SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 31
BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Dalam dunia pendidikan, pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang 
sangat penting yang penerapannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. Namun pelajaran 
matematika dianggap pelajaran yang sulit dipahami dan dipelajari, sehingga banyak siswa 
yang tidak senang dan takut terhadap pelajaran matematika. Hal ini dapat disebabkan cara 
pangajaran guru yang tidak tepat dan monoton. Sebagai calon guru, kita harus dapat 
membuat siswa termotivasi belajar matematika agar siswa menjadi lebih aktif, senang dan 
gembira. Dalam belajar matematika, guru tidak boleh selalu mendominasi kelas. Guru harus 
memperhatikan model, strategi, metode dan teknik pembelajaran matematika yang sesuai 
dengan tuntutan kurikulum yang digunakan. 
Oleh karena itu, dalam menyusun makalah ini kami akan menyampaikan beberapa 
model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran 
matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan. 
B. Tujuan 
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah: 
1. Menjelaskan model, strategi, pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran 
matematika 
2. Mengetahui model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang efektif dalam 
pembelajaran matematika 
3. Memberi wawasan kepada calon guru tentang model, strategi, pendekatan, metode dan 
teknik pembelajaran matematika 
C. Ruang Lingkup 
1. Model pembelajaran matematika 
2. Strategi pembelajaran matematika 
3. Pendekatan pembelajaran matematika 
4. Metode dan teknik pembelajaran matematika
BAB II PEMBAHASAN 
A. Model Pembelajaran Matematika 
Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa denagn guru di dalam 
kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan 
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebagai guru kita harus mampu 
melakukan identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan model pembelajaran yang tepat, 
mampu memilihnya secara tepat, mengembangkan dan menerapkanya dalam proses 
pembelajaran. Agar efektivitas pembelajaran yang diselenggarakan akan dapat meningkat. 
Berikut ini adalah beberapa model pembelajaran pada matematika: 
1. Pembelajaran Klasik 
Pembelajaran klasik yaitu pembelajaran yang kita jumpai sehari-hari disekolah. Proses 
belajar mengajarnya masih menggunakan cara lama yaitu : 
a. Guru mengajar sejumlah siswa antara 30 sampai 40 orang siswa 
b. Para siswa memiliki kemampuan minimum 
c. Siswa dapat dikatakan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan yang 
relative sama 
d. Kesukaran guru untuk memperhatikan kecepatan belajar, kesulitan belajar, dan 
minat belajar pada siswa. 
e. Guru menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran materi kepada 
siswanya berdasarkan informasi kemampuan siswa secara umum 
f. Guru sangat mendominasi untuk menentukan kegiatan pembelajaran 
Kekurangan dari model pembelajaran klasik itu adalah tidak dapat melayani kebutuhan 
belajar siswa secara individu. Misalnya, siswa mengeluh karena gurunya mengajar terlalu 
cepat, gurunya mengajar bertele-tele dan sebagainya. 
2. Pembelajaran Individu 
Model pembelajaran individu merupakan model yang menggunakan pembelajaran 
individual. 
Ciri-ciri dari pembelajaran individual : 
a. Siswa belajar sesuai kecepatannya masing-masing 
b. Siswa belajar secara tuntas 
c. Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas
d. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sisitem nilai mutlak. 
Model pembelajaran yang menggunakan pembelajaran individual salah stunya adalah 
modul. Modul yaitu suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep 
pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri (self instruction). 
Prosedur dari pembelajaran Modul : 
a. Guru membagikan modul yang telah disiapkan kepada setiap siswa. 
b. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari (sendiri-sendiri) bagian dari modul, dan 
mengerjakan soal-soal latihannya dalam waktu 2 x 40 menit. 
c. Setelah siswa menyelesaikan perintah , siswa diminta mengumpulkan pekerjaanya 
untuk diperiksa guru. 
d. Guru memberikan tes bila siswa dapat menyelesaikaln latihan soal dengan baik. 
Hasil tes menentukan siswa dapat melanjutkan ke modul selanjutnya. 
e. Unruk siswa yang belum dapat menyelesaikan soal latihan dengan baik. Siswa 
dapat minta bantuan mendiskusikan masalahnya. Jika sudah menguasai betul baru 
siswa meminta tes kepada guru. 
3. Cooperative Learning Dalam Matematika 
Cooperative learning adalah pembelajaran dimana para siswa diberi kesempatan 
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu 
masalah secara bersama dengan cara berdiskusi. Siswa juga bisa menentukan strategi 
pemecahanya dan menghubungkan masalah tersebut dengan masalah-masalah lain yang 
telah dapat diselesaikan. 
Cooperative learning dapat melatih para siswa untuk mendengarkan pendapat 
orang lain atau temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Adanya tugas kelompok dapat 
memacu untuk bekerja sama dalam mengipertasikan pengetahuan-pengetahuan baru 
dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimilikinya. 
Didalam matematika sendiri Cooperative learning dapat membantu para siswa 
meningkatkan sikap positif dalam matematika. Seperti contoh membangun kepercayaan 
diri terhadap kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika.Dan dapat 
meningkatkan berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan 
masalah. 
· Hal-hal yang pelu dipenuhi dalam Cooperative learning :
a. Para siswa yang tegabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka 
adalah bagian dari tim dan mempunyai tujuan bersama untuk di capai. 
b. Siswa harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah 
kelompok. Berhasil atau tidaknya suatu kelompok adalah tanggung jawab 
kelompok. 
c. Mencapai hasil yang maksimum dengan cara berbicara satu sama lain dalam 
mendiskusikan masalah yang dihadapinya. 
Beberapa model Cooperative learning telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa 
diantaranya STAD dan Jigsaw. 
a) STAD 
Inti dari STAD (Student Team Acheviement Division) ini adalah guru menyampaikan 
suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 
emapat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru. Setelah 
selesai mereka menyerahkan pekerjaanya kepada guru. 
b) Jigsaw 
Setiap kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Siswa bertemu 
dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang mempelajari topik sama untuk saling 
bertukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula 
untuk menyampaikan apa yang didapatkannya. 
· Penggunaan Cooperative Learning 
1. Memanfaatkan tugas pekerjaan rumah: 
a. Membentuk beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang setiap kelompok 
b. Mintalah mereka membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaan rumah 
c. Guru dapat membimbing memecahkan kesulitan-kesulitan yang siswa alami 
pada saat diskusi. 
d. Dapat memberikan perhatian secara individual untuk para siswa yang tidak 
aktif 
2. Pembahasan Materi Baru: 
a. Guru menerangkan, mengembangkan, atau mendemostrasika suatu teknik baru 
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
b. Kemudian siswa disuruh untuk bekerja sendiri-sendiri menggunakan 
pengetahuan yang baru. 
c. Guru mengharapkan adanya pertanyaan dari para siswa tentang materi baru 
tersebut 
Untuk mengoptimalkan manfaat Cooperative Learning, keanggotaanya sebaiknya 
heterogen. Baik dari kemapuanya maupun kaakteristiknya, untuk menjamin 
keheterogenetas kelompok, maka gurulah yang membentuk kelompok. Ukuran besar 
kecilnya kelompok akan mempengaruhi pada kemapuan produktivitas kelompoknya. 
Didalam Cooperative Learning para siswa biasanya terlibat konflik-konflik verbal 
yang bekenaan dengan perbedaan pendapat anggota-anggota kelompoknya. Guru 
memaiknkan peranan yang menentukan dalam menerapkan Cooperative Learning yang 
efektif. 
4. Pengajaran Teman Sebaya Sebagai Sumber Belajar 
a. Menurut berbagai ahli berpendapat bahwa tutor sebaya adalah : 
Dedi Supriyadi (1985, h.36) mengemukakan, bahwa : “Tutor sebaya adalah seorang atau 
beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu sisawa yang 
mengelami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih 
tinggi”. 
Ischak dan Warji (1987, h.44) mengemukakan bahwa : “Tutor sebaya adalah 
sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan 
kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang 
dipelajarinya”. 
Conny Semiawan, dkk. (1987, h.70) mengemukakan bahwa : “Tutor sebaya itu adalah 
siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. 
Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya diluar sekolah”. 
Jadi, Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang 
lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya disekolah. 
Bantuan belajar oleh sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya 
lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu 
dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta bantuan. Sebagaiman dikemukakan oleh
Longstreth (dalam Muntasir, dkk.1985, h. 82-83) hubungan anak dengan anak, sebagai 
berikut : 
“Interaksi kawan membukakan mata anak terhadap tingkah laku yang berlaku 
dalam kebudayaan itu, dan yang sering dilakukan, dan dengan demikian ia condong 
untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk pergaulan yang 
berlaku …”. 
Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang justru s 
ebenarnya kebutuhan anak itu sendiri. 
b. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya 
Menurut Branley (1974, h.53) ada tiga model dasar dalam menyelenggarakan 
proses pembelajaran dengan tutor, yaitu : 
1. Student to student 
2. Group to tutor 
3. Group to student 
Model Operasional Kelompok:
B. Strategi Pembelajaran Matematika 
1. Pengertian Strategi Pembelajaran 
Strategi berasal dari bahasa Yunani, pengertian strategi menurut etimologi ialah strategia yang 
artinya ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’. Dalam konteks perang strategi diartikan sebagai 
suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat 
berperang angkatan darat atau laut. Selain itu strategi dapat didefinisikan sebagai suatu 
ide/pikiran yang disusun dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 
“Strategi ialah suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal.” (Hidayat 2000:1) 
Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa “Strategi adalah suatu teknik yang 
digunakan untuk mencapai suatu tujuan.”
Secara umum strategi diartikan suatu cara, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok 
orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88). 
Dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika), strategi adalah siasat atau kiat yang 
sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan denagn segala persiapan pembelajaran agar 
pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa 
tercapai secara optimal. 
Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa, ‘Strategi 
pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan 
prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan 
hasil belajar tertentu pada siswa.’ Maksudnya adalah strategi pembelajaran merupakan suatu 
rencana yang disusun oleh guru mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan untuk 
menghasilkan hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa. 
Dari uraian di atas, pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (Matematika) 
adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan 
pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa 
hasil belajar bisa tercapai secara optimal. GBRP, Program Tahunan, Rencana Pembelajaran, 
Program Satuan Pelajaran merupakan contoh strategi pembalajara yang tertulis. 
Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai 
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah 
modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan 
unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun 
beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria 
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah 
yang akan dibangun. 
Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, 
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam 
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, 
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum 2013. 
2. Komponen-komponen dalam strategi pembelajaran 
Dick danCarey mengatakan bahwa ada lima komponen strategi pembelajaran, yaitu: 
- Kegiatan pembelajaran pendahuluan
Dalam menyusun langkah yang akan dilakakukan saat kegiatan belajar mengajar perlu 
adanya kegiatan pembuka yang bertujuan agar siswa tertarik untuk fokus saat 
pembelajaran. 
Misalnya: memberikan motivasi kepada siswa, membuat siswa fokus pada pelajaran, 
mengetahui kemampuan siswa sebelum pembelajaran dimulai (pre-test tertulis maupun 
lisan). 
- Penyampaian informasi 
Strategi pembelajaran merupakan rangkaian prosedur yang memiliki tujuan tertentu 
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru dalam membuat strategi 
pembelajaran adalah menyampaikan informasi (berupa materi) kepada siswa dengan 
langkah-langkah tertentu sehingga dapat mengembangkan keterampilan siswa baik dari 
aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotor. 
- Partisipasi siswa 
Strategi pembelajaran harus dibuat untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar 
mengajar sehingga dalam membuat suatu strategi pembelajaran, harus bisa mengajak 
siswa untuk berpartisipasi di dalamnya (proses belajar mengajar). 
Contoh: strategi pembelajaran mendorong siswa untuk aktif di kelas seperti dalam hal 
bertanya, menjawab, berpendapat dan lain sebagainya. 
- Tes 
Tes merupakan cara untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan atau keterampilan 
siswa, oleh karena itu tes harus ada dalam strategi pembelajaran agar guru dapat 
mengevaluasi proses belajar mengajar yang telah dilakukannya. 
Contoh: quiz, ulangan harian, UTS, UAS. 
- Kegiatan lanjutan 
Kegiatan lanjutan diperlukan dalam strategi pembelajaran untuk membantu siswa lebih 
memahami lagi materi yang disamapaikan. 
Contoh: pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah, rangkuman dari serangkaian proses 
pembelajaran dan lain sebagainya. 
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan 
diterapkan dalam pembelajaran: 
a. Kompetensi yang akan dicapai.
Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang diharapkan bisa dimiliki siswa 
setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain kompetensi ini merupakan 
tujuan dari kegiatan belajar mengajar yang akan kita laksanakan. 
b. Karakteristik Siswa. 
Sebelum berperang dengan musuh maka kenalilah dulu musuh itu. Begitu juga dalam 
pemilihan strategi pembelajaran sangat perlu bagi kita untuk mengetahui atau mengenali 
terlebih dahulu watak atau cara berfikir siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar 
informasi yang akan disajikan atau diberikan kepada siswa dapat diterima dengan baik 
dan mudah dipahami. Selain itu dengan memahami karakteristik dari siswa terlebih 
dahulu, komunikasi antara Guru dan siswa dapat berjalan lancar. 
c. Media pembelajaran 
Segala sesuatu yang ada di sekitar kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan sebagai 
media pembelajaran untuk menyampaikan materi kepada siswa. Dalam pemilihan strategi 
pembelajaran lebih baik disesuaikan dengan media pembelajaran apa yang tersedia dan 
dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran ini membantu 
Guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan memudahkan siswa untuk 
memahami materi yang diberikan Guru. Dengan kata lain media pembelajaran 
merupakan perantara antara Guru dengan siswa. 
d. Keefektifan. 
Pemilihan strategi pembelajaran perlu mempertimbangkan langkah-langkah mana yang 
efektif untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Langkah yang efektif dan 
praktis berfungsi untuk menyingkat waktu namun tujuan pembelajaran tetap tercapai. 
3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran 
Penggunaan strategi pembelajaran didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut: 
a. Berorientasi pada tujuan 
Segala kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa harus diupayakan 
untuk mencapai tujuan tepatnya untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. 
b. Aktivitas 
Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa dalam kegiatan belajar 
mengajar. Jadi strategi pembelajaran harus dapat menciptakan siswa yang aktif dalam 
pembelajaran dan siswa yang berkompeten.
c. Individualitas 
Strategi pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan kemampuan atau pengetahuan 
setiap individu siswa. 
d. Integritas 
Strategi pembelajaran haruslah dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa 
baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (aspek kepribadian siswa). 
4. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran 
a. Strategi Pembelajaran Langsung 
Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu 
siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi 
langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction). 
Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five 
steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, 
and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the 
teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”. 
Artinya: 
Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah: 
 Menetapkan tujuan 
Menentukan materi apa yang akan diberikan untuk siswa dan menentukan 
keterampilan yang diharapkan untuk siswa menguasainya. Tujuan yang ingin dicapai 
sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang 
berorientasi kepada hasil belajar. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain 
dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran juga akan diketahui 
efektivitas dan efisiensi penggunaan model ini. 
 Penjelasan dan/atau demonstrasi 
penyampaian informasi megenai materi dilakukan dengan menjelaskan atau 
mendemonstrasikannya di depan kelas. Dalam hal ini guru harus menguasai materi 
yang akan disampaikan kepada siswa agar siswa mendapatkan wawasan yang luas 
mengenai materi tersebut. Selain itu dengan menguasai materi guru dapat 
mengelolah kelas dengan baik.
 Panduan praktik 
Setelah menjelaskan materi, memberikan petunjuk untuk mempraktikannya ke dalam 
suatu pemecahan masalah 
 Umpan balik 
memberikan tanggapan terhadap hasil kinerja dari pempraktikan materi. 
 Perluasan praktik 
Memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan materi yang telah 
disampaikan guru kepada siswa dengan memberikan tugas, latihan, dan 
semacamnya. 
b. Strategi Pembelajaran Diskusi 
Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dimana 
dalam proses terdapat pertukaran informasi memiliki tujuan yang sama yaitu mencari 
solusi untuk memcahkan suatu masalah. 
Sedangkan yang dimaksud dengan diskusi kelas adalah sebuah rangkaian kegiatan 
pembelajaran kelompok dimana setiap kelompok mendapat tanggung jawab untuk 
mendiskusikan sesuai dengan topik yang diberikan guru di kelas. 
Untuk menciptakan suasana diskusi yang aktif, guru berperan sebagai pemimpin diskusi 
atau moderator dalam diskusi dimana guru di sini bertugas untuk mengarahkan 
pembicaraan dalam diskusi. Dan diakhir diskusi guru memberikan rangkuman hasil 
diskusi dengan mengevaluasinya juga. 
c. Strategi Pembelajaran Kooperatif 
Strategi pembelajaran kooperatif diterapkan dengan memberikan tugas kepada siswa 
untuk diselesaikan bersama dengan kelompok masing-masing sehingga dalam 
memecahkan suatu masalah pada suatu kelompok, setiap individu akan berpartisipasi 
dan dalat saling melengkapi mengenai materi yang diajarkan. Kemudian antara 
kelompok satu dengan kelompok yang lain menyampaikan informasi yang akan didapat 
dalam suatu penyelesaian masalah. 
Dalam strategi ini guru berperan sebagai moderator dari setiap kelompok dan 
memberikan panduan mengenai jalannya kerja kelompok. Ada empat unsur yang penting 
dalam strategi ini, yaitu: 
- Adanya peserta dalam kelompok
- Adanya aturan keompok 
- Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok. 
- Adanya tujuan yang harus dicapai. 
d. Strategi Pembelajaran Problem Solving 
“Pemecahan masalah (problem solving) didefinisikan sebagai suaru proses 
penghiilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh 
dan hasil yang diinginkan.”(Hunsaker, 2005) 
Mu’Qodin (2002) mengatakan bahwa problem solving adalah suatu keterampilan yang 
meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi 
masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian 
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, 
kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai 
dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. 
Berdasarkan dari beberapa definisi problem solving yang dikemukakan di atas, maka 
dapat disimpulkan bahwa problem solving merupakan keterampilan yang meliputi 
kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan mengidentifikasi masalah 
untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan 
untuk mencapai sasaran. 
Implementasi strategi problem solving dalam pembelajaran Matematika adalah guru 
mengajarkan kepada siswa penggunaan grafik untuk mengolah suatu data. 
C. Pendekatan Pembelajaran Matematika 
Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan 
pembelajaran agar konsep yang disajikan beradaptasi dengan siswa. 
1. Orientasi Pendekatan Open- Ended dalam Pembelajaran Matematika 
Kegiatan berpikir yang sulit terlepas dari matematika, seperti memahami suatu 
konsep matematika, memecahkan permasalahan matematika, menkonstruksi suatu teori, 
atau menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan matematika disebut kegiatan 
matematika. 
a. Mengkonstruksi Problem
Problem Open-Ended tidak mudah dikembangkan oleh siswa dengan beragam 
kemampuan. Melalui penelitian di Jepang ditemukan beberapa hal yang menjadi acuan 
dalam mengkreasi problem tersebut diantaranya: 
1) Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata 
2) Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat 
menemukan hubungan dan sifat- sifat dari variabel dalam persoalan itu. 
3) Sajikan bentuk- bentuk atau bangun- bangun geometri. 
4) Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan 
matematika. 
5) Berikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori 
6) Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat mengeneralisasi dari 
pekerjaanya 
b. Mengembangkan Rencana Pembelajaran 
Setelah guru mengknstruksi dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam 
pembelajaran sebelum problem itu ditampilkan di kelas adalah : 
· Apakah problem itu kaya dengan konsep- konsep matematika dan berharga? 
Problem harus mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang 
· Apakah level matematika dari problem itu cocok untuk siswa? 
Pada saat siswa menyelesaikan problem Open- ended, mereka harus menggunakan 
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punyai 
· Apakah problem itu mengundang perkembangan konsep matematika lebih lanjut ? 
Problem harus memiliki keterkaitan atau dihubungkan dengan konsep- konsep 
matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir tingkat 
tinggi 
Setelah kita memformulasi problem mengikuti kriteria yang dikemukakan, langkah 
selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran yang baik. Tahapnya adalah 
sebagai berikut: 
 Tuliskan respon siswa yang diharapkan 
Siswa diharapkan merespon problem open- ended dengan berbagai cara. Oleh karena 
itu guru harus menulis daftar antisipasi respon siswa terhadap problem. 
 Tujuan dari problem itu harus jelas
 Sajikan problem semenarik mungkin 
Konteks permasalahan yang diberikan harus dikenal baik oleh siswa dan harus 
