SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
Industri Polimer

Proses Pembuatan Polimer dari Minyak Bumi.

       Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, atau polimerisasi merupakan tahap awal dari
pemanfaatan senyawa (zat kimia) yang berasal dari minyak bumi. Minyak bumi mengandung
banyak senyawa kimia dan hasil isolasi senyawa ini dapat dimanfaatkan oleh industri. Bahan
kimia ini disebut sebagai bahan petrokimia. Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi-
reaksi polimerisasi (perpanjangan rantai), reaksi perengkahan (perpendekan rantai), reaksi
pengubahan (paduan dengan senyawa lain), maupun pembentukan senyawa pendek dari
senyawa panjang minyak bumi (pembentukan gas, alkilasi, perpendekan rantai atom karbon).
Perpendekan rantai minyak bumi menghasilkan senyawa yang ekonomis dan bermanfaat.

        Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk minyak bumi adalah alkaloid,
terpena, steroid, asam amino, dan lipid. Senyawa-senyawa ini terkubur bersama tumbuhan dan
hewan. Senyawa kimia yang terkubur dan pada saat pengeboran minyak masih dapat dikenali
dari strukturnya, maka senyawa ini dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah pembentukan
minyak bumi yang dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati (contoh: porfirin dari klorofil,
sekobikadinana dari isoprena atau terpena, skualena, sterana, bahkan steroid, dan kolesterol).

       Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar ini
dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut.
a.   Reaksi Perengkahan (cracking)
     Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih
     senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan
     langsung.

     Contoh pemanasan


     Proses alami:




     Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa yang
     lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari
     minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas
     (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak
     digunakan.


b.   Reaksi pengubahan (reforming)
     Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi bahan dasar industri
     dengan pemanfaatan bahan yang murah menjadi material yang dibutuhkan sehingga
     bernilai ekonomis (murah). Proses ini diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik).
c.   Reaksi alkilasi
     Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon rantai lurus dan proses
     pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi). Proses ini dapat dikelompokkan dalam
     polimerisasi, bila perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat
     dimasukkan ke dalam kelompok perengkahan.


d.   Polimerisasi
     Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer. Polimer terdiri dari polimer alami dan
     polimer sintetik. Polimer adalah molekul besar yang terdiri atas pengulangan satuan kecil
     (monomer). Monomer adalah senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua dan
     ikatan rangkap ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain sampai jumlah yang
     diinginkan (polimer sintetik). Polimer alam membentuk senyawa secara alami, contoh
     polimer alam yaitu lateks (dari pohon karet), karbohidrat (singkong jagung), protein,
     selulosa, resin. Sedangkan Contoh polimer sintetik adalah nilon, dakron, teflon.
     Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga tahap yaitu pembentukan radikal bebas
     (inisiasi), perpanjangan monomer (propagasi), dan terminasi (pemotongan atau penyetopan
     reaksi). Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur
     yaitu struktur beraturan (isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik), campuran
     (sindiotaktik). Struktur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat polimernya

a.   Plastik (PE)
     Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih ringan dari kayu,
     dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain harganya murah, juga dapat
     digunakan sebagai isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah
     tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron,
     Lustrex, Loalin), poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax),
     polivinil asetat.

     Polietilena atau PE (Poly – Eth, Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari etilena
     (CH2 = CH2) dan merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan
     digolongkan dalam termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai sifat daya
     tekan baik, tahan bahan kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan kelembapan, kelenturan
     tinggi, hantaran elektrik rendah. Berdasar kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE dengan
     kerapatan rendah (digunakan sebagai pembungkus, alat rumah tangga dan isolator) dan
     yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai drum, pipa air, atau botol).
     Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam berbagai hal, ternyata limbahnya dapat
     menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya yaitu sifat plastik yang tidak dapat
     diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi masalah ini para pakar lingkungan dan ilmuwan
     dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan, diantaranya
     yaitu dengan cara mendaur ulang limbah plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif
karena hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang. sisanya menggunung di tempat
     penampungan sampah. Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan
     jenis plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene
     (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol
     plastik minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik.
     Pemanasan polietilena menggunakan metode pirolisis akan terbentuk suatu senyawa
     hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik
     yang terurai adalah sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang
     dimiliki senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi
     minyak pelumas berkualitas tinggi. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa
     minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi.
     Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan
     senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah
     menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik
     menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi. Minyak pelumas buatan
     ini diharapkan dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama
     dengan minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus
     ekonomis.
b.   Cat
     Cat adalah produk dari industri pelapis permukaan, bertujuan untuk menjaga keawetan
     bahan yang dilapisi (kayu, logam atau tembok) dan untuk estetika (keindahan). Fungsi cat
     ini yaitu memberikan ikatan yang baik antara permukaan benda dan cat pelapis. Cat primer
     disediakan dalam kemasan yang lebih encer dari cat biasa dan dilarutkan dalam air atau
     minyak. Kemasan cat umumnya terdiri atas resin atau bahan pengikat (untuk mengikat
     pigmen warna di dalam cat, misal: minyak biji rami dan getah tumbuhan seperti gom arab,
     gom senegal), bahan pengisi (untuk memperbaiki sifat mekanis dan fisik cat agar tidak
     retak/terjadi goresan saat pengeringan, contohnya: bubuk kaca agar memantulkan cahaya
     matahari/lampu pada rambu lalu lintas), penstabil (digunakan sebagai penetral pengaruh
     sinar ultraviolet matahari), pengering pelarut, dan pigmen.

     Pigmen bersifat ganda yaitu untuk menampilkan keindahan dan memberikan sifat mekanik
     pada selaput yang terbentuk. Pigmen menghalangi penyebaran uap air dan sinar matahari
     langsung pada bahan yang dilapisi. Warna yang dihasilkan pigmen bergantung pada
     banyaknya cahaya matahari yang diserap dan diserap dan dipantulkan. Pigmen harus tidak
     toksik dan merupakan senyawa anorganik yang tak larut dalam pelarut organik sehingga
     mengendap di dasar wadah. Pigmen seperti zink, aluminium, dan stainlessdigolongkan
     dalam pigmen metalik, banyak digunakan untuk dekorasi. Krom dalam bentuk
     polikrometik dipakai sebagai cat lapis akhir pada kendaraan bermotor.
c.   Tekstil ( Nilon )
     Kata tekstil berasal dari bahasa latin “texer” yang berarti menenun. Tekstil dibuat dari
     serat yang dipintal, ditenun, dirajut, dianyam atau dibuat jala benang. Serat dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu serat alami dan serat sintetik. Serat alami (wol, sutera,
katun, dan rami) pada umumnya pendek dengan panjang 1,3-20 cm. Serat alam berasal
dari kapas akan menghasilkan kain yang lunak dan menyerap air sehingga baik untuk
dibuat handuk, sprei, maupun pakaian. Serat rami dapat dibuat linen yang indah dan kuat
sehingga dimanfaatkan untuk membuat taplak, sapu tangan dan serbet. Serat binatang
(domba) dibentuk menjadi wol, sutera (kepompong ulat sutera) juga termasuk serat alami
Serat alam yang berasal dari mineral adalah asbestos, mempunyai sifat tahan terhadap api
dan digunakan pada pembungkus kabel.

Bahan baku serat sintetik adalah filamen yang bersambung/serat pendek, seragam dalam
panjang, dan terpintal dalam benang. Poliester, nilon, akrilik, dan poliolefin merupakan
contoh serat sintetik yang dibuat dari petrokimia. Perbedaan bahan tersebut terletak pada
kekuatan tarik, elastisitas, kelembutan, daya serap terhadap air, ketahanan terhadap cahaya
dan panas atau usia pemakaian. Bahan yang dihasilkan merupakan bahan yang kuat dan
mudah disetrika. Serat sintetik yang terbuat dari bubur kayu, sampah kapas atau
petrokimia yaitu rayon, asetat dan triasetat. Kain rayon menghasilkan bahan penghisap
yang mudah kering, kain asetat tahan kerut dan tarikan, sedangkan triasetat merupakan
bahan yang lebih tahan kusut.

Nilon adalah kelompok poliamida hasil polimerisasi heksametilena-diamina dan asam
adipat. Nilon termasuk polimer paling ulet, kuat, dan kenyal, tidak rusak oleh minyak dan
gemuk serta tak basah oleh air sehingga dapat dibentuk menjadi serat, sikat, lembaran,
batang, pipa, maupun bahan penyalut. Nilon terdiri dari Nilon 6, Nilon 6,6 dan Nilon 8..
Nilon 6,6 dibuat dari reaksi polimerisasi asam adipat dan heksametilena diamina. Asam
adipat dibuat dari sikloheksana, dan petroleum mengandung sikloheksana.

Diagram pembuatan Nilon 6,6 ditampilkan pada Gambar 2.




         Gambar 2. Pembuatan Nilon 6 dari Benzena
Bagan pembuatan Nilon 6,6 dan Nilon 8 ditampilkan pada Gambar 3




         Gambar 3. Proses Pembuatan Nilon 6,6 dan nilon 8

     Untuk produksi nilon besar-besaran sebagai bahan baku digunakan batu bara, minyak
     bumi, gas alam, maupun hasil pertanian. Nylon 66 (Huruf 6,6 atau 6 merupakan jumlah
     atom karbon pembentuk bahan) dibuat dari bahan baku kaprolaktam.


d.   PVC (Polivinil klorida)
     Monomer dari PVC (poli vinil klorida) adalah etena yang satu atom hidrogen diganti
     (substitusi) dengan atom klorida. Vinil klorida dengan rumus kimia CH2=CHCl disebut
     kloroetilena atau kloroetena adalah gas tak berwarna, yang mencair pada suhu –13,9oC.
     PVC termasuk termoplastik yang paling banyak digunakan, bersifat kuat dan ulet. PVC
     dibagi dua yaitu PVC elastik dan PVC keras, atau kaku. Jenis PVC elastik dimanfaatkan
     untuk penutup lantai, bola mainan, sarung tangan, jas hujan.
      PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa listrik atau pipa air, kartu kredit. Kedua jenis PVC
     memiliki sifat sama yaitu tahan cuaca dan isolator. PVC dimodifikasi dengan bahan lain
     untuk meningkatkan pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan kimia, sedangkan
     PVC/ABS (akrilonitril-butadiena-stirena) mudah diproses pada rentangan api dan kuat
     terhadap tegangan tinggi. ABS adalah suatu bahan yang kuat, kaku, dan murah. PVC di
     Indonesia dijual dengan beberapa merk, dari yang tebal sampai yang tipis. Pabrik pembuat
     PVC menyebut dengan istilah paralon. Membakar PVC bekas menimbulkan asap yang
     diduga dapat menyebabkan kanker hati. PVC terbakar perlahan-lahan.
     Plastik vinil dibuat dari gas alam, atau minyak bumi. Vinil dapat dibuat lemas, kaku,
     maupun bening. Sebagai bahan yang tidak mudah pecah atau sobek, vinil tidak dirusak
     oleh asam, minyak atau air. Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan plastik vinil yang
     telah diproduksi secara komersial. Pada pertengahan tahun 1970 vinil diteliti sebagai salah
satu pencemar udara penyebab penyakit serius, seperti kanker hati. Plastik vinil
     dimanfaatkan secara luas sebagai barang yang murah dan tahan lama yang fleksibel (lantai,
     isolasi, kopor, tirai kamar mandi, pakaian mirip kulit, atau selang air). Jenis vinil yang
     tegar digunakan untuk mainan dan pipa air. Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak
     lembek atau lembab, dan kertas dokumen maupun kertas dinding tidak terkena noda.


