasa tertarik padanya pertama yang perlu anda lakukan adalah anda harus menunjukan simpati anda dengan tersenyum menyapanya dengan ramah sambil mengangguk sedikit dengan mengucapkan salam inilah sebuah langkah awal yang baik dan bisa menjadi tali penyambung untuk langkah berikutnya ada hal yang perlu anda ingat adalah jangan buru-buru berkenalan dengan menyodorkan tangan anda, untuk bersalaman ingat anda baru saja ketemu
  • 53. ingat manusia punya perasaan curiga dan akan tidak semudah itu untuk bersalaman. anda pernah mendengar kalau mata bisa berbicara itu adalah sebuah kiasan bahwa orang bisa mengetahui orang bermaksud baik dan jahat dari sorot matanya pada saat anda memberikan salam anda jangan memandang bagian dada yang menonjol atau paha yang mulus, mobil atau yang keren tapi tataplah matanya dan tunjukan rasa kagum anda dengan menghormatinya dengan tatapan mata anda orang akan mengerti apa yang anda fikirkan. tetap jaga mata anda jangan sampai dia mencuri pandangan anda kebagian tubuh yang lain sehingga membuat orang yang kita ajak bicara merasa risih dan tidak nyaman dan akhirnya timbul rasa curiga dengan anda mudah-mudahan catatan ini bermanfaat buat para pembaca Chienta tx resmi tanpa orang tuha,chienta tx shelingkuh jikha khitamenjaganxa,chienta kadang menyakitxa kadang pula menyenang khax. Mengenal mhu sesuatu kebahagiaan bersama dengahan mhu suatu keindahan ingin jumpa dengahan mhu suatu impian thapi unthuk melupakaan mhu sunguh tx mampu khu lakukan. Kau adalah segalanya bhagi khu tx adha yg bhisa menjadi sheperti mhu khu mencintai mhu lebih dhari apa phun kau begitu berarti dhalam hati khu hati khu telah terisi dg chienta mhu. Pacar memberi khu chientha javascript: thapi sahabat memberi khu kebahagiaan javascript:javascript: pacar akhan memberikan yg tidak benar tentang dhiri khu taphi sahabat akhan thuthup mhulut dg kesalaah khujavascript:javascript: pacar hanya menerima kelebihaan khu 5javascript: pacar datang saat akhu tertawa bahagiaN. tapi sahabat akan menerima kekurangan khu javascript: sahabat akn dhatang saat akuberdarahi air mhata. I LOVE YOU JAE,INEED YOU PUNPUN TO GETHER FOR EVER. DINDA
  • 54. Meski aku bukanlah Arjuna, Yang mampu mengalahkan Rahwana. Meki aku bukanlah Dewa, Yang mampu mewujudkan segala cita. Namun aku mampu, membuatmu bahagia. Meski aku bukanlah Columbus, Yang pertama mengarungi lautan. Meski aku bukanlah Amstrong, Yang pertama menjamah rembulan. Namun aku kan menjadi yang pertama merindukanmu.. Dinda… Meski kau jauh dariku, Di pisahkan jarak dan waktu Namun cintaku kan senantiasa menemanimu, Dalam hidup dan matiku. Dinda... Kau adalah mimpi-mimpi indah Dalam setiap tidurku. Kau adalah senyum bahagia Yang menghiasi hidupku. Dan kau adalah nyawa, Dalam setiap detak jantung dan denyut nadiku. Smoga berkenan di hati para sahabat... ``Jgn kau takut se"org kan Membuatmu Menangis & Terjatuh.... __Ketika kenyataan_nya kau pernah Membuat se"orang Menangis & Terjatuh... ``Dan sesulit apa pun hidup ini.... Pasti memiliki tujuan dan Harapan..... Namun... Ketika harapan mu sirna bersama KeyakinanMu... Jgn salah kan sang Pencipta... ``Tp bisa kau lihat tidak d cerminanMu.... Apakah kau pernah menghancurkan sbuah Harapan se"Org....???? KenYataan adalah sebuah hal nYata Yg harusdi hadapi... Tp ketika kenyataan itu tak bisa kau terima & kau jalani... Maka.... SesungguhNya kau lari pd tanggung jwb_Mu... Dan takut pada takdir Mu.... ==> BELAJAR LAH PADA MASA LALU...SEBELUM KE MASA DEPAN... KRN MASA DEPAN ADALAH REKAAN MASA LALU.... Tak Perlu Terlalu Tak perlu yang terlalu sederhana cukup bagiku Sebab yang terlalu kadang mudah berlalu Dan yang terlalu tak jarang membawa ragu
  • 55. Ya...katakan padaku dengan biasa Tidak tergesa-gesa tidak terlalu lama Aku suka jingga aku suka cinta aku suka bahagia Tapi tidak yang terlalu Maka berceritalah padaku dengan sederhana tentang dunia dan semua isinya Lalu kita maknai bersama Itu saja Aku suka cinta yang biasa Sebab bila aku atau kau tiada tak akan terlalu banyak luka *Sesaknya makin terasa waktu kutulis ini semua Bersamamu Di tengah rintik gerimis pagi Bercengkrama berdua di sudut beranda Menanti mentari kembali Menikmati indahnya pelangi Kau urai kisah demi kisah Terbuai ku penuh indah Beruntai rasa merangkai kata Bersemai cinta dalam pinta Ajarkan ku merajut mimpi Menuntun diri menyambut hari Terbentang angan tanpa henti Berjuntang khayal begitu tinggi
  • 56. Namun waktu enggan menunggu Usai sudah ceritamu Berandai berdua dan mengadu Jemputlah cita tanpa jemu Kan kutunggu saat bertemu Lepas erat genggam tanganmu Ku kan beranjak menyambut dirimu Tautkan hati dalam cumbu Bersamamu... Tanyaku Dalam Senja Di Lembayung senja kuberdiri Menggapai angan yang tak pernah pasti Kutoreh sendu dalam mimpi, Bertanya, akankah datang Esok hari? Saat Penghujung senja mulai tiba, Kuulas senyum terbalut asa Kurangaki kata demi kata, Hanya untuk bertanya, Apakah itu kau, cinta? Di pucuk senja kala itu, Kutatap nanar si gunung biru, kualunkan nada rindu. Dan bertanya, akankah kau terus menemaniku? Saat senja tak lagi jingga. Saat laut tak lagi biru. Nyatanya aku masih bertanya, Dimanakah kau kekasihku? (Aku) Selingkuh? Katamu aku 'sakit'? Aku hanya kedinginan, Mas...
