Dokumen tersebut membahas mengenai pengembangan diri siswa melalui pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Pelayanan konseling bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal secara intelektual, emosional, dan sosial, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengekspresikan bakat dan minat siswa. Dokumen juga membahas mengenai program bimbingan konseling di sekol
1. PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN DIRI SISWA
A. Pengembangan Diri Melalui Pelayanan Konseling
Pelayanan bimbingan sangat diperlukan agar potensi yang dimiliki oleh peserta
didik dapat dikembangkan secara optimal. Program bimbingan diarahkan untuk dapat
menjaga terjadinya keseimbangan dan keserasian dalam perkembangan intelektual,
emosional dan sosial. Pengembangan diri bukan berperan sebagai mata pelajaran,
dengan maksud bahwa bentuk, rancangan, dan metode pengembangan diri tidak
dilaksanakan sebagai sebuah adegan mengajar seperti layaknya pembelajaran bidang
studi. Tapi, ketika masuk ke dalam pelayanan pengembangan minat dan bakat maka
akan terkait dengan substansi bidang studi dan/atau bahan ajar yang relevan dengan
bakat dan minat konseling dan disitu adegan pembelajaran akan terjadi. Ini berarti
bahwa pelayanan pengembangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak
semata-mata sebagai wilayah bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan diperlukan siswa untuk memenuhi kebutuhan individual
anak baik secara psikologis maupun untuk mengembangkan kecakapan sosial agar
dapat berkembang optimal. Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha
membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan konseling
memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual, kelompok dan atau
klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan
hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.
B. Pengembangan Diri Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler
Hubungan kegiatan dan pengembangan diri siswa sangatlah erat, karena lewat
program ekstrakurikuler maka bakat, potensi, dan kepribadian yang siswa miliki dapat
dilihat. Jadi, siswa dapat mengekspresikan diri mereka dan juga dari hasil yang
diperoleh menggunakan angket yang bersampelkan 65 orang dengan instrument yang
pertama kegiatan ekstrakurikuler dan yang kedua pengembangan diri, diuji dengan
analisis statistik terdapat hubungan yang positif antara kedua variabel. Kegiatan ekstra
kurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan secara langsung
oleh guru, konselor dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah.
2. Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat
mereka.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan
dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana
rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang
proses perkembangan.
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karir peserta didik.
Jenis Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah sebagai berikut:
1. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang
Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA).
2. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan
keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.
3. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni
dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.
4. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir,
pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
Kendala dari penyelenggaraan kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan
oleh satuan pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Seluruh sekolah telah melaksanakan program pengembangan diri, namun belum
semuanya menyusun program/panduan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam standar pengelolaan.
2. Guru bimbingan konseling (BK) dalm pengembangan diri disejumlah sekolah belum
diperdayakan secara optimal.
3. 3. Pelaksanaan layanan konseling disekolah pada umumnya masih terbatas pada hal –
hal yang berkaitan dengan masalah individual di bidang sosial, belum mengarah
pada layanan akademik yang terstruktur.
4. Belum semua sekolah mampu mengembangkan penilaian program pengembangan
diri, sehingga penilaian sering hanya dilakukan berdasarkan intuisi saja.
5. Masih terdapat guru BK yang menganggap bahwa pengembangan diri adalah mata
pelajaran, sehingga harus ada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
silabus, dan wajib masuk kelas.
C. Program BK di Sekolah
1. Makna dan tujuan program
Makna program BK adalah rangkaian kegiatan pelaksanaan yang terencana,
diorganisir secara baik dan dalam pelaksanaannyadikoordinir dengan penuh
tanggung jawab. Program tersebut disusun dengan memasukkan unsur-unsur yang
harus termuat di dalamnya secara jelas dan konkrit yang dibuat dalam bentuk satuan-satuan
kegiatan layanan yang dalam pelaksanaannya mengarah pada pencapaian
tujuna pelayanan BK di sekolah. Tujuan penyusunan program BK di sekolah adalah:
a. Agar kegiatan BK di sekolah terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien.
b. Hasil pelaksanaan kegiatan dapat dinilai.
c. Akuntabilitas BK dapat ditegakkan.