e.   Perekat atau Adhesif
     Perekat adalah bahan untuk menggabungkan dua benda pada permukaannya, contohnya
     semen, pelapisan tablet, lem, maupun getah. Mekanisme kerja perekat adalah perekatan
     mekanik atau fisika dan perekatan kimia.
     Proses perekatan benda yaitu dengan memasukkan bahan perekat ke dalam pori-pori
     benda, sehingga terjadi penguncian secara mekanik. Pada perekatan kimia terjadi reaksi
     kimia (gaya tarik elektrik) antar molekul perekat dan permukaan benda. Umumnya
     perekatan terjadi secara bersamaan antara perekatan fisika dan kimia.
     Perekat terdiri dari perekat yang mengering di udara, dilelehkan sebelum digunakan,
     dilakukan penekanan, atau yang aktif secara kimiawi. Benda yang direkatkan biasanya
     kertas, plastik, karet, kayu, logam, logam bukan logam, kaca, bahkan gigi. Plastik termoset
     memerlukan perekat untuk menggabungkan kedua bahan.
     Powerglu adalah perekat yang bekerja berdasarkan reaksi polimerisasi pada saat
     pengeringan. Reaksi perekatan dibantu oleh uap air di udara/zat lain yang ditambahkan.
     Perekat untuk kayu dikenal sebagai perekat tahan-cuaca dan setengah tahan-cuaca. Perekat
     tahan cuaca umumnya memiliki kekuatan lebih besar dari kayunya. Bahan perekat jenis ini
     dibuat dari bahan polimer fenolik, epoksi, atau resorsinol. Perabot kayu yang tidak
     mengalami perubahan suhu yang drastis dan tidak kena air terlalu sering dapat
     memanfaatkan perekat dari bahan tulang atau perekat vinil. Perekat kayu setengah tahan-
     cuaca terbuat dari perekat urea dan kasein.
f.    Polistirena (PS).
     Polistirena adalah polimer yang mengandung monomer stirena C6H5CH=CH2. Polimer ini
     termasuk golongan termoplastik, merupakan plastik jernih dan keras. Polistirena
     diproduksi dalam bentuk busa plastik dengan nama komersial styrofoam, atau sebagai
     bahan isolasi (listrik, panas), komponen perabot, bahan pengemas, mainan, maupun benda
     toilet. Stirena dibuat dengan cara pirolisis-dehidrogenasi dari etilbenzena. Etilbenzena
     disintesis dari etilena dan benzena. Polimer ini bersifat tahan asam, basa, maupun garam.
     Penampilan PS lembut dan kecerahannya baik sehingga banyak digunakan untuk pipa,
     busa, pendingin, instrumen atau panel dalam otomotif.
     Stirena dapat digunakan sebagai monomer karet sintetik. Jenis karet sintetik ini
     dikopolimerisasi dengan gugus lain yaitu SBR (stirena-butadiena), SCR (stirena-
     kloroprena), dan SIR (stirena-isoprena). Pemanfaatan polimer yang dapat menggantikan
     logam (sifat: konduktor, titik leleh yang tinggi, berpenampilan cantik dalam pewarnaan)
dan kayu (tahan suhu dan tekanan) makin diteliti. Polimer adalah bahan yang anti karat
    dan tidak mudah terbakar.

Alat-alat yang digunakan dalam industry polimer :

   1. Blow Film Extrusion Machine

                          Blow Film Extrusion Machine adalah Mesin untuk membuat
                         kantong plastik, seperti kantong kresek, kantong sampah, kantong
                         gula, shoping bag, plastik OPP dll. Tersedia berbagai type dan
                         ukuran.




   2. Mesin Extruder Plastik

                                  Extruder Plastic Machine adalah mesin untuk membuat
                                 barang- barang plastik dalam bentuk panjang. Seperti profile,
                                 sheet, sedotan, kabel, selang, tali, tambang, pipa, dll.




 3. Injection Mechine

                                         Injection Moulding Machine adalah mesin untuk
                                         mencetak berbagi bentuk barang yang terbuat dari
                                         plastik. Seperti sparepart otomotif, sparepart
                                         elektronik, alat kebutuhan rumah tangga dll.




   4. Mesin Crusher
                                Mesin giling / cacah plastik ( Crusher Machine) adalah mesin
                                perajang / pencacah plastik hingga menjadi sepihan. Bisa untuk
                                giling kering dan giling basah / cuci.
5. Mesin pembuat botol
                                    Blow Molding Machine adalah mesin untuk membuat
                                    barang plastik seperti : botol kosmetik, botol minuman,
                                    botol oli, drum, bola, patung plastik,




Berikut Beberapa Proses Pembuatan Barang Jenis Polimer :

   1. Proses Pembuatan Ban
      Gambaran umum proses pembuatan Ban:




a. Mixing / Banbury
       Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun motor,
Tire Manufacturing menggunakan beberapa material sebagai bahan baku utama dan beberapa
bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi. Material yang digunakan antara
lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa
material kimia lain. Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah pencampuran Natural
&Synthetic Rubberdengan Ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang sesuai dengan berat
yang ditentukan pada spesikasi produk yang ingin dibentuk. Kemudian diberikan tambahan
Carbon dan Oli pada saat material tersebut masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin
tersebut terdapat alat yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang
disebut compound. Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati
proses pendinginan dan diberi cairan adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah
tersusun.
b. Extruding

    Adonan hasil mixing tadi dibuat menjadi tread dan sidewall. Prosesnya adalah injeksi dan
extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side
wall, tread dan filler. Side wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah
fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass darishoulder area ke rim cushion dan bead
area, berfungsi untuk fashion jika dihias denganwhite ribbon atau white letter, penahan tekukan
untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan
keempukan radial.




c. Calender

                            Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel
                            belt, JLB & cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh
                            mesinCalender dengan bahan dasar benang (polyester dan nylon)
                            juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan diproses,
                            sebelumnya harus melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar
                            material tersebut terbuka untuk kemudian di masukan ke dalam
oven dengan suhu 160°C agar pada saat diberikan compound dan bahan-bahan seperti polyester,
nylon, dan steel cord dapat merekat dengan sempurna.

   d. Bead

   Sementara proses calender berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire yaitu melapisi
kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead wire
sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran rim.

e. Cutting

     Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir dari proses
ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari
Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya dalam bentuk gulungan
panjang di mesin Calender yang kemudian di potong – potong untuk merubah arah atau sudut
benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka untuk menahan,
membentuk sistem suspensi dan beban ban.Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material
yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong – potong menjadi beberapa bagian di mesin
TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban waktu berjalan,
meredam suara bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling
resistance.

f. Building
Kemudian sampailah pada tahap perakitan semua komponen-komponen aplikasi yang telah
dibuat pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti rakitan bead, lembaran ply
yang      telah   di     potong     dengan     sudut    90°, steel
belts, innerliner, tread dan side wall semua di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai bagian
dari ban setengah jadi atau biasa disebut denganGreen Tire (GT). Proses perakitan (Tire
Building) terdiri dari 2 tahap, tahap pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang
kemudian menghasil produk berupa carcass, kemudian carcass diproses kembali di tahap kedua
atau 2nd stage dengan menambahkan steel belt, cap ply dan tread menjadi GT. Tahap ini
dilakukan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu operator di masing – masing
tahap.

g. Curing


                                    Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses
                                    pembentukan ban. GT yang dihasilkan dari proses
                                    perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk dimasak.
                                    Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama
                                    GT datang dari bagian Perakitan, sebelum masuk ke
                                    proses curing, GT harus diperiksa terlebih dahulu untuk
menghindari adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1 rak GT
untuk dilakukan proses paintingChem Trend yaitu pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian
dalam GT yang bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet bladder pada saat
proses curing berlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator untuk di proses di
mesin press curing. Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu
penyatuan polimer (rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan dibantu oleh
persenyawaan bahan kimia untuk mendapatkan beberapa karakteristik compound yang
diperlukan dari bagian-bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan
sejumlah tekanan steamyang sangat tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan (mold) dengan
temperatur sesuai dengan yang diinginkan untuk produksi. Setelah cetakan tertutup, GT akan
melebur ke dalam cetakan tread dan side wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai
prosescuring selesai secara keseluruhan. Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka
secara otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian
sampai di bagian Pemeriksaan (Finishing).

h.   Finishing / quality control

                        Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau
                        tidak. Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian
                        pekerja sangat dibutuhkan. Selain visual, kontrol juga dilakukan
                        dengan pemeriksaan balance dan menggunakan sinar X.
                        Ban tidak mungkin bisa 100% balance seperti pelek, namun ada
                        batasannya. Jika melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses
                        produksi. Selain itu, kami juga memiliki laboratorium untuk
       memeriksa sampel ban yang diambil secara acak demi menjaga kualitas.
2. Pembuatan Plastik dengan bahan dasar preform

    Proses pembuatan botol plastic dengan bahan dasar preform dan menggunakan suatu proses
yang di kenal dengan nama Blow Molding.Setelah ditinjau lebih lanjut penggunaan produk
plastic saat ini di anggap efisien sebab proses produksi nya yang tidak terlalu sulit serta hasilnya
dapat di variasikan sesuai dengan bentuk yang ingin di buat,maka dari itu proses pembuatan
produk plastic dapat dikatakan sebagai produk yang ekonomis dan berdaya guna besar bagi
kehidpan manusia saat in yang lebih mengutamakan keekonomisan dalam produk yang
digunakan.

Blow Molding
    Blow molding atau blow forming adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang
bentuknya memiliki rongga – rongga pada bagian tengah dari produk. Plastik cair pada proses
ini berbentuk pipa kemudian dimasukan kedalam cetakan lalu ditiup hingga menempel pada
dinding cetakan. Pada hasil cetakanya, proses ini cenderung memiliki ketebalan dinding yang
tidak merata dan umumnya produk berupa silinder.
    Proses ini terdiri dari pembentukan sebuah tabung (disebut parison) dan memasukkan udara
atau gas lain yang menyebabkan tabung tersebut mengembang menjadi berongga, tertiup bebas
sesuai cetakan untuk membentuk menjadi produk dengan ukuran dan bentuk tertentu. Parison
secara tradisional dibuat oleh proses ekstrusi.
    Sebelum kita masuk ke dalam proses pembentkan botol plastic disini kami menjelaskan
terlebih dahulu mengenai mesin/perangkat pendukung serta bahan yang di gunakan dalam
proses blow molding ini.adapun perangkat pendukung dan bahan nya adalah sebagai berikut :
Perangkat/Mesin pendukung dan Bahan yang digunakan :

   a.  Kompresor
      Kompresor berperan sangat penting dalam pembentuka ini sebab kompresor berfungsi
   untuk meniup bahan preform hingga membentuk botol.kompresor yang digunakan untuk
   pembuatan botol plastic ini mempunyai tekanan 40 bar,dimana tekaknan yang 40 bar ini
   kemudia di abagi lagi sehingga hanya sekitar 30 bar yang digunakan untuk proses
   pembentukan botol plastic atau yang kita kenal dengan istilah (pre blow dan main blow).

   b. Chiler
       Chiler merupakan sebuah mesuin pendingin yang berfungsi sebagai pendingin heater dan
   mold sebab karena pada proses pembentukan ini digunakan suhu yang cukup tinggi maka
   perlu proses pendinginan agar mesin/perangkat dalam kondisi baik dan akan menghasilkan
   produk secara maksimal.

