1. TUGAS SOFTSKILL
ANALISIS SUKU BUNGA
Tugas Softskill
Makalah Ekonomi Teknik
Tugas 3
(ANALISIS SUKU BUNGA)
Nama : M. Ibnu siroj
Kelas : 3IB01 C
NPM : 14412322
Teknik Elektro
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
2015
2. KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam
makalah ini kami membahas “ANALISIS SUKU BUNGA”, suatu permasalahan yang selalu
dialami bagi masyarakat dalam transaksi didunia per-bank-an, masalahnya adalah bagaimana
kita menganalisis suku bunga yang bank mainkan untuk kita sebagai nasabah atau kita sebagai
analisis keuangan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah suku bunga yang
sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan ilmu analisis dalam memanfaatkan suku
bunga terutama yang bertindak sebagai nasabah dan sekaligus melakukan apa yang menjadi
tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah “Ekonomi Teknik” untuk menganalisisnya.
Dalam proses pendalaman materi analisis suku bunga ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya saya
sampaikan dosen mata kuliah “Ekonomi Teknik”dan rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak
memberikan masukan untuk makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,
Jakarta, 18 Januari 2015
Penyusun
Muhammad Ibnu Siroj
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1.
1.2 Rumusan Masalah 3.
1.3 Tujuan Penulisan 3.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Teori Singkat Suku Bunga 4.
2.1.1. Suku Bunga 4.
2.1.2. Fungsi Suku Bunga 5.
2.1.3. Tipe-Tipe Suku Bunga 6.
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Suku Bunga 7.
3.2. Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga 8.
3.3. Peran Suku Bunga Dalam Perekonomian 9.
BAB IV METODE PENYELESAIAN
4.1. Jenis Perhitungan Suku Bunga
4.1.1. Metode Efektif 10.
4.1.2. Metode Anuitas 11.
4.1.3. Metode Flat 12.
4.1.4. Bunga atas Baki Debet harian 13.
5. BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi
negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula
tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya
ditandai dengan adanya tingkat pendapatan masyarakatnya. Dengan adanya peningkatan
pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan
dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan
dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal.
Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dewasa ini membuat banyak orang
membutuhkan tersedianya dana yang cepat untuk menambah modal dan dilain pihak banyak pula
orang yang ingin menginvestasikan dananya karena menginginkan keuntungan. Melalui pasar
modal, investor sebagai pemilik dana dapat menanamkan dananya untuk memperoleh
keuntungan dari investasi yang dilakukan, sedangkan perusahaan sebagai peminjam dapat
menghimpun dana untuk keperluan usahanya dengan menerbitkan dan menjual sahamnya kepada
masyarakat umum.
Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997, proses
pembangunan Indonesia mengalami perubahan di luar dugaan. Semua bidang yang sedang
menuju kedewasaan harus menerima imbasnya, tidak terkecuali sektor perbankan. Mulai saat itu
6. perekonomian Indonesia tidak terkendali dan segala upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan
pemerintah tidak menunjukkan hasil yang memuaskan. Sementara itu diwaktu bersamaan
Indonesia harus menghadapi persaingan dengan dunia Internasional yang semakin ketat,
lemahnya sumber daya manusia serta ketidakstabilan ekonomi menjadi salah satu sebab
ketidaksiapan Indonesia dalam menghadapi persaingan.
Kejadian tersebut merupakan gejala yang sangat pahit bagi sektor perbankan, karena itu
bank harus sesegera mungkin mengembalikan kepercayaan dengan memperbaiki struktr
modalnya. Pasar modal sebagai salah satu fasilitas untuk menyalurkan dana dari yang
mempunyai kelebihan dana pada yang kekurangan dana, bagi badan usaha akan dapat
menghimpun dana untuk dimanfaatkan dalam menjalankan fungsinya. Bagi investor, keberadaan
pasar modal akan dapat memperbanyak alternatif dalam menyalurkan dana melalui investasi
yang sesuai dengan preferensi risiko mereka, sehingga tidak hanya pada tabungan dan deposito.
Krisis moneter adalah kondisi yang tidak menguntungkan bagi Indonesia, khususnya
pasar modal. Harga saham di Bursa Efek sempat turun hingga menyentuh nilai nominalnya, nilai
tingkat bunga SBI tinggi, nilai tukar rupiah merosot tajam akibatnya volume perdagangan saham
mengalami fluktuasi yang sangat besar.
