Laporan ini membahas aktivitas jurnalis selama KKL di tabloid L'ultimo Paradiso Bali. Tugas-tugas meliputi menulis berita, wawancara, dan mempelajari proses produksi media cetak. Pengalaman ini memberi pemahaman mengenai dinamika media massa serta tanggung jawab jurnalis.
Laporan kkl l'ultimo paradiso maria christine 070903302
1. LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
AKTIVITAS JURNALIS
PADA TABLOID L’ULTIMO PARADISO BALI
Disusun oleh :
Maria Christine Anggraeni Sadipun
07 09 03302 / KOM
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2011
2. HALAMAN PERSETUJUAN
AKTIVITAS JURNALIS
PADA TABLOID L’ULTIMO PARADISO BALI
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Disetujui oleh :
Drs. M. ANTONIUS BIROWO, MA., Ph.D.
Dosen Penguji I/ Pembimbing
3. HALAMAN PENGESAHAN
AKTIVITAS JURNALIS
PADA TABLOID L’ULTIMO PARADISO BALI
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini telah diuji dihadapan penguji pada :
Hari / tanggal : Jumat, 25 Maret 2011
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Dekanat Lantai 1, Kampus Fakultas Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Politik, Gedung Teresa, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
TIM PENGUJI
Penguji I : Drs. M. Antonius Birowo, MA., Ph.D.
Penguji II : Yohanes Widodo, S.Sos., M. Si
4. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Maria Christine Anggraeni Sadipun
No. Mahasiswa : 07 09 03302
Program studi : Ilmu Komunikasi
Judul Laporan KKL : Aktivitas Jurnalis pada Tabloid L’Ultimo Paradiso
Bali
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) ini benar-benar saya kerjakan sendiri. Karya tulis ini bukan merupakan
plagiarisme maupun pencurian hasil karya milik orang lain untuk kepentingan
saya karena hubungan material maupun non-material.
Bila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian antara fakta dengan
pernyataan saya ini, saya bersedia diproses oleh Tim Fakultas untuk
melakukan verivikasi dengan sanksi terberat berupa pembatalan KKL.
Pernyataan ini saya buat dengan kesadaran saya sendiri dan tanpa tekanan
ataupun paksaan dari pihak lain.
Saya menyatakan,
Maria Christine Anggraeni Sadipun
5. Kata Pengantar
Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus
Kristus, atas segala berkat dan penyertaan yang diberikan; serta Bunda Maria Bunda
yang menjadi perantara bagi doa-doa penulis sehingga akhirnya laporan KKL
berjudul “Aktivitas Jurnalis pada Tabloid L’ultimo Paradiso Bali” ini dapat
terselesaikan dengan baik. Pengalaman kuliah kerja lapangan ini bagi penulis bukan
hanya menjadi sebuah prasyarat kelulusan kuliah, akan tetapi juga menjadi tempat
belajar yang nyata bagi semua teori yang telah penulis dapatkan di bangku kuliah.
Dalam proses pelaksanaan maupun penyusunan laporan Kuliah Kerja
Lapangan ini, telah banyak pihak yang membantu penulis baik langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Papa ku Steven A. Sadipun dan Mama ku Veronica Marina Sembiring, I’ve
done it well.. Thanks for everything.. Love you..
2. Elizabeth Liliane Sadipun, Cecilia Claudia Asterina Sadipun, Wilhelmus
Venrico Sadipun, dan Luciana Gladiola Sadipun, adik-adikku tersayang yang
selalu jadi motivasi kakak demi masa depan yang lebih baik. Adik ku Sabarita
yang udah jagain kost kakak selama di Bali, Love you all as always..
3. Drs. Mario Antonius Birowo B., M.A., Ph.D. selaku dosen pembimbing KKL
yang senantiasa membimbing serta memberikan masukan kepada penulis.
4. Chief Editor tabloid L’ultimo Paradiso Bali, Igo Kleden, it was an unforgettable
experience for me, thanks for letting me in!
6. 5. Keluarga Oom Fransiskus Asisi Djaya dan Tante Celina Cecilia Djaya yang
udah banyak membantu hingga akhirnya bisa KKL di Bali, serta Pak Eman
yang pertama kali jemput di Ngurah Rai. Makasih banget untuk semuanya di
Bali, dan Singapore-nya :)
6. Tanteku Mathilda Mastrin Sadipun yang udah “menculik” Ria ke Bali sampai
kita dua kena marahnya Pak Steven, hehee..
7. Sepupu ku Maria Yasinta Carolina Zeingo dan Yohanes Mario Vianney
Pascalis Langoday, makasih buat kost dan motornya selama Ria di Bali, hehee.
8. Oma Catherine yang heboh, yang udah cape-cape cuciin baju Ria karena Ria
pulang malam terus.. Makasih Oma..
9. Bapak Andre Purwanugraha, Kepala Kantor Humas, Sekretariat dan Protokol
Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang telah berkenan memberikan izin cuti
kerja kepada penulis selaku student staff untuk melaksanakan KKL di Bali. Juga
Bapak Gatut Budiarto yang selalu membekali doa dan nasehat untuk penulis.
10. Oom ku Philipus Parera dan Tante Irma Puela Sari yang telah menjadi
pengganti orang tua ku di sini. Thanks for your support..
11. Aman Sinuraya, Nenekku yang selalu mendoakanku.
12. My Bro, my soulmate, Ancilla Aisha Johanna, thanks for always supporting me
and my dreams.. I’ll keep this brotherhood forever..!
13. Nying-nying, Caecilia Novi Riantika Dewi, sahabat seperjuanganku. Kita
masuk bareng, kita lulus bareng ya Nyiiing.. Amin..
14. Maria Dominique, jurnalis senior dan penulis buku “Tanpa Tutup”, yang
akhirnya menjadi Senior editor di L’ultimo Paradiso. Thanks atas bantuannya
7. menjawab pertanyaan-pertanyaan saya seputar L’ultimo Paradiso serta obrolan
YM yang selalu menginspirasi saya.
15. Redaksi tabloid L’ultimo Paradiso, Dicky da Silva, Djarot, Syarah Rosverawati,
Ben Sisko, Christovao Vinhas, Harry Porsiana, serta rekan-rekan media di Bali
atas kerja sama yang terjalin selama pelaksanaan KKL.
16. Sahabat-sahabat seperjuanganku semua : Andre Wijaya Binarto, Theodorus
Yudi Kristanto, Stefani Martanti, Mahardhika Altruistyani, Anastasia Linda,
Dimas Narendra, serta semua teman-teman yang ngga bisa disebutkan satu
persatu, super thanks!
Yogyakarta, Maret 2011
Penulis
8. Daftar Isi
Halaman Judul …………………………………………………………………….. i
Halaman Persetujuan ……………………………………………………………... ii
Halaman Pengesahan …………………………………………………………….. iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ………………………………………………… iv
Kata Pengantar …………………………………………………………………… v
Daftar Isi …………………………………………………………………………. viii
Daftar Lampiran …………………………………………………………………. . x
Daftar Gambar……………………………………………………………………..xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………... 4
C. Tujuan KKL …………………………………………………………………… 4
D. Manfaat KKL ………………………………………………………………….. 4
E. Landasan Teori ………………………………………………………………… 5
BAB II
DESKRIPSI OBYEK KKL
A. Sejarah L’ultimo Paradiso ……………………………………………… …….. 32
B. Visi dan Misi …………………………………………………………………... 34
9. C. Logo dan Tagline……………………………………………………………. ... 34
D. Media Profile
1. Data Umum Media……………………………………………………… 35
2. Deskripsi Media (cetak dan online)…………………………………….. 36
3. Iklan……………………………………………………………………… 38
4. Rubrikasi…………………………………………………………………. 40
5. Target audiens dan profil pembaca…………………………………….. 43
6. Struktur Perusahaan ……………………………………………………. 44
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN
A. Deskripsi Kuliah Kerja Lapangan ………………………………………… 46
B. Analisis Hasil Kuliah Kerja Lapangan ……………………………………. 83
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………. 97
B. Saran …………………………………………………………......................... 99
Daftar Pustaka…………………………………………………………….………..101
Lampiran………………………………………………………………………….. 102
10. DAFTAR LAMPIRAN
1. Sertifikat Pelaksanaan KKL 102
2. Form Penilaian Institusi Lokasi KKL 103
3. Daftar hasil penulisan berita 104
4. Bupati Badung Resmikan KBSTC (online) 108
5. Sanur Beach Hotel Menuju Eco Hotel (online) 109
6. Ratusan Grommet Bali Ikuti MSC (online) 110
7. Eco Hotel, An Initiative For Sustainable Future (online) 111
8. Wayan Supandi : Jaga Kualitas (online) 112
9. Wayan Supandi to Maintain Good Quality of Sentosa Private
Villas and Spa Bali (online) 113
10. Theresia Elena Optimis Pariwisata Bali Bangkit (online) 114
11. Lio Barbeque, The Finest Affordable Dining (online) 115
12. Fashionable Uniform Collections in Ukon Mas Single Fashion
Show (online) 116
13. Wayan Suena Consistenly Promotes Indonesian Culture 118
14. Sanur Beach Hotel Becomes Host for Hotair! Kiteboarding
Competition 2010 (online) 119
15. Keraton Jimbaran Expands Market Share to Asian and
Domestic (online) 120
16. Wayan Suena to Develop Two Different Properties
Concepts (online) 121
11. 17. Sentosa Private Villas and Spa, Enchantment of Luxury in
Seminyak Area (online) 123
18. Sentosa Private Villas and Spa, Pesona Kemewahan di
Seminyak (online) 124
19. Bali Still Becomes Favorite Tourism Destination For Chris
and Marriane (online) 125
20. From the Heart of Wild Africa to the Paradise of Bali (online) 128
21. KEC Signed MoU of Handset Rental Program (online) 130
22. IGN Rai Suryawijaya Wants to Serve Tourism in Bali (online) 131
23. Digging the Beach and Nature Potentials in Nihiwatu,
Sumba (online) 132
24. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 3 133
- Sea Turtle Conservation in Bali Now Onwards (Focus)
- Flores, Indonesia and Switzerland (editorial)
25. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 7 (Bali Destination) 134
- Theresia Elena is Optimistic about Bali’s Tourism
- Eco-Hotel, an Initiative for Sustainable Future
- Fashionable Uniform Collections in Ukon Mas Single
Fashion Show
- Bali Still Becomes Favorite Tourism Destination for
Chris and Marriane
26. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 9 (Food for Thought) 135
- Lio Barbeque, the Affordable Finesse
- Dapur Sedap : Meet, Eat, Drink
27. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 10 (event) 136
- Eat, Drink and be Healthy
- Celebration of Harr1st versary at Harris Riverview Kuta
12. 28. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 13 (Island Explorer) 137
- Digging the Beach and Nature Potentials in Nihiwatu
29. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 14 (Executive) 138
- Wayan Suena Consistently Promotes Indonesian Culture
- From the Heart of Wild Africa to the Paradise of Bali
- Wayan Supandi to Maintain Good Quality of Sentosa
Private Villas and Spa Bali
30. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 15 (Jakarta Section) 139
- KEC Signed MoU of Handset Rental from Esia
31. L’ultimo Paradiso no. VII/2010, hlm 16 (Jakarta Section) 140
- One Day in Jakarta
32. L’ultimo Paradiso no. VIII/2010, hlm 3 (Focus) 141
- Bali Safari & Marine Park to Present Bali Theatre
33. L’ultimo Paradiso no. VIII/2010, hlm 7 (Bali Destination) 142
- The Book “Tanpa Tutup” by Maria Dominique,
Manifesto of Urban Women
- Peet Warmerdam to Show the Art of Mixing Cocktail at
Hard Rock Café Bali
34. L’ultimo Paradiso no. VIII/2010, hlm 14 (Executive) 143
- Elected Regent of Bangli Will Develop Eco-tourism
in Kintamani
- IGN Rai Suryawijaya Wants to Serve Tourism in Bali
- Divine Villa
13. DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Piramida Terbalik 30
Gambar 2. Logo L’ultimo Paradiso 34
Gambar 3. Contoh cover tabloid L’ultimo Paradiso 37
Gambar 4. Iklan White Horse Deluxe Coach 39
Gambar 5. Iklan Vote Komodo dari Kementrian Kebudayaan
dan Pariwisata Republik Indonesia 40
Gambar 6. Iklan Mini Mart 40
Gambar 7. Pelepasan Tukik di Pantai Kuta 58
Gambar 8. Marriane dan Chris Schut, wisatawan dari Belanda
yang diwawancarai secara khusus oleh penulis di Sanur Beach
Aerowisata Hotel 89
Gambar 9. Private pool dan Gazebo di Bali Hai Dream Villa 90
Gambar 10. Suasana taman di Bali Hai Dream Villa 90
Gambar 11. Pemandangan taman dan living room di Bali Hai
Dream Villa dari atas Gazebo 91
Gambar 12. John Sumampau, General Manager Bali Safari&Marine
Park saat diwawancarai di Uma Restaurant 91
Gambar 13. Contoh berita dari tabloid L’ultimo Paradiso yang tidak
diberi identitas penulis 93
14. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dunia pers, terutama dalam suatu media, aktivitas jurnalis sangatlah
menentukan kelangsungan hidup media tersebut. Jurnalis adalah penggerak
kehidupan media melalui berbagai tugas dan peran yang dilakukannya. Secara
luas, pers dan jurnalistik merupakan suatu kesatuan (institusi) yang bergerak
dalam bidang penyiaran informasi, hiburan, keterangan dan penerangan tadi
dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan hati nurani manusia sebagai makhluk
sosial dalam kehidupan sehari-hari.1
Aktivitas utama dalam jurnalisme adalah pelaporan kejadian dengan
menyatakan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana (5W+1H) dan
juga menjelaskan kepentingan dan akibat dari suatu kejadian atau peristiwa
tersebut. Dengan kata lain, salah satu hal terpenting yang menjadi tanggung jawab
wartawan adalah proses produksi berita. Proses tersebut meliputi proses
pengumpulan berita (news gathering), penulisan berita (news writing), dan
penerbitan berita (news publishing).
