Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antarpribadi dan teori-teori yang terkait, yaitu: 1) Teori Johari Window yang menjelaskan tentang bagian diri seseorang yang diketahui dan tidak diketahui oleh dirinya sendiri dan orang lain; 2) Atribusi yang berkaitan dengan proses menyimpulkan karakteristik seseorang berdasarkan perilakunya; 3) Penetrasi sosial yang menjelaskan tentang perkembangan hubungan dari
5. Dia pasti punya kakek
dan nenek, paman dan
bibi serta saudara dan
saudari.
Hubungan kekeluargaan itu dapat diperluas ke lingkungan di
luar kerabat keluarga, misal hubungan dengan lingkungan
tetangga, sekolah dan organisasi sosial.
6. Ditinjau dari ilmu
komunikasi:
• Hubungan tersebut termasuk ke
dalam komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication),
• Sebab berlangsung antara dua
orang secara dialogis.
8. Kata Johari berasal dari dua
nama penemu teori ini, yakni:
Joseph Luft dan Harry Ingham
Teori JOHARI WINDOW (JW) merupakan mengungkapkan
tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran mengenai diri
kita yang digambarkan sebagai segi empat dengan garis
tengah yang membelah jendela menjadi dua bagian.
9. Tujuan Dasar JW
1. Membantu anggota tim memahami nilai dari pengungkapan diri
2. Mendorong orang untuk memberi dan menerima umpan balik.
3. Membangun hubungan yang lebih-saling percaya dengan satu sama lain
4. Memecahkan masalah dan bekerja lebih efektif sebagai sebuah tim.
10. Giant
Template
Lorem ipsum dolor sit amet, animal conceptam te
his, legimus inimicus dissentiet at sed, cum an
idque possit percipitur. Reque accusamus has cu.
Eam ex eros utinam, ut alii saepe dignissim usu.
Lorem ipsum dolor sit amet, animal
11. Gagasan Kunci
1. Bahwa individu dapat membangun
kepercayaan dengan orang lain
dengan mengungkapkan informasi
tentang diri mereka sendiri.
2. Bahwa mereka dapat belajar
tentang diri sendiri dan datang
untuk berdamai dengan masalah
pribadi dengan bantuan umpan
balik dari orang lain.
12. Ide Dasar
1. Bagian atas menunjukkan
bagian diri kita yang
diketahui oleh orang lain
disebut public self
2. Sedangkan untuk bagian
bawah menggambarkan
aspek diri kita yang tidak
diketahui oleh orang lain
disebut sebagai private self.
13. Keterangan:
1. Bila jendela dibelah ke bawah, sebelah
kiri adalah aspek diri yang kita ketahui,
dan sebelah kanan adalah aspek yang
tidak diketahui.
2. Tiap kamar dimasukkan konsep-konsep
terbuka (open), buta (blind),
tersembunyi (hidden), dan tidak
dikenal (unknown).
3. Empat jendela tersebut adalah:
14.
15. JENDELA 01
Daerah Terbuka (Open Area)
Meliputi informasi komunikasi interpersonal yang
dimengerti oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain.
Kotak ini sering juga disebut sebagai the open self (diri
yang terbuka), dimana seluruh informasi, perilaku,
sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan pikiran-pikiran
diketahui oleh diri sendiri maupun orang lain.
Untuk menunjukkan komunikasi yang efektif maka hal
yang harus dilakukan adalah memperbanyak ruang
terbuka pada dirinya.
16. JENDELA 02
Daerah Buta (Blind Area)
Meliputi informasi yang tidak dimengerti oleh diri
sendiri tetapi dipahami oleh orang lain. Kotak ini sering
disebut sebagai titik buta (blindspot).
Artinya bahwa seseorang hampir apa yang dimilikinya
diketahui oleh orang lain tetapi justru dirinya tidak
mengetahuinya.
Komunikasi interpersonal biaanya mengalami
kegagalan karena tidak memahami tentang dirinya
sendiri.
