SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 17
Farmakoterapi Terapan
“Rheumatoid Arthritis”
Disusun Oleh Kelompok 4 :
Maruba Arina Pasaribu 2150187
Mona Khusnul Khotima 2150191
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
PROGRAM PROFESI APOTEKER
Definisi Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah suatu penyakit
reumatik autoimun yang paling sering dijumpai, ditandai
dengan adanya proses peradangan kronis, bersifat
sistematik, penyakit progresif dan menimbulkan
kerusakan sendi yang permanen.
Sumber: Perhimpunan Rheumatologi, 2021
Prevalensi Rheumatoid Arthritis
Prevalensi dan insiden penyakit ini bervariasi antara populasi satu dengan
lainnya. Wanita memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi terkena AR dibanding laki-
laki.
Kejadian akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia namun tidak ada
perbedaan secara statistik kasus pada wanita dan laki-laki di atas usia 70 tahun.
Insidensi kasus tertinggi pada kelompok usia 50-54 tahun.
Jumlah penderita AR di Indonesia belum diketahui dengan pasti, namun saat
ini diperkiraan tidak kurang dari 1,3 juta orang menderita AR di Indonesia
dengan perhitungan berdasarkan angka prevalensi AR di dunia antara 0,5-1%,
dari jumlah penduduk Indonesia 268 juta jiwa pada tahun 2020.
Sumber: Perhimpunan Rheumatologi, 2021
Etiologi Rheumatoid Arthritis
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya dikorelasikan dengan
interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan.
Faktor Genetik : Faktor Lingkungan :
 Genetik Merokok
 Hormon Sex Minum Alkohol
 Faktor Infeksi Kekurangan Vitamin D
 Heat Shock Protein (HSP) Stress
Sumber: Jurnal Pharmascience Vol 3 Lutfi Chabib, 2016
Patofisiologi Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid Arthritis terjadi akibat reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang
melibatkan proses fagositosis. Dalam prosesnya, dihasilkan enzim-enzim dalam
sendi. Enzim-enzim tersebut selanjutnya akan memecah kolagen sehingga terjadi
edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya terjadi pembentukan pannus.
Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang.
Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak
sendi. Otot akan merasakan nyeri akibat serabut otot mengalami perubahan
degeneratif dengan menghilangnya kemampuan elastisitas pada otot dan kekuatan
kontraksi otot.
Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya
masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil
individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus
menerus dan terjadi vaskulitis yang difus.
Sumber: Jurnal Pharmascience Vol 3 Lutfi Chabib, 2016
Manifestasi Klinis
Gejala klinis utama adalah poliartritis yaitu kerusakan
rawan sendi dan tulang sekitarnya. Kerusakan ini terutama
mengenai sendi perifer tangan dan kaki yang umumnya
bersifat simetris.
Gejala klinis umum adalah terjadi pembengkakan didaerah
sekitar sendi, warna kemerahan, terasa hangat, bila ditekan
terasa lunak dan disertai rasa sakit, kekakuan/sendi tidak
dapat digerakkan secara normal biasanya sering terjadi di
pagi hari.
Sumber: Jurnal Pharmascience Vol 3 Lutfi Chabib, 2016
Diagnosa Rheumatoid Arthritis
X-ray
MRI
USG
Laju Endap Darah (LED)
Dan
C-Reactive Protein (CRP)
Cairan sinovial atau tes
antinuklear antibodi
Densitometri atau
scan tulang
Tes hitung
darah lengkap
Test RNF
Test Antibodi
Anti CCP
Sumber: Perhimpunan Rheumatologi,
2021
Penatalaksanaan Terapi
Tujuan dilakukan terapi :
Tujuan dari pengobatan rheumatoid arthritis tidak hanya mengontrol gejala
penyakit, tetapi juga penekanan aktivitas penyakit untuk mencegah