1
Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik : Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik (Bandung :
Penerbit Nuansa, 2004) h.40.
15. Bentuk-bentuk berita yang dihasilkan dari kegiatan jurnalistik sendiri ada
beberapa macam, yakni hard news, soft news serta feature (berita kisah).
Jurnalisme juga membutuhkan media sebagai wadah penyebarluasan informasi
yang dihasilkan agar dapat diterima oleh khalayak luas. Media yang semacam ini
disebut media massa. Dalam perkembangannya kini, media massa hadir dengan
ragamnya yang semakin bervariasi. Televisi, koran, majalah dan radio adalah
beberapa contoh media massa yang ada di sekitar kita.
Untuk penyebarluasan informasi melalui media cetak, bentuk berita yang
disajikan tentu saja disesuaikan dengan segmen pembaca dari media tersebut.
Koran biasanya tidak hanya menampilkan straight news, tapi juga soft news
walaupun dengan persentase yang kecil.
Media cetak seperti majalah biasanya segmen pembacanya lebih spesifik,
sehingga isi dari media tersebut juga harus spesifik sesuai dengan target yang
disasar. Majalah music, life style, kesehatan, olah raga, dan tourism misalnya,
akan menyajikan isi dan informasi yang spesifik sesuai kebutuhan target pembaca
mereka.
L’ultimo Paradiso adalah tabloid pariwisata atau tourism yang cukup unik
dibandingkan dengan media-media lainnya. Tabloid yang diterbitkan oleh CV
Paradiso Timur Raya ini merupakan tabloid lokal Bali yang memiliki target
pembaca tour operator di dalam maupun luar negeri, wisatawan asing dan
16. wisatawan lokal, serta instansi-instansi yang membutuhkan informasi pariwisata
dalam bahasa Inggris.
Tabloid ini bisa dibilang ringan tapi padat berisi. Dengan total 20 halaman
yang dimiliki, L’ultimo Paradiso tetap berusaha menyuguhkan berbagai informasi
tentang pariwisata terutama di Indonesia. Isi dari media ini sebenarnya hampir
80% merujuk pada informasi pariwisata dalam negeri. Namun tabloid ini dikemas
dengan menggunakan bahasa Inggris untuk menyesuaikan target pembaca mereka
yaitu para pelaku industri pariwisata ekspatriat, wisatawan asing yang datang
berlibur ke Bali, serta kantor-kantor kedutaan besar negara asing yang ada di
Indonesia.
Tabloid L’ultimo Paradiso merupakan tabloid bulanan. Tabloid ini memiliki
isi yang beragam dan disesuaikan juga dengan kebutuhan informasi dari
pembacanya. Oleh karena itu di dalamnya dapat kita jumpai berita-berita dalam
bentuk hard news maupun soft news yang dikemas dalam bahasa Inggris.
Aktivitas jurnalistik dalam media ini menjadi hal yang menarik bagi penulis
sebagai target pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL). L’ultimo Paradiso
merupakan media cetak tabloid berbahasa Inggris, dan media semacam ini masih
jarang kita jumpai di Indonesia. Meskipun hanya terbit satu bulan sekali,
mempraktikkan aktivitas jurnalistik dalam media cetak berbahasa Inggris
memiliki nilai tambah tersendiri bagi penulis karena banyak pengalaman dan
wawasan yang didapat.
17. Selain itu, walaupun bukan merupakan lembaga media yang besar, tapi media
ini memiliki distribusi yang cukup luas. Meskipun konsentrasi pendistribusian
mereka di daerah Bali, tapi L’ultimo Paradiso juga telah merambah daerah-daerah
lain di Indonesia seperti Jakarta, Jogja, Surabaya, Lombok, hingga luar negeri.
Hal ini menjadi latar belakang penulis untuk melaksanakan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) pada tabloid L’ultimo Paradiso.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja aktivitas jurnalis pada majalah L’ultimo Paradiso Bali?
2. Bagaimana proses pelaksanaan aktivitas jurnalis pada majalah L’ultimo
Paradiso Bali?
C. TUJUAN KKL
1. Mengetahui apa saja aktivitas jurnalis pada majalah L’ultimo Paradiso
Bali.
2. Mengetahui proses pelaksanaan aktivitas jurnalis pada majalah L’ultimo
Paradiso Bali.
D. MANFAAT KKL
1. Mempraktikkan teori-teori yang telah dipelajari di bangku kuliah tentang
dunia jurnalistik. Mulai dari proses produksi berita hingga proses
penerbitan media.
2. Menambah pengalaman dan wawasan tentang dunia jurnalistik, khususnya
di media pariwisata.
18. E. LANDASAN TEORI
JURNALISME
Seperti dikutip dari kamus The New Groiler Webster International Dictionary
of English Language, jurnalisme didefinisikan sebagai the occupation of
conducting a news medium, including publishing, editing, writing, or
broadcasting.2 Sedangkan dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary
of Current English tahun 1987, diungkapkan bahwa jurnalistik adalah kata sifat
dari jurnalisme. 3
Secara teknis, jurnalistik dapat diartikan sebagai kegiatan menyiapkan,
mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui
media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dan secepat-cepatnya.4
RUANG LINGKUP JURNALISME
Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi, definisi serta kajian
tentang jurnalisme pun turut berkembang lebih luas. Hal ini menuntut kita untuk
mengetahui dan membatasi ruang lingkup, scope, atau wilayah kajian jurnalisme
tersebut. Menurut Nurudin dalam Jurnalisme Masa Kini (2009), ruang lingkup
jurnalisme saat ini meliputi tiga bidang kajian yakni jurnalisme cetak, jurnalisme
siaran dan jurnalisme online.
2
Nurudin, Jurnalisme Masa Kini (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2009) h.6.
3
Ibid. , h.7.
4
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.3.
19. 1. Jurnalisme Cetak
Sesuai dengan namanya, ruang lingkup jurnalisme ini berkaitan dengan
media cetak. Jurnalisme cetak kemudian dikelompokkan lagi menjadi
beberapa jenis yaitu surat kabar, majalah berita, majalah khusus, majalah
perdagangan, majalah hobi, newsletter, dan lain-lain. Setiap media tersebut
memiliki karakter dan bentuk penyajian yang berbeda-beda pula.
Surat kabar misalnya, akan diisi berita harian dengan penyajian yang lebih
singkat. Secara tradisional, biasanya laporan dalam koran harian ditulis
dengan piramida terbalik. Model ini digunakan untuk penulisan straight news
atau hard news.
Sementara majalah, baik itu majalah mingguan, dwi mingguan, maupun
bulanan, biasanya akan menampilkan tulisan yang lebih mendalam. Oleh
karena itu majalah lebih sering menggunakan penulisan soft news (berita
ringan) serta feature atau berita kisah. Hal ini disesuaikan dengan space yang
dimiliki majalah yang cenderung lebih luas, sehingga tulisan bisa disajikan
secara panjang lebar dengan kata-kata yang menarik.
2. Jurnalisme Siaran
Jurnalisme siaran lebih tertuju pada media elektronik seperti televisi dan
radio. Dalam hal ini, jurnalis televisi dan radio dituntut untuk pandai menulis
berita sekaligus menyiarkannya. Apalagi untuk televisi yang merupakan
media audio visual yang bersandar pada informasi visual dalam
20. mengilustrasikan laporannya. Sedangkan radio yang hanya media audio, tata
suara tetap menjadi hal yang terpenting di samping penulisan berita. Kecuali
untuk radio yang hanya dikonsumsi untuk hiburan, karena untuk radio
semacam ini yang dipentingkan adalah tata suara penyiar agar enak didengar.
Seiring dengan perkembangan masyarakat, timbul tuntutan bagi radio
untuk menyiarkan berita juga. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat saat ini akan informasi. Sehingga tak jarang sebuah radio
mengadakan kerjasama dengan radio lain untuk menyiarkan atau melansir
berita. Sama halnya dengan televisi, wartawan seringkali tidak hanya dituntut
untuk bisa mengambil gambar sebuah peristiwa, tetapi juga sekaligus menulis
dan menyiarkannya.
3. Jurnalisme On Line
Penemuan World Wide Web (WWW) telah membuat revolusi besar-
besaran di bidang jurnalisme karena telah memunculkan online (cyber)
journalism. Revolusi ini berkaitan dengan kecepatan penyebaran pesan
kepada khalayak luas, karena dalam hitungan detik saja, berita di internet bisa
tersebar ke seluruh dunia.
Selain itu, adanya peralatan canggih juga memungkinkan variasi
pemberitaan yang disertai gambar-gambar menarik. Bahkan, karena saat ini
media cetak dan elektronik dianggap memiliki kekurangan, banyak media
massa yang ikut memanfaatkan jaringan internet juga untuk penyebaran
21. beritanya. Dapat kita lihat sendiri saat ini banyak stasiun televisi maupun
radio yang memiliki akun Facebook, Twitter, dan social network media
lainnya.
Namun, di sisi lain, kegiatan jurnalisme online ini juga semakin
memperketat deadline (tenggat waktu) penulisan berita. Berbeda dengan
media cetak dan siaran, dalam media online setiap detik bisa menjadi
deadline. Karena setiap berita yang didapat harus segera dilaporkan ke kantor
pusat melalui via telepon maupun e-mail.
Bahkan perkembangan digitalisasi produk berita dan kemampuan
penyebaran berita secara cepat dan luas saat ini menjadi tantangan bagi
jurnalisme tradisional. Apalagi saat ini telah muncul istilah citizen journalism
(jurnalisme warga) yang memungkinkan setiap orang bisa menulis berita di
website pribadi, blog, maupun situs tak berbayar yang lain.
Dalam berita, terdapat karakteristik intrinsik yang dikenal sebagai nilai berita
(news value). Nilai berita ini menjadi suatu ukuran yang berguna dan biasa
diterapkan untuk menentukan layak berita (newsworthy). Dalam buku Jurnalistik
Indonesia Menulis Berita dan Feature (2008), Drs. AS Haris Sumadiria, M.Si.
menyebutkan ada sebelas nilai berita yang meliputi keluarbiasaan (unusualness),
kebaruan (newness), akibat (impact), aktual (timeliness), kedekatan (proximity),
informasi (information), konflik (conflict), orang penting (prominence), ketertarikan
manusiawi (human interest), kejutan (surprising), dan seks (sex).
