2. apakah kegawatdaruratan
psikiatri itu ?
agitasi ? agresi ? bunuh diri ?
siap-siap menghadapi situasi
dan kondisi yang terganggu
dan mengganggu dengan
gejala diatas
3. pendahuluan
peran dokter umum sebagai
bagian dari pelayanan
kedaruratan medik yang
terintegrasi
tenaga profesional
mempunyai resiko tinggi
terhadap tindak kekerasan
karena kondisi mental pasien
4. TEAM WORK
tim : dokter, perawat,
pembantu perawat, pekerja
sosial, dari berbagai disiplin
pembagian tanggung jawab
spesifik
dilaksanakan secara baik dan
benar oleh masing-masing
anggota tim
komunikasi dan jalur otoritas
sangat diperlukan
6. yang tampak sebagai
gangguan fisik utama bisa
menutupi psikopatologi yang
mendasarinya
sebaliknya sindroma tsb bisa
menutupi atau menyertai
kondisi-kondisi yang
disebabkan oleh penyebab
organik
7. prinsip kedaruratan psikiatri
kegelisahan psikomotor,
merupakan suatu kondisi
dimana terjadi peningkatan
aktivitas motorik dan mental
hyperarousal, peningkatan
ketegangan dan iritabilitas yang
bisa mengarah kepada
kebingungan, dan hiperaktivitas
merupakan suatu kondisi
kegawatdaruratan, tendensi
agresi dan bunuh diri
11. dimana terjadinya ?
didalam perawatan psikiatrik
umum
seseorang yang datang ke ruang
gawat darurat atau dibawa oleh
teman, keluarga/polisi
seseorang yang dikirim oleh
dokter lain, profesi kesehatan
lainnya
telpon krisi yang mencari
pertolongan, petunjuk atau
sumber lainnya
12. yang harus dilakukan
berpikir dan bersikap kritis, selalu sadar
bahwa kedaruratan bisa muncul dimana dan
kapan saja
perlu kontrol terhadap sikap kebingungan,
aneh atau depresi
suportif
tetap tenang terkontrol
jaga jarak aman, memungkinkan fiksasi
tawarkan pilihan, contoh : obat atau fiksasi
tegaskan perilaku kekerasan tidak dapat
ditolerir
tegaskan bahwa pasien aman
13. jangan dilakukan
mengancam
merasa tidak adekuat ataupun
sangat tidak pasti
merasa terancam
sering judgemental
marah terhadap keluarga
yang membawa dan segera
menempatkan jauh dari
pasien lain yang sakit fisik
akut
14. perlindungan diri
ketahui secepatnya tentang
kemungkinan perilaku kekerasan dari
keluarga
biarkan pengikatan pada tenaga
kesehatan yang sudah terlatih
waspada pada kekerasan tak terduga
usahakan diruangan yang akses keluar
mudah
ada orang lain
mencoba membuat rapport yang baik
(jangan konfrontasi pada pasien
paranoid)
15. jika ada resiko kekerasan
informasikan bahwa kekerasan tidak
dapat diterima
dekati pasien dengan sikap bersahabat
yakinkan bahwa pasien aman, bersikap
tenang
evaluasi tilikan
informasikan tentang tindakan
pengikatan atau suntikan bila diperlukan
ada team yang sudah siap membantu
untuk pengikatan
16. jika ada resiko kekerasan
ketika perlu pengikatan selalu
observasi pasien dengan
secara regular memeriksa
tanda vital
isolasi pasien di ruangan
tenang sehingga tidak mudah
di stimulasi agitasinya
rencanakan tindakan
selanjutnya secepatnya
17. prinsip wawancara
standar dengan waktu terbatas
terstruktur
fokus pada keluhan yang
ditampilkan pasien dengan
alasan dibawa ke IGD
allo, bila perlu pada pasien
mutistik, negativistik, inkoheren,
tidak kooperatif
18. hubungan dokter - pasien
empati, tenang, dan jujur
kemampuan : mendengarkan,
mengobservasi,
menginterpretasi
buat pasien mengerti
dokter pegang kendali
semua tindakan untuk cegah
melukai
20. evaluasi
aman di ruang gadar ?
jumlah staf, komunikasi,
pasien lain, obat atau restriksi
organik atau non organik
21. evaluasi
psikosis :
nilai tilikan
luwes tidak bertele-tele
jelaskan semua intervensi klinis,
singkat, mudah dimengerti
wawancara terstruktur atau stop
wawancara
bina kepercayaan, perlu bantuan
?
22. evaluasi
suicidal or homicidal
jangan pernah mengabaikan :
ancaman, pikiran atau sikap
kecendrungan bunuh diri
perasaan-perasaan berkaitan
dengan tindak kekerasan
observasi ketat
24. rujukan
ruang observasi
psikosis akibat zat
reaksi akut terhqdapstres
dekompensasi psikologik sementara
pada gangguan kepribadian
korban pemerkosaan, trauma/abuse
aman, stigma, trauma
rawat inap dengan inform consent
25. AGITASI
perlahan bertahap atau tibatiba
berkahir segera atau lebih
lama
merupakan sinyal perubahan
kondisi, juga indikator
timbulnya suatu gangguan
26. GADUH GELISAH
gejala, bukan diagnosis
penting menentukan peyebab
!!!
riwayat perjalanannya harus
kritis untuk mengetahui
penyakit yang mendasarinya
27. underlying
Akibat metabolik toxik
akibat infeksi
kerusakan otak
akibat, dan memburuk karena nyeri,
demam, kecemasan, stimuli dari luar
intoksikasi dan putus zat
gangguan psikiatrik lainnya
28. tanda dan gejala
palpitasi, berkeringat, nafas
cepat
gelisah, takut,
bingung,mondar-mandir,
intonasi verbal, bergumam
29. gangguan fungsi otak
demensia
alzheimer’s disease
agitasi ringan sampai berat
penurunan fungsi memori
gangguan atensi, kemampuan
problem-solving, dan
kewaspadaan
hipoaktivitas, halusinansi,
afasia dan insomnia
30. sindroma otak organik
agitasi muncul sebagai
hiperaktivitas, emosi yang
labil, kebingungan, kehilangan
memori,
slurred atau inkoherensi,
perilaku paranoid
31. HIPOXEMIA
agitasi dimulai dengan gelisah
(restlessness) dan cepat
memburuk
terjadi kebingungan,
gangguan judgement dan
koordinasi motorik
takikardia, takipnoe, dispnoe,
dan sianosis
32. peningkatan tekanan intra kranial
(ICP)
agitasi diawali dengan sakit
kepala, mual, muntah
perubahan pernafasan seperti
“cheyne-stokes, cluster, ataxic,
apneustic breathing”
pupil tidak bereaksi, tidak sama
besar
takikardia,kejang
perubahan motorik postur kaku
33. sindroma pasca trauma kepala
sesaat atau setelah bertahuntahun
ringan sampai berat
agitasinya
disorientasi, kehilangan
konsentrasi, marah meledakledak, emosi labil
fatique, penilaian buruk
(judgement)
34. alcohol withdrawal
syndrome
agitasi ringan sampai berat,
hiperaktivitas, tremor anxietas
pada keadaan delirium mengancam
kehidupan, agitasi hebat, disertai
halusinasi, insomnia, banyak
keringat dan mood depresi
denyut nadi dan temperatur naik
pada keadaan memburuk, status
epileptikus, kardiak aritmia dan bisa
terjadi syok
35. drug withdrawal
syndrome
bergantung obatnya
agitasi ringan sampai berat
ansietas, kram perut,
berkeringat, anorexia
opioid atau barbiturat, penurunan
level kesadaran, kejang,
peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, pernafasan
36. delirium
agitasi ringan sampai berat
10% pasien dalam rawat inap
20% pasien dengan luka
bakar
30% pasien ICU
30% pasien Aid’s dalam rawat
inap
usia muda dan tua
37. gagal ginjal kronik
moderat sampai agitasi hebat,
ditandai dengan kebingungan
dan kehilangan memori
mual, muntah, anorexia,
sariawan, ammonia breath
odor
perdarahan GI tract, pucat,
udem, kulit kering dan uremia
frost
39. reaksi hipersensitivitas
agitasi sedang sampai berat
disertai dengan urtikaria, pruritus,
udem muka
syok anafilaktik, agitasi timbul
secara cepat, urtikaria atau eritema
difusa, kulit hangat lembab,
parestesi, dispnoe, mengi, stridor,
hipotensi dan takikardia
keram perut, muntah, diare bisa
terjadi
42. penatalaksanaan
fiksasi :
tujuan aman, nyaman, fisik dan psikologis,
sebelum dan sesudah proses penenangan