Moh. Surya dan Rochman Natawijaya (1985) mengemukakan keuntungan
yang diperoleh jika program BK disusun dengan baik dan rinci sebagai berikut.
a. Memungkinkan para petugas menghemat waktu, tenaga, biaya dengan
menghindari kesalahan-kesalahan dan usaha coba-coba yang tidak
menguntungkan.
b. Memungkinkan siswa mendapat layanan BK secara seimbang dan menyeluruh,
baik dalam hal kesempatan, ataupun dalam jenis layanan yang diperlukan.
c. Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya masing-masing
dan mengetahui bagaimana dan dimana merekaharus melakukan upaya
secara tepat.
d. Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang sangat berguna
untuk kemajuannya sendiri dan untuk kepentingan para siswa yang
dibimbingnya.
4. 2. Jenis dan komponen program
a. Jenis program BK
1) Program tahunan,yaitu progam pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
2) Program semesteran, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan
selama satu semester, yang merupakan jabaran program tahunan.
3) Program bulanan, yaitu program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan
selama satu minggu, yang merupakan jabaran program bulanan.
4) Program harian, yaitu program pelayanan BK yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program
mingguan dalam bentuk Satuan Layanan (SATLAN) atau Satuan Pendukung
(SATKUNG)
b. Komponen yang termuat dalam program
1) Program tahunan, unsur-unsurnya:
a) Nama sekolah
b) Kelas
c) Tahun ajaran
d) Nama konselor/guru pembimbing
e) Kegiatan
f) Bidang pengembangan
g) Materi bidang pengembangan
2) Program sementara, unsur-unsurnya:
a) Nama sekolah
b) Kelas
c) Tahun ajaran
d) Nama konselor/guru pembimbing
e) Kegiatan
f) Bidang pengembangan
g) Materi bidang pengembangan
h) Semester
3) Program bulanan, unsur-unsurnya:
a) Nama sekolah
b) Kelas
c) Tahun ajaran
5. d) Nama konselor/guru pembimbing
e) Kegiatan
f) Bidang pengembangan
g) Materi bidang pengembangan
h) Semester
i) Bulan
4) Program mingguan, unsur-unsurnya:
a) Nama sekolah
b) Kelas
c) Bulan
d) Minggu
e) Tahun ajaran
f) Nama konselor/guru pembimbing
g) Kegiatan
h) Bidang pengembangan
i) Materi bidang pengembangan
5) Program harian (SATLAN/SATKUNG), unsur-unsurnya:
a) Nama sekolah
b) Kelas
c) Bulan
d) Minggu
e) Tahun ajaran
f) Nama konselor/guru pembimbing
g) Tanggal/waktu
h) Jam pembimbingan
i) Sasaran kegiatan
j) Kegiatan layanan/pendukung
k) Materi kegiatan
l) Alat bantu
m) Tempat
n) Pelaksana
o) Keterangan
6. 3. Penyusunan program
a. Program pelayanan BK disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need
assesment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumen (pengumpulan data
menggunakan instrumen).
b. Substansi program pelayanan BK meliputi keempat bidang pengembangan, 9
jenis layanan dan 6 kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan dan
volume/beban tugas konselor
4. Pelaksanaan program
Menurut SK Mendiknas No. 25 tahun 1995, kegiatan pelayanan BK dapat
dilaksanakan 50% di dalam kegiatan belajar dan 50% di luar kegiatan belajar. Dalam
panduan pengembangan diri (2006) dikemukakan pelaksanaan kegiatan pelayanan
konseling, sebagai berikut:
a. Di dalam jam pelajaran sekolah/madrasah
1) Kegiatan tatap muka klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan informasi, penempatan dan penyaluran penguasaan konten, kegiatan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah dua jam per kelas per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal.