22. 1. Keluarbiasaan (unusualness)
Dalam pandangan jurnalistik, berita bukanlah suatu peristiwa biasa,
melainkan suatu peristiwa yang luar biasa (news is unusual). Kalangan
praktisi jurnalistik sangat meyakini bahwa semakin besar suatu peristiwa,
maka akan semakin besar pula nilai berita yang ditimbulkannya.
Terdapat lima aspek untuk melihat nilai berita peristiwa yang luar
biasa yakni lokasi peristiwa, waktu peristiwa itu terjadi, jumlah korban, daya
kejut peristiwa, serta dampak yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut
maupun hal yang menyangkut kemungkinan perubahan aktivitas dalam
kehidupan masyarakat.5
2. Kebaruan (newness)
News is new, berita adalah apa yang baru. Semua hal yang baru pasti
memiliki nilai berita, karena sejarah tak akan pernah berulang. Akan selalu
muncul perubahan baru, peristiwa baru, dan kecenderungan baru. Apa saja
perubahan penting yang terjadi dan dianggap berarti merupakan berita.
3. Akibat (impact)
News has impact, berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas
dalam kehidupan masyarakat. Semakin besar dampak sosial, budaya, ekonomi
maupun politik yang ditimbulkan dari suatu peristiwa, maka akan semakin
5
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.81.
23. besar pula nilai berita yang dimilikinya. Dampak suatu pemberitaan
bergantung pada beberapa hal seperti seberapa banyak khalayak yang
terpengaruh, langsung tidaknya pemberitaan itu mengena kepada khalayak,
dan segera atau tidaknya efek berita itu menyentuh khalayak media yang
melaporkannya.6
4. Aktual (timeliness)
Berita adalah peristiwa yang baru atau sedang terjadi berita adalah apa
yang terjadi hari ini, apa yang masih belum diketahui tentang apa yang akan
terjadi hari ini. Nilai aktualitas dalam penulisan suatu berita dapat ditinjau lagi
dari tiga kategori yaitu aktualitas kalender, aktualitas waktu, dan aktualitas
masalah. Aktualitas kalender berarti berita yang ditulis berkaitan langsung
dengan hari bersejarah dalam kalender, misalnya penulisan berita tentang
aktivis perempuan pada Hari Kartini tanggal 21 April.
Aktualitas waktu artinya berita merupakan laporan tercepat yang
disiarkan atau diterbitkan lewat media massa, misalnya berita tentang bencana
alam biasanya akan langsung dilaporkan secepat mungkin. Sedangkan
aktualitas masalah artinya walaupun berdasarkan waktu, masalah tersebut
sudah out of date, tetapi masalah tersebut masih memiliki nilai jika
kemunculan, pengaruh, dan orang-orang yang mengungkapkannya masih
relevan dan menarik untuk diangkat.
6
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.82.
24. 5. Kedekatan (proximity)
News is nearby. Berita adalah kedekatan, baik itu secara geografis
maupun psikologis. Kedekatan geografis merujuk pada suatu peristiwa atau
berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita.7 Semakin dekat suatu
peristiwa yang terjadi dengan domisili kita, maka kita akan cenderung untuk
semakin tertarik mengetahuinya. Kedekatan psikologis lebih banyak
ditentukan oleh tingkat keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang
dengan suatu peristiwa atau kejadian.8
6. Informasi (information)
Berita adalah informasi, karena informasi adalah segala yang bisa
menghilangkan ketidakpastian. Namun, hanya informasi yang memiliki nilai
berita atau memberi banyak manfaat kepada publik saja yang patut mendapat
perhatian dan diangkat menjadi sebuah berita.
7. Konflik (conflict)
Konflik adalah segala sesuatu yang mengandung unsur pertentangan.
Namun, konflik sendiri merupakan sumber berita yang tak pernah kering atau
habis. Banyak orang menganggap suatu konflik yang sedang terjadi penting
untuk diketahui. Hal ini menyebabkan suatu perselisihan yang awalnya
7
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.84.
8
Ibid., h.85.
25. merupakan masalah individu menjadi masalah sosial. Inilah yang
menyebabkan konflik selalu memiliki nilai untuk diangkat sebagai berita.
8. Orang penting (prominence)
Name makes news. Istilah tersebut menggambarkan bahwa orang-
orang penting dan terkemuka di mana pun selalu disorot dan membuat berita.
Tak heran banyak sekali berita tentang public figure di mana saja, dan kapan
saja. Hal ini juga akhirnya melahirkan infotainment, yang merupakan
gabungan dari information dan entertainment. Karena melalui infotainment
lah pers memberitakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh public figure.
9. Ketertarikan manusiawi (human interest)
News is interesting. Terkadang suatu peristiwa tidak menimbulkan
efek pada seseorang maupun masyarakat, tapi mampu menggetarkan hati dan
perasaan.9 Apa saja yang dinilai mengundang minat insani, menimbulkan
ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan naluri ingin tahu,
digolongkan ke dalam cerita human interest.
10. Kejutan (surprising)
Kejutan adalah segala sesuatu yang datangnya tiba-tiba, di luar
dugaan, tidak direncanakan, di luar perhitungan, dan tidak diketahui
sebelumnya.10 Nilai berita kejutan ditentukan oleh subjek pelaku, situasi saat
9
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.90.
10
Ibid., h.89.
26. itu, peristiwa sebelumnya, bidang perhatian, pengetahuan, serta pengalaman
orang-orang atau masyarakat di sekitarnya.
11. Seks (sex)
Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala hal yang berkaitan
dengan seks selalu diminati. Memang, seks dan perempuan sudah menjadi hal
yang identik, bagaikan dua sisi mata uang. Di berbagai belahan dunia, berita
semacam ini selalu banyak diminati oleh khalayak.
JURNALISME MEDIA CETAK
Ada dua faktor yang mempengaruhi jurnalistik media cetak, yaitu verbal dan
visual. Faktor verbal sangat menekankan pada kemampuan memilih dan menyusun
kata-kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif serta komunikatif.
Sedangkan faktor visual lebih menekankan kemampuan menata, menempatkan,
mendesain tata letak, atau hal-hal yang menyangkut perwajahan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penyajian berita dalam media
cetak memiliki bentuk dan karakteristik tersendiri dalam penulisannya. Dalam
dunia jurnalistik, penulisan berita dapat dilakukan dengan cara yang berbeda,
tergantung pada nilai penting informasi yang hendak disampaikan. Hal inilah yang
kemudian melahirkan ragam berita. Ashadi Siregar, dkk (2007) mengelompokkan
ragam berita jurnalistik yang ada pada surat kabar atau majalah menjadi tiga
macam, yaitu berita langsung (straight/hard/spot news), berita ringan (soft news),
berita kisah (feature), dan laporan mendalam.
27. Berita Langsung (Straight News)
Berita langsung (straight news) digunakan untuk menyampaikan kejadian-
kejadian penting yang secepatnya perlu diketahui oleh pembaca. Berita langsung
ada juga yang disebut sebagai spot news. Artinya, wartawan harus berhadapan
langsung dengan kejadian, lalu melaporkan kejadian itu. Jika tidak dapat dihadapi
langsung, wartawan terpaksa “meminjam” persepsi orang lain terhadap kejadian
tersebut, lalu menyusun kembali (merekonstruksi) kejadian yang akan ditulisnya.
Berita langsung disebut juga hard news, menimbang bahwa fakta yang digunakan
untuk memberitakan suatu peristiwa adalah fakta keras, yaitu fakta yang segera
dapat diukur berdasarkan persepsi inderawi manusia.11
Dalam berita langsung, aktualitas menjadi unsur yang penting, karena
peristiwa yang sudah lama terjadi, tidak bernilai lagi untuk ditulis sebagai berita
langsung. Untuk surat kabar harian, kejadian di hari kemarin bisa dianggap sebagai
aktual. Kejadian yang sudah terjadi dua hari, bahkan seminggu yang lalu pun bisa
dianggap sebagai berita aktual jika kejadian tersebut memang baru saja diketahui.
Berita Ringan (Soft news)
Berita ringan tidak mengutamakan unsur penting, melainkan unsur menarik
yang merupakan kejadian manusiawi. Biasanya kejadian yang penting dituliskan
sebagai berita langsung, sedang yang menyangkut unsur manusiawi ditulis sebagai
berita ringan. Berdasarkan kejadiannya, berita ringan dapat dibedakan menjadi dua
11
Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa
(Yogyakarta:Penerbit Kanisius, 2007) h.154.
28. jenis, yaitu berita ringan yang kejadiannya merupakan sampiran dari peristiwa
penting yang diberitakan lewat berita langsung (side bar), serta berita ringan yang
berdiri sendiri.12
Jika berita ringan tersebut merupakan side bar, maka berita ringan bisa ditulis
dnegan teknik piramida terbalik dengan menonjolkan unsur yang menarik perhatian
pembaca. Jika berita ringan tersebut berdiri sendiri maka penulisannya tidak terikat
struktur tertentu. Berita ringan yang berdiri sendiri cenderung lebih dapat bertahan
lama, tidak terikat pada aktualitasnya. Jenis berita ini juga memiliki dampak
psikologis bagi pembacanya, misalnya keterharuan, kegembiraan, dan sebagainya.13
Berita Kisah (Feature)
Feature adalah karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang
diperoleh melalui proses jurnalistik. Penulisan feature cukup berbeda dibandingkan
dengan penulisan berita langsung (straight news). Penulisan feature tidak terikat
pada pola piramida terbalik, tapi yang perlu diingat, dalam feature harus tetap
terdapat unsur 5W1H. Hanya saja, penyajian feature lebih menggunakan bahasa
pengisahan yang kreatif informal dengan menggunakan jurnalisme sastra (literary
journalism). Jurnalisme Sastra menurut Septiawan Santana Kurnia, ialah pemakaian
gaya penulisan fiksi untuk kepentingan dramatisasi laporan supaya memikat.14
12
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.155.
13
Ibid., h.156.
14
Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Jakarta:Penerbit Kalam Indonesia, 2005) h.111.
29. JENIS-JENIS FEATURE
Menurut Wolseley dan Campbell dalam Exploring Journalism (Sumadiria,
2008:161), ada beberapa jenis feature, antara lain human interest feature, historical
feature, biographical feature, travelogue feature, how to do feature, dan scientific
feature.15
1. Human interest feature
Dalam human interest feature, setiap cerita atau tokoh diangkat dengan
menonjolkan sisi kemanusiaan yang mampu menggugah emosi dan perasaan
pembacanya. Contoh dari human interest feature misalnya kisah tentang
perjuangan anak korban bencana Tsunami di Aceh dalam mencari orang tuanya
yang hilang.
2. Historical feature
Feature jenis ini memiliki obyek berupa tempat-tempat bersejarah yang
menarik dan memiliki nilai berita yang tinggi, baik itu tempat bersejarah dalam
lingkup nasional maupun internasional.
Feature sejarah ini mampu menarik pembaca karena sejarah tidak hanya
bercerita mengenai masa lampau yang bermakna dan berkesan, tapi juga
sekaligus mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita bersikap dan bertindak
hari ini, esok dan lusa. Historical feature misalnya kisah tentang kota Batavia
15
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.161.
30. dan warganya pada jaman kolonial menurut penuturan narasumber yang
mengalaminya.
3. Biographical feature
Feature biografi bercerita tentang riwayat dan perjalanan hidup
seseorang, terutama seorang tokoh atau public figure yang dianggap menarik
dan dapat menjadi inspirasi bagi khalayak luas. Feature biografi misalnya kisah
perjalanan hidup Bunda Teresa serta karya cinta kasihnya.
4. Travelogue feature
Feature perjalanan adalah feature yang berusaha untuk mengajak
pembacanya untuk mengenali lebih dekat suatu kegiatan ataupun tempat-tempat
indah yang dianggap memiliki daya tarik tersendiri.
Feature jenis ini juga dimaksudkan untuk memberi informasi serta
memotivasi pembaca untuk lebih mencintai alam serta segala isinya, dapat juga
digunakan untuk mempromosikan suatu destinasi pariwisata, misalnya ulasan
tentang kawasan wisata Nusa Dua di Bali.