cepat (rapid trquilizer)
ruang observasi sementara
menggunakan manset khusus untuk fiksasi
harus segera dilepaskan setelah pasien
tenang
selama difiksasi farmakoterapi harus
dioptimalkan
monitoring keadaan fisik dan tingkat
agresivitasnya setiap 15 menit
diajak bicara
43. farmakoterapi
untuk menurunkan agitasi
sedang sampai berat
obat tranquilizer mungkin
diperlukan
gunakan obat benzodiazepin,
barbiturat, atau antipsikotik
chlorpromazine sudah tidak
diperbolehkan (hipotensi)
bila demam hindari antipsikotik
44. benzodiazepine
lorazepam 1-2 mg PO/IM
diazepam 2-10 mg PO/IM
bisa diulang setiap 2 jam
tanda toksisitas : ataxia,
dysarthria, cerebellar sign,
nystagmus
disinhibisi
stop
benzo, pakai antipsikotik
45. ANTIPSIKOTIK
Antipsikotik tipikal (high potency :
haloperidol), EPS akatisia dan
restlessness
dosis haloperidol 5 mg PO/IM
low potency seperti CPZ ; lebih
sedasi, bisa menyebabkan efek
samping antikolinergik dan
hipotensi
46. kombinasi benzodiazepine
dan antipsikotik
aman dan sering digunakan
lorazepam 2 mg dan haloperidol
5 mg
keuntungannya : disinhibisi dan
akatisia menurun
kerugian : tidak bisa dinilai obat
mana yang efektif
47. psikoterapi
jangan memvonis, dan tidak
konfrontasi
dengarkan secara empati
jujur terhadap pengobatan dan
tindakan
beri keyakinan tentang diri,
keamanan tempat, mencoba
menolong
sikap tenang dan waspada
48. dokumentasikan !!!
kepentingan tim, pasien, RS,
asuransi/pembayaran, hukum
deskripsi jelas penemuan positif, negatif,
info yang belum didapat
identitas : nama pasien,
alloanamnesis,alamat, no telepon
diagnosis banding
rencana manajemen awal dan semua
intervensi
56. underlying
korban perilaku kekerasan pada
masa kecil, triad riwayat
antisosial pada masa kecil
(mengompol, membakar, kejam
terhadap binatang)
catatan kriminal
mengemudi ugal-ugalan
riwayat kekerasan pada keluarga
57. tanda-tanda
riwayat kekerasan belum lama
berselang
kepalan tangan, katup gigi
ancaman verbal
agitasi psikomotor
halusinasi perintah
waham kejar
58. wawancara
suportif, tidak mengancam
tegas, restriksi bila perlu
katakan langsung, tidak dapat
diterima
tenangkan dengan sikap tenang
dan penuh kontrol
tawarkan obat untuk membuat
tenang
jangan wawancara sendiri di
ruang tertutup
60. prinsip kedaruratan
psikiatri
kontrol perilaku kita
lindungi diri dan orang lain
lepaskan asesoris yang mudah ditarik, ikat
rambut
tutup akses ke ruang yang mungkin berisi
benda-benda yang bisa dipakai untuk
kekerasan
jaga jarak
jangan menantang atau menentang pasien
psikotik
akses untuk menghindar
61. fiksasi
tujuan aman, nyaman, fisik dan psikologis,
sebelum dan sesudah proses penenangan cepat
(rapid trquilizer)
ruang observasi sementara
menggunakan manset khusus untuk fiksasi
harus segera dilepaskan setelah pasien tenang
selama difiksasi farmakoterapi harus dioptimalkan
monitoring keadaan fisik dan tingkat
agresivitasnya setiap 15 menit
diajak bicara
67. antipsikotik
efek sedasi pada dosis tinggi
haloperidol 5 mg, oral atau IM
atasi agitasi dan perilaku
kekerasan
fluphenazine (anatensol)
trifluoperazine (stelazine)
72. Dr. Yuniar Pukuk Kesuma, SpKJ
TTL : Bogor, 11 Juni 1973
Domisili : Jl. Nurul Ikhwan I/134 Tanah Baru Bogor
Riwayat Pendidikan :
SD
Papandayan I Bogor
SMPN 2 Palangka Raya
SMAN 2 Bogor
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
FKUI Departemen Psikiatri
Riwayat Pekerjaan :
PIT RSJ Bandar Lampung
PNS STPDN Kemendagri
PNS RS dr. H. Marzoeki Mahdi