MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Proposal Penelitian "Kemampuan Membaca Tabel dan Diagram" Bab iii
1. 27
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dikatakan penelitian
kuantitatif karena mengacu pada pendapat Arikunto (2006:10) yang mengatakan
bahwa dalam penulisan kuantitatif, apabila dalam mengumpulkan dan
menafsirkan data penelitian menggunakan data statistik. Metode deskriptif
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah di awal yang dihadapi dan
mengumpulkan data-data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis
secara sistematis, faktual dan akurat mengenal fakta-fakta dan sifat populasi
tertentu dan digambarkan secara detail.
Nana Sudjana (2009:52), menyebutkan bahwa metode penelitian deskriptif
digunakan apabila penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
peristiwa dan kejadian yang ada pada masa sekarang. Termasuk dalam metode ini
adalah studi kasus, survei, studi perkembangan dan korelasi. Dengan demikian
penelitian ini mendeskripsikan, mengungkapkan dan menafsirkan data penelitian
yang berhubungan dengan kemampuan membaca tabel dan diagram siswa kelas
VII SMP N 2 Kec. Harau.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Penulis
menentukan bahwa populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian
adalah siswa kelas VII SMP N 2 Harau. Berdasarkan data statistik tahun pelajaran
2. 28
28
2013-2014 siswa kelas VII SMP N 2 Harau yang terdiri dari empat kelas yaitu
kelas VII.A berjumlah 24 orang siswa, VII.B berjumlah 24 orang siswa, kelas
VII.C berjumlah 24 orang siswa dan kelas VII.D berjumlah 24 orang siswa
dengan total siswa kelas VII yaitu sebanyak 96 orang siswa.
2. Sampel
Suharsimi Arikunto (2006:134), menyebutkan apabila subjek penelitian
kurang dari 100 lebih baik diambil semuanya untuk dijadikan sebagai sampel
penelitian. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat kita ambil sampel penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Harau yang berjumlah 96 orang.
Perhatikan tabel 1!
Tabel 1
Penentuan Sampel
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118), variabel adalah objek penelitian
atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan pendapat
Suharsimi maka Variabel penelitian ini yaitu kemampuan membaca tabel dan
Nomor Kelas/lokal Populasi Sampel
1 2 3 4
1 VII. A 24 24
2 VII. B 24 24
3 VII. C 24 24
4 VII. D 24 24
Jumlah 96 96
3. 29
29
diagram siswa kelas VII. Variabel diperoleh dengan cara memberikan tes kepada
siswa.
2. Intrumen penelitian
Menurut Nana Sudjana (2009:54), Instrumen adalah alat untuk memper-
oleh data menggunakan suatu metode sesuai dengan jenis data yang diinginkan.
Intrumen yang lazim digunakan adalah kuisioner, observasi, dan tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keteramilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam menggunakan
metode tes, peneliti menggunakan intrumen berupa soal-soal. Soal terdiri dari
banyak butir tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variabel. Ini
mengisaratkan bahwa tes merupakan sesuatu yang sistematis. Satu soal tes adalah
perwakilan dari variabel yang berguna untuk pengumpulan data karena setiap item
soal tes adalah sumber informasi yang menggambarkan kemampuan tentang apa
yang menjadi variabel penelitian (Arikunto, 2006:150).
Menurut Abdurrahman dan Elya Ratna (2003:37), dalam kaitanya dengan
pembelajaran bahasa tes adalah suatu cara, teknik atau alat yang berupa tugas
untuk mengukur pengetahuan bahasa (konpetensi bahasa), keterampilan berbahasa
(peformansi bahasa), dan sikap siswa dalam berbahasa. Tes berupa tugas yang
terdiri atas pertanyaan dan latihan, diberikan secara individu atau kelompok dan
menghendaki respon dari siwa yang dievaluasi.
Tes dapat kita simpulkan sebagai suatu sarana untuk mengukur sesuatu
dilakukan dengan sistematis sebagai alat untuk mengetahui tingkat kemampuan
terhadap objek yang menjadi variabel penelitian. Tes yang diberikan merupakan
4. 30
30
bahan-bahan pelajaran yaitu materi yang tertera dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
Berdasarkan uraian di atas maka instrumen penelitian yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah tes yang berupa tes objektif pilihan ganda. Ini
mengacu pada pendapat Abdurrahman dan Elya Ratna (2003:49) yang
mengklasifikasikan tes menjadi dua jenis yaitu tes verbal dan non verbal. Tes
verbal meliputi tes lisan dan tertulis yaitu meliputi tes objektif dan subjektif. Tes
objektiv terbagi atas lima yaitu: a) pilihan ganda; melengkapi pilihan, membaca
tabel/piagam/gambar, arasiasi pilihan ganda, hubungan antar hal dan analisis
kasus, b) betul-salah, c) menjodohkan, d) isian dan e) jawaban singkat. Tes
subjektif terbagi menjadi tes bebas dan terbatas.
