1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan masalah yang penting dalam sebuah keluarga, terutama yang
berhubungan dengan bayi dan anak. Mereka merupakan harta yang paling berharga sebagai
titipan Tuhan Yang Maha Esa, juga dikarenakan kondisi tubuhnya yang mudah sekali terkena
penyakit. Oleh karena itu, bayi dan anak merupakan prioritas pertama yang harus dijaga
kesehatannya. (Iriannie Wijaya, 2005).
Pada saat seorang bayi dilahirkan ke dunia, ia sudah harus menghadapi berbagai „musuh‟
yang mengancam jiwa. Virus, bakteri, dan berbagai bibit penyakit sudah siap menerjang masuk
ke tubuh yang masih tampak lemah itu. Ternyata sang bayi mungil pun sudah siap untuk
menghadapi kerasnya dunia. Berbekal antibodi yang diberikan ibunya, ia siap menyambut
tantangan. Inilah contoh dari apa yang kita sebut sebagai daya imunitas (kekebalan) tubuh.
Tanpa imunisasi, kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit
campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan. 1 dari 100 kelahiran anak
akan meninggal karena penyakit tetanus. Dan dari setiap 200.000 anak , 1 akan menderita
penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan menberikan vaksin tertentu akan melindungi
anak terhadap penyakit-penyakit tertentu.(Tinker, 1997 Dalam Who-Depkes- Fkmui,1998)
Menurut data who sampai saat ini sekitar 194 negara maju maupun sedang berkembang tetap
maelakukan imunisasi pada bayi dan balitanya. Di eropa imunisasi rutin di lakuikan di 43 negara,
amerika 37 negara ,australia dan sekitarnya 16 negara, afrika 53 negara asia 48 negara. Setiap
tahun sekitar 85- 95 % bayi di negara-negara tersebut mendapat imunisasi rutin sedangkan
sisanya belum terjangkau imunisasi karena menderita penyakit tertentu, sulitnya akses terhadap
layanan imunisasi, hanbatan jarak, geografis, keamanan, sosial ekonomi, dan lain – lain.
Bayi- bayi di indonesia yang di imunisasi setiap tahun sekitar 90% dari sekitar 4,5 juta bayi
yang lahir. Hal itu karena masih ada hambatan geografis, jarak, jangkauan layanan, transfortasi,
ekonomi dan lain-lain. Artinya setiap tahun ada 10% bayi (sekitar 450.ribu bayi) yang berlum
mendapat imunisasi, sehingga dalam 5 tahun menjadi 2 juta anak yang belum mandapat imunisasi
dasar lengkap.
2. Kendala utama untuk keberhasilan imunisasi bayi dan anak dalam sistem perawatan
kesehatan yaitu rendahnya kesadaran yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan tidak
adanya kebutuhan masyarakat pada imunisasi, jalan masuk ke pelayanan imunisasi tidak adekuat,
melalaikan peluang untuk pemberian vaksin dan sumber-sumber yang adekuat untuk kesehatan
masyarakat dan program pencegahannya (Nelson, 2000)
Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula
orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap resiko dari beberapa vaksin. Adapula
media yang masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar-besarkan resiko beberapa
vaksin (Muhammad Ali, 2005).
Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang penting, karena penggunaan sarana
kesehatan oleh anak berkaitan erat dengan perilaku dan kepercayaan ibu tentang kesehatan dan
mempengaruhi status imunisasi. Masalah pengertian dan keikutsertaan orang tua dalam program
imunisasi tidak akan menjadi halangan yang besar jika pendidikan yang memadai tentang hal itu
diberikan. Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting. Karenanya suatu
pemahaman tentang program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut. (Muhammad Ali,
2005).
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang ada dapat dirumuskan masalah yaitu
1. Bagaimana penerapan program dasar imunisasi di Indonesia ?
2. Apa saja tujuan program imunisasi ?
3. Bagaimana sasaran program imunisasi?
4. Apa saja manfaat program imunisasi?
5. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi imunisasi?
6. Apa saja jenis pemberian imunisasi?
7. Bagaimana jadwal pemberian imunisasi?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui program imunisasi dasar di Indonesia
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian imunisasi
2. Mengetahui tujuan program imunisasi
3. 3. Mengetahui sasaran program imunisasi
4. Mengetahui manfaat program imunisasi
5. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi imunisasi
6. Mengetahui jenis pemberian imunisasi
7. Mengetahui jadwal pemberian imunisasi
D. MANFAAT
1. Bagi Pembaca
Agar pembaca megetahui betapa pentingnya program imunisasi yang dicanangkan
pemerintah,sehingga mereka mau membawa anak –anaknya untuk imunisasi.
2. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa mengerti dan memahami apa saja program imunisasi yang ada di Indonesia dan
apa saja kendala dari program imunisasi yang diberikan pada masyarakat Indonesia.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi
dari segi biaya (Wahab, 2000).
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu
tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005).
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar
merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. (Proverawati,
2010).
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan
vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhada penyakit tertentu. (Alimul,
2009).
B. TUJUAN PROGRAM IMUNISASI
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah
penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.
(Proverawati, 2010)
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga
dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. (Alimul, 2009)
Tujuan utama program imunisasi adlah menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat 6
penyakit.untuk itu kita harus terus menerus mencari teknolgi yang pragmatis untuk meningkatkan
cakupan imunisasi dengan mengutamakan kelengkapan pemberian imunisasi( Direktorat jendral
PPM dan PLP DEPKES RI Jakarta).
5. C. SASARAN PROGRAM IMUNISASI
Sasaran program imunisasi yang meliputi sebagai berikut :
1) Mencakup bayi usia 0-1 tahun untuk mendapatkan vaksinasi BCG, DPT, Polio, Campak dan
Hepatitis-B.
2) Mencakup ibu hamil dan wanita usia subur dan calon pengantin (catin) untuk mendapatkan
imunisasi TT.
3) Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas 1, untuk mendapatkan imunisasi DPT.
4) Mencakup anak-anak SD (Sekolah Dasar) kelas II s/d kelas VI untuk mendapatkan imunisasi TT
(dimulai tahun 2001 s/d tahun 2003), anak-anak SD kelas II dan kelas III mendapatkan vaksinasi
TT (Depkes RI, 2005).
D. MANFAAT PROGRAM IMUNISASI
1. Untuk Anak
Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan
keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang
nyaman.
3. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan
pembangunan negara. (Depkes RI, 2001).
E. JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan selama bertahun-
tahun (A.H Markum, 2002).
Adapun tipe vaksin yang dibuat “hidup dan mati”. Vaksin yang hidup mengandung bakteri atau
virus (germ) yang tidak berbahaya, tetapi dapat menginfeksi tubuh dan merangsang pembentukan
6. antibodi. Vaksin yang mati dibuat dari bakteri atau virus, atau dari bahan toksit yang dihasilkannya yang
dibuat tidak berbahaya dan disebut toxoid. (A.H Markum, 2002).
Imunisasi dasar yang dapat diberikan kepada anak adalah :
BCG, untuk mencegah penyakit TBC.
DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis dan tetanus.
Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.
Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles).
Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis.
2. Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan
imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya.
Antibodi yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk
infeksi bakteri maupun virus (Satgas IDAI, 2008).
Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke
janinnya melalui plasenta, terjadi di akhir trimester pertama kehamilan dan jenis antibodi yang ditransfer
melalui plasenta adalah immunoglobulin G (LgG). Transfer imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke bayi
melalui kolostrum (ASI), jenis yang ditransfer adalah immunoglobulin A (LgA).
Sedangkan transfer imunitas pasif secara didapat terjadi saat seseorang menerima plasma atau
serum yang mengandung antibodi tertentu untuk menunjang kekebalan tubuhnya.
Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif tidak berlangsung lama, sebab kadar zat-zat
anti yang meningkat dalam tubuh anak bukan sebagai hasil produksi tubuh sendiri, melainkan secara pasif
diperoleh karena pemberian dari luar tubuh.Salah astu conoh imunisasi pasif adalah immunoglobulin yang
dapat mencegah anak dari penyakit campak (measles),(AH,Markum 2002).
F. JENIS-JENIS DAN MANFAAT VAKSIN IMUNISASI DASAR DALAM PROGRAM
IMUNISASI
a. Vaksin BCG ( Bacillius Calmette Guerine )
Diberikan pada umur sebelum 3 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas,
Departemen Kesehatan Menganjurkan pemberian BCG pada umur antara 0-12 bulan.
7. b. Hepatitis B
Diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksinasi hepatitis B merupakan upaya pencegahan
yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu pada bayinya.
c. DPT (Dhifteri Pertusis Tetanus)
Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan ( DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu )
dengan interval 4-8 minggu.
d. Polio
Diberikan segera setelah lahir sesuai pedoman program pengembangan imunisasi ( PPI ) sebagai
tambahan untuk mendapatkan cakupan yang tinggi.
e. Campak
Rutin dianjurkan dalam satu dosis 0,5 ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan.
Vaksin Kombinasi / Kombo
Vaksin Kombinasi adalah gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen
untuk mencegah penyakit yang berbeda. Misalnya vaksin kombinasi DPT/ Hb adalah gabungan antigen-
antigen D-P-T dengan antigen Hb untuk mencegah penyakit difteria, pertusis, tetanus, dan Hb (Depkes
RI,2008).