  • 57. Bahkan tak satu helai kata pun, Terhantar dari bibirmu Sekedar saja tuk mengundang hangat Beku ini kian redut, Sedang dedar hati riuh menggerus Beningkah? Bukan, Hanya jelaga ini mencengkeram dua mataku Maafkan, Mas.. Secawan hitam kusembahkan bagimu Saat tiada lain yang dapat kuraba Selain panas rengkuhan kokoh Yang wanginya ketat mencandu, Namun bukan wangimu. Menghilangkan kali ini ... tidak ada kesempatan yang datang dua kali Tak Perlu Kau Turunkan Hujan Langit ... Tak perlu kau turunkan hujan Terlalu berharga rintikanmu untuk sebuah gurun yang gersang Langit ... Hentikanlah hujan Singkirkan awan mendung yang menutupimu Biarkan biru yang cerah menghiasi wajah di harimu Langit ... Sudah cukup rintikanmu Terlalu gersang gurun ini Hanya mukjizat yang dapat merubahnya menjadi hutan Langit ....
  • 58. Kembalilah kebirumu Hiasi dengan Matahari, Bulan dan Bintang Usir jauh awan mendung itu Dan biarkan Padang gurun ini menjadi sebuah cerita Malam Malam Angin malam menusuk baku. Jangkrik liar menerkam sunyi... Langit gelap laksana kopi hitam Meyelimuti mati sesaat .... Lenyap musnah kehidupan kini Tergantikan puitis nan sajak. Bertabur bunga mimpi Mengindahkan hati kusut... Sebuah luka terasa hilang... Nafsu birahi kian memadam.. Titikan air siput mengalir di atas ... Membasahi keringnya kapuk putih... Terukir kisah indah Tak kala jua buruk rupa nya dia Bagai di sulap keanehan Mimpi datang kepadaku Yang Tidak Mungkin Mengantar cinta sepi Satu langkah gamang Hancur sudah imaji
  • 59. Mimpi yang ditimang Kenangan meraung perih Gemanya melupakan waktu Tentang apa yang diberi Tentang aku, kamu, dan kami Dan hal kecil bernama 'dia' Logika yang diputar Diperhalus, hingga kabur Dilupakan, seumpama abu Cinta ini laksana fajar berwarna biru Bagai untai emas berwarna kelabu Hati Sunyi Diantara hujan dan awan kulihat sayap hati Memilin senyum rindu, menyisakan satu dentingan duri Terhadap langkah dan jejak dari tawamu Kuhirup dalam-dalam…. Sesakku pun hilang Menengadah lagi Satu warna itu masih rapi Tersamar oleh Zeus dan para rasi Namun goresannya tetap dikagumi bidadari Tertampar luka Semua itu hanya kenangan dari surga Tak satupun hilang, namun juga tak kembali Hanya sunyi yang berdiri, tetap mengagumi
  • 60. Masih Pagi Masih menemuiku Syukurlah, walau kemarin sempat diam Diam, karena suara2 itu terlalu bising Berlomba mereka melepas kata Pada bibir setengh isi Menuju hati setengah kosong Aku tahu kau benar Mungkin cerdas? Yah.. tapi harusnya hawamu mewangi,kan? Atau seperti angin sepoi-sepoi yang membelai lembut Bukan seperti ombak yang menghantam Bukankah cerdas? Lalu, hari ini pagi masih bercerita Tentang episode yang masih bersambung Bersambung untuk ku isi lagi setengahnya Mengisi hati dengan hati Bukan dengan bisingmu Tapi dengan Aku. Diary Sepi 1. Sepi Lagi-lagi Dingin membanjiri bahkan menghakimi Ramai terkunci oleh pintu penuh benci 2. Kataku:
  • 61. "Wahai langit apa yang bisa buatmu tegar menghadapi sepi? Tak ada jawaban Hanya hujan yang bisa menemani hati terbuang # 3. Saat ini kau datang surga Kenikmatan menjamuku dengan riak dan lepehan Iblis berkumandang dengan nyanyian kebodohan 4. "Hai sayang tampaknya kau sendirian,mau kutemani?" Kata iblis yang menggangguku dengan kelaparan Aku diam,berusaha busungkan imanku yang semakin rapuh tapi tak bisa bahkan tak kuasa lalu kenyanglah ia dengan habiskan nafsuku untuknya # 5. Hai para nama yang terlanjur sendiri Akulah kebodohan yang tampaknya kau banggakan Mana sepi! Padahal di setiap sudut bernafas kau ditemani Di setiap kau melihat kau dilihat 6. Dan aku menyerah Diariku sepi dan terus tak mengerti curhat aku punya cara sendiri untuk mengenalmu aku punya cara sendiri untuk mengagumimu aku punya cara sendiri untuk mencintaimu aku punya cara sendiri untuk menyayangimu
  • 62. aku punya cara sendiri untuk memilikimu meskipun dirimu telah pergi meninggalkanku Berakhir Ini ujung perjalanan yang kutahu akan teraih Persimpangan ku ingin berlari Lari kencang hinga bisikan bisu Tak butuh lagi, sudahlah, selesai semua ini Terlanjur Janji Janjiku ada 2 Setahun lalu, mencintaimu sampai mati Dua puluh tahun lalu, tak sudi mencuri hati Lalu aku bersumpah mati...kali ini Maaf, sejak kau pergi mencampakkan hati Kupilih berhenti mencintai sampai mati Kupilih menyudahi Daripada sakiti yang kaucintai Dunia mengajariku dua janji janji setia pada yang kucinta janji tak jadi wanita ke dua Setia aku sudah kau khianati aku pasrah Kau pergi dengannya aku menyerah Lepaslah sudah
  • 63. Aku berhenti setia padamu Sebab dia wanita... Sama kan terluka bila kausimpan dua cinta Rasaku aku cemburu padanya aku iri padanya aku ingin dia pergi aku tak menginginkan keberadaannya aku tak peduli entah ini egois atau apatis aku tak peduli nanti yang akan terjadi aku tak peduli lagi aku hanya ingin dirimu tetap disini bersamaku... bukan bersamanya aku ingin Seperti Ini, Kita... Kita saling memandang, seperti ini membiarkan rasa mengalir layaknya dalam nadi meresapkan diri dalam suka cita tersembunyi Kita… terenyuh dalam sapaan kata sederhana kita yakin itu cinta dan tak perlu kata tuk merumuskannya Cinta ini saling berbalas
  • 64. walau terbingkai dalam tingkah biasa kita akan tetap seperti ini kan? karena bukan waktunya untuk bicara bukan waktunya tuk saling berkata Itu cinta… kita… buat kita biasa… seperti itu cinta… kita… rangkaian cerita untuk kita kau, aku… Cinta ini bukan hanya satu sisi kita… sisiku dan sisimu… Walau hanya begini, dengan cara ini, seperti ini, kita telah berhasil mengungkap cinta seperti ini, kita… telah tahu, kita memang saling cinta Berlalu Ku lukis namamu dirimbunan ranting aru Kala senja membiaskan warna ungu Bayangmu larut dalam gurat-gurat awan senja yang biasnya indah kunikmati Adalah deretan kenangan yang kau sisakan..