Tingkat suku bunga SBI dalam 3 tahun terakhir terlihat mengalami penurunan, hal ini
dapat dilihat dari data yang diperoleh dari Bank Indonesia dari www.bi.go.id , dimana tingkat
suku bunga SBI pada tahun Desember 2002 adalah sebesar 12,93%, yang menurun menjadi
sebesar 8,31% di tahun 2003, dan kembali menurun sebesar 7,43%. Semakin menurunnya
tingkat suku bunga SBI ini ada indikasi dipicu oleh tingginya aktivitas perdagangan valuta asing
dalam hal ini dollar Amerika, sehingga ada kecenderungan banyak investor yang lebih memilih
menginvestasikan dananya di sektor perdagangan valuta asing. Nilai fluktuasi perdagangan
valuta asing dalam hal ini rupiah dan dollar AS dalam tiga tahun terakhir terbukti menunjukkan
fluktuasi yang sangat tinggi dimana pada bulan Januari 2002 nilai kurs rupiah terhadap Dollar
7. AS adalah Rp. 10.320 dan ditutup pada akhir Desember 2002 adalah sebesar Rp. 8.940. Pada
bulan Januari 2003 nilai kurs Rupiah adalah sebesar Rp. 8876 dan ditutup pada akhir Desember
2003 adalah sebesar Rp. 8456, dan pada tahun 2004 nilai kurs rupiah terhadap Dollar pada bulan
Januari 2004 adalah sebesar Rp. 8.841 dan ditutup pada Desember 2005 sebesar Rp. 9.290.
Faktor-faktor yang mempengaruhi volume perdagangan saham berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sarwono (2003) disebutkan bahwa variabel rate of return on total
assets, devidend payout ratio, financial leverage dan tingkat suku bunga merupakan variabel
yang mempunyai pengaruh terhadap volume perdagangan saham. Begitu pula dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Okty, (2002) yang menyebutkan bahwa faktor ekstern yang
mempunyai pengaruh besar terhadap volume perdagangan saham adalah tingkat suku bunga dan
inflasi. Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham seperti yang tersebut di
atas, penelitian ini akan difokuskan terhadap obyek penelitian bagaimana pengaruh nilai tingkat
bunga SBI dan nilai kurs dollar AS, terhadap Volume Perdagangan Saham. Dipilihnya faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap Volume perdagangan saham ini mengingat kondisi situasi
perekonomian Indonesia yang mengalami perubahan besar akibat krisis moneter yang
melambungkan nilai inflasi, maupun kurs dollar AS yang dalam beberapa tahun terakhir
mengalami fluktuasi yang naik turun.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, peneliti akan memfokuskan obyek penelitian
tentang “Analisis Pengaruh tingkat bunga SBI dan Nilai Kurs Dollar AS terhadap Volume
Perdagangan Saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.
8. 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1.2.1. Menjelaskan pengertian dari tingkat suku bunga?
1.2.2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga?
1.2.3. Menjelaskan peranan tingkat suku bunga terhadap perekonomian?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian teori tingkat suku bunga.
1.3.2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga.
1.3.3. Untuk mengetahui peranan tingkat suku bunga terhadap perekonomian
9. BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1. Teori Singkat Suku Bunga
2.1.1. Suku Bunga
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga
juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)
dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman).
Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada 2 macam bunga yang diberikan kepada
nasabahnya yaitu:
a. Bunga Simpanan
Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang
menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank
kepada nasabahnya. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito.
b. Bunga Pinjaman
Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus
dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai cotoh bunga kredit.
Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi
bank konvensional. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada
nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik
bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama
lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga
pinjaman juga terpengaruh ikut naik da demikian pula sebaliknya.
10. Edward dan Khan (1985), mengatakan bahwa faktor penentu suku bunga tcrbagi alas 2
(dua) faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah
uang beredar, dan Ekspektasi Inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku
bunga luar negeri dan tingkat Ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya
dalam setiap analisis keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai keseimbangan di pasar
uang juga akan melibatkan unsur utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang. Bila
mekanisme pasar dapat berjalan tanpa hambatan maka pada prinsipnya keseimbangan di pasar
uang dapat terjadi, dan merupakan wujud kekuatan tarik menarik antara permintaan dan
penawaran uang.
2.1.2. Fungsi Suku Bunga
Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004:81) adalah :
a) Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk
diinvestasikan.
b) Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah
mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari
industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih
rendah dibandingkan sektor lain.
c) Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar.
Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
11. 2.1.3 Tipe-tipe Suku Bunga
Ada 2 tipe suku bunga, yaitu :
1. Real interest rate
Koreksi atas tingkat inflsi dan didefinisikan sebagai nominal interest rate dikurangi
dengan tingkat inflasi.
Real rate = Nominal rate – Rate of inflation
2. Nominal interest rate.
Tingkat suku bunga yang biasanya tertera di rekening koran dimana mereka
memberikan tingkat pengembalian untuk setiap investasi yang dilakukan.
12. BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Suku Bunga
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain
suku bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh
Kidwell yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan
kadang-kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut
sewa yakni harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa
bunga adalah sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) ,
sedangkan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
Harga sewa dari uang itulah yang disebut suku bunga dan biasanya dinyatakan sebagai
presentase tahunan sari jumlah nominal yang dipinjam. Jadi suku bunga adalah harga dari
meminjam uang untuk menggunakan daya belinya. Suku bunga merupakan salah satu variable
dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Bunga
mempengaruhi secara langsung hehidupan masyarakat keseharain dan mempunyai dampak
penting terhadap kesehatan perekonomian mulai dari segi konsumsi, kredit, obligasi, serta
tabungan.
Edmister mengemukakan tiga istilah yang berkaitan dengan suku bunga yaitu :
a. State rate adalah tingkat bunga satu periode dikalikan jumlah pokok pinjaman untuk
menghitung beban bunga
b. Annual percentage rate adalah tingkat bunga disetahunkan dengan menyesuaikan stated rate
untuk jumlah periode pertahun dan jumlah pokok yang benar-benar dipinjam
c. Yield adalah tingkat bunga yang ekuivalen denga satu kontrak keuangan yang memenuhi tiga
syarat : jumlah seluruhnya yang benar-benar dipinjam, pada awal tahun, kemudian dibayar
kembali pada akhir tahun beserta bunga
13. .
Definisi pertama, stated rate, mendasarkan tingkat bunga pada jangka waktu kontrak. Definisi
kedua, annual pecentage rate, menyesuaikan jangka waktu kontrak untuk menghitung ekuivalen
tingkat bunga. Sedangkan definisi ketiga, yield, membuat penyesuaian yang diperlukan untuk
menghitung tingkat bunga ekuivalen dengan satu standar yang ditentukan secara jelas.
3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suku Bunga
Seperti dijelaskan di atas, bahwa untuk mennetukan besar kecilnya suku bunga simpanan dan
pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga simpanan maupun pinjaman
saling mempengaruhi disamping faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah:
a. Kebutuhan dana, apabila bank kekurangan dana sementara permohonan pinjaman
meningkat, maka yang dilakukan oleh bank agar kebutuhan dana tersebut cepat terpenuhi dengan
meningkatkan suku bunga simpanan.
b. Persaingan, dalam memperebutkan daa simpanan, maka disamping faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing.
c. Kebijakan pemerintah, dalam arti baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman
kita, tidak boleh melebihi bunga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
d. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi tinggi
bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Serta faktor-
faktor yang lain.
e. Target keuntungan yang diharapkan.
f. Reputasi perusahaan.
g. Kualitas jaminan.
h. Daya saing produk.
14. 3.3 Peran Suku Bunga dalam Perekonomian
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para
pengusaha. Para pengusaha akan melaksanakan investasi yang mereka rencanakan hanya apabila
tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh melebihi tingkat bunga. Dengan demikian
besarnya investasi dalam suatu jangka waktu tertentu adalah sama dengan nilai dari seluruh
investasi yang tingkat pengembalian modalnya adalah lebih besar atau sama dengan tingkat
bunga.
Apabila tingkat bunga menjadi lebih rendah, lebih banyak usaha yang mempunyai tingkat
pengembalian modal yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga. Semakin rendah tingkat
bunga yang harus dibayar para pengusaha, semakin banyak usaha yang dapat dilakukan para
pengusaha. Semakin rendah tingkat bunga semakin banyak investasi yang dilakukan para
pengusaha (Sukirno, 1998).
15. BAB IV
Metode Penyelesaian
4.1 Beberapa Jenis perhitungan suku bunga:
4.1.1. Metode efektif
Metode ini menghitung bunga yang harus dibayar setiap bulan sesuai dengan saldo pokok
pinjaman bunga sebelumnya.
Rumus perhitungan bunga adalah:
Bunga = SP x i x (30/360)
SP = Saldo Pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = Suku Bunga Pertahun
30 = Jumlah Hari dalam 1 bulan
360 = Jumlah Hari dalam satu tahun
Contoh Perhitungan:
SP = Rp 24.000.000
i = 10%
Jangka Waktu = 2 tahun
Bunga Efektif bulan 1
= Rp 24.000.000 x 10% x (30/360) = Rp 200.000
Maka angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah Rp 1.000.000 + Rp 200.000 = Rp
1.200.000
Bunga Efektif bulan 2
= Rp 23.000.000 x 10% x (30/360) = Rp 191.665.67
16. Maka angsuran pokok dan bunga pada bulan ke 2 adalah Rp Rp 1.000.000 + Rp 191.666,67 = Rp
1.191.666,67
Angsuran bulan kedua lebih kecil dari angsuran bulan pertama. Demikian pula untuk bulan-
bulan selanjutnya, besar angsuran akan semakin menurun dari waktu ke waktu.