   c.  Pressure
       Pressure merupakan penggerak mesin mesin dimana dalam hal ini perangkat ini
   menggunakan 10 bar dari tekanan kompresor untuk menjalankan mesin agar bekerja
   optimal,adapun mesin yang di gerakan oleh pressure ini misalnya mesin mesin peneumatik
   yang berfungsi untuk menjalankan preform atau memindahkan preform dari satu posisi ke
   posisi lain untuk mendapatkan pengerjaan selanjutnya.
   d. Cooling Tower
       Merupakan sebuah perangkat mesin yang berfungsi untuk mendinginkan kompresor.

   e. Komputer pengontrol mesin
      Alat ini sangat berperan penting terhadap hasil yang akan dicapai jadi sebelum
   melakuakan proses produksi alat in akan di setting sedemikian rupa dan telah melakukan
   proses pengujian yang akurat sehingga hasi yang dicapai dapat maksimal,dimana data yang
telah di dapt kemudian disimpan dan menjadi patokan untuk melakukan proses produksi
   selanjutnya.

   f. Mold
      Mold merupakan pencetak yang digunakan sebagai wadah preform yang mana pada saat
   angina bertekanan tinggi dihembuskan ke dalam preform maka preform akan berubah bentuk
   seperti mold.

   g.  Oven
       Oven merupakan alat yang berfungsi untuk memenaskan atau melunakan tekstur dari
   preform itu sendiri agar dapat di kerjakan untuk proses selanjutnya.
   h. Jump roll
       Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan preform dari oven menuju rell
   berjalan.dimana bentuk atau konstruksi jump roll sendiri hamper sama dengan tangga berjala

   i.   Rell
       Merupakan suatu alat penghubung berjalan antara jump roll dengan gate dimana setelah
   preform selesai dipanasi didalam oven kemudian dipindahkan dengan menggunakan jump
   roll dan selanjutnya preform berada pada rell dan bergerak menuju gate untuk kemudian
   ditahan sementara untuk di cek apakah suhu pada preform sudah cukup untuk di buat mnjadi
   botol atau tidak.
   j. Preform
       Preform mempunyai bentuk yang hamper sama dengan tabung reaksi kimia dimana
   memiliki ukuran yang beragam sesuai dengan volume botol yang akan di produksi,dalam hal
   in kami tidak mengulas lebih jauh mengenai preform namun lebih terperinci pada proses
   pembentukan preform menjadi botol plastic dalam proses blow molding,sebab sesuai data
   yang kami peroleh bahwanya untuk membuat botol plastic tersebut perusahaan tidak
   memproduksi preform namun mengordernya kepada produsen preform jadi dapat di
   katakana uuntuk proses pembuatan botol plastic ini menggunakan bahan setengah jadi.

Proses kerja pembuatan botol platik dengan bahan preform dengan cara blow molding
        Proses pembuatan botol plastic dengan bahan prefprm dengan proses blow molding
berawal dari penuangan preform kedalam oven dimana proses ini di lakukan secara manual
dimana pekerja menuangkan preform kedalam oven yang mana preform preform ini sebelumnya
di masukan kedalan plastic besar agar dalam penuangan dapat dilakuakan secara cepat.setelah
preform masuk kedalam oven maka preform kemudian preform dipanaskan yang bebrtujuan
untuk melembekana tekstur/bentuk dari preform itu sendiri agar dapat mudah dibentuk.proses
berikutnya preform preform yang telas dipanaskann dalam oven kemudian preform preform
tersebut dipindahkan menuju rel dimana sebelumnya preform preform tersebut dipindahkan
menggunakan jump roller.setelah preform preform tersebut tersusun di rel kemmudian preform
preform itu menuju gate,dimana gate itu berfungsi sebagai alat deteksi (detektator) apakah suhu
pada preform preform tersebut layak atau tidak untuk di buat menjadi botol,apabila suhu pada
preform sudah sesuai untuk di buat menjadi botol maka gate akan terbuka namun jika suhu
belum mencapai suhu yang telah ditentukan maka preform secara otomatis di buang dan tidak
dapat digunakan lagi ,maka dari itu sebelum melakuakn proses ini telah dilakuakan proses
percobaan untuk mendapatkan ahsil yang optimal karena jika tidak perusahaan akan rugi besar
jikalau banyak bahan/preform yang di buang karena suhu nya tidak sesuai dengan ketentuan
suhu untuk proses ini.adpun yang perlu diketahui dalam proses blow molding ini semua gerakan
mesin di control menggunakan computer yang mana sebelum melakuakan proses masal hasil
pengujiannya disimpan di dalam computer sebagai patokan untuk proses proses
selanjutnya,walaupun demikian masih tetap ada juga yang namanya kegagalan produksi padahal
system computer sudah benar,masalah nya biasanya akibat tegangan/arus listrik yang kurang
stabil atau mesin nya terdapat kerusakan.proses berlanjut ke heater dan selanjutnya menuju korp
finger dimana korp fingger ini berfungsi untuk mengatur atau menyusun preform preform agar
masuk kedalam mold (cetakan).sebelum menuji korp finger preform preform tersebut menuju
player dilanjutkan menuju mold,sebagai pemberitahuan bahwa jarak preform ke korp finger
sama dengan jarak preform ke player.untuk proses yang kami amati bahwa jumlah mold yang
digunakan dalam proses ini berjumlah empat buah jumlah mold yang digunakan dapt di atur
sesuai dengan kebutuhan produksi. Mold ditutup dan kemudian menuju noching dan noching
pun naik dimana sudak terdapat beberapa nozzle yang siap menghembuskan angina bertekanan
tinggi yang tekanan nya kurang lebih 30 bar.setelah nozzle masuk kedalam mold dan
menghembuskan angin tersebut maka botol pun jadi dan mold pun terbuka dan botol pun jatuh.
Setelah itu proses dilanjutkan dengan pengumpulan botol botol untuk dikerjakan proses
lainnya,misalnya dilakuakan test kelayakan atay quality control untuk mengetahui apakah sudah
sesuai dengan yang di kehendaki atau tidak.
(Data di atas diambil dari dari keterangan yang di berikan pemandu PT.uniplastindo Indonesia
Cabang         Medan,Sumatera          Utara        dan        http://www.alibaba.com/product-
gs/257208680/bottle_preform.html?s=p.)

   3. Pembuatan Styrofoam :

        Bahan baku EPS bead dari warehouse dimasukkan ke dalam mesin pre-expand untuk
prosesexpanding.     Tahap     pertama    dinamakan "single      expand" dan    tahap    kedua
dinamakan "double expand".
        Setelah proses expanding, butiran EPS bead (virgin) yang telah mengembang akan
keluar melalui pintu pengeluaran (discharge) dan jatuh ke dalam fluidized bed.
        Setelah    melalui   proses expanding dan fluidizing butiran     EPS    disimpan    ke
dalam silo untuk prosesaging. EPS didiamkan selama sekurang-kurangnya 4 jam. Tujuannya
agar sisa gas pentane yang tidak terekspansi dapat keluar dan oksigen dapat masuk ke dalam
pori-pori butiran EPS.
        EPS yang sudah di-aging, butiran EPS dimasukkan ke dalam mesin blocking untuk
dicetak menjadi bentuk balok dengan ukuran 1,2 x 0,6 x 6 meter atau 1,0 x 0,6 x 6 meter dengan
melalui tahap pemanasan dan penekanan sehingga dapat mengikat butiran EPS tersebut menjadi
balok yang padat sesuai dengan densitas yang diinginkan. Setelah menjadi balok, balok tersebut
harus didiamkan sekurang-kurangnya 2 x 24 jam untuk menurunkan kadar air dalam balok.
4. Polymer Extrusion Specialyst for wire cable
Cara Membuat Kabel :

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari
konductor dan isolator. Isolator disini adalah pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari
plastik atau karet atau sejenis lainnya sedangkan konductor terbuat dari logam yangdapat
mengantarkan arus listrik

Benda ini sangat dibutuhkan oleh umat manusia untuk membantu mengantarkan arus listrik dari
satu tempat ke tempat lain, dengan kabel, manusia bias mendapatkan cahaya penerangan, dan
dengan kabel pula energy listrik bisa ditransmisikan kedalam energy gerak dan lain lain

Dilihat dari segi fungsi, kabel dibedakan atas 3 jenis

   1. Kabel instrument

   Kabel ini termasuk low voltage, biasanya diameter conductornya hanya (max 2.5 mm2),
kabel ini biasanya di gunakan untuk industry elektronika dan automotive

   2. Kabel optic
   Kabel jenis ini tidak menggunakan conductor tetapi menggunakan fiber optic, tujuan
utamanya bukan mengantarkan arus listrik, tetapi mengantarkan signal dari satu tempat ke
tempat yang lain, kabel ini digunakan untuk mengantarkan signal telepon. Sebelum Hand phone
       menjadi trend masa kini, kabel ini sangat laris dipasaran, tetapi setelah trend hand phone
       menanjak, produksi kabel ini menjadi menurun tajam

           Ada perbedaan jenis mesin dalam proses pembuatan kabel dalam hal ini insulationnya,
       proses kabel untuk low voltage, instrument kabel dan kabel optic menggunakan mesin extruder
       biasa sedangkan untuk medium voltage dan high voltage menggunakan mesin CCV

       Konstruksi kabel pun banyak beragam, ada yang menggunakan armour, ada pula yang tidak
       tergantung dari lokasi yang akan di pasang kabel

          3. Power cable
           Kabel ini di pakai pada umumnya, fungsi utamanya adalah mentransmisikan arus listrik dari
       satu tempat ketempat lain

       Dilihat dari besarnya tegangan, kabel di bedakan atas 3 jenis tegangan :

       1. kabel tegangan rendah (low voltalge)
                                    Kabel tegangan rendah biasanya di pakai untuk aliran listrik yang
                            tegangannya dibawah 1 kV, thickness dari insulationnya biasanya tidak
                            terlalu tebal, antara 1 sampai 2 mm, biasanya di gunakan untuk bangunan
                            rumah, apartement dan lain-lain. Insulatinnya terbuat dari bahan PVC
                            maupun XLPE




       2. Kabel tegangan menengah (medium voltage)
                             Kabel tegangan menengah dipakai untuk alliran listrik dengan
                             kapasitas sampai 20 kV




. 3.    Kabel tegangan tinggi (high voltage)

       Kabel jenis ini merupakan kabel dengan kapasitas diatas 20kV



       Pada umumnya bagian-bagian utama kabel adalah sebagai berikut                              :
1. Conductor                                       5. Inner sheath

2. Insulation                                      6. Armour

3. Cabling                                         7. Sheath

4. Taping

1. Conductor
                            Conductor adalah bagian utama kabel yang berfungsi untuk
                            mengantarkan arus listrikl dari satu tempat ke tempat lain,
                            sebenarnya penghantar listrik yang paling baik adalah logam emas,
                            namun karena tingginya biaya maka dipilihlah tembaga sebagai
                            conductor, sedangkan untuk signal, penghantar yang paling baik
adalah optik. Untuk daerah yang mengandung garam biasanya Aluminium atau tembaga tadi
dilapisi dengan timah untuk menghindari terjadinya korosif.



Bahan baku conductor/aluminium tadi di dapat dari peleburan, pabrik
kabel di supply dengan bentuk gulungan dengan diameter yang agak
besar (dia 5 mm), kemudian dilakukan proses pengecilan dengan cara di
tarik dengan menggunakan drawing machine


      Setelah diameter conductor dibuat sesuai dengan sepsification, proses selanjutnya adalah
memilin conductor dengan menggunakan stranding machine, maksud memilin ini adalah
menggabungkan conductor yang satu dengan yang lain agar menjadi satu kesatuan.