  • 65. Dan kau berlalu dalam bimbangku.. untuk menuai asa dan harapan kosong.. Ku lukis ulang namamu di pasir lembab lalu ku tatap sesaat.. Ombak datang perlahan menghapusnya Seiring sisa cintaku yang tertinggal disini Telah pula ku lepas bebas bersama angin Ku kirim salam getir kepadanya... Esok, jika masih ada sisa waktumu singgah di pantai ini.. Tapak kenangan itu telah menjadi dermaga dan kenangan itu telah tertimbun dalam perut musim yang berganti Tersimpan abadi selamanya... Terkikis Oleh Waktu Sekilas angan terbang bersama awan Sebuah asa tergenggam ditangan Melangkah dengan semua pemikiran semu Hingga melati kian layu Ku genggam harap dalam gelap malam Tanpa tau fajar menjelang Langit senja terluka oleh malam yang datang Darahnya membanjiri bumi yang muram Hingga ku tunggu mentari tenggalam Selimut kegelapan mulai menutup langit yang kedinginan Tangis yang tak akan reda Terus menetes hingga langit kembali cerah Akankah kembali cerah
  • 66. Dalam kegelapan abadi yang menyelimuti Cahaya hanya titik kecil yang tertelan Hanya bersinar hingga musnah terkikis waktu Yang tersisa hanya kegelapan Dan sebuah memori tentang pagi yang cerah Biarkan semua berlalu oleh sejarah Berlalu, terkikis oleh waktu yang terus melaju Untukmu Kawan (Bicara Hati) Sampai kapan aku harus berdiam. Dalam kesewang-wenangan dan keserakahan. Siapa yang disebut teman? Kalau masih saja menikam dari belakang Senyum manis wajah yang ramah Apalah gunanya Bila dibalik layar ia memicingkan mata Menyimpan nanah membusukkan dada. Di mana kawan Di mana lawan Di mana saudara di mana kekasih Siapa kawan siapa lawan Siapa saudara siapa kekasih Siapa kita siapa dia? Peduli apa? Sumpah Mati Di bait-bait rinduku sumpah mati aku tak ada lagi bayanganmu
  • 67. Di alunan lagu-laguku sumpah mati aku tak ada lagi nada-nada cintamu Di sujud dan doa-doaku sumpah mati aku aku berhenti menyebut namamu Sungguh aku sungguh-sungguh dengan kalimatku KAU YANG KEMUDIAN PASTI MENANGIS KARENA MENCAMPAKKANKU sudut kenangan di sudut kenangan terukir satu kisah yang telah berakhir dan waktupun terus bergulir di sudut kenangan kan ku tulis kisah yang baru dalam keremangan senja kekuatanku Aku Yakin saaT EngKau beRFiRman... Aku menang saaT EngKau beRtindak... hidupku hanya ditentukan oleh peRkataanMu... Hidupku hanya ditentukan oleh jalan cerita yg Engkau buat. Aku aman karna EngKau menjaGa.. Aku kuat karna EngKau menopangku... Aku tegar karna EngKau ada disampingku.. hidupku hanya ditentukan oleh kuasaMu... BagiMu tak ada yg mustahil... BagiMu tak ada yg tak mungkin...
  • 68. mujizat disediakan bagiku... Aku diangkat dan diplihkanNya... Dan Aku percaya semua Indah Pada Waktunya.. CERITA PAGI Minggu pagi, tak ada gerimis meski aku ingin melarung mimpimimpi yang kurajut di sela detak jam dinding yang ricuh, membiarkannya menggenang di selokan mampet atau ceruk-ceruk jalanan yang terabai. Penat tak juga menyingkir, padahal sepanjang malam telah kaku dalam bisu sepertinya iklan perihal obat ajaib pembuat lelap itu cuma bualan. Mau marah, percuma, sebab empat dinding kamar ini telah lama menuli Terkadang aku merasa ditipu, meski sejak awal tahu mungkin juga olehmu… aku (bukan)lah sia(pa) sia(pa) aku adalah bulir embun yang siap menyejukkan hati setiap insan namun aku bukanlah lelatu yang membuat semuanya ternoda , tidak pula membuatnya teraniaya… aku hanyalah insan bermartabat tanpa memandang status tahta ……dan cinta-Mu membuatku kuat pacarku emosian pacarku. seorang gadis yang cantik. juga baik.
  • 69. dia agak emosian. dan kadang tak berbelas kasihan. . . begitupun aku sayang padanya. tak bisa ku melihatnya terluka. pacarku yang manis, jangan lah kau menangis. aku tahu aku salah, dan kau pantas marah. mengapa kau terisak? biasanya kau galak. .. rasa ragu yang membimbing tangan lentikmu kepada pisau cemburu dalam tiap hujaman pisau di badanku. . gadis itu terisak, tangisnya meledak. pisau tergeletak basah. bajunya penuh cipratan darah. pacarku belumkah kau puas? sekarang aku tak lagi bernafas. . . Puisi Stagnan mari lihat kucipta puisi dalam gerak kerja korbankan istirahat tanpa sadar telah dewasa ada hari-hari otak hanya stagnan dan hati merayap melingkar yakinlah tak pernah terlintas angan campakkan puisi ke dalam belukar jika kiramu ada yang berubah hanya ingin pertahankan kewarasan kalau kiramu aku tak peduli -- lebih baik tidak kauucapkan sedangkan puisi pertanyakan jati diri tegak gamang di lorong bercabang sambil tetap menikmati seni sentuh lubuk sebelum gersang Aku Harus Pergi Sakit ketika melesat dari hatinya
  • 70. Isak terdengar seperti bisikan, namun aku tak boleh berbalik mundur Kaki terasa seberat karang Ingin tetap disini Tetapi apa daya, aku harus pergi Hati yang manis itu bukan hak atas namaku lagi Jiwa yang memahat kenangan itu bukan untuk kusentuh lagi Perih ingin melengking berteriak sekeras gemuruh tinggi Ingin tetap dihuni Apa daya, aku harus pergi Tanpaku, air matamu takkan tumpah seperti bulir Tanpaku, cinta itu tetap akan mengakar tak terganti Ragaku ingin rebah, rohku ingin tetap tinggal Namun apa daya, aku harus pergi. Menyanding Engkau, Kekasih; Kelam Laun Memutih aku tengah memeram dendam dalam buncah kabut kelam dengan sesabit malam, mimpi tertikam perih sebenarbenarnya perih meretas ipuh luh dan giris miris anyir getih : tersungkur aku di gigilmu, kekasih engkau dengan gemertak kertak gigi dan sekilat mata petir kaubawalah aku tengadah "ke langit itu, perempuanku, lemparkanlah! segenap amarah gundah lelah pun jika kau rebah rayui merah tanah, kukan memapah menjauhi suram lembah" pecah tangisku genangi jantungmu tenggelamkan aku di dekapmu, kekasih selamatkan aku dari benci paling mati di relungmu aku terkulai mengayub selingkar rinai "habiskan, sayang.. jangan sisakan seguratpun memar lihat! harsa tertata di tengah Altar sama kita tergugu cukuplah, sayang selamanya dekapku menyatu kauaku"
