SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
REGENERASI SEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan
makhluk hidup. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang
sempurna.
Dalam tubuh akhluk hidup terdapat kemampuan untuik melakukan
regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu
melakukan regenerasi pada tingkat organ.
Proses regenerasi yang efektif adalah pada masa embrio hingga masa bayi,
setelah dewasa kemampuan regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan tertentu
saja. Namun tidak demikian dengan bangsa avertebrata dan reptilia tertentu,
kemampuan untuk memperbaiki dirinya sangat menakjubkan hingga dia mencapai
dewasa.
Daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi dan ada
yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan
sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah
Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan
Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka,
bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali.
Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu
diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim
dalam tubuh makkhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses
regenerasi.
Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan,
mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama.
Misalnya penggantin anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan
kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut. Regenerasi
dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari regenerasi ?
2. Bagaimana cara tahapan pada regenasi anggota tubuh ?
3. Bagaimana contoh regenerasi anggota tubuh pada hewan?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari regenerasi
2. Mengetahui cara tahapan regenerasi tubuh
3. Mengetahui contoh regenerasi anggota tubuh pada salah satu hewan.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh.
D. Manfaat
Dapat menambah wawasan baru tentang regenerasi bagi mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
Regenerasi adalah pemulihan kerusakan parah akibat bilamana hilangnya
bagian tubuh utama, misalnya anggota tubuh, samapai pada pergantian kerusakan
kecil yang merupkan proses fisiologis biasa, misalnya pergantian rambut yang
rontok.( Tim Dosen. 2010)
Pada daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi
dan ada yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan
sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah
Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan
Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka,
bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali.
Setiap larva dan hewan dewasa mempunyai kemampuan untuk
menumbuhkan kembali bagian tubuh mereka yang secara kebetulan hilang atau
rusak terpisah. Kemampuan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang ini
disebut regenerasi. Kemampuan setiap hewan dalam melakukan regenerasi
berbeda-beda. Hewan avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih
tinggi dari pada hewan vertebrata. (Majumdar, 1985)
Menurut Balinsky (1981), suatu organisme khususnya hewan memiliki
kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan
akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan
yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experimen.
Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali, dan
dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi.
Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan
embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah
organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan morfogenesis
dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak ada satu
cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio.
Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan,
hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan
kemampuan untuk regenerasi. Daya regenerasi Spons hampir sempurna.
Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan jaringan
tertentu.
Kemampuan hewan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang sangat
bervariasi dari spesies ke spesies. Hewan avertebrata seperti cacing tanah, udang,
ikan, salamander dan kadal tidak mempunyai daya regenerasi yang dapat
meregenerasi seluruh organisme, melainkan hanya sebagian dari organ atau
jaringan organisme tersebut. (Kimball, 1992)
Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu
diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim
dalam tubuh makhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses
regenerasi.
Adapun beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan
yaitu :
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk
scab yang bersifat sebagai pelindung.
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka,
di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana
pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda
kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.
Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di
bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya
mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang,
tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan
berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma
menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka.
Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari
penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada
dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-
sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara
serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema
mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya
proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim
dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran
pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan
struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.
Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
 Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka
akan meningkatkan regenerasi.
 Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek
makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses
regenerasi.
 System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel
sekitar luka . hal ini dapat dibuktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh
terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor
yang menentukan macam organ yang diregenerasi.
Dalam proses terjadinya regenerasi memerlukan kehadiran urat saraf. Jika
saraf dipotong waktu larva, kemudian anggota tubuh tersebut diamputasi, maka
tidak ada regenerasi yang berlangsung. Dedifferensiasi akan terus berlangsung,
tapi sel-selnya diabsorbsi masuk ke dalam tubuh, sehingga akhirnya proses
regenerasi berhenti. Jika hanya saraf saja yang dipotong, tapi anggota tubuh tetap,
anggota itu tidak akan berdegererasi. Tapi jika saraf dipotong dan anggota tubuh
diamputasi, maka tunggulnya akan berdegerasi. Jika dialihkan saraf lain ke
tunggul amputasi yang sarafnya sendiri lebih dulu sudah diangkat, ternyata ada
regenerasi. Hal tersebut membuktikan bahwa perlu kehadiran saraf dalam proses
regenerasi. Tentang zat yang terkandung atau keluar dari saraf, yang bersifat
trophic terhadap regenerasi tersebut belum diketahui.eksperimen selanjutnya
terhadap amputasi anggota tubuh salamander ialah jika saraf diangkat setelah
blastema terbentuk, maka regenerasi akan terus berlangsung. Jadi nampaknya
saraf perlu untuk pembentukan blastema. Namun terjadi keanehan, yaitu jika sejak
embryo saraf diangkat, pertumbuhan anggota akan terus berlangsung. Jika
diamputasi pun, bagian tersebut akan beregenerasi.
Serat saraf tepi yang putus dapat beregenerasi, asalkan perikaryon (soma
neuron) tidak ikut rusak. Jika urat saraf terpotong, bagian ujung yang lepas dari
perikaryon akan berdegerasi dan debrisnya diphagocytisis makrofag. Bagian
pangkal yang berhubungan dengan perikaryon tetap bertahan dan akan
beregenerasi. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut: Chromatolysis, yakni
melarutnya badan Nissl, Perikaryon membesar, Inti berpindah ke tepi, Bagian
ujung akson yang dekat luka berdegenerasi sedikit, lalu tumbuh lagi. Dan Di
ujung akson yang putus, setelah semua hancur dan dibersihkan makrofag, sel
Schwann berproliferasi membentuk batang sel-sel. Bagian proximal akson
kemudian tumbuh dan bercabang-cabang mengikuti batang sel-sel Schwann ke
bagian distal, sehingga mencapai alat effector (otot, kelenjar). Jika jarak antara
proksimal dengan distal yang putus jauh sekali dan batang sel-sel Schwann tak
mencapai ujung bagian proksimal itu, ujung proksimal yang tumbuh tak sampai
ke alat effector. Terbentuk gumpalan serabut saraf lepas di bawah kulit bekas luka
atau amputasi, yang akan terasa sangat nyeri. Oleh karena itu, kehadiran sel-sel
Schwann di bagian effector sangat perlu untuk mengarahkan atau jadi pedoman
bagi axon untuk tumbuh.
Jika neuron yang putus jaraknya terlalu dekat dengan bagian perikaryon,
tidak aka nada reaksi sel-sel Schwann di bagian effector dan perikaryon lama-
kelamaan akan mati. Neuroglia, termasuk sel Schwann, dapat beregenerasi dengan
melakukan mitosis. Celah-celah bekas tempat neuron yang rusak dan hancur di
saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang), misalnya karena penyakit atau
kerusakan lain, akan diisi lagi oleh neuroglia, bukan oleh neuron baru.
Ada beberapa contoh dari regenerasi anggota tubuh yaitu :
Dari Filum Invertebrata yaitu pada planaria.
Planaria merupakan hewan invertebrata, termasuk cacing pipih yang
hidupnya bebas di alam, umumnya hidup di air tawar,sungai, danau atau di laut.
Cacing ini merupakan anggota dari kelas Turbellaria.
Planaria dapat di pelihara pada temperatur 68-72OC, dengan tidak
menurunkan suhunya, serta tidak menempatkan pada cahaya yang kuat dan
sebaiknya memelihara Planaria pada tempat gelap. Planaria sensitif terhadap
cahaya kuat, temperatur dan pH. Jika kondisi lingkungan diubah ukurannya tubuh
Planaria menjadi kecil dari ukuran semula.
Salah satu faktor abiotik (suhu) dapat mempengaruhi ukuran tubuh planaria,
karena pada suhu tinggi intensitas cahaya juga tinggi. Sehingga planaria dalam
beregenerasi atau bergerak perlu energi banyak. Maka dengan kondisi suhu yang
tinggi ini, tubuh planaria akan mengecil atau menyusut. Suhu dalam proses
beregenerasi berpengaruh pada saat planaria menutup luka atau bagian tubuh yang
rusak dalam neoblast. Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya penelitian
tentang pengaruh suhu air terhadap kecepatan regenerasi cacing Planaria
(Euplanaria sp).
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang utama, dimana suhu
memberikan efek yang berbeda-beda pada organisme-organisme di bawah ini
(Kramadibrata, 1996). Dibandingkan dengan lingkungan daratan, lingkungan
perairan mempunyai variasi suhu yang relatif sempit. Sehubungan dengan itu,
maka kisaran toleransi hewan-hewan aquatik pada umumnya relatif sempit pula
dibandingkan dengan hewan-hewan daratan. Cacing Planaria hidup di dalam air
yang dingin dengan suhu yang rendah dimana air jernih, pada anak sungai dan
bernaung pada tanaman air atau batu karang dan sangat menghindari sinar
matahari. Dalam penelitian ini suhu yang digunakan sekitar suhu 21-22oC sebagai
kontrol, suhu di habitat yaitu suhu yang di bawah normal ( 20,19,18O C dst )
maupun suhu di atas normal ( 23,24,25,26 O C dst)Planaria tidak bisa
beregenerasi.
Regenerasi Planaria
Reganerasi adalah kemampuan untuk memproduksi sel, jaringan atau bagian
tubuh yang rusak, hilang atau mati. Planaria menunjukan daya regenerasi yang
kuat, bila cacing tersebut mengalami luka baik secara alami maupun secara
buatan, bagian tubuh manapun yang mengalami kerusakan akan diganti dengan
yang baru. Individu cacing yang di potong-potong akan menghasilkan cacing-
cacing kecil yang utuh. Setiap potongan dapat tumbuh kembali (regenerasi)
menjadi individu-individu baru yang lengkap bagian-bagiannya seperti induknya.
Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh suhu air
terhadap regenerasi cacing Planaria.
Pada Planaria telah diteliti bahwa sel-sel yang berasal dari parenkim (berasal
dari lapis benih mesoderm), selain menumbuhkan alat derivate mesodermal (yakni
otot dan parenkim lagi), juga sanggup menumbuhkan jaringan saraf dan saluran
pencernaan (masing-masing berasal dari lapis benih ectoderm dan endoderm).
Akhirnya anggota badan yang diamputasi itu akan tumbuh lagi sebesar
semula, dengan struktur anatomis dan histologist yang serupa dengan asalnya.
Dari Filum Vertebrata yaitu Cicak
Cicak adalah sebagai salah satu contoh dari sekian banyak makhluk hidup
yang mempunyai kemampuan dalam regenerasi organ. Cicak akan memutuskan
ekornya bila merasa dirinya dalam keadaan bahaya atau menghadapi musuh. Ekor
yang diputuskan tersebut akan tergantikan kembali melalui proses regenerasi
organ yang memerlukan waktu tertentu dalam proses pembentukannya.
Regenerasi adalah proses memperbaiki bagian yang rusak kembali seperti semula.
Cicak memiliki daya regenerasi yang terdapat pada ekornya. Daya regenerasi pada
berbagai organisme tidak sama karena ada yang rendah sekali dayanya dan ada
yang tinggi. Vertebrata paling rendah daya regenerasinya dibandingkan dengan
avertebrata. Sub phylum dari vertebrata yang paling tinggi daya regenerasinya
adalah urodela. Reptilia daya regenerasinya hanya terbatas pada ekornya Setiap
hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu
dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ. Regenerasi
organ dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh suatu organisme untuk
menggantikan bagian tubuh yang rusak baik yang disengaja ataupun yang tidak
disengaja (karena kecelakaan) dengan bagian tubuh yang baru dengan bentuk
yang sama persis dengan sebelumnya.
Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan
untuk bisa memendek dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor
tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut
diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi. Autotomi adalah proses adaptasi yang
khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Jadi, autotomi
merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Cicak jika akan dimangsa oleh
predatornya maka akan segera memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri.
Ekor yang putus tersebut dapat tumbuh lagi tetapi tidak sama seperti semula
(Strorer, 1981).
Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan
embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah
organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan morfogenesis
dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak ada satu
cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio. Cicak
akan melepaskan ekornya bila ditangkap pada bagian ekornya. Cicak kemudian
meregenerasi ekor baru pada tepi lainnya pada waktu senggang. Dalam stadium-
stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada
penghambatan pembelahan sel. Sel-sel pada permukaan depan mempunyai laju
metabolik yang tinggi daripada permukaan di tepi belakang.
Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan,
hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan
kemampuan untuk regenerasi. Daya regenerasi Spons hampir sempurna.
Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan jaringan
tertentu. Cicak mempunyai daya regenerasi pada bagian ekor yang putus dengan
cukup kokoh.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada cicak dengan memotong
ekornya, setelah diamati selama empat minggu, ternyata bagian ekor yang telah
dipotong mengalami pertumbuhan. Ekor yang putus tersebut tumbuh tetapi tidak
dapat sama seperti semula. Pengamatan pada minggu pertama ekor cicak
bertambah 0,1 cm, minggu kedua 0,4 cm, dan beberapa hari kemudian cicak
tersebut mati. Pertumbuhan ekor cicak yang mengalami regenerasi lebih pendek
daripada ekor semula. Karena panjang ekor yang dipotong sepanjang 5 cm
sedangkan panjang ekor regenerasi hanya 2 cm. Pada kaki kecoa terjadi
penambahan panjang yang tidak terlau signifikan dan kecoa mati sebelum minggu
ketiga.
Ekor cicak yang dipotong sel epidermisnya menyebar menutupi permukaan
luka dan membentuk tudung epidermis apikal. Semua jaringan mengalami
diferensiasi dan generasi membentuk sel kerucut yang disebut blastema regenerasi
di bawah tudung. Berakhirnya periode proliferasi, sel blastema mengadakan
rediferensiasi dan memperbaiki ekornya. Ketika salah satu anggota badan
terpotong hanya bagian tersebut yang disuplai darah dan dapat bergenerasi. Hal
inilah yang memberi pertimbangan bahwa bagian yang dipotong selalu bagian
distal (Kalthoff, 1996).
Proses regenerasi pada reptil berbeda dengan pada hewan golongan amfibi.
Regenerasi tidak berasal dari proliferasi atau perbanyakan sel-sel blastema.
Regenerasi pada reptil diketahui bahwa ekor yang terbentuk setelah autotomi
menghasikan hasil dengan catatan khusus karena baik secara struktur maupun cara
regenerasinya berbeda (Balinsky, 1983).
Secara eksperimental pada ekor cicak yang telah dipotong, ternyata hasil
regenerasinya tidak sama dengan semula. Pertambahan panjang tidak sama
dengan ekor yang dipotong. Ekor baru tidak mengandung notochord dan vertebrae
yang baru hanya terdiri dari ruas-ruas tulang rawan. Ruas-ruas ini hanya meliputi
batang syaraf (medula spinalis), jumlah ruas itu pun tidak lengkap seperti semula.
Proses perbaikan pertama pada regenerasi ekor cicak adalah penyembuhan
luka dengan cara penumbuhan kulit di atas luka tersebut. Kemudian tunas-tunas
sel yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini menyerupai tunas anggota tubuh
pada embrio yang sedang berkembang. Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota
tubuh yang sedang regenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot,
tulang dan jaringan lajunya yang menjadikan ekor fungsional.
Proses regenerasi ini secara mendasar tidak ada perusakan jaringan otot,
akibatnya tidak ada pelepasan sel-sel otot. Sumber utama sel-sel untuk
beregenerasi adalah berasal dari ependima dan dari berbagai macam jaringan ikat
yang menyusun septum otot, dermis, jaringan lemak, periosteum dan mungkin
juga osteosit vertebrae. Sumber sel untuk regenerasi pada reptile berasal dari
beberapa sumber yaitu ependima dan berbagai jaringan ikat (Manylov, 1994).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
 Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan
makhluk hidup.
 Adapun beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan
yaitu :
1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk
scab yang bersifat sebagai pelindung.
2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan
luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari,
dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit.
3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda
kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru.
Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar
di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-
selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel
tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan
berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma
menyempit.
4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka.
Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari
penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada
dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti,
sel-sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema.
5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara
serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu
blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi.
6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya
proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim
dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran
pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan
struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.
 Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka
akan meningkatkan regenerasi.
2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek
makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses
regenerasi.
3. System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel
sekitar luka .
DAFTAR PUSTAKA
Balinsky, B. I. 1981. An Introduction to Embriology. W. B. Saunders Company,
Philadelpia.
Kalthoff, Klaus. 1996. Analysis of Biological Development. Mc Graw-Hill Mc,
New York.
Kimball, John W. 1992. Biology. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.,
New York.
Majumdar, N. N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. Mc Graw-Hill
Publishing Company Limited, New Delhi.
Majumdar, N. N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. Mc Graw-Hill
Publishing Company Limited, New Delhi.
Tim Dosen. 2010. Struktur Perkembangan Hewan. Medan : UNIMED

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
fahmiganteng
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
ENCIK ROSIANA
 
Transkripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasiTranskripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasi
Afifi Rahmadetiassani
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
UNESA
 
Sistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanSistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewan
Hafiza Maulita
 

Mais procurados (20)

Makalah gametogenisis
Makalah gametogenisisMakalah gametogenisis
Makalah gametogenisis
 
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri YusrilLaporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
Laporan Biologi Difusi dan Osmosis Putri Yusril
 
Makalah sel
Makalah selMakalah sel
Makalah sel
 
Diferensiasi sel
Diferensiasi selDiferensiasi sel
Diferensiasi sel
 
Laporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasiLaporan praktikum regenerasi
Laporan praktikum regenerasi
 
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
Laporan Praktikum Lapangan Botani Tingkat Rendah - Identifikasi Tumbuhan Ting...
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Jaringan meristem
Jaringan meristemJaringan meristem
Jaringan meristem
 
Transkripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasiTranskripsi, translasi dan replikasi
Transkripsi, translasi dan replikasi
 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Biologi sel slide show
Biologi sel slide showBiologi sel slide show
Biologi sel slide show
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGILAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN ALAT-ALAT MIKROBIOLOGI
 
Sistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewanSistem indra pada hewan
Sistem indra pada hewan
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 

Destaque

Metabolisme Purin Primidin
Metabolisme Purin PrimidinMetabolisme Purin Primidin
Metabolisme Purin Primidin
Dedi Kun
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
yudhasetya01
 
Hipaa.pptx
Hipaa.pptxHipaa.pptx
Hipaa.pptx
elo1972
 
Harshali maths
Harshali mathsHarshali maths
Harshali maths
Rima Shah
 

Destaque (20)

Pembelahan sel dan siklus sel
Pembelahan sel dan siklus selPembelahan sel dan siklus sel
Pembelahan sel dan siklus sel
 
Degenerasi dan nekrosis
Degenerasi dan nekrosisDegenerasi dan nekrosis
Degenerasi dan nekrosis
 
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan JamurMorfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
Morfologi Koloni, Pembiakan Bakteri Dan Jamur
 
Metabolisme Purin Primidin
Metabolisme Purin PrimidinMetabolisme Purin Primidin
Metabolisme Purin Primidin
 
Perkembangan hewan
Perkembangan hewanPerkembangan hewan
Perkembangan hewan
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1
 
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblogkelainan kongenital muskuloskeletalblog
kelainan kongenital muskuloskeletalblog
 
siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)siklus sel (cell cycle)
siklus sel (cell cycle)
 
Ppt replikasi DNA
Ppt replikasi DNAPpt replikasi DNA
Ppt replikasi DNA
 
Aspis Night Blinds
Aspis Night BlindsAspis Night Blinds
Aspis Night Blinds
 
Hipaa.pptx
Hipaa.pptxHipaa.pptx
Hipaa.pptx
 
Kalenteri-lehtinen
Kalenteri-lehtinenKalenteri-lehtinen
Kalenteri-lehtinen
 
Scrisoare catre poporul roman...
Scrisoare catre poporul roman...Scrisoare catre poporul roman...
Scrisoare catre poporul roman...
 
激动人心的Ppt动画设计案例
激动人心的Ppt动画设计案例激动人心的Ppt动画设计案例
激动人心的Ppt动画设计案例
 
Harshali maths
Harshali mathsHarshali maths
Harshali maths
 
JRC OpenStreetMap, editing and tasking mechanisms, 20130326
JRC OpenStreetMap, editing and tasking mechanisms, 20130326JRC OpenStreetMap, editing and tasking mechanisms, 20130326
JRC OpenStreetMap, editing and tasking mechanisms, 20130326
 
Alfan P Laksono
Alfan P LaksonoAlfan P Laksono
Alfan P Laksono
 
News : HMHS Britannic - The Forgotten Sister BlackHawk Mines Corp Zimbio
News : HMHS Britannic - The Forgotten Sister BlackHawk   Mines Corp Zimbio News : HMHS Britannic - The Forgotten Sister BlackHawk   Mines Corp Zimbio
News : HMHS Britannic - The Forgotten Sister BlackHawk Mines Corp Zimbio
 
Maram ahmed Portfolio
Maram ahmed PortfolioMaram ahmed Portfolio
Maram ahmed Portfolio
 

Semelhante a Regenerasi sel

Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
SMPN 4 Kerinci
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
f' yagami
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
yulianarika20
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
yulianarika20
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
Ikhsan Ismail Safrani
 
Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)
Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)
Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)
Arigetsu Chiendrasinkai
 
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptxBiochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
XinThink2
 
Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesital
triaangie
 

Semelhante a Regenerasi sel (20)

Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
Makalah..biologi sel ( struktur sel, fungsi organel sel dan komunikasi antars...
 
Makalah biologi-sel-tumbuhan
Makalah biologi-sel-tumbuhanMakalah biologi-sel-tumbuhan
Makalah biologi-sel-tumbuhan
 
Diferensiasi
DiferensiasiDiferensiasi
Diferensiasi
 
Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3Forum diskusi m3 kb3
Forum diskusi m3 kb3
 
Dediferensiasi dan populasi sel
Dediferensiasi dan populasi selDediferensiasi dan populasi sel
Dediferensiasi dan populasi sel
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
 
Kuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi selKuliah 1 biologi sel
Kuliah 1 biologi sel
 
Makalah biologi sell
Makalah biologi sellMakalah biologi sell
Makalah biologi sell
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Biology cell division
Biology cell divisionBiology cell division
Biology cell division
 
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
 
Anatomy and physiology
Anatomy and physiologyAnatomy and physiology
Anatomy and physiology
 
Pembelahan sel
Pembelahan selPembelahan sel
Pembelahan sel
 
Kultur Jaringan, Transplantasi, dan Kloning
Kultur Jaringan, Transplantasi, dan KloningKultur Jaringan, Transplantasi, dan Kloning
Kultur Jaringan, Transplantasi, dan Kloning
 
Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)
Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)
Hewan trasngenik (metode stem cell embryo)
 
Sel punca (stem cell)
Sel punca (stem cell)Sel punca (stem cell)
Sel punca (stem cell)
 
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptxBiochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
Biochemistry Lesson for High School by Slidesgo.pptx
 
Aves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesitalAves mempunyai tipe telur megalesital
Aves mempunyai tipe telur megalesital
 
Evolusi invertebrataa
Evolusi invertebrataaEvolusi invertebrataa
Evolusi invertebrataa
 

Regenerasi sel

  • 1. REGENERASI SEL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang sempurna. Dalam tubuh akhluk hidup terdapat kemampuan untuik melakukan regenerasi pada tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi pada tingkat organ. Proses regenerasi yang efektif adalah pada masa embrio hingga masa bayi, setelah dewasa kemampuan regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan tertentu saja. Namun tidak demikian dengan bangsa avertebrata dan reptilia tertentu, kemampuan untuk memperbaiki dirinya sangat menakjubkan hingga dia mencapai dewasa. Daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi dan ada yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka, bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali. Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim dalam tubuh makkhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses regenerasi. Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya bagian tubuh utama. Misalnya penggantin anggota bagian badan sampai pada penggantian kerusakan
  • 2. kecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya rambut. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel lapisan marginal. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari regenerasi ? 2. Bagaimana cara tahapan pada regenasi anggota tubuh ? 3. Bagaimana contoh regenerasi anggota tubuh pada hewan? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari regenerasi 2. Mengetahui cara tahapan regenerasi tubuh 3. Mengetahui contoh regenerasi anggota tubuh pada salah satu hewan. 4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi anggota tubuh. D. Manfaat Dapat menambah wawasan baru tentang regenerasi bagi mahasiswa
  • 3. BAB II PEMBAHASAN Regenerasi adalah pemulihan kerusakan parah akibat bilamana hilangnya bagian tubuh utama, misalnya anggota tubuh, samapai pada pergantian kerusakan kecil yang merupkan proses fisiologis biasa, misalnya pergantian rambut yang rontok.( Tim Dosen. 2010) Pada daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi dan ada yang rendah sekali dayanya. Tak jelas hubungan linier antara kedudukan sistematik hewan dengan daya regenerasi. Yang terkenal tinggi dayanya adalah Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Crustacea, dan Urodela. Aves dan Mammalia paling rendah dayanya, biasanya terbatas kepada penyembuhan luka, bagian tubuh yang terlepas tak dapat ditumbuhkan kembali. Setiap larva dan hewan dewasa mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh mereka yang secara kebetulan hilang atau rusak terpisah. Kemampuan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang ini disebut regenerasi. Kemampuan setiap hewan dalam melakukan regenerasi berbeda-beda. Hewan avertebrata mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih tinggi dari pada hewan vertebrata. (Majumdar, 1985) Menurut Balinsky (1981), suatu organisme khususnya hewan memiliki kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau experimen. Hilangnya bagian tubuh yang terjadi ini setiap saat dapat muncul kembali, dan dalam kasus ini proses memperbaiki diri ini kita sebut sebagai regenerasi. Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak ada satu cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio.
  • 4. Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan, hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan kemampuan untuk regenerasi. Daya regenerasi Spons hampir sempurna. Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan jaringan tertentu. Kemampuan hewan untuk meregenerasi bagian-bagian yang hilang sangat bervariasi dari spesies ke spesies. Hewan avertebrata seperti cacing tanah, udang, ikan, salamander dan kadal tidak mempunyai daya regenerasi yang dapat meregenerasi seluruh organisme, melainkan hanya sebagian dari organ atau jaringan organisme tersebut. (Kimball, 1992) Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan fertile kondisi enzim dalam tubuh makhluk hidup maka semakin besar pula melakukan proses regenerasi. Adapun beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan yaitu : 1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai pelindung. 2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit. 3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel-selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit. 4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari
  • 5. penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel- sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema. 5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi. 6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya. Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :  Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi.  Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi.  System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka . hal ini dapat dibuktikan dengan radiasi seluruh bagian tubuh terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan faktor yang menentukan macam organ yang diregenerasi. Dalam proses terjadinya regenerasi memerlukan kehadiran urat saraf. Jika saraf dipotong waktu larva, kemudian anggota tubuh tersebut diamputasi, maka tidak ada regenerasi yang berlangsung. Dedifferensiasi akan terus berlangsung, tapi sel-selnya diabsorbsi masuk ke dalam tubuh, sehingga akhirnya proses regenerasi berhenti. Jika hanya saraf saja yang dipotong, tapi anggota tubuh tetap, anggota itu tidak akan berdegererasi. Tapi jika saraf dipotong dan anggota tubuh diamputasi, maka tunggulnya akan berdegerasi. Jika dialihkan saraf lain ke tunggul amputasi yang sarafnya sendiri lebih dulu sudah diangkat, ternyata ada regenerasi. Hal tersebut membuktikan bahwa perlu kehadiran saraf dalam proses regenerasi. Tentang zat yang terkandung atau keluar dari saraf, yang bersifat