Sebelum tes objektif ini dijadikan instrumen penelitian terlebih dahulu
diuji coba kepada siswa yang tidak termasuk ke dalam sampel penelitian yaitu
siswa kelas VII SMP N 1 Kec. Harau, Kab. 50 kota. Hal ini bertujuan agar soal
tes memang layak untuk dijadikan sebagai intrumen penelitian. Tes dapat
dikatakan sebagai alat evaluasi yang baik bila memenuhi persyaratan berikut,
yaitu: (1) kesahihan, (2) kepercayaan, (3) kebergunaan, (4) kelayakan dan (5)
ketertafsiran (Abdurrahman dan Elya Ratna, 2003:37).
Materi tes objektif yang dijadikan untuk tes uji coba adalah materi yang
diambil dari buku pelajaran bahasa Indonesia, serta ditambah dengan buku
penunjang lainnya. Pada bentuk ini, siswa hanya memilih jawaban yang sudah
tersedia sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Soal tes uji coba ini
berjumlah sebnyak 50 butir soal dengan kisi-kisi soal sebagai berikut:
5. 31
31
Tabel 2
Kisi-kisi uji coba intrumen penelitian
Nomor Pokok
Pembahasan
Nomor Soal Jumlah
Soal
1 2 3 4
1
2
3
4
Tabel
Diagram Balok
Diagram Garis
Diagram Lingkaran
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.
21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30.
31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40.
41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50.
20
10
10
10
Untuk mengukur kelayakan soal ini digunakan dua cara yaitu dengan
menentukan tigkat kesukaran dan daya pembeda:
1. Tingkat kesukaran
Menurut Abdurrahman dan Elya (2003:228), soal yang baik adalah soal
yang memiliki tingkat kesukaran cukup baik. Suatu soal dikatakan layak jika
pemilihnya minimal berjumlah 73% atau memiliki tingkat kesukaran 0,15-0,85.
Soal yang tergolong cukup mudah apabila pemilihnya antara 28%-72%. Sedang
soal yang sukar kalau pemilihnya maksimal 27% . Tingkat kesukaran soal objectif
dapat ditentukan dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
IF : tingkat kesukaran soal FH : Frekuensi tinggi
FL : Frekuensi rendah N : Keseluruhan sampel
IF =
𝑭𝑯+𝑭𝑳
𝑵
6. 32
32
2. Daya pembeda
Daya pembeda soal dapat dihitung dengan membandingkan selisih
proporsi frekuensi tinggi atau kelompok atas dengan kelompok bawah. Daya
pembeda dapat ditentukan dengan menggunakan rumus, (Abdurrahman dan Elya
Ratna, 2003:233):
Keterangan:
ID : Indeks daya pisah FT : Frekuensi tinggi
FR : Frekuensi rendah n :
1
2
sampel
Selanjutnya, menurut Abdurrahman dan Elya Ratna (2003:234), butir soal
yang dianggap baik atau layak pakai bila tingkat kesukarannya (IF) dan daya
pembedanya (ID) memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Soal yang layak
pakai adalah soal dengan ID = > 0,25 dan dengan IF = 73% atau atau memiliki
tingkat kesukaran 0,15-0,85.
D. Teknik Analisis Data
Tahap pengolah data dilakukan dengan cara mengumpulkan data
menggunakan tes. Setelah itu data terkumpul maka dilakukan pengolahan data
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberi skor
Skor dalam tes ini penulis tentukan yaitu: skor 1 untuk jawaban benar dan
0 untuk jawaban salah.
2. Penilaian
Penentuan nilai ini menggunakan patokan dengan perhitungan persentase
maksudnya seorang siswa dinyatakan berhasil atau lulus dalam suatu tes apabila
ID =
𝑭𝑯−𝑭𝑳
𝒏
7. 33
33
ia dapat menjawab dengan benar sekian persen butir soal yang diajukan
(Abdurahman dan Elya Ratna, 2003:263). Penghitungan nilai berdasarkan
persentase dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
N =
𝑆𝑀
𝑆𝐼
X S Max (100)
Keterangan:
N : Tingkat penguasaan SI : Skor yang akan dicapai
SM : Skor yang diperoleh S Max : Skala yang digunakan
3. Mengklasifikasikan nilai berdasarkan tingkat penguasaan
Untuk mengklasifikasian nilai membaca tabel siswa ini dipakai skala 10
Tabel 3
Menentukan patokan dengan penghitungan persentase untuk skala 10
Tingkat penguasaan Nilai Ubahan 10 Kualifikasi
1 2 3
96-100% 10 Sempurna
86-95% 9 Baik sekali
76-85% 8 Baik
66-75% 7 Lebih dari cukup
56-65% 6 Cukup
46-55% 5 Hampir cukup
36-45% 4 Kurang
26-35% 3 Kurang sekali
16-25% 2 Buruk
0-15% 1 Buruk sekali
(Abdurahman dan Elia Ratna, 2003:265)
8. 34
34
4. Menentukan rata-rata
Rata-rata dapat ditentukan dengan dua cara yaitu data tunggal dan data
ganda. Dalam hal ini peneliti menggunakan cara data tunggal sesuai dengan data
penelitian yang penulis lakukan. Menurut Abdurrahman dan Elia Ratna
(2003:270), rumus yang digunakan yaitu:
Keterangan :
M : Rata-rata ∑ 𝐹𝑋 : Jumlah skor
N : Jumlah sampel
M =
∑ 𝑭𝑿
𝑵