  • 71. lelaki-ku, ini seutuhnya aku di langit yang sama badai mereda petir menyingkir cahaya terbuka menyanding engkau, kekasih aku berdiang di kedalaman cinta kelam laun memutih berkidung lirih mengunjuk sakral ikrar di kakiNya menggeletar love you everyday is a new day everytime i love you everyway is e new way everytime i love you i love you much today than yesterday but it doesn't as much as tomorrow AKU KEMBALI Aku kembali dari dunia yang tidak kuketahui Aku kembali tanpa sisa dihati Akankah sama, sejak aku pergi Dunia fana tanpa aku sehari Jiwaku mati tanpa aku sadari Dan aku kembali tanpa tangis dihati Ragaku kembali dengan pedih pada diri Maaf... kutatap meja pergi...tidak tidak...pergi pergi....tidak kutatap amplop dimeja tidak...pergi
  • 72. pergi...tidak tidak...pergi ach... kutatap lagi amplop merah jambu maaf... aku tak mungkin pergi Ironis Enyah dari pikiranku! Aku muak dengan semua kenangan indah itu! Semua janji terucap dan sirna dimakan waktu Yang tersisa hanya pilu Kenapa? Padahal kenangan itu adalah kau dan aku! Tapi kenapa hanya aku yang terseret? Kenapa hanya aku yang kecewa? Aku marah, aku kecewa, aku hancur! Seberapa bodohnya sampai kau tak mengerti? Bagaimana bisa kau lihat aku seperti tidak ada yang terjadi? Ironis, aku hanya mampu berpuisi sembari manahan hati yang tak terobati Karena kau pun tak lagi peduli Mungkin sekarang aku hanya sampah Yang dulunya telah habis kau gerogoti. Tak akan kembali Aku menyukaimu setengah mati Tak pernah berhenti sejak musim kemarau berakhir Meski kemudian lelah itu datang lagi Musim berkali-kali datang tetapi aku tetap disini Mungkin kata 'menunggu' terlalu egois Karena kamu tak pernah memintaku untuk begitu 'Penantian' pun terlalu menyesakkan Karena aku telah kehilanganmu seutuhnya Dan kau tak akan kembali Meski 100 tahun menanti Aku pun tak akan mengemis Melainkan bersembunyi pada drama babak baru ini
  • 73. Some ajakan menyusun leksikon dari dindingnya alfabet bercecer mati menunggu seseorang memakamkan : kata cinta lampus baru saja Balasan Balasan raga terguncang Jiwa berpaut satu arah... Menghadap sang kelam keakhrian. Terpaku tak tau arah.. Bekal habis dimakan api Putih sirna ditelan hitam Hingga suara rintih menyeruak. Bagai nana darah kotor. Sampah belatung perut bumi .. Pikir kosong , sesat dijalan Bagai ini jawaban Tuhan Atas apa kita lakukan.. Semasa hidup menacari dosa.... tak ku mengerti ku rasa kalian semua tahu, bahwa kita semua pada dasarnya berbeda, tapi mengapa harus memaksakan sama,? aku dan pikiranku, terkadang tak bisa dimengerti, bahkan aku sendiripun tak mengerti
  • 74. aku melihat ini dari sisi sebelah kiri kau melihat ini dari sisi yang lain, bagaimana bisa ini dipaksakan sama?? kita terlelap diatas sana hampa tak ada udara,sayang hanya ada bait-bait yg tak mampu diucapkan kita hanya terdiam menikmati kenyataan yang sesungguhnya memandang mimpi-mimpi yg kita anggap nyata saat ini sadarlah sayang,,,! bahwa disanalah rumah kita yang sebenarnya rumah tempat kita mendendangkan tawa dan nikmati tiap-tiap gelombang kebahagiaan suatu waktu,mimpi kita pasti akan terhenti dan disanalah,kita akan terbangun dari tidur kita saat ini ternyata tak perlu Ku cari, selalu mencari sesuatu yang mungkin tak akan pernah datang. Ku cari, selalu mencari sesuatu yang samar. Ku cari, selalu mencari sesuatu yang tak ada. Ku cari, karna aku tak pernah puasa dengan apa yang sudah ada. *** Semakin dewasa, kini kutau. Kalau mereka, bahakan tak perlu ku cari. Karna dengan kesabaran, mereka akan datang sendirinya. Tanpa paksaan.
  • 75. Tanpa permintaan. Falling. So here we are (again) Walking in the nite Trough the wet grass Side by side (holding hand) Hold our heart Try not to speak (just whispering) But its hard I don't know (i guess i know) are you pretending Or these all are true (hope it's true) Because all that i see is not the same as what you say It just so.... Different (i see it so) I'll never hold u anymore (will I??) Not because i don't want to (i swear i want to!) But, that lies... That LIES! I can see it in your eyes! I'm falling... ....Falling So deep so i can't see you (and i can't see me) I'm falling into our (or just my)memories And i can see everything I can see you I can see me We were holding hand In the new year's eve Walking the nite through the wet grass And then we're stop, staring each other. Silent U grasp my head. Your (beautiful) lips closer to mine (oh my God!) And u kiss my forehead. It's like the fireworks light up the sky. And i'm flying! Flying so high that i can touch our 1 star But. I'm falling.. ..falling deeper, deeper, and deeper. And then i touch the ground. Ah! It hurts me! I open my eyes And i can see you (beside me) We're still walking the nite Side by side, so close And i hold your hand.