  • 6. trophic terhadap regenerasi tersebut belum diketahui.eksperimen selanjutnya terhadap amputasi anggota tubuh salamander ialah jika saraf diangkat setelah blastema terbentuk, maka regenerasi akan terus berlangsung. Jadi nampaknya saraf perlu untuk pembentukan blastema. Namun terjadi keanehan, yaitu jika sejak embryo saraf diangkat, pertumbuhan anggota akan terus berlangsung. Jika diamputasi pun, bagian tersebut akan beregenerasi. Serat saraf tepi yang putus dapat beregenerasi, asalkan perikaryon (soma neuron) tidak ikut rusak. Jika urat saraf terpotong, bagian ujung yang lepas dari perikaryon akan berdegerasi dan debrisnya diphagocytisis makrofag. Bagian pangkal yang berhubungan dengan perikaryon tetap bertahan dan akan beregenerasi. Proses yang terjadi adalah sebagai berikut: Chromatolysis, yakni melarutnya badan Nissl, Perikaryon membesar, Inti berpindah ke tepi, Bagian ujung akson yang dekat luka berdegenerasi sedikit, lalu tumbuh lagi. Dan Di ujung akson yang putus, setelah semua hancur dan dibersihkan makrofag, sel Schwann berproliferasi membentuk batang sel-sel. Bagian proximal akson kemudian tumbuh dan bercabang-cabang mengikuti batang sel-sel Schwann ke bagian distal, sehingga mencapai alat effector (otot, kelenjar). Jika jarak antara proksimal dengan distal yang putus jauh sekali dan batang sel-sel Schwann tak mencapai ujung bagian proksimal itu, ujung proksimal yang tumbuh tak sampai ke alat effector. Terbentuk gumpalan serabut saraf lepas di bawah kulit bekas luka atau amputasi, yang akan terasa sangat nyeri. Oleh karena itu, kehadiran sel-sel Schwann di bagian effector sangat perlu untuk mengarahkan atau jadi pedoman bagi axon untuk tumbuh. Jika neuron yang putus jaraknya terlalu dekat dengan bagian perikaryon, tidak aka nada reaksi sel-sel Schwann di bagian effector dan perikaryon lama- kelamaan akan mati. Neuroglia, termasuk sel Schwann, dapat beregenerasi dengan melakukan mitosis. Celah-celah bekas tempat neuron yang rusak dan hancur di saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang), misalnya karena penyakit atau kerusakan lain, akan diisi lagi oleh neuroglia, bukan oleh neuron baru. Ada beberapa contoh dari regenerasi anggota tubuh yaitu : Dari Filum Invertebrata yaitu pada planaria.
  • 7. Planaria merupakan hewan invertebrata, termasuk cacing pipih yang hidupnya bebas di alam, umumnya hidup di air tawar,sungai, danau atau di laut. Cacing ini merupakan anggota dari kelas Turbellaria. Planaria dapat di pelihara pada temperatur 68-72OC, dengan tidak menurunkan suhunya, serta tidak menempatkan pada cahaya yang kuat dan sebaiknya memelihara Planaria pada tempat gelap. Planaria sensitif terhadap cahaya kuat, temperatur dan pH. Jika kondisi lingkungan diubah ukurannya tubuh Planaria menjadi kecil dari ukuran semula. Salah satu faktor abiotik (suhu) dapat mempengaruhi ukuran tubuh planaria, karena pada suhu tinggi intensitas cahaya juga tinggi. Sehingga planaria dalam beregenerasi atau bergerak perlu energi banyak. Maka dengan kondisi suhu yang tinggi ini, tubuh planaria akan mengecil atau menyusut. Suhu dalam proses beregenerasi berpengaruh pada saat planaria menutup luka atau bagian tubuh yang rusak dalam neoblast. Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya penelitian tentang pengaruh suhu air terhadap kecepatan regenerasi cacing Planaria (Euplanaria sp). Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang utama, dimana suhu memberikan efek yang berbeda-beda pada organisme-organisme di bawah ini (Kramadibrata, 1996). Dibandingkan dengan lingkungan daratan, lingkungan perairan mempunyai variasi suhu yang relatif sempit. Sehubungan dengan itu, maka kisaran toleransi hewan-hewan aquatik pada umumnya relatif sempit pula dibandingkan dengan hewan-hewan daratan. Cacing Planaria hidup di dalam air yang dingin dengan suhu yang rendah dimana air jernih, pada anak sungai dan bernaung pada tanaman air atau batu karang dan sangat menghindari sinar matahari. Dalam penelitian ini suhu yang digunakan sekitar suhu 21-22oC sebagai kontrol, suhu di habitat yaitu suhu yang di bawah normal ( 20,19,18O C dst ) maupun suhu di atas normal ( 23,24,25,26 O C dst)Planaria tidak bisa beregenerasi. Regenerasi Planaria Reganerasi adalah kemampuan untuk memproduksi sel, jaringan atau bagian tubuh yang rusak, hilang atau mati. Planaria menunjukan daya regenerasi yang
  • 8. kuat, bila cacing tersebut mengalami luka baik secara alami maupun secara buatan, bagian tubuh manapun yang mengalami kerusakan akan diganti dengan yang baru. Individu cacing yang di potong-potong akan menghasilkan cacing- cacing kecil yang utuh. Setiap potongan dapat tumbuh kembali (regenerasi) menjadi individu-individu baru yang lengkap bagian-bagiannya seperti induknya. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh suhu air terhadap regenerasi cacing Planaria. Pada Planaria telah diteliti bahwa sel-sel yang berasal dari parenkim (berasal dari lapis benih mesoderm), selain menumbuhkan alat derivate mesodermal (yakni otot dan parenkim lagi), juga sanggup menumbuhkan jaringan saraf dan saluran pencernaan (masing-masing berasal dari lapis benih ectoderm dan endoderm). Akhirnya anggota badan yang diamputasi itu akan tumbuh lagi sebesar semula, dengan struktur anatomis dan histologist yang serupa dengan asalnya. Dari Filum Vertebrata yaitu Cicak Cicak adalah sebagai salah satu contoh dari sekian banyak makhluk hidup yang mempunyai kemampuan dalam regenerasi organ. Cicak akan memutuskan ekornya bila merasa dirinya dalam keadaan bahaya atau menghadapi musuh. Ekor yang diputuskan tersebut akan tergantikan kembali melalui proses regenerasi organ yang memerlukan waktu tertentu dalam proses pembentukannya. Regenerasi adalah proses memperbaiki bagian yang rusak kembali seperti semula. Cicak memiliki daya regenerasi yang terdapat pada ekornya. Daya regenerasi pada berbagai organisme tidak sama karena ada yang rendah sekali dayanya dan ada yang tinggi. Vertebrata paling rendah daya regenerasinya dibandingkan dengan avertebrata. Sub phylum dari vertebrata yang paling tinggi daya regenerasinya adalah urodela. Reptilia daya regenerasinya hanya terbatas pada ekornya Setiap hewan mempunyai kemampuan hidup yang bervariasi antara makhluk yang satu dengan yang lainnya. Salah satu contoh adalah regenerasi dari organ. Regenerasi organ dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh suatu organisme untuk menggantikan bagian tubuh yang rusak baik yang disengaja ataupun yang tidak