17. JENDELA 03
Daerah Tersembunyi
(Hidden Area)
Meliputi informasi yang hanya dimengerti oleh dirinya
sendiri tanpa orang lain mengetahuinya. Kotak ini
merupakan daerah yang dilindungi, dimana dalam
batas-batas tertentu setiap orang melakukannya agar
dapat mempertahankan dirinya.
Dalam kotak ini ia tidak hanya mengetahui dirinya
sendiri tetapi juga mengetahui tentang orang lain hanya
saja orang lain tidak mengetahui mengenai dirinya.
18. JENDELA 04
Daerah Tak Dikenal
(Unkonwn Area)
Meliputi informasi yang tidak diketahui oleh dirinya
sendiri maupun oleh orang lain.
Kotak ini memberi petunjuk adanya suatu potensi yang
tersembunyi.
Di kotak ini terdapat kepercayaan bahwa mungkin saja
yang terjadi adalah kehendak dari tuhan.
22. Atribusi merupakan masalah yang
cukup populer pada dasawarsa
terakhir di kalangan psikologi sosial,
dan agak menggeser fokus
pembentukan dan perubahan sikap.
Secara garis besar ada dua macam
atribusi, yakni atribusi kausalitas dan
atribusi kejujuran.
Atribusi boleh juga ditujukan pada
diri sendiri (self attribution), tetapi di
sini kita hanya membicarakan
atribusi pada orang lain.
Atribusi adalah proses
menyimpulkan motif, maksud,
dan karakteristik orang lain
dengan melihat pada perilaku
yang tampak (baron dan byrne,
1979 : 56).
Giant Template
23. Keterangan
Aatribusi kausalitas—Heider memperkenalkan konsep "causal
attribution" - proses penjelasan tentang penyebab suatu perilaku.
• Mengapa tono pindah ke kota lain ?, mengapa ari keluar dari sekolah ?
Kita bisa menjelaskan perilaku sosial dari Tono dan ari jika kita
mengetahui penyebabnya.
• Dalam kehidupan sehari-hari, kita bedakan dua jenis penyebab, yaitu
internal dan eksternal.
Penyebab internal (internal causality) merupakan atribut yang melekat
pada sifat dan kualitas pribadi atau personal, dan penyebab eksternal
(external causality) terdapat dalam lingkungan atau situasi.
Aatribusi kejujuran—merupakan proses untuk
menyimpulkan bahwa persona stimuli jujur atau
munafik.
• Menurut baron dan byrne, kita akan memperhatikan dua
hal untuk dapat menyimpulkan, yakni sejauh mana
pernyataan orang itu menyimpang dari pendapat yang
populer dan diterima orang dan sejauh mana orang itu
memperoleh keuntungan dari kita dengan pernyataan itu.
25. Ilustrasi—fiktif: berdasarkan
inspirasi terhadap kasus
rumah tangga artis/musisi
yang rumah tangganya
sedang gonjang-ganjing.
Karena hanya merupakan inspirasi, gambaran tentang
karakter pribadi, dan latar belakang sosial baik suami (inisial
D) dan istri (inisial M) hanyalah merupakan rekaan.
Teori Penetrasi Sosial
Irwin Altman Dalmas Taylor
26. Ketika baru berkenalan, D dan M merasakan ada satu atmosfer yang
membuat mereka merasa dapat menjadi akrab, yaitu sama-sama
memiliki bakat musik dan dorongan keinginan untuk bermusik yang
besar.
Sekalipun situasi mereka sangat bertolak belakang, D memang sudah
memutuskan untuk hidup dari bermusik sehingga tidak meneruskan
pendidikannya lagi selepas SMA dan merupakan poduk keluarga
broken home.
Sementara M berasal dari keluarga intelektual yang harmonis dan
berada, selain berbakat besar dibidang musik yang ditandai dengan
gelar terbaik yang diperolehnya dari beberapa festival juga tetap
meneruskan pendidikannya karena juga memilkiki otak brilian.