  • 76. I miss you. I miss US (it was 'you' and 'me') And i hope the time could stop for a while (only a second) So i can kiss you lips, hold u tight. And whisper in your ear, and say: I Love you, still love you.. (we could be forever, it's not over) But now, i just can say: it's over... We could never be, no more 'me and you'. (and i'm breaking my heart) Bintang Sendiri menatap langit, Seorang gadis, Di bawah kubah konstelasi, Di sanakah bintangmu? Tempat yang kau cari? Tempat yang kau cari? Awalnya, Kukira kau hendak menjatuhkan bintang dengan tatapan, Tapi bisikanmu, Gambarkan sepi Di bawah kubah konstelasi, Di sanakah bintangmu? Disana bintangmu? Sebuah bintang jatuh ke dekat kaki, Berbinar terang, lalu menghilang, Seorang gadis, Di bawah kubah konstelasi, Apa yang kau cari? Satu kesempatan? Sebuah harapan? Masih Labil Distorsi 2 dimensi antara yang lalu dan kini
  • 77. akankah terus luapan emosi berlebih mengemas akan hal ini? ataukah itu smua adalah bagian dari harmoni yang masih tertutup rapi oleh sebuah misteri dengan teka - teki yang menyimpan beribu arti? atau barangkali ini sebuah kehidupan dalam ketidaknormalan diri ditengah perkumpulan berbagai pribadi - pribadi pemimpi? detik ini aku masih terus bertanya hingga mulut dan hati ini terkunci SEPI Andai Aku ujung jemariku yang melambai-lambai tertiup angin sepoi-sepoi menepis lengan kecil dan kakiku yang kokoh ingin aku menari diiringi goyangan angin yang bertiup namun apa daya kakiku menghentak tanah begitu dalam lenganku kaku tak dapat kutekuk hanya tersisa ujung-ujung jemariku mengikuti arah angin yang bertiup Entah Senja hadir kembali menyapu semua tawa Ramai riuh meniada Sejuk semilirnya mengantar duka kembali meraja Aku, tenggelam didasarnya " Ketika Doi Ngambek " ketika wajahmu memerah kupaham kau sedang marah ada tingkahku yang kadang menimbulkan amarah seiring waktu tertangkap oleh detik seiring kata yang berlalu tlah diketik aku mengharap di ujung bibirmu timbul senyum setitik banyak isyarat yang tersirat saat kau peluk diriku erat mungkin drimu tlah maafkan tapi sungguh batinku tertekan... Pada Suatu Petang tidaklah merindu senja,
  • 78. hanya lebih senang menitip salam pada petang sepetak petang bukan senja tak ada semburat kilau berhias jingga di sana hanya sebentuk gigilan pilu yang mengiba rindu dalam suatu abuabu pada sepetak petang kukemas gigilan dari radang pilu yang memacu rindu akan sebentuk bayang pada suatu petang kutitipkan semburat jingga berkilau dan berbayang menghilang dalam kotak kaca Sebait Puisi Tanpa Baju Bom waktu meledak, demi kutil di garis bibir Membunuh segala yang ada di luar pikir Sayang, kutil-kutil tetap bertahan menjadi kambing hitam - jum'atan dulu ah!! 1000 Hari 1000 hari itu bukan sebentar.Tidak dalam satu kedipan mata aku lewati. Layaknya bintang2 yang kau lukis, tak ada habisnya penantian ini. Daun daun meranggas, ditiupkan angin dingin yang menyentuh belahan sinar mentari. Di ujung sana tertambat perahu menuju samudera.Mampukah aku menggapainya?? Dalam diam aku kembali bertanya, adakah serpihan cahaya tersisa??Sementara gelap semakin merambat, merayapi tiap sel dalam jiwaku, dimana terperangkap perasaan di sana. Perasaan sedih, gembira, senang, marah, benci, cinta... Cinta. Aku merindukan perasaan itu. Saat aku merasakan Saat aku mendengarkan Saat aku mencium Saat aku melihat Saat aku menyentuh jemarimu.... Dan saat aku melepasnya. Aku tau. Kaupun melepasnya juga. Membenamkan perasaan kita masing-masing.Tertawa dalam nelangsa. Tak mampu bangkit, tak mampu merasakan.
  • 79. Dan tanpa rasa kita menyongsong malam. Layakny malam-malam yang kita lewati bersama.Namun kini penuh sesal.Tak mampu bangkit. lelah maukah kau kuceritakan kembali? tentang matahari, matahari yang sama dengan cerita gurauku kepadamu matahari berasal dari cahaya kunang-kunang yang menimbun cahayanya dengan kesabaran semua semakin besar seperti himpunan cahaya kunang2 yang menjadi matahari seperti yang kuceritakan matahari itu kini telah lelah bukankah kesabaran sejatinya menimbulkan perasaan lelah? lelah yang sangat,, ia merasa terasing walau sekeliling bising ia merasa sepi meski sekitar tak pernah hening ingin saja ia berhenti jadi matahari tapi ia tak mau jadi pecundang,, yang menggadaikan mimpinya atas keputus asaan dengarkanlah sejenak cerita matahari itu jangan kau salahkan ia yang lupa mneghangatkan pagimu, dengan sapaan khasnya yang leembut pahamilah bahwa kini ia telah lelah biarkan ia bercerita biarkan ia meneteskan air matanya hingga gerimis menmbasahi bumi di siang yang terik matahari merasa gagal gagal menjadi matahari yang sebenarnya hingga mungkin kau jadi membencinya hingga semua orang makin mencibir sang matahari berfikir,, iakah matahari itu? atau ia hanya kunang-kunang seperti asalnya?
  • 80. atau jangan2 ia hanya GELAP??? Jawaban Ingin tahu, mencari dan terus mencari untuk sebuah arti Gambar diri selalu terlukis wajar dalam gestur dan gerak gerik Apa yang keluar dari dalam diri itulah yang disebut sebuah religi pribadi Impian dan harapan adalah semangat dalam hati yang menjadi kunci Belajar untuk mengerti dan memahami segala yang terjadi Mencari untuk mendapatkan banyak hasil nilainya pasti selalu kurang Mencari untuk mendapatkan sedikit hasil nilainya selalu cukup Inilah perwujudan yang selalu terjadi saat mencari arti Karya bukan untuk suatu hasil melainkan makna yang beribu arti Semuanya sudah terjawab dan akan terjawab Karena jawaban layaknya sebuah tuaian Apa yang kita tanam itulah yang kita tuai Dan Jawaban itu adalah sebuah tuaian dari sekumpulan gambar diri Aku disini Sekarang..saat ini. masalah datang tentang hati entah siapa dan mengapa terjadi seakan terseret saat ku berlari. ku acuh kan saja dia..tapi begitu kuat dia mencengkram kaki seseorang tolong...adakah yang peduli?? kutengok kanan kiri sahabat..saudara..teman ku aku disini. aku disini disini merana karna hati kadang begitu nyata kadang maya ahhh peduli apa?? tak ada yang peduli tentang hati ku bahkan pelukispun tak bisa menggambarkan hati ini hati yang penuh tanya terus berjalan dan berlari hati terasa penuh duri menutup mata dalam kesendirian sepi di temani khayalan dia yg kusayangi sudah,,cukup..disini akan ku akhiri.
  • 81. tak lagi aku berlari. tak lg aku mencari tak perlu ku berbagi sakit ini .... biar kan dia bahagia. biarkan dia memilih jalan nya. karena senyum nya lebih berharga dari apapun di dunia.... Hanya Terjadi Denganmu Ketika mata ini beradu dengan matamu, Ratap sendu, haru, tertahan jauh didalam hati. Dan kubuka lengan, selebar yang kumampu, Tuk menyambutmu. Kupejam mata menikmat hangat yang belum pernah kurasa. Dunia berhenti, Alam memutus harmoni, Seolah memberi waktu tuk menikmati, Karna tak tahu kapan lagi akan terjadi. Jauh ku tenggelam dalam diri, Laksana si cebol ditelan kegelapan. Tak kenal lagi dengan tanah kelahiran. Menapak jelas tangan hangat melingkar, tulus kuberi dalam dekap dengan sang pemilik hati. Kunikmati ini, Asa dan harap bercampur, Sedikit jawab dari Dia. Kudekap kau dengan cinta, Kau mendekapku dengan cita. Dan harap tak ingin ku melepas. Karena tak tahu kapankah terulang.