5. How to do feature
How to do feature berisi tentang petunjuk praktis tentang bagaimana
membuat atau melakukan sesuatu agar pembaca juga bisa ikut melakukan hal
yang sama. Misalnya petunjuk untuk melakukan penghematan energi listrik
dalam rumah tangga.
31. 6. Scientific feature
Feature ilmiah berusaha untuk mengungkapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Feature ini biasanya sering muncul di
televisi. Feature ilmiah misalnya kisah tentang penemuan fosil-fosil hewan
purba disertai analisis ilmiahnya.
Agar berita kisah menjadi lebih menarik, beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan feature adalah mengenai pemilihan lead (teras), body
(tubuh), dan ending (penutup). Menurut Andi Baso Mappato dalam Teknik
Penulisan Feature (1992), ada beberapa macam jenis lead dalam penulisan feature :
a. Lead Ringkasan
Lead ini memiliki kemiripan dengan lead pada straight news, yaitu
memiliki unsur 5W+1H, walaupun pada feature tidak seluruh unsur tersebut
digunakan. Dalam lead ini, kesimpulan diungkapkan terlebih dahulu, baru
pada paragraf-paragraf selanjutnya disusul dengan penjelasan. Lead
ringkasan bisa dipilih apabila peristiwa yang hendak dikisahkan memiliki
nilai berita informasi (news value) yang cukup tinggi.
b. Lead Narasi
Lead ini menggunakan gaya bercerita seperti pada novel atau cerita
pendek, sehingga membawa pembaca ke dalam realitas kisah yang
diceritakan. Pembaca bahkan bisa membayangkan dan mengidentifikasikan
dirinya seolah-olah ia menjadi tokoh di dalam cerita tersebut.
32. Contoh penggunaan lead narasi:
Lahir di Indonesia 56 tahun silam, serta sempat merasakan dua tahun
hidup di Indonesia membuat Chris Schut memiliki ikatan batin tersendiri
dengan Negara kepulauan terbesar di dunia ini. Sejak tahun 2000 hingga
sekarang, dirinya sudah lima kali berlibur ke Indonesia, sedangkan sang
istri, Marianne, malah sudah enam kali berkunjung ke Indonesia. Selama
rentang satu dekade tersebut, destinasi wisata utama yang selalu dipilih
dua wisatawan asal Belanda ini adalah Bali.
c. Lead Deskripsi
Lead ini menggambarkan suatu hal sehingga seolah-olah pembaca
merasa dekat dengan obyek yang sedang diceritakan tersebut. Karena saat
membaca deskripsi tersebut, pembaca juga ikut membayangkan tentang apa
yang sedang digambarkan oleh penulis.
Contoh penggunaan lead deskripsi :
Siapa yang tak kenal dengan Sanur Beach Aerowisata
Hotels&Resorts? Hotel premium yang terletak tepat menghadap ke Pantai
Sanur ini telah lama menjadi tujuan bermalam utama bagi wisatawan
asing, terutama wisatawan-wisatawan dari Eropa. Lokasinya yang strategis
di depan hamparan pasir putih Pantai Sanur ini menawarkan perpaduan
keindahan pantai dengan suasana nyaman, santai, dan juga tenang.
d. Lead kutipan
Lead ini berisi kutipan atau pernyataan seseorang yang ditulis kembali
dalam bentuk kalimat langsung. Tentunya kutipan yang diambil juga harus
memiliki nilai yang menarik untuk diangkat.
33. Contoh penggunaan lead kutipan:
“Just one thing from me, Bali needs something new,” ujar wanita
manis berambut panjang yang tak lain adalah Ratna Soebrata, Marketing
Manager Bali Safari&Marine Park. Pernyataan sederhananya tersebut
cukup menjelaskan mengapa Bali Safari&Marine Park membuat gebrakan
baru dengan akan segera dibukanya Bali Theatre in the Park pada akhir
bulan Agustus mendatang.
e. Lead pertanyaan
Lead ini menggunakan kalimat tanya agar pembaca merasa ingin tahu
dan penasaran tentang jawaban pertanyaan tersebut, sehingga ikut
menggugah pembaca agar membaca seluruh tulisan feature tersebut.
Contoh penggunaan lead pertanyaan:
Apa jadinya jika hutan dan satwa Afrika hadir di Pulau Bali?
Kedengarannya memang tidak masuk akal. Namun, hal ini ternyata benar-
benar diwujudkan oleh Bali Safari & Marine Park, dengan konsep kebun
binatang terbuka yang berdiri di atas tanah seluas 48 hektar di wilayah
Kabupaten Gianyar, Bali.
f. Lead sapaan akrab
Lead ini menggunakan kata sapaan kepada pembaca, misalnya dengan
menggunakan kata “Anda” atau “Saudara”. Dengan demikian penulis
seakan ikut mengajak pembaca untuk mengambil peran dalam apa yang
sedang diceritakan dalam feature tersebut.
Contoh penggunaan lead sapaan akrab:
34. Bagi Anda para wanita yang hidup dalam kompleksitas dunia modern,
berbagai pertanyaan dan problema seringkali muncul di benak Anda.
Lingkungan sosial, gaya hidup dan pergaulan memang kerapkali
memengaruhi perempuan dalam menghadapi problema kehidupannya.
Namun, Maria Dominique, seorang jurnalis senior, dalam buku pertamanya
yang berjudul “Tanpa Tutup”, hendak mengungkapkan suatu sisi lain dari
problematika yang sering dihadapi perempuan urban, termasuk bagaimana
cara menghadapi problem itu sendiri.
g. Lead penggoda
Kalimat yang digunakan dalam lead ini haruslah membuat pembaca
merasa tergoda, tertarik, dan sekaligus penasaran akan isi feature tersebut.
Karena sifatnya menghibur, lead jenis ini kurang cocok untuk materi cerita
yang sifatnya serius, bernuansa duka atau musibah, dan sesuatu yang
sifatnya sakral.
h. Lead gabungan
Lead gabungan bisa berupa gabungan dari beberapa lead yang
berbeda. Misalnya gabungan lead pertanyaan dengan lead kutipan, atau
gabungan lead ringkasan dengan lead penggoda, dan lain sebagainya.
Dalam penulisan berita jenis straight news, jenis lead yang sering digunakan
adalah lead ringkasan yang mengandung unsur 5W+1H. Sedangkan pada berita
jenis feature, lead yang digunakan bisa lebih bervariasi lagi. Umumnya dalam
penulisan feature, agar tulisan lebih atraktif dan dapat menyentuh sisi human
35. interest dari pembaca, lead yang digunakan adalah lead deskripsi, lead narasi, lead
kutipan, lead sapaan dan lead pertanyaan.
Menurut Williamson seperti dikutip dalam buku Jurnalistik Indonesia Menulis
Berita dan Feature (2008), terdapat empat jenis penutup atau ending dalam
penulisan feature, yaitu :
a. Penutup ringkasan
Penutup ringkasan dimaksudkan agar pembaca, pendengar atau pemirsa
untuk mengingat kembali pokok-pokok cerita yang sudah diuraikan. Pesan inti
16
cerita ditegaskan kembali dalam kalimat atau reaksi yang berbeda. Penutup
jenis ini juga memungkinkan pembaca untuk mengerti kesimpulan dari seluruh
tulisan yang dirumuskan pada paragraf terakhir.
b. Penutup penyengat
Penutup penyengat dimaksudkan untuk mengagetkan pembaca.
Penulis hanya menggunakan tubuh cerita untuk menyiapkan pembaca pada
kesimpulan yang tak terduga. Penutup penyengat ini menjadi menarik bagi
pembaca dan dapat menggugah emosi mereka dengan apa yang mereka
baca. Misalnya mengundang perasaan terkejut, lucu, aneh, dan lain
sebagainya. Penutup jenis ini cukup sering digunakan dalam penulisan
feature.
16
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.217.
36. c. Penutup klimaks
Penutup jenis ini sering ditemukan pada cerita kronologis. Penulis
berhenti ketika penyelesaian cerita sudah jelas. Untuk teknik penutup
klimaks, setiap bagian dan adegan harus dipersiapkan dengan matang agar
semua merujuk sampai ke satu titik.
Pengemasan tulisan dengan penutup klimaks juga harus menarik agar
tulisan tidak mudah tertebak oleh pembaca dan pembaca terus membaca
hingga akhir tulisan yang berisi klimaks cerita. Pada akhir tulisan, emosi
pembaca kembali dibangkitkan melalui klimaks yang sekaligus mengakhiri
cerita.
d. Penutup menggantung
Penulis menggunakan penutup jenis ini untuk mengakhiri cerita
dengan sebuah pertanyaan pokok yang belum atau tidak terjawab. Pembaca
tetap tidak mengetahui dengan jelas apakah tokoh cerita menang atau kalah,
karena cerita disudahi sebelum mencapai klimaks.17
Jenis feature yang menggunakan penutup jenis ini akan membuat
pembaca penasaran, bahkan mungkin menerka-nerka sendiri akhir kisah
yang masih menggantung tadi. Dengan penutup menggantung seperti ini,
penulis sendiri perlu berhati-hati dalam mengemas tulisan agar tidak terjadi
misinterpretasi tentang maksud penulis dan pembacanya.
17
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.220.
37. e. Penutup ajakan bertindak.
Pada paragraf terakhir, penulis memetakan tingkat kompleksitas
persoalan dan jalan-jalan yang harus atau sudah dilalui. Setelah itu penulis
melontarkan saran, himbauan, seruan ataupun ajakan kepada pembaca untuk
melakukan tindakan tertentu yang dianggap relevan dan mendesak.18
Umumnya penutup ini digunakan pada feature yang berisi tentang
deskripsi suatu produk, tempat, program ataupun jasa yang ditawarkan.
Secara tidak langsung memang tulisan dengan penutup ajakan bertindak
memungkinkan adanya unsur komersil, terutama jika hal tersebut berkaitan
dengan marketing. Namun, penutup ini bisa juga digunakan untuk
melakukan kampanye melalui tulisan, misalnya ajakan untuk melakukan
penghematan energi, pelestarian lingkungan dan lain sebagainya.
Laporan Mendalam (In depth report)
Seperti dijelaskan Siregar, dkk (2007), laporan mendalam pada dasarnya
memiliki struktur dan cara penulisan yang sama dengan berita kisah. Perbedaannya
adalah, dalam laporan mendalam belum tentu kita dapat menemukan unsur
manusiawi. Laporan mendalam digunakan untuk menuliskan permasalahan dengan
informasi yang lebih lengkap, mendalam, dan analitis sehingga pembaca bisa lebih
memahami duduk perkara suatu masalah.
18
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.221.
38. Tak jarang kita menemui suatu peristiwa yang cukup rumit. Terkadang
pembaca juga belum dapat memahami duduk perkara sebenarnya jika hanya ditulis
dalam berita langsung. Kompleksitas masalah tersebut menyebabkan peristiwa
tersebut harus disoroti lewat sejumlah sudut pandang agar pembaca memeroleh
pemahaman yang lebih baik, lengkap, dan menyeluruh. Laporan mendalam ditulis
dengan tujuan untuk menjelaskan atau mengungkapkan seluk beluk suatu
persoalan.19
Laporan mendalam ini ditulis berdasarkan hasil liputan terencana, dan sering
memerlukan waktu yang lama. Laporan mendalam biasanya disusun berdasarkan
sudut pandang (angle) tertentu. Bisa saja digunakan dua sudut pandang atau lebih,
karena memang bertujuan untuk menyodorkan uraian atraktif tetapi analitis yang
merangsang minat baca. 20
Pengumpulan fakta yang diperlukan untuk menyusun tulisan biasa dilakukan
dengan peliputan interpretatif maupun investigatif. Peliputan interpretatif dilakukan
apabila untuk menggambarkan duduk perkara dari masalah yang diliput diperlukan
kemampuan interpretasi dalam melihat keterkaitan logis antar sejumlah fakta.
Sedangkan peliputan investigatif dilakukan apabila ada usaha sejumlah pihak untuk
menutupi kejadian sebenarnya, atau menyembunyikan sejumlah fakta.
19
Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa
(Yogyakarta:Penerbit Kanisius, 2007) h.189.
20
Ibid., h.183.
39. PROSES PRODUKSI BERITA
Setelah mengenal ragam berita, selanjutnya yang dilakukan dalam aktivitas
jurnalistik pada suatu media adalah proses produksi berita. Proses produksi berita
mencakup news gathering (pengumpulan berita), news writing (penulisan berita),
news editing (penyuntingan berita), hingga news publishing (penerbitan berita).
News Gathering
Proses produksi berita selalu diawali dengan pengumpulan fakta yang
diperlukan untuk memberitakan suatu peristiwa. Ashadi Siregar, dkk dalam
bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa (2007) menyebutkan
bahwa fakta tersebut dapat dicari dengan berbagai cara, yakni observasi,
wawancara, dan riset dokumentasi. Wartawan dapat menggunakan salah satu cara
tersebut, atau bahkan menggabungkan ketiganya. Berita yang baik hanya dapat
ditulis jika didukung oleh fakta yang lengkap dan akurat. 21
Observasi
Observasi dilakukan jika wartawan secara langsung menghadapi suatu
peristiwa atau berada secara fisik di tempat kejadian. Wartawan menggunakan
kemampuan inderawinya untuk mencatat kesan tentang suatu kejadian.22
Sehingga fakta yang didapatkan adalah hal-hal yang dapat dilihat, didengar,
dibaui, dirasa, serta dikecap sendiri oleh wartawan yang berada di lapangan.
21
Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa
(Yogyakarta:Penerbit Kanisius, 2007) h.43.
22
Ibid.
40. Dengan teknik observasi, wartawan dapat mendapatkan fakta yang lebih
objektif, akurat dan terpercaya karena ia sendiri yang berada di tempat
kejadian saat itu.
Wawancara
Jika suatu fakta yang dibutuhkan untuk penulisan berita berkaitan
dengan pengalaman, pendapat, atau cita-cita orang lain, maka seorang
wartawan harus melakukan wawancara. Wawancara berarti bertanya kepada
orang lain, atau nara sumber untuk memeroleh fakta atau latar belakang
masalah yang terjadi.23
Menurut Sudirman Tebba dalam Jurnalisme Baru (2005), dari segi
teknis, wawancara dapat dibagi menjadi enam jenis:
a. Wawancara eksklusif, yaitu wawancara berdasarkan perjanjian atau
kesepakatan bersama antara wartawan dengan nara sumber.
b. Wawancara spontan, yaitu wawancara yang berlangsung secara kebetulan
tanpa perjanjian atau kesepakatan antara wartawan dengan nara sumber
sebelumnya.
c. Wawancara jalanan atau keliling, yaitu wawancara dengan berbagai nara
sumer secara terpisah tentang suatu masalah.
d. Wawancara langsung, yaitu wawancara yang langsung disiarkan saat itu
juga.
23
Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa
(Yogyakarta:Penerbit Kanisius, 2007) h.44.
41. e. Wawancara konferensi pers, yaitu wawancara yang terjadi atas inisiatif
nara sumber untuk menjelaskan sebuah peristiwa atau persoalan tertentu.
f. Wawancara jarak jauh, yaitu wawancara antara wartawan dengan nara
sumber yang berada di tempat terpisah, misalnya dengan menggunakan
telepon atau teleconference.
Namun dalam melakukan wawancara, wartawan juga harus benar-benar
memilih nara sumber yang relevan dengan pemberitaan, serta terpercaya
sehingga tulisannya nanti dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya dalam
peliputan acara peluncuran produk terbaru dari hotel bintang lima di Bali,
untuk mendukung tulisan beritanya, sang wartawan dapat mewawancarai
Public Relations ataupun General Manager hotel yang bersangkutan.
Riset dokumentasi
Riset dokumentasi dilakukan sebagai upaya untuk memeroleh fakta
yang berasal dari dokumentasi yang tertulis, baik itu berupa tabel, bagan,
ataupun wacana yang tersimpan sebagai dokumen yang diarsip.24 Namun,
data-data tersebut tidak semuanya bisa digunakan begitu saja sebagai fakta
untuk melengkapi tulisan. Seringkali data tersebut masih berupa data mentah
sehingga masih perlu diolah lagi.
Data tertulis diperlukan untuk mengecek dan mendukung kebenaran dan
akurasi fakta dari suatu peristiwa. Pertimbangannya adalah tidak semua
24
Ashadi Siregar, dkk, Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa
(Yogyakarta:Penerbit Kanisius, 2007) h.50.
42. masalah dapat dijelaskan dengan baik jika hanya melalui kata-kata, karena
ada juga masalah yang harus dijelaskan dengan suatu gambaran yang terukur.
News Writing
Setelah memeroleh fakta dan data yang dibutuhkan tentang suatu peristiwa,
selanjutnya yang dilakukan wartawan adalah menulis berita tersebut. Selain terkait
dengan ragam berita yang digunakan, penulisan berita juga tidak lepas dari teknik
penulisan berita. Teknik penulisan berita yang digunakan harus sesuai dengan
ragam bentuk penulisan berita yang dipakai. Secara universal, berita ditulis dengan
menggunakan teknik melaporkan (to report), merujuk kepada pola piramida
terbalik (inverted pyramid), dan mengacu kepada rumus 5W1H.25
Dalam teknik melaporkan (to report), wartawan tidak boleh memasukkan
pendapat pribadi dalam berita yang ditulisnya karena berita haruslah berupa fakta
objektif. Berita juga harus ditulis dan dilaporkan dengan cara yang paling mudah,
yaitu dengan struktur atau pola piramida terbalik. Dengan pola ini, berita ditulis
secara deduktif. Kesimpulan dinyatakan dulu pada paragraph pertama,kemudian
disusul dengan uraian yang lebih rinci pada paragraf-paragraf berikutnya.
Dalam buku Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (2008), Drs. AS
Haris Sumadiria, M.Si menjelaskan 3 asumsi yang mendasari penulisan berita
dengan pola piramida terbalik :
25
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. (Bandung : Simbiosa
Rekatama Media, 2008) h.116.
43. a. Memudahkan khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa yang sangat
sibuk untuk segera menemukan berita yang dianggapnya menarik atau
penting yang sedang dicari atau ingin diketahuinya.
b. Memudahkan reporter dan editor memotong bagian-bagian berita yang
dianggap kurang atau tidak penting ketika dihadapkan kepada kendala
teknis, misalnya berita terlalu panjang sementara kapling atau ruangan
yang tersedia sangat terbatas.
c. Memudahkan para jurnalis dalam menyusun pesan berita melalui rumus
baku yang sudah sangat dikuasainya sekaligus untuk menghindari
kemungkinan adanya fakta atau informasi penting yang terlewat tidak
dilaporkan.
Headline / Judul berita
LEAD (teras berita)
BRIDGE (perangkai)
BODY (tubuh berita)
LEG (kaki berita)
Gambar 1. Struktur Piramida Terbalik
Dalam setiap peristiwa yang dilaporkan, harus terdapat enam unsur
dasar yaitu apa (what), siapa (who), kapan (when), di mana (where), mengapa
44. (why), dan bagaimana (how). Oleh karena itu berita juga hendaknya ditulis
dengan rumus 5W1H agar berita tersebut lengkap, akurat, dan sekaligus
memenuhi standar teknis jurnalistik.
What berarti peristiwa apa yang akan dilaporkan kepada khalayak.
Who berarti siapa yang menjadi pelaku dalam peristiwa berita itu. When
berarti kapan peristiwa itu terjadi : tahun, bulan, minggu, hari, jam, menit.
Where berarti di mana peristiwa itu terjadi. Why berarti mengapa peristiwa itu
sampai terjadi. How berarti bagaimana jalannya peristiwa atau bagaimana cara
menanggulangi peristiwa tersebut. Keenam unsur tersebut harus dinyatakan
dalam kalimat yang ringkas, jelas dan menarik.
News Publishing
Setelah berita yang telah ditulis wartawan tadi selanjutnya berita mengalami
proses editing oleh redaktur. Wartawan wajib menyerahkan dan melaporkan setiap
berita hasil liputan dalam setiap edisi kepada pimpinan perusahaan atau pemimpin
redaksi guna menjalani proses editing untuk menentukan layak atau tidaknya berita
tersebut terbit. Selanjutnya berita yang sudah diedit diberikan kepada bagian lay out
untuk diatur tata letaknya. Bagian lay out bertugas mendesain atau menata tampilan
suatu media secara fisik, serta mengedit setiap halaman berita sebelum naik cetak.
Kemudian, media yang telah dicetak tersebut masuk ke bagian sirkulasi yang
mengatur tentang pendistribusian media kepada distributor maupun pelanggan.
45. BAB II
DESKRIPSI UMUM L’ULTIMO PARADISO
Obyek Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan sebuah perusahaan media
yang berfokus pada pariwisata, yang mengelola dua bentuk media yaitu Tabloid
L’ultimo Paradiso serta situs on line www.ultimoparadiso.com. Selama menjalani
Kuliah Kerja Lapangan, penulis mencoba mengumpulkan data-data mengenai profil
perusahaan melalui berbagai sumber. Baik itu melalui company profile yang
diberikan sebelum pelaksanaan KKL, maupun wawancara langsung dengan anggota
redaksi L’ultimo Paradiso untuk menggali lebih dalam informasi tentang media
tersebut. Nara sumber yang memberi informasi tentang deskripsi umum L’ultimo
Paradiso kepada penulis antara lain Senior Editor, Maria Dominique; Marketing, Ben
Sisko, dan Chief Editor, Igo Kleden.
A. Sejarah Tabloid L’ultimo Paradiso
Menurut informasi yang didapat penulis dari Senior Editor L’ultimo
Paradiso, Maria Dominique dan Chief Editor Igo Kleden, Tabloid L’ultimo
Paradiso berdiri pada tahun 2006. Awal pendiriannya diprakarsai oleh Rocky
Wisuda Praputranto, Dewantoro Umbu Djoka dan Igo Kleden. Para pendiri
L'Ultimo ini merasakan perlunya sebuah media yang mampu mengakomodir
kebutuhan informasi bagi para pelaku bisnis pariwisata di Bali pada khususnya
dan di Indonesia pada umumnya. Para pemrakarsa yang kebetulan berasal dari
46. Nusa Tenggara Timur ini juga memiliki kerinduan untuk bisa mendukung
pengembangan destinasi wisata di kawasan Indonesia Tengah dan Timur
melalui kehadiran sebuah media pariwisata. Atas dasar visi yang sama ini, para
pemrakarsa tersebut mendirikan CV Paradiso Timur Raya.
Banyak relasi mereka yang bergerak di bidang pariwisata, baik hotel,
travel agent, dan berbagai asosiasi pariwisata memiliki mimpi yang sama dan
sangat mendukung visi tersebut. Pada bulan Mei tahun 2006 lahirlah L'Ultimo
Paradiso di Bali sebagai media komunikasi dan informasi, baik bagi para pelaku
pariwisata maupun bagi masyarakat umum yang membutuhkan informasi
seputar pariwisata. L’ultimo Paradiso mencoba menghadirkan isu-isu terkini di
dunia pariwisata, kebijakan-kebijakan baru seputar pariwisata, maupun ulasan
tentang destinasi wisata dalam negeri.
Berkat relasi baik yang terjalin antara ketiga pemrakarsa tersebut dengan
pemilik Panorama Tour&Travel, salah satu tour operator terbesar di Indonesia
yang berpusat di Jakarta, L’ultimo Paradiso hingga saat ini menempati
Panorama Building, Sanur, Bali, sebagai kantornya.
Nama L’ultimo Paradiso sendiri diambil dari bahasa Italia yang artinya
“Surga yang paling indah”. Menurut Maria Dominique, nama tersebut hendak
merepresentasikan isi yang terdapat dalam tabloid ini, yakni tentang keindahan
tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia.
47. B. Visi dan Misi
Visi : memajukan dunia pariwisata Indonesia pada umumnya, dan wilayah
Indonesia Tengah dan Timur pada khususnya, dari berbagai aspek.
Misi : memberikan informasi seputar dunia pariwisata yang objektif untuk
memenuhi kebutuhan para pelaku industri pariwisata di Indonesia maupun
wisatawan pada umumnya.
C. Logo dan Tagline
Gambar 2. Logo L’ultimo Paradiso
Logo resmi L’ultimo Paradiso dapat dilihat pada halaman cover depan
tabloid, serta pada laman rumah situs www.ultimoparadiso.com. Dua warna
yang digunakan sebagai corporate identity adalah oranye untuk tulisan L’ultimo
dan biru untuk tulisan Paradiso, serta tagline “Ultimate News” yang juga
tercantum di atasnya.
