SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 34
PENGERTIAN AGRARIA DAN HUKUM AGRARIA
A. Pengertian Agraria
Kata agraria mempunyai arti dalam berbagai bahasa a.l :
Latin ager : tanah atau sebidang tanah
agrarius : perladangan, persawahan, pertanian
Inggris agrarian : tanah yg dihubungkan dengan usaha pertanian
Indonesia agraria : urusan tanah pertanian, perkebunan
UUPA agraria : bumi, air, dan ruang angkasa serta kekayaan
alam
yang terkandung didalamnya (Pasal 1 ayat (2))
Menurut Boedi Harsono bumi merupakan LKI (Landas Kontinen
Indonesia): dasar laut & tubuh bumi dibawahnya diluar perairan wil. RI
yang ditetapkan UU No. 4 Prp 1960
UU No. 5 Th. 1983 tentang ZEE yang mana mengatur jalur perairan
dengan batas terluar 200 mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah
Indonesia
PENGERTIAN HUKUM AGRARIA
a. Soedikno Mertokusumo
Hukum Agraria adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik
tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur agraria
b. Soebekti dan R. Tjitrosudibio
Hukum Agraria adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan hukum
baik hukum perdata, maupun hukum tata negara yang mengatur
hubungan antara orang dengan ketentuan agraria tsb dan
wewenangnya
c. Budi Harsono
Hukum Agraria adalah satu kelompokberbagai bidang hukum yang
mengatur hak-hak penguasaan atas sumber2 daya alam tertentu. A.l :
 Hk. Tanah
 Hk. Air
 Hk. Pertambangan
 Hk. Perikanan
 Hk. Penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang
angkasa (Psl 48 UUPA)
B. Pengertian Tanah
Menurut Pasal 4 UUPA :
Tanah permukaan bumi bagian dari tanah yang dapat dihaki
oleh setiap orang/badan hukum yang
timbul diatas hak yang merupakan
persoalan hukum
PERSOALAN HUKUM ???
Yaitu persoalan yang berkaitan dengan dianutnya asas-asas
perlekatan/asas accessie dimana sesuatu yang terdapat diatas bumi
merupakan satu kesatuan dengan tanah/bagian dari tanah
Dalam hukum tanah Menurut Boedi Harsono terdapat dua asas yaitu :
a. Asas Perlekatan Horizontal
Asas pelekatan ini terdiri atas perlekatan horizontal atau mendatar dan perlekatan
vertikal. Asas perlekatan diatur dalam perumusan Pasal 500, Pasal 506, Pasal 507
KUH Perdata
Menurut Soebekti R dan ditegaskan lagi oleh pendapat Kleyn :
“apabila suatu benda yang sudah tertancap & terpaku pada benda tidak bergerak
secara yuridis harus dianggap sebagai benda tidak bergerak”
c/: rumah, gedung dll.
Selain perlekatan horizontal, ada pula perlekatan vertikal yang diatur dalam
Pasal 571 KUH Perdata “hak milik atas sebidang tanah atas segala sesuatu yang
ada diatas dan didalamnya”
Menurut Kleyn mengenai perlekatan vertikal kepemilikan ada 2 pokok :
1) Pemilik suatu benda pemilik semua bagian
2) Superficies Solo Credit tanaman & bangunan yang ada
dibawah & diatas tanah yang kekal
b. Asas Pemisahan Horizontal
Asas ini dianut oleh UUPA yang bertumpu kepada Hukum Adat, dimana
UUPA tidak mengenal asas perlekatan. Menurut Djuhaendi Hasan hukum
adat membedakan benda terdiri atas benda tanah dan benda bukan
tanah. Pendapat Djuhaendi Hasan didukung oleh beberapa ahli seperti :
1) Ter Haar
Tanah terpisah dari segala sesuatu yang melekat padanya
sehingga hak tanah & bangunan dimiliki oleh pemilik
berbeda
1) Imam Sudyat
Pemisahan Horizontal pemisahan antara rumah, tanah, &
tanamanyang berada diatas tanah
dapat dijual / digadaikan sendiri
terlepas dari tanahnya
c/: daerah Sulawesi Tengah, Suku Bugis dll.
C. Sumber Hukum Tanah Indonesia
1. Hukum Hukum Adat Masa Lampau
2. Hukum Adat Masa Kini
2. Kebiasaan
3. Tanah-tanah Swapraja
4. Tanah Partikelir
5. Tanah Negara
6. Tanah Garapan
7. Hukum Tanah Belanda
8. Hukum Tanah Jepang
9. Tanah-tanah Milik Perusahaan Asing Belanda
10. Tanah-tanah Milik Perseorangan Warga Belanda
11. Surat Izin Perumahan (SIP) atau Verhuren Besluit (V.B)
12. Tanah Bondo Deso
13. Tanah Bengkok
14. Tanah Wedi Kengser
15. Tanah Kelenggahan
16. Tanah Pekulen
17. Tanah Res Extra Commercium
18. Tanah Absente
19. Tanah Oncoran
20. tanah bukan Oncoran
armilida@yahoo.co.id
POKOK BAHASAN HUKUM AGRARIA
Hukum agraria secara garis besar setelah berlakunya UUPA dibagi menjadi 2
bidang, yaitu :
1. Hukum Agraria Perdata (Keperdataan)
bersumber pada hak perseorangan dan badan hukum yang
memperbolehkan, mewajibkan atau melarang perbuatan hukum yang
berhubungan dengan tanah c/: jual beli, hak atas tanah sebagai jaminan
utang, pewarisan
2. Hukum Agraria Administratif (Administratif)
ketentuan hukum yang memberi wewenang kepada pejabat dalam
menjalankan praktek hukum negara dan mengambil tindakan dari masalah-
masalah agraria yang timbul c/: pendaftaran tanah, pengadaan tanah,
pencabutan hak atas tanah
SEJARAH HUKUM PEMBENTUKAN UUPA
1. Masa Belanda
Mengenai tanah pada masa ini di Indonesia berlaku 2 peraturan :
− Peraturan adat tentang tanah pada hukum adat
− Peraturan tanah yang tunduk pada hukum Belanda misal: hak
opstal, hak erpacht, hak eigendom
mengenai hal tersebut diatas , dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Tahun 1811
Belanda Pajak bumi, namun gagal dalam administrasi maka
diganti
Inggris Raffles
sistem Domein sistem penarikan pajak bumi seperti
yang digunakan Inggris di India
dengan sistem warisan
Landrete petani membayar pajak 2/5 dari
panen
b. Tahun 1830
Vanden Bosh Konsep cultuurstesel/tanam paksa
T7an menolong ekonomi Belanda yang sedang
terpuruk
Peraturan tetap namun pembayaran pajak berbeda yaitu :
− pemilik tanah tidak usah membayar 2/5 dari panen, namun hanya 1/5
− tanah ditanami sesuai keinginan pemerintah, mis : kopi, tembakau, teh
maupun tebu.
c. Tahun 1848
Pada masa ini kaum pemilik modal & aliran liberal bertikai dengan golongan
konservatif (cultuurstesel), namun akhirnya kaum liberal bisa memperjuangkan
tuntutannya dengan di setujuinya perubahan UUD Belanda/ Regeling
Reglement (RR) th.1845
Pasal 62 RR “GJ boleh menyewakan tanah dengan ketentuan2 yang telah
ditetapkan Ordonansi”
T7an kaum Liberal a.l :
− Pemerintah mengakui bahwa tanah yang dikuasai oleh pribumi adalah
hak milik mutlak (eigendom) agar memudahkan untuk penjualan &
penyewaan
− Pemerintah memberi kesempatan kepada swasta untuk menyewa
tanah dalam jangka panjang dan murah (erpacht)
Untuk memenuhi T7an tersebut tahun 1862 Menteri Jajahan Frans Van Puttle
mengajukan RUU yang berisi :
− GJ akan memberi hak erpacht selama 99 th
− HM pribumi diakui sebagai hak mutlak (eigendom)
− Tanah komunal dijadikan HM
Namun RUU tersebut ditolak oleh parlemen !!!!
d. Tahun 1870