  • 82. Mungkin, Hanya terjadi denganmu. Feel bad Feel bad... By Imah_HyunAe Aneh... Firasat buruk mendatangiku Entah kenapa... Kucoba tata hati, namun yang tak kuharap tetap terjadi... Sakit... Aku merasa hatiku begitu sakit juga begitu buruk Seolah ini tak pantas buatku Seolah jika aku bertahan... harga diri ini akan terkoyak lebih dalam Lalu, bagaimana sekarang? Sementara semangatku.. Hilang tak terelakkan... [MANJA] Seharusnya Aku "Manja itu lemah mental sedikit-sedikit mengadu" Aku lemah tapi jangan kata aku manja! hahahaha Manja? Itu Aku. Benar ka(h/n)?! Karena tak seharusnya aku mengadu luka Pada dunia, pada sebuah layar komputer
  • 83. Aku manja Ya ka(h/n)?! Lemah! Mental tempe! Tak seharusnya aku berteriak Tak seharusnya aku lari Tak seharusnya aku melawan Tak seharusnya aku berkata-kata Terlebih, pada psikiater yang menanganiku Aku, MANJA, kan?! Kalian bilang, "didikan orang tua zaman sekarang jadikan anak bermental lemah. Ospek dibilang penganiayaan ngadu dinas pendidikan pake campur tangan polisi" Aku suka di ospek, aku suka masa-masa orientasi Pelantikan Pramuka, Paskibra dan hal-hal serupa lainnya Aku suka Aku hanya tidak suka cara kalian menilaiku Cara kalian untuk tidak mempercayaiku Dan Satu yang teramat ku benci Keangkuhan bapakku Aku manja,kan? padahal tak pernah kuceritakan ini pada kalian Bagaimana rasa takutku ketika kalian titipkan aku padanya Teman yang selalu menganiaya disaat kalian tak ada
  • 84. Saat di kelas, saat mata pelajaran olah raga, saat istirahat Apa kalian tahu?! Padahal aku tak pernah ceritakan Bagaimana aku dilecehkan Dan disiram air comberan oleh kakak-kakak kelasku di sekolah baru Tak pernah ku ceritakan pada kalian Bagaimana aku bisa bertahan Padahal aku tak ceritakan itu Apa aku manja? Karena telah lancang ku tulis semua pada lembar bisu Yang kemudian lembar-lembar itu tersebar disini Aku, benar-benar manja,kan?! Seharusnya aku tetap diam Seharusnya aku tetap bungkam Seharusnya aku tetap menjadi bulan-bulanan mereka Seharusnya aku tidak meratap atau melawan Seharusnya aku diam mereka olok-olok ibuku Aku manja, karena mengadu pada Tuhan Aku manja karena menyalahkan syaitan Atau mengadu padanya? Aku manja karena ceritakan beberapa kebenaran pada psikiater yang terus menerus menanyaiku Seharusnya aku diam mereka menjambak rambutku
  • 85. Seharusnya aku diam mereka meninju ulu hatiku Seharusnya aku diam meski pukulan Dan cambukan bapak semakin menghujam Aku, kakak, juga Ibuku Seharusnya aku diam saat pisau itu hanya tinggal 1 inchi dari mata orang yang mungkin satu-satunya yang mengerti aku Seharusnya aku....................... Haruskah aku diam untuk kehilangan orang-orang yang kusayang? Kenangan Menyiksa Sungguh aku tak bisa menipu diriku Dari sebuah episode cerita masalalu kita Semakin kurasa.. Rasanya seperti ingin terhenti laju darahku Dan membuatku terus tersedak Akan semua penghianatanmu Kenapa kau menghukumku dengan luka-luka itu Setelah semua ini berakhir? Tapi selalu ada rindu Dalam setitik celah di hatiku Dan aku benci, sangat! `Aku dan Stat Facebookmu…. Kau tancap satu pisau di mataku.. Saat ku baca gurau, bujuk, rayumu… Di status facebookmu… Kau tancap satu pisau di telingaku… Saat kudengar kau berkata Cinta bagimu tak cukup satu. Butakan saja mataku
  • 86. Atau putuskan saja tali ikatan ini Jika itu mampu membeli satu pengertian darimu tentangku Aku memang pencemburu priaku…. Tidak jelaskah itu bagimu….? Terserah Saat perubahan tak kunjung tiba Pergerakan dirasa cukup karena waktu mulai membatu Ungkapan pasrah terdengar lirih dari dalam diri Debar jantung meningkat disertai peluh keringat disaat harus menjawab Karena apapun yang menjadi pertanyaan selalu dijawab, "terserah" Dan apapun yang menjadi pernyataan setulus hati hanyalah terserah Akankah bijaksana ungkapan terserah yang pasrah dan tulus muncul dari dalam hati? Walau hanya sedikit yang terucap dan hanyalah terserah AKU PECUNDANG, SAMPAH SEGALA SAMPAH Kala itu gelap membuncah Bulan bintang ditelan sang cakar hitam Darahku pun merengkuh titik didihnya Memamah legam partikelpartikel sukma Panas tanpa sela yang membuat gosong perintangnya Hamburan percaya terberondong prasangka Aku lelah setelah terpanggang berharian Luluh, lumer karena tempaan Aku pecundang, sampah segala sampah Tak layak dianggap darah Biarlah aku membeku gigil, lalu habis diurai masa Setelah hadirku tak teraba Tak usahlah ditanya apakah pernah ada Begitupun dimana Aku masih disana Disana Masihlah kutegakkan altarmu di puingpuing pilar kalbu tersisa Tak perlu juga kuberitahu “rapalan doa harap tentangmu, masihlah sama seperti dulu” Semua memanglah salahku Malam ini, di gelap rona cakrawala Kualunkan pujipuja atasmu penuh sungguh Kuhaturkan berjuta maaf tulus dari temaram relung sukmaku Kudendangkan pula lagu terima kasih untuk gulagula dan wangi bunga Tak lupa kuucapkan selamat sejahtera untukmu
  • 87. Dendam Hanya ini rasa yang terungkap saat kepala tak lagi tegak Hanya keinginan untuk membalas dikala kepal tangan bersiap Saat bayang2 kepalsuan menyeruak di lingkaran kepala ini Sampai di ujung hatipun kemarahan tak dapat tersembunyi Melepaskan beban di hati ? Tanya Kenapa? Kalau Maafmu hanya di bibir saja.... MIMPI itu Lagi Sakit,,,saat ku tahu bukan hanya aku yang harapkan kau kembali perih,,,saat kutemui kenyataan bahwa tak ada jalan untukku kembali Hatiku meledak, hancur berkeping-keping nyaris tak bersisa Ketika mengetahui kau kan dibawa keatas singgasana Singgasana yang dahulu ku janjikan, yang dahulu ku impikan Singgasana yang selalu aku perjuangkan Sudah,,,sudah cukup semua ini berlangsung dihidupku Bukannya aku takut mencinta, aku hanya tak ingin terluka Sekepal daging dalam ragaku ini takkan mampu bertahan lebih lama Jika terus dijejali dengan dinginnya luka dan Panasnya api kemarahan Nadi terhambat, Otak melambat, kesepian pun mengikat Menyedihkan mengingat perjalanan hidup yang sangatlah singkat Aku hanya memimpikan seseorang yang mau memelukku erat Meski sedih, namun selalu memberiku senyuman hangat Tak adakah yang seperti itu? Atau mimpiku benar-benar hanya MIMPI??? Kau Bagaikan… Andai kau tau aku merasa sangat tersiksa karena merindukanmu. Kamu bagaikan, berlian yang hanya bisa aku lihat di dalam etalase tanpa bisa aku sentuh. angin yang hanya bisa aku rasakan keberadaannya tanpa bisa kulihat wujudnya. bunga yang hanya bisa aku cium wanginya tanpa bisa kurasakan sarinya seperti layaknya seekor kumbang. pelangi yang indah tanpa bisa aku temukan ujungnya. burung merpati yang selalu terbang menjauh ketika aku mendekat. segala sesuatu yang tak mungkin aku raih. Aku menjadi seperti, rumput yang merindukan hujan di padang pasir. bulan yang merindukan matahari. hitam yang berharap untuk bersatu dengan putih.