L’ultimo Paradiso mengusung tagline “The ultimate news” yang berarti
berita paling mewah, menegaskan bahwa media ini sebagai sumber berita
pariwisata yang berbeda dan lebih unggul dari media lainnya, baik secara
pengemasan maupun isinya.
48. D. Media Profile
1. Data Umum Media
Nama media yang menjadi tempat pelaksanaan Kuliah Kerja
Lapangan adalah L’ultimo Paradiso untuk versi tabloid dan
www.ultimoparadiso.com untuk versi online. Keduanya berada di bawah
manajemen CV Paradiso Timur Raya yang dipimpin oleh Rocky Wisuda
Praputranto selaku komisaris. Kedua pendiri lainnya juga masuk dalam
jajaran manajerial di CV Paradiso Timur Raya. Dewantoro Umbu Djoka
menjabat sebagai Direktur dan Igo Kleden sebagai Direktur Operasional.
Kantor redaksi L’ultimo Paradiso beralamat di jalan By Pass
Ngurah Rai No. 620, Suwung, Denpasar, Bali. Kantor ini terletak pada
Panorama Building yang merupakan kantor cabang Panorama
Tour&Travel di Bali. Di tempat inilah segala kegiatan yang berhubungan
dengan urusan keredaksian maupun manajerial berjalan, kecuali
percetakan. Untuk pencetakan tabloid L’ultimo Paradiso setiap bulannya
menggunakan jasa percetakan di PT. Cintya, Denpasar.
Tanggal terbit tabloid L’ultimo Paradiso adalah tanggal 15 setiap
bulannya, dengan oplah 10.000 eksemplar per bulan. Sejak kemunculan
pertamanya pada bulan Mei tahun 2006 pun, L’ultimo Paradiso tetap
konsisten dengan jumlah oplahnya.
49. 2. Deskripsi Media (cetak dan online)
Sebagai sebuah media berbentuk tabloid, ukuran yang dimiliki
L’ultimo Paradiso adalah 41 cm (panjang) x 29 cm (lebar). Cukup standar
bagi sebuah tabloid. Agar menarik, L’ultimo Paradiso menggunakan jenis
kertas art paper untuk cover nya. Pemilihan ini membuat pengemasan
tabloid L’ultimo Paradiso terkesan mewah dan eksklusif. Untuk isinya,
digunakan HVS 80 gr yang dicetak full color. Hal ini menyesuaikan isi
dari tabloid yang selalu didukung dengan adanya tampilan visual berupa
gambar dan foto-foto sehingga akan lebih menarik dan lebih hidup jika
seluruh halaman dicetak berwarna.
Jumlah halaman dalam L’ultimo Paradiso memang tidak terlalu
banyak, hanya 20 halaman termasuk cover. Tampilan fisik L’ultimo
Paradiso pun terlihat ringkas dan tidak terlalu berat. Biasanya bagian
sirkulasi melipat tabloid menjadi dua, lalu mengemasnya dalam plastik
sebelum didistribusikan kepada pelanggan-pelanggan khusus di wilayah
Bali. Namun agar lebih mudah dibaca oleh orang banyak, di titik-titik
distribusi tertentu, tabloid L’ultimo Paradiso biasa didistribusikan tanpa
dikemas plastik. Untuk pendistribusian sendiri, L’ultimo Paradiso tidak
memungut biaya dari pembacanya. Tabloid ini dapat diperoleh secara
cuma-cuma.
50. Gambar 3. Contoh cover tabloid L’ultimo Paradiso
Sebagai sebuah media yang berfokus pada pariwisata, isi tulisan dalam
L’ultimo Paradiso tentu hal-hal yang berkaitan dengan pariwisata dalam
negeri, meskipun redaksi juga memiliki rubrik global news yang berisi
berita-berita internasional. Bahasa yang digunakan dalam L’ultimo
Paradiso adalah bahasa Inggris (80%) dan bahasa Indonesia (20%).
Seiring berkembangnya teknologi, persaingan dari media lain serta
tuntutan yang ada dari pembaca, L’ultimo Paradiso juga mengembangkan
sebuah media lagi yakni situs online. Tak bisa dipungkiri, kebutuhan akan
informasi yang cepat dan lengkap, menuntut L’ultimo Paradiso untuk juga
menyebarkan beritanya melalui internet agar lebih mudah dibaca tanpa
ada batasan tempat dan waktu. Oleh karena itu setiap harinya, situs
www.ultimoparadiso.com selalu melakukan updating berita.
51. Lewat situs online ini, selain membaca posting berita yang terbit setiap
harinya, pembaca juga dapat mengunduh setiap edisi tabloid dalam format
pdf secara gratis juga.
3. Iklan
Karena merupakan tabloid yang dibagikan secara gratis, kehidupan
L’ultimo Paradiso 100% bergantung pada iklan yang masuk. Pemasukan
dari iklan ini digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan redaksional
dan juga pencetakan tabloid setiap bulannya.
Untuk sistem pemasangan iklan, L’ultimo Paradiso biasanya
melakukan kontrak selama satu tahun ataupun enam bulan dengan klien.
Dengan sistem ini, harga yang didapat klien tentu bisa lebih murah lagi
karena ada potongan harga. Namun, untuk iklan-iklan tertentu dapat juga
melakukan pemasangan untuk satu kali pemuatan saja.
Tarif iklan
Berikut daftar tarif pemasangan iklan untuk satu kali pemuatan:
Full spread 41 cm x 58 cm Rp 24.000.000 / issue
Front cover 41 cm x 29 cm Rp 12.000.000 / issue
Back cover 41 cm x 29 cm Rp 12.000.000 / issue
Inside front 41 cm x 29 cm Rp 10.000.000 / issue
Inside back 41 cm x 29 cm Rp 10.000.000 / issue
Inside full page 41 cm x 29 cm Rp 8.000.000 / issue
52. Half page 20.5 cm x 29 cm Rp 5.000.000 / issue
¼ page 20.5 cm x 14.3 cm Rp 4.000.000 / issue
Spesifikasi iklan
Menurut informasi yang didapat dari Ben Sisko selaku bagian
marketing, iklan-iklan yang dipasang dalam tabloid L’ultimo Paradiso
mayoritas berasal dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di
industri pariwisata seperti hotel, villa, restoran, café, tempat hiburan,
tour&travel agent, maskapai penerbangan serta program-program
kampanye pariwisata dari pemerintah seperti “Vote Komodo” dan
“Visit Indonesia 2010”. Namun di luar itu ada juga beberapa klien
yang tidak terkait langsung dengan bidang pariwisata seperti rumah
sakit dan supermarket.
Berikut ini beberapa contoh iklan yang dimuat dalam tabloid
L’ultimo Paradiso:
Gambar 4. Iklan White Horse Deluxe Coach
53. Gambar 5. Iklan Vote Komodo dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata
Republik Indonesia.
Gambar 6. Iklan Mini Mart
4. Rubrikasi
Dalam tabloid L’ultimo Paradiso terdapat berbagai rubrik yang
disesuaikan juga dengan kebutuhan informasi pembaca. Berikut rubrik-
rubrik yang terdapat dalam tabloid L’ultimo Paradiso :
54. FOCUS
Berisi tentang topik utama atau tema besar yang diangkat pada edisi
tersebut. Rubrik Focus merupakan kelanjutan atau penjabaran dari
headline pada cover depan tabloid, sehingga rubrik ini ditempatkan di
halaman pertama pada isi tabloid.
EDITORIAL
Merupakan tulisan berisi opini yang mewakili pendapat dari media
mengenai suatu isyu aktual di dunia pariwisata yang sedang berkembang.
Isi dari editorial tidak selalu sama ataupun terkait dengan rubrik Focus.
GLOBAL NEWS
Berisi tentang berita-berita internasional (straight news) yang masih
berkaitan dengan dunia pariwisata. Berita-berita dalam rubrik ini biasanya
dilansir dari situs berita internasional seperti AFP, AP, Reuters, dan BBC.
EVENT
Berisi tentang acara-acara pariwisata dan budaya menarik terkini yang
digelar di Bali. Karena memiliki space yang cukup terbatas, biasanya
rurik ini hanya ditulis dalam bentuk straight news singkat, sehingga dalam
satu edisi tabloid dapat dimuat tiga hingga empat berita yang menarik.
MY INDONESIA
Berisi berita-berita yang berkaitan dengan dunia pariwisata dari
seluruh nusantara baik dalam bentuk straight news maupun soft news.
55. BALI DESTINATION
Karena berbasis di provinsi Bali, dan mayoritas persebaran tabloid ada
di provinsi Bali, rubrik ini berisi berbagai macam berita pariwisata khusus
wilayah Bali. Isi rubrik ini mengulas tempat-tempat atau atraksi wisata
yang menarik di Bali, serta acara-acara menarik yang diadakan di Bali.
FOOD FOR THOUGHT
Rubrik ini mengangkat feature serta ulasan singkat tentang kuliner
yang ada di Bali agar menjadi inspirasi bagi pembacanya. Karena space
nya yang tidak terlalu besar yakni setengah halaman, biasanya dalam
rubrik ini hanya ada satu hingga dua artikel dalam bentuk soft news.
ISLAND EXPLORER
Mengangkat berita dan kisah dari destinasi wisata yang ada di
Indonesia, khususnya yang berada di luar provinsi Bali. Sejauh ini rubrik
Island Explorer selalu mengangkat destinasi wisata di kawasan Indonesia
Tengah dan Timur.
EXECUTIVE
Merupakan rubrik khusus yang berisi berita ringan berupa profil serta
feature para pelaku industri pariwisata di Bali maupun sekitarnya. Karena
ulasannya lebih mendalam, berita dalam rubrik Executive biasa ditulis
dalam bentuk soft news dan feature.
56. JAKARTA SECTION
Atas adanya permintaan dari sebagian besar pembaca, mulai
pertengahan tahun 2010, L’ultimo Paradiso menambahkan satu rubrik
baru yaitu Jakarta Section. Selain karena pembaca L’ultimo Paradiso di
kota Jakarta cukup besar (nomor dua setelah Bali), banyak pula pembaca
di wilayah Bali yang menginginkan adanya suplemen berita tentang
Jakarta yang merupakan Ibukota Negara Indonesia karena seringkali
peristiwa-peristiwa di Jakarta memiliki implikasi tertentu bagi pelaku
pariwisata di Bali.
NUSANTARA
Rubrik terakhir dalam tabloid ini disajikan dalam bahasa Indonesia
dan berisi tentang berita-berita pariwisata dari tanah air. Rubrik ini terdiri
dari dua halaman paling belakang dan berisi berita-berita dalam bentuk
straight dan soft news.
5. Target audiens dan profil pembaca
Pembaca L’ultimo Paradiso adalah orang-orang yang bergerak di
bidang pariwisata di Indonesia maupun luar negeri, misalnya tour
operator, komunitas pariwisata eksekutif dan profesional, Duta Besar
Negara asing di Indonesia, representatif dari Negara asing, pemerintah
lokal (terutama Bali dan Nusa Tenggara), serta para wisatawan asing
maupun lokal di Indonesia, khususnya Bali yang membutuhkan informasi
dari dunia pariwisata.
57. Demografi
Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
Usia : 21 – 45 tahun
Pendidikan : D3, S1-S3
Pekerjaan : Tour operator, tour guide, executive, manager,
general manager, public relations, marketing, pegawai
pemerintah (Dinas Pariwisata), pengusaha.
Geografi : Bali, Jawa (terutama Jakarta dan Surabaya), Nusa
Tenggara Barat (Lombok dan Sumbawa), Nusa
Tenggara Timur (Flores, Sumba Barat, Sumba Timur,
Timor), Sulawesi (Manado), Malaysia, Australia,
Thailand, AS, Kanada, Italia, Belanda, Perancis,
Jerman.
6. Struktur Perusahaan
Chief Editor : Igo Kleden
Bertugas memimpin rapat redaksi, menentukan tema, serta
memberikan keputusan bagi segala kebijakan redaksional.