8.
9. G. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASAR
Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Periode
2004 (revisi September 2003) :
Keterangan jadwal imunisasi rekomendasi IDAI Periode 2004 :
Umur Vaksin Keterangan
Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada
umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12
jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1.
Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam
perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih
dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS
polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi
virus vaksin kepada bayi lain)
1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur >
3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG
diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2 bulan DPT-1 DPT-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan
DTwp atau DTap. DPT-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-
10. T)
Polio-1 Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DPT-1
4 bulan DPT-2 DPT-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau
dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).
Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DPT-2
6 bulan DPT-3 DPT-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-
T).
Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DPT-3
Hepatitis B-3 HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal,
interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.
9 bulan Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program
BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR
pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.
18 bulan DPT-4 DPT-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DPT-3.
Polio-4 Polio-4 diberikan bersamaan dengan DPT-4.
5 tahun DPT-5 DPT-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)
Polio-5 Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.
10 tahun dT/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk
mendapatkan imunitas selama 25 tahun.
H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMUNISASI DASAR
PADA BAYI
Keberhasilan pemberian imunisasi kepada bayi memerlukan kerja sama dan dukungan dari semua
pihak terutama kesadaran ibu-ibu yang mempunyai bayi untuk membawa bayinya ke pelayanan
imunisasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi imunisasi dasar pada bayi yaitu :
a. Tingkat pengetahuan
Seorang ibu akan membawa bayinya untuk diimmnisasi bila seorang ibu mengerti apa manfaat
immnunisasi tersebut bagi bayinya, pemahaman dan pengetahuan seorang ibu terhadap kelengkapan
imunisasi dasar terhadap bayi akan memberikan pengaruh terhadap imunisasi bayinya.
11. b. Jumlah anak
Keluarga yang memiliki hanya satu orang anak biasanya akan mampu memberikan perhatian
penuh kepada anaknya, segala kebutuhan baik fisik maupun mental mereka berikan secara baik. Akan
tetapi perhatian kepada anak akan terbagi bila lahir anak yang berikutnya, perhatian ibu akan terbagi
sejumlah anak yang dilahirkannya. Hal ini sering kali mengakibatkan pemberian imunisasi tidak sama
untuk semua anaknya. Hasil SDKI 1997 terlihat bahwa anak yang tidak pernah di imunisasi terbesar
adalah anak bungsu.
c. Urutan kelahiran
Dari hasil SDKI 1997 terlihat bahwa berdasarkan urutan kelahiran yang diimunisasi lengkap
adalah anak I sebesar 56,6%, anak ke 2-3 sebesar 62,1%, anak ke 4-6 sebesar 42,3%, sedangkan anak ke
> 7 hanya 32,4%.
d. Jenis efek samping imunisasi
Pemberian imunisasi mempunyai beberapa efek samping yang berbeda untuk setiap jenis
imunisasi, sering kali ibu bayi tidak percaya bahwa reaksi yang timbul setelah bayi diimunisasi hanya
sebagai pertanda reaksi vaksin dalam tubuh bayi. Jika tingkat pengetahuan ibu rendah akan
menyerbabkan ketakutan pada ibu untuk membawa bayinya imunisasi.
e. Penilaian pelayanan imunisasi
Dalam hal ini pelayanan kesehatan pemberian imunisasi pada bayi sangat penting, karena apabila
pelayanan yang diberikan kurang memuaskan maka si ibu merasa enggan membawa bayinya untuk
imunisasi.
f. Jarak pelayanan
Jarak antara pelayanan kesehatan dengan rumah ibu biasanya menjadi pertimbangan untuk
membawa bayinya imunisasi. Apabila jaraknya jauh dari rumah, transportasi yang sulit maka ibu merasa
enggan membawa bayinya imunisasi ke tempat pelayanan imunisasi (Mariaty , 2003).
13. BAB III
PENUTUP
1) KESIMPULAN
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu
tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005).
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering
berjangkit.
2) Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang program imunisasi dasar ini diharapkan masyarakat
atau pembaca dapat menyadari betapa pentingnya imunisasi,sehingga tergerak hatinya untuk
membawa anaknya untuk imunisasi.
14. DAFTAR PUSTAKA
Dainur.1995.Kegiatan KIA di Puskesmas dan Permasalahannya.Jakarta : EGC
Depkes.1997.Pemantauan Program Imunisasi.Jakarta: Depkes RI
Dinkes Jombang.2007. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Ditingkat Pelayanan Dasar.Jombang:Dinkes Jombang.
http://depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1106-kemkes-
tergetkan-tahun-2014-seluruh-desakelurahan-100-uci.html
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2010/11/imunisasi-dan-permaslahannya.html