  • 88. Andai kau tahu, kau adalah permata yang selalu tampak berkilau. kau adalah matahari yang selalu bersinar dan menghangatkan bumi. kau adalah bunga melati yang selalu menebar wangi. kau adalah pelangi yang selalu muncul dengan indahnya. kau adalah emas yang tak akan pernah berkarat. kau adalah langit biru yang selalu tampak cerah. kau adalah angin yang selalu menyejukan. kau adalah api yang selalu memberi kehangatan. kau adalah lilin yang memberi cahaya di kegelapan. Kita sama tapi aku hanyalah, perampok yang selalu mengincar permata. matahari yang membuat orang sengsara dengan panasnya. kumbang yang selalu mencuri sari bunga. panas yang membuat pelangi pergi menghilang. besi yang mudah berkarat karena cuaca. langit mendung yang mengecewakan semua orang. angin yang selalu membuat badai. api yang selalu membakar apa saja yang ada di depannya. lilin yang selalu menghancurkan dirinya sendiri. Segala sesuatu yang baik indah ada pada dirimu. Karena kamulah yang terbaik dan yang terindah. Segala sesuatu yang buruk ada pada diriku. Karena aku adalah si buruk rupa dan si pendosa. Pantaskah aku bersanding denganmu sesuai dengan harapanku selama ini? Selalu bersanding denganmu selamanya. Di dunia dan akhirat nantinya. Demi Allah, hanya satu yang kuharapkan darimu. Aku ingin hidup bersamamu, wahai gadis yang selalu menjaga kesucian dalam dirinya. Karena Allah aku mencintaimu. Bulan dan Kunang-kunang Bulan dan Kunang-kunang Aku mengenalmu lewat bulan dan juga kunang-kunang. Aku masih ingat ketika itu engkau keluar rumah dan memandang bulan, lalu berkata bulannya bagus sejak saat itu aku berfikir kita memiliki ketertarikan yang sama pada bulan. Dan bulan itu, yang kau bilang bagus pada malam itu masih ku simpan dalam saku bajuku
  • 89. dalam saku baju di dada sebelah kiri, tempat ibu juga meletakkan beribu doa dan beberapa potong mimpi di dalamnya. Aku harap engkau masih ingat ketika kita juga mulai berbicara tentang kunang-kunang; sebuah keindahan malam. Aku sangat senang karena kunang-kunang berteman dengan bulan walaupun hanya dalam percakapan. Apakah engkau juga merasa bahwa malam adalah sesuatu yang indah? Ada bulan, kunang-kunang, mimpi-mimpi dan juga harapan. malam adalah tempat kita berbicara tentang temaram lampu-lampu di trotoar, tentang semangkok bakso ketika gerimis datang, tentang nyala lilin ketika lampu padam, sesekali tentang kesendirian dan kesedihan, tentunya tidak lupa tentang bulan dan kunang-kunang. Waktu itu, ketika kita berbicara tentang kunang-kunang secara diam-diam aku mengambil beberapa kunang-kunang yang kita bicarakan kemudian aku masukkan ke dalam toples kecil yang bening dan aku letakkan di meja kamarku. berharap kamar itu tidak lagi gelap dan kosong ada beberapa cahaya kecil di atas meja kamar. Toples itu kemudian kubuka, cahaya-cahaya kecil itu kemudian terbang di sudut-sudut ruang yang benar-benar gelap sesaat kemudian terbang ke sudut yang lain aku pun mengelurakan bulan yang ada dalam saku bajuku dan meletakkannya di langit-langit kamarku; aku hanya bisa diam dan tersenyum. ..., 1 Syawal 1432 H Hari ini matahari terbit dengan beribu mimpi dan harapan sinarnya mulai masuk ke kamarku melalui jendela yang sengaja sedikit kubuka pelan-pelan sinar yang masuk ke dalam kamarku semakin banyak bulan dan kunang-kunang yang ada di kamar pun mulai gelisah. Kunang-kunang terbang keluar melalui celah sempit jendela yang terbuka, aku tidak sempat menangkapnya bulan pun hendak keluar, tetapi celah jendela yang sempit tidak memberinya jalan. Aku segera meloncat dan mengambil bulan kemudian memasukkannya kembali ke dalam saku bajuku, aku tidak ingin kehilangan bulan itu, aku tau kau menyukainya dan aku ingin memberikannya padamu suatu saat nanti, tentunya pada malam hari. Siang hari bukanlah waktu untuk bermimpi Siang hari bukanlah waktu untuk berfikir tentang keindahan malam bukan pula waktu untuk berbicara tentang bulan dan kunang-kunang. karena bulan dan kunang-kunang telah berada di belahan bumi yang lain. Dan aku hanya memiliki bulan kecil dalam saku bajuku saku baju di dada sebelah kiri. Sampai sekarang aku masih menyimpan bulan itu bulan yang engkau bilang bagus pada malam itu.