Pada tahun 1866 & 1867 pemerintah penelitian tentang hak
penduduk Jawa
sebanyak 808 desa
terbit dalam 3 jilid (1876, 1880,
1896) Eindresume
e. Tahun 1960
Pada tahun ini mulailah perhatian Pemerintah terhadap agraria dimulai dengan
dibentuknya “Panitia Agraria” tahun 1998. Setelah 15 th. Lahirlah UU No. 5 th.
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok2 Agraria. Proses pembentukan Undang-
Undang ini a.l :
1) Panitia Yogya (1948)
Pemerintah PP No. 16 th.1948 Panitia Agraria Yogya
Sarimin Reksodiharjo
Tugas mengembangkan pemikiran dlm menyusun Hk. Agraria
baru pengganti Hk. Kolonial sejak th. 1870
Hal-hal yang diangkat a.l :
− Hk. Harus dipahami dan diterima o/rakyat
− Para pembentuk UU perlu memahami hidup jiwa rakyat
− Para pembentuk UU bukan dewa melainkan orang biasa
yang terpilih dari rakyat
− Peranan rakyat merupakan syarat u/pelaksanaan Hk. baru
2) Panitia Jakarta (1951)
Ada gejolak agresi militer Belanda II Panitia Jakarta
Sarimin Reksodiharjo
Usulan yang digagas a.l :
− Adanya penetapan batas luas maksimal dan minimum
− WNI dapat memiliki tanah
− Adanya pengakuan hak rakyat dari UU
3) Panitia Soewahjo (1956)
Panitia Jakarta pertama kali di ketuai o/ Sarimin Reksodiharjo kemudian
diganti o/ Soewahjo Panitia Soewahjo
Tugas menyusun RUU Agraria Nasional dgn dasar acuan Psl.26, 37 dan
38 dr UUDS 1950
Hasil dari Panitia Soewahjo a.l :
− Asas domein dihapus dan diganti dengan asas menguasai o/negara
sesuai Psl. 38 ayat (3) UUDS
− Tanah pertanian dikerjakan & diusahakan sendiri
4) Panitia Soenarjo (1956)
Rancangan dari Panitia Soewahjo
Menteri Agraria Soenarjo
Dewan Menteri
(14 Maret 1958)
RUU
(1 April dlm sidang ke-94 Dewan Menteri)
DPR dengan amanat Presiden
(24 April 1958 No. 1307/HK)
Hasil dari Rancangan Soenarjo
− Adanya keseimbangan penggunaan Hk. Adat maupun Hk. Barat
− Sifatnya erat hubungannya dengan soal kepastian hukum
− Hak Milik merupakan ketentuan Hak eigendom atas tanah (menurut Hk.
Barat) & Hak Milik menurut Hk. Adat
5) Panitia Soejarwo (1 Agustus 1960)
Hasil dari Panitia ini a.l :
− Menentukan kembali kerjasama antara Depag dll
− Menyusun naskah pada th. 1959 yang dijadikan dasar o/ Depag
untuk RUU baru
− RUU ini diterima & disahkan o/DPR-GR dan diundangkan tgl 24
September 1960 menjadi UU No.5 th.1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok2 Agraria UUPA
− Tahun 1960 Prp No. 56 Tahun 1960 UU
Landerform
2. Sejarah Administrasi Hk. Tanah (Masa Belanda)
a) Agrarische Wet 1870
− Dibentuk tahun 1870
− Diundangkan dalam Stb. 1870-55 tahun 1870
Tujuan membuka kemungkinan & memberikan jaminan Hk. kepada
pengusaha swasta untuk dapat berkembang di Hindia Belanda
Bentuk Hak hak erpacht (Psl. 720 & 721 KUHPerdata)
hak kebendaan yang memberikan kewenangan yang
paling luas kepada pemegang haknya untyk menikmati
sepenuhnya akan kegunaan tanah kepunyaan pihak lain
a) Agrarische Besluit
− Diundangkan dalam Stb. 1870-118
− Asas ini dinilai kurang menghargai bahkan memaksa hak2 rakyat atas tanah
yang bersumber pada Hk. Adat
− Sebutan dalam asas ini lazim disebut dengan Domein Verklaring/pernyataan
Domein
c) Fungsi Domein
− Sebagai landasan hukum bagi pemerintah untuk memberikan tanah dengan
hak Barat yang diatur dalam KUHPerdata seperti erpacht, hak opstal
− Adanya pembuktian pemilikan
DASAR-DASAR DAN KETENTUAN POKOK
HUKUM TANAH NASIONAL
Setelah diundangkannya UUPA, maka sumber hukum pertanahan nasional
adl :
1. Sumber hukum tertulis :
a. UUD 1945, khususnya Pasal 33 ayat (3)
b. UUPA (UU No. 5 tahun 1960)
c. Peraturan perundang-undangan lain:
− sepanjang mengenai bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan
yang terkandung didalamnya
− yang merupakan pelaksanaan UUPA
− yang berkaitan dengan keagrariaan
− peraturan lama, yang menurut peraturan peralihan masih
berlaku
2. Sumber hukum tidak tertulis :
a. Hukum adat dengan segala persyaratannya
b. Hukum kebiasaan baru c/:yurisprudensi, dan kebiasaan2 masyarakat
RUANG LINGKUP BUMI, AIR, DAN RUANG ANGKASA
daratan
Tanah (permukaan bumi) Bumi pedalaman
perairan
laut
Ruang angkasa
Landas Kontinen dasar dan lapisan tanah bagian bawah di bawah
laut yang berbatasan dengan pantai tetapi berada di
luar daerah laut teritorial sampai sedalam 200 m
UU No. 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan mengatur bahwa wilayah hukum
pertambangan Indonesia meliputi seluruh kepulauan Indonesia,tanah di bawah
perairan Indonesia dan landas kontinen kepulauan Indonesia
PENGUASAAN TANAH OLEH NEGARA
Diatur Pasal 2 (1) UUPA dan Pasal 33 (3) UUD 1945, dijelaskan bahwa “dikuasai”
bukan berarti dimiliki. Serta untuk mencapai tujuan dari Pasal 33 (3) UUD 1945
adalah lebih tepat bahwa bangsa Indonesia ataupun negara bertindak sebagai
pemilik tanah
Dilihat dari obyeknya, hukum agraria nasional dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Dalam arti sempit
hanya membahas tentang hak penguasaan atas tanah, meliputi
hak bangsa Indonesia atas tanah, hak menguasai dari negara
atas tanah, hak ulayat, hak perseorangan atas tanah
2. Dalam arti luas
Materi yang dibahas yaitu :
a. Hk. Pertambangan
b. Hk. Kehutanan
c. Hk. Pengairan
d. Hk. Ruang angkasa
e. Hk. Lingkungan hidup
HUKUM ADAT SEBAGAI DASAR HUKUM AGRARIA
Diatur dalam Pasal 5 UUPA Hk. Agraria berlaku atas bumi, air, dan
ruang angkasa adalah Hk. Adat
Syarat-syaratnya a.l :
a. Berdasarkan persatuan negara
b. Sosialisme Indonesia
c. Peraturan tercantum dalam UUD
d. Unsur-unsur yang lain bersandar pada Hk. Agama
Hk. Adat Hk. yang asli di kalangan golongan rakyat Indonesia yang
sesuai dengan kesadaran Hk. daripada rakyat banyak
(penjelasan umum UUPA angka III.1)
Hukum adat sebagai dasar bagi pembentukan Hukum Agraria Nasional
mempunyai 2 kedudukan, yaitu :
1. Hukum adat sebagai dasar utama
Menurut Soedikno Mertokusumo asas-asas/konsepsi,lembaga-
lembaga, dan sistem Hukum adat tersebut dituangkan dalam
ketentuan dalam UUPA sebagai hukum positif, a.l :
a. Asas-asas hukum adat yang diambil sebagai dasar :
– Pasal 1 ayat (2) UUPA
– Pasal 2 UUPA
– Pasal 6 UUPA
– Pasal 12 ayat (1) UUPA
– Pasal 9 UUPA
b. Lembaga-lembaga Hukum Adat
Lembaga Hukum Adat adalah susunan macam-macam hak atas
tanah
antaralain : hak milik, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah,
hak
menikmati hasil hutan diatur dalam Pasal 16 UUPA.
c. Sistem hukum adat terutama mengenai sistematika hubungan
manusia dengan tanah
Di dalam Hukum Adat, tanah merupakan hak milik bersama