Senior editor : Maria Dominique
Bertugas membuat TOR dari tema per bulan, menulis berita dan
mengedit berita, serta melakukan sunting bahasa.
Reporter : Tri Wibowo, Christovao Vinhas
Bertugas meliput berita di lapangan dan menulis berita sesuai dengan
penugasan dari rapat redaksi.
58. Marketing : Ben Sisko
Bertugas melakukan kegiatan marketing dan promosi ke luar, serta
mengurus segala bentuk kerja sama dengan klien, seperti pemasangan
iklan, sponsorship, maupun kerja sama sebagai media partner.
Graphic Designer : Dicky da Silva
Bertugas mendesain lay out majalah, mendesain iklan (jika
diperlukan), dan segala kebutuhan desain yang berkaitan dengan
kegiatan keredaksian L’ultimo Paradiso.
Translator : Indira Sari Paputungan
Bertugas menerjemahkan berita dari Bahasa Indonesia ke Bahasa
Inggris.
Accounting : Syarah Rosverawati
Mengurusi segala kegiatan yang berhubungan dengan administrasi dan
keuangan pada L’ultimo Paradiso.
Distribution : Jarot Suto
Bertugas mendistribusikan tabloid L’ultimo Paradiso kepada para
pelanggan maupun tempat-tempat yang menjadi titik distribusi di Bali,
serta mengatur sirkulasi tabloid yang akan dikirim ke luar daerah
setiap bulannya.
59. BAB III
HASIL PELAKSANAAN KULIAH KERJA LAPANGAN
A. DESKRIPSI HASIL KULIAH KERJA LAPANGAN
L’ultimo Paradiso sebagai salah satu media pariwisata yang berbasis
di Bali memiliki dua versi media, yaitu cetak (tabloid) dan online (website).
Kedua versi media ini dikelola langsung oleh redaksi L’ultimo Paradiso. Untuk
versi cetak yang berformat tabloid, waktu terbitnya adalah satu bulan sekali
pada pertengahan bulan. Sedangkan untuk versi online atau website, redaksi
selalu melakukan pembaruan (updating) setiap hari, yaitu pada pagi, siang dan
sore hari.
Pada masa praktik selama tujuh minggu (21 Juni – 2 Agustus 2010),
penulis tak hanya melakukan aktivitas jurnalis untuk media cetaknya saja, tetapi
juga media online. Sebelum mengawali pelaksanaan KKL, chief editor selaku
pembimbing di tempat KKL terlebih dulu memberikan briefing pada penulis
mengenai aktivitas yang akan dilakukan selama masa KKL serta aturan-aturan
teknis yang harus dimengerti selama melaksanakan KKL di L’ultimo Paradiso.
Chief editor memberikan job description kepada penulis antara lain untuk
aktivitas news gathering dan news writing. Berikut deskripsi hasil pelaksanaan
KKL oleh penulis.
60. 1. Aktivitas Jurnalistik pada Tabloid L’ultimo Paradiso
Setiap bulannya, redaksi L’ultimo Paradiso selalu melakukan rapat
redaksi bulanan, yaitu setiap Senin minggu pertama setelah edisi terbaru
terbit. Dalam rapat yang dipimpin oleh chief editor ini akan ditentukan tema
besar untuk edisi mendatang. Setelah menemukan tema besar untuk edisi
yang akan diproduksi, selanjutnya redaksi akan menentukan gambar dan
judul besar untuk cover depan tabloid, serta topik-topik yang akan diangkat
untuk setiap rubriknya.
Setiap minggunya pada hari Jumat, redaksi akan mengadakan rapat
koordinasi dan evaluasi dengan seluruh anggota redaksi. Seluruh naskah
harus sudah masuk ke meja redaktur pada tanggal 5 setiap bulannya,
sedangkan untuk deadline iklan adalah tanggal 10 setiap bulannya.
Pada saat penulis memulai Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di L’ultimo
Paradiso, yaitu pada tanggal 21 Juni 2010, redaksi telah mengadakan rapat
redaksi bulanan seminggu sebelumnya. Tema besar telah ditentukan, begitu
pula dengan topik-topik untuk rubrik-rubriknya. Untuk edisi bulan Juli,
redaksi L’ultimo Paradiso telah menetapkan tema “Save the Turtle” yang
juga menjadi headline-nya. Menurut chief editor, Igo Kleden, tema tersebut
diambil sehubungan dengan semakin memprihatinkannya fenomena
kelangkaan satwa penyu laut di Bali, juga bersamaan dengan diresmikannya
sebuah pusat konservasi penyu di Pantai Kuta yang bernama Kuta Beach
Sea Turtle Conservation. Chief editor pun meminta penulis untuk menggali
61. lebih banyak informasi lagi mengenai isyu tersebut agar wawasan penulis
semakin luas untuk bekal peliputan ke depannya.
Untuk rencana peliputan sendiri, redaksi telah memiliki beberapa
agenda dalam bulan Juni tersebut, terutama untuk melakukan peliputan
khusus terkait headline “Save the Turtle”. Saat pertama kali menghadap
chief editor pada tanggal 15 Juni 2010 bahkan chief editor telah
memberikan beberapa agenda peliputan dalam bulan Juni, seperti undangan
acara peresmian Kuta Beach Sea Turtle Conservation, liputan Bali Art
Festival, dan interview dengan beberapa tokoh penting di Bali.
1.1 Proses Produksi Berita pada Tabloid L’ultimo Paradiso
Secara garis besar, aktivitas jurnalistik pada L’ultimo Paradiso
dibagi menjadi 5, yakni news gathering, news writing, news editing,
layouting, dan news publishing.
News Gathering
Setelah dilakukan pembagian tugas peliputan, reporter akan
langsung memulai proses pengumpulan berita (news gathering).
Secara teknis, prosedur kerja wartawan pada tabloid L’ultimo
Paradiso dalam melaksanakan tugasnya untuk mengumpulkan berita
adalah berdasarkan :
a. Undangan liputan yang telah disetujui oleh chief editor
62. Sebagai salah satu media pariwisata yang ada di Bali,
L’ultimo Paradiso selalu mendapatkan undangan liputan serta
informasi berupa agenda kegiatan yang akan berlangsung di Bali
pada waktu tertentu. Undangan peliputan tersebut kebanyakan
datang dari berbagai hotel, tempat hiburan, maupun instansi-
instansi yang bergerak di bidang pariwisata.
Biasanya, beberapa hari sebelumnya, pihak penyelenggara
acara akan mengirimkan undangan liputan kepada L’ultimo
Paradiso melalui e-mail redaksi info@ultimoparadiso.com, e-
mail editor igo@ultimoparadiso.com, maupun e-mail masing-
masing reporter. Tak jarang karena relasi yang sudah cukup
dekat dan baik antara redaksi dengan penyelenggara, undangan
tidak resmi juga disampaikan melalui sms dan telepon.
Undangan peliputan yang diterima kemudian akan
dipertimbangan lagi oleh chief editor, apakah event tersebut
layak untuk diliput atau tidak. Chief editor juga akan
mempertimbangkan nilai-nilai berita yang ada pada suatu event
tertentu. Jika event tersebut sesuai dengan target pembaca, serta
memiliki nilai berita yang tinggi, maka chief editor akan
meneruskannya kepada reporter agar dilakukan peliputan.
63. Penugasan liputan berdasarkan undangan peliputan ini juga
banyak diberikan oleh chief editor kepada penulis selama
melaksanakan KKL.
b. Penugasan melalui keputusan rapat redaksi.
Seperti yang telah dijelaskan, pada rapat redaksi bulanan,
akan ditentukan suatu tema besar yang akan diangkat.
Berdasarkan tema besar tersebut, lalu akan ditentukan pula tema
dari masing-masing rubrik yang tentunya masih relevan dengan
tema besar.
Setelah muncul tema-tema tertentu pada masing-masing
rubrik, Chief editor akan memutuskan dalam rapat redaksi
penugasan terhadap reporter untuk melakukan peliputan atau
reportase. Biasanya chief editor melalui rapat redaksi akan
menentukan isi rubrik Fokus dan Editorial, destinasi pariwisata
mana yang akan diulas dalam edisi bulan depan, siapa saja tokoh
penting yang akan diulas profilnya, serta tujuan wisata kuliner
menarik yang bisa menjadi inspirasi bagi pembaca untuk rubrik
Food for Thought. Kebanyakan penugasan liputan berdasarkan
keputusan rapat redaksi ini biasanya untuk penulisan feature.
Ada juga peliputan straight news yang ditugaskan melalui
keputusan rapat redaksi, tapi biasanya untuk event-event tertentu
64. yang memang sudah sering digelar, seperti Bali Festival,
upacara-upacara adat besar di Bali, dan sebagainya.
Tak tertutup kemungkinan juga chief editor untuk memberi
tugas peliputan khusus mengenai isyu-isyu pariwisata terkini
yang sedang hangat di wilayah Bali secara khusus atau Indonesia
secara umum. Misalnya mengenai fenomena kelangkaan penyu
yang semakin memprihatinkan karena adanya praktik jual-beli
penyu secara ilegal yang banyak terjadi di Bali maupun di
wilayah lain di Indonesia.
Sumber berita yang biasa dipakai oleh wartawan L’ultimo
Paradiso untuk menulis straight news dan feature antara lain :
a. Observasi langsung ke lokasi peliputan
Dalam menjalankan tugas peliputannya, wartawan
L’ultimo Paradiso sebisa mungkin melakukan peliputan dan
observasi langsung ke lokasi. Terutama untuk peliputan di
wilayah Bali. Untuk wilayah Jakarta, L’ultimo Paradiso memiliki
satu orang reporter sekaligus koordinator biro Jakarta yang
bertugas meliput berita-berita nasional.
Observasi langsung di tempat peliputan memungkinkan
reporter untuk mendapat informasi sebanyak mungkin dari
lapangan, juga memungkinkan reporter untuk bertemu dengan
65. banyak narasumber yang dapat dimintai informasi. Sesuai
instruksi dan arahan dari chief editor, penulis melakukan
observasi langsung pada setiap peliputan yang dilakukan, baik
itu untuk penulisan straight news maupun feature.
b. Interview langsung dengan tokoh yang bersangkutan.
Dalam setiap peliputan, wartawan L’ultimo Paradiso
juga dianjurkan untuk melakukan wawancara langsung dengan
narasumber yang bersangkutan dan tentunya narasumber yang
kredibel. Selain untuk memperkaya tulisan agar semakin
menarik dan memiliki informasi lebih dari narasumber, berita
yang dihasilkan dengan mencantumkan hasil wawancara akan
menambah nilai kepercayaan para pembacanya.
Selama pelaksanaan KKL di L’ultimo Paradiso, penulis
telah melakukan banyak wawancara dengan tokoh-tokoh penting
dalam setiap peliputannya. Wawancara yang dilakukan bisa
berupa wawancara mendalam (in depth interview) secara one on
one, bisa juga wawancara singkat di lokasi peliputan.
Wawancara mendalam paling efektif dilakukan untuk
menulis feature, baik itu biographical feature, maupun
travelogue feature tentang tempat wisata, produk ataupun hal-hal
yang berhubungan dengan isyu pariwisata dan kebudayaan.
66. Wawancara jenis ini dilakukan untuk menggali informasi secara
mendalam tentang suatu topik tertentu kepada narasumber yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pada tabloid L’ultimo Paradiso,
jurnalis biasa melakukan wawancara mendalam untuk beberapa
rubrik seperti Focus, Executive, Island Explorer, Bali
Destination, dan My Indonesia.
Sedangkan wawancara singkat biasanya dilakukan
penulis jika pada saat berada di lokasi peliputan penulis dapat
bertemu langsung dengan tokoh penting yang dapat dijadikan
narasumber. Wawancara ini dilakukan untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan penting kepada nara sumber untuk
melengkapi penulisan straight news yang terdapat pada rubrik
Global News, My Indonesia, Bali Destination, Event dan Jakarta
Section.
c. Riset kepustakaan
Riset kepustakaan dilakukan untuk melengkapi materi
tulisan, sekaligus untuk studi sebelum wartawan turun ke
lapangan. Biasanya untuk melakukan peliputan tentang suatu
destinasi pariwisata, wartawan memperkaya materi tulisan
dengan informasi yang didapat dari buku.