4.1.2. Metode Anuitas
Merupakan modifikasi dri metode efektif. Metode ini mengatur jumlah angsuran pokok dan
bunga yang dibayar agar sama setiap bulan.
Rumus perhitungan bunga sama dengan metode efektif yaitu:
Bunga = SP x i x (30/360)
Bunga = SP x i x (30/360)
SP = Saldo Pokok pinjaman bulan sebelumnya
i = Suku Bunga Pertahun
30 = Jumlah Hari dalam 1 bulan
360 = Jumlah Hari dalam satu tahun
Biasanya bank memiliki aplikasi software yang secara otomatis menghitung bunga anuitas.
Dalam kasus diatas, contoh perhitungan sebagai berikut:
Contoh Perhitungan:
SP = Rp 24.000.000
i = 10%
Jangka Waktu = 2 tahun
Bunga Anuitas bulan 1
= Rp 24.000.000 x 10% x (30/360) = Rp 200.000
17. Maka angsuran pokok dan bunga pada bulan 1 adalah Rp 907.478 + Rp 200.000 = Rp
1.107.478.
Bunga Anuitas bulan 2
= Rp 23.092.522 x 10% x (30/360) = Rp 192.438
Maka angsuran pokok dan bunga pada bulan 2 adalah Rp 915.040 + Rp 192.438 = Rp 1.107.478
Terlihat bahwa angsuran pokok dan bunga pada bulan pertama sama dengan bulan kedua dan
seterusnya, dimana besarnya angsuran akan tetap sama sampai dengan selesainya jangka waktu
kredit.
4.1.3 Metode Flat
Dalam metode ini, perhitungan bunga selalu menghasilkan nilai bunga yang sama setiap bulan,
karena bunga dihitung dari presentasi bunga dikalikan pokok pinjaman awal.
Rumus perhitungannya adalah
Bunga perbulan = (P x i x t)/ jb
P = Pokok pinjaman awal
i = suku bunga pertahun
t = jumlah tahun jangka waktu kredit
jb = jumlah bulan dalam jangka waktu kredit
Karena bunga dihitung dari pokok awal pinjaman, maka biasanya suku bunga flat lebih kecil dari
suku bunga efektif. Dalam contoh kasus diatas misalkan bunga flat sebesar 5,3739% pertahun
Bunga flat setiap bulan selalu sama
= (Rp 24.000.000 x 5,3739% x 2) /24 = Rp 107.478
Angsuran pinjaman bulan 1 = angsuran pokok + bunga pada bulan 1 adalah Rp 1.000.000 + Rp
107.478 = Rp 1.107.478
18. Angsuran pinjaman bulan 2
Angsuran pinjaman bulan 2 = angsuran pokok + bunga pada bulan 1 adalah Rp 1.000.000 + Rp
107.478 = Rp 1.107.478
4.1.4 Bunga atas baki debet harian
Perhitungan bunga yang didasarkan pada baki debet harian dikalikan dengan tingkat bunga kredit
yang berlaku.
19. BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Secara historis suku bunga hampir sama tua dengan peradaban manusia, dengan kata lain suku
bunga sudah ada sejak lama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Kidwell
yang menyatakan bahwa orang yang telah meminjam barang kepada orang lain dan kadang-
kadang mereka telah meminta imbalan atas jasa yang diberikan. Imbalan itu disebut sewa yakni
harga dari meminjam harta milik orang lain. Sedangkan Miller menyatakan bahwa bunga adalah
sejumlah dana, dinilai dari uang, yang diterima si pemberi pinjaman (kreditur) , sedangkan suku
bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah pinjaman.
5.2 Saran
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah kebutuhan
dana, persaingan dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang
paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Kebijakan pemerintah, dalam arti
baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman kita, tidak boleh melebihi bunga yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah. Jangka waktu, semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka
akan semakin tinggi tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa
mendatang. Serta faktor-faktor yang lain yaitu target keuntungan yang diharapkan, reputasi
perusahaan, kualitas jaminan dan daya saing produk. Tingkat suku bunga sangat berperan
terhadap perekonomian suatu Negara. Tingkat suku bunga sangat berperan terhadap naik
rendahnya inflasi, investasi dan besarnya dana simpanan dalam bank.