Dari segi bentuk conductor dapat di bedakan beberapa jenis yaitu
Re, Rm, Cm dan flexible




2. Insulation
       Insulation adalah pelindung pertama dari conductor, prosesnya menggunakan mesin
extruder (extrusi untuk low voltage) material yang digunakan sangat beragam, bisa dari PVC,
XLPE, LSOH, XL-LSOH, XL-HDPE dan lain-lain. Setiap material mempunyai karakteristik dan
perlakuan proses yang beragam, seperti temperature, pemakaian dies nipple dan lain-lain
2.1 Polyvinil klorida

        Polivinil klorida disingkat dengan PVC, adalah polimer urutan ketiga dalam jumlah
pemakaian di duniasetelah polietilena dan poliprolena. diseluruh dunia lebih dari 50% PVC yang
di produksi dan dipakai dalam konstruksi sebagai bahan bangunan. PVC relatif muran tahan
lama dan mudah di rangkai. PVC bisa di buat lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan
plastiziser, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya di pakai sebagai bahan pakaian,
perpipaan, atap dan inuslasi kabel listrik.PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer
vinil klorida (CH2=CHCI). karenad 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang
menggunakan bahab baku minyak bumi terendah diantara polimer lainnya
Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. pada proses ini
monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi
bersama bahan kimia tambahan untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman
urutan partike resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik dan membutuhkan mekanisme
pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhka. karena volume
berkontaksi selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu
di tambah kecampuran untuk mempertahankan suspensi.Ketika reaksi sudah selesai, hasil cairan
PVC harus di pisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida yang akan di pakai lagi untuk
reaksi berikutnya. lalu cairann PVC yang sudah jadi akan di sentrifugasi untu memisahkan
kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan hasilkan butiran PVC. Pada
proses operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya seesar kurang dari 1
ppm. Proses produksi lainnya seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi menghasilkan PVC
dengan butiran yang berukuran lebih kecil dengan sedikit perbedaasifat dan juga perbedaan
aplikasinya.

      Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir
membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV stabilizer, pelumas, platicizer,
bahan penolong proses, pengatur thermal, pengisi, bahan penahahan api, biosida, bahan
pengembang dan pigmen lainnya.

2.2 Polietilena
       Polietilena (disingkat PE) adalah thermoplasyic yang di gunakan secara luas oleh
konsumen produk sebagai kantong plastik. sekitar 60 juta ton plastik ini diproduksii setiap
tahunnya. Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena
(IUPAC:etena). Diindustri polimer , polietilena ditulis dengan singkatan PE, perlakuan yang
sama yang dilakukan oleh polistirena dan (PS) dan polipropilena (PP).Molekul etena C2H4
adalah CH2=CH2. dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda. Polietilena dibentuk melalui
proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa di produksi melalui proses polimerisasi radikal,
polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik. setiap
metode menghasilkan tipe polietilena yang berbeda.

2.3 High density polietilena
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm3. HDPE memiliki
derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tingga
dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika, ziegler-natta, atau
katalis metallocene


2.4 Low Density Polietilena (LDPE)
       LDPE dicirikan dengan densitas 0.910-0.940 g/cm3. LDPE ini memiliki derajat tinggi
terhadap struktur percabangan rantai panjang dan pendek yang berarti tidak akan berubah
menjadi stuktur kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul
yang rendah ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah. LDPE dirpoduksi
dengan polimerisasi radikal bebas

2.5 Cross link Polietilena
        PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang memiliki
sambungan cross link pada strukur polimernya. sifat ketahana pada temperatur tinggi meningkat
seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia

Proses Extrusi

       Proses ini adalah proses pelelehan material dengan menggunakan screw didalam cylinder
yang berpemanas kemudian di tekan oleh sebuah kondisi sehingga menghasilkan penampang
yang continue,




Proses dengan material PVC

       PVC merupakan material dengan tingkat kesuliat yang sedang, temperature cylinder pada
mesin extrusi antara 130oC sampai dengan 150oC, sedangkan untuk cross head temperaturenya
biasanya antara 150oC sampai dengan 180oC. temperature ini juga tergantung dari grade dari
PVC itu sendiri, saat ini industry ada yang menggunakan PVC dengan grade low smoke (bila
terbakar asapnya tidak terlalu banyak dan tingkat ketahanan terhadap api sangat tinggi), bahkan
PVC saat ini ada yang lead free.

        Screw untuk proses material PVC biasanya mempunyai compression ratio antara 1.5
sampai 2.3, pada prinsipnya semua jenis screw bisa digunakan untuk PVC, tetapi untuk
mendapatkan output yang maksimal ada baiknya menggunakan compression ratio diatas 2.0.
Alur screw sendiri mempunyai jenis yang bermacam-macam, ada type single flight, double
flight, madox type dan lain-lain.
Proses dengan material Polyethelene (PE)
       Material ini adalah material yang paling mudah di extrusi, semua jenis screw bisa di
gunakan untuk proses dengan material PE, temperature cylinder di mesin extrusi biasanya antara
130oC sampai dengan 160oC, sedangkan untuk bagian cross head temperaturnya antara 180oC
sampai dengan 220oC

Proses dengan menggunakan Cross link polyethelene
         Material ini merupakan material yang mempunyai tingkat kesulitan yang sedang, bila
kondisi prosesnya tidak sesuai dengan type materialnya maka akan terjadi banyak masalah,
contohnya bila temperature terlalu rendah maka ketika material sudah di extrusi (sudah dalam
bentuk kabel) material ini tidak bisa cross link dengan baik sehingga karakteristiknya seperti
elongation, variation elongation tidak mencapai standard yang diinginkan, tetapi bila temperature
terlalu tinggi ada kemungkinan terjadi cross link pada saat proses (pre curing).

       Cross link terjadi biasanya satu sampai dua minggu (suhu ruang) setelah proses, namun
untuk material XPE yang baik bisa 3 hari setelah proses bisa cross link.

        Dalam pameran beberapa waktu yang lalu (Dijakarta) ada alat yang bisa mempercepat
cross link suatu material, namun sayangnya harganya sangat mahal dan equipnmentnya sangat
complex, Jadi tidak perlu untuk membeli alat tersebut karena material ini akan cross link dengan
sendirinya, lead time dari pembuatan kabel sampai dengan pengiriman kira-kira 2 minggu, jadi
pada saat pengiriman, kabel dengan material XPE sudah dipastikan cross link.

Proses dengan material LSOH (low smoke zero halogen)
       Material ini merupakan material yang ketahanan terhadap api sangat tinggi, ketika sebuah
gedung mengalami kebakaran, material ini dapat menahan api kira-kira selama 40 menit (cable
dengan category A), sehingga penghuni di dalamnya dapat menyelamatkan diri dengan
penerangan yang cukup.

        Kondisi proses untuk material ini menggunakan screw dengan low compression, CR
untuk screw kira-kira 1.2 sampai dengan 2.7, biasanya masalah yang timbul pada saat proses
adalah terjadinya porosity (adanya lubang-lubang kecil setelah material di extrusi). Hal ini bisa
terjadi apabila actual temperature material pada saat proses diatas 180oC

Proses dengan material XL-LSOH (Cross link low smoke zero halogen)
      Jenis material ini adalah material yang paling dari segi proses, compound ini harus di
campur dengan catalyst dengan prosentase tertentu, masalah yang timbul pada saat proses adalah
mudah terjadinya scorch dan tidak terjadinya cross link setelah proses.

       Putaran screw sangat berpengaruh untuk terjadinya cross link, bila RPM rendah, cross
link mungkin tida bisa di capai
Sedangkan untuk mencegah terjadinya scorch, hindari nmaterial berhenti di ddalam
barrel, lakukan putaran screw secara continue, jangan sampai putaran screw berhenti, adanya
fasilitas by pass pada cross head sangat membantu untuk menghindari stopnya putaran srew
mesin extrusi

3. Cabling/Taping
        Proses cabling adalah penggabungan antara insulation yang satu dengan yang lain agar
menjadi satu kesatuan. Masalah yang timbul pada saat proses cabling adalah pitchnya tidak
sesuai dengan yang diinginkan

4. Taping
Proses ini adalah proses pengisian sela-sela kabel agar mendapatkan visual yang bulat



5. Inner sheath
        Setelah proses cabling, dilakukan extrusi kembali, orang kabel akan menyebutnya proses
bedding. Sama halnya dengan proses insulation, materialnya pun sangat beragam seperti yang
telah di sebutkan sebelumnya

6. Armour
       Armour berfungsi sebagai pelindung mekanis kabel, material dari armour umumnya
adalah steel tape atau steel wire

7. Inner sheath
        Setelah proses cabling, dilakukan extrusi kembali, orang kabel akan menyebutnya proses
bedding. Sama halnya dengan proses insulation, materialnya pun sangat beragam seperti yang
telah di sebutkan sebelumnya

8. Armour

                  Armour berfungsi sebagai pelindung mekanis kabel, material dari armour
                  umumnya adalah steel tape atau steel wire



9. Sheath

       Sheath adalah lapisan bagian paling luar dari kabel, material sheath sangat beragam,
proses pembuatan sheath melalui proses extrusi, sama halnya dengan proses insulation dan inner
sheath
Paper Kimia Industri
                  “ Industri Polimer ”




                        Disusun oleh :

          Nama      :      Mariati Batma Apria Sihombing
          NIM       :      4113210016
          Kelas     :      Kimia NK 2011




FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
           UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
                            2012

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 20111. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
Defri Panjaitan
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
Jaýa Mañdala
 
Presentasi Karet
Presentasi KaretPresentasi Karet
Presentasi Karet
Agam Real
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
wahyuddin S.T
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Utami Irawati
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Ahmadjuni1
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
Fransiska Puteri
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
wd_amaliah
 

Mais procurados (20)

1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 20111. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyudaPpt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
Ppt proses pengolahan karet menta firman ahyuda
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Presentasi Karet
Presentasi KaretPresentasi Karet
Presentasi Karet
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimiaKristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
Kristalisasi 1 - Operasi teknik kimia
 
Material Teknik Polimer
Material Teknik PolimerMaterial Teknik Polimer
Material Teknik Polimer
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
 
Pembuatan kaca - bahan galian industri
Pembuatan kaca - bahan galian industriPembuatan kaca - bahan galian industri
Pembuatan kaca - bahan galian industri
 
Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)Minyak bumi (ppt. show)
Minyak bumi (ppt. show)
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 

Semelhante a Industri polimer

Makromolekul (2)
Makromolekul (2)Makromolekul (2)
Makromolekul (2)
Hilda130710
 
Definisi plastik
Definisi plastikDefinisi plastik
Definisi plastik
juherdi
 
Persentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetPersentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karet
Herry Mulyadie
 

Semelhante a Industri polimer (20)

Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Bumi
Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak BumiPemanfaatan Limbah Plastik sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Bumi
Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai Bahan Bakar Alternatif Pengganti Minyak Bumi
 
Polimer sintetik
Polimer sintetikPolimer sintetik
Polimer sintetik
 
Makromolekul (2)
Makromolekul (2)Makromolekul (2)
Makromolekul (2)
 
kimia12pol.pptx
kimia12pol.pptxkimia12pol.pptx
kimia12pol.pptx
 
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hari
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hariHidrokabon dalam kehidupan sehari hari
Hidrokabon dalam kehidupan sehari hari
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
Definisi plastik
Definisi plastikDefinisi plastik
Definisi plastik
 