menbangkitkan semangat intelektual. 
 Lengkapi prinsip posing problem sehingga siswa memahami dengan mudah maksud 
dari problem itu. 
Problem harus diekspresikan sedemikian sehingga siswa dapat memahaminya 
dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami 
kesulitan jika eksplanasi problem terlalu ringkas. 
 Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem 
Kadang- kadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan problem, 
memecahkannya mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian, dan merangkum apa 
yang telah siswa pelajari. Oleh karena itu, guru harus memberikan waktu yang 
cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem. 
c. Kenggulan dan Kelemahan Pendekatan Open- Ended 
Dalam pendekatan Open- Ended guru memberikan permasalahan kepada siswa yang 
solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan hanya satu jalan/ cara. Guru harus 
memanfaatkan keberagaman cara atau prosedur untuk menyelesaikan masalah itu untuk 
memberi pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan 
pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir matematik yang telah diperoleh sebelumnya. 
Keunggulan pendekatan Open- ended adalah : 
1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering 
mengekspresikanidenya. 
2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan 
keterampilan matematik secara komprehensif. 
3. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan 
cara mereka sendiri. 
4. Siswa secara instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan. 
5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab 
permasalahan. 
Kelemahan pendekatan open- ended adalah :
1. Membuat dan menyiapkan masalah metematik yang bermakna bagi siswa bukanlah 
pekerjaan mudah. 
2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga 
banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang 
diberikan. 
3. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban 
mereka. 
4. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak 
menyenangkan karena kesulitanyang mereka hadapi. 
e. Contoh Pendekatan Open- Ended 
Problem : 
Contoh respon yang siswa harapkan :
Sudut Pandang Respon Siswa 
Perubahan Rasio 1. Bila x naik maka y naik 
2. Kemiringannya sama 
3. Tingkat perubahannya tetap 
4. Gradiennya positif 
5. Grafiknya naik ke kanan atas 
6. Terdapat perbandingan tetap antara y dan x 
Pernyataan 7. Fungsi tersebut berbentuk y= ax 
8. Y merupakan fungsi linear terhadap x 
Grafik 9. Grafiknya berupa garis lurus 
10. Grafiknya melalui titik asal 
11. Grafiknya simetris terhadap titik pusat 
12. Grafik melalui kuadran pertama dan ketiga 
13. Grafik melalui titik (2,4) 
Range 14. Rangenya tak hingga 
2. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik 
a. Pengantar 
Salah satu pembelajaran matematika yang akhir- akhir ini sedang marak dibicarakan 
orang adalah pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Beberapa penelitian 
pendahuluan di beberapa negara menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan 
pendekatan realistik sekurang- kurangnya dapat membuat: 
1. Matemtika lebih menarik, relevan, dan bermakana tidak terlalu formal dan tidak 
terlalu abstrak. 
2. Mepertimbangkan tingkat kemampuan siswa. 
3. Menekankan belajar matematika pada learning by doing 
4. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakn 
penyelesaian yang baku. 
5. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika ( Kuiper & 
Knuver, 1993) 
b. Inovasi Pembelajaran Matematika 
Romberg mengatakan bahwa dalam pendidikan matematika, individu atau kelompok 
dapat membuat suatu prodk baru untuk memperbaiki suatu pembelajaran, produk ini 
mungkin berupa materi pembelajaran baruteknik pembelajaran baru, ataupun program 
pembelajaran baru .
Program ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan hasil proses belajar mengajar yang 
ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menyerap konsep- konsep, 
prosedur dan alogaritma matematika. 
c. Pendekatan Realistik diantara Pendekatan Lainnya dalam Pendidikan 
Matematika 
Secara umum terdapat empat pendekatan pembelajaran matematika yang dikenal, 
yaitu : mechanistic, structuralistic, empiristic, dan realistik. 
a. Menurut filosofi mechanistic manusia ibarat komputer sehingga dapat diprogram dengan 
cara drill untuk mengerjakn hitungan dan menampilkan aljabar pada level yang paling 
sederhana bahkan mungkin dalam penelesaian geometri. 
b. Menurut filosofi structuralistic, yang secara historis berakar pada pengajaran geometri 
tradisional, bahwa matematika dan sistemnya terstruktur secara baik. 
c. Menurut filosofi empiristik bahwa dunia adalah kenyataan. Dalam pandangan ini kepada 
siswa disediakan berbagai material yang sesuai dengan dunia kehidupan para siswa.para 
siswa mendapat kesempatan untuk mendapatlan pengalaman yang berguna. 
d. Menurut filosofi realistic siswa diberikan tugas- tugas yang mendekati kenyataan yaitu 
yang dari dalam siswa akan memperluas dunia kehidupannya. 
d. Prinsip- Prinsip Pembelajaran Realistik 
Lima prinsip utama dalam kurikulum matematika realistik yaitu: 
· Dominasi oleh masalah- masalah dalam konteks 
· Perhatian diberikan pada pengembangan model- model, situasi, skema, dan simbol-simbol 
· Sumbangan dari siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran manjadi konstruktif 
dan produktif 
· Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika 
· Mambuat jalinan antar topik, antar pokok bahasan atau antar strand 
Menurut Treffersdan Goffree (1985, dalam De Large 1996) bahwa masalah 
kontekstual dalam kurikulum realistik berguna untuk mengisi sejumlah fungsi: 
a) Pembentukan konsep: para siswa diperkenankan untuk masuk ke dalam matematika secra 
alamiah dan termotivasi
b) Pembentukan model: masalah- masalah kontekstual memasuki fondasi siwa untuk belajar 
operasi, prosedur, notasi, dan aturan 
c) Keterterapan: masalah kontekstual menggunakan reality sebagai sumber dan domain 
untuk terapan 
d) Praktek dan latihan dari kemampuan spesifik dalam situasi terapan 
e. Pertimbangan Menggunakan Pendekatan Realistik 
Dikaitkan dengan prinsip- prinsip pembelajaran dalam pendekatan matematika 
realistik. Berikut ini merupakan rambu- rambu penerapannya: 
1. Bagimana guru menyampaikan matematika kontekstual sebagai starring point 
pembelajaran 
2. Bagaimana guru menstimulasi, membimbing, dan menfasilitasi agar prosedur, 
alogaritma, simbol skema dan model yang dibuat oleh siswa mengarahkan mereka untuk 
sampai kepada matematika formal 
3. Bagaimana guru memberi atau mengarahkan kelas, kelompok, maupun individu untuk 
menciptakan free production, menciptakan caranya sendiri dalma menyelesaikan soal 
atau menginterpretasikan problem kontekstual, sehingga tercipta berbagai macam 
pendekatan, atau metode penyelesaian atau alogaritma 
4. Bagaimana guru mmbuat kelas bekerja secara interaktif sehingga interaksi diantara 
mereka antara siswa dengan siswa dalam kelompok kecil, dan antara anggota- anggota 
kelompok dalam presentasi umum, serta antara siswa dan guru 
5. Bagaimana guru membuat jalinan antara topik dengan topik lain, antara konsep dengan 
konsep lain dan antara satu simbol dengan simbol lain didalam rangkaian matematika 
Sebuah laporan penelitian terhadap implementasi pembelajaran 
matematikaberdasarkan realistik mengatakan bahwa: 
· Sekurang- kurangnya telah mengubah sikap siswa menjadi lebih tertarik terhadap 
matematika 
· Siswa menyenangi matematika dengan pendekatan pembelajran yang diberikan dengan 
alasan cara belajrnya berbeda dari biasanya
Beberapa rekomendasi hasil studi tersebut antara lain mengingat bahwa tidaka ada 
cara belajra mengajar yang terbaik, maka pendekatan realistik perlu dipertimbangkan untuk 
dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika 
f. Contoh Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Matematika 
1. Membandingkan dan menukar (barter) 
2. Kombinasi harga- harga 
3. Mencari harga berbagai barang 
4. Pola dan formula 
5. Konstruksi baja 
6. Desain ubin lantai 
7. Pola- pola dasar 
D. Metode dan Teknik Pembelajaran Matematika 
Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. 
Kemampuan metode mengajar dari seorang guru selalu disertai kemampuan teknik-teknik 
mengajarkan bidang studinya. Dengan demikian, metode dan teknik diibaratkan dua sisi 
mata uang yang berbeda tetapi tidak terpisah dalam pelaksanaannya di lapangan. 
Matematika adalah pelajaran yang paling sulit dipelajari, jadi jarang siswa yang 
menyukai pelajaran matematika. Untuk mata pelajaran matematika, guru diminta agar tidak 
mendominasi kelas dan pengajaran berpusat pada siswa. Guru harus memperhatikan metode 
yang sesuai dengan tuntutan itu apakah penerapannya sudah efektif dan efisien. Pemilihan 
metode yang tepat dapat lebih meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Setiap metode 
tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode yang lain. 
1. Metode Ceramah 
Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang 
kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Pada metode ini guru lebih mendominasi 
dalam kegiatan belajar mengajar. 
Kelebihan metode ceramah: 
- Dapat menampung kelas besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk 
mendengarkan, dan karena biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih murah. 
- Konsep yang disajikan secar hierarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa.
- Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting, hingga waktu energi dapat 
digunakan sebaik mungkin. 
- Isi silabus dapat diselesaikan denagn lebih mudah, karena guru tidak harus 
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa. 
- Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak 
menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan ceramah. 
Kelamahan metode ceramah: 
- Pelajaran berjalan membosankan dan murid-murid menjadi pasif, karena tidak 
berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang dijabarkan. 
- Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu 
menguasai bahan ynag diajarakan. 
- Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan. 
- Ceramah menyebabkan belajar murid menjadi “belajar menghafal” (rote learning) yang 
tidak mengakibatkan timbulnya perhatian. 
Metode ceramah perlu dipakai jika: 
- Bertujuan untuk memberikan informasi. 
- Materi yang disajikan belum ada dalam sumber-sumber yang lain. 
- Materi sajian telah disesuaikan dengan kemampuan kelompok yang akan menerimanya. 
- Materinya menarik atau dibuat manarik. 
- Setelah ceramah selesai diadakan cara lain untuk pengendapan agar lebih lama diingat. 
Metode ceramah tidak dipakai jika: 
- Tujuan instruksionalnya bukan hanya memberikan informasi, tetapi misalnya agar murid 
kreatif, terampil, atau menyangkut aspek kognitif yang lebih tinggi. 
- Diperlukan ingatan yang tahan lama.
- Diperlukan partisipasi aktif dari murid untuk mencapai tujuan instrulsional. 
- Kemampuan kelas rendah. 
2. Metode Ekspositori 
Pada metode ekspositori murid lebih aktif daripada metode ceramah. Murid tidak 
hanya mendengarkan dan mencatat, tetapi juga diminta membuat soal dan bertanya kalau 
tidak dimengerti. Guru memeriksa pekerjaan murid. David P. Ausubel berpendapat 
bahawa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling efisien 
dalam menanamkan belajar bermakna. Ausubel membedakan belajar menjadi: 
a. Belajar dengan menerima (reception learning) 
b. Belajar melalui penemuan (discovery learning) 
Belajar juga dibedakan menjadi: 
a. Belajar dengn menghafal (rote learning) 
b. Belajar denagn pengertian (meaningful learning) 
3. Metode Demonstrasi 
Pada metode ini aktivitas murid lebih banyak dilibatkan sehingga dominasi guru lebih 
berkurang. Ciri metode demonstrasi adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan, 
misalnya kemampuan membuktikan teorema dan menurunkan rumus. Sedangkan yang 
berhubungan dengan penggunaan alat, misalnya pemakaian sepasang segitiga untuk 
memggambar dua garis sejajar dan tegak lurus. Setelah demonstrasi selesai, hendaknya 
disusul kegiatan diskusi. 
4. Metode Driil dan Metode Latihan 
Kemampuan mengingat fakta-fakta dasar hitungan tergantung pada ingatan. Cepat 
mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain bersifat lisan 
merupakan hal-hal yang perlu untuk “hafal”. Kemampuan ini merupakan tujaan dari 
metode drill. Tujuan metode drill adalah agar siswa hafal dan cepat dalam fakta-fakta 
matematika. Sedangkan latihan diperlukan agra siswa terampil menyelesaikan soal-soal 
yang pengertian dan prosedur penyelesaiannya sudah dipahami.
5. Metode Tanya Jawab 
Dengan metode tanya jawab siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan 
metode ekspositori. Karena pertanyaan-pertanyaan dari guru harus mereka jawab. Untuk 
menghindari sikap guru yang tidak menyenangkan, agar siswa menjadi lebih aktif 
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan metode tanya jawab, guru hendaknya 
berlaku sebagai berikut: 
a. Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek 
mutunya. 
b. Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. 
c. Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan, 
mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil 
berpikirnya di depan kelas atau papan tulis atau memperlihatkan hasil karyanya. 
d. Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan. 
e. Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang 
disengaja. 
f. Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya. 
6. Metode Penemuan 
Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh 
siswa. Dalam belajarnya ini siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru. 
Melaksanakan pengajaran dengan metode penemuan harus memperhatikan siswa yang 
cerdas dan yang kurang kecerdasannya. Bagi yang cerdas hendaknya diberikan tugas 
yang lain agar tidak bosan menunggu hasil temannya. 
Untuk merencanakan pengajaran penemuan hendaknya diperhatikan: 
a. Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh 
b. Hasil (bentuk) akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa 
c. Prasyaart-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa
d. Guru hanya bertindak sebagai pengarah dan pembimbing 
Kelebihan metode penemuan: 
a. Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar, karena ia berpikir dan menggunakan 
kemampuan hasil akhir 
b. Siswa memahami benar bahan pelajaran, karena mengalami sendiri proses 
menemukannya 
c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas 
d. Siswa akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks 
e. Melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri 
Kelemahan metode penemuan: 
a. Metode banyak menyita waktu dan tidak menjamin siswa tetap semangat mencari 
penemuan-penemuan. 
b. Tidak tiap mempunyai guru selera atau kemampuan mengajar dengan cara 
penemuan. 
c. Tidak semua anak mampu melakukan penemuan. 
d. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik. 
e. Kelas yang banyak guru akan sangat merepotkan guru dalam memberikan 
bimbingan 
7. Metode Inkuiri 
Metode inkuiri adalah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan. 
Mengajar inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok dan cara sendiri-sendiri. 
Tujuan mengajar inkuiri adalah agar siswa tahu dan metode ilmiah dengan inkuiri dan 
mampu mentrasfer ke dalam situasi lain. Adapun tahap metode inkuiri: 
a. Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan teka teki.
b. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur 
mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang digunakan untuk memecahkan 
pertanyaan, pernyataan dan masalah. 
c. Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru 
dilaksanakan. 
d. Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan 
metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain. 
8. Metode Permainan 
Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat 
menunjang tercapainya tujuan instruksional pengamatan matematika. Tujuannya dapat 
menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, atau afektif. Permainan matematika dapat 
meningkatkan kemampuan, penanaman konsep, pemahaman dan pemantapannya, 
meningkatkan kemampuna menemukan dan memecahakn masalah. Metode permainan 
memerlukan perumusan tujuan instruksional yang jelas, penilaian topik atau subtopik, 
perincian kegiatan belajar mengajar. 
Kelemahan metode permainan: 
a. Tidak semua topik dapat disajikan melalui permainan 
b. Memerlukan banyak waktu 
c. Penentuan kalah menang dapat berdampak negatif 
d. Mengganggu ketenangan belajar di kelas lain 
9. Metode Pemberian Tugas 
Metode ini mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari 
murid. Cara guru menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan kesukaran. 
Maksud pemberian tugas soal-soal pekerjaan rumah adalah agar murid terampil 
menyelesaikan soal, lebih memahami, dan mendalami pelajran yang diberikan di 
sekolah. 
 Teknik Bertanya dan Memberiakan Motivasi
Salah satu persiapan pembelajaran matematika adalah menentukan tujuan dan ujung 
kegiatan intinya adalah mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa melalui kegiatan 
penilaian. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam persiapan atau perencanaan kegiatan 
pembelajran matematika adalah menentukan strategi pemberian motivasi kepada siswa 
untuk belajar 
1. Taksonomi Bloom 
Tujuan penyajian taksonomi Bloom ke dalam bentuk klasifikasi hierarki dimaksudkan 
untuk mengategorisasi hasil perubahan kognisi pada diri siswa sebagai hasil sebuah 
pembelajaran. Taksonomi Bloom yang dimaksud adalah: 
a. Pengetahuan (Knowledge/C1), menekankan pada proses mental dalam mengingat dan 
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secar tepat 
sesuaia dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. 
b. Pemahaman (Comprehension/C2), adalh tingkatan yang paling rendah dalam aspek 
kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. 
c. Penerapan (Application/C3), adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa 
mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi 
matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu. 
d. Analisis (Analysis/C4), adalah kemampuan untuk memilih sebuah informasi ke dalam 
komponen-komponen sedemikian hingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam 
informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. 
e. Sintesis (Synthesis/C5), adalah kemampuan untuk mengombinasikan elemen-elemen 
untuk membentuk sebuah struketur yang unik atau sistem 
f. Evaluasi (Evaluation/C6) adalah kegiatan membuat penilaian (judgment) berkenaan 
denagn nilai sebuah idea, kreasi, cara atau metode. 
2. Strategi Mengajukan Pertanyaan 
Seandainya mamapu, guru dapat: 
- Mengembangkan pertanyaan yang baik, benar, dan relevan.
- Melibatkan semua siswa dalam kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan. 
- Mengondisikan serta mendorong diskusi kelas, strategi mengajukan pertanyaan dapat 
menjadi prosedur yang potensial untuk kegiatan tinjau-ulang materi-materi matematika 
yang telah disampaikan. 
3. Tipe-tipe Pertanyaan 
Tipe-tipe pertanyaan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika antara lain 
pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan, pamahaman, penerapan, analisis, 
sintesis, evaluasi tentang fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip. 
4. Mengembangkan Strategi Bertanya yang Efektif 
Dalam sebuah pembelajaran, partanyaan yang ditujukan bagi siswa hendaknya 
memperhatikan tingkat kesukaran pertanyaan tersebut. Karena kemampuan, pemahaman, 
dan pengetahuan siswa tidak sama, maka dominasi siswa yang berkemampuan lebih 
harus dihindari. Strategi pemberian pertanyaan dalam pembelajaran metematika akan 
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar selama diberikan secara efektif 
dan efisien. 
5. Mendiagnosis dan Memberikan Motivasi Belajar 
Masalah rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal: 
- Kegagalan berulang ynag dialami oleh siswa dalem melakukan aktivitas-aktivitas yang 
berkaitan dengan matematika 
- Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan 
dengan ketidaknyamanan dalm belajar metematika. 
- Ketidakserasian dalam berinteraksi amtara siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa 
dengan guru 
- Kekeliruan siswa memakai dalm memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung 
dalam matematika. 
Agar siswa lebih termotivasi, hendaknya guru:
- Memperlihatkan betapa bermanfaatnya matematika bagi kehidupan melalui contoh-contoh 
penerapan matematika yang relevan dengan dunia keseharian siswa 
- Menggunakan teknik, metode dan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat 
sesuai dengan karakteristik topik yang disajikan 
- Memanfaatkan teknik, metode, dan pendekatan yang bervariasi dalam pembelajaran 
matematika agar tidak monoton.
BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan 
1. Model pembelajaran matematika terdiri dari pembelajaran klasik, individu, cooperative 
learning dan pengajaran teman sebaya. Model merupakan bungkus dari penerapan 
pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. 
2. Jenis strategi pembelajaran matematika adalah pembelajaran langsung, diskusi, kooperatif 
dan problem solving. 
3. Pendekatan pembelajaran matematika terdiri dari pendekatan konstruktivis, pemecahan 
masalah matematiak, open-ended, pendekatan realistik 
4. Metode dan pembelajaran matematika antara lain adalah ceramah, ekspositori, inkuiri, 
penemuan, permainan, demonstrasi, pemberian tugas, drill dan latihan.
B. Saran 
Dari kesimpulan di atas, kami memberikan saran: 
1. Sebagai calon guru, kita harus menggunakan model, strategi, pendekatan, metode, dan 
teknik dalam pembelajaran matematika yang efektif dan efisien agar siswa dapat 
menerima pelajaran matematika dengan mudah. 
2. Sebagai calon guru, kita harus menentukan model pembelajaran matematika yang tepat 
dengan materi pada kurikulum yang sedang digunakan. 
DAFTAR ISI 
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1 
A.Latar Belakang.........................................................................................................................1 
B.Tujuan......................................................................................................................................1 
C.Ruang Lingkup.........................................................................................................................1 
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2 
A.Model Pembelajaran Matematika............................................................................................2 
B.Strategi Pembelajaran Matematika..........................................................................................7 
C.Pendekatan Pembelajaran Matematika..................................................................................13 
D.Metode dan Teknik Pembelajaran Matematika.....................................................................20
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................29 
A.Kesimpulan............................................................................................................................29 
B.Saran.......................................................................................................................................30 
DAFTAR PUSTAKA 
Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: 
Universitas Pendidikan Bandung 
Supriawan, Dedi dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). 
Bandung: FPTK-IKIP Bandung. 
Pembelajaran. http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-metode- 
teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016
LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016
LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016Novriheriyani
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINHiriza Hiriza
 
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematisKisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematisGold Dayona
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfsteffaniemalauhollo
 
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfSalwa695608
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfAPRILIANYUNTIARI
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...ZainulHasan13
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaranmatematikauntirta
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Bahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiBahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiMartiwiFarisa
 
RPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.doc
RPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.docRPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.doc
RPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.docFadhilahHaswenova1
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikayudith tae
 

Mais procurados (20)

LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016
LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016
LKS Garis Singgung Lingkaran Topik Gerhana Matahari Total Maret 2016
 
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTINPEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
PEMBAHASAN SOAL2 NON RUTIN
 
Contoh RPP untuk siswa dan siswi SMP
Contoh RPP untuk siswa dan siswi SMPContoh RPP untuk siswa dan siswi SMP
Contoh RPP untuk siswa dan siswi SMP
 
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKAPENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
PENILAIAN UNJUK KERJA MATEMATIKA
 
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematisKisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis
 
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdfTopik 1_  Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
Topik 1_ Perjalanan Pendidikan Nasional (1).pdf
 
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE  PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS ...
 
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfKEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdf
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
Ppt discovery learning
Ppt discovery learning Ppt discovery learning
Ppt discovery learning
 
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
Modul dan Perangkat Matematika Kelas 7 Muhammad Muzammil, S. Si SMP Ibrahimy ...
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaran
 
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics EducationPendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
Pendekatan Contextual Teaching and Learning dan Realistic Mathematics Education
 
RPP IPS SD Kls 1
RPP IPS SD Kls 1RPP IPS SD Kls 1
RPP IPS SD Kls 1
 
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
Proposal Penelitian (Pendidikan Matematika)
 
Bahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viiiBahan ajar materi peluang kelas viii
Bahan ajar materi peluang kelas viii
 
RPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.doc
RPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.docRPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.doc
RPP Merdeka Belajar FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS.doc
 
Teori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van HieleTeori Belajar Van Hiele
Teori Belajar Van Hiele
 
TES URAIAN
TES URAIANTES URAIAN
TES URAIAN
 
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematikaPendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran matematika
 

Destaque

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHInterest_Matematika_2011
 
Model model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruModel model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruKey Anech
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)Sifa Siti Mukrimah
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaNailul Hasibuan
 
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDStrategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
LKS tentang Bilangan bulat
LKS tentang Bilangan bulatLKS tentang Bilangan bulat
LKS tentang Bilangan bulatRiri Janasri
 
Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .
Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .
Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .Irma Nurjannah
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran KooperatifStrategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatiftaufik ikhsan
 
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...Interest_Matematika_2011
 
Garis singgung lingkaran 1
Garis singgung lingkaran 1Garis singgung lingkaran 1
Garis singgung lingkaran 1Joni Warman
 
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)unhystarskelyn
 
Strategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sdStrategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sdHosyatul Aliyah
 
Rps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdRps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdWidiarso Cahyoadi
 

Destaque (20)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCHPEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
 
Model model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaruModel model pembelajaran terbaru
Model model pembelajaran terbaru
 
Metode Pembelajaran Matematika SQ3R
Metode Pembelajaran Matematika SQ3RMetode Pembelajaran Matematika SQ3R
Metode Pembelajaran Matematika SQ3R
 
53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)53 metode pembelajaran (e-book)
53 metode pembelajaran (e-book)
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SDStrategi Pembelajaran Matematika di SD
Strategi Pembelajaran Matematika di SD
 
LKS tentang Bilangan bulat
LKS tentang Bilangan bulatLKS tentang Bilangan bulat
LKS tentang Bilangan bulat
 
Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .
Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .
Lembar kerja siswa kelas 7 tentang bilangan bulat .
 
Metode pembelajaran mtk (2)
Metode pembelajaran mtk (2)Metode pembelajaran mtk (2)
Metode pembelajaran mtk (2)
 
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran KooperatifStrategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatif
 
Strategi Pembelajaran Matematika
Strategi Pembelajaran MatematikaStrategi Pembelajaran Matematika
Strategi Pembelajaran Matematika
 
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...
Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran investigasi kelompok (FENNY...
 
Garis singgung lingkaran 1
Garis singgung lingkaran 1Garis singgung lingkaran 1
Garis singgung lingkaran 1
 
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
Strategi pembelajaran matematika (lokakarya guru sd kawalu)
 
Strategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sdStrategi belajar matematika sd
Strategi belajar matematika sd
 
Macromedia Flash 8
Macromedia  Flash 8Macromedia  Flash 8
Macromedia Flash 8
 
makalah PBM dan TIK
makalah PBM dan TIKmakalah PBM dan TIK
makalah PBM dan TIK
 
Rps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdRps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sd
 
Hakikat Matematika Dasar PGSD
Hakikat Matematika Dasar PGSDHakikat Matematika Dasar PGSD
Hakikat Matematika Dasar PGSD
 
Metode creative problem solving
Metode creative problem solvingMetode creative problem solving
Metode creative problem solving
 

Semelhante a Pembelajaran Matematika

model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4vietry NIC
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfneno38
 
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxStrategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxAcelLines
 
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxSTRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxadityatristanalvaroA
 
Model Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickModel Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickyuli yuliyanti
 
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfL K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfXaviJr5
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranErje Samawa
 
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajarPengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar33335
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxJunaiHunter
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Iip Muzdalipah
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii33335
 

Semelhante a Pembelajaran Matematika (20)

Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
model belajar dan prosedur pembelajaran modul 3 dan 4
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Peer Tutor
Peer TutorPeer Tutor
Peer Tutor
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxStrategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
 
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptxSTRATEGI PELAKSANAAN  PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI.pptx
 
model pembelajaran TAI
model pembelajaran TAImodel pembelajaran TAI
model pembelajaran TAI
 
Model Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stickModel Pembelajaran Talking stick
Model Pembelajaran Talking stick
 
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfL K 2. 1  Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
L K 2. 1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
Aneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaranAneka metode-pembelajaran
Aneka metode-pembelajaran
 
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajarPengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
Pengajaran teman sebaya sebagai sumber belajar
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docxLK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
LK. 2.2 Menentukan Solusi.docx
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick pada pembelajaran ...
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 

Último

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 

Último (20)

PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 

Pembelajaran Matematika

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, pelajaran matematika dianggap sebagai pelajaran yang sangat penting yang penerapannya berguna dalam kehidupan sehari-hari. Namun pelajaran matematika dianggap pelajaran yang sulit dipahami dan dipelajari, sehingga banyak siswa yang tidak senang dan takut terhadap pelajaran matematika. Hal ini dapat disebabkan cara pangajaran guru yang tidak tepat dan monoton. Sebagai calon guru, kita harus dapat membuat siswa termotivasi belajar matematika agar siswa menjadi lebih aktif, senang dan gembira. Dalam belajar matematika, guru tidak boleh selalu mendominasi kelas. Guru harus memperhatikan model, strategi, metode dan teknik pembelajaran matematika yang sesuai dengan tuntutan kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu, dalam menyusun makalah ini kami akan menyampaikan beberapa model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan karakteristik siswa dan topik pelajaran yang akan diajarkan. B. Tujuan Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah: 1. Menjelaskan model, strategi, pendekatan, metode dan teknik dalam pembelajaran matematika 2. Mengetahui model, strategi, pendekatan, metode dan teknik yang efektif dalam pembelajaran matematika 3. Memberi wawasan kepada calon guru tentang model, strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran matematika C. Ruang Lingkup 1. Model pembelajaran matematika 2. Strategi pembelajaran matematika 3. Pendekatan pembelajaran matematika 4. Metode dan teknik pembelajaran matematika
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Model Pembelajaran Matematika Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa denagn guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Sebagai guru kita harus mampu melakukan identifikasi terhadap kekuatan dan kelemahan model pembelajaran yang tepat, mampu memilihnya secara tepat, mengembangkan dan menerapkanya dalam proses pembelajaran. Agar efektivitas pembelajaran yang diselenggarakan akan dapat meningkat. Berikut ini adalah beberapa model pembelajaran pada matematika: 1. Pembelajaran Klasik Pembelajaran klasik yaitu pembelajaran yang kita jumpai sehari-hari disekolah. Proses belajar mengajarnya masih menggunakan cara lama yaitu : a. Guru mengajar sejumlah siswa antara 30 sampai 40 orang siswa b. Para siswa memiliki kemampuan minimum c. Siswa dapat dikatakan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan yang relative sama d. Kesukaran guru untuk memperhatikan kecepatan belajar, kesulitan belajar, dan minat belajar pada siswa. e. Guru menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran materi kepada siswanya berdasarkan informasi kemampuan siswa secara umum f. Guru sangat mendominasi untuk menentukan kegiatan pembelajaran Kekurangan dari model pembelajaran klasik itu adalah tidak dapat melayani kebutuhan belajar siswa secara individu. Misalnya, siswa mengeluh karena gurunya mengajar terlalu cepat, gurunya mengajar bertele-tele dan sebagainya. 2. Pembelajaran Individu Model pembelajaran individu merupakan model yang menggunakan pembelajaran individual. Ciri-ciri dari pembelajaran individual : a. Siswa belajar sesuai kecepatannya masing-masing b. Siswa belajar secara tuntas c. Setiap unit yang dipelajari memuat tujuan pembelajaran khusus yang jelas
  • 3. d. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan pada sisitem nilai mutlak. Model pembelajaran yang menggunakan pembelajaran individual salah stunya adalah modul. Modul yaitu suatu paket pembelajaran yang memuat suatu unit konsep pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa sendiri (self instruction). Prosedur dari pembelajaran Modul : a. Guru membagikan modul yang telah disiapkan kepada setiap siswa. b. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari (sendiri-sendiri) bagian dari modul, dan mengerjakan soal-soal latihannya dalam waktu 2 x 40 menit. c. Setelah siswa menyelesaikan perintah , siswa diminta mengumpulkan pekerjaanya untuk diperiksa guru. d. Guru memberikan tes bila siswa dapat menyelesaikaln latihan soal dengan baik. Hasil tes menentukan siswa dapat melanjutkan ke modul selanjutnya. e. Unruk siswa yang belum dapat menyelesaikan soal latihan dengan baik. Siswa dapat minta bantuan mendiskusikan masalahnya. Jika sudah menguasai betul baru siswa meminta tes kepada guru. 3. Cooperative Learning Dalam Matematika Cooperative learning adalah pembelajaran dimana para siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah secara bersama dengan cara berdiskusi. Siswa juga bisa menentukan strategi pemecahanya dan menghubungkan masalah tersebut dengan masalah-masalah lain yang telah dapat diselesaikan. Cooperative learning dapat melatih para siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain atau temuan-temuan dalam bentuk tulisan. Adanya tugas kelompok dapat memacu untuk bekerja sama dalam mengipertasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah dimilikinya. Didalam matematika sendiri Cooperative learning dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positif dalam matematika. Seperti contoh membangun kepercayaan diri terhadap kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah matematika.Dan dapat meningkatkan berfikir kritis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. · Hal-hal yang pelu dipenuhi dalam Cooperative learning :
  • 4. a. Para siswa yang tegabung dalam suatu kelompok harus merasa bahwa mereka adalah bagian dari tim dan mempunyai tujuan bersama untuk di capai. b. Siswa harus menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi adalah masalah kelompok. Berhasil atau tidaknya suatu kelompok adalah tanggung jawab kelompok. c. Mencapai hasil yang maksimum dengan cara berbicara satu sama lain dalam mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Beberapa model Cooperative learning telah dikembangkan oleh para ahli. Beberapa diantaranya STAD dan Jigsaw. a) STAD Inti dari STAD (Student Team Acheviement Division) ini adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas emapat atau lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru. Setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaanya kepada guru. b) Jigsaw Setiap kelompok diberi tugas mempelajari topik tertentu yang berbeda. Siswa bertemu dengan anggota-anggota dari kelompok lain yang mempelajari topik sama untuk saling bertukar pendapat dan informasi. Setelah itu mereka kembali ke kelompoknya semula untuk menyampaikan apa yang didapatkannya. · Penggunaan Cooperative Learning 1. Memanfaatkan tugas pekerjaan rumah: a. Membentuk beberapa kelompok beranggotakan 3-4 orang setiap kelompok b. Mintalah mereka membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaan rumah c. Guru dapat membimbing memecahkan kesulitan-kesulitan yang siswa alami pada saat diskusi. d. Dapat memberikan perhatian secara individual untuk para siswa yang tidak aktif 2. Pembahasan Materi Baru: a. Guru menerangkan, mengembangkan, atau mendemostrasika suatu teknik baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
  • 5. b. Kemudian siswa disuruh untuk bekerja sendiri-sendiri menggunakan pengetahuan yang baru. c. Guru mengharapkan adanya pertanyaan dari para siswa tentang materi baru tersebut Untuk mengoptimalkan manfaat Cooperative Learning, keanggotaanya sebaiknya heterogen. Baik dari kemapuanya maupun kaakteristiknya, untuk menjamin keheterogenetas kelompok, maka gurulah yang membentuk kelompok. Ukuran besar kecilnya kelompok akan mempengaruhi pada kemapuan produktivitas kelompoknya. Didalam Cooperative Learning para siswa biasanya terlibat konflik-konflik verbal yang bekenaan dengan perbedaan pendapat anggota-anggota kelompoknya. Guru memaiknkan peranan yang menentukan dalam menerapkan Cooperative Learning yang efektif. 4. Pengajaran Teman Sebaya Sebagai Sumber Belajar a. Menurut berbagai ahli berpendapat bahwa tutor sebaya adalah : Dedi Supriyadi (1985, h.36) mengemukakan, bahwa : “Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu sisawa yang mengelami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”. Ischak dan Warji (1987, h.44) mengemukakan bahwa : “Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang dipelajarinya”. Conny Semiawan, dkk. (1987, h.70) mengemukakan bahwa : “Tutor sebaya itu adalah siswa yang pandai dapat memberikan bantuan belajar kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman-teman sekelasnya diluar sekolah”. Jadi, Tutor sebaya adalah sumber belajar selain guru, yaitu teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar kepada teman-teman sekelasnya disekolah. Bantuan belajar oleh sebaya dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami. Dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu dan sebagainya untuk bertanya ataupun minta bantuan. Sebagaiman dikemukakan oleh
  • 6. Longstreth (dalam Muntasir, dkk.1985, h. 82-83) hubungan anak dengan anak, sebagai berikut : “Interaksi kawan membukakan mata anak terhadap tingkah laku yang berlaku dalam kebudayaan itu, dan yang sering dilakukan, dan dengan demikian ia condong untuk mempelajari bentuk-bentuk tingkah laku yang dipakai untuk pergaulan yang berlaku …”. Tugas sebagai tutor merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang justru s ebenarnya kebutuhan anak itu sendiri. b. Prosedur Penyelenggaraan Tutor Sebaya Menurut Branley (1974, h.53) ada tiga model dasar dalam menyelenggarakan proses pembelajaran dengan tutor, yaitu : 1. Student to student 2. Group to tutor 3. Group to student Model Operasional Kelompok:
  • 7. B. Strategi Pembelajaran Matematika 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi berasal dari bahasa Yunani, pengertian strategi menurut etimologi ialah strategia yang artinya ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’. Dalam konteks perang strategi diartikan sebagai suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang angkatan darat atau laut. Selain itu strategi dapat didefinisikan sebagai suatu ide/pikiran yang disusun dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. “Strategi ialah suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal.” (Hidayat 2000:1) Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa “Strategi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.”
  • 8. Secara umum strategi diartikan suatu cara, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88). Dalam kaitannya dengan pembelajaran (matematika), strategi adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan denagn segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal. Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa, ‘Strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa.’ Maksudnya adalah strategi pembelajaran merupakan suatu rencana yang disusun oleh guru mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menghasilkan hasil belajar yang diinginkan guru pada siswa. Dari uraian di atas, pengertian strategi dalam kaitannya dengan pembelajaran (Matematika) adalah siasat atau kiat yang sengaja direncanakan oleh guru, berkenaan dengan segala persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal. GBRP, Program Tahunan, Rencana Pembelajaran, Program Satuan Pelajaran merupakan contoh strategi pembalajara yang tertulis. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun. Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum 2013. 2. Komponen-komponen dalam strategi pembelajaran Dick danCarey mengatakan bahwa ada lima komponen strategi pembelajaran, yaitu: - Kegiatan pembelajaran pendahuluan
  • 9. Dalam menyusun langkah yang akan dilakakukan saat kegiatan belajar mengajar perlu adanya kegiatan pembuka yang bertujuan agar siswa tertarik untuk fokus saat pembelajaran. Misalnya: memberikan motivasi kepada siswa, membuat siswa fokus pada pelajaran, mengetahui kemampuan siswa sebelum pembelajaran dimulai (pre-test tertulis maupun lisan). - Penyampaian informasi Strategi pembelajaran merupakan rangkaian prosedur yang memiliki tujuan tertentu untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Tujuan guru dalam membuat strategi pembelajaran adalah menyampaikan informasi (berupa materi) kepada siswa dengan langkah-langkah tertentu sehingga dapat mengembangkan keterampilan siswa baik dari aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotor. - Partisipasi siswa Strategi pembelajaran harus dibuat untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam membuat suatu strategi pembelajaran, harus bisa mengajak siswa untuk berpartisipasi di dalamnya (proses belajar mengajar). Contoh: strategi pembelajaran mendorong siswa untuk aktif di kelas seperti dalam hal bertanya, menjawab, berpendapat dan lain sebagainya. - Tes Tes merupakan cara untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan atau keterampilan siswa, oleh karena itu tes harus ada dalam strategi pembelajaran agar guru dapat mengevaluasi proses belajar mengajar yang telah dilakukannya. Contoh: quiz, ulangan harian, UTS, UAS. - Kegiatan lanjutan Kegiatan lanjutan diperlukan dalam strategi pembelajaran untuk membantu siswa lebih memahami lagi materi yang disamapaikan. Contoh: pemberian tugas untuk dikerjakan di rumah, rangkuman dari serangkaian proses pembelajaran dan lain sebagainya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran: a. Kompetensi yang akan dicapai.
  • 10. Pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang diharapkan bisa dimiliki siswa setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Dengan kata lain kompetensi ini merupakan tujuan dari kegiatan belajar mengajar yang akan kita laksanakan. b. Karakteristik Siswa. Sebelum berperang dengan musuh maka kenalilah dulu musuh itu. Begitu juga dalam pemilihan strategi pembelajaran sangat perlu bagi kita untuk mengetahui atau mengenali terlebih dahulu watak atau cara berfikir siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar informasi yang akan disajikan atau diberikan kepada siswa dapat diterima dengan baik dan mudah dipahami. Selain itu dengan memahami karakteristik dari siswa terlebih dahulu, komunikasi antara Guru dan siswa dapat berjalan lancar. c. Media pembelajaran Segala sesuatu yang ada di sekitar kegiatan belajar mengajar dapat dijadikan sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan materi kepada siswa. Dalam pemilihan strategi pembelajaran lebih baik disesuaikan dengan media pembelajaran apa yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar, media pembelajaran ini membantu Guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan Guru. Dengan kata lain media pembelajaran merupakan perantara antara Guru dengan siswa. d. Keefektifan. Pemilihan strategi pembelajaran perlu mempertimbangkan langkah-langkah mana yang efektif untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Langkah yang efektif dan praktis berfungsi untuk menyingkat waktu namun tujuan pembelajaran tetap tercapai. 3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Penggunaan strategi pembelajaran didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut: a. Berorientasi pada tujuan Segala kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa harus diupayakan untuk mencapai tujuan tepatnya untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. b. Aktivitas Strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi strategi pembelajaran harus dapat menciptakan siswa yang aktif dalam pembelajaran dan siswa yang berkompeten.
  • 11. c. Individualitas Strategi pembelajaran ditujukan untuk meningkatkan kemampuan atau pengetahuan setiap individu siswa. d. Integritas Strategi pembelajaran haruslah dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (aspek kepribadian siswa). 4. Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran a. Strategi Pembelajaran Langsung Model pembelajaran yang menggunakan pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh pengetahuan langkah demi langkah adalah model pengajaran langsung (direct intruction). Arends (2001) menyatakan: ”Direct instruction is a teacher-centered model that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented”. Artinya: Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah:  Menetapkan tujuan Menentukan materi apa yang akan diberikan untuk siswa dan menentukan keterampilan yang diharapkan untuk siswa menguasainya. Tujuan yang ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar. Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam menyimak materi pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi penggunaan model ini.  Penjelasan dan/atau demonstrasi penyampaian informasi megenai materi dilakukan dengan menjelaskan atau mendemonstrasikannya di depan kelas. Dalam hal ini guru harus menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa agar siswa mendapatkan wawasan yang luas mengenai materi tersebut. Selain itu dengan menguasai materi guru dapat mengelolah kelas dengan baik.
  • 12.  Panduan praktik Setelah menjelaskan materi, memberikan petunjuk untuk mempraktikannya ke dalam suatu pemecahan masalah  Umpan balik memberikan tanggapan terhadap hasil kinerja dari pempraktikan materi.  Perluasan praktik Memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan materi yang telah disampaikan guru kepada siswa dengan memberikan tugas, latihan, dan semacamnya. b. Strategi Pembelajaran Diskusi Secara umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dimana dalam proses terdapat pertukaran informasi memiliki tujuan yang sama yaitu mencari solusi untuk memcahkan suatu masalah. Sedangkan yang dimaksud dengan diskusi kelas adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok dimana setiap kelompok mendapat tanggung jawab untuk mendiskusikan sesuai dengan topik yang diberikan guru di kelas. Untuk menciptakan suasana diskusi yang aktif, guru berperan sebagai pemimpin diskusi atau moderator dalam diskusi dimana guru di sini bertugas untuk mengarahkan pembicaraan dalam diskusi. Dan diakhir diskusi guru memberikan rangkuman hasil diskusi dengan mengevaluasinya juga. c. Strategi Pembelajaran Kooperatif Strategi pembelajaran kooperatif diterapkan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk diselesaikan bersama dengan kelompok masing-masing sehingga dalam memecahkan suatu masalah pada suatu kelompok, setiap individu akan berpartisipasi dan dalat saling melengkapi mengenai materi yang diajarkan. Kemudian antara kelompok satu dengan kelompok yang lain menyampaikan informasi yang akan didapat dalam suatu penyelesaian masalah. Dalam strategi ini guru berperan sebagai moderator dari setiap kelompok dan memberikan panduan mengenai jalannya kerja kelompok. Ada empat unsur yang penting dalam strategi ini, yaitu: - Adanya peserta dalam kelompok
  • 13. - Adanya aturan keompok - Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok. - Adanya tujuan yang harus dicapai. d. Strategi Pembelajaran Problem Solving “Pemecahan masalah (problem solving) didefinisikan sebagai suaru proses penghiilangan perbedaan atau ketidaksesuaian yang terjadi antara hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan.”(Hunsaker, 2005) Mu’Qodin (2002) mengatakan bahwa problem solving adalah suatu keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang dicapai dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat. Berdasarkan dari beberapa definisi problem solving yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa problem solving merupakan keterampilan yang meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi dan mengidentifikasi masalah untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran. Implementasi strategi problem solving dalam pembelajaran Matematika adalah guru mengajarkan kepada siswa penggunaan grafik untuk mengolah suatu data. C. Pendekatan Pembelajaran Matematika Pendekatan pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan beradaptasi dengan siswa. 1. Orientasi Pendekatan Open- Ended dalam Pembelajaran Matematika Kegiatan berpikir yang sulit terlepas dari matematika, seperti memahami suatu konsep matematika, memecahkan permasalahan matematika, menkonstruksi suatu teori, atau menyelesaikan permasalahan dengan menerapkan matematika disebut kegiatan matematika. a. Mengkonstruksi Problem
  • 14. Problem Open-Ended tidak mudah dikembangkan oleh siswa dengan beragam kemampuan. Melalui penelitian di Jepang ditemukan beberapa hal yang menjadi acuan dalam mengkreasi problem tersebut diantaranya: 1) Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata 2) Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat- sifat dari variabel dalam persoalan itu. 3) Sajikan bentuk- bentuk atau bangun- bangun geometri. 4) Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika. 5) Berikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori 6) Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat mengeneralisasi dari pekerjaanya b. Mengembangkan Rencana Pembelajaran Setelah guru mengknstruksi dengan baik, tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran sebelum problem itu ditampilkan di kelas adalah : · Apakah problem itu kaya dengan konsep- konsep matematika dan berharga? Problem harus mendorong siswa untuk berpikir dari berbagai sudut pandang · Apakah level matematika dari problem itu cocok untuk siswa? Pada saat siswa menyelesaikan problem Open- ended, mereka harus menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka punyai · Apakah problem itu mengundang perkembangan konsep matematika lebih lanjut ? Problem harus memiliki keterkaitan atau dihubungkan dengan konsep- konsep matematika yang lebih tinggi sehingga dapat memacu siswa untuk berpikir tingkat tinggi Setelah kita memformulasi problem mengikuti kriteria yang dikemukakan, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pembelajaran yang baik. Tahapnya adalah sebagai berikut:  Tuliskan respon siswa yang diharapkan Siswa diharapkan merespon problem open- ended dengan berbagai cara. Oleh karena itu guru harus menulis daftar antisipasi respon siswa terhadap problem.  Tujuan dari problem itu harus jelas
  • 15.  Sajikan problem semenarik mungkin Konteks permasalahan yang diberikan harus dikenal baik oleh siswa dan harus menbangkitkan semangat intelektual.  Lengkapi prinsip posing problem sehingga siswa memahami dengan mudah maksud dari problem itu. Problem harus diekspresikan sedemikian sehingga siswa dapat memahaminya dengan mudah dan menemukan pendekatan pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan jika eksplanasi problem terlalu ringkas.  Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem Kadang- kadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan problem, memecahkannya mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian, dan merangkum apa yang telah siswa pelajari. Oleh karena itu, guru harus memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengeksplorasi problem. c. Kenggulan dan Kelemahan Pendekatan Open- Ended Dalam pendekatan Open- Ended guru memberikan permasalahan kepada siswa yang solusinya atau jawabannya tidak perlu ditentukan hanya satu jalan/ cara. Guru harus memanfaatkan keberagaman cara atau prosedur untuk menyelesaikan masalah itu untuk memberi pengalaman siswa dalam menemukan sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan cara berpikir matematik yang telah diperoleh sebelumnya. Keunggulan pendekatan Open- ended adalah : 1. Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikanidenya. 2. Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematik secara komprehensif. 3. Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri. 4. Siswa secara instringsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan. 5. Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan. Kelemahan pendekatan open- ended adalah :
  • 16. 1. Membuat dan menyiapkan masalah metematik yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan mudah. 2. Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan. 3. Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka. 4. Mungkin ada sebagaian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitanyang mereka hadapi. e. Contoh Pendekatan Open- Ended Problem : Contoh respon yang siswa harapkan :
  • 17. Sudut Pandang Respon Siswa Perubahan Rasio 1. Bila x naik maka y naik 2. Kemiringannya sama 3. Tingkat perubahannya tetap 4. Gradiennya positif 5. Grafiknya naik ke kanan atas 6. Terdapat perbandingan tetap antara y dan x Pernyataan 7. Fungsi tersebut berbentuk y= ax 8. Y merupakan fungsi linear terhadap x Grafik 9. Grafiknya berupa garis lurus 10. Grafiknya melalui titik asal 11. Grafiknya simetris terhadap titik pusat 12. Grafik melalui kuadran pertama dan ketiga 13. Grafik melalui titik (2,4) Range 14. Rangenya tak hingga 2. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Realistik a. Pengantar Salah satu pembelajaran matematika yang akhir- akhir ini sedang marak dibicarakan orang adalah pembelajaran menggunakan pendekatan realistik. Beberapa penelitian pendahuluan di beberapa negara menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan realistik sekurang- kurangnya dapat membuat: 1. Matemtika lebih menarik, relevan, dan bermakana tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak. 2. Mepertimbangkan tingkat kemampuan siswa. 3. Menekankan belajar matematika pada learning by doing 4. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika dengan tanpa menggunakn penyelesaian yang baku. 5. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika ( Kuiper & Knuver, 1993) b. Inovasi Pembelajaran Matematika Romberg mengatakan bahwa dalam pendidikan matematika, individu atau kelompok dapat membuat suatu prodk baru untuk memperbaiki suatu pembelajaran, produk ini mungkin berupa materi pembelajaran baruteknik pembelajaran baru, ataupun program pembelajaran baru .
  • 18. Program ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan hasil proses belajar mengajar yang ditandai dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menyerap konsep- konsep, prosedur dan alogaritma matematika. c. Pendekatan Realistik diantara Pendekatan Lainnya dalam Pendidikan Matematika Secara umum terdapat empat pendekatan pembelajaran matematika yang dikenal, yaitu : mechanistic, structuralistic, empiristic, dan realistik. a. Menurut filosofi mechanistic manusia ibarat komputer sehingga dapat diprogram dengan cara drill untuk mengerjakn hitungan dan menampilkan aljabar pada level yang paling sederhana bahkan mungkin dalam penelesaian geometri. b. Menurut filosofi structuralistic, yang secara historis berakar pada pengajaran geometri tradisional, bahwa matematika dan sistemnya terstruktur secara baik. c. Menurut filosofi empiristik bahwa dunia adalah kenyataan. Dalam pandangan ini kepada siswa disediakan berbagai material yang sesuai dengan dunia kehidupan para siswa.para siswa mendapat kesempatan untuk mendapatlan pengalaman yang berguna. d. Menurut filosofi realistic siswa diberikan tugas- tugas yang mendekati kenyataan yaitu yang dari dalam siswa akan memperluas dunia kehidupannya. d. Prinsip- Prinsip Pembelajaran Realistik Lima prinsip utama dalam kurikulum matematika realistik yaitu: · Dominasi oleh masalah- masalah dalam konteks · Perhatian diberikan pada pengembangan model- model, situasi, skema, dan simbol-simbol · Sumbangan dari siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran manjadi konstruktif dan produktif · Interaktif sebagai karakteristik dari proses pembelajaran matematika · Mambuat jalinan antar topik, antar pokok bahasan atau antar strand Menurut Treffersdan Goffree (1985, dalam De Large 1996) bahwa masalah kontekstual dalam kurikulum realistik berguna untuk mengisi sejumlah fungsi: a) Pembentukan konsep: para siswa diperkenankan untuk masuk ke dalam matematika secra alamiah dan termotivasi
  • 19. b) Pembentukan model: masalah- masalah kontekstual memasuki fondasi siwa untuk belajar operasi, prosedur, notasi, dan aturan c) Keterterapan: masalah kontekstual menggunakan reality sebagai sumber dan domain untuk terapan d) Praktek dan latihan dari kemampuan spesifik dalam situasi terapan e. Pertimbangan Menggunakan Pendekatan Realistik Dikaitkan dengan prinsip- prinsip pembelajaran dalam pendekatan matematika realistik. Berikut ini merupakan rambu- rambu penerapannya: 1. Bagimana guru menyampaikan matematika kontekstual sebagai starring point pembelajaran 2. Bagaimana guru menstimulasi, membimbing, dan menfasilitasi agar prosedur, alogaritma, simbol skema dan model yang dibuat oleh siswa mengarahkan mereka untuk sampai kepada matematika formal 3. Bagaimana guru memberi atau mengarahkan kelas, kelompok, maupun individu untuk menciptakan free production, menciptakan caranya sendiri dalma menyelesaikan soal atau menginterpretasikan problem kontekstual, sehingga tercipta berbagai macam pendekatan, atau metode penyelesaian atau alogaritma 4. Bagaimana guru mmbuat kelas bekerja secara interaktif sehingga interaksi diantara mereka antara siswa dengan siswa dalam kelompok kecil, dan antara anggota- anggota kelompok dalam presentasi umum, serta antara siswa dan guru 5. Bagaimana guru membuat jalinan antara topik dengan topik lain, antara konsep dengan konsep lain dan antara satu simbol dengan simbol lain didalam rangkaian matematika Sebuah laporan penelitian terhadap implementasi pembelajaran matematikaberdasarkan realistik mengatakan bahwa: · Sekurang- kurangnya telah mengubah sikap siswa menjadi lebih tertarik terhadap matematika · Siswa menyenangi matematika dengan pendekatan pembelajran yang diberikan dengan alasan cara belajrnya berbeda dari biasanya
  • 20. Beberapa rekomendasi hasil studi tersebut antara lain mengingat bahwa tidaka ada cara belajra mengajar yang terbaik, maka pendekatan realistik perlu dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai alternatif dalam pembelajaran matematika f. Contoh Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Realistik Matematika 1. Membandingkan dan menukar (barter) 2. Kombinasi harga- harga 3. Mencari harga berbagai barang 4. Pola dan formula 5. Konstruksi baja 6. Desain ubin lantai 7. Pola- pola dasar D. Metode dan Teknik Pembelajaran Matematika Metode pembelajaran adalah cara menyajikan materi yang bersifat umum. Kemampuan metode mengajar dari seorang guru selalu disertai kemampuan teknik-teknik mengajarkan bidang studinya. Dengan demikian, metode dan teknik diibaratkan dua sisi mata uang yang berbeda tetapi tidak terpisah dalam pelaksanaannya di lapangan. Matematika adalah pelajaran yang paling sulit dipelajari, jadi jarang siswa yang menyukai pelajaran matematika. Untuk mata pelajaran matematika, guru diminta agar tidak mendominasi kelas dan pengajaran berpusat pada siswa. Guru harus memperhatikan metode yang sesuai dengan tuntutan itu apakah penerapannya sudah efektif dan efisien. Pemilihan metode yang tepat dapat lebih meningkatkan hasil proses belajar mengajar. Setiap metode tidak berdiri sendiri tanpa terlibatnya metode yang lain. 1. Metode Ceramah Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Pada metode ini guru lebih mendominasi dalam kegiatan belajar mengajar. Kelebihan metode ceramah: - Dapat menampung kelas besar, tiap murid mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan, dan karena biaya yang diperlukan menjadi relatif lebih murah. - Konsep yang disajikan secar hierarki akan memberikan fasilitas belajar kepada siswa.
  • 21. - Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting, hingga waktu energi dapat digunakan sebaik mungkin. - Isi silabus dapat diselesaikan denagn lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa. - Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran, tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran dengan ceramah. Kelamahan metode ceramah: - Pelajaran berjalan membosankan dan murid-murid menjadi pasif, karena tidak berkesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang dijabarkan. - Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat murid tidak mampu menguasai bahan ynag diajarakan. - Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan. - Ceramah menyebabkan belajar murid menjadi “belajar menghafal” (rote learning) yang tidak mengakibatkan timbulnya perhatian. Metode ceramah perlu dipakai jika: - Bertujuan untuk memberikan informasi. - Materi yang disajikan belum ada dalam sumber-sumber yang lain. - Materi sajian telah disesuaikan dengan kemampuan kelompok yang akan menerimanya. - Materinya menarik atau dibuat manarik. - Setelah ceramah selesai diadakan cara lain untuk pengendapan agar lebih lama diingat. Metode ceramah tidak dipakai jika: - Tujuan instruksionalnya bukan hanya memberikan informasi, tetapi misalnya agar murid kreatif, terampil, atau menyangkut aspek kognitif yang lebih tinggi. - Diperlukan ingatan yang tahan lama.
  • 22. - Diperlukan partisipasi aktif dari murid untuk mencapai tujuan instrulsional. - Kemampuan kelas rendah. 2. Metode Ekspositori Pada metode ekspositori murid lebih aktif daripada metode ceramah. Murid tidak hanya mendengarkan dan mencatat, tetapi juga diminta membuat soal dan bertanya kalau tidak dimengerti. Guru memeriksa pekerjaan murid. David P. Ausubel berpendapat bahawa metode ekspositori yang baik merupakan cara mengajar yang paling efisien dalam menanamkan belajar bermakna. Ausubel membedakan belajar menjadi: a. Belajar dengan menerima (reception learning) b. Belajar melalui penemuan (discovery learning) Belajar juga dibedakan menjadi: a. Belajar dengn menghafal (rote learning) b. Belajar denagn pengertian (meaningful learning) 3. Metode Demonstrasi Pada metode ini aktivitas murid lebih banyak dilibatkan sehingga dominasi guru lebih berkurang. Ciri metode demonstrasi adanya penonjolan mengenai suatu kemampuan, misalnya kemampuan membuktikan teorema dan menurunkan rumus. Sedangkan yang berhubungan dengan penggunaan alat, misalnya pemakaian sepasang segitiga untuk memggambar dua garis sejajar dan tegak lurus. Setelah demonstrasi selesai, hendaknya disusul kegiatan diskusi. 4. Metode Driil dan Metode Latihan Kemampuan mengingat fakta-fakta dasar hitungan tergantung pada ingatan. Cepat mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain bersifat lisan merupakan hal-hal yang perlu untuk “hafal”. Kemampuan ini merupakan tujaan dari metode drill. Tujuan metode drill adalah agar siswa hafal dan cepat dalam fakta-fakta matematika. Sedangkan latihan diperlukan agra siswa terampil menyelesaikan soal-soal yang pengertian dan prosedur penyelesaiannya sudah dipahami.
  • 23. 5. Metode Tanya Jawab Dengan metode tanya jawab siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. Karena pertanyaan-pertanyaan dari guru harus mereka jawab. Untuk menghindari sikap guru yang tidak menyenangkan, agar siswa menjadi lebih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan metode tanya jawab, guru hendaknya berlaku sebagai berikut: a. Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek mutunya. b. Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. c. Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil berpikirnya di depan kelas atau papan tulis atau memperlihatkan hasil karyanya. d. Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan. e. Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang disengaja. f. Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya. 6. Metode Penemuan Kata penemuan sebagai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Dalam belajarnya ini siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru. Melaksanakan pengajaran dengan metode penemuan harus memperhatikan siswa yang cerdas dan yang kurang kecerdasannya. Bagi yang cerdas hendaknya diberikan tugas yang lain agar tidak bosan menunggu hasil temannya. Untuk merencanakan pengajaran penemuan hendaknya diperhatikan: a. Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh b. Hasil (bentuk) akhir harus ditemukan sendiri oleh siswa c. Prasyaart-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa
  • 24. d. Guru hanya bertindak sebagai pengarah dan pembimbing Kelebihan metode penemuan: a. Siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar, karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan hasil akhir b. Siswa memahami benar bahan pelajaran, karena mengalami sendiri proses menemukannya c. Menemukan sendiri menimbulkan rasa puas d. Siswa akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks e. Melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri Kelemahan metode penemuan: a. Metode banyak menyita waktu dan tidak menjamin siswa tetap semangat mencari penemuan-penemuan. b. Tidak tiap mempunyai guru selera atau kemampuan mengajar dengan cara penemuan. c. Tidak semua anak mampu melakukan penemuan. d. Metode ini tidak dapat digunakan untuk mengajarkan tiap topik. e. Kelas yang banyak guru akan sangat merepotkan guru dalam memberikan bimbingan 7. Metode Inkuiri Metode inkuiri adalah metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan. Mengajar inkuiri dapat dilakukan melalui ekspositori, kelompok dan cara sendiri-sendiri. Tujuan mengajar inkuiri adalah agar siswa tahu dan metode ilmiah dengan inkuiri dan mampu mentrasfer ke dalam situasi lain. Adapun tahap metode inkuiri: a. Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan dan teka teki.
  • 25. b. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang digunakan untuk memecahkan pertanyaan, pernyataan dan masalah. c. Siswa menghayati pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuiri yang baru dilaksanakan. d. Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain. 8. Metode Permainan Permainan matematika adalah suatu kegiatan yang menggembirakan yang dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional pengamatan matematika. Tujuannya dapat menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, atau afektif. Permainan matematika dapat meningkatkan kemampuan, penanaman konsep, pemahaman dan pemantapannya, meningkatkan kemampuna menemukan dan memecahakn masalah. Metode permainan memerlukan perumusan tujuan instruksional yang jelas, penilaian topik atau subtopik, perincian kegiatan belajar mengajar. Kelemahan metode permainan: a. Tidak semua topik dapat disajikan melalui permainan b. Memerlukan banyak waktu c. Penentuan kalah menang dapat berdampak negatif d. Mengganggu ketenangan belajar di kelas lain 9. Metode Pemberian Tugas Metode ini mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya pertanggungjawaban dari murid. Cara guru menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan kesukaran. Maksud pemberian tugas soal-soal pekerjaan rumah adalah agar murid terampil menyelesaikan soal, lebih memahami, dan mendalami pelajran yang diberikan di sekolah.  Teknik Bertanya dan Memberiakan Motivasi
  • 26. Salah satu persiapan pembelajaran matematika adalah menentukan tujuan dan ujung kegiatan intinya adalah mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa melalui kegiatan penilaian. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam persiapan atau perencanaan kegiatan pembelajran matematika adalah menentukan strategi pemberian motivasi kepada siswa untuk belajar 1. Taksonomi Bloom Tujuan penyajian taksonomi Bloom ke dalam bentuk klasifikasi hierarki dimaksudkan untuk mengategorisasi hasil perubahan kognisi pada diri siswa sebagai hasil sebuah pembelajaran. Taksonomi Bloom yang dimaksud adalah: a. Pengetahuan (Knowledge/C1), menekankan pada proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah siswa peroleh secar tepat sesuaia dengan apa yang telah mereka peroleh sebelumnya. b. Pemahaman (Comprehension/C2), adalh tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognisi yang berhubungan dengan penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. c. Penerapan (Application/C3), adalah kemampuan kognisi yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu. d. Analisis (Analysis/C4), adalah kemampuan untuk memilih sebuah informasi ke dalam komponen-komponen sedemikian hingga hierarki dan keterkaitan antar idea dalam informasi tersebut menjadi tampak dan jelas. e. Sintesis (Synthesis/C5), adalah kemampuan untuk mengombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struketur yang unik atau sistem f. Evaluasi (Evaluation/C6) adalah kegiatan membuat penilaian (judgment) berkenaan denagn nilai sebuah idea, kreasi, cara atau metode. 2. Strategi Mengajukan Pertanyaan Seandainya mamapu, guru dapat: - Mengembangkan pertanyaan yang baik, benar, dan relevan.
  • 27. - Melibatkan semua siswa dalam kegiatan bertanya dan menjawab pertanyaan. - Mengondisikan serta mendorong diskusi kelas, strategi mengajukan pertanyaan dapat menjadi prosedur yang potensial untuk kegiatan tinjau-ulang materi-materi matematika yang telah disampaikan. 3. Tipe-tipe Pertanyaan Tipe-tipe pertanyaan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika antara lain pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan, pamahaman, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi tentang fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip. 4. Mengembangkan Strategi Bertanya yang Efektif Dalam sebuah pembelajaran, partanyaan yang ditujukan bagi siswa hendaknya memperhatikan tingkat kesukaran pertanyaan tersebut. Karena kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan siswa tidak sama, maka dominasi siswa yang berkemampuan lebih harus dihindari. Strategi pemberian pertanyaan dalam pembelajaran metematika akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar selama diberikan secara efektif dan efisien. 5. Mendiagnosis dan Memberikan Motivasi Belajar Masalah rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal: - Kegagalan berulang ynag dialami oleh siswa dalem melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan matematika - Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dalm belajar metematika. - Ketidakserasian dalam berinteraksi amtara siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru - Kekeliruan siswa memakai dalm memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam matematika. Agar siswa lebih termotivasi, hendaknya guru:
  • 28. - Memperlihatkan betapa bermanfaatnya matematika bagi kehidupan melalui contoh-contoh penerapan matematika yang relevan dengan dunia keseharian siswa - Menggunakan teknik, metode dan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat sesuai dengan karakteristik topik yang disajikan - Memanfaatkan teknik, metode, dan pendekatan yang bervariasi dalam pembelajaran matematika agar tidak monoton.
  • 29. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan 1. Model pembelajaran matematika terdiri dari pembelajaran klasik, individu, cooperative learning dan pengajaran teman sebaya. Model merupakan bungkus dari penerapan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. 2. Jenis strategi pembelajaran matematika adalah pembelajaran langsung, diskusi, kooperatif dan problem solving. 3. Pendekatan pembelajaran matematika terdiri dari pendekatan konstruktivis, pemecahan masalah matematiak, open-ended, pendekatan realistik 4. Metode dan pembelajaran matematika antara lain adalah ceramah, ekspositori, inkuiri, penemuan, permainan, demonstrasi, pemberian tugas, drill dan latihan.
  • 30. B. Saran Dari kesimpulan di atas, kami memberikan saran: 1. Sebagai calon guru, kita harus menggunakan model, strategi, pendekatan, metode, dan teknik dalam pembelajaran matematika yang efektif dan efisien agar siswa dapat menerima pelajaran matematika dengan mudah. 2. Sebagai calon guru, kita harus menentukan model pembelajaran matematika yang tepat dengan materi pada kurikulum yang sedang digunakan. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1 A.Latar Belakang.........................................................................................................................1 B.Tujuan......................................................................................................................................1 C.Ruang Lingkup.........................................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2 A.Model Pembelajaran Matematika............................................................................................2 B.Strategi Pembelajaran Matematika..........................................................................................7 C.Pendekatan Pembelajaran Matematika..................................................................................13 D.Metode dan Teknik Pembelajaran Matematika.....................................................................20
  • 31. BAB III PENUTUP.......................................................................................................................29 A.Kesimpulan............................................................................................................................29 B.Saran.......................................................................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Bandung Supriawan, Dedi dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung. Pembelajaran. http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-metode- teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.