kerusakan permanen. Pemberian terapi rheumatoid arthritis dilakukan untuk
mengurangi nyeri sendi dan bengkak, serta meringankan kekakuan dan
mencegah kerusakan sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
pasien meringankan gejala tetapi juga memperlambat kemajuan penyakit.
Terapi RA Non Farmakologi
 Olahraga : latihan rentang gerak, latihan penguatan, latihan daya tahan.
Tujuan nya adalah untuk mengurangi rasa sakit dan lelah dan meningkatkan fleksibilitas dan
kekuatan gerak.
 Istirahat : Sembuhkan stress sendi, cegah kerusakan sendi, imobilitas.
 Pengurangan berat badan
 Pola hidup yang baik seperti banyak makan buah dan sayur, protein tanpa lemak, susu rendah lemak
dan stop rokok dan minum alkohol.
 Dilakukan pembedahan dengan Artoplasti (penggantian total sendi), perbaikan tendon, sinovektomi
(penghapusan lapisan sendi), arthrodesis (fusi sendi).
Sumber: Perhimpunan Rheumatologi, 2014
Terapi Rheumatoid Arthritis Farmakologi
FAST ACTING
SIMTOMATIK :
 NSAID
 KORTIKOSTEROID
SLOW ACTING
Antirematik (modifikasi penyakit) :
 DMRADs
 Agen Biologik
Terapi Farmakologi Slow Acting
DMARDs (Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs) dimulai selama 3 bulan pertama
setelah didiagnosis RA ditegakkan
Mekanisme aksi?? Tidak jelas, kemungkinan memodifikasi sistem imun dengan beberapa
cara
Efek obat baru terlihat setelah pemakaian selama 6-8 bulan
Lini pertama : METOTREKSAT
Pilihan lain : LEFLUNOMID
Kombinasi maka lebih efektif
Agen biologik, mengeblok sistem kekebalan tubuh : TNF, IL-1
Anti TNF : Etanercept, Infliximab, Adalimumab
Antagonis Reseptor IL-1 : Anakinra, Abatacept, Rituximab
Kombinasi dengan DMARDs : Infliximab + Metotreksat mencegah perkembangan antibodi.
Sumber: Dipiro Edisi 9
Sumber: Dipiro Edisi 9
Terapi Farmakologi Fast Acting
Kortikosteroid : Golongan obat kortikosteroid : (dexamethasone, triamcinolone,
methylprednisolone & prednisone). Berikan kortikosteroid dalam jangka waktu
sesingkat mungkin dan dosis serendah mungkin yang dapat mencapai efek klinis.
Dikatakan dosis rendah jika diberikan kortikosteroid setara prednison < 7,5 mg sehari
dan dosis sedang jika diberikan 7,5 mg- 30 mg sehari. Selama penggunaan
kortikosteroid harus diperhatikan efek samping yang dapat ditimbulkannya seperti
hipertensi, retensi cairan, hiperglikemi, osteoporosis, katarak dan kemungkinan
terjadinya aterosklerosis dini.
NSAID : Obat NSAID dapat diberikan pada pasien RA untuk mengurangi nyeri dan
kekakuan pada sendi dengan menghambat siklooksigenase (COX). NSAID harus
diberikan dengan dosis efektif serendah mungkin dalam waktu sesingkat mungkin.
Perlu diingatkan bahwa NSAID tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ataupun
mencegah kerusakan sendi.
Sumber: Dipiro Edisi 9
Interaksi Obat Metotreksat
Beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi apabila methotrexate digunakan dengan obat lain:
 Penurunan efektivitas methotrexate jika digunakan dengan asam folat
 Penurunan kadar asam valproat dalam darah
 Penurunan kadar methotrexate dalam darah jika digunakan dengan cholestyramine
 Peningkatan kadar methotrexate dalam darah jika digunakan dengan omeprazole
 Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan fluorouracil
 Peningkatan kadar mercaptopurine di dalam darah
 Peningkatan risiko terjadinya keracunan obat jika digunakan dengan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS), aspirin, probenecid, penisilin, aminoglikosida, neomycin, paromomycin,
sulfonamida, kotrimoksazol, trimethoprim, cisplatin, etretinate, atau ciclosporin.
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
DeLas Rac
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
risti eyen
 