67. Terkadang wartawan juga bisa mengolah informasi dari
buku dan sumber kepustakaan lainnya menjadi sebuah tulisan
feature tanpa perlu melakukan peliputan langsung ke lokasi.
Biasanya hal ini dilakukan untuk penulisan feature tentang suatu
destinasi pariwisata. Tentunya dalam membuat berita semacam
ini wartawan harus menggunakan sumber yang terpercaya agar
hasilnya bisa tetap objektif dan dapat dipercaya.
d. Press conference
Seringkali redaksi tabloid L’ultimo Paradiso mendapat
undangan konferensi pers yang diadakan oleh hotel, perusahaan,
organisasi maupun instansi tertentu yang akan
menyelenggarakan event. Biasanya pihak yang mengundang
akan mengirimkan fax maupun e-mail kepada redaksi untuk
menghadiri konferensi pers yang akan mereka selenggarakan.
Saat menghadiri press conference, penulis yang
berperan sebagai jurnalis mendapatkan press kit, yaitu berkas-
berkas berisi informasi yang akan disampaikan oleh pihak
berkepentingan yang menyelenggarakan press conference. Tapi
tidak cukup hanya itu, selama jalannya press conference, penulis
juga mencatat informasi penting yang disampaikan yang belum
tercantum dalam press release ataupun berkas-berkas yang
diberikan.
68. Press conference juga merupakan ruang khusus untuk
sesi tanya jawab antara wartawan dengan narasumber yang
menyelenggarakan press conference. Penulis memanfaatkan hal
ini untuk melontarkan pertanyaan-pertanyaan langsung. Hal ini
akan memperkaya tulisan karena reporter akan mendapatkan
jawaban langsung dari yang bersangkutan. Begitu pula jika ada
reporter dari media lain yang melontarkan pertanyaan yang lain,
dapat dijadikan kutipan juga untuk memperkaya informasi dalam
berita yang kita tulis nantinya.
e. Press release
Press release juga menjadi salah satu sumber acuan
bagi reporter L’ultimo Paradiso dalam mengumpulkan dan
menulis suatu berita. Biasanya press release juga dikirimkan
oleh pihak terkait melalui fax, e-mail, atau diberikan langsung
pada saat konferensi pers.
f. Website resmi tokoh atau perusahaan yang bersangkutan
Situs resmi dari tokoh atau perusahaan yang akan
diberitakan dapat menjadi salah satu sumber informasi yang
terpercaya bagi wartawan untuk melengkapi materi beritanya,
terutama untuk mencari informasi tentang profil perusahaan atau
tokoh yang akan diberitakan. Misalnya saat melakukan peliputan
tentang Bali Safari and Marine Park, penulis terlebih dahulu
69. membuka website resmi dari Bali Safari and Marine Park yaitu
www.balisafarimarinepark.com untuk mengetahui dan menggali
informasi lebih banyak tentang tempat yang akan diliput.
Dalam website resmi tersebut penulis mendapatkan
banyak informasi yang terpercaya mengenai tempat yang akan
diliput, mulai dari lokasi, deskripsi dan keunikan tempat wisata,
produk-produk yang ditawarkan, sejarah berdirinya, serta
informasi-informasi terkini yang ditampilkan dalam website.
Website resmi menjadi salah satu sumber yang mudah dan cepat
untuk diakses, terpercaya dan yang terpenting bermanfaat bagi
penulis yang baru pertama kali melakukan liputan di wilayah
Bali sehingga masih harus banyak menggali informasi mengenai
objek-objek peliputan.
g. Riset internet
Sebelum melakukan suatu liputan atau wawancara,
biasanya reporter melakukan penelusuran lewat internet tentang
hal-hal yang terkait dengan kegiatan peliputan. Misalnya untuk
mengetahui informasi tentang seorang tokoh tertentu, suatu
instansi, produk, dan sebagainya. Riset ini digunakan untuk
memperkaya informasi yang telah diperoleh reporter sebelumnya
melalui situs resmi. Biasanya reporter juga menelusuri berita-
berita sebelumnya yang masih terkait dengan tokoh ataupun
70. event tersebut. Dengan melakukan riset kecil sebelum turun ke
lapangan, reporter akan semakin kaya informasi dan juga tidak
akan kehabisan bahan jika akan melakukan wawancara.
Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan, penulis
mendapatkan tugas peliputan langsung dari chief editor. Tugas
peliputan pertama yang diberikan kepada penulis adalah liputan
peresmian Kuta Beach Sea Turtle Conservation pada tanggal 19 Juni
2010 dan liputan surfing championship di Halfway Beach Kuta pada
tanggal 20 Juni 2010. Untuk kedua peliputan ini, chief editor sengaja
memberikannya sebagai warming up bagi penulis sebelum memulai
Kuliah Kerja Lapangan secara resmi pada tanggal 21 Juni 2010.
Apalagi kedua event ini terbilang cukup penting dan menarik untuk
diangkat menjadi berita.
Kedua peliputan pertama tadi dilakukan oleh penulis sendiri.
Hal ini menjadi pengalaman menarik sekaligus mendebarkan karena
merupakan pengalaman pertama bagi penulis terjun langsung ke
lapangan untuk melakukan news gathering. Pada liputan pertama di
Pantai Kuta, penulis melakukan observasi langsung dengan
menghadiri acara peresmian Kuta Beach Sea Turtle Conservation.
Liputan pertama ini menjadi sangat berkesan bagi penulis. Meskipun
awalnya sempat ragu karena harus langsung turun ke lapangan
sendiri, namun dalam liputan ini penulis merasa cukup berhasil.
71. Gambar 7. Pelepasan Tukik di Pantai
Kuta
G
Penulis membuat catatan untuk hal-hal penting selama acara
berlangsung, baik itu dari hasil observasi maupun kutipan penting
dari para tokoh yang memberi sambutan, yakni Bupati
Kabupaten Badung, perwakilan Quicksilver Indonesia, Coca Cola
Amatil dan perwakilan dari LSM Profauna Indonesia. Penulis juga
mendapatkan sumber berita lain dari press release yang diberikan
oleh Public Relations penyelenggara pada saat acara berlangsung.
Namun pengalaman yang tidak dapat terlupakan pada
peliputan pertama tersebut adalah saat akhir acara peresmian, penulis
turut terlibat langsung dalam pelepasan 500 ekor tukik (bayi penyu)
yang berhasil ditetaskan lewat program Kuta Beach Sea Turtle
Conservation bersama Bupati Kabupaten Badung, para undangan
72. dan ratusan wisatawan asing maupun domestik yang sore itu
memadati kawasan Pantai Kuta.
Tanggal 20 Juni 2010, penulis kembali melakukan liputan
dengan observasi langsung di Halfway Beach Kuta untuk acara
MagicWave Surfing Championship. Kali ini penulis juga melakukan
peliputan sendiri. Selama observasi, penulis mencatat beberapa hal
penting seperti jumlah peserta, kriteria peserta, informasi tentang
penyelenggara, serta juara dalam perlombaan tersebut. Pada
kesempatan ini, penulis juga melakukan wawancara dengan ketua
panitia penyelenggara sekaligus pemimpin redaksi Magicwave yang
merupakan koran komunitas surfing di Bali, yaitu Piping.
Satu hal yang sebenarnya menarik di sini, rekan-rekan media
diberi kesempatan oleh panitia MagicWave Surfing Championship
untuk berselancar gratis, menggunakan papan dan perlengkapan
surfing yang dimiliki panitia. Tak perlu khawatir, karena bagi yang
masih pemula, akan didampingi oleh seorang guide yang merupakan
surfer berpengalaman. Sayangnya, karena penulis tidak mendapat
informasi tentang hal tersebut dari undangan maupun chief editor,
penulispun tidak dapat memanfaatkan kesempatan tersebut.
Pada tugas peliputan di sini, penulis juga mulai berkenalan
dengan para wartawan dari media-media lain yang ada di Bali.
73. Ternyata nama L’ultimo Paradiso sudah sangat dikenal di Bali,
sehingga penulis merasa semakin mendapat kemudahan.
Pada tanggal 21 Juni 2010, yang merupakan tanggal resmi
penulis mulai melaksanakan KKL di L’ultimo Paradiso, chief editor
mengajak penulis untuk melakukan liputan di Sanur Beach
Aerowisata Hotel&Resort untuk penulisan feature. Kali ini penulis
bersama-sama dengan chief editor mendatangi langsung hotel
tersebut dan melakukan observasi dengan berkeliling hotel dan
melihat-lihat fasilitas yang ada sambil ditemani oleh Public
Relations hotel tersebut. Setelah itu, penulis melakukan wawancara
langsung dengan Public Relations Sanur Beach Aerowisata
Hotel&Resort, Candy Juliani, terkait dengan program baru yang
sedang dijalankan manajemen hotel tersebut.
Pada tanggal 22 Juni 2010, penulis melakukan information
gathering melalui riset internet dan riset kepustakaan sebagai dasar
informasi untuk penulisan feature tentang konservasi penyu laut,
serta Toya Bungkah & Toya Devasya Villa di Kintamani. Penulis
mengambil beberapa informasi dari website www.profauna.org dan
www.toyadevasya.com. Penulis juga membuat janji interview
melalui e-mail dan telepon dengan koordinator Profauna untuk
wilayah Bali.
74. Pada tanggal 23 Juni 2010, penulis bersama chief editor
mendatangi Sentosa Villa Seminyak untuk melakukan observasi
untuk penulisan feature tentang villa bintang lima tersebut. Selain itu
penulis juga melakukan wawancara dengan General Manager
Sentosa Villa Seminyak, Wayan Supandi, untuk penulisan feature
pada rubrik Executive.
Sore harinya, penulis kembali mendatangi Kuta Beach Sea
Turtle Conservations untuk melakukan observasi langsung di tempat
penangkaran penyu laut, kali ini tanpa didampingi chief editor.
Sebelumnya, penulis telah membuat janji untuk melakukan
wawancara dengan koordinator dari LSM ProFauna Indonesia untuk
wilayah Bali yang mendukung kampanye pelestarian penyu laut ini,
yakni Wayan Wiradnyana. Beruntung sekali pada saat itu penulis
juga berkesempatan untuk bertemu dengan Ketua Satgas Pantai
Kuta, Bapak Agung Ngurah Tresna, yang merupakan salah satu
pencetus berdirinya Kuta Beach Sea Turtle Conservations. Akhirnya
penulis melakukan wawancara dengan kedua narasumber tersebut
terkait dengan program konservasi penyu di Bali, khususnya di
Pantai Kuta.
Tanggal 24 Juni 2010, penulis bersama chief editor mendatangi
kawasan wisata Nusa Dua, tepatnya menuju The Westin Resort Nusa
Dua, salah satu hotel berbintang lima di kawasan tersebut. Pada
75. kesempatan tersebut penulis melakukan wawancara informal dengan
Marketing Communication Manager The Westin Resort Nusa Dua,
Bapak Wawan. Pada kesempatan tersebut, penulis juga mendapat
undangan peliputan untuk acara The Westin Morning Ritual yang
akan diadakan pada tanggal 2 Juli 2010.
Pada tanggal 25 Juni 2010, penulis mendapat undangan untuk
hadir pada acara media gathering, yaitu acara berkumpulnya para
wartawan dan pelaku media pariwisata di wilayah Bali. Pada
kesempatan ini penulis mendapatkan banyak kenalan baru dari
media-media lain, sekaligus dapat saling bertukar informasi tentang
hal-hal menarik seputar pariwisata di Bali. Acara tersebut bertepatan
dengan Soft Opening Lio Barbeque, sebuah restoran baru di kawasan
Seminyak. Pihak Lio Barbeque menggelar press conference dan
makan siang bersama untuk menandai soft opening tersebut. Penulis
pun melakukan news gathering melalui observasi dan wawancara
dengan Marketing Lio Barbeque, Maria Sesotya, serta pemilik Lio
Barbeque, Christos Liokouras yang berasal dari Yunani.
Malam harinya, penulis mendapat undangan peliputan untuk
acara Ukon Mas Fashion Show di Aston at Grand Kuta. Bersama
dengan chief editor, penulis datang ke lokasi melakukan observasi
langsung, dilanjutkan wawancara dengan owner Ukon Mas, Nengsih
W. Been.