8. karet
8. karet8. karet
8. karet
 
Persentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karetPersentasi tanaman karet
Persentasi tanaman karet
 
Makromolekul dan Koloid
Makromolekul dan KoloidMakromolekul dan Koloid
Makromolekul dan Koloid
 
Polimer
PolimerPolimer
Polimer
 
Polimer SMK kelas XII semester 2
Polimer SMK kelas XII semester 2Polimer SMK kelas XII semester 2
Polimer SMK kelas XII semester 2
 
Ddb asli
Ddb asliDdb asli
Ddb asli
 
PPT. Polimer.pdf
PPT. Polimer.pdfPPT. Polimer.pdf
PPT. Polimer.pdf
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
Makalah hidro karbon
Makalah hidro karbonMakalah hidro karbon
Makalah hidro karbon
 
Modul polimer kelas xii sma bss malang
Modul polimer kelas xii sma bss malangModul polimer kelas xii sma bss malang
Modul polimer kelas xii sma bss malang
 
Polimer pow point
Polimer pow pointPolimer pow point
Polimer pow point
 
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTANPRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
PRAKTEK PENGELANTANGAN KAIN CAMPURAN (TC) SECARA SIMULTAN
 
Plastik
PlastikPlastik
Plastik
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Último (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Industri polimer