Mais procurados (20)

Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
Psikofamaka adalah obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral d...
 
Patofisiologi batuk
Patofisiologi batukPatofisiologi batuk
Patofisiologi batuk
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Antidepresi
AntidepresiAntidepresi
Antidepresi
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
FARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMAFARMAKOLOGI ANTIASMA
FARMAKOLOGI ANTIASMA
 
Evaluasi Tablet
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi Tablet
 
Sinusitis
SinusitisSinusitis
Sinusitis
 
Obat kardiovaskuler
Obat kardiovaskulerObat kardiovaskuler
Obat kardiovaskuler
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Asma ppt (2)
Asma ppt (2)Asma ppt (2)
Asma ppt (2)
 
Materi 1 Farmakologi Kelas XI Farmasi "obat sistem saraf otonom"
Materi 1 Farmakologi Kelas XI Farmasi "obat sistem saraf otonom"Materi 1 Farmakologi Kelas XI Farmasi "obat sistem saraf otonom"
Materi 1 Farmakologi Kelas XI Farmasi "obat sistem saraf otonom"
 
DIARE.pptx
DIARE.pptxDIARE.pptx
DIARE.pptx
 
Pemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravenaPemberian obat melalui selang intravena
Pemberian obat melalui selang intravena
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)Biofarmasetika (Pendahuluan)
Biofarmasetika (Pendahuluan)
 
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obatkasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
kasus 2 : R n D industri farmasi merancang sediaan obat
 
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnyatuberkulosis dan penggolongan obatnya
tuberkulosis dan penggolongan obatnya
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
 

Semelhante a KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx

Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
awangsw
 

Semelhante a KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx (20)

Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptxFARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
 
Catatan pbl 2
Catatan pbl 2Catatan pbl 2
Catatan pbl 2
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
PPT_ALDO.pptx
PPT_ALDO.pptxPPT_ALDO.pptx
PPT_ALDO.pptx
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Rheumatoid-Arthritis.pdf
Rheumatoid-Arthritis.pdfRheumatoid-Arthritis.pdf
Rheumatoid-Arthritis.pdf
 
Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritis
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapi
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 
Osteoatritis irahmal
Osteoatritis irahmalOsteoatritis irahmal
Osteoatritis irahmal
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Osteoartritis
OsteoartritisOsteoartritis
Osteoartritis
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
WRAP UP SKENARIO HIPERURECEMIA BLOK MUSKULOSKELETAL (B11)
 
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptxkel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
kel 11 (rheumatoid arthritis) biomedik 2.pptx
 
370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 

Último

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
NadrohSitepu1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 

Último (20)

DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 

KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx

  • 1. Farmakoterapi Terapan “Rheumatoid Arthritis” Disusun Oleh Kelompok 4 : Maruba Arina Pasaribu 2150187 Mona Khusnul Khotima 2150191 INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM PROGRAM PROFESI APOTEKER
  • 2. Definisi Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis (RA) adalah suatu penyakit reumatik autoimun yang paling sering dijumpai, ditandai dengan adanya proses peradangan kronis, bersifat sistematik, penyakit progresif dan menimbulkan kerusakan sendi yang permanen. Sumber: Perhimpunan Rheumatologi, 2021
  • 3. Prevalensi Rheumatoid Arthritis Prevalensi dan insiden penyakit ini bervariasi antara populasi satu dengan lainnya. Wanita memiliki risiko 2-3 kali lebih tinggi terkena AR dibanding laki- laki. Kejadian akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia namun tidak ada perbedaan secara statistik kasus pada wanita dan laki-laki di atas usia 70 tahun. Insidensi kasus tertinggi pada kelompok usia 50-54 tahun. Jumlah penderita AR di Indonesia belum diketahui dengan pasti, namun saat ini diperkiraan tidak kurang dari 1,3 juta orang menderita AR di Indonesia dengan perhitungan berdasarkan angka prevalensi AR di dunia antara 0,5-1%, dari jumlah penduduk Indonesia 268 juta jiwa pada tahun 2020. Sumber: Perhimpunan Rheumatologi, 2021
  • 4. Etiologi Rheumatoid Arthritis Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. Faktor Genetik : Faktor Lingkungan :  Genetik Merokok  Hormon Sex Minum Alkohol  Faktor Infeksi Kekurangan Vitamin D  Heat Shock Protein (HSP) Stress Sumber: Jurnal Pharmascience Vol 3 Lutfi Chabib, 2016
  • 5. Patofisiologi Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis terjadi akibat reaksi autoimun dalam jaringan sinovial yang melibatkan proses fagositosis. Dalam prosesnya, dihasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut selanjutnya akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya terjadi pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan merasakan nyeri akibat serabut otot mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya kemampuan elastisitas pada otot dan kekuatan kontraksi otot. Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap orang ditandai dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus. Sumber: Jurnal Pharmascience Vol 3 Lutfi Chabib, 2016
  • 6. Manifestasi Klinis Gejala klinis utama adalah poliartritis yaitu kerusakan rawan sendi dan tulang sekitarnya. Kerusakan ini terutama mengenai sendi perifer tangan dan kaki yang umumnya bersifat simetris. Gejala klinis umum adalah terjadi pembengkakan didaerah sekitar sendi, warna kemerahan, terasa hangat, bila ditekan terasa lunak dan disertai rasa sakit, kekakuan/sendi tidak dapat digerakkan secara normal biasanya sering terjadi di pagi hari. Sumber: Jurnal Pharmascience Vol 3 Lutfi Chabib, 2016
  • 7. Diagnosa Rheumatoid Arthritis X-ray MRI USG Laju Endap Darah (LED) Dan C-Reactive Protein (CRP) Cairan sinovial atau tes antinuklear antibodi Densitometri atau scan tulang Tes hitung darah lengkap Test RNF Test Antibodi Anti CCP Sumber: Perhimpunan Rheumatologi, 2021
  • 8. Penatalaksanaan Terapi Tujuan dilakukan terapi : Tujuan dari pengobatan rheumatoid arthritis tidak hanya mengontrol gejala penyakit, tetapi juga penekanan aktivitas penyakit untuk mencegah kerusakan permanen. Pemberian terapi rheumatoid arthritis dilakukan untuk mengurangi nyeri sendi dan bengkak, serta meringankan kekakuan dan mencegah kerusakan sendi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien meringankan gejala tetapi juga memperlambat kemajuan penyakit.
  • 9. Terapi RA Non Farmakologi  Olahraga : latihan rentang gerak, latihan penguatan, latihan daya tahan. Tujuan nya adalah untuk mengurangi rasa sakit dan lelah dan meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan gerak.  Istirahat : Sembuhkan stress sendi, cegah kerusakan sendi, imobilitas.  Pengurangan berat badan  Pola hidup yang baik seperti banyak makan buah dan sayur, protein tanpa lemak, susu rendah lemak dan stop rokok dan minum alkohol.  Dilakukan pembedahan dengan Artoplasti (penggantian total sendi), perbaikan tendon, sinovektomi (penghapusan lapisan sendi), arthrodesis (fusi sendi). Sumber: Perhimpunan Rheumatologi, 2014
  • 10. Terapi Rheumatoid Arthritis Farmakologi FAST ACTING SIMTOMATIK :  NSAID  KORTIKOSTEROID SLOW ACTING Antirematik (modifikasi penyakit) :  DMRADs  Agen Biologik
  • 11. Terapi Farmakologi Slow Acting DMARDs (Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs) dimulai selama 3 bulan pertama setelah didiagnosis RA ditegakkan Mekanisme aksi?? Tidak jelas, kemungkinan memodifikasi sistem imun dengan beberapa cara Efek obat baru terlihat setelah pemakaian selama 6-8 bulan Lini pertama : METOTREKSAT Pilihan lain : LEFLUNOMID Kombinasi maka lebih efektif Agen biologik, mengeblok sistem kekebalan tubuh : TNF, IL-1 Anti TNF : Etanercept, Infliximab, Adalimumab Antagonis Reseptor IL-1 : Anakinra, Abatacept, Rituximab Kombinasi dengan DMARDs : Infliximab + Metotreksat mencegah perkembangan antibodi.
  • 14. Terapi Farmakologi Fast Acting Kortikosteroid : Golongan obat kortikosteroid : (dexamethasone, triamcinolone, methylprednisolone & prednisone). Berikan kortikosteroid dalam jangka waktu sesingkat mungkin dan dosis serendah mungkin yang dapat mencapai efek klinis. Dikatakan dosis rendah jika diberikan kortikosteroid setara prednison < 7,5 mg sehari dan dosis sedang jika diberikan 7,5 mg- 30 mg sehari. Selama penggunaan kortikosteroid harus diperhatikan efek samping yang dapat ditimbulkannya seperti hipertensi, retensi cairan, hiperglikemi, osteoporosis, katarak dan kemungkinan terjadinya aterosklerosis dini. NSAID : Obat NSAID dapat diberikan pada pasien RA untuk mengurangi nyeri dan kekakuan pada sendi dengan menghambat siklooksigenase (COX). NSAID harus diberikan dengan dosis efektif serendah mungkin dalam waktu sesingkat mungkin. Perlu diingatkan bahwa NSAID tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ataupun mencegah kerusakan sendi.
  • 16. Interaksi Obat Metotreksat Beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi apabila methotrexate digunakan dengan obat lain:  Penurunan efektivitas methotrexate jika digunakan dengan asam folat  Penurunan kadar asam valproat dalam darah  Penurunan kadar methotrexate dalam darah jika digunakan dengan cholestyramine  Peningkatan kadar methotrexate dalam darah jika digunakan dengan omeprazole  Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan fluorouracil  Peningkatan kadar mercaptopurine di dalam darah  Peningkatan risiko terjadinya keracunan obat jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), aspirin, probenecid, penisilin, aminoglikosida, neomycin, paromomycin, sulfonamida, kotrimoksazol, trimethoprim, cisplatin, etretinate, atau ciclosporin.