masyarakat hukum adat dikenal dengan hak ulayat. Hak ulayat
mengandung 2 unsur yaitu :
• Unsur kepunyaan yaitu semua anggota masyarakat mempunyai
hak untuk menggunakan
• Unsur kewenangan yaitu untuk mengatur, merencanakan, dan
memimpin penggunaannya.
2. Hukum adat sebagai hukum pelengkap
persyaratan dan pembatasan berlakunya hukum adat dalam
Hukum Agraria nasional secara tegas dimuat dalam Pasal 5
UUPA, yaitu:
• tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara
• tidak bertentangan dengan sosialisme Indonesia
• tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam UUPA itu
sendiri
• tidak bertentangan dengan peraturan agraria lainnya
• harus mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum
agama.
HAK PENGUASAAN ATAS TANAH
Pengertian “penguasaan” dapat diartikan secara fisik maupun arti yuridis
penguasaan yuridis yang beraspek publik yaitu disebutkan dalam Pasal 33
ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 2 UUPA.
Pengaturan hak-hak penguasaan atas tanah dalam Hukum Tanah dibagi
menjadi 2 yaitu :
• hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum.
• hak penguasaan atas tanah sebagai hubungan hukum yang konkret.
PEMBAGIAN HAK-HAK PENGUASAAN TANAH DALAM UUPA
1. Hak Bangsa Indonesia atas tanah, dimuat dalam Pasal 1 ayat (1)-
ayat (3) UUPA
2. Hak menguasai dari Negara atas tanah, dimuat dalam Pasal 2 ayat
(2) UUPA
3. Hak ulayat masyarakat hukum adat, diatur dalam Pasal 3 UUPA.
hak ulayat masyarakat hukum adat adalah serangkaian wewenang
dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat, yang berhubungan
dengan tanag yang terletak dalam lingkungan wilayahnya.
4. Hak perseorangan atas tanah, meliputi :
• hak-hak atas tanah (Pasal 4 ayat (1) UUPA)
• wakaf tanah Hak Milik (Pasal 49 ayat (3) UUPA)
• hak tanggungan (Pasal 1 angka 1 UU No. 4 Tahun 1996
Tentang Hak tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda
yang Berkaitan dengan Tanah)
• hak milik atas satuan rumah susun (Pasal 4 ayat (1) UUPA)
HAK-HAK ATAS TANAH
Hak atas tanah adalah hak yang diterima oleh perseorangan atau badan
hukum selaku pemegang kuasa atas tanah.
hak-hak agraria yang didalamnya termasuk hak-hak atas tanah yang diatur
dalam UUPA atau dalam perundang-undangan, antara lain :
“LIHAT MODUL”
HAK PERORANGAN DAN KEBIJAKAN HAK ATAS
TANAH
A. HAK-HAK PRIMER ATAS TANAH
Dalam UUPA terdapat beberapa hak atas tanah yang bersifat primer :
1. Hak Milik atas Tanah (HM)
2. Hak Guna Usaha (HGU)
3. Hak Guna Bangunan (HGB)
4. Hak Pakai (HP)
Selain itu terdapat pula hak atas tanah yang bersifat sekunder a.l :
1. Hak gadai
2. Hak usaha bagi hasil
3. Hak menumpang
4. Hak menyewa atas tanah pertanian (Pasal 53 UUPA)
RUANG LINGKUP HAK ATAS TANAH
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Wewenang umum
pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk
menggunakan tanahnya untuk kepentingan yang berhubungan
dengan penggunaan tanah berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UUPA.
2. Wewenang khusus
pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk
menggunakan tanahnya sesuai dengan macam hak atas
tanahnya
Macam-Macam Hak yang mendasari Wewenang Khusus dalam
Tanah yaitu :
a. Hak Milik
diatur dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 27 UUPA. Hak Milik
menurut Pasal 20 ayat (1) UUPA adalah hak turun-temurun,
terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
Peralihan Hak Milik diatur dalam Pasal 20 ayat (2) UUPA yaitu :
 Beralih
berpindahnya Hak Milik atas tanah dari pemiliknya kepada pihak
lain dikarenakan suatu peristiwa hukum. Misalnya pemilik tanah
meninggal dunia
 Dialihkan/pemindahan hak
berpindahnya Hak Milik atas tanah dari pemiliknya kepada pihak
lain dikarenakan adanya sustu perbuatan hukum. Contohnya jual
beli, tukar menukar, hibah.
Subjek Hak Milik menurut UUPA :
 Perseorangan (Pasal 21 ayat (1) UUPA)
 Badan-badan hukum(Pasal 21 ayat (2) UUPA)
Hak Milik atas tanah dapat terjadi melalui 3 cara sebagaimana diatur
dalam Pasal 22 UUPA, yaitu :
 hukum adat
 penetapan pemerintah
 ketentuan undang-undang
Hapusnya Hak Milik diatur dalam Pasal 27 UUPA, menetapkan faktor-
faktor penyebab hapusnya HM antara lain :
 Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18
 Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya
 Karena ditelantarkan
 Karena subjeknya tidak memenuhi syarat
 Karena adanya peralihan hak.
b. Hak Guna Bangunan
diatur dalam Pasal 35 sampai dengan Pasal 40 UUPA. HGB menurut
Pasal 35 UUPA yaitu hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka
waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang selama 20
tahun.
Subjek HGB menurut Pasal 36 UUPA jo. Pasal 19 PP No. 40 Tahun
1996 adalah :
 WNI
 Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia.
Terjadinya HGB berdasarkan atas asal tanahnya sebagai berikut :
 HGB atas tanah Negara
 HGB atas tanah pengelolaan
 HGB atas tanah HM
Hapusnya HGB menurut pasal 40 UUPA dapat dijelaskan sebagai berikut :
 jangka waktu berakhir
 tidak memenuhi syarat
 dicabut untuk kepentingan umum
 Ditelantarkan
 tanahnya musnah
 ketentuan dalam Pasal 36 ayat (2)
c. Hak Guna Usaha
Menurut pasal 28 ayat (1) UUPA, HGU adl hak untuk
mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dlm
jangka waktu sebagaimana tsb dlm Psl 29
 Luas HGU
Utk Perseorangan min.5 ha dan max. 25 ha
Utk Badan Hukum min. 5 ha dan max. ditetapkan oleh Ka. BPN
(Psl 28 ayat(2) UUPA jo Psl 5 PP No. 40 Th.1996)
 Subjek HGU
Menurut Psl 30 UUPA jo Psl 2 PP No. 40 Th. 1996, yang
mempunyai subjek hukum HGU adl :
a. WNI
b. Badan Hukum yang didirikan di Indonesia dan berdiri dengan
hukum Indonesia
 Hapusnya HGU
Berdasarkan Psl 34 UUPA HGU hapus, karena :
a.Jangka waktunya berakhir
b.Dihentikan sebelum jangka waktu berakhir karena ada beberapa
syarat tidak dipenuhi
c.Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya
berakhr
d.Dicanut untuk kepentingan umum
e.Ditelantarkan
f. Tanahnya musnah
g.Ketentuan dalam Pasal 30 ayat (2)
B. PENCABUTAN HAK ATAS TANAH
Dalam Pasal 1 UU No. 20 Tahun 1961 dinyatakan bahwa :
“Untuk kepentingan umum termasuk kepentingan bangsa dan negar
serta kepentingan bersama rakyat, demikian pula kepentingan
pembangunan, maka Presiden dalam keadaan yang memaksa setelah
mendengar Menteri Agraria, Menteri Kehakiman dan menteri yang
bersangkutan dapat mencabut hak-hak atas tanah dan benda-benda
yang ada diatasnya”
Jadi, Pencabutan Hak Atas Tanah suatu alat untuk mengambil alih
hak atas tanah WN demi
kepentingan umum