  • 9. disengaja (karena kecelakaan) dengan bagian tubuh yang baru dengan bentuk yang sama persis dengan sebelumnya. Ekor cicak memiliki bentuk yang panjang dan lunak yang memungkinkan untuk bisa memendek dan menumpul. Ekor akan mengalami regenerasi bila ekor tersebut putus dalam usaha perlindungan diri dari predator. Regenerasi tersebut diikuti oleh suatu proses, yaitu autotomi. Autotomi adalah proses adaptasi yang khusus membantu hewan melepaskan diri dari serangan musuh. Jadi, autotomi merupakan perwujudan dari mutilasi diri. Cicak jika akan dimangsa oleh predatornya maka akan segera memutuskan ekornya untuk menyelamatkan diri. Ekor yang putus tersebut dapat tumbuh lagi tetapi tidak sama seperti semula (Strorer, 1981). Proses regenerasi dalam banyak hal mirip dengan proses perkembangan embrio. Pembelahan yang cepat, dari sel-sel yang belum khusus timbullah organisasi yang kompleks dari sel-sel khusus. Proses ini melibatkan morfogenesis dan diferensiasi seperti perkembangan embrio akan tetapi paling tidak ada satu cara proses regenerasi yang berbeda dari proses perkembangan embrio. Cicak akan melepaskan ekornya bila ditangkap pada bagian ekornya. Cicak kemudian meregenerasi ekor baru pada tepi lainnya pada waktu senggang. Dalam stadium- stadium permulaan dari regenerasi tidak ada sel-sel dewasa sehingga tidak ada penghambatan pembelahan sel. Sel-sel pada permukaan depan mempunyai laju metabolik yang tinggi daripada permukaan di tepi belakang. Kemampuan regenerasi dari hewan-hewan yang berbeda dapat dibedakan, hal ini tampak dengan adanya beberapa hubungan antara kompleksitas dengan kemampuan untuk regenerasi. Daya regenerasi Spons hampir sempurna. Regenerasi pada manusia hanya terbatas pada perbaikan organ dan jaringan tertentu. Cicak mempunyai daya regenerasi pada bagian ekor yang putus dengan cukup kokoh. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada cicak dengan memotong ekornya, setelah diamati selama empat minggu, ternyata bagian ekor yang telah dipotong mengalami pertumbuhan. Ekor yang putus tersebut tumbuh tetapi tidak dapat sama seperti semula. Pengamatan pada minggu pertama ekor cicak
  • 10. bertambah 0,1 cm, minggu kedua 0,4 cm, dan beberapa hari kemudian cicak tersebut mati. Pertumbuhan ekor cicak yang mengalami regenerasi lebih pendek daripada ekor semula. Karena panjang ekor yang dipotong sepanjang 5 cm sedangkan panjang ekor regenerasi hanya 2 cm. Pada kaki kecoa terjadi penambahan panjang yang tidak terlau signifikan dan kecoa mati sebelum minggu ketiga. Ekor cicak yang dipotong sel epidermisnya menyebar menutupi permukaan luka dan membentuk tudung epidermis apikal. Semua jaringan mengalami diferensiasi dan generasi membentuk sel kerucut yang disebut blastema regenerasi di bawah tudung. Berakhirnya periode proliferasi, sel blastema mengadakan rediferensiasi dan memperbaiki ekornya. Ketika salah satu anggota badan terpotong hanya bagian tersebut yang disuplai darah dan dapat bergenerasi. Hal inilah yang memberi pertimbangan bahwa bagian yang dipotong selalu bagian distal (Kalthoff, 1996). Proses regenerasi pada reptil berbeda dengan pada hewan golongan amfibi. Regenerasi tidak berasal dari proliferasi atau perbanyakan sel-sel blastema. Regenerasi pada reptil diketahui bahwa ekor yang terbentuk setelah autotomi menghasikan hasil dengan catatan khusus karena baik secara struktur maupun cara regenerasinya berbeda (Balinsky, 1983). Secara eksperimental pada ekor cicak yang telah dipotong, ternyata hasil regenerasinya tidak sama dengan semula. Pertambahan panjang tidak sama dengan ekor yang dipotong. Ekor baru tidak mengandung notochord dan vertebrae yang baru hanya terdiri dari ruas-ruas tulang rawan. Ruas-ruas ini hanya meliputi batang syaraf (medula spinalis), jumlah ruas itu pun tidak lengkap seperti semula. Proses perbaikan pertama pada regenerasi ekor cicak adalah penyembuhan luka dengan cara penumbuhan kulit di atas luka tersebut. Kemudian tunas-tunas sel yang belum berdiferensiasi terlihat. Tunas ini menyerupai tunas anggota tubuh pada embrio yang sedang berkembang. Ketika waktu berlalu sel-sel dari anggota tubuh yang sedang regenerasi diatur dan berdiferensiasi sekali lagi menjadi otot, tulang dan jaringan lajunya yang menjadikan ekor fungsional.
  • 11. Proses regenerasi ini secara mendasar tidak ada perusakan jaringan otot, akibatnya tidak ada pelepasan sel-sel otot. Sumber utama sel-sel untuk beregenerasi adalah berasal dari ependima dan dari berbagai macam jaringan ikat yang menyusun septum otot, dermis, jaringan lemak, periosteum dan mungkin juga osteosit vertebrae. Sumber sel untuk regenerasi pada reptile berasal dari beberapa sumber yaitu ependima dan berbagai jaringan ikat (Manylov, 1994).
  • 12. BAB III PENUTUP Kesimpulan  Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan makhluk hidup.  Adapun beberapa tahapan dalam regenerasi anggota tubuh pada hewan yaitu : 1. Luka akan tertutup oleh darah yang mengalir, lalu membeku membentuk scab yang bersifat sebagai pelindung. 2. Sel epitel bergerak secara amoeboid menyebar di bawah permukaan luka, di bawah scab. Proses ini membutuhkan waktu selama dua hari, dimana pada saat itu luka telah tertutup oleh kulit. 3. Diferensiasi sel-sel jaringan sekitar luka, sehingga menjadi bersifat muda kembali dan pluripotent untuk membentuk berbagai jenis jaringan baru. Matriks tulang dan tulang rawan akan melarut, sel-selnya lepas tersebar di bawah epitel. Serat jaringan ikat juga berdisintegrasi dan semua sel- selnya mengalami diferensiasi. Sehingga dapat dibedakan antara sel tulang, tulang rawan, dan jaringan ikat. Setelah itu sel-sel otot akan berdiferensiasi, serat miofibril hilang, inti membesar dan sitoplasma menyempit. 4. Pembentukan kuncup regenerasi (blastema) pada permukaan bekas luka. Pada saat ini scab mungkin sudah terlepas. Blastema berasal dari penimbunan sel-sel diferensiasi atau sel-sel satelit pengembara yang ada dalam jaringan, terutama di dinding kapiler darah. Pada saatnya nanti, sel-sel pengembara akan berproliferasi membentuk blastema. 5. Proliferasi sel-sel berdiferensiasi secara mitosis, yang terjadi secara serentak dengan proses dediferensiasi dan memuncak pada waktu blastema mempunyai besar yang maksimal dan tidak membesar lagi. 6. Rediferensiasi sel-sel dediferensiasi, serentak dengan berhentinya proliferasi sel-sel blastema tersebut. Sel-sel yang berasal dari parenkim
  • 13. dapat menumbuhkan alat derifat mesodermal, jaringan saraf dan saluran pencernaan. Sehingga bagian yang dipotong akan tumbuh lagi dengan struktur anatomis dan histologis yang serupa dengan asalnya.  Regenerasi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : 1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka akan meningkatkan regenerasi. 2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses regenerasi. 3. System saraf, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel sekitar luka .
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Balinsky, B. I. 1981. An Introduction to Embriology. W. B. Saunders Company, Philadelpia. Kalthoff, Klaus. 1996. Analysis of Biological Development. Mc Graw-Hill Mc, New York. Kimball, John W. 1992. Biology. Addison-Wesley Publishing Company, Inc., New York. Majumdar, N. N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi. Majumdar, N. N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. Mc Graw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi. Tim Dosen. 2010. Struktur Perkembangan Hewan. Medan : UNIMED