  • 90. Jika aku merindukanmu, akan kuambil dari saku dan meletakkannya di langit-langit kamarku sambil mengingat bagaimana kita saling bercerita dulu. Semoga bulan dan kunang-kunang di belahan bumi yang lain jauh lebih indah sehingga engkau tetap bisa tersenyum melihatnya. Aku mengenalmu lewat bulan dan juga kunang-kunang. Kau Ketahui Tak urung bergulirnya waktu takkan mampu membendung kerinduan-ku dibirunya langit engkau ada disela awan gemawan mengulum resah melagu bersama rerintik hujan dan yang kau ketahui dibirunya langit mendung menggembung terang kian terasing hadirkan resah-mu yang hadir seiring dengan gerimis aku rindu sebias pelangi senja di matamu. dia aku bisa mendengarmu tetapi kau tidak saat ku berkata kau pun tak tahu aku melihatmu kau pun juga melihatku apakah kau akan mengerti iya, asal kau mau..... Arti Dirimu Sahabatku Kau mungkin tak akan pernah menyadari Apa artinya dirimu bagiku Apa artinya senyumanmu bagi diri ini Dan apa artinya hari-hariku tanpa dirimu Dahulu ku bertanya
  • 91. Kenapa kau berada selalu disisiku Disampingku, dengan senyumanmu, ketika semua orang meninggalkanku Dan kembali, jawabmu hanyalah senyumanmu Kau yang mengerti diriku Kau tahu ketika aku menangis dalam hati, ketika ku bersedih dalam kebisuanku Kau tahu ketika aku merasakan depresi dan tenggelam dalam keputus-asaanku Kau mengerti, dan kau mendengarkan keluh kesahku Aku hanyalah sampah Aku hanyalah seorang yang tak berarti Yang mungkin akan mati dalam kutukan sumpah-serapah Tapi kau mengubah pandanganku, mengubah diri ini Aku ingin kau tahu Karena mu, aku masih disini, mempunyai tujuan hidup Karena mu, aku tak lagi tenggelam dalam kesedihanku Dan karena mu, aku masih bisa tersenyum Tak semua orang seberuntung diriku Mempunyaimu dalam semua keadaanku Mempunyaimu sebagai malaikat pelindungku Mempunyaimu sebagai sahabat sejati ku :) hah ..cinta berpacu dengan logika menalarkan semua arti hah cinta....... cinta.......... semua orang menginginannya tetapi ketika hasrat berpacu
  • 92. semua salah dengus nafas ....berpacu pagi....... siang sore malam melupakan esensi cinta untuk mendapatkan kenikmataan sesaat hah cinta jangan menamakan itu cinta jika yang dibenak hanya birahi semata Seseorang Seperti Kamu :) Ketika keheningan yang canggung menyeruak di permukaan Mengikis dasar laut hatimu Hingga kata demi kata yang seharusnya menceriakan Yang seharusnya mencairkan kebekuan hati Dan yang seharusnya tak ada lagi rasa saru mengoyak dinding ketulusan hatimu Maka, Tatap saja senyumku Kamu tak akan lagi ragu Kamu, Aku, dan Perjalanan ini Seperti langit beriring awan Mendung berlatar petang Dan lembayung yang menyeru senja Saling melengkapi Aku mencintaimu Seseorang seperti kamu Bukan kamu yang seperti seseorang Dalam keheningan ini, Dalam diam ini Cinta mengerti semua ini Sudah kubilang kau tak perlu ragu Tak perlu canggung Karena di satu sudut lirih ini Telah kusisihkan satu ruang kosong untukmu Hati terdasarku telah menyimpan namanu Kau tak tergantikan Bahkan olehnya yang sempat menorehkan cat warna-warni Kau tak perlu menjadi dia Untuk ku cintai Jangan biarkan Jangan biarkan genderang perang bertalu Saat angkara masih meraja dalam dada Ketika nafsu berbalas masih berkuasa
  • 93. Redam-redamlah dengan balutan istigfar Keluarkan sangkur jika rasa terperih dan terus mendidih Namun lebih indah sarangkan sang sangkur Hunus pedang apabila tersakiti tak terobati Tapi lebih bijak sarungkan sang pedang Masih lebih indah membuka gerbang maaf Karena kemenangan manusia terletak pada keluasan hati Dan sejujurnya tak terhenti dendam jika selalu ditiup Maka padamkan dan putus rantai lingkaran dendam tersebut Dengan keluasan hatimu Hidup dan Cinta dalam Hati rodaku.. berputar tak secepat milikmu tak berpusar laiknya yang lain tanpa desir, tanpa angin gelapku.. tak sekelam impianmu impian pelangi terhitammu tapi, kulihat cercah kau kepakkan sayapmu dan menghindari buruk rupaku betapa..oh.. tiada mungkin ku dapat keindahan melebihimu kau palingkan
  • 94. wajah indahmu dariku apakah aku telah jatuh karena aku merasa kecewa kau begitu tapi membuatku semangat jemariku hanya mampu bergetar saat kata-katamu muncul menghiasi menerangi berlarian di papan berwarna di hadapku hahahaha.. mungkin aku mimpi rodaku tak berputar secepat milikmu otakku tak secerah punyamu hahaha.. tiada yang kupamerkan hanya aku bertanya padamu bolehkah...? Apa yang Kuinginkan Mereka datang kepadaku, Maukah kau mendengarkan curhatku? Aku jawab, aku akan mendengarkan setiap kata yang kau ucapkan. Lalu mereka datang lagi kepadaku, Apakah kau bisa memberikan sedikit tenaga dalam otot-ototmu? Aku jawab, akan kuberikan semua tenaga dalam ototku hingga mereka tak berdaya lagi. Kemudian mereka datang kepadaku,
  • 95. Bisakah kau memberikan sebagian hartamu kepada kami? Aku jawab, akan kuberikan semua hingga aku tak sanggup lagi memberikannya kepada kalian. Akhirnya mereka datang kepadaku, Kenapa kau mau mendengarkan keluhan kami, Padahal kami yakin kamu pasti mempunyai banyak masalah. Kenapa kau mau membantu kami, Padahal kau sudah tidak mampu lagi berjalan. Kenapa kau mau meberikan apa yang kami minta, Padahal kau sudah tidak memiliki harta lagi. Aku jawab, aku tidak menginginkan apapun kecuali ridloNYA. Dengan cinta Dengan cinta yang pahit menjadi manis. Dengan cinta orang normal menjadi cacat, orang cacat menjadi normal. Dengan cinta racun pun dirasa madu. Dengan cinta seorang jenius bisa menjadi autis. Dengan cinta teman menjadi lawan. Dengan cinta kata2 bisa membentuk nada. Dengan cinta yang tua merasa muda. Dengan cinta anak muda merasa dewasa. Dengan cinta jarak dan waktu tiada. Dengan cinta kita berurai air mata. Dengan cinta gembira ria. Dengan cinta mengharu biru. Dengan cinta kita bisa tercipta. Dengan cinta dunia seperti berhenti sementara. Dengan cinta raja menjadi budak. Dengan cinta Sang putri rela melepas takhta. Dengan cinta siswa SMA males belajar. Dengan cinta bapak2 telat pergi kerja. Dengan cinta dunia ini tercipta. Dengan cinta mampu mengubah segalanya. Tapi dengan cinta, aku tidak bisa berbuat apa2. Kau dimana-mana hanya kau yang masih setia membacakan puisi yang sama padahal sesungguhnya tak pernah kuijinkan suaramu menggeser sejengkal saja atas keyakinan cinta : tapi kau dimana-mana