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita SariFenti Anita Sari
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdatasuiggetsu
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..yudikrismen1
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Idik Saeful Bahri
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatNakano
 
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutyudikrismen1
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanRizki Gumilar
 

Mais procurados (20)

Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdataContoh surat gugatan hukum acara perdata
Contoh surat gugatan hukum acara perdata
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
Hukum Agraria - Pendaftaran Tanah
 
P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..P. 2 sejarah viktimologi..
P. 2 sejarah viktimologi..
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
Hukum perdata internasional - Pelaaksanaan putusan pengadilan dan arbitrase a...
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Hak Guna Bangunan
Hak Guna BangunanHak Guna Bangunan
Hak Guna Bangunan
 
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARAHUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA
 
surat kuasa tergugat
surat kuasa tergugatsurat kuasa tergugat
surat kuasa tergugat
 
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntutPertemuan 11 gugurnya hak menuntut
Pertemuan 11 gugurnya hak menuntut
 
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum KetenagakerjaanLingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
Lingkup Dan Pengaturan Operasional Hukum Ketenagakerjaan
 

Semelhante a Hukum agraria

HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxAdeFitri22
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agrariayoko14
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uajHana Bell
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxary-red78
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikvinnalusianaSHMkn
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxelmiUtari
 
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiaMAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiasitirahmadalimunte
 
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdfbahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdfDanilGargono
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uuparaes_bastard
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupadedihartono
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan AgrariaYossy Suparyo
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahsesukakita
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfWiwihWahyu
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaAyu Ana Inayah
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaRizki Gumilar
 

Semelhante a Hukum agraria (20)

HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 
Dasar hukum agraria
Dasar hukum agrariaDasar hukum agraria
Dasar hukum agraria
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uaj
 
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptxHukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
Hukum Agraria Pasca Kolonial SIp.pptx
 
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruikHak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
Hak eigendom, hak erfpacht, hak opstal dan hak gebruik
 
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.pptPPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
 
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesiaMAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
MAKALAH SENGKETA TANAH. Hukum perdata indonesia
 
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdfbahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
bahan-ajar-sejarah-hk-agraria.pdf
 
Hukum Agraria Indonesia
Hukum Agraria IndonesiaHukum Agraria Indonesia
Hukum Agraria Indonesia
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
 
Hukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanahHukum tata guna tanah
Hukum tata guna tanah
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Masalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesiaMasalah pertanahan di indonesia
Masalah pertanahan di indonesia
 
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di IndonesiaHak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
Hak WNA Terhadap Penguasaan Tanah di Indonesia
 