  • 1. Industri Polimer Proses Pembuatan Polimer dari Minyak Bumi. Proses perengkahan, pengubahan, alkilasi, atau polimerisasi merupakan tahap awal dari pemanfaatan senyawa (zat kimia) yang berasal dari minyak bumi. Minyak bumi mengandung banyak senyawa kimia dan hasil isolasi senyawa ini dapat dimanfaatkan oleh industri. Bahan kimia ini disebut sebagai bahan petrokimia. Pemanfaatan industri umumnya didasari oleh reaksi- reaksi polimerisasi (perpanjangan rantai), reaksi perengkahan (perpendekan rantai), reaksi pengubahan (paduan dengan senyawa lain), maupun pembentukan senyawa pendek dari senyawa panjang minyak bumi (pembentukan gas, alkilasi, perpendekan rantai atom karbon). Perpendekan rantai minyak bumi menghasilkan senyawa yang ekonomis dan bermanfaat. Senyawa kimia lain dari tumbuhan atau hewan pembentuk minyak bumi adalah alkaloid, terpena, steroid, asam amino, dan lipid. Senyawa-senyawa ini terkubur bersama tumbuhan dan hewan. Senyawa kimia yang terkubur dan pada saat pengeboran minyak masih dapat dikenali dari strukturnya, maka senyawa ini dianggap dapat menjadi pengungkap sejarah pembentukan minyak bumi yang dikenal sebagai biomarker atau penanda hayati (contoh: porfirin dari klorofil, sekobikadinana dari isoprena atau terpena, skualena, sterana, bahkan steroid, dan kolesterol). Minyak bumi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar industri. Bahan dasar ini dipisahkan berdasar beberapa proses sebagai berikut. a. Reaksi Perengkahan (cracking) Cracking adalah pemecahan senyawa organik rantai panjang menjadi dua atau lebih senyawa organik rantai lebih pendek, terjadi secara alami maupun dari pemanasan langsung. Contoh pemanasan Proses alami: Proses cracking atau alkilasi penting untuk minyak bumi dalam mencari senyawa yang lebih dibutuhkan oleh konsumen, yaitu untuk mendapatkan bensin lebih banyak dari minyak pelumas. Contoh cracking adalah minyak diesel (C16-C24) dan minyak pelumas (C20-C30) yang dipecah menjadi bensin (C4-C10) dan senyawa lain yang lebih banyak digunakan. b. Reaksi pengubahan (reforming) Reaksi pengubahan adalah reaksi dari bahan petroleum menjadi bahan dasar industri dengan pemanfaatan bahan yang murah menjadi material yang dibutuhkan sehingga bernilai ekonomis (murah). Proses ini diperoleh pada polimerisasi (pembentukan plastik).
  • 2. c. Reaksi alkilasi Proses alkilasi dibagi dua yaitu proses perpanjangan atom karbon rantai lurus dan proses pemutusan ikatan rantai karbon (dealkilasi). Proses ini dapat dikelompokkan dalam polimerisasi, bila perpanjangannya memiliki gugus fungsi yang sama. Dealkilasi dapat dimasukkan ke dalam kelompok perengkahan. d. Polimerisasi Polimerisasi adalah proses pembentukan polimer. Polimer terdiri dari polimer alami dan polimer sintetik. Polimer adalah molekul besar yang terdiri atas pengulangan satuan kecil (monomer). Monomer adalah senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain sampai jumlah yang diinginkan (polimer sintetik). Polimer alam membentuk senyawa secara alami, contoh polimer alam yaitu lateks (dari pohon karet), karbohidrat (singkong jagung), protein, selulosa, resin. Sedangkan Contoh polimer sintetik adalah nilon, dakron, teflon. Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga tahap yaitu pembentukan radikal bebas (inisiasi), perpanjangan monomer (propagasi), dan terminasi (pemotongan atau penyetopan reaksi). Pembentukan cabang dalam proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur yaitu struktur beraturan (isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik), campuran (sindiotaktik). Struktur polimer sangat berpengaruh terhadap sifat polimernya a. Plastik (PE) Plastik adalah bahan yang elastik, tahan panas, mudah dibentuk, lebih ringan dari kayu, dan tidak berkarat oleh adanya kelembapan. Plastik selain harganya murah, juga dapat digunakan sebagai isolator dan mudah diwarnai. Sedangkan kelemahan plastik adalah tidak dapat dihancurkan (degredasi). Contoh plastik adalah polietilena, polistirena, (Styron, Lustrex, Loalin), poliester (Mylar, Celanex, Ekonol), polipropilena (Poly- Pro, Pro-fax), polivinil asetat. Polietilena atau PE (Poly – Eth, Tygothene, Pentothene) adalah polimer dari etilena (CH2 = CH2) dan merupakan plastik putih mirip lilin, dapat dibuat dari resin sintetik dan digolongkan dalam termoplastik (plastik tahan panas). Polietilena mempunyai sifat daya tekan baik, tahan bahan kimia, kekuatan mekanik rendah, tahan kelembapan, kelenturan tinggi, hantaran elektrik rendah. Berdasar kerapatannya PE dibagi dua yaitu PE dengan kerapatan rendah (digunakan sebagai pembungkus, alat rumah tangga dan isolator) dan yang berkerapatan tinggi (dimanfaatkan sebagai drum, pipa air, atau botol). Plastik disamping mempunyai kelebihan dalam berbagai hal, ternyata limbahnya dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya yaitu sifat plastik yang tidak dapat diuraikan dalam tanah. Untuk mengatasi masalah ini para pakar lingkungan dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan berbagai penelitian dan tindakan, diantaranya yaitu dengan cara mendaur ulang limbah plastik, Namun cara ini tidak terlalu efektif
  • 3. karena hanya sekitar 4% yang dapat didaur ulang. sisanya menggunung di tempat penampungan sampah. Sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat merupakan jenis plastik polietilena. Ada dua jenis polietilena, yaitu high density polyethylene (HDPE) dan low density polyethylene (LDPE). HDPE banyak digunakan sebagai botol plastik minuman, sedangkan LDPE untuk kantong plastik. Pemanasan polietilena menggunakan metode pirolisis akan terbentuk suatu senyawa hidrokarbon cair. Senyawa ini mempunyai bentuk mirip lilin (wax). Banyaknya plastik yang terurai adalah sekitar 60%, suatu jumlah yang cukup banyak. Struktur kimia yang dimiliki senyawa hidrokarbon cair mirip lilin ini memungkinkannya untuk diolah menjadi minyak pelumas berkualitas tinggi. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa minyak pelumas yang saat ini beredar di pasaran berasal dari pengolahan minyak bumi. Sifat kimia senyawa hidrokarbon cair dari hasil pemanasan limbah plastik mirip dengan senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak mentah sehingga dapat diolah menjadi minyak pelumas. Pengubahan hidrokarbon cair hasil pirolisis limbah plastik menjadi minyak pelumas menggunakan metode hidroisomerisasi. Minyak pelumas buatan ini diharapkan dapat digunakan untuk kendaraan bermotor dengan kualitas yang sama dengan minyak bumi hasil penyulingan minyak mentah, ramah lingkungan, sekaligus ekonomis. b. Cat Cat adalah produk dari industri pelapis permukaan, bertujuan untuk menjaga keawetan bahan yang dilapisi (kayu, logam atau tembok) dan untuk estetika (keindahan). Fungsi cat ini yaitu memberikan ikatan yang baik antara permukaan benda dan cat pelapis. Cat primer disediakan dalam kemasan yang lebih encer dari cat biasa dan dilarutkan dalam air atau minyak. Kemasan cat umumnya terdiri atas resin atau bahan pengikat (untuk mengikat pigmen warna di dalam cat, misal: minyak biji rami dan getah tumbuhan seperti gom arab, gom senegal), bahan pengisi (untuk memperbaiki sifat mekanis dan fisik cat agar tidak retak/terjadi goresan saat pengeringan, contohnya: bubuk kaca agar memantulkan cahaya matahari/lampu pada rambu lalu lintas), penstabil (digunakan sebagai penetral pengaruh sinar ultraviolet matahari), pengering pelarut, dan pigmen. Pigmen bersifat ganda yaitu untuk menampilkan keindahan dan memberikan sifat mekanik pada selaput yang terbentuk. Pigmen menghalangi penyebaran uap air dan sinar matahari langsung pada bahan yang dilapisi. Warna yang dihasilkan pigmen bergantung pada banyaknya cahaya matahari yang diserap dan diserap dan dipantulkan. Pigmen harus tidak toksik dan merupakan senyawa anorganik yang tak larut dalam pelarut organik sehingga mengendap di dasar wadah. Pigmen seperti zink, aluminium, dan stainlessdigolongkan dalam pigmen metalik, banyak digunakan untuk dekorasi. Krom dalam bentuk polikrometik dipakai sebagai cat lapis akhir pada kendaraan bermotor. c. Tekstil ( Nilon ) Kata tekstil berasal dari bahasa latin “texer” yang berarti menenun. Tekstil dibuat dari serat yang dipintal, ditenun, dirajut, dianyam atau dibuat jala benang. Serat dapat
  • 4. dikelompokkan menjadi dua, yaitu serat alami dan serat sintetik. Serat alami (wol, sutera, katun, dan rami) pada umumnya pendek dengan panjang 1,3-20 cm. Serat alam berasal dari kapas akan menghasilkan kain yang lunak dan menyerap air sehingga baik untuk dibuat handuk, sprei, maupun pakaian. Serat rami dapat dibuat linen yang indah dan kuat sehingga dimanfaatkan untuk membuat taplak, sapu tangan dan serbet. Serat binatang (domba) dibentuk menjadi wol, sutera (kepompong ulat sutera) juga termasuk serat alami Serat alam yang berasal dari mineral adalah asbestos, mempunyai sifat tahan terhadap api dan digunakan pada pembungkus kabel. Bahan baku serat sintetik adalah filamen yang bersambung/serat pendek, seragam dalam panjang, dan terpintal dalam benang. Poliester, nilon, akrilik, dan poliolefin merupakan contoh serat sintetik yang dibuat dari petrokimia. Perbedaan bahan tersebut terletak pada kekuatan tarik, elastisitas, kelembutan, daya serap terhadap air, ketahanan terhadap cahaya dan panas atau usia pemakaian. Bahan yang dihasilkan merupakan bahan yang kuat dan mudah disetrika. Serat sintetik yang terbuat dari bubur kayu, sampah kapas atau petrokimia yaitu rayon, asetat dan triasetat. Kain rayon menghasilkan bahan penghisap yang mudah kering, kain asetat tahan kerut dan tarikan, sedangkan triasetat merupakan bahan yang lebih tahan kusut. Nilon adalah kelompok poliamida hasil polimerisasi heksametilena-diamina dan asam adipat. Nilon termasuk polimer paling ulet, kuat, dan kenyal, tidak rusak oleh minyak dan gemuk serta tak basah oleh air sehingga dapat dibentuk menjadi serat, sikat, lembaran, batang, pipa, maupun bahan penyalut. Nilon terdiri dari Nilon 6, Nilon 6,6 dan Nilon 8.. Nilon 6,6 dibuat dari reaksi polimerisasi asam adipat dan heksametilena diamina. Asam adipat dibuat dari sikloheksana, dan petroleum mengandung sikloheksana. Diagram pembuatan Nilon 6,6 ditampilkan pada Gambar 2. Gambar 2. Pembuatan Nilon 6 dari Benzena
  • 5. Bagan pembuatan Nilon 6,6 dan Nilon 8 ditampilkan pada Gambar 3 Gambar 3. Proses Pembuatan Nilon 6,6 dan nilon 8 Untuk produksi nilon besar-besaran sebagai bahan baku digunakan batu bara, minyak bumi, gas alam, maupun hasil pertanian. Nylon 66 (Huruf 6,6 atau 6 merupakan jumlah atom karbon pembentuk bahan) dibuat dari bahan baku kaprolaktam. d. PVC (Polivinil klorida) Monomer dari PVC (poli vinil klorida) adalah etena yang satu atom hidrogen diganti (substitusi) dengan atom klorida. Vinil klorida dengan rumus kimia CH2=CHCl disebut kloroetilena atau kloroetena adalah gas tak berwarna, yang mencair pada suhu –13,9oC. PVC termasuk termoplastik yang paling banyak digunakan, bersifat kuat dan ulet. PVC dibagi dua yaitu PVC elastik dan PVC keras, atau kaku. Jenis PVC elastik dimanfaatkan untuk penutup lantai, bola mainan, sarung tangan, jas hujan. PVC keras dimanfaatkan sebagai pipa listrik atau pipa air, kartu kredit. Kedua jenis PVC memiliki sifat sama yaitu tahan cuaca dan isolator. PVC dimodifikasi dengan bahan lain untuk meningkatkan pemakaiannya. PVC/akrilik tahan api dan bahan kimia, sedangkan PVC/ABS (akrilonitril-butadiena-stirena) mudah diproses pada rentangan api dan kuat terhadap tegangan tinggi. ABS adalah suatu bahan yang kuat, kaku, dan murah. PVC di Indonesia dijual dengan beberapa merk, dari yang tebal sampai yang tipis. Pabrik pembuat PVC menyebut dengan istilah paralon. Membakar PVC bekas menimbulkan asap yang diduga dapat menyebabkan kanker hati. PVC terbakar perlahan-lahan. Plastik vinil dibuat dari gas alam, atau minyak bumi. Vinil dapat dibuat lemas, kaku, maupun bening. Sebagai bahan yang tidak mudah pecah atau sobek, vinil tidak dirusak oleh asam, minyak atau air. Sejak tahun 1927 PVC merupakan bahan plastik vinil yang telah diproduksi secara komersial. Pada pertengahan tahun 1970 vinil diteliti sebagai salah
  • 6. satu pencemar udara penyebab penyakit serius, seperti kanker hati. Plastik vinil dimanfaatkan secara luas sebagai barang yang murah dan tahan lama yang fleksibel (lantai, isolasi, kopor, tirai kamar mandi, pakaian mirip kulit, atau selang air). Jenis vinil yang tegar digunakan untuk mainan dan pipa air. Penyalutan dengan vinil dilakukan agar tidak lembek atau lembab, dan kertas dokumen maupun kertas dinding tidak terkena noda. e. Perekat atau Adhesif Perekat adalah bahan untuk menggabungkan dua benda pada permukaannya, contohnya semen, pelapisan tablet, lem, maupun getah. Mekanisme kerja perekat adalah perekatan mekanik atau fisika dan perekatan kimia. Proses perekatan benda yaitu dengan memasukkan bahan perekat ke dalam pori-pori benda, sehingga terjadi penguncian secara mekanik. Pada perekatan kimia terjadi reaksi kimia (gaya tarik elektrik) antar molekul perekat dan permukaan benda. Umumnya perekatan terjadi secara bersamaan antara perekatan fisika dan kimia. Perekat terdiri dari perekat yang mengering di udara, dilelehkan sebelum digunakan, dilakukan penekanan, atau yang aktif secara kimiawi. Benda yang direkatkan biasanya kertas, plastik, karet, kayu, logam, logam bukan logam, kaca, bahkan gigi. Plastik termoset memerlukan perekat untuk menggabungkan kedua bahan. Powerglu adalah perekat yang bekerja berdasarkan reaksi polimerisasi pada saat pengeringan. Reaksi perekatan dibantu oleh uap air di udara/zat lain yang ditambahkan. Perekat untuk kayu dikenal sebagai perekat tahan-cuaca dan setengah tahan-cuaca. Perekat tahan cuaca umumnya memiliki kekuatan lebih besar dari kayunya. Bahan perekat jenis ini dibuat dari bahan polimer fenolik, epoksi, atau resorsinol. Perabot kayu yang tidak mengalami perubahan suhu yang drastis dan tidak kena air terlalu sering dapat memanfaatkan perekat dari bahan tulang atau perekat vinil. Perekat kayu setengah tahan- cuaca terbuat dari perekat urea dan kasein. f. Polistirena (PS). Polistirena adalah polimer yang mengandung monomer stirena C6H5CH=CH2. Polimer ini termasuk golongan termoplastik, merupakan plastik jernih dan keras. Polistirena diproduksi dalam bentuk busa plastik dengan nama komersial styrofoam, atau sebagai bahan isolasi (listrik, panas), komponen perabot, bahan pengemas, mainan, maupun benda toilet. Stirena dibuat dengan cara pirolisis-dehidrogenasi dari etilbenzena. Etilbenzena disintesis dari etilena dan benzena. Polimer ini bersifat tahan asam, basa, maupun garam. Penampilan PS lembut dan kecerahannya baik sehingga banyak digunakan untuk pipa, busa, pendingin, instrumen atau panel dalam otomotif. Stirena dapat digunakan sebagai monomer karet sintetik. Jenis karet sintetik ini dikopolimerisasi dengan gugus lain yaitu SBR (stirena-butadiena), SCR (stirena- kloroprena), dan SIR (stirena-isoprena). Pemanfaatan polimer yang dapat menggantikan logam (sifat: konduktor, titik leleh yang tinggi, berpenampilan cantik dalam pewarnaan)
  • 7. dan kayu (tahan suhu dan tekanan) makin diteliti. Polimer adalah bahan yang anti karat dan tidak mudah terbakar. Alat-alat yang digunakan dalam industry polimer : 1. Blow Film Extrusion Machine Blow Film Extrusion Machine adalah Mesin untuk membuat kantong plastik, seperti kantong kresek, kantong sampah, kantong gula, shoping bag, plastik OPP dll. Tersedia berbagai type dan ukuran. 2. Mesin Extruder Plastik Extruder Plastic Machine adalah mesin untuk membuat barang- barang plastik dalam bentuk panjang. Seperti profile, sheet, sedotan, kabel, selang, tali, tambang, pipa, dll. 3. Injection Mechine Injection Moulding Machine adalah mesin untuk mencetak berbagi bentuk barang yang terbuat dari plastik. Seperti sparepart otomotif, sparepart elektronik, alat kebutuhan rumah tangga dll. 4. Mesin Crusher Mesin giling / cacah plastik ( Crusher Machine) adalah mesin perajang / pencacah plastik hingga menjadi sepihan. Bisa untuk giling kering dan giling basah / cuci.
  • 8. 5. Mesin pembuat botol Blow Molding Machine adalah mesin untuk membuat barang plastik seperti : botol kosmetik, botol minuman, botol oli, drum, bola, patung plastik, Berikut Beberapa Proses Pembuatan Barang Jenis Polimer : 1. Proses Pembuatan Ban Gambaran umum proses pembuatan Ban: a. Mixing / Banbury Dalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun motor, Tire Manufacturing menggunakan beberapa material sebagai bahan baku utama dan beberapa bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi. Material yang digunakan antara lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain. Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah pencampuran Natural &Synthetic Rubberdengan Ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan pada spesikasi produk yang ingin dibentuk. Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material tersebut masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound. Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses pendinginan dan diberi cairan adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah tersusun. b. Extruding Adonan hasil mixing tadi dibuat menjadi tread dan sidewall. Prosesnya adalah injeksi dan extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side
  • 9. wall, tread dan filler. Side wall merupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass darishoulder area ke rim cushion dan bead area, berfungsi untuk fashion jika dihias denganwhite ribbon atau white letter, penahan tekukan untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial. c. Calender Proses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt, JLB & cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesinCalender dengan bahan dasar benang (polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan diproses, sebelumnya harus melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar material tersebut terbuka untuk kemudian di masukan ke dalam oven dengan suhu 160°C agar pada saat diberikan compound dan bahan-bahan seperti polyester, nylon, dan steel cord dapat merekat dengan sempurna. d. Bead Sementara proses calender berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead wire sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran rim. e. Cutting Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya dalam bentuk gulungan panjang di mesin Calender yang kemudian di potong – potong untuk merubah arah atau sudut benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan beban ban.Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong – potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam suara bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling resistance. f. Building Kemudian sampailah pada tahap perakitan semua komponen-komponen aplikasi yang telah dibuat pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti rakitan bead, lembaran ply
  • 10. yang telah di potong dengan sudut 90°, steel belts, innerliner, tread dan side wall semua di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai bagian dari ban setengah jadi atau biasa disebut denganGreen Tire (GT). Proses perakitan (Tire Building) terdiri dari 2 tahap, tahap pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian menghasil produk berupa carcass, kemudian carcass diproses kembali di tahap kedua atau 2nd stage dengan menambahkan steel belt, cap ply dan tread menjadi GT. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu operator di masing – masing tahap. g. Curing Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. GT yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk dimasak. Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama GT datang dari bagian Perakitan, sebelum masuk ke proses curing, GT harus diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1 rak GT untuk dilakukan proses paintingChem Trend yaitu pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian dalam GT yang bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet bladder pada saat proses curing berlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator untuk di proses di mesin press curing. Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan polimer (rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia untuk mendapatkan beberapa karakteristik compound yang diperlukan dari bagian-bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan sejumlah tekanan steamyang sangat tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan (mold) dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan untuk produksi. Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan side wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai prosescuring selesai secara keseluruhan. Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di bagian Pemeriksaan (Finishing). h. Finishing / quality control Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak. Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat dibutuhkan. Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan balance dan menggunakan sinar X. Ban tidak mungkin bisa 100% balance seperti pelek, namun ada batasannya. Jika melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. Selain itu, kami juga memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel ban yang diambil secara acak demi menjaga kualitas.
  • 11. 2. Pembuatan Plastik dengan bahan dasar preform Proses pembuatan botol plastic dengan bahan dasar preform dan menggunakan suatu proses yang di kenal dengan nama Blow Molding.Setelah ditinjau lebih lanjut penggunaan produk plastic saat ini di anggap efisien sebab proses produksi nya yang tidak terlalu sulit serta hasilnya dapat di variasikan sesuai dengan bentuk yang ingin di buat,maka dari itu proses pembuatan produk plastic dapat dikatakan sebagai produk yang ekonomis dan berdaya guna besar bagi kehidpan manusia saat in yang lebih mengutamakan keekonomisan dalam produk yang digunakan. Blow Molding Blow molding atau blow forming adalah suatu proses pembuatan plastik (termoplastik) yang bentuknya memiliki rongga – rongga pada bagian tengah dari produk. Plastik cair pada proses ini berbentuk pipa kemudian dimasukan kedalam cetakan lalu ditiup hingga menempel pada dinding cetakan. Pada hasil cetakanya, proses ini cenderung memiliki ketebalan dinding yang tidak merata dan umumnya produk berupa silinder. Proses ini terdiri dari pembentukan sebuah tabung (disebut parison) dan memasukkan udara atau gas lain yang menyebabkan tabung tersebut mengembang menjadi berongga, tertiup bebas sesuai cetakan untuk membentuk menjadi produk dengan ukuran dan bentuk tertentu. Parison secara tradisional dibuat oleh proses ekstrusi. Sebelum kita masuk ke dalam proses pembentkan botol plastic disini kami menjelaskan terlebih dahulu mengenai mesin/perangkat pendukung serta bahan yang di gunakan dalam proses blow molding ini.adapun perangkat pendukung dan bahan nya adalah sebagai berikut : Perangkat/Mesin pendukung dan Bahan yang digunakan : a. Kompresor Kompresor berperan sangat penting dalam pembentuka ini sebab kompresor berfungsi untuk meniup bahan preform hingga membentuk botol.kompresor yang digunakan untuk pembuatan botol plastic ini mempunyai tekanan 40 bar,dimana tekaknan yang 40 bar ini kemudia di abagi lagi sehingga hanya sekitar 30 bar yang digunakan untuk proses pembentukan botol plastic atau yang kita kenal dengan istilah (pre blow dan main blow). b. Chiler Chiler merupakan sebuah mesuin pendingin yang berfungsi sebagai pendingin heater dan mold sebab karena pada proses pembentukan ini digunakan suhu yang cukup tinggi maka perlu proses pendinginan agar mesin/perangkat dalam kondisi baik dan akan menghasilkan produk secara maksimal. c. Pressure Pressure merupakan penggerak mesin mesin dimana dalam hal ini perangkat ini menggunakan 10 bar dari tekanan kompresor untuk menjalankan mesin agar bekerja optimal,adapun mesin yang di gerakan oleh pressure ini misalnya mesin mesin peneumatik yang berfungsi untuk menjalankan preform atau memindahkan preform dari satu posisi ke posisi lain untuk mendapatkan pengerjaan selanjutnya. d. Cooling Tower Merupakan sebuah perangkat mesin yang berfungsi untuk mendinginkan kompresor. e. Komputer pengontrol mesin Alat ini sangat berperan penting terhadap hasil yang akan dicapai jadi sebelum melakuakan proses produksi alat in akan di setting sedemikian rupa dan telah melakukan proses pengujian yang akurat sehingga hasi yang dicapai dapat maksimal,dimana data yang
  • 12. telah di dapt kemudian disimpan dan menjadi patokan untuk melakukan proses produksi selanjutnya. f. Mold Mold merupakan pencetak yang digunakan sebagai wadah preform yang mana pada saat angina bertekanan tinggi dihembuskan ke dalam preform maka preform akan berubah bentuk seperti mold. g. Oven Oven merupakan alat yang berfungsi untuk memenaskan atau melunakan tekstur dari preform itu sendiri agar dapat di kerjakan untuk proses selanjutnya. h. Jump roll Merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan preform dari oven menuju rell berjalan.dimana bentuk atau konstruksi jump roll sendiri hamper sama dengan tangga berjala i. Rell Merupakan suatu alat penghubung berjalan antara jump roll dengan gate dimana setelah preform selesai dipanasi didalam oven kemudian dipindahkan dengan menggunakan jump roll dan selanjutnya preform berada pada rell dan bergerak menuju gate untuk kemudian ditahan sementara untuk di cek apakah suhu pada preform sudah cukup untuk di buat mnjadi botol atau tidak. j. Preform Preform mempunyai bentuk yang hamper sama dengan tabung reaksi kimia dimana memiliki ukuran yang beragam sesuai dengan volume botol yang akan di produksi,dalam hal in kami tidak mengulas lebih jauh mengenai preform namun lebih terperinci pada proses pembentukan preform menjadi botol plastic dalam proses blow molding,sebab sesuai data yang kami peroleh bahwanya untuk membuat botol plastic tersebut perusahaan tidak memproduksi preform namun mengordernya kepada produsen preform jadi dapat di katakana uuntuk proses pembuatan botol plastic ini menggunakan bahan setengah jadi. Proses kerja pembuatan botol platik dengan bahan preform dengan cara blow molding Proses pembuatan botol plastic dengan bahan prefprm dengan proses blow molding berawal dari penuangan preform kedalam oven dimana proses ini di lakukan secara manual dimana pekerja menuangkan preform kedalam oven yang mana preform preform ini sebelumnya di masukan kedalan plastic besar agar dalam penuangan dapat dilakuakan secara cepat.setelah preform masuk kedalam oven maka preform kemudian preform dipanaskan yang bebrtujuan untuk melembekana tekstur/bentuk dari preform itu sendiri agar dapat mudah dibentuk.proses berikutnya preform preform yang telas dipanaskann dalam oven kemudian preform preform tersebut dipindahkan menuju rel dimana sebelumnya preform preform tersebut dipindahkan menggunakan jump roller.setelah preform preform tersebut tersusun di rel kemmudian preform preform itu menuju gate,dimana gate itu berfungsi sebagai alat deteksi (detektator) apakah suhu pada preform preform tersebut layak atau tidak untuk di buat menjadi botol,apabila suhu pada preform sudah sesuai untuk di buat menjadi botol maka gate akan terbuka namun jika suhu belum mencapai suhu yang telah ditentukan maka preform secara otomatis di buang dan tidak dapat digunakan lagi ,maka dari itu sebelum melakuakn proses ini telah dilakuakan proses percobaan untuk mendapatkan ahsil yang optimal karena jika tidak perusahaan akan rugi besar jikalau banyak bahan/preform yang di buang karena suhu nya tidak sesuai dengan ketentuan suhu untuk proses ini.adpun yang perlu diketahui dalam proses blow molding ini semua gerakan mesin di control menggunakan computer yang mana sebelum melakuakan proses masal hasil pengujiannya disimpan di dalam computer sebagai patokan untuk proses proses selanjutnya,walaupun demikian masih tetap ada juga yang namanya kegagalan produksi padahal system computer sudah benar,masalah nya biasanya akibat tegangan/arus listrik yang kurang
  • 13. stabil atau mesin nya terdapat kerusakan.proses berlanjut ke heater dan selanjutnya menuju korp finger dimana korp fingger ini berfungsi untuk mengatur atau menyusun preform preform agar masuk kedalam mold (cetakan).sebelum menuji korp finger preform preform tersebut menuju player dilanjutkan menuju mold,sebagai pemberitahuan bahwa jarak preform ke korp finger sama dengan jarak preform ke player.untuk proses yang kami amati bahwa jumlah mold yang digunakan dalam proses ini berjumlah empat buah jumlah mold yang digunakan dapt di atur sesuai dengan kebutuhan produksi. Mold ditutup dan kemudian menuju noching dan noching pun naik dimana sudak terdapat beberapa nozzle yang siap menghembuskan angina bertekanan tinggi yang tekanan nya kurang lebih 30 bar.setelah nozzle masuk kedalam mold dan menghembuskan angin tersebut maka botol pun jadi dan mold pun terbuka dan botol pun jatuh. Setelah itu proses dilanjutkan dengan pengumpulan botol botol untuk dikerjakan proses lainnya,misalnya dilakuakan test kelayakan atay quality control untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan yang di kehendaki atau tidak. (Data di atas diambil dari dari keterangan yang di berikan pemandu PT.uniplastindo Indonesia Cabang Medan,Sumatera Utara dan http://www.alibaba.com/product- gs/257208680/bottle_preform.html?s=p.) 3. Pembuatan Styrofoam : Bahan baku EPS bead dari warehouse dimasukkan ke dalam mesin pre-expand untuk prosesexpanding. Tahap pertama dinamakan "single expand" dan tahap kedua dinamakan "double expand". Setelah proses expanding, butiran EPS bead (virgin) yang telah mengembang akan keluar melalui pintu pengeluaran (discharge) dan jatuh ke dalam fluidized bed. Setelah melalui proses expanding dan fluidizing butiran EPS disimpan ke dalam silo untuk prosesaging. EPS didiamkan selama sekurang-kurangnya 4 jam. Tujuannya agar sisa gas pentane yang tidak terekspansi dapat keluar dan oksigen dapat masuk ke dalam pori-pori butiran EPS. EPS yang sudah di-aging, butiran EPS dimasukkan ke dalam mesin blocking untuk dicetak menjadi bentuk balok dengan ukuran 1,2 x 0,6 x 6 meter atau 1,0 x 0,6 x 6 meter dengan melalui tahap pemanasan dan penekanan sehingga dapat mengikat butiran EPS tersebut menjadi balok yang padat sesuai dengan densitas yang diinginkan. Setelah menjadi balok, balok tersebut harus didiamkan sekurang-kurangnya 2 x 24 jam untuk menurunkan kadar air dalam balok.
  • 14. 4. Polymer Extrusion Specialyst for wire cable Cara Membuat Kabel : Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel listrik terdiri dari konductor dan isolator. Isolator disini adalah pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari plastik atau karet atau sejenis lainnya sedangkan konductor terbuat dari logam yangdapat mengantarkan arus listrik Benda ini sangat dibutuhkan oleh umat manusia untuk membantu mengantarkan arus listrik dari satu tempat ke tempat lain, dengan kabel, manusia bias mendapatkan cahaya penerangan, dan dengan kabel pula energy listrik bisa ditransmisikan kedalam energy gerak dan lain lain Dilihat dari segi fungsi, kabel dibedakan atas 3 jenis 1. Kabel instrument Kabel ini termasuk low voltage, biasanya diameter conductornya hanya (max 2.5 mm2), kabel ini biasanya di gunakan untuk industry elektronika dan automotive 2. Kabel optic Kabel jenis ini tidak menggunakan conductor tetapi menggunakan fiber optic, tujuan utamanya bukan mengantarkan arus listrik, tetapi mengantarkan signal dari satu tempat ke
  • 15. tempat yang lain, kabel ini digunakan untuk mengantarkan signal telepon. Sebelum Hand phone menjadi trend masa kini, kabel ini sangat laris dipasaran, tetapi setelah trend hand phone menanjak, produksi kabel ini menjadi menurun tajam Ada perbedaan jenis mesin dalam proses pembuatan kabel dalam hal ini insulationnya, proses kabel untuk low voltage, instrument kabel dan kabel optic menggunakan mesin extruder biasa sedangkan untuk medium voltage dan high voltage menggunakan mesin CCV Konstruksi kabel pun banyak beragam, ada yang menggunakan armour, ada pula yang tidak tergantung dari lokasi yang akan di pasang kabel 3. Power cable Kabel ini di pakai pada umumnya, fungsi utamanya adalah mentransmisikan arus listrik dari satu tempat ketempat lain Dilihat dari besarnya tegangan, kabel di bedakan atas 3 jenis tegangan : 1. kabel tegangan rendah (low voltalge) Kabel tegangan rendah biasanya di pakai untuk aliran listrik yang tegangannya dibawah 1 kV, thickness dari insulationnya biasanya tidak terlalu tebal, antara 1 sampai 2 mm, biasanya di gunakan untuk bangunan rumah, apartement dan lain-lain. Insulatinnya terbuat dari bahan PVC maupun XLPE 2. Kabel tegangan menengah (medium voltage) Kabel tegangan menengah dipakai untuk alliran listrik dengan kapasitas sampai 20 kV . 3. Kabel tegangan tinggi (high voltage) Kabel jenis ini merupakan kabel dengan kapasitas diatas 20kV Pada umumnya bagian-bagian utama kabel adalah sebagai berikut :
  • 16. 1. Conductor 5. Inner sheath 2. Insulation 6. Armour 3. Cabling 7. Sheath 4. Taping 1. Conductor Conductor adalah bagian utama kabel yang berfungsi untuk mengantarkan arus listrikl dari satu tempat ke tempat lain, sebenarnya penghantar listrik yang paling baik adalah logam emas, namun karena tingginya biaya maka dipilihlah tembaga sebagai conductor, sedangkan untuk signal, penghantar yang paling baik adalah optik. Untuk daerah yang mengandung garam biasanya Aluminium atau tembaga tadi dilapisi dengan timah untuk menghindari terjadinya korosif. Bahan baku conductor/aluminium tadi di dapat dari peleburan, pabrik kabel di supply dengan bentuk gulungan dengan diameter yang agak besar (dia 5 mm), kemudian dilakukan proses pengecilan dengan cara di tarik dengan menggunakan drawing machine Setelah diameter conductor dibuat sesuai dengan sepsification, proses selanjutnya adalah memilin conductor dengan menggunakan stranding machine, maksud memilin ini adalah menggabungkan conductor yang satu dengan yang lain agar menjadi satu kesatuan. Dari segi bentuk conductor dapat di bedakan beberapa jenis yaitu Re, Rm, Cm dan flexible 2. Insulation Insulation adalah pelindung pertama dari conductor, prosesnya menggunakan mesin extruder (extrusi untuk low voltage) material yang digunakan sangat beragam, bisa dari PVC, XLPE, LSOH, XL-LSOH, XL-HDPE dan lain-lain. Setiap material mempunyai karakteristik dan perlakuan proses yang beragam, seperti temperature, pemakaian dies nipple dan lain-lain
  • 17. 2.1 Polyvinil klorida Polivinil klorida disingkat dengan PVC, adalah polimer urutan ketiga dalam jumlah pemakaian di duniasetelah polietilena dan poliprolena. diseluruh dunia lebih dari 50% PVC yang di produksi dan dipakai dalam konstruksi sebagai bahan bangunan. PVC relatif muran tahan lama dan mudah di rangkai. PVC bisa di buat lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plastiziser, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel umumnya di pakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap dan inuslasi kabel listrik.PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCI). karenad 57% massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahab baku minyak bumi terendah diantara polimer lainnya Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. pada proses ini monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi bersama bahan kimia tambahan untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman urutan partike resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik dan membutuhkan mekanisme pendinginan untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhka. karena volume berkontaksi selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu di tambah kecampuran untuk mempertahankan suspensi.Ketika reaksi sudah selesai, hasil cairan PVC harus di pisahkan dari kelebihan monomer vinil klorida yang akan di pakai lagi untuk reaksi berikutnya. lalu cairann PVC yang sudah jadi akan di sentrifugasi untu memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas dan hasilkan butiran PVC. Pada proses operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC hanya seesar kurang dari 1 ppm. Proses produksi lainnya seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi menghasilkan PVC dengan butiran yang berukuran lebih kecil dengan sedikit perbedaasifat dan juga perbedaan aplikasinya. Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV stabilizer, pelumas, platicizer, bahan penolong proses, pengatur thermal, pengisi, bahan penahahan api, biosida, bahan pengembang dan pigmen lainnya. 2.2 Polietilena Polietilena (disingkat PE) adalah thermoplasyic yang di gunakan secara luas oleh konsumen produk sebagai kantong plastik. sekitar 60 juta ton plastik ini diproduksii setiap tahunnya. Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena (IUPAC:etena). Diindustri polimer , polietilena ditulis dengan singkatan PE, perlakuan yang sama yang dilakukan oleh polistirena dan (PS) dan polipropilena (PP).Molekul etena C2H4 adalah CH2=CH2. dua grup CH2 bersatu dengan ikatan ganda. Polietilena dibentuk melalui proses polimerisasi dari etena. Polietilena bisa di produksi melalui proses polimerisasi radikal, polimerisasi adisi anionik, polimerisasi ion koordinasi, atau polimerisasi adisi kationik. setiap metode menghasilkan tipe polietilena yang berbeda. 2.3 High density polietilena HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm3. HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar molekul yang sangat tingga
  • 18. dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis kromium/silika, ziegler-natta, atau katalis metallocene 2.4 Low Density Polietilena (LDPE) LDPE dicirikan dengan densitas 0.910-0.940 g/cm3. LDPE ini memiliki derajat tinggi terhadap struktur percabangan rantai panjang dan pendek yang berarti tidak akan berubah menjadi stuktur kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar molekul yang rendah ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah. LDPE dirpoduksi dengan polimerisasi radikal bebas 2.5 Cross link Polietilena PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang memiliki sambungan cross link pada strukur polimernya. sifat ketahana pada temperatur tinggi meningkat seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia Proses Extrusi Proses ini adalah proses pelelehan material dengan menggunakan screw didalam cylinder yang berpemanas kemudian di tekan oleh sebuah kondisi sehingga menghasilkan penampang yang continue, Proses dengan material PVC PVC merupakan material dengan tingkat kesuliat yang sedang, temperature cylinder pada mesin extrusi antara 130oC sampai dengan 150oC, sedangkan untuk cross head temperaturenya biasanya antara 150oC sampai dengan 180oC. temperature ini juga tergantung dari grade dari PVC itu sendiri, saat ini industry ada yang menggunakan PVC dengan grade low smoke (bila terbakar asapnya tidak terlalu banyak dan tingkat ketahanan terhadap api sangat tinggi), bahkan PVC saat ini ada yang lead free. Screw untuk proses material PVC biasanya mempunyai compression ratio antara 1.5 sampai 2.3, pada prinsipnya semua jenis screw bisa digunakan untuk PVC, tetapi untuk mendapatkan output yang maksimal ada baiknya menggunakan compression ratio diatas 2.0. Alur screw sendiri mempunyai jenis yang bermacam-macam, ada type single flight, double flight, madox type dan lain-lain.
  • 19. Proses dengan material Polyethelene (PE) Material ini adalah material yang paling mudah di extrusi, semua jenis screw bisa di gunakan untuk proses dengan material PE, temperature cylinder di mesin extrusi biasanya antara 130oC sampai dengan 160oC, sedangkan untuk bagian cross head temperaturnya antara 180oC sampai dengan 220oC Proses dengan menggunakan Cross link polyethelene Material ini merupakan material yang mempunyai tingkat kesulitan yang sedang, bila kondisi prosesnya tidak sesuai dengan type materialnya maka akan terjadi banyak masalah, contohnya bila temperature terlalu rendah maka ketika material sudah di extrusi (sudah dalam bentuk kabel) material ini tidak bisa cross link dengan baik sehingga karakteristiknya seperti elongation, variation elongation tidak mencapai standard yang diinginkan, tetapi bila temperature terlalu tinggi ada kemungkinan terjadi cross link pada saat proses (pre curing). Cross link terjadi biasanya satu sampai dua minggu (suhu ruang) setelah proses, namun untuk material XPE yang baik bisa 3 hari setelah proses bisa cross link. Dalam pameran beberapa waktu yang lalu (Dijakarta) ada alat yang bisa mempercepat cross link suatu material, namun sayangnya harganya sangat mahal dan equipnmentnya sangat complex, Jadi tidak perlu untuk membeli alat tersebut karena material ini akan cross link dengan sendirinya, lead time dari pembuatan kabel sampai dengan pengiriman kira-kira 2 minggu, jadi pada saat pengiriman, kabel dengan material XPE sudah dipastikan cross link. Proses dengan material LSOH (low smoke zero halogen) Material ini merupakan material yang ketahanan terhadap api sangat tinggi, ketika sebuah gedung mengalami kebakaran, material ini dapat menahan api kira-kira selama 40 menit (cable dengan category A), sehingga penghuni di dalamnya dapat menyelamatkan diri dengan penerangan yang cukup. Kondisi proses untuk material ini menggunakan screw dengan low compression, CR untuk screw kira-kira 1.2 sampai dengan 2.7, biasanya masalah yang timbul pada saat proses adalah terjadinya porosity (adanya lubang-lubang kecil setelah material di extrusi). Hal ini bisa terjadi apabila actual temperature material pada saat proses diatas 180oC Proses dengan material XL-LSOH (Cross link low smoke zero halogen) Jenis material ini adalah material yang paling dari segi proses, compound ini harus di campur dengan catalyst dengan prosentase tertentu, masalah yang timbul pada saat proses adalah mudah terjadinya scorch dan tidak terjadinya cross link setelah proses. Putaran screw sangat berpengaruh untuk terjadinya cross link, bila RPM rendah, cross link mungkin tida bisa di capai
  • 20. Sedangkan untuk mencegah terjadinya scorch, hindari nmaterial berhenti di ddalam barrel, lakukan putaran screw secara continue, jangan sampai putaran screw berhenti, adanya fasilitas by pass pada cross head sangat membantu untuk menghindari stopnya putaran srew mesin extrusi 3. Cabling/Taping Proses cabling adalah penggabungan antara insulation yang satu dengan yang lain agar menjadi satu kesatuan. Masalah yang timbul pada saat proses cabling adalah pitchnya tidak sesuai dengan yang diinginkan 4. Taping Proses ini adalah proses pengisian sela-sela kabel agar mendapatkan visual yang bulat 5. Inner sheath Setelah proses cabling, dilakukan extrusi kembali, orang kabel akan menyebutnya proses bedding. Sama halnya dengan proses insulation, materialnya pun sangat beragam seperti yang telah di sebutkan sebelumnya 6. Armour Armour berfungsi sebagai pelindung mekanis kabel, material dari armour umumnya adalah steel tape atau steel wire 7. Inner sheath Setelah proses cabling, dilakukan extrusi kembali, orang kabel akan menyebutnya proses bedding. Sama halnya dengan proses insulation, materialnya pun sangat beragam seperti yang telah di sebutkan sebelumnya 8. Armour Armour berfungsi sebagai pelindung mekanis kabel, material dari armour umumnya adalah steel tape atau steel wire 9. Sheath Sheath adalah lapisan bagian paling luar dari kabel, material sheath sangat beragam, proses pembuatan sheath melalui proses extrusi, sama halnya dengan proses insulation dan inner sheath
  • 21. Paper Kimia Industri “ Industri Polimer ” Disusun oleh : Nama : Mariati Batma Apria Sihombing NIM : 4113210016 Kelas : Kimia NK 2011 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012