M merasa musik dan pendidikan sama pentingnya, namun tidak
demikian bagi keluarganya, pendidikan harus didahulukan.
Perkenalan dengan D membuat M merasa “diakui” kemampuan
bermusiknya, sehingga memutuskan tidak perlu mengungkapkan apa
yang menjadi tradisi keluarganya, agar dia bisa lebih akrab dengan D.
a. Tahap Berkenalan
27. Perkenalan menjadi akrab saat mereka berdua pindah dari kota
asalnya ke Jakarta, di mana D memulai karirnya sebagai musisi, M
melanjutkan pendidikan.
Keakraban ini berlanjut pada hubungan percintaan. Tradisi
kehidupan kota besar mempengaruhi proses self disclosure atau
aktifitas mengungkapkan informasi diri kedua belah pihak.
Mereka lebih membuka diri menyangkut pada kedalaman
hubungan kedua belah pihak, yaitu sama-sama mencintai dunia
musik, namun tanpa di imbangi dengan luasnya hubungan kedua
pihak.
b. Keakraban/Intimitas
28. Hubungan percintaan kedua musisi ini berlanjut pada perkawinan.
Pada tahap ini proses hubungan mulai berlanjut ke tahap dimana ada perhitungan
rewards dan cost kedua belah pihak, termasuk Comparison Level (CL) dan
Comparison Level of Alternatives (CLAlt).
Pada poses perkawinan ini mereka saling berusaha menciptakan kedekatan
hubungan dengan mempertimbangkan apa yang akan didapat dan apa yang harus
dibayar. Apalagi kemudian lahir anak-anak buah perkawinan mereka.
Trauma broken home dan latar belakang pendidikan yang kurang memadai,
membuat D memposisikan dirinya, sebagai suami sebagaimana yang ada dalam
gambarannya sendiri, sementara sang istri M yang sebenarnya sangat memahami
bagaimana menciptakan harmonisasi keluarga dari pengalaman juga wawasannya,
memilih tidak perlu mengungkapkan pendapatnya demi keutuhan rumah tangga.
Dalam suatu hal yang juga merupakan dunia yang mereka cintai, yaitu bermusik,
mereka sangat cocok. Ada fase komunikasi pasca perkawinan ini cenderung
bersifat semu atau palsu, mereka saling menyembunyikan dan selalu berusaha
untuk mengalah agar terjalin satu kesamaan.
Namun pada suatu momen, saat karir sang istri (M) mulai menyamai populitas sang
suami (D), penajaman prinsip tentang fungsi suami dan fungsi istri mulai dijadikan
permasalahan. D menganggap M melalaikan fungsinya sebagai istri (menurut
prinsip aturannya sendiri) karena bermusik, sehingga adalah wajar sebagai suami, ia
menghendaki karir bermusik M harus dikurangi.
c. Perkawinan
29. Proses Depenetrasi terjadi, di mana hubungan kedua belah pihak mulai memudar. Fase
ini terjadi krisis komunikasi dalam perkawinan dimana tampak kualitas komunikasinya
tidak tercipta komunikasi yang efektif hingga tidak terjalin keterbukaan dan cenderung
bersifat kursif.
Isi Pesan dari pasangan tersebut dalam proses penyampaian pesannya yang
menyangkut persoalan prinsip bersama untuk rumah tangga mereka tidak dapat
terjalin.
Masing-masing tidak memahami pentingnya untuk mengekplorasi semua unsur-unsur
komunikasi. Intensitas, bertatap muka diantara suami-istri relatif kurang. Waktu,
mereka bertemu untuk berkomunikasi sangat terbatas.
Keduanya cenderung saling menghindar. Terbukti karena dalam pernyataan terpisah,
keduanya mengatakan sudah melakukan “cooling down”, tetapi pasangan tidak
menggubris.