3) Kegiatan tidak taap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
layanan konsultasi, konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah,
pemanfaatan kepustakaan dan alih tangan kasus
b. Di luar jam pelajaran sekolah/madrasah
1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok,
mediasi serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung
D. Bidang Pengembangan
Bidang pelayanan konseling meliputi:
1. Bidang pengembangan kehidupan pribadi
Merupakan bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi
sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistic
7. 2. Bidang pengembangan kehidupan sosial
Merupakan bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai dan mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
dengan teman sebaya, anggota keluarga dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Bidang pengembangan kemampuan belajar
Merupakan bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan
belajar secara mandiri.
4. Bidang pengembangan karir
5. Merupakan bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
E. Jenis Layanan
Dalam rangka pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling di sekolah, terdapat
beberapa jenis layanan yang diberikan kepada siswa, diantaranya:
1. Layanan Orientasi; layanan yang memungkinan peserta didik memahami
lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari,
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan
yang baru itu, sekurang-kurangnya diberikan dua kali dalam satu tahunya itu pada
setiap awal semester. Tujuan layanan orientasi adalah agar peserta didik dapat
beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru secara tepat dan
memadai, yang berfungsi untuk pencegahan dan pemahaman.
2. Layanan Informasi; layanan yang memungkinan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti :informasi belajar, pergaulan, karier,
pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik
agar dapat mengambil keputusan secara tepat tentang sesuatu, dalam bidang pribadi,
sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang
memadai. Layanan informasi pun berfungsi untukpencegahan dan pemahaman.
3. Layanan Konten; layanan yang memungkinan peserta didik mengembangkan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik dalam penguasaan kompetensi yang cocok dengan
kecepatan dan kemampua ndirinya serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar
lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik. Layanan pembelajaran berfungsi untuk
pengembangan.
8. 4. Layanan Penempatan dan Penyaluran; layanan yang memungkinan peserta didik
memperoleh penempatan danpenyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ko/ekstrakurikuler,
dengan tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan segenap bakat, minat dan
segenap potensi lainnya. Layanan Penempatan dan Penyaluran berfungsi untuk
pengembangan.
5. Layanan Konseling Perorangan; layanan yang memungkinan peserta didik
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk mengentaskan
permasalahan yang dihadapinya dan perkembangan dirinya. Tujuan layanan
konseling perorangan adalah agar peserta didik dapatmengentaskan masalah yang
dihadapinya. Layanan Konseling Perorangan berfungsi untuk pengentasan dan
advokasi.
6. Layanan Bimbingan Kelompok; layanan yang memungkinan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas
pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu
melalui dinamika kelompok, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman
dan pengembangan kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau
tindakan tertentu melalui dinamika kelompok. Layanan Bimbingan Kelompok
berfungsi untuk pemahaman dan Pengembangan
7. Layanan Konseling Kelompok; layanan yang memungkinan pesertadidik (masing-masing
anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi melalui dinami kakelompok, dengan tujuan agar
peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok. Layanan Konseling Kelompok
berfungsi untuk pengentasan dan advokasi.
8. Layanan Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak
lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah pesertadidik.
9. Layanan Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan
permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka.
9. F. Kegiatan Pendukung
1. Aplikasi instrumentasi
Yaitu kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri
peserta didik (konseling), lingkungan maupun lingkungan yang lebih luas.
2. Penyelenggaraan Himpunan Data
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data
dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan pesertadidik
(konseling).
3. Konferensi kasus
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan
yang dialami oleh pesertadidik (konseling) dalam suatu forum pertemuan yang
dihadiri oleh berbagai pihak.
4. Kunjungan rumah
Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan bagi terentaskanya permasalahan yang dialami pesertadidik
(konseling) melalui kunjungan rumahnya.
10. DAFTAR PUSTAKA
1. Syahril dan Amidir Ilyas. 2009. Profesi Kependidikan. Padang:UNP Press
2. http://kresinda.blogspot.com/2013/09/pelayanan-dan-pengembangan-diri-siswa.html
3. http://mellyhandayanicyrus.wordpress.com/2013/05/21/pelayanan-konseling-dan-pengembangan-
diri-siswa/