UUPA No_5_1960.pdf
UUPA No_5_1960.pdfUUPA No_5_1960.pdf
UUPA No_5_1960.pdf
 

Mais de Mr.Mahmud

segmentasi targeting positioning
segmentasi targeting positioningsegmentasi targeting positioning
segmentasi targeting positioningMr.Mahmud
 
pemasaran distribusi-produk-agribisnis
 pemasaran distribusi-produk-agribisnis pemasaran distribusi-produk-agribisnis
pemasaran distribusi-produk-agribisnisMr.Mahmud
 
5 alasan tidak bisa kaya
5 alasan tidak bisa kaya5 alasan tidak bisa kaya
5 alasan tidak bisa kayaMr.Mahmud
 
PAUD NURUL HIDAYAH
PAUD NURUL HIDAYAHPAUD NURUL HIDAYAH
PAUD NURUL HIDAYAHMr.Mahmud
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanMr.Mahmud
 
dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusanMr.Mahmud
 
manajemen keuangan
manajemen keuanganmanajemen keuangan
manajemen keuanganMr.Mahmud
 
(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)Mr.Mahmud
 
faktor produksi
faktor produksifaktor produksi
faktor produksiMr.Mahmud
 
MANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMr.Mahmud
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanMr.Mahmud
 
Teknik Budidaya Tanaman - Crop maintenance
Teknik Budidaya Tanaman - Crop maintenanceTeknik Budidaya Tanaman - Crop maintenance
Teknik Budidaya Tanaman - Crop maintenanceMr.Mahmud
 
asal usul sang merah putih
asal usul sang merah putihasal usul sang merah putih
asal usul sang merah putihMr.Mahmud
 

Mais de Mr.Mahmud (15)

segmentasi targeting positioning
segmentasi targeting positioningsegmentasi targeting positioning
segmentasi targeting positioning
 
pemasaran distribusi-produk-agribisnis
 pemasaran distribusi-produk-agribisnis pemasaran distribusi-produk-agribisnis
pemasaran distribusi-produk-agribisnis
 
5 alasan tidak bisa kaya
5 alasan tidak bisa kaya5 alasan tidak bisa kaya
5 alasan tidak bisa kaya
 
PAUD NURUL HIDAYAH
PAUD NURUL HIDAYAHPAUD NURUL HIDAYAH
PAUD NURUL HIDAYAH
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
 
dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusan
 
manajemen keuangan
manajemen keuanganmanajemen keuangan
manajemen keuangan
 
(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)(manajemen persediaan)
(manajemen persediaan)
 
faktor produksi
faktor produksifaktor produksi
faktor produksi
 
MANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSIMANAGEMEN PRODUKSI
MANAGEMEN PRODUKSI
 
Dasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanamanDasar ilmu tanaman
Dasar ilmu tanaman
 
Teknik Budidaya Tanaman - Crop maintenance
Teknik Budidaya Tanaman - Crop maintenanceTeknik Budidaya Tanaman - Crop maintenance
Teknik Budidaya Tanaman - Crop maintenance
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
bela negara
bela negarabela negara
bela negara
 
asal usul sang merah putih
asal usul sang merah putihasal usul sang merah putih
asal usul sang merah putih
 

Último

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 

Último (20)

Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Hukum agraria

  • 1.
  • 2. PENGERTIAN AGRARIA DAN HUKUM AGRARIA A. Pengertian Agraria Kata agraria mempunyai arti dalam berbagai bahasa a.l : Latin ager : tanah atau sebidang tanah agrarius : perladangan, persawahan, pertanian Inggris agrarian : tanah yg dihubungkan dengan usaha pertanian Indonesia agraria : urusan tanah pertanian, perkebunan UUPA agraria : bumi, air, dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya (Pasal 1 ayat (2)) Menurut Boedi Harsono bumi merupakan LKI (Landas Kontinen Indonesia): dasar laut & tubuh bumi dibawahnya diluar perairan wil. RI yang ditetapkan UU No. 4 Prp 1960 UU No. 5 Th. 1983 tentang ZEE yang mana mengatur jalur perairan dengan batas terluar 200 mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia
  • 3. PENGERTIAN HUKUM AGRARIA a. Soedikno Mertokusumo Hukum Agraria adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur agraria b. Soebekti dan R. Tjitrosudibio Hukum Agraria adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan hukum baik hukum perdata, maupun hukum tata negara yang mengatur hubungan antara orang dengan ketentuan agraria tsb dan wewenangnya c. Budi Harsono Hukum Agraria adalah satu kelompokberbagai bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas sumber2 daya alam tertentu. A.l :  Hk. Tanah  Hk. Air  Hk. Pertambangan  Hk. Perikanan  Hk. Penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa (Psl 48 UUPA)
  • 4. B. Pengertian Tanah Menurut Pasal 4 UUPA : Tanah permukaan bumi bagian dari tanah yang dapat dihaki oleh setiap orang/badan hukum yang timbul diatas hak yang merupakan persoalan hukum PERSOALAN HUKUM ??? Yaitu persoalan yang berkaitan dengan dianutnya asas-asas perlekatan/asas accessie dimana sesuatu yang terdapat diatas bumi merupakan satu kesatuan dengan tanah/bagian dari tanah
  • 5. Dalam hukum tanah Menurut Boedi Harsono terdapat dua asas yaitu : a. Asas Perlekatan Horizontal Asas pelekatan ini terdiri atas perlekatan horizontal atau mendatar dan perlekatan vertikal. Asas perlekatan diatur dalam perumusan Pasal 500, Pasal 506, Pasal 507 KUH Perdata Menurut Soebekti R dan ditegaskan lagi oleh pendapat Kleyn : “apabila suatu benda yang sudah tertancap & terpaku pada benda tidak bergerak secara yuridis harus dianggap sebagai benda tidak bergerak” c/: rumah, gedung dll. Selain perlekatan horizontal, ada pula perlekatan vertikal yang diatur dalam Pasal 571 KUH Perdata “hak milik atas sebidang tanah atas segala sesuatu yang ada diatas dan didalamnya” Menurut Kleyn mengenai perlekatan vertikal kepemilikan ada 2 pokok : 1) Pemilik suatu benda pemilik semua bagian 2) Superficies Solo Credit tanaman & bangunan yang ada dibawah & diatas tanah yang kekal
  • 6. b. Asas Pemisahan Horizontal Asas ini dianut oleh UUPA yang bertumpu kepada Hukum Adat, dimana UUPA tidak mengenal asas perlekatan. Menurut Djuhaendi Hasan hukum adat membedakan benda terdiri atas benda tanah dan benda bukan tanah. Pendapat Djuhaendi Hasan didukung oleh beberapa ahli seperti : 1) Ter Haar Tanah terpisah dari segala sesuatu yang melekat padanya sehingga hak tanah & bangunan dimiliki oleh pemilik berbeda 1) Imam Sudyat Pemisahan Horizontal pemisahan antara rumah, tanah, & tanamanyang berada diatas tanah dapat dijual / digadaikan sendiri terlepas dari tanahnya c/: daerah Sulawesi Tengah, Suku Bugis dll.
  • 7. C. Sumber Hukum Tanah Indonesia 1. Hukum Hukum Adat Masa Lampau 2. Hukum Adat Masa Kini 2. Kebiasaan 3. Tanah-tanah Swapraja 4. Tanah Partikelir 5. Tanah Negara 6. Tanah Garapan 7. Hukum Tanah Belanda 8. Hukum Tanah Jepang 9. Tanah-tanah Milik Perusahaan Asing Belanda 10. Tanah-tanah Milik Perseorangan Warga Belanda 11. Surat Izin Perumahan (SIP) atau Verhuren Besluit (V.B) 12. Tanah Bondo Deso 13. Tanah Bengkok 14. Tanah Wedi Kengser 15. Tanah Kelenggahan 16. Tanah Pekulen 17. Tanah Res Extra Commercium 18. Tanah Absente 19. Tanah Oncoran 20. tanah bukan Oncoran armilida@yahoo.co.id
  • 8. POKOK BAHASAN HUKUM AGRARIA Hukum agraria secara garis besar setelah berlakunya UUPA dibagi menjadi 2 bidang, yaitu : 1. Hukum Agraria Perdata (Keperdataan) bersumber pada hak perseorangan dan badan hukum yang memperbolehkan, mewajibkan atau melarang perbuatan hukum yang berhubungan dengan tanah c/: jual beli, hak atas tanah sebagai jaminan utang, pewarisan 2. Hukum Agraria Administratif (Administratif) ketentuan hukum yang memberi wewenang kepada pejabat dalam menjalankan praktek hukum negara dan mengambil tindakan dari masalah- masalah agraria yang timbul c/: pendaftaran tanah, pengadaan tanah, pencabutan hak atas tanah
  • 9. SEJARAH HUKUM PEMBENTUKAN UUPA 1. Masa Belanda Mengenai tanah pada masa ini di Indonesia berlaku 2 peraturan : − Peraturan adat tentang tanah pada hukum adat − Peraturan tanah yang tunduk pada hukum Belanda misal: hak opstal, hak erpacht, hak eigendom mengenai hal tersebut diatas , dapat diuraikan sebagai berikut : a. Tahun 1811 Belanda Pajak bumi, namun gagal dalam administrasi maka diganti Inggris Raffles sistem Domein sistem penarikan pajak bumi seperti yang digunakan Inggris di India dengan sistem warisan Landrete petani membayar pajak 2/5 dari panen
  • 10. b. Tahun 1830 Vanden Bosh Konsep cultuurstesel/tanam paksa T7an menolong ekonomi Belanda yang sedang terpuruk Peraturan tetap namun pembayaran pajak berbeda yaitu : − pemilik tanah tidak usah membayar 2/5 dari panen, namun hanya 1/5 − tanah ditanami sesuai keinginan pemerintah, mis : kopi, tembakau, teh maupun tebu. c. Tahun 1848 Pada masa ini kaum pemilik modal & aliran liberal bertikai dengan golongan konservatif (cultuurstesel), namun akhirnya kaum liberal bisa memperjuangkan tuntutannya dengan di setujuinya perubahan UUD Belanda/ Regeling Reglement (RR) th.1845 Pasal 62 RR “GJ boleh menyewakan tanah dengan ketentuan2 yang telah ditetapkan Ordonansi” T7an kaum Liberal a.l : − Pemerintah mengakui bahwa tanah yang dikuasai oleh pribumi adalah hak milik mutlak (eigendom) agar memudahkan untuk penjualan & penyewaan − Pemerintah memberi kesempatan kepada swasta untuk menyewa tanah dalam jangka panjang dan murah (erpacht)
  • 11. Untuk memenuhi T7an tersebut tahun 1862 Menteri Jajahan Frans Van Puttle mengajukan RUU yang berisi : − GJ akan memberi hak erpacht selama 99 th − HM pribumi diakui sebagai hak mutlak (eigendom) − Tanah komunal dijadikan HM Namun RUU tersebut ditolak oleh parlemen !!!! d. Tahun 1870 Pada tahun 1866 & 1867 pemerintah penelitian tentang hak penduduk Jawa sebanyak 808 desa terbit dalam 3 jilid (1876, 1880, 1896) Eindresume e. Tahun 1960 Pada tahun ini mulailah perhatian Pemerintah terhadap agraria dimulai dengan dibentuknya “Panitia Agraria” tahun 1998. Setelah 15 th. Lahirlah UU No. 5 th. 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok2 Agraria. Proses pembentukan Undang- Undang ini a.l :
  • 12. 1) Panitia Yogya (1948) Pemerintah PP No. 16 th.1948 Panitia Agraria Yogya Sarimin Reksodiharjo Tugas mengembangkan pemikiran dlm menyusun Hk. Agraria baru pengganti Hk. Kolonial sejak th. 1870 Hal-hal yang diangkat a.l : − Hk. Harus dipahami dan diterima o/rakyat − Para pembentuk UU perlu memahami hidup jiwa rakyat − Para pembentuk UU bukan dewa melainkan orang biasa yang terpilih dari rakyat − Peranan rakyat merupakan syarat u/pelaksanaan Hk. baru
  • 13. 2) Panitia Jakarta (1951) Ada gejolak agresi militer Belanda II Panitia Jakarta Sarimin Reksodiharjo Usulan yang digagas a.l : − Adanya penetapan batas luas maksimal dan minimum − WNI dapat memiliki tanah − Adanya pengakuan hak rakyat dari UU 3) Panitia Soewahjo (1956) Panitia Jakarta pertama kali di ketuai o/ Sarimin Reksodiharjo kemudian diganti o/ Soewahjo Panitia Soewahjo Tugas menyusun RUU Agraria Nasional dgn dasar acuan Psl.26, 37 dan 38 dr UUDS 1950 Hasil dari Panitia Soewahjo a.l : − Asas domein dihapus dan diganti dengan asas menguasai o/negara sesuai Psl. 38 ayat (3) UUDS − Tanah pertanian dikerjakan & diusahakan sendiri
  • 14. 4) Panitia Soenarjo (1956) Rancangan dari Panitia Soewahjo Menteri Agraria Soenarjo Dewan Menteri (14 Maret 1958) RUU (1 April dlm sidang ke-94 Dewan Menteri) DPR dengan amanat Presiden (24 April 1958 No. 1307/HK) Hasil dari Rancangan Soenarjo − Adanya keseimbangan penggunaan Hk. Adat maupun Hk. Barat − Sifatnya erat hubungannya dengan soal kepastian hukum − Hak Milik merupakan ketentuan Hak eigendom atas tanah (menurut Hk. Barat) & Hak Milik menurut Hk. Adat
  • 15. 5) Panitia Soejarwo (1 Agustus 1960) Hasil dari Panitia ini a.l : − Menentukan kembali kerjasama antara Depag dll − Menyusun naskah pada th. 1959 yang dijadikan dasar o/ Depag untuk RUU baru − RUU ini diterima & disahkan o/DPR-GR dan diundangkan tgl 24 September 1960 menjadi UU No.5 th.1960 tentang Peraturan Dasar Pokok2 Agraria UUPA − Tahun 1960 Prp No. 56 Tahun 1960 UU Landerform
  • 16. 2. Sejarah Administrasi Hk. Tanah (Masa Belanda) a) Agrarische Wet 1870 − Dibentuk tahun 1870 − Diundangkan dalam Stb. 1870-55 tahun 1870 Tujuan membuka kemungkinan & memberikan jaminan Hk. kepada pengusaha swasta untuk dapat berkembang di Hindia Belanda Bentuk Hak hak erpacht (Psl. 720 & 721 KUHPerdata) hak kebendaan yang memberikan kewenangan yang paling luas kepada pemegang haknya untyk menikmati sepenuhnya akan kegunaan tanah kepunyaan pihak lain a) Agrarische Besluit − Diundangkan dalam Stb. 1870-118 − Asas ini dinilai kurang menghargai bahkan memaksa hak2 rakyat atas tanah yang bersumber pada Hk. Adat − Sebutan dalam asas ini lazim disebut dengan Domein Verklaring/pernyataan Domein c) Fungsi Domein − Sebagai landasan hukum bagi pemerintah untuk memberikan tanah dengan hak Barat yang diatur dalam KUHPerdata seperti erpacht, hak opstal − Adanya pembuktian pemilikan
  • 17. DASAR-DASAR DAN KETENTUAN POKOK HUKUM TANAH NASIONAL Setelah diundangkannya UUPA, maka sumber hukum pertanahan nasional adl : 1. Sumber hukum tertulis : a. UUD 1945, khususnya Pasal 33 ayat (3) b. UUPA (UU No. 5 tahun 1960) c. Peraturan perundang-undangan lain: − sepanjang mengenai bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan yang terkandung didalamnya − yang merupakan pelaksanaan UUPA − yang berkaitan dengan keagrariaan − peraturan lama, yang menurut peraturan peralihan masih berlaku 2. Sumber hukum tidak tertulis : a. Hukum adat dengan segala persyaratannya b. Hukum kebiasaan baru c/:yurisprudensi, dan kebiasaan2 masyarakat
  • 18. RUANG LINGKUP BUMI, AIR, DAN RUANG ANGKASA daratan Tanah (permukaan bumi) Bumi pedalaman perairan laut Ruang angkasa Landas Kontinen dasar dan lapisan tanah bagian bawah di bawah laut yang berbatasan dengan pantai tetapi berada di luar daerah laut teritorial sampai sedalam 200 m UU No. 11 Tahun 1967 tentang Pertambangan mengatur bahwa wilayah hukum pertambangan Indonesia meliputi seluruh kepulauan Indonesia,tanah di bawah perairan Indonesia dan landas kontinen kepulauan Indonesia PENGUASAAN TANAH OLEH NEGARA Diatur Pasal 2 (1) UUPA dan Pasal 33 (3) UUD 1945, dijelaskan bahwa “dikuasai” bukan berarti dimiliki. Serta untuk mencapai tujuan dari Pasal 33 (3) UUD 1945 adalah lebih tepat bahwa bangsa Indonesia ataupun negara bertindak sebagai pemilik tanah
  • 19. Dilihat dari obyeknya, hukum agraria nasional dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Dalam arti sempit hanya membahas tentang hak penguasaan atas tanah, meliputi hak bangsa Indonesia atas tanah, hak menguasai dari negara atas tanah, hak ulayat, hak perseorangan atas tanah 2. Dalam arti luas Materi yang dibahas yaitu : a. Hk. Pertambangan b. Hk. Kehutanan c. Hk. Pengairan d. Hk. Ruang angkasa e. Hk. Lingkungan hidup
  • 20. HUKUM ADAT SEBAGAI DASAR HUKUM AGRARIA Diatur dalam Pasal 5 UUPA Hk. Agraria berlaku atas bumi, air, dan ruang angkasa adalah Hk. Adat Syarat-syaratnya a.l : a. Berdasarkan persatuan negara b. Sosialisme Indonesia c. Peraturan tercantum dalam UUD d. Unsur-unsur yang lain bersandar pada Hk. Agama Hk. Adat Hk. yang asli di kalangan golongan rakyat Indonesia yang sesuai dengan kesadaran Hk. daripada rakyat banyak (penjelasan umum UUPA angka III.1)
  • 21. Hukum adat sebagai dasar bagi pembentukan Hukum Agraria Nasional mempunyai 2 kedudukan, yaitu : 1. Hukum adat sebagai dasar utama Menurut Soedikno Mertokusumo asas-asas/konsepsi,lembaga- lembaga, dan sistem Hukum adat tersebut dituangkan dalam ketentuan dalam UUPA sebagai hukum positif, a.l : a. Asas-asas hukum adat yang diambil sebagai dasar : – Pasal 1 ayat (2) UUPA – Pasal 2 UUPA – Pasal 6 UUPA – Pasal 12 ayat (1) UUPA – Pasal 9 UUPA b. Lembaga-lembaga Hukum Adat Lembaga Hukum Adat adalah susunan macam-macam hak atas tanah antaralain : hak milik, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak menikmati hasil hutan diatur dalam Pasal 16 UUPA.
  • 22. c. Sistem hukum adat terutama mengenai sistematika hubungan manusia dengan tanah Di dalam Hukum Adat, tanah merupakan hak milik bersama masyarakat hukum adat dikenal dengan hak ulayat. Hak ulayat mengandung 2 unsur yaitu : • Unsur kepunyaan yaitu semua anggota masyarakat mempunyai hak untuk menggunakan • Unsur kewenangan yaitu untuk mengatur, merencanakan, dan memimpin penggunaannya. 2. Hukum adat sebagai hukum pelengkap persyaratan dan pembatasan berlakunya hukum adat dalam Hukum Agraria nasional secara tegas dimuat dalam Pasal 5 UUPA, yaitu: • tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara • tidak bertentangan dengan sosialisme Indonesia • tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam UUPA itu sendiri • tidak bertentangan dengan peraturan agraria lainnya • harus mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.
  • 23. HAK PENGUASAAN ATAS TANAH Pengertian “penguasaan” dapat diartikan secara fisik maupun arti yuridis penguasaan yuridis yang beraspek publik yaitu disebutkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan Pasal 2 UUPA. Pengaturan hak-hak penguasaan atas tanah dalam Hukum Tanah dibagi menjadi 2 yaitu : • hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum. • hak penguasaan atas tanah sebagai hubungan hukum yang konkret.
  • 24. PEMBAGIAN HAK-HAK PENGUASAAN TANAH DALAM UUPA 1. Hak Bangsa Indonesia atas tanah, dimuat dalam Pasal 1 ayat (1)- ayat (3) UUPA 2. Hak menguasai dari Negara atas tanah, dimuat dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA 3. Hak ulayat masyarakat hukum adat, diatur dalam Pasal 3 UUPA. hak ulayat masyarakat hukum adat adalah serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat, yang berhubungan dengan tanag yang terletak dalam lingkungan wilayahnya. 4. Hak perseorangan atas tanah, meliputi : • hak-hak atas tanah (Pasal 4 ayat (1) UUPA) • wakaf tanah Hak Milik (Pasal 49 ayat (3) UUPA) • hak tanggungan (Pasal 1 angka 1 UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah) • hak milik atas satuan rumah susun (Pasal 4 ayat (1) UUPA)
  • 25. HAK-HAK ATAS TANAH Hak atas tanah adalah hak yang diterima oleh perseorangan atau badan hukum selaku pemegang kuasa atas tanah. hak-hak agraria yang didalamnya termasuk hak-hak atas tanah yang diatur dalam UUPA atau dalam perundang-undangan, antara lain : “LIHAT MODUL”
  • 26. HAK PERORANGAN DAN KEBIJAKAN HAK ATAS TANAH A. HAK-HAK PRIMER ATAS TANAH Dalam UUPA terdapat beberapa hak atas tanah yang bersifat primer : 1. Hak Milik atas Tanah (HM) 2. Hak Guna Usaha (HGU) 3. Hak Guna Bangunan (HGB) 4. Hak Pakai (HP) Selain itu terdapat pula hak atas tanah yang bersifat sekunder a.l : 1. Hak gadai 2. Hak usaha bagi hasil 3. Hak menumpang 4. Hak menyewa atas tanah pertanian (Pasal 53 UUPA)
  • 27. RUANG LINGKUP HAK ATAS TANAH dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Wewenang umum pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk menggunakan tanahnya untuk kepentingan yang berhubungan dengan penggunaan tanah berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UUPA. 2. Wewenang khusus pemegang hak atas tanah mempunyai wewenang untuk menggunakan tanahnya sesuai dengan macam hak atas tanahnya
  • 28. Macam-Macam Hak yang mendasari Wewenang Khusus dalam Tanah yaitu : a. Hak Milik diatur dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 27 UUPA. Hak Milik menurut Pasal 20 ayat (1) UUPA adalah hak turun-temurun, terkuat, dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah Peralihan Hak Milik diatur dalam Pasal 20 ayat (2) UUPA yaitu :  Beralih berpindahnya Hak Milik atas tanah dari pemiliknya kepada pihak lain dikarenakan suatu peristiwa hukum. Misalnya pemilik tanah meninggal dunia  Dialihkan/pemindahan hak berpindahnya Hak Milik atas tanah dari pemiliknya kepada pihak lain dikarenakan adanya sustu perbuatan hukum. Contohnya jual beli, tukar menukar, hibah.
  • 29. Subjek Hak Milik menurut UUPA :  Perseorangan (Pasal 21 ayat (1) UUPA)  Badan-badan hukum(Pasal 21 ayat (2) UUPA) Hak Milik atas tanah dapat terjadi melalui 3 cara sebagaimana diatur dalam Pasal 22 UUPA, yaitu :  hukum adat  penetapan pemerintah  ketentuan undang-undang Hapusnya Hak Milik diatur dalam Pasal 27 UUPA, menetapkan faktor- faktor penyebab hapusnya HM antara lain :  Karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18  Karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya  Karena ditelantarkan  Karena subjeknya tidak memenuhi syarat  Karena adanya peralihan hak.
  • 30. b. Hak Guna Bangunan diatur dalam Pasal 35 sampai dengan Pasal 40 UUPA. HGB menurut Pasal 35 UUPA yaitu hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang selama 20 tahun. Subjek HGB menurut Pasal 36 UUPA jo. Pasal 19 PP No. 40 Tahun 1996 adalah :  WNI  Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
  • 31. Terjadinya HGB berdasarkan atas asal tanahnya sebagai berikut :  HGB atas tanah Negara  HGB atas tanah pengelolaan  HGB atas tanah HM Hapusnya HGB menurut pasal 40 UUPA dapat dijelaskan sebagai berikut :  jangka waktu berakhir  tidak memenuhi syarat  dicabut untuk kepentingan umum  Ditelantarkan  tanahnya musnah  ketentuan dalam Pasal 36 ayat (2)
  • 32. c. Hak Guna Usaha Menurut pasal 28 ayat (1) UUPA, HGU adl hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara, dlm jangka waktu sebagaimana tsb dlm Psl 29  Luas HGU Utk Perseorangan min.5 ha dan max. 25 ha Utk Badan Hukum min. 5 ha dan max. ditetapkan oleh Ka. BPN (Psl 28 ayat(2) UUPA jo Psl 5 PP No. 40 Th.1996)  Subjek HGU Menurut Psl 30 UUPA jo Psl 2 PP No. 40 Th. 1996, yang mempunyai subjek hukum HGU adl : a. WNI b. Badan Hukum yang didirikan di Indonesia dan berdiri dengan hukum Indonesia
  • 33.  Hapusnya HGU Berdasarkan Psl 34 UUPA HGU hapus, karena : a.Jangka waktunya berakhir b.Dihentikan sebelum jangka waktu berakhir karena ada beberapa syarat tidak dipenuhi c.Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhr d.Dicanut untuk kepentingan umum e.Ditelantarkan f. Tanahnya musnah g.Ketentuan dalam Pasal 30 ayat (2)
  • 34. B. PENCABUTAN HAK ATAS TANAH Dalam Pasal 1 UU No. 20 Tahun 1961 dinyatakan bahwa : “Untuk kepentingan umum termasuk kepentingan bangsa dan negar serta kepentingan bersama rakyat, demikian pula kepentingan pembangunan, maka Presiden dalam keadaan yang memaksa setelah mendengar Menteri Agraria, Menteri Kehakiman dan menteri yang bersangkutan dapat mencabut hak-hak atas tanah dan benda-benda yang ada diatasnya” Jadi, Pencabutan Hak Atas Tanah suatu alat untuk mengambil alih hak atas tanah WN demi kepentingan umum