Ketika waktu bertemu menggunakan media pun mereka tidak memposisikan
“mediator” tersebut sebagaiman fungsi seharusnya, saling memenangkan
argumentasi.
Mereka juga memanfaatkan media telpon, atau anak-anak sebagai penyambung pesan.
Krisis ini dapat berlanjut pada fase puncak konflik dalam hubungan perkawinan.
Pada akhirnya komunikasi tidak bisa memberikan kebaikan lagi dan datangnya
penengah tidak dapat membawa perdamaian sementara konflik semakin meruncing
dikarenakan wujud kesabaran yang sudah habis maka terjadi perceraian.
Berbagai faktor ini membuktikan bahwa komunikasi keluarga ikut mempengaruhi
terjadinya perceraian.
d. Perceraian
30. Dalam Teori Penetrasi Sosial, Altman dan Taylor mengemukakan inti teori ini dalam
hubungan antar pribadi selalu ada penyusupan sosial.
Ketika anda baru berkenalan dengan seseorang anda mulai dengan suatu suasana
yang tidak akrab, namun setelah proses hubungan terus berlanjut maka situasi
hubungan mulai berubah menjadi lebih akrab.
Akibatnya setiap orang menghitung keuntungan dan kerugiaan yang bisa diterima
akibat hubungan tersebut. Kesimpulannya hubungan antarpribadi selalu melalui
suatu proses yang berubah terus menerus.
Kritik Em Griffin terhadap teori ini bersifat terlalu umum. Menurut Griffin, ada
kekuatan asosiasi visual dalam cara berpikir manusia. Kecenderungan manusia
untuk berpikir secara visual berkaitan dengan bagaimana kita menangkap pesan-
pesan yang sifatnya antar pribadi.
Teori ini menganggap bahwa dalam hubungan komunikasi antar pribadi tidak dapat
diprediksikan dan selalu melibatkan lebih dari sekedar aksi yang dilakukan
komunikator.
Diperlukan lebih banyak konsentrasi atau keahlian untuk mengolah pesan atau
memahami makna. Dan pada satu sisi dalam hubungan antar pribadi terjadi sebuah
transaksi kompleks dimana overlapping messages pada saat bersamaan saling
memberi pengaruh dan dipengaruhi oleh orang lain dan banyak faktor-faktor
lainnya
e. Penyusupan Sosial
32. Kausalitas dan keaslian
hubungan antarpribadi dapat
diramalkan melalui
pengetahuan dan keadaan
pribadi komunikan.
Artinya, dengan mengetahui
pribadi komunikan dan
perkembangan antarpribadi
yang dia lakukan, maka kita
dapat mengetahui apakah
hubungan yang sedang dia
lakukan itu asli atau semu.
Dalam teori perbandingan
terhadap proses
35. Setiap individu secara sukarela memasuki
dan tinggal dalam hubungan sosial hanya
selama hubungan tersebut cukup
memuaskan ditinjau dari segi ganjaran,
biaya, laba, dan tingkat perbandingan.
Ganjaran : Setiap akibat yang dinilai
positif yang diperoleh seseorang
dari suatu hubungan. Ganjaran
berupa uang, penerimaan sosial,
atau dukungan terhadap nilai yang
dipegangnya.
36. Biaya: Akibat negatif yang terjadi dalam
suatu hubungan; berupa waktu, usaha,
konflik, kecemasan, dan keruntuhan
harga diri.
Seperti ganjaran,, biaya pun berubah-
ubah sesuai dengan waktu dan orang
yang terlibat didalamnya.
Hasil atau laba = Ganjaran diku-
Rangi biaya.
Bila seorang Individu merasa Dalam
suatu hubungan antarpribadi dirinya
tidak memperoleh laba sama sekali...
Ia akan mencari hubungan lain yang
mendatangkan laba.
37. Tingkat perbandingan: ukuran baku yang dipakai sebagai
kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu
sekarang.
Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa
lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya.