1. Hewan intervebrata sering dijumpai, baik di daratan maupun di perairan. Hewan ini termasuk
ke dalam kelompok hewan yang memiliki kartilago atau endoskeleton. Yang termasuk dalam
hewan invertebrata adalah Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Anlida,
Artropoda, Mollusca, dan Echinodermata.
A. Filum Porifera
Porifera adalah hewan yang paling sederhana. Bentuk tubuhnya seperti tabung dan banyak
terdapat pori. Di dalam pori terdapat spongiosol (rongga tubuh). Sebagian besar dari kelompok
ini hidup di laut. Tubuh hewan ini terdiri atas banyak sel atau multiseluler yang bersifat
diploblastik (dua lapisan sel) sehingga sering disebut multiselular primitif. Lapisan luar
(ectoderm) disusun oleh sel-sel epidermis, sedangkan lapisan dalam (endoderm) disusun sel-sel
koanosit yang memiliki flagel.
Porifera tidak memiliki sistem saluran pencernaan sehingga makanan (plankton dan bahan
organik) langsung masuk dalam sel koanosit dan di edarkan ke seluruh bagian tubuh. Sistem
reproduksi porifera dapat dilakukan dengan cara vegetatif (aseksual) lewat pembentukan kuncup
atau generatif (seksual) lewat pertemuan ovum dan spermatozoid. Hewan ini biasanya
dimanfaatkan dalam pembuatan spons yang digunakan sebagai alat penggosok tubuh waktu
mandi.
Struktur tubuh Porifera
Porifera berasal dari kata porus = lubang-lubang kecil, dan fera = mengandung. Jadi, porifera berarti
hewan yang memiliki pori-pori. Dalam kehidupan, porifera belum memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Pada beberapa negara maju, misalnya Amerika, porifera dimanfaatkan untuk memproduksi spons.
Spons tersebut dimanfaatkan sebagai alat penggosok tubuh pada waktu mandi dan alat untuk
membersihkan kaca.
Ciri-ciri umum Porifera
1. Porifera merupakan hewan metazoa yang paling sederhana.
2. Tubuh terdiri atas banyak sel.
2. 3. Bentuk tubuhnya seperti tabung atau jambangan yang berpori dan di dalamnya
terdapat rongga tubuh.
4. Biasanya hidup di laut, mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal hingga
daerah berkedalaman 5,5km.
5. Tubuhnya melekat pada suatu dasar dan tidak dapat berpindah tempat (sesil).
6. Struktur tubuhnya memiliki dua lapisan sel (dipliblastik), yaitu lapisan luar dan
lapisan dalam.
7. Makanan porifera berupa plankton atau bahan organik yang masuk bersama
aliran air melewati pori.
8. Tidak memiliki sistem saluran pencernaan makanan. Sistem pencernaannya
berlangsung secara intraseluler.
A. Filum Coelenterata
Coelenterata merupakan hewan yang sebagian besar hidup di laut. Tubuhnya terdiri atas lapisan
ectoderm (epidermis) dan i(gastrodermis). Gastrodermis merupakan rongga yang berfungsi untuk
mencerna makanan. Hewan ini tidak memilikii anus dan di sekitar mulut terdapat banyak
tentakel.
Tentakel mempunyai fungsi berikut:
a. Sebagai alat penangkap mangsa
b. Sebagai alat pertahanan tubuh
c. Sebagai alat gerak
Coelenterata ada yang hidup terikat pada satu objek (polip). Biasanya, ia akan menempel
pada dasar perairan, baik sendirian atau berkelompok. Ada pula yang berenang bebas
(medusa) melayang-layang di dalam air.
Filum coelenterata dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelas Hydrozoa (Hidra dan
Obelia), Schypozoa (Aurelia sp), dan Anthozoa (anemon laut, koral batu atau koral
kapur, dan Metridium marginatum. Ubur-ubur adalah salah satu contoh coelenterata yang
dapat dimanfaatkan dalam bahan pembuatan kosmetik dan bahan makanan.
3. Daur Hidup Aurelia
oelenterata berasal dari kata Yunani, koilos = rongga, dan enteron = usus. Jadi,
coelenterata adalah hewan yang berrongga. Kebanyakan hewan coelenterata
menguntungkan manusia, misalnya ubur-ubur. Aurelia dapat dimanfaatkan sebagai
tepung ubur-ubur dan untuk bahan kosmetik. Bbrp jenis hewan tertentu, kerangka
tubuhnya dapat dimanfaatkan untuk hiasan, misalnya karang merah.
Bbrp kerangka tubuh coelenterata dapat membentuk karang pantai yang dapat
melindungi pantai dari ombak shg dapat mencegah terjadinya erosi di pantai.
Ciri-ciri umum Coelenterata
1. Kebanyakan hidup di laut, hanya bbrp jenis yang hidup di air tawar.
2. Termasuk hewan metazoa yang bersifat diploblastik.
3. Bentuk tubuhnya simetri radial.
4. Tidak memiliki anus, shg sisa makanan dikeluarkan dari mulut dengan cara
dimuntahkan.
5. Reproduksi berlangsung secara seksual dan aseksual.
B. Filum Platyhelminthes
4. Platyhelminthes adalah cacing yang tubuhnya berbentuk pipih dengan susunan tubuh simetris
bilateral. Platyhelminthes merupakan hewan tripoblastik aselomata, bersifat hermafrodit, parasit,
serta tidak memiliki peredaran darah dan sistem respirasi. Alat pencernaannya juga belum
sempurna. Alat ekskresi hewan ini berupa sel api.
Filum platyhelminthes dapat dikelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Kelas turbelaria, kelas cacing yang memiliki alat gerak berupa siliata atau rambut getar.
Contohnya, Planaria naculata sp.
2. Kelas trematoda, cacing isap yang hidupnya bersifat parasit. Contohnya, faciola hepatica,
Clonorchis sinensis, dan Schistosoma japanicum.
3. Kelas cestoda, cacing pita yang hidup pada tubuh manusia atau hewan. Contohnya, Taenia
solium, Taenia saginata, Hymnelopsis nana, Diphyllobothrium latum, dan Echinococcus
granulosus.
Daur Hidup Platyhelminthes
Platyhelmintes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy =
pipih, dan helmintes = cacing). Kelompok cacing pipih ini memiliki struktur tubuh paling
sederhana dibandingkan susunan tubuh cacing pada filum lainnya.
Ciri-ciri Platyhelmintes
1. Memiliki struktur tubuh pipih, ada yang berbentuk seperti pipa, lunak, dan tak
bersegmen.
2. Susunan tubuhnya simetri bilateral.
3. Merupakan hewan triploblastik aselomata.
4. Tidak memiliki sistem peredaran darah dan respirasi.
5. Alat pencernaannya belum sempurna, umumnya hanya mempunyai mulut dan
tidak memiliki anus.
C. Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes adalah cacing yang berbentuk giling dan tidak bersegmen, hidup sebagai
parasit, dan merupakan hewan tripoblastik pseudoselomata. Bentuk tubuhnya simetri bilateral,
memiliki tiga lapis dinding [lapisan ectoderm (luar), endoderm (dalam), dan mesoderm (tengah)
yang masih semu], dan telah memiliki saluran pencernaan yang sempurna. Sistem reproduksi
secara seksual dan fertilisaasi terjadi secara internal.
5. Contoh Nemathelminthes:
Ascaris lumbricoides
Ancylostoma duodenale
Cacing loa
Enterobius vermicularis
Heterodera redicicola
Trichinella spiralis
Wuchereria bancrofti
Daur Hidup Nemathelminthes
Nemathelmintes berasal dari bahasa Yunani, Nematos = benang, nelmintes = cacing.
Jadi, nemathelmintes berarti cacing benang. Tubuh nemathelmintes bergerak bulat
panjang dan tidak bersegmen sehingga cacing tersebut dikenal juga dengan sebutan
cacing gilig. Nemathelmintes ada yang hidup secara bebas dan ada juga yang hidup
sbg parasit.
Ciri-ciri Nemathelmintes
1. Merupakan hewan triploblastik yang memiliki selom semu sehingga anggotanya
dikenal sebagai hewan triploblastik pseudoselomata.
2. Memiliki bentuk tubuh simetri bilateral.
3. Dinding tubuhnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm.
4. Semua anggotanya bereproduksi secara seksual.
5. Cacing betina pada umumnya berukuran lebih besar dibandingkan cacing jantan.
6. Tubuhnya tertutup dengan lapisan kutikula.
D. Filum Anelida
6. Anelida merupakan cacing yang berbentuk gelang atau cincin, tubuh bersegmen dan telah
memiliki tiga lapis dinding yang nyata (lapisan ectoderm, endoderm, dan mesoderm) sehingga
kelas filum ini disebut tripoblastik selomata. Sistem transportasi dalam tubuh telah sempurna
memiliki alat ekskresi berupa nefridium, sistem peredaran darah tertutup,serta memiliki mulut
dan anus. Cacing ini mudah ditemukan di daerah tanah yang gembur dan tumpukan sampah
tumbuh-tumbuhan.
Filum anelida ini dapat di kelompokkan menjadi tiga kelas, yaitu:
1. Kelas Polychaeta, cacing yang memiliki banyak seta atau rambut. Contohnya, Arenicola,
Eunice viridis, Lysidice oele, dan Nereis virens.
2. Kelas Oligochaeta, cacing yang memiliki sedikit seta atau rambut. Contoh yang paling di kenal
adalah cacing tanah, seperti Lumbricus terretris dan Pheretima sp. Contoh lainnya adalah
Aelosoma, Nais dan Tubifex.
3. Kelas Hirudinea, cacing yang tidak memiliki rambut atau seta. Contohnya, Hirudo medicianlis,
Haemadipsa zeylanica (pacet), dan Hirudinaria javanica (lintah kuning).
Struktur tubuh Anelida
Kata Annelida berasal dari bahasa Yunani, yaitu annulus yang berarti gelang atau
segmen. Jadi, annelida dapat diartikan sebagai cacing yang tubuhnya bersegmen-
segmen menyerupai cincin/gelang.
Ciri-ciri Annelida
1. Merupakan hewan triploblastik selomata.
2. Pernafasan biasa dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya.
3. Ada yang bersifat hermafrodit dan ada yang monocious.
4. Memiliki alat gerak berupa rambut atau seta yang terdapat di permukaan kulit.
5. Kebanyakan ditemukan di daerah tanah gembur dan tumpukan sampah tumbuh-
tumbuhan.
E. Filum Mollusca
Mollusca adalah jenis hewan bertubuh lunak dan multiseluler. Tubuhnya simetris bilateral dan
tidak beruas. Hewan ini termasuk ke dalam kelompok hewan tripoblastik dan memiliki cangkang
atau cangkok. Cangkok ini terbuat dari kelenjar lendir dan bahan CaCo3 yang dimiliki mollusca
pada bagian mantel. Mantel juga membungkus sistem pada mollusca seperti sistem pencernaan,
peredaran darah, ekskresi, saraf, reproduksi, dan sistem otot. Pembungkus tersebut terbuat dari
7. jaringan khusus. Mollusca mudah ditemukan di berbagai tempat sehingga di sebut hewan
kosmopolit.
Berdasarkan bentuk struktur tubuh, mollusca dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelas.
1. Kelas Amphineura, memiliki cangkok yang terdiri atas delapan kepingan kapur. Tubuh berbntuk
bulat, seperti telur, pipih dan simetris bilateral. Hewan ini hanya terdapat di laut yang mlekat
pada batu-batuan. Proses makan terjadi secara sempurna mulai dari mulut dan berakhir di anus.
Radula (lidah mulut) terdapat di bagian kepala yang melengkapi struktur mulut, tidak
bertentakel, dan tidak memiliki mata. Amphineura bereproduksi secara seksual. Sistem saraf
terdiri dari dinding esophagus.
Contoh dari kelas ini adalah: Chiton dan Caetopleura apiculata.
2. Kelas Chepalopoda, memiliki kaki di bagian kepala. Tubuh berbentuk gelondong yang terdiri
atas kepala, leher, dan badan. Selain itu, hewan ini tidak bercangkok. Memiliki kaki yang akan
berubah menjadi tentakel, dengan delapan diantaranya berfungsi sebagai lengan. Warna kulit
dapat berubah secara cepat sesuai tempat. Habitatnya di laut. Rongga mantel dan visceral
dibungkus mantel yang dimiliki hewan kelas ini. Alat pencernaan terdiri atas rongga mulut,
kelenjar ludah, paring, esophagus, lambung, usus, anus, kelenjar pencernaan hati, dan pankreas.
Sistem peredaran darahnya ganda dan saluran tertutup. Reproduksi terjadi secara generatif
dengan cara perkawinan karena alat kelamin jantan dan betina terpisah. Contohnya adalah cumi-
cumi, sotong dan gurita.
3. Kelas Gastropoda, dapat ditemukan di darat, air tawar, dan laut. Hewan ini menggunakan perut
sebagai alat gerak atau kaki yang menghasilkan lendir, memiliki cangkok dan tubuh berbentuk
simetris bilateral yang mengadakan pembelitan. Pada bagian kepala terdapat dua pasang tentakel
yang berfungsi sebagai alat penglihatan dan penciuman. Hewan ini memiliki peredaran darah
terbuka dan alat ekskresi berupa nefrida (ginjal) dan saluran ureter yang terletak dekat anus.
Gastropoda merupakan hewan yang bersifat hermafrodit. Alat reproduksinya berupa ovotestis
yang mampu menghasilkan ovum dan sperma. Ccontohnya: Lymnea trunchatula (siput perantara
fasciolosis), Lymnea javanica (siput sawah), Helix pomata (siput air tawar), Achatina fulica
(bekicot), dan vaginula (siput telanjang).
4. Kelas Pelecypoda, jenis berkaki pipih. Hewan ini memiliki cangkok yang terdiri atas tiga
lapisan, yaitu periostrakum (lapisan luar yang terdiri atas zat kitin yang berfungsi sebagai
pelindung tubuh), prismatic (lapisan tengah yang terdiri atas kristal CaCo3 ), dan nakreas
(lapisan mutiara yang terdiri atas CaCo3 yang halus dan dihasilkan tentakel). Sistem saraf terdiri
atas ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior. Sistem reproduksi terjadi secara
seksual. Contohnya: Anadonta (kerang air tawar), Buccinus sp.(remis), Melangrima
margaritivera (kerang mutiara), Mercenaria, dan Mytilus sp.(tiram).
8. Struktur tubuh Mollusca
Mollusca berasal dari bahasa Latin, yaitu mollus berarti lunak. Jadi, mollusca berarti
hewan yang bertubuh lunak. Mollusca dapat digunakan sebagai bahan makanan dan
sumber protein hewan, misalnya kerang, cumi-cumi, beberapa siput air, dan bekicot.
Mollusca juga dapat digunakan sebagai penghasil mutiara, yaitu tiram mutiara.
Ciri-ciri Mollusca
1. Merupakan hewan triploblastik.
2. Tubuhnya lunak, simetris bilateral, dan tidak beruas-ruas.
3. Mollusca memiliki mantel yang dapat membuat cangkok dari bahan kalsium
karbonat dan kelenjar lendir.
4. Bersifat kosmopolit, artinya dapat dijumpai di berbagai tempat, yaitu darat, air
tawar, laut, daerah panas sampai daerah dingin.
5. Mollusca sudah memiliki sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem
ekskresi, sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem otot
A. Filum Echinodermata
Echodermata merupakan kelompok hewan tripoblastik selomata yang memiliki duri pada
seluruh kulit dan berkaki amburaklar (kaki buluh). Habitatnya di laut. Hewan ini memakan
sampah yang ada di laut sehingga laut menjadi bersih. Hewan ini memiliki sistem pencernaan
sederhana dan sistem saraf dengan cincin bercabang yang menuju ke arah radial.
Filum echinodermata ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelas:
1. Kelas Asteroidea, merupakan hewan memiliki kaki amburaklar yang terdapat di sepanjang
lengannya. Tubuh berbentuk bintang. Penyokong tubuh di susun dari lempengan kapur yang
terikat jaringan ikat. Sistem pencernaan berupa mulut, perut, usus, dan anus. Sistem ekskresi
terjadi pada amebosit yang terdapat pada bagian cairan sedom. Respirasi terjadi pada gelembung
insang (branchia dermalis) pada papula. Alat reproduksi bercabang-cabang dan alat kelamin
terpisah. Contohnya, Asteria sp. (bintang laut merah), Cullitin sp., dan Lincia sp. (bintang laut
biru).
2. Kelas Crinoidea, berbentuk seperti bunga lilia atau bakung yang hidup di dasar laut. Lengan
mirip daun dan disebut pinnulliae yang berjumlah lima atau kelipatannya. Hewan ini memiliki
mulut yang dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi menangkap makanan. Crinoidea memiliki
daya regenerasi tinggi. Jika bagian lengannya putus, lengan baru akan tumbuh kembali.
Reproduksi dilakukan secara seksual. Contohnya, Antendon sp., Holopus, Metacrinus,
Ptilocrinus pinnatus.
3. Kelas echinoidea, berbentuk bundar, tidak berlengan, dan memiliki pedaselaria. Hewan ini
memiliki mulut yang dikelilingi lima gigi yang kuat dan tajam. Reproduksi dilakukan secara
seksual. Beberapa jenis hewan ini hidup di sela-sela bebatuan. Contohnya, Arbacia punctulata,
Dioderma setosum, Echinos cardum, Echinos discus, Echinos esculantus, dan Tripneustes
gratilla.
9. 4. Kelas Holothroidea, sering disebut mentimun laut dan memiliki tubuh lunak memanjang.
Biasanya hidup di dasar laut dengan mengubur diri dalam lumpur atau pasir. Reproduksi
dilakukan secara seksual. Contohnya, Bathylotes, Cucumaria sp., Holothuria atra, Psolus sp.,
Stichops sp.
5. Kelas Ophiuroidea, biasa disebut bintang ular. Bentuk tubuh seperti bola dan memiliki daya
regenerasi tinggi. Pada lengan terdapat kaki amburaklar. Reproduksi dillakukan secara seksual.
Sisa makanan dikeluarkan kembali melalui mulut. Contohnya, Gorgonocephalus, Ophiothix, dan
Ophioplacus sp.
Struktur tubuh Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos = duri, dan dermal = kulit. Jadi,
echinodermata berarti hewan yang memiliki kulit berduri. Pada umumnya,
echinodermata tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, beberapa jenis di antaranya dapat
dimanfaatkan sbg makanan, misalnya kerupuk teripang. Selain itu, beberapa kerangka
tubuh jenis echinodermata lainnya dapat dimanfaatkan sebagai hiasan. Misalnya,
kerangka bintang laut.
Ciri-ciri Echinodermata
1. Echinodermata termasuk hewan triploblastik selomata.
2. Semua anggota hewan ini hidup di laut.
3. Bentuk tubuh dewasanya adalah simetris radial, sedangkan larvanya berupa
simetris bilateral.
4. Kulitnya terdiri atas lempeng-lempeng kapur dengan duri-duri kecil pada
permukaannya.
5. Memiliki kaki buluh yang disebut kaki ambulakral
B. Filum Artrhopoda
Arthropoda adalah filum terbesar dari kingdom animal dan dapat ditemukan dimana saja.
beberapa hewan arthropoda hidup sebagai parasit. Arthropoda adalah hewan tripoblastik
selomata. Memiliki kaki dan tubuh yang beruas-ruas yang terdiri atas kepala, dada, dan
abdomen. Tubuhnya dibungkus zat kitin. Sistem pencernaan telah sempurna dengan sistem
peredaran darah terbuka. Hemosianin adalah zat yang menyebabkan warna biru pada darah jenis
hewan ini. Sistem eskresi berupa saluran malphigi yang akan bermuara ke anus. Sistem saraf
tangga tali dan bereproduksi dengan cara kawin.
Berdasarkan struktur anatomi, hewan ini dapat dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu
insecta, crustacea, chilopoda, arachnida, dan diplopoda.
1. Kelas insecta
10. Sering disebut kelas heksapoda yang merupakan kelas terbesar dalam filum arthropoda.
Hewan ini tidak ada yang hidup didalam laut. Tubuhnya dapat dibedakan antara kepala, dada,
dan perut. Pada bagian kepala terdapat antena, mata faset, mata oselus, serta mulut. Di bagian
dada terdapat tiga pasang kaki yang beruas. Pada bagian perut terdapat sebelas segmen. Alat
pencernaan memanjang sampai ke anus dengan sistem peredaran darah terbuka. Sistem
pernafasan melalui trakea. Sistem ekskresi berupa badan malphigi dengan sistem saraf tangga
tali yang terdiri atas ganglion-ganglion pada tiap ruasnya. Jenis kelamin jantan dan betina
terpisah yang pembuahannya terjadi di dalam tubuh. Metamorfosis adalah proses pertumbuhan
dari telur sampai menjadi dewasa dengan perubahan bentuk tubuh. Contohnya, Lepisma
sacharima (kutu buku), Helanithermis sp. (rayap), Tenodora sp. (belalang sembah), Periplaneta
sp. (kecoak), Grylatalpa Africana (orong-orong), Cimex rotundatus sp. (kutu busuk), Aphis sp.
(kutu daun), Lamphyris sp. (kunang-kunang), Bombyx mori (kupu-kupu ulat sutra), dan Apis
indica (lebah madu).
2. Kelas Crustacea
Hidup di perairan akuatik. Kepala, dada, dan perut jadi satu, kulit terbuat dari zat kitin
dan zat kapur sehingga kulit menjadi keras, memiliki dua pasang antena, setiap ruas terdapat
sepasang kaki. Hewan ini memiliki alat ekskresi berupa green gland-kelenjar hijau, sistem saraf
tangga tali, sistem peredaran darah terbuka, dan alat pernafasan berupa insang dan permukaan
tubuh. Contohnya, Portunus (kepiting), Palaemon sp. (udang sotong), macrobramchium
rosenbergi (udang galah), Homarus americanus (udang), Oniccus asellus, dan Cyclops
(plankton).
3. Kelas Chilopoda
Sering disebut hewan kaki seratus (sentipeda). Hewan ini hidup di bawah bebatuan.
Tubuh bersegmen dan setiap segmen terdapat sepasang kaki. Memiliki antena yang panjang pada
bagian kepala. Sistem respirasi berupa trakea yang bercabang yang terdapat di setiap segmen.
Sistem ekskresi berupa badan malpighi. Hewan ini memiliki cakar racun yang berfungsi
membunuh mangsanya yang disebut pedes maksilaris. Contohnya, Scolapendra gipas (lipan atau
kelabang) dan Lithobius forfigatus (kelabang yang memiliki racun sangat berbahaya.
4. Kelas Arachnida
Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan perut. Memiliki empat pasang kaki, empat pasang
mata dan tidak memiliki antena. Hewan ini memiliki alat respirasi berupa paru-paru buku.
Sistem ekskresi berupa pembuluh malpigi. Sistem saraf berupa ganglion otak dan simpul saraf.
Jenis kelamin jantan dan betina terpisah. Sistem pencernaan dari mulut ke anus. Habitatnya
berada di darat. Contohnya, Thelyphonus sp. (kalajengking), Heteropoda venatoria (laba-laba
pemburu), Gastera sp. (laba-laba duri), dan Dermacentor sp. (caplak atau tungai).
5. Kelas Diplopoda
Sering disebut hewan kaki seribu (melipeda) bentuk tubuh bulat panjang dan beberapa
segmen menyatu. Habitatnya di tempat gelap dan lembap serta hidup sebagai herbivora. Terdapat
sepasang antena di bagian kepala. Mulut dan mata masih sederhana. Pada setiap segmen pada
tubuhnya terdapat dua pasang kaki. Alat respirasi berupa trakea yang tidak bercabang. Alat
ekskresi beupa buluh malpighi. Gerakannya lambat. Contohnya, Ophyulus pilosos (kaki seribu).
11. Macam-macam Arthropoda
Source: S, Sinta Purnama & Zakrinals.2009.Jago Biologi SMA. Jakarta: Media Pusindo
Anthropoda berasal dari kata arthros = sendi atau ruas, dan podos = kaki. Jadi,
anthropoda adalah hewan yang memiliki kaki yang bersendi/beruas-ruas. Anthropoda
merupakan filum terbesar dari kingdom Animal karena filum ini memiliki jumlah spesies
yang lebih banyak daripada filum lainnya. Anthropoda (kelas Crustacea) dapat
digunakan sebagai bahan makanan yang mengandung protein, misalnya udang dan
kepiting. Lebah madu dapat menghasilkan madu yang berfungsi sebagai penambah
tenaga maupun mengobati suatu penyakit.
Ciri-ciri Anthropoda
1. Merupakan hewan triploblastik selomata.
2. Dapat ditemukan dimana-mana, antara lain di air, darat, dalam tanah, dan ada
juga yang hidup sbg parasit pada hewan dan tumbuhan.
3. Bereproduksi secara seksual, tetapi ada juga beberapa hewan yang melakukan
partenogenesis.
4. Tubuhnya terdiri atas kepala, dada, dan abdomen.
5. Merupakan hewan bilateral simetris.
6. Anthropoda memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Mulut sudah dilengkapi
dengan rahang serta memiliki anus.
7. Filum Chordata
Hanya sedikit sekali chordata yang mempunyai notokorda dan tidak tergantikan
dengan tulang punggung. Lanselet dan tunikata merupakan dua contoh hewan
yang tergolong chordata invertebrata.
8.
Lanselet (lanset) masuk ke dalam subfilum Cephalochordata. Kelompok hewan
tersebut mempunyai notokorda di sepanjang ekor hingga kepala. Anggotanya
ada sekitar 23 spesies. Tubuh lanselet umunya berukuran kecil dengan panjang
tubuh hanya beberapa sentimeter. Dinamakan lanselet karena hewan tersebut
berbentuk mirip pisau bedah bermata dua sisi dan berujung runcing.
12. 9.
Tunikata masuk dalam subfilum Urochordata yang terdiri atas 1.250 spesies.
Hewan tersebut hidup di dasar laut dan memiliki tunik (selubung) yang membuat
tubuh mereka seperti dinding tebal atau kantung yang pendek dan gemuk.
Tunikata juga dinamakan hewan penyemprot laut karena dapat menyemprotkan
air dari lubang pengeluaran air ketika mereka merasa terganggu.
10.
Tubuh larva (berudu) tunikata bertipe simertri bilateral. Mereka bermetamorfosis
menghasilkan individu dewasa yang hidup melekat di dasar laut. Namun, ada
juga beberapa spesies yang tetap hidup bebas hingga dewasa.
Faring tunikata dilapisi oleh silia yang bermanfaat untuk mengarahkan air menuju
faring dan dikeluarkan melalui insang. Partikel mikroskopik yang melekat di
faring merangsang sekresi mukosa dan akhirnya partikel tersebut dimakan.